”saatnya kita berpisah,” kata Minho. Dia
berdiri di hadapan seorang cewek bernama Hana.
Hana termenung saja. Dia hanya melihat
wajah Minho,”benarkah.. kita akan berpisah? Apa.. akan bertemu lagi??,”
”aku janji..tidak akan melupakan mu.. kita
akan bertemu lagi disini..,” senyum Minho. Dia memegang tangan Hana.
”Salju ini.. akan sama lagi dengan tahun
berikutnya,” senyum Hana di depan stasiun, saat kereta menuju kota lain dari
Seoul akan berangkat.
”haaahh.. pada akhirnya aku harus bisa
menjalankan usaha ayah ku.. padahal sesuatu yang membosankan,” Minho tersenyum
”dan terpaksa pisah denganmu,” lanjutnya
lagi
Kereta sudah membunyikan sinyalnya. Minho
pun naik. Dia melambaikan
tangannya ke Hana.
Hana berusaha menahan air matanya agar
tidak jatuh. Dia melambaikan tangannya pada Minho
”be
happy, Minho .. fighting!,” katanya berteriak, ketika Minho sudah duduk dekat jendela
”I
love you, Hana.. please wait for me!,” dia berteriak.. Kereta terus melaju..
Hana sempat mengejarnya
“Forget
me... not, Minho !! Aku tunggu disini empat
tahun lagi!,” teriak nya sangat kencang..suaranya bergetar walau kencang.. air
matanya keluar.. dia menangis..
Minho menyandarkan kepalanya di kursi
kereta.. air matanya mengalir keluar..
”forget me... not, Hana… because you are
my truly love,” lalu dia memejamkan matanya mengikuti alur kereta yang sudah
melaju kencang..
Waktu
cepat berlalu.. setiap musim berganti dalam perpisahan yang nyata..
Salju yang lembut turun… berganti dengan
bunga bunga bermekaran.. berganti dengan panas matahari yang membuat semua
tertawa.. berganti dengan gugurnya daun daun kekuningan emas.. berganti lagi
dengan Salju..
Begitu juga dengan kehidupan manusia..
waktu yang membimbing mereka ke dalam lingkarannya..
Hana senyum. Dia kembali ke stasiun itu.. tepat di waktu yang sama.. ketika dia dan
Minho berpisah..
”ah.. kereta Minho jam delapan pagi..,”
dia buru buru berlari ke halte bus yang membawanya ke stasiun
”annyeong
haseyo.. semangat sekali
pagi ini, Nona!,” kata supir bus yang melihat wajah Hana ceria ketika dia
membuka pintu bus dan Hana masuk
”annyeong
haseyo, Samchon.. ,” senyum Hana mengembang,”pagi ini semua akan serasa
indah!”, katanya kepada Supir. Lalu dia pun mencari tempat duduk dan ternyata
di sebelahnya seorang ibu
”Wajahmu manis sekali.. seperti mau
bertemu seorang kekasih di pagi hari .. hari juga cerah,” senyum Ibu itu di
sampingnya
”gomaseubnida,
Imo.. saya menunggu seseorang yang akan tiba dari luar kota,” senyum ramah
Hana menyapa ibu itu
”Namjachingu?,”
tanya ibu itu
Hana senyum malu malu..lalu menjawab iya..
”dengan wajah ceria mu itu.. Namjachingu mu pasti juga akan bahagia,”
ujar wanita itu
”gomaseubnida,
Imo.. terima kasih banyak,”
”ah.. ini.. aku punya bunga yang cantik..
untukmu,” tiba tiba wanita paruh baya itu mengeluarkan sebuah bunga ros putih
yang sangat cantik
”untukmu..dan untuk Namja chingu mu,” senyumnya
Hana semakin berbinar,”wah.. benarkah??”
”ini memang sedang musim dingin..salju
sudah mulai turun.. tetapi.. aku sempat menanam bunga ros putih ini.. aku
pemilik sebuah toko bunga, ” wanita itu tersenyum, dia mengangguk, meminta Hana
untuk mengambil bunga yang disodorkannya
”Imo
baik sekali.. gomaseubnida,” Hana
menunduk hormat padanya, lalu menerima bunga putih yang cantik itu
”bunga itu..seperti butiran salju lembut
yang turun,” kata wanita itu seperti terkenang
Hana mengangguk,”iya.. dan.. salju yang
bisa meluluhkan hati yang rindu dan terluka”
”Bunga ros ini.. bunga kebahagiaan ku..
ketika kami masih bersama,” wanita itu benar benar terkenang
”maaf.. dengan suami??,” tanya Hana, heran
Wanita itu menoleh padanya lalu senyum,
mengangguk,”ya.. cinta ku pada dia cinta sejati.. dia teman main ku sejak kecil.. sampai akhirnya
dia putuskan menikah dengan ku.. padahal.. dia sempat jadi playboy dan pacaran dengan banyak
cewek.. tapi karena aku yakin dia akan berubah.. aku pun rela menunggu”,
”wah.. romantis sekali kisah cinta Imo,”
senyum Hana
”itu kenapa.. Imo suka sekali dengan bunga
ini.. umm.. aku mengerti,”
tambahnya lagi
Lalu suara otomatis bus pun mengingatkan
kalau sudah akan tiba di stasiun. Hana turun sebelumnya, dia berterima kasih
kepada wanita paruh baya itu
”tetap semangat.. aku yakin, Namjachingu Minho pun itu pasti anak
lelaki yang baik,” senyum wanita itu
”baik, Imo..
terima kasih!,” Hana mengangguk yakin lalu dia berjalan menuju pintu.
”Gomaseubnida,
Samchon!,” katanya turun dari bus dan melambaikan tangan kepada supir bus.
Dia lalu berlari sangat kencang dengan
ceria.. tangan kanannya tetap memegang setangkai bunga ros putih yang dia kan
berikan pada Minho.. hari itu...
Dia sedikit ngos ngosan lalu masuk stasiun
tepat di ruang tunggu...
Dia menoleh sana sini.. dan sabar
menunggu...
10 menit.. 20 menit.. 30 menit.. 1 jam.. 2 jam...
Dia duduk dan akhirnya menunduk.. menatap
tajam bunga ros putih itu..
”Minho.. akankah pulang hari ini??,”
katanya. Semangatnya tiba tiba hilang
Dia melihat luar peron.. salju turun
semakin derasnya..
Sampai 3 jam yang ditunggu tidak ada
juga..
Sampai ½ hari lagi.. kepala peron melihatnya,”sedang menunggu
siapa, Nona??”
Hana buru buru tidak terlihat sedih,”ah..
teman saya, Samchon.. katanya berjanji
hari ini akan datang”
”kereta dari??,” tanya kepala peron itu. Lantas
Hana menyebutkannya
”oh..sudah sedari tadi.. maaf.. anda
telat, Nona,” senyum kepala peron
Hana lalu termenung,”Minho...tidak ingin
aku jemput..”, katanya bergumam
Tapi dia tetap mencoba ceria dan bicara
pada kepala peron itu,”gomaseubnida,
Samchon.. aku akan
pulang.. terima kasih!”
Dia pun menuju luar stasiun.. jaket nya di
ketatkan.. salju makin deras turun.. dia lalu menengadahkan telapak tangannya
ke langit.. wajahnya memerah.. menahan tangis..
”apa.. Minho akan berpisah dengan ku?? Aku
menunggu mu di stasiun dalam waktu yang sama, Minho..”, gumamnya.. dia melihat
salju di telapak tangannya. Lalu senyum dan tertawa kecil..
”Minho biasanya suka bermain salju dengan
ku.. Minho nakal sekali..,”
gumamnya sambil masih tersenyum
Lalu dia melihat bunga ros itu yang
digenggam dengan tangan kanannya..
”bunga ini.. harusnya untuk Minho..,”
Dia pun tetap berjalan di atas tumpukan
lapis lapis salju di kota yang sedang dingin itu...
Lalu.. dia melepaskan genggamannya dari
setangkai bunga ros putih itu... dan.. bunga itu pun jatuh diatas tumpukan salju jalan...
Dia menelusuri jalan itu.. sedih..
menunduk.. wajahnya memerah.. lalu menangis...
Seseorang memungut setangkai bunga ros
putih itu... berjalan membuntuti Hana..
”PARK HANA.. BUNGA MU TERTINGGAL!! JANGAN
PERNAH MEMBUANG BUNGA YANG SUCI, DASAR HANA BODOH!,” teriak cowok itu
Hana kaget.. sepertinya dia mengenal suara
itu.. lalu dia menoleh...
”MINHO!!”, katanya teriak, tapi tertegun..
dia melihat Minho dari beberapa meter yang menggenggam bunga ros putih yang
dijatuhkannya
”Aku Minho.. kembali untuk Park Hana,”
senyum Minho manis. Dia meletakkan koper nya..
Hana lalu berlari menuju Minho.. dia
memeluk cowok itu dengan erat..
”aku pikir.. kamu melupakan ku, Minho!,”
Minho memeluknya dengan
lembut..,”Bagaimana bisa aku melupakan teman kecil ku yang cengeng, penakut
dengan cicak, dan menangis kalau di goda cowok lain?”,
”hehe,” Hana tertawa sambil masih
menangis..
”saljunya turun sangat deras,” senyum
Minho.. ”nanti kamu kedinginan,” dia pun memakaikan topi nya untuk Hana, yang
masih di peluknya
”maaf.. kereta yang ku tumpangi salah
waktu.. aku tidak dapat
kereta pagi.. dan aku lupa mengabarkan mu.. maaf membuat menunggu, Hana jelek”,
Minho bercanda padanya, melepas pelukannya pada Hana dan memakaikan topi yang
ditekan ke wajah Hana..
”uh.. Minho selalu begitu!”, keluh Hana
Minho tertawa.. lalu dia menyerahkan bunga
ros yang dipegangnya itu,”Ini.. indah sekali.. bunga suci..sama suci nya dengan
salju yang begitu putih..yang lembut turun ke muka bumi”
Hana menggenggam bunga itu...”seorang ibu
memberikannya untuk kita”, senyumnya
Minho menundukkan dirinya..
Hana tersenyum..
”ayo kita pulang.. aku benar benar kangen
main salju dengamu!,” Minho setengah teriak.. dia merangkul Hana yang masih
wajahnya merah karena malu..
”hu um,” Hana hanya mengangguk
Minho sepanjang jalan merangkulnya..
tertawa tawa dengan nya...
”ingat ya.. pokoknya jangan nangis kalau
nanti aku timpuk dengan salju, hehe,” kata Minho bercanda pada pacarnya itu
Mereka senyum.. berjalan menyusuri
tumpukan salju yang dingin.. tangan Minho menggenggam tangan Hana yang sama sekali pergi menjemputnya
tanpa sarung tangan di hari yang bersalju itu..
”Minho.. salju ini akan tetap turun dan butirannya
lembut,” kata Hana, mereka berjalan lurus saja
Minho mengangguk,”seperti.. dari awal aku
suka pada mu.. aku akan berusaha seperti salju.. putih abadi walau ditengah
jalan yang beraspal hitam”
Mereka lalu berhenti di depan rumah
Minho.. saling berhadapan..
”aku tidak akan pergi lagi meninggalkan
Park Hana,” senyum Minho
”ini..,” katanya lagi.. dia mengeluarkan
sebuah cincin
”di bawah hujan salju yang lembut.. aku
meminta Hana menjadi bagian dari jiwa ku,” lanjutnya
Hana diam.. dia sama sekali tidak menyangka
kalau teman mainnya sejak kecil akan menjadi cintanya...
”I
love you, Park Hana,” senyum Minho .. dia meyematkan cincin itu di jari manis
Hana yang dingin
”Hana saranghae,”
lanjutnya
Hana pun memeluk Minho.. salju semakin
deras turun.. butir per butir.. putih.. jatuh ke aspal yang hitam...jatuh
pula ke badan mereka..walau begitu.. sampai kapanpun..salju yang turun dari
langit..tetap berwarna putih..
Tamat