Tahun 1995....Tahun sedih.. cinta pertama ku, Yamamoto Toshi
dikabarkan meninggal sakit. Aku memang sempat guyon padanya yang kira
kira begini "if we will be apart, it just will because of death" (kalau
kita berpisah, itu karena kematian), tapi..aku gak nyangka kalau benar
benar emang karena kematian. Stress sendiri dengan kata itu. Komik aku
dan dia yang aku buat, aku bakar, aku stress kehilangan orang baik yang
siap masuk islam dan buat aku senang..lukisanku yang biasa aku
sembunyikan di bawah meja sekolah.. aku bakar.. gak mau sama sekali
ingat tentang dia lagi.. bukan karena benci dia.. tapi karena susah
melupakan cowok yang baik ditengah cowok cowok sekolah yang suka
membully aku. Dia senang dengan keuinikanku, sama sekali tidak membully,
bahkan katanya suatu hari, nanti bisa bantu orang orang. Cowok yang
egois, anak orang kaya, manja, sensitif/perasa,sulit jatuh cinta, enggak
mau jauh...akhirnya pergi jauh juga (hieh..aku nangis, hahahaha).
Sampai sekarang, dia cowok satu satunya orang lain yang masih ada di
list doa ku..entah apa aku ini dosa mendoakan orang non muslim, tapi dia
cowok paling baik yang pernah ku temui dan sering nyentil dahiku kalau
aku sudah aneh.
"kamu bisa melihat spirit (arwah)?," itu yang pernah dia bilang dan aku mengangguk. Dia bilang apa aku takut atau tidak, karena dia enggak mau lihat seperti itu. Aku bilang padanya, Toshi seperti seorang harimau dan dia kaget, hahahaha! Sifatnya seperti harimau: dominan, terkesan arogant, penyendiri, sensitif dan masih anak anak, tapi sok dewasa (ini asli sifat kebanyakan cowok cancer, hahahaha).
Toshi cowok jepang yang baik, tapi entah kenapa Tuhan panggil dia cepat sekali. Mungkin.. kalau dipanggilnya lama.. belum tentu juga dia akan jadi muslim yang baik. Jadi, aku coba bersabar dengan penglihatan dan kata kata ku yang pernah terucap, lalu terjadi.
Sebut saja B, temanku yang duduk di belakang kursi sekolah dan biasanya dia suka minta contekan matematika, bahasa inggris dan biologi. Dia enggak suka rezim Suharto (masih tahun 1995). Katanya, apa sih itu pelajaran PMP, bukan mendidik moral, malah penuh dengan doktrin. Aku dengar apa kata B, ternyata dia simpatisan sebuah partai yang dipimpin oleh ibu M, anaknya presiden RI pertama. B cerita banyak pandangan pandangan dia tentang negara, ternyata kami nyambung! Aku bilang "walau negeri ini aman.. aslinya gak aman.. banyak yang curang dan ini rezim curang". B pun ajak aku menentang guru PMP, padahal guru PMP sayang padaku karena setiap nilai ulanganku bagus. Kata B kira kira "kita bikin rusuh aja yuk". Aku pun mengangguk.
Singkat kata, ketika guru PMP menjelaskan tentang jasa jasa pemerintahan sekarang, dan dia bilang "coba lihat ke belakang.. sekarang sudah maju dengan adanya pimpinan Suharto". Aku dan B benar benar iseng menoleh ke belakang, ke tembok dan malah B bilang "ngomong sama tembok, bu.. liat ke belakang..".. aku tertawa!
Bu Guru langsung marah dan kami berdua dipanggil. Lagi lagi, aku beruntung karena aku masih dianggap pintar dan cuma jadi peringatan pertama, tidak dipanggil orangtua. Tapi B dipanggil orangtua karena dia sudah 3x berurusan dengan guru PMP. Aku bilang pada guru PMP yang kira kira begini,"bu.. nanti juga presiden kita akan runtuh dengan cara menyesakkan.. lalu, dia akan terguling dan semua berubah". Bu guru pikir..itu cuma khayalan anak SMA yang sok idealis, sementara B malah seneng kalau begitu, dia berharap, ibu M akan jadi presiden.
Lalu, aku cerita pada B, kalau nanti Suharto akan runtuh.. mungkin sekitar 2-3 tahun lagi dari kita bicara (dan terjadi tahun 1998). B ngarep ya lebih cepat lebih baik, karena waktu itu, aku sudah mendengar beberapa kakak kakak yang kuliah di beberapa universitas, menurut B, hilang dan entah nasibnya dimana. Tapi B tidak takut waktu aku bilang, sebaiknya dia hati hati, nanti bisa kena ciduk. Sampai sekarang, B masih aktif jadi anggota partai itu, tapi sepertinya sih..enggak bernafsu untuk jabatan, karena memang aku bilang, dia pendiam.
Aku pernah cerita sama B, kalau setiap kali aku lihat "sesuatu", kepala ku suka sakit, terutama antara mata. B memang orang yang penasaran, B bilang, katanya ditengah mata kita, ada mata lagi. Aku marah, karena waktu itu pikirnya "kok seperti mata dajjal sih? ada satu mata ditengah?", kata B, itu cakra, tapi waktu itu..sekali lagi..aku malas bahas bahas kayak begitu.. apaan sih itu?? gak penting. B bilang kalau aku bisa meramal, soalnya waktu SMA memang aku suka jadi reporter iseng dan suka bikin ramalan 2 mingguan majalah atau dinding sekolah. Itu juga kenapa enggak tahu, mengalir aja apa adanya menulis. Kata B, aku bisa jadi orang hebat kalau mata ku yang tengah dimanfaatkan. Tapi lagi lagi..aku malas hahahaha. B bilang, dia akan buktikan kata kataku.. apa sekitar 97-98.. Presiden RI ke 2 ini akan runtuh..dan itu memang yang dia ngarep banget. Aku dan B sekarang gak pernah ketemu lagi.. katanya dia masih di Jakarta, tapi aku pikir, mungkin dia sudah pindah ke medan ikut orangtuanya dan kuliah di sana. B teman yang asik walau suka minta contekan, hahaha.
Impian idealis 2 anak SMA yang gak tahu banyak tentang politik...akhirnya terjadi juga di 21 Mei 1998..
bersambung ke part 3...
"kamu bisa melihat spirit (arwah)?," itu yang pernah dia bilang dan aku mengangguk. Dia bilang apa aku takut atau tidak, karena dia enggak mau lihat seperti itu. Aku bilang padanya, Toshi seperti seorang harimau dan dia kaget, hahahaha! Sifatnya seperti harimau: dominan, terkesan arogant, penyendiri, sensitif dan masih anak anak, tapi sok dewasa (ini asli sifat kebanyakan cowok cancer, hahahaha).
Toshi cowok jepang yang baik, tapi entah kenapa Tuhan panggil dia cepat sekali. Mungkin.. kalau dipanggilnya lama.. belum tentu juga dia akan jadi muslim yang baik. Jadi, aku coba bersabar dengan penglihatan dan kata kata ku yang pernah terucap, lalu terjadi.
Sebut saja B, temanku yang duduk di belakang kursi sekolah dan biasanya dia suka minta contekan matematika, bahasa inggris dan biologi. Dia enggak suka rezim Suharto (masih tahun 1995). Katanya, apa sih itu pelajaran PMP, bukan mendidik moral, malah penuh dengan doktrin. Aku dengar apa kata B, ternyata dia simpatisan sebuah partai yang dipimpin oleh ibu M, anaknya presiden RI pertama. B cerita banyak pandangan pandangan dia tentang negara, ternyata kami nyambung! Aku bilang "walau negeri ini aman.. aslinya gak aman.. banyak yang curang dan ini rezim curang". B pun ajak aku menentang guru PMP, padahal guru PMP sayang padaku karena setiap nilai ulanganku bagus. Kata B kira kira "kita bikin rusuh aja yuk". Aku pun mengangguk.
Singkat kata, ketika guru PMP menjelaskan tentang jasa jasa pemerintahan sekarang, dan dia bilang "coba lihat ke belakang.. sekarang sudah maju dengan adanya pimpinan Suharto". Aku dan B benar benar iseng menoleh ke belakang, ke tembok dan malah B bilang "ngomong sama tembok, bu.. liat ke belakang..".. aku tertawa!
Bu Guru langsung marah dan kami berdua dipanggil. Lagi lagi, aku beruntung karena aku masih dianggap pintar dan cuma jadi peringatan pertama, tidak dipanggil orangtua. Tapi B dipanggil orangtua karena dia sudah 3x berurusan dengan guru PMP. Aku bilang pada guru PMP yang kira kira begini,"bu.. nanti juga presiden kita akan runtuh dengan cara menyesakkan.. lalu, dia akan terguling dan semua berubah". Bu guru pikir..itu cuma khayalan anak SMA yang sok idealis, sementara B malah seneng kalau begitu, dia berharap, ibu M akan jadi presiden.
Lalu, aku cerita pada B, kalau nanti Suharto akan runtuh.. mungkin sekitar 2-3 tahun lagi dari kita bicara (dan terjadi tahun 1998). B ngarep ya lebih cepat lebih baik, karena waktu itu, aku sudah mendengar beberapa kakak kakak yang kuliah di beberapa universitas, menurut B, hilang dan entah nasibnya dimana. Tapi B tidak takut waktu aku bilang, sebaiknya dia hati hati, nanti bisa kena ciduk. Sampai sekarang, B masih aktif jadi anggota partai itu, tapi sepertinya sih..enggak bernafsu untuk jabatan, karena memang aku bilang, dia pendiam.
Aku pernah cerita sama B, kalau setiap kali aku lihat "sesuatu", kepala ku suka sakit, terutama antara mata. B memang orang yang penasaran, B bilang, katanya ditengah mata kita, ada mata lagi. Aku marah, karena waktu itu pikirnya "kok seperti mata dajjal sih? ada satu mata ditengah?", kata B, itu cakra, tapi waktu itu..sekali lagi..aku malas bahas bahas kayak begitu.. apaan sih itu?? gak penting. B bilang kalau aku bisa meramal, soalnya waktu SMA memang aku suka jadi reporter iseng dan suka bikin ramalan 2 mingguan majalah atau dinding sekolah. Itu juga kenapa enggak tahu, mengalir aja apa adanya menulis. Kata B, aku bisa jadi orang hebat kalau mata ku yang tengah dimanfaatkan. Tapi lagi lagi..aku malas hahahaha. B bilang, dia akan buktikan kata kataku.. apa sekitar 97-98.. Presiden RI ke 2 ini akan runtuh..dan itu memang yang dia ngarep banget. Aku dan B sekarang gak pernah ketemu lagi.. katanya dia masih di Jakarta, tapi aku pikir, mungkin dia sudah pindah ke medan ikut orangtuanya dan kuliah di sana. B teman yang asik walau suka minta contekan, hahaha.
Impian idealis 2 anak SMA yang gak tahu banyak tentang politik...akhirnya terjadi juga di 21 Mei 1998..
bersambung ke part 3...