Bulan menatap bumi setiap malam
Walau beringsut tersudut sebelum purnama kembali
Bumi tetap mencintai bulan
Oh.. sang venus iri..
Bagaimana cinta nya tertolak
hanya sebatas menggapai pagi menghadap cakrawala
Walau beringsut tersudut sebelum purnama kembali
Bumi tetap mencintai bulan
Oh.. sang venus iri..
Bagaimana cinta nya tertolak
hanya sebatas menggapai pagi menghadap cakrawala
Embun jatuh dari langit
Laut tetap mengalun dalam buaian keindahan gelombang
Rindu suara burung yang terus bernyanyi
Melagukan alam, terbang mencari kawan
Kata orang.. setiap jiwa ada masanya
Kutahu hanya setiap jiwa.. ada dalam cahaya
Merah hamparan butiran jutaan bintang
Biru hamparan luasnya langit
Mengisi hidup seekor semut berlindung dibawah hijaunya dedaunan
Jika ku pandang bintang penuh mengisi langit
Ingin kuntunjuk satu untuk dapat terbang.. pergi kesana
Mencari makna kenapa semua ini ada?
Kenapa ku hanya bisa menatap saja?
dalam khayalan ku terbang bersama mimpi
dalam setiap nafas ku pergi jauh melayang
dalam setiap detik masa ku melintas lorong hitam berdebu
bagai semua habis tak tersisa
hidup takkan pernah lama
seteguk minuman.. itulah saja waktunya..
venus tidak boleh iri dengan bulan
karena bumi memang kekasihnya
Laut tetap mengalun dalam buaian keindahan gelombang
Rindu suara burung yang terus bernyanyi
Melagukan alam, terbang mencari kawan
Kata orang.. setiap jiwa ada masanya
Kutahu hanya setiap jiwa.. ada dalam cahaya
Merah hamparan butiran jutaan bintang
Biru hamparan luasnya langit
Mengisi hidup seekor semut berlindung dibawah hijaunya dedaunan
Jika ku pandang bintang penuh mengisi langit
Ingin kuntunjuk satu untuk dapat terbang.. pergi kesana
Mencari makna kenapa semua ini ada?
Kenapa ku hanya bisa menatap saja?
dalam khayalan ku terbang bersama mimpi
dalam setiap nafas ku pergi jauh melayang
dalam setiap detik masa ku melintas lorong hitam berdebu
bagai semua habis tak tersisa
hidup takkan pernah lama
seteguk minuman.. itulah saja waktunya..
venus tidak boleh iri dengan bulan
karena bumi memang kekasihnya