Minho mencari kesempatan sempit untuk
bertemu dengan Ja Eun Ha. Esok paginya dia minta ijin meminjam lagi mobil
ayahnya.
“doko
e ite no? (mau kemana-red),” tanya Aiko
“aku harus pergi.. penting sekali..ada teman
mau bicara,” balas Minho, dia memakai kemejanya
“aku tidak perlu ikut??,”
Minho menggeleng,”tidak usah...aku gak
lama”
“aku pamit ya.. baik-baik.. nanti siang
kita pergi lagi,” senyum Minho, lalu mencium Aiko
Aiko balas senyumannya,”take care”
Minho mengangguk, dia tak merasa bersalah
karena yang akan ditemui adalah mantan pacarnya
Di depan rumah, dia pamit pada orangtuanya.
“ah...kenapa aku enggak diajak sih??,”
kata Aiko memandang Minho yang masuk dalam mobil dan lalu keluar dari rumah
“tata,” kata Aiko melambaikan tangannya
pada Minho
Minho senyum,”aku cuma sebentar”
Mobil berlalu dari garasi, menuju ke
tempat Minho dan Eun Ha janjian
“Minho..aku kangen banget sama kamu,” kata
Eun Ha, dia dan Minho duduk disebuah cafe tempat dulu mereka suka makan atau
hang out bareng
“kamu belum tahu beritaku terbaru?? I am a married man now,” senyum Minho
pada cewek itu
“benarkah?? Kenapa kamu ambil langkah
secepat ini??,”
“apa masalahmu, Eun Ha? Mungkin aku bisa
bantu kamu,” Minho minum jus yang dia pesan
“ayahku...terlibat hutang judi lagi,” Eun
Ha menunduk sedih
“banyak lagi??,” tanya Minho.
Eun Ha mengangguk,”banyak sekali...dan aku
pusing”
“ya ampun..kenapa orangtuamu tidak sadar
juga?,” tanya Minho
“aku tidak tahu, Minho...tolong aku,” Eun
Ha sudah mulai berkaca-kaca
“wah..,” Minho jadi ikutan
bingung,”berapa??”
Eun Ha menyebutkan angka yang fantastik,
Minho jadi agak terperangah.
“kenapa ayahmu bisa sampai setega itu??,”
tanya Minho
“aku...kalau tidak bisa bayar sebanyak
itu..,” Eun Ha menunduk sedih
“kenapa??,”
“aku...,” kata Eun Ha, pelan
“kenapa kamu??,” Minho bingung
“aku akan dijual ke rentenir,” jawab Eun
Ha, pelan, air matanya menitik
“mueos??
Dangsin eul simgaghan??,” Minho kaget, dia tidak ingin mantan pacarnya itu akan
dijual ke rentenir
“semua karena Appa ku...dia benar-benar
sudah tidak mikirin lagi semuanya...semua hanya nafsunya saja yang ingin
berjudi,” Eun Ha menunduk sedih, makin dalam
Minho menghela nafas,”haaa.... aku akan
bantu kamu”
“mungkin aku masih punya rasa pada Eun
Ha??,” katanya dalam hati
Eun Ha memegang tangan Minho,”gamsahabnida, Minho... sudah
menolongku,”
“harus dilunasi segera,” kata Minho
“bagaimana aku bisa membayar nanti??,”
tanya Eun Ha
“tidak usah,”senyum Minho
“aku tidak bisa begitu, Minho.. apalagi,
kamu sudah punya keluarga,”
Minho senyum lagi,”ah...cheonman eyo...aku masih punya tabungan
sendiri,”
“lalu...kamu kerja apa sekarang?,”
“aku hanya penjaga cafe,” balas Eun Ha
“ah...tidak apa..tapi next time kamu harus
tegas pada ayahmu, Eun Ha...kamu juga yang akan sulit kalau begini jadinya
nanti,” Minho menyandarkan punggungnya ke kursi
“ayo kasih tahu aku dimana tempat rentenir
itu, kita bayar sekarang,” Minho lalu berdiri, dia mengeluarkan kunci mobilnya
dari kantung celana panjangnya
Di dalam mobil, Eun Ha banyak diam
“sedari dulu.. rasanya aku selalu
menyusahkanmu. Bahkan sampai kita sudah enggak pacaran sekalipun,” kata Eun Ha
Minho senyum saja sambil masih tetap lurus
pandangan menyetir,”ah...gwaenchanh a..tidak
masalah bagiku”
Mereka sampai disebuah rumah yang besar,
di luarnya dijaga beberapa ekor anjing besar
“kami ingin membayar hutang keluarga Ja,”
kata Minho kepada beberapa penjaga rumah besar itu
Mereka lalu masuk.
“aku takut sekali, Minho,” tangan Eun Ha
menggenggam tangan Minho erat sekali
Minho malah serasa seperti terlempar ke
masa lalu, jantungnya jadi berdegup karena genggaman tangan Eun Ha
“seperti Aiko chan yang genggam tanganku,”
katanya dalam hati, tiba-tiba di benaknya terbayang Aiko yang senyum ceria
“Kami ingin membayar hutang keluarga Ja,”
kata Minho kepada seorangtua yang meminjamkan uang pada ayahnya Eun Ha
“segini jumlahnya,” orangtua itu melempar
selembar kertas di depan meja
Minho mengambil kertas itu, jumlahnya
sesuai dengan yang disebutkan Eun Ha
“akan aku lunasi..tapi aku mohon, jika
Tuan Ja meminjam lagi, tolong jangan diberi,” Minho menunduk hormat pada
rentenir itu
“bukan urusanku,” jawab sang rentenir
“akan saya bayar langsung,” ujar Minho
lagi
Rentenir itu lalu menyebut no rekeningnya
dan Minho pun langsung bertransaksi dengan mobile banking ditempat itu juga
“baiklah..uangnya sudah masuk,” kata
rentenir itu
Minho menunduk hormat,”terima kasih..kami
permisi”
“Minho, aku tidak tahu bagaimana caranya
bisa berterima kasih kepadamu,” Eun Ha menunduk hormat pada Minho
“aku hanya bisa membantu segitu
saja.........lain kali mungkin tidak,” balasnya
“apa pekerjaanmu sekarang? Kamu masih
kuliah??,” tanya Eun Ha
Mereka berdiri dipinggiran sebuah sungai
yang indah dan besar, Minho bersandar pada besi pinggiran sungai
Dia mengangguk pada Eun Ha,”ya..begitulah..ditambah
jadi model dan mengurus isteri, hehehe”
“sepertinya kamu bahagia sekali ya??,”
senyum Eun Ha dengan agak sedikit pahit
“tidak seperti yang terlalu bahagia kamu
bayangkan..hanya saja, aku cukup beruntung,” balas Minho, dia mengetuk ketuk
jari tangannya di batang besi tempat tubuhnya bersandar
“ya.kamu beruntung dan bahagia,” senyum
Eun Ha padanya
Minho membalas lagi dengan senyumnya
“kamu sudah punya pacar lagi??,” tanya
Minho
Eun Ha menggeleng,”rasanya sulit setelah
kita pisah”
“kenapa??,”
“aku tidak tahu,” balas Eun Ha singkat
Minho bergumam,”umm....aku saja tidak
habis pikir, kenapa aku cepat menikah ya?hehe”
“isterimu...orang mana??,”
“jepang,” balas Minho singkat, sambil
senyum lebar
“wah... beneran??,” Eun Ha kaget
“Ne!,”
balas Minho sambil tertawa
Eun Ha juga jadi ikutan tertawa...
“terima kasih atas semuanya....kamu sudah
membantuku melepas bebanku, Minho,” Eun Ha diantarkan Minho ke rumahnya,
sepertinya Minho lupa, hari ini dia ada janji dengan Aiko kalau siang ingin
mengajaknya jalan-jalan, tapi sampai sore masih belum juga dia kembali ke rumah
“gweanchan
a...rumah ini belum berubah juga ya??,” dia melihat rumah mantan pacarnya
itu hampir dua tahun terakhir memang tidak berubah, masih seperti yang dulu dan
bahkan kesannya sepi sekali
“ibuku sudah meninggal bertepatan kita
selesai sekolah,” senyum Eun Ha pahit
“ah..aku minta maaf..aku tidak tahu
kejadiannya. Selepas memang kita pisah, aku langsung disuruh terbang ke
Jepang,” balas Minho
“tidak apa...ayo masuk sebentar,” kata Eun
Ha
Minho masuk dan duduk di ruang tamu. Eun
Ha masuk ke dalam dan kembali dengan membawa minuman
“gomawo,” ujar Minho lalu dia minum
“lama juga enggak main lagi kesini,”
katanya lagi
“ya...kamu benar benar seperti menghilang
dari hidupku, Minho,”
Minho cengengesan,”ah...aku minta
maaf...semua sangat terburu-buru untuk beasiswa,”
“bagaimana Jepang..hebat ya??aku pernah
bermimpi ingin sekali ke sana,” senyum Eun Ha kalem
“biasa saja...aku jelas lebih suka dengan
Seoul,” balas Minho
“ah...ya, Seoul tetap akan selalu kita
ingat dimanapun,” ujar Eun Ha
“Eun Ha,” kata Minho pelan
Eun Ha menoleh padanya,”ya?”
“aku seperti masuk kembali ke ingatan dua
tahun lalu,” kata Minho
Eun Ha mendekatkan wajahnya ke Minho
“ah..aku minta maaf, Ibu...tiba-tiba
tanganku gemetar,” Aiko di dapur menjatuhkan gelas yang dia pegang
Ibunya Minho berjongkok membantu dia
membereskan pecahan kaca gelas itu
“kenapa...kamu sakit??,” tanya ibunya
Minho
“tidak tahu...tanganku jadi bergetar,
ibu...padahal aku sudah makan siang ini,” balas Aiko, dia mengambil sapu kecil
dan mengambil satu per satu pecahan kaca
“hati hati...nanti kamu luka dan infeksi,
biar ibu bantu,”
“terima kasih..,” balas Aiko
“Minho kenapa belum pulang juga??,”
“aku tidak tahu, ibu..janjinya siang ini
akan mengajakku jalan ke wilayah gangnam, tapi belum juga datang. Mungkin ke
rumah temannya yang lain,”
“tidak menelepon atau mengirim sms??,”
Aiko menggeleng,”tidak”
Setelah selesai membereskan, Aiko duduk
saja di kursi ruang makan, dia melamun,”Minho kun jahat sekali...katanya ingin
ajak aku jalan sore ini”, keluhnya
Eun Ha dan Minho saling berciuman mesra
“Minho...aku tetap cinta kamu,” suara Eun
Ha jadi sangat lembut
Minho terus menciumnya, dia lupa segalanya
Sampai tiba-tiba, dia mendadak seperti
melihat wajah Aiko yang dia cium, bukan wajah Eun Ha
“ah,” katanya singkat, dia lalu melepas
kedua telapak tangannya dari wajah Eun Ha dan berpura-pura membereskan kemeja
nya yang berantakan
“aku minta maaf,” katanya, dia lalu menuju
dan duduk, minum
Eun Ha pun membereskan kemejanya
“aku harus pulang..isteriku menunggu, aku
lupa kalau aku ada janji jalan dengannya sore ini,”
“kapan kamu akan kembali ke Tokyo??,”
tanya Eun Ha
Minho berdiri,”3 hari lagi, waktuku
singkat, isteriku sebentar lagi melahirkan”
“bolehkan...kita bertemu lagi sebelum kamu
kembali ke Jepang??,”
Minho mengangguk,”aku akan hubungi kamu”,
senyumnya
“terima kasih kamu sudah membantuku,
Minho,” senyum Eun Ha
“ah...sudahlah, tidak apa, jaga dirimu,” Minho
lalu keluar rumahnya Eun Ha
“ah, shit..kenapa
aku jadi bisa mencium dia sampai bernafsu sekali??,” keluh Minho di dalam
mobilnya
“kenapa baru pulang sore begini??,” tanya
Aiko, dia mengeluarkan kemeja baru untuk Minho selesai mandi sore
“aku minta maaf...ada hal penting yang
harus diselesaikan, temanku curhat”, balas Minho berkilah
“tidak jadi jalan ke gangnam sore atau
malam ini?? Aku ingin tahu,” manja Aiko
Minho menciumnya,”ya..kita mungkin bisa
jalan habis aku mandi”
Tapi dia malah seperti melihat wajah Eun
Ha
“aduh...kenapa jadi tertukar begini??,”
keluhnya dalam hati, bingung
“ada apa, Nampyeon??,” Aiko heran melihat wajah Minho yang sedang bingung
“ah...tidak apa, aku hanya sedikit pusing,
tapi nanti kita tetap jalan-jalan,” balas Minho
“kalau memang pusing, tidak usah...tidak
apa,”senyum Aiko
Selesai mandi, Minho malah jadi genit pada
Aiko
“dou
shite?? Tidak seperti biasanya,” kata Aiko
Minho memeluknya dengan erat dari
belakang,”sudah lama gak melakukan ini,” dia mencium leher
Dilihat Aiko, pintu kamar Minho tidak
tertutup rapat, dia tahu apa maksud Minho
Minho menariknya, mendekati pintu,
tangannya satu memeluk pasangannya itu, satu lagi menutup pintu
“supaya Eomma dan Appa tidak lihat,”
katanya mengerling dan genit pada Aiko, mencium lehernya
“eh, hehehe,” Aiko cuma cengengesan, tidak
tahu apa yang terjadi dengan Minho dan Eun ha sebelumnya
“sudah tiga minggu loh, gaman dekinai,” kata Minho
“chotto
matte yo..gaman shite kudasai,” balas Aiko
“cant
stand,” ujar Minho, dia menarik Aiko ke tempat tidur
Minho melamun, berbaring disebelah Aiko,
dia menatap langit-langit kamar
“kenapa aku bisa jadi gila lagi dengan Eun
Ha? Hampir saja...untung Aiko chan ikut denganku,”
Dia lalu melihat Aiko yang masih tidur,
dia mengangkat kepalanya, memandang Aiko dalam-dalam
“apa ada dari sisi Eun Ha yang mirip
denganmu??,” katanya dalam hati
“Eun Ha cinta pertamaku, kamu bukan cinta
pertamaku, Aiko chan...aku minta maaf,”
Dia lalu mengelus rambut depan Aiko
“aku sayang kamu...aku minta maaf tadi
dengan Eun Ha...aku tidak tahan dengannya,”
Minho menciumnya, Aiko terbangun,”ada
apa??”
“ah...aku gak tahan lihat kamu cantik
banget kalau lagi tidur, Aiko chan,” kata Minho dengan senyum
“ini sudah malam banget, Nampyeon,” kata Aiko, dilihatnya jam
sudah lebih dari pukul 12 tengah malam
“aku belum makan,” Minho bangun dan memakai
piyamanya
Aiko ikutan bangun sebab dia harus
menyediakan makanan untuk Minho
“ngantuk sekali ya??chu,” sambil makan,
malah Minho mencium Aiko lagi
“bantu aku makan yuk. Apa kamu tidak
lapar?,” tanya Minho lagi, dia menyuapi Aiko
Minho mengelus elus bibirnya Aiko
“rasanya aku harus bisa mengendalikan
diri, kacau sekali hari ini,” keluh hatinya Minho
Minho lalu memberhentikan makannya, Aiko
heran,”sudah? Kenapa sebentar sekali??”
“ingin tidur lagi sama kamu, hehe,” jawab
Minho
“sebentar, aku harus membereskan ini dulu
semuanya,” kata Aiko, dia menaruh piring dan mangkuk kotor bekas makan Minho
“tidak usah dicuci, besok saja,” Minho
langsung menariknya
“chotto
matte yo, anata...jalannya pelan pelan,” Aiko kelelahan karena membawa
perutnya
“hayaku,” balas Minho,akhirnya dia malah
menggendong Aiko
Esok paginya..
“hari ini aku sudah janji akan bawa kamu
jalan-jalan,” senyum Minho
“lusa kita sudah harus pulang,” kata Aiko
“kamu senang kan?? Eh...yang semalam,
senang juga kan??,” canda Minho, dia mendekatkan wajahnya pada Aiko
“hentai
da yo,” jawab Aiko dengan malu-malu, Minho malah tertawa dengan jawaban
pasangannya itu
Tiba-tiba ada misscall di HP Minho, dia
melihat dan ternyata itu dari Eun Ha
“Gosh...,”
kata hatinya Minho, dia lalu mematikan HP nya, padahal dia sudah janji dengan
Eun Ha memang akan bertemu lagi sebelum Minho kembali lagi ke Jepang
“kenapa tidak diangkat??,” tanya Aiko
“tidak usah, tidak terlalu penting,” balas
Minho dengan senyum
“yuk jalan,” dia lalu menggandeng mesra
tangan Aiko
“aku ingin sekali beli baju ini,” kata
Aiko ketika mereka sampai disebuah toko yang menjual segala macam dress
“ambil saja, kan memang aku ingin belikan
kamu baju disini,” jawab Minho
Ketika Aiko sedang melihat baju apa yang
dia suka, Minho melihat Eun Ha yang sedang berjalan masuk toko itu lalu melihat
Minho
“hai, Minho...kita bertemu lagi
disini...tadi aku telepon kamu, tapi tidak kamu angkat ya??”, kata Eun Ha
menyapa duluan
Minho berkilah,”ah....aku minta maaf...
aku tidak melihat,”
Aiko menoleh pada mereka berdua dan
menghampiri,”siapa??”, bisiknya pada Minho
“tomo...chingu
(teman-red),” bisik Minho
“kenalkan....ini isteriku,” kata Minho
pada Eun Ha
“oh...hai.. maaf mengganggu.. aku Eun
Ha... temannya Minho sejak SMA,” senyum nya pada Aiko
Aiko ramah menyapanya dan memperkenalkan
dirinya pada Eun Ha.
“cantik sekali Nyonya mu,” senyum Eun Ha
“gomaseubnida,”
kata Minho agak cengengesan
Tiba-tiba Aiko berbisik lagi,”aku lapar”
“ya, baiklah...kita cari makan,” Minho
membalas bisikannya
“Eun Ha.. kami ingin makan.. kamu mau
join??,” tawar Minho
“boleh..,” senyum Eun Ha. Aiko sama sekali
tidak curiga.
“aku dan Minho cukup akrab waktu kami
sekolah,” kata Eun Ha
“pacar??,” tanya Aiko, penasaran
“koibito
jya ne,” Minho langsung berkilah
“kanojo
wa anta no gaarufurendo datta no ni.... sore wa daijoubu da yo (kalau
memang dulunya pacarmu, gak apa kok-red),” balas Aiko, lalu dia senyum pada Eun
Ha yang memang tidak mengerti bahasa Jepang
“habis ini pasti dia cemburu dirumah,
huff,” Minho sudah berfikir macam-macam lagi dalam hatinya
“naega
ilbon eoleul ihaeji, hahahaha,” Eun Ha mencoba bercanda dengan keduanya,
dia memang tidak mengerti apa yang Minho dan Aiko bicarakan
“ah.. aku tanya pada Nampyeon apa kamu ini dulu pacarnya?,” ujar Aiko
Eun Ha tidak ingin Aiko tahu, lalu dia menggeleng,”Ani...naega geuui yeojachingu anieyo...
geunyang chingu...aku hanya teman biasanya Minho, bukan pacarnya,”
senyumnya pada Aiko
“oh... jadi Nampyeon bisa akrab dengan
semua orang.. bagus sekali,” Aiko menoleh pada Minho dan mengusap pipinya
“aku bangga deh,” lanjutnya lagi
Minho senyum saja,”dilihat Eun Ha tidak
enak loh,” katanya pada Aiko
“aaa...daijoubu
da yo,” suara Aiko jadi manja
“nan
dangsingwa hamkke buleowohago, Minho,” senyum Eun Ha
“dia iri padamu,” bisik Minho pada
Aiko,”kamu manja banget sih”
Aiko cemberut, Minho tahu dia sudah mulai
cemburu
Mereka lalu ngobrol ngobrol tentang masa
lalu sekolah. Baik Minho dan Eun Ha bersandiwara di depan Aiko seolah-olah
mereka teman biasa waktu itu, padahal mereka pernah pacaran.
“Minho itu suka menolong teman-teman kalau
sedang kesusahan, itu makanya temannya banyak,” kata Eun Ha
“dan... waktu sekolah juga badung kan..
tukang berantem??,” Aiko mencoba bercanda dengan Eun Ha
“tahu darimana??,” tawa Eun Ha
“temannya yang kemarin,” senyum ramah Aiko
pada Eun Ha
“Ryung Chul..si bodoh tukang bolos,” tawa
Minho
“oh..jadi kamu ketemu dia ya??” Eun Ha dan
Minho bersandiwara, padahal Minho tahu nomornya dari Ryung Chul
Mereka terus tertawa-tawa, terutama Aiko
yang mendengar cerita masa lalu Minho yang pintar tapi nakal dari mulut Eun Ha
Cukup lama juga mereka cerita sampai
akhirnya Minho minta ijin pada Eun Ha,“oh iya.. sepertinya isteriku sudah capek
banget.. takut nanti dia kelelahan.. jadi.. kami pamit pulang”, Aiko sudah
berbisik padanya kalau dia lelah.
Eun Ha berdiri dan menunduk hormat pada
mereka berdua,”terima kasih ngobrol ngobrolnya.. lama sekali tidak bicara
dengan Minho.. jadi bernostalgia lagi”
Minho masih bersandiwara saja,”ah..tidak
apa, Eun Ha.. lain kali kita jumpa lagi.. kamu jaga diri ya??”
Aiko membalas rasa hormatnya Eun
Ha,”sama-sama.. aku senang bisa kenal denganmu, Eun Ha”
Sampai dijalan, Aiko sangat memuji Eun Ha
yang ramah,”temanmu itu ramah sekali, Nampyeon..kamu..
beneran tidak pacaran kan.. sama dia waktu SMA??”
Minho menyembunyikan galaunya dengan
senyum,”pasti kamu cemburu ya??ngaku saja deh”
“kalau dia seramah itu dan waktu itu kamu
pacaran denganku.. sudah pasti aku bakalan cemburu berat”, jawab Aiko dengan
tawa kecilnya
Minho malah tertawa lebar,”sudah aku tebak
deh, hahahaha”
Sampai dirumah, Minho pergi ke ruang
belakang dekat dengan teras belakang rumah, ternyata dia menelepon Eun Ha.
“naneun
majimag sungan e daehae neomu joesonghabnida (aku minta maaf dengan
kejadian terakhir kita),” katanya pada Eun Ha, yang dimaksud adalah kejadian
dirumah Eun Ha ketika mereka malah pacaran lagi
“ah..aku yang seharusnya melarangmu pergi
ke rumahku, Minho,” jawab Eun Ha
“sebaiknya..kita memang tidak terlalu
banyak berhubungan lagi...rasanya..aku masih tidak tahan kalau bertemu
denganmu,” lanjut Minho
Eun Ha senyum, dia sadar kalau Minho
memang sudah bukan miliknya lagi,”tidak apa, Minho.. aku sangat berterima kasih
kamu mau membantuku..soal uanng itu..akan aku ganti”
“tidak usah,” balas Minho,”aku tidak ingin
kamu membayarnya.. jaga dirimu, jangan sampai ayahmu berulah yang sama
lagi...jangan biarkan ayahmu menyakitimu, Eun Ha...”
“aku masih cinta kamu, Minho,” kata Eun Ha
dengan suara pelan
“mian..aku
sudah tidak bisa lagi mencintai yang lain kecuali dia.. jadi.. kemarin itu..aku
minta maaf padamu..aku khilaf,” kata Minho
“aku akan selalu ingat bantuanmu.. terima
kasih..mungkin aku sudah dijual ke rentenir kalau kamu tidak bantu melunasi”
“ah..sudah.. lupakan saja, Eun Ha.. besok
aku harus kembali ke Jepang bersama dia... kamu jaga diri ya..be good...aku minta maaf, Eun Ha,”
Eun Ha senyum pahit di sana, dia benar
benar masih cinta Minho.
Selesai menelepon, Minho menghapus nomor
kontak Eun Ha.
Aiko mencarinya, lalu menemukannya sedang
memandang HP nya, dia duduk disamping Minho
“ada apa?? Kenapa termenung??,”
Minho menoleh, lalu senyum,”ah.. enggak
apa.. masuk yuk, aku kedinginan banget.. butuh hangatnya kamu”, rayunya.
“eeehhh.. merayu terus deh,” balas Aiko
“mau apa lagi kalau dingin
begini??hehehe,” Minho cengengesan, mengajaknya berdiri lalu menggandeng
tangannya
“cuma kamu kok yang aku cinta dan sayang,
Aiko chan,”senyumnya ketika mereka di kamar
“umm.. kalau Eun Ha ternyata suka kamu..
gimana??,” kata Aiko, iseng
“eehhh??enggak ah... kami hanya teman..
iseng deh,” Minho menggelitik pinggang Aiko
“iya deh.. iya..aku percaya Nampyeon,”
balas Aiko lagi
Minho menciumnya mesra sekali,”enggak ada
yang lain deh.. janji”
Aiko senyum dengan perkataan pasangannya
itu, lalu gantian dia yang mencium Minho..
Bersambung ke part 25...