This is me....

Rabu, Mei 28, 2014

Cinta Dokter Cute (Part 8: Pergi Kamu!)

Lee Minho sebagai dokter Minho    Kazuki Kitamura sebagai dokter Choi Hyeon Jun           Gackt sebagai dokter Roh Seung Won

“aku sungguh kecewa padamu, Minho.. aku gak sangka kalau keluargamu berkhianat terhadap keluargaku,” kata Hye Rim lagi
“hei... tidak ada yang berkhianat.. kami belum memutuskan.. dan lagipula.. jika memang aku memilih Shin Young.. bukankah dia juga masih bagian dari keluargamu??,” tanya Minho, dia masih menggunakan handsfree agar ibunya tahu percakapan mereka.
“Aku tahu sebenarnya Shin Young ada bersama mu.. aku tahu kalau dia cewek kuper dan mungkin hampir tidak punya teman di kota ini,”
“aku berhak memilih siapa wanita yang aku suka bukan?? Begitu juga kalau aku memilih dia,”
“silahkan saja.. jika memang orangtuamu setuju..,” jawab Hye Rim santai
“ya.. baiklah, Hye Rim.. kita mulai permainan kita yang sebenarnya,” senyum Minho


“Apa Eomma akan mendukungku dengan Shin Young?? Aku sama sekali tidak ada hati dengan Hye Rim.. entah,” Minho duduk disamping ibunya
Ibunya menoleh dan senyum,”memang sulit kalau hati yang sudah bicara”
“Appa.. dan Tuan Min tidak ada keterikatan budi kan??,”
“Eomma tidak tahu.. tapi akan cari tahu,”
“lalu.. aku ingin titip Shin Young disini.. aku tidak bisa membawanya ke apartment..Eomma mohon bantu dia,”
Ibunya mengangguk

“Saya belum siap dengan semua ini,” Roh Seung Won menghormat kepada orangtua Ae Cha
“tidak bisa... bagaimanapun.. kamu harus bertanggungjawab terhadap kondisi anak kami,” kata Tuan Go
“Go ssi.. saya minta maaf.. tapi.. saya memang belum bisa saat ini.. kalau memang masih mau ada pengunduran diri.. baru saya bisa menerima,” kata Seung Won lagi
“apa apaan ini... kenapa kalian sama sekali tidak dewasa, huh??,” bentak ibunya Ae Cha
Ibunya Ae Cha terus membentak Seung Won habis habisan.. Seung Won tidak bersuara.. dia pilih diam.
“aku tidak bisa melihat anakku ditelantarkan.. tentukan pilihan.. segera menikah!,” pinta ibunya Ae Cha dengan intonasi tinggi dan keras.
Seung Won pulang dengan rasa kecewa.. Ae Cha masih mengikutinya
“kamu mau.. anak kita digugurkan saja??,” tanya Ae Cha padanya
“apa aku sempat bilang begitu??,” Seung Won menyetir mobil tapi tidak menoleh padanya
“bukannya itu yang kamu pinta?? Sebenarnya.. kamu pilih siapa: aku atau anak ini??,”
Ae Cha diam saja ditanya seperti itu. Dia menyimpan jawabannya sampai di apartment Seung Won lagi.. sampai mereka tertidur malam itu

“kamu membiarkan Shin Young tinggal di rumahmu sekarang? Apa keluarganya tidak mencarinya??,”
Minho menggeleng,”aku rasa tidak.. lagipula.. dia mau pulang kemana?? Aku hanya cemas Hye Rim akan mencelakainya,”
Heon Jun menyeruput minuman dinginnya. Lalu diam sejenak, berfikir..
“kamu berfikir tentang hubunganmu dengan Shin Young..sementara aku sedang berfikir tentang Ae Cha,”
Minho kaget,”ada apa dengan dia? Dia cerita padamu soal Seung Won??”
Hyeon Jun mengangguk,”sepertinya Ae Cha stress sekali dengan keputusan Seung Won yang belum mau menikah sampai urusan promosi karir teman kita itu menanjak”
“karir atau pernikahan?? Ummm,” gumam Minho,”aku gak habis pikir juga kalau Seung Won seperti itu..”

“latar belakang keluarga Seung Won itu beda dengan kita.. dia sedikit bebas??,” terka Hyeon Jun
“setidaknya Seung Won tidak secepat itu memutuskan tidak ingin menikah,” balas Minho
“hidup sekarang sangat tidak mudah untuk membentuk keluarga.. kamu ingin jadi pria baik.. ternyata temukan wanita tidak baik.. begitu juga sebaliknya.. ,”
Minho memperhatikan Hyeon Jun bicara soal kegalauan Ae Cha dalam beberapa minggu ini.
“tidak bisa begitu juga.. Seung Won tidak bisa sembarangan seperti ini..,”
Hyeon Jun mengangguk,”kali ini dia ceroboh.. bisa bisa akan berdampak buruk untuk dirinya sendiri”
“umm.. takutnya Ae Cha bunuh diri,” gumam Minho
“ah..sudah.. jangan pikir macam macam.. biar mereka yang selesaikan sendiri.. kita orang luar.. lihat saja dulu,” balas Hyeon Jun
“tapi itu bisa saja terjadi kalau dia tidak kuat dan Seung Won tidak bisa memahami dirinya,” kata Minho lagi
“aku enggak tahu deh.. kamu juga.. pikirkan saja hubunganmu itu dengan Shin Young,”
“yeah... yeah..,” jawab Minho, dengan sedikit gerutu

Malam itu Minho duduk disamping Shin Young yang sedang diam saja menikmati pemandangan luar di teras rumah Minho. Pelan pelan Minho menggenggam tangan perempuan itu yang mulai dingin. Minho menyandarkan kepala Shin Young di bahunya.
“sudah dua malam kamu disini.. rasanya aku melihat mu diam saja.. sedih sekali,”
Dua hari itu juga Minho memilih tidak ke apartmentnya.. tinggal di rumah orangtuanya menemani Shin Young.
Shin Young hanya menggenggam tangan Minho.
Lama Minho mendiamkannya, melihat langit bersama..
“aku ingin tidak mengkhianati keluargaku,” tiba tiba Shin Young berkata itu
Minho lalu menoleh padanya,”kenapa?? Apa kalau kamu cinta aku.. artinya kamu berkhianat terhadap keluarga mu? Logika darimana, Shin Young??”
Shin Young diam lagi, dia sungguh tidak tahu harus bilang apa. Dalam hatinya dia juga mencintai Minho yang menurutnya cowok baik.
“kalau kamu sudah siap.. kita kembali ke rumahmu.. atau.. kamu ingin lagi pergi ke panti jompo??,” senyum Minho padanya
Shin Young menatap Minho dalam, lalu dia malah memeluk Minho.

“kenapa kamu pilih aku?? Aku tidak tahu harus bagaimana bersikap terhadap keluargaku, Minho”, ternyata dia menangis
“tidak perlu jawabannya.. cinta itu tidak butuh jawaban.. tidak butuh alasan.. aku hanya mau katakan padamu, kalau aku cinta kamu dan gak akan bisa lepaskan kamu begitu saja,” balas Minho dengan lembut mengusap punggung Shin Young
“aku jadi sangat berdosa dengan orangtua ku, dengan Eonni Hye Rim,”
“Appa ku besok pulang.. aku akan bicarakan segera dengan beliau.. aku ingin maju ke kedua orangtuamu.. ,”
Shin Young diam lagi..
“apa.. cintaku membuat kamu lelah, Shin Young??,” Minho masih mengelus punggungnya
Shin Young hanya menghela nafas, yang terdengar oleh Minho.
Minho melepas pelukan Shin Young...
“rasanya.. aku tidak ingin memaksamu.. tapi..entah.. cintaku seperti terlalu posesif padamu, Imja.. baiknya Imja, lembutnya Imja, kasihnya Imja terhadap orang lain membuat aku gak bisa melihat cewek yang lain selain kamu..,” senyum Minho padanya
Dia mengelus elus dan memilin milin rambut Shin Young yang panjang..
“aku cinta kamu setengah mati, Imja..gak akan aku lepaskan..,” katanya lagi,”kalau Hye Rim mencelakai atau melukaimu.. aku gak akan segan juga membalas mencelakainya..”

Shin Young mengeluarkan air mata,”Minho..”
Minho memeluknya lagi.. sampai larut malam mereka tetap ada di taman teras rumah..
“tidurlah.. aku tidak ingin Imja sakit karena memikirkan hal ini,” kata Minho di depan pintu kamar nya yang dijadikan kamar Shin Young
“kapan masuk sekolah lagi.. mau aku antar??,” senyum Minho
“masih minggu depan,” jawab Shin Young pelan.
“besok.. kita main saja ke sekolahmu ya?? Aku kangen masa TK ku,” senyum Minho lagi
Shin Young mengangguk,“annyeonghi,Minho..”
Annyeonghi, Shin Young.. tidur yang nyenyak ya..jangan pikirkan yang berat berat,” jawab Minho
Shin Young menutup pintu kamarnya.
Minho masih berdiri di depan pintu,”jangan terlalu berkorban untuk keluargamu, Shin Young.. aku inginkan kamu.. bukan Hye Rim”
Shin Young menutup pintu kamar Minho yang ditempati olehnya. Minho senyum saja lalu ke kamar lain

“Kamu harus mencari kemana Shin Young, Nampyeon.. kita gak bisa begini terus.. aku juga khawatir dengannya.. kemana dia??,” Isterinya Min panik, sudah seminggu Shin Young menghilang.
“aku curiga bersama Minho, Eomma,” potong Hye Rim
“kamu tahu rumahnya Minho, sayang?? Eomma khawatir sekali.. biar bagaimanapun, Shin Young harus pulang.. semua kakek dan nenek menanyakan dia juga,”
Hye Rim diam, aslinya dia kesal, dia pikir kedua orangtuanya sudah tidak terlalu peduli adik tirinya itu mau pulang atau tidak.  
“Minho itu.. apa dia tidak berfikir.. kalau pertunangan akan segera digelar??,” gerutu Hye Rim lagi
“Minho akan tetap jadi tunanganmu,” jawab Min, ayahnya
“apa Appa sudah katakan pada ayahnya Minho??,” mata Hye Rim berbinar, senang dengan perkataan ayahnya itu
“Ayah baru akan bicarakan dalam waktu dekat ini..sebab ayahnya Minho sedang sibuk diluar kota,” jawab Min sambil di ruang makan, menikmati makan malam
“ah....aku pikir sudah,” Hye Rim cemberut, dia menaruh sendoknya
“sabar sedikit,” kata Ibunya
“kalau ternyata justru nanti Minho malah pilih Shin Young.. aku harus bagaimana, Eomma?? Keluarga Tuan Lee tidak menghormati kita,”
“semuanya akan Appa pikirkan.. jadi kamu tunggu saja.. jangan terlalu terburu buru..sekarang.. fokus cari dimana Shin Young.. “, jawab ayahnya
“semua temannya sudah aku kontak.. tidak ada juga, Appa.. dimana lagi dia berada kalau tidak dirumah atau apartment nya Minho?? Kenapa Appa dan Eomma tidak percaya juga??,” keluh Hye Rim

“bilang saja, Minho.. kalau Shin Young ada bersamamu disana sekarang,” kata Hye Rim, mereka sedang bekerja.
Minho santai menjawab,”ternyata feelingmu masih bermain juga..ya, memang”, dia mengetuk ketuk meja yang dia duduki
“aku minta dia kembali ke rumah, oangtuaku mencarinya begitu juga para jompo itu,”
Minho senyum,”banyak orang merindukannya.. itu sebabnya aku suka dia”
“tidak semudah itu, Minho.. pertunangan kita tetap akan dilangsungkan”
Minho mengenyitkan dahinya, dia berfikir, dia tidak boleh kalah soal memilih pasangan hidup, bagaimanapun dia hanya cinta Shin Young.
“sepertinya kamu rakus sekali, bahkan dalam hal cinta,” sindir Minho
Hye Rim jelas tersindir, dia memang cinta dengan Minho, tapi tidak bisa disindir seperti itu
“kamu terlalu menyindirku, Minho.. kamu terlalu jelas tidak sukamu padaku,”
“agar kamu berfikir.. kalau tidak semua apa yang kamu inginkan mesti tercapai,” balas Minho
Dia lalu berjalan menuju fotografer, lalu berteriak” hai... giliran kita.. gimana nih?!!??,”
“ah.. iya Minho.. sebentar lagi!,” balas teriakan fotografer
Hye Rim melihat Minho dengan penuh dendam,”apa aku harus benar benar pisahkan kamu dan Shin Young, Minho??? Kamu membuat aku makin ingin memisahkanmu dengannya,” katanya dalam hati

Hari itu, minggu.. Minho mengantarkan Shin Young kembali ke rumahnya
Tuan Min tidak marah, dia tetap menyambut Minho dengan ramah.
“jadi.. kamu menghubungi Minho dan dia menolongmu??,” tanya Min pada anak asuhnya itu
Shin Young mengangguk,”iya, Appa.. Mian haeyo..aku tidak ingin memberatkan Appa, Eomma dan Eonni Hye Rim”
Hye Rim menunjukkan wajah juteknya pada adik tirinya itu,”bagus..akhirnya merasa juga kalau kamu memang memberatkan kami”
Tuan Min tidak berkata apapun atas tanggapannya terhadap perkataan anaknya itu.
“lain kali.. sebaiknya kita selesaikan bersama.. kalau seperti ini jadi memberatkan Dokter Lee, Shin Young.. kamu kan tahu.. dokter Lee sibuk sekali,” basa basi Tuan Min
“ah.. tidak mengapa, Min ssi... saya memang menemukan Shin Young bingung dijalan dan putuskan sementara tinggal di rumah kami dan kebetulan orangtua saya tidak mempermasalahkan,” jawab Minho dengan basa basi pula
“ah..tentang hubungan antar dua keluarga ini.. saya sudah katakan kepada ayah Dokter Lee.. kalau kami akan berlanjut.. dan ayah Dokter akan juga menentukan waktunya untuk datang kesini,”
“ah..ini tidak boleh terjadi, kacau..aku gak mau hidup sama perempuan macam dia,” gerutu Minho dalam hatinya sambil memandang Hye Rim, cewek itu dengan santainya membalas pandangan Minho dengan senyum
“Saya akan rundingkan kembali dengan pihak keluarga,” balas Minho menunduk hormat,”untuk sementara saya menunggu ayah pulang dari luar kota”
Dalam hatinya Shin Young gusar, antara dia ketakutan kehilangan Minho dengan jawaban diplomatis cowok itu, tetapi juga tidak ingin mengkhianati keluarganya
Minho juga gusar, dia tidak ingin hidupnya bersama Hye Rim, cewek yang sama sekali menurutnya tidak mengerti tentangnya

Saat ingin pulang, di depan rumah Keluarga Min, wajah Shin Young seperti cemas, tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Minho pamit pada mereka dengan senyum, padahal aslinya dia juga berfikir harus bagaimana menghentikan perjodohan itu.
“geogjeonghaji ma, Shin Young..aku akan tetap memilihmu.. ,” kata hatinya Minho ketika hari itu dia melihat wajah cewek yang dia cintai.
Minho pulang dengan pikiran penuh siasat.

“rasanya aku capek sekali dengan tingkah temanmu itu, Hyeon Jun... aku sudah mulai dalam tahap menyesal berhubungan dengannya,” keluh Ae Cha disebuah cafe. Dia janjian ngobrol dengan Hyeon sore itu, curhat.
“lalu.. kamu mau apakan bayi itu??,” tanya Hyeon.
“aku belum tahu.. aku tidak ingin membunuhnya,” jawab Ae Cha
“memang sebaiknya tidak,” balas Hyeon Jun,”lagipula.. membahayakan.. aku akan tetap dekati Seung Won sampai kalian bisa saling tahu apa keinginan masing-masing”
“orangtuaku sudah memaksaku, Hyeon.. aku tidak ini anak ini jadi korban,” Ae Cha warna suaranya jadi berat dan sedih. Dia memang teman satu SMA dulu dengan Hyeon Jun dan mereka sering saling curhat. Begitu juga ketika masa kemarin, Hyeon Jun sedang ada masalah dalam rumah tangganya
“aku tidak ingin kamu jadi sedih, Ae Cha.. bagaimanapun.. kamu dan Seung Won tetap temanku yang baik,” Hyeon Jun menggenggam tangan Ae Cha
Cewek itu menangis, dia membayangkan ketakutan Seung Won, pacarnya akan meninggalkannya. Hyeon Jun senyum menghibunya.
“kamu tidak akan sendiri.. walau kita pernah berpacaran.. kamu tetaplah orang yang baik di hatiku, Ae Cha.. kamu harus jaga dirimu dan anakmu.. Seung Won mungkin hanya butuh waktu karena dia sedang mengejar promosi jabatan... aku yakin, kalau dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan.. dia pasti akan menikahimu,”
“kamu yakin, Hyeon Jun?? Rasanya aku seperti takut menghadapi ini semua.. Seung Won seperti beda dengan yang aku kenal lebih dari 6 bulan yang lalu,” balas Ae Cha, dia memandang Hyeon Jun dengan penuh harap agar Seung Won bisa menjadi pasangannya.
“aku akan berusaha membantu mu.. mengatakan tidak bosan bosannya pada Seung Won, kalau kamu cinta dan sayang padanya... kamu membutuhkan dia,” senyum Hyeon Jun lagi padanya
gamsahabnida, Hyeon Jun... maafkan aku kalau menyusahkanmu,”
Hyeon Jun menggeleng dan senyum padanya,”gwaenchanh-a.. kamu tetap lah Ae Cha temanku yang baik.... jangan ragu untuk bilang padaku kalau kamu ingin bercerita”
Ae Cha menggenggam tangan Hyeon Jun, menunduk.. masih menitikkan air mata. Hyeon Jun mengelus elus kepalanya.

“KAMU SAMA SEKALI BUKAN ADIKKU YANG BAIK.. KAMU BENAR BENAR TEGA MEREBUT MINHO DARI TANGANKU!,” Hye Rim mendatangi kamar Shin Young lalu berteriak dan menjambak rambutnya. Lagi lagi, Shin Young hanya meringis meminta maaf, lalu dia terduduk di lantai.
“BILANG PADAKU.. KAMU BENAR BENAR SUDAH TIDUR DENGAN MINHO BUKAN???,” wajah Hye Rim masih marah memerah
Mian haeyo, Eonni... aku tidak bermaksud begitu.. aku benar benar minta maaf,” Shin Young menangis, dia berusaha pelan menahan tangisnya agar tidak terdengar oleh kedua orangtua tirinya.
“MEMALUKAN KELUARGA!,” teriak Hye Rim lagi, lalu dia menjenturkan kepala Shin Young ke kayu tempat tidur
“DEBUK!,” suara kepala yang dibenturkan. Shin Young lagi lagi tidak melawan, dia hanya merasa kepalanya agak hangat, seperti ada darah keluar, tapi masih dia tahan.. dia hanya menunduk dan meminta maaf berkali kali pada kakak tirinya itu.
“PERGI KAMU..TIDAK SEPANTASNYA KAMU BERADA DI RUMAH INI LAGI,” kata Hye Rim masih membentak.
Hye Rim puas pula memaki maki dia dengan kata kata kasar.. lalu meninggalkannya begitu saja dengan membanting pintu kamar Shin Young.

Shin Young menangis, dia memegang kepala belakangnya yang berdarah.
“Minho.. maafkan aku.. aku tidak bisa lagi cinta denganmu.. apalagi bermimpi hidup bersama mu”
Dia mengeluh kesakitan soal kepalanya itu, dia berusaha mengompresnya agar darahnya berhenti. Jalannya sempoyongan menuju wastafel kamar mandi dalam kamarnya.
Darah masih sedikit mengalir dari belakang kepalanya, membuatnya sangat pusing. Tapi dengan sabar dia mengelap kepalanya dengan baju yang dia basahkan dengan air wastafel.
Hp nya berbunyi... dia hanya bisa melihat dari jauh... dari Minho..
Dia diam saja tanpa mendekat pada Hp nya, hanya membersihkan kepalanya saja..
“aku.. tidak bisa lagi bicara padamu.. berkali kali aku katakan.. kalau aku tidak ingin mengkhianati keluargaku, Minho..,” keluhnya dalam hati
Dia ingat kejadian tadi malam Minho memeluknya dengan lembut.. tapi..dia harus lepaskan itu semua.. karena orangtua tirinya juga ingin Minho bertunangan dengan Hye Rim, bukan dengannya.

“apa lagi yang terjadi dengan Shin Young?? Kenapa tidak diangkat juga??,” Minho gusar disana. Dia mondar mandir di kamar apartmentnya, sibuk menelepon berkali kali tetapi sama sekali tidak diangkat juga.
“apa dia celaka??,” dia jadi berfikir yang tidak tidak.
Lalu Minho menelepon Hye Rim.
“kemana Shin Young??,” katanya pada Hye Rim tanpa basa basi.
“mana aku tahu.. kamu cari saja dia sendiri,” jawab Hye Rim ketus.
“apa kamu mencelakainya??,” Minho jadi ofensif.
“bukan urusanmu, Minho.. lagipula apa untungnya buatku??,”
Minho diam ketika Hye Rim berkata itu, dia lalu segera menutup teleponnya tanpa permisi.
Dia mondar mandir saja keluar masuk kamar di apartmennya, sibuk memikirkan Shin Young yang tidak bisa dihubungi.
“Ya Tuhan.. dia kemana?? Aku takut dia kabur lagi,” keluh Minho.

Esoknya, Minho nekat datang ke rumah jompo.. dia berfikir, mungkin Shin Young ada disana.
Dia berdiri disamping mobilnya, menunggu pagi pagi sekali.
Dan dilihatnya, dari jauh.. Shin Young turun dari bus..
Begitu dia melihat Minho di depan rumah jompo, dia langsung berlari ingin naik bus lagi, menghindari dari Minho. Tapi Minho dengan cepat menyusulnya berlari..
Jammkanman-yo, Shin Young!! Tunggu!!,” Minho berlari, Shin Young masih berusaha menghindar. Minho berhasil menangkap pergelangan tangannya
Topi lebar yang dipakai Shin Young terbang karena berlari menghindar dari Minho, tapi dia akhirnya bisa juga dicegah dan digenggam tangannya oleh Minho
“kamu kenapa menghindar dariku?? Kamu dicelakai Hye Rim lagi??,” kata Minho, masih menggenggam tangannya erat
“lepaskan aku.. aku mau pergi,” Shin Young memberontak, dia berusaha melepaskan tangannya dari Minho
“gak akan aku lepas.. kamu kenapa, Shin Young??,” Minho tetap mengenggam tangannya
“kita bicara saja di dalam mobil,” lanjutnya
“tidak mau,” Shin Young masih berusaha minta tangannya dilepaskan
Minho menariknya ke depan teras rumah jompo.

Shin Young hanya berdiri di depan Minho, sama sekali tidak ingin berbicara dengan nya.
Minho mendadak memeluknya,”kamu kenapa, Imja?? Apa yang terjadi sama kamu??”
Ketika Minho mengelus, dia merasa ada kejanggalan pada kepala pacarnya itu. Ketika Minho mengelusnya, Shin Young meringis.
“kepala mu.. kenapa??,”
Shin Young diam saja..
“kenapa, Imja?? Apa yang terjadi?? Kepalamu??,” Minho heran
Kepala Shin Young ternyata masih belum sembuh pagi itu akibat tadi malam dibentukan oleh Hye Rim
“ayo ke Rumah sakit,” Minho langsung menarik tangannya, ingin masuk ke dalam mobilnya
“tidak usah,” jawab Shin Young datar
“tidak.. aku khawatir.. ayo,” Minho menarik tangannya, Shin Young tidak bisa melawan

“ini infeksi, Park agassi.. kenapa tidak lekas diobati??,” kata Dokter Kwon
mian haeyo,” jawab Shin Young singkat. Dokter Kwon, tempat di RS Minho bekerja, membantunya menjahit
“butuh tiga jahitan,” kata Kwon lagi
“aku juga baru tahu,  uisa Kwon,” ujar Minho
Kwon menjahit luka yang ada di belakang kepala Shin Young.
Minho memegang tangan Shin Young ketika melihat dia meringis.
“kamu ini,” Minho tidak marah, malah senyum
Ketika selesai, mereka berjalan dikoridor, Minho lalu mengajaknya sarapan pagi di sebuah kafe.
Imja.. aku ingin kita bersama.. ,” senyum Minho, mereka duduk berhadapan
Shin Young malah menjawab,”aku tidak bisa.. Eonni Hye Rim tetap yang mestinya dengan dokter Lee,” dia kembali lagi ke sebutan Minho yang resmi
“apa kamu dicelakai oleh Hye Rim??,” tanya Minho lagi
Shin Young diam saja.
Minho mengelus pipinya,”Ayolah, Shin Young.. percayalah padaku..”
“siapa yang memukul kepalamu??... Hye Rim???”
Shin Young masih diam. Minho mendiamkan sebentar.
Lalu ..akhirnya dia mengangguk.
“kenapa?? Apa yang kamu katakan pada dia??,” tanya Minho lagi
“aku tidak bisa lagi bicara denganmu, Dokter Lee,” Shin Young mendadak bangun dan meninggalkan Minho.
Minho tidak bisa mencegahnya, dia tidak ingin ada keributan ditempat umum.
Dia melihat Shin Young keluar dari kafe lalu naik bus, mungkin kembali ke rumah jompo lagi.

Bersambung ke part 9...