Cerita ini cuma iseng saja, jangan dimasukin ke hati.. kalau masih serius
juga.. tanggung sendiri deh..
Lee Minho akhirnya bertemu dengan Park
Dong Il yang sudah membawa 1000 orang pasukannya seperti janji Minho pada
Daimyo Sadamori. Mereka berlabuh dan langsung menuju kediaman Sadamori. Daimyo
itu senang karena pihak Goryeo serius membantunya menumpas para perompak yang
meresahkan itu.
”Jadi.. malam hari ini.. kita semua berangkat
ke pulau gersang itu..,” kata Sadamori
”Hosh...
haik!,” jawab semua orang yang ada di ruangan itu. Sementara pihak Minho
hanya menunduk hormat setelah diterjemahkan oleh Jin Hyuk
”Kapal semua akan diberi tanda bendera
merah, baik dari kapal Goryeo maupun Tsushima,” kata Sadamori.
”untuk wilayah barat, penyerangan akan
dipimpin oleh Shuntaro Takamori dengan 200 orang samurai yang juga dipimpin
oleh Jendral Muda Park Dong Il dari Goryeo dengan 300 pasukannya,”
Park menunduk hormat dengan keputusan itu,
dia lalu menoleh pada Shuntaro yang duduk berhadapan dengannya dan
senyum,”mohon kerjasamanya, Takamori san”
”Untuk wilayah utara, penyerangan akan
dipimpin oleh Jendral Muda Lee Minho dari Goryeo dengan 500 pasukannya,” ucap
Sadamori lagi
Minho menunduk hormat dengan keputusan
strategi itu. Takako
melihatnya santai saja, berarti Minho akan kerja sendirian untuk penyerangan
wilayah utara.
”untuk Takako Sadamori, dia akan
ditugaskan dengan 50 kunoichi lainnya untuk menjaga para perompak wanita dan
jika ada yang melawan, bunuh saja tanpa ampun,” kata Sadamori
Takako menunduk hormat, menerima keputusan
itu.
Minho dari ujung seberang tempat duduknya tersenyum
pada Takako, tapi cewek itu diam saja.
”ganbatte
kudasai, Hime-sama,” bisik Minho padanya dari jauh
Takako malah memalingkan wajahnya, Minho
tidak kesal padanya.
”Dari timur akan dipimpin oleh Shinsuke
dengan 250 samurai dan dibantu dengan 100 orang dari Goryeo yang dipimpin oleh
Panglima Go Kwang Jo. Sedang dari selatan akan dipimpin oleh Ryutaro Hashi
dengan 200 samurai.”
Dong Il beristirahat di ruangannya
ditemani Minho.
”Moeus??
Jadi Yang Mulia Raja benar-benar menyuruh kamu duluan pergi.. untuk menikah
dengan Puterinya Sadamori itu??,” Dong Il kaget dengan apa yang diceritakan
Minho.
Minho mengangguk dan tertawa, tapi garing
sekali.
”Ye..
hahaha.. mau apa lagi?? Bukankah kita harus taat pada Yang Mulia??,”
”Jadi.. perempuan kunoichi tadi isterimu??,” tanya Dong Il dengan mimik kaget
Minho mengangguk.
”heeeehhh... untung bukan aku yang harus
pergi dulu,” balas Dong Il serius.
”Bagaimana nanti perasaan Hee Kyung ketika
kamu harus bawa dia kesana??”
Minho galau lagi kalau mengingat itu,
padahal malam ini mereka harus pergi berlayar menuju pulau itu dan 2 hari
kemudian, kembali lagi ke Goryeo.
Dia lalu bercerita kalau dia jadi tidak
konsentrasi dengan masalah perasaan hatinya ini. Dia sudah bilang pada Takako
kalau dia akan berusaha menjaga dan memaksa mengurangi cintanya pada Hee Kyung
untuk bisa menjaga dan cinta pada cewek itu. Dong Il tidak habis pikir dengan
pemikiran Raja nya dan juga Shogun Ashikaga.
”Kenapa tidak putera pangeran Young Jin
saja yang menikah dengan Takako itu??,” tanya Dong Il
”masalahnya dia bukan anak shogun, hanya
anak seorang Daimyo.. gubernur,” balas Minho.
Dong Il menyikut Minho,”tapi dia cantik
dan sepertinya pemberani.. kamu sudah tidur berapa kali dengannya?? Hehe”
”apa aku bisa?? Disentuh saja dia tidak mau, malah dia mencoba
meracuni ku di hari pertama nikah.. kami bertarung beberapa kali, dan terakhir aku memang nekat menciumnya,”
balas Minho jujur
”Tapi kedudukan ayahmu juga terpandang di
Goryeo.. jadi mungkin itu pertimbangan Yang Mulia Raja,” kata Dong Il.
”Mungkin ayahmu sudah tahu yang
sebenarnya, sehingga dia menyetujui saja,” kata Dong Il lagi.
”aku hanya tidak tahu bagaimana nanti
perasaan Hee Kyung ketika aku memutuskan tidak bisa menikah dengannya dan
terlanjur harus hidup dengan Takako,” ujar Minho.
Dong Il menepuk-nepuk pundaknya,”santai
saja.. asalkan kamu tidak ribut dengannya terus.. aku yakin, Sadamori dan
Ashikaga itu tidak akan menyerang Goryeo... bagaimanapun, penumpasan para
perompak ini tugas bersama.. mungkin Yang Mulia Raja ingin ada keterikatan yang panjang.. diplomasi yang
cukup menyenangkan, hehe”
”aku sempat heran juga, Jendral Lee.. sebab
Yang Mulia Raja sudah membuat rumah baru untuk mu.. ternyata.. tujuannya semua
adalah untuk ini,” ujar Dong Il lagi.
Minho malah makin galau, dia garuk-garuk
kepalanya sampai rambut sebahu nya kusut.
”tidak sangka semua sampai sejauh ini..
bagaimana aku nanti harus menghadapai Hee Kyung??,” gerutunya
Minho menunduk lesu. Hari makin dekat
dengan selesai tugasnya di Tsushima dan harus membawa Takako ke Goryeo.
Malamnya, mereka semua bersiap. Senjata,
makanan, minuman, kuda semua masuk ke dalam kapal yang besar. Besok pagi
sekali, mereka harus sudah sampai di pulau gersang itu dan langsung melakukan
penyerbuan serta penyerangan.
Dilihat Minho dimalam itu, Takako berdiri
di dek dan dia memandang laut lepas. Rambutnya yang dikuncir atas tertiup angin, juga hakama berwarna gelap yang
dia pakai. Minho melihatnya
dengan jelas, wajahnya ditempa lampu kapal.
”sebenarnya dia perempuan yang pintar..
kalau memang dia takdirku karena Yang Mulia merencanakan ini semua.. aku harus
belajar menerima Takako Hime apa adanya,” kata hatinya Minho. Dia memperhatikan
Takako dari ujung rambut sampai ujung kaki dari kejauhan, lalu mencoba
menghampirinya.
”Konbanwa,
Hime sama,” katanya ramah menyapa Takako. Takako diam saja memandang laut,
lalu Minho berdiri disampingnya dan menekuk tangannya diatas besi dek lalu ikut
memandang laut bersama Takako.
Mereka diam-diaman saja. Sampai akhirnya,
Minho mencoba lagi berbicara padanya.
”apa.. kamu benar-benar tidak suka aku??,”
Takako masih diam saja, sama sekali tidak
memberikan jawaban.
Minho lalu bertanya kembali,”kenapa.. kamu
benci aku??”
Takako lalu menoleh,”bukan saatnya
sekarang kita ngobrol masalah hati.. besok harus mengalahkan mereka”, lalu
meninggalkan Minho begitu saja.
Minho mencoba sabar dengan kelakuan isteri
diplomatik nya itu. Dia memandang Takako yang masuk ke dalam kapal.
”oyasumi
nasai! Annyeonghi, Hime-sama!,” Minho setengah teriak padanya, mengucapkan
selamat tidur, mungkin Takako ingin tidur sejenak, tapi Takako tetap berlalu
tanpa menoleh pada Minho.
Takako mencoba berbaring sendirian di
barak dalam kapal itu, tidak ada satupun kunoichi yang berani menganggunya jika
dia mendadak diam. Sebenarnya dia galau, karena jika penyerbuan ini sukses,
maka dia akan dibawa Minho dalam 2-3 hari ke depan atau paling lambat 1 minggu
ke depan.
”apa dia akan menjagaku?? Atau hanya manis
dimulutnya saja sekarang dia sudah janji kemarin-kemarin mau menjaga ku ketika
nanti aku di Goryeo??,” kata hatinya Takako.
Dia melihat dari jendela barak, Minho yang
sama sekali belum bergeming dari tempat tadi mereka berdiri.
”aku.. harus berusaha cinta kamu.. tapi.. apa
aku bisa??,” kata hatinya Takako
”Ryuhei-kun.. kenapa sama sekali kamu
tidak datang padaku??,” katanya lagi, dia menangis pelan.
Seorang kunoichi yang mendadak masuk barak
memergoki Takako menangis pelan.
”Hime-sama.. ada apa??,” tanya Ayako.
”nan
demo nai..,” jawab Takako singkat,”tinggalkan aku sendirian,”
Ayako hanya menunduk hormat lalu pergi
keluar kamar barak. Ternyata Ayako
mendatangi Minho
”Lee-sama.. Takako Hime sama.. menangis,”
kata Ayako
Minho kaget,” ada apa??,”
”sumimasen..
saya tidak tahu,” balas Ayako
sambil menunduk hormat pada Minho. Minho langsung pergi ke kamar barak itu.
Takut Takako labil ketika nanti berperang.
Minho masuk ke dalam barak, tanpa disadari
Takako yang masih berurai airmata, dia masih bingung bagaimana mau meninggalkan
Ryuhei dan berusaha cinta pada Minho.
”Hime sama.. ,” kata Minho lembut. Dia
sudah duduk di samping tempat tidur Takako, sementara Takako menangis pelan
membelakangi pintu.
Takako pura-pura tidur, dia tidak ingin
Minho tahu kalau hatinya galau karena dia sudah mulai memikirkan cowok itu.
Tapi Minho malah melihat wajahnya,”oh.. tidur juga.. padahal 1 jam lagi kita harus
kumpul”. Dia tahu aslinya Takako tidak tidur. Tapi Minho malah mencoba
menggenggam tangannya dengan lembut dan mengusap-usapnya.
”oyasuminasai,
Takako Hime.. naega anae (isteriku-red),” kata Minho dengan senyum
Takako ingin marah dalam kepura-puraan tidurnya,
tapi dia malah jadi merasa, genggaman tangan Minho yang lembut menandakan
memang ketulusan hatinya juga untuk belajar cinta padanya.
Takako tetap berpura-pura tidur. Dia pikir
Minho akan melepaskan genggaman tangannya dari tangan Takako, tapi ternyata
tidak. Minho tetap duduk disampingnya dan malah bergumam pelan,”aku temani
tidur Takako Hime malam ini.. jika nanti kita akan berperang melawan mereka, aku akan berusaha melindungi
dan menjaga kamu.. supaya
kamu tetap selamat nanti setiba kita kembali ke Tsushima,”
Takako jadi malah serba salah,”ugh..
kenapa dia makin serius sih??”, gerutunya dalam hati.
Minho malah lalu mengelus kepala Takako,
cewek itu mau memberontak aslinya, tetapi dia urungkan.
Lalu Minho mencium kening Takako dengan
lembut. Wajah Takako malah
jadi merah, tapi Minho hanya senyum. Dia tahu kalau isterinya itu aslinya
memang tidak tidur semenjak dia masuk ke kamar itu.
”aslinya.. sama sekali tidak tidur, kan??,”
senyum Minho, berbisik dekat kupingnya.
Mata Takako terbuka.. Minho malah mencium
bibirnya.
”aku tidak bisa dibohongi.. sebab kamu
isteriku.. bukan yang lain.. dan ketika tadi Ayako san mengeluh kalau kamu menangis.. aku kesini hanya
ingin menghiburmu”, kata Minho
”pergi,” ujar Takako, memalingkan
wajahnya.
”sebentar lagi.. kita harus kumpul,” kata
Minho.
”pergi dari hadapanku,” kata Takako lagi.
Minho lalu berdiri,”baiklah”, dan dia
keluar barak.
Satu jam berlalu, kemudian mereka kumpul.
Shuntaro berbisik pada Takako,”Hime sama.. daijyoubu desu ka??
Sepertinya mata Hime sama, bengkak,”
”ore
wa daijyoubu,” balas Takako dengan bahasa lelaki, menyatakan kalau dia
baik-baik saja.
Mereka lalu kembali membuka peta pulau
gersang itu, kembali mengingatkan posisi masing-masing tentara dan juga titik
penyerangan.
Semua memperhatikan serius. Sadamori tidak
dihadirkan, diwakili oleh Shuntaro sang kepala para Samurai klan Sadamori.
Mereka semua sudah kumpul dengan baju
perangnya masing-masing. Minho memperhatikan Takako yang pagi hari itu akan
menggunakan Kodachi nya.
”kamu harus lindungi isterimu, Jendral
Lee,” bisik Dong Il,”dia harus kamu bawa ke Goryeo di hadapan Yang Mulia Raja
bukan??,”
Minho mengangguk,”ya.. aku janji”
Semua menyiapkan dan menurunkan
sekoci-sekoci atau kapal kecil-kecil. Kapal besar sengaja digelapkan dan tidak
ada lampu sama sekali, agar tidak ada satu perompak pun yang curiga dengan
kedatangan mereka.
Kapal-kapal kecil itu harus sudah tiba
ketika matahari sudah mulai terbit, sehingga saat para perompak itu masih
tertidur dan mereka belum sadar, bisa langsung diserang.
Sama sekali mereka tidak bersuara ketika
mendatangi pulau itu. Ketika turunpun, suara langkah kaki mereka seperti
sejajar dengan suara ombak.
Tepat dengan analisa Sadamori sebelumnya, kapal-kapal
kecil mereka sampai ketika matahari baru terlihat sedikit. Mereka langsung
mendarat dan barulah berteriak.
”SERBUUUUUUUUUUUUU!!!!!!!!!,” dari arah
yang saling berlawanan dengan masing-masing pemimpin Minho di utara, Shuntaro
dan Dong Il di barat, timur Shinsuke dan Kwang Jo, sedang selatan dengan
Ryutaro.
Para perompak yang biasanya dini hari
mereka baru menjelang tidur, panik, mereka berhamburan, ada yang masih mabuk. Mereka
segera mengambil senjata dalam kedaan panik. Takako menyerbu ke bagian para wanita.
”BAM.. BAM.. BAM!!,” suara meriam dari
kapal perang Daimyo Sadamori dan milik Kerajaan Goryeo menyerang rumah-rumah
para perompak itu. Suara teriakan anak-anak dan juga wanita ramai, keluar dari
rumah-rumah mereka. Mereka buru-buru mengambil senjata seadanya, karena mereka
pikir tidak akan ada serangan apapun.
”trang...trang!,” suara gaduh antar
senjata saling beradu. Begitu juga terdengar teriakan-teriakan antara yang
bertarung dengan yang terbunuh. Pulau itu yang biasanya pagi sampai siang
terkesan sepi dan mati..dini hari ini penuh bersimbah darah karena pertarungan.
”arghh!,” suara-suara yang terluka,
tertusuk, terbelah oleh pedang, akhirnya terbunuh.
Minho melihat Takako yang sedang bertarung
dengan seorang perompak perempuan.
Dia mengawasi isterinya itu, berjanji dari
awal akan melindunginya, walau dari jauh.
”sreeetttttt..............cresssss!,”
Minho menusuk perut lawannya, masih sambil memperhatikan Takako yang bertarung.
Dia tidak peduli orang didepannya mati terhunus, dia tusuk lagi, orang itu
mengerang lagi, akhirnya mati, lalu dia lempar mayat orang itu ketengah para
prajurit dan perompak yang saling bertarung.
”hiaaaaaaattttttt!!,” serang perempuan
perompak yang sedang berhadapan dengan Takako. Dia menggunakan semacam tombak khusus untuk
wanita.
Takako mundur sedikit, dia malah seperti
meremehkan senjata perempuan itu.
”aku sering bermain-main dengan naginata..
Aho! (bodoh-red),” teriak Takako.
Perempuan itu tertawa,”jadi..aku
berhadapan langsung dengan Takako si kunoichi dari Klan Sadamori?? Bagus! Aku
akan minum darahmu,”
Perempuan itu mengeluarkan lidahnya dan
menjilat bibirnya sendiri.
”menjijikkan.. pantas kamu jadi
perompak!,” balas Takako.
Perempuan itu tertawa keras, lalu
menyerang Takako.
”Shine..
aitsu!! (mati kau!),” teriak perempuan perompak itu.
Mereka langsung bertarung satu lawan satu.
Minho masih terus berhadapan dengan para musuhnya.
”mati!,” teriaknya, setelah menebas leher
seorang perompak.
”drrrrrrrrttttttt.........srrrrrrrrr,” dia
mengeluarkan sinar seperti kilat dari tangan kanannya, membuat pedangnya
menjadi bersinar dan ada sedikit kilat.
Para perompak yang menyerbunya kaget,”ILMU
PEDANG HALILINTAR! AWAS!!”, teriak beberapa mereka.
Minho hanya senyum dingin,”Ayo hadapi
aku!!”
”HEAAAAAAAA!!!!!!!!!!,” teriak para
perompak itu, mereka menyerbu Minho.
Tanpa disadari Minho, Takako melihat dia
bertarung.
”Jendral itu hebat juga,” sambil dia
mengelak serangan dari cewek perompak itu.
Baik Takako maupun Minho menghadapi
musuh-musuh mereka.
”bam... sreeettt!!,” pedang Minho berhasil
membelah perut seorang perompak yang akhirnya berteriak dan jatuh meregang
nyawa.
”Sret!!!,” lagi dia lakukan terhadap para perompak
yang lain. Darah muncrat mengenai wajahnya. Baju nya juga penuh cipratan amis darah pada
perompak yang kebanyakan menyerang karena mabuk itu.
”AYO MAJU KALIAN!”, Minho malah berteriak
makin menantang mereka. Dia mengelap wajahnya yang terkena cipratan darah musuh
dengan sapu tangan kecil. Lalu
dia lap juga pedangnya yang sedari tadi penuh darah dengan sapu tangan itu.
Mereka kembali menyerbu Minho
beramai-ramai.
Takako menahan serangan naginata (tombak
pedang) dari perempuan perompak itu. Dia mundur, kakinya terseret beberapa
langkah karena perompak itu mengeluarkan tenaganya untuk menyerang dan
menyabetnya dengan naginatanya.
Minho dari kejauhan langsung khawatir
dengan melihat kejadian itu, konsentrasinya terpecah. Dia takut Takako terluka.
Perompak cewek itu menyerang terus,
sementara Takako bertahan dengan Kodachinya. Dia berusaha menahan naginata dari
perompak cewek itu, lalu berhasil menendang lawannya.
”bug!,” suara tendangan dari perompak
cewek tersebut dan Takako terjatuh!
”Takako Hime!,” Minho otomatis berteriak,
walau sambil dia menebaskan pedangnya, membunuh lawan.
Tapi Takako tidak menyerah, ketika
perompak cewek itu ingin menusuknya dengan naginata, dia bergulingan menggeser
badannya, menghindar dari tusukan serangan cewek itu dengan kodachinya.
Minho panik, dia jadi asal menyerang,
melihat Takako berada di tanah sedang berusaha menghindar dari tusukan naginata
yang bertubi-tubi.
Cewek perompak itu sangat bernafsu menyerangnya,
Takako tidak menyerah walau dia harus berada di tanah, berbaring, dia belum
bisa salto atau menyerang balik, hanya bertahan.
”bertahan, Hime sama... isteriku.. aku
akan menolongmu segera,” gumam hatinya Minho, dia langsung galau.
Minho masih dikelilingi musuh.
Takako masih bertahan, akhirnya dengan
susah payah dia bisa bangun dan menahan lagi serangan naginata cewek perompak
itu.
”HUH..SEGITU SAJA KEMAMPUAN ANAK
SADAMORI??,” teriak cewek perompak itu, meremehkan Takako.
”KISSAMAAAAAAA!!!,”
Takako marah diremehkan, dia kembali menyerang.
”crash!!,” pedang Minho menghunus dan
membelah seorang perompak lagi.
”argh!,”
”cress!!,” Minho mulai galau. Dia terus
menyerang tapi matanya tetap mengawasi Takako.
”Hime sama..bertahanlah sebentar lagi,”
keluh hatinya Minho. Dia memang tipe cowok yang menjaga dan tidak ingin
perempuan yang dia usahakan cinta padanya, jadi terluka.
Masing-masing semua sibuk dengan musuhnya,
saling menyerang dan saling bunuh.
Takako menahan naginata cewek perompak
itu... lalu...
”hiat!,” dia beteriak, melihat celah
kosong antara tengah badan cewek perompak itu, lalu menendangnya.
Cewek perompak itu jatuh, Takako tidak
menunggu lama lagi, dia langsung menghunuskan kodachinya leher dan perut cewek
perompak itu.
”cresss! Jleb!,” tusukan diperut dan besetan dileher
Cewek perompak itu mengerang kesakitan,
darah memuncrat dari perut dan lehernya. Dia batuk darah, memegang perutnya
”ekh.. uhuk,” darah keluar dari mulutnya.
”mati!,” balas Takako dingin
”kamu terlalu meremehkanku.. aku kepala
100 kunoichi di Tsushima..,” lanjutnya lagi
Cewek perompak itu ingin menyerang lagi,
tapi sudah tidak ada tenaganya, tangannya ingin menggapai Takako, tapi Takako
malah menebas tangan cewek perompak itu dan tangannya putus.
Cewek perompak itu lalu mati.
Minho sedikit tenang melihatnya, Takako
belum kalah, tetapi tiba-tiba, ada seorang perompak menyerang dari belakangnya.
”HIME SAMA... AWAS!!!,” teriak Minho dari
kejauhan.. tapi terlambat.. pedang perompak itu sudah menyabet punggung Takako.
”Argh!,” Takako hilang keseimbangan,
punggungnya kena sabetan, tapi dia lekas berbalik arah dan menahan serangan
kedua dari perompak itu dengan kodachinya.
Minho panik dan marah, dia langsung
meninggalkan musuh-musuhnya, buru-buru dia berlari dan meloncat melewati beberapa
kepala para perompak dan para prajurit serta samurai yang sedang saling serang.
”aku harus lindungi isteriku..
bagaimanapun..dia isteriku,” dalam hatinya Minho.
”HIATTTTTT............ PEROMPAK SIALANNNN!!!...
ISTERIKU TIDAK BOLEH MATI!!,” Minho malah jadi mengamuk.
”tap.. tap... tap!!,” suara loncatan
kakinya melewati beberapa kepala orang. Yang terlewati menjadi kaget. Takako
masih menahan serangan, darah mengucur dari punggungnya yang terluka kena
sabetan pedang.
Sementara sang perompak bernafsu begitu
mengetahui yang dia serang adalah anak dari Klan Daimyo Sadamori.
Takako sudah mulai lemas karena lukanya,
dia memang belum pernah mendapatkan luka seperti itu, tapi dia terus bertahan
sementara Minho masih menuju ke arahnya dan perompak itu.
”MINHO.. TOLONG AKU!,” teriaknya.
Sang perompak tertawa saja sambil
menyerang dan menyerang, sementara Takako bertahan.
Minho langsung menendang perompak itu
ketika dia sudah dekat.
”bug! Sreeeetttt,” suara perompak itu
terjatuh sampai terseret karena ditendang Minho.
Minho langsung memeluk Takako,”gwaenchanh a isseubnika?? Daijyoubu
desu ka, Hime sama??”.
Dia kaget punggung Takako sudah berdarah-darah.
”aku lemas,” kata Takako, kodachi nya
lepas satu dari genggamannya, tangannya gemetaran.
”bertahanlah sebentar,” kata Minho. Dia
memeluk Takako dengan tangan satunya lagi. Sementara Takako sudah lemas
lunglai.
Perompak itu tertawa, lalu menyerang
Minho. Minho melawan perompak itu dengan satu tangan memeluk Takako yang lemas
dan akhirnya pingsan di pelukannya.
”bertahan, isteriku.. kamu akan selamat,”
kata hatinya Minho.
”hiat!!,” perompak itu terus menyerang
Minho.
Minho berteriak,”SHUNTARO SAN.. TASUKETE KUDASAI!,”
Shuntaro yang mendengar teriakan minta
tolong Minho langsung menyerbu ke tengah arena, beberapa perompak yang
menghalanginya langsung ditebas dan dia berhasil menerobos dan melihat Minho
diserang tapi masih memeluk Takako.
Shuntaro langsung membantu Minho menyerang
perompak itu, yang ternyata satu dari beberapa kepala perompak.
”Tolong jaga Hime sama,” Minho menyerahkan
Takako yang sudah pingsan pada Shuntaro. Shuntaro lalu memegang Takako dan
membaringkannya, sementara tetap Minho yang menghadapi pemimpin perompak itu.
”HAHAHAHA! SEBENTAR LAGI JENDRAL LEE MINHO
DAN ISTERINYA..ANAK SADAMORI ITU MATI!,” teriak sang pemimpin perompak dengan
sombongnya.
”TIDAK AKAN PERNAH!,” balas Minho dengan
teriakan lagi
”AKU AKAN LINDUNGI ISTERIKU!,” lanjutnya
lagi
”Haaaahhhhhh.. isteri ya?? Kebiasaan para
manusia yang mengaku dari kasta tinggi.. main asal mengawinkan orang-orang demi
kepuasan kekuasaan,” kata perompak itu
Shuntaro berteriak,” Kenjirou Sadamori..
kembalilah, Kenjirou-sama.. Sadamori sama.. masih menerima Anda!,”
”Sadamori??,” Minho heran.
”Lee-sama.. Kenjirou sama.. sepupu dari
Sadamori sama!,” teriak Shuntaro.
Kenjirou malah tertawa,”dan kamu,
Shuntaro.. masih betah
menjadi antek Ashikaga itu??”
” Kenjirou-sama.. kembalilah ke Tsushima!,”
Shuntaro malah menunduk hormat pada Kenjirou dengan setengah bersujud.
”jadi.. kamu sepupu klan Sadamori??,”
tanya Minho. Tapi dia heran, kenapa Takako tidak mengenal pamannya sendiri.
”Sudahlah, Shuntaro.. jangan terlalu banyak basa basi!,” bentak
Kenjirou.
Dia
langsung menyerang Minho .
”SHINEEE.. CHOOSEN YAROU!! (mati kamu.. korea sia-lan!),” teriak Kenjirou.. melompat menyerang
Minho
”JURUS
PEDANG NAGA HALILINTAR!!,” teriak Minho . Dari pedangnya langsung keluar kilat. Dia menahan serangan Kenjirou.
Shuntaro lekas membawa Takako minggir dari
pertempuran itu.
”Takako Hime-sama.. yang menyerang Anda..
paman Anda sendiri,” katanya menunduk hormat pada Takako yang pingsan
Pedang saling beradu, ribut sekali, pedang
Minho mengeluarkan kilat, dengan energi yang besar dia berusaha mengalahkan
Kenjirou dengan ilmu pedangnya.
”trang.. trang!,” suara pedang saling
beradu terus terusan. Beberapa musuh yang berusaha saling menyerang disamping
mereka berdua semua mundur.
Beberapa kali Kejirou hampir membunuh
Minho, beberapa kali pula Minho menarik tangan perompak lalu menjadikannya
tameng.
”argh.. cres!!,” suara perompak yang Minho
jadikan tameng tubuhnya mati ditebas pedang pemimpinnya sendiri. Kenjirou
langsung menendang mayat perompak itu dan kembali menyerang Minho.
”Tranggggggggg!!!!!!!!!!!!!!,” suara
pedang beradu keras sekali, sampai benar-benar pedang Minho bersinar.
”BUG!,” Minho berhasil menggeser pedangnya
ke mata pedang Kenjirou, lalu menyikut lelaki itu dengan gagang pedangnya
Kenjirou hampir jatuh limbung, tapi dia
tetap masih bisa berdiri lagi..dan ketika Minho menyerang, dia bisa melawan
lagi.
”Jangan senang dulu.. aku belum mau mati!!,” teriak Kenjirou.
”I
saekki ya!! Mati!! Kamu sudah lukai isteriku!!,” balas Minho. Dia jadi
marah. Dia takut Takako meninggal kehabisan darah.
Minho masih menyerang Kenjirou.
Masing-masing memang sama-sama kuatnya.
Sampai ketika...
”sret!!!,” pedang Minho berhasil menyabet
tangan kanannya Kenjirou
Minho langsung meloncat tinggi dan ingin
menebas kepala Kenjirou yang agak limbung karena pedang ditangan kanannya juga
jatuh.
”YAMETE
KUDASAI.. JEBAL GEUMAN...LEE-SAMA!!,” ternyata Takako sadar, dia
berteriak-teriak supaya Minho tidak membunuh pamannya sendiri.
Mendengar suara Takako, Minho tidak jadi
melompat melalui batu dan menebas kepala Kenjirou. Dia kembali mendaratkan
kakinya, lalu menoleh pada Takako.
Takako yang sudah lelah dan sangat lemas
mencoba berlari ke arah mereka, dia malah menunduk hormat pada Kenjirou..
”anata
ga watashi no ojisan deshou ne?? Kotaete kudasai,” kata Takako,meminta
jawaban apa Kenjirou benar-benar pamannya atau bukan.
Minho lalu berjongkok,”daijyoubu desu ka.. Hime sama??,” dia
khawatir dengan kondisi Takako yang punggungnya sudah mengeluarkan banyak
darah.
Kenjirou berdiri limbung.. tapi malah
tertawa-tawa.
”kotaete
kudasai,” kata Takako masih menunduk hormat di depan Kenjirou.
”hai’,”
jawab Kenjirou.. tangannya sudah mau putus karena ditebas Minho.
”Sadamori
no ichizoku tame ni futatabi modotte kite kudasai.. onegaishimasu (tolong
kembali ke Klan Sadamori.. aku mohon)”,
Shuntaro menyuruh Takako untuk berdiri,
tapi dia menepis tangan Shuntaro, tetap ingin menghormati pamannya.
Minho bingung, Shuntaro membantu
menterjemahkan, kalau Takako meminta Kenjirou kembali ke Klan Sadamori.
”sore
o okonau koto wa arimasen,” balas Kenjirou, tidak mungkin dia kembali lagi
ke Klan Sadamori.
Shuntaro akhirnya ikut menunduk hormat di
depan Kenjirou, ” Soshite, Go jishin o
jikkou shi, Kenjirou sama”
Dalam aturan Klan Sadamori, jika ada yang
menjadi pengkhianat, harus membunuh dirinya sendiri (seppuku) di depan salah satu anggota yang lain.
Minho kaget setelah Shuntaro menterjemahkan
untuknya. Dia memegang tubuh Takako yang sudah mulai dingin.
“Hime sama.. aku harus membawa mu ke
kapal.. kamu harus disembuhkan”, kata Minho cemas. Dia berusaha menghentikan darah yang mengalir di
punggung Takako dengan energi dari tangannya.
Takako mengerang kesakitan, dia menepis
tangan Minho,” Urusai!!”, dia marah
pada Minho, bilang kalau ini adalah urusan keluarga mereka, tidak ada sangkut
pautnya dengan orang luar Klan. Lalu dia muntah darah. Minho malah makin panik.
”Seppuku, hahahaha,” Kenjirou malah
tertawa terbahak-bahak. Dia
masih berdiri, darah ditangannya masih mengucur deras. Dia masih memegang
tangannya yang ternyata sudah putus itu.
Shuntaro lalu menyerahkan sebuah pisau 30
cm,”silahkan”
Minho kaget. Dia pikir, dia yang akan
membunuh orang itu, ternyata justru harus bunuh dirinya sendiri.
Dia lalu melihat pada Takako yang sudah
kepayahan, dia memberikan lagi energy nya pada isterinya itu.
”mohon jangan bergerak, Hime-sama.. kamu
banyak kehilangan darah,” kata Minho pelan. Dia lalu menempelkan telapak
tangannya pada luka dipunggung Takako.
”ekh...,” Takako mengerang, dia menangis
pelan.
”sebentar saja,” senyum Minho.
Takako hanya menunduk lemas, dia memang
sudah kehabisan tenaga, walaupun tadi sempat pingsan.
”rasanya..aku mau mati,” keluhnya pelan
pada Minho.
”kita mati bersama.. aku tidak mau mati
sendirian tanpa mu,” senyum Minho.
Shuntaro menyerahkan pisau tantou untuk
Seppuku pada Kenjirou.
Minho tidak ingin Takako melihatnya, tapi
cewek itu harus melihatnya, karena dia bagian dari Klan Sadamori.
Kenjirou duduk dengan tenang, tangan
kanannya sudah terlanjur putus. Minho gusar, kembali dia tidak ingin Takako
melihat itu.
”aku tidak ingin kamu turut campur urusan
Klan ku,” kata Takako judes walau dengan suara lemah. Dia menegakkan kepalanya,
melihat wajah Kenjirou, pamannya sendiri yang sudah berkhianat pada Klan nya
sendiri.
Di depan Kenjirou sudah ada sebilah
tantou yang sangat tajam. Dia lalu
membuka bajunya dengan tangan kirinya. Takako berusaha melihat wajahnya.
Sementara Shuntaro berdiri di belakang Kenjirou.
Kenjirou mengambil tantou itu. Pelan
matanya terpejam.
”aku mungkin memang berkhianat pada Klan..
tetapi... aku bukanlah pengkhianat Leluhur yang rela menyerahkan diri kepada
Ashikaga, seperti ayahmu,”
Takako diam saja, dia berusaha menegakkan
kepalanya, melihat pamannya.
Kenjirou lalu pelan menusukkan tantou itu
ke perutnya. Takako ingin berpaling, tetapi dalam aturan Klannya, sama sekali
tidak boleh. Dia menatap pamannya yang merobek perutnya sendiri, sampai ususnya
terburai keluar.
Untuk mempersingkat penderitaan, Shuntaro
lalu menebas leher Kenjirou.
”pluk,” kepala Kenjirou jatuh ke tanah.
”haa!,” Takako menahan nafasnya, matanya
basah, dia menangis, tapi tanpa suara.
Minho tidak tahan melihat Takako dalam
kondisi seperti itu, dia lalu segera langsung memeluknya memalingkan wajah
Takako saat sebelum kepala Kenjirou jatuh ke tanah. Shuntaro pelan menaruh
katana nya ke tanah, lalu duduk dan setengah bersujud di depan mayat Kenjirou.
”sumimasen
deshita, Kenjirou-sama,” kata Shuntaro.
Minho hanya terpaku melihat pemandangan
itu, sambil masih memeluk Takako yang menangis tanpa suara.
”Ojisan..
shinda,” kata Takako pelan, kalau pamannya sudah meninggal.
Pelan Shuntaro menaruh kepala Kenjirou
pada kain, dia lalu menunduk hormat.
Shuntaro teriak ke kerumunan yang masih
berperang.
”PEMIMPIN KALIAN.... KENJIROU SADAMORI
DARI KLAN SADAMORI TELAH MENINGGAL.... MENYERAHLAH!!!”
Para perompak yang masih hidup dan tersisa
itu kaget kalau pemimpin mereka sudah meninggal. Spontan semuanya mati-matian
membela dirinya sendiri. Mereka menyerah sampai mati.
Minho lalu melepas pelukannya pada Takako.
Dia mengeluarkan ilmu pedangnya.
”MUNDUR SEMUA!,” teriaknya pada
pasukannya. Mendengar perintah itu, semua pasukannya yang masih hidup dan
bertahan karena luka langsung menjauh dari musuh mereka. Pasukan Samurai juga
ikut menyingkir.
Minho mengibaskan pedangnya, wajahnya agak
berubah, aliasnya naik, dia marah. Tangannya keluar lagi kilat dan sinar biru,
merambat sampai ke ujung pedangnya, bahkan sampai kilatnya itu ke tanah. Dia
marah dengan para perompak itu yang tidak mau menyerah juga, sementara dia
khawatir dengan Takako yang kehabisan darah dan pingsan lagi.
Minho lalu berlari ke kumpulan perampok
itu. Panglima Kwang Jo dan Dong Il mengikuti langkahnya.
”GEUDEUL
MODULEUL JUG-IL!! BUNUH MEREKA SEMUA!!,” teriak Minho pada Kwang Jo dan
Dong Il.
Kwang Jo dan Dong Il lalu berlari di
belakang Minho, mereka semua menghunus pedangnya ke musuh.
Tiga orang itu mengamuk, menebas tubuh
para perompak yang masih melawan.
”crashhhhhhhh!!!!!!,” suara pedang saling
beradu dan berakhir dengan tebasan.
”hitokiri
no you ni jya nai ka?? (mereka lebih seperti pembantai),” kata Shinsuke
kepada Ryutaro.
Minho mengamuk sampai urat-urat diwajahnya
keluar dan wajahnya memerah, marah. Para Samurai dan Kunoichi tidak menyangka
kalau dia sampai bisa senekat itu untuk membantai para perompak.
”bat.. srettt!!,” suara sabetan pedangnya
mengenai seorang perompak. Dada perompak itu robek dan mati seketika.
”Crash!,” Dong Il dan Kwang Jo juga
melakukannya.
Tapi kemudian Ryutaro dan Shinsuke
mengikuti jejak Minho, Dong Il dan Kwang Jo.
Darah tertumpah dimana-mana, dan... akhirnya
semua pun mati...
”PEROMPAK DARI PULAU GERSANG.. DENGAN
PEMIMPINNYA SADAMORI KENJIROU.. TELAH DINYATAKAN MUSNAH!,” teriak Shuntaro.
” BANZAIIIIII..................
BANZAIIIIIIIIIII!!!,” teriak semua pasukan Samurai
”MANSEEEEEEEEEE!!!!!!!,”
teriak pasukan dari Goryeo. Mereka bersorak sorai karena menang.
Minho membopong Takako segera,” Tolong
sediakan dua orang kunoichi untuk membantuku!,” teriaknya. Dia sudah melihat
wajah Takako yang sudah pucat pasi dan tubuhnya dingin.
Ayako dan Sayaka langsung mengikuti Minho
yang membopong Takako ke dalam kapal dan masuk ke kamarnya.
Minho langsung membaringkan Takako dan
menelungkupnya.
”Tolong buka bajunya,” perintah Minho pada
Sayaka.
Sayaka dan Ayako kaget, sebab mereka
pikir, buat apa dia menyuruh orang lain?? Bukankah Minho suami dari tuan puteri
mereka??
”tolong buka!,” perintah Minho pada
mereka. Dia lalu mencari kain bekalnya dan mengeluarkan bungkusan obat.
Ayako segera membuka kimono atas Takako,
sehingga seluruh tubuh atasnya terlihat.
Tapi Minho malah sedikit berpaling, terang
saja Sayaka dan Ayako heran.
Minho lalu mengeluarkan pil dan menumbuk
dengan tangannya pil tersebut sehingga hancur, lalu Sayaka menyediakan air dan
Minho membantu membersihkan punggung Takako yang terluka.
”Lukanya dalam sekali.. apa di Tsushima
ada tabib yang hebat??,” tanya Minho pada keduanya.
”Takeda-sensei desu,” balas Ayako singkat. Mereka membantu Minho membersihkan luka.
Sayaka lalu mengeluarkan dalaman Kimono
putih yang bisa dirobek dan digunakan sebagai perban. Dia merobek-robek dengan
pisau menjadi perban.
Tangan Minho agak gemetar ketika dia harus
mengubah posisi Takako menjadi terlentang. Minho melihat dadanya terbuka. Dia
sedikit menoleh, malu.
”kenapa dengan Lee-sama?? Kenapa malu??,”
kata hatinya Sayaka dan Ayako.
”Lee-sama??,” tanya Ayako.
Minho kaget,” ah...gwaechanh seubnida.. tidak apa”. Dia mencoba menahan nafasnya
ketika memasang perban di punggung yang menyambung ke dada Takako.
”badan Hime-sama..masih dingin,” kata
Sayaka.
”dia bisa selamat kan.. Lee-sama??,” tanya
Ayako
”ya.. dia masih selamat.. hanya pingsan
dan butuh istirahat,” jawab Minho.
Sayaka dan Ayako lalu pamit keluar
ruangan.
Minho mengambil selimut dan menariknya ke
tubuh Takako.
”aku harus menjaga mu sampai kembali ke
Tsushima,” kata Minho, memegang tangan Takako dengan lembut.
Dia lalu mengeluarkan pil dua butir,
mengunyahnya, membuka mulut Takako dan menciumnya supaya cewek itu bisa menelan
kedua pil yang sudah dikunyah dan bercampur air itu dari mulut Minho, walau dia
sedang pingsan.
Minho terus memegang lembut tangannya,
sesekali mengelus kepalanya.
Minho terus memandangnya,”aku berusaha
mencintaimu, Hime-sama..”
Tangan Takako sudah mulai hangat. Obat
yang diberikan Minho sudah mulai bekerja.
Diam-diam, Minho menciumnya lagi dengan
mesra dan penuh perasaan, tetapi...
” Permisi Lee Dae-Jang.. Pasukan sudah...,” Kwang Jo mendadak masuk, tetapi dia
memergoki Minho sedang mencium Takako.
”Mian
habnida... maaf menganggu,” kata Kwang Jo menunduk hormat.
Minho sedikit kaget,”ah.. maaf..”, dia
lalu berdiri dan membalas penghormatan Kwang Jo padanya.
”Pasukan sudah berkumpul. Pasukan kita... 187 orang wafat,” kata Kwang
Jo.
”identifikasi mereka.. lalu kita minta
tolong kepada Daimyo Sadamori agar mengkremasi mereka,” balas Minho.
Kwang Jo menunduk hormat, lalu ke luar
kamar itu.
Minho duduk lagi, menemani Takako sambil
memegang tangannya, lalu dia pun tertidur. Dalam mimpinya, dia malah bertemu
dengan Hee Kyung.
”Minho.. kenapa?,” tanya Hee Kyung dengan
wajah yang sedih. Dia lalu
memeluk Minho.
”aku minta maaf.. tapi.. ini memang yang
harus aku lakukan untuk mengabdi kepada kerajaan,” jawab Minho dengan ekspresi
datar di mimpi.
Hee Kyung masih memeluk Minho, lalu
mendadak dia menusuk Minho dengan belati.
Minho kaget, bangun, tersadar dari
tidurnya.
”haaaahh.. Hee Kyung.. mian haeyo,” kata Minho.
Para prajurit Goryeo dan Samurai klan
Sadamori serta kunoichi juga para Ninja berkumpul kembali di kapal laut
masing-masing. Mereka kembali ke Tsushima esok hari malamnya.
Ketika tiba di Tsushima, Minho membopong
Takako yang masih tidur ke kamar mereka. Suiko, ibu Takako kaget.
”anakku.. Takako chan.. okite kudasai yoo..,” dia menangis memanggil-manggil
nama anak kesayangannya.
”Hime-sama..!!,” teriak para pembantunya
sedih melihat kondisi tuan puterinya hanya diam saja. Takeda sang dokter
datang.
”Pil yang diberikan Jendral Lee membantu
menyetop darahnya.. dia sudah kembali normal.. tetapi, Hime-sama harus makan
makanan peningkat darah dan energy,” kata Takeda
Minho menunduk hormat pada Takeda,
berterima kasih memberikan tambahan obat pada Takako.
Dia, Sadamori, Kwang Jo, Dong Il, Shuntaro
dan Shinsuke berkumpul di depan para mayat pasukan Goryeo dan juga Samurai Klan
Sadamori.
Mereka menunduk hormat pada para mayat itu
sebelum dikremasi bersama-sama.
Sadamori sedih karena salahsatunya adalah
Kenjirou, sepupunya yang menjadi pengkhianat, tetapi dia tetap harus tegar di
depan para Samurai bawahannya.
Mereka memandang semua mayat para Prajurit
Goryeo dan Samurai dikremasi sampai selesai, sampai proses selesai.
Minho duduk saja di samping Takako yang
masih tidur,” harusnya kita pulang esok.. tetapi, kita masih harus disini,”
katanya menggenggam tangan Takako.
Jin Hyuk masuk, dia menunduk hormat pada
Minho.
”banyak sekali pasukan kita yang tiada,
Jendral Lee,” kata Jin Hyuk.
”aku sudah meminta tolong panglima Go
membuat daftar mereka dan membawa pulang segera bersama dengan Jendral Park.. dan Kamu akan kembali bersama mereka.. aku
masih harus disini,” jawab Minho.
”apa.. lukanya parah??,” tanya Jin Hyuk.
”dia belum sadar juga selama dua hari,
walau tubuhnya sudah tidak dingin lagi,” jawab Minho.
”Aku akan meminta tolong Jendral Park
untuk penuh menjagamu sampai kembali ke kompleks istana,” lanjut Minho lagi.
”perjalanan ini membuat aku jadi berani,
Jendral Lee..,” kata Jin Hyuk
Minho tersenyum pada anak remaja itu,” Aku
salut padamu.. kamu termasuk berani untuk seseorang yang belum memiliki ilmu
beladiri sama sekali”
Jin Hyuk menunduk hormat pada
Minho,”besok.. aku sudah pulang... aku harap, aku akan bertemu kembali dengan
Jendral Lee dikompleks istana,”
Minho berdiri, menepuk pundak Jin
Hyuk,”PASTI!,” katanya dengan suara tegas dan bangga pada Jin Hyuk, dia lalu
memeluk anak itu dan menepuk punggungnya
”aku sangat berhutang budi padamu,” kata
Minho padanya.
Malam itu, Minho menemani Takako yang
belum sadar juga. Dia berbaring disamping Takako, terus menggenggam tangannya.
”hangat sekali.. cepatlah sadar,
Hime-sama,” kata Minho padanya.
Minho dengan lembut mengelus kepala dan
rambutnya Takako yang panjang.
Tiba-tiba.. pelan sekali Takako membuka
matanya, Minho senang.
”doko??
Koko wa?? (aku dimana),” tanya Takako.
Minho senang sekali, wajahnya berubah
ceria,” dikamar.. syukurlah kamu selamat, Hime-sama”
”Minho....,” Takako memandang dan
memanggil Minho tanpa gelar Jendral atau apapun.
Minho mengelus kepalanya,” na yeogiiss-eyo.. watashi wa koko de..
(aku disini),”
Takako berusaha bangun, tapi Minho
melarangnya.
”dekatkan aku padamu, Minho,” pinta
Takako.
Minho berbaring dan mendekatkan badannya
pada Takako, cewek itu pun memeluknya.
”doumo
arigatou.. tasuketa (terima kasih sudah menolongku),” kata Takako pelan.
”watashi
wa anata o mamotte iru..yakusoku shimashita.. kai?? (aku sudah janji kan,
akan menjaga mu?),” Minho masih kaku berbahasa jepang pada Takako
Takako memeluk Minho, memegang tangan
Minho.
”kalau aku besok atau lusa ke Goryeo.. kamu janji kan.. akan tetap menjaga ku??,”
Minho mengangguk,” Ye.. yagsog,”
”terima kasih, Minho.. aku senang,” jawab
Takako.
Minho menyuruhnya tetap berbaring. Dia lalu keluar kamar dan mengatakan pada
kedua orangtua Takako kalau anaknya sudah sadar.
Suiko dan Sadamori senang melihat anaknya
bisa sadar dan bicara seperti biasa. Semua Klan Sadamori senang, anak Daimyo mereka selamat.
”Lee-sama yang menyelamatkan Hime-sama,
Sadamori-sama,” kata Ayaka pada Sadamori. Dia lalu cerita bagaimana Minho
menyelamatkan Takako, tuannya.
Sadamori menunduk hormat pada Minho,”
Gambsahabnida, Lee-sama,”
Minho tidak mempermasalahkan itu, karena
dia memang cinta pada Takako dan harus membawa pulang Takako ke Tsushima dengan
selamat, untuk kemudian akan ke Goryeo.
”Benar, Sadamori-sama... Lee-sama sangat
berani sekali kepada para perompak.. juga kepada Kenjirou-sama,” Shuntaro
menunduk hormat pada Minho dan Sadamori.
”aku menyesalkan... Kenjirou akhirnya
mengorbankan dirinya,” kata Sadamori.
Kenjirou dimakamkan di kompleks pekuburan
Klan Sadamori, walau dia menjadi seorang pengkhianat.
Esoknya, Pasukan dari Goryeo yang dipimpin
oleh Jendral Park pun siap berpisah. Choe Jin Hyuk ikut dengannya dan juga
dengan Go Kwang Jo yang akan kembali ke Jeju-do.
”salamkan salam kami kepada Yang Mulia
Raja Goryeo,” kata Sadamori. Dia membawa oleh-oleh untuk sang Raja berupa
piring emas dan juga untuk keluarga Prajurit berupa benih tanaman obat.
Minho berdiri di depan Dong Il,”aku titip
Jin Hyuk.. tolong jaga dia.. aku akan pulang setelah Hime-sama sembuh,”
Park Dong Il mengangguk,” sampai jumpa
lagi di Istana,” senyumnya pada Minho.
Semua prajurit Goryeo dan para samurai,
ninja dan kunoichi saling melambaikan salam perpisahan. Pasukan Goryeo pun
bertolak dahulu ke Jeju-do sebelum kembali ke Istana Gyeongbok di Hanyang.
Takako keluar kamar siang itu, dia ingin
melihat kembali matahari setelah 3 hari tidak sadar. Minho menemaninya dengan
memakai kimono dan hakama pemberian Sadamori. Mereka duduk disebuah taman di
depan kolam ikan.
”luka mu..sudah lebih baik kan?? Tidak
terlalu sakit lagi??,” senyum Minho
Takako mengangguk, dia menimpuk-nimpuk
kolam ikan dengan batu sehingga beberapa ikan jadi meloncat-loncat.
”eh.. jangan begitu.. kasihan ikannya,”
kata Minho.
”aku minta maaf,” lanjut Minho lagi.
”untuk apa?? Kamu sudah menyelamatkanku,” jawab
Takako tanpa melihat wajah Minho, hanya memandang kolam.
”aku..sudah melihat tubuhmu..,” jawab
Minho,”aku minta maaf.. waktu itu.. darurat..kalau tidak.. kamu bisa meninggal
tak tertangani”
Takako menoleh pada Minho, lalu Minho
bicara lagi,”karena.. aku
tidak ingin kamu meninggal.. aku tetap ingin menyelamatkanmu..dalam keadaan
apapun.. aku sudah berjanji mau melindungi dan menjaga mu..dimana saja”
Takako masih menoleh dan melihat wajah
Minho.
”Hime-sama
o aishiteru....soshite Hime-sama o
mamotte iru,” senyum Minho dengan terbata dia berbicara bahasa jepang
menyatakan cintanya pada Takako.
Takako berdiri, dia meninggalkan Minho
begitu saja. Minho heran
”Hime-sama..
omatchi kudasai! (tunggu tuan puteri),” teriak Minho, menyusul jalannya
Takako.
Takako berlari dengan wajah memerah. Dia malu ketika Minho mengatakan itu.
”atashi
wa anta no tsuma jya nai ka.. Lee Shuryo.. ne?? (aku isterimu kan..Jendral
Lee.. iya kan?)”, kata hatinya Takako.
Dia tidak peduli beberapa pembantu
perempuan melihat wajahnya yang bersemu merah, dia tetap berjalan cepat menuju
kamarnya, sementara Minho masih mengejarnya
”Hime-sama..
omatchi kudasai.. nanti terjatuh.. Hime-sama.. kamu masih belum sembuh!!,”
teriak Minho, minta Takako menunggunya dan tidak berlari
Hati Takako berbunga-bunga Minho
benar-benar sayang padanya...
Bersambung ke Part 4....