This is me....

Kamis, Agustus 21, 2014

Cinta Dokter Cute (Part 12: Cinta Kandas.. Harus Bagaimana?)

Lee Minho sebagai dokter Minho    Kazuki Kitamura sebagai dokter Choi Hyeon Jun Gackt sebagai dokter Roh Seung Won

Hye Rim memakai gaun putih yang indah, seperti gaun pengantin di hari minggu yang cerah itu... di rumah Minho. Dihari minggu itu, mereka akan resmi bertunangan. Wajah Minho kusut, sama sekali dia tidak ada semangat. Dia tetap berdandan seperti layaknya seorang yang ingin bertunangan, tetapi pikirannya melayang-layang jauh mencari Shin Young.
Sementara diantara undangan itu ada Ji Hwan rekan sejawatnya di kedokteran gigi, Seung Won, Hyeon Jun dan rekan sesama model. Minho tidak bisa menyembunyikan wajah murung dan tidak sukanya pagi itu, dia lebih pilih diam saja ketika orang sudah mulai ramai dan acara akan segera dimulai. Dia marah, menggerutu dan mengeluh pada kakaknya, Hye Gyo.
“Tidak ada yang bisa membantuku..tidak ada! Menyebalkan!!,” dia memaki-maki dirinya sendiri dikamarnya, walau sudah berdandan rapi. Dipandangnya wajahnya di depan kaca, matanya merah, marah.
Dia menggaruk-garuk kepalanya sendiri, kesal, rambutnya berantakan lagi. Bolak balik saja antar sudut ruangan.
Hye Gyo masuk dan menemukan diri Minho dengan mata merah kesal dan rambut berantakan.


“jadilah dewasa,” kata Hye Gyo dingin, lalu dia membantu Minho membereskan rambut adiknya itu.
“tidak akan bisa jika aku akan hidup dengan perempuan binal itu,” jawab Minho ketus dengan wajah cemberut di depan kakaknya itu.
“kita tidak bisa melawan keinginan orangtua kali ini, Minho.. aku harap kamu bisa mulai menerima Hye Rim itu,” ujar Hye Gyo. Dia lalu duduk di depan meja rias.
Minho masih emosi, dia mengepalkan tangannya dan ingin menonjok kaca meja rias. Hye Gyo mencegahnya dengan menepis tangan Minho.
“CUKUP, MINHO..!,” teriak Hye Gyo lantang.
Minho diam, tangannya masih mengepal.. lalu.. dia memeluk kakaknya itu.
“aku tahu kamu emosi, kecewa, marah.. tapi kalau kamu begini terus.. apa bisa Shin Young suatu saat kembali padamu????,” Hye Gyo lembut membalas pelukan adiknya itu. Minho memang manja dengan kakaknya, semua masalah dia akan curhat dengan kakaknya itu.
“belajarlah untuk lupakan Shin Young.. dan jika memang ada takdir, kalian akan bisa bertemu lagi,” katanya lagi.
Minho diam saja.. lalu,”aku putus asa”. Dia memeluk kakaknya sambil menangis.
“seperti Minho yang aku kenal sejak kecil,” kata Hye Gyo dengan senyum kecut. Dia tahu bagaimana rasa hati adiknya itu terhadap Shin Young.
“selama masih bertunangan.. kamu bisa mencari jalan untuk menemukan dia,” katanya lagi.
“sama sekali dia tidak meninggalkan jejak dimanapun.. bahkan sekolah tempat dia mengajarkan pun tidak tahu.. kemana dia pergi,” balas Minho dengan mata sembab.
“hadapi dulu yang sekarang.. aku tetap akan bantu kamu,” kata Hye Gyo.

Minho berusaha keluar kamarnya dengan wajah manipulatif. Sementara dia sudah melihat teman-temannya yang Hye Rim undang, datang dengan menyampaikan selamat padanya. Dia hanya menerima dengan senyum dan tertawa yang pura-pura.
Sambil beramah tamah dengan para tamu yang lain, Hye Gyo melihat Minho dari jauh,”ah.. kasian sekali Minho.. “
Dia juga membayangkan bagaimana jadinya adiknya akan tinggal bersama dengan perempuan yang menurutnya juga hanya akan membuat adiknya itu lebih sengsara lagi.
“aku janji, Minho.. selepas ini.. aku juga akan berusaha membantu mencarikan Shin Young untukmu dan semoga dia akan menjadi isterimu kelak,” kata hatinya Hye Gyo.

“lihat wajahnya Minho,” bisik Hyeon Jun pada Seung Won.
Seung Won hanya mengangguk. “pedih,” katanya balas bisikan Hyeon Jun.
“kalau seperti ini.. dia nanti bisa labil kerjanya,” kedua cowok dokter itu jadi seperti ngerumpi.
Mereka melihat Hye Rim sangat centil, manis, gembira dengan acara iti, tapi Minho masih hanya bisa manipulatif. Bagi tiga temannya dalam dunia kedokteran-hal itu dirasakan-termasuk Song Yu,seniornya dalam dunia model.
Dia menghampiri seniornya itu. Song Yu tersenyum padanya,”kamu sudah kuat kan??”
Minho mengeluh pada seniornya itu,”doakan aku saja, Noona,” dengan senyum pahit.
“ah,” balas Song Yu singkat,”aku hanya bisa mendoakan kamu yang terbaik,Minho..”
“mungkin akan lebih pahit dari kehidupan Noona,” katanya pada cewek itu.
Song Yu senyum. Minho lalu menghampiri kedua orangtuanya.
“aku sudah siap.. Appa.. Eomma,” katanya pada mereka. Dia pun lalu menuju sebuah stage yang ada di depan taman.

“Hadirin semua.. bahagia sekali aku bisa mengadakan acara ini.. dimana anakku sekarang-Minho- akan mempunyai tanggung jawab besar sebentar lagi sebagai pendamping Min Hye Rim. Sebelumnya, kami sampaikan terima kasih kepada Anda semua yang sudi menghadiri acara ini,” kata Lee memulai acara.
Minho dan Hye Rim saling berdiri berhadapan.
Lee terus berbicara tentang perjalanan kedua pertunangan itu dan memang termasuk dalam pertunangan bisnis setelah dia berkata pada semua yang datang,”bahwa pertunangan ini bermula dari persahabatan antar saya dengan Min Ji Woo yang waktu itu kami membuka usaha kecil bersama-sama lalu terpisah. Dan akhirnya kami sadar kalau persahabatan ini saja tidak cukup tanpa diikat dengan hubungan yang lebih erat lagi dan lebih setuju jika dilakukan dengan pertunangan.. untuk itu, hari ini merupakan hari bahagia bagi kami, terutama bagi Minho dan Hye Rim”
Hye Rim senyum, dia menang dari Minho. Sementara ekspresi Minho hanya datar-datar saja.
“umm..kasian juga Minho,” kata Seol Ji Hwan, rekan sejawatnya di RS dalam hatinya.
“hey Ji Hwan...kamu lihat wajahnya Minho.. dia seperti menggerutu,” bisik Hyeon Jun. Ji Hwan mengangguk pelan.
“dan sekarang.. acara akan dimulai,” kata Lee lagi.
Minho lalu memasang cincin dijari Hye Rim, semua yang hadir bertepuk tangan dan memberikan selamat pada mereka.
Ketika tinggal acara menyantap hidangan, Minho lebih suka berkumpul dengan teman-teman yang dia anggap baik dan suka curhat dengan mereka. Sama sekali dia tidak berusaha mendekati teman atau rekan ayahnya.

“kamu beneran gak senang sama sekali dengan acara ini ya?,” tanya Ji Hwan sambil mengambi segelas minuman dari atas meja.
“sama sekali tidak.. siapa mau hidup sama perempuan binal??,” jawab Minho datar, dia menenggak minumannya.
“hey.. jangan minum terus nanti pikiranmu malah kacau,” sergah Ji Hwan.
“aku cari-cari Shin Young belum bisa ditemukan juga.. entah dia menghilang kemana..,”
“ah..sudahlah Minho.. dia sudah tentukan hidupnya sendiri.. mungkin memang dia mau hidup tanpa jadi beban bagi yang lain,” kata Ji Hwan santai, dia melihat lihat dekorasi taman itu.
Mereka jalan berdua agak ke pinggir dari acara.
“kalau kamu pikir aku akan berhenti mencari dia.. kamu salah sekali, Ji Hwan... aku tidak suka apa yang sudah aku usahakan tidak aku dapat,” kata Minho serius.
“ya... ya.. aku ngerti banget,.. itu memang sifat kamu... hanya.. sampai kapan mau terus mencari dan menunggu??,”
Minho menggaruk kepalanya, dia sudah pusing dengan hidupnya.
“jangan kamu cari cari lagi pusing itu.. berusahalah untuk rileks dan berfikir yang lain,”
“ekh,” balas Minho dengan gerutunya pelan, tapi dia menendang pagar berwarna putih itu.
Ji Hwan menepuk-nepuk pundaknya, berusaha menenangkannya,”ingat loh.. kamu baru naik rank.. jangan bikin kerja mu berantakan.. jangan bikin karirmu nanti berantakan dengan kamu jadi begini“
“ya.. aku tahu,” balas Minho singkat, tapi masih kesal dengan hari ini. Kerjanya dia diam saja dan sibuk menggerutu.

Sementara Hye Rim begitu merasa bahagianya dia bisa mendapatkan Minho pada akhirnya. Dia banyak tertawa dan senda gurau dengan teman-temannya, terutama teman-teman hang outnya yang sesama model.
“Min Ah.. kamu jangan godain Minho mulai detik ini ya.. awas loh.. dia milikku, haha,” candanya pada juniornya itu.
Min Ah merasa iri diperlakukan seperti itu,”ah.. Eonni Hye Rim ini.. lagipula.. sepertinya Minho Oppa itu tinggi sekali buatku”
“Tinggi bagaimana maksudmu??,” Hye Rim jadi penasaran dengan kata-kata dia.
Min Ah santai menikmati kue yang ada di piring kecil yang dia pegang sambil bicara di depan Hye Rim,”well.. Eonni.. aku hanya merasa hatinya Oppa seperti bukan untuk Eonni.. tapi semoga aja aku salah banget soal ini.. atau mungkin aku aja melihatnya beda karena baru banget berteman dengan Oppa”
Mood Hye Rim berubah lagi ketika dia mendengar itu. Mungkin dia melihat Min Ah waktu itu tahu soal dia yang mengeluh tentang tidak romantisnya Minho padanya.
Hye Rim berkilah dengan tertawa,”kan aku sudah bilang padamu kalau Oppa itu ..dia gak bisa romantis di depan banyak orang..”

Minho melihat dari jauh gerakan mulut Hye Rim yang seperti sedang membicarakannya, dia lalu menghampiri mereka.
“ada apa?? Ah.. Min Ah.. terima kasih sudah mau datang loh,” katanya mencoba ramah dengan juniornya itu.
chugaheyo, Oppa..,” senyum Min Ah
gomawo,” balas Minho singkat,”aku pikir kamu tidak datang.. hari ini bukannya ada sesi kamu??,”
Min Ah senyum,” nanti sore, Oppa.. jadi..aku bisa memenuhi undangan Eonni dulu,”
Minho senyum saja, lalu,”kalian tadi sedang bicara apa??”
Juniornya yang lain lalu nyeletuk,”ah.. itu loh.. kenapa sih Oppa gak romantis kalau di depan orang lain??”
Minho tertawa keras,”oh.. jadi kalian mau lihat aku romantis dengan Hye Rim?? Ya.. baiklah..lihat sini ya.. jangan berkedip sama sekali.. janji”
Para junior itu tidak tahu apa maksud Minho, lalu dia menghampiri Hye Rim dan mencium bibir cewek itu dengan mesra dan lembut. Para junior langsung bengong memperhatikan kejadian itu. Hye Rim pun juga kaget Minho seberani itu di depan yang lain walau mereka baru saja bertunangan.
“gimana.. masih kurang??,” katanya pada para juniornya sambil senyum menggoda pada Hye Rim, senyum manipulasi agar dia bisa menyembunyikan perasaan hatinya.
“whoaaa.. yang tadi memang sungguh romantis!,” teriak salah satu juniornya.
Minho malah jadi tertawa keras,”kalian sih.. maksa aku.. ya jelas aku bisa dong begitu di depan banyak orang sekalipun.. iya kan, heoni??”
Dia memanggil Hye Rim dengan panggilan yang tidak biasa, sekali lagi, hanya manipulasinya yang dia tonjolkan supaya orang lain tidak curiga dengan sikap kasarnya.
Hye Rim juga tertipu, dia pikir Minho mulai cinta padanya. Dia malah jadi tertawa tapi malu-malu pada para juniornya.

Seung Won dan Hyeon Jun melihat kejadian itu juga.
“kamu pikir si Minho itu tadi benar cinta atau hanya manipulasi??,” tanya Hyeon pada Seung.
“kamu pikir dia serius?,” Seung won malah balas bertanya.
“yeah.. Minho tipe yang enggak bisa disakiti dan kecewa,” ujar Hyeon
“dari awal kamu sudah tahu sendiri.. pasti dia akan cari jalan untuk Shin Young,” kata Seung
“kamu pikirkan saja dulu urusanmu dengan Ae Cha,” timpal Hyeon
“ada apa?? Dia curhat lagi padamu?,” tanya Seung dengan mimik santai.
“lebih dari sekedar itu,” balas Hyeon singkat
Seung Won heran, dia memang belum ada kontak lagi dengan pacarnya itu dan Ae Cha memang sudah jarang sekali mampir ke apartment nya semenjak dia menggantung hubungan dengannya tetapi mantan pacar Hyeon itu sama sekali tidak ingin mengaborsi kandungannya agar mendapat pengakuan dari Seung.
“dia mulai minum antidepresan,” jawab Hyeon singkat
Seung Won jadi agak kaget juga,”serius?? Jangan bercanda ah”
“apa aku suka bercanda kalau kita bicarakan tentang dia?? Walau aku bukan pacarnya lagi.. aku harap kamu serius dengannya,” Hyeon serius memandang wajah Seung.
Seung won tampaknya jadi serius juga dengan masalah ini. Dia jadi berfikir Hyeon mungkin bisa merebut pacarnya itu lama-kelamaan kalau Ae Cha sering curhat padanya. Tapi dia sembunyikan saja kecurigaannya itu. Pikirannya melayang-layang antara kesetiaan dengan pengkhianatan. Antara ingin melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius dengan kontra karirnya. Akhirnya dia berfikir juga hari itu.

Acara selesai, Seung Won dan Hyeon Jun masih menemani Minho.
“kiamat hidupku..aku benar-benar malas menghadapi ini semua,”keluh Minho lagi. Semua undangan sudah bubar, tetapi orangtua masing-masing tidak ingin menganggu mereka saling ngobrol dan mereka bertiga memang bicara agak jauh dari orangtua keduanya.
“semoga kamu bisa hadapi masalahmu dengan berani, Minho.. ini semua sudah diencanakan dan kalau memang kamu masih cinta dengan Shin Young itu.. kamu harus cari dia sampai ketemu...dimanapun sekarang dia bersembunyi,” ujar Hyeon Jun.
“sudah deh Minho.. kamu pasti bakalan baik-baik saja dengan semua ini,” Seung Won mencoba menyembunyikan dirinya dari masalahnya dengan Ae Cha tetapi dia malah bikin Minho pasrah dengan takdirnya.
Hyeon Jun melihat sisi itu dan dalam hatinya dia hanya bisa bergumam,“aku akan mencoba lagi hubunganku dengan Ae Cha.. jika memang dalam waktu dekat Seung Won sama sekali tidak merasa hubungannya itu memberatkan kamu, Ae Cha.. dan Im juga membutuhkan seorang ibu yang sebenarnya itu ada dalam dirimu”, katanya dalam hati.
“Ani, Minho.. kamu harus dapatkan yang terbaik di hidupmu.. kalau butuh bantuan aku tuk cari Shin Young mungkin di kota lain.. aku bisa bantu,” kata Hyeon Jun senyum
Minho jadi berfikir,”umm... apa.. dia ke Busan??”
Seung dan Hyeon kaget,”darimana kamu tahu??”
“enggak.. aku cuma mengira ngira saja,” balas Minho singkat.
“oh..,” kata Hyeon,”tapi kalau soal Busan.. rekan sejawatku ada beberapa di sana.. jangan khawatir.. “
“bagaimana bisa cari orang di kota sebesar itu??,” tanya Seung
“ada jejaring sosial.. dipakai dong,” kata Hyeon santai, dia minum bir ringannya sambil melihat wajah Minho.
“jejaring sosial. Ah.. okay.. aku posting saja foto Shin Young untuk teman teman ku juga di Busan,” jawab Minho
gwaenchanh a.. jangan lupa aku di tag ya!,” ujar Hyeon menepuk pundak Minho, menyemangatinya.
“kalian ini.. benar benar cowok pejuang cinta,” ujar Seung Won dengan nada sinis.
Minho melihat Seung Won dengan tatapan biasa saja, tapi tidak dengan Hyeon Jun. Dia merasa tersinggung dengan apa yang diucapkan Seung barusan tapi tidak diungkapkannya.

Disebuah Cafe..
“kamu sudah kembali bicara dengan Seung Won??,” tanya seorang cewek yang ternyata Ae Cha
Hyeon mengangguk,”tapi sepertinya dia biasa saja... tidak ada obrolan kami yang serius banget,”
Ae Cha rasanya ingin mati saja. Dia memang cinta Seung Won dan berharap cowok itu akan menepati janjinya untuk menikah dengannya.
“kenapa Seung Won rasanya sudah tidak cinta lagi padaku?? Apa karena anak ini??,” tanya dia pada Hyeon Jun.
Hyeon senyum dengan perkataan Ae Cha,”rasanya tidak.. dia mungkin hanya sedang berfikir. Seung Won itu orang nya aslinya pemikir dan dia suka bingung dan terlihat takut dengan keputusan yang akan dia ambil.. terlalu banyak makan waktu dan pertimbangan,”
“menurutmu.. apa Seung Won akan mempertahankanku??,” tatapan mata Ae Cha seperti berharap. Hyeon dalam hatinya semakin sedih dengan nasib mantan pacarnya itu, dia tetap berusaha menghiburnya.
“aku yakin Seung Won tidak sejahat itu.. hanya saja, kamu memang tidak bisa memaksanya untuk sebuah komitmen.. dia orang yang agak sedikit takut dengan hal itu,” senyum Hyeon,”aku akan terus berusaha membantumu mendapatkan cinta dia”
“terima kasih, Hyeon..,” senyum pahit Ae Cha.
Hyeon ingin mengungkapkan pernyataan hatinya, dia ragu, apakah nanti mantannya itu akan bisa menerima atau tidak.
Ae Cha melihat tatapan mata Hyeon padanya terkesan aneh.
“apa.. kamu sedang ada masalah, Hyeon??,” tanya dia datar.
Hyeon menggeleng,”ah.. tidak... hanya saja.. aku sedang bingung, hehe”
“soal?,”
“cinta juga, hehe,” Hyeon malah jadi cengengesan.

“aku selalu curhat padamu.. tapi kamu belum pernah curhat padaku semenjak kamu menikah,” senyum Ae Cha.
Hyeon memang akhirnya bukan menikah dengannya. Setelah putus dan dia mengalihkan perhatiannya kepada perempuan lain yang menjadi ibu Im, tapi kemudian malah bercerai dan belum ada lagi perempuan yang dia suka.
Hyeon senyum manis sekali pada Ae Cha. Dia jadi malah membayangkan akan pacaran lagi dengan cewek perawat itu.
“sampai seberapa cintamu pada Seung Won??,”
Ae Cha kaget dengan pertanyaan itu, tapi dia malah tersenyum,”kenapa bertanya itu??”
Hyeon mengelak, dia ingin menyembunyikan dulu cinta lama bersemi kembalinya,”ah.. cuma iseng saja kok.. kalau kamu gak mau jawab juga gak apa”, lalu meminum teh nya yang sudah mulai dingin.
“aku sangat cinta padanya itu sebab aku rela menunggunya,” senyum Ae Cha.
“apa.. tidak khawatir kalau suatu saat.. dia akan memustuskan.. sedang kamu sudah mengandung begini??,” tanya Hyeon. Dia sengaja memancing mancing.
Ae Cha hanya menggeleng,”aku sudah terlanjur cinta padanya dan aku percaya dia tidak ingkar janji”
“ah..kenapa kok aku jadi serius sekali dengan kisah cinta kalian ya? Haha,” Hyeon lagi-lagi mengelak, dia agak kecewa dengan pernyataan mantannya itu barusan.
Ae Cha benar-benar tidak bisa membaca ekspresi Hyeon Jun, dia malah jadi ikutan tertawa,”Hyeon yang tidak berubah.. tidak ada yang berubah darimu walau sudah hampir 10 tahun kita berpisah”
Hyeon menopang dagunya,”haaahh.. 10 tahun ya.. aku baru jadi dokter muda saat itu.. baru lulus.. dan kita sudah nekat pacaran”
Mereka jadi bernostalgia lagi dengan masa lalu pacaran mereka. Hyeon kembali mengingat-ingat lagi dan membuat Ae Cha terhibur dengan tawanya yang ringan.
“nah.. aku suka ketika kamu terntawa lagi, Ae Cha.. tetaplah seperti itu,” senyum Hyeon, menatap matanya dengan lembut.
“dan.. kamu masih tidak berubah, Hyeon.. kamu masih tetap mau membantuku,” senyum Ae Cha.
Hyeon menghela nafasnya sebentar,”yaa.. aku memang mantanmu.. tapi aku tidak sejahat cowok lain.. aku masih mau berteman denganmu,” lalu senyum lagi pada cewek itu.

“umm.. orangtuaku kembali bertanya tentangmu,” kata Ae Cha tiba-tiba.
Hyeon semangat tentang itu,”apa?? Masak sih?? Aku pikirnya mereka sudah lupa, hehe”
Ae Cha menggeleng,”tidak kok.. aku katakan ini jujur padamu.. aku bercerita kalau hubunganku denganmu masih sangat baik dan kamu tempatku curhat soal Seung Wo”"
Hyeon lagi-lagi menyembunyikan perasaannya dibalik tawa,”ah, haha.. kalau begitu.. aku akan main ke rumahmu lagi kapan-kapan... boleh kan??”
Ae Cha mengangguk,”tentu.. pasti kedua orangtuaku sangat senang begitu tahu kamu masih ingat mereka”
“apa..aku harus bilang jujur padanya.. kalau aku masih cinta padanya??,” Hyeon menatap Ae Cha lagi dengan sedikit termenung.
“Hyeon.. ada apa? Kenapa kamu lihat aku seperti itu??,” dalam jeda tak berapa lama, cara memandang Hyeon terbaca juga.
Hyeon mencoba mengelak,”ah.. enggak apa.. i am fine.. aku hanya terkesan saja.. kita bisa seakrab ini”
Mereka terus mengobrol sampai malam, lalu Hyeon mengantarkan Ae Cha sampai ke depan apartment nya.

“apa.. masih mau aku antar sampai dalam??,” senyum Hyeon.
“boleh jika kamu masih punya waktu,” senyum Ae Cha, lalu mereka pun masuk.
Hyeon melihat-lihat suasana apartment itu, memang tidak ada yang berubah, mungkin hanya penambahan sedikit rak saja. Dia lalu duduk di sofa depan. Sementara Ae Cha kembali dengan membawa minuman.
“sepi sekali.. kamu benar-benar tinggal sendirian,” ujar Hyeon.
Ae Cha menawarkan gelas berisi minuman dan Hyeon meminumnya.
“tidak berubah.. aku bahkan masih simpan novel yang kamu berikan,” jawab Ae Cha
Hyeon kaget bercampur senang,”ah.. masak??”
Ae Cha mengangguk senang,”iya.. kamu tidak percaya?? Sebentar,”, dia lalu berdiri dan mendekati rak buku lantas kembali duduk, menunjukkan novel kenangannya dari Hyeon.
Hyeon memegang novel itu, takjub,”wah.. iya benar.. masih bagus kali.. terima kasih kamu masih mau menyimpan hadiah dariku”
Ae Cha senyum lalu tertawa kecil,”bagaimanapun.. kamu baik padaku, Hyeon”

Dengan perkataan itu, Hyeon malah jadi tertegun dan membuat Ae Cha bingung.
“kenapa Hyeon.. apa ada perkataanku yang salah??,”
Hyeon masih tertegun dan lalu memandangnya.
Wae?? Apa ada yang salah denganku??,” tanya Ae Cha lagi.
Hyeon lalu mendekat padanya yang ada di sampingnya, lalu menciumnya.
“aa.. Hyeon.. kamu kenapa??,” Ae Cha gugup setelah dia dicium.
Hyeon Jun lalu memeluknya,”aku tidak suka.. kamu seperti dipermainkan Seung Won.. aku tidak suka”, katanya lalu memeluk Ae Cha.
“aku tidak merasa dipermainkan, Hyeon.. ,” jawabnya
Hyeon masih memeluknya,”jangan bohong padaku.. aku bisa merasakan itu”
Ae Cha pada akhirnya diam juga. Mereka saling diam, Hyeon masih memeluknya dengan lama.
“apa.. kamu masih punya hati sedikit saja tuk cinta padaku??,” mendadak Hyeon tanya hal yang membuat cewek itu bingung ingin menjawab apa.
“umm.. aku sulit menjawab.. ,” balas Ae Cha.
“aku menunggu.. aku tidak ingin kamu dipermainkan Seung..,” ujar Hyeon lagi.
Ae Cha hanya bisa membiarkan Hyeon memeluknya lebih lama malam itu.

Di rumah Minho..
“aku tidak suka tinggal dengan Hye Rim, Eomma, Appa.. kenapa juga kalian tidak mengerti aku??,” Minho mengeluh di depan ibu dan ayahnya serta kakaknya.
“kamu bisa memalukan keluarga ini kalau hatimu masih setengah-setengah padanya, Minho.. kamu sudah lihat kan.. sebenarnya dia itu perempuan baik.. bukan yang selama ini kamu gembar gemborkan dia itu tidak bisa apa apa?,” ujar Ayahnya dengan kesal.
Minho diam, lalu dia angkat bicara lagi,”dia memang tidak bisa apa-apa.. jauh dengan Shin Young,”
“perempuan itu lagi.. Appa bosan kamu terlalu melebih-lebihkan perempuan itu lagi.. buktinya dia hanya bisa meninggalkanmu begitu saja.. apa itu baik, Minho??,” lanjut ayahnya.
“Tapi Appa.. kalian.. memang belum tahu banyak tentang Hye Rim.. aku gak bisa tinggal dengannya,” harap Minho, matanya menuju kakak perempuannya, berharap membela pendapatnya.
“tidak bisa.. jangan mempermalukan kami, Minho.. sekarang dia sudah ada di kamarmu.. jangan kamu buat hidupmu berantakan,” kata ayahnya lagi.
Ibunya lalu menghampirinya dan mengusap pundaknya,”yakin saja.. Hye Rim itu perempuan yang baik untuk kamu..dan kami tidak salah pilih”, katanya dengan lembut pada anaknya sendiri
“janji Eomma untuk usaha membela ku mencintai Shin Young benar-benar lupa.. kenapa, Eomma??,”keluh hatinya Minho. Dia ingin menangis, perasaannya teriris-iris karena dia memang hanya cinta dan ingin hidup dengan Shin Young.
Hye Gyo merasa tidak bisa apa-apa untuk membela adiknya itu. Dia berfikir tapi dia tidak bisa berbuat banyak.

Setelah mereka selesai saling berdebat dan mengelak, Minho masuk kamarnya. Dilihatnya Hye Rim senyum padanya. Minho cuek saja. Lagi-lagi dia memasang wajah jutek di depan Hye Rim supaya cewek itu kesal dan cepat pergi dari kamarnya.
Hye Rim sudah membaca itu dan dia berusaha kebal dengan sikap kekanak-kanakan Minho.
“tidak mau tidur disini??,” tanya Hye Rim dengan agak ketus.
Minho diam saja, dia tetap duduk di depan meja kerjanya dan malah ternyata dia memposting foto Shin Young di jejaring sosial, meminta rekan-rekan sejawatnya di beberapa kota untuk membantu mencari cewek itu.
Hye Rim menggerutu, Minho masih tetap diam saja asik dengan internet jejaring sosialnya itu berkomunikasi dengan teman-temannya di lain kota.
“kalau kalian bisa.. aku minta tolong carikan dia.. aku sudah kehilangan dia hampir 1 bulan.. aku cinta padanya,” tulis Minho di link jejaring sosialnya itu ketika salah satu temannya bertanya apa yang terjadi.
“bukannya kamu sudah bertunangan tadi pagi, Minho?? Kenapa masih mau mencari dia?? Kalau dia kabur dan tidak mempertahankanmu.. tandanya dia bukan untuk kamu,” ketik salahseorang temannya yang lain.
Minho menjelaskan panjang lebar apa yang terjadi hubungan antara dia-Shin Young dan Hye Rim.
“ah.. ya.. kami tahu, Minho.. akan kami usahakan.. tetap semangat ya..,” ketik salahsatu temannya di lain kota

Sementara ternyata Hye Rim justru juga sibuk dengan smartphonenya, dia komunikasi dengan beberapa orang.
“kamu tidak bisa lagi menyentuh Minho ku.. dia bukan lagi milikmu, Shin Young,” ketik Hye Rim.. ternyata Shin Young tidak menghilang dari nya!
Shin Young di depan Hp nya menangis malam itu, dia mendapatkan pesan chat dari kakak tirinya itu bahwa dia dan Minho sudah tunangan tadi pagi dan sekarang mereka tinggal bersama.
“semoga kamu bahagia, Minho,” lirihnya dalam hati. Air matanya jatuh satu per satu, membasahi layar Smarphonenya.
chugaheyo, Eonni,” ketiknya pada Hye Rim
Hye Rim membalas ketikannya,”jangan pernah menampakkan wajahmu di depan Minho.. aku tidak segan-segan mencelakai mu kalau memang kamu masih nekat.. dasar adik gak tahu diri.. sesukanya saja mau merebut apa yang aku punya!,”
Shin Young membalas lagi,”Ani.. aku tidak akan membuat Eonni bersedih lagi.. aku sudah tidak diantara kalian lagi.. dan aku yakin Minho tidak akan menemukanku, Eonni.. jadi Eonni bisa percaya padaku”
Hye Rim membalas lagi,”bagus.. tapi kalau kamu berulah lagi.. awas saja!”
Minho masih komunikasi dengan teman temannya sesama dokter. Dia sama sekali sungguh tidak tahu kalau Shin Young juga sedang chat dengan Hye Rim.

Tak lama kemudian, Hye Rim meminta Minho apa mau tidur dengannya. Minho malah jutek menjawab,”aku bisa tidur dimana saja.. asal jangan ada kamu disampingku”, dia lalu malah menarik kasur tipis dari bawah tempat tidurnya.
“KENAPA SIH.. KAMU BENCI SEKALI DENGANKU??,” Hye Rim melempar bantal ke tubuh Minho dan Minho menepisnya.
Dengan santainya dia lalu mengambil bantal yang jatuh itu, menarik kasur tipisnya, dia gelar disamping kursi kerjanya lalu dia berbaring dan tidur.
Dari luar kamar terdengar suara ketukan pintu, ternyata ibunya Minho mendengar teriakan Hye Rim walau tidak terdengar jelas.
“MINHO.. HYE RIM.. APA KALIAN BAIK-BAIK SAJA??,” tanya ibunya dari luar kamar
“KAMI BAIK, EOMMA.. AKU MAU TIDUR.. ANNYEONGHI,” jawab Minho tanpa membuka pintu. Ibunya berfikir anak dan tunangannya itu baik-baik saja, dia pun berlalu juga.
“pembohong,” ujar Hye Rim ketus
Minho masih berbaring, wajahnya sama sekali tidak melihat cewek itu,”sudah tahu aku pembohong dimatamu.. kenapa masih mau bertunangan denganku?? Kamu ini pengindap kelainan jiwa ya??”, sindiran Minho sungguh tajam di muka dan hati Hye Rim.
Minho menarik selimutnya dan dia berusaha tidur. Hye Rim tidur saja sendirian di atas tempat tidur Minho. Minho cuek padanya malam itu.
Minho menutup wajahnya dengan selimut, dia menangis pelan. Dia berfikir cintanya benar-benar kandas.
Di Busan, di atas tempat tidurnya, Shin Young juga menangis, membayangkan Minho yang sekarang mungkin sudah tidur bersama dengan kakak tirinya.
“Minho.. mian haeyo.. aku tidak bisa lagi punya harapan bersama denganmu.. semoga kamu bahagia dengan Eonni Hye Rim..,”                                                                
Dalam mimpi, Minho bertemu dengan Shin Young dan memeluknya. Di mimpi Shin Young pun, dia bertemu Minho dan memeluknya sambil menangis.
Minho bangun, dia tersadar kalau dia hanya mimpi.
“kenapa hanya mimpi?? Kenapa tidak kamu disampingku sekarang dan selamanya, Shin Young? Aku benar-benar sayang kamu”, keluh hatinya Minho, dia masih menangis.
Sementara, Shin Young juga terbangun karena mimpinya itu bertemu Minho. Dia duduk dan menangis,”Minho.. aku cinta kamu.. tapi cintaku salah, Minho.. aku sama sekali tidak bisa bersama mu.. aku hanya anak tiri keluarga Min.. aku tidak ingin menhancurkan kedua orangtua dan juga kakak ku... “
Minho bangun dari berbaringnya, lalu dia duduk,”aku ingin selalu bermimpi tentangmu, Shin Young.. tidak peduli esok aku bisa kembali bangun dari tidurku atau tidak.. dimana kamu, Shin Young??aku sungguh ingin kamu kembali”, lirihnya dengan suara pelan. Lalu dia melirik sebentar pada Hye Rim yang sudah tidur lelap.

Bersambung ke part 13...