“Dangsin
eun yeojachingu issnayo?,” seorang wartawan bertanya pada Lee Minho,
seorang aktor terkenal yang sedang naik daun karena drama barunya “on the line of death”
Minho sang aktor membantah kalau dirinya
sudah punya pacar,”Ani.. naega eotteon
yeojachinguga eobsneun... gambsahabnida”, katanya dengan berjalan
terburu-buru menghindari banyaknya pertanyaan yang menghantui dirinya, lalu
masuk ke dalam mobilnya, melambaikan tangan dan pergi kembali ke rumah.
Semenjak Minho hadir sebagai tokoh utama
di 20 episode drama itu, debut mainnya langsung banyak dipuji, terutama para
wanita. Setiap hari ada saja wawancara dan juga acara tv langsung tentang
dirinya dan juga peran dramanya sehingga bisa dipastikan dia sangat sibuk gak terkira.
“jadi.. beneran.. Anda tidak punya pacar
sama sekali, Oppa Minho??,” tanya seorang presenter gossip cewek.
Minho tertawa,”ah.. enggak.. beneran deh..
aku gak punya.. untuk saat ini, rasanya bingung juga mau pacaran dengan siapa..
aku sibuk”, jawabnya dengan diplomatis.
“tapi.. bukannya bagaimanapun.. sesibuknya
Oppa.. pasti ada wanita yang diincar dong??,” goda sang presenter cewek itu.
Minho senyum saja, dia merasa sebentar
lagi pasti dikorek-korek kehidupan pribadinya.
“kriterianya seperti apa sih?? Kalau kita
boleh tahu??,” tanya presenter cewek lagi.
Minho berfikir, dia agak sedikit cemberut,
agak malas kalau kehidupan pribadinya tentang wanita ditanya-tanya, dia ingat
apa kata best friend nya sebelum dia
naik daun,”kamu mesti siap dengan gossip miring, gak enak dan sebagainya”
Dia lalu menjawab dengan santai,”umm..
sederhana sih.. aku gak suka wanita banyak macamnya,”
“maksudnya?? Gak suka wanita suka hobi
shopping begitu??,” canda sang presenter sambil senyum
“sikapnya masuk dengan ku,” jawab Minho,”mengerti
aku yang banyak kekurangannya dan aku juga sayang dengannya... yang klik
perasaan ku padanya”
Presenter seperti membully nya, dia bicara
andai saja ada wanita yang mau pacaran dengan Minho, tapi dia malah menjawab
kalau dia sedang tidak pikirkan itu, karena sedang sibuk syuting dan banyak job
model.
“sebenarnya.. hal itu belum aku pikirkan
sekali kok.. soalnya sekarang jadwal semakin padat.. dan aku dapat tawaran
bermain drama baru lagi,” kilah Minho,”akhirnya...rasanya aku tidak punya waktu
untuk memikirkan perempuan, hehe”
“padahal..sepertinya beruntung sekali
kalau ada wanita yang kamu cintai Oppa,” senyum sang presenter.
Minho membalas senyumnya,”tidak sesempurna
yang dibayangkan kok... yang dibutuhkan hanya klik hati”
“wah... Oppa Minho berarti orang yang down to earth,” puji sang presenter
“aku bukan Prince charming atau Mr
perfect,” kilah Minho dengan senyum manisnya. Dia memang paling malas
disinggung soal pribadi.
“lalu... beneran nih.. belum ada wanita
beruntung di luar sana yang bisa menaklukkan hati Oppa??,”
Minho menggeleng dan tertawa,”belum ada,
ah... daritadi kok ditanya seputar itu terus??”
“tapi..dengar dengar sedang dekat dengan
Choi Mary??,” presenter korek korek lagi
“ah.. kata siapa?? Itu cuma gossip kok..
percaya deh.. dengan Mary.. kemarin itu karena kami main drama bersama.. acting
Mary bagus.. , hai Mary.. kita digosipkan loh, hehe,” jawab Minho. Dia
melambaikan tangannya ke kamera dengan maksud menyapa wanita dengan nama Choi
Mary itu, lawan mainnya di drama, diluar sana, sementara cewek cewek yang
sedang menonton talk show live itu di studio langsung teriak histeris.
“jadi.. sama sekali bukan Eonni Mary??,”
tanya sang presenter, masih saja kepo.
Minho senyum menggeleng,”wah.. sama sekali
bukan.. lagipula, setahu aku.. Mary juga sudah punya pacar... atau.. mungkin
aku dengan salah satu dari kalian saja... yang sedang menonton disini?? Hehe”.
Minho benar-benar berkilah dan bercanda, melambaikan tangan kepada para
penonton distudio itu, tertawa sampai semua gigi putihnya terlihat. Para
penoton live talkshow itu yang kebanyakan cewek jadi histeris. Sang presenter
tertawa keras.
“benar belum ada kok... ,” senyum Minho.
“Oppa.. hari ini ada jadwal casting untuk
calon drama baru 3 bulan mendatang.. mereka tertarik dengan Oppa memainkan jadi
tokoh antagonis,” kata Seon pada Minho dengan menyerahkan berkas script drama
tersebut.
Minho membacanya,”manajemen mau aku
bermain ini?? Aku harus baca dulu sebentar.. apa aku sanggup menjiwai karakter
ini,”
Seon hanya mengangguk saja. Dia lalu
berjalan keluar ruangan.
“wah.. ini menarik.. aku jadi ketua
mafia,” senyum Minho. Dia lalu mengambil teleponnya dan mengirimkan pesan pada
Seon,”aku terima castingnya.. menarik sekali..”
“Oppa.. senyumnya kurang genit,” kata
fotografer Man. Minho lalu senyum genit dengan memegang pundak lawan fotonya.
“tahan ya... 10 flash,” kata Man lagi.
Minho dan seorang model sedang diambil gambarnya untuk produk fashion baru
musim berikutnya, sampai akhirnya selesai.
“Oppa.. apa benar, gak tertarik dengan
Hwang Yi??”, tanya model cewek itu. tampaknya dia sedang menawarkan temannya
pada Minho.
Minho hanya menggaruk kepalanya,”kenapa
sih.. kok hampir semua orang yang aku temui menawarkan wanita ke aku?? Jadi
gimanaaa... gitu, haha”, tawanya lepas.
“habis.. Oppa kelihatannya jomblo abis
sih.. memang gak mau punya pacar??,” tanya cewek model itu
“nanti deh.. karir dulu.. semakin harus
lebih kerja keras loh..,” jawab Minho diplomatis.
“mestinya sih.. karir lancar, pacaran
lancar dong? Haha,” sindir cewek itu
Minho malah iseng memutar bola matanya,
kalau kebingungan dia lebih pilih jadi orang yang seperti pura-pura
bodoh,”ummm... gimana ya?? Ummm... nanti dulu deh.. kadang kehidupan cinta itu
membosankan kok.. lebih baik single dulu”
Sore menjelang malam, Minho berlari
bersama berolahraga dengan Myong, anjing kesayangannya. Ketika lelah, dia hanya
duduk di sebuah kursi taman. Taman itu sepi sekali sore menjelang malam.
Dilihatnya disudut sana, ada seorang cewek
yang sepertinya sedang asik makan kue beras. Minho hanya melihat saja cewek
itu, lalu dia minum.
“Hei Myong.. kamu lihat deh cewek itu..
sepertinya manis ya??,” bisik nya pada anjing golden retrivier nya itu.
Myong hanya menjawab,”Guk! Guk!” dan Minho
tertawa.
Ternyata perempuan yang sedang duduk di
kursi taman yang jaraknya cukup jauh itu menoleh mendengar suara Myong yang
menggonggong. Dia lalu melambai-lambaikan tangannya.
Minho menoleh kanan-kiri, melihat kepada
siapa cewek itu sebenarnya melambaikan tangannya?? Kepadanya atau orang lain
disekitarnya?? Tapi, tidak ada orang lain.. yang ada hanya dia dan Myong.
“Guk! Guk!,” akhirnya malah Myong yang
berlari menghampiri cewek itu.
Minho tidak berlari mengejar anjingnya,
dia diam saja di kursi taman itu.
Ternyata cewek itu memberikan Myong kue
berasnya, dia senyum dan mengelus elus kepala Myong. Minho masih hanya
memperhatikan saja.
Minho akhirnya menghampiri Myong dan cewek
itu karena dilihatnya Myong makan banyak kue beras.
“ah.. Mian
habnida.. kalau anjing ku makan kue berasnya banyak sekali,” Minho tengsin berat dan meminta maaf karena
dia melihat Myong makan kue beras berceceran di paving blok dan banyak sekali.
“tidak apa, Oppa... sayang sekali kalau
kue nya nanti bisa tidak enak dimakan.. jadi.. sepertinya anjing mu suka,” kata
cewek itu dengan wajah ceria, dia mengelus-elus kepala Myong berkali-kali.
Myong hanya menggonggong saja, lalu sibuk makan lagi.
“dia memang suka kue beras.. tapi.. berapa
harganya?? Biar aku beli.. maaf.. kamu penjual kue beras??,” tanya Minho ramah,
masih berdiri di hadapan cewek itu. dia melihat disamping cewek itu duduk, ada
keranjang kue.
Cewek itu mengangguk,”iya... kadang aku
berjualan disini.. kadang ditempat lain”, katanya ramah. Cewek itu berperawakan
kurus, tidak terlalu tinggi atau juga tidak terlalu pendek, rambutnya sebahu
dan matanya bersinar.
“manis loh cewek ini,” ternyata Minho
memperhatikan juga cewek ini dalam hatinya.
“eh.. aku beli saja.. sayang sekali loh
kalau tidak dibeli.. Myong memang pecinta kue beras.. maaf ya??,” kata Minho
lagi. Dia lalu mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan beberapa ratus won.
Cewek itu menolak dan bilang kalau kue
beras ini pun kalau tidak dihabiskan hari itu takut basi, jadi, tidak apa kalau
Myong makan kue kue itu.. gratis. Tapi Minho tetap menyodorkan uangnya pada
cewek itu.
“tidak apa.. mohon diterima.. lagipula
malam ini dia belum makan,” kata Minho. Myong memperhatikan majikannya lalu
menggonggong.
“nah kan.. dia bilang memang belum makan,
hehe,” canda Minho.
Cewek itu tertawa,”kamu pintar sekali..”,
sambil tetap mengelus kepala Myong dan anjing itu lalu memeluk cewek itu dan
menjilati wajahnya.
“hey.. dia belum pernah loh.. bertemu
orang yang baru dia lihat langsung menjilati..,” kata Minho heran.
”Myong... enough! Sit!”, katanya lagi, memerintahkan anjingnya untuk berhenti
menjilati cewek itu dan duduk tenang.
Cewek itu tertawa geli dijilat Myong,”ya..
aku tahu kok.. kamu pasti lapar dan terima kasih.. iya kan??”
“aduh.. si Myong ini,” keluh hatinya
Minho. “Myong.. i said.. sit!,” dia
memerintahkan lagi anjingnya untuk duduk manis. Akhirnya anjing itupun duduk.
Minho lalu kembali melihat keranjang
itu,”sudah berapa lama jualan diseputar sini? Aku enggak lihat.. kadang aku
suka berlari sore sampai malam disini”, lalu duduk disamping keranjang itu.
Cewek itu tersenyum,”aku tidak setiap hari
juga jualan disini... hari ini sepi.. entah kenapa??”
“mungkin hari sibuk.. seharusnya senin kan
memang hari sibuk,” jawab Minho senyum.
“eh iya.. ini tolong diterima uangku..
anggap saja aku beli kue berasmu,” katanya lagi
“tidak usah, Oppa.. anggap saja aku
berikan untuk dia,” kata cewek itu, senyum.
“nanti kamu rugi loh.. ,” kata Minho lagi.
“ah.. enggak apa kok... besok aku masih
bisa jualan,” kata cewek itu ramah, menoleh pada Minho.
“sepertinya cewek ini enggak tahu kalau
aku aktor,” kata hatinya Minho.
Tapi dia iseng malah bertanya,”rumah kamu
dimana?? Aku antar ya?? Ucapan terima kasihku karena sudah kasih Myong banyak
kue”
Cewek itu menggerakkan tangannya,
menolak,”gak usah.. gak usah.. aku bisa naik sepeda”. Dilihat Minho memang ada
sepeda model cewek tak jauh dari tempat mereka duduk, yang depannya bisa
menyimpan keranjang.
“jadi... kamu kesini atau jalan berjualan
naik sepeda?? Memang tidak capek?? Rumahmu dimana??”, tanya Minho lagi, masih
penasaran. Sementara ternyata Myong malah tertidur kekenyangan.
“Go Ryong,” jawab cewek itu singkat dan
cepat, hampir tidak terdengar oleh Minho tetapi dia dengar.
“Go Ryong? Itukan daerah kumuh??,” tanya
hatinya Minho, tapi dia diamkan saja, tidak ingin menyinggung hati cewek itu.
“Jadi.. kamu gak mau terima uang ku??,”
tanya Minho lagi
Cewek itu menggeleng,”enggak usah.. anggap
saja aku memberi buat dia,” katanya dengan suara ceria,”hari ini aku kurang
beruntung tidak habis.. tapi siapa tahu.. kalau hari ini dihabiskan dia.. besok
semua kue ku habis”
“wah.. terima kasih sekali.. kamu baik,”
puji Minho pada dia. Cewek itu hanya senyum saja, lalu dia berdiri.
“aku permisi.. ,” katanya menunduk hormat
pada Minho, lalu menuju sepedanya. Dan dia pulang dengan mengayuh sepeda itu.
Minho ikut berdiri dan memperhatikan cewek
itu mengayuh sepeda sampai jauh.
“nah Myong.. ayo bangun.. perutmu sudah
kenyang.. baru tidur.. dasar.. ,” katanya mencolek badan Myong dengan kakinya.
Anjing itu bangun lalu mengikuti Minho yang berjalan berlawanan arah dengan
cewek penjual kue beras itu.
Dirumah, malam itu Minho asik membaca
script drama yang akan jadi drama barunya. Dia sukses berhasil masuk casting
sore tadi dan langsung menerima peran antagonisnya itu. Dia sibuk membaca,
memahami, lalu praktek beberapa adegan yang menurutnya krusial.
“yang ini sulit.. harusnya aku ada partner
acting,” gumamnya pelan.
Ruangannya memang besar sekali, mungkin
bukan ruangan namanya, hampir seperti rumah. Disana ada banyak buku yang dia
suka sejak kecil, alat musik piano classic dan juga drum set, alat olahraga
golf ruangan lengkap, tempat tidur, ruang dia bisa belajar bela diri, bar
kecil, sofa besar bisa untuk tidur dan juga tempat tidur Myong, anjing
kesayangannya. Baginya ruangan itu tempat dia melakukan hal apapun sendirian
atau bersama Myong. Myong hanya tidur-tiduran saja dilantai menemani tuannya.
“eh.. kenapa aku jadi mau buat syair
tentang cewek tadi ya??,” tiba-tiba perhatiannya teralih ke peristiwa tadi
sore.
Dia lalu menghampiri Myong dan berjongkok
di depannya,”menurut kamu..kita besok bisa bertemu lagi dengan cewek itu gak??
Kita bahkan lupa tanya namanya,”
Myong hanya menggonggong saja. Minho
tertawa,”ya sudah deh.. mudah-mudahan besok ketemu”
Lalu Minho malah membuka papan penutup
piano classic nya itu. Dia mulai mencari dan mengutak atik nada.
“kue berasnya sepertinya enak sekali ya,
Myong??,” tanya Minho lagi pada anjingnya
“guk! Guk!,” jawab Myong singkat, lalu dia
menaruh moncongnya lagi di lantai.
“ah.. kamu pemalas sekali,” gerutu Minho.
Dia mencari-cari nada.
“ting.. ting..,” tuts piano dia tekan
dengan jarinya.
“ketika ku melihatnya.. begitu seperti
dunia ceria,” katanya bergumam menulis lagu lalu mencari not nya.
Dia terus bergumam mencari lirik dan juga
not nya.
“matahari bersinar cerah menimpa wajah
yang lembut”, gumamnya lagi.
Dia terus saja bergumam dan sekaligus
mencari not... sampai berlalu tiga jam lebih.
“eh.. wah.. aku gak sangka bisa membuat
lagu secepat ini, Myong.. itu karena cewek penjual kue beras itu,” kata Minho
berjongkok dan mengelus kepala Myong. Myong hanya diam saja dan tetap menaruh
kepalanya diatas lantai yang berkarpet.
“dasar pemalas... pasti kamu masih
kekenyangan karena kue beras itu,” gerutu Minho lagi pada anjingnya itu.
Dia lalu naik ke atas sofa dan
menelungkup, membaca lagi script drama barunya itu sampai beberapa lembar, lalu
tertidur..
Paginya, dia berinsiatif ingin pergi main
golf di Incheon. Dia pun langsung melarikan mobilnya menuju ke sana.
“eh.. Go Ryong?? Ummm..,” katanya bergumam
ketika melewati sekilas daerah tersebut, yang tersembunyi dibalik sebuah
wilayah yang sangat mewah dan terkenal di seluruh dunia.
“kalau aku kesana.. bagaimana masuknya??
Apa berbahaya atau tidak??,” lanjutnya lagi masih bergumam. Dia tidak pergi
bersama Myong. Tidak boleh ada hewan ikut bersama dalam permainan golf.
Dia pun akhirnya membatalkan niatnya ingin
sekilas melihat daerah tersebut.
Tapi walaupun main golf, pikirannya
ternyata terus melayang ke wilayah kumuh tersebut.
“Par!,” teriak seorang caddy dari
kejauhan.
“aduh.. melamun deh,” keluhnya dalam hati.
Dia menggaruk-garuk sendiri kepalanya karena banyak melamun. Main golf nya
sangat tidak konsentrasi.
Pulang main dia malah mengeluh ditempat
ganti baju, kalah bermain dengan beberapa temannya.
“kenapa kamu, Minho?? Biasanya main mu
bagus sekali,” kata seorang temannya yang menepuk pundaknya di kamar ganti.
Minho hanya cengengesan tertawa,”aku tidak
konsentrasi.. tadi malam membuat lagu dan belum selesai semua, hehe”
“wah..jadi pencipta lagu sekarang??”,
tanya temannya lagi
Minho mengelak,”ah...hanya iseng
kok..kebetulan sedang ada ide..lumayan..penyeling waktu kalau agak susah
memahami script”
Lantas mereka cerita setting dan alur
drama Minho yang baru, sampai cukup lumayan lama dan akhirnya Minho pun pulang.
“masih ada tidak dia ditaman ya??,” pikir
Minho ketika dia sudah sampai rumah
Lalu dia mengajak Myong jalan-jalan, tidak
lupa dengan memakai baju olahraga.
Dia berlari ditemani Myong sore itu
mengelilingi jogging track sekaligus taman di komplek itu.
“wah...kayaknya dia enggak ada hari ini,
Myong...haaahhh..,” Minho duduk di kursi taman dan mengelap keringatnya dengan
handuk kecil.
Dia menunggu lebih dari 30 menit.. hanya
ada 1-2 orang yang lewat di taman itu..
“kita pulang saja yuk, Myong.. dia enggak
datang,” Minho lalu berdiri dan berjalan pulang, Myong mengikuti di
belakangnya.
Ketika Minho berjalan pulang.. ternyata di
depannya ada seorang cewek sedang menuntun sepedanya.. mata Minho langsung
senang berbinar.. sebab cewek itu yang kemarin memberi Myong kue beras! Minho
langsung berlari menghampirinya..
“hai.. masih ingat aku kan.. yang
kemarin??,” tanya Minho ramah
Cewek itu senyum,”iya, apa kabarnya??,”
katanya dengan semangat.
“baik.. terima kasih... masih ada gak
kuenya??,” Minho pedekate. Myong hanya menggonggong saja.
“Hi.. kamu baik kan hari ini??,” kata
cewek itu pada Myong, dia berjongkok lalu mengelus kepala anjing besar itu.
Myong membalas dengan menggonggong keras lalu menjilati wajah cewek itu.
Cewek itu berdiri,”mian haeyo.. kue nya
sudah habis.. benar kan.. kataku?? Kalau kemarin aku tidak beri anjingmu ini
kue.. mungkin hari ini pendapatanku kecil,” katanya ramah dan senyum pada
Minho.
“wah.. kamu kehabisan, Myong.. ,” tengok
Minho pada anjingnya
“padahal dia suka sekali kue mu.. tadinya
mau aku beli,” lalu dia menoleh pada cewek itu.
“nama mu siapa??,” tanya Minho lagi
“Sun Hyo Rin,” jawab cewek itu senyum pada
Minho.
Minho mengelap keringatnya lagi, lalu dia
senyum pada Hyo Rin,”aku Lee Minho dan anjingku namanya Myong..salam kenal ya?
Tapi.. besok sisakan aku dan Myong loh..dia suka sekali..aku sih belum coba”
Hyo Rin tertawa,”wah.. sebenarnya aku
masih punya satu lagi.. tapi kalau nanti kamu yang makan, Myong enggak makan
dong??”, dia lalu membuka kotak dan dilihatnya memang masih ada satu.
“aku mau dong.. hari ini Myong enggak
usah.. aku saja,” senyum Minho. Dia mengeluarkan dompetnya lalu mengambil uang
kertas.
“enggak.. untuk kamu aja,” Hyo Rin
menyodorkan lagi seperti kemarin.
“jangan gratis gitu.. ini sudah 2 kali loh
kamu gratisin.. kemarin dia yang kamu gratiskan,” keluh Minho, tanpa sengaja,
sikap anak-anaknya keluar, mulutnya cemberut.
Hyo Rin malah senyum pada Minho dan
menyodorkan kue yang dibungkus plastik itu,”ayo.. ini buat kamu saja, Minho..
gak apa kok.. aku masih bisa makan yang lain dirumah”
Minho mengambil, tapi dia memberikan uang
pada Hyo Rin, cewek itu menolaknya,”enggak ah.. aku gak suka.. buat kamu saja..
besok pasti aku bisa laku banyak sekali”
Akhirnya mereka tarik tarikan uang. Minho
memaksa Hyo Rin menerima uang itu, sementara Hyo Rin menolaknya. Tanpa sengaja
Minho memegang tangan cewek itu dan memeluk pinggangnya, awalnya dengan maksud
agar dia bisa memasukkan yang ke dalam saku cewek itu. Hyo Rin kaget. Minho
buru-buru melepas pelukannya.
“aduh.. mian.. aku enggak sengaja,” tangannya langsung diangkat sebahu dan
uangnya jatuh.
Hyo Rin masih kaget dengan pelukan tidak
sengaja tadi, tapi dia lekas memungut uang yang jatuh dari tangan Minho.
“ah.. enggak apa.. ini uangmu.. ambil saja
kue nya.. okay??,” ujarnya memberikan kembali uang itu pada Minho.
Minho menerimanya kembali uang serta kue
beras yang tinggal satu itu. lalu mereka duduk di sebuah bangku taman saling
bersampingan.
“umm.. enak banget loh.. aku gak pernah
makan yang seenak ini.. bahkan buatan halmeoni
ku saja kalah,” kata Minho, mulutnya penuh dengan remahan kue.
Hyo Rin malah tertawa,”kamu kalau makan..
jorok deh, hehe”, sambil menunjuk pada bibir Minho,”itu.. makanmu berantakan..
maaf ya”
Minho langsung otomatis mengelap
bibirnya,”hehehe.. habis, enak sih.. kalau nanti gak cepat cepat dihabiskan..
si Myong pasti minta”, dia lalu iseng menjitak kepala anjingnya sendiri.
Hyo Rin tertawa keras,”ternyata.. Minho
asik ya? Hahaha.. eh kamu jangan sering iseng dengan Myong loh.. kasihan dia
nanti”
Myong yang merasa diomongin hanya menggonggong
saja pada mereka berdua.
“ini yang buat siapa?? kamu??,” tanya
Minho
Hyo Rin menggeleng,”Ani.. tapi halmeoni ku..
aku membantu menjual nya”
“oh..
jadi kamu masih punya halmeoni juga??,” tanya Minho lagi, mulutnya masih
penuh kue.
“iya.. aku hanya tinggal dengan beliau dan
ketiga adikku,” senyum Hyo Rin
“banyak sekali?? Memang orangtuamu
kemana??,” tanya Minho lagi
“mereka sudah pergi.. sakit.. ,” jawab Hyo
Rin senyum lagi pada Minho
“oh... mian
haeyo..aku tidak tahu.. turut berduka,” jawab Minho menghentikan makannya
dan menunduk hormat sedikit pada Hyo Rin
“ah..enggak apa kok.. itu cerita lama..
jadi.. supaya kami tetap bisa dapat uang..aku menjual ini,”
Minho lalu mengunyah lagi,”tapi sumpah..
ini enak banget.. kenapa kamu tidak punya toko??”
“menyewa toko kan mahal, Minho.. aku hanya
bisa berkeliling,” senyum Hyo Rin
“wah.. kamu pekerja keras.. aku salut,”
balas Minho. Dia sudah habis makan kue nya.
“besok.. kita ketemu lagi dong..
sepertinya kue beras buatan halmeoni ku
kalah enak deh.. dengan buatan halmeoni
mu, hehe,” Minho benar-benar modus.
Tapi dalam hatinya dia berfikir,”eh..
masak Hyo Rin gak kenal siapa aku ya?? Apa dia sebegini tidak tahunya dunia
drama atau film gitu??,”
Seseorang cewek, pelajar lewat di sore
menjelang malam itu, dia sempat menoleh pada mereka berdua, sepertinya mengenal
Minho. Minho hanya cuek saja, pura-pura tidak tahu dan pura-pura tidak
terkenal, supaya nanti dia gak diminta foto atau tanda tangan. Cewek itu sempat
berhenti di depan mereka berdua, tapi mungkin dia tidak percaya juga kalau itu
memang Lee Minho yang sedang berolahraga.
“cewek itu.. kenapa tadi lihat kita ya??
Sepertinya dia lihat kamu loh,” kata Hyo Rin, menoleh pada cewek itu yang sudah
berjalan di kejauhan.
“enggak tahu.. mungkin aku mirip temannya
kali?? Aku enggak kenal,” balas Minho, pura-pura tidak tahu.
“jadi.. kamu keliling apa gak capek naik
sepeda begini?? Jauh loh.. dari mana??,” Minho pura-pura lupa dimana letak
rumah Hyo Rin
“Go ryong,” balas Hyo Rin singkat.
Minho menjentikkan jarinya,”ah iya.. Go
Ryong.. jauh bukan? Memang gak capek ya??”, dia berusaha mengorek-korek Hyo
Rin.
“enggak.. sudah biasa dari kecil aku
selalu naik sepeda dari rumah berkeliling banyak tempat,” senyum Hyo Rin.
“hebat banget.. aku saja sudah lupa
jalan-jalan kecil bisa tembus lewat sepeda,” Minho balas senyumannya.
“ah iya.. aku mau pulang dulu.. kasihan
nenek dan adik-adikku nanti menunggu,” ujar Hyo Rin, dia berdiri. Lalu Minho
juga ikut berdiri.
“sampai jumpa besok ya.. jangan lupa
kesini lagi loh,” kata Minho.
Hyo Rin senyum saja,”kalau sudah habis...
ya aku tidak kesini lagi, hehe”
“sisakan dua kalau begitu.. untuk aku dan
Myong.. lalu kita besok ketemu lagi.. bagaimana??,” pinta Minho, modus banget
dia ada alasan untuk ketemu dengan cewek itu lagi
“semoga aku tidak lupa ya? Hehe.. kalau
habis.. ya bukan kesempatanmu,” jawab Hyo Rin
Minho mengangguk saja, lalu Hyo Rin menuju
sepedanya dan melambaikan tangan pada Minho.
“sampai ketemu lagi!,” katanya. Minho
membalas lambaian tangannya. Sementara Myong hanya menggonggong.
Minho masih belum berbalik arah pulang,
melihat Hyo Rin sampai menghilang.
Dia lalu berjongkok di depan Myong,”kamu
besok minta kue sama dia ya.. biar bisa aku ketemu dia lagi”, mengelus kepala
Myong
“guk! Guk!,” jawab anjing itu.
“ayo pulang!,” Minho berdiri lalu berjalan
pulang, diikuti Myong dibelakangnya..
Bersambung ke part 2....