11 Januari.. aku tidak suka tanggal ini
karena mengingatkanku akan kematian seseorang.. dia begitu indah dimataku
sebagai seorang yang menurutku
sempurna.. sejak 5 tahun berusaha melupakannya, tetapi tidak juga bisa...
Han Tae Young menatap tajam sebuah
pemakaman dengan nama Park Ji Won.
“sudah 5 tahun berlalu, Ji Won.. kamu
masih saja tetap dihatiku,” katanya di depan makam Ji Won. Dia diam saja.. lama
berdoa, dan membayangkan bagaimana indahnya dia dulu bersama Ji won.
Lalu setelah lama dia pun kembali dan naik
bus.
Di dalam bus, disebelahnya ada cowok yang
berdiri juga dengan membawa sesuatu di tangannya, sepertinya pot bunga. Dia
sangat menjaga sekali pot bunga itu agar tidak tersenggol oleh siapapun.
Seorang ibu cerewet yang duduk mengkritiknya,”bukannya
gak boleh bawa bunga atau hewan di dalam bus??”, katanya protest pada cowok
itu.
Cowok itu hanya diam saja, tidak banyak
bicara, lagipula, dia berdiri, tidak duduk.
Tae Young yang disebelahnya tidak mau
ambil pusing. Bus mendadak berhenti mengerem dan tubuh cowok itu bersinggungan
dengan dia
“ciiitttttt,” suara rem bus
Supir pun minta maaf, ternyata ada kucing
menyebrang dan dia harus mengerem mendadak.
Cowok itu berusaha untuk melindungi bunga
nya dengan mengelak dari geseran badan Tae Young.
“Mian
haeyo.. maaf,” katanya singkat.
Tae Young menoleh,”Ji Won??,” dia begitu
heran, wajah cowok itu mirip sekali dengan Ji Won
“Ji Won?? Siapa??,” cowok itu menoleh
kanan kiri. Saat itu kebanyakan yang naik bus kebetulan perempuan, hanya ada beberapa
cowok dan yang terdekat dengan Tae Young berdiri hanya dia.
“ah.. bukan dia,” kata Tae Young dalam
hatinya.
“siapa Ji Won??,” kata cowok itu lagi.
“ah, tidak.. aku minta maaf, salah orang,”
kata Tae young
“maaf ya.. kalau kaktus ku mengganggumu..
kamu tidak kena durinya kan?,” kata cowok itu.
Tae Young menggeleng.
“oo.. jadi.. aku mirip dengan orang yang
namanya Ji Won itu ya?? ,” kata cowok itu lagi, ramah.
Tae Young mengangguk,”tapi maaf, aku salah
orang”
Lalu cowok itu pun turun.. dan dia berjalan
dengan terburu buru. Tanpa dia sadari, dompetnya ternyata jatuh.
Tae Young pun yang sadar melihat dompet
cowok itu jatuh langsung memungutnya dan bilang pada supir minta berhenti,
tetapi tidak bisa, sudah berganti halte. Maka dia pun berhenti di halte
berikutnya dan ngos ngosan berlari ke halte dimana cowok itu tadi turun.
“hosh.. hosh.. dia kemana ya??,” dia
sangat ngos ngosan, kecapekan lari dari satu halte ke halte lain yang jaraknya
cukup jauh.
“aduh.. siapa nama cowok itu ya??,”
katanya masih sambil ½ berdiri.. menekuk punggungnya.. benar benar capek.
Dia pun lalu membuka dompetnya,”Lee
Minho... oh, namanya Lee Minho”
Dia lalu duduk di depan halte itu,”aduh..
dimana cari alamat ini ya?? Kasihan dompetnya jatuh”
Tae Young memang tipe orang yang penolong.
Jika dia memang bisa membantu orang, dia akan bantu.
Dia lalu kembali membuka dompet cowok yang
tertera di ID card nya bernama Lee Minho itu.
“harus ketemu rumahnya dimana.. kasihan
sekali dia..,” Tae Young pun bertanya tanya, dimana alamat cowok itu.
Lalu dia bertanya pada seorang kakek yang
sedang berdiri di pinggir jalan.
“oh.. ini Tuan Besar Lee,” kata kakek
tersebut, ramah
“Tuan Besar Lee?,” Tae Young heran.
“Iya.. pemilik besar peternakan dan
pertanian organik,” kata kakek itu,”rumahnya jalan saja lurus, kamu akan
temukan rumah yang sangat besar.. itu rumahnya”. Tae Young memang tinggal di
daerah pinggiran kota yang masih ada lahan pertanian luas. Dia sendiri kakeknya
seorang pedagang buah dan dia seorang guru SD.
“pemilik besar peternakan dan pertanian
organik?? Ah.. tadi dia hanya naik bus,” pikir Tae Young
“baiklah hal abeoji, gambshabnida,” katanya ramah menunduk hormat pada kakek
itu dan pergi mencari rumah cowok itu.
Dia pun membuka buka dompet itu, dia
tersenyum,”mana? Tidak ada isinya, hanya 50 won,hehe”, katanya dalam hati. Dia
tidak percaya akan apa yang kakek itu katakan, cowok dengan nama Lee Minho itu
dipanggil dengan sebutan Tuan Besar.
Diapun terus berjalan mencari rumah Lee
Minho. Sampai di ujung jalan
“ah.. ini alamatnya,” katanya dalam hati.
Tapi dia heran.. rumah itu benar benar besar.. mirip sekali dengan rumah
tradisional kerajaan korea jaman dulu.
“wah.. besar sekali.. bagaimana aku
masuknya?,” katanya lagi
Dia pun mencoba masuk ke gerbang yang
walau tinggi, hanya ½ saja yang terlihat dari kayu.
Ada penjaga datang menegurnya,”kamu
siapa?”
“Mian
haeyo.. saya ingin mengembalikan ini,” Tae Young memberikan dompet.
“tunggu disini,” kata penjaga itu.
Tak berapa lama, penjaga membuka gerbang
dan menyuruh dia masuk.
Dia menelusuri lorong dimana rumah itu
sangat tradisional korea sekali. Tiang tiangnya diukir dengan ukiran kuno korea
berbentuk naga dan lotus, lalu jenis kayu nya juga kuat dan begitu pula bentuk
atapnya. Sampai mereka pada sebuah ruangan yang besar, dengan arsitektur korea
lama lengkap juga dengan segala asesoris korea lama.
Mendadak ada seorang nenek
memeluknya,”aduh.. Cha Sook.. kamu kemana saja, sayang??”
Tae Young bingung,”Cha Sook?? Maaf kan
saya, hal meoni.. saya bukan Cha
Sook,”
Nenek itu tertawa ringan,”ah.. kamu kemana
saja, anak ku??”
Tae Young berusaha menghormatinya ,”maaf, Hal meoni..saya bukan Cha Sook”
Kemudian, datang seorang cowok yang tadi
di bus. Dia menunduk hormat pada Tae Young,”annyeong
haseyo..,”
Tae Young menunduk hormat, lalu
mempersilahkannya duduk.
“Hal
meoni.. mian haeyo..aku akan bicara dengan dia,” kata Minho ramah, memohon
nenek itu supaya tidak memeluk Tae Young
“Cha Sook sudah pulang, Minho,” kata nenek
itu, dia menangis terharu.
Tae Young bingung. Minho meminta nenek itu
melepaskan Tae young, lalu dia meminta penjaga membawa neneknya ke ruangan
lain.
Minho pun mempersilahkan duduk, sebelumnya
minta maaf atas tingkah neneknya.
“aku..mengembalikan ini..dompetmu jatuh,”
Tae Young memberikan dompetnya Minho
Minho menunduk hormat, “terima kasih..
Nona??”
“Han.. Han Tae Young,” balas dia.
“ah.. Nona Han tae young.. gomaseubnida”, kata Minho,”isinya
tidak seberapa, hanya 50 won..tetapi saya sangat berterima kasih..”
Lalu ternyata, nenek itu datang lagi
dengan membawa seorang ibu setengah baya..
“ini Hye Soon.. Cha Sook sudah kembali”,
kata nenek itu pada perempuan setengah baya yang dipanggil Hye Soon itu.
Perempuan itu tertegun..dia menatap Tae
young,”Cha Sook,”
“Cha sook??,” Tae Young benar benar heran
Minho berdiri dan menunduk hormat,”Maafkan
kami.. anda memang benar benar mirip dengan Cha Sook...isteriku yang sudah
meninggal lama...5 tahun yang lalu,”
Tae Young tanpa sengaja lalu melihat
sebuah foto yang menggantung di dinding.. lukisan foto itu memang benar mirip
wajahnya..
Perempuan yang bernama Hye Soon itu duduk
di depannya,”kamu.. mirip sekali dengan Cha sook..mendiang isteri Minho”
“5 tahun yang lalu...,” kata Minho
Hye soon, ibunya Minho memegang
tangannya,”tangan mu pun hangat seperti tangan dia”
“ah.. maaf Nyonya.. tapi saya bukan Cha
Sook”, balas Tae Young ramah.
“hari ini pun...hari cha sook meninggal,”
kata Hye Soon.
Tae Young jadi ingat tadi.. ,”Ji Won juga
hari ini tepat meninggalnya, 5 tahun yang lalu,” kenangnya.
“Cha sook memang ceroboh.. dia baru bisa
berkendara, lalu nekad ngebut ditengah jalan dan menabrak seorang pria,” kenang
Minho
“pacarku pun.. meninggal.. ditabrak
seseorang.. di jalan bogsung-a dolo”,
kenang Tae Young lagi, meneruskan..,”dia ditabrak ketika baru pulang
mengajar..dengan sepedanya”
Minho kaget.. karena yang ditabrak mendiang
isterinya memang seorang lelaki guru dan juga tertabrak di jalan itu dan juga
bersepeda!.
“mohon maaf.. apakah namanya.. Park Ji
Won??,” Minho benar benar penasaran
“karena.. lelaki yang ditabrak Cha Sook
adalah Park Ji Won..,” lanjutnya lagi
Tae Young shocked.. ternyata dia bertemu
keluarga yang telah menabrak kekasihnya sampai meninggal!
Tae Young berdiri, lalu berteriak,”JADI..
KALIAN YANG TELAH BUNUH KEKASIHKU..! KALIAN PEMBUNUH!!”
Dia lalu berlari menuju lorong dan keluar
rumah itu.. Minho mengejarnya..
“Han tae young.. tunggu!!”, dia berhasil
mengejar dan menangkap tangannya.
“Tunggu..!!!,” kata Minho. Dia lalu
menunduk hormat,”Maafkan Cha sook.. dia memang ceroboh.. tapi kami juga
kehilangan dia.. kami merasa sangat kehilangan.. terutama aku.. suaminya”
Minho menunduk hormat pada Tae
Young..ibunya Minho, Hye soon menghampiri mereka.
“Maafkan menantu ku Cha sook, Nona Han,”
dia menunduk hormat
“ternyata.. aku bertemu dengan keluarga
pembunuh kekasihku,” kata Tae Young, datar, air matanya keluar mengalir di
pipinya.
Dia mengenang bagaimana dia melihat
kekasihnya berlumurah darah tertabrak perempuan ceroboh, dilarikan ke rumah
sakit lalu meninggal selang 1 jam kemudian. Dia ingat bagaimana Ji Won dan
dirinya dua minggu lagi akan menikah dan undangan telah disebarkan.
“Tidak ada yang bisa menggantikan Ji Won..
saat aku dua minggu lagi akan menjadi pengantinnya, Ji Won malah dibunuh
isterimu,” kata Tae Young,air matanya masih mengalir, tanpa dia menangis lagi.
Dia berdiri di hadapan Minho dan Hye Soon, ibunya Minho.
“aku pun sayang dengan Cha sook.. tak
berapa lama mendiang kekasihmu meninggal, Cha Sook pun meninggalkan ku..,”
Minho juga mengenang mendiang isterinya.
“wajahmu.. seperti Cha Sook, menantuku,”
kata Hye soon
Tae Young menoleh pada Minho,”Kenapa?
Kenapa wajahmu benar benar mirip Ji Won?? Kamu membuka luka lama ku
terhadapnya!,”
“Plak!,” Tae Young mendadak menggampar
Minho.
Minho memegang pipinya. Dia sama sekali
tidak marah.
“kamu pikir.. aku tidak merasa sangat
kehilangan isteriku?? Sampai saat inipun.. aku masih seperti merasa..dia ada di
rumah ini,” balas Minho, memegang pipinya
Tae Young terduduk, dia akhirnya menangis,”aku..
tidak bisa melupakan Ji won..huhuhuhu”
“akupun belum bisa melupakan Cha sook,”
Minho ikut berjongkok
“saat tadi tanpa sengaja pot ku menyenggol
badan mu.. rasanya.. aku kembali melihat Cha sook yang sebenarnya,” lanjutnya
Tae Young masih menangis.. Hye soon, ibu
Minho mengelus rambutnya yang dikuncir belakang,”Maafkan Cha Sook, Nona Han”
“isterimu telah membunuh tunanganku.. ,”
Tae Young menutupi wajahnya,”kalian sama sekali tidak bertanggung jawab”
Dia ingat lagi bagaimana tidak ada anggota
keluarga dari orang yang menabrak tunangannya itu. Dia ingat lagi bagaimana
stress dan termenungnya dia mengingat hal itu.
“Ji Won.. ternyata aku bertemu keluarga
yang membunuhmu,” katanya lagi.
Minho lalu mendirikan Tae Young.. dan
memeluknya..
“Maafkan Cha sook.. aku mohon.. maafkan
dia,” kata Minho
Tae Young masih menangis..
“jika kita sama sama mirip.. dan kenangan
kita pun sama.. aku mohon..maafkan lah Cha Sook..,” kata Minho lagi
Tae Young masih menangis.. antara sadar
dan pingsan, dia malah seperti berbisik pada Minho,”Ji Won..”
Dia melihat sosok Ji Won di belakang
punggung Minho, yang sedang tersenyum padanya.
“aku bukan Ji Won.. tapi.. aku minta maaf
atas nama mendiang isteri ku,” kata Minho.
“Ji Won.. jangan pergi,” kata Tae young,
terbata bata masih sambil menangis.
Arwah Ji Won yang dilihatnya tersenyum
pada kekasihnya itu..
Arwah itu seperti berkata,”Aku akan
pergi.. “
“Ji won.. jangan pergi,” Tae Young masih
tertegun.
“Bolehkah.. aku menjadi Ji Won mu yang
kembali hidup??,” tiba tiba Minho berkata itu padanya.. yang masih dalam
pelukannya.
Tae Young melihat arwah Ji won tersenyum..,”hiduplah
bersama dia,” kata Arwah Ji won..
“Ji won.. aku tidak bisa hidup tanpa mu,”
kata Tae young..
“aku harus pergi, Tae young,” arwah Ji won
tersenyum lagi..
“Ji won.. jangan pergi!!,” Tae Young
melepaskan pelukan Minho darinya.. dia seperti menggapai seseorang, tapi tidak
terlihat...
Dia berusaha menggapai tangan arwah Ji Won
yang sedang tersenyum untuknya..
“Ji won.. aku mohon jangan pergi!!,”
katanya berteriak
arwah itu melambaikan tangannya pada tae
young.. lalu hilang pelan pelan..
5 bulan kemudian..
“Tae young.. kamu sepertinya sakit.. dari
tadi pagi muntah muntah terus.. tidur ya, sayang,” Minho mengelus elus
rambutnya Tae Young yang panjang.. dia terbaring di tempat tidurnya, kesakitan
muntah muntah
Dokter pun datang. Minho disuruh keluar
kamar beberapa saat, lalu dipanggil lagi oleh dokter
“apa?? Kamu hamil Tae Young??,” Minho
senang, matanya berbinar binar
Tae Young mengangguk,”ye, Nampyeon”
“iya..
chughahaeyo, Tuan Lee..selamat ya,” balas dokter itu
“ahh... akhirnya.. aku akan punya cucu
juga,”Ibunya Minho, Hye Soon sangat senang. Dia langsung memeluk Tae Young,
menantunya
“ini harus dirayakan, Minho..,” kata
ibunya.
Minho memeluk Tae Young erat.. dia sangat
bahagia..
“11 Januari yang kelabu.. telah ditukar
dengan 11 Januari yang akhirnya membuat aku bisa bahagia.. Ji Won, Maafkan
aku..,” kata Tae Young dalam hatinya, ketika Minho memeluknya dengan penuh
kasih.
Tamat..