SD mengalami masa yang menurutku, walau aku pendiam.. tapi aku
termasuk yang cukup berguna disekolah. Mereka memanfaatkan aku supaya
ikut lomba sana sini dan juara. Aku enggak pernah ngarep mereka kasih
hadiah atau apa, cuma.. para guru bilang, mereka suka aku dan aku
jalankan saja sekolah dengan santai. Aku tidak pernah diberi uang jajan
banyak atau apapun yang mewah sejak SD, karena orangtua cuma jadi buruh
pabrik, jadi..dari kecil, aku berfikir, aku harus dewasa dan mencari
sendiri jalan, bagaimana caranya untuk pintar. Entah, mulai kelas 5 SD
selepas hampir mati itu, aku makin sering ngobrol dengan diri sendiri,
menggambar hal yang aneh (walau akhirnya guru memberi nilai 8.. nilai
sempurna untuk menggambar, yokatta,hahaha) dan sering bilang pada teman
hal hal yang terkesan tidak masuk akal.
Bagi teman yang suka mengkhayal apa itu naga, apa itu burung rajawali/elang besar di saur sepuh (sandiwara radio sekitar sebelum tahun 1990 an atau mendekati 1990 an hahahaha) apa itu seperti dinosaurus terbang (apa lagi ini mahluk astral apa? hahahaha), apa ada nenek lampir dan bagaimana bentuknya... membuat heran mereka dan penasaran, lalu aku coba menggambar mereka di buku gambarku lalu biarkan bu Guru/ pak guru seni menilai. Dengan polosnya, aku hanya ingat "Naga atau dragon itu ada, bu.. dia bisa terbang.. tapi juga ada yang tidak punya sayap.. ada yang berwarna hijau, emas, coklat, putih, kuning atau biru air". Bu guru cuma senyum senyum, aku menggambar anak naga hijau yang lucu. Mungkin bu Guru juga berfikir, ini cuma khayalan anak kelas 5 SD saja.
Masih SD juga.. aku punya teman, sebut saja namanya H dan B. Mereka lelaki, tapi dalam jiwa mereka terkurung jiwa perempuan. Mereka kebalikan dariku, aku gak bisa main karet, tapi main gangsing, kasti, catur, berenang sama anak anak cowok, main gambaran sama mereka, adu yoyo, main adu biji karet dan kelereng. Semua permainan cowok aku kuasai. Aku enggak bisa main dengan sesama cewek, kebalikan dengan H dan B ini.
Kalau mau berenang di sebuah GOR di jakarta barat, aku suka jalan bareng H dan B. Tampang mereka chinese, mereka memang chinese dan seperti biasa.. mereka bisa dibully orang atau ditodong sesama anak SD kalau jalan pergi atau pulang dari berenang. Suatu kali, itu terjadi. Mereka takut dan hampir menangis, tapi aku malah menantang anak anak cowok yang membully mereka untuk berantem! Seru, hahahaha..sampai akhirnya kami dipisahkan bapak bapak yang lewat. Enggak lupa juga, dulu sering lewat rumah Omma Nani Wijaya (artis senior) dan juga Oppa Panji Anom (aktor senior almarhum) untuk sekedar teriak teriak dan minta jambu di pekarangan rumah Oppa Panji Anom. Aku ingat, Oppa agak marah dengan ku karena aku maksa berteriak dan dia bilang "kamu ini anak perempuan..apa lelaki? naik sendiri pohon nya kalau bisa".. dan.. aku pun naik dan makan jambu sama sama H dan B..sementara mereka menunggu di bawah hahahahaha.
Aku bilang pada H dan B, kalau mereka harus berubah, kalau tidak nanti mereka bisa jadi banci dan itu bahaya. H cuma diam aja, B malah bilang dia memang mau jadi banci. Aku kaget. dan.. terakhir aku pernah bertemu dia beberapa tahun yang lalu...dia tetap jadi banci..sedih.. padahal B cowok cakep, putih, tinggi..hahahaha.
B bilang, dia seperti dirinya perempuan, bukan lelaki. Aku malah cerita sama dia, sepertinya aku ini lelaki dan gak suka kalau ada orang dijahati, apalagi teman ku sendiri. B bilang.. aku seperti Mantili (ini tokoh Saur sepuh bukan? hahaha), tapi aku bercanda sama dia, aku suka cowok seperti raden Bentar, anak Brama kumbara. Dia lembut, digambarkan cakep dan mempesona dengan pintarnya, bukan dengan jago berantemnya. Aku bilang sama B, kayaknya aku ini mungkin lelaki, bukan perempuan. B sempat pindah ke kota lain, ikut orangtuanya yang punya usaha semacam jual kardus begitu. Dan..terakhir aku liat B dan dia masih hafal dengan ku walau aku sudah berjilbab, dia teriak"Aih... cyn.. kamu cantik deh..pake jilbab... eike pangling".. Toweew! Dia masih merasa dirinya cewek dan tidak mau berubah.
SMP..aku terpaksa (atau dipaksa?) jadi mandiri dengan jajan sedikit. Uang jajan mungkin hanya untuk beli kertas ulangan. Bisa apa dengan uang jajan plus ongkos yang cuma Rp 500/hari? sedangkan ongkos saja pp Rp 400, hahahaha. jadi.. aku berinisiatif menjadi lelaki lagi! Teman teman ku yang cowok setuju dan kami..anak anak Grogol pulang pergi dengan naik pick up. Setiap pagi, berangkat lebih dulu, orangtuaku sangka aku rajin, hehehe. Padahal, kami mencegat pick up supaya gratis tumpangan. Uang jajan juga terpakai untuk membeli kertas ulangan. Kalau sama sekali tidak bisa jajan dan perut lapar, akhirnya aku berinisiatif minta kertas ulangan, tapi PR teman teman aku kerjain, aku bisa dapat sebundel kertas ulangan..mungkin untuk 50 kali test tanpa harus keluar uang, hahahaha!
Kelas 2, aku sekelas dengan anak yang kata guru guru paling badung ke kelas 2, sebut saja namanya D. Aku melihatnya anak itu malah enggak badung, tapi pelindung. Memang, dia nakal ke sesama lelaki, tukang berantem, tukang membantah guru dengan cueknya (sampai sekarang, masih ingat dengan tingkahnya yang lucu: duduk bersila di tengah lapangan sambil komat kamit, gak peduli para guru marahin dia, menyuruh dia masuk kelas...tetap aja dia bersila dan komat kamit dengan mata merem,hahahaha). Aku bilang, D anak yang unik, walau super aktif (Mungkin saat ini, kita bilangnya: ADHD/Attention Deficite Hyperactive Disorder??), tapi dia pintar! dia mendadak bisa jadi sainganku di kelas, terutama pelajaran matematika dan fisika, walau akhirnya, dia rangking ke 37 dari 37 siswa, hahahaha. D akrab dengan ku karena kita sama sama merasa aneh. D suka sekali ambil perhatian, mengacau, sampai sampai kelas kami oleh para guru dibilang "kelas PKI", karena ada yang pintar tapi juga ada yang nakal macam D, hahahaha!
Ternyata.. D anak broken home.. orangtuanya cerai ketika dia SD. Jadi..aku pikir..aku wajar jadi teman D, karena ternyata walau dia hiperaktif, ada satu sisi naive dan gelisah pada dirinya. Kalau aku enggak punya kertas ulangan, D suka kasih. Dia anak orang kaya, bapaknya kaya, ibunya juga kerja. D cuma anak yang butuh teman buat dipuji kenakalan dan kekonyolannya...dan yang aku senang..walau dia nakal, dia tidak ganggu perempuan.. katanya, adiknya perempuan.
SMP..aku diberi kepercayaan guru geografi untuk membuat peta dunia. Pertanyaan ku aneh aneh pada guru itu: "kapan dunia kiamat? apa jepang suatu hari bisa tenggelam? bagaimana kalau pulau jawa ini lama lama tenggelam? apa dulunya pulau jawa sudah berpenghuni sebelum ada kita? Dinosaurus itu apa hidup sebelum ada nabi adam?" sampai guru ku bingung sendiri. Begitu juga dengan guru biologi, sebut saja bu N, beliau sudah tua, tapi aku mengesalkan beliau dengan banyak pertanyaan tentang sel tubuh manusia dan kehidupan..sampai akhirnya, aku disuruh membaca tentang sel dalam bahasa inggris diperpustakaan.. hahahaha! Lulus sekolah SMP, aku memberanikan diri meminta maaf pada guru guru yang membuat mereka pusing dengan banyak pertanyaanku yang terkesan tua.
Aku mulai ada jadi dua sisi: sisi baik dan buruk, sisi cowok dan cewek. Aku tidak bisa banyak akrab dengan anak anak cewek dikelas atau sekolah, tapi akrabnya dengan anak anak cowok yang badung. SMP, dulu masih ada sinetron india Mahabrata, aku suka dan diputar sekitar jam 10.30 pagi. Jadi, aku sempatkan pergi ke kantin mengendap endap cuma mau nonton mahabarata, sama mbak penjaga kantin dan juga beberapa anak cowok tukang bolos di kelas. Sekali lagi, guru hampir tidak pernah memarahi, aku kepengen sekali kali dimarahi guru karena nakal ku. Berantem antar sekolah juga, aku gak dimarahi guru. SMP, aku punya guru fisika, sebut saja pak P, dia kenek supir PPD dan guru favorit ku. Pernah suatu kali, dia temukan aku ikut berantem lawan anak anak sekolah lain, dia cuma jitak kepala ku dan suruh aku pulang, waktu itu, dia lagi ngenek PPD jurusan Kalideres kampung rambutan. Aku balik lagi ancam pak P,"nanti.. aku bilang sama kepsek loh, pak.. kalau bapak jadi kenek, hahaha", lalu kabur sama anak anak lain. Pak P enggak marah.. dia malah suka kalau aku rajin bantuin teman teman di kelas belajar Fisika. Kata teman teman, Pak P sudah meninggal.. sayangnya, pak P bukan muslim walau baik..tapi..semoga dia dapat hal yang terbaik dalam hidupnya.
SMP, pelajaran BP (Bimbingan penyuluhan), aku disetrap guru BP karena nakal, sengaja tidak bawa buku tugas BP dan walaupun aku bisa jawab, aku jawabnya sangat aneh dan bertentangan dengan anak anak seumuran ku.
Aku cuma ingat, waktu itu, mana yang didahulukan: mobil ambulans atau mobil kebakaran?? aku jawab: mobil kebakaran. Dia tanya, kenapa? aku iseng jawab,"kalau mobil ambulans isinya orang sakit, ya gak apa. tapi kalau isinya gak ada orang sakit atau mayat..gimana??, kalau misalnya mobil pemadam, rumah kebakaran, bisa ada orang di dalam..mati deh orangnya kebakar". Aku cuma tahu..guru BP ku senyum dan akhirnya suruh aku duduk lagi.
Aku cerita pada guru BP kalau aku lelaki. Guru BP ku cuma senyum aja dan dia bilang kalau aku perempuan. Aku bilang pada dia kalau aku gak betah lihat anak anak cewek diganggu, pengen berantem bawaannya. Dia bilang, aku tomboy, jadi masih perempuan. Apa aku begitu?? aku minta test. Guru BP yang memang lulusan psikolog itu akhirnya kasih aku test tentang persepsi diri..laki atau perempuan..atau ada kecenderungan lain?? Jawaban memang cukup mengejutkan: 70% maskulin, Hehehehe. Aku bilang,"aku bingung, bu.. jadi..bagusnya aku jadi lelaki atau tetap perempuan??". Kata bu guru,"kamu perempuan". Sepertinya bu Guru sampai bosan dengan ku tanya ini itu tentang persepsi diri... Pencarian jati diri??
Sampai terakhir tamat SMP..aku masih merasa jadi lelaki, walau dalam diam..walau pakai rok saat sekolah..
bersambung ke part 4...
Bagi teman yang suka mengkhayal apa itu naga, apa itu burung rajawali/elang besar di saur sepuh (sandiwara radio sekitar sebelum tahun 1990 an atau mendekati 1990 an hahahaha) apa itu seperti dinosaurus terbang (apa lagi ini mahluk astral apa? hahahaha), apa ada nenek lampir dan bagaimana bentuknya... membuat heran mereka dan penasaran, lalu aku coba menggambar mereka di buku gambarku lalu biarkan bu Guru/ pak guru seni menilai. Dengan polosnya, aku hanya ingat "Naga atau dragon itu ada, bu.. dia bisa terbang.. tapi juga ada yang tidak punya sayap.. ada yang berwarna hijau, emas, coklat, putih, kuning atau biru air". Bu guru cuma senyum senyum, aku menggambar anak naga hijau yang lucu. Mungkin bu Guru juga berfikir, ini cuma khayalan anak kelas 5 SD saja.
Masih SD juga.. aku punya teman, sebut saja namanya H dan B. Mereka lelaki, tapi dalam jiwa mereka terkurung jiwa perempuan. Mereka kebalikan dariku, aku gak bisa main karet, tapi main gangsing, kasti, catur, berenang sama anak anak cowok, main gambaran sama mereka, adu yoyo, main adu biji karet dan kelereng. Semua permainan cowok aku kuasai. Aku enggak bisa main dengan sesama cewek, kebalikan dengan H dan B ini.
Kalau mau berenang di sebuah GOR di jakarta barat, aku suka jalan bareng H dan B. Tampang mereka chinese, mereka memang chinese dan seperti biasa.. mereka bisa dibully orang atau ditodong sesama anak SD kalau jalan pergi atau pulang dari berenang. Suatu kali, itu terjadi. Mereka takut dan hampir menangis, tapi aku malah menantang anak anak cowok yang membully mereka untuk berantem! Seru, hahahaha..sampai akhirnya kami dipisahkan bapak bapak yang lewat. Enggak lupa juga, dulu sering lewat rumah Omma Nani Wijaya (artis senior) dan juga Oppa Panji Anom (aktor senior almarhum) untuk sekedar teriak teriak dan minta jambu di pekarangan rumah Oppa Panji Anom. Aku ingat, Oppa agak marah dengan ku karena aku maksa berteriak dan dia bilang "kamu ini anak perempuan..apa lelaki? naik sendiri pohon nya kalau bisa".. dan.. aku pun naik dan makan jambu sama sama H dan B..sementara mereka menunggu di bawah hahahahaha.
Aku bilang pada H dan B, kalau mereka harus berubah, kalau tidak nanti mereka bisa jadi banci dan itu bahaya. H cuma diam aja, B malah bilang dia memang mau jadi banci. Aku kaget. dan.. terakhir aku pernah bertemu dia beberapa tahun yang lalu...dia tetap jadi banci..sedih.. padahal B cowok cakep, putih, tinggi..hahahaha.
B bilang, dia seperti dirinya perempuan, bukan lelaki. Aku malah cerita sama dia, sepertinya aku ini lelaki dan gak suka kalau ada orang dijahati, apalagi teman ku sendiri. B bilang.. aku seperti Mantili (ini tokoh Saur sepuh bukan? hahaha), tapi aku bercanda sama dia, aku suka cowok seperti raden Bentar, anak Brama kumbara. Dia lembut, digambarkan cakep dan mempesona dengan pintarnya, bukan dengan jago berantemnya. Aku bilang sama B, kayaknya aku ini mungkin lelaki, bukan perempuan. B sempat pindah ke kota lain, ikut orangtuanya yang punya usaha semacam jual kardus begitu. Dan..terakhir aku liat B dan dia masih hafal dengan ku walau aku sudah berjilbab, dia teriak"Aih... cyn.. kamu cantik deh..pake jilbab... eike pangling".. Toweew! Dia masih merasa dirinya cewek dan tidak mau berubah.
SMP..aku terpaksa (atau dipaksa?) jadi mandiri dengan jajan sedikit. Uang jajan mungkin hanya untuk beli kertas ulangan. Bisa apa dengan uang jajan plus ongkos yang cuma Rp 500/hari? sedangkan ongkos saja pp Rp 400, hahahaha. jadi.. aku berinisiatif menjadi lelaki lagi! Teman teman ku yang cowok setuju dan kami..anak anak Grogol pulang pergi dengan naik pick up. Setiap pagi, berangkat lebih dulu, orangtuaku sangka aku rajin, hehehe. Padahal, kami mencegat pick up supaya gratis tumpangan. Uang jajan juga terpakai untuk membeli kertas ulangan. Kalau sama sekali tidak bisa jajan dan perut lapar, akhirnya aku berinisiatif minta kertas ulangan, tapi PR teman teman aku kerjain, aku bisa dapat sebundel kertas ulangan..mungkin untuk 50 kali test tanpa harus keluar uang, hahahaha!
Kelas 2, aku sekelas dengan anak yang kata guru guru paling badung ke kelas 2, sebut saja namanya D. Aku melihatnya anak itu malah enggak badung, tapi pelindung. Memang, dia nakal ke sesama lelaki, tukang berantem, tukang membantah guru dengan cueknya (sampai sekarang, masih ingat dengan tingkahnya yang lucu: duduk bersila di tengah lapangan sambil komat kamit, gak peduli para guru marahin dia, menyuruh dia masuk kelas...tetap aja dia bersila dan komat kamit dengan mata merem,hahahaha). Aku bilang, D anak yang unik, walau super aktif (Mungkin saat ini, kita bilangnya: ADHD/Attention Deficite Hyperactive Disorder??), tapi dia pintar! dia mendadak bisa jadi sainganku di kelas, terutama pelajaran matematika dan fisika, walau akhirnya, dia rangking ke 37 dari 37 siswa, hahahaha. D akrab dengan ku karena kita sama sama merasa aneh. D suka sekali ambil perhatian, mengacau, sampai sampai kelas kami oleh para guru dibilang "kelas PKI", karena ada yang pintar tapi juga ada yang nakal macam D, hahahaha!
Ternyata.. D anak broken home.. orangtuanya cerai ketika dia SD. Jadi..aku pikir..aku wajar jadi teman D, karena ternyata walau dia hiperaktif, ada satu sisi naive dan gelisah pada dirinya. Kalau aku enggak punya kertas ulangan, D suka kasih. Dia anak orang kaya, bapaknya kaya, ibunya juga kerja. D cuma anak yang butuh teman buat dipuji kenakalan dan kekonyolannya...dan yang aku senang..walau dia nakal, dia tidak ganggu perempuan.. katanya, adiknya perempuan.
SMP..aku diberi kepercayaan guru geografi untuk membuat peta dunia. Pertanyaan ku aneh aneh pada guru itu: "kapan dunia kiamat? apa jepang suatu hari bisa tenggelam? bagaimana kalau pulau jawa ini lama lama tenggelam? apa dulunya pulau jawa sudah berpenghuni sebelum ada kita? Dinosaurus itu apa hidup sebelum ada nabi adam?" sampai guru ku bingung sendiri. Begitu juga dengan guru biologi, sebut saja bu N, beliau sudah tua, tapi aku mengesalkan beliau dengan banyak pertanyaan tentang sel tubuh manusia dan kehidupan..sampai akhirnya, aku disuruh membaca tentang sel dalam bahasa inggris diperpustakaan.. hahahaha! Lulus sekolah SMP, aku memberanikan diri meminta maaf pada guru guru yang membuat mereka pusing dengan banyak pertanyaanku yang terkesan tua.
Aku mulai ada jadi dua sisi: sisi baik dan buruk, sisi cowok dan cewek. Aku tidak bisa banyak akrab dengan anak anak cewek dikelas atau sekolah, tapi akrabnya dengan anak anak cowok yang badung. SMP, dulu masih ada sinetron india Mahabrata, aku suka dan diputar sekitar jam 10.30 pagi. Jadi, aku sempatkan pergi ke kantin mengendap endap cuma mau nonton mahabarata, sama mbak penjaga kantin dan juga beberapa anak cowok tukang bolos di kelas. Sekali lagi, guru hampir tidak pernah memarahi, aku kepengen sekali kali dimarahi guru karena nakal ku. Berantem antar sekolah juga, aku gak dimarahi guru. SMP, aku punya guru fisika, sebut saja pak P, dia kenek supir PPD dan guru favorit ku. Pernah suatu kali, dia temukan aku ikut berantem lawan anak anak sekolah lain, dia cuma jitak kepala ku dan suruh aku pulang, waktu itu, dia lagi ngenek PPD jurusan Kalideres kampung rambutan. Aku balik lagi ancam pak P,"nanti.. aku bilang sama kepsek loh, pak.. kalau bapak jadi kenek, hahaha", lalu kabur sama anak anak lain. Pak P enggak marah.. dia malah suka kalau aku rajin bantuin teman teman di kelas belajar Fisika. Kata teman teman, Pak P sudah meninggal.. sayangnya, pak P bukan muslim walau baik..tapi..semoga dia dapat hal yang terbaik dalam hidupnya.
SMP, pelajaran BP (Bimbingan penyuluhan), aku disetrap guru BP karena nakal, sengaja tidak bawa buku tugas BP dan walaupun aku bisa jawab, aku jawabnya sangat aneh dan bertentangan dengan anak anak seumuran ku.
Aku cuma ingat, waktu itu, mana yang didahulukan: mobil ambulans atau mobil kebakaran?? aku jawab: mobil kebakaran. Dia tanya, kenapa? aku iseng jawab,"kalau mobil ambulans isinya orang sakit, ya gak apa. tapi kalau isinya gak ada orang sakit atau mayat..gimana??, kalau misalnya mobil pemadam, rumah kebakaran, bisa ada orang di dalam..mati deh orangnya kebakar". Aku cuma tahu..guru BP ku senyum dan akhirnya suruh aku duduk lagi.
Aku cerita pada guru BP kalau aku lelaki. Guru BP ku cuma senyum aja dan dia bilang kalau aku perempuan. Aku bilang pada dia kalau aku gak betah lihat anak anak cewek diganggu, pengen berantem bawaannya. Dia bilang, aku tomboy, jadi masih perempuan. Apa aku begitu?? aku minta test. Guru BP yang memang lulusan psikolog itu akhirnya kasih aku test tentang persepsi diri..laki atau perempuan..atau ada kecenderungan lain?? Jawaban memang cukup mengejutkan: 70% maskulin, Hehehehe. Aku bilang,"aku bingung, bu.. jadi..bagusnya aku jadi lelaki atau tetap perempuan??". Kata bu guru,"kamu perempuan". Sepertinya bu Guru sampai bosan dengan ku tanya ini itu tentang persepsi diri... Pencarian jati diri??
Sampai terakhir tamat SMP..aku masih merasa jadi lelaki, walau dalam diam..walau pakai rok saat sekolah..
bersambung ke part 4...