This is me....

Minggu, Januari 12, 2014

TAMAT- 11 JANUARI

11 Januari.. aku tidak suka tanggal ini karena mengingatkanku akan kematian seseorang.. dia begitu indah dimataku sebagai seorang yang  menurutku sempurna.. sejak 5 tahun berusaha melupakannya, tetapi tidak juga bisa...
Han Tae Young menatap tajam sebuah pemakaman dengan nama Park Ji Won.
“sudah 5 tahun berlalu, Ji Won.. kamu masih saja tetap dihatiku,” katanya di depan makam Ji Won. Dia diam saja.. lama berdoa, dan membayangkan bagaimana indahnya dia dulu bersama Ji won.
Lalu setelah lama dia pun kembali dan naik bus.
Di dalam bus, disebelahnya ada cowok yang berdiri juga dengan membawa sesuatu di tangannya, sepertinya pot bunga. Dia sangat menjaga sekali pot bunga itu agar tidak tersenggol oleh siapapun.
Seorang ibu cerewet yang duduk mengkritiknya,”bukannya gak boleh bawa bunga atau hewan di dalam bus??”, katanya protest pada cowok itu.
Cowok itu hanya diam saja, tidak banyak bicara, lagipula, dia berdiri, tidak duduk.
Tae Young yang disebelahnya tidak mau ambil pusing. Bus mendadak berhenti mengerem dan tubuh cowok itu bersinggungan dengan dia
“ciiitttttt,” suara rem bus
Supir pun minta maaf, ternyata ada kucing menyebrang dan dia harus mengerem mendadak.
Cowok itu berusaha untuk melindungi bunga nya dengan mengelak dari geseran badan Tae Young.
Mian haeyo.. maaf,” katanya singkat.
Tae Young menoleh,”Ji Won??,” dia begitu heran, wajah cowok itu mirip sekali dengan Ji Won
“Ji Won?? Siapa??,” cowok itu menoleh kanan kiri. Saat itu kebanyakan yang naik bus kebetulan perempuan, hanya ada beberapa cowok dan yang terdekat dengan Tae Young berdiri hanya dia.
“ah.. bukan dia,” kata Tae Young dalam hatinya.
“siapa Ji Won??,” kata cowok itu lagi.
“ah, tidak.. aku minta maaf, salah orang,” kata Tae young
“maaf ya.. kalau kaktus ku mengganggumu.. kamu tidak kena durinya kan?,” kata cowok itu.
Tae Young menggeleng.
“oo.. jadi.. aku mirip dengan orang yang namanya Ji Won itu ya?? ,” kata cowok itu lagi, ramah.
Tae Young mengangguk,”tapi maaf, aku salah orang”

Lalu cowok itu pun turun.. dan dia berjalan dengan terburu buru. Tanpa dia sadari, dompetnya ternyata jatuh.
Tae Young pun yang sadar melihat dompet cowok itu jatuh langsung memungutnya dan bilang pada supir minta berhenti, tetapi tidak bisa, sudah berganti halte. Maka dia pun berhenti di halte berikutnya dan ngos ngosan berlari ke halte dimana cowok itu tadi turun.
“hosh.. hosh.. dia kemana ya??,” dia sangat ngos ngosan, kecapekan lari dari satu halte ke halte lain yang jaraknya cukup jauh.
“aduh.. siapa nama cowok itu ya??,” katanya masih sambil ½ berdiri.. menekuk punggungnya.. benar benar capek.
Dia pun lalu membuka dompetnya,”Lee Minho... oh, namanya Lee Minho”

Dia lalu duduk di depan halte itu,”aduh.. dimana cari alamat ini ya?? Kasihan dompetnya jatuh”
Tae Young memang tipe orang yang penolong. Jika dia memang bisa membantu orang, dia akan bantu.
Dia lalu kembali membuka dompet cowok yang tertera di ID card nya bernama Lee Minho itu.
“harus ketemu rumahnya dimana.. kasihan sekali dia..,” Tae Young pun bertanya tanya, dimana alamat cowok itu.
Lalu dia bertanya pada seorang kakek yang sedang berdiri di pinggir jalan.
“oh.. ini Tuan Besar Lee,” kata kakek tersebut, ramah
“Tuan Besar Lee?,” Tae Young heran.
“Iya.. pemilik besar peternakan dan pertanian organik,” kata kakek itu,”rumahnya jalan saja lurus, kamu akan temukan rumah yang sangat besar.. itu rumahnya”. Tae Young memang tinggal di daerah pinggiran kota yang masih ada lahan pertanian luas. Dia sendiri kakeknya seorang pedagang buah dan dia seorang guru SD.
“pemilik besar peternakan dan pertanian organik?? Ah.. tadi dia hanya naik bus,” pikir Tae Young
“baiklah hal abeoji, gambshabnida,” katanya ramah menunduk hormat pada kakek itu dan pergi mencari rumah cowok itu.
Dia pun membuka buka dompet itu, dia tersenyum,”mana? Tidak ada isinya, hanya 50 won,hehe”, katanya dalam hati. Dia tidak percaya akan apa yang kakek itu katakan, cowok dengan nama Lee Minho itu dipanggil dengan sebutan Tuan Besar.

Diapun terus berjalan mencari rumah Lee Minho. Sampai di ujung jalan
“ah.. ini alamatnya,” katanya dalam hati. Tapi dia heran.. rumah itu benar benar besar.. mirip sekali dengan rumah tradisional kerajaan korea jaman dulu.
“wah.. besar sekali.. bagaimana aku masuknya?,” katanya lagi
Dia pun mencoba masuk ke gerbang yang walau tinggi, hanya ½ saja yang terlihat dari kayu.
Ada penjaga datang menegurnya,”kamu siapa?”
Mian haeyo.. saya ingin mengembalikan ini,” Tae Young memberikan dompet.
“tunggu disini,” kata penjaga itu.
Tak berapa lama, penjaga membuka gerbang dan menyuruh dia masuk.
Dia menelusuri lorong dimana rumah itu sangat tradisional korea sekali. Tiang tiangnya diukir dengan ukiran kuno korea berbentuk naga dan lotus, lalu jenis kayu nya juga kuat dan begitu pula bentuk atapnya. Sampai mereka pada sebuah ruangan yang besar, dengan arsitektur korea lama lengkap juga dengan segala asesoris korea lama.
Mendadak ada seorang nenek memeluknya,”aduh.. Cha Sook.. kamu kemana saja, sayang??”
Tae Young bingung,”Cha Sook?? Maaf kan saya, hal meoni.. saya bukan Cha Sook,”
Nenek itu tertawa ringan,”ah.. kamu kemana saja, anak ku??”
Tae Young berusaha menghormatinya ,”maaf, Hal meoni..saya bukan Cha Sook”

Kemudian, datang seorang cowok yang tadi di bus. Dia menunduk hormat pada Tae Young,”annyeong haseyo..,”
Tae Young menunduk hormat, lalu mempersilahkannya duduk.
Hal meoni.. mian haeyo..aku akan bicara dengan dia,” kata Minho ramah, memohon nenek itu supaya tidak memeluk Tae Young
“Cha Sook sudah pulang, Minho,” kata nenek itu, dia menangis terharu.
Tae Young bingung. Minho meminta nenek itu melepaskan Tae young, lalu dia meminta penjaga membawa neneknya ke ruangan lain.
Minho pun mempersilahkan duduk, sebelumnya minta maaf atas tingkah neneknya.
“aku..mengembalikan ini..dompetmu jatuh,” Tae Young memberikan dompetnya Minho
Minho menunduk hormat, “terima kasih.. Nona??”
“Han.. Han Tae Young,” balas dia.
“ah.. Nona Han tae young.. gomaseubnida”, kata Minho,”isinya tidak seberapa, hanya 50 won..tetapi saya sangat berterima kasih..”
Lalu ternyata, nenek itu datang lagi dengan membawa seorang ibu setengah baya..
“ini Hye Soon.. Cha Sook sudah kembali”, kata nenek itu pada perempuan setengah baya yang dipanggil Hye Soon itu.
Perempuan itu tertegun..dia menatap Tae young,”Cha Sook,”

“Cha sook??,” Tae Young benar benar heran
Minho berdiri dan menunduk hormat,”Maafkan kami.. anda memang benar benar mirip dengan Cha Sook...isteriku yang sudah meninggal lama...5 tahun yang lalu,”
Tae Young tanpa sengaja lalu melihat sebuah foto yang menggantung di dinding.. lukisan foto itu memang benar mirip wajahnya..
Perempuan yang bernama Hye Soon itu duduk di depannya,”kamu.. mirip sekali dengan Cha sook..mendiang isteri Minho”
“5 tahun yang lalu...,” kata Minho
Hye soon, ibunya Minho memegang tangannya,”tangan mu pun hangat seperti tangan dia”
“ah.. maaf Nyonya.. tapi saya bukan Cha Sook”, balas Tae Young ramah.
“hari ini pun...hari cha sook meninggal,” kata Hye Soon.
Tae Young jadi ingat tadi.. ,”Ji Won juga hari ini tepat meninggalnya, 5 tahun yang lalu,” kenangnya.
“Cha sook memang ceroboh.. dia baru bisa berkendara, lalu nekad ngebut ditengah jalan dan menabrak seorang pria,” kenang Minho
“pacarku pun.. meninggal.. ditabrak seseorang.. di jalan bogsung-a dolo”, kenang Tae Young lagi, meneruskan..,”dia ditabrak ketika baru pulang mengajar..dengan sepedanya”
Minho kaget.. karena yang ditabrak mendiang isterinya memang seorang lelaki guru dan juga tertabrak di jalan itu dan juga bersepeda!.
“mohon maaf.. apakah namanya.. Park Ji Won??,” Minho benar benar penasaran
“karena.. lelaki yang ditabrak Cha Sook adalah Park Ji Won..,” lanjutnya lagi

Tae Young shocked.. ternyata dia bertemu keluarga yang telah menabrak kekasihnya sampai meninggal!
Tae Young berdiri, lalu berteriak,”JADI.. KALIAN YANG TELAH BUNUH KEKASIHKU..! KALIAN PEMBUNUH!!”
Dia lalu berlari menuju lorong dan keluar rumah itu.. Minho mengejarnya..
“Han tae young.. tunggu!!”, dia berhasil mengejar dan menangkap tangannya.
“Tunggu..!!!,” kata Minho. Dia lalu menunduk hormat,”Maafkan Cha sook.. dia memang ceroboh.. tapi kami juga kehilangan dia.. kami merasa sangat kehilangan.. terutama aku.. suaminya”
Minho menunduk hormat pada Tae Young..ibunya Minho, Hye soon menghampiri mereka.
“Maafkan menantu ku Cha sook, Nona Han,” dia menunduk hormat
“ternyata.. aku bertemu dengan keluarga pembunuh kekasihku,” kata Tae Young, datar, air matanya keluar mengalir di pipinya.

Dia mengenang bagaimana dia melihat kekasihnya berlumurah darah tertabrak perempuan ceroboh, dilarikan ke rumah sakit lalu meninggal selang 1 jam kemudian. Dia ingat bagaimana Ji Won dan dirinya dua minggu lagi akan menikah dan undangan telah disebarkan.
“Tidak ada yang bisa menggantikan Ji Won.. saat aku dua minggu lagi akan menjadi pengantinnya, Ji Won malah dibunuh isterimu,” kata Tae Young,air matanya masih mengalir, tanpa dia menangis lagi. Dia berdiri di hadapan Minho dan Hye Soon, ibunya Minho.
“aku pun sayang dengan Cha sook.. tak berapa lama mendiang kekasihmu meninggal, Cha Sook pun meninggalkan ku..,” Minho juga mengenang mendiang isterinya.
“wajahmu.. seperti Cha Sook, menantuku,” kata Hye soon
Tae Young menoleh pada Minho,”Kenapa? Kenapa wajahmu benar benar mirip Ji Won?? Kamu membuka luka lama ku terhadapnya!,”
“Plak!,” Tae Young mendadak menggampar Minho.
Minho memegang pipinya. Dia sama sekali tidak marah.
“kamu pikir.. aku tidak merasa sangat kehilangan isteriku?? Sampai saat inipun.. aku masih seperti merasa..dia ada di rumah ini,” balas Minho, memegang pipinya

Tae Young terduduk, dia akhirnya menangis,”aku.. tidak bisa melupakan Ji won..huhuhuhu”
“akupun belum bisa melupakan Cha sook,” Minho ikut berjongkok
“saat tadi tanpa sengaja pot ku menyenggol badan mu.. rasanya.. aku kembali melihat Cha sook yang sebenarnya,” lanjutnya
Tae Young masih menangis.. Hye soon, ibu Minho mengelus rambutnya yang dikuncir belakang,”Maafkan Cha Sook, Nona Han”
“isterimu telah membunuh tunanganku.. ,” Tae Young menutupi wajahnya,”kalian sama sekali tidak bertanggung jawab”
Dia ingat lagi bagaimana tidak ada anggota keluarga dari orang yang menabrak tunangannya itu. Dia ingat lagi bagaimana stress dan termenungnya dia mengingat hal itu.
“Ji Won.. ternyata aku bertemu keluarga yang membunuhmu,” katanya lagi.

Minho lalu mendirikan Tae Young.. dan memeluknya..
“Maafkan Cha sook.. aku mohon.. maafkan dia,” kata Minho
Tae Young masih menangis..
“jika kita sama sama mirip.. dan kenangan kita pun sama.. aku mohon..maafkan lah Cha Sook..,” kata Minho lagi
Tae Young masih menangis.. antara sadar dan pingsan, dia malah seperti berbisik pada Minho,”Ji Won..”
Dia melihat sosok Ji Won di belakang punggung Minho, yang sedang tersenyum padanya.
“aku bukan Ji Won.. tapi.. aku minta maaf atas nama mendiang isteri ku,” kata Minho.
“Ji Won.. jangan pergi,” kata Tae young, terbata bata masih sambil menangis.
Arwah Ji Won yang dilihatnya tersenyum pada kekasihnya itu..
Arwah itu seperti berkata,”Aku akan pergi.. “
“Ji won.. jangan pergi,” Tae Young masih tertegun.
“Bolehkah.. aku menjadi Ji Won mu yang kembali hidup??,” tiba tiba Minho berkata itu padanya.. yang masih dalam pelukannya.
Tae Young melihat arwah Ji won tersenyum..,”hiduplah bersama dia,” kata Arwah Ji won..
“Ji won.. aku tidak bisa hidup tanpa mu,” kata Tae young..
“aku harus pergi, Tae young,” arwah Ji won tersenyum lagi..
“Ji won.. jangan pergi!!,” Tae Young melepaskan pelukan Minho darinya.. dia seperti menggapai seseorang, tapi tidak terlihat...
Dia berusaha menggapai tangan arwah Ji Won yang sedang tersenyum untuknya..
“Ji won.. aku mohon jangan pergi!!,” katanya berteriak
 arwah itu melambaikan tangannya pada tae young.. lalu hilang pelan pelan..

5 bulan kemudian..
“Tae young.. kamu sepertinya sakit.. dari tadi pagi muntah muntah terus.. tidur ya, sayang,” Minho mengelus elus rambutnya Tae Young yang panjang.. dia terbaring di tempat tidurnya, kesakitan muntah muntah
Dokter pun datang. Minho disuruh keluar kamar beberapa saat, lalu dipanggil lagi oleh dokter
“apa?? Kamu hamil Tae Young??,” Minho senang, matanya berbinar binar
Tae Young mengangguk,”ye, Nampyeon
“iya.. chughahaeyo, Tuan Lee..selamat ya,” balas dokter itu
“ahh... akhirnya.. aku akan punya cucu juga,”Ibunya Minho, Hye Soon sangat senang. Dia langsung memeluk Tae Young, menantunya
“ini harus dirayakan, Minho..,” kata ibunya.
Minho memeluk Tae Young erat.. dia sangat bahagia..
“11 Januari yang kelabu.. telah ditukar dengan 11 Januari yang akhirnya membuat aku bisa bahagia.. Ji Won, Maafkan aku..,” kata Tae Young dalam hatinya, ketika Minho memeluknya dengan penuh kasih.


Tamat..