Hari ke-4, Minho berniat mengajak Aiko ke
sebuah pulau yang cukup indah dan bagi banyak orang sebagai tempat yang
romantis.
“eh?? Kita mau kemana??,” tanya Aiko heran
“kita menyebrang dulu sebentar... lalu
lihat apa yang ada!,” Minho begitu ceria sekali di hari ke empat mereka ada di
Korsel.
Sesampainya disana.. Aiko melihat lihat
sekeliling tempat itu...
“seperti aku pernah melihatnya.. tapi
dimana ya?? Seperti sebuah drama,” katanya heran
“iya.. winter sonata.. kita masih kecil
waktu serial ini ada, hehehe,” jawab Minho. Dia menggengam tangan Aiko.
“kesini bagusnya berduaan saja, gak usah
ajak Tae Young, apalagi Young Hee,” lanjutnya lagi
Aiko menoleh pada Minho,”heeeh?? Enggak
boleh begitu ah sama adik sendiri”
“Tapi kan sebenarnya ini honeymoon kita
yang kedua,” balas Minho
“iya deh.. gak usah cemberut gitu loh..
nanti cakepnya Nampyeon hilang deh,” goda Aiko sambil senyum.
Minho merangkulnya. Dia lalu mengeluarkan
kamera dan kaki tripod dari tasnya.
“ini.. kita foto ikutan gaya Bae Young
Joon Oppa,” kata Minho
“begitu??,” tanya Aiko, sambil dia melihat
gaya dua orang cowok cewek yang saling berpelukan
“ah, hihihihi,” Aiko malah cekikikan,”ada
berita apa lagi? Kenapa mendadak romantis??”
“mulai deh.. mulai.. godain lagi,” Minho
cemberut lagi
“aiyoo..
hai hai.. sashin o tote (ayo berfoto-red),” Aiko langsung menarik tangan
Minho.
“nanti dong.. aku atur kamera dulu,” Minho
jadi gak cemberut lagi. Dia langsung memasang tripod untuk foto
“seperti itu ya, gayanya.. ayo,” katanya
lagi
Mereka berdua meniru gaya yang ada di
patung itu. Minho jadi melankolis sekali ketika meniru, Aiko malah cengengesan.
“eh.. jangan ketawa dong.. aku sudah
serius nih, tiru Oppa itu..,” Minho cemberut lagi
“ya.. baiklah,” kata Aiko
“sebentar.. settingan kamera nya diubah
lagi.. cepat ya,” Minho langsung berlari ke kamera, dia setting lalu kembali
lagi
“cepat loh.. sepuluh detik.. cepat
bergaya,” katanya dengan penuh semangat
Mereka lalu meniru patung di winter sonata
itu. Minho benar benar bergaya serius, karena dia memang pernah jadi model.
“flash,” kamera 3 kali terbidik yang sama.
“haaahhh.. kita lihat deh.. bagus enggak
ya? Kangen foto sana sini,” Minho lalu menuju tripodnya lagi.
“hei..sini lihat.. bagus loh,” katanya
senang. Aiko menghampirinya dan melihat hasil foto mereka
“eh.. ih.. Nampyeon genit sekali,” dia melihat foto wajah Minho yang serius
foto tapi terlihat romantisnya
Minho hanya cengengesan,”aku kan memang
suka sekali foto.. umm.. kita kesana sekarang!,”
Dia menarik-tarik tangan Aiko
“pelan pelan dong Nampyeon... wah...
senang sekali deh,” tawa Aiko ke Minho
“aku memang lagi bahagia,” jawab Minho
dengan tawanya juga
“senangnya lihat dia bahagia... Nampyeon
memang masih terlihat seperti anak-anak,” kata hatinya Aiko ketika melihat
Minho tertawa lepas
Mereka menghabiskan waktu hari itu di
pulau itu... banyak melihat scene seperti yang ada di drama itu.
“tapi aku gak mau seperti drama ini.. aku
maunya bahagia sampai akhir,” kata Minho ketika mereka melihat scene kedua
tokoh sedang berpelukan tetapi pada dasarnya mereka sedih
“itu kan cuma drama, Nampyeon...tidak
perlu dimasukin ke hati,” senyum Aiko
“aku khawatir,” balas Minho cepat
“karena kita belum menjalani prosesnya..
kemarin kemarin sebenarnya sudah.. bagaimana Nampyeon membuat aku kesal karena
mengurungku.. sumimasen.. karena
memaksaku tidak bekerja, itu sebenarnya menyusahkanku,” ujar Aiko. Dia duduk di
sebuah semacam rumah kecil beratap rumbia dan Minho duduk disebelahnya.
“lalu..sampai sekarang..apa kamu masih
kesal denganku?,” tanya Minho, menoleh pada Aiko
Aiko menggeleng,”eumm...tidak.. kalau
Nampyeon tidak seperti anak kecil yang memaksa ku”
“jadi..aku ini masih anak-anak ya..
kesannya dimatamu??,” wajah cemberut Minho muncul lagi
Aiko menghela nafas, lalu berdiri agak
susah menahan perutnya,”aaahh...gimana ya??,” dia menoleh pada Minho
“ya begitulah... terkadang,” dia senyum
pada Minho
“sepertinya..seperti anak-anak sudah sifat
permanenku,” keluh Minho
Aiko bergumam,”ummm.. belum tentu juga
sih... kadang aku bangga denganmu loh.. kamu bertanggung jawab padaku.. hanya
saja.. cemberutmu itu yang aku gak tahan, Nampyeon..”
“kadang aku juga bingung dengan
sifatmu..apa marah denganku atau hanya memang ingin memperingatkan aku...supaya
aku menuruti kemauanmu??,”
“jadi..aku separah itu ya??,” tanya Minho
“umm...bagaimana aku katakannya ya??,”
Aiko seperti memutar mutar bola matanya,”ya...begitu deh.. terkadang.. ah..
tapi”
“tapi apa??,” Minho penasaran dengan
kalimat terakhir isterinya.
Dia berdiri lalu menghampiri Aiko
“Tapi...,” Aiko senyum
“tapi apa?? Bikin penasaran deh,” Minho
gak sabar
Aiko berjingkat, mencium Minho, lalu
berbisik,”demo... atashi wa hontou ni
anta wo aishiteru yo...itsumo”
“yoo...
nal-i neomu... dangsin eul salanghae... i love you too,” senyum Minho
Aiko cekikikan dengan perkataan
Minho,”wajah Nampyeon manis sekali.. kalau anak kita perempuan.. mirip sekali
nanti ya??”
“enggak apa.. aku banyak yang suka loh,”
goda Minho
“ewww.. begitu deh,” keluh Aiko
“pasti cemburu deh, hahahaha,” Minho malah
tertawa
“salju turun...kita berteduh,” Minho
menarik tangannya Aiko, lari lagi ke rumah kecil beratap seperti rumbia
Minho menggenggam kedua tangan Aiko walau
diselimuti dengan sarung tangan,”jangan sampai kamu kedinginan...dingin sekali
Seoul hari ini”
Aiko mengangguk,”kita pulang saja??aku
takut sakit, Nampyeon.. nanti anak kita sakit”
Minho merangkulnya dan memeluknya menembus
salju. Mereka kembali pulang.
“ini..diminum sedikit saja, Eonni..biar
badanmu hangat,” kata Tae Young, menawarkan segelas ginseng hangat pada Aiko
“thank
you very much, Tae Young
kun,” balas Aiko, dia meniup niup gelas itu lalu meninum airnya sedikit sedikit
“apa masih terasa lemas??,”tanya Minho.
Aiko menggeleng,”tidak terlalu lagi, honey,”
senyumnya
“wah.. Oppa sama Eonni pasti senang senang
romantis disana ya??,” goda Tae Young
“begitulah, hihihi,” Aiko cekikikan sambil
masih memegang gelas ditangannya
“aku minta,” Minho merebut gelas dari
tangan Aiko dan langsung meminumnya sedikit.
“Oppa aneh deh,” kata Tae Young
“ini tidak aneh..sudah akan biasa kalau
kamu punya cowok nanti,” balas Minho
“asik loh...romaentig,” Minho iseng pada adiknya
Aiko bengong gelasnya direbut,”itu kan
punya ku..nanti si adik minta”
Minho memberikannya lagi,”pelit ah..kan
cuma sedikit”
“seperti anak-anak banget deh,” gumam Tae
Young, dia berlalu dari keduanya.
“kamu masih benci dengan Aiko Eonni itu,
Young Hee??,” kata Tae Young dikamar Young Hee
“dia kan gak pantes buat Minho Oppa,”
jawab Young Hee dengan suara judes
Tae Young lalu duduk di tempat
tidur,”sepertinya sih..aku gak ada masalah dengan Eonni deh”
“kamu terlalu baik sama orang lain,” balas
Young Hee
“Minho Oppa itu baik sama kita.. masak
kita gak mau baik sama isterinya??,” kata Tae Young lagi, mencoba membujuk
Young Hee
“kamu saja sana yang baik sama dia....aku
malas, bukan urusanku,” Young Hee mengerjakan sesuatu dengan smartphone nya
“kasian deh Oppa kalau begitu,” gumam Tae
Young
“itu kan sudah resikonya dia...kenapa gak
mikir mikir lagi soal cari isteri, aku saja lihatnya malas banget,” gerutu
Young Hee
“kalau Oppa pulang...kamu baru gak sebel
sama isterinya??,”
“mungkin,” balas Young Hee singkat
“umm...ya sudahlah...terserah,” Tae Young
bangun dari duduknya terus keluar kamar Young Hee
“makan deh tuh cewek,” gerutu Young Hee
pada Tae Young
“kalau sudah pulang, kalian mau apa?,”
tanya ayahnya Minho
“meneruskan studi..sudah masuk tahun ke
dua, Appa...saatnya belajar lebih keras lagi. Rencananya aku ingin ada kerja
tambahan,” jawab Minho
Aiko menoleh pada Minho,”kerja
tambahan??”, katanya dalam hati. Sudah terbayang dia akan menghadapi Minho yang
pulang larut malam dan akhirnya Minho bete sendiri karena kecapean
“memang pekerjaanmu jadi model masih
kurang??,” tanya ibunya
“Aniyo..aku
kemarin sempat mengundurkan diri, dan aku rasa...baik kalau melanjutkan lagi,” jawab
Minho
Aiko diam saja, dia merasa tidak pantas
mencampuri alur pembicaraan itu.
“jangan sampai studi mu berantakan,” kata
ayahnya Minho
“baik, Appa...studiku baik baik saja kok,”
balas Minho. Dia berbohong karena sebenarnya dia sudah mendapatkan surat
peringatan hanya tidak diberikan ke orangtuanya
“Minho kun...kenapa jadi bohong??,” Aiko
memandang Minho saja, berkata dalam hatinya
“ada apa, Aiko? Kenapa melihat Minho
seperti itu??,” tanya ibunya Minho, heran
“ah...that’s
okay...i was just confused with what you are all talking about,” jawab
Aiko, gugup
“shinpaishinai
de kure...karera wa jibun no hanashi o sarete inai,” kata Minho, mengatakan
memang mereka tidak ngomongin Aiko, tapi tentang dirinya
Aiko diam saja, tidak membalas perkataan
Minho dan memang sedang tidak enak karena pembicaraan dalam bahasa yang hanya
dimengerti mereka
“Appa menginginkan laporan hidupmu selama
1 tahun terakhir ini...kemungkinan kami akan ke jepang,” kata ayahnya
“really??,” Minho heran dan senang,”kalau
bisa.. nanti ketika dia lahir”
“pastikan studi dan rumahtanggamu
baik...sebab kami khawatir sekali,” kata ibunya
“geogjonghaji
maseyo, Eomma... kami pasti bisa,” jawab Minho dengan suara agak manja
“buktikan kalau memang bisa,” balas
ayahnya
“Geuae...gwaenchanh
a, Appa,” balas Minho
“apa yang ayahmu katakan tadi??,” tanya
Aiko
“aku diminta untuk membuktikan
kemandirianku dimata mereka,” jawab Minho, dia membuka-buka buku yang terletak
di depan meja belajarnya
“lalu..kamu katakan kamu sanggup??,”
Minho mengangguk,”aku.. akan kerja lagi
sebagai model...kamu tidak marah kan?”
Aiko berfikir agak lama, lalu,”apa..tidak
mengganggu studi lagi??”
Minho menghela nafasnya,”aah.. itu sih
yang jadi kekhawatiranku”
“lalu...aku harus bagaimana?? Ternyata
susah begini ya??”
Mereka diam saja. Lalu Minho membuka
kembali pembicaraan,”apa aku salah ya??”
“tentang??,” tanya Aiko
“keputusan kita nikah,” jawab Minho
“menyesal??,” tanya Aiko lagi
Minho menggeleng,”Iya (tidak-red), hanya saja.. kenapa semakin banyak tantangan,”
“mungkin memang seperti itu??,” tanya Aiko
lagi
“ya.. mungkin saja.. makanya, aku ingin
kerja keras kumpulkan uang lebih banyak lagi.. kamu jangan marah kalau aku
kemana-mana lagi,”
“aku hanya khawatirkan studimu, Nampyeon..
gak kebayang, nanti ayahmu bisa marah
kalau beasiswamu dicabut,”
Minho bergumam,”umm.. aku akan minta lagi
sama Takeuchi san supaya aku hanya berkutat diseputar dalam Jepang saja.. tidak
seperti kemarin kemana-mana.. untung Appa dan Eomma tidak tahu... huff,”
“kalau begitu.. ya.. mau bagaimana
lagi??,” Aiko menaikkan kedua tangannya sebahu, ekspresi terserah
“jadi...terserah nih?? Kamu tahu kan,
konsekuensinya kalau aku jadi pergi kemana-mana untuk pekerjaan ini??,”
Aiko mengangguk,”aku hanya pikirkan
dia..kamu harus cari banyak uang supaya makan, sampai sekolahnya bagus”
Minho bangun dari kursi, lalu duduk dan
melemparkan badannya ke atas tempat tidur,”haaa....capek banget ternyata
seperti ini,” keluhnya
Aiko ikutan berbaring disampingnya, lalu memijat
pundak Minho,”semua apa apa harus kita atasi sama-sama”
Minho menoleh padanya, senyum
dan,”chu..aku cinta kamu”,
Lalu dia menopang kepalanya dengan
tangannya bersiku,”ya...yang penting kan..aku setia aja..iya kan?? Janji gak
ada selingkuh-selingkuhan..lalu kalau aku kerja jauh jauh kamu enggak bete dan
ngambek minta aku pulang..dan ..aku pasti gak akan macam macam”
Aiko mengangguk saja
“jadi..jangan ngambek dan ngebetein lagi
seperti yang lalu,” kata Minho lagi
“um.. aku janji,” jawab Aiko
Minho menghela nafasnya, kedua tangannya
dijadikan bantal bagi kepalanya yang menghadap ke langit-langit atap,”ternyata
berat banget...aku gak nyangka...aku ternyata masih ketakutan dan belum dewasa
banget menghadapi semuanya”
“Tapi...tadi Appa bilang, kalau aku bisa...Appa
dan Eomma akan percaya lagi padaku,” lanjutnya lagi
“aku akan membantu, aku gak akan minta
macam macam kecuali memang yang sudah bagianku,” kata Aiko
Minho menoleh padanya,”iya...janji
ya..jangan menyusahkan aku, kepalaku pusing”
“besok aku akan bawa kamu jalan-jalan ke
rumah teman ku,” katanya lagi
Aiko surprised Minho mau membawanya jalan
bukan ke tempat hiburan. Bagi dia, kenal kota ini pasti sudah sangat
menyenangkan, apalagi dikenalkan dengan teman pasangannya itu.
Sore itu, mereka janji jalan ke rumah
seorang teman Minho yang ternyata teman nakal waktu SMA.
“hahahaha... payah juga kamu Ryung Chul..
gak heran sampai sekarang kuliahmu berantakan,” Minho tertawa kencang meledek
temannya itu sampai terpingkal-pingkal.
Ryung Chul memukul kepala Minho,”kamu
beda.. walau kamu badung dan mengajak teman-teman bolos dan berantem... tapi
kamu kan pintar”
Aiko tidak mengerti apa yang dibicarakan
mereka berdua, tapi dia heran melihat teman Minho itu main memukul kepalanya
saja dengan kasar
“kare
wa boku no shin’yuu da
(he’s my best friend-red),” kata Minho pada Aiko
Aiko menunduk hormat pada Ryung Chul
Ryung heran,”heeeeehhh.....hangug eo aningayo??eodiseo chaj-ass eo?ilbon
eseo??”
Minho mengangguk,”ye...ilbon eoimyeo”
“wooh...kon’nichiwa...,” Ryung mencoba bicara dengan bahasa jepang tapi
beraksen kaku
Aiko hanya tersenyum,”Kon’nichiwa Ryung san...hajimemashite”
Minho memukul kepala
Ryung,”hey...sudah..jangan kamu lihat dia sampai seperti itu..awas ya!”
Ryung tertawa tawa,”ayo duduk”
“jadi kamu sekarang cuma usaha aja??,”
tanya Minho
“sekolahku gak pintar, kamu kan
tahu...orangtuaku gak minat aku kuliah, bisa bisa hanya habiskan uang mereka
saja”, jawab Ryung
“yeah.. kamu memang biang ribut disekolah,
hahaha,” Minho malah mentertawakan temannya
“hai...This
Minho’s girl used to be was sexy one (Minho ini dulu pacarnya cewek sexy),”
Ryung malah iseng dengan Aiko
Aiko ingin berubah air mukanya, tapi dia
menahan dirinya
“you
dont believe it, right??,” kata Ryung lagi, makin ngompor ngomporin
“jangan bercanda ah, Ryung,” Minho jadi
kalut, takut nanti dia dicemburuin Aiko lagi sampai ribut dan membanting pintu
lalu nangis
Ryung tertawa keras,”hahahaha... aku pengen
tahu apa isterimu ini cemburu atau gak”
“jangan digoda...aku bisa tidak tidur
dengannya berhari hari,” balas Minho
“naege
gegjismal eulhaji anhneunda (jangan bohong deh Minho), sebenarnya kamu kan yang
bisa marah sama dia? Hahaha,” Ryung makin bercanda
“eh...ibdagchyeo,”
balas Minho, gak suka..
“okay okay.. nyerah.. kamu masih gak
berubah.. ,” kata Ryung
“hei Nyonya.. kamu happy happy saja hidup
dengan dia kan??,” tanya Ryung ke Aiko
Aiko mengangguk,”iya..happy,”
“kamu gak diselingkuhi dia kan?,” tanya
Ryung lagi
Aiko menggeleng,”tidak... Minho Nampyeon
baik..”
“kamu ini.. sudah..aku gak suka..
kita ngobrol yang lain saja,” kata Minho
mengalihkan pembicaraan temannya itu
“mantan mu sempat cari kamu juga, tapi aku
bilang kamu dapat beasiswa, jadi kayaknya susah ketemu,” Ryung bicara topik
masa lalu
Minho jadi serius,”beneran... kapan dia
tanya??”
Aiko benar benar hanya diam saja, dia
memang enggak ngerti dengan bahasa yang mereka bicarakan
“gak lama kok.. sekitar minggu lalu,”
jawab Ryung
“eh.. anae mu itu...dia gak ngerti bahasa
kita kan??,” lanjutnya lagi
Minho menggeleng,”Gak..tenang saja...lalu?”
“dia sempat minta nomor kontakmu..tapi aku
memang enggak tahu perkembanganmu yang terakhir kan??,” ujar Ryung
“umm....,”Minho bergumam,”mungkin dia ada
masalah??”
Aiko jadi agak heran dengan wajah Minho
yang sepertinya serius dengan pembicaaraan itu
“ada apa dengan Minho??sepertinya ada yang
aneh,” katanya dalam hati
“ah..kamu masih punya no dia enggak??,”
tanya Minho pada Ryung
Ryung menunjukkan HP nya, Aiko tidak
curiga sama sekali kalau Minho meminta nomor mantan pacarnya
“nanti isterimu cemburu loh??,” tanya
Ryung
“ah....aku malah khawatir tentang Eun Ha,”
“iya..aku lihat wajahnya kemarin kusut
banget..seperti dia cari cari kamu banget,”
Minho jadi mikir, ada apa sebenarnya
dengan mantannya itu. Dia memang putus dahulu karena dia pikir enggak bakal
bisa ketemu lagi karena jarak yang jauh dan Minho bukan tipe yang tahan dengan
LDR aka hubungan jarak jauh, dia bisa menderita kalau tidak diperhatikan
pasangannya
“apa aku harus hubungin Eun Ha ya?? Aku
merasakan ada yang enggak enak dengan dirinya,” kata hatinya Minho
“ah..gomawo,
Ryung,” kata Minho
“thats
okay...kamu jangan lupa, jangan sampai ketahuan dia,” Ryung agak melirik
pada Aiko, tapi karena cewek itu gak ngerti apa maksudnya, jadi Aiko mendiamkan
saja
Pulang dari toko nya Ryung, Minho malah
jadi mikir tentang nasib mantan pacarnya itu. Dia melihat no hp cewek itu
“Ja Eun Ha.. lama juga kita gak ngobrol
lagi... kamu baik baik aja kan??,” Minho duduk di kursi di kamarnya, lalu dia
melihat Aiko yang sudah tidur.
“berkhianat gak ya??,” ternyata dia mikir
mikir mau telepon mantannya itu
Akhirnya dia keluar kamar dan mendial no
Ja Eun Ha..
“Minho??,” kata suara cewek diujung
telepon sana
“Ye...
jal jinaess eyo??,” Minho bertanya kabar cewek itu,”lama sekali kita enggak
hubungan.. aku dapat no mu dari Ryung Chul”
“aku baik, Minho.. kamu kemana saja??,”
tanya Eun Ha
“ah.. mian..
aku pergi kuliah di jepang.. aku sedang liburan dan 3 hari lagi pulang...
kamu..sehat saja bukan??,”
“aku senang kamu meneleponku,”
“ada apa dengan kamu?? Ryung bilang kamu
mencariku”
“aku ada masalah, Minho,” suara Eun Ha
memelas.
“ada apa?? Apa masih masalah yang lalu??,”
tanya Minho. Eun Ha memang gadis malang, ayahnya tukang judi dan itu
memberatkan dia dan ibunya. Minho pacaran dengannya tapi tidak disetujui
orangtuanya karena kelakuan ayahnya Eun Ha.
“iya.. ayahku semakin gila judi,” keluh
Eun Ha
“usir saja ayahmu,” kata Minho kesal
mendengar perkataan Eun Ha
“aku ingin sekali bertemu denganmu,
Minho,”
Minho tidak menolak,”dimana??kapan?”,
ternyata dalam pikirannya, dia ingin sekali membantu Eun Ha
“besok..apakah bisa??,” pinta Eun Ha
“aku pikirkan dulu, kamu tenang saja,”
senyum Minho. Dia sama sekali tidak dendam atau berperasaan buruk terhadap
mantannya itu.
“besok kita bertemu di cafe yang
dulu...tempat biasa kita dulu bertemu,” kata Minho lagi
“aku tidak boleh mengajak Aiko
chan...takut dia marah...kasihan Eun Ha,” kata Minho setelah menutup
teleponnya, dia lalu masuk kamar
Aiko bangun mendengar suara pintu
dibuka,”ah...belum tidur juga??,” dia bangun dan duduk
Minho senyum dan duduk disamping tempat
tidur, dia melepas sandalnya lalu berbaring,”belum...tidur yuk??”
Minho memeluk ceweknya dalam tidurnya
itu...
“besok bertemu Eun Ha... mian haeyo, Aiko chan.. ini penting...,”
kata hatinya Minho
Aiko senyum saja dipeluk Minho..
Bersambung ke part 24....