Minho masih sekitar 3 bulan lagi ada di
kyouto. Hubungan dia dengan aiko menjadi renggang karena Hea Jung. Tapi Minho
mencari cara supaya mereka tetap bisa bertemu.
Seminggu dalam rumah sakit, akhirnya aiko
sembuh juga dan dia kembali ke sekolahnya.
Sore setelah pulang, Minho sudah
menunggunya di gerbang sekolah.
”Tidak.. takut ketahuan Hea Jung..tunangan
mu??,” senyum aiko
Minho menggeleng,”lelaki harusnya tidak
takut dengan tunangannya,” dia malah balas senyum.
Aiko bersandar di dinding dekat gerbang
sekolah. Dia masih terlihat payah, tapi harus masuk sekolah karena dia anak
beasiswa, takut prestasinya terganggu.
”aku..punya ini untukmu,” Minho memberikan
sebuah gelang padanya
”gelang??batu hijau?,” senyum aiko
Aiko tersenyum dan dia mengucap terima
kasih.
Mereka jalan di sepanjang trotoar, tanpa
mereka sadari, Hea Jung kembali mengintip mereka.
”uh..ternyata cewek itu belum mati juga.. menyebalkan,”
gerutunya dalam hati
” oppa ternyata cinta sama dia..huh,”
tambahnya
Mereka berjalan dan tertawa tawa.
”sekolahmu..hari ini bagus??,” Minho
senyum padanya.
”Hai..
ii desu.. tanoshikatta (ya,baik..menyenangkan-red),” jawab aiko. Dia senang, walau baru sembuh, sekolahnya
berjalan lancar.
”Minho kun..akan berapa lama lagi di
kyouto ini?,” mereka saling berhadapan
”3 bulan kurang lagi...aku enggak tahu
deh..nanti bagaimana ..apa aku akan disini atau tidak,” Minho menggaruk
kepalanya
”lalu..gelang ini?,” tanya aiko, masih
berdiri berhadapan dengannya.
”untukmu,”senyum Minho lagi
Mereka terus jalan, malah ke toko buku,
lalu jalan jalan sambil makan es krim, duduk di taman.
”ini..hadiahku untuk Minho kun..,” aiko
mengeluarkan buku yang tadi dia beli, sebuah buku cerita tentang supernatural.
Minho menopang dagunya,”memang..kita akan
berpisah lagi ya?”
”masing masing kita..punya kehidupan
sendiri,” balas aiko. Dia menjilat es krimnya.
Minho merebut es krim itu,”aku bagi ya!,”
dan ikutan menjilatnya
”eh...itu es krim ku!,” aiko berusaha
merebut. Minho berdiri dan lari membawa es krim aiko yang sudah dia makan juga
Hea Jung memperhatikan dari jauh, dia
melipat tangannya.
”ah..lihat saja..kamu benar benar harus
berhenti nafas.. mampus kau,
cewek aneh!,” gerutunya lagi
Soujiro menepuk pundak Hea Jung dari
belakang.
”ah, paman!,” katanya kaget.
”maaf..paman tidak bisa bantu..sebab
ayahnya anak itu juga sangat hebat,” kata Soujiro
”jangan khawatir, paman.. dia kalah dengan
ku..tenaganya tidak seberapa,” balas Hea Jung, dia terlalu pede.
”lalu..bagaimana?? mereka sedang asik
pacaran,” tiba tiba hea jung kesal lagi.
Mereka memang masih melihat Minho dan aiko
tertawa tawa saling cerita.
”Minho..itu kan es krim ku!,” dia teriak
teriak karena Minho merebut es krimnya.
Mereka makan satu es krim bersama. Minho
dan aiko senang sekali hari itu, karena aiko sudah sembuh.
”Aiko chan... sebentar..,” kata Minho
senyum,”kemarikan tanganmu”
Aiko memberikan telapak tangannya, Minho
lalu menempelkan telapak tangannya langsung diatas telapak tangan aiko.
”aku..akan selalu bisa menangkap gelombang
mu..walau kamu dalam bahaya sekalipun..jadi..aku akan selalu melindungimu”,
senyum Minho
”seperti dulu lagi,” senyum Aiko.. dia serasa de ja voo dengan kondisi dahulu sebelum mereka bertemu
Minho mengangguk,”dan.. akan ada nenek
sihir mengganggu kita... dia akan memberimu apel dan aku menunggu sampai kamu
bangun lagi dari tidur, hehehe”
”siapa..yang akan jadi nenek sihirnya?,”
aiko tertawa ringan
”Hea Jung, hahahaha,” Minho malah
mentertawakan tunangannya sendiri.
Aiko tertawa kecil,”kamu..tidak boleh
jahat, Minho kun..bagaimanapun..dia itu kan tunanganmu”
”aku tidak suka,” timpal Minho,”sama
sekali dia bukan kriteria ku..terlalu manja dan seperti tidak bisa mengerti
aku”. Dia menopang dagu.
Lalu, Minho menggeser badannya,duduk di
sebelah aiko dan dia menyandarkan kepalanya di bahu aiko.
”jaman dulu..kita seperti ini tidak??
Hehe”, Minho cengengesan
”Minho kun...kapan pertama kali mengingat
peristiwa yang lalu?,” tanya aiko santai. Dia masih membiarkan kepala Minho
bersandar di bahunya
”sejak empat tahun...,”balas Minho
singkat, dia memejamkan matanya
”empat tahun??aku bercerita pada okaasan
ku,kalau aku juga suatu hari akan bertemu Minho kun...dalam usia empat tahun,”
senyum aiko, tanpa menoleh sama sekali.
Minho membuka matanya,”sama dong,” dia
senyum lagi.
”waktu usia empat tahun..aku dimarahi ibu
ku karena meracau akan bertemu seseorang..itu kamu,” kata Minho,senyum
”sama..aku juga dimarahi ...bahkan okaasan
ku membawa ku ke dokter,hihi,” balas aiko
Dia memandang aiko berlama lama.
”kenapa, Minho kun??ada yang salah dengan
ku?,” aiko heran dipandang seperti itu.
Minho menggeser badannya lalu menundukkan
kepalanya.
Hea Jung benar benar panas melihat
pemandangan itu.
”huh... dia seperti itu saja padaku..yang
tunangannya belum pernah..benar benar sialan cewek itu!,” dia benar benar
marah. Dia ingin muncul dari tempat sembunyinya, tapi di cegah soujiro.
”tunggu Minho pergi,”kata lelaki itu.
Hea jung sudah mengepal ngepal tangannya.
Dia kesal melihat pemandangan itu.
”grr,” dia benar benar marah.
”tunggu sampai Minho pergi,” senyum
soujiro
Mereka masih mengobrol, sampai hari sudah
malam.
”Minho kun..besok masih sibuk??,”
Minho mengangguk,”maaf ya..kadang...aku
merasa kurang waktu..saat dulu..dan sekarang pun...rasanya aku masih jauh
denganmu”
”waktu...tempat..semua
bergulir,”lanjutnya. Dia
kembali meletakkan kepalanya di bahu aiko.
”tapi...gelombang kita..masih tetap ada,”
senyum aiko
Minho mengangguk.
”uh...!! mereka mesra banget... Oppa Minho
enggak pernah begitu sama aku!,” hea jung mencak mencak kesal.
”sebentar lagi..mereka juga akan pisah,”
senyum soujiro
Benar saja..
”sudah malam,”Minho berdiri,memegang
tangan aiko supaya berdiri.
Mereka berjalan, mengantarkan aiko pulang.
”sampai disini aja, Minho kun,” senyum
aiko
”aku...ingin antar kamu sampai depan
asrama,” senyum Minho
”nanti...otoosan tahu,” jawab aiko
”ekhem,” tiba tiba ada suara dan jalan
mendekati mereka
”Nakamura san,”Minho menunduk hormat.
”otoosan..kapan kesini?,” Aiko menoleh
pada ayahnya.
Takuya senyum,”daritadi ditunggu ternyata disini
ya?,”
”wah...gawat...Nakamura disini,” kata
soujiro dalam hatinya
”kenapa, paman??kenapa mendadak wajahmu
berubah?,”tanya hea jung
”musuh masa lalu ku datang lagi,” balas
Soujiro
”musuh masa lalu??,” hea jung heran.
”Minho kun..kamu seharusnya pulang, kamu
kan kesini kerja..bukan untuk bermain,” kata Takuya, dia berdiri di depan cowok
itu
Minho menghormat,”saya..mengantarkan anak
nakamura san,” dia basa basi
”ya, terima kasih,” balas Takuya singkat,
tapi tidak ada rasa marah samasekali
”tempat menginapmu...jauh dari sini?,”
lanjutnya
Minho menggeleng,”tidak..hanya beberapa
ratus meter dari sini.. kebetulan dekat”
”mau..makan dulu bersama ku?,”pinta
Takuya.
”ah...otoosan...kita memang belum
makan,”aiko menggayut tangan ayahnya
”kita cari kedai ramen terdekat,” senyum
Takuya.
Minho berjalan disamping Takuya.
”hey..Minho kun... kamu ini..ternyata
hebat juga ya?,” Takuya berjalan lurus, tanpa menoleh pada Minho
”ah..itu kemampuan biasa,” balas Minho,
merendah.
”kalau tidak ada bantuan mu, Minho
kun..mungkin aiko chan sudah sangat lemah,” kata Takuya
”ah...itu biasa, Nakamura san,”balas Minho
lagi, masih merendah.
”ah...Minho kun luar biasa kok,” aiko
menoleh pada Minho yang berselingan dengan tubuh Takuya
”hey...pacaran kalian..bagaimana?,” Takuya
iseng
Minho garuk garuk kepala,”baik baik,
Nakamura san,hehe”
Aiko tidak menjawab.
”yoo.. musume
(anak cewek-red) ku malu malu,hehe,” Takuya menggoda.
”otoosan,” balas Aiko singkat.
Mereka berhenti di kedai ramen dan makan.
Takuya tertawa tawa dengan Minho. Mereka
cerita tentang masalah cowok dan aiko malah kebanyakan diam.
”kalau bicarakan soal Soujiro, nanti
saja..jangan disini,” kata Takuya, pelan.
Minho mengangguk. Mereka pun lalu bicara
tentang musik dan perkembangannya.
Setelah semua selesai, mereka pun berjalan
lagi, kembali kepersimpangan tempat dekat mess aiko tinggal.
”kamu..pisah sampai sini saja ya,” Takuya
menepak pundak Minho
”sampai jumpa besok, aiko chan,” senyum
Minho. Dia melambaikan tangan.
Mereka berpisah. Takuya jalan bersama
anaknya. Minho berbalik arah.
Tetapi.. Takuya malah berbalik arah,
menoleh pada Minho.
”kenapa, otoosan??,” aiko heran.
Takuya tetap membalikkan badannya, melihat
punggung Minho.
”kenapa, otoosan?,” tanya aiko lagi,
heran, kenapa ayahnya memandang pacarnya.
”ada yang tidak beres...sepertinya,”gumam
Takuya
Aiko lalu menghampiri ayahnya,”sepertinya
biasa saja”
Takuya tiba tiba berlari ke arah Minho. Sebelumnya,
dia melindungi dirinya sendiri dengan membaca mantra.
”seettttt,” dia bergerak cepat ke arah
Minho. Lalu menjatuhkan cowok itu.
Minho tersungkur, dia kaget,”ada apa,
nakamura san??”
Takuya menangkap sesuatu, ternyata seperti
pisau kecil,”ini,” dia tunjukkan pada Minho.
Aiko berlari menuju mereka berdua,’ada
apa, otoosan??”
”ada yang mencoba mencelakai Minho kun,”
Takuya menunjukkan pisau kecil itu
”ini beracun,” lanjutnya lagi
Minho jadi panik,”kenapa bisa??”
Takuya melihat jenis pisau,”apakah
mungkin... ini kelakuan soujiro??ini pisau kuno..pisau jaman sebelum Meiji”
”apa?,” Minho kaget dan bingung.
”Soujiro, hehe,” Takuya bergumam,
lalu,”Mundur”
Dia melebarkan tangannya ke depan Minho
dan Aiko
”soujiro??,” Minho bingung
Di depan mereka, ada seorang lelaki yang
tidak terlalu tinggi, mungkin hanya 165cm dengan memakai hakama, baju model
lama. Dialah Soujiro. Di sampingnya ada Hea Jung. Tapi tatapan matanya seperti
kosong.
”Hea Jung!!,” Minho teriak,”Menjauh
darinya! Dia orang jahat!”
Tetapi Hea jung tidak peduli, ternyata,
dia sudah sangat dipengaruhi oleh Soujiro.
”hisashiburi
da, Takuya (lama enggak jumpa-red),” kata Soujiro, senyumnya tipis.
”yo!,”takuya
menaikkan telunjuk dan jari tengahnya, menyapa.
”jangan suka bermain
belakang, daridulu tidak berubah ubah, hehe,” lanjutnya lagi. Takuya melempar
pisau kecil itu ke tanah, tepat di depan Soujiro.
”punya mu,” katanya.
Minho buru buru
memblokir pikirannya. Aiko terlambat. Soujiro sudah terlebih dulu melihat
matanya.
Minho memegang tangan
aiko, tatapan mata aiko langsung kosong.
Minho mengeluarkan
sinar biru nya, untuk membantu pacarnya itu menolak energy yang dipancarkan
Soujiro.
”oh..masih kecil
sudah berani melawan,” kata Soujiro datar.
”Brengsek kamu,
Soujiro! Kamu sudah menggunakan Hea Jung.. tunanganku!,” teriak Minho sambil
menunjuk pada Soujiro.
Soujiro langsung
menyerang Takuya tanpa basa basi lagi.
Takuya menyuruh Minho
mundur,”tolong jaga anakku”
Minho mengangguk, dia
masih tetap memegang tangan aiko sambil mengalirkan energinya.
Tangan soujiro
berubah menjadi seperti sebuah tangan monster. Takuya santai saja.
”Masih... dengan
jurus lama??,” senyum Takuya, mengejeknya
”tak terasa ya...
semenjak kamu menghilang dari Tokugawa,” kata soujiro
”aku..tidak berminat
untuk kembali ke jaman lama.. Tokugawa atau Meiji sekalipun.. semuanya sama,”
balas Takuya.
”tetapi..Kamu lah
yang telah menghabisi keluarga ku...karena kamu berpihak pada Meiji,” soujiro
benar benar ingat dan mengenang peristiwa bagaimana keluarganya dibantai oleh
teman teman Takuya dari ketentaraan, padahal dia tidak ingin sama sekali
keluarganya habis, bahkan tidak ada yang tersisa. Soujiro sangat bersedih kala
itu. Dia mengira, Takuya lah yang membunuh keluarganya, padahal pasukan yang
lain, yang kebetulan satu garis komando dengan takuya.
”bukan aku yang
membunuh mereka,” kata Takuya.
”tetap saja.. mereka
dibawah mu!,” Teriak Soujiro.
Soujiro langsung
mengangkat tangannya.. tiba tiba Hea Jung juga mengangkat tangannya.
”dia gunakan anak
perempuan ini supaya ada yang bantu dia untuk menyerang!,” kata Hati Takuya
”Mundur, Minho kun!,”
teriak Takuya
Hea Jung langsung
menggunakan tenaga telekinetiknya. Dia mengangkat tangannya tinggi tinggi dan
beberapa benda disekitarnya langsung bergerak, bergetar.
”Hea Jung..sadar!
kamu telah dipengaruhi oleh orang itu!,” teriak Minho
Tapi, Hea Jung malah
tertawa keras.
”hahahaha! Minho.. kamu benar benar cowok tidak tahu
diri!,” katanya, matanya tiba tiba merah
”God.. she’s possessed,” kata Minho .
Hea Jung memang jadi kesurupan
“tetap disini, Aiko..jangan
pergi..dia mengincarmu..bukan aku,” kata Minho lagi. Dia menggenggam erat
tangan aiko
Aiko sudah mulai
panic. Dia sadar, sudah lepas
dari pengaruh Soujiro
” otoosan..hati
hati!!,” teriaknya
Soujiro dan Takuya
terkesan tidak bertarung, mereka diam. Ternyata, mereka bertarung dalam alam
pikiran mereka.
”Soujiro..aku sama
sekali tidak ingin kita bertarung..lupakan dendam lama ini,”kata Takuya dalam
dunia pikiran mereka
Soujiro malah senyum
dingin,”aku..sudah lama menantikan ini, Takuya.. lama sekali kita tidak
bertemu..anggap saja.. ini pertemuan kita terakhir”
”aku..sama sekali
tidak menginginkannya, awal atau akhir sekalipun,” balas Takuya
Mereka saling
megeluarkan energi yang bisa menghabiskan energi dalam tubuh lawan. Saling
membuat tameng/perisai yang tinggi.
Sementara, Minho
bukanlah X DNA dengan telekinetik dan dia harus berhadapan dengan Hea Jung yang
berkemampuan telekinetik.
”Stop Hea Jung!! STOP!,” Minho
berteriak. Aiko yang sudah sadar
berusaha menahan benda benda yang dilemparkan Hea Jung
”Mou yamete, Hea Jung! Aku yang salah..bukan Minho kun!,” teriak
aiko..berusaha menahan tenaga cewek itu
Minho menggunakan
energi nya...dari telapak tangannya tiba tiba keluar pusaran angin.
Dia lalu menepis
tangan aiko supaya tidak usah menahan tenaga telekinetik Hea Jung
”mundur, Aiko
chan..ini bagianku,”kata Minho datar
Hea Jung malah
tertawa tawa.dia semakin asik menerbangkan benda benda yang dekat dengannya, ke
Minho dan Aiko
Minho lalu membentuk
formasi dengan memutar tangannya. Benda benda yang Hea Jung lemparkan lalu
berada diputaran tangannya dan.. semua dikembalikan lagi pada cewek itu!
Hea Jung berteriak
karena kepalanya tertimpuk batu yang cukup besar
”aduh!!,” dia
berteriak kesakitan. Minho menghentikan perlawanannya.
”sudahlah, Hea Jung..
aku tidak marah sama kamu...tapi tolong jangan ganggu pacarku...kita putus saja
tunangan ini, Hea Jung,” kata Minho
”perempuan itu bukan
pacarmu..aku yang berhak jadi tunanganmu,Oppa!,” teriak Hea Jung.. wajahnya
merah.. dia sangat marah..
Minho membaca mantera
dan..dia melindungi dirinya sendiri dengan sinar biru bulat..
Lalu dia memeluk aiko
dengan sinar biru itu...
”Hea
jung..berhenti!,” Minho berteriak pada tunangannya itu.
Hea jung tetap saja
menyerang mereka berdua..
Minho semakin kuat
melindungi aiko yang dia peluk, dengan sinar birunya...
Walau banyak benda
yang melayang menyerang mereka dan aiko sangat takut sekali, tetapi selaput
biru Minho bisa melindungi mereka.
Minho sama sekali
tidak menyerang, dia hanya membela dirinya dari banyak serbuan lemparan barang
barang dan energy dari Hea Jung yang sudah marah.
”Terus lempar, Hea
Jung! Aku benar benar membencimu!,” teriak Minho.
Dia hanya membela
dirinya supaya tidak terluka
Sementara itu, Takuya
dan Soujiro masih berperang dalam dunia pikiran.
Mereka masing masing
mengeluarkan senjata nya, saling beradu pedang panjang (katana).
Dentingan dentingan
pedang tidak terdengar memang dalam dunia nyata. Tapi mereka berperang dalam
pikiran, dunia matrix.
”ciiiiiiitttt..........trang!
trang!,” kedua katana saling beradu
Soujiro tertawa
tawa,”hahahahaha..ternyata kamu masih hebat sekali, nakamura san!”
Dia lalu menendang
Takuya sambil tetap menyerang dengan pedangnya, Takuya mengelak.
”uh,” dia hampir saja
jatuh kena tendangan Soujiro.
Takuya pun mundur,
lalu mengeluarkan jurusnya yang lain.
Dia membaca mantra,
lalu keluarlah sinar dari katana nya.
”oo... masih jurus
lama,” kata Soujiro, dingin.
Soujiro pun juga
membaca mantranya dan pedangnya pun berubah menjadi panas dan berapi.
Mereka kemudian
saling serang lagi.
Minho masih tetap
bertahan, selaput perlindungan dirinya makin besar dan lebar.
”Hentikan, Hea Jung..
atau kamu akan celaka! Hentikan!,”
Minho masih berteriak teriak.
”Minho kun...yang dia
mau itu aku.. jadi.. lepaskan aku!,” aiko teriak padanya, minta dilepaskan
”jangan bodoh..
energy lemparannya besar.. kamu
sama sekali tidak bisa menandinginya!,” teriak Minho, sambil masih memeluknya.
Minho lalu berdiri
tegak..
”Hea Jung! Sekali lagi aku katakan.. tolong hentikan!,” teriak Minho. Aiko
berada di belakangnya.
Hea Jung malah
tertawa tawa.
”hahahahaha.. ternyata... kamu juga sama saja dengan cewek
sialan itu, Oppa!,”
”enggak, Hea Jung! Kamu salah faham.. aku memang tidak suka dengan kamu.. tapi aku
enggak benci sama kamu!,” teriak Minho lagi
Hea Jung melempar
besi yang tajam ke mereka. Minho sigap meninggikan pelindungnya. Besi itu pun
terlempar.
”Hea Jung...
hentikan.. kamu akan celaka
sendiri!,” teriak Minho. Dia
tidak bisa lagi mengontrol energy nya yang semakin besar.
Hea Jung makin melawan. Dia mengeluarkan energy nya.. mencoba melempar Minho dan aiko.
’hea jung! Kalau kamu ingin aku.. hentikan.. jangan
celakai Minho kun!,” teriak aiko
”kalian sama saja!,”
teriak Hea jung. Dia berkali kali mengeluarkan energinya.
Minho dan aiko lalu
jatuh, karena tenaga nya Hea jung memang sangat besar.
Mereka mundur sampai
jatuh.
Minho buru buru
bangun untuk menahan energi Hea Jung yang berusaha melemparkan energinya yang
makin membesar.
Hea Jung mendekati
Minho dan aiko..dia ingin mengangkat aiko dan menjatuhkannya.
Minho buru buru
menarik tangan aiko yang mulai diangkat tinggi tinggi oleh Hea Jung, tanpa
menyentuhnya sama sekali.
Dari tubuh Minho
masih keluar energi yang berwana biru.
”aku mohon, Hea
jung..ini demi kebaikanmu sendiri,” kata Minho. Dia lalu melepaskan tangannya
dari aiko dan malah memeluk Hea jung.
Hea Jung masih sangat
marah. Energi nya panas, merah, berapi.
Aiko terlempar. Dia
terjatuh.
Minho memeluk Hea
jung berusaha menyembuhkan nya.
”sadar, hea jung!,”
teriak Minho
Energi Minho dan Hea
jung beradu. Minho mengalirkan energinya supaya Hea Jung tidak lagi menyerang
aiko dan dirinya.
Hea jung masih
mengeluarkan terus energinya.
Aiko berteriak,”Hea
jung..tolong.. Minho sudah sangat lelah”
Minho memang benar
benar telah lelah, dia sudah mulai kehabisan tenaga.
Hea Jung masih terus
marah. Dia lalu melempar Minho.
”uh!!,” Minho
mengeluh kesakitan. Dia tetap
bangun lagi cepat cepat dan memeluk Hea Jung.
Minho lalu
mengeluarkan energinya yang sudah benar benar terkuras.
Hea Jung masih
memberontak, dia lalu melempar Minho lagi.
Minho pun terseret
mundur dan terjatuh untuk kedua kalinya.
Aiko lalu berusaha
melawan Hea Jung. Mereka saling beradu energi untuk saling menjatuhkan satu
sama lain.
”hentikan, Hea Jung..
kita bisa mati!”, teriak Aiko.
”kamu yang akan mati,
hahahaha!,”balas Hea jung. Dia mengeluarkan lagi tenaga nya yang paling kuat.
Mengangkat aiko dan Minho sama sama.
”Mati saja kalian!
Hahahaha,” Hea Jung tertawa tawa keras.
Minho lalu berusaha
berontak. Lehernya yang
merasa tercekik berusaha dia legakan sendiri. Hea Jung kalah energi. Minho
terlepas dari energi telekinetiknya Hea Jung. Dia jatuh.
”aku bosan, Hea
jung!,” teriak Minho.
Lalu Minho membuat
formasi pada tangannya, seperti menghimpun energi dari telapak tangannya, dan
dia dorong telapak tangannya itu.
”Makan ini, Hea
Jung!,” dia kesal sekali.
Sebuah bola energi
yang besar terlempar dari tangan Minho, menyerang Hea Jung
”sreeeeeeeeeekkk!!!,”
hea jung terlempar,”brukkkk!!”
Minho lalu jatuh terduduk.
Dia lelah.
Aiko bukan menjauhi
cewek itu yang sudah dilempar Minho dengan tenaganya, tapi malah menghampiri.
Hea Jung
tertelungkup.
”Hea jung...
kamu..baik baik saja kan??,” tanya aiko. Dia melihat hea jung muntah darah akibat serangan Minho.
Minho berusaha
bangun, lalu dia menghampiri mereka berdua.
”Minho kun...tolong
dia.. dia luka!,” teriak aiko pada Minho
Tapi Minho malah diam
saja, berdiri di depan mereka berdua.
”Minho kun...tolong
dia,” pinta Aiko lagi.
Hea jung batuk batuk darah. Dia memegang mulutnya.
“Oppa
Minho…sakit…tolong aku,” katanya lirih.
Aiko malah sibuk
mengelus elus punggung Hea Jung.
”bertahanlah, Hea
Jung..,” katanya
”Minho kun..tolong
dia,” lanjut aiko lagi
Hea jung makin muntah
darah, semakin banyak. Minho
malah melihat lihat saja.
”Oppa.. aku ..minta
maaf..,” kata hea jung, dia menangis,”tolong aku..uhuk..uhuk”,batuknya terus
mengeluarkan darah dan muntah darah.
”Minho kun..aku
mohon..tolong dia,” Aiko malah memeluk kaki Minho,”dia bisa mati kalau begini
terus”
”biar,” balas Minho
singkat, masih berdiri
Hea jung muntah darah
terus...akhirnya, dia pun ambruk.
”Hea jung!! Bangun!!,” aiko menggucang guncang tubuh Hea jung.
Hea jung diam saja..Minho masih
tetap berdiri, memandangnya.
Sementara aiko
mengguncang tubuh hea jung dan meminta Minho menolong tunangannya itu.
Bersambung ke part 10...