Lee Minho sebagai dokter Minho Kazuki Kitamura sebagai dokter Choi Hyeon
Jun Gackt sebagai dokter Roh Seung Won
Hye Rim memakai gaun putih yang indah,
seperti gaun pengantin di hari minggu yang cerah itu... di rumah Minho. Dihari
minggu itu, mereka akan resmi bertunangan. Wajah Minho kusut, sama sekali dia
tidak ada semangat. Dia tetap berdandan seperti layaknya seorang yang ingin
bertunangan, tetapi pikirannya melayang-layang jauh mencari Shin Young.
Sementara diantara undangan itu ada Ji
Hwan rekan sejawatnya di kedokteran gigi, Seung Won, Hyeon Jun dan rekan sesama
model. Minho tidak bisa menyembunyikan wajah murung dan tidak sukanya pagi itu,
dia lebih pilih diam saja ketika orang sudah mulai ramai dan acara akan segera
dimulai. Dia marah, menggerutu dan mengeluh pada kakaknya, Hye Gyo.
“Tidak ada yang bisa membantuku..tidak
ada! Menyebalkan!!,” dia memaki-maki dirinya sendiri dikamarnya, walau sudah
berdandan rapi. Dipandangnya wajahnya di depan kaca, matanya merah, marah.
Dia menggaruk-garuk kepalanya sendiri,
kesal, rambutnya berantakan lagi. Bolak balik saja antar sudut ruangan.
Hye Gyo masuk dan menemukan diri Minho
dengan mata merah kesal dan rambut berantakan.
“jadilah dewasa,” kata Hye Gyo dingin,
lalu dia membantu Minho membereskan rambut adiknya itu.
“tidak akan bisa jika aku akan hidup
dengan perempuan binal itu,” jawab Minho ketus dengan wajah cemberut di depan
kakaknya itu.
“kita tidak bisa melawan keinginan
orangtua kali ini, Minho.. aku harap kamu bisa mulai menerima Hye Rim itu,”
ujar Hye Gyo. Dia lalu duduk di depan meja rias.
Minho masih emosi, dia mengepalkan
tangannya dan ingin menonjok kaca meja rias. Hye Gyo mencegahnya dengan menepis
tangan Minho.
“CUKUP, MINHO..!,” teriak Hye Gyo lantang.
Minho diam, tangannya masih mengepal..
lalu.. dia memeluk kakaknya itu.
“aku tahu kamu emosi, kecewa, marah.. tapi
kalau kamu begini terus.. apa bisa Shin Young suatu saat kembali padamu????,”
Hye Gyo lembut membalas pelukan adiknya itu. Minho memang manja dengan
kakaknya, semua masalah dia akan curhat dengan kakaknya itu.
“belajarlah untuk lupakan Shin Young.. dan
jika memang ada takdir, kalian akan bisa bertemu lagi,” katanya lagi.
Minho diam saja.. lalu,”aku putus asa”.
Dia memeluk kakaknya sambil menangis.
“seperti Minho yang aku kenal sejak
kecil,” kata Hye Gyo dengan senyum kecut. Dia tahu bagaimana rasa hati adiknya
itu terhadap Shin Young.
“selama masih bertunangan.. kamu bisa
mencari jalan untuk menemukan dia,” katanya lagi.
“sama sekali dia tidak meninggalkan jejak
dimanapun.. bahkan sekolah tempat dia mengajarkan pun tidak tahu.. kemana dia
pergi,” balas Minho dengan mata sembab.
“hadapi dulu yang sekarang.. aku tetap
akan bantu kamu,” kata Hye Gyo.
Minho berusaha keluar kamarnya dengan
wajah manipulatif. Sementara dia sudah melihat teman-temannya yang Hye Rim
undang, datang dengan menyampaikan selamat padanya. Dia hanya menerima dengan
senyum dan tertawa yang pura-pura.
Sambil beramah tamah dengan para tamu yang
lain, Hye Gyo melihat Minho dari jauh,”ah.. kasian sekali Minho.. “
Dia juga membayangkan bagaimana jadinya
adiknya akan tinggal bersama dengan perempuan yang menurutnya juga hanya akan
membuat adiknya itu lebih sengsara lagi.
“aku janji, Minho.. selepas ini.. aku juga
akan berusaha membantu mencarikan Shin Young untukmu dan semoga dia akan
menjadi isterimu kelak,” kata hatinya Hye Gyo.
“lihat wajahnya Minho,” bisik Hyeon Jun
pada Seung Won.
Seung Won hanya mengangguk. “pedih,”
katanya balas bisikan Hyeon Jun.
“kalau seperti ini.. dia nanti bisa labil
kerjanya,” kedua cowok dokter itu jadi seperti ngerumpi.
Mereka melihat Hye Rim sangat centil,
manis, gembira dengan acara iti, tapi Minho masih hanya bisa manipulatif. Bagi
tiga temannya dalam dunia kedokteran-hal itu dirasakan-termasuk Song
Yu,seniornya dalam dunia model.
Dia menghampiri seniornya itu. Song Yu
tersenyum padanya,”kamu sudah kuat kan??”
Minho mengeluh pada seniornya itu,”doakan
aku saja, Noona,” dengan senyum pahit.
“ah,” balas Song Yu singkat,”aku hanya bisa
mendoakan kamu yang terbaik,Minho..”
“mungkin akan lebih pahit dari kehidupan Noona,” katanya pada cewek itu.
Song Yu senyum. Minho lalu menghampiri
kedua orangtuanya.
“aku sudah siap.. Appa.. Eomma,” katanya
pada mereka. Dia pun lalu menuju sebuah stage yang ada di depan taman.
“Hadirin semua.. bahagia sekali aku bisa
mengadakan acara ini.. dimana anakku sekarang-Minho- akan mempunyai tanggung
jawab besar sebentar lagi sebagai pendamping Min Hye Rim. Sebelumnya, kami
sampaikan terima kasih kepada Anda semua yang sudi menghadiri acara ini,” kata
Lee memulai acara.
Minho dan Hye Rim saling berdiri
berhadapan.
Lee terus berbicara tentang perjalanan
kedua pertunangan itu dan memang termasuk dalam pertunangan bisnis setelah dia
berkata pada semua yang datang,”bahwa pertunangan ini bermula dari persahabatan
antar saya dengan Min Ji Woo yang waktu itu kami membuka usaha kecil
bersama-sama lalu terpisah. Dan akhirnya kami sadar kalau persahabatan ini saja
tidak cukup tanpa diikat dengan hubungan yang lebih erat lagi dan lebih setuju
jika dilakukan dengan pertunangan.. untuk itu, hari ini merupakan hari bahagia
bagi kami, terutama bagi Minho dan Hye Rim”
Hye Rim senyum, dia menang dari Minho.
Sementara ekspresi Minho hanya datar-datar saja.
“umm..kasian juga Minho,” kata Seol Ji
Hwan, rekan sejawatnya di RS dalam hatinya.
“hey Ji Hwan...kamu lihat wajahnya Minho..
dia seperti menggerutu,” bisik Hyeon Jun. Ji Hwan mengangguk pelan.
“dan sekarang.. acara akan dimulai,” kata
Lee lagi.
Minho lalu memasang cincin dijari Hye Rim,
semua yang hadir bertepuk tangan dan memberikan selamat pada mereka.
Ketika tinggal acara menyantap hidangan,
Minho lebih suka berkumpul dengan teman-teman yang dia anggap baik dan suka
curhat dengan mereka. Sama sekali dia tidak berusaha mendekati teman atau rekan
ayahnya.
“kamu beneran gak senang sama sekali
dengan acara ini ya?,” tanya Ji Hwan sambil mengambi segelas minuman dari atas
meja.
“sama sekali tidak.. siapa mau hidup sama
perempuan binal??,” jawab Minho datar, dia menenggak minumannya.
“hey.. jangan minum terus nanti pikiranmu
malah kacau,” sergah Ji Hwan.
“aku cari-cari Shin Young belum bisa
ditemukan juga.. entah dia menghilang kemana..,”
“ah..sudahlah Minho.. dia sudah tentukan
hidupnya sendiri.. mungkin memang dia mau hidup tanpa jadi beban bagi yang
lain,” kata Ji Hwan santai, dia melihat lihat dekorasi taman itu.
Mereka jalan berdua agak ke pinggir dari
acara.
“kalau kamu pikir aku akan berhenti
mencari dia.. kamu salah sekali, Ji Hwan... aku tidak suka apa yang sudah aku usahakan
tidak aku dapat,” kata Minho serius.
“ya... ya.. aku ngerti banget,.. itu
memang sifat kamu... hanya.. sampai kapan mau terus mencari dan menunggu??,”
Minho menggaruk kepalanya, dia sudah
pusing dengan hidupnya.
“jangan kamu cari cari lagi pusing itu..
berusahalah untuk rileks dan berfikir yang lain,”
“ekh,” balas Minho dengan gerutunya pelan,
tapi dia menendang pagar berwarna putih itu.
Ji Hwan menepuk-nepuk pundaknya, berusaha
menenangkannya,”ingat loh.. kamu baru naik rank.. jangan bikin kerja mu
berantakan.. jangan bikin karirmu nanti berantakan dengan kamu jadi begini“
“ya.. aku tahu,” balas Minho singkat, tapi
masih kesal dengan hari ini. Kerjanya dia diam saja dan sibuk menggerutu.
Sementara Hye Rim begitu merasa bahagianya
dia bisa mendapatkan Minho pada akhirnya. Dia banyak tertawa dan senda gurau
dengan teman-temannya, terutama teman-teman hang outnya yang sesama model.
“Min Ah.. kamu jangan godain Minho mulai
detik ini ya.. awas loh.. dia milikku, haha,” candanya pada juniornya itu.
Min Ah merasa iri diperlakukan seperti
itu,”ah.. Eonni Hye Rim ini.. lagipula.. sepertinya Minho Oppa itu tinggi
sekali buatku”
“Tinggi bagaimana maksudmu??,” Hye Rim
jadi penasaran dengan kata-kata dia.
Min Ah santai menikmati kue yang ada di
piring kecil yang dia pegang sambil bicara di depan Hye Rim,”well.. Eonni.. aku
hanya merasa hatinya Oppa seperti bukan untuk Eonni.. tapi semoga aja aku salah
banget soal ini.. atau mungkin aku aja melihatnya beda karena baru banget
berteman dengan Oppa”
Mood Hye Rim berubah lagi ketika dia
mendengar itu. Mungkin dia melihat Min Ah waktu itu tahu soal dia yang mengeluh
tentang tidak romantisnya Minho padanya.
Hye Rim berkilah dengan tertawa,”kan aku
sudah bilang padamu kalau Oppa itu ..dia gak bisa romantis di depan banyak
orang..”
Minho melihat dari jauh gerakan mulut Hye
Rim yang seperti sedang membicarakannya, dia lalu menghampiri mereka.
“ada apa?? Ah.. Min Ah.. terima kasih
sudah mau datang loh,” katanya mencoba ramah dengan juniornya itu.
“chugaheyo,
Oppa..,” senyum Min Ah
“gomawo,”
balas Minho singkat,”aku pikir kamu tidak datang.. hari ini bukannya ada sesi
kamu??,”
Min Ah senyum,” nanti sore, Oppa..
jadi..aku bisa memenuhi undangan Eonni dulu,”
Minho senyum saja, lalu,”kalian tadi
sedang bicara apa??”
Juniornya yang lain lalu nyeletuk,”ah..
itu loh.. kenapa sih Oppa gak romantis kalau di depan orang lain??”
Minho tertawa keras,”oh.. jadi kalian mau
lihat aku romantis dengan Hye Rim?? Ya.. baiklah..lihat sini ya.. jangan
berkedip sama sekali.. janji”
Para junior itu tidak tahu apa maksud
Minho, lalu dia menghampiri Hye Rim dan mencium bibir cewek itu dengan mesra
dan lembut. Para junior langsung bengong memperhatikan kejadian itu. Hye Rim
pun juga kaget Minho seberani itu di depan yang lain walau mereka baru saja bertunangan.
“gimana.. masih kurang??,” katanya pada
para juniornya sambil senyum menggoda pada Hye Rim, senyum manipulasi agar dia
bisa menyembunyikan perasaan hatinya.
“whoaaa.. yang tadi memang sungguh
romantis!,” teriak salah satu juniornya.
Minho malah jadi tertawa keras,”kalian
sih.. maksa aku.. ya jelas aku bisa dong begitu di depan banyak orang
sekalipun.. iya kan, heoni??”
Dia memanggil Hye Rim dengan panggilan
yang tidak biasa, sekali lagi, hanya manipulasinya yang dia tonjolkan supaya
orang lain tidak curiga dengan sikap kasarnya.
Hye Rim juga tertipu, dia pikir Minho
mulai cinta padanya. Dia malah jadi tertawa tapi malu-malu pada para juniornya.
Seung Won dan Hyeon Jun melihat kejadian
itu juga.
“kamu pikir si Minho itu tadi benar cinta
atau hanya manipulasi??,” tanya Hyeon pada Seung.
“kamu pikir dia serius?,” Seung won malah
balas bertanya.
“yeah.. Minho tipe yang enggak bisa
disakiti dan kecewa,” ujar Hyeon
“dari awal kamu sudah tahu sendiri.. pasti
dia akan cari jalan untuk Shin Young,” kata Seung
“kamu pikirkan saja dulu urusanmu dengan
Ae Cha,” timpal Hyeon
“ada apa?? Dia curhat lagi padamu?,” tanya
Seung dengan mimik santai.
“lebih dari sekedar itu,” balas Hyeon
singkat
Seung Won heran, dia memang belum ada
kontak lagi dengan pacarnya itu dan Ae Cha memang sudah jarang sekali mampir ke
apartment nya semenjak dia menggantung hubungan dengannya tetapi mantan pacar
Hyeon itu sama sekali tidak ingin mengaborsi kandungannya agar mendapat
pengakuan dari Seung.
“dia mulai minum antidepresan,” jawab
Hyeon singkat
Seung Won jadi agak kaget juga,”serius??
Jangan bercanda ah”
“apa aku suka bercanda kalau kita
bicarakan tentang dia?? Walau aku bukan pacarnya lagi.. aku harap kamu serius
dengannya,” Hyeon serius memandang wajah Seung.
Seung won tampaknya jadi serius juga
dengan masalah ini. Dia jadi berfikir Hyeon mungkin bisa merebut pacarnya itu
lama-kelamaan kalau Ae Cha sering curhat padanya. Tapi dia sembunyikan saja
kecurigaannya itu. Pikirannya melayang-layang antara kesetiaan dengan
pengkhianatan. Antara ingin melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius
dengan kontra karirnya. Akhirnya dia berfikir juga hari itu.
Acara selesai, Seung Won dan Hyeon Jun
masih menemani Minho.
“kiamat hidupku..aku benar-benar malas
menghadapi ini semua,”keluh Minho lagi. Semua undangan sudah bubar, tetapi
orangtua masing-masing tidak ingin menganggu mereka saling ngobrol dan mereka
bertiga memang bicara agak jauh dari orangtua keduanya.
“semoga kamu bisa hadapi masalahmu dengan
berani, Minho.. ini semua sudah diencanakan dan kalau memang kamu masih cinta
dengan Shin Young itu.. kamu harus cari dia sampai ketemu...dimanapun sekarang
dia bersembunyi,” ujar Hyeon Jun.
“sudah deh Minho.. kamu pasti bakalan
baik-baik saja dengan semua ini,” Seung Won mencoba menyembunyikan dirinya dari
masalahnya dengan Ae Cha tetapi dia malah bikin Minho pasrah dengan takdirnya.
Hyeon Jun melihat sisi itu dan dalam
hatinya dia hanya bisa bergumam,“aku akan mencoba lagi hubunganku dengan Ae
Cha.. jika memang dalam waktu dekat Seung Won sama sekali tidak merasa
hubungannya itu memberatkan kamu, Ae Cha.. dan Im juga membutuhkan seorang ibu
yang sebenarnya itu ada dalam dirimu”, katanya dalam hati.
“Ani, Minho.. kamu harus dapatkan yang
terbaik di hidupmu.. kalau butuh bantuan aku tuk cari Shin Young mungkin di
kota lain.. aku bisa bantu,” kata Hyeon Jun senyum
Minho jadi berfikir,”umm... apa.. dia ke
Busan??”
Seung dan Hyeon kaget,”darimana kamu
tahu??”
“enggak.. aku cuma mengira ngira saja,”
balas Minho singkat.
“oh..,” kata Hyeon,”tapi kalau soal
Busan.. rekan sejawatku ada beberapa di sana.. jangan khawatir.. “
“bagaimana bisa cari orang di kota sebesar
itu??,” tanya Seung
“ada jejaring sosial.. dipakai dong,” kata
Hyeon santai, dia minum bir ringannya sambil melihat wajah Minho.
“jejaring sosial. Ah.. okay.. aku posting
saja foto Shin Young untuk teman teman ku juga di Busan,” jawab Minho
“gwaenchanh
a.. jangan lupa aku di tag ya!,” ujar Hyeon menepuk pundak Minho,
menyemangatinya.
“kalian ini.. benar benar cowok pejuang
cinta,” ujar Seung Won dengan nada sinis.
Minho melihat Seung Won dengan tatapan
biasa saja, tapi tidak dengan Hyeon Jun. Dia merasa tersinggung dengan apa yang
diucapkan Seung barusan tapi tidak diungkapkannya.
Disebuah Cafe..
“kamu sudah kembali bicara dengan Seung Won??,”
tanya seorang cewek yang ternyata Ae Cha
Hyeon mengangguk,”tapi sepertinya dia
biasa saja... tidak ada obrolan kami yang serius banget,”
Ae Cha rasanya ingin mati saja. Dia memang
cinta Seung Won dan berharap cowok itu akan menepati janjinya untuk menikah
dengannya.
“kenapa Seung Won rasanya sudah tidak
cinta lagi padaku?? Apa karena anak ini??,” tanya dia pada Hyeon Jun.
Hyeon senyum dengan perkataan Ae
Cha,”rasanya tidak.. dia mungkin hanya sedang berfikir. Seung Won itu orang nya
aslinya pemikir dan dia suka bingung dan terlihat takut dengan keputusan yang
akan dia ambil.. terlalu banyak makan waktu dan pertimbangan,”
“menurutmu.. apa Seung Won akan
mempertahankanku??,” tatapan mata Ae Cha seperti berharap. Hyeon dalam hatinya
semakin sedih dengan nasib mantan pacarnya itu, dia tetap berusaha
menghiburnya.
“aku yakin Seung Won tidak sejahat itu..
hanya saja, kamu memang tidak bisa memaksanya untuk sebuah komitmen.. dia orang
yang agak sedikit takut dengan hal itu,” senyum Hyeon,”aku akan terus berusaha
membantumu mendapatkan cinta dia”
“terima kasih, Hyeon..,” senyum pahit Ae
Cha.
Hyeon ingin mengungkapkan pernyataan
hatinya, dia ragu, apakah nanti mantannya itu akan bisa menerima atau tidak.
Ae Cha melihat tatapan mata Hyeon padanya
terkesan aneh.
“apa.. kamu sedang ada masalah, Hyeon??,”
tanya dia datar.
Hyeon menggeleng,”ah.. tidak... hanya
saja.. aku sedang bingung, hehe”
“soal?,”
“cinta juga, hehe,” Hyeon malah jadi
cengengesan.
“aku selalu curhat padamu.. tapi kamu
belum pernah curhat padaku semenjak kamu menikah,” senyum Ae Cha.
Hyeon memang akhirnya bukan menikah
dengannya. Setelah putus dan dia mengalihkan perhatiannya kepada perempuan lain
yang menjadi ibu Im, tapi kemudian malah bercerai dan belum ada lagi perempuan
yang dia suka.
Hyeon senyum manis sekali pada Ae Cha. Dia
jadi malah membayangkan akan pacaran lagi dengan cewek perawat itu.
“sampai seberapa cintamu pada Seung
Won??,”
Ae Cha kaget dengan pertanyaan itu, tapi
dia malah tersenyum,”kenapa bertanya itu??”
Hyeon mengelak, dia ingin menyembunyikan
dulu cinta lama bersemi kembalinya,”ah.. cuma iseng saja kok.. kalau kamu gak
mau jawab juga gak apa”, lalu meminum teh nya yang sudah mulai dingin.
“aku sangat cinta padanya itu sebab aku
rela menunggunya,” senyum Ae Cha.
“apa.. tidak khawatir kalau suatu saat..
dia akan memustuskan.. sedang kamu sudah mengandung begini??,” tanya Hyeon. Dia
sengaja memancing mancing.
Ae Cha hanya menggeleng,”aku sudah
terlanjur cinta padanya dan aku percaya dia tidak ingkar janji”
“ah..kenapa kok aku jadi serius sekali
dengan kisah cinta kalian ya? Haha,” Hyeon lagi-lagi mengelak, dia agak kecewa
dengan pernyataan mantannya itu barusan.
Ae Cha benar-benar tidak bisa membaca
ekspresi Hyeon Jun, dia malah jadi ikutan tertawa,”Hyeon yang tidak berubah..
tidak ada yang berubah darimu walau sudah hampir 10 tahun kita berpisah”
Hyeon menopang dagunya,”haaahh.. 10 tahun
ya.. aku baru jadi dokter muda saat itu.. baru lulus.. dan kita sudah nekat
pacaran”
Mereka jadi bernostalgia lagi dengan masa
lalu pacaran mereka. Hyeon kembali mengingat-ingat lagi dan membuat Ae Cha
terhibur dengan tawanya yang ringan.
“nah.. aku suka ketika kamu terntawa lagi,
Ae Cha.. tetaplah seperti itu,” senyum Hyeon, menatap matanya dengan lembut.
“dan.. kamu masih tidak berubah, Hyeon.. kamu
masih tetap mau membantuku,” senyum Ae Cha.
Hyeon menghela nafasnya sebentar,”yaa..
aku memang mantanmu.. tapi aku tidak sejahat cowok lain.. aku masih mau
berteman denganmu,” lalu senyum lagi pada cewek itu.
“umm.. orangtuaku kembali bertanya tentangmu,”
kata Ae Cha tiba-tiba.
Hyeon semangat tentang itu,”apa?? Masak
sih?? Aku pikirnya mereka sudah lupa, hehe”
Ae Cha menggeleng,”tidak kok.. aku katakan
ini jujur padamu.. aku bercerita kalau hubunganku denganmu masih sangat baik
dan kamu tempatku curhat soal Seung Wo”"
Hyeon lagi-lagi menyembunyikan perasaannya
dibalik tawa,”ah, haha.. kalau begitu.. aku akan main ke rumahmu lagi
kapan-kapan... boleh kan??”
Ae Cha mengangguk,”tentu.. pasti kedua
orangtuaku sangat senang begitu tahu kamu masih ingat mereka”
“apa..aku harus bilang jujur padanya..
kalau aku masih cinta padanya??,” Hyeon menatap Ae Cha lagi dengan sedikit
termenung.
“Hyeon.. ada apa? Kenapa kamu lihat aku
seperti itu??,” dalam jeda tak berapa lama, cara memandang Hyeon terbaca juga.
Hyeon mencoba mengelak,”ah.. enggak apa.. i am fine.. aku hanya terkesan saja..
kita bisa seakrab ini”
Mereka terus mengobrol sampai malam, lalu
Hyeon mengantarkan Ae Cha sampai ke depan apartment nya.
“apa.. masih mau aku antar sampai
dalam??,” senyum Hyeon.
“boleh jika kamu masih punya waktu,”
senyum Ae Cha, lalu mereka pun masuk.
Hyeon melihat-lihat suasana apartment itu,
memang tidak ada yang berubah, mungkin hanya penambahan sedikit rak saja. Dia
lalu duduk di sofa depan. Sementara Ae Cha kembali dengan membawa minuman.
“sepi sekali.. kamu benar-benar tinggal
sendirian,” ujar Hyeon.
Ae Cha menawarkan gelas berisi minuman dan
Hyeon meminumnya.
“tidak berubah.. aku bahkan masih simpan
novel yang kamu berikan,” jawab Ae Cha
Hyeon kaget bercampur senang,”ah.. masak??”
Ae Cha mengangguk senang,”iya.. kamu tidak
percaya?? Sebentar,”, dia lalu berdiri dan mendekati rak buku lantas kembali
duduk, menunjukkan novel kenangannya dari Hyeon.
Hyeon memegang novel itu, takjub,”wah..
iya benar.. masih bagus kali.. terima kasih kamu masih mau menyimpan hadiah
dariku”
Ae Cha senyum lalu tertawa
kecil,”bagaimanapun.. kamu baik padaku, Hyeon”
Dengan perkataan itu, Hyeon malah jadi
tertegun dan membuat Ae Cha bingung.
“kenapa Hyeon.. apa ada perkataanku yang
salah??,”
Hyeon masih tertegun dan lalu
memandangnya.
“Wae??
Apa ada yang salah denganku??,” tanya Ae Cha lagi.
Hyeon lalu mendekat padanya yang ada di
sampingnya, lalu menciumnya.
“aa.. Hyeon.. kamu kenapa??,” Ae Cha gugup
setelah dia dicium.
Hyeon Jun lalu memeluknya,”aku tidak
suka.. kamu seperti dipermainkan Seung Won.. aku tidak suka”, katanya lalu
memeluk Ae Cha.
“aku tidak merasa dipermainkan, Hyeon.. ,”
jawabnya
Hyeon masih memeluknya,”jangan bohong
padaku.. aku bisa merasakan itu”
Ae Cha pada akhirnya diam juga. Mereka
saling diam, Hyeon masih memeluknya dengan lama.
“apa.. kamu masih punya hati sedikit saja
tuk cinta padaku??,” mendadak Hyeon tanya hal yang membuat cewek itu bingung
ingin menjawab apa.
“umm.. aku sulit menjawab.. ,” balas Ae
Cha.
“aku menunggu.. aku tidak ingin kamu
dipermainkan Seung..,” ujar Hyeon lagi.
Ae Cha hanya bisa membiarkan Hyeon
memeluknya lebih lama malam itu.
Di rumah Minho..
“aku tidak suka tinggal dengan Hye Rim,
Eomma, Appa.. kenapa juga kalian tidak mengerti aku??,” Minho mengeluh di depan
ibu dan ayahnya serta kakaknya.
“kamu bisa memalukan keluarga ini kalau
hatimu masih setengah-setengah padanya, Minho.. kamu sudah lihat kan..
sebenarnya dia itu perempuan baik.. bukan yang selama ini kamu gembar gemborkan
dia itu tidak bisa apa apa?,” ujar Ayahnya dengan kesal.
Minho diam, lalu dia angkat bicara
lagi,”dia memang tidak bisa apa-apa.. jauh dengan Shin Young,”
“perempuan itu lagi.. Appa bosan kamu
terlalu melebih-lebihkan perempuan itu lagi.. buktinya dia hanya bisa
meninggalkanmu begitu saja.. apa itu baik, Minho??,” lanjut ayahnya.
“Tapi Appa.. kalian.. memang belum tahu
banyak tentang Hye Rim.. aku gak bisa tinggal dengannya,” harap Minho, matanya
menuju kakak perempuannya, berharap membela pendapatnya.
“tidak bisa.. jangan mempermalukan kami,
Minho.. sekarang dia sudah ada di kamarmu.. jangan kamu buat hidupmu
berantakan,” kata ayahnya lagi.
Ibunya lalu menghampirinya dan mengusap
pundaknya,”yakin saja.. Hye Rim itu perempuan yang baik untuk kamu..dan kami
tidak salah pilih”, katanya dengan lembut pada anaknya sendiri
“janji Eomma untuk usaha membela ku
mencintai Shin Young benar-benar lupa.. kenapa, Eomma??,”keluh hatinya Minho.
Dia ingin menangis, perasaannya teriris-iris karena dia memang hanya cinta dan
ingin hidup dengan Shin Young.
Hye Gyo merasa tidak bisa apa-apa untuk
membela adiknya itu. Dia berfikir tapi dia tidak bisa berbuat banyak.
Setelah mereka selesai saling berdebat dan
mengelak, Minho masuk kamarnya. Dilihatnya Hye Rim senyum padanya. Minho cuek
saja. Lagi-lagi dia memasang wajah jutek di depan Hye Rim supaya cewek itu
kesal dan cepat pergi dari kamarnya.
Hye Rim sudah membaca itu dan dia berusaha
kebal dengan sikap kekanak-kanakan Minho.
“tidak mau tidur disini??,” tanya Hye Rim
dengan agak ketus.
Minho diam saja, dia tetap duduk di depan
meja kerjanya dan malah ternyata dia memposting foto Shin Young di jejaring
sosial, meminta rekan-rekan sejawatnya di beberapa kota untuk membantu mencari
cewek itu.
Hye Rim menggerutu, Minho masih tetap diam
saja asik dengan internet jejaring sosialnya itu berkomunikasi dengan
teman-temannya di lain kota.
“kalau kalian bisa.. aku minta tolong
carikan dia.. aku sudah kehilangan dia hampir 1 bulan.. aku cinta padanya,”
tulis Minho di link jejaring sosialnya itu ketika salah satu temannya bertanya
apa yang terjadi.
“bukannya kamu sudah bertunangan tadi
pagi, Minho?? Kenapa masih mau mencari dia?? Kalau dia kabur dan tidak
mempertahankanmu.. tandanya dia bukan untuk kamu,” ketik salahseorang temannya
yang lain.
Minho menjelaskan panjang lebar apa yang
terjadi hubungan antara dia-Shin Young dan Hye Rim.
“ah.. ya.. kami tahu, Minho.. akan kami
usahakan.. tetap semangat ya..,” ketik salahsatu temannya di lain kota
Sementara ternyata Hye Rim justru juga
sibuk dengan smartphonenya, dia komunikasi dengan beberapa orang.
“kamu tidak bisa lagi menyentuh Minho ku..
dia bukan lagi milikmu, Shin Young,” ketik Hye Rim.. ternyata Shin Young tidak
menghilang dari nya!
Shin Young di depan Hp nya menangis malam
itu, dia mendapatkan pesan chat dari kakak tirinya itu bahwa dia dan Minho
sudah tunangan tadi pagi dan sekarang mereka tinggal bersama.
“semoga kamu bahagia, Minho,” lirihnya
dalam hati. Air matanya jatuh satu per satu, membasahi layar Smarphonenya.
“chugaheyo,
Eonni,” ketiknya pada Hye Rim
Hye Rim membalas ketikannya,”jangan pernah
menampakkan wajahmu di depan Minho.. aku tidak segan-segan mencelakai mu kalau
memang kamu masih nekat.. dasar adik gak tahu diri.. sesukanya saja mau merebut
apa yang aku punya!,”
Shin Young membalas lagi,”Ani.. aku tidak akan membuat Eonni
bersedih lagi.. aku sudah tidak diantara kalian lagi.. dan aku yakin Minho
tidak akan menemukanku, Eonni.. jadi Eonni bisa percaya padaku”
Hye Rim membalas lagi,”bagus.. tapi kalau
kamu berulah lagi.. awas saja!”
Minho masih komunikasi dengan teman
temannya sesama dokter. Dia sama sekali sungguh tidak tahu kalau Shin Young
juga sedang chat dengan Hye Rim.
Tak lama kemudian, Hye Rim meminta Minho
apa mau tidur dengannya. Minho malah jutek
menjawab,”aku bisa tidur dimana saja.. asal jangan ada kamu disampingku”, dia
lalu malah menarik kasur tipis dari bawah tempat tidurnya.
“KENAPA SIH.. KAMU BENCI SEKALI
DENGANKU??,” Hye Rim melempar bantal ke tubuh Minho dan Minho menepisnya.
Dengan santainya dia lalu mengambil bantal
yang jatuh itu, menarik kasur tipisnya, dia gelar disamping kursi kerjanya lalu
dia berbaring dan tidur.
Dari luar kamar terdengar suara ketukan
pintu, ternyata ibunya Minho mendengar teriakan Hye Rim walau tidak terdengar
jelas.
“MINHO.. HYE RIM.. APA KALIAN BAIK-BAIK
SAJA??,” tanya ibunya dari luar kamar
“KAMI BAIK, EOMMA.. AKU MAU TIDUR.. ANNYEONGHI,” jawab Minho tanpa membuka
pintu. Ibunya berfikir anak dan tunangannya itu baik-baik saja, dia pun berlalu
juga.
“pembohong,” ujar Hye Rim ketus
Minho masih berbaring, wajahnya sama
sekali tidak melihat cewek itu,”sudah tahu aku pembohong dimatamu.. kenapa
masih mau bertunangan denganku?? Kamu ini pengindap kelainan jiwa ya??”,
sindiran Minho sungguh tajam di muka dan hati Hye Rim.
Minho menarik selimutnya dan dia berusaha
tidur. Hye Rim tidur saja sendirian di atas tempat tidur Minho. Minho cuek
padanya malam itu.
Minho menutup wajahnya dengan selimut, dia
menangis pelan. Dia berfikir cintanya benar-benar kandas.
Di Busan, di atas tempat tidurnya, Shin
Young juga menangis, membayangkan Minho yang sekarang mungkin sudah tidur
bersama dengan kakak tirinya.
“Minho..
mian haeyo.. aku tidak bisa lagi punya harapan bersama denganmu.. semoga
kamu bahagia dengan Eonni Hye Rim..,”
Dalam mimpi, Minho bertemu dengan Shin Young
dan memeluknya. Di mimpi Shin Young pun, dia bertemu Minho dan memeluknya
sambil menangis.
Minho bangun, dia tersadar kalau dia hanya
mimpi.
“kenapa hanya mimpi?? Kenapa tidak kamu
disampingku sekarang dan selamanya, Shin Young? Aku benar-benar sayang kamu”,
keluh hatinya Minho, dia masih menangis.
Sementara, Shin Young juga terbangun
karena mimpinya itu bertemu Minho. Dia duduk dan menangis,”Minho.. aku cinta
kamu.. tapi cintaku salah, Minho.. aku sama sekali tidak bisa bersama mu.. aku
hanya anak tiri keluarga Min.. aku tidak ingin menhancurkan kedua orangtua dan
juga kakak ku... “
Minho bangun dari berbaringnya, lalu dia
duduk,”aku ingin selalu bermimpi tentangmu, Shin Young.. tidak peduli esok aku
bisa kembali bangun dari tidurku atau tidak.. dimana kamu, Shin Young??aku
sungguh ingin kamu kembali”, lirihnya dengan suara pelan. Lalu dia melirik
sebentar pada Hye Rim yang sudah tidur lelap.