Starring: Lee Minho, Park Minseo, Lee Jin Ho, Lee
Young Joon, Lee Hana.
Pacaran antara Minho dan Minseo akhirnya
jadi juga. Minho yang jauh lebih muda ingin Minseo banyak mengarahkan dia,
terutama untuk semangat belajar. Sementara, Song Yu tidak tahu hubungan mereka
yang sebenarnya, walau kadang mereka jalan bertiga, seperti apa kata Minho, dia
pandai menyembunyikan perasaannya pada Minseo ketika bersama yang lain. Hari
itu, mereka jalan ber-enam lagi untuk acara sosial yang lain.
“Jadi Minho.. kamu setiap hari kerjanya
cuma belajar saja dong?? Asik banget sih??,” tanya Na Ra pada Minho dalam
mobil, mereka akan menuju sebuah panti orang dengan depresi.
Minho mengangguk saja karena dia sedang
berkendara,”ya begitu sih.. kerja anak SMA apalagi??”
“punya pacar gitu??,” celoteh Lea langsung
main serobot kata-kata.
Minho senyum, dia sembunyikan pacarannya
dengan Minseo.. sementara, Minseo yang duduk dibelakang bersama Na Ra dan
lainnya hanya diam saja.
“enggak ah.. malas pacaran.. soalnya sibuk
belajar... gak sempat deh,” balas Minho, dia benar benar asli berkilah didepan
teman-temannya Minseo.
Lea cuma tertawa,”iya juga sih.. SMA di
negeri ini susah banget... semua harus bersaing nilai tinggi.. eh tapi kan aku
dulu satu SMA dengan Minseo.. dia pintar loh..”
Lea melirik pada Minseo,”dia bisa jadi
guru privat kamu, Minho,” candanya pada Minho.
Minho cuma tertawa juga menanggapi candaan
teman barunya itu,”ah.. masak sih?? Bagus nih.. ada tambahan kursus gratis!”
Yang lain jadi malah terkesan membully
Minseo.
Song Yu sama sekali tidak curiga dengan
pacaran mereka yang sudah berjalan lebih dari 1 bulan. Benar-benar
dirahasiakan. Padahal, aslinya Minseo sangat-sangat merasa bersalah dengan
sahabat karibnya itu.
Mereka tetap biasa saja.. dalam perjalanan
dan acara sosial itu, Minho juga banyak bicara dengan Song Yu, Na Ra, Lea dan
Jang Di.
“tata Song Yu... ,” Minho melambaikan
tangannya pada temannya itu di depan rumahnnya. Seperti biasanya, dia akan
mengantar Song Yu sampai depan rumah sebelum dia akan mengantar Minseo.
“kita makan di cafe yang baru yuk??,”
senyumnya sembari menyetir pada Minseo. Minseo mengangguk saja. Mereka kencan
siang itu selepas acara sosial itu beres.
Ketika sedang makan.. tiba-tiba Song Yu
telepon. Minseo berfikir dulu untuk mengangkatnya, dia malah melihat wajah
Minho.
“wae?
Jawab saja, “senyum Minho padanya, tapi dia masih ragu.
“jawab saja,” kata Minho lagi
Minseo mengangguk dan akhirnya dia
menjawab telepon dari Song Yu.
“Minseo.. aku tertinggal barang... sebuah
kotak...sepertinya ada di mobilnya Minho.. di belakang.. apa kamu lihat??,”
tanya Song Yu dari jauh
“aku belum lihat.. nanti aku bertitahu
Minho,” jawab Minseo agak gugup
Song Yu menangkap hal itu,”kamu kenapa?
Kok suaramu gemetaran?? Sakit??,”
Minseo langsung berbohong pada Song Yu,”ah
iya.. kepalaku agak sedikit pusing.. ini aku pulang,” katanya dengan
terbata-bata
Minho malah sengaja memencet hidung Minseo
yang kecil mungil itu, sehingga dia mengaduh.
“hei, Minseo.. are you okay??,”
Minseo mengiyakan kalau dia baik-baik saja
dan hanya mengaduh karena tersandung. Minho malah tertawa kecil dengan tingkah
pacarnya itu.
Song Yu pun titip pesan kalau dia akan
kerumahnya Minseo dan mengambil kotak itu. Minseo hanya mengangguk dan berjanji
akan mengambil kotak itu dari rumah Minho dan memberikan pada Song Yu.
Minho malah tertawa-tawa ketika Song Yu
menyudahi teleponnya.
“tapi..suatu saat.. Song Yu akan tahu kalau
kita pacaran,” keluh Minseo di depan Minho yang sedang makan.
“trus..kamu takut begitu?? Lagi lagi,”
jawab Minho datar. Min seo mengangguk saja.
“kamu kok gak punya pendirian banget??
Harus mandiri dong,” Minho malah jadi coba menasehati. Dia bilang dia gak suka
kalau hidup ceweknya diatur atur orang lain walaupun dianggap Minseo sebagai
sahabat.
“kamu sendiri bisa dukung aku.. tapi kamu
gak mau dukung dirimu sendiri,” Minho jadi cerewet sekali dengan tingkah Minseo
yang sudah mulai ketakutan akan kehilangan sahabat. Dia lalu malah jadi
menasehati Minseo panjang lebar. Minseo yang juga sedang makan di depannya jadi
diam saja.
“kok diam?? Apa aku kurang cerewet??,”
tanya Minho
Minseo menggeleng,”enggak apa.. gomaseubnida, Minho”
Minho mengaduk-aduk mie
dinginnya,”kenapa?? Masih terfikir yang tadi??”
“aku akan berusaha menghilangkan.. supaya
kamu gak khawatir terus tentang aku,” jawab Minseo. Memang ternyata Minho bisa
jadi dewasa juga ketika mereka pacaran.
Minho akhirnya malah jadi cekikikan
sendiri dengan tingkah Minseo yang terlihat takut dengannya.
“kamu.. seperti menghargai aku banget..
rasanya jadi aku yang terkesan lebih tua dari kamu deh,” kata Minho di dalam
mobilnya.
Minseo tersenyum padanya,”kamu kan cowok..
dan kamu menurutku gak anak-anak banget,”
Minho lalu nekat mencium Minseo lagi di
dalam mobil, lalu senyum pada cewek itu,”kita ke peramal Kang yuk?? Aku pengen
tahu banget kita bisa serius atau enggak”
“peramal Kang??,” tanya Minseo.
Minho mengangguk,”iya.. memang kenapa??
Gak mau??”
Minseo jadi agak panik lagi,”ah.. enggak
kok... ya.. oke deh”
“sepertinya ada sesuatu yang kamu
sembunyikan banget dariku deh, Minseo..,” tanya Minho keheranan lagi
Minseo lagi-lagi mengelak,”ah... enggak
kok.. aku cuma memang kadang malas pergi ke tempat seperti itu”
Minho mencubit pipinya Minseo,”pasti
ketakutan ditebak??”
Minseo mengelak, tapi dia turuti saja
Minho mengajaknya ke peramal Kang.
Di tempat peramal Kang..
Minseo memblokir pikirannya sendiri ketika
dia bertemu dengan peramal Kang. Mereka duduk di depan peramal itu.
Sewaktu duduk itulah, peramal Kang melihat
Minseo dengan tatapan mata yang dalam, tapi Minseo buru-buru langsung menutup
jalan pikirannya sendiri supaya tidak dapat dibaca oleh peramal itu.
Dan benar saja, peramal itu hanya bisa
menebak hubungan mereka saja, tidak bisa meramal sifat Minseo.
“hubungan kalian dalam 6 bulan ke depan
masih akan baik-baik saja,” kata peramal Kang membuka pembicaraan.
“beneran, Kang ssi??,” tanya Minho dengan berbinar
Peramal
Kang mengangguk,”iya.. dan.. sepertinya kamu baik dan cantik ya, Nona Park”
Peramal Kang lalu membaca kartu hubungan
mereka. Dia sebenarnya berfikir keras kaena dia tidak bisa meramal Minseo.
Dalam hatinya, cewek itu hanya bisa bilang,”rasakan.. aku gak mau banget Minho
percaya dengan peramal ini”
“wah.. kalau beneran kita bakalan
baik-baik saja.. aku seneng banget,” raut wajah Minho ceria banget di depan
peramal Kang yang membuka kartu.
“ini.. dewi cinta memang lagi ada di pihak
kalian.. dan sepertinya lama,” katanya membuka kartu ada gambar seperti seorang
dewi yang ada panah cintanya.
Minho langsung merasa berbunga-bunga, tapi
Minseo menanggapinya malah aneh,”kan kita memang baru pacaran??”, katanya pada
Minho dan peramal Kang.
Peramal Kang dalam hatinya tahu, kalau
Minseo bukan perempuan biasa, dia mencoba membuka gelombang energinya pada
Minseo, tapi dia tetap memblokirnya, sehingga dia tidak bisa menebak cewek itu.
“aku gak mau peramal ini turut campur
hubunganku denga Minho.. sesekali Minho mesti belajar kalau jangan bergantung
padanya,” dalam hatinya Minseo.
“ini kartu yang kedua,” kata peramal Kang,”kalian
agak sulit ditebak... karena Nona Park memang tertutup”
“tuh kan.. benar kata Kang ssi.. kamu memang tertutup banget...
tapi.. aku akan awet dengan Minseo tidak ya??,” Minho malah makin penasaran
Minseo malah tambah jadi sebel dengan
Minho,”kok dia makin percaya saja sih?? Padahal aku sudah blokir pikiranku
supaya tidak terbaca peramal ini”
“kalian akan dapat tantangan... dari orang
dekat,” kata peramal Kang.
“siapa?? Song Yu kali ya??,” tebak Minho,
asal.
“cewek ya??,” katanya lagi.
Peramal Kang mengangguk, Minseo makin
malas saja dengan hal seperti ini,”Minho ini..terlalu percaya sekali”,
gerutunya dalam hati.
“oh..ya...soalnya Song Yu kan suka aku
banget dan Imja ku ini khawatir
banget persahabatannya dengan Song Yu itu bisa putus karena aku,” lanjut Minho
lagi, polos cerita apa adanya panjang lebar dengan peramal itu.
“kalian tetap bisa bersama walau tanpa
Song Yu.. persahabatan kalian akan tetap jalan dengan perempuan itu,” jawab
Peramal Kang.
Minho menoleh pada Minseo,”tuh kan.. kamu terlalu khawatir banget deh”
Minseo diam saja, dalam hatinya dia
menggerutu,”Minho payah!”, padahal dia melihat hal yang berlawanan dengan apa
yang dilihat peramal Kang itu.
”jadi..aku gak perlu sembunyikan
perasaanku di depan Song Yu dong??,” tanya Minho lagi pada Kang.
Peramal Kang mengangguk pada Minho, dia
kegirangan seperti anak kecil yang baru diberi mainan. Pulang dari situ, dia
masih berbunga-bunga dengan perkataan peramal Kang itu. Minseo asli enggak
banyak bicara, takut Minho tersinggung dengan ucapannya ke depan kalau dia
kasar dan tidak setuju dengan apa yang dikatakan peramal itu.
”kamu masih khawatir banget kan??,” tanya
Minho pada Minseo, dia benar-benar membaca ekspresi pacarnya itu
”tidak,” senyum Minseo berkilah.
”promise me??,” tanya Minho
lagi, dia memang tipe cerewet soal janji.
Minseo mengangguk.
”besok aku ada ulangan..ajarin dong?hehe,”
Minho jadi manja padanya.
”okay...,” balas Minseo. Mereka lalu belajar di rumah Minho.
”perempuan itu sepertinya lebih tua dari
Minho, Nampyeon,” bisik ibunya Minho
pada suaminya.
Lee diam saja, dia lalu santai menjawab,” memang..
tapi namanya masih muda..masih labil biarkan saja,”
”aku tidak masalah.. kamu yang akan jadi
masalah, sebab dia harus belajar keras untuk ujiannya,” balas isterinya
Lee masih jawab santai,” nilainya...bagus
bagus bukan??jadi biar saja dia pacaran”
”kamu terkadang terlalu longgar dengan anak,”
ketus ibunya Minho
”kamu yang terlalu ketat dengan anak
kita,” gantian balas ayahnya Minho
”haaahhh...lihat saja... anak kita gak
apa-apa kan??dia malah dapat nilai bagus terus,” lanjutnya lagi
Ibunya Minho masih menilai-nilai pacar anaknya
dari dalam kamar Minho yang masih belajar. Minho tertawa-tawa senang dengan
Minseo menemaninya.
”memang segini susah ya? Kamu saja yang memang iseng maunya ditemani,”
canda Minseo pada Minho.
Minho cengengesan,”soalnya aku malas
belajar sendirian, hehe”
Minseo iseng mencubit pipinya Minho yang
agak chubby, sampai Minho mengaduh. Mereka lalu tertawa-tawa sambil belajar.
”ah...dari Song Yu lagi,” kata Minseo ketika
melihat mobile phone nya berbunyi.
Minho tanpa ragu merebut lalu menerima
telepon dari Song Yu. Jelas
saja Song Yu kaget.
”Minho... kemana Minseo?bukannya ini
handphone nya Minseo??,” tanya Song Yu keheranan.
Minseo sudah panik sendiri, tapi Minho santai,”oh...
Hp nya tertinggal..ada apa??”
”aku tertinggal barang di mobil mu.. apa Minseo tidak cerita??,”
”aku tertinggal barang di mobil mu.. apa Minseo tidak cerita??,”
”ya... nanti aku antarkan..tapi mungkin
besok.. aku mau persiapan ulangan,”
”kenapa Hp nya Minseo ada ditanganmu??,”
Song Yu masih penasaran dengan tindakan Minho.
”ah..itu loh... Minseo itu
ceroboh.. setelah aku antar dia…eh
dia malah ketinggalan gini,” kilah Minho.
”Minseo...tidak ada dirumahmu kan??,”
Minho mengelak lagi dengan menjawab tidak.
Minseo mengelus dadanya, dia memang tidak enakan dengan sahabat karibnya itu.
Minho santai saja menjawab pertanyaan dan obrolan Song Yu padanya, tapi walau
begitu, sepertinya Song Yu makin curiga dengan apa yang dia tangkap.
”ini.. aku gak bicara macam-macam kan??,”
Minho mengembalikan Hp nya Minseo.
”aku mau pulang.. ini sudah malam loh..,”
Minseo berdiri, bangun dari alas yang dia duduki. Minho ikutan berdiri.
”gomawo..
chu.. belajarnya asik banget,” dia malah mencium pipi Minseo dan lalu
memeluknya.
”iya.. jangan malas belajar ya.. aku tagih
nilai bagus mu loh... kalau kamu mau masuk universitas,” senyum Minseo padanya.
”okay deh.. aku janji.. besok pasti aku
dapat bagus.. ,” Minho cemberut lalu senyum lagi.
”childish,”
Minseo mencubit hidungnya lalu pergi keluar kamar Minho. Minho iseng mengejarnya, sampai mereka tepat
di hadapan orangtua Minho.
”Appa.. Eomma..,” kata Minho singkat, dia lalu menunduk
hormat pada kedua orangtuanya, Minseo mengikuti.
”Minseo ingin pulang,” kata Minho lagi
Ibunya Minho senyum,”maaf tidak tahu ada
kamu, Minseo,” katanya basa-basi pada pacar anaknya itu.
Minseo senyum saja,”gwaenchanh seubnida..”, dia agak ngeper sedikit melihat wajah ibunya
Minho.
”Minseo ini kan pernah jadi model garmen
kita,” kata ayahnnya Minho.
”ya, Eomma.. Minseo juga pintar.. dia mau
dapat pekerjaan, jadi mungkin nanti jarang kesini,” kata Minho.
”berapa umurmu?? Kenapa bekerja??,” tanya
ibunya Minho
”ah.. dia ini kan sebenarnya sudah tahu
umurku, kenapa ibumu suka basa basi, Minho??,” gerutu hatinya Minseo.
”aku.. akan masuk ke 24 tahun ini..,” Minseo
malu-malu jawab.
”ah.. malah masih terlihat 17 tahun,”
celetuk ayahnya Minho, santai..,”buktinya kemarin permintaan baju dia yang jadi
modelnya tinggi juga”.
Minho cengengesan saja didepan kedua
orangtuanya, antara malu, senang punya pacar pintar.
”terima kasih, Lee ssi,” jawab Minseo, dia
sungguh kaku dengan kedua orangtuanya Minho.
”aku pulang dulu.. hari sudah malam..
terima kasih,” katanya pada keduanya
Minho mengantarkan sampai depan,”gak apa nih..gak
aku antar pulang??”
”gak apa.. nanti kamu gak bisa lanjut belajar lagi loh.. hwaiting..
kamu pasti bisa,” senyum Minseo.
”eh.. tadi gak kaget dengan kedua orangtuaku
kan??,” tanya Minho
Minseo menggeleng, Minho senyum.
”besok minggu habis ulangan.. kita ketemuan
lagi ya.. i am gonna miss you,” kata Minho ,
dia mencium Minseo.
“tata, Minho.. semangat ya,” senyum Minseo,
melambaikan tangannya lalu pulang.
Besoknya, Minseo sudah mendapatkan
pekerjaannya yang baru, dia menelepon Minho dan Song Yu untuk di traktir.
”tapi aku maunya cuma berdua sama kamu,
Minseo,” balas Minho manja
ditelepon.
Minseo bingung kalau sudah begitu..dia
juga ingin jalan bareng dengan Song Yu, tapi pasti dia harus mendahulukan Minho.
”dua bulan kali ya, kamu... Minseo.. rasanya
benar-benar seperti gak punya waktu banget denganku..,” keluh Song Yu pada Minseo
di telepon.
”ah.. mian
haeyo, Song Yu,” hanya itu jawaban Minseo pada teman kuliahnya itu.
”kamu kenapa?? Kamu.. pacaran dengan Minho
ya??,” Song Yu langsung tembak.
Minho sedang menyandarkan kepalanya di pangkuan
Minseo.
”aku.. gak pacaran dengan Minho..,” jawab
Minseo, lagi lagi dia mengelak pada sahabatnya itu.
”aku rasa.. kamu sudah bohong banget
padaku, Minseo.. aku sudah bisa mencium itu,” kata Song Yu lagi.
”aku eggak ingin mengkhianati persahabatan
kita,” kata Song Yu lagi,”aku sudah bilang padamu kan.. kalau aku suka Minho..dan ketika Minho biasa saja
denganku.. aku iri padamu waktu kamu ditolong dan dipeluk dia ketika
terpeleset,”
”aku..,” kata Minseo dengan keraguannya.
Minho malah memejamkan matanya, dia memang mau senang senang sehabis ulangan.
”Song Yu??,” katanya pada Minseo. Tapi Minseo
menutup mulutnya supaya tidak ketahuan Song Yu yang masih meneleponnya.
Minho lalu membuka matanya,”ada apa??”
Minseo masih menutup mulutnya, Minho tidak
suka diperlakukan seperti anak kecil. Dia langsung bangun dari pangkuan Minseo dan merebut handphone yang sedang
dipegang Minseo.
”kamu sama sekali tidak mengerti perasaanku,
Minseo.. kamu mengkhianati persahabatan kita.. kamu kan tahu.. aku suka banget sama Minho.. kamu pasti
pacaran dengan dia kan??,” kata Song Yu ditelepon. Minho hanya mendengarkan
suaranya saja.
”Minseo.. tolong jawab.. bukannya kita
sudah janji... kalau enggak ada satu diantara kita yang akan suka cowok itu?,”
kata Song Yu lagi. Minho masih mendengarkan saja. Minseo tidak bisa apa-apa,
dia ingin menangis, dia melihat bayangan lain bahwa dia tidak akan mendapatkan
siapapun, baik Minho ataupun Song Yu.. semua akan meninggalkannya suatu hai nanti.
”Minseo.. ayo katakan padaku!! Kenapa Minseo??
Kenapa kamu sama sekali tidak mempertimbangkan perasaanku pada Minho sama
sekali??,” kata Song Yu lagi.. kali ini dengan nada marah..
Minseo mulai menitikkan air mata, tapi Minho
malah senyum dengan apa yang diucapkan Song Yu.
”kamu tidak bisa memaksa Minseo tidak
cinta padaku, Song Yu,” jawab Minho.
Song Yu kaget, sedari tadi dia protest
ternyata yang dia hadapi adalah Minho.
”Minho.. jadi.. kamu tahu semuanya??,” katanya
dengan nada bercampur aduk, gundah.
”aku tidak ingin kamu memaksa Minseo tuk
tidak cinta padaku.. kamu bukan teman yang baik.. kamu takut bukan.. dengan aku cinta padanya??,”
Song Yu mengelak,”tidak, Minho.. aku ..”
”jangan bohong, Song Yu... aku akan tetap cinta Minseo.. walau kamu memusuhi
dia.. aku tidak suka cewek pemaksa persahabatan,” jawab Minho lagi. Dia langsung
menutup teleponnya.
Minho senyum,”gak marah padaku kan.. karena
aku ambil keputusan sepihak agar pacaran kita gak terganggu lagi??”
”hilang sudah persahabatanku dengan Song
Yu,” hatinya Minseo menangis, dia cuma bisa diam menatap Minho.
Minho bisa merasa, pacarnya itu sedang
galau mikirin hubungan persahabatan yang terancam retak, dia lalu mengeluarkan
permen,”mau ini gak??”
Minseo masih diam saja, dia melihat sisi
lain yang Minho tidak lihat: retaknya semua hubungan.
”apa.. aku akan punya keduanya??,” katanya
pada Minho
”maksud kamu... persahabatanmu dengan Song
Yu itu dan aku??,” Minho tanya balik.
Minseo balas dengan anggukan saja.
Minho mencium Minseo pelan sekali dan
lama..
Lalu,”aku cinta Minseo.. jadi walau nanti
kamu gak ada teman sama sekali.. aku yang akan jadi teman kamu”
Minseo memeluknya,”walau... aku aneh??”
Minho tertawa,”kamu aneh seperti apa sih??
Heran deh”
Minseo memastikan lagi,”walau.. aku aneh??”
”karena kamu jago tebak-tebakan gitu..
makanya kamu pikir kamu aneh??,” tanya Minho lagi.
Minseo mengangguk saja, Minho malah
tertawa, mereka masih berpelukan,”ah.. tapi aku cinta kamu loh.. jadi harus
gimana?? Kamu gak aneh... mereka saja yang anggap kamu aneh.. kamu cewek pintar,
pengorbananmu tinggi..lalu.. apanya yang aneh?? Aku gak mau kamu terlalu banget
mikir yang enggak-enggak, Minseo”
Minseo
masih memeluk Minho .. dia sandarkan wajahnya di pundak Minho.
”aku tidak salah kan.. kalau aku juga memang
cinta kamu, Minho??,” tanya dia lagi.
”apa yang salah dengan cinta?? Aku tidak
perduli,” balas Minho.
Minseo masih memeluknya lama, di taman yang
sepi itu. Sampai akhirnya dia melepas sendiri pelukannya pada Minho.
Dia menyeka air matanya, Minho membantunya.
“permennya.. bagaimana nih??,” tanya Minho,
dia senyum.
”permen apaan sih??,” Minseo mengambil
dari tangannya. Ternyata permen yang bentuknya seperti ular.
”ih.. jahil sekali.. kamu gak ngerjain teman-temanmu kan.. dengan
permen ini??,” Minseo sudah bisa ceria lagi.
Minho tertawa,”kemarin ada.. cewek.. dia
menjerit-jerit, hehe”
Minseo mencubit pipi Minho sampai dia
mengaduh lagi. Minho membuka permen berbentuk ular itu dan mengemutnya.
”enak looohh..,” candanya pada Minseo,”mau??”
Minseo mengangguk saja, Minho bercanda
lagi padanya,”tapi gak bisa dipatah-patahin.. nanti gak jadi bentuk ular lagi
dong??”
”trus??,” tanya Minseo.
”makan buntutnya,” Minho senyum genit, dia
menyodorkan permen ular itu bagian buntut ke Minseo.
Minseo jadi tertawa dan dia memakan bagian buntut.
”siapa cepat dia paling banyak makan loh,”
kata Minho masih mengunyah,”ayo lomba!!”
Minseo tertawa sambil masih mengunyah
permen itu, Minho mengunyah lebih cepat.
Minseo jadi gak mau kalah, sampai akhirnya
bibir mereka saling menempel.
Minho menciumnya lagi..
”aku cinta Minseo loh.. tunggu aku sampai
lulus kuliah ya.. mau gak?? Atau.. sampai aku kuliah,” seyumnya pada Minseo.
Minseo diam lagi, dia enggak nyangka Minho
bisa bicara seperti itu.
”kenapa?? Memang yang muda tidak bisa
serius ya??,” tanya Minho lagi.
Minseo lalu jadi tertawa
terpingkal-pingkal dengan perkataan pacarnya itu,”ah.. kamu urus saja sekolah kamu deh, hahahaha”
”loh.. aku serius, heoni,” kata Minho manja pada Minseo, sambil cemberut.
” nanti aku dicemberutin kamu terus deh,”
tawa Minseo.
”ih..aku serius.. aku minta kamu tunggu
aku sampai kuliah,” Minho lalu berjongkok di depan Minseo dan memohon.
”eh.. ??,” Minseo tidak pernah lihat Minho
seserius itu wajahnya.
”ayo dong... bilang sama aku.. kamu mau
sabar kan.. tunggu aku?? Sebentar lagi aku lulus kok.. aku gak akan nyerah deh..
aku janji..,” kata Minho
lagi.
”tolong tunggu aku saat aku akan kuliah,”
katanya lagi.
Minseo jadi bingung sendiri, dia enggak
tahu harus berkata apa.
”ayo dong, Minseo.. janji.. mau tetap
setia denganku.. jangan cari cowok lain.. tunggu aku lulus sekolah,” kata Minho
lagi, sungguh dengan wajah serius.
Minseo akhirnya mengangguk.
Minho berdiri lalu teriak kegirangan
seperti anak kecil, mengepalkan telapak tangannya tanda senang,”YES... YES!!”
Minseo ikut berdiri, Minho memeluknya,”gomawo, heoni... aku jadi tambah semangat
hidup! Aku pasti bisa lulus sekolah.. aku pasti bisa dapat universitas negeri
yang kamu bilang!’, wajahnya begitu ceria, senang tiada tara, matanya
berbinar-binar.
Minseo erat membalas pelukan Minho,”aku
sayang kamu, Minho.. karena memang kamu lah yang aku mimpikan selama ini..
tapi.. kamu mau bersabar sedikit kan.. kalau kita akan berpisah sementara.. tuk
akhirnya akan bersama lagi??” , katanya dalam hati.
Minho terus memeluknya, dia senang,
bahagia Minseo memenuhi keinginan hatinya.
Bersambung ke part 8...