Lee Minho sebagai Dokter Minho Gackt
sebagai Dokter Kamui
Paginya.. Minho terpaksa bangun lagi jam
5, karena dia harus segera praktek jam 7 pagi.
“Akira kun.. bangun! Ayo bangunkan
adik-adikmu!,” teriaknya kepada Akira yang tidur di tatami (kasur jepang-red) disebelahnya. Dia menepuk adiknya dengan
handuknya sendiri.
Akira bangun dengan rasa malas. Minho
memukul badannya lagi dengan handuk.
“jangan malas.. hidup tidak boleh malas!,”
bentaknya pada adiknya itu. Dia memang suka kesal dengan adiknya yang dia
anggap terlalu santai hidupnya dan cuek dengan 2 adik perempuannya yang lain.
“Minho Ani
(kakak cowok-red)..aku sudah siapkan makanannya,” teriak Nami dari dalam
dapur.
“Arigatou,”
jawab Minho, dia langsung ke kamar mandi,”tolong bangunkan Ran Rin.. dia harus
sekolah”
“baik,” Nami langsung menunduk hormat pada
kakak tirinya itu.
“Kalian tidak boleh malas belajar.. aku
capek membiayai kalian,” Minho mulai ceramahnya pada ketiga adiknya
Akira diam saja, dia santai makan. Nami
dan Ran Rin mengangguk mengiyakan.
“Aku sudah mengerjakan PR ku tadi malam,
Mino Ani,” senyum Ran Rin, adik yang
paling kecil. Dia memang tidak bisa menyebut nama Minho sedari kecil, selalu
kakak tertuanya itu dia panggil Mino.
“kamu memang anak pintar,” senyum Minho.
Selesai makan, dia langsung berdiri.
Akira ikutan berdiri. Minho heran.
“dou
shita (kenapa-red)?”, tanya Minho
“aku ingin motor,” jawab Akira, datar.
Minho langsung naik darah,”buat apa??
Belajar dulu yang rajin.. dasar pemalas,”
Akira sensitif,”selalu Ani anggap aku
pemalas.. gak berguna.. gak tahu diri!”
“apa bukan pemalas namanya kalau hanya
minta saja?? Beli motor itu bukan murah di negeri ini, pikirkan!!,” Minho
langsung mengambil jaketnya.
“Nami chan.. antarkan Rin chan sekolah,”
ujarnya datar, lalu pergi tanpa pamit meninggalkan adik-adiknya.
“Mino Ani sedang marah,”kata Rin, adik
yang paling kecil
Nami, adik Minho yang kedua memang
pengertian,”makanya, Rin chan jangan buat Mino Ani marah.. setiap hari, Ani
kerja untuk kita.. Mino Ani capek setiap hari,”
Rin mengangguk,”Ee (iya-red).. aku enggak akan buat Mino Ani marah”
“Ohayou,
Senpai (pagi senior-red),” Shiori menyapa Minho pagi itu
“ohayou,”
kata Minho sambil membuat teh dan mengambil air panas dari dispenser di ruangan
itu
“hari ini kita serahkan proposal kita
semuanya ke Takahashi sensei,” Shiori membuka pembicaraannya
“Hai
(iya-red),” jawab Minho singkat. Dia langsung duduk dan membuka pc nya.
“kamui sensei katakan padaku.. beliau
terlambat sedikit.. beliau ada pembicaraan dengan Murakami sensei di luar RS,”
kata Shiori lagi
“sou
da yo (o begitu-red),” balas Minho ringan
“ah.. tampaknya Minho kun sedang tidak
enak hati,” kata hatinya Shiori. Dia lalu berdiri,”aku pamit... aku ke ruangan
IGD dulu,” dia menunduk hormat pada Minho
“douzo
(silahkan-red),” balas Minho singkat lagi
Shiori
keluar ruangan, tapi dia melihat Minho yang duduk di depan pc nya dari
punggungnya,”tampaknya senpai sedang ada masalah,” lalu dia pergi.
Tapi, begitu dia ingin keluar karena asik
memperhatikan punggung Minho, begitu mau keluar pintu, malah bertabrakan dengan
Kamui
“aiyoo!,” keluhnya
Kamui langsung tertawa,”kenapa harus
menabrak saya, Fujita sensei??kamu sedang terpesona dengan Lee sensei ya??,”
“aa... tidak kok, Kamui sensei.. tadi saya
pikir harus keluar ruangan karena Kamui sensei belum datang.. saya mau membantu
Fujiwara sensei”, kilah Shiori
Minho menoleh, dia lalu bangun,”Ohayou, Kamui sensei”, menunduk hormat
pada Kamui.
“Ohayou..
yang mau breakfast..silahkan
breakfast dahulu..aku tadi sudah membicarakan proyek kita dengan Murakami
sensei.. bagian nano teknologi dari Maru corps, mungkin kita akan mengajak
beliau untuk tahapan awal, sehingga Takahashi sensei tidak terlalu jauh sampai
mengimpor dari amerika”, ujar Kamui.
“dan.. kita akan bertemu dengan Takeo
Akimoto,” lanjutnya lagi
Minho sedikit gak enak wajahnya begitu
mendengar nama itu, dia memang tidak suka dengan orang itu, ayahnya Chiaki,
yang merendahkannya 5 tahun yang lalu karena Minho pacaran dengan anaknya.
“kenapa, Lee sensei.. sakit??,” tanya
Kamui
“ah.. tidak Kamui sensei.. ini karena
kurang tidur tadi malam,” kilah Minho
“Ya.. aku saja tidak tidur sama sekali..
menjaga isteriku,” balas Kamui
Kamui mengajak Minho masuk ke ruangannya
yang memang tersekat dengan dia dan Shiori.
Dengan santai Kamui menyajikan teh untuk
mereka berdua
“doumo
arigatou,” balas Minho menunduk hormat sambil duduk
“sepertinya peristiwa 5 tahun akan kembali
terulang,” Kamui membuka pembicaraannya pada Minho. Dia yang memasukkan Minho
ke dalam Yutaka Medical Univesity sebelumnya dia ditendang dari Kenzai Med
University karena ulahh Takeo Akimoto
Minho menunduk hormat,”sepertinya begitu..
tapi, saya harus tidak boleh menyerah.. saya tidak ada lagi hubungan dengan
masa lalu”
“Bagus.. aku suka Minho kun yang begitu,”
senyum Kamui
“Ketidaksukaanku terhadap Akimoto
sebenarnya sudah diketahui dia beberapa hari yang lalu,” lanjut Kamui lagi
“karena??,” tanya Minho
“aku bilang padanya urusan Kenzai hanya di
Kenzai.. urusan Yutaka di Yutaka.. aku tidak akan segan membela mu kalau dia
berulah disini,”
“arigatou,
sensei,” balas Minho
“itu sudah kewajiban ku kalau aku tidak
menemukan kesalahan kepada dokter residen atau siapapun yang berada di
bawahku.. termasuk kamu,”
“dan ketika Akimoto akan berulah, dia akan
berhadapan dengan ku,”
“asalkan kamu juga tidak berulah padanya,”
senyum Kamui pada Minho lagi
“saya, Kamui sensei.. saya akan mematuhi
segala yang ditetapkan Rumah sakit ini,” balas Minho
“minum,” Kamui basa basi. Dia duduk lalu
minum teh nya bersama Minho saling berhadapan.
“Tidak seharusnya ada orang yang
mengacak-acak penelitianku.. bagaimanapun juga, jeleknya insititusi ini adalah,
persaingan terkadang terlalu licik dan saling menjatuhkan atas nama hirarki,”
kata Kamui lagi
Minho menunduk hormat,”saya mengerti,
sensei”
“so.. hari ini, ketika Akimoto ingin
sekali menjatuhkan kita, terutama kamu karena dendam lamanya, kamu harus siap
melawan.. dan, dia juga sepertinya menginginkan proyek ini berjalan di bawah
bisnis kesehatannya”
“saya akan berusaha sebaik mungkin,” balas
Minho
Kamui berdiri, lalu,”haaahhh.. semua ini
menyebalkan.. untuk hal cinta kok kenapa harus disatukan dengan hirarki..
sungguh kentara sekali permusuhannya”
Minho berdiri dan menunduk hormat pada
Kamui,”maafkan saya, Kamui sensei.. tidak semestinya sensei terlibat dalam
urusan pribadi saya”
“Sifat Akimoto yang kenanak-kanakan itulah
yang harus dihentikan, bukan kamu yang harus minta maaf... sebagai seorang
dokter harusnya bisa membedakan mana pekerjaan dan pribadi,” kata Kamui
“Karena saya, maka Kamui sensei jadi
berurusan dengan Akimoto sensei,” kata Minho, masih menunduk hormat
“aah.. sudah sudah.. hal seperti ini bisa
selalu ada.. aku hanya berusaha melindungi apa yang aku punya,” balas Kamui
“Oh.. Otoosan,
hai.. genki de. Okagesama de, Otoosan.. arigatou, (oh,ayah, ya baik, berkat
doamu, terima kasih-red),” jawab Shiori ketika di telepon ayahnya.
“chotto
matte, otoosan.. sebaiknya tidak bicara disini,” katanya lagi.
Dia menoleh kiri kanan seperti melihat
sesuatu, lalu dia menyingkir berlari ke belakang gedung.
Minho yang sedang dilorong ingin berjalan
ke lift menuju Department Obgyn melihat tingkah Shiori yang berlari menerima
telepon jadi penasaran. Diam-diam dia mengikuti kemana Shiori tanpa terdengar
langkahnya.
Shiori berdiri agak ke tengah taman di
belakang gedung perawatan kanker. Disana sepi sekali. Dia berdiri menelepon
membelakangi Minho yang ternyata berdiri dari beberapa meter mendengar dia
menelepon ayahnya.
“ah.. Akimoto Takeo..sepertinya akan
berulah, Otoosan,”
“ada apa dengannya? Ingin mengacak acak
Yutaka??,” tanya ayahnya,Daisuke Fujita
“wakaranai,
otoosan.. tapi sepertinya begitu..,”
“menurut Kamui sensei.. ini semua ada
hubungannya dengan Lee sensei,” katanya lagi
“Lee? Siapa dia??,” daisuke memang belum
tahu Minho
Lalu Shiori bercerita pada ayahnya tentang
pertentangan cinta antara Minho dan Chiaki yang melihatkan emosi ayahnya
Chiaki, Takeo itu. Semua dia ketahui dari Kamui
Minho diam, dia mendengar, sama sekali Shiori
tidak sadar kalau Minho berdiri di belakangnya.
“Fujita sensei.. ternyata anak orang
berpengaruh di Birokrasi,” kata Minho dalam hatinya.
“Aku kesal jika seperti itu, Otoosan..
sama sekali harusnya dipisahkan.. hari ini, kemungkinan kami akan meeting untuk
membicarakan soal proposal itu dan Kamui sensei mengatakan dia sudah bicara
dengan Murakami-san dari Maru corps untuk mengusahakan membantu bahan dan alat,
tapi sepertinya Shiorimoto sensei bernafsu sekali... lagi pula, Minho kun itu..
dia senior disini dan.. Kamui sensei akan menjadikannya sebagai pengganti
beliau suatu hari nanti,” kata Shiori.
“Bodoh sekali Fujita sensei,” keluh
hatinya Minho.
“apa yang bisa ayah lakukan??,”
“Otoosan mungkin bisa menghubungi Murakami
san untuk bekerjasama dengan Takahashi san mengenai pengadaan alat dan bahan..
karena Takahashi san berniat akan mengambil bahan dari Amerika..,lalu
kemungkinan Akimoto sensei akan juga ikut campur dalam pengadaan bahan kimia
obat kemoterapi, tapi.. sepertinya dia tidak suka dengan Minho kun bekerja sama
dengan ku dan Kamui sensei dalam penelitian ini”
“Otoosan mengerti apa maksudmu,” senyum
Daisuke dari jauh
“Mohon bantuannya, Otoosan,” Shiori
membalas senyuman ayahnya dengan tersenyum juga
Minho sadar, pembicaraan akan segera
berakhir, lantas dia pun menjauh dan kembali ke lorong, menuju lift
“umm... Fujita sensei.. anak Daisuke Fujita..
Kepala Rumah sakit dan pengadaan alat di Hokkaido dan jepang tengah. Pantas
saja dia beberapa kali mengatakan hal yang aneh,” gumam Minho ketika masuk
lift, santai sambil memasukkan kedua tangannya ke saku. Dia lalu keluar lift
dan berjalan ke department obgyn.
Shiori berlari kembali ke ruang IGD, dia
merasa senang
“ah.. Otoosan akan membantu aku, Kamui
sensei dan Minho kun,” gumamnya pelan tapi senang.
Gedung Department Obgyn.. disana Minho sudah
duduk di hadapan Chiaki Akimoto. Seperti biasa, sikapnya agak kaku dengan
mantan pacarnya itu yang secara posisi juga sebenarnya lebih tinggi dibanding
dia.
“Apa kondisi Yamagata san baik-baik
saja??,” tanya Minho
“sepertinya stress nya sudah mulai menurun,”
balas Chiaki
“kalau begitu.. aku mau masuk ke
ruangannya,” Minho menunduk hormat pada Chiaki
Chiaki mendampingi Minho ke ruangan
Yamagata Sakura, dilihatnya, ternyata Yamagata sedang jalan pagi sebelum
besoknya dia akan dioperasi. Mereka pun menuju taman di belakang gedung itu.
“Siang, Yamagata san,” Minho senyum dan
menunduk hormat
“Lee sensei.. kesini.. untuk membicarakan
tentang operasi lagi??,” senyum Sakura. Hari itu dia terlihat lebih cerah.
Minho menunduk hormat,”iya sekaligus ingin
mengetahui keadaaan Yamagata san,”
“aku sudah lebih baik.. terima kasih,”
senyum Sakura
Minho berjongkok tepat di depan Sakura,
tanpa ragu
“Lee sensei.. berdiri saja,” kata Perawat
Higurashi
“ah.. tidak apa.. santai saja. Higurashi
san,” jawab Minho
“kesiapan itu penting.. ,” senyum Minho
pada Sakura
“cowok ini.. dia terlalu baik pada setiap
pasiennya sedari dulu,” dalam hatinya Chiaki
“kenapa aku harus meninggalkan cowok macam
dia?,”katanya lagi, benar-benar penuh sesal riwayat cintanya dengan Minho
“waktu itu.. terima kasih atas
penjelasannya pada pacarku, Lee sensei..,” senyum Sakura
“ah..saya hanya membantu saja.. ,”senyum
Minho,”saya ingin kesini pastikan Yamagata san pasti bisa melalui semuanya”
“aku berusaha, Lee sensei,” senyum
Yamagata lagi
Minho lalu berdiri,”terima kasih.. jika
ada hal yang ingin ditanyakan, silahkan”
“aku ingin membagi berita bahagia,” senyum
Sakura
“dengan senang hati saya dengarnya,
Yamagata san,” jawab Minho
Sakura menunjukkan sebuah benda di jari
nya, cincin.
“dia memberi ku ini,” senyumnya pada Minho
Minho senyum,”omedettou.. semoga semuanya akan berujung kebahagiaan,”
Chiaki senyum pada Sakura,”selamat ya,
Yamagata san..kami senang mendengarnya”
Sakura melihat Chiaki,”aku rasa..semua ini
karena Lee sensei.. dia memberikan Ryohei kun pengertian yang dalam,”
Chiaki malah melihat Minho,”menyesal
sekali aku tidak memiliki kamu, Minho kun.. jauh yang aku bayangkan dari
hatiku”, katanya dalam hati.
“ah iya.. Lee sensei memang sedari dulu
dikenal memperhatikan para pasien.. iya kan.. Higurashi san??,” ujar Chiaki
“iya.. kami senang ada Lee sensei disini,’
senyum Higurashi
Minho malah melihat Chiaki,”seperti
candaan masa lalu kita, Chiaki chan”, katanya dalam hati.
Sore....
“huff..huff..mudah-mudahan Otoosan bisa
usahakan semuanya hari ini..biasannya Otoosan pandai melobi,” Shiori bergumam
gumam dalam ruangan mereka
Minho masuk ruangan,”sore.. maaf aku
terlambat.. tadi aku ke beberapa pasien dulu.. sekalian besok persiapan operasi
Yamagata san,” katanya pada Shiori yang berdiri di sebelah mejanya
“daijyoubu... lagipula, mereka baru akan datang
sekitar 30 menit lagi,” jawab Shiori
“jadi.. masih ada kesempatan untuk
melihat, apa ada hal yang perlu dikoreksi atau tidak”
Minho berfikir,”sepertinya sudah cukup.. “
dia mengambil sesuatu dari dalam lacinya, seperti sebuah pil.
“sakit??,” tanya Shiori
“hanya sedikit pusing,” kata Minho, dia
menenggak pil itu tanpa air.
“aspirin untuk pusing??,” Shiori bingung
dengan obat yang Minho minum
Minho tidak menjawab pertanyaan Shiori.
Dia langsung duduk dan membaca lagi proposal yang mereka susun tadi malam.
Shiori yang duduk agak membelakangi Minho
juga membaca ulang proposal mereka, agar dia bisa membantu Minho untuk menjawab
jika nanti banyak pertanyaan.
Suasana senyap.. Shiori berfikir, Minho
konsentrasi membaca. Ternyata Minho ketiduran!
“heeehh... dia ketiduran,” ujar Shiori. Dia
lalu malah menggeser sedikit kursinya jadi agak mendekat pada Minho
“sepertinya capek sekali.. agak
mendengkur,” katanya iseng malah menempelkan wajahnya ke dada Minho
Minho antara sadar dan tidak, lalu dia
bangun dari ketidurannya.
“ada apa.. Fujita sensei??,” dia menemukan
wajah Shiori agak mendekat ke dadanya
Shiori buru-buru sadar..,”ah..enggak..
pulpenku jatuh”
“pulpen jatuh tepat di dekat badanku??
Bagaimana terlemparnya??,” Minho bingung.
“ah..enggak.. tadi aku main main pulpen
sambil membaca.. lalu jatuh terlempar ke belakang,”Kilah Shiori
“oh..,” Minho langsung menggeser
badannya,”biar aku cari pulpennya”
Shiori berkilah lagi,”ah.. gak usah.. ini
sudah ketemu!”, dia menunjukkan pulpennya pada Minho
“umm,” gumam Minho,”lain kali jangan
begitu lagi..aku ngantuk”
Sms masuk dari Kamui kepada Minho,”siapkan
diri kalian.. kalian harus tiba diruang meeting 10 menit dari sekarang,”
Minho menunjukkannya pada Shiori,”kita
segera ke ruang meeting”
Di dalam ruang meeting ternyata sudah
duduk Takeo Akimoto, Murakami dan rekannya, Kamui, Takahashi dan juga beberapa
rekan yang akan membantu Minho dan Shiori.
Minho dan Shiori menunduk hormat pada
semuanya, dan duduk bersama mereka.
Terlihat Takeo menunjukkan wajah
kurangsukanya pada Minho dan ditangkap Kamui serta Shiori.
“na, Minna.. kita mulai saja meetingnya,”
kata Kamui santai
“akan ada pemaparan dari Lee sensei
tentang proyek penelitian ini...dan tender dimulai,” lanjutnya lagi
Mereka semua berdiri ketika Minho berdiri
di muka, saling menunduk hormat.
Minho pun menjelaskan dari awal latar
belakang sampai bagian metodenya. Kemudian di lanjutkan dengan Shiori yang
menjelaskan tentang apa yang akan dilakukan teamnyna.
“jadi.. sebenarnya dengan mengambil 3
metode kemudian baru akan dilanjutkan kepada pasien, hal ini akan memakan waktu
yang cukup lama,” kata Takahashi.
“biaya seperti ini akan sangat
besar..lihat jumlahnya,” kata Kamui
“dan.. sumimasen,
Takahashi sensei.. kami dari tim peneliti tidak setuju dengan pemakaian bahan
dari AS, jadi.. kami putuskan tetap dari Jepang,” lanjutnya lagi
Takahashi agak meghembuskan
nafasnya,”haaa.. yah.. sedikit banyak bisa diterima.. Jepang tidak kalah hebat
dengan AS dalam pengobatan”
“Untuk tender Nano technologi, sebenarnya
tim kami sudah mempercayakan pada Murakami san yang mengelola Maru Chemical
corps,” kata Kamui
“secepat itu memutuskan?? Bukankah belum
ada kesepakatan dan baru akan dimulai disini??,” protes Akimoto
“Maafkan kami, Akimoto sensei.. karena
sebenarnya kami sudah berusaha mencari dan penawaranmu terbilang cukup mahal,”
kata Takahashi,”jadi kami meminta pada Maru corps untuk membiayai kami”
“Ini tidak mungkin.. kalian sudah menghina
saya!,” kata Akimoto, dia berdiri dan membanting fotokopian proposal
“Akimoto.. aku ingin mempermalukanmu,”
senyum licik Kamui dalam hatinya.
Minho dan Shiori serta anggota tim mereka
santai saja,sama sekali tidak ikut campur dengan pembicaraan itu
“apa.. otoosan sudah menghubungi Murakami
san.. makanya Takahashi sensei juga setuju??,” kata hatinya Shiori
Minho melihat Shiori sebentar, lalu dia
lurus lagi menghadapkan wajahnya ke semua orang,”apa.. memang Fujita sensei ini
sudah turun tangan??,” kata hatinya, menebak apakah Shiori sudah meminta
bantuan ayahnya untuk turun tangan.
“dimanapun, proyek kedokteran dari negeri
itu tidak pernah berbiaya tinggi, Akimoto sensei.. apalagi ini akan berjalan
cukup lama, karena kami sampai membandingkan 3 pengobatan.. dan pasti biayanya
besar dengan dua jenis sampel, termasuk pada manusia,” kata Takahashi
Pikiran Akimoto langsung melayang, tertuju
pada obrolan dia dan Kamui sebelumnya di telepon,”umm... pasti Kamui
menghubungi Daisuke Fujita yang memang dekat dengan Murakami san”
Akimoto salah kira.. justru yang dihubungi
oleh Daisuke Fujita adalah Takahashi.
Minho berusaha bersikap santai dengan
dirinya bertemu dengan Takeo Akimoto. Untuk itu dia tidak ambil suara ketika
penentuan soal pembiayaan alat dan bahan, dia hanya teknisi pelaksana
penelitian, yang berhak adalah Kamui dan Takahashi.
“kami mohon maaf, Akimotosensei..
pemerintah tidak memberikan biaya yang sangat besar untuk penelitian ini..
bahkan kami harus mencari banyak pasien sementara di Rumah Sakit ini masih
terbilang kurang,” kata Takahashi, berdiri dan menunduk homat
“segalanya sebenarnya bisa dibicarakan
dahulu, tidak lalu mengambil keputusan sendiri.. sebab bisa saja kedua RS ini
saling bekerja sama,” kata Akimoto.
Takahashi menunduk hormat,”mohon maaf..
kami hanya diberi dana sedikit dari pemerintah..tidak bisa kami hamburkan
karena disini kemungkinan bisa jadi kegagalan proses..dan Kamui sensei beserta
tim akan melimitkan kegagalan. Walau begitu, tetap saja akan keluar biaya
pengganti,”
Akimoto benar-benar tidak puas dengan
penjabaran Takahashi, dia merasa terhina karena dia pikir, Yutaka siap
bekerjasama dengan dia dan perusahaan kimia farmasi milik menantunya. Tapi
kekecewaan itu tidak terobati, dia tidak menemukan jawabannya, Takahashi tetap
ingin bekerjasama dengan Maru chemical corps, bahkan Takahashi sendiri
membatalkan kontraknya dengan perusahaan Nano tech dari Amerika.
Meeting bubar.. Kamui, Takahashi, Murakami
berjalan bersama..
Sementara Minho ternyata berjalan terlebih
dahulu.. mereka berpisah jalan..
Akimoto menyetop langkah Minho
“ternyata kamu jadi bagian dari Kamui
sensei,” kata Akimoto
Minho menunduk hormat, tetap berusaha
menghormati orang yang pernah mendepaknya,”iya..saya.. apa kabarnya Akimoto
sensei??”, dia berusaha ramah.
“Tampaknya kamu cukup bersinar dan
mendapatkan reputasi di RS ini.. tidak heran, Kamui sensei terlihat membelamu,”
“saya fikir.. daritadi kita tidak
membicarakan tentang diri saya.. tapi tentang proyek dan biaya,” Minho mencoba
tidak emosi, dia masih bisa tersenyum dengan Takeo.
“bagus kalau kamu sudah berfikir berani.. ,”
kata Akimoto
Minho akhirnya menyindir juga,”saya
menjadi berani setelah keluar dari Kenzai university.. saya memang merasa
sangat jauh lebih baik disini.. tidak ada yang diperdebatkan, tidak ada
pertengkaran antar hierarki,”
Dia menunduk hormat pada Akimoto lagi,
lalu,”saya permisi.. masih ada persiapan untuk operasi esok”
Dia lalu berjalan menuju ruangan nya
sendiri, kembali..
“jadi.. bagaimana?? Kapan kita akan
ngobrol ngobrol lagi, Shiori chan??,” tanya Chiaki
“ah.. malam ini??,” tanya balik Shiori
“okay.. baiklah.. di tempat karaoke ya..
kita nyanyi bareng-bareng,” balas Chiaki
“jya.. mata.. sampai jumpa nanti malam,”
lanjut Chiaki lagi
Minho masuk ruangannya, mengambil minum
dan duduk.
Lalu dia melihat sms masuk,”nanti malam..
aku ingin kita ketemu, ditempat karaoke “dream””
Minho menjawab hanya satu kata,”baik”
Lalu dia ingin pergi lagi ke ruangan
lain,”aku pergi ke ruang kanker anak,” katanya pada Shiori
“ya..selamat bekerja,” balas Shiori
Hari berganti malam lagi...
“yo.. Minho kun.. kamu tidak terlambat,”
kata Chiaki ketika dia melihat Minho membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan
karaoke
“gomen..
chotto osokute,” kata Minho, dia minta maaf agak sedikit telat beberapa
menit dari janjinya
Diatas meja sudah terlihat ada jus campur
cocktail dan bir ringan.
“apa yang akan kita bicarakan??,” tanya
Minho, dia duduk disamping Chiaki
“tentang ayahku..apa dia menyakiti mu
lagi??,”
Minho menggeleng,”Iya (tidak-red).. biasa saja,”
“aku dengar kalian ada meeting hari ini,”
Chiaki menuang bir ringan di gelas, lalu dicampur dengan buah cherry dan
diberikan pada Minho
“arigatou,”
senyum Minho,”iya.. kami memang meeting, rencana alat dan bahan termasuk obat
kemoterapi akan disponsori oleh Murakami dan Maru chemical,”
“apa ayahku tidak memaksamu??,”
Minho menggeleng,”kebetulan bukan aku yang
merencanakan biaya, itu urusan Takahashi sensei dan Kamui sensei”
“umm...,” Chiaki bergumam,”aku semakin
takut jika kamu dimusuhi ayahku lagi”
“tidak..aku baik-baik saja,” jawab Minho
“ayahku sepertinya masih bernafsu untuk mengejar
dan menjatuhkanmu,”
Minho malah tertawa,”fushigi na koto ka na (hal ganjil-red).. hal ini sudah 5 tahun
lalu..aku pikir..aku bisa bebas”
Chiaki tiba tiba mendekatinya, lalu
mencium Minho
Minho diam saja.. dia masih memegang
gelasnya. Chiaki menciumnya dengan lembut.
“sepertinya aku terlambat, aku minta maaf
Akimoto kun,” mendadak Shiori masuk ke dalam ruangan itu
Minho melihat Shiori dengan sebelah
matanya, masuk karena setengah wajahnya tertutup wajah Chiaki.
“oh..aduh.. aku minta maaf,” Shiori begitu
kaget lihat pemandangan itu. Dia segera memalingkan wajahnya.
Chiaki sadar kalau dia sudah ketahuan
dengan Shiori, lalu dia duduk seperti biasa.
Minho merapikan kemejanya.
“aa... aku minta maaf..gak sengaja
melihat,” Shiori masih membelakangi mereka
“tidak apa, Shiori chan.. kami minta
maaf,” ujar Chiaki.
“ayo duduk,” katanya lagi
Minho agak sedikit malu, tapi Chiaki cuek
saja
“aku baru mendengar kalau ayahku seperti
memaksa proyek kalian agar kalian bisa bekerjasama dengan perusahaan yang
dipegang suamiku... atas nama ayah dan suamiku.. aku minta maaf,” kata Chiaki,
duduk sambil menunduk hormat pada Minho dan Shiori.
“ah..sebenarnya tidak usah sungkan,
Akimoto kun.. dalam dunia tender hal yang seperti ini sudah biasa,” jawab Shiori
“kami tidak merasa terhina atau apapun,”
lanjutnya lagi
Chiaki tertawa,”mungkin aku yang terlalu
sensitif kali ya.. akhir akhir ini?? Hahaha”
Shiori ikutan tertawa,”mungkin.. sebab aku
pikir, Akimoto kun sedari dulu memang seperti ini kan?? Hehehe”
Minho malah diam dan tidak banyak bicara
ketika mereka karaokean bareng, sampai akhirnya pulang..
Diluar gedung karaoke.. Minho dan Shiori
jalan bersama ke parkiran..
“aku minta maaf dengan kejadian tadi,”
kata Minho, tiba-tiba dia berhenti.
Shiori berhenti jalan juga dan mereka
berhadapan,”eeh?? Tentang apa ya??”
“soal tadi.. di karaoke ketika kamu
datang,’ balas Minho
Shiori malah cengengesan,”ah eh.. hehehe..
enggak apa.. malah aku yang merasa gak enak dengan Lee sensei dan juga Akimoto
sensei”, dia malah garuk kepalanya, ekspresi seperti orang bodoh.
Minho diam sejenak, mereka diam sejenak.
Lalu Minho memulai lagi percakapannya
“kamu.. ternyata puteri satu-satunya
Daisuke Fujita ya??,” tanya Minho
“uh?? Siapa itu Daisuke Fujita?,” Shiori
berpura pura gak tahu tentang ayahnya
“uso
shinaide kudasai (jangan bohong please-red),” balas Minho
“secara tidak langsung.. aku berterima
kasih atas pertolongan ayahmu,” lanjutnya lagi
Shiori diam sejenak, lalu dia senyum,”aku
hanya tidak ingin partner kerja ku tertindas masa lalu”
Minho diam.
“bukannya kita satu tim ya?? Apa yang
Kamui sensei lakukan dengan melindungi kita.. aku rasa lebih dari apa yang
ayahku lakukan,” senyum Shiori lagi pada Minho
“dan lagi.. aku tidak suka jika beda
tempat.. masalah masih dibawa juga dari masa lalu..,” lanjutnya lagi
Minho diam agak lama. Shiori melihat
wajahnya.
Lalu Minho agak sedikit menunduk kan
wajahnya.. tapi,”eh.. sudahlah..”
Dia akhirnya menunduk hormat pada Shiori,”aku
berterima kasih atas pertolonganmu.. selama hampir kita satu bulan bekerja sama..”
Shiori balas dengan menunduk hormat,”tidak
usah sungkan, Lee sensei.. kita satu tim”
“kita berpisah disini.. sampai jumpa
besok,” senyum Minho.
“ya..
jya ne.. mata ashita,” senyum Shiori. Mereka pisah jalan karena beda
kendaraan.
Shiori lama di dalam mobilnya, tidak
segera keluar. Dia kemudian melihat Minho melaju dengan motor sportnya keluar
parkiran.. kembali ke rumah susunnya...
Shiori telepon ayahnya,”hontou ni arigatou, otoosan.. tasuketa...(terima
kasih ayah, sudah menolongku-red),”
Bersambung...