This is me....

Jumat, Oktober 17, 2014

Everybody’s Darling (Part 1: Kue Berasnya Enak)



Dangsin eun yeojachingu issnayo?,” seorang wartawan bertanya pada Lee Minho, seorang aktor terkenal yang sedang naik daun karena drama barunya “on the line of death”
Minho sang aktor membantah kalau dirinya sudah punya pacar,”Ani.. naega eotteon yeojachinguga eobsneun... gambsahabnida”, katanya dengan berjalan terburu-buru menghindari banyaknya pertanyaan yang menghantui dirinya, lalu masuk ke dalam mobilnya, melambaikan tangan dan pergi kembali ke rumah.
Semenjak Minho hadir sebagai tokoh utama di 20 episode drama itu, debut mainnya langsung banyak dipuji, terutama para wanita. Setiap hari ada saja wawancara dan juga acara tv langsung tentang dirinya dan juga peran dramanya sehingga bisa dipastikan dia sangat sibuk gak terkira.
“jadi.. beneran.. Anda tidak punya pacar sama sekali, Oppa Minho??,” tanya seorang presenter gossip cewek.
Minho tertawa,”ah.. enggak.. beneran deh.. aku gak punya.. untuk saat ini, rasanya bingung juga mau pacaran dengan siapa.. aku sibuk”, jawabnya dengan diplomatis.
“tapi.. bukannya bagaimanapun.. sesibuknya Oppa.. pasti ada wanita yang diincar dong??,” goda sang presenter cewek itu.
Minho senyum saja, dia merasa sebentar lagi pasti dikorek-korek kehidupan pribadinya.
“kriterianya seperti apa sih?? Kalau kita boleh tahu??,” tanya presenter cewek lagi.
Minho berfikir, dia agak sedikit cemberut, agak malas kalau kehidupan pribadinya tentang wanita ditanya-tanya, dia ingat apa kata best friend nya sebelum dia naik daun,”kamu mesti siap dengan gossip miring, gak enak dan sebagainya”


Dia lalu menjawab dengan santai,”umm.. sederhana sih.. aku gak suka wanita banyak macamnya,”
“maksudnya?? Gak suka wanita suka hobi shopping begitu??,” canda sang presenter sambil senyum
“sikapnya masuk dengan ku,” jawab Minho,”mengerti aku yang banyak kekurangannya dan aku juga sayang dengannya... yang klik perasaan ku padanya”
Presenter seperti membully nya, dia bicara andai saja ada wanita yang mau pacaran dengan Minho, tapi dia malah menjawab kalau dia sedang tidak pikirkan itu, karena sedang sibuk syuting dan banyak job model.
“sebenarnya.. hal itu belum aku pikirkan sekali kok.. soalnya sekarang jadwal semakin padat.. dan aku dapat tawaran bermain drama baru lagi,” kilah Minho,”akhirnya...rasanya aku tidak punya waktu untuk memikirkan perempuan, hehe”
“padahal..sepertinya beruntung sekali kalau ada wanita yang kamu cintai Oppa,” senyum sang presenter.
Minho membalas senyumnya,”tidak sesempurna yang dibayangkan kok... yang dibutuhkan hanya klik hati”
“wah... Oppa Minho berarti orang yang down to earth,” puji sang presenter
“aku bukan Prince charming atau Mr perfect,” kilah Minho dengan senyum manisnya. Dia memang paling malas disinggung soal pribadi.
“lalu... beneran nih.. belum ada wanita beruntung di luar sana yang bisa menaklukkan hati Oppa??,”
Minho menggeleng dan tertawa,”belum ada, ah... daritadi kok ditanya seputar itu terus??”

“tapi..dengar dengar sedang dekat dengan Choi Mary??,” presenter korek korek lagi
“ah.. kata siapa?? Itu cuma gossip kok.. percaya deh.. dengan Mary.. kemarin itu karena kami main drama bersama.. acting Mary bagus.. , hai Mary.. kita digosipkan loh, hehe,” jawab Minho. Dia melambaikan tangannya ke kamera dengan maksud menyapa wanita dengan nama Choi Mary itu, lawan mainnya di drama, diluar sana, sementara cewek cewek yang sedang menonton talk show live itu di studio langsung teriak histeris.
“jadi.. sama sekali bukan Eonni Mary??,” tanya sang presenter, masih saja kepo.
Minho senyum menggeleng,”wah.. sama sekali bukan.. lagipula, setahu aku.. Mary juga sudah punya pacar... atau.. mungkin aku dengan salah satu dari kalian saja... yang sedang menonton disini?? Hehe”. Minho benar-benar berkilah dan bercanda, melambaikan tangan kepada para penonton distudio itu, tertawa sampai semua gigi putihnya terlihat. Para penoton live talkshow itu yang kebanyakan cewek jadi histeris. Sang presenter tertawa keras.
“benar belum ada kok... ,” senyum Minho.

“Oppa.. hari ini ada jadwal casting untuk calon drama baru 3 bulan mendatang.. mereka tertarik dengan Oppa memainkan jadi tokoh antagonis,” kata Seon pada Minho dengan menyerahkan berkas script drama tersebut.
Minho membacanya,”manajemen mau aku bermain ini?? Aku harus baca dulu sebentar.. apa aku sanggup menjiwai karakter ini,”
Seon hanya mengangguk saja. Dia lalu berjalan keluar ruangan.
“wah.. ini menarik.. aku jadi ketua mafia,” senyum Minho. Dia lalu mengambil teleponnya dan mengirimkan pesan pada Seon,”aku terima castingnya.. menarik sekali..”
“Oppa.. senyumnya kurang genit,” kata fotografer Man. Minho lalu senyum genit dengan memegang pundak lawan fotonya.
“tahan ya... 10 flash,” kata Man lagi. Minho dan seorang model sedang diambil gambarnya untuk produk fashion baru musim berikutnya, sampai akhirnya selesai.
“Oppa.. apa benar, gak tertarik dengan Hwang Yi??”, tanya model cewek itu. tampaknya dia sedang menawarkan temannya pada Minho.
Minho hanya menggaruk kepalanya,”kenapa sih.. kok hampir semua orang yang aku temui menawarkan wanita ke aku?? Jadi gimanaaa... gitu, haha”, tawanya lepas.
“habis.. Oppa kelihatannya jomblo abis sih.. memang gak mau punya pacar??,” tanya cewek model itu
“nanti deh.. karir dulu.. semakin harus lebih kerja keras loh..,” jawab Minho diplomatis.
“mestinya sih.. karir lancar, pacaran lancar dong? Haha,” sindir cewek itu
Minho malah iseng memutar bola matanya, kalau kebingungan dia lebih pilih jadi orang yang seperti pura-pura bodoh,”ummm... gimana ya?? Ummm... nanti dulu deh.. kadang kehidupan cinta itu membosankan kok.. lebih baik single dulu”

Sore menjelang malam, Minho berlari bersama berolahraga dengan Myong, anjing kesayangannya. Ketika lelah, dia hanya duduk di sebuah kursi taman. Taman itu sepi sekali sore menjelang malam.
Dilihatnya disudut sana, ada seorang cewek yang sepertinya sedang asik makan kue beras. Minho hanya melihat saja cewek itu, lalu dia minum.
“Hei Myong.. kamu lihat deh cewek itu.. sepertinya manis ya??,” bisik nya pada anjing golden retrivier nya itu.
Myong hanya menjawab,”Guk! Guk!” dan Minho tertawa.
Ternyata perempuan yang sedang duduk di kursi taman yang jaraknya cukup jauh itu menoleh mendengar suara Myong yang menggonggong. Dia lalu melambai-lambaikan tangannya.
Minho menoleh kanan-kiri, melihat kepada siapa cewek itu sebenarnya melambaikan tangannya?? Kepadanya atau orang lain disekitarnya?? Tapi, tidak ada orang lain.. yang ada hanya dia dan Myong.
“Guk! Guk!,” akhirnya malah Myong yang berlari menghampiri cewek itu.
Minho tidak berlari mengejar anjingnya, dia diam saja di kursi taman itu.
Ternyata cewek itu memberikan Myong kue berasnya, dia senyum dan mengelus elus kepala Myong. Minho masih hanya memperhatikan saja.

Minho akhirnya menghampiri Myong dan cewek itu karena dilihatnya Myong makan banyak kue beras.
“ah.. Mian habnida.. kalau anjing ku makan kue berasnya banyak sekali,” Minho tengsin berat dan meminta maaf karena dia melihat Myong makan kue beras berceceran di paving blok dan banyak sekali.
“tidak apa, Oppa... sayang sekali kalau kue nya nanti bisa tidak enak dimakan.. jadi.. sepertinya anjing mu suka,” kata cewek itu dengan wajah ceria, dia mengelus-elus kepala Myong berkali-kali. Myong hanya menggonggong saja, lalu sibuk makan lagi.
“dia memang suka kue beras.. tapi.. berapa harganya?? Biar aku beli.. maaf.. kamu penjual kue beras??,” tanya Minho ramah, masih berdiri di hadapan cewek itu. dia melihat disamping cewek itu duduk, ada keranjang kue.
Cewek itu mengangguk,”iya... kadang aku berjualan disini.. kadang ditempat lain”, katanya ramah. Cewek itu berperawakan kurus, tidak terlalu tinggi atau juga tidak terlalu pendek, rambutnya sebahu dan matanya bersinar.
“manis loh cewek ini,” ternyata Minho memperhatikan juga cewek ini dalam hatinya.
“eh.. aku beli saja.. sayang sekali loh kalau tidak dibeli.. Myong memang pecinta kue beras.. maaf ya??,” kata Minho lagi. Dia lalu mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan beberapa ratus won.
Cewek itu menolak dan bilang kalau kue beras ini pun kalau tidak dihabiskan hari itu takut basi, jadi, tidak apa kalau Myong makan kue kue itu.. gratis. Tapi Minho tetap menyodorkan uangnya pada cewek itu.
“tidak apa.. mohon diterima.. lagipula malam ini dia belum makan,” kata Minho. Myong memperhatikan majikannya lalu menggonggong.
“nah kan.. dia bilang memang belum makan, hehe,” canda Minho.
Cewek itu tertawa,”kamu pintar sekali..”, sambil tetap mengelus kepala Myong dan anjing itu lalu memeluk cewek itu dan menjilati wajahnya.

“hey.. dia belum pernah loh.. bertemu orang yang baru dia lihat langsung menjilati..,” kata Minho heran.
”Myong... enough! Sit!”, katanya lagi, memerintahkan anjingnya untuk berhenti menjilati cewek itu dan duduk tenang.
Cewek itu tertawa geli dijilat Myong,”ya.. aku tahu kok.. kamu pasti lapar dan terima kasih.. iya kan??”
“aduh.. si Myong ini,” keluh hatinya Minho. “Myong.. i said.. sit!,” dia memerintahkan lagi anjingnya untuk duduk manis. Akhirnya anjing itupun duduk.
Minho lalu kembali melihat keranjang itu,”sudah berapa lama jualan diseputar sini? Aku enggak lihat.. kadang aku suka berlari sore sampai malam disini”, lalu duduk disamping keranjang itu.
Cewek itu tersenyum,”aku tidak setiap hari juga jualan disini... hari ini sepi.. entah kenapa??”
“mungkin hari sibuk.. seharusnya senin kan memang hari sibuk,” jawab Minho senyum.
“eh iya.. ini tolong diterima uangku.. anggap saja aku beli kue berasmu,” katanya lagi
“tidak usah, Oppa.. anggap saja aku berikan untuk dia,” kata cewek itu, senyum.
“nanti kamu rugi loh.. ,” kata Minho lagi.
“ah.. enggak apa kok... besok aku masih bisa jualan,” kata cewek itu ramah, menoleh pada Minho.

“sepertinya cewek ini enggak tahu kalau aku aktor,” kata hatinya Minho.
Tapi dia iseng malah bertanya,”rumah kamu dimana?? Aku antar ya?? Ucapan terima kasihku karena sudah kasih Myong banyak kue”
Cewek itu menggerakkan tangannya, menolak,”gak usah.. gak usah.. aku bisa naik sepeda”. Dilihat Minho memang ada sepeda model cewek tak jauh dari tempat mereka duduk, yang depannya bisa menyimpan keranjang.
“jadi... kamu kesini atau jalan berjualan naik sepeda?? Memang tidak capek?? Rumahmu dimana??”, tanya Minho lagi, masih penasaran. Sementara ternyata Myong malah tertidur kekenyangan.
“Go Ryong,” jawab cewek itu singkat dan cepat, hampir tidak terdengar oleh Minho tetapi dia dengar.
“Go Ryong? Itukan daerah kumuh??,” tanya hatinya Minho, tapi dia diamkan saja, tidak ingin menyinggung hati cewek itu.
“Jadi.. kamu gak mau terima uang ku??,” tanya Minho lagi
Cewek itu menggeleng,”enggak usah.. anggap saja aku memberi buat dia,” katanya dengan suara ceria,”hari ini aku kurang beruntung tidak habis.. tapi siapa tahu.. kalau hari ini dihabiskan dia.. besok semua kue ku habis”
“wah.. terima kasih sekali.. kamu baik,” puji Minho pada dia. Cewek itu hanya senyum saja, lalu dia berdiri.
“aku permisi.. ,” katanya menunduk hormat pada Minho, lalu menuju sepedanya. Dan dia pulang dengan mengayuh sepeda itu.
Minho ikut berdiri dan memperhatikan cewek itu mengayuh sepeda sampai jauh.
“nah Myong.. ayo bangun.. perutmu sudah kenyang.. baru tidur.. dasar.. ,” katanya mencolek badan Myong dengan kakinya. Anjing itu bangun lalu mengikuti Minho yang berjalan berlawanan arah dengan cewek penjual kue beras itu.

Dirumah, malam itu Minho asik membaca script drama yang akan jadi drama barunya. Dia sukses berhasil masuk casting sore tadi dan langsung menerima peran antagonisnya itu. Dia sibuk membaca, memahami, lalu praktek beberapa adegan yang menurutnya krusial.
“yang ini sulit.. harusnya aku ada partner acting,” gumamnya pelan.
Ruangannya memang besar sekali, mungkin bukan ruangan namanya, hampir seperti rumah. Disana ada banyak buku yang dia suka sejak kecil, alat musik piano classic dan juga drum set, alat olahraga golf ruangan lengkap, tempat tidur, ruang dia bisa belajar bela diri, bar kecil, sofa besar bisa untuk tidur dan juga tempat tidur Myong, anjing kesayangannya. Baginya ruangan itu tempat dia melakukan hal apapun sendirian atau bersama Myong. Myong hanya tidur-tiduran saja dilantai menemani tuannya.
“eh.. kenapa aku jadi mau buat syair tentang cewek tadi ya??,” tiba-tiba perhatiannya teralih ke peristiwa tadi sore.
Dia lalu menghampiri Myong dan berjongkok di depannya,”menurut kamu..kita besok bisa bertemu lagi dengan cewek itu gak?? Kita bahkan lupa tanya namanya,”
Myong hanya menggonggong saja. Minho tertawa,”ya sudah deh.. mudah-mudahan besok ketemu”
Lalu Minho malah membuka papan penutup piano classic nya itu. Dia mulai mencari dan mengutak atik nada.

“kue berasnya sepertinya enak sekali ya, Myong??,” tanya Minho lagi pada anjingnya
“guk! Guk!,” jawab Myong singkat, lalu dia menaruh moncongnya lagi di lantai.
“ah.. kamu pemalas sekali,” gerutu Minho. Dia mencari-cari nada.
“ting.. ting..,” tuts piano dia tekan dengan jarinya.
“ketika ku melihatnya.. begitu seperti dunia ceria,” katanya bergumam menulis lagu lalu mencari not nya.
Dia terus bergumam mencari lirik dan juga not nya.
“matahari bersinar cerah menimpa wajah yang lembut”, gumamnya lagi.
Dia terus saja bergumam dan sekaligus mencari not... sampai berlalu tiga jam lebih.
“eh.. wah.. aku gak sangka bisa membuat lagu secepat ini, Myong.. itu karena cewek penjual kue beras itu,” kata Minho berjongkok dan mengelus kepala Myong. Myong hanya diam saja dan tetap menaruh kepalanya diatas lantai yang berkarpet.
“dasar pemalas... pasti kamu masih kekenyangan karena kue beras itu,” gerutu Minho lagi pada anjingnya itu.
Dia lalu naik ke atas sofa dan menelungkup, membaca lagi script drama barunya itu sampai beberapa lembar, lalu tertidur..

Paginya, dia berinsiatif ingin pergi main golf di Incheon. Dia pun langsung melarikan mobilnya menuju ke sana.
“eh.. Go Ryong?? Ummm..,” katanya bergumam ketika melewati sekilas daerah tersebut, yang tersembunyi dibalik sebuah wilayah yang sangat mewah dan terkenal di seluruh dunia.
“kalau aku kesana.. bagaimana masuknya?? Apa berbahaya atau tidak??,” lanjutnya lagi masih bergumam. Dia tidak pergi bersama Myong. Tidak boleh ada hewan ikut bersama dalam permainan golf.
Dia pun akhirnya membatalkan niatnya ingin sekilas melihat daerah tersebut.
Tapi walaupun main golf, pikirannya ternyata terus melayang ke wilayah kumuh tersebut.
“Par!,” teriak seorang caddy dari kejauhan.
“aduh.. melamun deh,” keluhnya dalam hati. Dia menggaruk-garuk sendiri kepalanya karena banyak melamun. Main golf nya sangat tidak konsentrasi.
Pulang main dia malah mengeluh ditempat ganti baju, kalah bermain dengan beberapa temannya.
“kenapa kamu, Minho?? Biasanya main mu bagus sekali,” kata seorang temannya yang menepuk pundaknya di kamar ganti.
Minho hanya cengengesan tertawa,”aku tidak konsentrasi.. tadi malam membuat lagu dan belum selesai semua, hehe”
“wah..jadi pencipta lagu sekarang??”, tanya temannya lagi
Minho mengelak,”ah...hanya iseng kok..kebetulan sedang ada ide..lumayan..penyeling waktu kalau agak susah memahami script”
Lantas mereka cerita setting dan alur drama Minho yang baru, sampai cukup lumayan lama dan akhirnya Minho pun pulang.

“masih ada tidak dia ditaman ya??,” pikir Minho ketika dia sudah sampai rumah
Lalu dia mengajak Myong jalan-jalan, tidak lupa dengan memakai baju olahraga.
Dia berlari ditemani Myong sore itu mengelilingi jogging track sekaligus taman di komplek itu.
“wah...kayaknya dia enggak ada hari ini, Myong...haaahhh..,” Minho duduk di kursi taman dan mengelap keringatnya dengan handuk kecil.
Dia menunggu lebih dari 30 menit.. hanya ada 1-2 orang yang lewat di taman itu..
“kita pulang saja yuk, Myong.. dia enggak datang,” Minho lalu berdiri dan berjalan pulang, Myong mengikuti di belakangnya.

Ketika Minho berjalan pulang.. ternyata di depannya ada seorang cewek sedang menuntun sepedanya.. mata Minho langsung senang berbinar.. sebab cewek itu yang kemarin memberi Myong kue beras! Minho langsung berlari menghampirinya..
“hai.. masih ingat aku kan.. yang kemarin??,” tanya Minho ramah
Cewek itu senyum,”iya, apa kabarnya??,” katanya dengan semangat.
“baik.. terima kasih... masih ada gak kuenya??,” Minho pedekate. Myong hanya menggonggong saja.
“Hi.. kamu baik kan hari ini??,” kata cewek itu pada Myong, dia berjongkok lalu mengelus kepala anjing besar itu. Myong membalas dengan menggonggong keras lalu menjilati wajah cewek itu.
Cewek itu berdiri,”mian haeyo.. kue nya sudah habis.. benar kan.. kataku?? Kalau kemarin aku tidak beri anjingmu ini kue.. mungkin hari ini pendapatanku kecil,” katanya ramah dan senyum pada Minho.
“wah.. kamu kehabisan, Myong.. ,” tengok Minho pada anjingnya
“padahal dia suka sekali kue mu.. tadinya mau aku beli,” lalu dia menoleh pada cewek itu.

“nama mu siapa??,” tanya Minho lagi
“Sun Hyo Rin,” jawab cewek itu senyum pada Minho.
Minho mengelap keringatnya lagi, lalu dia senyum pada Hyo Rin,”aku Lee Minho dan anjingku namanya Myong..salam kenal ya? Tapi.. besok sisakan aku dan Myong loh..dia suka sekali..aku sih belum coba”
Hyo Rin tertawa,”wah.. sebenarnya aku masih punya satu lagi.. tapi kalau nanti kamu yang makan, Myong enggak makan dong??”, dia lalu membuka kotak dan dilihatnya memang masih ada satu.
“aku mau dong.. hari ini Myong enggak usah.. aku saja,” senyum Minho. Dia mengeluarkan dompetnya lalu mengambil uang kertas.
“enggak.. untuk kamu aja,” Hyo Rin menyodorkan lagi seperti kemarin.
“jangan gratis gitu.. ini sudah 2 kali loh kamu gratisin.. kemarin dia yang kamu gratiskan,” keluh Minho, tanpa sengaja, sikap anak-anaknya keluar, mulutnya cemberut.
Hyo Rin malah senyum pada Minho dan menyodorkan kue yang dibungkus plastik itu,”ayo.. ini buat kamu saja, Minho.. gak apa kok.. aku masih bisa makan yang lain dirumah”
Minho mengambil, tapi dia memberikan uang pada Hyo Rin, cewek itu menolaknya,”enggak ah.. aku gak suka.. buat kamu saja.. besok pasti aku bisa laku banyak sekali”

Akhirnya mereka tarik tarikan uang. Minho memaksa Hyo Rin menerima uang itu, sementara Hyo Rin menolaknya. Tanpa sengaja Minho memegang tangan cewek itu dan memeluk pinggangnya, awalnya dengan maksud agar dia bisa memasukkan yang ke dalam saku cewek itu. Hyo Rin kaget. Minho buru-buru melepas pelukannya.
“aduh.. mian.. aku enggak sengaja,” tangannya langsung diangkat sebahu dan uangnya jatuh.
Hyo Rin masih kaget dengan pelukan tidak sengaja tadi, tapi dia lekas memungut uang yang jatuh dari tangan Minho.
“ah.. enggak apa.. ini uangmu.. ambil saja kue nya.. okay??,” ujarnya memberikan kembali uang itu pada Minho.
Minho menerimanya kembali uang serta kue beras yang tinggal satu itu. lalu mereka duduk di sebuah bangku taman saling bersampingan.

“umm.. enak banget loh.. aku gak pernah makan yang seenak ini.. bahkan buatan halmeoni ku saja kalah,” kata Minho, mulutnya penuh dengan remahan kue.
Hyo Rin malah tertawa,”kamu kalau makan.. jorok deh, hehe”, sambil menunjuk pada bibir Minho,”itu.. makanmu berantakan.. maaf ya”
Minho langsung otomatis mengelap bibirnya,”hehehe.. habis, enak sih.. kalau nanti gak cepat cepat dihabiskan.. si Myong pasti minta”, dia lalu iseng menjitak kepala anjingnya sendiri.
Hyo Rin tertawa keras,”ternyata.. Minho asik ya? Hahaha.. eh kamu jangan sering iseng dengan Myong loh.. kasihan dia nanti”
Myong yang merasa diomongin hanya menggonggong saja pada mereka berdua.
“ini yang buat siapa?? kamu??,” tanya Minho
Hyo Rin menggeleng,”Ani.. tapi halmeoni ku.. aku membantu menjual nya”
“oh..  jadi kamu masih punya halmeoni juga??,” tanya Minho lagi, mulutnya masih penuh kue.
“iya.. aku hanya tinggal dengan beliau dan ketiga adikku,” senyum Hyo Rin
“banyak sekali?? Memang orangtuamu kemana??,” tanya Minho lagi
“mereka sudah pergi.. sakit.. ,” jawab Hyo Rin senyum lagi pada Minho
“oh... mian haeyo..aku tidak tahu.. turut berduka,” jawab Minho menghentikan makannya dan menunduk hormat sedikit pada Hyo Rin
“ah..enggak apa kok.. itu cerita lama.. jadi.. supaya kami tetap bisa dapat uang..aku menjual ini,”
Minho lalu mengunyah lagi,”tapi sumpah.. ini enak banget.. kenapa kamu tidak punya toko??”
“menyewa toko kan mahal, Minho.. aku hanya bisa berkeliling,” senyum Hyo Rin
“wah.. kamu pekerja keras.. aku salut,” balas Minho. Dia sudah habis makan kue nya.

“besok.. kita ketemu lagi dong.. sepertinya kue beras buatan halmeoni ku kalah enak deh.. dengan buatan halmeoni mu, hehe,” Minho benar-benar modus.
Tapi dalam hatinya dia berfikir,”eh.. masak Hyo Rin gak kenal siapa aku ya?? Apa dia sebegini tidak tahunya dunia drama atau film gitu??,”
Seseorang cewek, pelajar lewat di sore menjelang malam itu, dia sempat menoleh pada mereka berdua, sepertinya mengenal Minho. Minho hanya cuek saja, pura-pura tidak tahu dan pura-pura tidak terkenal, supaya nanti dia gak diminta foto atau tanda tangan. Cewek itu sempat berhenti di depan mereka berdua, tapi mungkin dia tidak percaya juga kalau itu memang Lee Minho yang sedang berolahraga.
“cewek itu.. kenapa tadi lihat kita ya?? Sepertinya dia lihat kamu loh,” kata Hyo Rin, menoleh pada cewek itu yang sudah berjalan di kejauhan.
“enggak tahu.. mungkin aku mirip temannya kali?? Aku enggak kenal,” balas Minho, pura-pura tidak tahu.
“jadi.. kamu keliling apa gak capek naik sepeda begini?? Jauh loh.. dari mana??,” Minho pura-pura lupa dimana letak rumah Hyo Rin
“Go ryong,” balas Hyo Rin singkat.
Minho menjentikkan jarinya,”ah iya.. Go Ryong.. jauh bukan? Memang gak capek ya??”, dia berusaha mengorek-korek Hyo Rin.
“enggak.. sudah biasa dari kecil aku selalu naik sepeda dari rumah berkeliling banyak tempat,” senyum Hyo Rin.
“hebat banget.. aku saja sudah lupa jalan-jalan kecil bisa tembus lewat sepeda,” Minho balas senyumannya.
“ah iya.. aku mau pulang dulu.. kasihan nenek dan adik-adikku nanti menunggu,” ujar Hyo Rin, dia berdiri. Lalu Minho juga ikut berdiri.
“sampai jumpa besok ya.. jangan lupa kesini lagi loh,” kata Minho.
Hyo Rin senyum saja,”kalau sudah habis... ya aku tidak kesini lagi, hehe”
“sisakan dua kalau begitu.. untuk aku dan Myong.. lalu kita besok ketemu lagi.. bagaimana??,” pinta Minho, modus banget dia ada alasan untuk ketemu dengan cewek itu lagi
“semoga aku tidak lupa ya? Hehe.. kalau habis.. ya bukan kesempatanmu,” jawab Hyo Rin
Minho mengangguk saja, lalu Hyo Rin menuju sepedanya dan melambaikan tangan pada Minho.
“sampai ketemu lagi!,” katanya. Minho membalas lambaian tangannya. Sementara Myong hanya menggonggong.
Minho masih belum berbalik arah pulang, melihat Hyo Rin sampai menghilang.
Dia lalu berjongkok di depan Myong,”kamu besok minta kue sama dia ya.. biar bisa aku ketemu dia lagi”, mengelus kepala Myong
“guk! Guk!,” jawab anjing itu.
“ayo pulang!,” Minho berdiri lalu berjalan pulang, diikuti Myong dibelakangnya..

Bersambung ke part 2....