Minho menandatangani kontrak hari itu.
Wajahnya sumringah (senang) karena
pekerjaan pertama dia langsung bisa ke luar negeri dan termasuk juga dapat
brand terkenal.
“Cheers!!,”
lagi-lagi geng mereka kumpul. Kali ini Minho yang traktir mereka.
“leader kita sudah bakalan sukses nih..
menyusul Makoto kun,” goda Ken
“loh..kamu apa emang gak bisa jadi model
juga? Kan tinggi juga,” balas Min ho.
“gak boleh minum ini,” dia lalu menoleh
pada Aiko, menggeser kaleng minuman sodanya.
“enggak kok..aku kan tahu ini gak boleh,”
balas Aiko.
“wah...ibu dokter dinasehati bapak model,”
canda Ken lagi.
Min ho mengeplak kepala Ken.
Aiko tertawa kecil,”serve you right, Ken kun... Otto bisa juga judes sama kamu loh”
“aku baca.. ibu hamil gak bagus minum
soda.. nanti anakku bermasalah,” kata Minho
“wah...protektif sekali bapak kita yang
satu ini,” sindir Ichirou
“bilang saja kamu iri denganku, Ichi kun,”
Min ho nyengir kuda.
“eh..sudah..kamu mau berapa hari
rencananya di China??,” tanya Makoto
“haaahhh....ternyata 10 hari..aku pikir 1
minggu,” balas Minho lagi
“10 hari..lebih baik kamu pulang ke
rumahmu dulu deh, Aiko chan.. memang kamu bisa sendirian??,” Ichirou malah
nyengir kuda.
Min ho mengeplak kepala temannya
itu,”trus.. kamu mau temani isteriku, begitu?bisa-bisa besok kamu masuk koran,”
Yang lain tertawa,”protektif sekali Min ho
kun ini,” kata Ken.
“itu bagus.. jadi Aiko chan gak dilirik
siapapun,” jawab Minho, agak sedikit jutek.
“Jadi.. kalian gimana nih.. studinya??,”
tanya Min ho lagi pada mereka.
“wah.. ini benar-benar mirip ayahku..
tanya studi ini-itu,” kata Makoto, dia berekspresi seperti anak kecil yang
enggak mau diketahui belajarnya.
“kan aku mau jadi bapak 4 bulan lagi..
wajar,” jawab Minho, santai.
“masalah cinta ku dong.. gimana nihhh??
Putus deh,” keluh Makoto
“kamu enggak seberani Minho kun,” kata Rin
Yang lain mengangguk.
“terakhir memang sampai mana?,” tanya Min
ho.
“ya..gitu deh..alasannya sibukkk melulu,”
keluh Makoto
“wah...tanda-tanda gak awet,” ujar Ichirou
Yang lain ikutan mengangguk,”bener
tuh..tanda gak awet,” kata Minho.
“wooh.. makin takut aja deh,” keluh Makoto
“sekali lagi deh.. coba tanya dulu..
serius atau enggak dia itu.. kalau terlalu banyak alasan..ya terpaksa putus
deh,” kata Min ho
“tuh..dengar kata Leader,” kata Ken, dia
malah merangkul Rin, pacarnya.
“tiga bulan 2 kali ganti pacar...,” kata
Makoto.
“hehe,” ichirou malah cengengesan. Dia
juga begitu, seperti tukeran pacar dengan Ken.
“ini yang tukeran pacar malah awet ya?,”
sindir Makoto ke Ichirou dan Ken.
“hush... aku sama Sakura chan emang sudah
ngerasa cocok kok,” balas Ichirou
“aku juga sama Rin chan,” kata Ken.
“yaaaa...kalian berdua cocok...tapi ini
enggak,” Minho menunjuk pada Makoto,”kamu kasih kesempatan kalian berfikir
sampai 1-2 minggu, gak ketemu juga hasilnya?? Ya..putus deh..jangan lama-lama
deh”
“yah.. putus lagi.. putus lagi,” balas
Makoto
“makanya, Makoto kun..aku kasih saran
Makoto kun.. jika memang suka dengan cewek, jangan langsung ditembak gitu
dong... dilihat-lihat dulu..iya kan, Otto??,” kata Aiko.
Minho mengangguk,”ya.. aku butuh sampai
dua bulan lebih ketika lihat Aiko chan pertama kali”
“aaaaaahhhhhhhhhhh... gitu deh,” keluh
Makoto. Yang lain malah mentertawakan dia.
“ya kamu contoh lah Minho kun... dia saja
gak langsung main tembak...dua bulan lebih dulu dilihat... kamu..seminggu kenal
sudah main tembak.. payah,” kata Ken.
Makoto memandang Ken dengan
aneh,”bukannya...kamu juga begitu ya??”
Ken nyengir kuda. Minho tertawa keras.
“jadi cowok kan emang baiknya gitu.. kalau
mau serius sih??,” kata Minho
“aku serius kok, sama Mayu chan,” balas
Makoto
“ya..kalau serius.. pertahankan dong...itu
kan yang paling baik, hehe,” ujar Minho lagi
“dengerin deh.. apa kata bapak Lee...
ya??,” goda Ichirou ke Makoto
“bakayarou
(br3ngsek-red),” balas Makoto
Ken malah tertawa,”ya bener dong.. coba
kamu pakai logika saja deh..serius pertahankan..gak serius dilepas.. jangan
merepotkan diri dong”
Hari-hari berlalu.. besoknya, Minho akan
siap pergi ke Shanghai dan sekitarnya...jadi, malam itu, dia berkemas dibantu
Aiko..
“gak apa kan..aku tinggal, sayang??,”
senyum Minho.
“kamu bekerja saja yang keras..
tapi...jangan lihat cewek sana ya?? Janji loh,” jawab Aiko.
“iya.. aku kan tipe setia, chu,” balas
Minho, lalu dia tertawa melihat Aiko malu.
“Ayah pergi dulu besok ya.. kamu baik-baik
dengan ibu,” kata Minho lagi pada bayi diperut Aiko.
“well... jadi..Minho Otto pergi..aku akan
pergi ke rumah Okaasan.. tetapi.. Okaasan sarankan Myo chan menginap disini,”
kata Aiko sambil melipat baju Minho.
“ya...itu bagus,” balas Minho, dia bantu
Aiko melipat baju.
“masak saja sana..aku yang lipat,”senyum
Minho.
Aiko mengangguk. Dia langsung menuju ke
dapur.
“wah...malam ini semua tugas ku harus
selesai..lalu aku titip sama Ichi kun,” kata hatinya Minho. Selesai dia mengepak,
langsung ke ruangan sebelah, mengerjakan tugas.
Satu jam kemudian, Aiko selesai masak dan
mereka makan bersama.
“malam ini aku harus ke kost Ichi kun..
menyerahkan tugas.. mau ikut??,” senyum Minho
“mau,” jawab Aiko,”besok.. apa..aku boleh
ikut juga ke bandara??”
“bukannya kamu kuliah??jangan bolos dong,”
“eww.. aku mau kesana..mau antar kamu,”
Minho senyum,”tapi..nanti bolos dong??,”
Aiko cemberut,”aku mau antar..”
“gak usah deh ya?? Nanti kuliahnya??,”
balas Minho, mencoba membujuk supaya Aiko tidak ikut pergi ke bandara.
“yang mau bukan aku,” kilah Aiko.
“aduh.. manja amat sih kamu,” keluh
Minho,”sekarang..ayo ke kost Ichi kun dulu”
Mereka selesai makan, diperjalanan menuju
kost Ichirou pun, Aiko masih tetap cemberut, bete, dia gak bisa besok ikut
mengantar Minho ke bandara.
“mau aku cium di sini gak??,” Minho
berbisik padanya, menggoda di dalam bus.
“gak mau,” balas Aiko, masih
cemberut,”malu”
Minho senyum licik,”cium ya??kalau
cemberut terus..aku cium loh”
“gak mau,” balas Aiko.
“makanya.. jangan cemberut dong,” goda
Minho lagi.
Mereka lalu turun. Minho sudah sms duluan
Ichirou agar bertemu di lantai bawah depan gedung kost nya.
Aiko masih saja cemberut, berkali-kali
Minho membujuknya supaya jangan marah karena dia harus tetap kuliah besok.
“nanti aku belikan dress yang bagus
deh..bunga-bunga sesuai permintaanmu..dua deh,” rayu Minho.
“tapi nanti aku bakalan kangen sama
Otto,”keluh Aiko
“katanya mau aku jadi model??gimana lagi
dong??aku harus ke china,” Minho senyum manis banget padanya.
“nanti aku gak ada teman tidur,” kilah
Aiko lagi.
Minho menunduk padanya, lalu mencium nya,
lembut sekali.
Ternyata Ichirou melihatnya dari gerbang
gedung.
“uh.. mesra-mesraan disini.. benar-benar
bikin aku sakit hati..,” keluh Ichirou ketika melihat itu.
“oi..Minho kun.. Aiko chan!,” teriak
Ichirou dari jauh.
Minho menghentikan ciumannya.
“oh,hai, hehe,” dia melambaikan tangannya
pada Ichirou, lalu menggandeng tangan Aiko dan berjalan menuju teman mereka.
“ini,” Minho menyerahkan tugasnya berupa
kertas dan CD pada Ichirou.
“besok..jadi mulai kerja??,” tanya Ichirou
Minho mengangguk,”titip Aiko chan ya?
Hehe”
Ichirou mengangguk,”dont worry”
“kalau dia nakal, jewer saja, hehe,” Minho
bercanda pada Aiko.
Ichirou nyengir kuda,”bisa-bisa aku masuk
koran”
“makanya..kamu jangan cemberut terus, Aiko
chan.. chu,” Minho makin sengaja mencium Aiko di depan Ichirou.
“hadeh... mulai deh,” ujar Ichirou
“dia ngambek terus..,” balas Minho.
“kamu gak boleh begitu, Aiko chan.. Minho
kun itu baik loh.. mestinya kamu penurut sama dia,” kata Ichirou,”nanti kalau
Minho kun lirik cewek lain, gimana?”
“tuh kan, benar..,” kata Minho. Aiko malah
terkesan di bully kedua cowok itu.
“aku pulang ke rumah orangtuaku,” balas
Aiko, jadi sedikit judes.
“eh..sudah deh,” kata Minho,dia setengah
nyerah malam itu.
“ini loh.. aku sudah ijin dengan para
dosen kalau aku hanya bisa serahin tugas, tapi gak masuk kuliah..aku baru masuk
10 hari lagi”, lanjutnya
“asal jangan kurang aja tugasnya,” balas
Ichirou.
“ya..sudah dulu ya.. aku harus berangkat
besok pagi,” kata Minho. Mereka pamit, kembali ke rumah susun mereka.
“mesra banget Aiko chan sama Minho
kun...kayaknya Minho kun manjain banget Aiko chan,” kata Ichirou lagi dalam
hatinya, ketika dia melihat mereka jalan kembali pulang menuju halte dan Minho
mencubit-cubit pipi Aiko yang masih cemberut terus, sambil Minho tertawa-tawa.
“ya...besok aku ke shanghai, Eomma..doakan
selamat ya,” senyum Minho ditelepon
“ya...kontraknya untuk satu tahun
penuh,Eomma..sehabis itu...aku ada kegiatan amal dari model baju itu juga,”
lanjutnya
“wah...kelihatannya kerja mu yang baru
akan menyenangkan, Minho,” senyum ibunya dari jauh.
“umm...tapi Appa kan tidak
setuju...buktinya Appa tidak mengirimkan kami uang lagi, huff,” Minho mengeluh
lagi.
“Appa kesal padamu karena kamu keras,
Minho.... Appa ingin kamu seperti beliau,”
“tapi kan...aku bukan Appa, Eomma,” Minho
kumat manjanya pada ibunya,”nanti juga aku belajar mengelola usaha Appa sehabis
lulus. Aku bawa Aiko chan dan anakku ke sana”
“belajar bisnis itu tidak gampang, Minho...
itu sebabnya Appa mu sebenarnya ingin kamu bisa segera lulus dan kuliah lagi
yang lain,”
“Uhh... Appa begitu..selalu memaksakan
diri buatku,” keluh Minho lagi.
“besok-besok aku akan buktikan pada
Appa...kalau aku juga bisa jadi model yang bagus...yang bikin Appa setuju
dengan pekerjaan ku,” lanjutnya lagi.
“ya sudah.. Eomma dukung saja apa yang
kamu bisa lakukan... jangan lupa, Eomma ingin kamu ke sini liburan.. kami
kangen kamu dan keluarga, Minho”
“iya, Eomma...aku pasti datang...aku
kumpulkan uang dulu...Aiko chan..makannya makin banyak, uang jajan jadi banyak
deh”
“tapi kan...anakmu jadi sehat??”
Minho mengangguk,”sehat, Eomma...
perempuan,”
“wah....cucu Eomma pasti cantik,”
“hasil USG nya... bagus Eomma...
mudah-mudahan wajahnya seperti Eomma,hehe”
Ibunya senyum dari kejauhan,”nanti Aiko
bingung kalau begitu?”
Minho tertawa,”doakan aku ya, Eomma... 10
hari nih...di china”
“iya, anakku...baik-baik ya disana..
jangan banyak permintaan...kerja yang baik”
Minho duduk disamping Aiko dan
merangkulnya,”besok jangan nangis ya, aku tinggal?hehe”
“enggak kok,” cemberut Aiko.
“itu...masih cemberut aja deh,” Minho jadi
ikutan cemberut.
Aiko akhirnya tertawa kecil dan malah
menarik-narik bibirnya Minho,”kurang panjang, hehe”
“ih...suka banget godain deh,” jawab Minho.
Aiko akhirnya tertawa juga.
“bisa gak..kalau aku keseringan ditinggal
sama kamu??,” Aiko bersandar di pundak Minho
“kan aku cari uang buat kamu dan anak..
mau bagaimana lagi??kan kita butuh uang,” balas Minho.
“iya juga sih... tapi aku tipe takut ditinggal
kamu,”
Minho malah senang,”wah.. ternyata..kamu
cinta aku banget ya?? Makasih”
“iya dong... masak aku gak boleh cinta dan
sayang sama suami sendiri??”
“boleh banget...aku malah suka banget..
aku jadi dibutuhkan sama kamu,”
“tapi kerjanya jangan terlalu keras dan di
forsir ya?? Aku suka ketakutan kalau kamu nanti sakit,”
“enggak deh.. percaya.. aku bakalan dengar
nasehat kamu... kan kamu calon dokter, hehe”
“jangan seperti waktu kemarin-kemarin”
“iya deh...iya..aku janji,”
“kayaknya... kamu orangnya gak suka
ya..kalau aku banyak menasehati??”
“memang aku begitu...sama Eomma dan Appa
juga begitu,” balas Minho. Dia malah mengelus-elus rambutnya Aiko.
“eh..nanti anak kita wajahnya seperti
siapa ya??,” Minho senyum lalu memutar bola matanya.
“mirip aku aja deh ya...soalnya Aiko chan
jelek sih.. hidungnya pesek,” goda Minho
“ih.. jelek banget deh..suka ngeledek,”
cemberut Aiko,”emang Minho Otto cakep ya??”
“eh..aku cakep lagi.. daridulu, dari aku
TK banyak yang naksir aku loh..sampai anak-anak cewek di sekolahku
nangis-nangis rebutan aku, hehe,” Minho jadi GR sendiri
“ih... ke Ge Er an deh,” ujar Aiko.
Minho tertawa,”eh.. benar kok...aku gak
bohong... tanya aja Eomma nanti kalau kita ke rumah”
Aiko tertawa kecil,”gak kebayang deh,
hihihi”
“yaaa...mau bagaimana lagi?? Aku begitu
sih cakepnya, hehe,” Minho merangkul dia lagi.
“iya sih... kamu cakep,” Aiko
memandangnya.
“iya kan??hehehe...,” Minho menundukkan
wajahnya, mendekati wajah pasangannya itu.
“adiknya..gak terganggu kan.. kalau kita
senang-senang??,” senyum genit Minho.
“enggak kok.. baik-baik aja,”
“oh...ok deeeeehhhh....let’s have fun!,” balas Minho. Dia
menarik-narik dan mendorong-dorong Aiko ke dalam ruangan kerjanya.
“eeehhhh... tugas ku belum selesai,
Otto!,” teriak Aiko.
“nanti saja deeeeh... kan besok pagi masih
bisa, senang-senang dulu sama aku, hehehehe..”, canda Minho.
Ichirou menulis sebuah diary dalam
laptopnya..
“Aiko chan..aku nyesel banget kamu jadian
sama Minho kun. Dari awal, aku sudah duga kalau Minho kun dekati kamu..aku
terlambat banget”, tulisnya.
Dia diam sejenak, lalu menuliskannya
lagi..
“dari SMP loh..aku suka sama kamu...tapi
kamu cuma anggap aku sebagai teman aja.. sampai sekarang pun, kamu cuma anggap
aku teman aja. Rasanya, daridulu, aku lindungin kamu dari anak-anak cowok yang
nakal, percuma saja deh.. akhirnya kamu malah jadi isterinya Minho kun”
“Aiko chan.. aku kehilangan kamu banget
loh.. kalau misalnya aku pergi.. kamu bakalan kehilangan aku gak ya? Atau...
kamu akan sedih sekali kalau kehilangan Minho kun??”
“gak semestinya loh.. kita begini..aku
menderita lihat kamu bahagia, Aiko chan”
“kalau misalnya..aku pisahkan kamu dengan
Minho kun.. bagaimana??”
“kalau misalnya...cuma aku yang bisa jadi
milik kamu.. bagaimana??”
Ichirou terus menulis dalam diarynya...
Pagi kembali datang....
“Otto bangun.. nanti kamu terlambat!,”
Aiko menarik-narik selimut yang dipakai Minho.
“jam berapa??,” tanya Minho masih
mengantuk
“jam 5... ayo cepat mandi! Nanti
teman-teman manajemen tunggu loh,” balas Aiko, masih menarik selimutnya Minho.
Minho bangun dan duduk,”chu.. kok yang
jadi semangat malah kamu ya??bukannya mau ditinggal ya??”
Minho malah menggoda.
“ewwww... gitu deh.. kan enggak apa.. aku
sudah janji gak mau cemberut kalau ditinggal.. Myo chan sampai 10 hari akan
temani aku,” jawab Aiko.
“iya deh iya.. aku mandi dulu, keenakan
tadi malam, hehe,” senyum Minho
“aku siapkan baju ya..,” Aiko juga bangun.
Minho buru-buru lari ke kamar mandi.
“aku siapkan makanan ya... bajunya sudah
ada dikamar!,”teriak Aiko dari dapur.
“masaknya enggak usah susah-susah deh..
rebus sayur saja cukup!,”teriak Minho dari dalam kamar mandi.
Tidak berapa lama, dia keluar lagi, segera
lari ke kamar lalu kembali dengan baju dan badan yang sudah wangi.
Dia lekas duduk di depan meja
rendah,”haaa... makan.. makaaaannn...”, katanya lalu segera makan dengan lahap.
Aiko memperhatikannya sambil makan, lalu
Minho menghentikan sejenak.
“kenapa??kok lihatnya gitu??,” tanya Minho
“ah..enggak..semangat sekali, Otto.. aku
suka deh,” senyum Aiko.
“harus dong.. tapi nanti akan ada
pengarahan sedikit dulu dari manajemen dan fotografer nya.. jadi, aku harus
semangat dan cepat belajar,” balas Minho
“Minho Otto kan..pintar..jadi aku percaya
cepat bisa dan menjiwai deh.. aku percaya,” balas Aiko
“terima kasih loh.. chu,” balas Minho
“idih.. mulutnya bau wakame (sejenis
rumput laut-red) deh,” Aiko mengelap bibirnya
Minho tertawa.. lalu makan lagi segera.
Mereka makan buru-buru dan langsung pergi
dengan taksi ke gedung manajemen tempat Minho kerja yang baru.
“wah.. ini dia orangnya.. untung tidak
terlambat ya!,” kata Yuu Yoshida, cewek fotografer yang akan memfoto Minho
Dia lalu menoleh pada Aiko,”eh..siapa ini
Minho kun??”
“Isteri, hehe,” jawab Minho,”kenalan dong,
Aiko chan”
“Kohashi Aiko.. yoroshiku onegaishimasu,” kata Aiko, ramah, senyum dan menunduk
hormat.
“Yuu Yoshida, yoroshiku,” jawab Yuu dan dia senyum.
“wah..beneran ya.. kamu bapak muda,
hehehe,” kata Yuu lagi
“iya, hehe.. 4 bulan lagi lahir nih,”
Minho menggaruk kepalanya.
“sudah disiapkan semuanya kan??,” tanya
Yuu
Minho mengangguk,”itu,” katanya menunjuk
pada koper.
“mari aku training dulu kamu.. Kohashi
kun.. mau ikut??,” senyum Yuu
Aiko mengangguk, Minho langsung
menggenggam tangannya, mereka menuju lorong ke ruang foto.
“disini loh... aku training kamu dulu
sebentar sebelum kamu nanti bertemu dengan pemilik asli perusahaan baju itu..
Walnut&Nut”, kata Yuu
Aiko melihat baju-baju yang menggantuk,
dia lalu menghampiri,”Aih.. jadi.. Minho Otto akan pakai baju-baju ini ya.. sekushii wa yoo (seksi deh-red),”
Minho menggaruk kepalanya dengan tingkah
pasangannya itu, Yuu tertawa terbahak-bahak.
“Aiko chan.. spontan banget deh,” ujar
Minho.
Yuu masih tertawa,”hahahaha.. gak apa
deh.. itu kan baru jas! Belum yang lain yang lebih seksi, Kohashi kun!”
Aiko menoleh pada Yuu,”Nani (apa-red)?? Seperti itu.. Yoshida
san??”
Yuu mengangguk lalu tertawa,”iya.. lihat
deh.. nanti Minho kun mu itu bakalan seksi banget loh, hehehe”
“ah.. mulai deh.. cewek-cewek tukang
gossip,” keluh Minho
“ya.. baiklah.. kamu pakai dulu ini.. lalu
kita latihan sebentar.. aku panggil Yamaoka kun dulu”, kata Yuu.
Tak berapa lama, si banci Yamaoka datang.
“hai hai, hello Miss cantik.. kamu
siapa??,” Yamaoka tiba-tiba datang lalu mencolek dagu Aiko
“Kohashi... Aiko,” dia agak takut dengan
Yamaoka.
“yang mau di make up bukan dia, Yamaoka
chan.. itu.. Minho kun,” tunjuk Yuu
“yuk.. mari Minho kunnn,” kata Yamaoka
dengan suara khas bancinya. Minho cengengesan tangannya dipegang dan ditarik
Yamaoka.
“sebentar ya, Aiko chan,” bisik Minho.
Aiko malah bengong.
“eh.. bingung ya.. lihat Yamaoka kun,
hehe,” kata Yuu.
Aiko mengangguk.
“Yamaoka kun dulu enggak gitu loh.. karena
patah hati..dia jadi begitu,” kenang Yuu.
“eh..sampai seperti itu??,” Aiko heran.
Yuu mengangguk,”kamu lihat deh..apa yang
kurang dari fisik Yamaoka??ganteng kan??”
Aiko mengangguk.
“tapi..dia kehilangan cinta nya
loh..makanya jadi berubah,” jawab Yuu.
“oh.. jadi begitu...,” bengong
Aiko,”untung.. Minho Otto tidak begitu,” katanya dengan ekspresi bengong
Yuu tertawa,”iya ya.. untung suamimu tidak
begitu,hahahaha!!”
Aiko bengong..entah kenapa..tiba-tiba dia
bergumam,”Ichi kun..”
Yuu menoleh,”siapa.. Ichi kun??”
Aiko langsung sadar,”eh..enggak..dia
temanku,” katanya lalu senyum pada Yuu
“ooo,”balas Yuu,”ya sudah.. kita duduk
yuk..kamu pasti capek berdiri lama, Kohashi kun”
Aiko mengangguk,”iya..terima kasih”, tapi
entah kenapa..dia masih berfikir tentang Ichirou..
Bersambung ke part 18...