This is me....

Jumat, Juni 27, 2014

Pernikahan ½ (Part 22: Cinta Yang Bertahan Lama)

“sebentar....aku akan beli genteng lalu kita tulis nama kita disitu,” senyum Minho pada Aiko pagi agak siang itu.
“memang kenapa kalau kita menulis di genteng ini??,” tanya Aiko heran
“supaya cinta kita bertahan lama,” Minho mengerling, dia lalu menuju sebuah ruangan dan tak berapa lama, kembali dengan membawa sebuah genteng warna coklat tua
Dia lalu menulis dalam bahasa hagul dan kanji,”semoga aku, kamu dan kita semua bahagia dalam satu atap. Semoga cinta kita tak akan pernah habis sampai akhir waktu”, lalu menulis nama keduanya dan diletakkan genteng itu di atas tanah.
“okay....selesai...lalu kita taruh saja disini...nanti berharap bisa dibaca dan juga dibaca pemuka agama disini, lalu permintaan kita digenteng ini akan terkabul” kata Minho
Aiko mengangguk saja. Mereka lalu jalan-jalan seputar kompleks.
“kalau disini.. kita jangan terlalu banyak bercanda. Menghormati Tuhan,” bisik Minho padanya. Aiko senyum saja.
“besar sekali patungnya,” katanya pada Minho.
“dingin sekali,” katanya lagi. Mereka melihat-lihat salju yang turun, menyentuhnya ketika ada banyak yang ditanah, ketika keluar dari kompleks kuil di gunung itu.
“aduh.. Hidoii.. jahat sekali deh.. timpuk Nampyeon sendiri dengan salju!,” teriak Minho ketika wajahnya ditimpuk bola salju kecil oleh Aiko
Aiko tertawa cekikikan,”biar nanti tampak lebih putih, hihihi”
Minho menggulung salju sampai ke seukuran bola tangannya lalu gantian dilemparkan ke Aiko,”Kena! Hore! Hahaha!”. Dia malah tertawa-tawa.
“Minho Oppa jahat sekali, hahahaha!,” Tae Young masih menemani mereka jalan. Melihat Minho-kakaknya- yang melempar bola salju berkali-kali ke kakak iparnya itu, membantu Aiko melempar bola salju ke Minho
“ayo kita lempar saljunya ke Oppa, Eonni!,” Tae Young membuat bola bola salju dan dilempar ke Minho
Minho tertawa-tawa saja ketika Tae Young membantu Aiko.
“rasakan!,” teriak Aiko sambil tertawa.
“Iya deh.. aku kalah,” Minho balas teriak.


“Minho Oppa.. sejauh mana cinta dia??,” Tae Young bertanya sendiri pada Minho ketika mereka makan di cafe
“kamu kan sudah lihat sendiri??,” Minho bertanya balik
“Appa dan Eomma masih tidak habis pikir,” jawab Tae Young. Aiko memang tidak ada disana, dia sedang berada di toilet
“aku tahu,” jawab Minho,”tapi aku sudah malas membahasnya lagi, Tae Young..”
“ya, Oppa.. mian haeyo,” balas Tae Young.
Aiko keluar dari toilet dan menghampiri mereka, lalu duduk bersama.
“wah.. ini sepertinya makanan enak sekali.. sayur ya??,” katanya ramah pada Tae Young
Tae Young mengangguk,”iya...dicampur dengan minyak wijen..bisa makannya??”
Minho memberikan sumpitnya,”baik buat bayi kita”, senyumnya
“pasti..ini kan sayur,” Aiko membalas senyuman Minho
“Bon appetit! Manh-i deusibsio,” kata Minho
Mereka mencoba sayuran yang diberi bumbu kacang dan wijen itu.
“wah..oishii neee...kono tabemono wa,” kata Aiko, dia senang bisa makan enak
Eskpresi senangnya itu diihat oleh beberapa orang, lagi-lagi Minho jadi sensitif. Tapi dia berusaha manipulasi lagi dengan malah menuangkan sayuran lebih banyak ke mangkuk Aiko
“ah...nanti dulu Nampyeon...semua harus habis pelan pelan,” balas Aiko
Ooku tabete hitsuyo ga aru,” kata Minho dengan wajah serius. Dia menyuruh Aiko makan yang banyak
chotto...bochibochi, Otto,” Aiko malah cengengesan
Tae Young memperhatikan mereka makan dengan ceria.
“Eonni.. dangsin eun manh i meog eoyahanda,” senyum Tae Young
“kamu harus makan banyak,” jawab Minho buru buru ketika Aiko bingung apa maksud Tae Young padanya
“ah... gambsahabnida, Tae Young,”senyum Aiko
gwaenchanh a.. imsin yeoseong i meog manh eun eumsig,” balas Tae Young lagi
“dia agak kurang mau berbahasa inggris,” kata Minho,”artinya..cewek hamil harus banyak makan”
“aah...iya..memang benar,” jawab Aiko ke Tae Young,”terima kasih”
Tae Young hanya mengangguk dan mereka meneruskan makan.

“Apa aku bisa diterima dikeluargamu, Nampyeon??,” tanya Aiko, dia dan Minho duduk di depan rumah yang sebenarnya cuaca sudah mulai dingin.
“kenapa lagi??,” tanya Minho
“aku malah semakin ragu,” balas Aiko
“lalu?apa harus pisah?? Nanti aku nangis,” balas Minho. Dia menoleh pada Aiko dan melihat wajah pasangannya itu dalam dalam
“ih...gak sampai begitu kali ah,” jawab Aiko. Dia heran, tapi memang dia pernah melihat Minho menangis ketika mereka pacaran. Aiko waktu itu sempat tidak percaya, tapi memang dia melihat Minho menangis, termasuk juga ngambek ketika dia meminta mereka terikat cepat-cepat tapi Aiko ragu
“kamu kan sudah pernah lihat aku nangis,” kata Minho
Aiko malah cekikikan,”heran...kok bisa sih? Aku pikirnya dulu waktu pengenalan kampus itu.. Minho Nampyeon cowok yang terlihat tegas, judes, galak....eh...pas pacaran gak tahunya manja dan cengeng, hehe”
Minho cemberut diledek sepperti itu, tapi Aiko malah masih tertawa terkekeh kekeh.
“begitu ya...suka banget deh meledek aku,” cemberut Minho
“iya deh...lalu bagaimana dong?? Aku masih serasa ditolak disini,” keluh Aiko
“aku harus hidup dengan aturanku sendiri,” balas Minho,”aku gak mau Appa dan Eomma mengatur hidupku, termasuk hubungan kita”
“aku tahu kok...sifatmu begitu,” Aiko menjulurkan lidahnya, meledek Minho lagi

“aku mungkin tidak perduli,....tapi nanti, bagaimana dengan dia??,” lanjutnya lagi, menunjuk pada perutnya
“aku sayang dia juga kok,” balas Minho,”apapun...aku juga cinta Eomma dan Appaku...jadi aku juga akan terus bujuk mereka tanpa henti”
Aiko jadi bersandar di pundak Minho,”jinsei de.. atashi wa hontou ni anata o motte to aishite, shiawase de (aku bahagia punya kamu dalam hidup ini-red),”
Ne, boku mo (ya aku juga-red).. ,” Minho mengelus kepala Aiko yang sudah bersandar dibahunya itu
“bisa bisa aku yang menangis kalau ditinggalkan kamu,” ujar Aiko
“atau..aku yang nangis lagi.. karena aku juga sayang kamu.. susah dapetin kamu.. aku gak pede banget waktu itu,” balas Minho
“ingat gak.. sampai aku bilang “kamu jangan pacaran dengan yang lain ya?”, sebenarnya aku takut kalau kamu disukai yang lain..atau kamu sama salahsatu dari beberapa cowok,” kata Minho lagi
“ah.. gak sampai segitunya,” balas Aiko
“tapi benar.. beberapa senpai membicarakan kamu sewaktu kita pengenalan kampus itu,”
“lalu... kamu dengar itu semua??,” tanya Aiko
Minho mengangguk,”iya.. mereka malah ingin banget salahsatunya nekat sama kamu.. tapi untung aku sudah dapat duluan”
“hieeehh?? Memangnya aku barang,” Aiko melepas sandaran kepalanya dari Minho lalu mencubit pipinya Minho
aya... apayo! Sakit dong, ah!,” Minho memegang dan mengusap pipinya yang merah
“aku kan sudah bilang padamu kalau aku gak bisa ditolak.. ya jadi.. buru buru deh,” lanjut Minho lagi
Minho lalu mendekatkan wajahnya, mencium pasangannya itu,”chu..umm”
Dia lalu cengengesan.

Tiba tiba dibelakang mereka, ayahnya muncul,”ekhem”
Minho dan Aiko menoleh.
ah.. mian haeyo, Appa.. naneun geunyeowa salange hansang-ida..geulaeseo naega joh-a geunyeoge kiseu, eodieseona, hehehe,” Minho malah cengengesan pada ayahnya karena kegep cium Aiko.
ihaehabnida,” balas ayahnya,”kita harus bicara”
Minho berdiri dan menunduk hormat,”gwaenchanh a,”
Aiko ikutan berdiri dan menunduk hormat pada ayah Minho, Minho berbisik padanya,”aku harus bicara dengan ayah.. kamu masuk kamar saja”
“hai,” jawab Aiko singkat, setelah menunduk pada ayah Minho, dia pun masuk kamar Minho.

“kehidupan kalian sepertinya santai dan bahagia bahagia saja,” kata ayahnya memulai pembicaraan
“aku memang bahagia, Appa... dia bukan tipe perempuan yang banyak permintaannya...apapun sudah merasa cukup baginya,” balas Minho
“tapi..apa Appa masih tidak setuju juga padanya??,”
“bukan tidak setuju perempuan itu jadi pendampingmu...hanya saja, waktunya sangat tidak tepat. Kamu harus pikirkan masa depanmu lebih panjang lagi, Minho,” Ayahnya memang berharap Minho bisa meneruskan usahanya, tidak cuma sekedar kuliah lalu selesai begitu saja. Walau dunia yang sekarang ditekuni berbeda, ayahnya memang sudah janji akan menambahkan pendidikan baru untuknya, tapi akhirnya malah anaknya pilih menikah terlebih dulu.
“Appa pasti masih punya perasaan menyesal,” tebak Minho,”aku bisa rasakan itu?”
“aku tidak ingin lagi berdebat tentang ini, Appa...sudah tidak bisa diubah...bahkan aku nangis ketika aku berpisah...,”
“ya..Eomma mu yang cerita,” jawab ayahnya
“jadi...aku tidak ingin dihalangi hidup dengannya,” balas Minho
“kalau semua tidak setuju, lebih baik aku sama dia bunuh diri saja,”
Ayahnya kaget dengan pernyataan anaknya sendiri barusan,”jangan sembarangan bicara, Minho...itu tidak baik”
“tapi memang itu yang bisa aku lakukan kalau semua tidak setuju hubunganku dengan dia,” balas Minho
“tidak ada yang mau kehilangan mu,” ujar ayahnya.
“aku juga tidak ingin kehilangan Appa dan Eomma.. tapi aku ingin juga bersama dia dan anakku,” kata Minho
“kalau misalnya Appa ingin memblokir semuanya.... aku sudah tidak ingin bicara lagi,” lanjutnya lagi. Minho sungguh mengancam kedua orangtuanya. Sikapnya memang terkadang dewasa, terkadang sangat anak-anak.
“Eomma mu bisa stress kalau kamu lakukan itu, Minho..dia sangat sayang padamu,”
“Aku juga cinta kalian...tapi aku juga cinta Aiko dan anakku...jadi aku ingin punya semuanya,” balas Minho
“aku merasa aku sudah bisa bertanggung jawab..buktinya sama sekali keluarga Kohashi tidak mempermasalahkan itu..jadi mestinya keluarga kita juga begitu, Appa”
“Appa dan Eomma khawatir kamu tidak bisa membahagiakan anak keluarga Kohashi itu,” sepertinya ayah Minho memang masih tidak setuju saja
“Appa salah besar...aku sangat diterima disana..bahkan mereka memikirkan aku dan anak mereka kalau-kalau Aiko chan kurang makan...aku yang merasa malu, ayahnya walau keras tapi ternyata memberikanku kesempatan banyak supaya aku bisa dihargai anaknya sendiri,” Minho menunduk hormat pada ayahnya
“aku rasa pembicaraan kita selesai Appa..aku tidak ingin melepas Aiko chan...dia dan anakku berharga,”
“Appa sudah menyetop kiriman uang bukan?? Bagiku tidak mengapa. Kehidupan di Jepang memang keras, tapi aku masih cukup,” lanjutnya lagi
“permisi,” katanya lagi, lalu Minho pergi ke kamarnya

“apa...yang ayah bicarakan kepadamu??,” tanya Aiko ke Minho ketika Minho duduk disampingnya, diatas tempat tidur
Minho menyembunyikannya,”gak apa...chu,” dia malah mencium mesra pasangannya itu
“tidur yuk??,” katanya lagi,”ih...perutnya makin besar saja...kamu makin gendut”. Dia mencoba menggoda Aiko dengan mencubit pipinya cewek itu
“sakit dong,”keluh Aiko
“satu sama loh...tadi aku kalah kamu cubit,” balas Minho, dia tertawa
Lalu malah memeluk Aiko, cewek itu pun heran
“kenapa?? Ada apa yang dibicarakan Ayah??,” tanya Aiko mengelus punggung Minho
Minho ternyata menangis,”aku..tidak ingin pisah dari semuanya, dari kamu, anak kita,Appa, Eomma, Young Hee dan Tae Young”
“memang ada apa?? Aku gak ngerti,” balas Aiko
“Appa ingin aku pisah denganmu,” Minho masih menangis
“aku sudah empat kali melihat Nampyeon menangis karena soal ini...bagaimanapun, keluargaku sangat menerima mu...jadi, tidak ada alasan berpisah,” jawab Aiko
“sudahlah, Nampyeon...gak usah sedih.. aku juga gak akan mau kita berpisah,” katanya lagi
Minho melepas pelukannya, malah jadi Aiko yang menenangkannya,”Hora..aku gak mau kita sedih terus soal hubungan ini... lalui saja semua dengan usaha”, katanya pada Minho
“lagipula, Oya (orangtua-red) ku sudah tidak ada masalah dengan mu.. begitu juga dua kakakku,” lanjut Aiko lagi
“tidak denganku,” jawab Minho
Aiko jadi senyum lihat suaminya malah cengeng,”iiih.. cengeng deh.. nanti kalau ada dia.. masak Nampyeon saingan nangis??”
“menyebalkan,” gerutu Minho
Aiko bukan marah malah cekikikan,”habis bagaimana lagi??kan lucu lihat Nampyeon nangis.. harusnya aku yang nangis”
“aku merasa berdosa padamu.. kamu terlalu disakiti keluargaku,” balas Minho
“aku enggak merasa tersakiti kok.. ah.. yah.. jujur deh.. sedikit tersakiti,” balas Aiko tetap dengan senyumnya
“tapi aku buktikan pada keluarga ku kalau kamu baik,” kata Minho
Aiko mengangguk,”Anta o shinjite.. aku percaya kamu...aku percaya kamu bisa membahagiakan aku,”
Minho memeluknya lagi, lagi lagi dia menangis.
“aku butuh teman, Aiko chan.. aku merasa kesepian,” katanya
Aiko mengangguk dan membalas pelukannya,”Minho Nampyeon yang aku cinta..aku akan berusaha yang terbaik..”

“Apa kita terlalu keras pada Minho dengan pembicaraan yang tadi, isteriku??,” tanya ayahnya Minho
“selama ini kita selalu menuruti apa kemauannya.. yang biasanya dia menuruti apa kataku, sekarang tidak lagi,” balas isterinya
“Minho memang sudah besar, apa mungkin kita mennganggapnya masih seperti anak-anak??,” lanjut suaminya
“aku bersusah payah membesarkannya tetapi malah dengan mudahnya dia lari ke tangan orang lain,”keluh ibunya
Suaminya berdiri,”ah...sudahlah..kepala ku pusing kalau hanya membahas hal ini saja.. harusnya kamu yang lebih bertanggung jawab, karena kamu yang mengasuh dia sejak kecil,”
“tidak seperti itu, Nampyeon. Dia memang sudah terlanjur suka sekali dengan anak perempuan itu,” balas isterinya
“lalu mau apa?? Kamu tahu?? Dia mengancam ingin bunuh diri jika kita pisahkan dari anak perempuan itu. Apalagi dia bilang kalau dia tidak ada masalah dengan mertuanya dan kakak-kakak iparnya,  jadi dia merasa nyaman dekat dengan keluarga sana,” kata suaminya
Isterinya kaget,”APA? Minho kenapa bisa sampai bilang seperti itu??”
“ya sudahlah, lebih baik memang tidak memaksa dia..biar dia hidup dengan apa yang dia suka,” kata suaminya
“dia memang masih jadi anak lelaki yang manja,”keluh isterinya
“sudah terlanjur,” balas suaminya

Hari ke 3 mereka ada di rumah orangtua Minho, Aiko mencoba membantu ibu mertuanya itu di dapur.
“kamu sering masak untuk Minho?,” kata ibunya Minho mencoba ramah dengan bahasa inggris yang sangat berantakan
“iya..aku harus masak. Makanan sangat mahal di Jepang, jadi kami harus masak supaya hemat,” jawab Aiko dengan santai
“Minho suka masakan apa saja...asalkan ada yang memasak untuknya,” kata ibunya Minho
Aiko mengangguk senyum,”begitulah...itu sebabnya aku suka sekali dengan Minho Nampyeon”
Ibunya Minho lalu ke meja makan, menaruh sayur yang sudah dimasak dan kembali lagi ke dapur
“apa Minho menyusahkanmu??,”
Aiko senyum lagi,”kadang iya...kadang menyenangkanku...aku hanya tidak tahan dengan cemberutnya dan suka cepat mengeluh”
“ah.. Minho memang begitu sedari kecil...walau akhirnya dia bisa mengatasi sendiri masalahnya,” kata ibunya yang sekarang melihat nasi dalam rice cooker
“iya, begitulah, ibu. Itu sebabnya terkadang aku mendiamkan saja kalau dia sudah cemberut atau menggerutu, nanti juga selesai sendiri”
“Minho memang anak lelaki manja, aku khawatir dia tidak bisa menyelesaikan masalah rumahtangga,”
“kami dibantu orangtua ku,” balas Aiko
“Mohon maaf jika menyusahkan keluarga Tuan Kohashi,” Ibunya Minho malah menunduk hormat
“ah..tidak usah begitu, Ibu mertua.. ayahku sudah menganggap Minho Nampyeon sebagai anak sendiri. Memang begitulah aturan yang ada di keluargaku,” Aiko mencoba menegakkan tubuh ibunya Minho yang menunduk hormat padanya
Mereka lalu membawa semua sarapan pagi ke atas meja makan.

“hari ini kami mau bermain ke everland..kamu mau ikut Young Hee??,” tawar Minho sehabis mereka semua makan pagi
Young Hee menggeleng,”Ani...aku tidak mau”
Minho menawarkan Tae Young,”mau??”
Tae Young mengangguk,”ya...aku mau”
“everland itu???,” tanya Aiko
“seperti dysneyland,” jawab Minho
“kamu dari kemarin ikut terus dengan Minho Oppa..apa kamu suka dengan isterinya??,” tanya Young Hee pada Tae Young
“tidak seburuk yang kamu bayangkan kok... Oppa suka dengan dia dan dia baik,” balas Tae Young
Minho mengerti apa yang dibicarakan kedua adiknya, tetapi tidak dengan Aiko
“tidak usah membicarakan tentang isteriku di depanku dan juga didepan dia, walau dia gak ngerti apa pembicaraan kalian,” ujar Minho dengan nada jutek
“Minho..kamu tidak sepantasnya berbicara dengan nada kasar seperti itu pada kedua adikmu,” kata ibunya
gwaenchanh a, Eomma...aku tidak suka mereka membicarakan isteriku, dia tidak jahat dengan mereka,” balas Minho
“sudah, sudah... tidak perlu lagi dibahas,” kata ayahnya
“baik, Appa,” jawab Minho, Tae Young dan Young Hee secara bersamaan

Setelah mereka pergi ke everland, pulangnya Minho malah jadi mikir lagi
“kenapa lagi melamun?,” Aiko memeluknya di dalam kamar Minho
Minho menciumnya habis-habisan
“umm...pasti lagi mikir sesuatu deh,” kata Aiko
Minho masih diatas tubuh pasangannya itu,”ada deh”, katanya singkat
“iya kan??,” Aiko bertanya lagi
Minho lalu berbaring disampingnya,”iya”
“soal tadi pagi,” katanya lagi
“masih tentang aku??,” tanya Aiko, gantian dia yang mencium Minho
“ummm...aku gak tahan banget deh...gaman dekinai,” ujar Minho
aiyoo..lalu kenapa lagi denganku??,” Aiko tidak ingin Minho mengalihkan pembicaraan mereka
“ah...si labil Young Hee...sepertinya dia masih belum suka padamu, padahal Tae Young sudah ramah padamu”, kata Minho, dia malah terus saja mencium Aiko
“eh... nanti dulu dong,” kata Aiko
“kok enggak mau sih??,” Minho gak mau ditolak keinginannya,”lupakan saja soal Young Hee itu,dia memang tipe adik yang enggak gampang terima orang masuk ke rumah ini”

“Young Hee... i want to ask you, what makes you not like me??what did i do wrong with your brother??,” Aiko malam itu meminta bertemu Young Hee di belakang rumah
“kamu belum pantas jadi isteri Minho Oppa,” balas Young Hee singkat
“tapi kami sama sama cinta,” kata Aiko,”kakakmu sendiri yang meminta aku lebih dulu”
“aku gak percaya itu, Oppa rasanya tidak seperti itu,”
“tapi memang kakakmu yang meminta aku terlebih dulu,” ulang Aiko
“kamu bohong kan?? Kamu tahu kan...kalau Oppa ini anak orang kaya jadi kamu mau saja begitu pacaran dengan Oppa??Kuliahmu kan jadi dibayar Oppa, pasti kamu gunakan uang Appa ku,” Young langsung menembak dengan kata-kata yang tidak enak
“tuduhan itu tidak benar, Young Hee...ini semua sesuai dengan kesepakatan dan kakakmu sudah setuju dengan hal itu,” bela Aiko atas dirinya sendiri
“ah, aku tidak percaya. Aku tahu Oppa seperti apa,”
“aku mohon kamu percaya aku. Hal ini tidak mudah, aku sendiri dimarahi kedua orangtuaku habis-habisan karena kakakmu menghamili ku duluan,”
“aku tidak percaya itu,” kata Young Hee,”aku belum pernah lihat Oppa nekat”
“tapi memang itu yang dilakukan,” kata Aiko
“ada apa lagi, Young Hee??,” Minho muncul
“aaa...enggak, Oppa..enggak,” Young Hee ketakutan dengan Minho, dia langsung ingin pergi dari ruangan itu
“tunggu dulu,” Minho menarik tangannya
“kalian membicarakan apa??,” tanya Minho lagi
“ah...sumimasen, Minho Otto...aku hanya ingin minta penjelasan pada Young Hee kun, kenapa dia sepertinya tidak suka aku? Apa salahku??,” jawab Aiko
“aku yang salah, Young Hee, bukan dia,” kata Minho
“pasti dia duluan yang minta Oppa dekat dengannya,”
Minho menggeleng,”bukan, tapi aku. Sudahlah Young Hee...aku tidak suka kamu benci dengan kakak iparmu,”
Aiko diam saja ketika Minho dan Young Hee bicara
Lalu Minho menarik tangan Aiko,”sudah malam, harusnya kamu tidur,”
“ya..baiklah,” jawab Aiko
good night, Young Hee kun,” senyum Aiko pada Young Hee
“Memalukan, shit,” gerutu Young Hee pada mereka berdua

“aku minta maaf atas tingkah adikku,” kata Minho
Aiko menggeleng saja,”tidak apa, aku mengerti”
“tapi kamu jadi sedih, iya kan??,” tanya Minho lagi
Aiko mengangguk,”begitulah”
Minho lalu menaikkan kepalanya di telapak tangannya,”umm... kamu tetap jadi bagian keluarga ini kok”
“aku gak apa kok, tenang saja, Nampyen,” senyum Aiko
“malam ini.. kita habiskan disini saja deh..bete sekali aku dengan Young Hee,” keluh Minho
Aiko mendekatkan badannya pada Minho, lalu Minho menciumnya
“liburan yang menyenangkan atau tidak??,” tanya dia pada Aiko
“menyenangkan..,” jawab Aiko
“jujur kan..menyenangkan??,” tanya Minho lagi
Aiko mengangguk,”hai
“cintaku akan bertahan lama padamu, Aiko chan...kan aku sudah janji..aku duluan yang mulai,” kata Minho
“aku percaya kok,” balas Aiko

Bersambung ke part 23....