This is me....

Selasa, Januari 07, 2014

Tamat Beneath The Snow

”saatnya kita berpisah,” kata Minho. Dia berdiri di hadapan seorang cewek bernama Hana.
Hana termenung saja. Dia hanya melihat wajah Minho,”benarkah.. kita akan berpisah? Apa.. akan bertemu lagi??,”
”aku janji..tidak akan melupakan mu.. kita akan bertemu lagi disini..,” senyum Minho. Dia memegang tangan Hana.
”Salju ini.. akan sama lagi dengan tahun berikutnya,” senyum Hana di depan stasiun, saat kereta menuju kota lain dari Seoul akan berangkat.
”haaahh.. pada akhirnya aku harus bisa menjalankan usaha ayah ku.. padahal sesuatu yang membosankan,” Minho tersenyum
”dan terpaksa pisah denganmu,” lanjutnya lagi
”aku.. menunggu empat tahun.. berharap.. waktu akan semakin cepat,” balas Hana
Kereta sudah membunyikan sinyalnya. Minho pun naik. Dia melambaikan tangannya ke Hana.
Hana berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh. Dia melambaikan tangannya pada Minho
”be happy, Minho.. fighting!,” katanya berteriak, ketika Minho sudah duduk dekat jendela
”I love you, Hana.. please wait for me!,” dia berteriak.. Kereta terus melaju.. Hana sempat mengejarnya
“Forget me... not, Minho!! Aku tunggu disini empat tahun lagi!,” teriak nya sangat kencang..suaranya bergetar walau kencang.. air matanya keluar.. dia menangis..
Minho senyum ketika kereta semakin cepat dan dia tidak lagi melihat Hana yang teriak untuk dia kembali lagi..
Minho menyandarkan kepalanya di kursi kereta.. air matanya mengalir keluar..
”forget me... not, Hana… because you are my truly love,” lalu dia memejamkan matanya mengikuti alur kereta yang sudah melaju kencang..

Waktu cepat berlalu.. setiap musim berganti dalam perpisahan yang nyata..
Salju yang lembut turun… berganti dengan bunga bunga bermekaran.. berganti dengan panas matahari yang membuat semua tertawa.. berganti dengan gugurnya daun daun kekuningan emas.. berganti lagi dengan Salju..
Begitu juga dengan kehidupan manusia.. waktu yang membimbing mereka ke dalam lingkarannya..
Hana senyum. Dia kembali ke stasiun itu.. tepat di waktu yang sama.. ketika dia dan Minho berpisah..
”ah.. kereta Minho jam delapan pagi..,” dia buru buru berlari ke halte bus yang membawanya ke stasiun
”annyeong haseyo.. semangat sekali pagi ini, Nona!,” kata supir bus yang melihat wajah Hana ceria ketika dia membuka pintu bus dan Hana masuk
annyeong haseyo, Samchon.. ,” senyum Hana mengembang,”pagi ini semua akan serasa indah!”, katanya kepada Supir. Lalu dia pun mencari tempat duduk dan ternyata di sebelahnya seorang ibu
”Wajahmu manis sekali.. seperti mau bertemu seorang kekasih di pagi hari .. hari juga cerah,” senyum Ibu itu di sampingnya
gomaseubnida, Imo.. saya menunggu seseorang yang akan tiba dari luar kota,” senyum ramah Hana menyapa ibu itu
Namjachingu?,” tanya ibu itu
Hana senyum malu malu..lalu menjawab iya..
”dengan wajah ceria mu itu.. Namjachingu mu pasti juga akan bahagia,” ujar wanita itu
gomaseubnida, Imo.. terima kasih banyak,”
”ah.. ini.. aku punya bunga yang cantik.. untukmu,” tiba tiba wanita paruh baya itu mengeluarkan sebuah bunga ros putih yang sangat cantik
”untukmu..dan untuk Namja chingu mu,” senyumnya
Hana semakin berbinar,”wah.. benarkah??”
”ini memang sedang musim dingin..salju sudah mulai turun.. tetapi.. aku sempat menanam bunga ros putih ini.. aku pemilik sebuah toko bunga, ” wanita itu tersenyum, dia mengangguk, meminta Hana untuk mengambil bunga yang disodorkannya
Imo baik sekali.. gomaseubnida,” Hana menunduk hormat padanya, lalu menerima bunga putih yang cantik itu
”bunga itu..seperti butiran salju lembut yang turun,” kata wanita itu seperti terkenang
Hana mengangguk,”iya.. dan.. salju yang bisa meluluhkan hati yang rindu dan terluka”
”Bunga ros ini.. bunga kebahagiaan ku.. ketika kami masih bersama,” wanita itu benar benar terkenang
”maaf.. dengan suami??,” tanya Hana, heran
Wanita itu menoleh padanya lalu senyum, mengangguk,”ya.. cinta ku pada dia cinta sejati.. dia teman main ku sejak kecil.. sampai akhirnya dia putuskan menikah dengan ku.. padahal.. dia sempat jadi playboy dan pacaran dengan banyak cewek.. tapi karena aku yakin dia akan berubah.. aku pun rela menunggu”,
”wah.. romantis sekali kisah cinta Imo,” senyum Hana
”itu kenapa.. Imo suka sekali dengan bunga ini.. umm.. aku mengerti,” tambahnya lagi
Lalu suara otomatis bus pun mengingatkan kalau sudah akan tiba di stasiun. Hana turun sebelumnya, dia berterima kasih kepada wanita paruh baya itu
”tetap semangat.. aku yakin, Namjachingu Minho pun itu pasti anak lelaki yang baik,” senyum wanita itu
”baik, Imo.. terima kasih!,” Hana mengangguk yakin lalu dia berjalan menuju pintu.
Gomaseubnida, Samchon!,” katanya turun dari bus dan melambaikan tangan kepada supir bus.

Dia lalu berlari sangat kencang dengan ceria.. tangan kanannya tetap memegang setangkai bunga ros putih yang dia kan berikan pada Minho.. hari itu...
Dia sedikit ngos ngosan lalu masuk stasiun tepat di ruang tunggu...
Dia menoleh sana sini.. dan sabar menunggu...
10 menit.. 20 menit.. 30 menit.. 1 jam.. 2 jam...
Dia duduk dan akhirnya menunduk.. menatap tajam bunga ros putih itu..
”Minho.. akankah pulang hari ini??,” katanya. Semangatnya tiba tiba hilang
Dia melihat luar peron.. salju turun semakin derasnya..
Sampai 3 jam yang ditunggu tidak ada juga..
Sampai ½ hari lagi..  kepala peron melihatnya,”sedang menunggu siapa, Nona??”
Hana buru buru tidak terlihat sedih,”ah.. teman saya, Samchon.. katanya berjanji hari ini akan datang”
”kereta dari??,” tanya kepala peron itu. Lantas Hana menyebutkannya
”oh..sudah sedari tadi.. maaf.. anda telat, Nona,” senyum kepala peron
Hana lalu termenung,”Minho...tidak ingin aku jemput..”, katanya bergumam
Tapi dia tetap mencoba ceria dan bicara pada kepala peron itu,”gomaseubnida, Samchon.. aku akan pulang.. terima kasih!”
Dia pun menuju luar stasiun.. jaket nya di ketatkan.. salju makin deras turun.. dia lalu menengadahkan telapak tangannya ke langit.. wajahnya memerah.. menahan tangis..
”apa.. Minho akan berpisah dengan ku?? Aku menunggu mu di stasiun dalam waktu yang sama, Minho..”, gumamnya.. dia melihat salju di telapak tangannya. Lalu senyum dan tertawa kecil..
”Minho biasanya suka bermain salju dengan ku.. Minho nakal sekali..,” gumamnya sambil masih tersenyum
Lalu dia melihat bunga ros itu yang digenggam dengan tangan kanannya..
”bunga ini.. harusnya untuk Minho..,”
Dia pun tetap berjalan di atas tumpukan lapis lapis salju di kota yang sedang dingin itu...
Lalu.. dia melepaskan genggamannya dari setangkai bunga ros putih itu... dan.. bunga itu pun jatuh diatas tumpukan salju jalan...
Dia menelusuri jalan itu.. sedih.. menunduk.. wajahnya memerah.. lalu menangis...

Seseorang memungut setangkai bunga ros putih itu... berjalan membuntuti Hana..
”PARK HANA.. BUNGA MU TERTINGGAL!! JANGAN PERNAH MEMBUANG BUNGA YANG SUCI, DASAR HANA BODOH!,” teriak cowok itu
Hana kaget.. sepertinya dia mengenal suara itu.. lalu dia menoleh...
”MINHO!!”, katanya teriak, tapi tertegun.. dia melihat Minho dari beberapa meter yang menggenggam bunga ros putih yang dijatuhkannya
”Aku Minho.. kembali untuk Park Hana,” senyum Minho manis. Dia meletakkan koper nya..
Hana lalu berlari menuju Minho.. dia memeluk cowok itu dengan erat..
”aku pikir.. kamu melupakan ku, Minho!,”
Minho memeluknya dengan lembut..,”Bagaimana bisa aku melupakan teman kecil ku yang cengeng, penakut dengan cicak, dan menangis kalau di goda cowok lain?”,
”hehe,” Hana tertawa sambil masih menangis..
”saljunya turun sangat deras,” senyum Minho.. ”nanti kamu kedinginan,” dia pun memakaikan topi nya untuk Hana, yang masih di peluknya
”maaf.. kereta yang ku tumpangi salah waktu.. aku tidak dapat kereta pagi.. dan aku lupa mengabarkan mu.. maaf membuat menunggu, Hana jelek”, Minho bercanda padanya, melepas pelukannya pada Hana dan memakaikan topi yang ditekan ke wajah Hana..
”uh.. Minho selalu begitu!”, keluh Hana
Minho tertawa.. lalu dia menyerahkan bunga ros yang dipegangnya itu,”Ini.. indah sekali.. bunga suci..sama suci nya dengan salju yang begitu putih..yang lembut turun ke muka bumi”
Hana menggenggam bunga itu...”seorang ibu memberikannya untuk kita”, senyumnya
Minho menundukkan dirinya..
Hana tersenyum..
”ayo kita pulang.. aku benar benar kangen main salju dengamu!,” Minho setengah teriak.. dia merangkul Hana yang masih wajahnya merah karena malu..
”hu um,” Hana hanya mengangguk
Minho sepanjang jalan merangkulnya.. tertawa tawa dengan nya...
”ingat ya.. pokoknya jangan nangis kalau nanti aku timpuk dengan salju, hehe,” kata Minho bercanda pada pacarnya itu
Mereka senyum.. berjalan menyusuri tumpukan salju yang dingin.. tangan Minho menggenggam tangan Hana yang sama sekali pergi menjemputnya tanpa sarung tangan di hari yang bersalju itu..
”Minho.. salju ini akan tetap turun dan butirannya lembut,” kata Hana, mereka berjalan lurus saja
Minho mengangguk,”seperti.. dari awal aku suka pada mu.. aku akan berusaha seperti salju.. putih abadi walau ditengah jalan yang beraspal hitam”
Mereka lalu berhenti di depan rumah Minho.. saling berhadapan..
”aku tidak akan pergi lagi meninggalkan Park Hana,” senyum Minho
”ini..,” katanya lagi.. dia mengeluarkan sebuah cincin
”di bawah hujan salju yang lembut.. aku meminta Hana menjadi bagian dari jiwa ku,” lanjutnya
Hana diam.. dia sama sekali tidak menyangka kalau teman mainnya sejak kecil akan menjadi cintanya...
”I love you, Park Hana,” senyum Minho.. dia meyematkan cincin itu di jari manis Hana yang dingin
”Hana saranghae,” lanjutnya
Hana pun memeluk Minho.. salju semakin deras turun.. butir per butir.. putih.. jatuh ke aspal yang hitam...jatuh pula ke badan mereka..walau begitu.. sampai kapanpun..salju yang turun dari langit..tetap berwarna putih..


Tamat