This is me....

Minggu, November 02, 2014

Aku Isteri Jendral Lee! (Part 3: Aku Harus Melindungi dan Menjagamu, Takako Hime)

Cerita ini cuma iseng saja, jangan dimasukin ke hati.. kalau masih serius juga.. tanggung sendiri deh..

Lee Minho akhirnya bertemu dengan Park Dong Il yang sudah membawa 1000 orang pasukannya seperti janji Minho pada Daimyo Sadamori. Mereka berlabuh dan langsung menuju kediaman Sadamori. Daimyo itu senang karena pihak Goryeo serius membantunya menumpas para perompak yang meresahkan itu.
”Jadi.. malam hari ini.. kita semua berangkat ke pulau gersang itu..,” kata Sadamori
Hosh... haik!,” jawab semua orang yang ada di ruangan itu. Sementara pihak Minho hanya menunduk hormat setelah diterjemahkan oleh Jin Hyuk
”Kapal semua akan diberi tanda bendera merah, baik dari kapal Goryeo maupun Tsushima,” kata Sadamori.
”untuk wilayah barat, penyerangan akan dipimpin oleh Shuntaro Takamori dengan 200 orang samurai yang juga dipimpin oleh Jendral Muda Park Dong Il dari Goryeo dengan 300 pasukannya,”
Park menunduk hormat dengan keputusan itu, dia lalu menoleh pada Shuntaro yang duduk berhadapan dengannya dan senyum,”mohon kerjasamanya, Takamori san”
”Untuk wilayah utara, penyerangan akan dipimpin oleh Jendral Muda Lee Minho dari Goryeo dengan 500 pasukannya,” ucap Sadamori lagi
Minho menunduk hormat dengan keputusan strategi itu. Takako melihatnya santai saja, berarti Minho akan kerja sendirian untuk penyerangan wilayah utara.
”untuk Takako Sadamori, dia akan ditugaskan dengan 50 kunoichi lainnya untuk menjaga para perompak wanita dan jika ada yang melawan, bunuh saja tanpa ampun,” kata Sadamori
Takako menunduk hormat, menerima keputusan itu.
Minho dari ujung seberang tempat duduknya tersenyum pada Takako, tapi cewek itu diam saja.
ganbatte kudasai, Hime-sama,” bisik Minho padanya dari jauh
Takako malah memalingkan wajahnya, Minho tidak kesal padanya.
”Dari timur akan dipimpin oleh Shinsuke dengan 250 samurai dan dibantu dengan 100 orang dari Goryeo yang dipimpin oleh Panglima Go Kwang Jo. Sedang dari selatan akan dipimpin oleh Ryutaro Hashi dengan 200 samurai.”


Dong Il beristirahat di ruangannya ditemani Minho.
Moeus?? Jadi Yang Mulia Raja benar-benar menyuruh kamu duluan pergi.. untuk menikah dengan Puterinya Sadamori itu??,” Dong Il kaget dengan apa yang diceritakan Minho.
Minho mengangguk dan tertawa, tapi garing sekali.
Ye.. hahaha.. mau apa lagi?? Bukankah kita harus taat pada Yang Mulia??,”
”Jadi.. perempuan kunoichi tadi isterimu??,” tanya Dong Il dengan mimik kaget
Minho mengangguk.
”heeeehhh... untung bukan aku yang harus pergi dulu,” balas Dong Il serius.
”Bagaimana nanti perasaan Hee Kyung ketika kamu harus bawa dia kesana??”
Minho galau lagi kalau mengingat itu, padahal malam ini mereka harus pergi berlayar menuju pulau itu dan 2 hari kemudian, kembali lagi ke Goryeo.
Dia lalu bercerita kalau dia jadi tidak konsentrasi dengan masalah perasaan hatinya ini. Dia sudah bilang pada Takako kalau dia akan berusaha menjaga dan memaksa mengurangi cintanya pada Hee Kyung untuk bisa menjaga dan cinta pada cewek itu. Dong Il tidak habis pikir dengan pemikiran Raja nya dan juga Shogun Ashikaga.
”Kenapa tidak putera pangeran Young Jin saja yang menikah dengan Takako itu??,” tanya Dong Il
”masalahnya dia bukan anak shogun, hanya anak seorang Daimyo.. gubernur,” balas Minho.
Dong Il menyikut Minho,”tapi dia cantik dan sepertinya pemberani.. kamu sudah tidur berapa kali dengannya?? Hehe”
”apa aku bisa?? Disentuh saja dia tidak mau, malah dia mencoba meracuni ku di hari pertama nikah.. kami bertarung beberapa kali, dan terakhir aku memang nekat menciumnya,” balas Minho jujur
Dong Il terperangah lalu tertawa,”wow.. hahaha… kenapa nasibmu sial sekali, Minho??”
”Tapi kedudukan ayahmu juga terpandang di Goryeo.. jadi mungkin itu pertimbangan Yang Mulia Raja,” kata Dong Il.
”Mungkin ayahmu sudah tahu yang sebenarnya, sehingga dia menyetujui saja,” kata Dong Il lagi.
”aku hanya tidak tahu bagaimana nanti perasaan Hee Kyung ketika aku memutuskan tidak bisa menikah dengannya dan terlanjur harus hidup dengan Takako,” ujar Minho.
Dong Il menepuk-nepuk pundaknya,”santai saja.. asalkan kamu tidak ribut dengannya terus.. aku yakin, Sadamori dan Ashikaga itu tidak akan menyerang Goryeo... bagaimanapun, penumpasan para perompak ini tugas bersama.. mungkin Yang Mulia Raja ingin ada keterikatan yang panjang.. diplomasi yang cukup menyenangkan, hehe”
”aku sempat heran juga, Jendral Lee.. sebab Yang Mulia Raja sudah membuat rumah baru untuk mu.. ternyata.. tujuannya semua adalah untuk ini,” ujar Dong Il lagi.
Minho malah makin galau, dia garuk-garuk kepalanya sampai rambut sebahu nya kusut.
”tidak sangka semua sampai sejauh ini.. bagaimana aku nanti harus menghadapai Hee Kyung??,” gerutunya
Minho menunduk lesu. Hari makin dekat dengan selesai tugasnya di Tsushima dan harus membawa Takako ke Goryeo.

Malamnya, mereka semua bersiap. Senjata, makanan, minuman, kuda semua masuk ke dalam kapal yang besar. Besok pagi sekali, mereka harus sudah sampai di pulau gersang itu dan langsung melakukan penyerbuan serta penyerangan.
Dilihat Minho dimalam itu, Takako berdiri di dek dan dia memandang laut lepas. Rambutnya yang dikuncir atas tertiup angin, juga hakama berwarna gelap yang dia pakai. Minho melihatnya dengan jelas, wajahnya ditempa lampu kapal.
”sebenarnya dia perempuan yang pintar.. kalau memang dia takdirku karena Yang Mulia merencanakan ini semua.. aku harus belajar menerima Takako Hime apa adanya,” kata hatinya Minho. Dia memperhatikan Takako dari ujung rambut sampai ujung kaki dari kejauhan, lalu mencoba menghampirinya.
Konbanwa, Hime sama,” katanya ramah menyapa Takako. Takako diam saja memandang laut, lalu Minho berdiri disampingnya dan menekuk tangannya diatas besi dek lalu ikut memandang laut bersama Takako.
Mereka diam-diaman saja. Sampai akhirnya, Minho mencoba lagi berbicara padanya.
”apa.. kamu benar-benar tidak suka aku??,”
Takako masih diam saja, sama sekali tidak memberikan jawaban.
Minho lalu bertanya kembali,”kenapa.. kamu benci aku??”
Takako lalu menoleh,”bukan saatnya sekarang kita ngobrol masalah hati.. besok harus mengalahkan mereka”, lalu meninggalkan Minho begitu saja.
Minho mencoba sabar dengan kelakuan isteri diplomatik nya itu. Dia memandang Takako yang masuk ke dalam kapal.
oyasumi nasai! Annyeonghi, Hime-sama!,” Minho setengah teriak padanya, mengucapkan selamat tidur, mungkin Takako ingin tidur sejenak, tapi Takako tetap berlalu tanpa menoleh pada Minho.

Takako mencoba berbaring sendirian di barak dalam kapal itu, tidak ada satupun kunoichi yang berani menganggunya jika dia mendadak diam. Sebenarnya dia galau, karena jika penyerbuan ini sukses, maka dia akan dibawa Minho dalam 2-3 hari ke depan atau paling lambat 1 minggu ke depan.
”apa dia akan menjagaku?? Atau hanya manis dimulutnya saja sekarang dia sudah janji kemarin-kemarin mau menjaga ku ketika nanti aku di Goryeo??,” kata hatinya Takako.
Dia melihat dari jendela barak, Minho yang sama sekali belum bergeming dari tempat tadi mereka berdiri.
”aku.. harus berusaha cinta kamu.. tapi.. apa aku bisa??,” kata hatinya Takako
”Ryuhei-kun.. kenapa sama sekali kamu tidak datang padaku??,” katanya lagi, dia menangis pelan.
Seorang kunoichi yang mendadak masuk barak memergoki Takako menangis pelan.
”Hime-sama.. ada apa??,” tanya Ayako.
nan demo nai..,” jawab Takako singkat,”tinggalkan aku sendirian,”
Ayako hanya menunduk hormat lalu pergi keluar kamar barak. Ternyata Ayako mendatangi Minho
”Lee-sama.. Takako Hime sama.. menangis,” kata Ayako
Minho kaget,” ada apa??,”
sumimasen.. saya tidak tahu,” balas Ayako sambil menunduk hormat pada Minho. Minho langsung pergi ke kamar barak itu. Takut Takako labil ketika nanti berperang.

Minho masuk ke dalam barak, tanpa disadari Takako yang masih berurai airmata, dia masih bingung bagaimana mau meninggalkan Ryuhei dan berusaha cinta pada Minho.
”Hime sama.. ,” kata Minho lembut. Dia sudah duduk di samping tempat tidur Takako, sementara Takako menangis pelan membelakangi pintu.
Takako pura-pura tidur, dia tidak ingin Minho tahu kalau hatinya galau karena dia sudah mulai memikirkan cowok itu.
Tapi Minho malah melihat wajahnya,”oh.. tidur juga.. padahal 1 jam lagi kita harus kumpul”. Dia tahu aslinya Takako tidak tidur. Tapi Minho malah mencoba menggenggam tangannya dengan lembut dan mengusap-usapnya.
oyasuminasai, Takako Hime.. naega anae (isteriku-red),” kata Minho dengan senyum
Takako ingin marah dalam kepura-puraan tidurnya, tapi dia malah jadi merasa, genggaman tangan Minho yang lembut menandakan memang ketulusan hatinya juga untuk belajar cinta padanya.
Takako tetap berpura-pura tidur. Dia pikir Minho akan melepaskan genggaman tangannya dari tangan Takako, tapi ternyata tidak. Minho tetap duduk disampingnya dan malah bergumam pelan,”aku temani tidur Takako Hime malam ini.. jika nanti kita akan berperang melawan mereka, aku akan berusaha melindungi dan menjaga kamu.. supaya kamu tetap selamat nanti setiba kita kembali ke Tsushima,”
Takako jadi malah serba salah,”ugh.. kenapa dia makin serius sih??”, gerutunya dalam hati.
Minho malah lalu mengelus kepala Takako, cewek itu mau memberontak aslinya, tetapi dia urungkan.
Lalu Minho mencium kening Takako dengan lembut. Wajah Takako malah jadi merah, tapi Minho hanya senyum. Dia tahu kalau isterinya itu aslinya memang tidak tidur semenjak dia masuk ke kamar itu.
”aslinya.. sama sekali tidak tidur, kan??,” senyum Minho, berbisik dekat kupingnya.
Mata Takako terbuka.. Minho malah mencium bibirnya.
”aku tidak bisa dibohongi.. sebab kamu isteriku.. bukan yang lain.. dan ketika tadi Ayako san mengeluh kalau kamu menangis.. aku kesini hanya ingin menghiburmu”, kata Minho
”pergi,” ujar Takako, memalingkan wajahnya.
”sebentar lagi.. kita harus kumpul,” kata Minho.
”pergi dari hadapanku,” kata Takako lagi.
Minho lalu berdiri,”baiklah”, dan dia keluar barak.

Satu jam berlalu, kemudian mereka kumpul.
Shuntaro berbisik pada Takako,”Hime sama.. daijyoubu desu ka?? Sepertinya mata Hime sama, bengkak,”
ore wa daijyoubu,” balas Takako dengan bahasa lelaki, menyatakan kalau dia baik-baik saja.
Mereka lalu kembali membuka peta pulau gersang itu, kembali mengingatkan posisi masing-masing tentara dan juga titik penyerangan.
Semua memperhatikan serius. Sadamori tidak dihadirkan, diwakili oleh Shuntaro sang kepala para Samurai klan Sadamori.
Mereka semua sudah kumpul dengan baju perangnya masing-masing. Minho memperhatikan Takako yang pagi hari itu akan menggunakan Kodachi nya.
”kamu harus lindungi isterimu, Jendral Lee,” bisik Dong Il,”dia harus kamu bawa ke Goryeo di hadapan Yang Mulia Raja bukan??,”
Minho mengangguk,”ya.. aku janji”
Semua menyiapkan dan menurunkan sekoci-sekoci atau kapal kecil-kecil. Kapal besar sengaja digelapkan dan tidak ada lampu sama sekali, agar tidak ada satu perompak pun yang curiga dengan kedatangan mereka.
Kapal-kapal kecil itu harus sudah tiba ketika matahari sudah mulai terbit, sehingga saat para perompak itu masih tertidur dan mereka belum sadar, bisa langsung diserang.
Sama sekali mereka tidak bersuara ketika mendatangi pulau itu. Ketika turunpun, suara langkah kaki mereka seperti sejajar dengan suara ombak.

Tepat dengan analisa Sadamori sebelumnya, kapal-kapal kecil mereka sampai ketika matahari baru terlihat sedikit. Mereka langsung mendarat dan barulah berteriak.
”SERBUUUUUUUUUUUUU!!!!!!!!!,” dari arah yang saling berlawanan dengan masing-masing pemimpin Minho di utara, Shuntaro dan Dong Il di barat, timur Shinsuke dan Kwang Jo, sedang selatan dengan Ryutaro.
Para perompak yang biasanya dini hari mereka baru menjelang tidur, panik, mereka berhamburan, ada yang masih mabuk. Mereka segera mengambil senjata dalam kedaan panik. Takako menyerbu ke bagian para wanita.
”BAM.. BAM.. BAM!!,” suara meriam dari kapal perang Daimyo Sadamori dan milik Kerajaan Goryeo menyerang rumah-rumah para perompak itu. Suara teriakan anak-anak dan juga wanita ramai, keluar dari rumah-rumah mereka. Mereka buru-buru mengambil senjata seadanya, karena mereka pikir tidak akan ada serangan apapun.
”trang...trang!,” suara gaduh antar senjata saling beradu. Begitu juga terdengar teriakan-teriakan antara yang bertarung dengan yang terbunuh. Pulau itu yang biasanya pagi sampai siang terkesan sepi dan mati..dini hari ini penuh bersimbah darah karena pertarungan.
”arghh!,” suara-suara yang terluka, tertusuk, terbelah oleh pedang, akhirnya terbunuh.
Minho melihat Takako yang sedang bertarung dengan seorang perompak perempuan.
Dia mengawasi isterinya itu, berjanji dari awal akan melindunginya, walau dari jauh.
”sreeetttttt..............cresssss!,” Minho menusuk perut lawannya, masih sambil memperhatikan Takako yang bertarung. Dia tidak peduli orang didepannya mati terhunus, dia tusuk lagi, orang itu mengerang lagi, akhirnya mati, lalu dia lempar mayat orang itu ketengah para prajurit dan perompak yang saling bertarung.

”hiaaaaaaattttttt!!,” serang perempuan perompak yang sedang berhadapan dengan Takako. Dia menggunakan semacam tombak khusus untuk wanita.
Takako mundur sedikit, dia malah seperti meremehkan senjata perempuan itu.
”aku sering bermain-main dengan naginata.. Aho! (bodoh-red),” teriak Takako.
Perempuan itu tertawa,”jadi..aku berhadapan langsung dengan Takako si kunoichi dari Klan Sadamori?? Bagus! Aku akan minum darahmu,”
Perempuan itu mengeluarkan lidahnya dan menjilat bibirnya sendiri.
”menjijikkan.. pantas kamu jadi perompak!,” balas Takako.
Perempuan itu tertawa keras, lalu menyerang Takako.
Shine.. aitsu!! (mati kau!),” teriak perempuan perompak itu.
Mereka langsung bertarung satu lawan satu.

Minho masih terus berhadapan dengan para musuhnya.
”mati!,” teriaknya, setelah menebas leher seorang perompak.
”drrrrrrrrttttttt.........srrrrrrrrr,” dia mengeluarkan sinar seperti kilat dari tangan kanannya, membuat pedangnya menjadi bersinar dan ada sedikit kilat.
Para perompak yang menyerbunya kaget,”ILMU PEDANG HALILINTAR! AWAS!!”, teriak beberapa mereka.
Minho hanya senyum dingin,”Ayo hadapi aku!!”
”HEAAAAAAAA!!!!!!!!!!,” teriak para perompak itu, mereka menyerbu Minho.
Tanpa disadari Minho, Takako melihat dia bertarung.
”Jendral itu hebat juga,” sambil dia mengelak serangan dari cewek perompak itu.
Baik Takako maupun Minho menghadapi musuh-musuh mereka.
”bam... sreeettt!!,” pedang Minho berhasil membelah perut seorang perompak yang akhirnya berteriak dan jatuh meregang nyawa.
”Sret!!!,” lagi dia lakukan terhadap para perompak yang lain. Darah muncrat mengenai wajahnya. Baju nya juga penuh cipratan amis darah pada perompak yang kebanyakan menyerang karena mabuk itu.
”AYO MAJU KALIAN!”, Minho malah berteriak makin menantang mereka. Dia mengelap wajahnya yang terkena cipratan darah musuh dengan sapu tangan kecil. Lalu dia lap juga pedangnya yang sedari tadi penuh darah dengan sapu tangan itu.
Mereka kembali menyerbu Minho beramai-ramai.

Takako menahan serangan naginata (tombak pedang) dari perempuan perompak itu. Dia mundur, kakinya terseret beberapa langkah karena perompak itu mengeluarkan tenaganya untuk menyerang dan menyabetnya dengan naginatanya.
Minho dari kejauhan langsung khawatir dengan melihat kejadian itu, konsentrasinya terpecah. Dia takut Takako terluka.
Perompak cewek itu menyerang terus, sementara Takako bertahan dengan Kodachinya. Dia berusaha menahan naginata dari perompak cewek itu, lalu berhasil menendang lawannya.
”bug!,” suara tendangan dari perompak cewek tersebut dan Takako terjatuh!
”Takako Hime!,” Minho otomatis berteriak, walau sambil dia menebaskan pedangnya, membunuh lawan.
Tapi Takako tidak menyerah, ketika perompak cewek itu ingin menusuknya dengan naginata, dia bergulingan menggeser badannya, menghindar dari tusukan serangan cewek itu dengan kodachinya.
Minho panik, dia jadi asal menyerang, melihat Takako berada di tanah sedang berusaha menghindar dari tusukan naginata yang bertubi-tubi.
Cewek perompak itu sangat bernafsu menyerangnya, Takako tidak menyerah walau dia harus berada di tanah, berbaring, dia belum bisa salto atau menyerang balik, hanya bertahan.
”bertahan, Hime sama... isteriku.. aku akan menolongmu segera,” gumam hatinya Minho, dia langsung galau.
Minho masih dikelilingi musuh.
Takako masih bertahan, akhirnya dengan susah payah dia bisa bangun dan menahan lagi serangan naginata cewek perompak itu.
”HUH..SEGITU SAJA KEMAMPUAN ANAK SADAMORI??,” teriak cewek perompak itu, meremehkan Takako.
KISSAMAAAAAAA!!!,” Takako marah diremehkan, dia kembali menyerang.

”crash!!,” pedang Minho menghunus dan membelah seorang perompak lagi.
”argh!,”
”cress!!,” Minho mulai galau. Dia terus menyerang tapi matanya tetap mengawasi Takako.
”Hime sama..bertahanlah sebentar lagi,” keluh hatinya Minho. Dia memang tipe cowok yang menjaga dan tidak ingin perempuan yang dia usahakan cinta padanya, jadi terluka.
Masing-masing semua sibuk dengan musuhnya, saling menyerang dan saling bunuh.
Takako menahan naginata cewek perompak itu... lalu...
”hiat!,” dia beteriak, melihat celah kosong antara tengah badan cewek perompak itu, lalu menendangnya.
Cewek perompak itu jatuh, Takako tidak menunggu lama lagi, dia langsung menghunuskan kodachinya leher dan perut cewek perompak itu.
”cresss! Jleb!,” tusukan diperut dan besetan dileher
Cewek perompak itu mengerang kesakitan, darah memuncrat dari perut dan lehernya. Dia batuk darah, memegang perutnya
”ekh.. uhuk,” darah keluar dari mulutnya.
”mati!,” balas Takako dingin
”kamu terlalu meremehkanku.. aku kepala 100 kunoichi di Tsushima..,” lanjutnya lagi
Cewek perompak itu ingin menyerang lagi, tapi sudah tidak ada tenaganya, tangannya ingin menggapai Takako, tapi Takako malah menebas tangan cewek perompak itu dan tangannya putus.
Cewek perompak itu lalu mati.
Minho sedikit tenang melihatnya, Takako belum kalah, tetapi tiba-tiba, ada seorang perompak menyerang dari belakangnya.
”HIME SAMA... AWAS!!!,” teriak Minho dari kejauhan.. tapi terlambat.. pedang perompak itu sudah menyabet punggung Takako.
”Argh!,” Takako hilang keseimbangan, punggungnya kena sabetan, tapi dia lekas berbalik arah dan menahan serangan kedua dari perompak itu dengan kodachinya.
Minho panik dan marah, dia langsung meninggalkan musuh-musuhnya, buru-buru dia berlari dan meloncat melewati beberapa kepala para perompak dan para prajurit serta samurai yang sedang saling serang.
”aku harus lindungi isteriku.. bagaimanapun..dia isteriku,” dalam hatinya Minho.
”HIATTTTTT............ PEROMPAK SIALANNNN!!!... ISTERIKU TIDAK BOLEH MATI!!,” Minho malah jadi mengamuk.
”tap.. tap... tap!!,” suara loncatan kakinya melewati beberapa kepala orang. Yang terlewati menjadi kaget. Takako masih menahan serangan, darah mengucur dari punggungnya yang terluka kena sabetan pedang.
Sementara sang perompak bernafsu begitu mengetahui yang dia serang adalah anak dari Klan Daimyo Sadamori.
Takako sudah mulai lemas karena lukanya, dia memang belum pernah mendapatkan luka seperti itu, tapi dia terus bertahan sementara Minho masih menuju ke arahnya dan perompak itu.
”MINHO.. TOLONG AKU!,” teriaknya.
Sang perompak tertawa saja sambil menyerang dan menyerang, sementara Takako bertahan.
Minho langsung menendang perompak itu ketika dia sudah dekat.
”bug! Sreeeetttt,” suara perompak itu terjatuh sampai terseret karena ditendang Minho.
Minho langsung memeluk Takako,”gwaenchanh a isseubnika?? Daijyoubu desu ka, Hime sama??”. Dia kaget punggung Takako sudah berdarah-darah.
”aku lemas,” kata Takako, kodachi nya lepas satu dari genggamannya, tangannya gemetaran.
”bertahanlah sebentar,” kata Minho. Dia memeluk Takako dengan tangan satunya lagi. Sementara Takako sudah lemas lunglai.
Perompak itu tertawa, lalu menyerang Minho. Minho melawan perompak itu dengan satu tangan memeluk Takako yang lemas dan akhirnya pingsan di pelukannya.
”bertahan, isteriku.. kamu akan selamat,” kata hatinya Minho.
”hiat!!,” perompak itu terus menyerang Minho.

Minho berteriak,”SHUNTARO SAN.. TASUKETE KUDASAI!,”
Shuntaro yang mendengar teriakan minta tolong Minho langsung menyerbu ke tengah arena, beberapa perompak yang menghalanginya langsung ditebas dan dia berhasil menerobos dan melihat Minho diserang tapi masih memeluk Takako.
Shuntaro langsung membantu Minho menyerang perompak itu, yang ternyata satu dari beberapa kepala perompak.
”Tolong jaga Hime sama,” Minho menyerahkan Takako yang sudah pingsan pada Shuntaro. Shuntaro lalu memegang Takako dan membaringkannya, sementara tetap Minho yang menghadapi pemimpin perompak itu.
”HAHAHAHA! SEBENTAR LAGI JENDRAL LEE MINHO DAN ISTERINYA..ANAK SADAMORI ITU MATI!,” teriak sang pemimpin perompak dengan sombongnya.
”TIDAK AKAN PERNAH!,” balas Minho dengan teriakan lagi
”AKU AKAN LINDUNGI ISTERIKU!,” lanjutnya lagi
”Haaaahhhhhh.. isteri ya?? Kebiasaan para manusia yang mengaku dari kasta tinggi.. main asal mengawinkan orang-orang demi kepuasan kekuasaan,” kata perompak itu
Shuntaro berteriak,” Kenjirou Sadamori.. kembalilah, Kenjirou-sama.. Sadamori sama.. masih menerima Anda!,”
”Sadamori??,” Minho heran.
”Lee-sama.. Kenjirou sama.. sepupu dari Sadamori sama!,” teriak Shuntaro.
Kenjirou malah tertawa,”dan kamu, Shuntaro.. masih betah menjadi antek Ashikaga itu??”
” Kenjirou-sama.. kembalilah ke Tsushima!,” Shuntaro malah menunduk hormat pada Kenjirou dengan setengah bersujud.
”jadi.. kamu sepupu klan Sadamori??,” tanya Minho. Tapi dia heran, kenapa Takako tidak mengenal pamannya sendiri.
”Sudahlah, Shuntaro.. jangan terlalu banyak basa basi!,” bentak Kenjirou.
Dia langsung menyerang Minho.
SHINEEE.. CHOOSEN YAROU!! (mati kamu.. korea sia-lan!),” teriak Kenjirou.. melompat menyerang Minho
”JURUS PEDANG NAGA HALILINTAR!!,” teriak Minho. Dari pedangnya langsung keluar kilat. Dia menahan serangan Kenjirou.
Shuntaro lekas membawa Takako minggir dari pertempuran itu.
”Takako Hime-sama.. yang menyerang Anda.. paman Anda sendiri,” katanya menunduk hormat pada Takako yang pingsan

Pedang saling beradu, ribut sekali, pedang Minho mengeluarkan kilat, dengan energi yang besar dia berusaha mengalahkan Kenjirou dengan ilmu pedangnya.
”trang.. trang!,” suara pedang saling beradu terus terusan. Beberapa musuh yang berusaha saling menyerang disamping mereka berdua semua mundur.
Beberapa kali Kejirou hampir membunuh Minho, beberapa kali pula Minho menarik tangan perompak lalu menjadikannya tameng.
”argh.. cres!!,” suara perompak yang Minho jadikan tameng tubuhnya mati ditebas pedang pemimpinnya sendiri. Kenjirou langsung menendang mayat perompak itu dan kembali menyerang Minho.
”Tranggggggggg!!!!!!!!!!!!!!,” suara pedang beradu keras sekali, sampai benar-benar pedang Minho bersinar.
”BUG!,” Minho berhasil menggeser pedangnya ke mata pedang Kenjirou, lalu menyikut lelaki itu dengan gagang pedangnya
Kenjirou hampir jatuh limbung, tapi dia tetap masih bisa berdiri lagi..dan ketika Minho menyerang, dia bisa melawan lagi.
”Jangan senang dulu.. aku belum mau mati!!,” teriak Kenjirou.
I saekki ya!! Mati!! Kamu sudah lukai isteriku!!,” balas Minho. Dia jadi marah. Dia takut Takako meninggal kehabisan darah.

Minho masih menyerang Kenjirou. Masing-masing memang sama-sama kuatnya.
Sampai ketika...
”sret!!!,” pedang Minho berhasil menyabet tangan kanannya Kenjirou
Minho langsung meloncat tinggi dan ingin menebas kepala Kenjirou yang agak limbung karena pedang ditangan kanannya juga jatuh.
YAMETE KUDASAI.. JEBAL GEUMAN...LEE-SAMA!!,” ternyata Takako sadar, dia berteriak-teriak supaya Minho tidak membunuh pamannya sendiri.
Mendengar suara Takako, Minho tidak jadi melompat melalui batu dan menebas kepala Kenjirou. Dia kembali mendaratkan kakinya, lalu menoleh pada Takako.
Takako yang sudah lelah dan sangat lemas mencoba berlari ke arah mereka, dia malah menunduk hormat pada Kenjirou..
anata ga watashi no ojisan deshou ne?? Kotaete kudasai,” kata Takako,meminta jawaban apa Kenjirou benar-benar pamannya atau bukan.
Minho lalu berjongkok,”daijyoubu desu ka.. Hime sama??,” dia khawatir dengan kondisi Takako yang punggungnya sudah mengeluarkan banyak darah.
Kenjirou berdiri limbung.. tapi malah tertawa-tawa.
kotaete kudasai,” kata Takako masih menunduk hormat di depan Kenjirou.
hai’,” jawab Kenjirou.. tangannya sudah mau putus karena ditebas Minho.
Sadamori no ichizoku tame ni futatabi modotte kite kudasai.. onegaishimasu (tolong kembali ke Klan Sadamori.. aku mohon)”,
Shuntaro menyuruh Takako untuk berdiri, tapi dia menepis tangan Shuntaro, tetap ingin menghormati pamannya.
Minho bingung, Shuntaro membantu menterjemahkan, kalau Takako meminta Kenjirou kembali ke Klan Sadamori.
sore o okonau koto wa arimasen,” balas Kenjirou, tidak mungkin dia kembali lagi ke Klan Sadamori.
Shuntaro akhirnya ikut menunduk hormat di depan Kenjirou, ” Soshite, Go jishin o jikkou shi, Kenjirou sama
Dalam aturan Klan Sadamori, jika ada yang menjadi pengkhianat, harus membunuh dirinya sendiri (seppuku) di depan salah satu anggota yang lain.
Minho kaget setelah Shuntaro menterjemahkan untuknya. Dia memegang tubuh Takako yang sudah mulai dingin.
“Hime sama.. aku harus membawa mu ke kapal.. kamu harus disembuhkan”, kata Minho cemas. Dia berusaha menghentikan darah yang mengalir di punggung Takako dengan energi dari tangannya.
Takako mengerang kesakitan, dia menepis tangan Minho,” Urusai!!”, dia marah pada Minho, bilang kalau ini adalah urusan keluarga mereka, tidak ada sangkut pautnya dengan orang luar Klan. Lalu dia muntah darah. Minho malah makin panik.

”Seppuku, hahahaha,” Kenjirou malah tertawa terbahak-bahak. Dia masih berdiri, darah ditangannya masih mengucur deras. Dia masih memegang tangannya yang ternyata sudah putus itu.
Shuntaro lalu menyerahkan sebuah pisau 30 cm,”silahkan”
Minho kaget. Dia pikir, dia yang akan membunuh orang itu, ternyata justru harus bunuh dirinya sendiri.
Dia lalu melihat pada Takako yang sudah kepayahan, dia memberikan lagi energy nya pada isterinya itu.
”mohon jangan bergerak, Hime-sama.. kamu banyak kehilangan darah,” kata Minho pelan. Dia lalu menempelkan telapak tangannya pada luka dipunggung Takako.
”ekh...,” Takako mengerang, dia menangis pelan.
”sebentar saja,” senyum Minho.
Takako hanya menunduk lemas, dia memang sudah kehabisan tenaga, walaupun tadi sempat pingsan.
”rasanya..aku mau mati,” keluhnya pelan pada Minho.
”kita mati bersama.. aku tidak mau mati sendirian tanpa mu,” senyum Minho.
Shuntaro menyerahkan pisau tantou untuk Seppuku pada Kenjirou.
Minho tidak ingin Takako melihatnya, tapi cewek itu harus melihatnya, karena dia bagian dari Klan Sadamori.
Kenjirou duduk dengan tenang, tangan kanannya sudah terlanjur putus. Minho gusar, kembali dia tidak ingin Takako melihat itu.
”aku tidak ingin kamu turut campur urusan Klan ku,” kata Takako judes walau dengan suara lemah. Dia menegakkan kepalanya, melihat wajah Kenjirou, pamannya sendiri yang sudah berkhianat pada Klan nya sendiri.
Di depan Kenjirou sudah ada sebilah tantou  yang sangat tajam. Dia lalu membuka bajunya dengan tangan kirinya. Takako berusaha melihat wajahnya. Sementara Shuntaro berdiri di belakang Kenjirou.

Kenjirou mengambil tantou itu. Pelan matanya terpejam.
”aku mungkin memang berkhianat pada Klan.. tetapi... aku bukanlah pengkhianat Leluhur yang rela menyerahkan diri kepada Ashikaga, seperti ayahmu,”
Takako diam saja, dia berusaha menegakkan kepalanya, melihat pamannya.
Kenjirou lalu pelan menusukkan tantou itu ke perutnya. Takako ingin berpaling, tetapi dalam aturan Klannya, sama sekali tidak boleh. Dia menatap pamannya yang merobek perutnya sendiri, sampai ususnya terburai keluar.
Untuk mempersingkat penderitaan, Shuntaro lalu menebas leher Kenjirou.
”pluk,” kepala Kenjirou jatuh ke tanah.
”haa!,” Takako menahan nafasnya, matanya basah, dia menangis, tapi tanpa suara.
Minho tidak tahan melihat Takako dalam kondisi seperti itu, dia lalu segera langsung memeluknya memalingkan wajah Takako saat sebelum kepala Kenjirou jatuh ke tanah. Shuntaro pelan menaruh katana nya ke tanah, lalu duduk dan setengah bersujud di depan mayat Kenjirou.
sumimasen deshita, Kenjirou-sama,” kata Shuntaro.
Minho hanya terpaku melihat pemandangan itu, sambil masih memeluk Takako yang menangis tanpa suara.
Ojisan.. shinda,” kata Takako pelan, kalau pamannya sudah meninggal.
Pelan Shuntaro menaruh kepala Kenjirou pada kain, dia lalu menunduk hormat.

Shuntaro teriak ke kerumunan yang masih berperang.
”PEMIMPIN KALIAN.... KENJIROU SADAMORI DARI KLAN SADAMORI TELAH MENINGGAL.... MENYERAHLAH!!!”
Para perompak yang masih hidup dan tersisa itu kaget kalau pemimpin mereka sudah meninggal. Spontan semuanya mati-matian membela dirinya sendiri. Mereka menyerah sampai mati.
Minho lalu melepas pelukannya pada Takako. Dia mengeluarkan ilmu pedangnya.
”MUNDUR SEMUA!,” teriaknya pada pasukannya. Mendengar perintah itu, semua pasukannya yang masih hidup dan bertahan karena luka langsung menjauh dari musuh mereka. Pasukan Samurai juga ikut menyingkir.
Minho mengibaskan pedangnya, wajahnya agak berubah, aliasnya naik, dia marah. Tangannya keluar lagi kilat dan sinar biru, merambat sampai ke ujung pedangnya, bahkan sampai kilatnya itu ke tanah. Dia marah dengan para perompak itu yang tidak mau menyerah juga, sementara dia khawatir dengan Takako yang kehabisan darah dan pingsan lagi.
Minho lalu berlari ke kumpulan perampok itu. Panglima Kwang Jo dan Dong Il mengikuti langkahnya.
GEUDEUL MODULEUL JUG-IL!! BUNUH MEREKA SEMUA!!,” teriak Minho pada Kwang Jo dan Dong Il.
Kwang Jo dan Dong Il lalu berlari di belakang Minho, mereka semua menghunus pedangnya ke musuh.
Tiga orang itu mengamuk, menebas tubuh para perompak yang masih melawan.
”crashhhhhhhh!!!!!!,” suara pedang saling beradu dan berakhir dengan tebasan.
hitokiri no you ni jya nai ka?? (mereka lebih seperti pembantai),” kata Shinsuke kepada Ryutaro.
Minho mengamuk sampai urat-urat diwajahnya keluar dan wajahnya memerah, marah. Para Samurai dan Kunoichi tidak menyangka kalau dia sampai bisa senekat itu untuk membantai para perompak.
”bat.. srettt!!,” suara sabetan pedangnya mengenai seorang perompak. Dada perompak itu robek dan mati seketika.
”Crash!,” Dong Il dan Kwang Jo juga melakukannya.
Tapi kemudian Ryutaro dan Shinsuke mengikuti jejak Minho, Dong Il dan Kwang Jo.
Darah tertumpah dimana-mana, dan... akhirnya semua pun mati...
”PEROMPAK DARI PULAU GERSANG.. DENGAN PEMIMPINNYA SADAMORI KENJIROU.. TELAH DINYATAKAN MUSNAH!,” teriak Shuntaro.
BANZAIIIIII.................. BANZAIIIIIIIIIII!!!,” teriak semua pasukan Samurai
MANSEEEEEEEEEE!!!!!!!,” teriak pasukan dari Goryeo. Mereka bersorak sorai karena menang.

Minho membopong Takako segera,” Tolong sediakan dua orang kunoichi untuk membantuku!,” teriaknya. Dia sudah melihat wajah Takako yang sudah pucat pasi dan tubuhnya dingin.
Ayako dan Sayaka langsung mengikuti Minho yang membopong Takako ke dalam kapal dan masuk ke kamarnya.
Minho langsung membaringkan Takako dan menelungkupnya.
”Tolong buka bajunya,” perintah Minho pada Sayaka.
Sayaka dan Ayako kaget, sebab mereka pikir, buat apa dia menyuruh orang lain?? Bukankah Minho suami dari tuan puteri mereka??
”tolong buka!,” perintah Minho pada mereka. Dia lalu mencari kain bekalnya dan mengeluarkan bungkusan obat.
Ayako segera membuka kimono atas Takako, sehingga seluruh tubuh atasnya terlihat.
Tapi Minho malah sedikit berpaling, terang saja Sayaka dan Ayako heran.
Minho lalu mengeluarkan pil dan menumbuk dengan tangannya pil tersebut sehingga hancur, lalu Sayaka menyediakan air dan Minho membantu membersihkan punggung Takako yang terluka.
”Lukanya dalam sekali.. apa di Tsushima ada tabib yang hebat??,” tanya Minho pada keduanya.
”Takeda-sensei desu,” balas Ayako singkat. Mereka membantu Minho membersihkan luka.
Sayaka lalu mengeluarkan dalaman Kimono putih yang bisa dirobek dan digunakan sebagai perban. Dia merobek-robek dengan pisau menjadi perban.
Tangan Minho agak gemetar ketika dia harus mengubah posisi Takako menjadi terlentang. Minho melihat dadanya terbuka. Dia sedikit menoleh, malu.
”kenapa dengan Lee-sama?? Kenapa malu??,” kata hatinya Sayaka dan Ayako.
”Lee-sama??,” tanya Ayako.
Minho kaget,” ah...gwaechanh seubnida.. tidak apa”. Dia mencoba menahan nafasnya ketika memasang perban di punggung yang menyambung ke dada Takako.
”badan Hime-sama..masih dingin,” kata Sayaka.
”dia bisa selamat kan.. Lee-sama??,” tanya Ayako
”ya.. dia masih selamat.. hanya pingsan dan butuh istirahat,” jawab Minho.
Sayaka dan Ayako lalu pamit keluar ruangan.

Minho mengambil selimut dan menariknya ke tubuh Takako.
”aku harus menjaga mu sampai kembali ke Tsushima,” kata Minho, memegang tangan Takako dengan lembut.
Dia lalu mengeluarkan pil dua butir, mengunyahnya, membuka mulut Takako dan menciumnya supaya cewek itu bisa menelan kedua pil yang sudah dikunyah dan bercampur air itu dari mulut Minho, walau dia sedang pingsan.
Minho terus memegang lembut tangannya, sesekali mengelus kepalanya.
Minho terus memandangnya,”aku berusaha mencintaimu, Hime-sama..”
Tangan Takako sudah mulai hangat. Obat yang diberikan Minho sudah mulai bekerja.
Diam-diam, Minho menciumnya lagi dengan mesra dan penuh perasaan, tetapi...
” Permisi Lee Dae-Jang.. Pasukan sudah...,” Kwang Jo mendadak masuk, tetapi dia memergoki Minho sedang mencium Takako.
Mian habnida... maaf menganggu,” kata Kwang Jo menunduk hormat.
Minho sedikit kaget,”ah.. maaf..”, dia lalu berdiri dan membalas penghormatan Kwang Jo padanya.
”Pasukan sudah berkumpul. Pasukan kita... 187 orang wafat,” kata Kwang Jo.
”identifikasi mereka.. lalu kita minta tolong kepada Daimyo Sadamori agar mengkremasi mereka,” balas Minho.
Kwang Jo menunduk hormat, lalu ke luar kamar itu.
Minho duduk lagi, menemani Takako sambil memegang tangannya, lalu dia pun tertidur. Dalam mimpinya, dia malah bertemu dengan Hee Kyung.
”Minho.. kenapa?,” tanya Hee Kyung dengan wajah yang sedih. Dia lalu memeluk Minho.
”aku minta maaf.. tapi.. ini memang yang harus aku lakukan untuk mengabdi kepada kerajaan,” jawab Minho dengan ekspresi datar di mimpi.
Hee Kyung masih memeluk Minho, lalu mendadak dia menusuk Minho dengan belati.
Minho kaget, bangun, tersadar dari tidurnya.
”haaaahh.. Hee Kyung.. mian haeyo,” kata Minho.

Para prajurit Goryeo dan Samurai klan Sadamori serta kunoichi juga para Ninja berkumpul kembali di kapal laut masing-masing. Mereka kembali ke Tsushima esok hari malamnya.
Ketika tiba di Tsushima, Minho membopong Takako yang masih tidur ke kamar mereka. Suiko, ibu Takako kaget.
”anakku.. Takako chan.. okite kudasai yoo..,” dia menangis memanggil-manggil nama anak kesayangannya.
”Hime-sama..!!,” teriak para pembantunya sedih melihat kondisi tuan puterinya hanya diam saja. Takeda sang dokter datang.
”Pil yang diberikan Jendral Lee membantu menyetop darahnya.. dia sudah kembali normal.. tetapi, Hime-sama harus makan makanan peningkat darah dan energy,” kata Takeda
Minho menunduk hormat pada Takeda, berterima kasih memberikan tambahan obat pada Takako.
Dia, Sadamori, Kwang Jo, Dong Il, Shuntaro dan Shinsuke berkumpul di depan para mayat pasukan Goryeo dan juga Samurai Klan Sadamori.
Mereka menunduk hormat pada para mayat itu sebelum dikremasi bersama-sama.
Sadamori sedih karena salahsatunya adalah Kenjirou, sepupunya yang menjadi pengkhianat, tetapi dia tetap harus tegar di depan para Samurai bawahannya.
Mereka memandang semua mayat para Prajurit Goryeo dan Samurai dikremasi sampai selesai, sampai proses selesai.

Minho duduk saja di samping Takako yang masih tidur,” harusnya kita pulang esok.. tetapi, kita masih harus disini,” katanya menggenggam tangan Takako.
Jin Hyuk masuk, dia menunduk hormat pada Minho.
”banyak sekali pasukan kita yang tiada, Jendral Lee,” kata Jin Hyuk.
”aku sudah meminta tolong panglima Go membuat daftar mereka dan membawa pulang segera bersama dengan Jendral Park.. dan Kamu akan kembali bersama mereka.. aku masih harus disini,” jawab Minho.
”apa.. lukanya parah??,” tanya Jin Hyuk.
”dia belum sadar juga selama dua hari, walau tubuhnya sudah tidak dingin lagi,” jawab Minho.
”Aku akan meminta tolong Jendral Park untuk penuh menjagamu sampai kembali ke kompleks istana,” lanjut Minho lagi.
”perjalanan ini membuat aku jadi berani, Jendral Lee..,” kata Jin Hyuk
Minho tersenyum pada anak remaja itu,” Aku salut padamu.. kamu termasuk berani untuk seseorang yang belum memiliki ilmu beladiri sama sekali”
Jin Hyuk menunduk hormat pada Minho,”besok.. aku sudah pulang... aku harap, aku akan bertemu kembali dengan Jendral Lee dikompleks istana,”
Minho berdiri, menepuk pundak Jin Hyuk,”PASTI!,” katanya dengan suara tegas dan bangga pada Jin Hyuk, dia lalu memeluk anak itu dan menepuk punggungnya
”aku sangat berhutang budi padamu,” kata Minho padanya.

Malam itu, Minho menemani Takako yang belum sadar juga. Dia berbaring disamping Takako, terus menggenggam tangannya.
”hangat sekali.. cepatlah sadar, Hime-sama,” kata Minho padanya.
Minho dengan lembut mengelus kepala dan rambutnya Takako yang panjang.
Tiba-tiba.. pelan sekali Takako membuka matanya, Minho senang.
doko?? Koko wa?? (aku dimana),” tanya Takako.
Minho senang sekali, wajahnya berubah ceria,” dikamar.. syukurlah kamu selamat, Hime-sama”
”Minho....,” Takako memandang dan memanggil Minho tanpa gelar Jendral atau apapun.
Minho mengelus kepalanya,” na yeogiiss-eyo.. watashi wa koko de.. (aku disini),”
Takako berusaha bangun, tapi Minho melarangnya.
”dekatkan aku padamu, Minho,” pinta Takako.
Minho berbaring dan mendekatkan badannya pada Takako, cewek itu pun memeluknya.
doumo arigatou.. tasuketa (terima kasih sudah menolongku),” kata Takako pelan.
watashi wa anata o mamotte iru..yakusoku shimashita.. kai?? (aku sudah janji kan, akan menjaga mu?),” Minho masih kaku berbahasa jepang pada Takako
Takako memeluk Minho, memegang tangan Minho.
”kalau aku besok atau lusa ke Goryeo.. kamu janji kan.. akan tetap menjaga ku??,”
Minho mengangguk,” Ye.. yagsog,”
”terima kasih, Minho.. aku senang,” jawab Takako.

Minho menyuruhnya tetap berbaring. Dia lalu keluar kamar dan mengatakan pada kedua orangtua Takako kalau anaknya sudah sadar.
Suiko dan Sadamori senang melihat anaknya bisa sadar dan bicara seperti biasa. Semua Klan Sadamori senang, anak Daimyo mereka selamat.
”Lee-sama yang menyelamatkan Hime-sama, Sadamori-sama,” kata Ayaka pada Sadamori. Dia lalu cerita bagaimana Minho menyelamatkan Takako, tuannya.
Sadamori menunduk hormat pada Minho,” Gambsahabnida, Lee-sama,”
Minho tidak mempermasalahkan itu, karena dia memang cinta pada Takako dan harus membawa pulang Takako ke Tsushima dengan selamat, untuk kemudian akan ke Goryeo.
”Benar, Sadamori-sama... Lee-sama sangat berani sekali kepada para perompak.. juga kepada Kenjirou-sama,” Shuntaro menunduk hormat pada Minho dan Sadamori.
”aku menyesalkan... Kenjirou akhirnya mengorbankan dirinya,” kata Sadamori.
Kenjirou dimakamkan di kompleks pekuburan Klan Sadamori, walau dia menjadi seorang pengkhianat.

Esoknya, Pasukan dari Goryeo yang dipimpin oleh Jendral Park pun siap berpisah. Choe Jin Hyuk ikut dengannya dan juga dengan Go Kwang Jo yang akan kembali ke Jeju-do.
”salamkan salam kami kepada Yang Mulia Raja Goryeo,” kata Sadamori. Dia membawa oleh-oleh untuk sang Raja berupa piring emas dan juga untuk keluarga Prajurit berupa benih tanaman obat.
Minho berdiri di depan Dong Il,”aku titip Jin Hyuk.. tolong jaga dia.. aku akan pulang setelah Hime-sama sembuh,”
Park Dong Il mengangguk,” sampai jumpa lagi di Istana,” senyumnya pada Minho.
Semua prajurit Goryeo dan para samurai, ninja dan kunoichi saling melambaikan salam perpisahan. Pasukan Goryeo pun bertolak dahulu ke Jeju-do sebelum kembali ke Istana Gyeongbok di Hanyang.

Takako keluar kamar siang itu, dia ingin melihat kembali matahari setelah 3 hari tidak sadar. Minho menemaninya dengan memakai kimono dan hakama pemberian Sadamori. Mereka duduk disebuah taman di depan kolam ikan.
”luka mu..sudah lebih baik kan?? Tidak terlalu sakit lagi??,” senyum Minho
Takako mengangguk, dia menimpuk-nimpuk kolam ikan dengan batu sehingga beberapa ikan jadi meloncat-loncat.
”eh.. jangan begitu.. kasihan ikannya,” kata Minho.
”aku minta maaf,” lanjut Minho lagi.
”untuk apa?? Kamu sudah menyelamatkanku,” jawab Takako tanpa melihat wajah Minho, hanya memandang kolam.
”aku..sudah melihat tubuhmu..,” jawab Minho,”aku minta maaf.. waktu itu.. darurat..kalau tidak.. kamu bisa meninggal tak tertangani”
Takako menoleh pada Minho, lalu Minho bicara lagi,”karena.. aku tidak ingin kamu meninggal.. aku tetap ingin menyelamatkanmu..dalam keadaan apapun.. aku sudah berjanji mau melindungi dan menjaga mu..dimana saja”
Takako masih menoleh dan melihat wajah Minho.
Hime-sama o aishiteru....soshite Hime-sama o mamotte iru,” senyum Minho dengan terbata dia berbicara bahasa jepang menyatakan cintanya pada Takako.
Takako berdiri, dia meninggalkan Minho begitu saja. Minho heran
Hime-sama.. omatchi kudasai! (tunggu tuan puteri),” teriak Minho, menyusul jalannya Takako.
Takako berlari dengan wajah memerah. Dia malu ketika Minho mengatakan itu.
atashi wa anta no tsuma jya nai ka.. Lee Shuryo.. ne?? (aku isterimu kan..Jendral Lee.. iya kan?)”, kata hatinya Takako.
Dia tidak peduli beberapa pembantu perempuan melihat wajahnya yang bersemu merah, dia tetap berjalan cepat menuju kamarnya, sementara Minho masih mengejarnya
Hime-sama.. omatchi kudasai.. nanti terjatuh.. Hime-sama.. kamu masih belum sembuh!!,” teriak Minho, minta Takako menunggunya dan tidak berlari
Hati Takako berbunga-bunga Minho benar-benar sayang padanya...

Bersambung ke Part 4....