This is me....

Minggu, Agustus 10, 2014

My 3 Supernatural Beloved Kids (Part 7: Saat Cinta Berlabuh)

Starring: Lee Minho, Park Minseo, Lee Jin Ho, Lee Young Joon, Lee Hana.

Pacaran antara Minho dan Minseo akhirnya jadi juga. Minho yang jauh lebih muda ingin Minseo banyak mengarahkan dia, terutama untuk semangat belajar. Sementara, Song Yu tidak tahu hubungan mereka yang sebenarnya, walau kadang mereka jalan bertiga, seperti apa kata Minho, dia pandai menyembunyikan perasaannya pada Minseo ketika bersama yang lain. Hari itu, mereka jalan ber-enam lagi untuk acara sosial yang lain.
“Jadi Minho.. kamu setiap hari kerjanya cuma belajar saja dong?? Asik banget sih??,” tanya Na Ra pada Minho dalam mobil, mereka akan menuju sebuah panti orang dengan depresi.
Minho mengangguk saja karena dia sedang berkendara,”ya begitu sih.. kerja anak SMA apalagi??”
“punya pacar gitu??,” celoteh Lea langsung main serobot kata-kata.
Minho senyum, dia sembunyikan pacarannya dengan Minseo.. sementara, Minseo yang duduk dibelakang bersama Na Ra dan lainnya hanya diam saja.
“enggak ah.. malas pacaran.. soalnya sibuk belajar... gak sempat deh,” balas Minho, dia benar benar asli berkilah didepan teman-temannya Minseo.
Lea cuma tertawa,”iya juga sih.. SMA di negeri ini susah banget... semua harus bersaing nilai tinggi.. eh tapi kan aku dulu satu SMA dengan Minseo.. dia pintar loh..”
Lea melirik pada Minseo,”dia bisa jadi guru privat kamu, Minho,” candanya pada Minho.
Minho cuma tertawa juga menanggapi candaan teman barunya itu,”ah.. masak sih?? Bagus nih.. ada tambahan kursus gratis!”
Yang lain jadi malah terkesan membully Minseo.
Song Yu sama sekali tidak curiga dengan pacaran mereka yang sudah berjalan lebih dari 1 bulan. Benar-benar dirahasiakan. Padahal, aslinya Minseo sangat-sangat merasa bersalah dengan sahabat karibnya itu.
Mereka tetap biasa saja.. dalam perjalanan dan acara sosial itu, Minho juga banyak bicara dengan Song Yu, Na Ra, Lea dan Jang Di.

“tata Song Yu... ,” Minho melambaikan tangannya pada temannya itu di depan rumahnnya. Seperti biasanya, dia akan mengantar Song Yu sampai depan rumah sebelum dia akan mengantar Minseo.
“kita makan di cafe yang baru yuk??,” senyumnya sembari menyetir pada Minseo. Minseo mengangguk saja. Mereka kencan siang itu selepas acara sosial itu beres.
Ketika sedang makan.. tiba-tiba Song Yu telepon. Minseo berfikir dulu untuk mengangkatnya, dia malah melihat wajah Minho.
wae? Jawab saja, “senyum Minho padanya, tapi dia masih ragu.
“jawab saja,” kata Minho lagi
Minseo mengangguk dan akhirnya dia menjawab telepon dari Song Yu.
“Minseo.. aku tertinggal barang... sebuah kotak...sepertinya ada di mobilnya Minho.. di belakang.. apa kamu lihat??,” tanya Song Yu dari jauh
“aku belum lihat.. nanti aku bertitahu Minho,” jawab Minseo agak gugup
Song Yu menangkap hal itu,”kamu kenapa? Kok suaramu gemetaran?? Sakit??,”
Minseo langsung berbohong pada Song Yu,”ah iya.. kepalaku agak sedikit pusing.. ini aku pulang,” katanya dengan terbata-bata
Minho malah sengaja memencet hidung Minseo yang kecil mungil itu, sehingga dia mengaduh.
“hei, Minseo.. are you okay??,”
Minseo mengiyakan kalau dia baik-baik saja dan hanya mengaduh karena tersandung. Minho malah tertawa kecil dengan tingkah pacarnya itu.
Song Yu pun titip pesan kalau dia akan kerumahnya Minseo dan mengambil kotak itu. Minseo hanya mengangguk dan berjanji akan mengambil kotak itu dari rumah Minho dan memberikan pada Song Yu.
Minho malah tertawa-tawa ketika Song Yu menyudahi teleponnya.

“tapi..suatu saat.. Song Yu akan tahu kalau kita pacaran,” keluh Minseo di depan Minho yang sedang makan.
“trus..kamu takut begitu?? Lagi lagi,” jawab Minho datar. Min seo mengangguk saja.
“kamu kok gak punya pendirian banget?? Harus mandiri dong,” Minho malah jadi coba menasehati. Dia bilang dia gak suka kalau hidup ceweknya diatur atur orang lain walaupun dianggap Minseo sebagai sahabat.
“kamu sendiri bisa dukung aku.. tapi kamu gak mau dukung dirimu sendiri,” Minho jadi cerewet sekali dengan tingkah Minseo yang sudah mulai ketakutan akan kehilangan sahabat. Dia lalu malah jadi menasehati Minseo panjang lebar. Minseo yang juga sedang makan di depannya jadi diam saja.
“kok diam?? Apa aku kurang cerewet??,” tanya Minho
Minseo menggeleng,”enggak apa.. gomaseubnida, Minho”
Minho mengaduk-aduk mie dinginnya,”kenapa?? Masih terfikir yang tadi??”
“aku akan berusaha menghilangkan.. supaya kamu gak khawatir terus tentang aku,” jawab Minseo. Memang ternyata Minho bisa jadi dewasa juga ketika mereka pacaran.
Minho akhirnya malah jadi cekikikan sendiri dengan tingkah Minseo yang terlihat takut dengannya.

“kamu.. seperti menghargai aku banget.. rasanya jadi aku yang terkesan lebih tua dari kamu deh,” kata Minho di dalam mobilnya.
Minseo tersenyum padanya,”kamu kan cowok.. dan kamu menurutku gak anak-anak banget,”
Minho lalu nekat mencium Minseo lagi di dalam mobil, lalu senyum pada cewek itu,”kita ke peramal Kang yuk?? Aku pengen tahu banget kita bisa serius atau enggak”
“peramal Kang??,” tanya Minseo.
Minho mengangguk,”iya.. memang kenapa?? Gak mau??”
Minseo jadi agak panik lagi,”ah.. enggak kok... ya.. oke deh”
“sepertinya ada sesuatu yang kamu sembunyikan banget dariku deh, Minseo..,” tanya Minho keheranan lagi
Minseo lagi-lagi mengelak,”ah... enggak kok.. aku cuma memang kadang malas pergi ke tempat seperti itu”
Minho mencubit pipinya Minseo,”pasti ketakutan ditebak??”
Minseo mengelak, tapi dia turuti saja Minho mengajaknya ke peramal Kang.

Di tempat peramal Kang..
Minseo memblokir pikirannya sendiri ketika dia bertemu dengan peramal Kang. Mereka duduk di depan peramal itu.
Sewaktu duduk itulah, peramal Kang melihat Minseo dengan tatapan mata yang dalam, tapi Minseo buru-buru langsung menutup jalan pikirannya sendiri supaya tidak dapat dibaca oleh peramal itu.
Dan benar saja, peramal itu hanya bisa menebak hubungan mereka saja, tidak bisa meramal sifat Minseo.
“hubungan kalian dalam 6 bulan ke depan masih akan baik-baik saja,” kata peramal Kang membuka pembicaraan.
“beneran, Kang ssi??,” tanya Minho dengan berbinar
 Peramal Kang mengangguk,”iya.. dan.. sepertinya kamu baik dan cantik ya, Nona Park”
Peramal Kang lalu membaca kartu hubungan mereka. Dia sebenarnya berfikir keras kaena dia tidak bisa meramal Minseo. Dalam hatinya, cewek itu hanya bisa bilang,”rasakan.. aku gak mau banget Minho percaya dengan peramal ini”
“wah.. kalau beneran kita bakalan baik-baik saja.. aku seneng banget,” raut wajah Minho ceria banget di depan peramal Kang yang membuka kartu.
“ini.. dewi cinta memang lagi ada di pihak kalian.. dan sepertinya lama,” katanya membuka kartu ada gambar seperti seorang dewi yang ada panah cintanya.

Minho langsung merasa berbunga-bunga, tapi Minseo menanggapinya malah aneh,”kan kita memang baru pacaran??”, katanya pada Minho dan peramal Kang.
Peramal Kang dalam hatinya tahu, kalau Minseo bukan perempuan biasa, dia mencoba membuka gelombang energinya pada Minseo, tapi dia tetap memblokirnya, sehingga dia tidak bisa menebak cewek itu.
“aku gak mau peramal ini turut campur hubunganku denga Minho.. sesekali Minho mesti belajar kalau jangan bergantung padanya,” dalam hatinya Minseo.
“ini kartu yang kedua,” kata peramal Kang,”kalian agak sulit ditebak... karena Nona Park memang tertutup”
“tuh kan.. benar kata Kang ssi.. kamu memang tertutup banget... tapi.. aku akan awet dengan Minseo tidak ya??,” Minho malah makin penasaran
Minseo malah tambah jadi sebel dengan Minho,”kok dia makin percaya saja sih?? Padahal aku sudah blokir pikiranku supaya tidak terbaca peramal ini”

“kalian akan dapat tantangan... dari orang dekat,” kata peramal Kang.
“siapa?? Song Yu kali ya??,” tebak Minho, asal.
“cewek ya??,” katanya lagi.
Peramal Kang mengangguk, Minseo makin malas saja dengan hal seperti ini,”Minho ini..terlalu percaya sekali”, gerutunya dalam hati.
“oh..ya...soalnya Song Yu kan suka aku banget dan Imja ku ini khawatir banget persahabatannya dengan Song Yu itu bisa putus karena aku,” lanjut Minho lagi, polos cerita apa adanya panjang lebar dengan peramal itu.
“kalian tetap bisa bersama walau tanpa Song Yu.. persahabatan kalian akan tetap jalan dengan perempuan itu,” jawab Peramal Kang.
Minho menoleh pada Minseo,”tuh kan.. kamu terlalu khawatir banget deh”
Minseo diam saja, dalam hatinya dia menggerutu,”Minho payah!”, padahal dia melihat hal yang berlawanan dengan apa yang dilihat peramal Kang itu.
”jadi..aku gak perlu sembunyikan perasaanku di depan Song Yu dong??,” tanya Minho lagi pada Kang.
Peramal Kang mengangguk pada Minho, dia kegirangan seperti anak kecil yang baru diberi mainan. Pulang dari situ, dia masih berbunga-bunga dengan perkataan peramal Kang itu. Minseo asli enggak banyak bicara, takut Minho tersinggung dengan ucapannya ke depan kalau dia kasar dan tidak setuju dengan apa yang dikatakan peramal itu.

”kamu masih khawatir banget kan??,” tanya Minho pada Minseo, dia benar-benar membaca ekspresi pacarnya itu
”tidak,” senyum Minseo berkilah.
promise me??,” tanya Minho lagi, dia memang tipe cerewet soal janji.
Minseo mengangguk.
”besok aku ada ulangan..ajarin dong?hehe,” Minho jadi manja padanya.
”okay...,” balas Minseo. Mereka lalu belajar di rumah Minho.

”perempuan itu sepertinya lebih tua dari Minho, Nampyeon,” bisik ibunya Minho pada suaminya.
Lee diam saja, dia lalu santai menjawab,” memang.. tapi namanya masih muda..masih labil biarkan saja,”
”aku tidak masalah.. kamu yang akan jadi masalah, sebab dia harus belajar keras untuk ujiannya,” balas isterinya
Lee masih jawab santai,” nilainya...bagus bagus bukan??jadi biar saja dia pacaran”
”kamu terkadang terlalu longgar dengan anak,” ketus ibunya Minho
”kamu yang terlalu ketat dengan anak kita,” gantian balas ayahnya Minho
”haaahhh...lihat saja... anak kita gak apa-apa kan??dia malah dapat nilai bagus terus,” lanjutnya lagi
Ibunya Minho masih menilai-nilai pacar anaknya dari dalam kamar Minho yang masih belajar. Minho tertawa-tawa senang dengan Minseo menemaninya.

”memang segini susah ya? Kamu saja yang memang iseng maunya ditemani,” canda Minseo pada Minho.
Minho cengengesan,”soalnya aku malas belajar sendirian, hehe”
Minseo iseng mencubit pipinya Minho yang agak chubby, sampai Minho mengaduh. Mereka lalu tertawa-tawa sambil belajar.
”ah...dari Song Yu lagi,” kata Minseo ketika melihat mobile phone nya berbunyi.
Minho tanpa ragu merebut lalu menerima telepon dari Song Yu. Jelas saja Song Yu kaget.
”Minho... kemana Minseo?bukannya ini handphone nya Minseo??,” tanya Song Yu keheranan.
Minseo sudah panik sendiri, tapi Minho santai,”oh... Hp nya tertinggal..ada apa??”
”aku tertinggal barang di mobil mu.. apa Minseo tidak cerita??,”
”ya... nanti aku antarkan..tapi mungkin besok.. aku mau persiapan ulangan,”
”kenapa Hp nya Minseo ada ditanganmu??,” Song Yu masih penasaran dengan tindakan Minho.
”ah..itu loh... Minseo itu ceroboh.. setelah aku antar dia…eh dia malah ketinggalan gini,” kilah Minho.
”Minseo...tidak ada dirumahmu kan??,”
Minho mengelak lagi dengan menjawab tidak. Minseo mengelus dadanya, dia memang tidak enakan dengan sahabat karibnya itu. Minho santai saja menjawab pertanyaan dan obrolan Song Yu padanya, tapi walau begitu, sepertinya Song Yu makin curiga dengan apa yang dia tangkap.

”ini.. aku gak bicara macam-macam kan??,” Minho mengembalikan Hp nya Minseo.
”aku mau pulang.. ini sudah malam loh..,” Minseo berdiri, bangun dari alas yang dia duduki. Minho ikutan berdiri.
gomawo.. chu.. belajarnya asik banget,” dia malah mencium pipi Minseo dan lalu memeluknya.
”iya.. jangan malas belajar ya.. aku tagih nilai bagus mu loh... kalau kamu mau masuk universitas,” senyum Minseo padanya.
”okay deh.. aku janji.. besok pasti aku dapat bagus.. ,” Minho cemberut lalu senyum lagi.
childish,” Minseo mencubit hidungnya lalu pergi keluar kamar Minho. Minho iseng mengejarnya, sampai mereka tepat di hadapan orangtua Minho.

”Appa.. Eomma..,” kata Minho singkat, dia lalu menunduk hormat pada kedua orangtuanya, Minseo mengikuti.
”Minseo ingin pulang,” kata Minho lagi
Ibunya Minho senyum,”maaf tidak tahu ada kamu, Minseo,” katanya basa-basi pada pacar anaknya itu.
Minseo senyum saja,”gwaenchanh seubnida..”, dia agak ngeper sedikit melihat wajah ibunya Minho.
”Minseo ini kan pernah jadi model garmen kita,” kata ayahnnya Minho.
”ya, Eomma.. Minseo juga pintar.. dia mau dapat pekerjaan, jadi mungkin nanti jarang kesini,” kata Minho.
”berapa umurmu?? Kenapa bekerja??,” tanya ibunya Minho
”ah.. dia ini kan sebenarnya sudah tahu umurku, kenapa ibumu suka basa basi, Minho??,” gerutu hatinya Minseo.
”aku.. akan masuk ke 24 tahun ini..,” Minseo malu-malu jawab.
”ah.. malah masih terlihat 17 tahun,” celetuk ayahnya Minho, santai..,”buktinya kemarin permintaan baju dia yang jadi modelnya tinggi juga”.
Minho cengengesan saja didepan kedua orangtuanya, antara malu, senang punya pacar pintar.
”terima kasih, Lee ssi,” jawab Minseo, dia sungguh kaku dengan kedua orangtuanya Minho.
”aku pulang dulu.. hari sudah malam.. terima kasih,” katanya pada keduanya

Minho mengantarkan sampai depan,”gak apa nih..gak aku antar pulang??”
”gak apa.. nanti kamu gak bisa lanjut belajar lagi loh.. hwaiting.. kamu pasti bisa,” senyum Minseo.
”eh.. tadi gak kaget dengan kedua orangtuaku kan??,” tanya Minho
Minseo menggeleng, Minho senyum.
”besok minggu habis ulangan.. kita ketemuan lagi ya.. i am gonna miss you,” kata Minho, dia mencium Minseo.
“tata, Minho.. semangat ya,” senyum Minseo, melambaikan tangannya lalu pulang.

Besoknya, Minseo sudah mendapatkan pekerjaannya yang baru, dia menelepon Minho dan Song Yu untuk di traktir.
”tapi aku maunya cuma berdua sama kamu, Minseo,” balas Minho manja ditelepon.
Minseo bingung kalau sudah begitu..dia juga ingin jalan bareng dengan Song Yu, tapi pasti dia harus mendahulukan Minho.
”dua bulan kali ya, kamu... Minseo.. rasanya benar-benar seperti gak punya waktu banget denganku..,” keluh Song Yu pada Minseo di telepon.
”ah.. mian haeyo, Song Yu,” hanya itu jawaban Minseo pada teman kuliahnya itu.
”kamu kenapa?? Kamu.. pacaran dengan Minho ya??,” Song Yu langsung tembak.
Minho sedang menyandarkan kepalanya di pangkuan Minseo.
”aku.. gak pacaran dengan Minho..,” jawab Minseo, lagi lagi dia mengelak pada sahabatnya itu.
”aku rasa.. kamu sudah bohong banget padaku, Minseo.. aku sudah bisa mencium itu,” kata Song Yu lagi.
”aku eggak ingin mengkhianati persahabatan kita,” kata Song Yu lagi,”aku sudah bilang padamu kan.. kalau aku suka Minho..dan ketika Minho biasa saja denganku.. aku iri padamu waktu kamu ditolong dan dipeluk dia ketika terpeleset,”
”aku..,” kata Minseo dengan keraguannya. Minho malah memejamkan matanya, dia memang mau senang senang sehabis ulangan.
”Song Yu??,” katanya pada Minseo. Tapi Minseo menutup mulutnya supaya tidak ketahuan Song Yu yang masih meneleponnya.
Minho lalu membuka matanya,”ada apa??”
Minseo masih menutup mulutnya, Minho tidak suka diperlakukan seperti anak kecil. Dia langsung bangun dari pangkuan Minseo dan merebut handphone yang sedang dipegang Minseo.

”kamu sama sekali tidak mengerti perasaanku, Minseo.. kamu mengkhianati persahabatan kita.. kamu kan tahu.. aku suka banget sama Minho.. kamu pasti pacaran dengan dia kan??,” kata Song Yu ditelepon. Minho hanya mendengarkan suaranya saja.
”Minseo.. tolong jawab.. bukannya kita sudah janji... kalau enggak ada satu diantara kita yang akan suka cowok itu?,” kata Song Yu lagi. Minho masih mendengarkan saja. Minseo tidak bisa apa-apa, dia ingin menangis, dia melihat bayangan lain bahwa dia tidak akan mendapatkan siapapun, baik Minho ataupun Song Yu.. semua akan meninggalkannya suatu hai nanti.
”Minseo.. ayo katakan padaku!! Kenapa Minseo?? Kenapa kamu sama sekali tidak mempertimbangkan perasaanku pada Minho sama sekali??,” kata Song Yu lagi.. kali ini dengan nada marah..
Minseo mulai menitikkan air mata, tapi Minho malah senyum dengan apa yang diucapkan Song Yu.
”kamu tidak bisa memaksa Minseo tidak cinta padaku, Song Yu,” jawab Minho.
Song Yu kaget, sedari tadi dia protest ternyata yang dia hadapi adalah Minho.
”Minho.. jadi.. kamu tahu semuanya??,” katanya dengan nada bercampur aduk, gundah.
”aku tidak ingin kamu memaksa Minseo tuk tidak cinta padaku.. kamu bukan teman yang baik.. kamu takut bukan.. dengan aku cinta padanya??,”
Song Yu mengelak,”tidak, Minho.. aku ..”
”jangan bohong, Song Yu... aku akan  tetap cinta Minseo.. walau kamu memusuhi dia.. aku tidak suka cewek pemaksa persahabatan,” jawab Minho lagi. Dia langsung menutup teleponnya.

Minho senyum,”gak marah padaku kan.. karena aku ambil keputusan sepihak agar pacaran kita gak terganggu lagi??”
”hilang sudah persahabatanku dengan Song Yu,” hatinya Minseo menangis, dia cuma bisa diam menatap Minho.
Minho bisa merasa, pacarnya itu sedang galau mikirin hubungan persahabatan yang terancam retak, dia lalu mengeluarkan permen,”mau ini gak??”
Minseo masih diam saja, dia melihat sisi lain yang Minho tidak lihat: retaknya semua hubungan.
”apa.. aku akan punya keduanya??,” katanya pada Minho
”maksud kamu... persahabatanmu dengan Song Yu itu dan aku??,” Minho tanya balik.
Minseo balas dengan anggukan saja.
Minho mencium Minseo pelan sekali dan lama..
Lalu,”aku cinta Minseo.. jadi walau nanti kamu gak ada teman sama sekali.. aku yang akan jadi teman kamu”
Minseo memeluknya,”walau... aku aneh??”
Minho tertawa,”kamu aneh seperti apa sih?? Heran deh”
Minseo memastikan lagi,”walau.. aku aneh??”
”karena kamu jago tebak-tebakan gitu.. makanya kamu pikir kamu aneh??,” tanya Minho lagi.
Minseo mengangguk saja, Minho malah tertawa, mereka masih berpelukan,”ah.. tapi aku cinta kamu loh.. jadi harus gimana?? Kamu gak aneh... mereka saja yang anggap kamu aneh.. kamu cewek pintar, pengorbananmu tinggi..lalu.. apanya yang aneh?? Aku gak mau kamu terlalu banget mikir yang enggak-enggak, Minseo”
Minseo masih memeluk Minho.. dia sandarkan wajahnya di pundak Minho.
”aku tidak salah kan.. kalau aku juga memang cinta kamu, Minho??,” tanya dia lagi.
”apa yang salah dengan cinta?? Aku tidak perduli,” balas Minho.

Minseo masih memeluknya lama, di taman yang sepi itu. Sampai akhirnya dia melepas sendiri pelukannya pada Minho.
Dia menyeka air matanya, Minho membantunya.
“permennya.. bagaimana nih??,” tanya Minho, dia senyum.
”permen apaan sih??,” Minseo mengambil dari tangannya. Ternyata permen yang bentuknya seperti ular.
”ih.. jahil sekali.. kamu gak ngerjain teman-temanmu kan.. dengan permen ini??,” Minseo sudah bisa ceria lagi.
Minho tertawa,”kemarin ada.. cewek.. dia menjerit-jerit, hehe”
Minseo mencubit pipi Minho sampai dia mengaduh lagi. Minho membuka permen berbentuk ular itu dan mengemutnya.
”enak looohh..,” candanya pada Minseo,”mau??”
Minseo mengangguk saja, Minho bercanda lagi padanya,”tapi gak bisa dipatah-patahin.. nanti gak jadi bentuk ular lagi dong??”
”trus??,” tanya Minseo.
”makan buntutnya,” Minho senyum genit, dia menyodorkan permen ular itu bagian buntut ke Minseo.
Minseo jadi tertawa dan dia memakan bagian buntut.
”siapa cepat dia paling banyak makan loh,” kata Minho masih mengunyah,”ayo lomba!!”
Minseo tertawa sambil masih mengunyah permen itu, Minho mengunyah lebih cepat.

Minseo jadi gak mau kalah, sampai akhirnya bibir mereka saling menempel.
Minho menciumnya lagi..
”aku cinta Minseo loh.. tunggu aku sampai lulus kuliah ya.. mau gak?? Atau.. sampai aku kuliah,” seyumnya pada Minseo.
Minseo diam lagi, dia enggak nyangka Minho bisa bicara seperti itu.
”kenapa?? Memang yang muda tidak bisa serius ya??,” tanya Minho lagi.
Minseo lalu jadi tertawa terpingkal-pingkal dengan perkataan pacarnya itu,”ah.. kamu urus saja sekolah kamu deh, hahahaha”
”loh.. aku serius, heoni,” kata Minho manja pada Minseo, sambil cemberut.
” nanti aku dicemberutin kamu terus deh,” tawa Minseo.
”ih..aku serius.. aku minta kamu tunggu aku sampai kuliah,” Minho lalu berjongkok di depan Minseo dan memohon.
”eh.. ??,” Minseo tidak pernah lihat Minho seserius itu wajahnya.
”ayo dong... bilang sama aku.. kamu mau sabar kan.. tunggu aku?? Sebentar lagi aku lulus kok.. aku gak akan nyerah deh.. aku janji..,” kata Minho lagi.
”tolong tunggu aku saat aku akan kuliah,” katanya lagi.
Minseo jadi bingung sendiri, dia enggak tahu harus berkata apa.
”ayo dong, Minseo.. janji.. mau tetap setia denganku.. jangan cari cowok lain.. tunggu aku lulus sekolah,” kata Minho lagi, sungguh dengan wajah serius.
Minseo akhirnya mengangguk.
Minho berdiri lalu teriak kegirangan seperti anak kecil, mengepalkan telapak tangannya tanda senang,”YES... YES!!”

Minseo ikut berdiri, Minho memeluknya,”gomawo, heoni... aku jadi tambah semangat hidup! Aku pasti bisa lulus sekolah.. aku pasti bisa dapat universitas negeri yang kamu bilang!’, wajahnya begitu ceria, senang tiada tara, matanya berbinar-binar.
Minseo erat membalas pelukan Minho,”aku sayang kamu, Minho.. karena memang kamu lah yang aku mimpikan selama ini.. tapi.. kamu mau bersabar sedikit kan.. kalau kita akan berpisah sementara.. tuk akhirnya akan bersama lagi??” , katanya dalam hati.
Minho terus memeluknya, dia senang, bahagia Minseo memenuhi keinginan hatinya.


Bersambung ke part 8...