“bu isni harus sabar, bahwa anak seperti Aiko bukanlah anak yang aneh,” seorang berbaju dokter sedang berbicara dengan seorang ibu cantik berjilbab pink muda yang bernama isni. Tampaknya wanita itu agak cemas dengan penjabaran sang dokter.
“saya tidak harus kasih dia obat-obatan khusus kan, bu?? Saya Cuma khawatir suatu saat dia akan berbeda dengan yang lain, meracau, mengingau atau bahkan dianggap gila.”
Sang dokter hanya tersenyum, ”saya tidak perlu memberikan apa-apa, bu.. anak ibu, Aiko sangat baik.. hanya saja, kalau bisa, ibu tidak membiarkan anak ibu tanpa pengawasan, sebab jika dia terdesak, bisa melakukan yang tidak bisa dilakukan anak-anak seusianya.. seperti yang sudah ibu lihat. Saya hanya akan memberikan dia vitamin saja karena badannya yang kecil kurus,” senyum sang dokter.
Bu Isni menatap anak perempuan kecil berumur 4 tahun yang diberi nama Aiko. Anak itu seperti tahu dia sedang dibicarakan dan menatap ibunya dengan senyum dingin.
”kita mau pulang kan, Okaasan?”, senyum Aiko.
Isni mengangguk, menyuruh aiko berterimakasih kepada dokter perempuan itu dan mereka pamit.
Dalam mobil Aiko masih sibuk dengan bonekanya yang dia panggil dengan sebutan Aya-chan.
”Okaa-san...suatu hari nanti aku akan punya teman namanya Min Ho.. dia orangnya tidak lucu,suka bikin aku nangis, tapi nanti aku bisa jadi teman baik dia.”
Isni menatap anaknya dengan wajah aneh.. tapi dia berusaha sembunyikan wajah anehnya itu supaya anaknya tidak lebih banyak bercerita yang dia tidak tahu.
”Okaasan tidak mau tau soal Min Ho ya?? Aya-chan juga gak mau tahu..,” ujar nya sedih. Dia menatap boneka anak-anak berkepang dua berambut coklat itu.
Isni tersenyum,”Okaasan bukannya tidak mau kamu nanti berteman sama Min Ho...tapi kan okaasan tidak tahu dia siapa?? Aiko belum juga ketemu kan??”
Dalam hati isni ”dasar anak-anak..dia ambil nama itu dari mana??dari komik yang dia baca?terakhir dia baca buku peta bumi..memang ada nama daerah dimanapun didunia ini yang dia sebut-sebut Min Ho??aku takut anakku gila”
Aiko tanya lagi, ”nanti kalau aku berteman baik sama Min Ho.. okaasan mau kan?? Nanti okaasan tidak setuju, trus okaasan buang aku, trus nanti okaasan culik aku, trus nanti okaasan suruh kakak buat aku gak lagi sama teman ku itu..trus...”
”trus.. kamu tidak sebaiknya lanjutkan.. okaasan capek kamu suka berkata yang tidak-tidak tentang siapa itu Min Ho, siapa itu apa lah namanya byul byul ini lah itu... okaasan tidak mengerti siapa mereka,” tatapan mata Isni jadi tajam.
Aiko Cuma menunduk,”hai..wakarimashita, okaasan.” (baik, saya faham, ibu).
Lantas dia bersuara lagi..
”oh iya, pak rahardjo.. bapak hati-hati ya.. nanti ada anak kucing lewat.. hati-hati jangan sampai bapak nabrak yaa”
”tenang, neng.. bapak hati-hati”
Tak berapa lama...
Citt.... rem berdecit..
”aduh, maaf bu .. bikin kaget aja tu anak kucing”, pak rahardjo mengelus-elus dadanya.
Isni makin aneh dengan aiko yang justru ketawa cekikikan ketika melihat pak supir ngelus-ngelus dada.
”kan aiko dah bilang sama pak rahardjo.. kok bapak gak denger sih?? Untung kucing nya tidak mati..Cuma kaget.. tuh.. aya-chan juga ikutan kaget,”
Isni hampir pingsan dengan kelakuan anak perempuannya yang terakhir itu
Pameran lukisan....
Suasana nya sangat hening, maklum hari itu bukan hari sabtu atau minggu. Pameran lukisan ini sengaja di buka dari hasil karya anak-anak SMA yang menurut panitia lukisannya bagus dan yang berhasil terjual akan disumbangkan untuk gempa di Iran yang sudah memakan korban jiwa sampai 10ribu orang lebih..
Di ruangan itu yang dindingnya berwarna cream, seorang anak lelaki sedang memandang sebuah lukisan..sederhana.. lukisan seorang perempuan tua yang latar belakangnya banyak sekali ruang-ruang dan jam-jam seperti tembus ke berbagai dimensi waktu.. anak lelaki itu sepertinya suka sekali dengan lukisan itu..
”oi, kak Joy.. menurut kamu.. lukisan ini bagus gak?? Aku tertarik sekali,”
Seorang cowok yang disebut Joy Cuma mengangguk.
”lumayan lah, daripada yang lain... tapi kok kayaknya dalem banget artinya ya? Kamu niat beli?”
Cowok yang lebih muda itu mengangguk.
”mana kolektornya? Ini bagus.. untuk oleh-oleh ibu”
”mahal tidak? Ingat loh.. akan terkena pajak perjalanan,” ujar Joy.
”ah, relax, kak... kakak kan bagian dari manajer ku.. masak kakak gak bisa usahakan aku bisa bawa lukisan ini?”
Lantas mereka menuju ruang kolektorr lukisan, bernegosiasi.
”jika Anda benar-benar berminat.. kami akan kenalkan kepada pelukisnya.. masih SMA, seumur dengan Anda sepertinya.. pasti anda suka dia... ”
Joy senyum dan bisik ”kamu belum punya pacar kan?? Kebetulan.. dimana lagi bisa ketemu pacar seniman??”
Anak cowok itu tonjok perut Joy sehingga dia merasa kesakitan.
Tak berapa lama, dari jauh datang sang kolektor dengan anak berambut panjang berkepang dua, kecil hanya setinggi 155 cm, memakai kacamata dan rok panjang.
Joy cengar cengir, ”selera kamu itu..cewek polos”
”hush, dasar kau.. kakak playboy”
Tidak mau terdengar aneh oleh sang kolektor dan cewek muda itu, mereka senyum-senyum saja.
”nah.. Aiko.. dua orang ini berniat dengan lukisan mu itu..”
Cewek yang disebut Aiko tersenyum dan menunduk
”Selamat sore... terima kasih sudah berminat dengan lukisan saya”
Dua cowok itu gantian membalas menunduk. Dengan bahasa Inggris yang sangat canggih, Lee Joy mengatakan bahwa adiknya berminat untuk membeli lukisan aiko.
”it’s about U$D 20.000... it’s not expensive i guess, because all the price will be donated to the victims of earthquake in Iran , i wont have any penny at all for it”, ucap Aiko merenangkan berhadap-hadapan dengan keduanya.
“it’s cheap.. I’ll take it”
Joy agak terbelalak,”geu geos eun maeu bissan! (mahal harganya tau)”
“geu gwaenchanhseubnida…naneun i-geulim eul chucheonhaesseubnida” (gak apa-apa, saya suka lukisan ini)
“it seems you are abjection to my price I offered you.. you can bargain it.. that is okay, it’s fine,”ujar aiko lagi sambil senyum,membenarkan letak kacamatanya.
“no no.. it’s cheap.. I even can get more than U$D 20.000 in just one night”, ujar cowok yang lebih muda itu
“oh.. that’s great.. we will be very appreciate you if you donate that much”
Cowok muda itu tersenyum. Cowok yang dipanggil Joy sudah tidak bias apa-apa lagi.
“deal… I’ll take it now.. do you have any cc machine?”
Aiko tersenyum, “wait a sec. I ll ask the collector”
“ah..but before it.. can I know your name?? it’s kind of weird if I don’t know the name of the buyer”
Cowok itu berdiri dan menunduk “I am Lee Min Ho”
’and this is my brother, also my manager: Lee Joy”
“Min.. Ho…”, tiba-tiba aiko tercengang..
Lee joy merasa terusik kejahilannya dengan ekspresi aiko yang tercengang dengan nama itu.
Sambil memukul-mukul bahu cowok yang diketahui bernama Min Ho itu..dia perkenalkan adiknya dengan bangga pada aiko yang masih bengong.
“adik saya ini penyanyi terkenal di negeri ginseng, albumnya sudah banyak.. kalau kamu pacaran sama dia, aku jamin kamu senang deh..bisa jalan-jalan ke Jeju Island, nyebrang ke Jepang, lalu kalian liburan berdua ke sana, asik-asikan deh”
Sambil bergumam tak jelas, Min Ho Cuma bilang ”dasar kakak yang aneh.. perkenalkan adiknya baik-baik ke orang lain..ini sebaliknya.. aku tidak suka dengan tipe cewek macam ini”, sambil garuk-garuk kepala yang pastinya tidak gatal.
Aiko masih bengong.
”Ai..ko..san.. are you okay?” ujar sang kolektor.
Dan akhirnya dia pun tersentak sendiri juga
”ah..iya, pak..saya minta maaf.. eh iya, saya minta maaf Tuan Lee Joy, Tuan Min Ho.. baik..saya setuju melepas lukisan saya..uang yang digesek akan langsung masuk ke rekening donasi kami”
Joy tertawa keras ” see? Dia panggil kamu tuan, loh.. padahal fans-fans mu panggil kamu ”kakak sayang””
”hush.. gak sopan disituasi seperti ini”
Lantas mereka bertransaksi.
Aiko menawarkan diri apa mereka bisa pulang dengan membawa lukisan itu, sebab dia bisa mengantar ke hotel dimana mereka menginap.
”adekku ini nanti ada jumpa fans sekitar 4 jam lagi..ada waktu kan?, ujar joy di lorong.
”oh..jumpa fans??hotel dekat dari sini..saya coba antar..”
”masa lalu ku tidak mengatakan Min Ho seorang artist...mungkin bukan dia,” gumam aiko di lorong.. mereka bertiga jalan saling berjajar.
Tiba-tiba...
”whoaaaaaaaa....itu kan Min Ho?? Coba liat deh... liat.. Min Ho kepameran lukisan ini...”
”MIN HOOOOOOOOOOOOOO.......... SARANGHEOOOOO!!!!!!!!!!”
Sontak beberapa cewek abege yang baru pengen masuk pameran, yang memakai rok seragam tapi atas ber sweater seperti kejatuhan durian runtuh ketemu gratis dengan artist terkenal.. mereka langsung berteriak-teriak dan berlari menuju mereka bertiga.
Abege-abege, ibu-ibu yang sedang menuju pameran yang merasa kenal langsung menyerbu..
”oh man! Where is toilet??”, ujar joy
“What?? Toilet?? Over there, turn to left and on the corner of it”, ujar aiko
“RUNNNNNNNN…………RUN MIN HOOO…RUN TO TOILETTTT OR EXIT DOOR”, pinta Joy
“Moeus??”
“taruh lukisannya.. kita kabur ke toilet atau exit door sebelum para fans mu jadi gila.. ingat.. fans indonesia suka mencubit kalau mereka tidak tahan lihat cakepnya kamu”
”wh..what is it?? What fans??”, ujar aiko lagi bingung.
”no time, miss.. lets run.. runnnn..”, Min Ho lari setelah menaruh lukisan secepatnya dipojokan.
”but..the painting... lukisannya, tuan Min Ho..how??”, ujar aiko lagi.
”NO TIME!!”
Joy terlebih dulu kabur, serasa dia yang artist terkenal. Dia langsung belok ke kiri, masuk ke lorong dan dipojok lorong sudah tersedia exit door, menuju belakang gedung yang langsung bisa ke tempat parkir. Larinya kencang sekali.
”Min Ho...aku gak kuat lari...capek”
Aiko terjatuh. Min Ho kaget.
”naik ke punggung ku.. fans semakin dekat.. cepat!”
”ehh? Gak mau,” aiko benar-benar sangat gugup. Mukanya langsung merah..
Sementara mereka melihat fans Min Ho sudah semakin dekat
”Aiko.. cepat naik ke punggung ku!”
”Apa?? Aku gak mau.. kamu lari duluan..”
”kamu lihat??kamu kecil..kamu bisa terinjak-injak... ayo!”
Min Ho pun memegang tangan aiko secara paksa, mengajaknya lari cepat, sementara fans sudah teriak-teriak lari mengejar.
Tapi tiba-tiba.. semua seakan terhenti..
”Diam kalian!”, aiko berteriak.
Mendadak seperti waktu terhenti, para fans itu tiba-tiba mereka tidak bergerak, waktu serasa terhenti.
Min Ho kaget dengan pemandangan itu.
”larilah ke exit door,Min Ho.. nanti saya menyusul”
”uh.. terlalu lama kamu ini, aiko!”
Min ho lantas tiba-tiba membopong aiko.
”Hanase! Let go of me, Min ho!!”
“no.. we almost get the exit door”
Min ho tetap membopong aiko sampai mereka di exit door dan di tempat parkir. Sementara Joy sudah lebih dulu disana, Joy bengong sebentar, kemudian dia cekikikan, wajahnya masih terlihat sedikit panik, tapi isengnya tetap kumat.
“wow.. it’s like the newly wed in front of me”
Min ho sensitive, “what?”
“kamu lupa kamu gendong cewek sampai lupa diturunkan?”
Min Ho sadar, dia buru-buru menurunkan aiko.
Wajah aiko masih sangat tegang.
”mana mobil ku??”, lantas dia buru-buru mencari mobil dan diikuti kedua cowok itu.
”daijoubu ka?”, Min Ho memberikan segelas air pada aiko
”daijoubu desu.. tapi darimana kamu tahu bahasa jepang?”, kata aiko sambil dia pelan-pelan mereguk air dingin dari gelas ditangannya.
”buat apa fans saya banyak di jepang juga”, ujarnya sedikit sombong sambil duduk di depan aiko.
Joy melihat-lihat dari sudut ruangan.
”3 jam lagi jumpa fans. Siap-siap ke ruang make up”, ujar joy
Min ho ngeloyor pergi. Joy menghampiri aiko
”what’s going on? Min ho said that you could stop the time”, joy duduk di depan kursi yang aiko duduki
Aiko hanya diam, lantas berkata “I didn’t do anything, that might be… his sight was wrong”
Joy berdiri lagi.. dia muter-muter ruangan itu kemudian menghampiri aiko lagi.
“don’t lie to me.. I thank you for saving my brother from fans..”
“no.. I don’t lie.. I didn’t do anything for your brother..”
Mereka diam sejenak.
“oh…maaf saya lupa.. saya harus menelepon kolektor karena lukisan itu harus segera dibawa ke sini”
Aiko sibuk memencet no hp sang kolektor. Sebentar dia berbicara.
”akan diantar sebentar lagi. Saya sangat minta maaf”, aiko menunduk menghormat.
”tidak usah.. saya tahu kamu punya sebuah kelebihan. Saya lihat perubahan wajah Min ho ketika dia menggendong kamu.. saya tahu adik saya sendiri dibanding kamu”
”maafkan saya, Tuan Joy..saya benar-benar tidak tahu”, sesal aiko.
”saya juga akan minta maaf pada tuan Min ho, juga karena kurang sopannya saya”
”Aiko-chan.. berapa umur mu?”, ujar joy.
”15 tahun,”
”oh..hanya beda 2 tahun dari adikku”
”kamu sudah punya pacar?”
Aiko diam.
”tidak..saya susah berfikir untuk itu”
Joy menyeruput jus kalengan
”oh.. that’s ok.. saya hanya melihat tadi di pameran kamu begitu terkejut ketika Min ho sebutkan namanya, seolah-olah kamu begitu kenal dia sebelumnya entah dimana”
“saya minta maaf”, tunduk aiko.
”that’s ok.. relax.. tapi kamu akan tetap saya tahan disini sampai nanti jam 8 malam..”
Aiko tidak terima, air mukanya terlihat kurang setuju ”maaf, tidak bisa”
Joy tertawa, ”anggap itu kesalahan mu karena sudah membuat adik saya berwajah jadi aneh dan tegang, wajah cakepnya bisa berkurang nilainya kalau terlalu banyak tegang”, sambil dia menaikkan tangannya ke kedua sisi bahunya.
Aiko hanya bisa diam.. hampir satu jam dia hanya menunduk. Sementara joy sibuk dengan telepon-telepon, lalu dia pergi ke ruangan make up di kamar sebelah yang diberikan penghubung antar kamar.
”aiko-san..”
Aiko mengangkat kepalanya.
Min Ho tersenyum kaku, lalu dia duduk disamping aiko.
”kamu tahu tidak.. kamu sudah buat saya bingung?”
Aiko hanya menggeleng
”siapa yang tadi menghentikan gerakan para fans untuk saya.. kamu bukan? Apa kamu punya ability khusus?”
Aiko sudah mulai agak pucat
”tidak, Lee-san.. “
“well.. akui saja.. toh tadi hanya ada kamu dan saya.. siapa lagi yang ada? Joy sudah jauh”
Aiko kembali diam. Diam lamanya itu membuat Min ho pusing.
“ah sudahlah.. nanti kerja saya terganggu. Kamu diam disini sampai saya selesai kerja”
Aiko menolak ”tapi saya harus pulang, Lee-san..kalau tidak, nanti orang tua saya marah.. saya tidak boleh pulang malam”
Min ho tersenyum cuek ”who cares??”
Beberapa crews masuk, lantas berbicara dengan Min ho, ”stay here, ok?”
Lalu dia ngeloyor pergi ke lorong hotel, menuju aula untuk jumpa fans.
” geunyeoneun ne yeoja chingu-inga??”
Min ho dengan iseng menjawab “ne, geunyeonal kiseu bij-jigoissda”
“wow.. oneul bam geunyeowa jam-eul geoissji anhseubnida?”
“ani .. geunyeo naleul geulaeseo museowo” sambil tersenyum sinis
Semua crew tertawa
Aiko nangis dia dikunci dikamar hotel tempat Min Ho menginap.
Jam 8 malam.....
Seorang crew membuka pintu kamar hotel.
“dia tertidur.. “
“tinggalkan kami”, ujar Min ho.
”ok deh..selamat bersenang-senang,maklum deh..pacar baru..belum pernah punya pacar sebelumnya kan? hahahaha”
”shut up!... out...out”
Dia mendorong keluar crew itu, sang crew Cuma tertawa-tertawa.
Aiko tertidur sambil duduk. Min ho duduk di depannya.. dia sibuk memandang wajah aiko.
“sebelumnya..seperti kita pernah bertemu..entah dikehidupan yang mana.. aiko seperti tidak asing bagi ku”
Dia lantas menaruh kaki aiko nya ke atas sofa..sehingga tidak dia biarkan aiko tidur sambil duduk.
Ketika dia akan melepas sepatu aiko, tiba-tiba aiko terbangun dan kaget.
”Mundur!”
Min ho lantas mundur beberapa langkah hampir seperti terbang. Kakinya benar-benar tidak menjejak diatas tanah.
”put me down, aiko!”
”kamu tidak akan macam-macam dengan saya kan??” matanya aiko sudah mulai berkaca-kaca lagi.
”no.. yakusoku” (yakusoku = janji. Bahasa jepang dan korea mirip)
Aiko menurunkan tangannya pelan-pelan dan saat itu juga Min ho bisa menapakkan kakinya ke lantai.
”kamu benar-benar gila.. kamu sudah buat saya takut”, Min ho sambil masih mengelus dadanya.
”kamu X-DNA bukan??”
”apapun istilahnya itu..aku mau pulang..atau aku akan mengacak-acak semua barang-barang disini”, ancam aiko.
”ya ya ya..menyetir dengan kaki keseleo..apa bisa?” Min ho menunjuk kaki kanannya aiko yang agak bengkak.
”let me help you..but dont tell other people about me”
Min ho menghampiri aiko, mendekati kakinya lalu dia meletakkan tangannya berjarak dengan kulit kaki aiko sekitar 10cm
Dari telapak tangan kanan Min ho terlihat seperti keluar sinar Hijau berpadu dengan seperti sengatan listrik.. aiko tersentak, ternyata Min ho pun seorang X-DNA.
Tapi kemudian aiko hanya diam saja..
”paling tidak, ini akan mengurangi sakitmu sampai kamu pulang, sehabis itu, besok kamu harus pergi ke dokter”
Aiko mengangguk.
”nyaman bukan?? Daripada kamu mau lempar aku.. apa aku ada tampang jahat sama kamu?”, sindir Min ho sambil masih mengeluarkan energy nya.
”maaf.. ”
”jadi... Min Ho juga X-DNA??”, sambil aiko melihat wajah nya dengan heran
Min ho memalingkan sedikit wajahnya
”Jangan lihat aku seperti itu..aku bukan penjahat”
”bayangkan kalau aku dilempar kamu tadi.. besok aku tidak bisa konser.. tiket sudah ribuan lembar yang terjual.. bisa-bisa aku stress”
”maaf”
Dia masih cuek, terus ceramahin aiko
”kamu mestinya sadar, kalau tenaga telekinetik seperti itu tidak boleh sembarangan digunakan, terutama buat orang seperti aku. Selain itu juga bikin kamu capek, apa kamu sadar kalau aku luka gimana? Kamu bisa dibunuh fans-fans ku.. crew semua juga bisa marah sama kamu.. kamu bisa ganti rugi tour ku disini”
”maaf”
”maaf ya, Min ho..” sambil aiko melihat wajahnya.
Min ho malah sedikit berpaling
”Min ho gak marah sama aku kan?”, aiko malah melihat wajahnya sampai dalam
”gak..jangan lihat aku seperti itu”
”eehh?? Memang kenapa? Kan aku minta maaf”
Min ho agak kesal juga ”iya bodoh.. aku tahu kamu minta maaf, tapi lihat aku jangan seperti itu.. kamu belum pernah ketemu cowok secakep aku ya? Sampai lihatnya begitu”
”iya sudah.. aku gak akan lihat Min ho lagi yang seperti itu, aku bisa dimarahi”
Min ho hanya menggerutu ”dasar anak-anak.. kenapa sih aku harus berurusan dengan anak-anak?”
Joy mengetuk pintu dan masuk.
”ekheem... sudah sampai mana pacarannya?”
Muka Min ho makin ditekuk ”Joyyyy..............ini bukan pacaran..kakinya keseleo dan aku membantunya”
Joy tertawa lebar dan puas, Min ho makin cemberut.
”yang satu bodoh, yang satu aneh”
”dan yang lebih aneh kamu.. ada cewek di depan kok di diemin.. kamu bukan gay kan??”, timpal Joy.
”apa lagi itu?? Aku normal”, ketus Min ho.
”kalau normal, jadikan dia pacar kamu, simple, isnt it??”
”jangan bercanda yang bisa bikin ibu marah”, timpal Min ho.
Joy kembali tertawa ”alasan selalu ibu... ibu di seoul, kamu disini sekarang... ”
”jangan bodoh!”
Aiko menghampiri mereka pelan-pelan ”kalian berantem ya?? Aku mau pulang..”
Joy menghadang ”ets ,miss.. sebagai manager artist yang terkenal.. saya minta email atau kontak yang bias dihubungi.. ingat.. urusan lukisan belum selesai”
Aiko memberikan emailnya pada Joy.
”ok..done, kami tunggu paling lambat esok untuk lukisannya”
Aiko mengangguk mengiyakan, janji akan mengantarnya besok pagi
”saya pamit..saya minta maaf atas semuanya”, ujar aiko. Dia menunduk pada Joy dan Min ho.
Joy senyum, Min ho cuek ”sana pulang.. ”
Joy menggoda lagi ”kamu apain sih dia.. kepangan nya satu berantakan tuh..”
Min ho melotot ”eh? None’s of your business”
“besok bisa ada gossip miring…”, ujar Joy
Min ho masih gondok ”none of my business, it’s yours as my manager to handle all the questions”
“curang”, ujar Joy
“ah.. salah mu kenapa mau jadi manager.. coba kalau jadi psikolog, gak bakalan juga bisa ikut aku kemana-mana”, timpal Min ho.
Aiko hanya memandang mereka yang asik timpal menimpali.
”apa saya boleh pulang sekarang? Besok saya harus memberikan lukisan itu jam berapa?”
”cerewet ah..kan daritadi dah dibilang, jam 8”, timpal Min ho.
”iya, maaf.. aku pulang dulu.. permisi, selamat malam”
Joy memotong ”saya antar ke parkiran. Dont worry, stalker gak akan mau dapat berita soal saya”
========================================================
Di parkiran, dalam mobil
”Saya sangat minta maaf dengan kelakuan adik saya..dan saya pikir kamu sudah tahu siapa dia.. saya mohon jadikan ini rahasia kita bertiga saja.. kamu janji mau menyimpannya kan??”
Aiko diam sejenak , ”baik..saya janji.. ”
”Sejak kecil kami sudah tahu bahwa Min ho tidak sama dengan kami. Entah dia dapatkan darimana kelebihan seperti itu, dan sejak kecil dia sudah bermain-main dengan kelebihannya”, ujar Joy. Matanya tertuju keluar jendela kaca
Aiko diam sejenak.
”Saya pun begitu, Tuan Joy.. saya tidak pernah mengerti kenapa saya berbeda dengan yang lain. Tetapi Chichiue (ayah= jepang) saya sama dengan saya dan kak Min ho. Saya hanya berusaha melindungi kak Min ho.. dan juga melindungi diri saya dari serbuan orang-orang yang tidak saya kenal.”
”......... dan saya harap, baik Tuan Joy atau Kak min ho tidak marah dengan saya”
Joy ketawa ,”enggak akan ada yang marah deh...tenang saja.. kamu ini jadi orang terlalu takut ya?? Jangan anggap adik saya serius deh.. sejak kecil dia memang bukan cowok yang ramah.. saya juga kesal kenapa sikapnya begitu judes pada kamu...tapi saya curiga sepertinya dia suka kamu deh”, muka Joy menoleh pada Aiko.
”Hieeehh? Enggak lah.. enggak.. aku malah takut kenapa kak Min ho sangat gak ramah sama aku..gak mungkin itu”, ekspresinya sambil menggerak gerakkan telapak tangannya tanda menyatakan tidak.
Joy memberikan sesuatu ,”ini buat mu”
Ternyata tiket
”Tiket spesial.. VIP.. besok”, Joy senyum
”ahh..ini kan mahal?? Aku tidak bisa terima,” aiko ragu
”ambillah.. anggap saja ini rasa terima kasih ku karena kamu selamatkan adik saya..”, sodor Joy.
Aiko memandang tiket VIP itu dengan penuh ragu. Harganya sekitar Rp 5juta.
”ini mahal sekali, Tuan.. aku tidak bisa,”, dia coba mengembalikannya lagi
”aigoo.. jangan panggil saya tuan.. serasa lelaki beranak lima.. panggil saya Oppa.. artinya kakak.. okay”
”iya, kakak.. tapi ini sungguh mahal.. i cant take it”, mohon aiko. Dia kembalikan lagi ke tangan Joy.
“Ani (tidak=korea ). this is for you.. you are a nice person.. kamu belum pernah juga pergi lihat konser kan??”
Aiko mengangguk
”Besok kami tunggu. VIP akan mendapatkan perlakuan khusus. Dapat lampu fans dan juga poster Min ho. Jadi kamu tidak sembarangan masuk sama dengan festival.”
”ya.. baiklah, Oppa.. saya datang lebih awal supaya lukisannya bisa dilihat lagi”
Joy senyum ”besok langsung masuk ke kamar hotel kami. Minta pada security”
Aiko terbelalak ”hah?? Mana bisa?? ”
Joy tertawa lebar ”anggap saja dirimu stalker! Stalker bisa berkorban apa saja untuk idolanya.. masak kamu tidak?”
Aiko menggaruk-garuk kepalanya ”saya bukan stalker, Oppa.. dan saya bukan fans kak Min ho”
”memang bukan fans.. tapi calon adik ipar saya”, Joy tertawa terbahak bahak. Aiko gugup. Joy keluar dari mobil dan berdiri menunduk depan pintu
”ingat.. saya tunggu, dan jangan tidak datang. Saya akan minta security cari kamu supaya kamu bisa lekas masuk kamar.. nah, sekarang pulanglah..sudah jam 9 malam... ”
Joy menutup pintu mobil. Aiko menunduk sedikit, hormat padanya tanda pamit.
Mobil pun berlalu dari parkiran hotel J.
Sementara Min ho memandang keluar view jakarta
”sepertinya memang dia aiko yang aku cari..”