This is me....

Senin, Juli 08, 2013

Doctor's Heart, Part 3: This is our new doctor..but she is so childish!

Shiori ikut saja kemana Minho akan mengantarnya. Mereka berjalan menelusuri lorong rumah sakit.
”Akan kemana dulu kita pergi, Lee sensei?”, tanya Shiori pada Minho.
Minho diam sejenak, lalu, ”kesemua tempat.. mulai dari NICU sampai kamar mayat.. sekalian kamu berkenalan dengan mayat-mayat disini”, balasnya dengan nada cuek dan tetap berjalan, sama sekali tidak menoleh, bahkan menatap wajah dokter perempuan itu. Minho aslinya memang tipikal malas berbicara banyak, apalagi dengan perempuan.
Shiori cemberut saja dengan jawaban Minho. Dia menggerutu pelan,”hidoii...  (kejam)”
Minho mendengar itu, dia tetap cuek saja.


”kenapa kamu takut dengan kamar mayat?,” tanya Minho, santai.
Shiori langsung memandang wajah Minho dengan heran dan tatapan mata aneh.
”Ih..aku sama sekali tidak takut... hanya..aku malas.. ”, kilahnya pada cowok itu.
Minho sebenarnya mau tertawa dengan tingkah dokter cewek disampingnya itu. Belum pernah dia temukan sesama rekan yang kesannya manja.
”jangan-jangan.. dia ini anak orang kaya... bisa menyebalkan berteman dengan anak manja,” gerutu Minho dalam hatinya.
”bukannya dulu ada mata kuliah forensik ya?? Apa kamu enggak belajar?? Kan harus berani membedah mayat,” kata Minho, santai.
Shiori memang kesal kalau dia harus berurusan dengan mayat, entah,”okay, memang ada pelajarannya... tapi untuk saat ini... jangan ke kamar mayat dulu deh”
Minho malah senyum tipis, dia menebak kalau cewek ini memang manja.

Mereka lalu masuk ke ruang besar NICU..di depan sana sudah ada dua orang perawat, menyambut mereka.
“perkenalkan.. ishida-san.. iino-san.. ini Fujita-sensei”, kata Minho, memperkenalkan Shiori pada kedua perawat yang sudah rutin menjaga ruang teserbut.
Shiori menunduk menghormat dan tersenyum pada keduanya, “Fujita Shiori desu..hajimemashite yoroshiku onegaishimasu”
Ishida dan Iino dengan ramah menyapa juga pada cewek itu,“hai.. yoroshiku onegaishimasu, Fujita-sensei”
”nanti Fujita-sensei akan di bagian IGD... membantu Fujiwara sensei”, kata Minho
”kenapa tidak fujiwara sensei yang perkenalkan pada kita?”, tanya Ishida pada Minho, dengan polosnya.
Minho agak tengsin ketika perawat itu mengatakan hal yang jujur, ”ah..lupa..kami tadi habis bertemu Kamui-sensei jadi tadi sekalian ke sini”, dia sengaja mengalihkan pembicaraan itu.
Iino, perawat yang satu lagi mengangguk dan senyum pada mereka berdua.
sou desu ne.. jadi Fujita-sensei... Lee sensei.. mari jalan kesini, silahkan”. Iino dan Ishida mempersilahkan mereka berdua memakai baju khusus untuk masuk ruangan.

”Fujita-sensei ini cantik ya.. ”, sapa ramah Ishida pada Shiori.
Shiori senyum saja dan mengangguk. Dia berterima kasih atas keramahtamakan kedua perawat itu padanya. Lalu dia bercerita kalau dia adalah dokter latihan disini, jadi harus banyak tahu tentang setiap divisi, agak ketika nanti membantu, tidak akan ada masalah berarti.
Minho dengan santai malah jadi ikutan nyeletuk dalam bahasa inggris,dengan mimik yang seolah tanpa dosa,”yup.. she’s pretty.. but she’s too childish”, dengan suara pelan.
Shiori menoleh padanya, dengan ekspresi yang tidak suka.
”cowok ini terlalu kaku dan menyebalkan kepribadiannya,” keluhnya dalam hati.
Ishida dan Iino kurang faham dengan bahasa inggris jadi mereka hanya senyum senyum saja.

Mereka sampai di dalam ruangan. Banyak sekali anak bayi yang sedang dirawat hari itu.
”bisa kasih kami laporan sore ini soal NICU?”, pinta Minho pada kedua perawat itu.
Ishida menghampiri meja jaganya dan memberikan beberapa laporan kepada Minho.
”sepertinya hari ini bayi-bayi semua sehat.. tidak ada satupun yang sedang dirawat berpenyakit berbahaya.. dan tidak ada laporan juga untuk Kamui-sensei dengan bagian ini. Ada juga bayi yang mengalami ventracular septal defect...sisanya jaundice”, ujar Ishida.
”oh.. itu bagiannya Tanaka-sensei dan rekan-rekan sejawatnya..”, balas Minho
Ishida dan Iino hanya menunduk hormat pada mereka.

Minho lalu berkeliling melihat para bayi yang kebanyakan tertidur itu.
”whoaaahhh... bayi-bayinya lucuuuuu..”, Shiori spontan senang, sangat tidak tahan melihat banyak bayi.
”awas mereka bangun.. nanti kamu yang aku marahi”, ujar Minho, santai. Dia mengetuk-ketuk kaca seorang bayi yang terbangun, mencoba bercanda padanya.
Shiori meledek dan menekuk wajahnya ke Minho, ”Sensei pikir aku tidak tahu.. kalau tiap inkubator kedap suara ya?? Dasar sensei egoist”
Minho berubah air mukanya..tapi Shiori sama sekali gak menyadari, kalau Minho termasuk cowok sensitive perasannya. Dia mulai tersinggung.

Shiori sibuk keliling-keliling tiap inkubator ..dia bergumam-gumam berbicara dengan para bayi walaupun mereka rata-rata sedang tidur, Ishida dan Iino mengawasi dari belakang.
”wah.. kalau begini caranya.. lebih baik aku ke bagian NICU saja ya.. enak lagi.. gak bertemu dengan sensei yang kurang ramah”, sindir Shiori lagi pada Minho.
Minho jadi sensitive, tahu-tahu dia sudah di belakang cewek itu,”coba saja kalau bisa..”,
”so..Fujita-sensei.. menurut mu.. bagaimana dengan kasus bayi jaundice yang sekarang ada tepat di depan mu?”

Shiori menjawab awalnya dengan sedikit ragu, namun...
”uhmmm..kalau dilihat dari umurnya, dia kemungkinan baru berusia kurang dari 2 minggu.. mungkin baru kurang dari 7hari? Apa sudah di cek kadar bilirubinnya? Jika tidak tinggi, dengan yang dilihat kulitnya tidak terlalu kuning, fototerapi tampaknya cukup”
Minho berdiri tepat di samping box bayi itu,” kamu pikir begitu? Bagaimana jika analisa mu salah?”
Senpai (senior) mengujiku??”, senyum Shiori yang terkesan menyindir Minho.
”sekali-sekali boleh dong??”, balas Minho, cuek tidak memperhatikan Shiori, tapi memperhatikan bayi itu
”ishida-san..boleh saya lihat data bayi ini dan ibunya?”, pinta Shiori.

Minho masih cuek, dia masih sibuk senyum senyum sama bayi itu.
Shiori malah meledeknya, sambil melihat Ishida mengambil kartu dan melihat kondisi kulit bayi yang sedang di inkubator dengan mattress fototerapi., ”waahh..ternyata senpai suka juga sama bayi ya?? Kebapakan sekali”

Dibilang seperti itu, Minho jadi terkesan malu.. lantas dia memanggil Iino, mengalihkan pembicaraan.
”ah.. Iino-san.. bisa tolong saya lihat bayi yang lain?? Apa ayumi-sensei sudah control semua bayi ini??”
Iino menghampiri, menunduk hormat dan tersenyum.
“sudah, sensei.. Ayumi-sensei setiap hari control tadi jam 3 sore”
Minho beranjak ingin pergi dari bayi itu.. ishida membawa data sang bayi dan ibunya pada Shiori.

Shiori berbicara pelan, setengah berbisik dengan cueknya pada Minho.
”sst..senpaiii..urusan mu dengan ku belum selesai,hehehehe”
Minho menoleh saja,”apa?”, padahal dia tahu, tadi dia menantang dokter cewek itu untuk menjelaskan.
Shiori menunjuk pada kertas biru muda, catatan si bayi.
”ini... katanya mau menguji ku?hehehe”
Minho dengan santainya hanya menjawab,”ya sudah..silahkan”

”Baiklah, Lee-sensei..di catatan data ini bisa dilihat bahwa Ryo-chan memiliki golongan darah yang berbeda dengan sang ibu, terutama di rhesusnya.. lihat.. rhesus ibunya positif, kebanyakan dari rhesus asia adalah positif, tetapi karena ayah Ryo chan adalah caucasian, maka kemungkinan dia menerima rhesus negatif bisa terjadi sekitar 85% dan itu yang menyebabkan sang ibu membuat antibodi yang berbeda dengan bayi sewaktu dia dalam kandungan dan akhirnya mempengaruhi liver untuk memproduksi bilirubin. Angka bilirubinnya lebih dari 86 Umol/L.. bahkan ini sekitar 450 lebih Umol/L, maka secara klinis, Ryo-chan mengalami hiperbilirubinemia,  yang ditakutkan adalah efek sampingnya yang bisa memperngaruhi kerusakan pada otaknya. Yang seperti ini tidak hanya cukup dengan mattress fototerapi, tetapi harus ada perlakuan khusus. Ryo-chan tetap harus bersama ibu nya di RS ini untuk terus diberikan ASI, karena kandungan ASI jelas mampu berperan dalam pembentukan keping darah yang mampu mengurangi kejadian kulit kuning pada bayi. Jika dalam waktu 2x24 jam selama 2-3 kali pemberian fototerapi tidak juga nilainya turun, maka Ryo-chan sebisa mungkin diberikan treatment dengan transfusi immunoglobulin yang kita kenal dengan Intravenus immunoglobulin atau IVIg. Dan kondisi Ryo-chan akan dilihat kembali dalam 72 jam berikutnya”
Minho memperhatikan pemaparan Shiori dengan serius sambil melipat tangannya, sampai dia lupa kalau Shiori sudah selesai bicara.

Shiori mengibaskan kedua telapak tangannya di depan wajah Minho.
”senpaiii.. aku sudah menjelaskan.. apa ada yang salah???”  
Minho agak melamun,”oh.. sorry.. iya.. pemaparan mu tepat”
Shiori malah jadi iseng, bercanda padanya, ”jadi sensei.. boleh gak saya pindah ke bagian ini??”
Minho masih saja judes menjawab,”gak boleh.. kamu junior saya, jadi harus ikut perintah saya dan Kamui-sensei”
Ishida dan Iino malah jadi tersenyum dengan kejadian itu. Minho agak malu karena ternyata juniornya memang manja.
”Fujita-sensei ini.. pintar sekali ya? Hihihi,” puji Iino
Shiori hanya cengengesan dengan perkataan Iino, sementara Minho masih sebal dengan rekannya itu yang memang asli manja.

Minho lal mengelarkan lagi suara tegasnya,”sudah.. kunjungan disini selesai.. ganti ke bagian lain... kami permisi, Ishida-san.. Iino-san..”
”baik.. nah, ishida-san.. iino-san.. terima kasih banyak”, ujar Shiori, sambil dia menunduk.
Ishida dan Iino membalas keramahan mereka.
Minho dan Shiori lanjut ke bagian lagi. Sementara Minho berfikir keras, apa dia akan disusahkan rekan kerjanya ini nanti?? Shiori pun berfikir keras, apa nanti Minho mau membimbingnya untuk proyek penelitian bersama... sedangkan cowok dokter yang satu ini benar-benar tidak banyak bicara dan sedikit judes??


Bersambung....