“Selamat pagi semuanya…!!,” Kwon mendadak
masuk ke ruang makan. Dia langsung duduk di depan Minho yang masih sedikit mengantuk
dan minum segelas air pagi itu.
”oh hi, Kwon… sepagi ini datang??,” tanya
Rima dengan ramah. Dia sudah menyiapkan sarapan pagi dengan Suminah.
Kwon cengengesan,”aku ingin makan disini...
kasihanilah aku, gak punya pacar..gak ada yang masak untuk ku”, dia main mengambil
piring dan makanan di meja, Minho menepis tangan sepupunya itu.
”wash your hands 1st before eating,”
kata Minho dengan nada ketus
Kwon
menggerutu dengan bahasa ,”sudah menikah masih saja suka mengomel”, Minho tidak mengerti apa maksud sepupunya itu. Kwon tetap
santai menyendok nasi gorengnya, Rima hanya tersenyum melihat kelakuan sepupu
iparnya itu.
“Kwon boleh makan disini sesukanya.. nanti aku minta tolong dengan Bu Suminah
kalau memang mau,”
”hari ini aku dan dia pergi ke Bali… aku
sudah titipkan pekerjaanku kepada Il Sung samchon,”
kata Minho.
Rima sibuk menyiapkan makanan untuk Minho.
Minho senyum lalu mengelus-elus pipi Rima dengan lembut,”gomawo, heoni”.
”bikin iri saja,” gerutu Kwon sambil
menyuap sendiri nasi goreng ke mulutnya.
Minho memukul kepala sepupunya itu,”dagchyeo.. kamu dekati dulu si Tina itu.. ini sudah satu minggu
lebih,”
Kwon sedikit mengerang, karena Minho agak
keras juga memukul kepalanya. Dia bilang pada Minho kalau belum menemukan kecurigaan pada cewek itu. Tetapi
dia berjanji akan tetap menyelidiki.
“kenapa kamu tidak suruh Il Sung samchon saja sih??,” tanya Kwon lagi.
”kita mungkin salah langkah,” balas
Minho,”tapi.. aku juga sudah katakan pada Il Sung samchon kalau yang seperti ini juga bisa dia selidiki,”
”apa samchon
bisa menjerat Tina juga??,” kata Kwon
“kamu
ragu dengan rencana kita yang awal??,” tanya Minho ,
Kwon ternyata mengangguk.
“aku tidak ingin Tina menjadi curiga kalau
kita sedang berusaha menginvestigasi dia.. jangan sampai akhirnya dia tahu kalau
kita sedang menjeratnya”, kata Kwon, dia memberhentikan makannya sejenak.
”Aku rasa Tina itu licik,” ujar Minho.
”Apa...masih membicarakan tentang Tina??,”
Tanya Rima heran, sebab mereka bicara dengan bahasa yang tidak dimengerti Rima.
Kwon mengangguk,”penasaran…lagipula…
perempuan seperti itu sebenarnya bisa jadi juga seorang psikopat”
“I’d like to play 1st before
catching the fish”, jawab Kwon serius
“but Minho ..
it’s already over.. is it still related to me, right??,” Tanya Rima serius
juga pada Minho
“I know.. but.. I just don’t know.. I am
taking a risk to not continue it.. I feel something bad will happen to you,”
Rima begitu khawatir justru bukan dengan dirinya, tapi dengan Minho .
“turuti aja perkataan suamimu.. terkadang memang intuisinya benar…dan kami
tidak sembarangan melakukan ini,” kata Kwon
”aku sudah bilang pada keluargaku kalau
hal ini tidak perlu lagi diperpanjang.. justru ketika aku melihat kalian melanjutkan ini.. aku takut sesuatu akan
terjadi pada perusahaan dan juga Minho,” ujar Rima kepada Kwon
”but i am okay... the false must be punished,”
Minho tetap bersikeras membenarkan dia dan
tindakan keluarganya
“okay.. it’s all up to you.. but.. when I
think it’s gonna be dangerous and I must make you stop it,” balas Rima
padanya,”karena aku khawatir akan dirimu, Minho ”
“khawatir
padaku?? Terima kasih, sayang..chu,” Minho
malah bercanda padanya dan menciumnya di depan Kwon dan Suminah yang sedang
melayani sarapan pagi mereka.
“matilah aku.. dia romantis sekali di
depanku.. bikin iri saja!,” Kwon mendadak memukul kepala Minho.
”stay with the plan… deal,” balas Minho dengan wajah cool.. Rima kentara sekali tidak
sukanya dengan rencana keluarga mereka itu, tapi dia tidak bisa membantah.
“kalau perlu.. kamu dan Suminah juga harus
dengan body guard,” lanjut Minho lagi.
”Oh.. My.. it’s too much, Minho …,”
jawab Rima.
Minho cuma senyum pada isterinya itu. Mereka
melanjutkan makannya.
”babeh.. Minho terlalu maksain diri,” Rima
pagi itu langsung menelepon Beh Hamid lagi lagi untuk membicarakan tentang rencananya
pada ayahnya itu.
”lu kenape lagi?? Baru sehari kawin udah
mau ribut lagi,” jawab Beh Hamid di ujung telepon sana.
”Minho keras kepale, Beh... aye kesel ame die.. juga ame
si Kwon,” Rima malah jadi curhat. Dia cerita kalau rencana tetap jalan, mencari
tahu siapa dan apa yang mau dilakukan Tina, padahal keluarga mereka sendiri
sudah menutup kasus itu lantaran Rima sudah dalam keadaan sehat kembali.
“emang lu kagak bilangin laki lu kalu ntu
bisa bahaye?? Pegimane ntu si Minho?? Emang die pikir eni indonesa mirip ame
korea gitu??,” beh Hamid akhirnya enggak habis pikir juga dengan pikiran mantu
barunya itu.
”aye kagak tau, Beh.. padahal ni ari mau
berangkat ke Bali.. tapi die masi aje sibuk ame urusan Tina ntu..aye kecewa
banget Minho kagak bise dilarang-larang..,”
”pan gue udah bilang.. die emang bocah
bangor.. lu aje kemakan cinte,” balas beh Hamid. Dia selalu ingat bagaimana
Minho memaksa anaknya terus.
”beh..
doain aye ame Minho ye.. aye jadi khawatiran
gini deh.. aye juga ngerase sih.. kayaknye bukan aye nyang diincer.. tapinye Minho kendiri,”
Beh
Hamid bergumam,”trus..si Minho masih pengen
nyewain badi guar??,” lagi lagi dia
salah sebut kalimat berbahasa inggeris.
“iye, beh.. sekalian buat jaga rumah juga
katanye,” jawab Rima
”lu udah.. kagak usah tegang-tegang amat..
terima aje die deh.. emang ntu anak kepala batu..ame babehnye aje kepala
batu..apalagi ame lu..,”
Minho melihatnya dari belakang, kalau
isterinya itu sedang telepon ayahnya. Dia lalu menghampiri Rima.
”called
bapak babeh??,” katanya santai sambil membuka lemari dan mengeluarkan koper.
Rima
langsung menutup teleponnya, menghampirinya, membantunya mengeluarkan koper
itu,”let me help you.. this must be done
by me”. Dia lalu membuka lemari atas dan mengeluarkan beberapa baju Minho dan dia.
Rima
diam sejenak, lalu,”yes I am.. because
you are my husband..and I don’t want anything or anyone hurts you.. and I don’t
think that Tina is just an ordinary woman”
“I will fire her soon,” balas Minho,
masih memeluknya,”right after we will be
back from Bali ”
Rima menahan nafasnya, dia sungguh tidak
suka menunda-nunda pemikirannya.
”hey.. dont grim to me,” Minho
menyandarkan kepalanya di bahu Rima.
Rima mencoba tersenyum,”enggak kok..,”
lalu dia berbalik badan,”tapi.. Minho nakal”, lalu dia iseng mencubit hidung
Minho sampai cowok itu mengaduh.
Minho menyandarkan Rima dan
menciumnya,”jangan terlalu khawatir tentang aku hunny..”, katanya manja dengan bahasa yang masih kaku.
”Aigooo..
berapa kali sehari aku harus
lihat kalian pacaran??,” Kwon mendadak masuk kamar mereka. Rima tidak enak
hati, dia buru buru melanjutkan kerjaannya lagi membereskan koper. Tapi Kwon
malah tertawa dan meledek mereka berdua.
”Impolite..
ini kamarku,” Minho langsung bete
mesra mesraannya diganggu,”Museun
il-iya??”
”ada telepon, Mister.. ini,” Suminah
memberikan Hp nya Minho yang tertinggal di meja makan tadi.
Minho mengambil Hp nya dari tangan
Suminah, Suminah lalu bergegas membantu Rima. Ternyata itu dari Tina.
”tak bantu ya Nyonya,” senyum Suminah,
panggilannya jadi berubah pada Rima. Rima mengangguk dan senyum. Kwon santai
santai lihat lihat kamar Minho yang sudah berubah itu.
”morning, Mr Lee... i am so sorry.. I cant go
working today.. I am sick,” kata Tina memulai teleponnya.
“what kind of??,” balas Minho ,
dia memang banyak Tanya kalau ada staff nya terkesan menunda kerja atau sakit
atau apapun, harus ada alasannya.
“typhoid
fever, Mr Lee..,” Tina bersandiwara dengan melemahkan suaranya.
”OMG..
now are you in hospital??,” Minho berharap Tina tidak tinggal di RS supaya kerjaannya
tidak berantakan.
“no.. but in my dorm,” jawab Tina, tapi
dia minta ijin Minho agar tidak bekerja, ternyata Minho
mengijinkan dan Tina berjanji akan menelepon Sherly, sekretaris Il Sung untuk
membantu menyelesaikan tugasnya.
“are you sure??,” Tanya Kwon,”aku akan
telepon dia.. bagaimanapun.. aku sudah tembak dia menjadi pacar”
“good luck… stay with the plan,” balas Minho , dia lalu mengusir Kwon dari kamarnya sebab mereka
akan bersiap-siap.
“ah…gimana lagi rencana gue nih?? Si Minho
mau ke Bali...jadi..gue harus banyak ambil peran..hmmm,” Tina berfikir keras rencana
selanjutnya untuk menghancukan perusahaan Minho.
Kwon menelepon Tina, dia berpura-pura
tidak tahu kalau Tina sakit. Tina percaya saja dengan tingkah manis Kwon.
“ya.. aku memang sedang sakit, sayang.. ,”
kata Tina manja.
Kwon lalu ingin sekali main ke kost Tina,
ingin menjenguknya sebab dia bilang kalau khawatir kalau Tina akan sakit parah.
Tina mencari alasan kalau kost annya kurang bagus dan tidak ingin Kwon malu.
Tapi memang dasar Kwon, dia cuek saja kalau apapun yang kondisi kost an pacar
barunya itu.
”aku akan segera ke sana.. pastikan kamu
baik-baik saja, sayang,” rayu Kwon pada Tina.
“aduh.. mampus deh gue.. kenapa sih ni
orang pengen tahu banget urusan manusia lain??,” gerutu Tina dalam hatinya.
Kwon tetap merayunya supaya dia bisa datang,
Tina pun akhirnya menyerah, dia membiarkan Kwon datang.
”aku sudah menyerahkan tugas tugasku
kepada Bu Sherly, sekretaris Mr Sung,” kata Tina.
”tidak apa.. aku akan segera ke sana..
sedang menuju ke sana,” Kwon ternyata sudah di dalam mobilnya.
”aduh.. dasar cowok ni.. ,” keluh Tina
lagi.
Tina lalu menelepon seseorang, dia
mengatakan kalau Kwon harus dihabisi dalam perjalanan menuju kost an
nya.
Kwon
bersiul-siul senang kalau dia akan menyelidiki Tina.. dia membayangkan akan mendapat banyak informasi.
”aye dan Minho pamit, Beh,” Rima datang
pagi menjelang siang itu ke rumah Beh Hamid, dia cium tangan kedua orangtuanya
itu.
”ati ati ye.. jangan lu ribut ame die
lagi..sebel gue ntar dengernye,” kata beh Hamid lagi
”iye, Beh..,” jawab Rima pelan, pada
dasarnya, dia memang ingin sekali Minho tahu perasaannya dan tidak lagi
macam-macam dengan kasus kemarin.
”elu Minho.. lu kudu perhatian ame
perasaan anak gue... gitu gitu pan die bini lu,” Beh Hamid menceramahi Minho. Rima menterjemahkan untuk Minho. Minho
hanya menunduk hormat dengan ceramah Beh Hamid padanya, dia coba perhatikan
baik-baik.
”lu kudu ngerti.. kalu anak gue kawatiran
banget ame lu .. die ngebayangin lu takut celake,” panjang lebar Beh Hamid ngobrol
dengan Minho.
Minho mengangguk saja,”aku akan
perhatikan.. Bapak babeh,” jawabnya kalem, padahal aslinya dia berfikir sekali,
kenapa mertuanya itu khawatir sekali.
”Babeh really worries about you..,” kata Rima pada Minho
Minho menebak apakah itu karena telepon
tadi pagi antara Rima dengan Babeh. Rima mengangguk saja tanpa bicara.
“just wait and see,” balas Minho singkat, lantas mereka pergi.
Kwon masih dijalan menuju kost an Tina..
tetapi ketika dia ingin memasuki jalan yang berbelok, dilihatnya dari balik
kaca spion ada seorang pengendara motor yang mendekat mobilnya. Dia merasa orang tersebut tidak baik,
lantas melajukan kecepatan mobilnya.
”siapa mereka??,” Tanya Kwon dalam hatinya.
Dia lalu sengaja memberi jalan supaya pengendara motor itu lewat. Tetapi, tetap
saja mereka berada di belakang mobil Kwon. Cowok itu menjadi semakin curiga
dengan mereka, lalu dia tambah menaikkan kecepatan mobilnya
”damn..
mereka stalker.. tapi…dari siapa??,”
Kwon berfikir keras, sama sekali tidak terbayang dalam hatinya kalau mereka
suruhan Tina.
Kwon lalu sengaja berbelok ke jalan dimana
banyak orang lewat, supaya dia tetap merasa aman.
Pengendara motor itu makin memepet mobilnya..
tak berapa lama, dia mengeluarkan sepucuk pistol!
Pistol menyalak.. beberapa orang yang
sedang di jalan berteriak mendengar suara itu. Pengedara motor itu takut
ketahuan jati dirinya karena salahsatu dari mereka membuka kaca helm nya, sehingga
beberapa orang dijalan itu ada yang melihat wajahnya walau sekilas. Mobil mendadak
berhenti. Pengendara motor yang berboncengan itu pun kabur dengan kecepatan yang
sangat tinggi.
Banyak orang menghampiri mobil Kwon yang
tertembak, dia pun keluar dari mobil.
”I
saekki ya! Gila!! Untung
aku belum mati!,” dia teriak dan menendang mobilnya sendiri yang tertembus
peluru. Beberapa orang di jalan itu ramai mengerubungi mobilnya, melihat
kejadian itu langsung seperti film action ditivi.
”ini bukan film action,” katanya pada
salah seorang pejalan kaki yang melihat kejadian itu,”kamu tahu dimana kantor
polisi terdekat?”
Beberapa orang menunjukkan jalan, lalu dia
pergi ke kantor polisi itu.
”Gila.. aku gak sangka siang ini aku
hampir mati!,” Kwon menelepon Minho yang baru saja pesawat yang ditumpangi dia
dan Rima mendarat di Ngurah Rai Airport.
Rima walau tidak mendapatkan telepon dari
Kwon dengan melihat ekspresi wajah Minho, jadi berfikir keras.
Kwon tetap bercerita pada Minho kejadian
yang menimpa dia, “aku sudah laporkan ini pada kepolisian setempat”
”well..
sewa body guard.. aku tidak ingin kamu dan paman Il Sung celaka.. aku
bisa habis dimarahi Appa,” balas Minho
dengan wajah serius
Kwon lalu sempat berspekulasi bahwa
kejadian ini ketika dia akan menjenguk Tina, sebelumnya ketika dia menelepon Tina,
dia tidak setuju kalau Kwon mampir ke kost nya.
”agak aneh jika hanya karena itu dia
sampai menyewa pembunuh bayaran,” jawab Minho,”tapi tetap hati-hati..aku tidak
ingin ada keluarga kita yang celaka”
Kwon menurut apa kata Minho.
Ketika mereka mengambil bagasi, Rima
bertanya serius pada Minho,”what’s wrong
with Kwon??”
Tapi Minho masih terkesan menyembunyikan
kejadian yang menimpa sepupunya itu,” nothing..
he’s fine”, lalu dia
membenarkan letak kacamata hitamnya, senyum pada Rima.
“you lied to me just now,” jawab Rima
dengan nada tegas tapi kecewa. Dia
lalu diam saja dan melihat banyak koper yang sedang keluar masuk antrian
bagasi.
”kita ke sini untuk honeymoon, bukan untuk
bertengkar,” Minho jadi jutek juga. Dia berdiri saja di samping Rima.
Dengan santai Rima mengambil koper mereka,
dia mendiamkan Minho. Minho jadi merasa bersalah dengan sikap juteknya tadi
lalu menggenggam tangan isterinya itu dengan lembut dan tangan satunya lagi
membawa koper mereka, lalu menuju hotel.
”SIA-LAN BENER!! Kenapa kalian gak
sekalian bunuh tu cowok sih??,” Tina memaki-maki dua orang lelaki di depannya
itu.
”gak bisa, bu... tadi banyak orang dan si
buluk .. lu lagi.. kenapa lu
buka helm lu??,” jawab salahseorang dari mereka.
”mati deh gua,” gerutu Tina.
”tenang, bu… gak bakalan ketahuan,” kata
cowok berkulit gelap yang dipanggil buluk itu.
”gua kecewa sama lu berdua.. gua pikir tu
cowok bisa langsung mati hari ini,” ujar Tina,”bayaran lu dikurangi.. lu bedua
gagal bunuh dia”
“gara-gara lu,” kata cowok yang satunya
lagi, memukul kepala si buluk.
”hmm..
harus gimana lagi gue?? Apa gue bunuh si Kwon pakai tangan gue sendiri??,” kata
hatinya Tina,” harus buat rencana baru lagi”
Di
dalam suite room sendiri, ternyata Minho malah
berfikir keras, lagi lagi Rima bisa membaca alur wajah pasangannya itu.
“just tell me.. don’t lie nor hide something
no more,” katanya pada Minho , yang sedang
berbaring di tempat tidur.
”ya..
okay.. okay,” Minho jadi berubah bête lagi,”Kwon.. dia tadi siang hampir saja.. dibunuh”
Rima yang awalnya berbaring kaget, dia
lalu duduk,”what?? Are you serious??”
”ya,”
balas Minho singkat, dia diam sejenak,
lalu,”ini sudah tidak aman lagi..aku sudah menyuruhnya untuk menyewa body guard”
“oh God.. tepat seperti apa yang tadi pagi aku sudah duga,” gumam Rima.
”kamu..perasaanmu tepat,” ujar
Minho,”aku..tetap curiga Tina yang melakukannya”, Minho jadi ikutan duduk juga.
”walau begitu..tetap harus ada bukti, Minho..kita
tidak bisa sembarangan menuduh orang lain.. ada asas praduga tidak bersalah,”
kata Rima. Minho mengangguk.
“tetapi ini sudah sangat membahayakan
keselamatan keluargaku disini,” keluh Minho,”jadi.. harus bagaimana?? Pecat
dia??”
“tidak bisa juga kamu memecatnya tanpa
sebab, kecuali dia membuat masalah denganmu,”
Minho bergumam dan berfikir lagi,”aku.. akan
mencari cara supaya mendekati bukti-bukti tersebut”
”mungkin aku hanya bisa mengatakan:
hentikan saja permainan ini.. sudah tidak sehat, Minho.. kalian bisa terancam,”
Rima jadi sangat khawatir.
”kamu.. berfikir...aku juga diincar??,”
Rima mengangguk,”sebenarnya bukan aku dan
Kwon yang dia incar... tapi kamu, Minho,” wajahnya serius sekali melihat Minho.
Rima
tidak suka Minho kesannya terlalu menganggap
enteng kejadian Kwon siang itu. Tapi Minho lagi lagi tidak ingin hal itu banyak
dibahas, mengganggu liburannya saja. Akhirnya Rima berusaha menuruti saja apa
kemauan Minho .
“Beh… ada berita buruk lagi,” keluh Rima
pada ayahnya
”kenape?? Lu brantem lagi ame laki lu??,” Tanya Beh Hamid
Rima menggeleng di teleponnya,”enggak,
Beh.. Kwon.. hari ini ampir
aje jadi korban pembunuhan”
Beh Hamid kaget,”ape lu kate?? Seriusan??”
“seriusan,
Beh.. buat ape aye bohong soal beginian.. Minho
sepertinye gak kawatiran banget”
“lu kawatir laki lu jadi sasaran??,”
Rima mengangguk saja, tetapi, dia mengeluh
lagi sepertinya Minho tidak perhatian dengan perasaannya.
”gua mau ngobrol aje ame ntu muke kotak.. mane die??,” Beh Hamid jadi agak kesal dengan
penjabaran anaknya tentang menantu barunya itu
”emang babeh bakalan ngerti omongan Minho??,”
tanya Rima balik
”ya
kagak.. tapi gue mau ceramahin tu bocah sok tau.. ntar kalu die nyang kena,
kite juga nyang repot ame keluarganye,” jawab Beh Hamid dengan agak ketus.
“Lu bilangin ame die.. kalu udah tu orang
bikin keluarganye ampir ampir celake.. bakalan bise diulang lagi ntar ntar,” lanjutnya
Rima menuruti saja apa kata ayahnya
itu,”iye, Beh.. ntar aye bilangin pelan-pelan”
Lagi-lagi Minho mengintip Rima dan
langsung dia memecah konsentrasi Rima dengan memeluknya,”you must have talked with Bapak babeh again,”
”ya..
i did,” jawab Rima sambil mengangguk
”don’t worry.. Kwon has told the police and
everything’s okay.. I want a great honeymoon with you.. not discussing about my
companies nor that enemy”, Minho senyum
dan masih memeluknya.
Rima diam saja.. asli dia bête sama Minho
yang gak perhatian dengan nasehatnya.
”hey..,” kata Minho padanya, masih
memeluknya
”ya??,” jawab Rima singkat, tanpa senyum
”marah ya??,” Tanya Minho lagi.
Rima
mengangguk pelan,”bapak babeh also
worries about you”
“thank you.. tapi.. aku juga sebenarnya
berfikir”, jawab Minho ,”hanya saja.. aku sedang mencari cara..apakah ada
hubungan dengan rekan bisnis??”
”may be yes.. may be no,” jawab Rima
Minho menggenggam tangan Rima,”let’s go outside.. I wanna hang out this afternoon at beach..
I’ve already reserved a romantic restaurant for us..for dinner”
Rima
menggerutu dalam hatinya,” nyebelin banget deh Minho
eni... enggak nyadar banget semuanye bisa bahaye”, dia lalu berganti baju dan
mereka keluar dari hotel itu.
“you don’t enjoy our vacation.. kenapa?,” Tanya Minho ketika mereka sedang
dinner malam itu disebuah restaurant dekat hotel. Jelas sekali memang Rima menunjukkan
ketidaksukaannya dengan keputusan Minho yang kesannya santai.
”no.. i do enjoy,” dia berusaha
menutupinya, menghormati Minho dan senyum
padanya.
“lie to me,” Minho
membalas dengan senyum,”want my kiss now??”
“eeeh.. Minho nakal,” ledek Rima dengan
suara pelan.
”lalu??,” tanya cowok itu lagi
“aku sedang berfikir.. ,” jawab Rima
”aku juga begitu,” ujar Minho,”tetapi...
aku akan selesaikan ini sendirian.. please dont tell Appa about it,”
Rima
mengangguk, lalu dia minta Minho menghormati pendapatnya, Minho
tidak ingin membahas itu, barulah nanti ketika mereka pulang lagi, akan
dibicarakan.
“semoga
semuanye cepat berlalu…rasanye capek banget dengan semuanye,” keluh Rima dalam
hatinya, dia hanya bisa memandang Minho yang
sedang tertidur lelap.
Dia mendekatkan wajahnya pada Minho. Minho bangun ketika sadar dirinya sedang
diperhatikan.
”ada apa??,” Tanya Minho, dia langsung
duduk.
Rima hanya menggeleng, lalu merebahkan
diri.
Rima hanya mengangguk.
“ah…okay..
i am jealous.. you pay
attention to Kwon, but not to me,” Minho
langsung cemberut gak suka.
Rima
membalikkan badannya,” no.. tidak seperti itu, Minho ..
justru karena aku sangat khawatir padamu.. setelah Kwon.. bisa saja kamu yang
mereka incar”
“jadi
begitu??,” Tanya Minho masih dengan wajah cemberut
Rima
mengangguk,”please don’t sell short about
this matter”, dia mengelus poninya Minho
dengan lembut.
“I promise myself that I will take care
everyone I love,” kata Minho , dia malah
berbalik mengelus rambut Rima yang panjang.
“you ever said to me that you have martial
art?? So.. you should protect me, hehe,” Minho
malah mengajak Rima bercanda
Rima
tertawa kecil padanya,”dasar..,” lalu mencubit pipinya Minho
dengan gemas.
Rima
membalas dengan senyum,”thank you very
much”
“so.. lets spend our honeymoon so romantic”,
senyum Minho padanya. Rima mendekatkan dirinya
pada Minho .
“Jadi..bagaimana
kesimpulan polisi??,” Tanya Minho pada Kwon ditelepon, dua hari setelah peristiwa
percobaan pembunuhan pada sepupunya itu.
“kemunkinan besar mereka memang orang
suruhan.. tapi belum ada jawaban yang pasti,” balas Kwon.
Minho berfikir serius,”Rima katakan kalau
mereka sebenarnya mengincarku...bukan kamu sasaran utama,”
”isterimu itu cerdas...jadi kamu bisa
percaya apa yang dia katakan,” kata Kwon,”ingat tidak...beberapa analisa tidak
enak sempat dia ungkapkan..dan itu tepat terjadi sesuai dengan apa yang dia
pikirkan sebelumnya”
”trus... kesimpulanmu sendiri tentang
Tina??,” Minho masih penasaran dengan sekretarisnya itu,”apa dia sudah masuk
kerja??”
Kwon katakan Tina masuk hari ini dan sama
sekali tidak terlihat kejanggalan apapun.
”kamu sama sekali tidak curiga??,” Tanya
Minho.
”sepertinya masih jauh dari kecurigaan
dendamnya terhadap Rima,” ujar Kwon
”awasi
saja dia.. kamu sudah dapat body
guard untuk kamu dan paman kan ??,”
Kwon mengiyakan. Paman mereka juga sudah
tahu soal ini dan akan berhati-hati dengan situasi sekeliling.
”aku akan pulang lusa.. jadi secepatnya
akan kita bicarakan lebih dalam lagi, Kwon... Rima sangat cerewet dan khawatir
tentang ku,”
Kwon langsung bermimik wajah
serius,”sampai dia seserius itu khawatir terhadapmu??”
Minho mengangguk,”belum pernah aku temukan
dia sangat khawatir begitu… jadi.. aku tidak mau membuatnya lebih khawatir lagi
dengan tindakan kita yang ceroboh dan kurang cepat”
”ya... aku mengerti..dan sebaiknya
turuti saja perasaan dia,” balas Kwon
“masih berbicara tentang peristiwa
kemarin??,” tanya Rima.
Minho mengiyakan,”aku mempertimbangkan
perkataanmu tadi malam untuk lebih cepat dari sang pelaku”, dia menyeruput minuman
sari buahnya.
”terima kasih, Minho.. entah mengapa..aku
begitu khawatir,” balas Rima dengan wajah agak pucat.
”are
you sick??,” Minho jadi galau juga lihat wajah pasangannya itu berubah
terkesan tidak sehat.
Rima menggeleng,”hanya sedikit pusing.. ah..tidak
apa.. kita kan harus pergi lagi ke tanah lot.. apa tidak suka lihat pantai yang
indah dengan deburan ombak yang sama bagusnya dengan kamu??”, dia mencoba menyenangkan
hati Minho, supaya tidak panik.
”try to seduce me.. now you are cleverer than
me, hehe,” Minho gantian bercanda dengannya,”I’ll go take a bath for a while”, Minho
lalu ijin pergi ke kamar mandi sebelum mereka pergi.
Sementara Minho ada di dalam kamar mandi,
ternyata ada sebuah panggilan telepon untuknya. Rima heran, karena sama sekali
tidak ada pemberitahuan nama atau ID caller di HP nya Minho.
Dia ragu untuk mengangkatnya..tetapi
berkali-kali HP itu berbunyi.. akhirnya..dia pun memberanikan diri menerima telepon itu..
“Minho…sayang.. kamu kemana saja sih??,” mendadak suara ditelepon
terdengar seperti seorang wanita.
Rima kaget, tapi dia berusaha untuk tetap
santai dan tegas,”aku isterinya Minho.. kamu siapa??,”
”isterinya?? Dia gak pernah kasihtahu
kalau punya isteri tuh,” jawab wanita itu ditelepon
”Minho bukan lelaki gak setia.. kamu
siapa??,” suara Rima makin tegas
Tapi kemudian terdengar suara Minho dari
dalam kamar mandi meminta handuk, dia lupa membawa masuk. Rima hanya
menggantung telepon dari wanita itu dan bergegas mengambil handuk untuk nya,
serta menyiapkan baju.
”hei.. hallo???,” wanita yang menelepon
itu teriak teriak disana.. tidak
suka kalau Rima tidak menanggapi teleponnya.
“dasar perempuan binal! Pakaianmu saja yang
sok suci!!,” wanita itu teriak lagi dalam teleponnya, sampai Rima mendengar
suaranya, lalu Rima menutup teleponnya.
Dia duduk di samping HP nya Minho yang dia
letakkan begitu saja diatas tempat tidur.
”siapa perempuan eni?? Ada hubungan ape lagi ma laki gue??,”
katanya dalam hati. Dia jadi galau.. baru berumahrangga beberapa hari sudah ada
yang ganggu.
Minho keluar dari kamar mandi dengan badan
segar, Rima menghampirinya dan memberikan baju ganti. Minho malah memeluk dan
menciumnya,”ready for having
unforgettable moment here, hunny??”, katanya dengan suara manja.
Rima hanya senyum saja, dia galau.
”what’s
wrong?,” Tanya Minho heran, pagi pagi sudah lihat pasangannya gak semangat.
” nothing than dizzy,” balas Rima.
“Minho .. this is
still in the morning!!,”
Minho malah tertawa, menarik selimut.
”babeh... ada perempuan tadi pagi telepon
Minho,” kata Rima dalam sms nya ke Beh Hamid.
Beh Hamid langsung berinsiatif ingin
menelepon anaknya, tapi Rima melarang.
”kenape kagak lu labrak tu
perempuan??roman suaranye pegimane??apa lu kenal?,” jawab sms Beh Hamid.
”kagak, Beh... suaranye beda…aye gak kenal..
aye gak tenang, Beh..,” Rima akhirnya keluar air mata juga, tanpa Minho ketahui
yang dia masih tertidur.
”astage...baru seminggu kawin lu udah
dapet masalah aje.. ape lu yakin si muke kotak ntu punye selingkuhan???”, kata
Beh Hamid masih di sms nya.
”kagak, Beh.. aye yakin bener Minho gak
gitu,” jawab Rima
”kalu die dapet tilpun lagi kayak begitu
dan lu nyang ngangkat...lu maki maki aje tu perempuan kagak tau diri,” balas
Beh Hamid lagi.
Rima hanya menjawab sms dengan,”iye,
Beh…doain rumahtangga aye tenang,”, dia jadi super galau sendiri.
Dia lalu berbaring lagi disamping Minho yang
masih tidur, lalu mendekatkan pipinya pada cowok itu.
”Minho… kamu setia kan…sama aku??iya
kan??,” bisiknya. Sementara Minho masih tertidur.. Rima terus memeluknya. Dia
takut dengan kejadian gak enak pagi itu.
Bersambung ke part 32…