Dalam perjalanan ku mengerang
Pada jiwa yang kesakitan
Peluh bagai buih kasar dilautan
Yang pecah terhempas karang
Anggur dunia belum banyak kureguk
Tapi cintaku padamu memabukkan
Bagai anak panah menuju sasaran menukik
Lepas dari busur tak berkesudahan
Tidak pernah lepas mata menyusuri tepian hati
Aku mau ke tengah.. tidak hanya mematung ditepian
Menggapai cahaya melawan gelap sunyi
Menelusuri guratan hati kekecewaan
Jalan dipinggir ku takkan selamat
Hanya masuk pintu hatimu aku terlindungi
Kupikir lelah hanya sebuah bayangan sekelebat
Terbayar setelah ku masuk pintu kesadaran diri
Semakin engkau hanya menyuruhku berdiri ditepian
Tidak bertempur melawan hati kasar penuh debu hitam
Aku hanya tetap mematung ditepian
Tanpa bisa lebur ke hatimu yang dalam
Engkau kekasihku
Jika engkau pergi...aku pun pergi
Jika engkau ada dalam jiwaku
Maka hanya ada aku dan engkau. . dalam hilangnya diri ku
Pada jiwa yang kesakitan
Peluh bagai buih kasar dilautan
Yang pecah terhempas karang
Anggur dunia belum banyak kureguk
Tapi cintaku padamu memabukkan
Bagai anak panah menuju sasaran menukik
Lepas dari busur tak berkesudahan
Tidak pernah lepas mata menyusuri tepian hati
Aku mau ke tengah.. tidak hanya mematung ditepian
Menggapai cahaya melawan gelap sunyi
Menelusuri guratan hati kekecewaan
Jalan dipinggir ku takkan selamat
Hanya masuk pintu hatimu aku terlindungi
Kupikir lelah hanya sebuah bayangan sekelebat
Terbayar setelah ku masuk pintu kesadaran diri
Semakin engkau hanya menyuruhku berdiri ditepian
Tidak bertempur melawan hati kasar penuh debu hitam
Aku hanya tetap mematung ditepian
Tanpa bisa lebur ke hatimu yang dalam
Engkau kekasihku
Jika engkau pergi...aku pun pergi
Jika engkau ada dalam jiwaku
Maka hanya ada aku dan engkau. . dalam hilangnya diri ku