This is me....

Senin, April 14, 2014

Doctor's Heart (part 9 : Masa Lalu Jangan Dibawa Lagi!)

Lee Minho sebagai Dokter Minho               Gackt sebagai Dokter Kamui

Orangtua dan kekasih nya Yamagata Sakura pun masuk ke ruangan Chiaki. Mereka bertemu untuk membicarakan kelanjutan pengobatan perempuan yang menderita severe myoma itu.
Chiaki menjelaskan, terutama kepada kekasihnya Sakura bahwa ini akan menjadi cobaan yang berat bagi pasangannya itu karena mereka akan mengoperasi habis myoma dalam rahimnya sehingga Sakura akan tidak bisa lagi memiliki anak dalam hidupnya. Kekasih Sakura terlihat terpukul dengan kenyataan ini.

“tidak ada pilihan lain, Matsumoto san...kita semua sebaiknya mengetahui hal ini dari awal, tapi semuanya sudah terlanjur dan jalan satu-satunya hanya bisa dengan operasi ini, memangkas semua bagian rahim sampai ovarium nya juga, maafkan kami..memang seperti itu prosedurnya. Kami sudah berikan obat pengontrol, transfusi darah berkantung-kantung, tampaknya tidak menyelesaikan masalah karena ini sudah ganas, bisa menjadi kanker jika kita tidak lekas bertindak,” kata Chiaki
Minho mengangguk, mendukung apa kata Chiaki.
“itu benar, Yamagata san, Matsumoto san.... jiwa Yamagata Sakura bisa terancam jika tidak cepat dioperasi, karena kehilangan darahnya banyak sekali. Mungkin Yamagata sakura sudah cerita pada anda semua.. dan lagi..tidak baik jika Yamagata san selalu di transfusi darah..lama-lama, akan terjadi penolakan atau bahkan kelainan heme pada darahnya,” kata Minho.
“ya, memang...itu sebabnya dia menyerahkan keputusan ini kepada kami,” balas orangtua Sakura.
“Lee sensei yang akan membantu jalannya operasi,” kata Chiaki
Minho menunduk hormat,”ya..saya..juga akan dibantu dengan dokter bedah yang lain”
“terima kasih, Lee sensei,” balas Orangtuanya Sakura.

Sementara, dilihat kekasihnya Sakura malah banyak diam. Minho berfikir, dengan penjelasan yang panjang resikonya kepada kekasih Sakura itu, dia jadi stress dan mungkin memutuskan hubungan dengan Sakura.
“Rencananya.. besok akan segera kami operasi.. apa bapak dan ibu serta anda, Matsumoto san..ingin bertemu dengan Yamagata san??,” tawar Chiaki.
Orangtua sakura menunduk hormat, meminta bertemu.

Minho, Chiaki, orangtua Sakura dan Matsumoto lantas menuju ruangan.
Ketika berjalan saling bersampingan antara Minho dan Chiaki, Chiaki tersenyum pada Minho. Minho malah terlihat salah tingkah.
“bagaimana kalau Lee sensei saja yang menemani mereka?,” tanya Chiaki pada Minho.
Minho menoleh, membalas dengan sedikit gugup,”baiklah”
“nah.. ibu-bapak dan juga Matsumoto san... untuk konsultasi berikutnya dalam kamar inap Yamagata san..saya serahkan kepada Lee sensei,” kata Chiaki
Minho menunduk hormat pada mereka.
Mereka lalu masuk ruangan tempat Sakura di rawat

Minho membuka pintu, dia senyum pada Sakura,”sore, Yamagata san,”
Sakura menjawab dengan suara lemah, ditangannya masih ada infus,” sore, Lee sensei..apa kabarnya?,” dia membalas senyum Minho.
“baik..saya bersama kedua orangtua dan kekasihmu,” senyum Minho lagi.
“apa..ini pembicaraan tentang operasi saya dua hari lagi??,”
Minho mengangguk,”begitulah.. saya harapkan, Yamagata san siap”
Sakura malah menangis,”aku wanita malang,”
Minho menghampirinya lebih dekat, lalu mengambil kursi dan duduk di depannya,”Anda masih punya orang-orang yang sayang dengan Anda, yamagata san”. Minho senyum padanya, mencoba menghiburnya.
Sakura malah melihat pacarnya,”apa.. kamu masih akan setia denganku..??”, ternyata mereka sebentar lagi akan menikah.
Matsumoto diam.
“jawab, Ryohei kun.. apa kamu masih akan setia padaku??,”
Cowok yang bernama Ryohei Matsumoto itu diam mematung.

Minho malah memberikan tissue pada Sakura.
“aku sungguh menjadi wanita yang akan tidak berguna, Lee sensei.. sebaiknya aku mati saja,” katanya lagi
Minho juga diam. Dia hanya menatap Sakura
“jangan berkata begitu, nak.. kamu masih punya harapan,” kata ibunya Sakura, dia juga ikutan sedih
“mana ada lelaki yang mau dengan saya yang akan tidak bisa punya anak dan tidak punya rahim lagi, Okaasan?? Kenapa Tuhan tega padaku?? Kenapa Tuhan membuat aku begini??,” ratap Sakura.
“sabar, Yamagata san,” kata Minho
“Sensei tidak akan pernah bisa merasakan penderitaan ku,” kata Sakura pada Minho.
Minho sadar itu, dia menangkan hati Sakura,”saya mengerti, Yamagata san.. semua keputusan ada ditangan Yamagata san”
“aku akan cepat mati kehabisan darah jika tidak dihilangkan rahim ku bukan?? Jawab, Sensei,” katanya pada Minho.
Minho mengangguk,”maafkan saya.. memang seperti itu”
“apa..aku mati saja kehabisan darah??,” senyum Sakura pada Minho dan lainnya.
“jangan begitu, nak.. kamu akan sembuh,” kata Ibunya sakura lagi

“Tapi aku tidak mau begini, Okaasan.. aku mau sehat.. aku mau punya anak dari Ryohei kun!!,” Sakura mengamuk, dia menarik selang infusnya
“yamagata san.. sadar!,” Minho mencoba menenangkannya.
Ibunya Sakura menangis, memeluk suaminya.
Ryohei memeluk Sakura,”Sakura chan.. tenang!”
“Mana bisa aku tenang kalau aku akan tidak bisa punya anak, Ryohei kun!!,” teriak Sakura lagi
Dia terus berteriak-teriak sementara Rhoyei memeluknya, terus menenangkannya.
Minho hanya bisa memandang mereka, dalam hatinya juga merasakan, bagaimana kalau dia yang menjadi Sakura.
Sakura merasa kelelahan, dia hanya bisa menangis.
Mereka masih berkumpul di ruangan itu, Minho lalu menghampiri ayahnya Sakura.
“yamagata san.. tetap harus ada persetujuan tanda tangan keluarga pasien.. harap Anda berbicara dengan Sakura san dengan tenang,” kata Minho
“saya akan tinggalkan Yamagata san dan keluarga.. untuk berembuk..akan saya tunggu diluar,” lanjut Minho lagi. Dia menunduk hormat, lalu keluar ruangan.

Minho menunggu di luar, ruang tunggu tepat di samping pintu kamar Sakura.
Tak berapa lama, Ryohei keluar. Dia berdiri di depan Minho.
“Apa benar.. dia tidak akan bisa punya anak, kalau kami menikah??,” tanya Ryohei pada Minho.
Minho mempersilahkan duduk di sampingnya.
“saya sudah menjelaskan apa adanya kepada Yamagata Sakura..dan..memang itu hal yang terburuk”
“orangtuaku pasti tidak bisa menerima hal itu, Lee sensei,” jawab Ryohei
“itu cara Yamagata san agar cepat sembuh..kami hanya bisa melakukannya sampai sana,” balas Minho lagi.
“kalau begitu..kemungkinan aku harus berpisah dengannya,”
Minho tidak kaget dengan hal itu,”itu pilihan Anda..tetapi tidak ada salahnya, untuk saat ini tidak membuat Yamagata san merasa down dan tidak lagi ada yang membutuhkannya, sebab dia masih muda..harusnya kehidupan reproduksinya masih panjang,”
Ryohei menarik nafas, sampai terdengar oleh Minho.
“aku harus bagaimana, Lee sensei??,”
“berusaha untuk tidak menyinggungnya setelah ini, semua keputusan hidup tergantung Anda juga, apakah mau meneruskan hubungan dengannya atau tidak..yang jelas, anak bisa didapat dengan adopsi untuk jaman ini... Anda tidak perlu ragu.. yang dibutuhkan adalah komunikasi antara Anda dengan orangtua sendiri..,”

“ummm,” gumam Ryohei.
“maaf...jika memang Anda lelaki yang benar-benar mencintai Yamagata san..tentunya Anda tidak akan mudah meninggalkannya,” kata Minho, kalem.
“memang harusnya seperti itu, Lee sensei.. tetapi..bukankah Lee sensei juga tahu.. kalau lelaki menikah.. pasti dia juga ingin punya anak dari pasangannya??,”
Minho senyum dan mengangguk,”iya.. memang begitu”
“tetapi.. jika kita lebih dalam lagi menelusuri perasaan Yamagata san.. tentulah dia mengharapkan Matsumoto san tidak membedakan keadaannya yang sekarang dengan yang dulu.. menerima dia yang sekarang sekurang-kurangnya,” senyum Minho.
Ryohei diam agak lama. Minho ikut diam.
“aku akan berfikir, Lee sensei,” jawab Ryohei
“hal ini tidak bisa di elakkan, Matsumoto san....demi keselamatan Yamagata san... setelah ini, Yamagata san juga akan menjalani beberapa terapi..sehingga kami usahakan untuk tidak terlalu payah ketika memang kehidupannya terpaksa berubah,” balas Minho.
Ryohei berdiri,”aku cinta dia sejak lama..sejak SMP...soal anak...akan aku rundingkan dengan keluargaku,”

Minho ikutan berdiri, berhadapan dengan Ryohei.
“Lelaki sebaiknya juga mengerti perempuan, Matsumoto san.. dan kondisi Yamagata san meminta kita untuk mengerti tentangnya,” jawab Minho.
Minho senyum padanya,”semua keputusan terbaik masa depan Matsumoto san dan Yamagata san ada di tangan Anda, Matsumoto san...”
Ryohei menunduk hormat pada Minho,”Anda dokter yang baik...terima kasih, Lee sensei”
Kemudian, mereka masuk ruangan lagi.
Ryohei menggenggam tangan pacarnya itu, Sakura.
“aku mau, kamu tetap operasi..bagaimanapun, kamu harus sehat, Sakura chan..tidak usah berfikir lagi macam-macam...aku sudah suka kamu sejak kita SMP bertemu”
Sakura masih mengelak ketakutan,”tapi...waktu itu aku sehat kan?? Sekarang aku sakit”, dia menangis
“sudahlah, Sakura chan..sehat atau sakit..kamu tetaplah Sakura chan dimataku,” balas Ryohei.
“apa benar.. kamu akan menerima aku setelah ini, Ryohei kun?? Aku takut sekali,”
Ryohei memeluk Sakura..
daijyoubu... shinpai shinaide.. ore wa omae o aishiteru (jangan khawatir..aku tetap mencintaimu-red),”
Sakura menangis,”terima kasih, Ryohei kun”

Minho senyum,”jadi..apakah lusa... Yamagata san sudah siap??”
Sakura mengangguk lemah.
Minho menunduk hormat pada mereka semua,”terima kasih. Kami akan menyiapkan suratnya”
Mereka kemudian pamit pada Sakura ke ruang administrasi untuk tanda tangan.

“saya harap, saya akan bisa menerima Sakura chan apa adanya setelah ini,” kata Ryohei lagi pada Minho.
“saya harapkan juga begitu...saya tidak ingin mencampuri kehidupan pribadi Matsumoto san dan Yamagata san...sekali lagi, seperti ini lah cara Yamagata san keluar dari penderitaannya,” Minho menunduk hormat pada Ryohei
“terima kasih, Lee sensei...Anda benar-benar dokter yang mempertimbangkan hati dan perasaan kekasih saya, terima kasih,” Ryohei balas penghormatan Minho.
“ah..sudah kewajiban saya, Matsumoto san,” senyum Minho.
Mereka lalu pamit, Minho pun berpisah, dia kembali ke ruangan Chiaki.

“jadi...bagaimana Minho kun??,” Chiaki memanggilnya dengan nama kecil, Minho agak gugup dipanggil seperti itu.
“besok, aku sudah katakan pada Ueda san dan asistennya untuk membantu kita,” balas Minho
“terima kasih banyak atas segalanya, Minho kun...dimanapun, aku tetap membutuhkanmu,” senyum Chiaki.
“tidak apa,” balas Minho singkat,”aku permisi,” dia menunduk hormat pada Chiaki dan pergi.
Chiaki menangkap tangan Minho, Minho kaget, dia makin gugup.
“ada apa, Chiaki chan??,”
Chiaki memeluknya,”aku rasa...aku masih membutuhkanmu dalam hidupku, Minho kun, tetapi aku berfikir, suatu saat, kamu akan jauh dan dimiliki orang lain yang mungkin aku kenal”
Minho diam saja, dia ingat bagaimana sakit hatinya dilempar dari kerjaan, dari komunitas rekan sejawat di Kenzai University hanya karena dia pernah mencintai Chiaki Akimoto.
Minho tidak menanggapi pelukannya,”sudahlah, Chiaki chan, itu semua masa lalu...kita hidup dimasa sekarang”
“kamu yakin..kamu bisa berfikir seperti itu, Minho kun??,” tanya Chiaki, dia masih memeluk Minho
“aku berusaha,” jawab Minho datar.
“aku berharap aku bisa melupakanmu, Minho kun,” barulah Chiaki melepas pelukannya pada Minho
Minho senyum tipis,”kita harus melupakan masa lalu kita”
“aku permisi,” dia menunduk hormat pada Chiaki dan pergi
Chiaki memandangnya keluar dari balik pintu kaca. Lalu dia menelepon Shiori

“yo, Shiori chan...apakah kamu ada waktu malam ini??,”katanya dengan suara ceria
“Akimoto sensei..maaf..malam ini aku harus bicara dengan Kamui sensei dan juga Lee sensei untuk proyek penelitian kita. Bagaimana kalau esok malam??”
“ah...tidak apa juga esok malam, aku akan telepon lagi,” senyum Chaki
“jya ne, Shiori chan,” katanya lagi
Shiori bingung,”ada apa ya?? Ah”, dia meneruskan jaga nya di IGD.

Sementara, Minho memandang dirinya di dalam rest room cowok.
Wajahnya merah, dia mencuci mukanya.
“uh.. kenapa lagi aku harus bertemu dan kerjasama dengan Chiaki chan?? Aku tidak ingin lagi bermasalah dengan keluarganya,” keluhnya sambil melihat wajahnya di cermin.
Dia termenung saja di depan cermin sampai agak lama juga. Dia mengenang lagi masa dulu mesra dan pacaran dengan Akimoto chiaki. Usia Minho dan Chiaki terpaut 5 tahun lebih muda Minho darinya. Ya, Chiaki saat itu menjadi dosen pengajar dan Minho menjadi asistennya. Tanpa mereka rasa seiring waktu, mereka jadi jatuh cinta.
Tapi hal itu bukannya mudah, sebab Chiaki pada dasarnya anak dokter kaya berpengaruh di universitas Kenzai. Sedang Minho anak orang biasa yang tidak jelas asal usul keluarganya. Hubungan mereka berjalan tidak sempurna.

“Aku tahu.. kamu diam-diam berpacaran dengan anak ku, Lee sensei.. tapi status sosial kami dan kamu berbeda.. jadi, aku harap, kamu sadar dengan tingkahmu sendiri,” itu yang Takeo Akimoto ucapkan pada Minho ketika dia tahu hubungan anaknya dengan Minho.
Minho cuma bisa menunduk ketika dirinya dijatuhkan dengan status sosialnya yang tidak jelas. Ya, keluarga Minho memang tidak jelas. Ibu Ayahnya sudah tidak ada. Dia hanya tahu, ketika kecil, Ayahnya yang orang Korea menikah dengan seorang wanita Jepang supaya mendapatkan warga negara Jepang demi mencari kehidupan yang lebih baik dinegeri ini, lalu lahirlah dia. Dia tumbuh dalam kondisi keluarga dengan ekonomi pas-pasan, sehingga sama sekali dia tidak punya waktu untuk bermain, hanya belajar, tidak ada hura-hura dalam hidupnya.

Ayahnya bisa dikatakan hanya bekerja sebagai buruh kasar, setiap hari dia hanya makan nasi dan sayur, sementara ibunya seorang ibu rumahtangga. Suatu hari, ayahnya tidak sanggup membiayai sakit ibunya yang semakin parah dan akhirnya meninggal. Minho terpukul, karena dia sangat dekat dengan sosok ibunya. Beberapa tahun lamanya dia masih menjadi anak yang sangat pendiam dimanapun, dirumah maupun sekolah. Sampai serasa hubungan antara anak dan ayah menjadi renggang karena ketidakadanya sosok ibu.
Lantas ayahnya menikah lagi. Dia lalu mempunyai adik, seorang lelaki dan perempuan bernama Akira dan Nami. Tak berapa lama, akhirnya ayah Minho meninggal juga. Bagaimanapun, dia tidak begitu dekat dengan ibu tirinya, tetapi dia harus menjaga dua adiknya. Minho kecil sudah belajar bekerja mencuci piring sepulang sekolah di kedai tetangganya, seorang ibu tua yang baik dan upahnya diberikan ibunya untuk makan mereka. Sedang ibunya bekerja menjaga toko dekat dengan rumah sewa mereka. Minho semakin menjadi cowok muda pendiam, tidak banyak bicara, kecuali kepada ibu tua kedai tempat dia bekerja paruh waktu.

Ibu tirinya lalu menikah lagi dan Minho menjadi anak kuliah. Ibu tirinya marah ketika dia memutuskan mengambil beasiswa yang sangat berat: Kedokteran. Ibu tirinya sempat melemparnya dengan piring sehingga meninggalkan luka parut kecil pada dahi kirinya. Minho sakit hati dengan ibunya, tetapi karena dia mengingat ibu kandungnya meninggal sakit tidak memiliki uang dan asuransi untuk dirawat, Minho tetap bertekad ingin menjadi dokter.
Ayah tirinya seorang Korea, tetapi Minho tidak sama sekali ingin mengambil nama keluarga dari ayah tirinya itu. Minho mendapatkan satu adik perempuan dari pernikahan orangtua tirinya itu, yang mereka beri nama Ran Rin. Ran Rin baru lahir ketika Minho baru bekerja di Kenzai Medical University dan pada saat ayah tirinya meninggalkan ibu tirinya tanpa alasan yang jelas.

Bagi Minho, kehidupannya membantu kedua orangtua tirinya sudah cukup membuatnya lelah. Apalagi ketika tahu..akhirnya ibu tirinya bunuh diri karena menderita batin ditinggal ayah tirinya. Minho semakin tidak tahu, apa yang dia rasakan. Dia hanya tahu harus membantu membesarkan Akira, Nami dan Ran Rin yang masih sangat kecil.  
Saat dia baru menjadi dokter muda itulah, dia bertemu dengan Chiaki. Minho pernah suka sebelumnya dengan seorang cewek waktu SMA, tapi hal itu dia elakkan karena dia berfikir keras tentang hidup keluarganya. Jadi, dia benar-benar menganggap Chiaki Akimoto cinta sejatinya. Namun, dia pikir, hal itu akan berjalan lancar, tapi sama sekali tidak. Bahkan dia benar-benar dilempar dari universitas itu dengan catatan buruk, karena Takeo-ayah Chaki- adalah pemimpin RS tersebut.

Minho sempat luntang lantung tidak jelas untuk beberapa bulan disebuah klinik kecil, sampai akhirnya Kamui menemukannya. Secara tidak sengaja, Kamui yang hobi balap motor mengalami kecelakaan dan dia dibawa darurat ke klinik tempat Minho kerja. Dia lalu ditangani langsung oleh Minho. Kamui begitu tertarik dengan gayanya mengobati dan mendekati pasien dengan ramah, lalu Kamui menariknya ke Yutaka Medical University, sampai sekarang.

Minho melepas lamunannya. Lalu mendadak teleponnya berbunyi, sinyal sms masuk.
“Lee sensei.. kita harus pulang dan bicarakan segera penelitian kita di kafe. Kamui sensei sudah menunggu,” ternyata sms itu dari Shiori
“baik,” jawab Minho dalam sms. Dia pun meninggalkan rest room, menuju ruangannya.

Dilihatnya, di ruangan mereka bertiga, Kamui dan Shiori sudah terlebih dahulu disana.
sumimasen.. saya tadi habis dari rest room,” kata Minho pada Kamui, atasannya.
“kelihatannya wajah mu kusut sekali.. apa ada masalah dengan pasien Akimoto sensei??,” tanya Kamui
Minho ngeles,”ah, tidak Kamui sensei.. hanya sedikit capek”
Dia lalu memakai jaket motor nya.
“jangan dipakai.. naik saja mobilku,” kata Kamui
“baik, sensei,” Minho menunduk hormat, melepas lagi jaketnya.
Kamui malah menepuk-nepuk pundaknya, santai,”kalau ada masalah... cerita saja.. diluar, anggap aku Ani (kakak cowok-red) mu”
“ayo,” kata Kamui lagi pada mereka berdua.
Mereka keluar bersama-sama melalui lorong dan keluar ke parkiran.
“naik mobilku saja semuanya. Kalian duduk dibelakang.. aku mau kalian jadi akrab loh.. kamu ini, terlalu kaku daridulu sama cewek, Minho kun,” Kamui malah memanggil Minho dengan nama kecil.
Minho jadi salah tingkah lagi. Dia memang terkesan kaku dengan baik dokter atau perawat perempuan di Rumah sakit ini.
“ah.. memang sepertinya Lee sensei begitu kok, Kamui sensei,” balas Shiori, iseng
“kamu juga, Shiori chan..santai saja diluar panggil saya Kamui kun,” balas Kamui
“hah?? Gak sopan begitu, sensei,” balas Shiori
“gak usah terlalu sopan padaku diluar,” kata Kamui, santai sambil menyetir.
Sepanjang menuju kafe, Shiori dan Minho dibelakang duduk diam-diaman saja, sementara Kamui bernyanyi
“wah.. sensei suaranya bagus juga,” kata Shiori
“oh.. gitu ya?? Kata orang, suaraku seperti kalau Gackt san bernyanyi,” balas Kamui
“ah iya, hahahaha.. benar itu! Baru aku ingat!,” Shiori menjentikkan jarinya, dia heboh sendiri.
“jadi.. Shiori chan..suka juga dengan Gackt san ya??,” kata Kamui
Shiori mengangguk,”aku penggemarnya sejak lama”
“coba kamu tanya cowok kalem di sebelahmu itu..dia suka penyanyi siapa??,” tanya Kamui, melihat Minho dari kaca depan atas mobil.
“suka siapa.. Minho kun??,” tanya Shiori. Dia coba menyamakan dirinya seperti Kamui yang memanggil Minho dengan “kun”.
Kamui malah tertawa dan menggoda Minho,”ayo Minho kun,” meniru suara Shiori.
Minho jadi salting berat, Kamui malah makin menggoda Minho diperjalanan menuju kafe.
Dan..akhirnya penderitaan Minho digodain atasannya sendiri berakhir setelah mereka sampai disebuah Kafe..

Ternyata Kamui sudah memesan tempat yang khusus untuk meeting...
Mereka membuka laptop masing-masing..
“kerja kalian tadi pemaparan ke Takahashi sensei bagus sekali, saya suka.. terutama kamu, Minho kun,” kata Kamui membuka pembicaraan
Minho menunduk hormat,”terima kasih, Kamui sensei”
“ah.. kamu ini, Minho kun..sudah ku bilang, jangan terlalu formal diluar rumah sakit.. iya kan, Shiori chan??,”
Shiori tertawa kecil,”iya, hehehehe..”
“lanjut lagi.. jadi kita akan ada 3 metode: pertama akan ada 3 sampel.. yaitu plasebo, nano silver dan nano gold injeksi via infus, yang masing masing akan diberikan kepada pasien kanker colon. Kemudian 3 sampel ini akan diberikan makanan yang terlebih dahulu ditembak dengan sinar infra merah.. menurutku begitu yang bagus.. jadi kita bisa dapatkan, mana kombinasi yang baik nanti,”
Minho dan Shiori mencatat.
“lalu.. berikutnya yang kedua... hanya makanan yang akan kita berikan pada responden.. tidak dengan nano silver atau nano gold. Yang ketiga, akan ada nano gold dan nano silver pemberian berupa oral, kita akan memberikan dalam bentuk pil seperti model kemoterapi pil lainnya dengan penggabungan makanan pula. Hasilnya akan kita lihat, mana yang paling efektif”
“apa.. nanti benar.. Takahashi sensei akan langsung gunakan resipien manusia??,” Minho mengkonfirmasi ulang.
Kamui mengangguk,”awalnya aku ingin sekali dengan hewan, karena kita baru sekali. Tetapi Takahashi sensei mau langsung percobaan dengan manusia,”
Minho kaget,”tidak bisa begitu, Kamui sensei.. semua prosedur diawali dengan pengujian hewan..jika kita sudah temukan titik terang penelitian, baru kita cobakan pada volunteer”
“aku akan coba bicarakan lagi dengan Takahashi sensei.. bagaimanapun, ini memang penting,” balas Kamui,”atau kita bisa terkena sangsi”
Minho dan Shiori mengangguk.
“secara prosedur kita sudah benar.. tetapi..apa Takahashi sensei terbawa pengaruh dari perusahaan farmasi amerika itu??,” tanya Minho.
“saya juga sempat berfikir begitu.. besok, akan dipikirkan ulang lagi.. kalau tidak bisa juga, kita minta tolong Takahashi sensei mencarikan sponsor pemula yang lain..”, kata Kamui.
“gunakan ayah ku??,” Shiori iseng sekali melontarkan pertanyaan itu.
Minho menoleh,”maksudmu??”
“ah..enggak..enggak.. maaf..aku tadi bengong sedikit,” balas Shiori, ngeles.
Kamui malah bercanda,”ah.. mungkin Shiori chan bengong karena terpesona dengan kepintaranmu, Minho kun, hahahaha”
Minho malah jadi malu, tapi dia mikir,”rasanya dari awal dia suka gak sengaja bilang minta bantuan ayah.. siapa ayahnya??,” Minho malah penasaran, tapi tidak dia ungkapkan.
“aku minta maaf deh.. aku bengong tadi ya??,” kata Shiori lagi.
“masih sempat-sempatnya bengong,” kata Minho datar.
“ah..sudah..sudah.. sekarang kita perbaiki ulang lagi metode nya.. bukannya ada yang kurang? Siapa yang mau bantu mengetik??,” tanya Kamui
“aku saja,” kata Minho
“malam ini.. kita lembur disini..enggak apa kan??,” tanya Kamui lagi.
“tidak masalah, Kamui sensei,” jawab Minho. Shiori mengangguk saja.
Mereka mengerjakan perbaikan proposal.
“jadi.. kalau menurutku sih.. dari hasil pustaka yang kita dapat ini, justru kemungkinan keberhasilan ada pada saat kita gabungkan antara pola makan antioksidan ini dengan kemoterapi injeksi,” kata Shiori.
“atau..mungkin bisa saja terbalik.. justru oral yang lebih efektif??,” balas Minho.
“teori terdahulu lebih efektif injeksi, Minho kun,” kata Kamui
“yeee... Minho kun kalah denganku!,” Shiori malah serasa senang.
Minho langsung menatapnya.
“eh.. maaf deh,” balas Shiori.
Kamui malah tertawa,”kalian memang asistenku yang paling lucu..,”
Minho diam lagi. Lalu mereka kembali mengerjakan lagi.
Semua selesai sampai jam 1 lebih.

“wah..aku sudah mengantuk, sensei,” Shiori menguap
“ya..kita pulang saja..lagipula, besok tinggal print hasil.. dan harus masuk pagi-pagi,” balas Kamui.
“siapa tempat tinggal yang paling dekat dengan kafe ini??,” tanya Kamui
“aku,” acung Shiori.
“wah.. mobilmu di RS,” kata Kamui
“tidak apa..aku bisa naik taxi saja,” balas Shiori.
Kamui mematikan laptopnya. Dia lalu berjalan dan membayar semuanya.
“wah..beneran sudah jam 1 lebih,” kata Kamui, melihat jam tangannya.
“sensei pulang saja.. bukannya, isteri sensei katanya sedang sakit??,” ujar Minho.
“ah.. iya.. tapi..apa kalian ok kalau naik taxi??,” tanya Kamui balik
“enggak apa.. kebetulan kan...aku searah juga.. iya kan, Minho kun??,” tanya Shiori
Minho mengangguk saja, dalam hatinya dia bilang “ah.. malas banget sih..dipanggil kun”

Mereka lalu jalan sampai ke luar kafe..
“nah.. kalian hati-hati dijalan.. jangan lupa, besok jangan sampai terlambat kerja,” kata Kamui, dia melambaikan tangan, mereka berpisah.
“kita naik taxi sama-sama aja,” kata Minho, dia memasukkan kedua tangannya ke sakunya.
Lalu menyetop taxi. Di dalam taxi pun, mereka berdua diam saja.
“hoahmmmm,” Shiori menguap lagi
Minho cuma menoleh,”cewek ini.. “ katanya dalam hati.
Taxi melaju terus, tanpa sadar, keduanya ketiduran.. saling bersandar kepala...

“tuan.. nyonya.. sudah sampai,” supir taxi mencoba membangunkan mereka.
Shiori dan Minho bangun bersamaan.. kepala mereka beradu.
“aduh!,” kata mereka bersamaan, sambil memegang kepalanya masing-masing.
Supir taxi senyum saja, lalu,”sudah sampai ditempat yang dituju, Tuan.. Nyonya”
Shiori ribut sendiri,”ah iya.. ini depan rtempat tinggalku..,” dia buru-buru mau keluar.
Minho langsung sigap berujar,”tidak mau aku antar sampai depan??,”
Shiori malah mengeluarkan dompet dari tas ransel kecilnya, mengeluarkan uang,”ini”, katanya pada Minho.
“gak usah.. nanti aku yang bayar,” balas Minho, menolak.
“ya.. baiklah.. terima kasih.. sampai jumpa besok ya, Minho kun,” balas Shiori. Dia keluar dari taxi dan melambaikan tangannya pada Minho.
Supir taxi malah bertanya pada Minho,”tidak mengantar pacar mu, Tuan?? Saya bisa tunggu,”
“ah..enggak..gak usah,” jawab Minho, agak gugup,”langsung saja.. ke alamat yang aku tuju tadi..”
“baik,” balas supir taxi itu dan langsung melaju.
“uh..enak aja.. pacarnya siapa??,” keluh Minho. Dia sudah mengantuk berat dan memegang kepalanya karena tadi berbenturan dengan kepala Shiori waktu tidak sengaja ketiduran.

Bersambung....