This is me....

Sabtu, April 05, 2014

Pernikahan ½ (Part 13: Belajar Dekat Dengan Mertua)

Hari terlewat sampai minggu... saatnya Aiko dan Min ho datang ke rumah orangtua Aiko, keluarga Kohashi.. Ayah Aiko, Kohashi kebetulan ada dirumah.
“jadi...aku sebentar lagi punya cucu ya?,” Kohashi tertawa begitu tahu anaknya sedang hamil.
Min ho menunduk hormat,”iya, otoosan.. kami baru tahu minggu ini,”
Gaya Min ho kaku sekali menghadapi ayah mertuanya itu.
“Min ho otto..senang sekali dengan berita ini, otoosan,” Aiko mencoba menghormati Min ho.
Kohashi senyum,”jadi.. rumahtangga kalian tidak ada masalah kan??”
Aiko menggeleng,”tidak, otoosan..aku senang,”. Dia berusaha menyembunyikan masalah kemarin.
“Ya.. ayah juga senang,” balas Kohashi.
Tiba-tiba, Kohashi malah menepuk pundak Min ho,”jangan kaku sekali denganku, Min ho kun”
Min ho malah gugup, dia memang benar-benar kaku dengan ayah mertuanya itu.
“tidak apa, ayah..,” kata Min ho sedikit gugup
“kamu gugup sekali bicara dengan saya.. apa saya segalak itu??,” tanya Kohashi
“ah..enggak,” jawab Min ho masih menunduk hormat, di depan Kohashi.
Kohashi malah tertawa keras,”jangan bohong, Min ho kun..saya tahu, hahahaha”
“Minho kun berfikir... otoosan galak, hehehe,” Aiko malah menggoda Min ho.
Min ho menggerutu di hatinya,”ih..gimana sih?? Lagi ketakutan begini”
“tidak usah begitu, Min ho kun... ayah mertua mu tidak segalak yang kamu bayangkan,” ujar ibunya Aiko
Min ho benar-benar kaku abis. Dia mati gaya di depan mertuanya.
“aku dengar.. kamu sudah punya pekerjaan tetap,” kata Kohashi lagi, membuka pembicaraan.
“belum tetap, ayah mertua... masih baru bekerja tiga hari ini,” balas Minho.
“jadi apa?,”
“staff untuk advertising, ayah mertua,”
“pekerjaan bagus.. kamu bisa diskusi dengan Akira kun,”
Min ho menunduk hormat,”baik, ayah mertua”
“aku berharap.. kamu bisa bagus bekerja dan tidak terlalu pusing dengan kesepakatan kita,” kata Kohashi, menyinggung lagi perjanjian pernikahan yang lalu


“apa kamu terbebani dengan ini, Min ho kun??,” tanya ibunya Aiko
Min ho diam.
“kami tidak masalah dengan pendapatmu.. katakan saja,” jawab Kohashi
Min ho menunduk hormat,”iya.. saya merasa keberatan.. tapi mungkin ini karena sudah resiko saya menikah di usia muda. Dan.. baik ayah-ibu mertua dan orangtua saya sendiri memang menginginkan saya mandiri”
“kalau memang kamu merasa berat dan benar-benar kurang uang...aku akan mengendurkan sedikit perjanjian kita,” balas Kohashi lagi.
“maaf Min ho kun..aku katakan masalahmu pada Otoosan,” kata Kumiko.
“terima kasih, Kumiko Ane.. itu semua tergantung keputusan ayah mertua,” jawab Min ho, kaku.
“tidak perlu se kaku itu, Min ho kun.. lagipula, kamu sudah bagian dari keluarga ini.. kamu pikir..aku akan menggantungmu di kamar mandi??,” senyum dingin Kohashi keluar.
Min ho jadi ingat perkataan Aiko beberapa waktu lalu kalau kakak-kakak isterinya itu pernah digantung dikamar mandi karena tidak disiplin. Dalam benaknya, Min ho sudah membayangkan dia bisa diseret ke kamar mandi, Min ho masih berpikiran seperti anak-anak.
Dia lalu gugup menjawab pertanyaan ayah mertuanya itu,”tidak, Kohashi san..eh.. ayah mertua.. saya masih sanggup bekerja”
“benar seperti itu, Min ho kun??,” senyum ibu mertuanya
“benar, ibu mertua,” balas Min ho
“wah..sepertinya beda dengan apa yang pernah kita bahas bulan lalu ya, Aiko chan??,” tanya Kumiko
“ah.. aku..sebenarnya cuma tidak ingin, Min ho Otto sakit kalau kerja terlalu malam,” balas Aiko pada Kumiko
“jam berapa kamu tidur, Min ho kun?,” tanya Kohashi
“jam 12 malam, kadang lebih, ayah mertua,” jawab Minho
“setiap hari??,”
Min ho mengangguk.
“oh.. masalah sekali.. semuda ini..,” kata Kohashi,”karena mencari kerja??”
Min ho mengangguk lagi.
“tipe pekerja keras.. aku suka,” balas Kohashi santai
Tapi Min ho menggerutu dalam hatinya,”keras sekali ayah mertua ini,”
“tidak perlu aku membuat perjanjian dengan orangtua mu.. tetapi..aku akan berusaha membantu kalian.. Aiko chan sudah jelaskan padaku,” balas Kohashi lagi,”begitu juga dengan biaya cucu ku”
“tapi.. saya masih sanggup, ayah mertua,” Min ho menunduk hormat. Lagi-lagi egoisnya keluar.
“jangan egois, Min ho kun.. kita semua ingin membantu mu,” timpal Kumiko
“Aiko chan..sudah cerita semuanya, kemarin,” lanjut Kumiko lagi
Min ho langsung curiga pada pasangannya sendiri,”apa.. Aiko chan cerita kalau aku mengurungnya dikamar seharian??”, katanya dalam hati.

“bagaimana.. Min ho kun.. masih bersikeras??,” tanya Kohashi
Min ho menunduk hormat,”saya ucapkan terima kasih kepada ayah mertua..atas kebaikan ayah mertua”
Kohashi kipas-kipas badannya dengan kipas jepang,”sudah..sudah.. aku tidak segalak dan sesadis yang kamu bayangkan... aku tetap kasihan dengan masa depan cucu ku nanti.. tapi kamu janji.. jangan menganggap enteng bantuan ku”
Min ho masih menunduk hormat,’baik, ayah mertua”
“sana kalian semua makan.. kemarin aku sempat bawa ikan asap dari kota lain...enak juga”, balas Kohashi.
“biar Aiko chan yang suruh masak saja, Otoosan.. hehehe,” goda Akira
“bener..kamu sudah bisa masak??,”Kohashi kaget juga dengan perkembangan anak perempuan bungsunya
“iya, otoosan.. tapi masih sederhana,” jawab Aiko, ramah dan sedikit manja.
“ya..tidak apa.. biar kamu gak diselingkuhi Min ho kun,” jawab Kohashi
Minho diam saja, tapinya menggerutu,”mana sempat selingkuh.. kerja ku cari uang terus”
“kalian yang perempuan.. pergi saja ke dapur..aku mau main catur dengan menantuku,” kata Kohashi lagi
Min ho menggerutu,”aduh..enggak bisa main catur,” katanya dalam hati
“lawan catur dengan ku, Min ho kun.. kalau kamu kalah..aku gantung di kamar mandi,” kata Kohashi, bercanda dengan wajah dingin
Min ho jadi mikir juga.. dia asli takut dengan ayah mertuanya.
“otoosan ganggu Min ho kun terus,” kata Aiko
Min ho menoleh pada Aiko, dia kurang suka, Aiko lupa kalau memanggil suaminya dengan panggilan “kun”.
“kalian masih pantas saling panggil chan dan kun,’ kata Kohashi,”tapi jangan lupa.. ambil kan kami catur, Akira kun”
Akira berdiri dan mengambil catur
Min ho deg-degan sebab dia enggak bisa main catur.
Kohashi menggelar papan catur,”ayo pasang”, katanya pada Min ho
Min ho cengengesan,”saya..tidak bisa main catur, ayah mertua”
Kohashi mengeplak kepalanya,”main ini saja gak bisa..ajari dia, Akira kun”

Min ho benar-benar belajar masuk ke dalam keluarga isterinya.dia habis-habisan dikerjain kalah main oleh ayah mertuanya. Tampaknya Kohashi puas ngerjain menantunya sendiri sampai Min ho manyun.
“ugh.. ngerjain banget ternyata ayahnya Aiko chan ini..aku dah bilang enggak bisa main catur,” gerutunya dalam hati
“skak.. mat..,” kata Kohashi lagi,”5-0,”
Akira tertawa,”kamu cuma cerdas kerja dan kuliah saja, Min ho kun, hahahahaha”
Min ho agak cemberut dengan ledekan Akira,”aku memang enggak bisa main catur”, keluhnya.
“bisanya cuma main dengan anakku saja, hahahaha,” canda Kohashi
“ayo bangun.. ke teras.. kita minum sake,” lanjut Kohashi lagi, dia menepuk pundak Min ho keras sampai bergetar.

“pinggiran Tokyo semakin panas saja,” kata Kohashi basa basi ke Min ho, Akira tidak ikut minum sake.
“iya.. mungkin karena sudah terlalu banyak gedung,” balas Min ho.
“kamu kenapa memutuskan suka dengan anakku? Apa karena waktu itu dia sempat hamil??,” tanya Kohashi, santai sambil menyeruput sake dalam cangkir khusus yang agak lebar seperti mangkuk, pelan-pelan.
Mereka menghadap teras yang ada taman kecil dan kolam ikan.
“saya tidak pernah sangka Aiko chan akan hamil sebelum ini.. saya memang salah juga.. berbuat tanpa berfikir panjang,” balas Min ho
“ah, kamu ini, Min ho kun.. nilai biologi mu rendah ya?,” canda Kohashi dengan kaku.
“maafkan saya,” Min ho menunduk hormat
“gak usah begitu.. aku sudah tahu,’ balas Kohashi,”untungnya.. kamu walau jadi lelaki muda yang egois, tapi masih mau berfikir panjang terhadap anakku.. aku masih kurang suka anakku mengambil keputusan nikah muda.. untuk itu aku membuat perjanjian..supaya kalian belajar.”
“ayah mertua sudah mengambil keputusan yang tepat menurut saya,” kata Min ho,”tapi..sedari awal, saya memang tertarik dengan Aiko chan”
“Anakku yang bungsu itu memang menarik hati banyak cowok muda..hanya saja, dia masih kecil sekali dan jalannya masih sangat butuh waktu..”
“pribadinya cukup menyenangkan hati saya, ayah mertua... hanya saja.. dia tipe yang sangat tidak enakan...dan cukup keras kepala juga,”
“Aiko chan itu penurut walau keras kepala.. aku tidak pernah menggantungnya dikamar mandi seperti kedua kakaknya, hahaha!,” Kohashi tertawa kencang
“wah.. jadi benar kata Ichi kun..,” kata hatinya Min ho.
“jadi.. Lee Min ho.. apa cerita tentang orangtua mu untuk aku??,” tanya Kohashi lagi.
“mereka menitip salam untuk ayah mertua,” senyum Min ho.
“oh.. baik sekali.. salam kembali untuk mereka.. mungkin kapan-kapan kalau aku ada waktu luang, menyempatkan diri pergi liburan ke seoul,” balas Kohashi. Sambil tetap memandang udara luar.
“kamu katakan pada orangtua, kalau kamu akan punya anak segera?,”
Min ho mengangguk,”ya, ayah mertua.. ibu saya senang sekali, karena ini akan jadi cucu pertama”
“ya.. aku juga pasti senang.. karena akan jadi cucu pertama pula di keluargaku..,”
“jadi.. tolong jaga anakku dan juga anak kalian,” lanjut Kohashi lagi
Min ho menunduk hormat,”baik, ayah mertua..saya janji”
“dan.. jangan ragu jika memang kalian masih butuh bantuan kami.. tidak perlu egois atau bahkan malu.. aku mengerti kehidupan rumahtangga baru.. aku masih berfikir kenapa kalian nekat memulai... tapi semua kalau terus diperhatikan..tidak akan pernah selesai sampai sekarang.. jadi.. berjuang keras supaya kehidupan rumahtangga kalian baik-baik,”
Min ho berfikir, dia sebenarnya sudah mulai disayang ayah mertuanya.
Sepanjang percakapan mendekati siang itu Kohashi banyak bercerita tentang pekerjaannya menjadi dokter militer.
“tapi..aku tidak mau anakku, baik Kumiko atau Aiko menjadi dokter di kemiliteran,”
“wah..aku bisa tidak sanggup, ayah mertua, hehehe,” Min ho sudah mulai bisa bercanda dengan mertuanya.
“kamu takut Aiko chan memeriksa prajurit telanjang semua, begitu? Hahaha,” goda Kohashi
Min ho menggaruk kepalanya dengan candaan mertuanya itu,”memang begitu ya??”
Kohashi tertawa,”ya memang begitu.. Aiko chan bisa tidak nafsu lagi dengan mu nanti, hahahaha”
“bercandanya aneh sekali,” kata hatinya Min ho. Tetapi dia hanya bisa cengengesan dengan kata-kata mertuanya itu.

Aiko datang menghampiri mereka,”masakan sudah siap, ayah.. Minho Otto,” senyumnya.
Mereka menuju ruang makan.
“semakin bisa kamu masak, Aiko chan,” senyum ayahnya.
“terima kasih, Otoosan,” jawab Aiko dengan senyum
“kamu tolong ajarkan Min ho kun bermain catur.. kapan-kapan kalian ke sini lagi..dia harus bisa menang melawanku,” kata Kohashi lagi
“wah.. Otto ini.. benar-benar ngerjain Min ho kun,” kata isterinya
“mertua dan menantu...harusnya dekat kan?? Aku ini cuma bisa main catur.. jadi..aku ajak menantuku bakalan main catur ber jam-jam..sayangnya, dia belum ada perlawanan,” balas Kohashi lagi
Min ho tengsin dibilang begitu,”saya memang gak bisa main catur”
“ah..sudahlah Otto.. tidak perlu memaksa,” kata isterinya Kohashi
Mereka meneruskan makannya.

“kita harus pulang cepat sore ini, Aiko chan.. jangan sampai kemalaman dan besok aku bisa terlambat kuliah,” kata Min ho ketika mereka duduk di depan, istirahat sehabis makan.
“aku ingin tinggal disini lebih lama, Nampyeon,” balas Aiko,”aku ingin tinggal dengan ibuku”
Min ho jadi sensitif..dia lupa budaya kalau memang ada wanita yang sedang mengandung lebih suka tinggal dengan orangtuanya supaya segala keperluannya mudah terpenuhi dan ada yang membantunya.
“tidak sayang dengan ku ya?,” tanya Min ho, sensitif
Aiko langsung berlari ke dalam, ternyata dia malah manja,”Otoosan.. Minho kun.. jahat!!”, sambil menangis.
Min ho buru-buru berdiri..,”eh..aku gak jahat,” dan berlari mengejar Aiko.

“kenapa, Aiko chan??,” Akira buru buru menangkap tubuh adiknya.
Aiko memeluk kakaknya itu,”Minho kun.. jahat..aku ingin tinggal disini lama sedikit, Akira Ani.. tapi Minho kun memaksa ku pulang sekarang”
“kamu ini.. pemaksa sekali ya, Min ho kun??,” Akira jadi malas melayani adik iparnya itu.
“enggak kok, Ani.. Aiko chan sedang sensitif,” elak Min ho.
“kamu diapakan olehnya, Aiko chan??,” tanya Akira
“aku tidak pukul Aiko chan kok.. percaya padaku, Ani,” Min ho masih mengelak, dia memang tidak pukul Aiko.
“ada apa, Minho kun? Aiko chan??,” ibunya keluar
“hei..kenapa kamu menangis?,” tanya ibunya lagi
“aku ingin sekali lama disini.. Min ho kun terlalu memaksa ku cepat pulang”
“aigoo..tidak begitu, ibu mertua.. aku tidak memaksa,” elak Min ho lagi.
“kamu pasti maksa,” kata Akira keras
“ah..sudah sudah.. ,” kata ibunya
“terkadang memang wanita sedang mengandung itu suka sensitif dan mudah berubah suasana hatinya, Min ho kun...itu karena perubahan hormon.. jadi, ibu harap.. kamu belajar mengerti kondisi Aiko chan”
Min ho menggaruk kepalanya yang tidak gatal,”ya.. baiklah ibu mertua”
“heeehhhh... cengeng banget deh,” keluhnya dalam hati.
“sudah.. nanti otoosan minta antarkan kalian sampai rumah..atau Akira kun akan antarkan kalian,” kata ibunya
“aku mau tinggal saja dengan okaasan disini,” jawab Aiko
“hieh... kamu harus dewasa.. sekarang kamu punya Min ho kun,” balas ibunya, mengelus rambut anaknya yang sudah mulai panjang.

Min ho menghampiri Aiko,”maafkan aku ya, Aiko chan”, dia memeluk Aiko.
“aku pinjam kamarnya, ibu mertua,” kata Min ho lagi.
Ibunya Aiko menunjukkan kamar Aiko sebelum ditinggal dia.
Min ho membawa Aiko masuk kamarnya.
“hey, aiko chan.. jangan nangis gitu dong.. kamu jadi sensitif sekali deh,” Min ho mengusap poni Aiko lalu senyum
“Nampyeon jahat sekali padaku,” balas Aiko
Min ho mencium nya,”ya deh...aku gak jahat lagi...maaf tadi ya.. itu karena aku takut besok kita terlambat kuliah kalau kesorean kita pulang”
“sudah ya..jangan nangis lagi..aku minta maaf..chu,” kata Min ho lagi.
Aiko diam dulu, lalu,”lagi.. Min ho nampyeon”
Min ho bingung,”lagi..apanya??”
Wajah Aiko masih ada airmatanya, tapi dia sudah mau senyum lalu dia mencium Min ho pelan-pelan.
Min ho tertawa..”oh.. jadi ini yang namanya lagi?? Hehe”
Min ho malah memeluknya,”sudah ya...jangan mudah ngambek begitu lagi..aku janji belajar enggak cepat sensitif lagi sama kamu”
Aiko mengangguk.
“kita pulang nanti sore saja ya..,” senyum Min ho lagi.

“jadi ini rumahsusun kalian??,” tanya Kohashi. Min ho dan Aiko diantar keluarga Aiko ke rumah susun mereka.
“ini..rumah susun yang saya sewa sebelumnya, ayah mertua,” kata Min ho, menunduk hormat
“lumayan untuk rumahtangga baru dan muda.. kalian...tidur satu kamar kan??,” tanya Kohashi lagi
“iya,” balas Min ho singkat.
Kohashi keliling ruang per ruang rumah susun itu,”kamu sepertinya pekerja keras,” ia melihat meja Min ho yang agak berantakan dengan hasil editan komik punya Tachibana.
Aiko menghidangkan teh dan kue untung keluarganya.
“kamu harus lebih rajin mengatur rumah ya, Aiko chan,” kata ibunya. Dia meletakkan buku-buku Aiko yang berantakan di lantai kembali ke rak.
sumimasen, okaasan.. belum sempat dibereskan karena Minho otto sudah mengajak jalan ke rumah”
“saya saja yang kerjakan, ibu mertua,” Min ho sigap langsung mengumpulkan buku-buku text book dan tugas isterinya.
“kalian harus saling gotong royong ya... Min ho kun.. kalau isteri mu sedang hamil..kamu harus manjakan dia,” kata Kohashi.
“ya, ayah mertua,” balas Min ho sambil masih membereskan buku dan diletakkan di rak khusus untuk buku-buku Aiko.
Kohashi dan semuanya saling ngobrol sebentar soal kondisi rumah itu, lalu hanya sekitar 30 menit mereka mampir dan akhirnya pulang.

Min ho merangkul Aiko,”capek gak...hari ini??”
Aiko mengangguk.
“sama,” balas Min ho lagi. Dia malah menarik Aiko ke kamar tidur.
“besok..aku kerja lagi nih,” katanya diatas tempat tidur.. mereka saling berbaring dengan menatap langit-langit.
Min ho lalu mengelus perut Aiko,”ih..belum terlihat ya??,” dia senyum pada Aiko.
“iya.. pasti masih kecil..kan baru 2 bulan,” balas Aiko.
“kita .. masih kecil ya??,” tanya Min ho lagi
“iya,” angguk Aiko.
“ayahmu tadi banyak ngobrol dengan ku...aku pikir, dia galak.. malah menawarkan bantuan.. tapi...aku malas kalau dibantu..,” kata Min ho, masih menatap langit-langit, lalu dia mengangkat kepalanya yang disandarkan di telapak tangan dan sikunya.
Aiko malah mengusap-usap pipi Min ho,”kenapa?? Otoosan ingin Min ho Nampyeon tidak capek..aku minta pada otoosan”
“jadi.. kamu yang minta??,”
Aiko mengangguk, lalu mendekatkan wajahnya ke Min ho
“aku bercerita tentang Min ho terakhir mengurungku di kamar,” senyum Aiko
Min ho jadi gak enak hati,”huff.. kenapa sih..kamu cerita cerita??”
“aku tidak ingin Min ho Nampyeon terlalu lelah,”
“itu karena..aku enggak ingin kamu membahas lagi kalau kamu ingin bantu kerja, Aiko chan.. lalu aku keras mengurung kamu,”
“aku gak ingin Min ho Nampyeon sakit,” senyum Aiko lagi
Min ho ikutan senyum,”kita ini..seperti sudah tua ya??padahal baru masuk 19 sekarang,”
Min ho lalu mencium Aiko dengan mesra.
“eh.. kalau begini...kita masih bisa bersama kan??,” tanya Min ho.
Aiko mengangguk,”asal aku tidak capek saja”
“kamu enggak boleh capek.. aku khawatir nanti anak kita terjadi sesuatu,” senyum Min ho lagi.
“Min ho Nampyeon...,” Aiko tiba-tiba cemberut.
“kenapa?? Kok cemberut??,” Min ho heran
“aku minta es pomegranate,” keluh Aiko
“ah.. nyari dimana??,” Min ho kaget,”ini kan sudah malam, Aiko chan”
Aiko membelakangi Min ho,”aku enggak mau tahu, Nampyeon.. belikan aku es krim pomegranate”
Min ho bangun dari tempat tidur,”iya..iya...aku carikan”
Dia lalu pergi keluar, ke swalayan.

Di swalayan dia belum dapat juga es krim itu
“wah.. baru saja habis, Tuan,” kata kasir
Min ho garuk-garuk kepalanya,”aduh.. bagaimana ini?? Dimana lagi ada ya?? Bisa bantu aku??”
“mohon maaf.. saya tidak tahu,” kata kasir itu
Min ho lalu keluar dan sibuk ke swalayan lainnya supaya dia mendapatkan es krim yang diminta. Dia terus berjalan sampai beberapa blok demi mendapatkan es krim.
“uh.. Min ho kun lama sekali..aku sudah mengantuk,”keluh Aiko dikamarnya.

Lama sekali Min ho mencari malam itu..sampai akhirnya dia ketemu juga es krim itu.
Dia senang lalu buru-buru berlari supaya es krim itu tidak cepat mencair dalam bungkusnya.
Dia ngos ngosan sampai ke rumah susun mereka.
“hosh....hosh,” nafasnya sampai tersengal-sengal
“ini,”dia berikan pada Aiko. Ketika di buka, memang sudah sedikit mencair
Aiko cemberut,”yah..sudah sedikit mencair”
Min ho serba salah,”gak apa kan ya??aku mencari sampai beberapa blok,” keluhnya.
Aiko lalu menjilat-jilat es krim itu.. hanya sebentar, lalu,”sudah kenyang”, senyumnya
Min ho stress,”apa?? Itu kan cuma 3 kali jilat, Aiko chan... aku cari jauh-jauh,”
Dia benar benar kesal dengan tingkah Aiko yang hanya mau mencicipi saja es krim itu.
“aku cuma mau jilat sebentar aja kok.. kenapa sih??,” rengek Aiko, dia malah jadi nangis
“eh... jangan..jangan nangis.. nanti anak kita stress.. iya.. kalau emang kamu sudah maunya segitu..nanti aku saja yang habiskan..sudah ya..jangan nangis,” Min ho malah jadi panik, takut sendiri nanti anaknya ada apa-apa.
“ini,” Aiko memberikan es krim yang masih banyak itu pada Min ho.
“umm..aku kan sudah capek nih... suapi dong,” goda Min ho
Aiko tertawa kecil,”Nampyeon manja”
Aiko menyuapi Min ho sendok per sendok es krim sampai habis.
Min ho tertawa tawa disuapi Aiko.
Mereka jadi makan es krim sama-sama.

“kamu....akan sering begitu lagi gak, nanti.. Aiko chan??,” tanya Min ho.
Aiko bergumam,”umm..enggak tahu,” lalu dia nyengir kuda pada Min ho
“tadi aku capek sekali lari lari cari itu,” Min ho manyun
“bukan aku yang mau...tadi mendadak mau itu,” Aiko membalas manyun nya Min ho dengan manyun lagi.
“iya deh... tapi jangan keseringan nanti seperti itu ya..aku bisa pusing,” balas Min ho
“tergantung..,” Aiko malah mengelus pipi Min ho,”tapi enak kan.. jadi bisa makan es krim juga?hehehe”
“iya.. chu,” balas Min ho
“besok..kita harus kuliah lagi pagi pagi...harus tidur...tidur yuk??,” lanjut Min ho lagi
Lampu semuanya dimatikan...

Bersambung ke part 14....