Akhirnya Minho pulang kembali ke apartment
nya, dan dia masih diantar sampai depan jalan oleh Syifa dan anak anak yang
lain..
“sampai jumpa besok ya.. Kakak Minho,”
kata anak anak, melambaikan tangannya pada Minho
“sampai jumpa lagi ya!,” teriak Minho
senang pada mereka, dia juga membalas lambaian tangan mereka
“syifa.. cukup antarkan saya sampai disini
saja.. besok kita berjumpa lagi,” kata Minho pada syifa
“iya.. kakak Minho hati hati di jalan
ya??,” jawab syifa..
Lalu Minho menyetop taxi dan dia naik, di
dalam taxi, dia masih melambaikan tangannya untuk syifa..
Esoknya, Minho datang lagi ke sekolah..
dia berbicara dengan pak kepala sekolah..
“dalam dua hari ke depan..akan ada “world handwashing day”, pak...dan
seperti nya kita sebaiknya mengadakan acara bersama untuk belajar mencuci
tangan bersama dengan baik,” katanya membuka pembicaraan dengan kepsek.
“bagaimana dengan..yang kata dokter Min ho..
bahwa akan ada teman teman dokter dari kesehatan dunia?,” pak kepsek
mengingatkan kembali
“oh...persoalan itu..saya sudah katakan
kepada mereka..dan dua orang teman saya akan datang dalam dua hari
kedepan..bertepatan dengan acara tersebut,” balas Minho
“dengan senang hati kami terima, dokter
Min ho dan kawan-kawan dokter,” senyum kepala sekolah
“by
the way.. agenda hari ini.. dokter Min ho ingin mengajarkan apa??,” tanya
Kepsek lagi.
“hari ini saya akan membuka dan
mengajarkan kelas mencuci tangan dan juga kelas memeriksa nadi,” jawab Min ho
“wah..apa kelas memeriksa nadi tidak
terlalu berat, dokter?,” tanya Kepsek lagi
Min ho menggeleng,”tidak.. ini pelajaran
mudah..dan juga memakai alat stetoskop, serta kalau ada waktu tambahan, saya
bisa membantu juga mengajarkan tentang cara membalut yang baik dan perawatan
luka”
“saya usul, dokter Min ho.. bagaimana
kalau yang terakhir saja.. tentang cara merawat luka?? Anak-anak kami suka
bermain disembarang tempat..terkadang di tempat yang kotor sekali,” kata Pak
Burhan.
“oh.. baiklah.. ini saya ada membawa semua
peralatan untuk belajar hari ini,” kata Min ho. Dia mengeluarkan kotak dari
dalam tas kotaknya yang bertuliskan “National geographic”
“jadi..apa perlu saya panggilkan semua
anak dokter kecil??,” tanya burhan lagi
Min ho mengangguk,”apa..sekolah ini
memiliki ruangan khusus untuk kami belajar??”
“tidak ada.. kami mohon maaf,” jawab Pak
Burhan
“umm.. actually we must make it.. anyway,
scout and health division are different,” kata Min ho
“ya, baik.. untuk sementara.. kita gunakan
saja dahulu ruang scout,” kata pak Burhan
Akhirnya pak burhan memanggil lagi
anak-anak yang menjadi dokter kecil: Bagas, Tari, Syifa, Rio, Nuni
“hallo..berjumpa lagi dengan saya,” senyum
Min ho pada semuanya
“sekarang kita mau belajar apa, kakak?,”
tanya Rio
“saya membawa sebuah basin..,” kata Min ho,
mengangkat baskom. Total yang dia bawa ada 5, sesuai dengan jumlah anak-anak
dokter kecil.
Tari berbisik pada yang lain,”baskom”
“oo..,” balas yang lain
“lalu..ini ada dua jenis sabun...ada antiseptic
liquid.. lalu ada pula sabun berbatang,” kata Min ho lagi.
“sabun cair,” bisik Tari lagi. Dia memang
sudah besar dan kelas 5 sudah ada pelajaran bahasa inggris.
“oo..,” kata anak-anak yang lain
Min ho malah senyum dengan ekspresi
mereka.
“kita membutuhkan air bersih,” katanya
lagi.
“haruslah running water,” katanya lagi.
“air mengalir, anak anak,” terang pak
Burhan
“ooo...,” jawab anak-anak lagi
Pak burhan lalu berbisik pada Minho, kalau
mereka lebih baik latihan di tempat mushola saja, disana ada kran dengan air
mengalir. Min ho setuju. Lalu pak Burhan pun mengajak mereka ke tempat wudhu
mushola.
“Ini baik,” kata Min ho, lalu,”ayo kita
mulai saja”
“kalian semua.. pegang satu-satu sabun
nya,” perintah Min ho, sambil dia memberikan.
“lalu.. buka bungkusnya,” katanya lagi
Anak-anak mengikuti.
“kemarin.. adik syifa sudah jelaskan
kepada kakak.. apakah adik syifa mau membantu kakak??,” senyum Min ho pada
Syifa.
“iya..kalian mau ikutan enggak??,” tanya
Syifa polos pada yang lain
“ikutin aja...ntar nangis loh,” goda
Bagas.
“hush, kamu bagas..,” kata pak Burhan
“syifa silahkan kalau mau ajarkan yang
lain,” kata pak burhan lagi
“baik, pak,” balas Syifa
“jadi gini loh.. pertama.. kita cuci dulu
tangan kita, taruh di bawah keran,” Syifa lalu mulai mempraktekkan
“silahkan diikuti, anak-anak,” kata pak
Burhan
Tari, Rio, Bagas dan Nuni mengikuti apa
yang Syifa lakukan.
“cuci tangan.. lalu kita pakai sabun. ..
digosok-gosok sampai daerah sini,” kata Syifa menunjukkan pada pergelangan
tangan.
“good,” kata Min ho
“gosok lagi ke sini.. jari jari digosok..
sampai agak lama begitu.. bisa nyanyi juga loh,” kata syifa menerangkan dengan
bahasanya sendiri dan nyanyi-nyanyi
Min ho senyum karena enggak faham, pak
Burhan lalu menjelaskan bahasa Syifa padanya.
“oh.. i got it.. she’s great,” jawabnya
pada Burhan.
“setelah itu....setelah satu lagu..,” kata
Syifa lagi
Bagas nyeletuk,”satu lagu mah kelamaan
atuh, Syifa,”
“enggak.. satu lagu sedikit gitu loh, kak
Bagas,” balas Syifa lagi
“teruskan??,” tanya Min ho
“baik, kak Min ho..,” lanjut Syifa,”lalu..
kita bersihkan di bawah air lagi.. lalu kita ambil tissue atau kain lap.. lalu
kita tutup keran dengan tissue kita.. jadi tangan kita enggak kena tutup
keran,”
Mereka masih tetap mengikuti arahan Syifa,
sampai tangan selesai di lap dan kering
Min ho tepuk tangan,”very good.. baik
sekali”
Dia lalu malah mengusap-usap kepala syifa,
lalu jongkok
“hey.. kamu pintar ya,” puji dia pada
Syifa.
Syifa senyum lalu sibuk membetulkan letak
jilbabnya.
“jadi.. seperti itulah.. sudah bagus..,” kata
Min ho pada semuanya
“kalian semua.. bisa melakukan ya??,”
lanjutnya lagi
“Bisa, kakkkkk!!,” mereka jawab kompak.
“sekarang.. kalian semua mengulang.. dan
saya tidak mengajarkan lagi..,” kata Min ho lagi
“bisa dilakukan??,” lanjutnya
“Bisa, kaaakkk!!,” jawab mereka lagi,
kompak
“nah..sekarang silahkan dicoba kembali..
sebab, besok kalian akan membantu semua teman agar mereka bisa cuci tangan
dengan bersih.. besok.. akan ada teman-teman kakak dari badan kesehatan dunia..
jadi.. tolong perlihatkan kemampuan kalian untuk membantu mengarahkan
teman-teman mencuci tangan,” kata Min ho lagi
“saya hitung.. sampai 3.. kalian mencoba
kembali,”
Mereka mengangguk,”baik, kak”
Min ho lalu menghitung sampai 3 dan mereka
praktek kembali seperti cara yang tadi.
Min ho kembali bertepuk tangan, dia memuji
anak-anak bisa melakukannya dengan baik
“kakak yakin.. kalian akan sangat bagus
performance nanti ketika teman-teman kakak datang,” senyum Min ho
“performance apaan, Tar??,” tanya Rio ke
Tari
Tari menggaruk kepalanya, pak Burhan yang
menjawab,”maksudnya.. kalau kalian bisa membimbing teman-teman, ngajak
teman-teman cuci tangan yang benar, nanti teman-temannya kakak Min ho akan
senang dan puji kalian, begitu”
“oooo,” semuanya jawab kompak
“ok deh,” kata Rio, kalem
“this
is already 30 minutes, doc Lee.. perhaps they have another schedule time for
class,” kata pak Burhan.
Jam Min ho sudah habis mengajarkan mereka.
“ah..
it’s so soon.. ,” balas Min ho,”but
that’s ok”
“tapi..bisakah saya minta waktu kembali??
Sebab.. ada teman saya ingin pergi ke sini,” lanjut Min ho
“oh..
okay.. at what time will they be here??,” kata pak Burhan, menanyakan
kepastian kapan teman-temannya Min ho akan ke sekolah itu.
“perhaps
at 10 or 11 am,” balas Min ho
“okay..
i’ll call them again after they will be here,” balas pak Burhan.
“anak- anak..pelajarannya sudah selesai..
tapi kemungkinan ada teman-teman kakak Min ho yang akan bicara dengan kalian..
jadi, nanti bisa jadi, kalian bapak panggil lagi,” kata pak Burhan pada mereka
“baik, pak,” jawab mereka
“kalian masuk kelas masing-masing dulu,”
kata pak Burhan lagi
Mereka lalu masuk kelas.
“eh..tadi lu ketemu kakak Minho lagi ya?,”
kata Nur pada Syifa
Syifa mengangguk,”iya.. aku tadi diajarin
cara cuci tangan yang baik”
“kenalin gw sama kak Minho dong,”
“boleh.. kemarin kak Minho pulang jam
10.30.. bareng sama kita loh..nanti aku sama kamu pulang bareng aja, Nur..
katanya.. kemarin kakak Minho janji mau main ke rumah lagi,”
“apaan?? Kak Minho main ke rumah lu??,”
Nur kaget.
Syifa jawab polos,”iya..emangnya kenapa,
Nur??”
“kagak sih.. gw ikutan dong.. ya?,”
“boleh.. katanya, kakak Minho mau bawa
temannya ke rumah,” balas Syifa
“trus..trus..kemarin kak Minho ngapain di
rumah lu??”
“ngobrol sama abi, sama ummi, sama udin,
ahmad, kamal, raka, sama yang lain juga,”
“wah.. kak Minho cowok baek ya?? Gw mau
deh.. jadi pacarnya kak Minho,” Nur jadi lebay, padahal dia baru kelas 3 SD,
tapi sudah sok tahu tentang pacar-pacaran
“katanya kamu punya pacar anak kelas 5SD..
nanti memang kak Minho mau pacaran sama kamu??,” tanya Syifa, polos
“biarin aja.. ntar gw putusin pacar gw..,”
balas Nur
“ntar lu kasih tau gw ya.. biar gw bisa
ikutan ke rumah lu..,” lanjutnya lagi
Syifa mengangguk.
Jam 11 ternyata teman-teman Min ho sesama
dokter dan juga ahli kesehatan lainnya mendatangi SDN warakas 05 itu. Mereka
berasal tidak hanya dari Korea, tetapi ada yang dari Jepang, China, India,
Pakistan, Amerika juga.
Sekolah jadi terasa ramai. Mereka
memfoto-foto mulai dari depan sekolah sampai ke kamar mandi anak murid. Semua
bicara dalam bahasa Inggris.
“so..this
school is slum, Minho (sekolah ini kumuh-red),” kata temannya yang berasal
dari Amerika
Minho mengangguk,”yes.. so that’s why i will be longer here than you all ,hehehe”, dia
memang akan lebih lama disekolah ini untuk mengajarkan anak-anak kesehatan
dibanding yang lainnya.
“so,
let’s talk with the principle,” Minho lalu mengajak teman-temannya bicara dengan kepala sekolah.
Mereka lalu ngobrol dengan kepala sekolah.
Minho memperkenalkan teman-temannya sesama ahli kesehatan
“mereka inilah yang akan menemani saya
untuk acara besok, pak kepala sekolah,” kata Minho
Kepala sekolah senang dengan kedatangan
mereka.
Greg, teman Amerika Minho melihat lihat
seluruh ruangan kelas
“waah... gile cakep benerrr.. lebih cakep
dari kakak Minho!,” kata Nur ketika melihat Greg
“hai.. saya Greg.. saya berasal dari
Amerika serikat dan saya akan melihat kelas ini,” katanya pada semua anak kelas
3.
“selamat datang kakak Greg,”kata anak-anak
kompak
Min ho senyum pada Syifa, lalu dia
berbisik pada Greg,”the one with the
brown scarf.. it’s from little doctor (yang pakai jilbab coklat itu, dia
dokter kecil-red)”
“I
see,” balas Greg
Lalu Greg menghampiri Syifa, tapi Nur Ge
Er duluan
“eh.. kakak Greg.. kenalan dong,” kata
Nur, pede
Yang lain menyoraki Nur,”huuuuuuuuuuuuuuu...
katanya cintanya sama kakak Minho.. kok sekarang jadi ke kakak Greg???,” kata
beberapa anak perempuan di kelas itu
Greg cuma senyum pada Nur,”hi.. nama kamu,
siapa??”
“Nur,” jawab Nur,”kakak Greg cakep deh..
lebih cakep dari kak Minho”
Greg tertawa,”begitukah??”
Minho enggak ngerti apa itu cakep. Greg
lalu bilang pada Minho “she said that i
am more handsome than you, Minho, hahahaha (kata Nur, aku lebih cakep dari
kamu, Minho-red)”
“oh, hehe,” Minho cuma balas dengan
tertawa kecil.
“jadi.. kamu bernama syifa?? Senang
berkenalan dengan mu,” kata Greg menyalami tangan syifa
Syifa menyalami nya juga,”senang juga
berkenalan dengan kak Greg,”
Minho lalu berbicara pada Greg kalau dia
sudah ke lingkungan rumah Syifa dan itu lebih kumuh dari sekolah ini.
Greg ternyata ketua kelompok tim kesehatan
Minho
Greg lalu senyum pada Syifa,”nanti..apa
kakak Greg boleh main ke rumah kamu??,”
Nur malah yang kaget,”kak Greg main ke
rumah aku aja... “
Greg senyum pada Nur yang terlalu
pede,”ya.. tapi aku ingin ke rumah syifa dulu”, katanya dengan bahasa indonesia
yang cukup lancar dibandingkan Minho.
“well
i guess.. if you said so, i think we must visit it and let’s see what their
need for the better environment,” kata Greg, berharap dia akan ke rumah
syifa bersama Minho untuk melihat lingkungan yang memang sudah di foto Minho
kemarin.
“right
now after this? (habis ini?-red),” tanya Minho
“yes
sure.. why not??(ya,
kenapa enggak?-red),” balas Greg
“sepertinya.. aku dan kakak Min ho akan
main ke rumah kamu.. boleh kan.. adik kecil??,” tanya Greg dengan ramah
Syifa mengangguk,”boleh kok.. nanti aku
bilang Ummi kalau makan lagi sama sayur asem,”
“sayur asem??,” tanya Greg
Bu guru bahasa Indonesia tertawa,”oh.. itu
sayur asli betawi, Jakarta, Pak Greg”
“oh.. hahaha.. kalau begitu.. boleh lah
saya makan sayur itu dirumah kamu,” kata Greg dengan ramah
“ah.. syifa curang nih.. aku gak
diajak-ajak,” kata Nur
“iya nih.. aku juga ikutan dong, syifa,”
kata Mila, yang duduk disamping seberang syifa
“ijin dulu dengan kak Minho dan kak Greg,”
balas Syifa
“apa..rumah kalian jauh dari rumah
syifa??,” tanya Greg
“enggak sih.. deket kok.. cuma jalan kaki
juga bisa,” balas Mila.
“kalian tidak apa pulang terlambat
sekolah??,” tanya Greg lagi
Mila, Nur menggeleng.
“baiklah.. kalau memang ingin ikut,”
senyum Greg
“sik asik.. gw bisa liatin kak Greg yang
ganteng,’ kata Nur kesenengan..
Greg dan Minho lalu keluar kelas.
“she’s
smart, i guess (aku rasa dia pintar-red),” puji Minho pada Syifa ke Greg
“ya..,” balas Greg,”we still have time till 30 minutes again, so we must talk about our
next program for tomorrow (kita masih punya waktu 30 menit lagi tuk
bicarakan program besok-red),”
Minho mengangguk. Dia, Greg, Anshar, Xiao
Ming, Rajiv dan Keisuke lalu rapat sebentar di ruangan kelas yang kosong.
Jam 11.30 mereka kemudian pergi. Syifa
berjalan di depan bersama Nur, Mila. Kemudian diikuti oleh cowok-cowok dokter
dan ahli kesehatan itu.
Sepanjang jalan, lagi-lagi banyak ibu-ibu,
bapak-bapak, pemuda melihat dia jalan dengan mereka.
“eh, neng.. kemarin bawa ntu ujang..
sekarang bawa sapa lagi??,” tanya Ummi aminah lagi, yang kebetulan duduk di
depan rumah.
“bawa teman-temannya kak Minho, ummi,”
jawab syifa polos.
Cowok-cowok itu senyum pada ummi aminah.
Ummi aminah menghampiri syifa, syifa lalu cium tangan lagi.
“lu kemari bawa ujang-ujang ganteng.. mau
maen ke rumah??,” tanya ummi
Syifa mengangguk,’iya, ummi.. katanya mau
liat sekitaran rumah syifa”
“oo..,” jawab Ummi aminah,”gue bakalan
seger ini mate kalu liat lu semuanye,” candanya.
“syifa pamit dulu, Ummi..ntar gak keburu
pulang,” katanya lalu dia cium tangan dan pamit lagi
Minho berbisik pada yang lain,”see?? This is so odor here (lihat kan?
Bau banget lingkungan ini-red)”
“so slum (kumuh banget-red),” kata Keisuke
“yup..
after this.. near her house, you will find another public toilet (nanti
habis ini dekat rumah syifa, kamu bisa temukan toilet umum-red)”, kata Minho
lagi pada yang lain.
“what?
Really? (apa,
beneran??-red),” tanya Anshar
Minho mengangguk,”yup.. no lie (ya, aku gak bohong-red)”
Greg malah sibuk foto-foto.
Beberapa cewek-cewek abege melihat mereka
“syifaaaa... lu pulang bawa cowok-cowok
ganteng amaaat.. kenalin teteh dong??,” kata salahseorang cewek abege
Greg senyum pada cewek itu, malah dia
foto, cewek itu duduk dekat pinggiran kali yang airnya hitam
Syifa senyum senyum saja, tetap jalan
menuju rumahnya. Dilihat oleh Greg, Minho, Anshar, Keisuke, Xiang Ming dan
Rajiv lingkungan yang becek, jalanan yang kotor, tidak ada tempat sampah, got
yang bau dan.... benar saja.. WC umum!
Keisuke geleng-geleng kepala..dia belum
pernah melihat pemandangan lingkungan seperti itu
“this..so
slum (ini..kumuh sekali-red),” katanya bergumam
“you
can find like this in india, pakistan and some in bangladesh also (kamu
bisa temukan juga yang seperti ini di india, pakistan dan juga
bangladesh-red),” kata Rajiv
“not
in Japan (enggak
dijepang-red),” balas Keisuke lagi. Dia malah foto-fotoin, sama seperti yang
dilakukan Greg
“well..this
kampoong will be our next target (kampung ini bisa jadi target kita-red),” kata Greg
“i
think it’s okay (aku rasa
bagus-red),” balas Minho
Tiba-tiba ada yang memegang tangan Minho.
“hai, Kak Minho.. kemari lagi nih??,”
ternyata Udin!
Minho senang, dia senyum pada udin,”oh..
hai Uh din,” katanya masih aneh dengan nama Udin.
“lu bawa cowok cakep cakep siapa aje,
Syifa??,” kata Kamal,”kayak cowok sinetron semua yang gw liat di tivi”
“ini kakak Greg,” kata Syifa, dia kenalkan
mereka pada geng mainnya udin.
“hi, saya Greg, senang kenalan dengan
kalian,” tanpa ragu, Greg menyalami satu persatu tangan geng mainnya Udin.
Sementara, makin banyak ibu-ibu, anak-anak
cewek abege yang mengerubungi mereka.
Lalu tindakan Greg diikuti oleh yang lain.
Mereka salaman dengan orang-orang yang mengerubungi mereka.
Ibu nya syifa keluar, karena dengar suara
ramai di depan rumahnya yang kecil.
“this
is also very small house (ini juga rumahnya kecil banget-red),” kata
Keisuke
“this
is life.. but her family understand enough about health (beginilah..tapi
keluarga syifa cukup mengerti tentang kesehatan-red),” kata Minho
“oh..ada Bapak Minho,” kata ibunya Syifa,
ramah.
“iya, saya..selamat siang, Ibu syifa,’
Minho menunduk hormat
“kakak Minho bawa teman-temannya, Ummi,”
kata Syifa cium tangan ibunya
“oh iya..silahkan masuk,” balas ibunya
Syifa, ramah
Rumah jadi penuh karena bukan cuma
cowok-cowok cakep itu saja yang masuk, tapi juga geng nya Udin yang sangat
penasaran dan beberapa ibu-ibu dan cewek-cewek abege yang juga penasaran, tapi
hanya berdiri di pinggiran pintu.
Ibunya Syifa lalu memasang kipas angin,”panas
disini ya.. minta maaf”
“ah..tidak apa, ibu.. nama saya, Greg dari
Amerika serikat.. ini Anshar dari pakistan, Rajiv dari India, Xiao Ming dari
Beijing china, Keisuke dari Jepang,” ujar Greg
Mereka yang disebut satu persatu senyum
pada Ibunya Syifa.
“aduh.. ini maaf ya.. rumahnya kecil,
sempit..,” balas ibunya Syifa basa basi
“tidak apa, ibu.. kami memang sengaja
ingin main ke sini,” balas Greg, yang lebih lancar bahasa Indonesia.
“wah.. kak Greg bisa bahasa Indonesia
loh,” kata Raka,”kakak bisa bahasa gaol gitu gak??”
“apa itu??,” tanya Greg
“itu loh.. gue, elu, kemon, woles,” kata
Udin
“oh..saya tidak kenal kata-kata itu,”
senyum Greg
“yah..sama aja kayak kakak Minho dong,”
keluh Kamal.
“kalian tinggal dimana??,” tanya Greg,
ramah
“huu..yang ditanya cuma mereka doang,’
kata salahsatu cewek abege di luar, yang berdiri di pinggir pintu.
“kak..kak.. tu si Tina minta diajak
ngobrol, “ udin malah nunjuk ke Tina
“apaan si lu, din,” Tina salah tingkah
Greg senyum,”kamu kesini saja.. “, katanya
pada Tina
“weeeeeeeeeeeee... Tina ditaksir
neeeeehhh,” goda salahseorang ibu yang juga lihat mereka.
Minho lalu ngobrol dengan Greg, kemarin
dia kesini ada ayahnya syifa yang cukup bisa berbahasa Inggris, dan diceritakan
memang begini lingkungan rumah mereka, berharap, ayahnya syifa akan
mengantarkan mereka lihat-lihat lingkungan.
Greg bilang, jika tidak bisa, cukup ibunya
syifa saja yang antar mereka.
“apa..ibu bisa bantu antarkan kami
bercerita.. ada fasilitas apa saja disini?? Baru saja saya lewat, ada toilet
umum,” kata Greg
“oh.. WC umum maksudnya??,” tanya Ibunya
Syifa
Greg mengangguk.
“disini emang begitu.. semuanya pake WC
umum kalau mau buang air besar atau kecil.. cuci baju juga..,” kata ibunya
syifa
Greg menterjemahkan untuk mereka. Wajah
Xiao Ming, Rajiv, Anshar dan Keisuke langsung berubah membayangkan apa jadinya
kalau mereka pakai WC umum itu.
Greg malah tertawa, Minho juga ikutan
tertawa.
“atau.. kami akan menunggu saja bapak
Ridwan untuk penjelasannya lingkungan sepuutar daerah ini,” kata Minho
“oh iya.. gak apa kalau bapak Minho dan
yang lainnya mau tunggu suami saya..,” balas ibunya Syifa
Lalu dia berdiri,” maaf..saya buatkan
minuman dulu untuk semua”, katanya, lalu menyuruh syifa membantunya
Keisuke penasaran dan agak takut juga,”we wont have stomachache, right? (kita
gak akan sakit perut kan?-red)”
“I
am immune (aku
kebal-red),” balas Minho dan Greg bersamaan sambil tertawa.
Greg mengajak ngobrol Udin dan
kawan-kawannya.. Greg ternyata ramah sekali pada mereka dan bahasa Indonesianya
lebih lancar dari Minho atau Xiao Ming.
“jadi.. kalian terbiasa seperti ini??,”
tanya Greg
Yang lain anak-anak mengangguk,”iye..
kagak apa apa kok.. kagak sakit perut”
“kagak??,” tanya Greg
“tidak,” balas Syifa
“oh..,” balas Greg singkat
“ayahku pulang sebentar lagi,” kata Syifa
“ya.. kami tunggu,”senyum Minho.
“saya permisi sebentar, mau masak,” kata
Ibunya Syifa
“silahkan, ibu..,” balas Greg
Mereka menunggu datangnya Ridwan...
Bersambung ke part 7...