”akhirnya.. aku bisa deeto juga dengan Aiko chan, hehe,” Minho senang sekali kalau
keinginan nya tercapai. Dia senyum senyum pada Aiko yang duduk di depannya.
”apa..Minho kun tidak sibuk sama sekali
dengan kuliahnya?,” tanya Aiko ramah
Minho masih senyum senyum,”enggak juga.. kan masih awal nih... enggak tahu nanti,”
”berapa lama sih..kita enggak ketemuan??,”
tanya Minho lagi
Aiko menatap Minho walau enggak terlalu
dalam,”ung.. rasanya.. satu
bulan ya?? Enggak terasa.. aku,
Minho kun, Makoto kun dan Ken kun..sudah satu bulan lebih berteman”
Minho mengangguk,”iya, hahaha.. waktu
cepat banget berlalu ya??”
Aiko mengangguk.
”Kuliah mu.. bagaimana?? Bagus kan??,” tanya Minho pada Aiko
”ee.. ii
desu..yokatta..demo ne.. hontou ni isogashii (syukurlah..tapi sibuk banget
sih-red),” jawab Aiko.
”yokatta
ne.. subete ga daijyoubu da (syukurlah..semua baik baik aja-red),” balas Minho
“nonton??
Apa..sebentar lagi bukannya mau dimulai?,” Aiko bingung, mana bisa nonton
sesingkat itu
Minho dan Aiko keluar dari kafe lalu berjalan
cepat menuju Cineplex.
Tanpa disadari, sedari tadi tangan Minho
menggenggam tangan Aiko.
”tunggu.. Minho kun jalannya cepat
sekali.. mentang mentang
tinggi,” Aiko ngos ngosan mengimbangi jalannya.. dia benar benar jalan di
belakang Minho.
Minho malah menoleh dan tertawa,”enggak
perlu.. aku gendong kan?? Hehehe”
”eh??,” tanya Aiko singkat
Minho menjulurkan lidahnya, meledek,”ayo
cepat ah.. 10 menit lagi
loh”, mereka masih berjalan menaiki eskalator untuk ke cineplex.
”nah.. mau pilih film apa, Aiko chan?,”
Mereka berdua melihat papan jadual film
”horror, thriller, romantis, atau anime?
Itu sih... film kuliah ku, hehe,” Minho iseng banget.
”aku takut film horror,”balas Aiko
”oh,” kata Minho singkat,”kalau gitu..
romantis saja??,”
”anata
shidai, Minho kun (terserah kamu-red),” balas Aiko, suaranya pelan, masih
ngos ngosan karena berjalan cepat.
”Nani?
Kimi no koe ga..kikoenai (apa? Gak kedengeran suaramu-red),” Minho malah
menundukkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya ke Aiko.
Wajah Aiko langsung merah didekati seperti
itu,”terserah Minho kun..kita akan menonton apa,”
”ya.. baiklah,” senyum Minho manis,
wajahnya masih di depan wajah Aiko.
Aiko langsung agak menjauhkan wajahnya
dari Minho.
Minho cuek saja, dia lalu pergi pesan
tiket.
Dia lalu datang dengan bawa dua tiket.
”lalu.. beli popcorn dan minuman!,”
katanya semangat, membawa satu bungkus besar popcorn dan dua minuman.
”ee..iya,” balas Aiko singkat
”loh.. kamu kenapa?? Kok merah sih?? Kamu
sakit?,” wajah Minho jadi agak berubah sedikit panik dan dekat dekat lagi pada
wajahnya Aiko.
”enggak.. daijyoubu desu
(aku baik-red)..,” balas Aiko dengan panik juga
Minho malah mendadak menaruh telapak
tangannya di dahi Aiko lalu dia tempelkan telapak tangannya di
dahinya,”ah..iya..enggak panas kok..”
”kita..nonton ini ya?,” Minho menunjukkan
dua tiket.. ternyata film thriler horror
”aduh..film horror,” Aiko enggak terlalu
suka, tapi dia simpan dalam hatinya.
”kalau kamu takut, teriak saja ya,
hehehe,” lanjut Minho lagi
”ini.. pegang,” dia lalu menyuruh Aiko
pegang popcorn dan minumannya. Lalu dia pun menggandeng tangan cewek itu lagi
dan mengajaknya masuk teater.
Film ”call” merupakan film thriller horror
yang berkisah tentang seseorang yang meneror orang melalui telepon lalu
membunuh orang itu pelan pelan sesuai dengan cerita yang awalnya diinginkan
oleh mereka sendiri. Akibat jebakan cerita itu.. mereka akan dibunuh sesuai
dengan alur cerita yang mereka buat sendiri.
”kamu sendiri yang minta dibunuh supaya
dicincang, bukan?? jadi.. rasakan
sayatan sayatan pisau jagal ini, hahahaha,” kata sang pembunuh dalam film yang
sedang diputar itu.
Cewek cewek yang menonton pada teriak
melihat adegan pembunuhan sadis itu.
”awww!! Minho kun.. aku takut!!,” Aiko
berteriak dan spontan dia malah memeluk Minho
”enggak kok..enggak apa.. kan Cuma film, Aiko
chan, hehehe,” Minho enggak menapik pelukan Aiko padanya, modus banget.. (modus
banget ya.. si Minho ini? Hahahaha-red!).
”gak mau lihat.. aku takut,” wajah Aiko
bersembunyi di dada Minho.
”hiii..ternyata dia penakut, hehehe,” kata
Minho dalam hatinya. Dia malah kesenengan sendiri.
Minho malah mengelus elus rambut Aiko,”eh..gak
seseram yang kamu bayangkan kok..Aiko chan”
”enggak ah.. aku takut.. nanti mimpi nya
itu lagi,” Aiko masih benar benar ketakutan.
”iya deh.. iya.. gak usah
ditonton,sembunyi aja, hehe,” balas Minho. Asli..dia modus banget pada cewek
incerannya itu.
Sampai film selesaipun, Aiko masih
sembunyi di pelukan Minho.
”filmnya..sudah selesai loh.. Aiko chan,” kata
Minho. Film sudah selesai dan
sedang ditampilkan OST serta tokoh tokohnya. Para penonton sudah mulai keluar
ruangan.
Minho agak heran,”loh..kok diam ya??,” katanya
dalam hati
Minho lalu melepas pelukan Aiko.
”wah..ternyata dia tertidur, hehe,” kata Minho
”Aiko chan..bangun..,” Minho berusaha
membangunkannya,”filmnya sudah selesai loh”
Minho mengguncang tubuh cewek itu,
akhirnya bangun juga.
Aiko mengucek kucek matanya.
”sudah selesai loh.. filmnya,” senyum Minho,”pulang
yuk?”
Aiko mencoba berdiri. Lalu mereka keluar
dari cineplex itu.
”enggak nonton deh..padahal..filmnya
enggak seram banget kok,” senyum Minho ketika mereka jalan pulang.
”tapi..aku takut banget, Minho kun,”jawab Aiko
datar.
Minho masih senyum,”padahal..kalau di
kedokteran..bukannya biasa berurusan dengan mayat ya?”
”iya sih..tapi kan..enggak pakai
pembunuhan seperti itu..kalaupun ada korban pembunuhan dan di autopsi..enggak
seperti itu..kita kan enggak lihat cara bunuhnya,” Aiko mencoba membela dirinya
kalau dia masih ketakutan.
”iya deh.. hehe,” Minho Cuma cengar cengir
saja, cewek incerannya kelihatannya manja.
”ne.. Aiko chan,” tiba tiba dia berhenti,
lalu berdiri berhadapan dengan Aiko yang juga berhenti
”ya? Nan
desu ka?(ada apa-red),” Aiko
menatapnya dengan menengadahkan kepalanya pada Minho
”rettsu
kyuuai?? (kita pacaran yuk-red).. Aiko
chan ga suki atte, hehe,” Minho cengengesan
Aiko malah masih menatap Minho. Dia
menengadahkan kepalanya pada cowok itu.
Lalu,”aku..harus berfikir lagi, Minho
kun,” katanya santai
Minho senyum tapi sambil masih
cengengesan,”tapi..enggak di tolak kan??”
Aiko masih melihat wajahnya.
”ah..iya sudah..enggak apa kalau mau
berfikir.. eh tapi.. jangan pacaran dengan Ichi kun dulu ya?,” Minho garuk
garuk kepala.
”enggak,” balas Aiko singkat. Masih
memandang wajah Minho.
”sepertinya.. hari mau hujan loh,” kata Minho.
Memang sudah rintik rintik.
”aku..bawa payung,”senyum Aiko
”kost kita masih jauh loh,” balas Minho.
Dia membantu mengembangkan payung dan membaginya dengan Aiko
”aku saja yang pegang ya,” senyum Minho
padanya
Mereka jalan, hujan semakin deras.
”kita teduh saja.. disana.. kita lari
yuk,” kata Minho
Mereka lalu berlari menuju sebuah rumah
kecil di pinggiran jalan.
”ini...rumah??,” Minho menoleh ke
dalamnya, sedikit mengintip
”kosong,” katanya lagi
”dingin sekali,” balas Aiko. Dia sudah mulai menggigil.
”masuk saja yuk... nanti kamu sakit loh..
baju mu sudah mulai basah,” kata Minho. Dia menutup payung, lalu membuka pintu
rumah tua itu pelan pelan.
”menyeramkan, Minho kun.. aku takut,” Aiko
memegang tangan Minho
Minho senyum padanya,”enggak apa.. yuk
kita masuk”
Mereka melihat rumah itu memang kecil,
sederhana.. sama sekali hampir tidak ada perabot, hanya ada lemari kecil dan seperti
tatami (tikar jepang).
”ojama
shimasu (permisi-red),” kata Minho
”menyeramkan, Minho kun..aku takut,” kata Aiko.
Dia sembunyi di belakang Minho.
”tidak ada orang,” bisik Minho.
Mereka lalu masuk. Minho masuk duluan, dia
mengecek sampai ruangan dalam.
”kecil sekali..enggak ada
orang..sepertinya ini rumah yang ditinggalkan deh,” kata Minho pada Aiko.
Aiko malah gemetaran,”ini..bukan rumah
hantu kan??”, dia masih jalan di belakang Minho.
”enggak..enggak ada hantu, Aiko
chan,”senyum Minho. Dia memegang tangan Aiko.
Mereka lalu duduk di atas tatami.
Minho lalu berdiri dan memandang
jendela,”masih hujan deras banget loh.. bingung, bagaimana mau pulangnya??”
Terlihat oleh mereka, hujan titiknya
sampai membasahi jendela, deras sekali.
Aiko lalu menghampiri Minho yang berdiri
dekat jendela.
”aduh..gimana pulangnya?,” tanya Aiko
Minho senyum,”nanti saja..kalau sudah
benar benar berhenti..kamu bisa kedinginan loh,”
Aiko
lalu bersandar di jendela, dia bingung.
”kenapa sih? Banyak tugas?,” tanya Minho
Cewek itu menggeleng,”enggak..aku..masih
takut”
Minho malah ikutan bersandar di dinding,
dekat Aiko.
”enggak usah takut.. kan ada aku.. aku
lindungi Aiko chan kalau ada apa apa,”katanya sambil senyum
Lalu dia menoleh pada Aiko,”eh..kamu..kedingingan
ya, Aiko chan??,”
Rumah itu agak gelap.. lalu Minho pergi ke
ruangan yang agak dalam, dia mencoba mencari lampu.
”klik,” saklar dibunyikan
”eh..masih ada listriknya,”senyum Minho.
”wah..dia kedinginan,” Minho melihat Aiko
yang sudah mulai menggigil. Lalu
dia menghampirinya.
”kedinginan ya? Nanti kamu sakit loh, Aiko
chan,” Minho malah memeluknya.
”kalau di dekat jendela, malah makin
dingin loh,” Minho malah menggeser badannya ke tengah ruangan.
Lalu dia melebarkan tatami,”duduk disini
saja ya,” katanya pada Aiko
Lalu mereka duduk dan bersandar di dinding
lain.
”sudah malam banget.. hujannya makin
deras..enggak bisa pulang,” senyum Minho, dia berusaha menghibur Aiko yang
kedinginan.
Minho lalu melepas kardigannya,”ini..
pakai ya,” dia pakaikan ke cewek itu
”terima kasih, Minho kun...brrr,” Aiko
menggigil kedinginan.
Minho lalu merangkulnya,”pasti.. berhenti
kok nanti.. tatami nya.. buat kamu aja ya?”
Minho melepas rangkulannya, malah menggulung
tatami (kasur jepang-red) bagian dia duduk lalu malah memakaikan nya ke Aiko
”nanti kamu sakit.. jadi..harus hangat ya,” senyum Minho lagi
”Minho kun.. lalu bagaimana?? Tidak pakai cardigan, tatami nya??,” Aiko
menggigil, bibirnya gemetaran. Minho menggulung tatami untuk menyelimuti
tubuhnya.
Minho senyum lagi,”bu dokter enggak boleh
sakit.. nanti enggak bisa tolong orang loh..gimana??”
Dia memeluk Aiko yang masih kedinginan,
dengan lembut.
Lalu memegang tangan Aiko yang dingin
sekali.
Aiko menekuk kakinya yang dibungkus dengan
tatami oleh Minho.
Minho memeluknya dari samping. Dia
merasakan tubuh cewek itu yang menggigil kedinginan.
Hujan di luar semakin deras.
”brr,” suara menggigil Aiko. Minho sedikit
panik, tapi dia sembunyikan.
Dia tetap memeluk cewek itu dari samping,
menyandarkan kepala Aiko ke bahunya.
”lama lama..dia bisa sakit parah juga
nih,” kata Minho dalam hatinya.
Minho malah jadi panik,”aduh..diapain
ya??”
Lalu dia mengelus elus rambut Aiko yang
basah kena hujan tadi karena terlalu deras walau memakai payung.
”kamu demam ya??,” keluh Minho
Aiko mengangguk sambil menggigil.
”padahal..sudah diselimuti tatami ya??,”
tambah Minho lagi. Dia sibuk cari akal..gimana caranya cewek itu enggak
kedinginan.
Dia berfikir keras.. mau apa..lalu..
”Aiko chan.. maaf ya??,” kata Minho datar.
Lalu dia berjongkok tepat di depan Aiko.
Dia menempelkan kedua telapak tangannya di dinding.
”umm,” Minho mencium Aiko pelan pelan.
”min..ho.. kun,” jawab cewek itu.. masih
dalam keadaan menggigil.
Minho masih menciumnya, darah keduanya
menjadi panas.
Lalu Minho memeluknya dalam keadaan
berjongkok, sementara satu telapak tangannya bersandar di dinding.
”Aiko
chan o aishiteru... ude no naka de nemurinitsuku, Aiko chan (aku cinta Aiko..
tidurlah dalam pelukan ku-red),” kata Minho.
Aiko hanya bisa menggigil,”samui (dingin-red), Minho kun”
”nemui
kudasai (tidur lah-red),” jawab Minho lembut. Dia memeluk Aiko erat erat.
Aiko tidur dalam pelukan Minho yang rela
berjongkok karena tinggi badan yang berbeda jauh..
Hujan reda di pagi hari.. berganti dengan
suara kicauan burung..
Aiko membuka matanya. Dia melihat Minho
masih dalam keadaan tidur berjongkok dan juga memeluknya.
”Minho kun..sudah pagi,” katanya pelan
Minho membuka matanya, lalu,”ohayou, Aiko chan.. mata genki?? (pagi, Aiko..sudah sehat-red),” dia masih memeluk
cewek itu.
Aiko mengangguk,”iya..sudah lebih baik”
Minho lalu melepas pelukannya,”yokatta ne.. aah.. yoru wa.. totemo shinpai
shita (syukurlah.tadi malam aku khawatir sekali-red)”, lalu senyum
”terima kasih, Minho kun.. sudah
menolongku,” balas Aiko. Dia lalu melepaskan selimut gulungan tatami
”pulang yuk?? Kita harus kuliah loh..,”
kata Minho.
Dia lalu berdiri dan memegang tangan Aiko
supaya bangun.
Aiko menyambutnya dan mencoba berdiri
dengan bantuan Minho.
”euh,” dia masih tidak kuat, Minho lagi
lagi memeluknya, menahan badannya supaya tidak jatuh.
”wah..sepertinya.. kamu masih lemah dan
sakit, Aiko chan..”,
”kita harus kuliah, Minho kun,” balas Aiko,
masih di pelukan Minho.
”pacaran yuk.. Aiko chan??,” kata Minho,
mendadak dia bilang begitu lagi.
Dia memeluk dan malah mengelus elus rambut
cewek itu.
Aiko diam.
”sepertinya..aku..ditolak lagi ya??,” Minho
malah tertawa.
Aiko menggeleng.
”diterima juga??,” Minho melepas
pelukannya, lalu memegang kedua bahu Aiko
Aiko mengangguk.
”yatta!!
Tanoshii.. (akhirnya..senangnya!-red),” Minho malah memeluk Aiko lagi, dia
senang cintanya diterima.
”Aiko chan ga suki,” katanya lagi.
”hai.. Minho kun mo suki desu yo,” balas Aiko
”kita pulang ya.. aku antarkan Aiko chan,”
senyum Minho
Mereka pulang bergandengan tangan, sampai
depan pintu besar rumah susun khusus untuk mahasiswi.
Minho bersemangat sekali kuliah hari itu..
dia duduk santai lalu memperhatikan dosen menerangkan semuanya.
Ichirou heran. Lantas di jam istirahat,
dia pun menghampiri temannya itu.
”oi.. senang sekali hari ini.. kenapa?,”
ichirou menepuk pundaknya
”Aiko chan..sekarang jadi pacarku,” Minho
nyengir kuda
”Nani??
Hontou?? (apa?beneran?-red),” Ichirou setengah teriak
”hontou, hehe,”Minho nyengir kuda.
”omedettou
(selamat-red),” balas Ichirou.
Minho agak sedikit heran, kenapa ichirou
tidak punya perasaan sama sekali. Padahal bulan lalu, dia sempat ngobrol kalau
mau nge date dengan Aiko, pacarnya sekarang, tapi kemudian ditolak cewek itu.
”loh..bukannya.. kamu juga suka dengan Aiko chan??,” tanya Minho.
Ichirou tertawa,”hahahaha..enggak
kok..Cuma bercanda aja.. lagian.. Aiko chan sukanya dengan kamu, Minho
kun...sudah terlihat waktu pertama kali kalian kenalan di orientasi kampus,”
”ah..masak sih?? Aku pikir..aku duluan
yang suka dia,” balas Minho.
”enggak.. kayaknya kalian suka sama suka,”
balas ichirou lagi,”jadi..selamat ya.. semoga langgeng sampai kakek nenek,
hahaha”
Minho garuk kepalanya,”ini..seperti mau
nikah saja deh, hahahaha”
Minho lalu berdiri,”ya sudah.. aku mau
kencan dulu sama dia, hahahaha... see ya!”
Minho lalu meninggalkan ichirou. Dia
menghilang perlahan lahan.
”ah..aku kalah deh... ,” keluh ichirou,
menunduk lesu.
Bersambung ke part 3...