This is me....

Sabtu, September 14, 2013

Our Resonances, part 2: what is lie (s) between us??

“aiko.. dari mana saja kamu, nak??” bu Isni menyapa di depan teras. Aiko mematikan mesin mobilnya dan memeluk ibunya
”maaf, okaasan.. tadi aiko lukisannya laku.. tetapi ada masalah dengan banyak orang.. jadi besok pagi aiko akan pergi lagi ke pameran lukisan dan memberikannya pada pembeli”
Isni tersenyum, ”laku lukisannya toh?? Okaasan senang kamu bisa berpartisipasi di kegiatan amal”
Aiko tersenyum
”kan sekalian dia juga cari teman, mbak isni.. kasian kalau kita terus kekang gak boleh kemana-mana”, terang salahseorang wanita berusia sekitar 30 tahun an, yang duduk di sebelah isni.
”aku hanya tidak ingin anak-anakku terlalu bebas tanpa menghormati orangtuanya,” gumam isni
Wanita yang duduk di sebelah isni itu tertawa ”tenang, bu.. selama ini aku percaya anak-anak mu baik-baik dan berusaha tidak mencari masalah dengan orangtuanya”
”ya sudah.. kamu masuk.. chichiue daritadi sudah tunggu kamu, gak kasih kabar kemananya.. beliau khawatir”
Aiko menunduk, lalu masuk rumah
”aiko.. yang semangat ya.. jangan lupa traktir tante besok.. kan sudah laku lukisannya,”
Aiko senyum ”baik, tante.. besok siang aku traktir .. ini lukisannya masih tertinggal.. sementara besok lusa orangnya sudah mau pulang ke negaranya.”
Tante yang bernama iswanti itu menghampirinya ”what? Are you sure pembelinya foreigner? Wow.. that’s great!”
Aiko senyum, “iya tante.. he’s Korean”
“I see.. so, was he your 1st consumer?”
Aiko mengangguk.
“ya sudah.. sana kamu makan dulu, terus istirahat.. jangan lupa berdoa”
”baik, tante.. aiko masuk dulu ya”
Sampai di ruang tamu.. dia melihat ayahnya masih menonton tv.. dia menghampiri ayahnya
”konbanwa, chichiue.. osoide, gomen..”, aiko menunduk menghormat di hadapan ayahnya
Sang ayah tersenyum, ”duduk”
Aiko duduk di depan ayahnya.
”darimana tadi?”
”eeeh..tadi habis dari pameran, ayah...lalu pergi main sebentar”
Tanpa perhatian mendalam aiko, ayahnya tahu kakinya luka ”itu kaki kenapa? Terkilir?”
”hai...”
”tidak sakit kan??”
Aiko menggeleng, ”tidak terlalu, chichiue..besok pasti juga sembuh”
”boleh chichiue pegang??”
”itai,ne?” (sakit?)
Aiko mengangguk
Ayahnya duduk dekatnya ”tapi tampaknya besok sudah bisa sembuh..dibantu siapa??” dan sambil senyum
Aiko ragu menjawab
”etto.. tomodachi”
”tomodachi to...tomo to??”
Aiko menggaruk kepalanya yang tidak gatal ,”eh hehehe..gomen..tomo”
Ayahnya mengerti ”sou ka.. besok sembuh.. besok ada acara??”
”iya,chichiue...ke pameran lagi..lalu ke konser”
Ayahnya kaget ”wow..baru kali ini chichi tau kamu ke konser...”
Aiko duduk disamping ayahnya ”ada yang memberikan..ini”
”ow..penyanyi kesukaan mu kah?”
Aiko menggeleng ”kenal saja baru tadi”
Ayahnya heran ”gimana bisa? Siapa yang berikan tiketnya?”
Aiko ragu menjawab
”etto... managernya, chichiue..sekaligus kakaknya”
”nani?hontou?”
”hai,chichiue..uso de wa arimasen”
Ayahnya melepas koran dan ditaruhnya di meja ”sugoii.. so, besok mau pergi dengan siapa??”
”hitori de..sendiri saja”
”yakin chichiue gak mau temani??” senyum sang ayah
Aiko berfikir sambil pegang-pegang pipinya..
“OK! Tapi chichiue yang setir yaaa.. kaki ku sakit..tadi jatuh..”
”besok jam?”
”delapan..terlalu pagi” sambil aiko mengangkat bahu
”harus mengantar lukisan dahulu kan?”,timpal sang ayah
Aiko mengangguk
”ok,baiklah! Ayah yang akan temani kamu besok.. ”
”terima kasih,chichiueee.. memang baik deh.. tapi tiketnya??kan Cuma satu”
Ayahnya senyum ”bisa beli baru atau tunggu di luar.. take it easy, my girl”
“and anyway..ayah sudah lama tidak lihat konser..apa kamu lupa,ayah ini dulunya juga penyanyi??” ujarnya sambil senyum

Aiko tertawa
Ayahnya – Nakamura-san menyuruhnya istirahat. Dia pun masuk kamar
Sementara itu..sang ayah diluar tiba-tiba tertidur
Bayangan seperti terasa ada yang masuk ke dalam benak Minho
”good night... can i come in to your mind?”, sebuah suara datang dalam tidurnya
Min ho ingin sekali bangun, tetapi pikiran dan tubuhnya terasa terikat dengan suara itu.
“who are you? I don’t recognize you, sorry”, ujar Min ho dalam mimpinya.
“are you lee min ho, am I right?.” Ujar suara itu lagi
“it’s true..but pardon me, who are you?”
Tiba-tiba dia seperti berada di ruangan yang tidak terlalu luas dan di depannya duduk seorang lelaki paruh baya
“you can guess who I am later… “, ujar lelaki itu
“and what d u want from me?”, ujar min ho masih tidak mengenal orang itu
“it’s nice to see you, dude.. jangan jutek dulu”,lelaki itu tersenyum
”ah..sorry.. ,” senyum min ho, kecut.
“it’s nice if you know about aiko.. I hope you are her nice friend”
“oh I see.. aiko’s father?”
“yes”
“how come can you get into my dream?.. so..you are x dna too,”
“yes..and I just come to people who would be nice to my daughter”
Min ho senyum tipis,”apa yang terjadi jika anak mu aku jahati?”
Nakamura-san balas tersenyum “aku Cuma akan melindungi dia..sisanya adalah urusan mu dengan Tuhan”
“Ja.. good night…nice to meet you here,” ujar Nakamura-san
Dan mendadak Min ho baru bisa bangun
”Heavenly GOD! ”, dia bangun kaget dan berkeringat
”i thought i would be died being killed in my dream”, dia bergumam
Dia menyalakan lampu kamar dan pergi ambil air minum di refrigator
Dan duduk di kursi makan depan tv
”uhmm...interesting.. you are wrong, aiko’s father.. I wont hurt you daughter,take it easy..we have been bonded since we never met before”
Min ho memutar-mutar gelas yang sudah kosong
Joy bangun ,”kenapa kamu belum tidur juga??”
Min ho menengok ”oh..enggak.. gak bisa tidur mendadak begini.. panas sekali”
Joy ikut duduk, dia pun nguap di depan Min ho lebar-lebar sambil merebut gelas dan ikutan minum
”oi..itu gelasku!,” timpal Min ho
Joy dengan santainya minum ”aku juga haus.. kenapa..mimpi ya?”
Min ho angguk
”mimpi ketemu pacaran sama si aiko?hahahahaha”
Min ho pukul kepala Joy ”sudah malam masih saja kumat gilanya”
”aduh..gak sopan sama kakak sendiri”
”kamu mulai duluan..sudah..aku mau balik tidur..kembalikan botolnya ke kulkas”,ujar min ho sambil ngeloyor pergi
”besok kita harus bangun jam 6..tapi aku mau bangun jam 5..mau renang dulu..”, ujarnya kembali sambil naik ke tempat tidur
Joy masih minum ”ya ya ya..sana kamu tidur..”
”awas ganggu aku..jangan lupa bangunin aku jam 5 pagi,tepat! Jadi manager jangan malas”

Joy kesal ”iya iya.. cerewet..sana tidur”