This is me....

Rabu, Januari 29, 2014

Pernikahan ½ (Part 2: Asik..kita pacaran!)

”akhirnya.. aku bisa deeto juga dengan Aiko chan, hehe,” Minho senang sekali kalau keinginan nya tercapai. Dia senyum senyum pada Aiko yang duduk di depannya.
”apa..Minho kun tidak sibuk sama sekali dengan kuliahnya?,” tanya Aiko ramah
Minho masih senyum senyum,”enggak juga.. kan masih awal nih... enggak tahu nanti,”
”berapa lama sih..kita enggak ketemuan??,” tanya Minho lagi
Aiko menatap Minho walau enggak terlalu dalam,”ung.. rasanya.. satu bulan ya?? Enggak terasa.. aku, Minho kun, Makoto kun dan Ken kun..sudah satu bulan lebih berteman”
Minho mengangguk,”iya, hahaha.. waktu cepat banget berlalu ya??”
Aiko mengangguk.
”Kuliah mu.. bagaimana?? Bagus kan??,” tanya Minho pada Aiko
”ee.. ii desu..yokatta..demo ne.. hontou ni isogashii (syukurlah..tapi sibuk banget sih-red),” jawab Aiko.
yokatta ne.. subete ga daijyoubu da (syukurlah..semua baik baik aja-red),” balas Minho
”umm.. nonton yuk?,” Minho senyum manis di hadapan cewek incerannya.
“nonton?? Apa..sebentar lagi bukannya mau dimulai?,” Aiko bingung, mana bisa nonton sesingkat itu
Minho berdiri, lalu dia menarik tangan Aiko,”ayo..nanti enggak cukup waktunya.. kita lari, hehe”
Minho dan Aiko keluar dari kafe lalu berjalan cepat menuju Cineplex.
Tanpa disadari, sedari tadi tangan Minho menggenggam tangan Aiko.
”tunggu.. Minho kun jalannya cepat sekali.. mentang mentang tinggi,” Aiko ngos ngosan mengimbangi jalannya.. dia benar benar jalan di belakang Minho.
Minho malah menoleh dan tertawa,”enggak perlu.. aku gendong kan?? Hehehe”
”eh??,” tanya Aiko singkat
Minho menjulurkan lidahnya, meledek,”ayo cepat ah.. 10 menit lagi loh”, mereka masih berjalan menaiki eskalator untuk ke cineplex.

”nah.. mau pilih film apa, Aiko chan?,” Mereka berdua melihat papan jadual film
”horror, thriller, romantis, atau anime? Itu sih... film kuliah ku, hehe,” Minho iseng banget.
”aku takut film horror,”balas Aiko
”oh,” kata Minho singkat,”kalau gitu.. romantis saja??,”
anata shidai, Minho kun (terserah kamu-red),” balas Aiko, suaranya pelan, masih ngos ngosan karena berjalan cepat.
Nani? Kimi no koe ga..kikoenai (apa? Gak kedengeran suaramu-red),” Minho malah menundukkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya ke Aiko.
Wajah Aiko langsung merah didekati seperti itu,”terserah Minho kun..kita akan menonton apa,”
”ya.. baiklah,” senyum Minho manis, wajahnya masih di depan wajah Aiko.
Aiko langsung agak menjauhkan wajahnya dari Minho.
Minho cuek saja, dia lalu pergi pesan tiket.

Dia lalu datang dengan bawa dua tiket.
”lalu.. beli popcorn dan minuman!,” katanya semangat, membawa satu bungkus besar popcorn dan dua minuman.
”ee..iya,” balas Aiko singkat
”loh.. kamu kenapa?? Kok merah sih?? Kamu sakit?,” wajah Minho jadi agak berubah sedikit panik dan dekat dekat lagi pada wajahnya Aiko.
”enggak.. daijyoubu desu (aku baik-red)..,” balas Aiko dengan panik juga
Minho malah mendadak menaruh telapak tangannya di dahi Aiko lalu dia tempelkan telapak tangannya di dahinya,”ah..iya..enggak panas kok..”
”kita..nonton ini ya?,” Minho menunjukkan dua tiket.. ternyata film thriler horror
”aduh..film horror,” Aiko enggak terlalu suka, tapi dia simpan dalam hatinya.
”kalau kamu takut, teriak saja ya, hehehe,” lanjut Minho lagi
”ini.. pegang,” dia lalu menyuruh Aiko pegang popcorn dan minumannya. Lalu dia pun menggandeng tangan cewek itu lagi dan mengajaknya masuk teater.

Film ”call” merupakan film thriller horror yang berkisah tentang seseorang yang meneror orang melalui telepon lalu membunuh orang itu pelan pelan sesuai dengan cerita yang awalnya diinginkan oleh mereka sendiri. Akibat jebakan cerita itu.. mereka akan dibunuh sesuai dengan alur cerita yang mereka buat sendiri.
”kamu sendiri yang minta dibunuh supaya dicincang, bukan?? jadi.. rasakan sayatan sayatan pisau jagal ini, hahahaha,” kata sang pembunuh dalam film yang sedang diputar itu.
Cewek cewek yang menonton pada teriak melihat adegan pembunuhan sadis itu.
”awww!! Minho kun.. aku takut!!,” Aiko berteriak dan spontan dia malah memeluk Minho
”enggak kok..enggak apa.. kan Cuma film, Aiko chan, hehehe,” Minho enggak menapik pelukan Aiko padanya, modus banget.. (modus banget ya.. si Minho ini? Hahahaha-red!).
”gak mau lihat.. aku takut,” wajah Aiko bersembunyi di dada Minho.
”hiii..ternyata dia penakut, hehehe,” kata Minho dalam hatinya. Dia malah kesenengan sendiri.
Minho malah mengelus elus rambut Aiko,”eh..gak seseram yang kamu bayangkan kok..Aiko chan”
”enggak ah.. aku takut.. nanti mimpi nya itu lagi,” Aiko masih benar benar ketakutan.
”iya deh.. iya.. gak usah ditonton,sembunyi aja, hehe,” balas Minho. Asli..dia modus banget pada cewek incerannya itu.
Sampai film selesaipun, Aiko masih sembunyi di pelukan Minho.

”filmnya..sudah selesai loh.. Aiko chan,” kata Minho. Film sudah selesai dan sedang ditampilkan OST serta tokoh tokohnya. Para penonton sudah mulai keluar ruangan.
Minho agak heran,”loh..kok diam ya??,” katanya dalam hati
Minho lalu melepas pelukan Aiko.
”wah..ternyata dia tertidur, hehe,” kata Minho
”Aiko chan..bangun..,” Minho berusaha membangunkannya,”filmnya sudah selesai loh”
Minho mengguncang tubuh cewek itu, akhirnya bangun juga.
Aiko mengucek kucek matanya.
”sudah selesai loh.. filmnya,” senyum Minho,”pulang yuk?”

Aiko mencoba berdiri. Lalu mereka keluar dari cineplex itu.
”enggak nonton deh..padahal..filmnya enggak seram banget kok,” senyum Minho ketika mereka jalan pulang.
”tapi..aku takut banget, Minho kun,”jawab Aiko datar.
Minho masih senyum,”padahal..kalau di kedokteran..bukannya biasa berurusan dengan mayat ya?”
”iya sih..tapi kan..enggak pakai pembunuhan seperti itu..kalaupun ada korban pembunuhan dan di autopsi..enggak seperti itu..kita kan enggak lihat cara bunuhnya,” Aiko mencoba membela dirinya kalau dia masih ketakutan.
”iya deh.. hehe,” Minho Cuma cengar cengir saja, cewek incerannya kelihatannya manja.
”ne.. Aiko chan,” tiba tiba dia berhenti, lalu berdiri berhadapan dengan Aiko yang juga berhenti
”ya? Nan desu ka?(ada apa-red),” Aiko  menatapnya dengan menengadahkan kepalanya pada Minho
rettsu kyuuai?? (kita pacaran yuk-red).. Aiko chan ga suki atte, hehe,” Minho cengengesan
Aiko malah masih menatap Minho. Dia menengadahkan kepalanya pada cowok itu.
Lalu,”aku..harus berfikir lagi, Minho kun,” katanya santai
Minho senyum tapi sambil masih cengengesan,”tapi..enggak di tolak kan??”
Aiko masih melihat wajahnya.
”ah..iya sudah..enggak apa kalau mau berfikir.. eh tapi.. jangan pacaran dengan Ichi kun dulu ya?,” Minho garuk garuk kepala.
”enggak,” balas Aiko singkat. Masih memandang wajah Minho.

”sepertinya.. hari mau hujan loh,” kata Minho. Memang sudah rintik rintik.
”aku..bawa payung,”senyum Aiko
”kost kita masih jauh loh,” balas Minho. Dia membantu mengembangkan payung dan membaginya dengan Aiko
”aku saja yang pegang ya,” senyum Minho padanya
Mereka jalan, hujan semakin deras.
”kita teduh saja.. disana.. kita lari yuk,” kata Minho
Mereka lalu berlari menuju sebuah rumah kecil di pinggiran jalan.
”ini...rumah??,” Minho menoleh ke dalamnya, sedikit mengintip
”kosong,” katanya lagi
”dingin sekali,” balas Aiko. Dia sudah mulai menggigil.
”masuk saja yuk... nanti kamu sakit loh.. baju mu sudah mulai basah,” kata Minho. Dia menutup payung, lalu membuka pintu rumah tua itu pelan pelan.
”menyeramkan, Minho kun.. aku takut,” Aiko memegang tangan Minho
Minho senyum padanya,”enggak apa.. yuk kita masuk”

Mereka melihat rumah itu memang kecil, sederhana.. sama sekali hampir tidak ada perabot, hanya ada lemari kecil dan seperti tatami (tikar jepang).
ojama shimasu (permisi-red),” kata Minho
”menyeramkan, Minho kun..aku takut,” kata Aiko. Dia sembunyi di belakang Minho.
”tidak ada orang,” bisik Minho.
Mereka lalu masuk. Minho masuk duluan, dia mengecek sampai ruangan dalam.
”kecil sekali..enggak ada orang..sepertinya ini rumah yang ditinggalkan deh,” kata Minho pada Aiko.
Aiko malah gemetaran,”ini..bukan rumah hantu kan??”, dia masih jalan di belakang Minho.
”enggak..enggak ada hantu, Aiko chan,”senyum Minho. Dia memegang tangan Aiko.
Mereka lalu duduk di atas tatami.
Minho lalu berdiri dan memandang jendela,”masih hujan deras banget loh.. bingung, bagaimana mau pulangnya??”
Terlihat oleh mereka, hujan titiknya sampai membasahi jendela, deras sekali.
Aiko lalu menghampiri Minho yang berdiri dekat jendela.
”aduh..gimana pulangnya?,” tanya Aiko
Minho senyum,”nanti saja..kalau sudah benar benar berhenti..kamu bisa kedinginan loh,”
 Aiko lalu bersandar di jendela, dia bingung.

”kenapa sih? Banyak tugas?,” tanya Minho
Cewek itu menggeleng,”enggak..aku..masih takut”
Minho malah ikutan bersandar di dinding, dekat Aiko.
”enggak usah takut.. kan ada aku.. aku lindungi Aiko chan kalau ada apa apa,”katanya sambil senyum
Lalu dia menoleh pada Aiko,”eh..kamu..kedingingan ya, Aiko chan??,”
Rumah itu agak gelap.. lalu Minho pergi ke ruangan yang agak dalam, dia mencoba mencari lampu.
”klik,” saklar dibunyikan
”eh..masih ada listriknya,”senyum Minho.
”wah..dia kedinginan,” Minho melihat Aiko yang sudah mulai menggigil. Lalu dia menghampirinya.
”kedinginan ya? Nanti kamu sakit loh, Aiko chan,” Minho malah memeluknya.
”kalau di dekat jendela, malah makin dingin loh,” Minho malah menggeser badannya ke tengah ruangan.
Lalu dia melebarkan tatami,”duduk disini saja ya,” katanya pada Aiko
Lalu mereka duduk dan bersandar di dinding lain.
”sudah malam banget.. hujannya makin deras..enggak bisa pulang,” senyum Minho, dia berusaha menghibur Aiko yang kedinginan.
Minho lalu melepas kardigannya,”ini.. pakai ya,” dia pakaikan ke cewek itu
”terima kasih, Minho kun...brrr,” Aiko menggigil kedinginan.

Minho lalu merangkulnya,”pasti.. berhenti kok nanti.. tatami nya.. buat kamu aja ya?”
Minho melepas rangkulannya, malah menggulung tatami (kasur jepang-red) bagian dia duduk lalu malah memakaikan nya ke Aiko
”nanti kamu sakit.. jadi..harus hangat ya,” senyum Minho lagi
”Minho kun.. lalu bagaimana?? Tidak pakai cardigan, tatami nya??,” Aiko menggigil, bibirnya gemetaran. Minho menggulung tatami untuk menyelimuti tubuhnya.
Minho senyum lagi,”bu dokter enggak boleh sakit.. nanti enggak bisa tolong orang loh..gimana??”
Dia memeluk Aiko yang masih kedinginan, dengan lembut.
Lalu memegang tangan Aiko yang dingin sekali.
Aiko menekuk kakinya yang dibungkus dengan tatami oleh Minho.
Minho memeluknya dari samping. Dia merasakan tubuh cewek itu yang menggigil kedinginan.
Hujan di luar semakin deras.
”brr,” suara menggigil Aiko. Minho sedikit panik, tapi dia sembunyikan.
Dia tetap memeluk cewek itu dari samping, menyandarkan kepala Aiko ke bahunya.
”lama lama..dia bisa sakit parah juga nih,” kata Minho dalam hatinya.
Minho malah jadi panik,”aduh..diapain ya??”
Lalu dia mengelus elus rambut Aiko yang basah kena hujan tadi karena terlalu deras walau memakai payung.
”kamu demam ya??,” keluh Minho
Aiko mengangguk sambil menggigil.
”padahal..sudah diselimuti tatami ya??,” tambah Minho lagi. Dia sibuk cari akal..gimana caranya cewek itu enggak kedinginan.

Dia berfikir keras.. mau apa..lalu..
”Aiko chan.. maaf ya??,” kata Minho datar.
Lalu dia berjongkok tepat di depan Aiko. Dia menempelkan kedua telapak tangannya di dinding.
”umm,” Minho mencium Aiko pelan pelan.
”min..ho.. kun,” jawab cewek itu.. masih dalam keadaan menggigil.
Minho masih menciumnya, darah keduanya menjadi panas.
Lalu Minho memeluknya dalam keadaan berjongkok, sementara satu telapak tangannya bersandar di dinding.
Aiko chan o aishiteru... ude no naka de nemurinitsuku, Aiko chan (aku cinta Aiko.. tidurlah dalam pelukan ku-red),” kata Minho.
Aiko hanya bisa menggigil,”samui (dingin-red), Minho kun”
nemui kudasai (tidur lah-red),” jawab Minho lembut. Dia memeluk Aiko erat erat.
Aiko tidur dalam pelukan Minho yang rela berjongkok karena tinggi badan yang berbeda jauh..

Hujan reda di pagi hari.. berganti dengan suara kicauan burung..
Aiko membuka matanya. Dia melihat Minho masih dalam keadaan tidur berjongkok dan juga memeluknya.
”Minho kun..sudah pagi,” katanya pelan
Minho membuka matanya, lalu,”ohayou, Aiko chan.. mata genki?? (pagi, Aiko..sudah sehat-red),” dia masih memeluk cewek itu.
Aiko mengangguk,”iya..sudah lebih baik”
Minho lalu melepas pelukannya,”yokatta ne.. aah.. yoru wa.. totemo shinpai shita (syukurlah.tadi malam aku khawatir sekali-red)”, lalu senyum
”terima kasih, Minho kun.. sudah menolongku,” balas Aiko. Dia lalu melepaskan selimut gulungan tatami
”pulang yuk?? Kita harus kuliah loh..,” kata Minho.
Dia lalu berdiri dan memegang tangan Aiko supaya bangun.
Aiko menyambutnya dan mencoba berdiri dengan bantuan Minho.
”euh,” dia masih tidak kuat, Minho lagi lagi memeluknya, menahan badannya supaya tidak jatuh.
”wah..sepertinya.. kamu masih lemah dan sakit, Aiko chan..”,
”kita harus kuliah, Minho kun,” balas Aiko, masih di pelukan Minho.

”pacaran yuk.. Aiko chan??,” kata Minho, mendadak dia bilang begitu lagi.
Dia memeluk dan malah mengelus elus rambut cewek itu.
Aiko diam.
”sepertinya..aku..ditolak lagi ya??,” Minho malah tertawa.
Aiko menggeleng.
”diterima juga??,” Minho melepas pelukannya, lalu memegang kedua bahu Aiko
Aiko mengangguk.
yatta!! Tanoshii.. (akhirnya..senangnya!-red),” Minho malah memeluk Aiko lagi, dia senang cintanya diterima.
”Aiko chan ga suki,” katanya lagi.
”hai.. Minho kun mo suki desu yo,” balas Aiko
”kita pulang ya.. aku antarkan Aiko chan,” senyum Minho
Mereka pulang bergandengan tangan, sampai depan pintu besar rumah susun khusus untuk mahasiswi.

Minho bersemangat sekali kuliah hari itu.. dia duduk santai lalu memperhatikan dosen menerangkan semuanya.
Ichirou heran. Lantas di jam istirahat, dia pun menghampiri temannya itu.
”oi.. senang sekali hari ini.. kenapa?,” ichirou menepuk pundaknya
”Aiko chan..sekarang jadi pacarku,” Minho nyengir kuda
Nani?? Hontou?? (apa?beneran?-red),” Ichirou setengah teriak
”hontou, hehe,”Minho nyengir kuda.
omedettou (selamat-red),” balas Ichirou.
Minho agak sedikit heran, kenapa ichirou tidak punya perasaan sama sekali. Padahal bulan lalu, dia sempat ngobrol kalau mau nge date dengan Aiko, pacarnya sekarang, tapi kemudian ditolak cewek itu.
”loh..bukannya.. kamu juga suka dengan Aiko chan??,” tanya Minho.
Ichirou tertawa,”hahahaha..enggak kok..Cuma bercanda aja.. lagian.. Aiko chan sukanya dengan kamu, Minho kun...sudah terlihat waktu pertama kali kalian kenalan di orientasi kampus,”
”ah..masak sih?? Aku pikir..aku duluan yang suka dia,” balas Minho.
”enggak.. kayaknya kalian suka sama suka,” balas ichirou lagi,”jadi..selamat ya.. semoga langgeng sampai kakek nenek, hahaha”
Minho garuk kepalanya,”ini..seperti mau nikah saja deh, hahahaha”
Minho lalu berdiri,”ya sudah.. aku mau kencan dulu sama dia, hahahaha... see ya!”
Minho lalu meninggalkan ichirou. Dia menghilang perlahan lahan.
”ah..aku kalah deh... ,” keluh ichirou, menunduk lesu.


Bersambung ke part 3...