“sebentar....aku akan beli genteng lalu
kita tulis nama kita disitu,” senyum Minho pada Aiko pagi agak siang itu.
“memang kenapa kalau kita menulis di
genteng ini??,” tanya Aiko heran
“supaya cinta kita bertahan lama,” Minho
mengerling, dia lalu menuju sebuah ruangan dan tak berapa lama, kembali dengan
membawa sebuah genteng warna coklat tua
Dia lalu menulis dalam bahasa hagul dan
kanji,”semoga aku, kamu dan kita semua bahagia dalam satu atap. Semoga cinta kita
tak akan pernah habis sampai akhir waktu”, lalu menulis nama keduanya dan
diletakkan genteng itu di atas tanah.
“okay....selesai...lalu kita taruh saja
disini...nanti berharap bisa dibaca dan juga dibaca pemuka agama disini, lalu
permintaan kita digenteng ini akan terkabul” kata Minho
Aiko mengangguk saja. Mereka lalu
jalan-jalan seputar kompleks.
“kalau disini.. kita jangan terlalu banyak
bercanda. Menghormati Tuhan,” bisik Minho padanya. Aiko senyum saja.
“besar sekali patungnya,” katanya pada
Minho.
“dingin sekali,” katanya lagi. Mereka
melihat-lihat salju yang turun, menyentuhnya ketika ada banyak yang ditanah, ketika
keluar dari kompleks kuil di gunung itu.
“aduh.. Hidoii.. jahat sekali deh.. timpuk Nampyeon sendiri dengan salju!,” teriak Minho ketika wajahnya
ditimpuk bola salju kecil oleh Aiko
Aiko tertawa cekikikan,”biar nanti tampak
lebih putih, hihihi”
Minho menggulung salju sampai ke seukuran
bola tangannya lalu gantian dilemparkan ke Aiko,”Kena! Hore! Hahaha!”. Dia
malah tertawa-tawa.
“Minho Oppa jahat sekali, hahahaha!,” Tae
Young masih menemani mereka jalan. Melihat Minho-kakaknya- yang melempar bola
salju berkali-kali ke kakak iparnya itu, membantu Aiko melempar bola salju ke
Minho
“ayo kita lempar saljunya ke Oppa,
Eonni!,” Tae Young membuat bola bola salju dan dilempar ke Minho
Minho tertawa-tawa saja ketika Tae Young
membantu Aiko.
“rasakan!,” teriak Aiko sambil tertawa.
“Iya deh.. aku kalah,” Minho balas teriak.
“Minho Oppa.. sejauh mana cinta dia??,”
Tae Young bertanya sendiri pada Minho ketika mereka makan di cafe
“kamu kan sudah lihat sendiri??,” Minho
bertanya balik
“Appa dan Eomma masih tidak habis pikir,”
jawab Tae Young. Aiko memang tidak ada disana, dia sedang berada di toilet
“aku tahu,” jawab Minho,”tapi aku sudah
malas membahasnya lagi, Tae Young..”
“ya, Oppa.. mian haeyo,” balas Tae Young.
Aiko keluar dari toilet dan menghampiri
mereka, lalu duduk bersama.
“wah.. ini sepertinya makanan enak
sekali.. sayur ya??,” katanya ramah pada Tae Young
Tae Young mengangguk,”iya...dicampur dengan
minyak wijen..bisa makannya??”
Minho memberikan sumpitnya,”baik buat bayi
kita”, senyumnya
“pasti..ini kan sayur,” Aiko membalas
senyuman Minho
“Bon appetit! Manh-i deusibsio,” kata
Minho
Mereka mencoba sayuran yang diberi bumbu
kacang dan wijen itu.
“wah..oishii
neee...kono tabemono wa,” kata Aiko, dia senang bisa makan enak
Eskpresi senangnya itu diihat oleh
beberapa orang, lagi-lagi Minho jadi sensitif. Tapi dia berusaha manipulasi
lagi dengan malah menuangkan sayuran lebih banyak ke mangkuk Aiko
“ah...nanti dulu Nampyeon...semua harus habis pelan pelan,” balas Aiko
“Ooku
tabete hitsuyo ga aru,” kata Minho dengan wajah serius. Dia menyuruh Aiko
makan yang banyak
“chotto...bochibochi,
Otto,” Aiko malah cengengesan
Tae Young memperhatikan mereka makan
dengan ceria.
“Eonni..
dangsin eun manh i meog eoyahanda,” senyum Tae Young
“kamu harus makan banyak,” jawab Minho
buru buru ketika Aiko bingung apa maksud Tae Young padanya
“ah... gambsahabnida,
Tae Young,”senyum Aiko
“gwaenchanh
a.. imsin yeoseong i meog manh eun eumsig,” balas Tae Young lagi
“dia agak kurang mau berbahasa inggris,”
kata Minho,”artinya..cewek hamil harus banyak makan”
“aah...iya..memang benar,” jawab Aiko ke
Tae Young,”terima kasih”
Tae Young hanya mengangguk dan mereka
meneruskan makan.
“Apa aku bisa diterima dikeluargamu, Nampyeon??,” tanya Aiko, dia dan Minho
duduk di depan rumah yang sebenarnya cuaca sudah mulai dingin.
“kenapa lagi??,” tanya Minho
“aku malah semakin ragu,” balas Aiko
“lalu?apa harus pisah?? Nanti aku nangis,”
balas Minho. Dia menoleh pada Aiko dan melihat wajah pasangannya itu dalam
dalam
“ih...gak sampai begitu kali ah,” jawab
Aiko. Dia heran, tapi memang dia pernah melihat Minho menangis ketika mereka
pacaran. Aiko waktu itu sempat tidak percaya, tapi memang dia melihat Minho
menangis, termasuk juga ngambek ketika dia meminta mereka terikat cepat-cepat
tapi Aiko ragu
“kamu kan sudah pernah lihat aku nangis,” kata
Minho
Aiko malah cekikikan,”heran...kok bisa
sih? Aku pikirnya dulu waktu pengenalan kampus itu.. Minho Nampyeon cowok yang
terlihat tegas, judes, galak....eh...pas pacaran gak tahunya manja dan cengeng,
hehe”
Minho cemberut diledek sepperti itu, tapi
Aiko malah masih tertawa terkekeh kekeh.
“begitu ya...suka banget deh meledek aku,”
cemberut Minho
“iya deh...lalu bagaimana dong?? Aku masih
serasa ditolak disini,” keluh Aiko
“aku harus hidup dengan aturanku sendiri,”
balas Minho,”aku gak mau Appa dan Eomma mengatur hidupku, termasuk hubungan
kita”
“aku tahu kok...sifatmu begitu,” Aiko
menjulurkan lidahnya, meledek Minho lagi
“aku mungkin tidak perduli,....tapi nanti,
bagaimana dengan dia??,” lanjutnya lagi, menunjuk pada perutnya
“aku sayang dia juga kok,” balas
Minho,”apapun...aku juga cinta Eomma dan Appaku...jadi aku juga akan terus
bujuk mereka tanpa henti”
Aiko jadi bersandar di pundak Minho,”jinsei de.. atashi wa hontou ni anata o
motte to aishite, shiawase de (aku bahagia punya kamu dalam hidup
ini-red),”
“Ne,
boku mo (ya aku juga-red).. ,” Minho mengelus kepala Aiko yang sudah
bersandar dibahunya itu
“bisa bisa aku yang menangis kalau
ditinggalkan kamu,” ujar Aiko
“atau..aku yang nangis lagi.. karena aku
juga sayang kamu.. susah dapetin kamu.. aku gak pede banget waktu itu,” balas
Minho
“ingat gak.. sampai aku bilang “kamu
jangan pacaran dengan yang lain ya?”, sebenarnya aku takut kalau kamu disukai
yang lain..atau kamu sama salahsatu dari beberapa cowok,” kata Minho lagi
“ah.. gak sampai segitunya,” balas Aiko
“tapi benar.. beberapa senpai membicarakan
kamu sewaktu kita pengenalan kampus itu,”
“lalu... kamu dengar itu semua??,” tanya
Aiko
Minho mengangguk,”iya.. mereka malah ingin
banget salahsatunya nekat sama kamu.. tapi untung aku sudah dapat duluan”
“hieeehh?? Memangnya aku barang,” Aiko
melepas sandaran kepalanya dari Minho lalu mencubit pipinya Minho
“aya...
apayo! Sakit dong, ah!,” Minho memegang dan mengusap pipinya yang merah
“aku kan sudah bilang padamu kalau aku gak
bisa ditolak.. ya jadi.. buru buru deh,” lanjut Minho lagi
Minho lalu mendekatkan wajahnya, mencium
pasangannya itu,”chu..umm”
Dia lalu cengengesan.
Tiba tiba dibelakang mereka, ayahnya
muncul,”ekhem”
Minho dan Aiko menoleh.
“ah..
mian haeyo, Appa.. naneun geunyeowa salange hansang-ida..geulaeseo naega joh-a
geunyeoge kiseu, eodieseona, hehehe,” Minho malah cengengesan pada ayahnya
karena kegep cium Aiko.
“ihaehabnida,”
balas ayahnya,”kita harus bicara”
Minho berdiri dan menunduk hormat,”gwaenchanh a,”
Aiko ikutan berdiri dan menunduk hormat
pada ayah Minho, Minho berbisik padanya,”aku harus bicara dengan ayah.. kamu
masuk kamar saja”
“hai,”
jawab Aiko singkat,
setelah menunduk pada ayah Minho, dia pun masuk kamar Minho.
“kehidupan kalian sepertinya santai dan
bahagia bahagia saja,” kata ayahnya memulai pembicaraan
“aku memang bahagia, Appa... dia bukan
tipe perempuan yang banyak permintaannya...apapun sudah merasa cukup baginya,”
balas Minho
“tapi..apa Appa masih tidak setuju juga
padanya??,”
“bukan tidak setuju perempuan itu jadi
pendampingmu...hanya saja, waktunya sangat tidak tepat. Kamu harus pikirkan
masa depanmu lebih panjang lagi, Minho,” Ayahnya memang berharap Minho bisa
meneruskan usahanya, tidak cuma sekedar kuliah lalu selesai begitu saja. Walau
dunia yang sekarang ditekuni berbeda, ayahnya memang sudah janji akan
menambahkan pendidikan baru untuknya, tapi akhirnya malah anaknya pilih menikah
terlebih dulu.
“Appa pasti masih punya perasaan
menyesal,” tebak Minho,”aku bisa rasakan itu?”
“aku tidak ingin lagi berdebat tentang
ini, Appa...sudah tidak bisa diubah...bahkan aku nangis ketika aku
berpisah...,”
“ya..Eomma mu yang cerita,” jawab ayahnya
“jadi...aku tidak ingin dihalangi hidup
dengannya,” balas Minho
“kalau semua tidak setuju, lebih baik aku
sama dia bunuh diri saja,”
Ayahnya kaget dengan pernyataan anaknya
sendiri barusan,”jangan sembarangan bicara, Minho...itu tidak baik”
“tapi memang itu yang bisa aku lakukan
kalau semua tidak setuju hubunganku dengan dia,” balas Minho
“tidak ada yang mau kehilangan mu,” ujar
ayahnya.
“aku juga tidak ingin kehilangan Appa dan
Eomma.. tapi aku ingin juga bersama dia dan anakku,” kata Minho
“kalau misalnya Appa ingin memblokir
semuanya.... aku sudah tidak ingin bicara lagi,” lanjutnya lagi. Minho sungguh
mengancam kedua orangtuanya. Sikapnya memang terkadang dewasa, terkadang sangat
anak-anak.
“Eomma mu bisa stress kalau kamu lakukan
itu, Minho..dia sangat sayang padamu,”
“Aku juga cinta kalian...tapi aku juga
cinta Aiko dan anakku...jadi aku ingin punya semuanya,” balas Minho
“aku merasa aku sudah bisa bertanggung
jawab..buktinya sama sekali keluarga Kohashi tidak mempermasalahkan itu..jadi
mestinya keluarga kita juga begitu, Appa”
“Appa dan Eomma khawatir kamu tidak bisa
membahagiakan anak keluarga Kohashi itu,” sepertinya ayah Minho memang masih
tidak setuju saja
“Appa salah besar...aku sangat diterima
disana..bahkan mereka memikirkan aku dan anak mereka kalau-kalau Aiko chan
kurang makan...aku yang merasa malu, ayahnya walau keras tapi ternyata
memberikanku kesempatan banyak supaya aku bisa dihargai anaknya sendiri,” Minho
menunduk hormat pada ayahnya
“aku rasa pembicaraan kita selesai
Appa..aku tidak ingin melepas Aiko chan...dia dan anakku berharga,”
“Appa sudah menyetop kiriman uang bukan??
Bagiku tidak mengapa. Kehidupan di Jepang memang keras, tapi aku masih cukup,”
lanjutnya lagi
“permisi,” katanya lagi, lalu Minho pergi
ke kamarnya
“apa...yang ayah bicarakan kepadamu??,”
tanya Aiko ke Minho ketika Minho duduk disampingnya, diatas tempat tidur
Minho menyembunyikannya,”gak apa...chu,”
dia malah mencium mesra pasangannya itu
“tidur yuk??,” katanya lagi,”ih...perutnya
makin besar saja...kamu makin gendut”. Dia mencoba menggoda Aiko dengan
mencubit pipinya cewek itu
“sakit dong,”keluh Aiko
“satu sama loh...tadi aku kalah kamu
cubit,” balas Minho, dia tertawa
Lalu malah memeluk Aiko, cewek itu pun
heran
“kenapa?? Ada apa yang dibicarakan
Ayah??,” tanya Aiko mengelus punggung Minho
Minho ternyata menangis,”aku..tidak ingin
pisah dari semuanya, dari kamu, anak kita,Appa, Eomma, Young Hee dan Tae Young”
“memang ada apa?? Aku gak ngerti,” balas
Aiko
“Appa ingin aku pisah denganmu,” Minho
masih menangis
“aku sudah empat kali melihat Nampyeon menangis karena soal
ini...bagaimanapun, keluargaku sangat menerima mu...jadi, tidak ada alasan
berpisah,” jawab Aiko
“sudahlah, Nampyeon...gak usah sedih.. aku
juga gak akan mau kita berpisah,” katanya lagi
Minho melepas pelukannya, malah jadi Aiko
yang menenangkannya,”Hora..aku gak mau kita sedih terus soal hubungan ini...
lalui saja semua dengan usaha”, katanya pada Minho
“lagipula, Oya (orangtua-red) ku sudah tidak ada masalah dengan mu.. begitu juga
dua kakakku,” lanjut Aiko lagi
“tidak denganku,” jawab Minho
Aiko jadi senyum lihat suaminya malah
cengeng,”iiih.. cengeng deh.. nanti kalau ada dia.. masak Nampyeon saingan
nangis??”
“menyebalkan,” gerutu Minho
Aiko bukan marah malah cekikikan,”habis
bagaimana lagi??kan lucu lihat Nampyeon nangis.. harusnya aku yang nangis”
“aku merasa berdosa padamu.. kamu terlalu
disakiti keluargaku,” balas Minho
“aku enggak merasa tersakiti kok.. ah..
yah.. jujur deh.. sedikit tersakiti,” balas Aiko tetap dengan senyumnya
“tapi aku buktikan pada keluarga ku kalau
kamu baik,” kata Minho
Aiko mengangguk,”Anta o shinjite.. aku percaya kamu...aku percaya kamu bisa
membahagiakan aku,”
Minho memeluknya lagi, lagi lagi dia
menangis.
“aku butuh teman, Aiko chan.. aku merasa
kesepian,” katanya
Aiko mengangguk dan membalas
pelukannya,”Minho Nampyeon yang aku cinta..aku akan berusaha yang terbaik..”
“Apa kita terlalu keras pada Minho dengan
pembicaraan yang tadi, isteriku??,” tanya ayahnya Minho
“selama ini kita selalu menuruti apa
kemauannya.. yang biasanya dia menuruti apa kataku, sekarang tidak lagi,” balas
isterinya
“Minho memang sudah besar, apa mungkin
kita mennganggapnya masih seperti anak-anak??,” lanjut suaminya
“aku bersusah payah membesarkannya tetapi
malah dengan mudahnya dia lari ke tangan orang lain,”keluh ibunya
Suaminya berdiri,”ah...sudahlah..kepala ku
pusing kalau hanya membahas hal ini saja.. harusnya kamu yang lebih bertanggung
jawab, karena kamu yang mengasuh dia sejak kecil,”
“tidak seperti itu, Nampyeon. Dia memang
sudah terlanjur suka sekali dengan anak perempuan itu,” balas isterinya
“lalu mau apa?? Kamu tahu?? Dia mengancam
ingin bunuh diri jika kita pisahkan dari anak perempuan itu. Apalagi dia bilang
kalau dia tidak ada masalah dengan mertuanya dan kakak-kakak iparnya, jadi dia merasa nyaman dekat dengan keluarga
sana,” kata suaminya
Isterinya kaget,”APA? Minho kenapa bisa
sampai bilang seperti itu??”
“ya sudahlah, lebih baik memang tidak
memaksa dia..biar dia hidup dengan apa yang dia suka,” kata suaminya
“dia memang masih jadi anak lelaki yang
manja,”keluh isterinya
“sudah terlanjur,” balas suaminya
Hari ke 3 mereka ada di rumah orangtua
Minho, Aiko mencoba membantu ibu mertuanya itu di dapur.
“kamu sering masak untuk Minho?,” kata
ibunya Minho mencoba ramah dengan bahasa inggris yang sangat berantakan
“iya..aku harus masak. Makanan sangat
mahal di Jepang, jadi kami harus masak supaya hemat,” jawab Aiko dengan santai
“Minho suka masakan apa saja...asalkan ada
yang memasak untuknya,” kata ibunya Minho
Aiko mengangguk senyum,”begitulah...itu
sebabnya aku suka sekali dengan Minho Nampyeon”
Ibunya Minho lalu ke meja makan, menaruh
sayur yang sudah dimasak dan kembali lagi ke dapur
“apa Minho menyusahkanmu??,”
Aiko senyum lagi,”kadang iya...kadang
menyenangkanku...aku hanya tidak tahan dengan cemberutnya dan suka cepat
mengeluh”
“ah.. Minho memang begitu sedari
kecil...walau akhirnya dia bisa mengatasi sendiri masalahnya,” kata ibunya yang
sekarang melihat nasi dalam rice cooker
“iya, begitulah, ibu. Itu sebabnya
terkadang aku mendiamkan saja kalau dia sudah cemberut atau menggerutu, nanti
juga selesai sendiri”
“Minho memang anak lelaki manja, aku
khawatir dia tidak bisa menyelesaikan masalah rumahtangga,”
“kami dibantu orangtua ku,” balas Aiko
“Mohon maaf jika menyusahkan keluarga Tuan
Kohashi,” Ibunya Minho malah menunduk hormat
“ah..tidak usah begitu, Ibu mertua..
ayahku sudah menganggap Minho Nampyeon sebagai anak sendiri. Memang begitulah
aturan yang ada di keluargaku,” Aiko mencoba menegakkan tubuh ibunya Minho yang
menunduk hormat padanya
Mereka lalu membawa semua sarapan pagi ke
atas meja makan.
“hari ini kami mau bermain ke
everland..kamu mau ikut Young Hee??,” tawar Minho sehabis mereka semua makan
pagi
Young Hee menggeleng,”Ani...aku tidak mau”
Minho menawarkan Tae Young,”mau??”
Tae Young mengangguk,”ya...aku mau”
“everland itu???,” tanya Aiko
“seperti dysneyland,” jawab Minho
“kamu dari kemarin ikut terus dengan Minho
Oppa..apa kamu suka dengan isterinya??,” tanya Young Hee pada Tae Young
“tidak seburuk yang kamu bayangkan kok...
Oppa suka dengan dia dan dia baik,” balas Tae Young
Minho mengerti apa yang dibicarakan kedua
adiknya, tetapi tidak dengan Aiko
“tidak usah membicarakan tentang isteriku
di depanku dan juga didepan dia, walau dia gak ngerti apa pembicaraan kalian,”
ujar Minho dengan nada jutek
“Minho..kamu tidak sepantasnya berbicara
dengan nada kasar seperti itu pada kedua adikmu,” kata ibunya
“gwaenchanh
a, Eomma...aku tidak suka mereka membicarakan isteriku, dia tidak jahat
dengan mereka,” balas Minho
“sudah, sudah...
tidak perlu lagi dibahas,” kata ayahnya
“baik, Appa,”
jawab Minho, Tae Young dan Young Hee secara bersamaan
Setelah mereka
pergi ke everland, pulangnya Minho malah jadi mikir lagi
“kenapa lagi
melamun?,” Aiko memeluknya di dalam kamar Minho
Minho menciumnya
habis-habisan
“umm...pasti lagi
mikir sesuatu deh,” kata Aiko
Minho masih
diatas tubuh pasangannya itu,”ada deh”, katanya singkat
“iya kan??,” Aiko
bertanya lagi
Minho lalu berbaring
disampingnya,”iya”
“soal tadi pagi,”
katanya lagi
“masih tentang
aku??,” tanya Aiko, gantian dia yang mencium Minho
“ummm...aku gak
tahan banget deh...gaman dekinai,”
ujar Minho
“aiyoo..lalu kenapa lagi denganku??,”
Aiko tidak ingin Minho mengalihkan pembicaraan mereka
“ah...si labil
Young Hee...sepertinya dia masih belum suka padamu, padahal Tae Young sudah
ramah padamu”, kata Minho, dia malah terus saja mencium Aiko
“eh... nanti dulu
dong,” kata Aiko
“kok enggak mau
sih??,” Minho gak mau ditolak keinginannya,”lupakan saja soal Young Hee itu,dia
memang tipe adik yang enggak gampang terima orang masuk ke rumah ini”
“Young Hee... i want to ask you, what makes you not like
me??what did i do wrong with your
brother??,” Aiko malam itu meminta bertemu Young Hee di belakang rumah
“kamu belum
pantas jadi isteri Minho Oppa,” balas Young Hee singkat
“tapi kami sama
sama cinta,” kata Aiko,”kakakmu sendiri yang meminta aku lebih dulu”
“aku gak percaya
itu, Oppa rasanya tidak seperti itu,”
“tapi memang
kakakmu yang meminta aku terlebih dulu,” ulang Aiko
“kamu bohong
kan?? Kamu tahu kan...kalau Oppa ini anak orang kaya jadi kamu mau saja begitu
pacaran dengan Oppa??Kuliahmu kan jadi dibayar Oppa, pasti kamu gunakan uang
Appa ku,” Young langsung menembak dengan kata-kata yang tidak enak
“tuduhan itu tidak benar, Young Hee...ini
semua sesuai dengan kesepakatan dan kakakmu sudah setuju dengan hal itu,” bela
Aiko atas dirinya sendiri
“ah, aku tidak percaya. Aku tahu Oppa
seperti apa,”
“aku mohon kamu percaya aku. Hal ini tidak
mudah, aku sendiri dimarahi kedua orangtuaku habis-habisan karena kakakmu
menghamili ku duluan,”
“aku tidak percaya itu,” kata Young
Hee,”aku belum pernah lihat Oppa nekat”
“tapi memang itu yang dilakukan,” kata
Aiko
“ada apa lagi, Young Hee??,” Minho muncul
“aaa...enggak, Oppa..enggak,” Young Hee
ketakutan dengan Minho, dia langsung ingin pergi dari ruangan itu
“tunggu dulu,” Minho menarik tangannya
“kalian membicarakan apa??,” tanya Minho
lagi
“ah...sumimasen, Minho Otto...aku hanya
ingin minta penjelasan pada Young Hee kun, kenapa dia sepertinya tidak suka
aku? Apa salahku??,” jawab Aiko
“aku yang salah, Young Hee, bukan dia,”
kata Minho
“pasti dia duluan yang minta Oppa dekat
dengannya,”
Minho menggeleng,”bukan, tapi aku.
Sudahlah Young Hee...aku tidak suka kamu benci dengan kakak iparmu,”
Aiko diam saja ketika Minho dan Young Hee
bicara
Lalu Minho menarik tangan Aiko,”sudah
malam, harusnya kamu tidur,”
“ya..baiklah,” jawab Aiko
“good
night, Young Hee kun,” senyum Aiko pada Young Hee
“Memalukan, shit,” gerutu Young Hee pada
mereka berdua
“aku minta maaf atas tingkah adikku,” kata
Minho
Aiko menggeleng saja,”tidak apa, aku
mengerti”
“tapi kamu jadi sedih, iya kan??,” tanya
Minho lagi
Aiko mengangguk,”begitulah”
Minho lalu menaikkan kepalanya di telapak
tangannya,”umm... kamu tetap jadi bagian keluarga ini kok”
“aku gak apa kok, tenang saja, Nampyen,”
senyum Aiko
“malam ini.. kita habiskan disini saja
deh..bete sekali aku dengan Young Hee,” keluh Minho
Aiko mendekatkan badannya pada Minho, lalu
Minho menciumnya
“liburan yang menyenangkan atau tidak??,”
tanya dia pada Aiko
“menyenangkan..,” jawab Aiko
“jujur kan..menyenangkan??,” tanya Minho
lagi
Aiko mengangguk,”hai”
“cintaku akan bertahan lama padamu, Aiko
chan...kan aku sudah janji..aku duluan yang mulai,” kata Minho
“aku percaya kok,” balas Aiko
Bersambung ke part 23....