Lee Minho sebagai dokter Minho Kazuki
Kitamura sebagai dokter Choi Hyeon Jun Gackt
sebagai dokter Roh Seung Won
Hari minggu libur yang asyik untuk
jalan-jalan. Minho mencoba lagi pagi itu menelepon Shin Young. Shin Young
melihat lagi Hp nya yang sedang ditelepon.
“ah..dokter Lee lagi,” shin young agak
sedikit mengeluh. Dia mendiamkan saja berkali kali misscall untuknya dari Minho
“kenapa lagi shin young ini??,” tanya
hatinya Minho,“apa dia sibuk??”
Shin young mendiamkan saja. Waktu sudah
jam 7 pagi, pintu kamarnya diketuk oleh ibu tirinya.
Shin young membuka pintu
untuknya,”eomma..selamat pagi,”senyum pada orangtuanya
“matamu agak sedikit bengkak.. kenapa??
Apa tadi malam menangis??,” senyum ibunya, lalu dia masuk kamar anaknya
“tidak biasanya juga jam 7 ini kamu masih
ada dikamar,”
“aku.. sedang dapat period, eomma..
badanku lemas,” shin young mencari alasan
“perlu ke dokter??,”
Shin young menggeleng,”tidak usah, eomma..
aku baik baik saja,”
Ibunya mendekat dan mengelus rambut anak
tirinya,”pagi ini apa ada acara di panti??”
“kenapa??,”
“dokter Lee..ingin mengajak ku ke panti
hari ini,” katanya jujur pada ibunya itu
“oh..lalu?? jam berapa perginya??,”
“aku belum tahu..aku belum menyanggupi,
eomma,”
Ibunya heran,”kenapa?? Apa yang mau dokter
Lee lakukan disana??padahal orangtuanya juga suka menyumbang untuk panti kita
loh..mungkin dia belum tahu juga”
“katanya dia banyak membawa makanan dan
minuman untuk para halmeoni dan hal-abeoji”
“baik sekali...seperti kedua orangtuanya..
keluarga Lee memang baik,” senyum ibunya
Lalu,”cocok sekali kalau dijodohkan dengan
kakakmu..Hye Rim..eomma mau mereka segera menikah”
Shin Young diam saja.
Lalu ibunya bilang lagi,”kamu pergi saja
dengan dia..lekas dihubungi”
“aku takut Eonni Hye Rim marah padaku,”
jawab Shin Young, dia memang sudah berjanji tidak akan dekat dengan Minho
“nanti eomma yang akan beri dia pengertian
kalau kakakmu itu marah padamu,” senyum ibunya. Walau ibu tiri bagi Shin Young,
Jang Hye memang perempuan yang pengertian.
Shin Young pun mengangkat lagi ketika
Minho mencoba menghubunginya
“pagi.. Shin Young..sibuk ya??,” Minho
memulai pembicaraan dengan ramah
“janji mau ke panti hari ini??,” tiba tiba
Shin young mengatakan tentang janjinya
Minho senang, wajahnya langsung
sumringah,”ah.. Ne.. dangsin eun jeoleul
yagsoghaessda.. kan kamu sudah janji sama aku mau pergi ke sana.. aku sudah
siap nih”
“wah.. rajin sekali.. ini masih jam 7..
biasanya mereka baru makan pagi, Dok..,” balas Shin young, ramah kembali
“eh, shin young....panggil aku Minho
saja.. tidak usah pakai dokter segala,”
“ya baik..dokter.. eh Minho..,”
“aku jemput di depan rumah.. aku tahu, Hye
Rim pasti belum bangun, hehe” balas Minho, dia happy sekali..,”tunggu aku 15 menit lagi.. aku sudah siapkan semua
makanan di dalam mobil tadi malam”
Tak berapa lama, Minho sampai di depan
rumah Hye Rim, dia memakai pakaian sederhana hanya jeans dan kaos berkerah.
Shin Young sudah ada di depan gerbang.
“annyeong
haseyo.. selamat pagi Dok,” sapa Shin Young ramah, menunduk hormat
“pagi..kalau diluar..aku bukan dokter,”
senyum Minho
“manis sekali dia pagi ini.. mudah mudahan
aku gak tergoda bayangin dia macam macam lagi,” kata hatinya Minho
Shin Young pagi itu memang manis. Memakai
baju seperti biasa, dress panjang ¾ dengan ¾ lengan, lembut sekali. Minho benar
benar gak tahan banget lihat cewek sederhana.
“eh..apa Tuan dan Nyonya Min sudah tahu
kita mau jalan??,”
Shin young mengangguk,”aku sudah ijin
dengan Eomma.. dan mengijinkan”
Minho senyum dan dia membukakan pintu
untuk Shin Young
Ternyata.. Hye Rim mengintip dari kamar
nya yang memang berada di lantai 2
“kalian sama saja.. Minho benar benar
mengkhianati cintaku”, gerutu Hye Rim
“wah... banyak sekali yang dibawa ya?,”
Shin young kaget dalam mobil suv Minho membawa makanan banyak sekali.
“ini hanya berupa kue dan kue beras yang
bisa dimakan dalam beberapa bulan.. biasanya orangtua suka..,” senyum Minho
sambil masih menyetir
“aku juga suka kue beras.. apalagi yang
tradisional,” senyum Shin Young
“terima kasih banyak, Dok..sudah mau
berbagi,” katanya lagi
Minho menoleh padanya sebentar, lalu
memberhentikan mobilnya dan senyum padanya.
“aku tidak suka ada batas diantara kita,
Shin Young... bahkan dalam panggilan sekalipun,”
Shin Young jadi agak memerah wajahnya, dia
malu dengan perkataan Minho barusan.
“ah.. jeongmal
joesonghabnida.. Min.. Ho,” jawab Shin Young
“nah.. begitu Shin.. Young..,” Minho malah
mengikuti gaya bicara cewek itu lalu lanjut menyetir.
Ternyata Shin Young masih memerah wajahnya
mengingat perkataan Minho sebelumnya
“ceritakan padaku tentang pekerjaan mu
sebagai guru TK dong.. mengasyikkan tidak??,” tanya Minho memulai pembicaan
lagi sambil tetap lurus menyetir
“iya.. menyenangkan sekali.. anak-anak
karakter nya berbeda satu sama lain,”
“ada yang nakal?? Hehehe.. waktu kecil..
aku dapat cap nakal dan pengganggu dari teman temanku,” canda Minho
“jeongmal??
Chigwauisa Minho.. jangnan kkuleogi sonyeon ieossida?? Apa beneran dokter
Minho ini waktu kecil nakal??,” Shin Young tertawa kecil
“ah.. dokter lagi,” keluh Minho
“eh..mian
haeyo.. naneun ij eossda ..aku minta maaf, lupa,” Shin Young sungguh kaku
terhadap Minho
“ya.. aku memang aktif sewaktu TK.. dan
aku jadi idola di TK, hahaha,” Minho tertawa
“aih.. pasti lucu sekali Minho saat itu
ya?? Banyak diidolakan murid murid cewek TK,” Shin Young mencoba bercanda
padanya
“iya.. tapi cinta pertama ku bukan waktu
TK, hehe.. waktu kuliah,”
“pasti Minho banyak yang suka ya??,”
senyum Shin Young
“umm.. biasa saja.. aku agak susah
mendekati perempuan..,” jawab Minho
“mungkin karena mereka melihat Minho
terlalu terlihat seperti ber standar tinggi??,” ujar Shin Young
“umm.. mungkin,” balas Minho singkat,”tapi
sebenarnya aku gak seperti yang mereka bayangkan kok.. aku lebih suka perempuan
sederhana dan gak banyak gaya..apa adanya saja”
“beruntung sekali kalau begitu Eonni Hye
Rim,” senyum Shin Young
“aku mengincar kamu.. kok malah jadi ke
Hye Rim??,” kata hatinya Minho sambil terus menyetir.
“annyeong
haseyo..halmeoni.. hal abeoji..
ada teman ku datang kesini,” Shin Young ramah kepada para orangtua jompo yang
sedang duduk duduk di depan gedung rumah panti kedua orangtuanya
“annyeong
haseyo.. Lee Minho... mannaseo
bangabseubnida,” Minho menunduk hormat pada mereka
“namja
chingu, Shin Young??,” canda salah seorang ibu tua
“ah.. namjachingugaissda,
halmeoni..daman chingu,” senyum Shin Young. Dia malu dibilang kalau Minho
pacarnya.
Minho malah bercanda dengan mereka,”geunyeoi namja chigulo, gwaenchanhseubnida,”
Para kakek dan nenek itu tertawa mendengar
perkataan kalau Minho ok ok saja jadi pacarnya Shin Young.
“ya.. cocok sekali..kakek suka anak muda
ini ,” canda seorang kakek
“aduh kakek bisa saja,” jawab Shin Young
“kapan lagi kamu mau punya pasangan, Shin
Young?? Kamu selalu berfikir tentang kami ini yang sudah tua.. tapi kamu tidak
berfikir dirimu sendiri..bagaimana??,” tanya seorang nenek
“geulaeseo..
dia bisa jadi isteri saya suatu hari nanti kan, Halmeoni??,” canda Minho pada nenek itu
Para kakek dan nenek tertawa. Shin Young
diam saja
“aduh... dokter Lee ternyata suka
bercanda,” kata hatinya Shin Young, dia malah jadi gak enak hati
“apa pekerjaan mu, nak??,” tanya seorang
kakek yang lain
“aku dokter gigi di rumah sakit..
terkadang juga jadi model fashion, kek,” jawab Minho, ramah
“wah.. kalau begini.. pantas sekali untuk
Shin Young.. yang satu cantik, yang satu cakep.. dua duanya baik pula,” goda
kakek itu
“aku.. tanya Shin Young saja deh,” Minho
malah makin iseng
“moga saja percintaan kalian manis ya??
Seperti percintaan ku dulu dengan mendiang suamiku,” kenang salah seorang nenek
“aduh.. hal meoni ini bisa saja,” jawab Shin Young,”aku bukan pacarnya
Dokter Lee.. tapi hanya teman”, Shin Young memegang tangan nenek itu, mencoba
menghiburnya, karena nenek itu dibuang anak dan cucunya setelah suaminya tidak
ada lagi.
“pacar juga tidak apa apa ya, Nek??,”
Minho malah jadi ikutan berjongkok dan memegang tangan nenek itu.. otomatis
tangannya berada diatas tangan Shin Young
“tangannya hangat sekali,” dalam hatinya
Minho
Shin Young malah jadi enggak enak hati.
Mereka mengobrol sampai beberapa jam,
saling menghibur dan saling menguatkan di dalam rumah jompo ini.
“Nenek ini paling lama disini, Dok.. dan
Shin Young sudah ada disini untuk kita semua.. jadi.. dia sudah nenek anggap
cucu sendiri,” kata nenek Myung
“Nenek Myung..kan pernah dibawa juga ke
RS.. tapi dokter Seol yang periksa..,” senyum Shin Young
“nenek kalau mau periksa dengan ku saja
nanti ya,” senyum Minho
“Shin Young ini manis.. baik pula.. kadang
Nenek jadi merasa... Nenek susah kalau Shin Young tidak ada,” nenek Myung
menangis
“Halmeoni..
kan aku selalu disini..,” Shin Young menyeka air mata di pipi Nenek Myung
“Mungkin sesekali Nenek Myung butuh jalan
jalan,” tawar Minho
“umm??,” gumam Shin Young
“why
not??,” Minho tanya balik
Nenek Myung memang yang paling tua..sudah
90 tahun lebih, sesepuh di panti jompo itu.
“Nenek ingin.. kalau sudah tidak ada..
Dokter Lee jaga Shin Young baik baik,” tiba tiba nenek Myung mengatakan hal
yang sepertinya sebentar lagi dia tidak ada di dunia ini.
“Nenek jangan bilang seperti itu.. Nenek
sehat kok.. kalau ada waktu.. Dokter Lee akan ajak nenek jalan jalan,” senyum
Shin Young
Minho malah senyum,”baik, Nek.. aku akan
jaga Shin Young untuk nenek”
Shin Young menoleh pada Minho dan dibalas
dengan senyum oleh Minho.
“hari ini menyenangkan sekali untukku,”
kata Minho. Dia menggerak gerakkan tangannya seperti senam.. mereka mampir di
sebuah taman kota sore itu.
“iya.. terima kasih sekali lagi.. untuk
kunjungannya.. mereka terhibur ada Dokter,” senyum Shin Young
“eh.. Minho maksud ku.. maaf,” dia
langsung meralat panggilan Minho.
Mereka jalan jalan di paving blok taman
kota, melihat anak-anak kecil bermain di playground
taman itu.
“kapan kapan.. aku ke sekolah TK tempat
kamu kerja ya?? Sekalian nostalgia sebagai anak TK yang nakal, hehe,” Minho
menoleh padanya.
“ah.. hehe.. asal jangan mengajak anak
anak murid ku jadi nakal saja,” canda Shin Young, pelan.
“ternyata Minho tidak sekaku yang aku
bayangkan..,” kata Shin Young menoleh pada Minho
“umm.. mau gak.. kapan kapan kita jalan
jalan bareng??,” Minho malah langsung nembak
“umm,” gumam Shin Young.. tampaknya dia
masih mikir soal hubungan kakak tirinya dengan Minho
Mereka diam sejenak, lalu Minho memulai
lagi pembicaraan
“aku mengerti.. kamu mempertimbangkan
perasaan Hye Rim,” mendadak Minho berpikiran seperti itu
“aku tidak memaksa kok..aku hanya ingin
berteman,” lanjutnya lagi
“Mian
haeyo..tapi..seperti itulah yang ada di pikiranku, Minho.. aku tidak ingin
melukai perasaan Eonni,” balas Shin Young
“hanya berteman tidak melukai perasaan..
lagipula.. kejadian di taman rumahmu itu.. itu kemauan Hye Rim sendiri.. sampai
saat ini aku tidak mempunyai perasaan pada Hye Rim sama sekali.. dia memang
sudah sering mencium ku kok,” Minho berdiri di hadapan Shin Young, dia tidak
lagi memandang anak anak yang sedang bermain sore itu.
“itu karena Eonni sangat cinta Minho,”
balas Shin Young
“mungkin.. ,” ujar Minho,”hanya saja..aku
bukan penyuka tipe seperti itu.. dan Hye Rim terlalu menantangku,”
“menantang?? Aku rasa tidak.. Eonni Hye
Rim cinta dengan Minho,” Shin Young tetap mempertahankan pendapatnya
“menurutmu.. cinta itu apa sih?? Kalau
misalnya.. aku tidak cinta Hye Rim lantas aku malah cinta kamu.. bagaimana??
Aku salah atau tidak??,” Minho malah senyum dan memancing pertanyaan yang bikin
Shin Young bingung jawabnya
“belum bisa dijawab juga??,” kata Minho
lagi, karena Shin Young memang diam saja.
“ah..umm,” Shin Young malah bergumam gak
jelas.
“ya sudah.. di tunda dulu saja
jawabannya.. atau.. hanya kamu sendiri yang tahu jawabannya,” kata Minho lagi.
“mau pulang atau??,” tawar Minho
“pulang saja.. mungkin Eomma butuh
bantuanku untuk memasak sore,” balas Shin Young
Sepanjang jalan menuju parkir dekat taman
itu, Shin Young diam saja berjalan disamping Minho, sama sekali tidak menoleh
pada Minho, tapi Minho menoleh padanya beberapa kali.
“kamu saja yang menjawabnya sendiri
pertanyaan ku yang tadi,” kata hatinya Minho.
“Nona ini sering pusing sudah berapa
lama??,” tanya Hyeon Jun kepada pasiennya.
“aku pernah menjadi pecandu narkoba..
shabu, dokter,” jawab seorang perempuan berusia sekitar 35 tahun.
“oh.. i
am so sorry to hear,” senyum Hyeon Jun
“mungkin efek sampingnya masih ada.. apa
masih suka ada semacam halusinasi?? Misalnya seperti telinga berdengung terus,
lalu bingung lalu pendengaran tidak terkoordinasi selain sering pusing??,”
Perempuan itu yang bernama Song Yi lalu
mengangguk
“Nona masih memiliki sisi buruk dari efek
Narkoba yang dulu dikonsumsi.. saya tidak bisa merekomendasikan obat anti
depresan dan sejenisnya lagi.. karena efeknya bisa mempengaruhi juga kerja otak
dan kerja pencernaan Nona.. ini bukan masalah tenang atau tidak tenang.. raun
di syaraf Nona Song masih banyak.. jadi saya berusaha tidak menambahkan lagi
racun.. tapi lebih baik Nona saya rekomendasikan ke dokter atau ahli
homeostatis,” senyum Hyeon Jun lagi menjelaskan.
“apa..saya masih harus membutuhkan terapi
di psikiater atau rumah sakit mental, Dok?? Saya tidak suka,” keluh Song Yi
“saya juga tidak menyarankan.. Nona hanya
perlu makan dan minum yang mengeluarkan racun.. saya akan beri ekstrak beberapa
suplementasi nutrisi dan glisodine untuk menenangkan syaraf dan mengeluarkan
racun pada syaraf pusat.. selanjutnya Dokter Kwang akan merekomendasikan terapi
detoksifikasi apa yang cocok dengan Nona Song”
“apa saya bisa sembuh??,” kata Song Yi
Hyeon Jun menyemangati,”semangat sembuh
selalu datang di awal dari diri sendiri.. jika Nona Song percaya.. maka bisa
sembuh.. apalagi Nona sudah melewati fase rehabilitasi,”
“terima kasih, dokter.. terkadang saya
takut sekali dengan hidup saya,” keluhnya
“kalau ada apa apa yang ingin
diceritakan.. ceritakan saja.. tidak mengapa..karena bagaimanapun, setiap
pasien yang dibawah saya..tanggung jawab saya,” senyum Hyeon Jun. Setiap dokter
memang diberikan tanggung jawab mengawasi pasien yang dianggap serius harus
diberikan pengawasan. Dahulunya memang Song Yi sempat mengalami rehabilitasi
mental di RS ini lalu setelah sembuh masih harus diawasi supaya tidak kecanduan
lagi. Dan di RS ini, tidak semua efek samping kecanduan obat diatasi lagi
dengan obat.
Song Yi akhirnya menceritakan masalahnya.
Ternyata dia memiliki anak di luar nikah dan sampai sekarang anak itu dia asuh
bersama kedua orangtuanya dan karena itulah dia depresi lalu pelariannya ke
narkoba karena ayah dari anak itu tidak bertanggung jawab.
“saya hanya berkeyakinan bahwa Nyonya..
ah, maaf.. maksud saya Nona Song Yi akan bisa melalui ini semuanya.. dengan
pengobatan yang tekun dan tidak putus asa.. semuanya akan segera membaik,”
Hyeon Jun memotivasi
“terkadang saya punya perasaan untuk bunuh
diri, Dok,” keluh Song Yi lagi
“jikalau ada perasaan itu.. yang paling
akan sedih ditinggalkan adalah anak dan juga oangtua Nona.. mereka sudah
membantu juga Nona untuk berjuang dari kesulitan ini,”
“kalau kita masih punya orang-orang yang
sayang dengan diri kita.. lalu kita menyia-nyiakan mereka.. rasanya.. kita
sudah berbuat tidak adil dan tidak sayang kepada mereka.. rasa sayang itu
memberi dan menerima..bukan hanya memberi,” senyum Hyeon Jun
“Dokter baik sekali mau membantu
menenangkan saya,” balas Song Yi
“kita semua punya masalah.. dan kita pula
yang bisa membuang masalah itu dan mendapatkan solusinya,” kata Hyeon lagi
“jadi.. jangan ragu Nona Song jika ingin
bercerita apa saja dengan saya.. saya siap membantu,” lanjutnya lagi
Song Yi bergitu senang dia bisa memiliki
dokter yang bisa jadi tempat dia bercerita.
“semua nya akan berjalan baik baik saja..
asalkan jiwa kita masih kuat dan ingin bangkit,” Hyeon Jun menutup
pembicaraannya dengan pasiennya itu
“jadi.. aku sekarang berpasangan dengan
Song Yi??,” tanya Minho pada manager talenta nya
“ya.. kamu jangan tawar tawar lagi.. Song
Yi itu model senior untukmu,” jawab si manager
“kapan sesi fotonya??,” tanya Minho lagi
“sekarang.. aku kenalkan padanya.. kamu
belum pernah bertemu kan??,”
Minho mengangguk, lalu Chun Young Il
memperkenalkannya pada Jang Song Yi
“Lee Minho.. mannaseo bangawoyo,” katanya pada Song Yi
Song Yi tersenyum ramah,”tampaknya aku
akan berpasangan dengan model yang pintar.. seorang dokter,”
“ah.. Noona Song Yi terlalu merendah,”
balas Minho, dia senyum
“kalian pasti bisa akrab.. Song Yi sudah
senior dan kamu harus belajar banyak padanya,”
Minho menunduk hormat pada Song Yi,”mohon
bimbing aku, Noona Song Yi”
Hari
itu..siangnya Minho mengambil kontrak foto sebuah produk smartphone terkenal.
“Yang dekat dong, Minho.. kamu kurang
dekat dengan Song Yi,” kata pengarah gaya, Kwan Nam Moon
“ya, begitu,” kata Kwan,”tahan ya.. yang
seksi sedikit lagi, Minho.. tasnya jangan kamu bawa begitu.. angkat dagu mu
sedikit dekat dengan wajahnya,” lanjut Nam Moon lagi
“eh.. begini??,” tanya Minho
Nam Moon mengangguk, lalu mereka take
beberapa kali foto
Hye Rim melihat dari kaca ruangan..
“oh.. sekarang dia berpasangan dengan Song
Yi.. model tua itu,” katanya sombong dengan meledek Song Yi yang sudah senior
Dia tetap memperhatikan saja Minho dan
Song Yi saling berpose, ternyata makin lama, pose nya mereka makin menantang.
Hye Rim sampai gerah sekali ketika melihat Song Yi berjingkat mendekatkan
bibirnya ke Minho.
“hey.. ya.. bagus banget.. tahan ya..,”
teriak Nam Moon
“ergh.. menyebalkan sekali mereka
itu,”gerutu Hye Rim masih mengintip
Setelah Foto itu.. Minho malah
mentertawakan Song Yi, bercanda padanya kalau Song Yi seperti pacaran dengannya
dalam pose seperti itu.
Hye Rim makin gerah dengan candaan Minho
yang dia melihat wajah calon tunangannya itu ceria sekali.
“kamu tidak bisa pacaran denganku, Minho..
aku ini lebih tua 10 tahun dari kamu.. nanti kamu seperti pacaran dengan tante
hahahaha!,” canda Song Yi
“ah.. enggak apa.. sekalian saja, hehehe,”
Minho makin bercanda.
Hye Rim mendadak masuk, tapi Minho cuek
bercanda dengan Song Yi.
Tawa Minho sangat keras ketika mereka
membicarakan pacaran orang orang yang lebih tua.
“aku bisa kiamat walau aku bisa cinta wanita
yang lebih tua, Noona Song Yi, hahahaha..,” kata Minho
“eh.. lagipula apa salahnya.. iya kan Nam
Moon??,” Song Yi canda balik.
Hye Rim jadi gerah banget,”Oppa Nam Moon..
besok ya.. giliranku foto?,”
Nam Moon mengangguk, lalu dia malah
bercanda pada Song Yi dan Minho,”ya.. kalian coba saja pacaran.. siapa tahu
cocok”
“eh..siapa takut.. iya kan.. Eonni Song
Yi??,” Minho menantang
“berani denganku? Hehehe,” jawab Song Yi
“why
not?? Mau sekarang? Hahaha,” Minho malah makin asik bercanda
Dia benar benar menganggap Hye Rim tidak
ada di ruangan itu.
“awas saja kamu, Song Yi.. dasar perempuan
kegatelan,” gerutu hatinya Hye Rim
“nah.. tadi pose itu sudah menandakan
kalian cocok jadi pacar,” Nam Moon malah terkesan ngompor-ngomporin, dia belum
tahu kalau Hye Rim dan Minho akan ada ikatan, begitu juga dengan Song Yi, jadi
dia cuek saja menanggapi candaan Minho.
“jadi.. kapan kita mau pacaran, adik
Minho??,” Song Yi mengerling
Minho tertawa,”hari ini juga bisa.. aku
bisa pesan hotel,”
Nam Moon tertawa,”wah..asik.. boleh gak
ikutan?? Hahahaha”
“mana bisa?? Cuma untuk aku dan Song Yi,
hahaha,” canda Minho makin gila. Dia menyindir Hye Rim.
Song Yi juga tertawa. Hye Rim merasa
tertusuk dengan candaan Minho.
“ah..aku mau pulang dulu.. kasian
anakkku.. pasti dia kangen.. hari ini aku keluar seharian,” kata Song Yi
“aku pamit dulu.. Nam Moon, Minho dan Hye
Rim.. terima kasih kerjanya hari ini”, Song Yi menunduk hormat dan lalu pamit
meninggalkan ruangan itu.
Hye Rim ikutan keluar. Minho masih
mengobrol dengan Nam Moon sebentar.
“aku masih cocok kan.. berpartner bukan
dengan Hye Rim?? Bosan dengan dia terus,”
Nam Moon mengangguk,”tadi bagus kok.. aku
suka.. benar benar seksi,”
“nah..aku pulang dulu deh,” kata Minho,
dia lalu masuk ruangan ganti dan pulang.
Dia menuju tempat parkir, lalu dia melihat
Hye Rim menggampar seorang cewek tinggi.. ternyata itu Song Yi!
Minho lekas menghampiri mereka, setengah
berlari
“HYE RIM.. APA APAAN KAMU??,”
Song Yi memegang pipi kirinya yang
digampar Hye Rim
“SEKALI LAGI KAMU AKRAB DENGAN MINHO...
AKU GAK AKAN TINGGAL DIAM!,” teriak Hye Rim mengancam Song Yi dengan
menempelkan telunjuknya di depan hidung Song Yi
Minho membela Song Yi,”Hye Rim.. kamu
keterlaluan.. sama sekali gak ada hubungan antara aku dan Noona Song Yi!”
Dia menurunkan telunjuk Hye Rim,”TIDAK
SOPAN KAMU, HYE RIM!”, bentak Minho
Hye Rim meninggalkan mereka sambil
menaikkan jari tengahnya,”fcuk you”, katanya pada Song Yi
“ah.. aku minta maaf, Noona Song Yi,”
Minho malah menunduk hormat
“ternyata dia itu pacarmu ya?? Maaf kalau
aku tadi bercanda padamu keterlaluan sekali,” Song Yi coba tersenyum tapi
menahan sakit di gampar Hye Rim
“Noona baik baik saja kan??,” tanya Minho
Song Yi mengangguk.
“kalau Noona pusing..aku antar saja,”
tawar Minho
Song Yi menolak karena dia akan bertemu
anaknya segera dan tidak ingin anaknya berpikir macam macam, Minho sekali lagi
minta maaf dan dia mengantar Song Yi sampai mobilnya, memastikan kalau dia akan
aman pulang.
Minho melambaikan tangannya ketika Song Yi
pamit padanya dari dalam mobil.
Tinggal Minho berdiri di parkiran..
“menyebalkan..semua semakin menyebalkan..
aku akan bicara dengan Eomma..kalau perlu Noona Song Yi akan kulibatkan..
supaya perjodohanku dengan Hye Rim batal total,”
Bersambung ke part 6...