Ketika tiba di Incheon, Minho dan Aiko
sangat senang, terutama Aiko, karena ini baru pertama kalinya dia bisa berada
di negeri pasangannya.
“hebat sekali.. sama hebatnya dengan
Jepang.. aku suka!,” dia senang ketika sedang menunggu bagasi mereka. Minho
senyum melihat wajah pasangannya itu bahagia
“Happy kan?? Kita disini satu minggu loh..
jadi.. jangan disia-siakan.. senang senang!!,” Minho main setengah teriak..
beberapa orang melihat mereka.
“ah... Mian
habnida.. sorry.. saya terlalu senang,” kata Minho menunduk hormat pada
beberapa orang yang mendengar suaranya. Beberapa yang lain senyum saja.
“geugeos-eun
geuui anaega ilbon-eo boinda,” bisik salahseorang yang agak dekat mereka.
Aiko melihat kedua orang tersebut yang
sedang membicarakan mereka, tapi dia malah mencoba ramah,”annyeong haseyo,” katanya sambil menunduk hormat pada mereka
Minho diam saja.. sebab tahu apa yang
mereka bicarakan, kalau memang pasangannya itu bukan orang korea..dan dia
pikir, itu tidak masalah.. walau dia agak tidak enak hati juga digosipin.
“geunyeoneun
hangug-eo..hajiman..ilbon eo anida..geuligo nan geunyeoleul sarang”, Minho senyum dan bicara pada kedua
orang yang lagi gosipin isterinya itu
Aiko karena tidak faham, malah senyum
manis juga pada kedua orang itu
Minho lalu lekas menarik tangannya,”huh..
beda itu memang suka terkesan menyebalkan,” gerutunya
Aiko bingung,”kenapa menggerutu?,” tangannya
masih ditarik Minho
“kamu tidak tahu kan.. apa yang mereka
bicarakan??,” tanya Minho, dia menoleh pada Aiko
Aiko menggeleng,”apa??”
“mereka menyindirku..,” balas Minho dengan
suara datar
“oh,” balas Aiko singkat.
“tapi aku bilang sama mereka.. kalau aku
cinta kamu.. ,” ujar Minho lagi
Aiko senyum padanya,”gambsahabnida, Nampyeon”, dengan sedikit terbata mengucap
Minho tertawa lebar,”eh.. cheonman-eyo.. chu”, dia mencium cepat
Aiko, lalu kembali menarik tangannya dan dia lekas mencari taxi untuk ke rumah
orangtuanya
“ulineun
ogoiss eo!,” teriak Minho di depan rumah nya
Ada seorang cewek remaja membuka pintu
rumah lalu berteriak senang padanya,”Oppa! Eomma.. Appa.. Oppa Minho datang!”
Minho langsung menghampiri adiknya dan
memeluknya,”Gosh.. I miss you, yeodongsaeng!”
“aku juga kangen Oppa...,” kata adiknya
itu
Aiko berdiri saja didepan pintu melihat
mereka saling berpelukan,”hai..”, katanya senyum pada adiknya Minho
“olaenman-ieyo,
Oppa.. Oppa sombong,” kata adiknya itu, masih memeluknya
Minho melepas pelukannya lalu cuma
cengengesan,”ah.. aniyo.. Oppa sibuk
sekolah dan kerja,”
“i nae anae... dangsin ui hyeongsu,”
senyum Minho pada adiknya
Adiknya menyapa
balik Aiko dengan ramah,”hai, annyeong
haseyo.. Lee Young Hee.. Mannaseo
bangabseubnida”, dia melambaikan tangannya
“aku.. harus
menjawab apa? Aku tidak tahu.. kankoku go
o wakaranai.. i dont understand korean,” jawab Aiko dengan senyum
“neomu bangawoyo,” balas Minho
“aaa.. neomu bangawoyo,Young Hee kun,” kata
Aiko, mencoba ramah dengan adik iparnya itu
“kun??,” tanya Young
Hee, heran.
“kun itu sapaan
untuk yang lebih muda, begitu,” jawab Minho pada adiknya,”mana Eomma dan
Appa??”
“geunyeoneun imsin??geulaeseo..geunyeoneun hangug-eo aningayo??,” adiknya Minho rasanya
masih belum bisa menerima Aiko yang berbeda bangsa dengannya dan dilihatnya
hamil pula.
Aiko bingung
karena dia memang sama sekali tidak ngerti bahasa bangsa itu.
“Ne.. wae? Ilbon eoe munje??,” Minho
tanya balik..apa masalah kalau dia berhubungan dengan beda bangsa.
“gwaenchanh-ayo!,” kata adiknya dengan
sedikit cuek, lalu dia masuk dan kembali memanggil kedua orangtuanya
“doushita??
Anata no imouto wa watashi ga sukide wa nai youda kashira??,” Aiko
menggunakan perasaannya dan bertanya pada Minho, tampaknya adik iparnya itu
tidak terlalu suka dirinya
“imouto
toso no youna binkande wa nai..,” Minho menyuruh Aiko supaya tidak terlalu
sensitif dengan adiknya
“ah..wakarimashita,”
balas Aiko singkat, dia agak kecewa sepertinya Minho menyembunyikan sebuah
perasaan padanya
“doumo,”
jawab Minho, dia berterima kasih Aiko tidak memperpanjang urusan melihat
adiknya yang memang terlihat kurang suka dengan pasangannya itu
Ayah dan ibunya Minho lantas ke ruang
tamu..
“Eomma.. Appa.. kangen kalian semua,”
Minho langsung menubruk dan memeluk kedua orangtuanya
Aiko senyum saja lihat tingkah pasangannya
yang memang masih seperti anak-anak. Tapi ketika kedua orangtua Minho
melihatnya, dia langsung menunduk hormat pada mereka,”kami datang.. ayah
mertua... ibu mertua,”
Ibunya Minho menghampiri mereka lalu
senyum,”selamat datang.. anggap saja ini rumah mu sendiri”
Aiko masih kaku menghadapi mereka,”baik..
ada salam juga dari kedua orangtua saya”
“kalian pasti lelah sekali perjalanan
jauh... sebentar Eomma sediakan teh khusus supaya gak cepat lelah,” senyum
ibunya Minho lagi lalu masuk dapur
Aiko hanya menunduk hormat.
“sekarang... gantian kamu yang kaku dengan
keluarga ku ya?? Hehe,” Minho berbisik sambil cengengesan, Aiko menyikut pinggangnya
“kelihatannya kamu masih kaku sekali
dengan kami, Kohashi san,” ayahnya Minho malah panggil Aiko dengan panggilan
hormat.
“ah...enggak.. aku hanya bingung dengan
bahasa,” jawab Aiko sok berdiplomatis.
“oh.. jadi itu
masalahnya??,” tanya ibunya Minho
“ah.. semuanya
kenapa jadi kaku begini??,” tanya Minho
Minho, kedua
orangtuanya dan kedua adiknya lalu berbicara bahasa korea
“kamu aneh sekali,Minho Oppa.. kok malah
pilih dia sih??,” kata Young Hee memulai pembicaraan
“itu pilihan kakakmu,” ujar ibunya
“kan bisa pilih yang lain, Eomma.. tunggu
selesai kuliah kan bisa,” kata Tae Young, adiknya yang lain, menimpali.
“kalian tahu apa sih soal perasaan hati??,”
tanya Minho, menyanggah pertanyaan kedua adiknya itu
“jujur saja, Minho Oppa.. kami gak suka
dengan isterimu itu.. kita ini beda bangsa dan budaya dengannya..lagipula,
bukannya kebiasaan kita mencari yang sama supaya hidup juga lebih mudah??,”
tanya Tae Young
“berisik..aku sudah banyak berkorban untuk
dia dan sebaliknya,”balas Minho,”lagipula..ini kan sudah pilihanku,”
“terlalu terburu buru sebenarnya kamu
memilih, Minho...bayangkan saja..apa ada..di usia kalian yang masih muda
sekali, yang harusnya hura-hura pergi hang out ke mall, pacaran, main.. tapi
kamu malah menikah.. Appa dan Eomma khawatir sekali,” kata ayahnya
Minho diam, dia ingin sekali melawan.
“pada prinsipnya, kami masih kurang setuju
kalian menikah,” kata ibunya
Mereka semua diam, lalu,”kenapa tidak
kalian batalkan sejak dulu??sekarang aku sudah cinta banget sama Aiko chan,”
balas Minho
“apa yang mereka bicarakan??aku gak
ngerti,” kata hatinya Aiko, dia asing diantara keluarga itu
“tidak semestinya kamu begini.. ketika
kamu menghamili dia, Appa kecewa,” kata ayahnya
“begitu juga aku,” ujar ibunya
“apa aku salah mengambil keputusan hanya
karena aku tidak ingin dia direbut orang??,” tanya Minho serius
“Minho Oppa .. terlalu terburu buru,” ujar
Tae Young,”aku dan Young Hee sepertinya masih akan sulit menerima dia masuk
dikeluarga ini”
“apa Appa dan Eomma juga akan bertindak
seperti kedua adikku ini??,”tanya Minho
“mungkin,”balas ibunya
“Appa ingin kamu bertanggungjawab.. semua
sudah terlanjur..walau kami penuh penyesalan,” jawab ayahnya
“I
am so sorry.. are you all talking about me??,”tanya Aiko, dia menjadi orang
aneh dalam keluarga itu, dia merasa, obrolan ini tentangnya
Mereka masih terus bicara..
“apapun ini..ini adalah keputusanku..
ketika aku ingin mengambil dia.. aku sudah putuskan,” kata Minho
Ayahnya Minho menahan nafas, lalu
dihembuskannya,”haaahhh.. kamu anak tertua..tetapi masih sangat anak anak
sekali pikiranmu”
“begitu?? Aku pikir..Appa terlalu
menganggap aku sebagai anak kecil,”
“kamu memang masih belum dewasa, Minho,”
ujar ibunya
“tapi Eomma.. aku bertanggung jawab..aku
mencari kerja, aku capek setiap malam kerja,” Minho membela dirinya
“umurmu masih belum sesuai,” kata Ayahnya
“aku bertanggung jawab.. aku sudah tidak
minta lagi satu sen pun kepada Appa dan Eomma kan??,” bela Minho lagi terhadap
dirinya
“mungkin..perlu waktu lama bagi kami untuk
terima dia..,” ujar ibunya
“gwaenchanh
a.. i am okay with it,” jawab
Minho langsung dengan nada ketus
Dia langsung bangun dan menunduk hormat
pada orangtuanya,”aku pamit..aku lelah”
Dia langsung menarik tangan Aiko dan
berdiri.
Aiko menunduk hormat,”excuse us”
Tanpa basa basi, Minho menarik tangannya
dan mengajak masuk kamarnya
“Otto..
antatachi wa nani o hanashimasu ka???,” Aiko akhirnya bertanya juga pada
Minho
“anta
no koto da,”balas Minho
“apa..aku membebani kalian dengan datang
kesini?,” tanya Aiko
Minho menggeleng,”mereka membicarakan aku
yang menurut mereka..masih belum bisa bertanggung jawab dengan usiaku yang baru
19”
“mereka tidak suka aku,” balas Aiko
singkat, lalu dia berbaring.
Minho ikut berbaring, lalu
memeluknya,”mungkin keluargaku..masih butuh waktu lama tuk menerima mu”
“aku sudah rasakan itu,”balas Aiko pelan.
Diam diam dia meneteskan air mata, tanpa Minho ketahui
Dia menahan tangisnya, tidak percaya kalau
keluarga Minho masih belum bisa menerimanya, padahal dia juga berkorban
perasaan terhadap pasangannya sendiri.
“mungkin.. memang benar apa kata Appa dan
Eomma..kita masih kecil..belum bisa bertanggungjawab,” kata Minho lagi
Aiko hanya mengangguk, dia coba tahan
tangisnya..
Minho masih memeluknya dari
belakang,”kalau begitu.. apa aku harus kerja lebih keras lagi?? Aku sedari
menjadi model..tidak minta satu sen pun pada Appa dan Eomma”
Aiko hanya menggeleng.
Minho heran,”kenapa??maksudmu??”
Aiko diam lagi, Minho jadi curiga. Lalu
dia mengangkat kepalanya dan memalingkan wajah Aiko mendekat ke wajahnya
“aigooo....ternyata
kamu nangis ya! Nakanaide.. boku wa kimi
o nokosu koto wa dekinai..sudah jangan menangis lagi..mana bisa aku
tinggalkan kamu??,” Minho menghapus air matanya
“aku takut,huweee,” Aiko malah memeluk
Minho dalam pembaringan
“aisshhhh... sudah sudah.. ii da.. subete ga daijyoubu... semuanya
pasti baik baik saja deh.. sudah ya?? Jangan nangis terus.. nanti anak kita
capek,” Minho berusaha menenangkannya
“kenapa.. ibu mertua baru katakan
sekarang??selama kemarin kemarin kita telepon mereka..biasa saja??,” tanya Aiko
lagi, setelah beberapa menit mereka saling terdiam. Dia masih dipeluk Minho.
“aku tidak tahu..aku sendiri tidak suka
seperti ini,” balas Minho, masih mengelus rambut Aiko
“aku harus bagaimana biar bisa diterima
kalian??,” tanya Aiko lagi
“ummm,” Minho hanya bergumam
Mereka saling diam.
“aku..sudah mengantuk.. aku gak bisa tidur
terlalu malam,” ujar Minho.
Aiko lalu berbaring lagi, Minho memeluknya
dari belakang
“tidur begini saja..aku suka,” ujar Minho
Aiko hanya mengangguk, dia masih
meneteskan air mata.
“tidak usah dipikirin banget..aku gak mau
kamu stress,” kata Minho lagi..
Aiko hanya mengangguk saja.
“Eonni...capek tidak..perjalanan dari
Tokyo ke Seoul??,” paginya..tiba tiba Tae Young ramah padanya
“ah..tidak..kebetulan aku makan
sebelumnya.. Minho Nampyeon..ingatkan aku,” jawab Aiko ramah. Mereka semua
makan pagi satu meja
Minho senyum pada Aiko dan Tae Young.
“Aiko chan..ini calon dokter..dia yang lebih
pandai jaga dirinya,” senyum Minho
“ah.. Aiko Eonni..kalau saya ke
jepang..dipanggil apa??,” kata Tae Young lagi
“habiskan dulu makananmu,” timpal ibunya
Minho
“Eomma..aku penasaran dengan jepang..aku
belum pernah ke sana,” balas Tae Young
“asoko
e ikitai ka?? Eetto.. kimitachi no furatto ni isshou ni tomaru koto ga dekiru
no,” balas Aiko..dia bingung mau diterjemahkan ke dalam bahasa korea
“kalau kamu mau pergi kesana..kamu bisa
tinggal dirumah susun kami sama sama,” timpal Minho diterjemahkan dalam bahasa
Korea
“tidak tinggal dalam rumah??,” Tae Young
heran
Minho menggeleng,”jutaeg gagyeong i gogaibnida..harga rumah mahal sekali disana,”
“aah..kalau Minho Oppa..disana namanya
siapa??,” tanya Tae Young lagi
“Mino,” senyum Aiko,”Mino kun”, ulangnya
lagi
“kalau kamu sama pacar cowok..kamu panggil
dia kun,” timpal Minho
“sudah, Tae Young... makan dulu,” kata
ayah mereka
Tae Young mengangguk. Tak berapa lama, dia
bicara lagi pada Aiko
“mau..jalan jalan denganku??,” tawarnya
Minho menterjemahkan dalam bahasa jepang
“really??
I’d love to.. arigatou..thank you,” balas Aiko dengan mata berbinar. Dia
merasa senang adik iparnya yang paling kecil sudah mulai baik padanya
Tae Young hanya mengangguk.
“hari ini...kita jalan saja ke museum
teddy bear.. ada banyak boneka..pasti kamu suka,” di dalam kamarnya, Minho
mencium pasangannya itu
“ish.. geli, hehehe,” Aiko cengengesan
“sering enggak mainnya nih...uh.. begini
ya..kalau nanti ada anak?? Tambah pusing,” Minho merebahkan dirinya lalu
menaruh kepalanya ditelapak tangannya yang menjadi bantal
“Otto..bangun..enggak boleh habis makan
langsung tidur,” Aiko berdiri samping tempat tidur dan menyuruhnya duduk
“kamu..akan lebih pikirkan aku atau anak
nanti???,” Minho mulai cemberut lagi
Mereka duduk dipinggiran tempat tidur
“loh..kenapa??,” Aiko heran
“aku kan...masih butuh diperhatikan..masak
nanti aku kalah dengan anakku,” kata Minho, mulutnya masih cemberut
“lalu...yang urus anak kita siapa??,”
tanya Aiko
“Eomma mu saja.. nanti kamu gak layanin
aku,” gerutu Minho
“wah..mulai lagi Minho kun seperti anak
kecilnya,” kata Aiko dalam hatinya, sambil memandang wajah Minho
“mana bisa.. enggak bisa seperti itu,
Otto..,” kata Aiko,”bagaimanapun..aku juga harus tetap masak untuk kamu,
bereskan flat untuk kamu, mencuci, semuanya.. jadi.. otomatis untuk kamu juga,
Minho Otto,”
“nanti terganggu gak.. pasti gak seperti
kemarin kemarin.. kita bisa senang senang,” balas Minho,”aku belum beli ini itu
untuk keperluan dia”
“apa.. aku harus jadi model lagi??,”
lanjutnya lagi
“aku mengkhawatirkan kuliahmu.. sampai
saat ini.. orangtua mu belum tahu juga kan?? Kalau tahu dan dicabut.. mereka
akan kecewa berat.. kalaupun uang kita tidak cukup..aku bisa bekerja,” balas
Aiko
“enggak boleh! Pokoknya enggak boleh
kerja..,” Minho mulai lagi kerasnya
“kalau enggak boleh kerja.. nanti kita
makan apa??,” Aiko menoleh
“mulai lagi.. ini lagi yang dibahas,
capek!,” Minho berdiri lalu keluar kamar nya dan membanting pintu
“ah..
mada mada.. lagi lagi..,” keluh Aiko,”lama lama.. rasanya sakit banget”
Diperjalanan mereka naik MRT menuju tempat
museum beruang, mereka berdua hanya diam saja. Tae Young yang menemani jadi
bingung
“what’s wrong between you and Minho
Oppa??,” tanya Tae Young yang duduk disebelah Aiko
Aiko berusaha mengelak kalau dia lagi
kesal dengan Minho,“ah.. nothing.. i am
just tired.. but i would like to see Seoul.. and your brother might be tired
too,” lalu dia merangkul tangan Minho
“Ne,
Otto??,” sambil senyum ke Minho
Minho senyum tipis,”Ne,” jawabnya singkat
“Tapi nanti disana pasti Aiko Eonni akan
senang..siapa tahu.. nanti adik nya juga senang,” kata Tae Young, berusaha
ramah pada kakak iparnya itu
Aiko senyum, senang dengan keramahan Tae
Young
“Kenapa Eonni mau putuskan nikah dengan
Minho Oppa masih muda?? Appa marah besar,” tanya Tae Young lagi pada Aiko
“kami yang memutuskan bersama.. jadi..
sebenarnya, Ayah tidak perlu marah dengan Minho Nampyeon,” balas Aiko
“kalau mau marah.. marahi kami
berdua,”lanjutnya lagi
Minho menoleh pada Aiko
Aiko senyum,”Iya kan??”
Minho mengangguk,”iya.. keputusan bersama..
hanya saja, Appa dan Eomma kurang faham”
“Nanti Oppa harus kembali..sebab usaha
Appa disini mulai maju,” kata Tae Young,”Eonni harus tinggalkan jepang
loh..memang bisa??”
Aiko diam, itu pertanyaan yang sebenarnya
sudah dia pikirkan semenjak dia nikah dengan Minho, ternyata adik iparnya yang
paling kecil juga berfikir yang sama.
Tapi Aiko malah tertawa kecil,”ah,
hehehe.. aku suka Tae Young.. kamu.. dewasa sekali”
Tae Young tertawa juga,”padahal.. aku
dianggap cengeng oleh Oppa,”
“berapa umurmu, Tae Young??,” tanya Aiko
“15,” jawab Tae Young
“oh.. 15.. umm.. 15 tahun.. aku masih
serius belajar.. supaya aku bisa rajin rangking satu dan bisa masuk fakultas
kedokteran,” jawab Aiko
“jadi dokter disini saja, Eonni..,” senyum
Tae Young
“semua tergantung Nampyeon,” senyum
Aiko,”iya kan??”, dia menoleh pada Minho lagi
Minho hanya mengangguk
Di museum itu, Aiko puas bergayut pada
Minho kalau dia kecapekan jalan melihat banyaknya boneka beruang yang lucu.
“kaki ku sudah mulai bengkak.. adik sudah
mulai bergeraknya kencang kesana kemari,” bisik Aiko pada Minho sambil
berjingkat
Beberapa sepertinya melihat Aiko memang
sedikit aneh.. kulitnya tidak seperti umumnya orang sekitar, begitu juga bentuk
matanya
Tapi Minho berusaha untuk cuek, ketika
mereka berbicara bahasa Jepang pula, beberapa orang melihatnya dengan agak
aneh.
“kangaete,
nanka.. minna wa bokutachi ga nihon go o hanareba, sukoshii sukide wa nai,”
kata Minho sambil memandang boneka beruang yang sangat besar
Minho sengaja sedikit menaikkan nada
suaranya. Dia memang cukup fasih berbahasa jepang
“Ippou
ni.. watashi wa kankoku jin da.. naneun hangug ida,” lanjutnya lagi
Aiko memandang boneka boneka itu yang
seperti saling bergerak,”shimpai shinai
de yo.. atashi wa daijyoubu,”
Tae Young hanya memperhatikan mereka
bicara. Dia memang juga merasakan itu.
Beberapa orang melihat mereka ketika Minho
dan Aiko berbicara jepang
“Minho Oppa.. bahasa jepangnya hebat
sekali,” basa basi Tae Young pada Aiko
“ah.. hehehe.. dia memang lelaki yang
pintar.. kamu beruntung punya kakak seperti Minho Oppa,” jawab Aiko
“tetapi.. beberapa orang memperhatikan
kalian,” balas Tae Young lagi
“tidak masalah.. ,” ujar Aiko
“Gwaenchanh
ayo... Nae anae ilbon eouleul...eotteon
munje??,” Minho lama lama agak kesal juga membicarakan soal perselisihan
lama antar bangsa
Aiko memegang tangan Minho dengan
lembut,”aku mau kesana.. bonekanya besar sekali.. aku suka.. ayo kesana, Nampyeon,” dia manja bergayut di tangan
Minho, dia berusaha mengalihkan pembicaraan melihat wajah Minho yang sudah
mulai berubah bete.
Aiko tertawa tawa senang lihat banyak
sekali boneka disana..
“ah.. rasanya aku mau satu.. untuk dibawa
ke flat, ditaruh dikamar..,” katanya, meminta pada Minho
“kita beli satu,” senyum Minho, dia
mencium cepat pasangannya di depan orang,”chu”, lalu memegang pegang perutnya
Aiko
Tae Young malah melongo,”Minho Oppa.. nangmanjeog!”, melihat kakaknya itu
romantis.
Minho tertawa,”asik loh”, balasnya pada
Tae Young.
Sehabis dari museum itu.. mereka lalu
duduk duduk di sebuah cafe..dengan mengambil tempat duduk diluar, hari itu
cuaca juga tidak terlalu panas.
“bagus sekali bonekanya..aku suka.. arigatou gozaimashita, Nampyeon,” balas
Aiko. Dia senang mengelus elus kepala boneka beruang yang halus itu.
Minho menggeser kursinya dan tepat duduk
disebelah Aiko, lalu merangkulnya.
“rasanya ingin ku cium kamu di depan orang
banyak deh,” bisiknya dengan genit
“dekinai
no yo, gak boleh.. gak sopan,” balas Aiko, berbisik pula
Tae Young melihat mereka seperti pacaran,“Oppa..
bikin aku iri,” keluhnya pada Minho
Mereka makan es krim sambil tertawa tawa.
Minho menaruh colekan es krimnya di hidung
Aiko. Aiko tertawa kencang
“Itazura
nai de kure yo, Otto!,” katanya supaya Minho tidak jahil lagi padanya
“Gwaenchanh
a... oneul igo naneun haenbog,” balas Minho suaranya jadi kencang juga,
lalu tertawa
“sakki
wa.. dou iu koto?? Wakaranai,” balas Aiko. Dia minta Minho menterjemahkan
kata tadi untuknya
Beberapa orang menoleh lagi pada mereka
yang bicara dalam bahasa campuran.
“it’s
okay.. today I am happy,” senyum Minho
“mo shiawase
sugite,” senyum Aiko,”I am happy too”
“tetapi..sepertinya aku masih asing sekali
disini,” lanjutnya lagi
“sedari tadi.. aku merasa diperhatikan
banyak orang,”
Minho senyum manis padanya, lalu dia
berani mengelus pipinya Aiko
“Minho Oppa.. berani sekali sih,” kata Tae
Young
Minho menoleh pada adiknya,”biasa bukan??”
Minho lalu mencium Aiko di cafe pinggiran
jalan itu. Beberapa orang sempat melihat.
“saranghae..
geulasseo.. nal tteona jima.. geunyang nae yeop-e but-eoiss-eo.... dont leave
me.. tetap disisiku,” katanya pada Aiko
Aiko senyum, wajahnya sedikit memerah
malu,”Minho Nampyeon o aishiteru.. itsu
demo,”
Lalu dia menaruh wajah boneka beruang itu
tepat di depan wajah Minho
Minho tertawa keras, dia senang sekali
bisa menunjukkan sayangnya di depan banyak orang. Awalnya dia kesal dengan
tatapan beberapa orang yang terkesan aneh terhadap mereka.
“aigoo..
jangan dong.. masak aku cium boneka?? Aku kan cuma mau cium isteriku saja,”
katanya sambil tertawa
“wah.. wajah Minho Oppa ceria sekali..
sepertinya Oppa memang beneran cinta dengan Aiko Eonni,” kata hatinya Tae Young
Tae Young jadi ikutan nimbrung bercanda
dengan mereka.
Bersambung ke part 22...