This is me....

Minggu, Oktober 26, 2014

Aku Isteri Jendral Lee! (Part 1: Apa? Aku Harus Nikah Dengan Cewek Manja Ini??!!?)

Cerita ini cuma iseng saja, jangan dimasukin ke hati.. kalau masih serius juga.. tanggung sendiri deh..

Joseon (Korea sekarang) mengalami masa keemasan di jaman dinasti Joseon di abad ke 14. Layaknya sebuah kerajaan besar, tidak mudah untuk mengatur segala aspek : kebudayaan, pertanian, peternakan, perikanan, pendidikan, termasuk didalamnya militer. Ya, Militer menjadi sangat penting untuk jaga keamanan dan kestabilan sebuah negara. Maka raja pun berbicara dengan para Jendralnya di Istana Gyeongbok sore itu.
Hanyang (Seoul sekarang) .. istana Gyeongbok...
Raja lewat menuju singgasana rapatnya, lalu para jendral, menteri, pencatat administrasi negara, para sepuh kerajaan yang berkumpul langsung menghormat Sang Raja. Lalu mereka duduk setelah mendapat aba-aba duduk dari seorang administrasi negara. Para Jendral duduk disamping kiri raja; sedang para ahli, menteri-menteri dan administrasi negara duduk disebelah kanan Raja. Salah satu Jendral yang baru naik daun adalah Lee Minho, Jendral muda, dia putera dari Lee Dae Woo, seorang jendral yang sudah pensiun tetapi menjadi seorang gubernur di daerah Namyang (Pyongyang).
”Ulah para perompak dari jepang sudah sangat melelahkan. Gubernur daerah Jeju mengirimkan utusan kalau mereka sudah beberapa kali merampok kapal-kapal pembawa barang berharga dari Korea, Han (China), Shogun Ashikaga dan juga kapal kerajaan lain,” kata Raja Jeong Seok membuka pembicaraan rapat. Yang lain mendengarkan dengan seksama. Para Jendral semua duduk tegak dengan pakaian kebesaran mereka. Minho terlihat gagah karena dia baru dan paling muda, plus badannya paling tinggi diantara Jendral senior lainnya.

Raja lalu menjelaskan, kalau dia juga akan menugaskan beberapa Jendral muda untuk membantunya dalam misi keamanan wilayah Jeju do.
Seorang pencatat administrasi dan titah Raja lalu mengumumkan.
”Dengan ini, Raja Joseon Yang Agung dan Mulia menitahkan kepada Jendral Minho dari keluarga Lee dan Dong Il dari keluarga Park untuk memimpin pemberantasan para perompak jepang dari wilayah Joseon, terutama perairan seputar Jeju do dan bekerja sama dengan Daimyo keshogunan dari kepulauan Tsushima.. Titah ini akan berlangsung sampai pemimpin dan para perompak tersebut mati. Demikian titah Raja..”
Dua orang yang ditunjuk bernama Lee Minho dan Park Dong Il lalu berdiri dari tempat duduknya dan menunduk hormat dalam-dalam di depan Raja mereka. Mereka lalu rapat bagaimana caranya menghalau para perompak tersebut, yang hanya dihadiri Raja, Minho, Dong Il dan pencatat administrasi kerajaan.

”Jendral Park Dong Il aku perintahkan untuk segera memimpin seribu pasukan bersiaga dan berlatih, lalu pergi ke Jeju do dan pastikan sampai disana pada hari ke 15 bulan ini, bertemu dengan gubernur Choe Won Ho untuk segera bersiaga... Aku akan menulis surat kepada Gubernur Choe untuk siasat penyerangan,” kata Raja Jeong
”Baik, Yang Mulia.. segera laksanakan,” Dong Il menunduk hormat.
”Jendral Lee Minho.. Aku menugaskanmu untuk pergi ke kepulauan Tsushima, bernegosiasi dengan Daimyo Sadamori agar dia bisa membantu kita memblokir jalur laut para perompak tersebut dan menjadi tameng pertama kita untuk Jeju do,” kata Raja lagi.
Minho menunduk hormat,”baik, Yang Mulia”
”kali ini para perompak itu sudah sangat meresahkan, dapat kita bayangkan, Jeju do sangat indah dan banyak sekali mutiara dan hasil laut disana.. kalau mereka yang menguasai kepulauan kita..dapat dipastikan keshogunan di Kyouto juga yang akan merugi,” kata Raja Jeong lagi, dengan wajah serius. Raja muda itu memang dikenal tegas dan tanpa main-main terhadap semua rencananya. Dia sangat mempertahankan teritori (wilayahnya) demi kesatuan kerajaan dan bangsa Joseon.
”Aku akan menyerahkan sebuah surat kepada Daimyo Sadamori untuk dibaca olehnya dan kamu segera melaksanakan perintah apa yang tertulis dalam surat itu ketika selesai dibacakan olehnya,” lanjutnya lagi
Minho menunduk hormat lagi,”baik, Yang Mulia.”
”Aku akan meminta Choe Jin Hyuk sebagai pembantu menterjemahkan dari bahasa mereka ke Korea,” lanjut Raja lagi.
Minho menunduk hormat, menyanggupi titah raja padanya.

Minho duduk di depan teras rumah tugasnya yang hanya berisi dia dan beberapa pengawalnya. Dia melamun melihat bulan sudah purnama lagi. Dia asik menikmati Soju sendirian saja sambil memandang bulan.
”Jendral Lee.. Nona Geum Hee Kyung datang untuk Jendral,” kata salah seorang pengawal. Wanita yang disebut itu adalah pacar Minho.
Geum Hee Kyung senyum manis ketika dia bertemu Minho diteras itu. Mereka masuk ke dalam rumah tugas.
”apa benar kamu akan pergi ke Jeju do, kemudian ke Tsushima??,” kata Hee Kyung, memeluk Minho yang berbaring disampingnya
Minho menjadikan satu tangannya sebagai bantal, menjawab pertanyaan Hee Kyung tanpa menoleh,”Ye.. aku harus pergi.. Jeju do dalam keadaan genting.. para perompak dari negeri seberang itu sudah sangat mengkhawatirkan dan Yang Mulia takut Jeju do dikuasai mereka.. Raja Yang Mulia memerintahkan juga Jendral Muda Park untuk pergi, hanya saja.. aku bagian bernegosiasi dengan Daimyo Sadamori di Tsushima,”
”ku harap kamu kembali dengan selamat,” kaya Hee Kyung lagi. Dia mendekatkan kepalanya pada dada Minho.
”doakan aku saja,” balas Minho.
”untuk berapa lama?? Apa kamu juga akan ikut berperang dalam tugas itu??,”
Minho mengangguk,”kemungkinan bisa satu bulan.. seperti itu, Raja Yang Mulia memerintahkan seperti itu padaku.. jadi aku punya tugas lebih banyak dari Jendral Muda Park”
Minho lalu duduk, masih diatas tempat tidur. Hee Kyung ikut duduk disampingnya.
”tidak apa kan.. kalau aku meninggalkanmu sebentar?? Menjadi seorang Jendral tidak mudah,” ujar Minho, mengelus rambut Hee Kyung yang tergerai indah.
Hee Kyung hanya menggeleng dan tersenyum pada Minho.
”Besok.. aku sudah harus pergi,” kata Minho lagi.
”jaga diri,” senyum Hee Kyung. Dia mencium Minho.

Dong Il dan Minho dipertemukan kembali hari itu sebelum berangkat. Minho akan berangkat terlebih dahulu dan bisa memakan waktu sampai 15 hari untuk sampai ke Tsushima dan kembali lagi ke Jeju do, bertemu dengan gubernur Choe Won Ho. Seperti apa yang dititahkan Raja Jeong sebelumnya, dia akan pergi bersama dengan Choe Jin Hyuk, seorang pelajar yang pintar berbahasa Jepang. Sepanjang perjalanan nanti, Minho mendapatkan tugas juga harus belajar bahasa jepang agar tidak terlalu kesulitan dalam berkomunikasi.
”Aku yang duluan pergi, Jendral Park, aku titip yeojachingu ku ya, hehe,” kata Minho, bercanda pada Dong Il untuk menitip pacarnya selama dia pergi. Mereka berjalan menyusuri taman kerajaan untuk kembali ke rumah tugas masing-masing.
Dong Il tertawa,”tugasmu banyak sekali.. sepertinya ayahmu tidak ingin kamu jadi Jendral yang santai, Minho,”
Minho melipat kedua tangannya,”begitulah.. ayahku tidak ingin aku menjadi anak lelaki manja, walau aku bukan anak tertua,”
Ayah Minho memang dulunya seorang Jendral besar. Dia mendidik 3 anak lelaki dan 2 anak perempuannya sama sekali tidak boleh manja. Mereka semua tersebar, ada yang membantu ayahnya di Namyang, sedang 2 adik perempuan Minho sudah menikah dengan pembesar lain di Joseon dan dibawa mereka. Dia anak tengah yang sangat tidak dimanja. Minho menjadi Jendral bukan karena hasil dari ayahnya yang menjadi Jendral besar sebelumnya, tapi karena prestasi, dedikasi, loyalitas pada kerajaan dan kesuksesannya dalam meredam beberapa konflik militer diperbatasan antar kerajaan, sehingga dia naik pangkat. Ayahnya sama sekali tidak ingin menjadikan karir Minho lewat tangannya. Bahkan sejak dia turut pertama kali dikemiliteran, sama sekali ayahnya tidak menyuruhnya lewat belakang, tidak ada kata nepotisme bagi ayahnya, yang ada lewat test resmi kerajaan.  

Minho mempersiapkan diri. Choe Jin Hyuk sang pelajar itu menginap di ruangan tugasnya.
”Jadi..sebenarnya ini bukan tugas pertama Jendral Lee ke luar wilayah kerajaan??,” tanya Jin Hyuk.
Minho mengangguk,”aku sudah pernah sebelumnya ditugaskan ke pemerintahan Han”, yang dimaksud adalah kerajaan di negeri China.
”seluas apa kerajaan Han itu? Aku belum pernah kesana, Jendral,” kata Jin Hyuk polos.
”Han sangat maju sejak dulu,” balas Minho,”beberapa kali memang sebelumnya, ayahanda Raja Yang Mulia Jeong bekerjasama dengan raja kerajaan Han demi keamanan kejayaan Joseon,”
Jin Hyuk lalu mendengar cerita Minho yang masih muda, belum ada 30 tahun tapi sudah pernah mendampingi ayahanda Raja Jeong dan juga Raja Jeong untuk pergi ke kerajaan Han, berdiskusi dan merencanakan upaya militer untuk menghalau Manchuria dan Mongol yang kembali ingin menguasai Han dan Joseon.
”tidak dibenarkan... kerajaan ini harus berdiri sendiri!,” ujar Jin Hyuk tegas.
Minho mengangguk mantap,”Ye.. kita harus menentukan nasib kerajaan kita sendiri.. tetapi, jangan lupa kerjasama.. dan aku mengandalkanmu untuk membantuku dalam kemampuan bahasa.. kamu juga hebat, Jin Hyuk!”. Minho menepuk-nepuk pundaknya Jin Hyuk, remaja baru berusia 16 tahun itu, tetapi remaja yang rajin belajar.
”selama perjalanan kita.. jangan ragu untuk memanggilku Hyeong (kakak lelaki),” kata Minho lagi, dia senyum pada Jin Hyuk
”wah..tidak bisa begitu, Jendral Lee.. nanti aku bisa dihukum ayahku,” kata Jin Hyuk ketakutan.
”tidak perlu takut..sebab aku tidak akan memakai baju seragam kerajaan ketika kita dalam perjalanan..,” balas Minho,”jangan sampai dalam perjalanan banyak orang tahu kalau kita ini utusan kerajaan... sampai benar-benar tiba dengan kapal laut yang akan membawa kita ke tsushima.. jadi.. jangan ragu untuk panggil aku Hyeong.. ketika kita tiba naik kapal laut.. barulah panggil aku Jendral,”
Jin Hyuk mengangguk, Minho menyuruhnya tidur duluan supaya dia tidak lelah.
Tapi Minho hanya duduk diluar merenung lagi,”kenapa aku ditugaskan untuk bernegosiasi?? Kenapa tidak Dong Il saja??”, dia malah jadi baru mikir. Dia kepikiran, ingin sekali membuka surat yang ditulis Raja kepada Daimyo Tsushima Sadamori itu, tetapi tidak sopan namanya kalau begitu, karena surat itu disegel rapi dalam sebuah kotak. Jadi, dia hanya termenung saja, mencoba menebak apa isi dari surat itu. Dia malah akhirnya tertidur diluar dengan sinar bulan purnama penuh.

Paginya, Minho dan Jin Hyuk berangkat. Sinar matahari menyinari mereka pagi itu
”semangat, Jin Hyuk.. jangan khawatir tentang perjalanan ini.. kita pasti bisa,” kata Minho ketika dia membantu Jin Hyuk naik kuda.
Jin Hyuk mengangguk mantap. Mereka membawa dua kuda yang masing-masing juga membawa bekal. Pakaian mereka biasa saja, tidak memakai baju kerajaan atau atribut kerajaan apapun. Stempel dan tanda kerajaan Minho sebagai Jendral dia simpan disaku nya. Pedang tetap dia bawa di belakang punggungnya.
”hiyah!,” Minho memacu kudanya dengan kencang, disusul Jin Hyuk. Mereka melaju menuju pinggiran pelabuhan yang sekarang diberi nama Inche’on.
Mereka dari sana menuju Jeju do untuk menempuh perjalanan sebelum ke tsushima, mereka harus bertemu sejenak dengan Choe Won Ho sang gubernur setempat.
Sepanjang jalan laut menuju Jeju-do, Minho sama sekali tidak tidur. Kalaupun dia tidur, dia hanya berpura-pura. Kewaspadaannya tinggi. Yang dikhawatirkan baginya bukan dirinya, tapi Jin Hyuk yang sama sekali tidak bisa beladiri, bahkan memainkan pisau saja tidak bisa.

Tengah malam, dia merasa gelisah. Dia keluar dari kamar khusus untuk penumpang bayar mahal, menatap langit.
”kenapa ya.. malam ini aku gelisah sekali??,” gumamnya dalam hati. Dia lalu hanya bisa memandang langit yang penuh bintang ditengah laut itu.
Salahseorang anak buah kapal menghampirinya, mengajaknya ngobrol.
”belum tidur, Tuan?? Hari sudah tengah malam,” kata ABK itu ramah pada Minho.
”aku jarang tidur kalau diperjalanan, Tuan,” senyum Minho ramah padanya.
Tiba-tiba nahkoda melihat sebuah kapal yang mengelap kelipkan lampu jauh kepada mereka.
Minho melihatnya, karena dia dan ABK tepat berdiri di bawah dimana nahkoda sedang berada di dek atas.
”sepertinya bukan kapal biasa,” kata hatinya Minho. Dia jadi curiga. Dari cara kapal besar itu membuat kode tidak biasanya.
Nahkoda langsung turun keluar dari dek nya, bicara dengan para ABK.
”sepertinya kita akan menghadapi bajak laut..,” kata Nahkoda,”siapkan senjata”
Minho langsung sensitif dan menghampiri mereka,”ada apa??”, dia langsung mengeluarkan cap kerajaan Dinasti. Nahkoda dan para awak kapal kaget begitu tahu siapa Minho sebenarnya.
”aku Jendral Muda Lee Minho dari Kerajaan.. disini atas perintah Raja Yang Mulia dan Agung Jeong Seok,”
Nahkoda dan para ABK langsung bersujud dan menunduk pada Minho ketika dia menunjukkan cap kerajaan dan menyebut nama Raja.
”sepertinya kita akan diserang,” kata Minho lagi,”kalian punya senjata apa??”
”kami hanya punya golok dan pedang,” kata Nahkoda.
”siapkan kalau begitu,” kata Minho,”bersiaga, putar kapal menyerong agar mereka bingung menyerang kita mau darimana”
”kumpulkan para penumpang anak-anak, perempuan dan yang tua dalam satu tempat.. jangan biarkan para bajak laut itu membunuh satupun dari mereka!,” kata Minho tegas.
Nahkoda menuruti apa katanya, dia memutar kapal dalam posisi menyerong.
Benar saja.. Ternyata para bajak laut itu sudah berbondong-bondong puluhan orang dengan senjata mereka menuju kapal itu dengan sampan!

”Blam!!”, dan mereka juga menembakkan meriam
Minho kaget, dia tidak menyangka para bajak laut menembakkan meriam, kena bagian sisi kanan kapal.
”putar balik!,” kata Minho memerintahkan nahkoda mengelak dari serangan meriam para bajak laut Jepang itu.
”ini gila! Aku juga harus lindungi Jin Hyuk,” kata hatinya Minho. Dia berusaha untuk tenang.
Para bajak laut itu naik ke kapal.
YAROU..! (para bang-sat-red).. serahkan semua apa yang kalian punya hahahaha!,” kata salahsatu perompak.
Para ABK sudah dilengkapi senjata yang mereka punya, sementara kapal ada bagian yang terbakar. Api menyulut, beberapa wanita dan anak-anak diruangan bawah panik dan berteriak.
Jin Hyuk kaget dengan apa yang terjadi, dia malah keluar kamar dan menghampiri Minho.
Suaranya bergetar, ketakutan melihat banyak orang masing-masing menghunuskan senjata. Dilihatnya tampang para perompak itu menyeramkan.
”Jen... dral.. kiii..taa.. terkepung,” katanya gemetaran
Minho hanya senyum saja,”keluarkan pisaumu..tetap berada disamping atau belakangku.. ikuti gerak tanganku”

Jin Hyuk gemetaran, baru pertama kali ini dia lihat pemandangan menyeramkan, dia takut terbunuh.
”Kalian pasti perompak Jepang itu!,” teriak Minho.
Pemimpin perompak itu tertawa terbahak-bahak,”sudah.. serahkan saja semuanya.. jangan sok menantang!”
Semua para perompak sudah naik ke kapal itu. ABK hanya berjumlah 20 orang. Minho tidak ingin kehabisan akal, dia tidak mau mengorbankan satupun para ABK maupun penumpang.
”drrrtttttt....sssrrrrrrrrrrttttttttt,” tiba-tiba telapak tangan Minho keluar angin, dia mengeluarkan ilmu kedigdayaannya. Tangannya bergetar, lalu keluar seperti kilat. Jin Hyuk kaget melihat pemandangan itu.
Tapi para perompak tidak takut. Pemimpinnya berteriak ”HABISKAN MEREKA! KERUK SEMUANYA.. HAHAHAHA!!”
IBDAGCHYEO.. BRENGSEK!,” teriak Minho lantang. Tangannya makin mengeluarkan kilat, lalu disalurkannya pada pedang yang dia genggam.
Sama sekali para perompak itu tidak takut dengan kesaktian yang Minho keluarkan, padahal pedangnya sudah mengeluarkan kilat biru, tapi mereka tetap menyerbu dia dan para ABK yang juga sudah bersenjata.

”HIYAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!,” para perompak itu menyerbu menyerang Minho dan para ABK, sementara Jin Hyuk panik, Minho tetap mengatakan padanya untuk itu alur genggaman tangannya.
Minho diserang puluhan perompak. Tanpa segan dia membunuh mereka.
”Jleb....sreet!,” suara gesekan pedang Minho ke perut seorang perampok yang dia tusuk lalu dia keluarkan lagi pedang itu. Jin Hyuk stress melihat pemandangan itu, dia sama sekali tidak bisa berteriak.
”ARGH!,” teriak perompak yang berhasil dibunuh Minho. Minho menendangnya ke laut dengan keras.
”Mati!,” teriak Minho. Dia terus masih membela dirinya.
Hananim.. tolong kami!,” suaranya Jin Hyuk gemetaran berharap Tuhan menolong mereka. Tangannya dipegang Minho. Minho bergerak ke kiri menebas satu perompak, Jin Hyuk ikut ke sebelah kiri, dia tegang berusaha tetap berada disamping Minho.

”srett...cresssshh,” Minho memenggal kepala seorang perompak, darahnya terciprat ke wajah Jin Hyuk, cowok muda itu hampir pingsan
”hoah! Hananim.. !,” Jin Hyuk sudah lemas
“bertahan sebentar, Jin Hyuk…tidak akan lama!,” teriak Minho. Tangan Jin Hyuk yang Minho pegang sudah gemetaran, badannya sudah lemas terciprat darah.
Melihat Minho sakti dan kuat, pemimpin perompak itu langsung menyerang Minho.
Minho mendorong badan Jin Hyuk menyuruhnya menjauh darinya.
KONO YAROUUU!!,” perompak itu kesal dengan Minho..dia langsung menyerang dengan senjatanya golok panjang terhunus
Minho mundur beberapa langkah, perompak itu tertawa lebar
”HAHAHAHA... SHINEEEEEEEEE!!!!!!!”, langsung menyerang Minho berteriak kalau Minho harus mati!
I SAEKKI YA... KAMU YANG MATI… BRENGSEK!!!!,” Minho balas teriak..dia marah. Dilihatnya sudah ada 2 orang ABK yang tewas terkena senjata mereka, sementara seperempat kapal terbakar dan beberapa ABK berusaha memadamkan, tetapi diserang oleh para perompak. Suasana kapal rusuh, para ABK hanya berusaha melindungi anak-anak dan para wanita.
Pedang Minho menjadi bersinar biru seperti ada kilat.
”trang...trang!,” dia bertarung dengan perompak itu hampir 15 menit lebih
Jin Hyuk hanya berada ketakutan bersembunyi dibelakang tong-tong air persediaan minum kapal.
”cress!,” Minho terkena sabetan kecil golok perompak itu di lengannya
Perompak itu tertawa, lalu menyerang lagi,”kamu.. Jendral Lee bukan??”
Minho kaget.. ternyata samaran dia diketahui mereka!
”hahahaha... Jendral Lee.. ternyata hanya segini saja kemampuannya... cih,” kata perompak itu
”Bodoh! Kata siapa?? Hehe,” Minho malah cengengesan menghadapi perompak itu
Tangan kanannya lalu mengeluarkan sinar biru dan kilat, merembet ke pedangnya.
“darimana dia punya itu??,” kata hatinya si perompak
”hehe... ayo serang aku,” Minho malah menantang. Pedangnya sudah berkilat. Sinar biru menyinari kapal itu

Seorang perampok lain menoleh pada pedang itu,”Gila.. itu ilmu pedang halilintar! Pemimpin kita bisa kalah”
Beberapa perompak malah jadi keder melihat itu. Mereka mundur, para ABK melihat itu jadi bernafsu menyerang balik mereka.
”Hiat!!,” perompak itu menyerang Minho. Minho membalas serangannya. Golok perompak dan pedang dengan ilmu pedang halilintar Minho beradu sampai keluar sinar seperti kilat. Mereka saling dorong...dan......
”trang! Srettt!!,” dada sang perompak terkena sabetan. Golok panjang terlepas dari tangannya, lalu dia jatuh
Minho langsung menghunuskan pedangnya ke dada sang pemimpin perompak itu,”MENYERAH!”
Perompak itu belum menyerah, dia malah menendang kaki Minho tetapi Minho sigap dan menginjak kakinya hingga patah... lalu.. menusuk dadanya...
”Krek...,” suara pedang Minho menusuk dada perompak itu. Pemimpin perompak itu pun mati...

Minho lalu memenggal kepala perompak itu, sementara anak buah para perompak masih saja bertarung dengan para ABK itu.
”HI KALIAN.. LIHAT PEMIMPIN KALIAN! MATI!,” Minho berteriak pada mereka dengan mengacungkan kepala sang perompak. Jin Hyuk pingsan melihat itu.
Minho senyum dingin pada para perompak yang mendadak berhenti dan melihat pemimpin mereka hanya tinggal kepala dan badannya dibuang ke laut.
”HAAAAAAA???”, para perompak itu kaget pemimpin mereka sudah tak bernyawa tinggal kepala saja.
Mereka lalu lari tunggang langgang.. beberapa berhasil ditangkap dan langsung dibunuh oleh para ABK yang masih bisa bertahan… mereka kabur lagi dengan sekoci sekoci yang awalnya untuk menyerbu kapal itu…
Minho berlari mengambil sesuatu dari kamarnya dan ternyata itu busur dan panah..
Dia lekas menulis dengan tinta yang berasal dari darah jarinya,”KALIAN AKAN MATI MELAWAN JOSEON.. BAWA INI KEPADA PEMIMPIN KALIAN DISANA”, lalu dia menempelkan kertas itu pada anak panah dan dilepaskannya.. tepat mengenai salah seorang perompak yang kabur dengan sekoci
Minho berteriak kencang,”TITIP PESAN ITU PADA PEMIMPIN KALIAN... BRENGSEK... RAJA KU AKAN MENGHUKUM HABIS KALIAN!!”
Dia lalu menghampiri para ABK, ada yang tewas dan luka parah..
”aku mohon maaf.. sebenarnya aku Jendral Lee Minho.. yang diutus Raja Joseon untuk memberantas mereka,” Minho malah menunduk hormat pada nahkoda dan para ABK yang masih hidup.
”kami berterima kasih Jendral mau menolong kami,” balas kapten kapal itu.
”aku akan membawa kepala ini ke Daimyo di Tsushima, buang saja ke laut buat para perompak yang sudah mati,” kata Minho kalem. Dia lalu menyobek baju salahsatu perompak yang mati, meminta garam pada salahsatu ABK dan membungkus kepala pemimpin perompak itu
”Jendral Lee sadis sekali,” bisik salah seorang ABK, yang dibisiki mengangguk tapi menjawab,”dia hebat...untung hari ini ada dia.. kalau tidak.. kita bakalan dihabisi para perompak itu”
Minho berjalan menuju Jin Hyuk yang masih pingsan sembunyi diantara tong air, dia hanya senyum dengan anak baru 16 tahun itu, lalu mencoba membangunkannya.
”ganti pakaianmu.. itu ada darahnya,” kata Minho santai. Jin Hyuk bangun dengan badan masih gemetaran.
”Kamu harus belajar beladiri,” tepuk Minho pada pundak Jin Hyuk.
Perasaan anak muda itu masih stress, pusing melihat kengerian itu. Minho sama sekali tidak bilang padanya kalau mereka akan bawa kepala salahsatu pemimpin perompak itu.

Mereka sampai akhirnya dipulau Jeju. Minho dan Jin Hyuk langsung berhadapan dengan Gubernur Choe Won Ho.
Ketika berhadapan, Minho membawa sebuah kotak kecil yang berisi surat dari Raja kepada gubernur Choe dan juga kepala salahsatu pemimpin perompak itu.
Minho menunjukkannya pada Guberbur Choe. Jin Hyuk kaget.. ternyata selama 2 hari dia dan Minho membawa kepala, dia langsung mau muntah, tapi dia tahan.
”Bagus sekali, Jendral Lee.. aku berterima kasih dan menghargai usaha Anda,” ujar Gubernur Choe. Dia juga membaca isi surat dari Raja.
”baiklah.. kami akan memberikan sebuah kapal dan juga beberapa puluh pengawal untuk menemani Jendral dan Pelajar Choe menuju Tsushima.. kirimkan salam kami pada Daimyo Sadamori,” senyum Gubernur Choe.
Minho dan Jin Hyuk tidak lama, malamnya, mereka langsung menuju Tsushima. Perjalanan dua hari satu malam dilalui dengan angin badai yang keras, disebut dengan Kami kaze (angin dewa). Jin Hyuk muntah muntah di kapal begitu mengetahui ternyata yang Minho bawa adalah kepala orang. Dia baru berani muntah ketika di kapal, tidak didepan Gubernur Choe.
Minho tertawa dengan tingkah Jin Hyuk,”hahahaha.. kamu harus berani jika mengembara denganku, Jin Hyuk.. jadilah lelaki kuat!”, lalu memukul kepala Jin Hyuk. Para pengawal jadi tertawa-tawa.

Esok siangnya.. mereka sampai disebuah pelabuhan di Tsushima..
”Inilah tsushima,” kata salahsatu pemimpin pengawal mereka.
Mereka merapatkan jangkar, menurunkan kuda dan menuju kota dimana Daimyo tinggal, tidak jauh dari pelabuhan itu.
”JENDRAL LEE DATANG DARI JOSEON JOSEON UNTUK DAIMYO DAN SHOGUN ASHIKAGA,” teriak seorang penerima tamu.
Minho, Jin Hyuk, pemimpin pengawal dan beberapa pengawal masuk. Daimyo Sadamori sudah duduk di depan, sementara para Samurai lainnya mengelilingi dia. Ruangan itu besar sekali.
Minho dan rombongannya duduk setengah berjongkok dan menunduk hormat pada Sadamori.
watashitachi wa Chousen no daihyouu-dan desu.. hajimemashite.. yoroshiku onegaishimasu (kami utusan dari raja Joseon... senang bertemu degan anda.. mohon bimbingannya-red), “ Jin Hyuk membuka pembicaraan sambil menunduk hormat.
Sadamori mempersilahkan mereka duduk ditempat yang sudah disediakan.
sore ga saishuutekini, Chousen wa watashitachi ni kare no saikou no daihyou dan o okutta koto.. yorokonde (Aku sangat senang sekali akhirnya raja Joseon mengirimkan delegasi terbaiknya pada kami-red),” puji Sadamori pada mereka.
Dilihat Minho, disamping Sadamori ada seorang perempuan muda dengan Kimono yang sangat elegan dan indah.
”Jendral Lee yang akan menyerahkan surat dari Yang Mulia Raja Jeong Seok kepada Yang Mulia Daimyo,” kata Jin Hyuk membuka pembicaraan.
Minho lalu menunduk hormat, berjalan menghampiri Sadamori, tepat di hadapan Daimyo itu, dia menyerahkan kotak surat kepadanya.
Perempuan muda dengan Kimono itu meliriknya, tapi Minho cuek saja. Dia lalu menunduk hormat lagi dan masih duduk tepat di hadapan Sadamori.
Dia juga membuka bungkusan yang dia tunjukkan kepada Sadamori.. semua yang disitu kaget.. karena bungkusan itu adalah kepala..
Hidoii da ne.. kono kare wa! (kejam banget cowok ini-red),” kata perempuan muda itu spontan.
Sadamori malah tertawa dengan perempuan muda itu,”dia lelaki berani pastinya.. kamu akan tersaingi”, dengan bahasa Jepang, yang tidak dimengerti Minho.
”Kami terpaksa memenggal kepalanya.. sewaktu kami melakukan perjalanan dari Inche’on ke Jeju.. kapal kami diserang perompak dari wilayah Anda dan.. ini kepala salah satu pemimpinnya”, kata Minho
Hoaaaaaaaa......... sugoiii (hebat-red),” kata bawahan Sadamori disana yang semuanya samurai (prajurit).
Perempuan muda berkimono ungu campuran pink muda itu memandang sinis pada Minho,”begitu juga aku bisa”, katanya dalam bahasa Jepang. Sadamori menoleh dan senyum saja. Perempuan itu adalah anak Sadamori.
”Hiraku to tengami o yondekudasai, Sadamori san,” pinta Jin Hyuk agar membuka surat yang mereka berikan dari Raja Joseon.
Sadamori lalu menyerahkan surat itu kepada sekretaris Daimyo untuk langsung dibacakan di depan mereka.

Sekretaris Sadamori pun membaca isi surat itu,”Salam sejahtera, kemakmuran, keselarasan kepada Kerajaan Joseon Dinasti Joseon dan juga Daimyo Tsushima.. Saya sudah mempelajari betapa para perompak beraksi semakin menggila saja dan akan mengurangi kemakmuran wilayah kita bersama. Saya memahami bahwa ada banyak kapal berlayar dari Keshogunan menuju Joseon dan sebaliknya. Mereka sangat merugikan perekonomian wilayah kita. Untuk itu, saya membawa Jendral Muda Lee Minho untuk membahas kesepakatan bersama memberantas para Perompak ini sampai ke akar-akarnya.. sekaligus menyepakati sebuah perjanjian yang sudah kita buat sebelumnya.. Menikahkan puteri anda, Puteri Takako Sadamori dengan Jendral Muda Lee Minho.. demi berlangsung langgengnya hubungan antara Kerajaan Dinasti Joseon dan Keshogunan Ashikaga.. Kesepakatan ini akan ditanda tangani antara Daimyo Sadamori dan Jendral Muda Lee Minho yang sudah membawa cap kerajaan dari Joseon.. Kami semua berharap.. pernikahan ini akan memajukan dan menguatkan hubungan antar kita.. Terima kasih.. semoga Tuhan memakmurkan negeri Tsushima... Yang Mulia Jeong Seok”
Minho shocked mendengar paragraf terakhir dalam hatinya,”Mueos? Naneun geu yeojawa gyeolhonhaeya haneuga?? (apa?? Aku harus nikah dengan anak gadis nya Sadamori?-red)”, sama sekali dia tidak tahu isi dari surat Raja Joseon pada Sadamori, dia pikir hanya surat biasa supaya mereka bekerjasama memberantas dan memerangi para perompak tersebut.
Takako langsung berdiri tidak setuju,”Watashi wa kono kekkon no haichi o kyohi, Otoosan! (pokoknya aku gak mau menikah dengan cowok ini)”, katanya pada ayahnya.
osuwate kudasai, Takako.. Kore wa Chousen to Ashikaga no Shogun kara no chuumon desu.. anata wa sore o kyohi suru koto wa dekimasen,” Sadamori mengatakan kalau itu perintah dari kesepakatan Raja Joseon dan  Shogun Ashikaga dan tidak mungkin Sadamori sebagai Daimyo menolaknya.
Tanpa dinyana oleh Sadamori, Takako melempar kue tepat ke badan Minho yang masih duduk di depan Sadamori,”Chikushoo.. kankoku yarou! (korea breng-sek kamu.. si-alan),”
Semua yang ada disitu, Sadamori dan para Samurai kaget dengan kelakuan Takako yang mendadak tidak sopan pada tamu.
Takako marah pada Minho dan mengejeknya dengan bahasa kasar sebagai tanda penolakan dia harus menikah dengan Minho.
Minho juga sebenarnya galau, mana bisa dia menikah dengan orang yang tidak dia kenal dan beda budaya?? Tapi ini adalah perintah Rajanya, suka atau tidak suka, dia tidak bisa menolak.
Jin Hyuk bicara pada Minho dengan bahasa Korea agak berbisik,”Perempuan itu tidak suka kalau Jendral menikahinya.. dia memaki dengan bahasa yang tidak sopan”
Minho diam saja, tidak bicara apapun, mengikuti kemana alur pembicaraan mereka.
Sadamori membentak anak perempuan satu satunya itu,”Urusai, Takako chan!.. kore ga junjo da.. warewarewa sore ni shitagawana kereba naranai (diam, takako! Ini perintah dan kita harus melaksanakannya)”

Takako diam, duduk lagi, dia cemberut dan memaki-maki Minho, dia tidak menyangka dengan isi surat itu. Pantas saja hari itu dia sama sekali tidak boleh keluar mengawasi keamanan kota. Sementara biasanya dia suka berkeliling mengawasi kota. Sadamori memang mendidiknya sebagai perempuan kecil yang tangguh dan bisa bertarung, supaya tidak kalah dengan lelaki. Tiga kakaknya lelaki semua dan mendidiknya pula dengan gaya kelelakian walau dia perempuan.
Dia masih mengomel, sementara Minho menunduk hormat,”Jika memang kesepakatan itu yang diinginkan Yang Mulia Raja Joseon Jeong Seok dan juga Yang Mulia Shogun Ashikaga.. saya menerima”
Takako matanya melotot pada Minho,”Nani?? Kono yarou wa kekkon shitai no?? Hoshikunai yo! (apa.? Jadi dengan si sia-lan ini..aku harus nikah?-red)”
Urusai.. Takako!,” teriak Sadamori, memperingatkan anaknya agar diam.
demo Otoosan.. kono yarou ni kekkon shitai no.. hoshikunai!,” Takako masih ngotot kalau dia tidak mau menikah dengan Minho
URUSAI!,” bentak Sadamori lagi padanya, baru dia diam. Tapi dia mengepalkan tinjunya pada Minho. Minho diam saja, sementara Jin Hyuk malah deg-degan dengan kejadian ini, dia membayangkan pulang takut dibunuh para samurai Daimyo ini.

”Kami harus menghormati dan menaati apa yang Shogun Ashikaga dan Raja Joseon sepakati.. saya akan segera menikahkan Jendral Muda Lee dengan anak saya.. Sadamori Takako”, ujar Sadamori
Nani?? Otosan!!,” Takako masih menolak
Minho malah menjawab,”terima kasih atas kebaikan hati Daimyo Sadamori kepada kami”, padahal aslinya dia galau berat, membayangkan Geum Hee Kyung yang sudah jadi pacarnya di Joseon sana, bagaimana perasaannya jika pulang nanti.. dia malah membawa perempuan lain?? Tapi ini demi kerajaan..
”Aku mengajukan syarat!,” tiba-tiba Takako meloncat dan berdiri di depan Minho. Sadamori benar-benar kaget dengan kelakuan anak perempuannya yang dia anggap sudah tidak sopan itu. Jin Hyuk menterjemahkan untuk Minho
”apa itu??,” tanya Minho pelan dan berusaha tenang, aslinya dia sudah bete berat juga dengan perempuan muda ini.
”Menghormat pada Jendral Lee, Takako!,” bentak Sadamori, tapi Takako cuek saja.
otoosan...kare wa ichi-mai zutsu tatakadde.. watashi o taosu koto ga dekireba,, kare ni kekkon shitai (okay.. aku akan nikah dengan dia kalau dia bisa mengalahkanku bertarung satu lawan satu-red),” kata Takako dengan lantang. Dia yakin pasti dia bisa mengalahkan Minho dan dia yakin, Minho tidak sehebat yang dia bayangkan.
Minho meminta Jin Hyuk menterjemahkan untuknya, karena kalimatnya sudah terlampau panjang dan dia masih belum mengerti bahasa setempat.
Geunyeoneun malhaessda: dangsin-i hanassig ssaum-eseo geunyeoleul igil su issdamyeon .. geunyeuneun dangsingwa gyeolhonhabnida (dia bilang: dia bakalan menikah dengan Jendral kalau Jendral Lee bisa kalahkan dia bertarung satu lawan satu-red),” bisik Jin Hyuk pada Minho
beoleus-eobsneon sonyeo.. nan dangsin-eul salanghaji anh-a (dasar cewek manja.. aku tidak cinta kamu-red),” gerutu Minho, pelan. Dia sudah mulai kesal dengan kelakuan Takako yang menurutnya sangat jauh dari dewasa.
Sadamori malah meminta maaf pada Minho,”mohon maafkan anak saya.. dia masih 16 tahun,” sambil menunduk hormat pada Minho.
Minho mencoba tidak marah,”Jika memang itu syarat yang diajukan Puteri Takako.. akan saya sanggupi, Sadamori san”
Ketika diterjemahkan oleh Jin Hyuk, Takako yang berdiri di depan Minho langsung mengepalkan tangannya,”Ayo bertarung! Tunggu apa lagi, Jendral Lee!”
Para Samurai yang disitu malah jadi berdecak, mereka tidak menyangka Takako sebegitu beraninya melawan Jendral Muda utusan kerajaan lain.
Minho berdiri dan menunduk hormat pada Takako,”baiklah”
Takako tanpa basa basi lalu keluar ruangan tanpa pamit,”Aku tunggu di lapangan”, katanya santai.
Minho menunduk hormat padanya ketika dia pergi keluar ruangan. Sadamori sangat tidak enak hati dengan kelakuan kacau anak perempuannya itu. Dia meminta maaf pada Minho.

”Jendral.. ini tidak lucu,” bisik Go Kwang Jo, pemimpin pasukan pengawal Minho dan Jin Hyuk.
Minho hanya menjawab,”ini titah Raja dan juga Shogun.. aku harus menghormatinya.. bukanlah kita harus mematuhi perintah Yang Mulia??”, dia lalu menyiapkan pedangnya.
”mereka tidak akan bunuh kita kan??,” bisik Jin Hyuk, dia ketakutan
Minho menggeleng,”aku yakin tidak”
Lalu tak berapa lama, di depan Minho sudah ada Takako yang menggunakan Hakama, pakaian seperti seorang Samurai.
Sadamori dan beberapa samurai bawahannya melihat. Tapi sebelum itu, Sadamori meminta maaf pada Minho berkali-kali atas kelakuan anaknya itu.
”Hai Jendral Lee.. ayo bertarung!,” teriak Takako. Dia menancapkan naginata nya (semacam tombak besar khusus untuk peralatan perang perempuan, besar tapi tidak terlalu berat, tidak seberat Zanzoku).
Minho santai saja menerima tawarannya, dia melangkah maju ke tengah lapangan yang sudah dilingkari oleh Takako
“kalau kamu melewati lingkaran ini.. kamu kalah dan tidak berhak menikah denganku.. ambil perempuan lain disini... kalau aku yang melewati lingkaran ini, aku yang kalah dan kamu boleh ambil aku.. mengerti??”, perintah Takako
Minho mengangguk saja.
”silahkan pilih senjata mu,” kata Takako lagi. Tidak jauh dari situ memang ada beberapa alat perang mulai dari pisau/tanto, kodachi, katana, tsuragi, tombak dan lainnya.
”aku membawa pedang sendiri,” kata Minho kalem,”aku gunakan saja ini”
”ya.. baiklah.. terserah kamu,” balas Takako dengan mencibir Minho.
”AYO MULAI!,” teriak Takako, dia mengangkat Naginatanya lalu menyerang Minho.

Jin Hyuk panic sediri,”aigoo.. ini gawat sekali, Panglima Go,” katanya pada Go Kwang Jo.
Kwang Jo hanya mengatakan,”Jendral Lee pasti bisa menaklukkan perempuan muda sombong ini.. tenang saja.. aku pernah bersamanya dalam sebuah pertempuran”
”Hiat.. hiat!!,” Takako menyerang Minho. Minho pun membalas tapi dia berusaha untuk tidak melukai cewek masih muda itu.
“dia hebat juga.. permainan tombak goloknya mengagumkan,” gumam Minho
Anta ga sugoi desu, Takako Hime! (kamu hebat-red)”, puji Minho pada Takako
Urusai! (diam-red),” balas Takako masih menyerang Minho.
Minho terus mengelak.. sampai akhirnya dia ingin mengajarkan Takako supaya tidak mudah merendahkan orang lain. Dia menyerang Takako diam-diam dengan ilmu pedang halilintarnya dengan tehnik rendah, dan Takako terjatuh hampir keluar lingkaran yang dia buat sendiri. Minho menggenggam tangannya otomatis agar cewek itu tidak jatuh terduduk. Hanya tinggal 2 sentimeter lagi, baju yang dipakai Takako akan tepat berada di luar lingkaran. Naginatanya Takako jatuh ke tanah.
gwaenchanh-a?? Daijyoubu desu ka??”, kata Minho sedikit gugup memegang tangan Takako. Disana jika memegang tangan seorang Puteri dianggap bisa sial dan bisa dibunuh karena dianggap kurang ajar.
Takako menepis tangan Minho yang sudah menolongnya supaya tidak jatuh. Malah akhirnya Takako makin ingin jatuh. Minho spontan malah makin kuat memegang tangan kanan Takako dan tanpa sengaja menarik tangannya itu dan akhirnya malah memeluk Takako
Hanase! Bakayarou! (lepasin, bangs-at),” teriak Takako kasar.
Sadamori bukan marah dengan perlakuan Minho pada anaknya, tapi malah tertawa terbahak bahak.
“Takako Hime… Kalah!,” teriak wasit.
Sadamori bertepuk tangan, Takako menggampar Minho, lalu marah dan kabur dari lapangan itu. Minho hanya diam saja.
”dasar cewek manja..,” gerutu Minho.
Sadamori menghampiri Minho,”sekali lagi.. saya minta maaf pada Jendral Lee atas kelakuan anak saya”
Minho menunduk hormat padanya,”tidak mengapa, Sadamori san”
”kami akan persiapkan pernikahan sederhana untuk anak kami dan Anda,” senyum Sadamori.
Minho makin galau. Dia mencintai Geum Hee Kyung, bukan Takako Sadamori.

Takako menangis meraung-raung dikamarnya
”Pokoknya aku tidak mau menikah dengan Jendral Lee!!,” dia teriak teriak membanting segala barang yang ada di dekatnya. Para pembantu Daimyo Sadamori jadi panik.
Sadamori dan Minho pun datang ke ruangan Takako. Takako masih mengamuk melempar apa saja.
Sadamori lalu meminta Minho masuk ke dalam ruangan Takako dan hanya bicara dengan cewek itu berdua. Sadamori memarahi Takako yang seharusnya tidak jahat pada Minho.
”aku tidak mau menikah dengan kamu,” kata Takako sinis pada Minho yang duduk di depannya
Minho senyum dengan perkataan cewek itu,”sebenarnya.. aku juga tidak mau... tapi perintah Raja ku dan Shogun mu harus aku patuhi”
”aku sama sekali gak cinta kamu,” timpal Takako dengan cepat. Minho berusaha memahami bahasanya.
”tidak mengapa.. lagipula pernikahan kita kan hanya diplomasi.. aku juga sebenarnya sudah punya kekasih di kerajaan Joseon,” jawab Minho kalem.
Takako malah bengong dengan apa kata Minho, lalu dia berfikir,”huh.. menyebalkan.. aku bunuh juga cowok ini.. bisa-bisa aku hanya dijadikan budaknya saja!”, dalam hatinya dia menggerutu dan mempunyai rencana mencelakakan Minho.
Takako diam cukup lama, lalu dia pura-pura senyum manis pada Minho,”baiklah.. aku mau nikah dengan kamu.. jagain aku ya”
Minho senyum mengangguk,”aku janji menjaga kamu.. karena ini perintah Raja Joseon”,
Minho lalu keluar ruangan Takako. Takako senyum sinis ketika Minho berjalan kembali ke ruangannya,”lihat saja nanti Lee Minho”

Besok siangnya, mereka menikah dengan upacara adat setempat..
Takako masih pura-pura manis dan manja pada Minho. Dia melayani Minho minum bersama Sadamori, ayahnya.
Sadamori mabuk tertawa-tawa senang, padahal besoknya puterinya harus pulang di bawa Minho ke kerajaan yang sama sekali Sadamori belum kesana.
Takako aslinya sebal dengan ayahnya, diam diam.. ketika Minho menoleh ke belakang saat mereka sedang minum, Takako menaruh racun ke dalam minuman Minho!
Sadamori teler, dia mengangkat botol keramik minum dan menyuruh Minho minum sake yang banyak dan dituang oleh Takako. Takako menghormati ayahnya, tetapi.. ternyata malah Sadamori yang ingin meminum sake dari botol keramik punya Minho yang diberi racun oleh Takako!
Takako secepat kilat merebut cangkir sake dari tangan ayahnya dan dia spontan langsung meminum sake itu karena panik.
Dia langsung batuk batuk dan tersedak. Minho langsung sadar kalau sake itu ada racunnya.
”Sakenya beracun!,” kata Minho dengan suara kencang
”argh!!!,” Takako mencekik lehernya sendiri, berusaha memuntahkan racunnya yang dia tuang sendiri tapi tenggorokannya sudah keburu terasa tercekik dan mau mati.
Sadamori yang mabuk berat pun kaget.
Minho langsung mengambil tindakan.. dia memangku Takako lalu membuka mulutnya, menghisap sisa racun yang masih bercampur dengan ludah di mulut cewek itu.
”slrupppppppppp,” Minho memaksa dirinya menghisap ludah dari mulut Takako, lalu dibuangnya ke lantai.
Sadamori terkesima dengan apa yang dilakukan Minho.
Sementara Takako masih teriak kesakitan walau dia dibantu Minho.
Minho menahan ludahnya Takako agar tidak masuk ke dalam tenggorokannya sendiri, tetapi juga dihisapnya berkali-kali dan dibuang di lantai. Lantai penuh dengan ludah Takako yang bercampur warna biru tua dan merah darahnya Takako. Tenggorokan cewek itu luka kena racun yang belum sampai ke lambung.
”peeeh,” suara Minho membuang ludah berkali kali ke lantai
watashi no musume o hozon shite kudasai,” Sadamori menunduk hormat pada Minho dalam telernya itu, meminta Minho menyelamatkan puterinya. Minho tidak memperhatikannya, dia hanya sibuk menghisap racun dari mulut Takako.
Beberapa orang pengawal Minho dan Samurai bawahan Sadamori masuk ruangan itu. Mereka kaget melihat ludah darah berceceran dilantai.
”Jendral Lee berusaha menyelamatkan Puteri Takako,” kata Jin Hyuk pada Go Kwang Jo yang awalnya curiga dengan kejadian itu dan ingin marah,”tenang saja, Panglima Go”
Tak berapa lama, Minho pun selesai, dia mengelap bibirnya yang ada bekas ludah darah Takako dengan ujung baju pengantinnya.
”selesai..Hananim kke gambsahabnida.. Jeojangdoeeo, Takako Hime,” senyum Minho manis padanya.
Takako lemas, dia keracunan, tapi efek racunnya sudah berkurang karena pertolongan Minho. Dia berada di pangkuan Minho.
Panglima Go menghampiri Minho dan Takako,”museun Il iya? Nugungaga geunyeoleul dogsalhalyeogo haesseubnikka?? (ada apa.. apa ada orang ingin meracuni perempuan ini?),”
Minho mengangguk, dia berbohong, padahal sebenarnya yang diracuni dirinya, tapi Takako malah minum racun yang dia tenggak sendiri.
Minho lalu meminta pembantu Sadamori membuat anti racun dari bunga dandelion yang ditumbuk dengan chrysant.
Sadamori sangat shock dengan peristiwa itu, dia mengira ada musuh yang akan meracuni anaknya.
”Tidak Sadamori san.. sepertinya ada yang salah menaruh obat.. sebenarnya ini obat,” Minho berbohong,”tetapi jika kebanyakan bisa menjadi racun.. mungkin sebenarnya ada orang yang ingin mencelakai Anda, tetapi Takako malah melindungi Anda, Sadamori san.. Takako Hime pemberani”, senyum Minho.
Takako yang berada di pangkuan Minho hanya diam. Dia masih lemas.
”aku salah meracuni orang.. dia ternyata baik.. tapi..aku gak akan tinggal diam.. aku gak bisa cinta dia.. ,” keluh hatinya.
”Tinggallah disini 3 hari lagi kalau begitu, Jendral Lee.. Takako harus sembuh supaya tetap bisa hidup dengan Anda di Joseon,” kata Sadamori.
Minho lalu menggendong Takako ke tempat tidur, membentangkan selimut dan menyuruhnya tidur.
”untung kamu masih selamat ya.. racun yang di tuang sendiri olehmu kan?,” senyum Minho dan setengah berbisik pada Takako.
”bakayarou, chikusshoo,” dia masih memaki maki Minho walau lemas.
Minho hanya senyum, lalu menoleh pada semua yang ada di ruangan itu.
Para pembantu Sadamori membawa ramuan anti racun ke ruangan itu dan Minho menyuruh Takako meminumnya di hadapan mereka. Lalu Takako dipintanya tidur.

”kami istirahat dulu, Jendral Lee.. mohon maaf dengan kejadian tadi,” kata Sadamori menunduk hormat, dia sudah kembali ¾ sadar dari mabuknya.
Mereka semua saling menunduk hormat , mengucapkan selamat malam.
Minho lalu berbicara pada Jin Hyuk sebentar, ”tolong jangan kamu bocorkan tentang hal ini pada Raja kita... sebab Takako baru saja mencoba meracuni ku,”
Jin Hyuk mengangguk menyanggupi. Dia lalu keluar dari ruangan besar itu.
Minho berbaring disamping Takako yang sudah tidur.
”Hee Kyung.. bagaimana ini?? Aku terpaksa menikah dengan Takako Gongju.. Mian haeyo.. aku tidak tahu kalau akhirnya akan jadi begini”
Dia melepas baju pengantinnya, ditaruh menjadi selimutnya. Lalu berusaha tidur.
Sementara di Namyang, Lee Dae Woo, ayah Minho menerima sepucuk surat dari Raja Jeong yang isinya bahwa dia memerintahkan Minho menikah dengan Takako Sadamori agar ada keterikatan hubungan antara dinasti Joseon Joseon dengan keshogunan Ashikaga. Lee Dae Woo patuh terhadap perintah Raja.
Sementara Minho tidur dalam kegalauan....


Bersambung ke part 2……