This is me....

Senin, Juni 30, 2014

Pernikahan ½ (Part 23: Bertemu Masa Lalu)

Hari ke-4, Minho berniat mengajak Aiko ke sebuah pulau yang cukup indah dan bagi banyak orang sebagai tempat yang romantis.
“eh?? Kita mau kemana??,” tanya Aiko heran
“kita menyebrang dulu sebentar... lalu lihat apa yang ada!,” Minho begitu ceria sekali di hari ke empat mereka ada di Korsel.
Sesampainya disana.. Aiko melihat lihat sekeliling tempat itu...
“seperti aku pernah melihatnya.. tapi dimana ya?? Seperti sebuah drama,” katanya heran
“iya.. winter sonata.. kita masih kecil waktu serial ini ada, hehehe,” jawab Minho. Dia menggengam tangan Aiko.
“kesini bagusnya berduaan saja, gak usah ajak Tae Young, apalagi Young Hee,” lanjutnya lagi
Aiko menoleh pada Minho,”heeeh?? Enggak boleh begitu ah sama adik sendiri”
“Tapi kan sebenarnya ini honeymoon kita yang kedua,” balas Minho
“iya deh.. gak usah cemberut gitu loh.. nanti cakepnya Nampyeon hilang deh,” goda Aiko sambil senyum.
Minho merangkulnya. Dia lalu mengeluarkan kamera dan kaki tripod dari tasnya.
“ini.. kita foto ikutan gaya Bae Young Joon Oppa,” kata Minho
“begitu??,” tanya Aiko, sambil dia melihat gaya dua orang cowok cewek yang saling berpelukan
Minho mengangguk,”iya.. begitu.. yuk.. romantis kan??”
“ah, hihihihi,” Aiko malah cekikikan,”ada berita apa lagi? Kenapa mendadak romantis??”
“mulai deh.. mulai.. godain lagi,” Minho cemberut lagi
aiyoo.. hai hai.. sashin o tote (ayo berfoto-red),” Aiko langsung menarik tangan Minho.
“nanti dong.. aku atur kamera dulu,” Minho jadi gak cemberut lagi. Dia langsung memasang tripod untuk foto
“seperti itu ya, gayanya.. ayo,” katanya lagi
Mereka berdua meniru gaya yang ada di patung itu. Minho jadi melankolis sekali ketika meniru, Aiko malah cengengesan.
“eh.. jangan ketawa dong.. aku sudah serius nih, tiru Oppa itu..,” Minho cemberut lagi
“ya.. baiklah,” kata Aiko
“sebentar.. settingan kamera nya diubah lagi.. cepat ya,” Minho langsung berlari ke kamera, dia setting lalu kembali lagi
“cepat loh.. sepuluh detik.. cepat bergaya,” katanya dengan penuh semangat
Mereka lalu meniru patung di winter sonata itu. Minho benar benar bergaya serius, karena dia memang pernah jadi model.
“flash,” kamera 3 kali terbidik yang sama.
“haaahhh.. kita lihat deh.. bagus enggak ya? Kangen foto sana sini,” Minho lalu menuju tripodnya lagi.
“hei..sini lihat.. bagus loh,” katanya senang. Aiko menghampirinya dan melihat hasil foto mereka
“eh.. ih.. Nampyeon genit sekali,” dia melihat foto wajah Minho yang serius foto tapi terlihat romantisnya
Minho hanya cengengesan,”aku kan memang suka sekali foto.. umm.. kita kesana sekarang!,”
Dia menarik-tarik tangan Aiko
“pelan pelan dong Nampyeon... wah... senang sekali deh,” tawa Aiko ke Minho
“aku memang lagi bahagia,” jawab Minho dengan tawanya juga
“senangnya lihat dia bahagia... Nampyeon memang masih terlihat seperti anak-anak,” kata hatinya Aiko ketika melihat Minho tertawa lepas
Mereka menghabiskan waktu hari itu di pulau itu... banyak melihat scene seperti yang ada di drama itu.

“tapi aku gak mau seperti drama ini.. aku maunya bahagia sampai akhir,” kata Minho ketika mereka melihat scene kedua tokoh sedang berpelukan tetapi pada dasarnya mereka sedih
“itu kan cuma drama, Nampyeon...tidak perlu dimasukin ke hati,” senyum Aiko
“aku khawatir,” balas Minho cepat
“karena kita belum menjalani prosesnya.. kemarin kemarin sebenarnya sudah.. bagaimana Nampyeon membuat aku kesal karena mengurungku.. sumimasen.. karena memaksaku tidak bekerja, itu sebenarnya menyusahkanku,” ujar Aiko. Dia duduk di sebuah semacam rumah kecil beratap rumbia dan Minho duduk disebelahnya.
“lalu..sampai sekarang..apa kamu masih kesal denganku?,” tanya Minho, menoleh pada Aiko
Aiko menggeleng,”eumm...tidak.. kalau Nampyeon tidak seperti anak kecil yang memaksa ku”
“jadi..aku ini masih anak-anak ya.. kesannya dimatamu??,” wajah cemberut Minho muncul lagi
Aiko menghela nafas, lalu berdiri agak susah menahan perutnya,”aaahh...gimana ya??,” dia menoleh pada Minho
“ya begitulah... terkadang,” dia senyum pada Minho
“sepertinya..seperti anak-anak sudah sifat permanenku,” keluh Minho
Aiko bergumam,”ummm.. belum tentu juga sih... kadang aku bangga denganmu loh.. kamu bertanggung jawab padaku.. hanya saja.. cemberutmu itu yang aku gak tahan, Nampyeon..”
“kadang aku juga bingung dengan sifatmu..apa marah denganku atau hanya memang ingin memperingatkan aku...supaya aku menuruti kemauanmu??,”
“jadi..aku separah itu ya??,” tanya Minho
“umm...bagaimana aku katakannya ya??,” Aiko seperti memutar mutar bola matanya,”ya...begitu deh.. terkadang.. ah.. tapi”
“tapi apa??,” Minho penasaran dengan kalimat terakhir isterinya.
Dia berdiri lalu menghampiri Aiko
“Tapi...,” Aiko senyum
“tapi apa?? Bikin penasaran deh,” Minho gak sabar
Aiko berjingkat, mencium Minho, lalu berbisik,”demo... atashi wa hontou ni anta wo aishiteru yo...itsumo
“yoo... nal-i neomu... dangsin eul salanghae... i love you too,” senyum Minho
Aiko cekikikan dengan perkataan Minho,”wajah Nampyeon manis sekali.. kalau anak kita perempuan.. mirip sekali nanti ya??”
“enggak apa.. aku banyak yang suka loh,” goda Minho
“ewww.. begitu deh,” keluh Aiko
“pasti cemburu deh, hahahaha,” Minho malah tertawa
“salju turun...kita berteduh,” Minho menarik tangannya Aiko, lari lagi ke rumah kecil beratap seperti rumbia
Minho menggenggam kedua tangan Aiko walau diselimuti dengan sarung tangan,”jangan sampai kamu kedinginan...dingin sekali Seoul hari ini”
Aiko mengangguk,”kita pulang saja??aku takut sakit, Nampyeon.. nanti anak kita sakit”
Minho merangkulnya dan memeluknya menembus salju. Mereka kembali pulang.

“ini..diminum sedikit saja, Eonni..biar badanmu hangat,” kata Tae Young, menawarkan segelas ginseng hangat pada Aiko
“thank you very much, Tae Young kun,” balas Aiko, dia meniup niup gelas itu lalu meninum airnya sedikit sedikit
“apa masih terasa lemas??,”tanya Minho.
Aiko menggeleng,”tidak terlalu lagi, honey,” senyumnya
“wah.. Oppa sama Eonni pasti senang senang romantis disana ya??,” goda Tae Young
“begitulah, hihihi,” Aiko cekikikan sambil masih memegang gelas ditangannya
“aku minta,” Minho merebut gelas dari tangan Aiko dan langsung meminumnya sedikit.
“Oppa aneh deh,” kata Tae Young
“ini tidak aneh..sudah akan biasa kalau kamu punya cowok nanti,” balas Minho
“asik loh...romaentig,” Minho iseng pada adiknya
Aiko bengong gelasnya direbut,”itu kan punya ku..nanti si adik minta”
Minho memberikannya lagi,”pelit ah..kan cuma sedikit”
“seperti anak-anak banget deh,” gumam Tae Young, dia berlalu dari keduanya.

“kamu masih benci dengan Aiko Eonni itu, Young Hee??,” kata Tae Young dikamar Young Hee
“dia kan gak pantes buat Minho Oppa,” jawab Young Hee dengan suara judes
Tae Young lalu duduk di tempat tidur,”sepertinya sih..aku gak ada masalah dengan Eonni deh”
“kamu terlalu baik sama orang lain,” balas Young Hee
“Minho Oppa itu baik sama kita.. masak kita gak mau baik sama isterinya??,” kata Tae Young lagi, mencoba membujuk Young Hee
“kamu saja sana yang baik sama dia....aku malas, bukan urusanku,” Young Hee mengerjakan sesuatu dengan smartphone nya
“kasian deh Oppa kalau begitu,” gumam Tae Young
“itu kan sudah resikonya dia...kenapa gak mikir mikir lagi soal cari isteri, aku saja lihatnya malas banget,” gerutu Young Hee
“kalau Oppa pulang...kamu baru gak sebel sama isterinya??,”
“mungkin,” balas Young Hee singkat
“umm...ya sudahlah...terserah,” Tae Young bangun dari duduknya terus keluar kamar Young Hee
“makan deh tuh cewek,” gerutu Young Hee pada Tae Young

“kalau sudah pulang, kalian mau apa?,” tanya ayahnya Minho
“meneruskan studi..sudah masuk tahun ke dua, Appa...saatnya belajar lebih keras lagi. Rencananya aku ingin ada kerja tambahan,” jawab Minho
Aiko menoleh pada Minho,”kerja tambahan??”, katanya dalam hati. Sudah terbayang dia akan menghadapi Minho yang pulang larut malam dan akhirnya Minho bete sendiri karena kecapean
“memang pekerjaanmu jadi model masih kurang??,” tanya ibunya
Aniyo..aku kemarin sempat mengundurkan diri, dan aku rasa...baik kalau melanjutkan lagi,” jawab Minho
Aiko diam saja, dia merasa tidak pantas mencampuri alur pembicaraan itu.
“jangan sampai studi mu berantakan,” kata ayahnya Minho
“baik, Appa...studiku baik baik saja kok,” balas Minho. Dia berbohong karena sebenarnya dia sudah mendapatkan surat peringatan hanya tidak diberikan ke orangtuanya
“Minho kun...kenapa jadi bohong??,” Aiko memandang Minho saja, berkata dalam hatinya
“ada apa, Aiko? Kenapa melihat Minho seperti itu??,” tanya ibunya Minho, heran
“ah...that’s okay...i was just confused with what you are all talking about,” jawab Aiko, gugup
shinpaishinai de kure...karera wa jibun no hanashi o sarete inai,” kata Minho, mengatakan memang mereka tidak ngomongin Aiko, tapi tentang dirinya
Aiko diam saja, tidak membalas perkataan Minho dan memang sedang tidak enak karena pembicaraan dalam bahasa yang hanya dimengerti mereka
“Appa menginginkan laporan hidupmu selama 1 tahun terakhir ini...kemungkinan kami akan ke jepang,” kata ayahnya
“really??,” Minho heran dan senang,”kalau bisa.. nanti ketika dia lahir”
“pastikan studi dan rumahtanggamu baik...sebab kami khawatir sekali,” kata ibunya
geogjonghaji maseyo, Eomma... kami pasti bisa,” jawab Minho dengan suara agak manja
“buktikan kalau memang bisa,” balas ayahnya
Geuae...gwaenchanh a, Appa,” balas Minho

“apa yang ayahmu katakan tadi??,” tanya Aiko
“aku diminta untuk membuktikan kemandirianku dimata mereka,” jawab Minho, dia membuka-buka buku yang terletak di depan meja belajarnya
“lalu..kamu katakan kamu sanggup??,”
Minho mengangguk,”aku.. akan kerja lagi sebagai model...kamu tidak marah kan?”
Aiko berfikir agak lama, lalu,”apa..tidak mengganggu studi lagi??”
Minho menghela nafasnya,”aah.. itu sih yang jadi kekhawatiranku”
“lalu...aku harus bagaimana?? Ternyata susah begini ya??”
Mereka diam saja. Lalu Minho membuka kembali pembicaraan,”apa aku salah ya??”
“tentang??,” tanya Aiko
“keputusan kita nikah,” jawab Minho
“menyesal??,” tanya Aiko lagi
Minho menggeleng,”Iya (tidak-red), hanya saja.. kenapa semakin banyak tantangan,”
“mungkin memang seperti itu??,” tanya Aiko lagi
“ya.. mungkin saja.. makanya, aku ingin kerja keras kumpulkan uang lebih banyak lagi.. kamu jangan marah kalau aku kemana-mana lagi,”
“aku hanya khawatirkan studimu, Nampyeon.. gak  kebayang, nanti ayahmu bisa marah kalau beasiswamu dicabut,”
Minho bergumam,”umm.. aku akan minta lagi sama Takeuchi san supaya aku hanya berkutat diseputar dalam Jepang saja.. tidak seperti kemarin kemana-mana.. untung Appa dan Eomma tidak tahu... huff,”
“kalau begitu.. ya.. mau bagaimana lagi??,” Aiko menaikkan kedua tangannya sebahu, ekspresi terserah
“jadi...terserah nih?? Kamu tahu kan, konsekuensinya kalau aku jadi pergi kemana-mana untuk pekerjaan ini??,”
Aiko mengangguk,”aku hanya pikirkan dia..kamu harus cari banyak uang supaya makan, sampai sekolahnya bagus”
Minho bangun dari kursi, lalu duduk dan melemparkan badannya ke atas tempat tidur,”haaa....capek banget ternyata seperti ini,” keluhnya
Aiko ikutan berbaring disampingnya, lalu memijat pundak Minho,”semua apa apa harus kita atasi sama-sama”
Minho menoleh padanya, senyum dan,”chu..aku cinta kamu”,
Lalu dia menopang kepalanya dengan tangannya bersiku,”ya...yang penting kan..aku setia aja..iya kan?? Janji gak ada selingkuh-selingkuhan..lalu kalau aku kerja jauh jauh kamu enggak bete dan ngambek minta aku pulang..dan ..aku pasti gak akan macam macam”
Aiko mengangguk saja
“jadi..jangan ngambek dan ngebetein lagi seperti yang lalu,” kata Minho lagi
“um.. aku janji,” jawab Aiko
Minho menghela nafasnya, kedua tangannya dijadikan bantal bagi kepalanya yang menghadap ke langit-langit atap,”ternyata berat banget...aku gak nyangka...aku ternyata masih ketakutan dan belum dewasa banget menghadapi semuanya”
“Tapi...tadi Appa bilang, kalau aku bisa...Appa dan Eomma akan percaya lagi padaku,” lanjutnya lagi
“aku akan membantu, aku gak akan minta macam macam kecuali memang yang sudah bagianku,” kata Aiko
Minho menoleh padanya,”iya...janji ya..jangan menyusahkan aku, kepalaku pusing”
“besok aku akan bawa kamu jalan-jalan ke rumah teman ku,” katanya lagi

Aiko surprised Minho mau membawanya jalan bukan ke tempat hiburan. Bagi dia, kenal kota ini pasti sudah sangat menyenangkan, apalagi dikenalkan dengan teman pasangannya itu.
Sore itu, mereka janji jalan ke rumah seorang teman Minho yang ternyata teman nakal waktu SMA.
“hahahaha... payah juga kamu Ryung Chul.. gak heran sampai sekarang kuliahmu berantakan,” Minho tertawa kencang meledek temannya itu sampai terpingkal-pingkal.
Ryung Chul memukul kepala Minho,”kamu beda.. walau kamu badung dan mengajak teman-teman bolos dan berantem... tapi kamu kan pintar”
Aiko tidak mengerti apa yang dibicarakan mereka berdua, tapi dia heran melihat teman Minho itu main memukul kepalanya saja dengan kasar
“kare wa boku no shin’yuu da (he’s my best friend-red),” kata Minho pada Aiko
Aiko menunduk hormat pada Ryung Chul
Ryung heran,”heeeeehhh.....hangug eo aningayo??eodiseo chaj-ass eo?ilbon eseo??”
Minho mengangguk,”ye...ilbon eoimyeo
“wooh...kon’nichiwa...,” Ryung mencoba bicara dengan bahasa jepang tapi beraksen kaku
Aiko hanya tersenyum,”Kon’nichiwa Ryung san...hajimemashite
Minho memukul kepala Ryung,”hey...sudah..jangan kamu lihat dia sampai seperti itu..awas ya!”
Ryung tertawa tawa,”ayo duduk”
“jadi kamu sekarang cuma usaha aja??,” tanya Minho
“sekolahku gak pintar, kamu kan tahu...orangtuaku gak minat aku kuliah, bisa bisa hanya habiskan uang mereka saja”, jawab Ryung
“yeah.. kamu memang biang ribut disekolah, hahaha,” Minho malah mentertawakan temannya
“hai...This Minho’s girl used to be was sexy one (Minho ini dulu pacarnya cewek sexy),” Ryung malah iseng dengan Aiko
Aiko ingin berubah air mukanya, tapi dia menahan dirinya
you dont believe it, right??,” kata Ryung lagi, makin ngompor ngomporin
“jangan bercanda ah, Ryung,” Minho jadi kalut, takut nanti dia dicemburuin Aiko lagi sampai ribut dan membanting pintu lalu nangis
Ryung tertawa keras,”hahahaha... aku pengen tahu apa isterimu ini cemburu atau gak”
“jangan digoda...aku bisa tidak tidur dengannya berhari hari,” balas Minho
naege gegjismal eulhaji anhneunda (jangan bohong deh Minho), sebenarnya kamu kan yang bisa marah sama dia? Hahaha,” Ryung makin bercanda
“eh...ibdagchyeo,” balas Minho, gak suka..
“okay okay.. nyerah.. kamu masih gak berubah.. ,” kata Ryung
“hei Nyonya.. kamu happy happy saja hidup dengan dia kan??,” tanya Ryung ke Aiko
Aiko mengangguk,”iya..happy,”
“kamu gak diselingkuhi dia kan?,” tanya Ryung lagi
Aiko menggeleng,”tidak... Minho Nampyeon baik..”
“kamu ini.. sudah..aku gak suka.. kita  ngobrol yang lain saja,” kata Minho mengalihkan pembicaraan temannya itu

“mantan mu sempat cari kamu juga, tapi aku bilang kamu dapat beasiswa, jadi kayaknya susah ketemu,” Ryung bicara topik masa lalu
Minho jadi serius,”beneran... kapan dia tanya??”
Aiko benar benar hanya diam saja, dia memang enggak ngerti dengan bahasa yang mereka bicarakan
“gak lama kok.. sekitar minggu lalu,” jawab Ryung
“eh.. anae mu itu...dia gak ngerti bahasa kita kan??,” lanjutnya lagi
Minho menggeleng,”Gak..tenang saja...lalu?”
“dia sempat minta nomor kontakmu..tapi aku memang enggak tahu perkembanganmu yang terakhir kan??,” ujar Ryung
“umm....,”Minho bergumam,”mungkin dia ada masalah??”
Aiko jadi agak heran dengan wajah Minho yang sepertinya serius dengan pembicaaraan itu
“ada apa dengan Minho??sepertinya ada yang aneh,” katanya dalam hati
“ah..kamu masih punya no dia enggak??,” tanya Minho pada Ryung
Ryung menunjukkan HP nya, Aiko tidak curiga sama sekali kalau Minho meminta nomor mantan pacarnya
“nanti isterimu cemburu loh??,” tanya Ryung
“ah....aku malah khawatir tentang Eun Ha,”
“iya..aku lihat wajahnya kemarin kusut banget..seperti dia cari cari kamu banget,”
Minho jadi mikir, ada apa sebenarnya dengan mantannya itu. Dia memang putus dahulu karena dia pikir enggak bakal bisa ketemu lagi karena jarak yang jauh dan Minho bukan tipe yang tahan dengan LDR aka hubungan jarak jauh, dia bisa menderita kalau tidak diperhatikan pasangannya
“apa aku harus hubungin Eun Ha ya?? Aku merasakan ada yang enggak enak dengan dirinya,” kata hatinya Minho
“ah..gomawo, Ryung,” kata Minho
thats okay...kamu jangan lupa, jangan sampai ketahuan dia,” Ryung agak melirik pada Aiko, tapi karena cewek itu gak ngerti apa maksudnya, jadi Aiko mendiamkan saja

Pulang dari toko nya Ryung, Minho malah jadi mikir tentang nasib mantan pacarnya itu. Dia melihat no hp cewek itu
“Ja Eun Ha.. lama juga kita gak ngobrol lagi... kamu baik baik aja kan??,” Minho duduk di kursi di kamarnya, lalu dia melihat Aiko yang sudah tidur.
“berkhianat gak ya??,” ternyata dia mikir mikir mau telepon mantannya itu
Akhirnya dia keluar kamar dan mendial no Ja Eun Ha..

“Minho??,” kata suara cewek diujung telepon sana
Ye... jal jinaess eyo??,” Minho bertanya kabar cewek itu,”lama sekali kita enggak hubungan.. aku dapat no mu dari Ryung Chul”
“aku baik, Minho.. kamu kemana saja??,” tanya Eun Ha
“ah.. mian.. aku pergi kuliah di jepang.. aku sedang liburan dan 3 hari lagi pulang... kamu..sehat saja bukan??,”
“aku senang kamu meneleponku,”
“ada apa dengan kamu?? Ryung bilang kamu mencariku”
“aku ada masalah, Minho,” suara Eun Ha memelas.
“ada apa?? Apa masih masalah yang lalu??,” tanya Minho. Eun Ha memang gadis malang, ayahnya tukang judi dan itu memberatkan dia dan ibunya. Minho pacaran dengannya tapi tidak disetujui orangtuanya karena kelakuan ayahnya Eun Ha.
“iya.. ayahku semakin gila judi,” keluh Eun Ha
“usir saja ayahmu,” kata Minho kesal mendengar perkataan Eun Ha
“aku ingin sekali bertemu denganmu, Minho,”
Minho tidak menolak,”dimana??kapan?”, ternyata dalam pikirannya, dia ingin sekali membantu Eun Ha
“besok..apakah bisa??,” pinta Eun Ha
“aku pikirkan dulu, kamu tenang saja,” senyum Minho. Dia sama sekali tidak dendam atau berperasaan buruk terhadap mantannya itu.
“besok kita bertemu di cafe yang dulu...tempat biasa kita dulu bertemu,” kata Minho lagi
“aku tidak boleh mengajak Aiko chan...takut dia marah...kasihan Eun Ha,” kata Minho setelah menutup teleponnya, dia lalu masuk kamar
Aiko bangun mendengar suara pintu dibuka,”ah...belum tidur juga??,” dia bangun dan duduk
Minho senyum dan duduk disamping tempat tidur, dia melepas sandalnya lalu berbaring,”belum...tidur yuk??”
Minho memeluk ceweknya dalam tidurnya itu...
“besok bertemu Eun Ha... mian haeyo, Aiko chan.. ini penting...,” kata hatinya Minho
Aiko senyum saja dipeluk Minho..

Bersambung ke part 24....