Cerita ini cuma iseng saja, jangan dimasukin ke hati.. kalau masih serius
juga.. tanggung sendiri deh..
Esoknya, Minho dan rombongan masih tinggal
di Tsushima. Dia ternyata benar-benar galau dan bingung bagaimana membawa
perasaannya nanti ketika di Goryeo berhadapan dengan Hee Kyung. Tapi, karena
tetap harus mengabdi pada Raja nya, maka dia berusaha tenang menghadapi
semuanya.
Dini hari, dia sudah bangun dan keluar
ruangan Takako, berjalan sendirian berkeliling kompleks Daimyo. Beberapa
samurai yang berjaga dini hari itu tidak mengajaknya bicara, dia juga hanya
diam lalu duduk disebuah taman, padahal hari masih gelap.
”Perasaan Hee Kyung bisa terluka kalau
tahu ini,” lirihnya dalam diam. Bunga sakura dimusim semi sudah mulai mekar,
tapi Minho tidak peduli dengan dinginnya dini hari itu. Dia berdiri lalu
menarik nafas dan menghembuskannya lagi.
”apa.. Appa
ku tahu soal ini?? Sama sekali gak menyangka,” katanya tertunduk lemas.
Kepalanya pusing. Sehebat-hebatnya dia dalam hidup membantu kerajaan dinasti
Joseon, dia tidak pernah disuruh menikah, apalagi dengan perempuan dengan latar
belakang yang sangat berbeda. Dia tidak habis pikir kenapa rajanya berbuat
setega ini padanya, apa maksud dibalik ini semua??
”mueos-ideun
doel geos-ibnida... geos-ibnida..geugeos-i il-eonal su issdolog (ya sudah
lah..yang terjadi terjadi saja.. lihat saja nanti),” katanya dengan suara agak
kencang...tidak berani berteriak supaya tidak membangunkan orang lain.
Dia terus berjalan-jalan dini hari itu,
berfikir siang hari dia harus menulis kesepakatan bersama dengan Sadamori. Tak
berapa lama, dia kembali ke kamar Takako, dilihatnya cewek itu masih tidur.
Dia lalu setengah berbaring disamping
Takako yang masih tidur, memandang wajahnya. Dia gunakan tangannya untuk
memangku kepalanya dan memperhatikan cewek itu.
”hey.. untung kamu selamat ya.. kamu
memang benar-benar cewek manja,” kata Minho pada cewek itu yang masih tertidur
karena efek anti racun.
”bagaimana nanti hidupku dengan dia ya??
Gak kebayang.. apa dia juga bisa hidup dengan ku?? Bisa basi nih.. pernikahan
ku kalau begini,” lanjutnya lagi.
Tak disangka, ternyata tangan Takako
bergerak dan merangkul leher Minho.
”Ryuhei-kun,” igauan Takako ketika dia
memeluk Minho.
Minho kaget, tangannya yang dibuat
bersandar kepalanya terlepas dan dia jadi dipeluk cewek itu.
”Ryuhei?? Itu..nama orang??,” gumam Minho
pelan dalam pelukan tangan Takako.
”aduh.. nafasnya kedengaran lagi.. kacau
deh,” keluhnya karena wajah Takako terlalu dekat dengan lehernya. Minho hanya
menahan nafas.
”Konsentrasi..konsentrasi....fokus..fokus..,”
pikirannya kacau, otaknya harus berfikir apa yang akan dia lakukan pagi
menjelang siang nanti dengan Sadamori, bukan dengan cewek ini.
Minho asli galau, berkali-kali dia tahan
nafas, supaya gak jatuh cinta dengan cewek itu.
Paginya, Takako bangun, tapi Minho malah
tidur. Cewek itu kaget ketika dia melihat tangannya malah memeluk leher Minho.
Dia langsung bangun dan duduk.
”Hieeeeehhhhhh???!!??? Ugh!,” dia malah
menendang Minho. Minho
langsung bangun, kaget, menahan tendangannya, tapi keburu terjatuh dari kasur tempat
tidur.
”ada apa??,” tanya Minho masih bingung,
kenapa mendadak Takako marah padanya
”dasar lelaki otak porno! Pasti kamu yang
taruh tanganku di leher kamu kan, huh??!!??,” bentak Takako.
Minho lalu berdiri,”Gak.. aku gak
melakukannya..sumpah!,”
Takako malah lalu menendang Minho,
mengeluarkan jurus bela dirinya.
Minho mengelak serangannya,”hei.. kamu
salah paham, Hime!,”
Meja jadi berantakan karena tendangan
cewek itu terkena meja. Suara meja jatuh terdengar kencang. Seorang samurai langsung
berdiri di depan pintu luar sementara mereka berdua di dalam sedang bertarung.
”PRANG!”, suara barang pecah belah
terdengar dari dalam ke luar.
Minho terus mengelak pukulan dan tendangan
Takako. Sampai akhirnya dekat ke pintu, tendangan cewek itu lantas menerjang
pintu dan pintu pun rusak.
”BRAK!,” suara pintu yang ditendang dan
diterjang Takako.
Minho keluar dari kamar itu karena
mengelak dari tendangan Takako dan Samurai yang mengintip dari balik pintu pun
mundur kaget.
”Hime
sama.. shinai de kudasai!,” samurai itu memohon Takako tidak menyerang
Minho.
”Urusai..
dia kurang ajar padaku!,” jawab Takako masih menyerang Minho di lorong depan.
”Aku gak begitu! Kamu sendiri yang peluk
aku duluan!,” jawab Minho jujur.
”kamu yang porno... hiat!,” Takako
menendang Minho lalu ditahan kakinya oleh Minho, tangan Minho satu lagi
langsung menarik tangannya dan memitingnya.
”Hanase!,”
teriak Takako minta dilepaskan, agak kesakitan.
”Takako Hime.. Anda tidak boleh seperti
itu pada Jendral Lee.. suami Anda!,” teriak samurai itu sambil duduk dan
menunduk hormat
”Hanase..lepaskan
tanganku!,” teriak Takako lagi
”Jendral Lee.. mohon maafkan Takako Hime,”
kata Samurai itu lagi.
”bukan kamu yang harus minta maaf padaku..
tapi tuan puterimu ini,” jawab Minho. Dia ingin mengajarkan Takako supaya tidak
mudah menuduh orang.
Minho makin mengencangkan pitingan
tangannya terhadap Takako, cewek itu menjerit minta dilepaskan. Dan samurai
penjaga memohon supaya puteri tuannya dilepaskan.
”aku tidak akan melepaskanmu kalau kamu
tidak mau meminta maaf,” jawab Minho.
Beberapa Samurai datang ke depan ruangan
besar itu.
”Hime
sama.. dou shite??!!,” teriak mereka bersama sama
”Lepaskan aku.. sakit!,” teriak Takako
pada Minho
”tidak..sebelum kamu minta maaf pada
suamimu sendiri,” senyum Minho kalem
”gak akan.. aku gak akan minta maaf sama
kamu!,” jawab Takako dengan teriakan
”Hime-sama..menyerang Lee-sama,” kata
Samurai yang dari awal melihat
”Hime-sama.. mohon minta maaf pada Lee-sama!,”
kata seorang samurai yang lain, dia segera duduk dan setengah sujud memohon
Minho masih berkeras hati kalau Takako lah
yang harus minta maaf padanya.
Dari ujung lorong datanglah isteri
Sadamori, Suiko sadamori, dia kaget melihat kejadian itu.
”hoooohh.. ada apa ini? Lee-sama.. mohon lepaskan anak saya,” katanya kaget
”okaasan..
tasukete kudasai,” kata Takako merengek minta tolong pada ibunya
”saya mohon lepaskan tangan Anda,
Lee-sama..,” pinta Suiko
”aku minta maaf.. tetapi Takako-Hime lah
yang memulai terlebih dulu, Ibu mertua,” jawab Minho kalem dan sopan.
”ibu mertua? Chikushoo.. ibuku bukan ibu mertuamu!,” bentak Takako pada Minho.
”Takako chan.. kamu tidak boleh begitu
dengan suamimu sendiri,” balas ibunya
”dia bukan suamiku, huh!,” balas Takako
sambil meringis tangannya masih dipiting Minho.
”kamu tidak boleh begitu, Takako chan.. bagaimanapun.. dia ini suamimu,” kata
Suiko
”saya hanya ingin Takako Hime meminta
maaf,” ujar Minho dengan bahasa yang sopan
Suiko bertanya apa yang telah terjadi
sehingga ruangan, kamar mereka jadi berantakan. Minho lalu bercerita jujur.
”Uso!,”
teriak Takako
”Uso
jya nai desu,” balas Minho. Dia memang tidak bohong dan menceritakan semuanya, apa adanya.
”maaa..maaa
(sudah..sudah)... kalau begitu.. ini semua salah faham.. Takako chan.. kamu harus minta maaf dengan
Lee-sama,” senyum Suiko dengan wibawanya.
Takako menggeram, dia kesal karena kalah
dari Minho. Tapi wajah Minho masih tetap kalem.
”ayo Takako chan.. bersikap dewasa lah.. kamu
sudah menikah,” senyum Suiko lagi
”aku mau minta maaf kalau lelaki ini
melepaskan tangannya dari tanganku, okaasan,” pinta Takako dengan wajah kusut
Minho lalu melepaskan pitingannya. Takako
mengibas-kibas tangannya yang kesakitan.
”lalu??,” tanya Suiko
Takako mengatakan maaf pada Minho dengan
sangat entengnya,”maaf”, sama sekali tidak menunduk hormat.
”hal seperti itu tidak diajarkan oleh
kedua orangtuamu, Takako chan.. terlebih lagi untuk suamimu,”ujar Suiko lagi
Takako gregetan dia kalah lagi,”chikusshooooo... koitsu waaa,”dia
menggerutu kesal, mengepal tangannya.
Minho sama sekali tidak marah, wajahnya
biasa saja, tenang.
”aku minta maaf,”kata Takako akhirnya dia
menunduk hormat pada Minho.
Minho jawab dengan santai,” aku maafkan,
Hime sama”
”nah.. selesai bukan?? ibu tidak ingin
kamu melawan, Takako chan.. kamu
sudah besar.. sudah saatnya mandiri,” ujar ibunya kalem.
Dalam hatinya Takako super bete.
Suiko ramah pada Minho sebagai menantu barunya.
Dia menyuruh pada para pembantunya untuk menyiapkan baju baru bagi Minho dan
juga makanan bagi para pengawalnya.
”saya sangat minta maaf, Lee-sama.. atas
kelakuan Takako,” kata Suiko kepada Minho ketika mereka akan makan pagi bersama
disebuah ruangan besar, sementara Sadamori sudah berada di dalam ruangan itu.
Sadamori menyambut Minho dengan
penghormatan, Minho juga membalas dengan menghormatinya.
Mereka semua duduk berjajar dan saling
berhadapan. Sadamori dan Suiko di depan.
Takako duduk disamping kiri Sadamori,
tetapi kemudian lelaki itu melarang anaknya duduk di sebelahnya, harus duduk di
samping Minho.
Takako ngotot kalau dia tidak suka harus
melayani Minho, tetapi Sadamori memaksa anak perempuannya itu. Akhirnya dia duduk di sebelah Minho dengan
muka bete ditekuk tujuh lipat.
Minho hanya berbisik padanya,”jika memang
Hime sama tidak ingin duduk disampingku dan melayani ku, tidak apa.. aku
terbiasa makan sendiri”, ekspresinya tenang lagi.
Jin Hyuk, Panglima Go dan
prajurit-prajurit yang mengawal Minho hanya memperhatikan tingkah Takako yang
masih melayani Minho makan, tapi tidak dengan hati rela. Minho dilihat mereka santai saja, padahal dia juga
sangat galau karena harus kembali pulang dan akan mengatakan apa pada Hee
Kyung?? Dia hanya ingin menyelesaikan urusan kerjasama saja. Mungkin juga dia
akan berusaha menjaga Takako tapi tidak cinta.
Selesai makan, mereka langsung berkumpul
di ruang besar untuk bicara tentang point apa saja yang akan dijadikan
kesepakatan antar dua wilayah ini terhadap para perompak.
”Kami mendapatkan informasi bahwa
sebenarnya para perompak itu datang dari wilayah barat, daerah Nagasaki dan
seputarnya dan juga beberapa daerah pinggirannya, termasuk Tsushima ini.. itu
sebabnya kita sebaiknya membahas point yang menghabisi mereka sampai ke
akarnya,” kata Minho yang dibantu diterjemahkan oleh Jin Hyuk
Sadamori manggut-manggut dengan pemaparan
Minho,”memang begitu Lee sama.. dan kami sendiri ingin membentuk di dalam
wilayah sendiri semacam pasukan khusus untuk mematai-matai apa gerak mereka di
darat. Kami memiliki patroli tapi juga dirasa kurang karena mereka jumlahnya
sekali bergerak akan banyak sekali, sampai ratusan orang ketika merampok sebuah
kapal dagang,”
”Kami mengharapkan patroli bersama. Kapal
dagang yang berasal dari negeri dan kerajaan lain akan singgah di Jeju dan
mereka pun sudah beberapa kali mencoba menguasai pelabuhan di Jeju. Hal yang
paling menakutkan untuk Gubernur Choe, karena para perompak itu tidak
segan-segan membunuh semua awak kapal dan bahkan merebut kapal yang mereka
rampok. Jadi, kami dari Kerajaan sangat mengharapkan juga para samurai dari
Daimyoo tsushima ini membantu kami bekerjasama mengamankan perairan mulai dari
Jeju sampai tsushima,” kata Minho lagi.
”saya sudah mengirimkan mata-mata.. dan
kami minta maaf, ternyata ada satu wilayah pulau kosong dan gersang di perairan
kami yang menjadi markas mereka,” kata Sadamori menunduk hormat.
Minho lalu bertanya, berapa kira-kira
jumlah mereka dari hasil mata-mata. Lalu pasukan ninja Sadamori mengatakan ada
sekitar 500 orang lelaki yang menjadi perompak, lalu juga ada sekitar 200 orang
wanita dan anak-anak.
”kalau begitu.. kita tidak bisa membiarkan
diri untuk tidak menyerbu pulau itu,”gumam Minho yang dibantu terjemahkan oleh
Jin Hyuk
”menyerang mereka??,” tanya Go Kwang Jo.
Minho mengangguk,”hanya saja, kita harus
tahu berapa kekuatan gabungan dari klan Sadamori dan juga Jeju. Kalau mau mensikat habis.. habiskan
sarangnya,”
” sadis sekali kamu ya?,”tiba-tiba Takako nyeletuk. Minho sama sekali tidak marah dengan sepak
terjang isteri hadiah itu, jika kasarnya dia ingin menyebut Takako sebagai
hadiah.
Sadamori tidak enak hati dengan perkataan
anaknya baru saja.
Minho malah tertawa, lalu dia bercanda
pada semuanya,”aku bisa bawa isteriku, Takako Hime, sebagai komandan untuk
pasukan perempuan, bukan??”
Takako langsung cemberut dan marah,”kamu
pikir kamu siapa.. bisa memerintahkan aku seenaknya??”
Minho malah membalas lagi,” aku suami
Takako Hime,” lalu senyum padanya.
Takako asli kesal dia bisa dibantah terus
oleh Minho.
Minho lalu menoleh pada Sadamori dan
pasukan samurai serta ninja kepercayaannya.
Ӏku ingin bertanya, berapa jumlah kunoichi yang berada di bawah Klan
ini??”
”hanya 100 untuk satu wilayah besar ini..
dan.. Takako Hime adalah pemimpinnya,” jawab Shinsuke, salah seorang pemimpin
Ninja.
”100 sudah cukup banyak menghadapi 500
atau jika para wanita perompak itu bertindak juga seperti para kunoichi. Kita akan membantai habis mereka,” balas
Minho.
Takako malah terbelalak,”gila sekali cowok
ini.. tukang membantai
orang”, katanya dalam hati.
”apa.. berarti Takako Hime akan dilibatkan
juga??,” tanya Shinsuke pada Minho.
Minho mengangguk mantap,”ya.. karena dia
pemimpinnya.. walau belum dewasa, tetap tanggung jawab ditangannya”
”belum dewasa katamu?? Aku sudah 16
tahun.. 16 ta-hu-n.. ,” balas
Takako langsung sengit. Sadamori hanya geleng kepala. Minho cuek tidak
menanggapi balasan Takako.
”jadi.. kesepakatan pertama adalah: pihak
Klan Sadamori mengirimkan mata-mata dalam waktu 3 hari sudah kembali ke sini
dengan membawa informasi bagaimana seluruh kekuatan mereka, lalu di hari
kelima, kita harus mempersiapkan diri menyerbu,” kata sekretaris Sadamori,
mencatat point pertama
Minho mengangguk, begitu juga Go Kwang Jo,
Jin Hyuk dan pasukan yang lain.
”kedua: pihak Joseon atau Jeju akan
mengirimkan 500 orang pasukan dalam penyerbuan, yang dipimpin oleh Jendral Muda
Lee Minho dan Go Kwang Jo. Sedangkan dari Klan Sadamori akan juga mengirimkan
50 kunoichi, 100 ninja dan 350 samurai,” lanjut sang sekretaris lagi
Semua yang ada disitu mengangguk
menyetujui.
”Ketiga: Perkawinan antara Jendral Muda
Lee Minho dan Takako Hime tidak terputus hanya karena mereka sudah kita
habiskan. Ini adalah persaudaraan antara Kerajaan Goryeo Joseon dan Shogun
Ashikaga, sesuai dengan apa yang sebelumnya telah disepakati antara Yang Mulia
dan Agung Raja Joseon Jeong Seok dengan Yang Mulia Shogun Ashikaga,” kata
sekretaris lagi
Minho agak ragu, tapi dia coba menunduk
hormat, menghormati keputusan yang sudah disepakati Raja nya dan Shogun.
Takako masih tidak suka, dia tunjukkan
wajah cemberutnya ketika kesepakatan itu dibaca,” menyebalkan.. aku akan pergi
ke negeri yang aku tidak tahu bersama lelaki ini, ergh”, dia menggerutu dalam
hatinya. Dia melihat Minho menunduk hormat dengan dalam, dengan wajah datarnya.
”Ryuhei-kun.. kita harus berpisah.. gomen,” katanya lagi dalam hati. Ryuhei
adalah salahsatu Ninja tetapi yang berasal dari kalangan bangsawan di Tsushima
itu. Hari itu, dia belum bertemu dengan pacarnya.
Sementara, ternyata Minho juga bicara yang
sama dalam hatinya,” Hee Kyung.. kita harus berpisah.. mian haeyo”,
tapi dia tetap berusaha tenang.
Kesepakatan terus dibicarakan. Seorang
utusan Minho lalu kembali ke Jeju karena disana sudah menunggu pula Jendral
Muda Park Dong Il.
Takako duduk saja di taman sambil
menimpuk-nimpuk air yang terkena beberapa ikan di kolam. Dia kesal kenapa dia
harus menikah dengan Minho, kenapa dia harus kalah dengan cowok itu dan kenapa
orangtuanya kesannya melepaskan dirinya dengan mudahnya, padahal dia anak perempuan
satu-satunya dikeluarga itu.
”Apa berarti aku memang sengaja dibuang??,”
tanya dia pada ayahnya sebagai bentuk protest.
”Tidak ada yang membuangmu, Takako chan.. ini sudah menjadi keputusan antara dua
penguasa besar.. kami mengerti bahwa kamu jatuh cinta dengan Ryuhei-kun.. pada
dasarnya, dia juga seorang anak bangsawan yang tidak akan bermasalah jika
kalian saling cinta.. hanya saja sekali lagi, Takako anakku... ini tugas mulia
dari Shogun Ashikaga,” kata Suiko, ibunya.
”Aku tidak ingin pergi ke Goryeo,
Okaasan.. aku takut.. aku takut dicelakai lelaki itu,” rengek Takako. Ternyata dia memang masih manja dan tidak
mau lepas dari kedua orangtuanya.
”usia mu sudah lebih dari cukup untuk
berpisah dengan kami,” balas Sadamori dengan suara tegas.
Takako diam sejenak, lalu,” aku mungkin
tidak akan cinta Jendral itu selamanya, Oya-sama”, katanya kepada kedua
orangtuanya.
”cinta atau tidak.. itu pilihanmu.. tetapi kesetiaanmu pada Shogun sudah
terbayar,” kata Sadamori. Suiko, ibunya Takako hanya mengangguk saja.
Takako langsung keluar ruangan tanpa
permisi lagi. Sadamori dan Suiko membiarkannya berfikir, tidak melarangnya
keluar.
Lalu Takako pergi ke tempat latihan.
Disana masih sepi, dia lalu mengambil busur dan panah kemudian latihan sendiri.
Minho melihatnya dari kejauhan, ditaman lalu menghampirinya.
Begitu Takako tahu Minho menghampirinya,
dia lalu menaruh busur panah dan berlari dengan kimono nya yang panjang. Minho
berhasil mengejarnya dan menangkap tangannya.
”Hanase!,”
teriak Takako minta dilepaskan.
Minho langsung mengangkat kedua
tangannya,” ya.. aku tidak pegang”,
”tapi..satu pertanyaanku, Hime sama.. kenapa kamu membenciku??,” lanjut Minho
lagi.
Takako menatapnya tajam,” benci ya benci
saja.. titik”, lalu pergi meninggalkan Minho.
Minho lalu iseng menarik kuncir nya sampai
rambutnya Takako tergerai. Cewek itu pun menoleh.
”kemarikan ikat rambutku,” pinta Takako.
Minho senyum saja,”Agak mirip seperti Hee
Kyung.. hanya dia sangat manja,” gumam hatinya Minho, jadi dia terkesan
akhirnya melamun di depan Takako.
Takako berusaha merebut ikat rambutnya
ketika Minho setengah melamun,”kemarikan punyaku!”
”ya, baik,” jawab Minho singkat, dia
membiarkan saja Takako merebutnya.
Takako lalu langsung pergi berjalan ke
lorong dan menuju kamarnya. Minho hanya memperhatikan saja dari arena latihan
yang sedang sepi itu.
”bagaimana aku bisa cinta padanya kalau
dia benci padaku?? Kasihan kalau dia nanti aku bawa ke Goryeo.. mungkin bisa
kesepian dengan sikapnya sendiri,” kata hatinya Minho.
Tapi lagi-lagi dia bergumam,” wajahnya
mirip dengan Hee Kyung”.
Takako masuk ke ruangannya, dia bete dan
bilang pada pembantunya, jangan sampai Minho masuk kamarnya. Dia menyisir
rambut dibantu oleh dua pembantu setianya sejak kecil.
” Bukankah Lee-sama itu suami Takako
Hime.. kenapa Hime larang
Lee-sama masuk kamar ini?,” tanya seorang pembantu yang seumuran dengan dia.
”aku tidak suka dia, Tomoe chan.. sama sekali tidak suka dia.. aku sebelum
pergi darisini pun ternyata harus berada di bawah komando dia ketika nanti kami
ingin menyerbu pulau gersang itu,” balas Takako dengan nada agak tinggi
”sumimasen
deshita, Hime sama,” jawab Tomoe, meminta maaf atas perkataan sebelumnya.
Minho memang sudah sekamar dengannya 3 hari itu, tapi sama
sekali mereka tidak saling bicara. Mereka tidur dikasur yang berbeda.
”Aku tidak mau kamu disampingku,” kata
Takako ketus malam itu
Minho tidak banyak bicara, dia langsung
menarik tatami tebal satu lagi dan tidur bersebrangan dengan Takako.
”waktunya semakin dekat saja,” gumam Minho
berbaring menatap langit kamar.
”aku tidak tahu bagaimana jadinya perasaan
Hee Kyung nanti,”
Dia lalu menoleh pada Takako yang tidur di
seberangnya. Diam-diam dia bangun dan duduk disebelahnya, lalu memperhatikan
wajah cewek itu.
” raut wajahnya memang agak mirip Hee
Kyung,” gumam Minho pelan. Tanpa sadar, dia mengelus pipi Takako yang masih
tidur pulas.
Tiba-tiba Takako mengigau lagi, menyebut
nama Ryuhei, pacarnya itu. Minho tidak bisa apa-apa.
”dan kelihatannya, dia juga cinta dengan
cowok yang namanya Ryuhei itu,”
”Ryuhei-kun... jangan pergi,” igau Takako.
Dia lalu bangun. Minho kaget. Langsung dia ingin menjauh, tapi ternyata Takako
malah memeluknya dalam mata terpejamnya, dia masih tidur.
”eh...aduh,” Minho malah jadi salting
sendiri. Dia ingin melepaskan pelukan cewek itu tapi Takako masih memeluknya.
”jangan pergi, Ryuhei-kun,” kata Takako.
Dia menangis dalam tidur.
Minho diam saja dipeluknya. Ketika dia merasa pundaknya basah, Minho
baru sadar kalau cewek itu menangis dalam tidur.
”mungkin dia memang cinta Ryuhei itu...itu
sebabnya kamu galak padaku... Raja ku dan Shogun mu salah taktik,” kata Minho. Lalu... Minho menggerakkan
tangannya... merespon pelukannya dengan memeluknya juga.
”aku sudah janji pada ayahmu dan klan
Sadamori...aku tetap akan jaga kamu, walau mungkin...kita sama-sama tidak
saling cinta,”
Takako sedih dalam tidurnya. Minho tidak
marah padanya, dia membiarkan Takako memeluknya dalam tidur, lalu
membaringkannya lagi dan Minho tetap tidur bersebrangan dengannya. Malam itu,
dia galau lagi karena mimpi bertemu Hee Kyung.
”Ada suraaaatttt!!,” teriak salah seorang
samurai di depan gerbang istana kecil Sadamori. Sekretaris membaca tulisan yang
mirip hanji itu, ternyata ditujukan untuk Minho dari Park Dong Il yang sudah
sampai di Jeju dalam hari ke lima.
”ini
surat dari Jeju, dari Jendral Park,” kata Jin Hyuk, dia lalu membacakan untuk
semuanya yang diartikan dalam dua bahasa.
”jadi.. semuanya sepertinya sudah siap.. naruhodo,” kata Sadamori santai tapi serius.
”segala perlengkapan juga sudah siap,
Sadamori-sama,” kata Shuntaro, kepala Samurai bawahan Sadamori.
”Kami tidak mendatangkan 500 prajurit,
Raja Jeong Seok sudah berjanji 1000 orang, jadi..kami akan tetap menyerbu
dengan 1000 orang itu,” kata Minho.
Sadamori senyum,”ucapkan terima kasih kami
kepada Yang Mulia Raja Jeong Seok.. kita tetap akan jalankan rencana. Mereka
akan tiba disini esok bukan??”
Minho mengangguk. Mereka lalu bicara
tentang jumlah senjata, kuda, makanan. Walau hanya beda 12 jam berlayar menuju
pulau itu, persiapan tetap harus dilakukan matang.
Takako duduk diteras dengan hakama nya,
membersihkan Kodachi yang akan dia gunakan esok. Minho melihatnya ketika dia
ingin berjalan ke kamar mereka, lalu menghampiri dan berjongkok disampingnya.
”kamu juga bisa gunakan dua pedang itu? Hebat Hime-sama,” kata Minho ramah.
Takako diam saja, tidak menanggapi pujian
Minho padanya, dia tetap asyik membersihkan pedang sedang kesayangannya itu.
Minho sabar padanya, tetap mengajaknya
bicara.
”mau gak...latihan denganku??,” tawar
Minho.
Takako tidak menoleh padanya,”tidak mau”,
jawabnya singkat.
”Tapi aku ingin tahu kepintaranmu... mereka
bilang kamu pemimpin kunoichi disini...,” kata Minho.
”bukan urusanmu,” jawab Takako singkat
”urusanku, dong.. kamu isteriku...jadi
walau esok kita akan menyerbu mereka..aku juga punya tanggung jawab melindungi
dan menjaga mu,” ujar Minho lagi, dia senyum.
Takako menoleh pada Minho, dibalas senyum
dengannya.
”kenapa kamu jadi repot?? Aku kan cuma
isteri diplomatik saja buat kamu,” jawab Takako,”seharusnya gak perlu repot mau
aku mati, hidup..bukan urusanmu”
”keras kepala,” kata hatinya
Minho,”padahal kamu tahu...aku juga berusaha cinta padamu dengan berusaha
menjaga kamu...terlebih lagi nanti kalau kamu tinggal di Goryeo”
Minho enggak kehabisan akal. Dia lalu
melihat kiri-kanan. Dilihatnya ada beberapa pembantu perempuan lewat... dia
lalu malah mencium Takako ketika salah seorang pembantu perempuan berkimono
lewat!
”Lee-sama,” kata pembantu perempuan itu
melihat Minho nekat mencium bibir Takako didepannya yang sedang lewat. Pembantu
yang melihat tadi menjantuhkan baki dan gelas minuman tumpah beserta tekonya.
Takako marah, dia memaksa Minho tidak
menciumnya, lalu berdiri dan menunjuk kodachinya pada wajah Minho.
”Jangan mentang-mentang kedua orangtuaku
setuju...lalu kamu bisa bebas begitu saja cium aku!,” teriak Takako
Minho kalem saja, dia malah mengeluarkan
pedangnya dari sarungnya.
”akhirnya panas juga... ayo latihan dengan
ku,”
”Hime-sama... tolong hentikan.. nanti Anda
terluka,” kata pembantu itu. Tapi Takako tidak menggubrisnya. Dia langsung
menyerang Minho
”hiaaaaaaaaattttttttt! Trang!... Trang!,” dua kodachi dan pedang
saling beradu. Pembantu yang melihat itu panik. Dia berfikir majikannya marah
pada Minho. Dia lalu berlari mengatakan itu pada beberapa samurai dan kembali
segera dengan mereka.
”kamu masih terlalu emosi menyerang orang,
isteriku!,” teriak Minho santai ketika dia melihat para Samurai dan pembantu
berdatangan pada mereka.
”kamu terlalu khawatir, Yui-chan.. Lee-sama
dan Hime-sama hanya sedang latihan,” kata Shuntaro
”tadi Lee-sama mencium Hime-sama..lalu
beliau marah dan menyerang Lee-sama,” jawab Yui
Shuntaro hanya tertawa,”itu
biasa..hahahaha.. mungkin Hime-sama sedang kesal”
Suara pedang dan kodachi masih beradu.. dan..
Minho mematahkan salahsatu kodachi Takako, lalu menangkap satu kodachi lagi,
dia membalikkan tubuh Takako sehingga pedang Minho pun langsung menempel di
lehernya. Takako kaget,
menahan nafasnya, tapi Minho santai.
Sadamori ternyata melihat itu... dia biasa
saja.. para samurai dan
pembantu begitu tahu tuannya ada di belakang mereka, langsung menunduk hormat.
”Hime-sama....masih terlalu bernafsu
mengalahkan orang lain...fokusnya masih musuh, bukan diri sendiri,” kata Minho
santai masih pedangnya ada di leher Takako.
”ugh.. lepaskan aku,” gerutu Takako.
”bagus.. Lee-sama!,” Sadamori malah
bertepuk tangan.
”Otoosan.. kenapa bela orang ini lagi??,”
teriak Takako pada ayahnya. Sadamori lalu turun dan menghampiri mereka.
”benar apa yang dikatakan Lee-sama.. kamu
masih menyerang musuh dengan penuh nafsu..aku jadi khawatir kalau kita nanti
bersama-sama melakukan penyerbuan,” kata Sadamori. Minho melepaskan kalungan
pedangnya dari leher Takako dan melepaskan cewek itu, lalu menunduk hormat pada
Sadamori.
”sumimasen
deshita...aku sudah berlaku kurang ajar pada anak Sadamori-sama,”
”dia cium aku, Otoosan.. bakayarou!!,” maki Takako pada Minho.
Sadamori bukan marah, malah tertawa,”itu
bukan urusanku, Takako chan.. Lee-sama suamimu.. dia berhak apapun atas diri
kamu, hahaha”
Takako kesal dengan perkataan ayahnya. Tapi dia tidak bisa melawan ayahnya dan
hanya diam.
Minho meliriknya,”apa iya..dia bisa
menggantikan Hee Kyung dalam hatiku??”
Sadamori hanya tertawa-tawa lalu
meninggalkan mereka berdua, diikuti oleh para Samurai dan pembantunya
dibelakangnya.
Minho masih berdiri dihadapan Takako.
”kenapa melihat aku seperti itu?,” kata
Takako heran,”kamu sudah patahkan kodachiku... huh!,”
”aku minta maaf... sampai aku di
Goryeo..aku akan ganti kodachi mu,” jawab Minho menunduk hormat padanya.
”aaah... Ryuhei itu.. pacarmu ya??,” tanya Minho mendadak.
Takako malah jadi melamun.
”aku minta maaf sekali lagi..sepertinya
kamu cinta Ryuhei sekali..sama seperti aku cinta Hee Kyung,” kata Minho lagi. Dia lalu menyarungkan pedangnya, menunduk
hormat dan pergi dari Takako.
Takako menjatuhkan kodachinya ke tanah,
lalu dia teriak pada Minho.
”KALAU AKU CINTA RYUHEI-KUN.. MEMANG
KENAPA??,”
Minho menoleh padanya, dia masih berdiri
diantara anak tangga menuju lorong.
”aku...mungkin akan kesulitan menjaga mu
nanti.. aku pun.. sebenarnya cinta dengan Hee Kyung... tapi aku juga sedang
mencoba cinta padamu, Hime-sama.. demi Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Shogun”,
Takako berdiri mematung,”aku..hanya cinta
Ryuhei-kun”
Minho menghampirinya, tiba-tiba memegang
tangannya,”aku mengerti.. Ryuhei itu sangat berharga untuk hidupmu.. tapi..apa
kamu punya ruang dihati untukku sedikit saja..supaya aku bisa rela dan
berlapang dada menjaga mu??”
Tanpa dinyana Minho, Takako malah
memeluknya.
”aku cinta Ryuhei-kun,” katanya lagi
”aku mengerti.. kamu katakan itu dalam
tidurmu berkali-kali, Hime sama,” senyum Minho. Dia mengelus rambut Takako yang
dikuncir kuda dan panjang.
”Tapi... aku memaafkanmu kok.. sudah tanggung jawabku menjaga kamu.. ini
tugas ku.. aku akan berusaha menghilangkan cintaku pada Hee Kyung.. ,”
Takako diam saja. Dia berfikir Minho juga
sebenarnya berat mencintainya.
Minho melepaskan pelukannya, dia menunduk
pada Takako lalu menciumnya.
”mau pukul aku..silahkan... tapi yang
jelas.. aku tetap akan menjaga mu..sesuai kemampuanku... agar aku bisa tetap
mengabdi pada Raja ku dan juga kedua orangtuaku di Goryeo...,” kata Minho
dengan senyumnya..
Takako diam saja.. dia tidak tahu mau
membalas apa dengan Minho yang baru saja menciumnya. Dia hanya mematung..
ciuman itu beda perasaannya ketika dia dicium Ryuhei. Minho seperti tulus
mencintainya, walau atas nama pengabdiannya kepada Raja nya...
Bersambung ke part 3....