This is me....

Senin, November 10, 2014

My 3 Supernatural Beloved Kids (Part 11: Kenapa Rasa Itu Muncul Lagi?)

Starring: Lee Minho, Park Minseo, Lee Jin Ho, Lee Young Joon, Lee Hana.

“Kenapa sih... Eonni dari kemarin sepertinya pikir sesuatu keras sekali??,” Soon Hee heran sehabis mereka berpisah sebentar kemarin itu, Minseo mendadak jadi pendiam.
“Besok Eonni akan kembali lagi kerja,” jawab Minseo ringan, dia memaksakan senyumnya pada adiknya itu.
“lalu?? Hari ini apa mau jalan-jalan lagi?,”tanya Soon Hee
Minseo menggeleng saja, rasa kemarin yang masih ada untuk Minho, ternyata sampai detik ini masih ada.
“hey Soon Hee.. menurutmu.. ada tidak.. cinta yang sudah putus.. bersemi kembali??,” tanya Minseo. Mimik wajahnya terpaksa dibuat ceria.
“Ah.. beneran?? Dengan siapa??,” Soon Hee jadi heran dan matanya berbinar
Belum sampai Minseo ingin mengucapkan sebuah kata, dia langsung menyerobot lagi,”Pasti dengan Minho!”
“iya kan??,” katanya lagi
Minseo mengangguk saja.
Soon Hee berdiri, dia kegirangan,” Aigoo.. ini pasti buat Eonni berbunga-bunga!,” dia duduk lagi lalu memeluk kakaknya.
Minseo malah datar menanggapi,” Minho... sudah punya pacar lagi”
Soon Hee kaget, dia pikir hal itu akan jadi cinta lama bersemi kembali, ternyata tidak.
“ooohh.. apa Eonni sedih??,” katanya melepas pelukannya pada Minseo.
Minseo menangis, dia memang masih cinta pada Minho, tapi itu sudah masa lalu. Walau kemarin ketika Minho mengatakan kalau dia masih ingin lagi menjalin hubungan, baginya.. dia lebih mengutamakan pekerjaan yang sudah pindah keluar kota dan akan membiarkan Minho kuliah sampai selesai.
“dia bilang...tetap mau mengejarku,” kata Minseo pada adiknya
Soon Hee malah senang,”wah... jadi Minho memang cinta Eonni...hubungan jarak jauh saja kalau begitu”
Minseo menggeleng, dia tidak mau.. bagi dia.. Minho masa lalu.
“Tapi...dia enggak bisa lupakan Eonni.. kalau cowok enggak bisa lupakan ceweknya.. bisa-bisa dia nekat loh,” kata Soon Hee
“Eonni tetap harus pergi, Soon Hee.. besok saja sudah harus kembali ke Busan lagi,” jawab Minseo berkilah
“eh... Busan.. jaman sekarang dekat sekali.. bisa saja Minho cari Eonni loh,” kata Soon Hee dengan wajah cerianya
Minseo bilang kalau dia tidak bisa begitu saja merebut Minho dari tangan Soo Hee.. dia merasa memang Minho masih cinta padanya, hanya saja, dia pikir, kendala nya terlalu lebar.
“dia itu.. percaya sekali dengan apa kata peramal Kang itu bukan??,” tanya Soon Hee lagi.
Minseo mengangguk,”dia juga bilang seperti itu, padahal peramal itu musuhku hahaha”
Soon Hee tertawa,”ya.. Eonni selalu jadi musuh para peramal, hahaha... Tapi.. bisa jadi.. peramal Kang memang benar, weee..”, dia meledek kakaknya sendiri
“benar bagaimana?? Maksudnya.. aku akan tetap dengan Minho??,” tanya Minseo
Soon Hee mengangguk,”apa lagi?? Pasti dong, hehehe”
“ah.. lupakan dulu itu.. Eonni harus kerja, supaya kamu bisa masuk universitas.. iya kan?? Sayang sekali posisi Eonni sudah sebagai pengawas sekarang.. jangan pikir itu dulu,” balas Minseo
“tapi pasti nanti Minho akan kembali lagi,” semangat Soon Hee pada kakaknya sendiri.
Minseo berekspresi tidak mau tahu. Dia bilang pada adiknya, dia sedang memburu posisi, belum ada manager perempuan di perusahaan tekstil itu dan dia berharap bisa mendapatkan posisi itu. Soon Hee menyemangatinya, walau dia berharap, suatu hari, kakaknya akan tetap bersama Minho.

Minho meletakkan wajahnya diatas laptop, matanya berputar-putar saja melihat game yang sangat dekat dengan layar itu. Semenjak bertemu dengan Minseo beberapa hari lalu, pikirannya jadi tertuju kepada cewek itu.
“apa dia masih ada di Seoul??,” katanya mengeluh, menarik nafasnya sampai terdengar
“Soo Hee mau dikemanakan??” katanya lagi. Pikirannya mengawang kemana-mana.
Dia yang selalu ingat dan percaya dengan kata-kata peramal Kang bahwa memang akan berpisah sementara dengan Minseo lalu mereka akan bersama lagi, jadi galau sebab sekarang dia sedang pacaran dengan Soo Hee. Dia perhatikan kalau Soo Hee cewek yang baik, perhatian, sayang dan juga tidak macam-macam dengannya, manis sekali. Minho memang suka cewek yang sederhana enggak banyak minta. Baginya cukup cewek itu perhatian padanya, ngerti perasaannya kalau lagi moody. Dia anggap Minseo cewek yang sangat mengerti tentang dia. Dia merasa Soo Hee hanya cewek pelariannya saja setelah hampir 2 tahun dia tidak bertemu Minseo, sampai kemarin.
Ternyata, di kantong celana panjangnya, dia malah menyimpan bandul love yang didalamnya foto dia dan Minseo, walau di bandul bulat kalung di lehernya malah foto dia dan Soo Hee.
“gak nyangka bertemu lagi dengan Minseo ku,” katanya masih galau di depan laptop.
“Lalu.. apa kata peramal Kang akan terbukti? Dulu-dulu, kalau bicara dengan Minseo ... aku cocokkan dengan peramal Kang... tepat juga”
Dia ingat-ingat lagi Minseo bilang kalau dia akan menggantikan usaha ayahnya dalam waktu singkat usia 24 tahun, lalu akan bertemu Minseo lagi di usia 26 tahun dan mereka akan bersama lagi di usia 27 tahun. Tapi itu rasanya lama sekali sementara dia baru sekitar 21 tahun.
Minho berdiri lalu bolak-balik kamar nya seperti setrikaan. Dia pusing sendiri, berfikir sendiri mau bagaimana. Kenangannya pada Minseo memang susah hilang. Apa yang dia bilang kalau Minseo akan selalu ingat ciuman terakhirnya sebenarnya terbalik, dia sendiri yang menciptakan kenangan itu nanti.

“Minho.. Soo Hee datang,” kata ibunya di luar kamar sambil mengetuk pintu kamar Minho
Dia membuka pintunya, ibunya melihat wajahnya sedikit kusut.
“ada apa??,” tanya ibunya.
“Tidak apa, Eomma.. nanti aku ke depan,” jawab Minho, dia menutup pintu kamarnya lagi, mencuci mukanya di kamar mandi dalam kamarnya dan menuju ruang tamu.
Dia ke ruang tamu, disana sudah ada Soo Hee yang tersenyum manis padanya.
“Minho.. aku cari dari beberapa hari lalu, kemana saja?? Telepon dan pesan ku tidak dijawab,” Soo Hee mencium pipinya
“ah.. mian.. aku pusing,” jawab Minho singkat, lalu duduk.
Ternyata Soo Hee mengajaknya jalan, pergi ke pesta ulangtahun salah seorang temannya.
Minho menurut saja. Dia tidak ingin menyakiti hati cewek yang baik dan sudah menjadi pacarnya dalam tiga bulan terakhir ini. Walau dia tidak mood, dia coba mengontrol perasaannya sendiri.
“kita harus buat perayaan 100 hari pacaran kita loh, Minho,” senyum Soo Hee
“ah.. mian... aku lupa.. kapan mau pergi ketempat temanmu itu??,”kilah Minho
Soo Hee menunjukkan tangannya, 1 minggu lagi. Minho mengangguk mengiyakan, menyanggupi akan menemaninya.

“Aku harus kerja lagi, Eomma.. Appa.. aku bakalan kangen kalian deh,” Minseo memeluk kedua orangtua dan kedua adiknya, harus berpisah dengan mereka karena sudah selesai cutinya dan harus kembali kerja lagi.
“semangat, Minseo.. kamu pasti bisa!,” kata ayahnya dengan wajah ceria
“iya, kamu pasti bisa,” kata ibunya
Minseo berwajah ceria menjawab semangat mereka,”Ya.. doakan aku ya, Appa... Eomma.. dalam tahun ini, ada promosi pengangkatan menjadi manager”
Ayah dan Ibunya tercengang,”wow.. kamu pasti bisa, Minseo!”, kata mereka
Minseo mengangguk mantap,”Ya..aku yakin aku bisa..”
Minseo lalu melambaikan tangannya, tanda berpisah dengan keluarganya dan akan sibuk bekerja lagi.
“Jaga diri, Minseo!,” teriak semua anggota keluarganya sambil melambaikan tangannya.
Minseo membalas lambaian tangan mereka dengan semangat,”Bye bye.. nanti aku kabari kalau sudah sampai!”
Minho hari itu tidak mood lagi kuliah. Dia hanya terkesan melamun ketika mata kuliah berlangsung hari itu. Soo Hee yang mengajaknya jalan saja, ketika kirim messej hanya dia diamkan saja, tidak dia jawab.
“hari ini.. apa Minseo sudah kembali??,” dia menopang dagu nya di taman universitas.
“Minho.. maaf ya.. aku kembali ke Busan.. aku harus kerja.. aku tidak ingin lagi pikirkan hubungan kita... anggap saja itu semua sudah lalu,” kata hatinya Minseo ditengah perjalanan.
Minho membuka bandul yang dia simpan didompetnya, isinya foto dia dan Minseo.
“Aku percaya.. pasti kita nanti akan kembali lagi, bersama lagi.. peramal Kang bilang begitu.. tunggu aku 3 tahun lagi.. pasti kita ketemu lagi, Minseo,”
Ternyata Minseo diperjalanan juga membuka bandul yang ada foto dia dan Minho,”belum waktunya kita akan bertemu lagi, Minho... aku harus bekerja giat dan membahagiaan kedua orangtuaku dan kedua adikku”

Waktu berlalu..2 tahun kemudian...
“aku.. bosan dengan kamu,” kata Minho pelan pada Soo Hee.
Soo Hee kaget mendengar kata “bosan” yang diungkapkan dari mulut Minho dimalam itu ketika mereka habis makan malam bersama disebuah restaurant lalu pergi ke flat Soo Hee.
“aku tidak salah dengar??,” tanya Soo Hee dengan ekspresi bingung, dia tertawa kecil tetapi heran.
Minho menggeleng,” Tidak salah dengar.. memang begitu.. aku ingin putus”
Soo Hee sangat heran dengan perkataan Minho. Sudah dua tahun mereka pacaran, rasanya baik-baik saja, walaupun ada pertengkaran, tapi masih bisa diatasi. Tapi hari ini.. Soo Hee benar-benar mendengar kabar bagai petir disiang bolong. Tidak ada masalah terakhir ini hubungan mereka, kenapa harus berakhir??
“Bosan?? Apa cuma karena bosan.. kamu ingin putus??,” Soo Hee benar-benar kecewa, dia lalu melempar Minho dengan buku.
Minho mengelak,” Aku sudah bosan dengan hubungan ini”,
“Bam,” suara buku jatuh.
Soo Hee berteriak ,” PERGI KAMU, MINHO!”, dia lalu menangis.
“aku minta maaf.. tapi.. hubungan ini memang tidak bisa dilanjutkan lagi,” kata Minho menunduk.
“PERGI KAMU!,” teriak Soo Hee
“aku minta maaf, Soo Hee..,” Minho menunduk lagi
“PERGI!!”, Soo Hee memukul badan Minho. Minho coba mengelak dari tangannya.
“ya.. aku pergi.. aku minta maaf,”  Minho lalu keluar dari flat Soo Hee.
Cewek itu melempar buku yang lain ketika Minho keluar pintu.

Minho diam disebuah cafe. Dia hanya diam saja melihat orang lalu-lalang keluar masuk cafe sampai cafe itu tutup lagi, lalu pulang ke rumah dengan wajah suntuk, bete.
Dia merebahkan dirinya, menatap langit-langit.
“haaaaaaaahhhhhhhhhh........ kenapa tadi aku bilang bosan ya??”
Dia lalu mengambil bantal dan menutup wajahnya,” menyebalkan hari ini...”
Ternyata dia ingat, hari ini juga hari dia putus dengan Minseo... dan ternyata.. putus lagi dengan Soo Hee setelah hubungan mereka dua tahun berlalu.
“Hari yang bikin sial,” gerutunya.
Dia lalu membuka bandul kalung yang ada foto dia dan Soo Hee.
“mian.. mungkin sebenarnya, selama 2 tahun ini.. kamu hanya pelarian saja,” katanya membuka bandul itu dan melihat foto dia dengan Soo Hee.
Minho lalu mengeluarkan fotonya, membuang bandul yang masih ada foto Soo Hee itu ke dalam tempat sampah.
“hanya tersisa satu bandul dalam hidupku.. dan itu berisi foto Minseo dan aku saja,” katanya dalam hati. Dia mencoba tidur...

Beberapa hari kemudian, ayah Minho bicara padanya sedikit soal usaha..
“Sudah tingkat tiga kan..kuliahmu???,” tanya Lee senior.
Minho mengangguk,”Ye, Appa.. aku janji satu tahun kurang lagi, aku lulus.. Appa janji akan menurunkan usaha padaku kan?? Jadi aku usahakan terbaik untuk usaha ini”
“benar hubunganmu putus dengan Soo Hee??,” tanya Lee lagi
Minho mengangguk,”Ye..mian Appa.. aku sudah tidak bisa pertahankan lagi.. Appa tahu dari mana??”
“Soo Hee cerita pada ibumu,” jawab Lee singkat
Minho menggaruk kepalanya, dia tidak ingin urusan cinta lamanya akan berurusan dengan kedua orangtuanya.
“hubunganku tidak bisa diperbaiki lagi, Appa..,” kata Minho lagi.
“ah..sudahlah,” balas ayahnya.
“kuliahmu..nilainya baik-baik saja kan??,” tanya ayahnya lagi
Minho mengangguk,”Sangat baik.. Appa boleh menguji ku”
“Baik,” kata Lee senior, berdiri,”Kamu akan menemui salahsatu klien ku, bernegosiasi soal kapas”
Minho menengadahkan kepalanya, tertuju pada ayahnya,”secepat itu, Appa?”
Lee senior mengangguk,”Ye.. wae yo?? Takut??”
Minho menggeleng,” Ani, Appa.. ini peluang baru aku belajar strategi usaha”, katanya mantap
“Bagus.. besok mulai kerja,” kata Lee senior. Minho menunduk hormat pada ayahnya.

“Kamu besok kembali ke Seoul,” kata senior manager Ho pada Minseo dikantornya
“jadi.. saya yang harus mengusahakan bernegosiasi dengan pihak Hana Ilgob corporation??”, Minseo tanya balik pada atasannya
Ho mengangguk,”apa lagi?? Siapkan tiket untuk esok.. katakan pada staff Man,”
“baik,” Minseo menunduk hormat padanya. Dia lalu keluar ruangan dan menyiapkan presentasi dan laporan.
“Hana Ilgob?,” tanya hatinya Minseo sendiri, dia berfikir.. rasanya dia pernah mendengar nama perusahaan itu.
Minseo kaget, dia baru sadar kalau itu nama perusahaan yang dimiliki ayah Minho!
Hananim.. apa aku akan bertemu Minho lagi?? Sudah dua tahun berlalu,” kata hatinya Minseo. Dia tidak boleh galau walau dia mengingat, esok adalah hari ulang tahun Minho dan tepat dia akan berusia 23 tahun.
Senior manager Ho masuk ruangan Minseo, dia memberikan sebuah kartu nama.
“ini perwakilan dari Hana Ilgob yang akan berbicara denganmu.. anak dari pemiliknya,”
Minseo menunduk hormat menerima kartu itu, begitu dilihatnya.. dia sedikit kaget, tapi disembunyikannya
“Lee Minho,” katanya membaca nama di kartu itu, pelan.
“ya.. besok yang akan bernegosiasi adalah Tuan Lee Junior, Lee Minho,” kata senior manager Ho. Dia memang tidak tahu kisah cinta mereka berdua.
“Ya, baik, manager Ho.. tolong doakan aku agar sukses,” kata Minseo
“semangat.. kamu bisa! Selama ini.. kami mengandalkan mu,” senyum Ho.
“baik,” jawab Minseo menunduk hormat lagi pada Ho. Lelaki itu keluar ruangan, Minseo jadi termenung
“Besok.. aku bertemu Minho... dan.. esok pula hari ulang tahunnya..”
“Minho.. aku kembali ke Seoul walau hanya sehari,”

Minho masuk ruang kantor ayahnya, dia menyiapkan apa saja yang akan di meeting kan mengenai negosiasi usaha kerjasana kapas dan lycra dengan perusahan tempat Minseo bekerja.
Minseo dengan mantap memasuki gedung kantor Hana Ilbog corporation.
Dia lalu diarahkan oleh seorang sekretaris menuju ruang meeting.
Dia berdiri di depan pintu ruang meeting. Minho kaget.
“Minseo..,” katanya spontan
Minseo mencoba bersikap biasa saja,”Annyeong haseyo.. Park Minseo-eyo... mannaseo bangabhabnida”, dia menunduk hormat pada Minho, Lee senior dan beberapa staff disana.
Lee senior mengenal wajahnya,”ah... Park Minseo! Lama tidak bertemu”
Minseo menunduk hormat padanya,”Ya.. lama tidak bertemu, Lee-ssi.. bagaimana kabar??”
Minho masih bengong dengan kejadian itu. Lee senior lalu menepuk pundaknya.
“Kamu yang akan bernegosiasi dengan Park Minseo, Minho.. ayo semangat!”
“aku tidak percaya,” dalam hatinya Minho.
Minseo tersenyum pada Minho lalu menunduk hormat padanya,” terima kasih atas kesempatannya.. Tuan-tuan”
“ah iya.. mari silahkan duduk,” sapa Lee senior, ramah.
Mereka semua lalu duduk. Lee senior membuka acara, kemudian tak berapa lama, Minseo menyampaikan presentasi kualitas bahan mentah katun, lycra dan linen perusahaannya yang bisa digunakan oleh Hana Ilbog untuk bahan baju usaha mereka.

“yang ini bahannya katun,” kata Minseo menunjukkan slide presentasi,” kami menambahkan teknologi SPF 50 kepada bahan ini, tetapi, hanya bisa bertahan kandungan SPF ini jika sudah sekitar 2 tahun,”
Lee senior mengangguk, dia berbisik pada Minho,” kamu harus pintar menawar harganya.. aku tidak sangka.. kalau mantan mu ternyata malah jadi partner kerja kita”
Minho diam saja, padahal dalam hatinya, dia dag dig dug der, mengenang kembali masa-masa pacaran mereka dan dua tahun lebih yang lalu ketika dia mencium Minseo lagi di jembatan cinta.
Minseo terus menyampaikan produk-produk pada perusahaan tempat dia bekerja dan juga list harga, promosi. Sampai selesai.
“aku tertarik antara campuran katun dan lycra yang mengandung SPF tinggi ini.. bisa jadi dibuat untuk pakaian dalam,” kata Minho. Suaranya agak sedikit bergetar.
“Tapi.. untuk harga segini per meter sangat mahal,” katanya lagi
“kami menyediakan promo khusus untuk pembelian seribu meter,” kata Minseo. Dia menyerahkan brosur pada Minho yang dilengkapi dengan contoh bahan dalam bentuk potongan.
Tangan Minho agak gemetaran menerima brosur itu, Minseo biasa saja.
Minho melihat wajahnya Minseo, pikirannya langsung kemana-mana.
“silahkan dibaca, Tuan Lee,” senyum Minseo ramah.
“Ye,” jawab Minho singkat tapi dia agak gugup.
Lee senior melihat tingkah anaknya yang sepertinya memang masih suka dengan perempuan itu.
Minho membaca semua brosur dalam waktu singkat.
“ini model baju yang akan kita gunakan.. tentu Park-agassi sudah tahu bahannya,” kata Minho.
Minseo lalu menjelaskan tipe bahan apa yang sebaiknya cocok itu model ini.
“chiffone lebih bagus..kalau saya pikir,” kata Minseo.
Lee senior hanya memperhatikan saja tingkah mereka. Minho dan Minseo malah asyik berdiskusi panjang lebar soal bahan dan harga
“deal,” kata Minho senang. Dia berdiri dan menunduk hormat pada Minseo.
Minseo juga menunduk hormat padanya. Mereka saling menyepakati dan pengiriman barang akan dilakukan.
Minseo pamit, dia akan kembali ke Busan.

“Bagaimana kalau kita makan dulu?? Aku yang traktir,” kata Minho pada Minseo.
Minseo menoleh,”tidak usah, Tuan Lee,” dia coba menghormati Minho dengan memanggilnya “tuan”.
Minho menutup mulutnya, memalingkan wajahnya,” ketemu lagi.. kenapa sudah berbeda sih??”
Mereka menuruni tangga lalu lorong besar yang sepi, Minho langsung menggenggam tangan Minseo dan memeluknya.
“Jahat banget.. jahat banget seperti gak kenal aku,” kata Minho
“prak,” berkas perjanjian perusahaan mereka yang ditangan Minseo jatuh.
Minho memeluknya dengan erat,” hari ini aku ulang tahun.. bagaimana bisa kamu lupa??,”
Minseo diam saja.
“kenapa kamu lupa? Sengaja ya.. mau lupakan aku??,” kata Minho lagi. Sifat anak-anaknya muncul lagi.
“ dunia kita sudah berbeda..,” jawab Minseo
“Tapi..aku gak akan beda dengan mu... kamu masih tetap Minseo-ku,” balas Minho. pelukannya makin erat
I miss you, Minseo jelek,” gerutu Minho.
Lee senior memperhatikan dari jauh,” dia memang cinta matinya anakku”
“Aku harus kembali ke Busan segera hari ini,” kata Minseo, masih menolak perasaan Minho.
“gak boleh..aku gak suka.. aku maunya peluk kamu aja.. ,” balas Minho seperti anak-anak.
“masih Minho yang seperti dulu,” kata Minseo
“Memang..dan aku gak bisa lupain kamu,” jawab Minho. Dia lalu melepas pelukannya dan malah mencium Minseo.
“pokoknya enggak boleh pergi.. kita pacaran lagi,” kata Minho dengan suara manja
Minseo tidak habis pikir, cowok ini memang tipe pecinta.
“Tapi..aku harus kembali ke Busan.. aku harus kirimkan semua laporan deal ini,” dia lalu membereskan berkas yang jatuh dan Minho membantunya
“aku ulangtahun hari ini.. kamu bagaimana sih?? Enggak mau rayakan ulangtahunku??,” Minho sebel padanya, hanya cemberut saja.
Minseo sebenarnya selalu ingin tertawa sedari dulu kalau melihat cowok itu cemberut. Watak manja dan kerasnya seperti anak-anak justru membuat dia kangen pada Minho.
“ya.. aku usahakan pulang malam,” kata Minseo pada Minho, mereka sibuk membereskan berkas yang berantakan.
“Kerja denganku saja, Chu,” Minho malah iseng menciumnya lagi dengan cepat
“ayo dong.. rayakan ulang tahun ku,” kata Minho lagi
Minseo senyum.. Minho menarik tangannya.. mereka keluar gedung itu, Lee senior hanya menggeleng kepala saja.

“Jadi.. kamu sengaja ya..??,” cemberut Minho lagi pada Minseo ketika dia diminta jujur untuk bicara, sebenarnya apa yang terjadi.
“aku baru putus beberapa waktu lalu dengan Soo Hee,” katanya lagi
Minho lalu mengeluarkan sesuatu dari kantungnya.. bandul yang berisi foto dia dan Minseo.
“ini..aku masih pegang..,” tunjuknya pada Minseo.
Minseo senyum saja.
“fotoku...tidak kamu buang kan??,” tanya Minho
Minseo menggeleng.
“Pacaran lagi dong.. aku semangat nih,” pinta Minho lagi
Minseo ingin sekali tertawa kalau Minho sudah berkata itu, masih Minho yang dulu seperti anak-anak.
“Tapi aku harus kembali ke Busan.. pekerjaanku semakin banyak,” kilah Minseo
“pokoknya enggak boleh menghilang lagi.. titik,” kata Minho dengan mimik wajah sebal
“iya.. aku janji,” jawab Minseo
“Jadi.. pacaran lagi kan??,” tanya Minho lagi penasaran, dia minta kepastian
Minseo mengangguk mengiyakan..

Dari restaurant, mereka pergi lagi ke tower waktu pertama kali Minho nembak Minseo menjadi pacar..
“Minho tunggu dong.. sepatu ku kan tinggi begini..susah jalannya,” keluh Minseo
“lepas saja.. hari ini tidak hujan.. banyak bintangnya!,” teriak Minho berlari di lapangan dekat Tower itu.
Mereka duduk di bawah, memandang bintang.. ditengah lapangan.
“tahun-tahun lalu.. aku nembak kamu disini,” kata Minho senyum sambil melihat langit
“Minho yang sekarang.. pasti lebih dewasa dan sudah sanggup mewarisi usaha ayahnya,” kata Minseo.
Minho menoleh,”tahun depan.. aku 24 tahun.. ramalan Kang-ssi dan kamu benar loh.. kita bertemu lagi ketika hari ulang tahunku ke 23,”
Minseo senyum saja, dia masih tidak mau membuka dirinya pada Minho. Dia selalu ingat kalau Minho tidak suka cewek yang punya kemampuan aneh.
“kita lari lagi ke Tower!,” teriak Minho, dia menggandeng tangan Minseo, mengajaknya naik
“sepatuku!,” balas Minseo
“biar deh.. kamu kan cinderella..,” teriak Minho lagi.. Mereka lalu naik ke Tower.

Kelap kelip nuansa kota terlihat indah sekali..
Minho menatap mata Minseo dipuncak Tower itu..
“aku masih cinta dengan kamu, Minseo,” senyum Minho,”berkali-kali aku pacaran dengan yang lain... ternyata.. cintaku hanya kamu”
Minseo senyum saja. Minho lalu menciumnya.
“jangan pergi lagi dong.. please.. andai kamu masih bekerja di Busan.. kita kan masih bisa pacaran,” pinta Minho
Minseo mengangguk,” Iya.. aku tidak akan pergi lagi.. aku sadar.. lelaki yang menerima ku hanya Minho”
“Gitu dong!,” Minho memeluknya erat lagi, dia malah mengangkat tubuh Minseo.
“aduhhhh...... jangan.. aku takut ketinggian!!,” teriak Minseo ketika dia melihat tingginya Tower itu dari atas karena Minho mengangkatnya.
Minho malah tertawa,”enggak akan jatuh deh.. aku akan selalu tangkap kamu kalau kamu jatuh.. Imja
Minho menurunkannya.
“aku harus kembali ke Busan.. hari ini.. ,” kata Minseo pelan.
“Janji.. akan kembali ke sini lagi, urusan perusahaan belum selesai,” senyum Minho
Minseo mengangguk.
“aku antarkan,” kata Minho. Mereka pergi menuju bandara.

“Sampai jumpa lagi..,” senyum Minho pada Minseo, dia cuek mencium cewek itu ketika akan masuk ruang check in.
Minseo malu diperlakukan itu di depan umum,”ya.. aku akan kirim pesan sesampainya di Busan”
“Minseo salanghae,” kata Minho lagi, mengusap pipinya
“aku janji aku akan lulus dengan nilai bagus.. sesuai apa yang pernah kamu ucapkan dulu padaku,” kata Minho lagi
Minseo tersenyum.. ,”aku yakin.. Minho bisa melakukan itu”
“ Jadi.. pokoknya kita pacaran lagi.. terus aku giat belajar deh, hehe,” kata Minho, matanya berbinar senang.
“sana pergi,” dia mendorong Minseo,”aku malas sebenarnya lihat kamu pergi”
Minho melepasnya, dia melambaikan tangannya pada Minseo.
“aku janji akan kembali ke Seoul lagi, Minho.. ,” kata Minseo dalam hatinya, ketika Minho melambaikan tangan untuknya.
Cinta lama bersemi kembali...

Bersambung ke part 12...