Cerita ini cuma iseng saja, jangan dimasukin ke hati.. kalau masih serius
juga.. tanggung sendiri deh..
Joseon (Korea sekarang) mengalami masa keemasan di jaman dinasti Joseon
di abad ke 14. Layaknya sebuah kerajaan besar, tidak mudah untuk mengatur
segala aspek : kebudayaan, pertanian, peternakan, perikanan, pendidikan,
termasuk didalamnya militer. Ya, Militer menjadi sangat penting untuk jaga keamanan dan kestabilan sebuah
negara. Maka raja pun berbicara dengan para Jendralnya di Istana Gyeongbok sore
itu.
Hanyang (Seoul sekarang) .. istana Gyeongbok...
Raja lewat menuju singgasana rapatnya, lalu
para jendral, menteri, pencatat administrasi negara, para sepuh kerajaan yang
berkumpul langsung menghormat Sang Raja. Lalu mereka duduk setelah mendapat
aba-aba duduk dari seorang administrasi negara. Para Jendral duduk disamping
kiri raja; sedang para ahli, menteri-menteri dan administrasi negara duduk
disebelah kanan Raja. Salah satu Jendral yang baru naik daun adalah Lee Minho,
Jendral muda, dia putera dari Lee Dae Woo, seorang jendral yang sudah pensiun
tetapi menjadi seorang gubernur di daerah Namyang (Pyongyang).
”Ulah para perompak dari jepang sudah
sangat melelahkan. Gubernur daerah Jeju mengirimkan utusan kalau mereka sudah
beberapa kali merampok kapal-kapal pembawa barang berharga dari Korea, Han
(China), Shogun Ashikaga dan juga kapal kerajaan lain,” kata Raja Jeong Seok
membuka pembicaraan rapat. Yang lain mendengarkan dengan seksama. Para Jendral
semua duduk tegak dengan pakaian kebesaran mereka. Minho terlihat gagah karena
dia baru dan paling muda, plus badannya paling tinggi diantara Jendral senior
lainnya.
Raja lalu menjelaskan, kalau dia juga akan
menugaskan beberapa Jendral muda untuk membantunya dalam misi keamanan wilayah
Jeju do.
Seorang pencatat administrasi dan titah
Raja lalu mengumumkan.
”Dengan ini, Raja Joseon Yang Agung dan
Mulia menitahkan kepada Jendral Minho dari keluarga Lee dan Dong Il dari
keluarga Park untuk memimpin pemberantasan para perompak jepang dari wilayah Joseon,
terutama perairan seputar Jeju do dan bekerja sama dengan Daimyo keshogunan
dari kepulauan Tsushima.. Titah ini akan berlangsung sampai pemimpin dan para
perompak tersebut mati. Demikian titah Raja..”
Dua orang yang ditunjuk bernama Lee Minho
dan Park Dong Il lalu berdiri dari tempat duduknya dan menunduk hormat
dalam-dalam di depan Raja mereka. Mereka lalu rapat bagaimana caranya menghalau
para perompak tersebut, yang hanya dihadiri Raja, Minho, Dong Il dan pencatat
administrasi kerajaan.
”Jendral Park Dong Il aku perintahkan
untuk segera memimpin seribu pasukan bersiaga dan berlatih, lalu pergi ke Jeju
do dan pastikan sampai disana pada hari ke 15 bulan ini, bertemu dengan gubernur
Choe Won Ho untuk segera bersiaga... Aku akan menulis surat kepada Gubernur Choe untuk siasat penyerangan,” kata
Raja Jeong
”Baik, Yang Mulia.. segera laksanakan,”
Dong Il menunduk hormat.
”Jendral Lee Minho.. Aku menugaskanmu
untuk pergi ke kepulauan Tsushima, bernegosiasi dengan Daimyo Sadamori agar dia
bisa membantu kita memblokir jalur laut para perompak tersebut dan menjadi
tameng pertama kita untuk Jeju do,” kata Raja lagi.
Minho menunduk hormat,”baik, Yang Mulia”
”kali ini para perompak itu sudah sangat
meresahkan, dapat kita bayangkan, Jeju do sangat indah dan banyak sekali
mutiara dan hasil laut disana.. kalau mereka yang menguasai kepulauan
kita..dapat dipastikan keshogunan di Kyouto juga yang akan merugi,” kata Raja
Jeong lagi, dengan wajah serius. Raja muda itu memang dikenal tegas dan tanpa
main-main terhadap semua rencananya. Dia sangat mempertahankan teritori (wilayahnya) demi kesatuan kerajaan dan
bangsa Joseon.
”Aku akan menyerahkan sebuah surat kepada
Daimyo Sadamori untuk dibaca olehnya dan kamu segera melaksanakan perintah apa
yang tertulis dalam surat itu ketika selesai dibacakan olehnya,” lanjutnya lagi
Minho menunduk hormat lagi,”baik, Yang
Mulia.”
”Aku akan meminta Choe Jin Hyuk sebagai
pembantu menterjemahkan dari bahasa mereka ke Korea,” lanjut Raja lagi.
Minho menunduk hormat, menyanggupi titah
raja padanya.
Minho duduk di depan teras rumah tugasnya
yang hanya berisi dia dan beberapa pengawalnya. Dia melamun melihat bulan sudah
purnama lagi. Dia asik menikmati Soju sendirian saja sambil memandang bulan.
”Jendral Lee.. Nona Geum Hee Kyung datang
untuk Jendral,” kata salah seorang pengawal. Wanita yang disebut itu adalah
pacar Minho.
Geum Hee Kyung senyum manis ketika dia
bertemu Minho diteras itu. Mereka masuk ke dalam rumah tugas.
”apa benar kamu akan pergi ke Jeju do,
kemudian ke Tsushima??,” kata Hee Kyung, memeluk Minho yang berbaring
disampingnya
Minho menjadikan satu tangannya sebagai
bantal, menjawab pertanyaan Hee Kyung tanpa menoleh,”Ye.. aku harus pergi.. Jeju do dalam keadaan genting.. para
perompak dari negeri seberang itu sudah sangat mengkhawatirkan dan Yang Mulia
takut Jeju do dikuasai mereka.. Raja Yang Mulia memerintahkan juga Jendral Muda
Park untuk pergi, hanya saja.. aku bagian bernegosiasi dengan Daimyo Sadamori
di Tsushima,”
”ku harap kamu kembali dengan selamat,”
kaya Hee Kyung lagi. Dia
mendekatkan kepalanya pada dada Minho.
”doakan aku saja,” balas Minho.
”untuk berapa lama?? Apa kamu juga akan ikut berperang dalam tugas
itu??,”
Minho mengangguk,”kemungkinan bisa satu
bulan.. seperti itu, Raja
Yang Mulia memerintahkan seperti itu padaku.. jadi aku punya tugas lebih banyak dari Jendral
Muda Park”
Minho lalu duduk, masih diatas tempat
tidur. Hee Kyung ikut duduk disampingnya.
”tidak apa kan.. kalau aku meninggalkanmu
sebentar?? Menjadi seorang Jendral tidak mudah,” ujar Minho, mengelus rambut
Hee Kyung yang tergerai indah.
Hee Kyung hanya menggeleng dan tersenyum
pada Minho.
”Besok.. aku sudah harus pergi,” kata
Minho lagi.
”jaga diri,” senyum Hee Kyung. Dia mencium
Minho.
Dong Il dan Minho dipertemukan kembali
hari itu sebelum berangkat. Minho akan berangkat terlebih dahulu dan bisa
memakan waktu sampai 15 hari untuk sampai ke Tsushima dan kembali lagi ke Jeju
do, bertemu dengan gubernur Choe Won Ho. Seperti apa yang dititahkan Raja Jeong
sebelumnya, dia akan pergi bersama dengan Choe Jin Hyuk, seorang pelajar yang
pintar berbahasa Jepang. Sepanjang perjalanan nanti, Minho mendapatkan tugas
juga harus belajar bahasa jepang agar tidak terlalu kesulitan dalam berkomunikasi.
”Aku yang duluan pergi, Jendral Park, aku
titip yeojachingu ku ya, hehe,” kata
Minho, bercanda pada Dong Il untuk menitip pacarnya selama dia pergi. Mereka berjalan menyusuri taman kerajaan
untuk kembali ke rumah tugas masing-masing.
Dong Il tertawa,”tugasmu banyak sekali.. sepertinya
ayahmu tidak ingin kamu jadi Jendral yang santai, Minho,”
Minho melipat kedua tangannya,”begitulah..
ayahku tidak ingin aku menjadi anak lelaki manja, walau aku bukan anak tertua,”
Ayah Minho memang dulunya seorang Jendral
besar. Dia mendidik 3 anak lelaki dan 2 anak perempuannya sama sekali tidak
boleh manja. Mereka semua tersebar, ada yang membantu ayahnya di Namyang,
sedang 2 adik perempuan Minho sudah menikah dengan pembesar lain di Joseon dan
dibawa mereka. Dia anak tengah yang sangat tidak dimanja. Minho menjadi Jendral
bukan karena hasil dari ayahnya yang menjadi Jendral besar sebelumnya, tapi
karena prestasi, dedikasi, loyalitas pada kerajaan dan kesuksesannya dalam
meredam beberapa konflik militer diperbatasan antar kerajaan, sehingga dia naik
pangkat. Ayahnya sama sekali tidak ingin menjadikan karir Minho lewat
tangannya. Bahkan sejak dia turut pertama kali dikemiliteran, sama sekali
ayahnya tidak menyuruhnya lewat belakang, tidak ada kata nepotisme bagi
ayahnya, yang ada lewat test resmi kerajaan.
Minho mempersiapkan diri. Choe Jin Hyuk
sang pelajar itu menginap di ruangan tugasnya.
”Jadi..sebenarnya ini bukan tugas pertama
Jendral Lee ke luar wilayah kerajaan??,” tanya Jin Hyuk.
Minho mengangguk,”aku sudah pernah
sebelumnya ditugaskan ke pemerintahan Han”, yang dimaksud adalah kerajaan di
negeri China.
”seluas apa kerajaan Han itu? Aku belum pernah kesana, Jendral,” kata
Jin Hyuk polos.
”Han sangat maju sejak dulu,” balas
Minho,”beberapa kali memang sebelumnya, ayahanda Raja Yang Mulia Jeong
bekerjasama dengan raja kerajaan Han demi keamanan kejayaan Joseon,”
Jin Hyuk lalu mendengar cerita Minho yang
masih muda, belum ada 30 tahun tapi sudah pernah mendampingi ayahanda Raja
Jeong dan juga Raja Jeong untuk pergi ke kerajaan Han, berdiskusi dan
merencanakan upaya militer untuk menghalau Manchuria dan Mongol yang kembali
ingin menguasai Han dan Joseon.
”tidak dibenarkan... kerajaan ini harus
berdiri sendiri!,” ujar Jin Hyuk tegas.
Minho mengangguk mantap,”Ye.. kita harus menentukan nasib kerajaan kita
sendiri.. tetapi, jangan lupa kerjasama.. dan aku mengandalkanmu untuk
membantuku dalam kemampuan bahasa.. kamu juga hebat, Jin Hyuk!”. Minho
menepuk-nepuk pundaknya Jin Hyuk, remaja baru berusia 16 tahun itu, tetapi
remaja yang rajin belajar.
”selama perjalanan kita.. jangan ragu
untuk memanggilku Hyeong (kakak
lelaki),” kata Minho lagi, dia senyum pada Jin Hyuk
”wah..tidak bisa begitu, Jendral Lee.. nanti aku bisa dihukum ayahku,” kata Jin
Hyuk ketakutan.
”tidak perlu takut..sebab aku tidak akan
memakai baju seragam kerajaan ketika kita dalam perjalanan..,” balas
Minho,”jangan sampai dalam perjalanan banyak orang tahu kalau kita ini utusan
kerajaan... sampai benar-benar tiba dengan kapal laut yang akan membawa kita ke
tsushima.. jadi.. jangan ragu untuk panggil aku Hyeong.. ketika kita
tiba naik kapal laut.. barulah panggil aku Jendral,”
Jin
Hyuk mengangguk, Minho menyuruhnya tidur
duluan supaya dia tidak lelah.
Tapi
Minho hanya duduk diluar merenung lagi,”kenapa aku ditugaskan untuk
bernegosiasi?? Kenapa tidak Dong Il
saja??”, dia malah jadi baru mikir. Dia kepikiran, ingin sekali membuka surat
yang ditulis Raja kepada Daimyo Tsushima Sadamori itu, tetapi tidak sopan
namanya kalau begitu, karena surat itu disegel rapi dalam sebuah kotak. Jadi,
dia hanya termenung saja, mencoba menebak apa isi dari surat itu. Dia malah
akhirnya tertidur diluar dengan sinar bulan purnama penuh.
Paginya, Minho dan Jin Hyuk berangkat. Sinar matahari menyinari mereka pagi itu
”semangat, Jin Hyuk.. jangan khawatir
tentang perjalanan ini.. kita
pasti bisa,” kata Minho ketika dia membantu Jin Hyuk naik kuda.
Jin Hyuk mengangguk mantap. Mereka membawa
dua kuda yang masing-masing juga membawa bekal. Pakaian mereka biasa saja,
tidak memakai baju kerajaan atau atribut kerajaan apapun. Stempel dan tanda kerajaan Minho sebagai Jendral
dia simpan disaku nya. Pedang tetap dia bawa di belakang punggungnya.
”hiyah!,” Minho memacu kudanya dengan
kencang, disusul Jin Hyuk. Mereka melaju menuju pinggiran pelabuhan yang
sekarang diberi nama Inche’on.
Mereka dari sana menuju Jeju do untuk
menempuh perjalanan sebelum ke tsushima, mereka harus bertemu sejenak dengan
Choe Won Ho sang gubernur setempat.
Sepanjang jalan laut menuju Jeju-do, Minho
sama sekali tidak tidur. Kalaupun dia tidur, dia hanya berpura-pura.
Kewaspadaannya tinggi. Yang dikhawatirkan baginya bukan dirinya, tapi Jin Hyuk
yang sama sekali tidak bisa beladiri, bahkan memainkan pisau saja tidak bisa.
Tengah malam, dia merasa gelisah. Dia
keluar dari kamar khusus untuk penumpang bayar mahal, menatap langit.
”kenapa ya.. malam ini aku gelisah
sekali??,” gumamnya dalam hati. Dia lalu hanya bisa memandang langit yang penuh
bintang ditengah laut itu.
Salahseorang anak buah kapal menghampirinya,
mengajaknya ngobrol.
”belum tidur, Tuan?? Hari sudah tengah
malam,” kata ABK itu ramah pada Minho.
”aku jarang tidur kalau diperjalanan,
Tuan,” senyum Minho ramah padanya.
Tiba-tiba nahkoda melihat sebuah kapal
yang mengelap kelipkan lampu jauh kepada mereka.
Minho melihatnya, karena dia dan ABK tepat
berdiri di bawah dimana nahkoda sedang berada di dek atas.
”sepertinya bukan kapal biasa,” kata
hatinya Minho. Dia jadi
curiga. Dari cara kapal besar itu membuat kode tidak biasanya.
Nahkoda langsung turun keluar dari dek
nya, bicara dengan para ABK.
”sepertinya kita akan menghadapi bajak
laut..,” kata Nahkoda,”siapkan senjata”
Minho langsung sensitif dan menghampiri
mereka,”ada apa??”, dia langsung mengeluarkan cap kerajaan Dinasti. Nahkoda dan
para awak kapal kaget begitu tahu siapa Minho sebenarnya.
”aku Jendral Muda Lee Minho dari
Kerajaan.. disini atas perintah Raja Yang Mulia dan Agung Jeong Seok,”
Nahkoda dan para ABK langsung bersujud dan
menunduk pada Minho ketika dia menunjukkan cap kerajaan dan menyebut nama Raja.
”sepertinya kita akan diserang,” kata
Minho lagi,”kalian punya senjata apa??”
”kami hanya punya golok dan pedang,” kata
Nahkoda.
”siapkan kalau begitu,” kata
Minho,”bersiaga, putar kapal menyerong agar mereka bingung menyerang kita mau
darimana”
”kumpulkan para penumpang anak-anak,
perempuan dan yang tua dalam satu tempat.. jangan biarkan para bajak laut itu membunuh
satupun dari mereka!,” kata Minho tegas.
Nahkoda menuruti apa katanya, dia memutar
kapal dalam posisi menyerong.
Benar saja.. Ternyata para bajak laut itu
sudah berbondong-bondong puluhan orang dengan senjata mereka menuju kapal itu
dengan sampan!
”Blam!!”, dan mereka juga menembakkan
meriam
Minho kaget, dia tidak menyangka para
bajak laut menembakkan meriam, kena bagian sisi kanan kapal.
”putar balik!,” kata Minho memerintahkan
nahkoda mengelak dari serangan meriam para bajak laut Jepang itu.
”ini gila! Aku juga harus lindungi Jin
Hyuk,” kata hatinya Minho. Dia berusaha untuk tenang.
Para bajak laut itu naik ke kapal.
”YAROU..!
(para bang-sat-red).. serahkan semua apa yang kalian punya hahahaha!,” kata
salahsatu perompak.
Para ABK sudah dilengkapi senjata yang
mereka punya, sementara kapal ada bagian yang terbakar. Api menyulut, beberapa
wanita dan anak-anak diruangan bawah panik dan berteriak.
Jin Hyuk kaget dengan apa yang terjadi,
dia malah keluar kamar dan menghampiri Minho.
Suaranya bergetar, ketakutan melihat
banyak orang masing-masing menghunuskan senjata. Dilihatnya tampang para
perompak itu menyeramkan.
”Jen... dral.. kiii..taa.. terkepung,”
katanya gemetaran
Minho hanya senyum saja,”keluarkan
pisaumu..tetap berada disamping atau belakangku.. ikuti gerak tanganku”
Jin Hyuk gemetaran, baru pertama kali ini
dia lihat pemandangan menyeramkan, dia takut terbunuh.
”Kalian pasti perompak Jepang itu!,”
teriak Minho.
Pemimpin perompak itu tertawa
terbahak-bahak,”sudah.. serahkan saja semuanya.. jangan sok menantang!”
Semua para perompak sudah naik ke kapal
itu. ABK hanya berjumlah 20 orang. Minho tidak ingin kehabisan akal, dia tidak
mau mengorbankan satupun para ABK maupun penumpang.
”drrrtttttt....sssrrrrrrrrrrttttttttt,”
tiba-tiba telapak tangan Minho keluar angin, dia mengeluarkan ilmu
kedigdayaannya. Tangannya
bergetar, lalu keluar seperti kilat. Jin Hyuk kaget melihat pemandangan itu.
Tapi para perompak tidak takut.
Pemimpinnya berteriak ”HABISKAN MEREKA! KERUK SEMUANYA.. HAHAHAHA!!”
”IBDAGCHYEO..
BRENGSEK!,” teriak Minho lantang. Tangannya makin mengeluarkan kilat, lalu
disalurkannya pada pedang yang dia genggam.
Sama sekali para perompak itu tidak takut
dengan kesaktian yang Minho keluarkan, padahal pedangnya sudah mengeluarkan
kilat biru, tapi mereka tetap menyerbu dia dan para ABK yang juga sudah
bersenjata.
”HIYAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!,” para perompak
itu menyerbu menyerang Minho dan para ABK, sementara Jin Hyuk panik, Minho
tetap mengatakan padanya untuk itu alur genggaman tangannya.
Minho diserang puluhan perompak. Tanpa
segan dia membunuh mereka.
”Jleb....sreet!,” suara gesekan pedang
Minho ke perut seorang perampok yang dia tusuk lalu dia keluarkan lagi pedang
itu. Jin Hyuk stress melihat pemandangan itu, dia sama sekali tidak bisa
berteriak.
”ARGH!,”
teriak perompak yang berhasil dibunuh Minho . Minho menendangnya ke laut dengan keras.
”Mati!,” teriak Minho. Dia terus masih
membela dirinya.
”Hananim..
tolong kami!,” suaranya Jin Hyuk gemetaran berharap Tuhan menolong mereka.
Tangannya dipegang Minho. Minho bergerak ke kiri menebas satu perompak, Jin
Hyuk ikut ke sebelah kiri, dia tegang berusaha tetap berada disamping Minho.
”srett...cresssshh,” Minho memenggal
kepala seorang perompak, darahnya terciprat ke wajah Jin Hyuk, cowok muda itu
hampir pingsan
”hoah! Hananim.. !,” Jin Hyuk sudah lemas
“bertahan sebentar, Jin Hyuk…tidak akan
lama!,” teriak Minho. Tangan Jin Hyuk yang Minho pegang sudah gemetaran,
badannya sudah lemas terciprat darah.
Melihat Minho sakti dan kuat, pemimpin
perompak itu langsung menyerang Minho.
Minho mendorong badan Jin Hyuk menyuruhnya
menjauh darinya.
”KONO
YAROUUU!!,” perompak itu kesal dengan Minho..dia langsung menyerang dengan
senjatanya golok panjang terhunus
Minho mundur beberapa langkah, perompak
itu tertawa lebar
”HAHAHAHA...
SHINEEEEEEEEE!!!!!!!”, langsung
menyerang Minho berteriak kalau Minho harus
mati!
“I SAEKKI YA... KAMU YANG MATI… BRENGSEK!!!!,” Minho balas
teriak..dia marah. Dilihatnya sudah ada 2 orang ABK yang tewas terkena senjata
mereka, sementara seperempat kapal terbakar dan beberapa ABK berusaha
memadamkan, tetapi diserang oleh para perompak. Suasana kapal rusuh, para ABK
hanya berusaha melindungi anak-anak dan para wanita.
Pedang Minho menjadi bersinar biru seperti
ada kilat.
”trang...trang!,” dia bertarung dengan
perompak itu hampir 15 menit lebih
Jin Hyuk hanya berada ketakutan
bersembunyi dibelakang tong-tong air persediaan minum kapal.
”cress!,” Minho terkena sabetan kecil
golok perompak itu di lengannya
Perompak itu tertawa, lalu menyerang
lagi,”kamu.. Jendral Lee bukan??”
”hahahaha... Jendral Lee.. ternyata hanya
segini saja kemampuannya... cih,” kata perompak itu
”Bodoh!
Kata siapa?? Hehe,” Minho malah cengengesan
menghadapi perompak itu
Tangan
kanannya lalu mengeluarkan sinar biru dan kilat, merembet ke pedangnya.
“darimana dia punya itu??,” kata hatinya
si perompak
”hehe... ayo serang aku,” Minho malah
menantang. Pedangnya sudah
berkilat. Sinar biru menyinari kapal itu
Seorang perampok lain menoleh pada pedang
itu,”Gila.. itu ilmu pedang
halilintar! Pemimpin kita bisa kalah”
Beberapa perompak malah jadi keder melihat
itu. Mereka mundur, para ABK
melihat itu jadi bernafsu menyerang balik mereka.
”Hiat!!,” perompak itu menyerang Minho.
Minho membalas serangannya. Golok perompak dan pedang dengan ilmu pedang
halilintar Minho beradu sampai keluar sinar seperti kilat. Mereka saling
dorong...dan......
”trang! Srettt!!,” dada sang perompak
terkena sabetan. Golok panjang terlepas dari tangannya, lalu dia jatuh
Minho langsung menghunuskan pedangnya ke
dada sang pemimpin perompak itu,”MENYERAH!”
Perompak itu belum menyerah, dia malah
menendang kaki Minho tetapi Minho sigap dan menginjak kakinya hingga patah...
lalu.. menusuk dadanya...
”Krek...,” suara pedang Minho menusuk dada
perompak itu. Pemimpin perompak itu pun mati...
Minho lalu memenggal kepala perompak itu,
sementara anak buah para perompak masih saja bertarung dengan para ABK itu.
”HI KALIAN.. LIHAT PEMIMPIN KALIAN!
MATI!,” Minho berteriak pada mereka dengan mengacungkan kepala sang perompak.
Jin Hyuk pingsan melihat itu.
Minho senyum dingin pada para perompak yang
mendadak berhenti dan melihat pemimpin mereka hanya tinggal kepala dan badannya
dibuang ke laut.
”HAAAAAAA???”, para perompak itu kaget
pemimpin mereka sudah tak bernyawa tinggal kepala saja.
Mereka lalu lari tunggang langgang..
beberapa berhasil ditangkap dan langsung dibunuh oleh para ABK yang masih bisa
bertahan… mereka kabur lagi dengan sekoci sekoci yang awalnya untuk menyerbu
kapal itu…
Minho berlari mengambil sesuatu dari
kamarnya dan ternyata itu busur dan panah..
Dia lekas menulis dengan tinta yang
berasal dari darah jarinya,”KALIAN AKAN MATI MELAWAN JOSEON.. BAWA INI KEPADA PEMIMPIN KALIAN DISANA”,
lalu dia menempelkan kertas itu pada anak panah dan dilepaskannya.. tepat
mengenai salah seorang perompak yang kabur dengan sekoci
Minho berteriak kencang,”TITIP PESAN ITU
PADA PEMIMPIN KALIAN... BRENGSEK... RAJA KU AKAN MENGHUKUM HABIS KALIAN!!”
Dia lalu menghampiri para ABK, ada yang
tewas dan luka parah..
”aku mohon maaf.. sebenarnya aku Jendral
Lee Minho.. yang diutus Raja Joseon untuk memberantas mereka,” Minho malah
menunduk hormat pada nahkoda dan para ABK yang masih hidup.
”kami berterima kasih Jendral mau menolong
kami,” balas kapten kapal itu.
”aku akan membawa kepala ini ke Daimyo di
Tsushima, buang saja ke laut buat para perompak yang sudah mati,” kata Minho
kalem. Dia lalu menyobek baju salahsatu perompak yang mati, meminta garam pada
salahsatu ABK dan membungkus kepala pemimpin perompak itu
”Jendral Lee sadis sekali,” bisik salah
seorang ABK, yang dibisiki mengangguk tapi menjawab,”dia hebat...untung hari
ini ada dia.. kalau tidak.. kita bakalan dihabisi para perompak itu”
Minho berjalan menuju Jin Hyuk yang masih
pingsan sembunyi diantara tong air, dia hanya senyum dengan anak baru 16 tahun
itu, lalu mencoba membangunkannya.
”ganti pakaianmu.. itu ada darahnya,” kata
Minho santai. Jin Hyuk bangun dengan badan masih gemetaran.
”Kamu harus belajar beladiri,” tepuk Minho
pada pundak Jin Hyuk.
Perasaan anak muda itu masih stress,
pusing melihat kengerian itu. Minho sama sekali tidak bilang padanya kalau mereka akan bawa kepala
salahsatu pemimpin perompak itu.
Mereka sampai akhirnya dipulau Jeju. Minho
dan Jin Hyuk langsung berhadapan dengan Gubernur Choe Won Ho.
Ketika berhadapan, Minho membawa sebuah
kotak kecil yang berisi surat dari Raja kepada gubernur Choe dan juga kepala
salahsatu pemimpin perompak itu.
Minho menunjukkannya pada Guberbur Choe.
Jin Hyuk kaget.. ternyata selama 2 hari dia dan Minho membawa kepala, dia
langsung mau muntah, tapi dia tahan.
”Bagus sekali, Jendral Lee.. aku berterima
kasih dan menghargai usaha Anda,” ujar Gubernur Choe. Dia juga membaca isi
surat dari Raja.
”baiklah.. kami akan memberikan sebuah
kapal dan juga beberapa puluh pengawal untuk menemani Jendral dan Pelajar Choe menuju
Tsushima.. kirimkan salam kami pada Daimyo Sadamori,” senyum Gubernur Choe.
Minho dan Jin Hyuk tidak lama, malamnya,
mereka langsung menuju Tsushima. Perjalanan dua hari satu malam dilalui dengan
angin badai yang keras, disebut dengan Kami kaze (angin dewa). Jin Hyuk muntah
muntah di kapal begitu mengetahui ternyata yang Minho bawa adalah kepala orang.
Dia baru berani muntah ketika di kapal, tidak didepan Gubernur Choe.
Minho tertawa dengan tingkah Jin
Hyuk,”hahahaha.. kamu harus berani jika mengembara denganku, Jin Hyuk.. jadilah
lelaki kuat!”, lalu memukul kepala Jin Hyuk. Para pengawal jadi tertawa-tawa.
Esok siangnya.. mereka sampai disebuah
pelabuhan di Tsushima..
”Inilah tsushima,” kata salahsatu pemimpin
pengawal mereka.
Mereka merapatkan jangkar, menurunkan kuda
dan menuju kota dimana Daimyo tinggal, tidak jauh dari pelabuhan itu.
”JENDRAL LEE DATANG DARI JOSEON JOSEON
UNTUK DAIMYO DAN SHOGUN ASHIKAGA,” teriak seorang penerima tamu.
Minho, Jin Hyuk, pemimpin pengawal dan
beberapa pengawal masuk. Daimyo Sadamori sudah duduk di depan, sementara para
Samurai lainnya mengelilingi dia. Ruangan itu besar sekali.
Minho dan rombongannya duduk setengah
berjongkok dan menunduk hormat pada Sadamori.
”watashitachi wa Chousen no daihyouu-dan desu..
hajimemashite.. yoroshiku onegaishimasu (kami utusan dari raja Joseon... senang bertemu
degan anda.. mohon bimbingannya-red), “ Jin Hyuk membuka pembicaraan sambil
menunduk hormat.
Sadamori mempersilahkan mereka duduk
ditempat yang sudah disediakan.
”sore
ga saishuutekini, Chousen wa watashitachi ni kare no saikou no daihyou dan o
okutta koto.. yorokonde (Aku sangat senang sekali akhirnya raja Joseon
mengirimkan delegasi terbaiknya pada kami-red),” puji Sadamori pada mereka.
Dilihat Minho, disamping Sadamori ada
seorang perempuan muda dengan Kimono yang sangat elegan dan indah.
”Jendral Lee yang akan menyerahkan surat
dari Yang Mulia Raja Jeong Seok kepada Yang Mulia Daimyo,” kata Jin Hyuk
membuka pembicaraan.
Minho lalu menunduk hormat, berjalan
menghampiri Sadamori, tepat di hadapan Daimyo itu, dia menyerahkan kotak surat
kepadanya.
Perempuan muda dengan Kimono itu
meliriknya, tapi Minho cuek saja. Dia lalu menunduk hormat lagi dan masih duduk
tepat di hadapan Sadamori.
Dia juga membuka bungkusan yang dia
tunjukkan kepada Sadamori.. semua yang disitu kaget.. karena bungkusan itu
adalah kepala..
”Hidoii
da ne.. kono kare wa! (kejam banget cowok ini-red),” kata perempuan muda
itu spontan.
Sadamori malah tertawa dengan perempuan
muda itu,”dia lelaki berani pastinya.. kamu akan tersaingi”, dengan bahasa
Jepang, yang tidak dimengerti Minho.
”Kami terpaksa memenggal kepalanya.. sewaktu kami melakukan perjalanan dari
Inche’on ke Jeju.. kapal kami diserang perompak dari wilayah Anda dan.. ini
kepala salah satu pemimpinnya”, kata Minho
”Hoaaaaaaaa.........
sugoiii (hebat-red),” kata bawahan Sadamori disana yang semuanya samurai
(prajurit).
Perempuan muda berkimono ungu campuran
pink muda itu memandang sinis pada Minho,”begitu juga aku bisa”, katanya dalam
bahasa Jepang. Sadamori menoleh dan senyum saja. Perempuan itu adalah anak
Sadamori.
”Hiraku
to tengami o yondekudasai, Sadamori san,” pinta Jin Hyuk agar membuka surat yang mereka
berikan dari Raja Joseon.
Sadamori lalu menyerahkan surat itu kepada
sekretaris Daimyo untuk langsung dibacakan di depan mereka.
Sekretaris Sadamori pun membaca isi surat
itu,”Salam sejahtera, kemakmuran, keselarasan kepada Kerajaan Joseon Dinasti
Joseon dan juga Daimyo Tsushima.. Saya sudah mempelajari betapa para perompak
beraksi semakin menggila saja dan akan mengurangi kemakmuran wilayah kita
bersama. Saya memahami bahwa ada banyak kapal berlayar dari Keshogunan menuju Joseon
dan sebaliknya. Mereka sangat merugikan perekonomian wilayah kita. Untuk itu,
saya membawa Jendral Muda Lee Minho untuk membahas kesepakatan bersama memberantas
para Perompak ini sampai ke akar-akarnya.. sekaligus menyepakati sebuah
perjanjian yang sudah kita buat sebelumnya.. Menikahkan puteri anda, Puteri Takako
Sadamori dengan Jendral Muda Lee Minho.. demi berlangsung langgengnya hubungan
antara Kerajaan Dinasti Joseon dan Keshogunan Ashikaga.. Kesepakatan ini akan
ditanda tangani antara Daimyo Sadamori dan Jendral Muda Lee Minho yang sudah
membawa cap kerajaan dari Joseon.. Kami semua berharap.. pernikahan ini akan memajukan dan menguatkan hubungan
antar kita.. Terima kasih.. semoga Tuhan memakmurkan negeri Tsushima... Yang
Mulia Jeong Seok”
Minho shocked mendengar paragraf terakhir
dalam hatinya,”Mueos? Naneun geu yeojawa
gyeolhonhaeya haneuga?? (apa?? Aku harus nikah dengan anak gadis nya
Sadamori?-red)”, sama sekali dia tidak tahu isi dari surat Raja Joseon pada
Sadamori, dia pikir hanya surat biasa supaya mereka bekerjasama memberantas dan
memerangi para perompak tersebut.
Takako langsung berdiri tidak setuju,”Watashi
wa kono kekkon no haichi o kyohi, Otoosan! (pokoknya aku gak mau menikah dengan
cowok ini)”, katanya pada ayahnya.
”osuwate
kudasai, Takako.. Kore wa Chousen to Ashikaga no Shogun kara no chuumon desu..
anata wa sore o kyohi suru koto wa dekimasen,” Sadamori mengatakan kalau
itu perintah dari kesepakatan Raja Joseon dan
Shogun Ashikaga dan tidak mungkin Sadamori sebagai Daimyo menolaknya.
Tanpa dinyana oleh Sadamori, Takako
melempar kue tepat ke badan Minho yang masih duduk di depan Sadamori,”Chikushoo.. kankoku yarou! (korea
breng-sek kamu.. si-alan),”
Semua yang ada disitu, Sadamori dan para
Samurai kaget dengan kelakuan Takako yang mendadak tidak sopan pada tamu.
Takako marah pada Minho dan mengejeknya
dengan bahasa kasar sebagai tanda penolakan dia harus menikah dengan Minho.
Minho juga sebenarnya galau, mana bisa dia menikah dengan orang yang tidak dia kenal dan
beda budaya?? Tapi ini adalah perintah Rajanya, suka atau tidak suka, dia tidak
bisa menolak.
Jin Hyuk bicara pada Minho dengan bahasa
Korea agak berbisik,”Perempuan itu tidak suka kalau Jendral menikahinya.. dia
memaki dengan bahasa yang tidak sopan”
Minho diam saja, tidak bicara apapun,
mengikuti kemana alur pembicaraan mereka.
Sadamori membentak anak perempuan satu
satunya itu,”Urusai, Takako chan!.. kore
ga junjo da.. warewarewa sore ni shitagawana kereba naranai (diam, takako!
Ini perintah dan kita harus melaksanakannya)”
Takako diam, duduk lagi, dia cemberut dan
memaki-maki Minho, dia tidak menyangka dengan isi surat itu. Pantas saja hari itu dia sama sekali tidak
boleh keluar mengawasi keamanan kota. Sementara biasanya dia suka berkeliling
mengawasi kota. Sadamori memang mendidiknya sebagai perempuan kecil yang
tangguh dan bisa bertarung, supaya tidak kalah dengan lelaki. Tiga kakaknya
lelaki semua dan mendidiknya pula dengan gaya kelelakian walau dia perempuan.
Dia masih mengomel, sementara Minho
menunduk hormat,”Jika memang kesepakatan itu yang diinginkan Yang Mulia Raja
Joseon Jeong Seok dan juga Yang Mulia Shogun Ashikaga.. saya menerima”
Takako matanya melotot pada Minho,”Nani?? Kono yarou wa kekkon shitai no?? Hoshikunai yo! (apa.? Jadi dengan si sia-lan ini..aku harus
nikah?-red)”
”Urusai.. Takako!,” teriak Sadamori, memperingatkan
anaknya agar diam.
”demo
Otoosan.. kono yarou ni kekkon shitai no.. hoshikunai!,” Takako masih ngotot kalau dia tidak
mau menikah dengan Minho
”URUSAI!,”
bentak Sadamori lagi padanya, baru dia diam. Tapi dia mengepalkan tinjunya pada Minho. Minho
diam saja, sementara Jin Hyuk malah deg-degan dengan kejadian ini, dia membayangkan
pulang takut dibunuh para samurai Daimyo ini.
”Kami harus menghormati dan menaati apa
yang Shogun Ashikaga dan Raja Joseon sepakati.. saya akan segera menikahkan
Jendral Muda Lee dengan anak saya.. Sadamori Takako”, ujar Sadamori
”Nani??
Otosan!!,” Takako masih menolak
Minho malah menjawab,”terima kasih atas
kebaikan hati Daimyo Sadamori kepada kami”, padahal aslinya dia galau berat,
membayangkan Geum Hee Kyung yang sudah jadi pacarnya di Joseon sana, bagaimana
perasaannya jika pulang nanti.. dia malah membawa perempuan lain?? Tapi ini
demi kerajaan..
”Aku mengajukan syarat!,” tiba-tiba Takako
meloncat dan berdiri di depan Minho. Sadamori benar-benar kaget dengan kelakuan anak perempuannya yang dia
anggap sudah tidak sopan itu. Jin Hyuk menterjemahkan untuk Minho
”apa itu??,” tanya Minho pelan dan
berusaha tenang, aslinya dia sudah bete berat juga dengan perempuan muda ini.
”Menghormat pada Jendral Lee, Takako!,”
bentak Sadamori, tapi Takako cuek saja.
”otoosan...kare
wa ichi-mai zutsu tatakadde.. watashi o taosu koto ga dekireba,, kare ni
kekkon shitai (okay.. aku
akan nikah dengan dia kalau dia bisa mengalahkanku bertarung satu lawan
satu-red),” kata Takako dengan lantang. Dia yakin pasti dia bisa mengalahkan
Minho dan dia yakin, Minho tidak sehebat yang dia bayangkan.
Minho meminta Jin Hyuk menterjemahkan
untuknya, karena kalimatnya sudah terlampau panjang dan dia masih belum
mengerti bahasa setempat.
”Geunyeoneun
malhaessda: dangsin-i hanassig ssaum-eseo geunyeoleul igil su issdamyeon ..
geunyeuneun dangsingwa gyeolhonhabnida (dia bilang: dia bakalan menikah
dengan Jendral kalau Jendral Lee bisa kalahkan dia bertarung satu lawan
satu-red),” bisik Jin Hyuk pada Minho
”beoleus-eobsneon sonyeo.. nan dangsin-eul
salanghaji anh-a (dasar cewek manja.. aku tidak cinta kamu-red),” gerutu Minho , pelan. Dia sudah mulai kesal dengan kelakuan
Takako yang menurutnya sangat jauh dari dewasa.
Sadamori malah meminta maaf pada
Minho,”mohon maafkan anak saya.. dia masih 16 tahun,” sambil menunduk hormat
pada Minho.
Minho mencoba tidak marah,”Jika memang itu
syarat yang diajukan Puteri Takako.. akan saya sanggupi, Sadamori san”
Ketika diterjemahkan oleh Jin Hyuk, Takako
yang berdiri di depan Minho langsung mengepalkan tangannya,”Ayo bertarung!
Tunggu apa lagi, Jendral Lee!”
Para Samurai yang disitu malah jadi
berdecak, mereka tidak menyangka Takako sebegitu beraninya melawan Jendral Muda
utusan kerajaan lain.
Minho berdiri dan menunduk hormat pada
Takako,”baiklah”
Takako tanpa basa basi lalu keluar ruangan
tanpa pamit,”Aku tunggu di lapangan”, katanya santai.
Minho menunduk hormat padanya ketika dia
pergi keluar ruangan. Sadamori sangat tidak enak hati dengan kelakuan kacau
anak perempuannya itu. Dia meminta maaf pada Minho.
”Jendral.. ini tidak lucu,” bisik Go Kwang
Jo, pemimpin pasukan pengawal Minho dan Jin Hyuk.
Minho hanya menjawab,”ini titah Raja dan
juga Shogun.. aku harus menghormatinya.. bukanlah kita harus mematuhi perintah
Yang Mulia??”, dia lalu menyiapkan pedangnya.
”mereka tidak akan bunuh kita kan??,”
bisik Jin Hyuk, dia ketakutan
Minho menggeleng,”aku yakin tidak”
Lalu tak berapa lama, di depan Minho sudah
ada Takako yang menggunakan Hakama, pakaian seperti seorang Samurai.
Sadamori dan beberapa samurai bawahannya
melihat. Tapi sebelum itu,
Sadamori meminta maaf pada Minho berkali-kali atas kelakuan anaknya itu.
”Hai
Jendral Lee.. ayo bertarung!,” teriak Takako. Dia menancapkan naginata nya
(semacam tombak besar khusus untuk peralatan perang perempuan, besar tapi tidak
terlalu berat, tidak seberat Zanzoku).
“kalau
kamu melewati lingkaran ini.. kamu
kalah dan tidak berhak menikah denganku.. ambil perempuan lain disini... kalau
aku yang melewati lingkaran ini, aku yang kalah dan kamu boleh ambil aku.. mengerti??”,
perintah Takako
Minho mengangguk saja.
”silahkan pilih senjata mu,” kata Takako
lagi. Tidak jauh dari situ memang ada beberapa alat perang mulai dari
pisau/tanto, kodachi, katana, tsuragi, tombak dan lainnya.
”aku membawa pedang sendiri,” kata Minho
kalem,”aku gunakan saja ini”
”ya..
baiklah.. terserah kamu,” balas
Takako dengan mencibir Minho.
”AYO
MULAI!,” teriak Takako, dia mengangkat Naginatanya lalu menyerang Minho .
Jin
Hyuk panic sediri,”aigoo.. ini gawat sekali, Panglima Go,” katanya
pada Go Kwang Jo.
Kwang Jo hanya mengatakan,”Jendral Lee
pasti bisa menaklukkan perempuan muda sombong ini.. tenang saja.. aku pernah
bersamanya dalam sebuah pertempuran”
”Hiat..
hiat!!,” Takako menyerang Minho . Minho pun membalas tapi dia berusaha untuk tidak melukai
cewek masih muda itu.
“dia hebat juga.. permainan tombak
goloknya mengagumkan,” gumam Minho
”Anta
ga sugoi desu, Takako Hime! (kamu hebat-red)”, puji Minho pada Takako
”Urusai!
(diam-red),” balas Takako masih menyerang Minho.
Minho terus mengelak.. sampai akhirnya dia
ingin mengajarkan Takako supaya tidak mudah merendahkan orang lain. Dia
menyerang Takako diam-diam dengan ilmu pedang halilintarnya dengan tehnik
rendah, dan Takako terjatuh hampir keluar lingkaran yang dia buat sendiri.
Minho menggenggam tangannya otomatis agar cewek itu tidak jatuh terduduk. Hanya
tinggal 2 sentimeter lagi, baju yang dipakai Takako akan tepat berada di luar
lingkaran. Naginatanya Takako jatuh ke tanah.
”gwaenchanh-a?? Daijyoubu desu ka??”,
kata Minho sedikit gugup memegang tangan
Takako. Disana jika memegang tangan
seorang Puteri dianggap bisa sial dan bisa dibunuh karena dianggap kurang ajar.
Takako menepis tangan Minho yang sudah
menolongnya supaya tidak jatuh. Malah akhirnya Takako makin ingin jatuh. Minho
spontan malah makin kuat memegang tangan kanan Takako dan tanpa sengaja menarik
tangannya itu dan akhirnya malah memeluk Takako
”Hanase! Bakayarou! (lepasin, bangs-at),”
teriak Takako kasar.
Sadamori
bukan marah dengan perlakuan Minho pada
anaknya, tapi malah tertawa terbahak bahak.
“Takako
Hime… Kalah!,” teriak wasit.
Sadamori bertepuk tangan, Takako
menggampar Minho, lalu marah dan kabur dari lapangan itu. Minho hanya diam
saja.
”dasar cewek manja..,” gerutu Minho.
Sadamori menghampiri Minho,”sekali lagi.. saya
minta maaf pada Jendral Lee atas kelakuan anak saya”
Minho menunduk hormat padanya,”tidak
mengapa, Sadamori san”
”kami akan persiapkan pernikahan sederhana
untuk anak kami dan Anda,” senyum Sadamori.
Minho makin galau. Dia mencintai Geum Hee
Kyung, bukan Takako Sadamori.
Takako menangis meraung-raung dikamarnya
”Pokoknya aku tidak mau menikah dengan
Jendral Lee!!,” dia teriak teriak membanting segala barang yang ada di
dekatnya. Para pembantu Daimyo Sadamori jadi panik.
Sadamori dan Minho pun datang ke ruangan
Takako. Takako masih mengamuk
melempar apa saja.
Sadamori lalu meminta Minho masuk ke dalam
ruangan Takako dan hanya bicara dengan cewek itu berdua. Sadamori memarahi
Takako yang seharusnya tidak jahat pada Minho.
”aku tidak mau menikah dengan kamu,” kata
Takako sinis pada Minho yang duduk di depannya
Minho senyum dengan perkataan cewek
itu,”sebenarnya.. aku juga tidak mau... tapi perintah Raja ku dan Shogun mu
harus aku patuhi”
”aku sama sekali gak cinta kamu,” timpal
Takako dengan cepat. Minho berusaha memahami bahasanya.
”tidak mengapa.. lagipula pernikahan kita
kan hanya diplomasi.. aku juga sebenarnya sudah punya kekasih di kerajaan
Joseon,” jawab Minho kalem.
Takako malah bengong dengan apa kata
Minho, lalu dia berfikir,”huh.. menyebalkan.. aku bunuh juga cowok ini..
bisa-bisa aku hanya dijadikan budaknya saja!”, dalam hatinya dia menggerutu dan
mempunyai rencana mencelakakan Minho.
Takako diam cukup lama, lalu dia pura-pura
senyum manis pada Minho,”baiklah.. aku mau nikah dengan kamu.. jagain aku ya”
Minho senyum mengangguk,”aku janji menjaga
kamu.. karena ini perintah
Raja Joseon”,
Minho lalu keluar ruangan Takako. Takako
senyum sinis ketika Minho berjalan kembali ke ruangannya,”lihat saja nanti Lee
Minho”
Besok siangnya, mereka menikah dengan
upacara adat setempat..
Takako masih pura-pura manis dan manja
pada Minho. Dia melayani Minho minum bersama Sadamori, ayahnya.
Sadamori mabuk tertawa-tawa senang,
padahal besoknya puterinya harus pulang di bawa Minho ke kerajaan yang sama
sekali Sadamori belum kesana.
Takako aslinya sebal dengan ayahnya, diam
diam.. ketika Minho menoleh ke belakang saat mereka sedang minum, Takako
menaruh racun ke dalam minuman Minho!
Sadamori teler, dia mengangkat botol
keramik minum dan menyuruh Minho minum sake yang banyak dan dituang oleh
Takako. Takako menghormati ayahnya, tetapi.. ternyata malah Sadamori yang ingin
meminum sake dari botol keramik punya Minho yang diberi racun oleh Takako!
Takako secepat kilat merebut cangkir sake
dari tangan ayahnya dan dia spontan langsung meminum sake itu karena panik.
Dia langsung batuk batuk dan tersedak.
Minho langsung sadar kalau sake itu ada racunnya.
”Sakenya beracun!,” kata Minho dengan
suara kencang
”argh!!!,” Takako mencekik lehernya sendiri,
berusaha memuntahkan racunnya yang dia tuang sendiri tapi tenggorokannya sudah
keburu terasa tercekik dan mau mati.
Sadamori yang mabuk berat pun kaget.
Minho langsung mengambil tindakan.. dia memangku
Takako lalu membuka mulutnya, menghisap sisa racun yang masih bercampur dengan
ludah di mulut cewek itu.
”slrupppppppppp,” Minho memaksa dirinya
menghisap ludah dari mulut Takako, lalu dibuangnya ke lantai.
Sadamori terkesima dengan apa yang
dilakukan Minho.
Sementara Takako masih teriak kesakitan walau
dia dibantu Minho.
Minho menahan ludahnya Takako agar tidak
masuk ke dalam tenggorokannya sendiri, tetapi juga dihisapnya berkali-kali dan
dibuang di lantai. Lantai penuh dengan ludah Takako yang bercampur warna biru tua
dan merah darahnya Takako. Tenggorokan cewek itu luka kena racun yang belum
sampai ke lambung.
”peeeh,” suara Minho membuang ludah
berkali kali ke lantai
”watashi
no musume o hozon shite kudasai,” Sadamori menunduk hormat pada Minho dalam
telernya itu, meminta Minho menyelamatkan puterinya. Minho tidak
memperhatikannya, dia hanya sibuk menghisap racun dari mulut Takako.
Beberapa orang pengawal Minho dan Samurai
bawahan Sadamori masuk ruangan itu. Mereka kaget melihat ludah darah berceceran
dilantai.
”Jendral Lee berusaha menyelamatkan Puteri
Takako,” kata Jin Hyuk pada Go Kwang Jo yang awalnya curiga dengan kejadian itu
dan ingin marah,”tenang saja, Panglima Go”
Tak berapa lama, Minho pun selesai, dia
mengelap bibirnya yang ada bekas ludah darah Takako dengan ujung baju
pengantinnya.
”selesai..Hananim kke gambsahabnida.. Jeojangdoeeo, Takako Hime,” senyum Minho manis padanya.
Takako lemas, dia keracunan, tapi efek
racunnya sudah berkurang karena pertolongan Minho. Dia berada di pangkuan
Minho.
Panglima Go menghampiri Minho dan Takako,”museun Il iya? Nugungaga geunyeoleul
dogsalhalyeogo haesseubnikka?? (ada apa.. apa ada orang ingin meracuni
perempuan ini?),”
Minho mengangguk, dia berbohong, padahal
sebenarnya yang diracuni dirinya, tapi Takako malah minum racun yang dia
tenggak sendiri.
Minho lalu meminta pembantu Sadamori
membuat anti racun dari bunga dandelion yang ditumbuk dengan chrysant.
Sadamori sangat shock dengan peristiwa
itu, dia mengira ada musuh yang akan meracuni anaknya.
”Tidak Sadamori san.. sepertinya ada yang
salah menaruh obat.. sebenarnya ini obat,” Minho berbohong,”tetapi jika
kebanyakan bisa menjadi racun.. mungkin sebenarnya ada orang yang ingin
mencelakai Anda, tetapi Takako malah melindungi Anda, Sadamori san.. Takako
Hime pemberani”, senyum Minho.
Takako yang berada di pangkuan Minho hanya
diam. Dia masih lemas.
”aku salah meracuni orang.. dia ternyata
baik.. tapi..aku gak akan tinggal diam.. aku gak bisa cinta dia.. ,” keluh
hatinya.
”Tinggallah disini 3 hari lagi kalau
begitu, Jendral Lee.. Takako harus sembuh supaya tetap bisa hidup dengan Anda
di Joseon,” kata Sadamori.
Minho lalu menggendong Takako ke tempat
tidur, membentangkan selimut dan menyuruhnya tidur.
”untung kamu masih selamat ya.. racun yang
di tuang sendiri olehmu kan?,” senyum Minho dan setengah berbisik pada Takako.
”bakayarou, chikusshoo,” dia masih memaki
maki Minho walau lemas.
Minho hanya senyum, lalu menoleh pada
semua yang ada di ruangan itu.
Para pembantu Sadamori membawa ramuan anti
racun ke ruangan itu dan Minho menyuruh Takako meminumnya di hadapan mereka.
Lalu Takako dipintanya tidur.
”kami
istirahat dulu, Jendral Lee.. mohon maaf dengan kejadian tadi,” kata Sadamori
menunduk hormat, dia sudah kembali ¾ sadar dari mabuknya.
Mereka semua saling menunduk hormat ,
mengucapkan selamat malam.
Minho lalu berbicara pada Jin Hyuk
sebentar, ”tolong jangan kamu bocorkan tentang hal ini pada Raja kita... sebab
Takako baru saja mencoba meracuni ku,”
Jin Hyuk mengangguk menyanggupi. Dia lalu
keluar dari ruangan besar itu.
Minho berbaring disamping Takako yang
sudah tidur.
”Hee
Kyung.. bagaimana ini?? Aku terpaksa menikah dengan Takako Gongju.. Mian
haeyo.. aku tidak tahu kalau akhirnya akan jadi begini”
Dia melepas baju pengantinnya, ditaruh
menjadi selimutnya. Lalu berusaha tidur.
Sementara di Namyang, Lee Dae Woo, ayah
Minho menerima sepucuk surat dari Raja Jeong yang isinya bahwa dia
memerintahkan Minho menikah dengan Takako Sadamori agar ada keterikatan
hubungan antara dinasti Joseon Joseon dengan keshogunan Ashikaga. Lee Dae Woo
patuh terhadap perintah Raja.
Sementara Minho tidur dalam kegalauan....
Bersambung
ke part 2……