Lee Min ho sebagai Dokter Minho Gackt
sebagai Dokter Kamui
Beberapa hari berlalu semenjak kejadian
Akimoto Takeo menyerang Minho diluar meeting penentuan alat dan biaya. Minho
juga membantu operasi severe myoma
yang diderita oleh Sakura Yamagata pasien Chiaki Akimoto, anak dari Takeo.
Minho tidak ingin perasaannya bercampur aduk dengan pekerjaan, jadi dia
berusaha biasa saja ketika harus bekerjasama dengan cinta masa lalunya, Chiaki.
“semoga sukses operasinya, Lee
sensei,”senyum Chiaki pada Minho.
Minho menunduk hormat, dia dibantu oleh
dokter bedah lain, lalu mereka masuk ruangan operasi.
“tidak akan lama, Yamagata san.. tetap
tersenyum,” senyum Minho, menyemangati Yamagata yang sudah berbaring dan
dikelilingi 3 dokter.
Sakura membalas senyuman Minho,”aku sudah
siap”
Lalu dokter anestesi, Takeuchi
memberikannya obat bius dalam bentuk gas dalam masker.
Tak berapa lama, “mari kita mulai,” kata
Takeuchi.
Minho mengangguk,”Yosh.. semangat”. Dia
mengambil pisau bedah.
Chaki melihat proses dari layar tivi yang
ada di ruangan sebelah.
“Minho kun.. telaten sekali.. wajar kalau
dia diambil Kamui sensei,” gumamnya.
Minho dengan pasti dibantu Ueda dan Yamada
membelah dan membuang satu persatu tumor dan juga percabangannya yang ada di
rahim Sakura Yamagata. Tidak kurang dari satu jam, semua selesai. Sakura
langsung dibawa ke ruangannya kembali, menunggu biusnya habis barulah
keluarganya diperbolehkan masuk.
Minho berdiri di depan Ryohei, tunangan
Sakura.
“operasinya berjalan baik.. kemungkinan
3-4 jam lagi Yamagata san akan sadar,” kata Minho pada Ryohei.
“segalanya sudah aku perkirakan, Lee
sensei.. Sakura chan memang akan lebih bersemangat jika dia sehat,” balas
Ryohei
“aku salut padamu, Matsumoto san.. aku
senang melihat Yamagata san menunjukkan cincin darimu,”
Ryohei tertawa,”akhirnya aku bisa
menemukan keputusan ku sendiri, sensei.. dan itu berkat pembicaraanku dengan
Lee sensei beberapa waktu yang lalu”
Minho menggaruk kepalanya, dia malu
disanjung,”ah.. Iie, Matsumoto san..
itu semua biasa saja bagi kami. Menjadi seorang dokter bukan hanya sebatas
memeriksa atau mengoperasi saja, tapi juga ada keterikatan hati dengan para
pasien”
“aku tahu kebaikan Anda dari Akimoto
sensei,” kata Ryohei, yang dimaksud adalah Chiaki.
Minho masih salah tingkah dipuji,”ah..
tidak seberapa, Matsumoto san.. ini sudah pekerjaan biasa kami.. lagipula, ini
juga memang sudah sumpah seorang dokter”
“aku bersyukur bertemu dengan Lee sensei..
awalnya.. aku sempat goyah.. apakah aku bisa
mencintai Sakura chan setelah ini..??”
Mereka berjalan menyusuri lorong Rumah
sakit, menuju ruangan Chiaki. Minho sudah mengganti bajunya dengan baju biasa
lagi.
“terlalu sulit untuk menjelaskan tentang
jalan dan pilihan hidup, Matsumoto san.. dan Yamagata san benar benar
membutuhkan Anda,” kata Minho. Mereka terus berjalan menyusuri lorong.
Ryohei lalu berhenti, Minho ikutan
berhenti,”setidaknya.. aku tidak menyia-nyiakan cinta ku yang sudah tumbuh
bertahun-tahun bersamanya. Aku akan pikirkan bersama untuk kelangsungan
keturunan. Seperti kata sensei sebelumnya, masih banyak yang bisa kami lakukan
diluar hanya berfikir tentang tidak bisanya lagi Sakura chan memiliki anak”
Minho memasukkan kedua tangannya ke dalam
jas dokter, lalu senyum pada Ryohei,”Yamagata san.. benar benar bertemu pria
sejati”
Ryohei tertawa dengan pujian Minho,”ah..
Lee sensei bisa saja”
Mereka lalu berjalan kembali ke ruangan
Chiaki.
Hari itu Shiori senang sekali karena dia
mendengar kabar dari Kamui bahwa Maru chemical sudah membuat kontrak dan akan
mereka tanda tangani dua hari lagi. Dia menelepon ayahnya.
“Otoosan.. aku senang sekali kalau usaha
Otoosan benar benar berhasil,” dia menelepon ayahnya lagi
“tidak.. Maru chemical memang tertarik
dengan penelitian ini, Shiori chan.. ,” balas ayahnya dari jauh
“tapi.. pada dasarnya.. aku tidak suka
dengan Takeo itu,” balas Shiori
“benarkah?? Takeo memang cukup kuat.. tapi
masih kalah kuat birokrasi dengan ayahmu ini”
“otoosan memang hebat..aku cinta otoosan,”
manja Shiori pada ayahnya
“kamu jangan nakal dengan Kamui sensei..
dia teman baik ayah,”
Shiori mengangguk,”Ee.. tenang saja.. Kamui sensei sangat baik padaku.. hanya saja,
kemarin itu.. aku ingin minta bantuan Otoosan karena Minho kun”
“Minho kun? Senpai (senior-red) mu itu?,”
“hai..
atashi no senpai da,” balas Shiori sambil mengangguk,”tapi... senpai sangat
lemah di birokrasi..”
“ya..aku mengerti.. Kamui sensei pernah
cerita padaku beberapa hari lalu tentang dia.. payah sekali memang Takeo itu,”
“tapi..Minho kun sudah tahu soal otoosan,”
keluh Shiori
“kamu menceritakannya tentang aku??”
“Uun.. tidak kok.. tapi.. ternyata dia
curiga duluan.. padahal aku tidak pernah cerita apapun padanya.. senpai orang
yang tertutup,”
“ah.. sudahlah.. biarkan saja.. aku tidak
punya urusan dengan senpai mu itu.. hanya dengan atasanmu.. Kamui sensei,”
balas ayahnya
“otoosan.. hati hati disana ya.. aku
pulang akhir tahun..,” senyum Shiori
“aku tunggu.. salam dari ibumu,” balas
Daisuke.
Ternyata Minho tanpa sengaja sudah
mendengar percakapan Shiori dan ayahnya dari balik pintu,”musume (anak perempuan-red) yang manja..untung tidak menyusahkan
aku”
Lalu dia masuk ke ruangan mereka.
“kon’nichiwa,”
kata Shiori menyapa Minho duluan di sore itu, begitu dia melihat Minho masuk
ruangan mereka.
“kon’nichiwa,”
balas Minho, lalu dia duduk, membuka buku note kecilnya yang dia taruh di atas
meja.
“bagaimana operasi myoma nya.. beres??,”
tanya Shiori, mereka duduk samping sampingan
“yoku
shimashita (well done-red),” balas Minho singkat. Dia memang malas banyak
bicara dengan para staff cewek dari medis atau paramedis.
“yokatta
ne,” senyum Shiori.
Sejenak mereka saling diam. Akhirnya,
Minho memulai pembicaraan lagi.
“sebentar lagi aku harus ketemu dengan
Shin Mabuchi.. mau temani aku?,”
“eh?? Anoo.. Shin san.. yang teman sekolah
senpai?,”
Minho mengangguk,”Hai.. mau ikut?”, dia baru menoleh pada Shiori
Shiori jadi teringat kejadian terakhir
mereka bertemu, Minho dipeluk Mabuchi sangat erat seperti suka sama suka antar
lelaki.
“umm.. kenapa Minho senpai ajak aku??,” katanya
dalam hati
“mau??,” tawar dan tanya Minho lagi
“ah.. baik.. aku ikut.. ,” jawab Shiori
“ya sudah,” Minho langsung berdiri, dia
membuka lacinya, mencari medical record note terakhir yang dia tahu tentang
teman lamanya itu, lalu mengambil pulpen.
“ayo,” katanya lagi.
Shiori mengikuti dan berjalan
disampingnya.
Mereka tiba di bangsal khusus untuk pasien
penderita kanker. Minho menghampiri suster penjaga ruangan depan.
“Kon’nichiwa,
Lee sensei.. hari ini bertemu siapa??,” tanya Kagawa.
“ah.. aku ingin bertemu Shin Mabuchi.. apa
sudah ada dokter lain sebelumnya yang bertemu?,” tanya Minho pada perawat
Kagawa
“belum, sensei.. hari ini semestinya ada
kunjungan dari dokter gizi dan juga sensei,” balas Kagawa
“ah.. kalau begitu.. aku saja dulu.. dalam
waktu dekat, aku harus memberikannya seri kemo,” kata Minho
Kagawa menunduk hormat,”silahkan Sensei”
Minho berjalan ke lorong tempat Mabuchi
dirawat.
Dia lalu membuka pintu ruangan VIP.
Mabuchi menoleh pada pintu,”oh.. Minho
kun.. kon’nichiwa,”
“kon’nichiwa,”
senyum Minho, langsung menghampiri, menarik kursi dan duduk.
Shiori menunduk hormat pada Mabuchi dan
dia berdiri di belakang Minho.
“aku melihat kondisi mu.. ajaib kamu bisa
lebih baik dan bertahan.. seperti sel kanker ini tidak metastasis sama sekali,”
Minho melihat hasil terakhir.
“aku minta maaf sebelumnya kalau aku
lambat menangani mu,” tambahnya lagi
“satu minggu lagi, Mabuchi kun.. apa kamu
siap?? Kali ini.. sama sekali bukan kemoterapi dengan obat yang biasa,”
“apapun..asal kamu bisa membantuku untuk
sembuh.. aku rela,” senyum Mabuchi, dia memegang tangan Minho
Minho senyum saja, tidak meminta tangannya
dilepaskan temannya itu. Shiori jadi enggak enak hati melihat itu.
“apa.. Shin san ini dan Minho senpai..
saling suka??,” katanya dalam hati. Dia masih menganggap Minho dan Shin penyuka
sesama jenis dengan kejadian terakhir yang diintipnya Minho dipeluk Mabuchi
dengan erat.
“kalau sudah begini, F5 kurang berhasil,
Mabuchi kun.. itu sebabnya aku ingin lebih intens lagi untuk pengobatanmu..
dalam kasus ini.. berharap.. kami tidak memotong penil mu sama sekali,” ujar Minho. Dia melihat hasil terakhir
penyebaran sel kanker.
Shiori lalu menghampiri Minho, berjingkat
dan berbisik,”apa.. Shin san.. akan dicobakan dengan Nano tech??”
Minho hanya menjawab dengan mengangguk
saja.
“astaga.. jadi Mabuchi kun pasien
percobaan pertama pada manusia??,” kata Shiori dalam hatinya,”rasanya kemarin
Minho senpai dan Kamui sensei tidak sepakat hal ini??”
“ah..apa ada permintaan khusus dari Maru
chem??,” katanya lagi dalam hati, penasaran.
Minho bersikap biasa saja, dia bicara lagi
dengan Mabuchi, sementara Shiori berfikir, ternyata beneran harus diuji cobakan
juga dalam waktu dekat dengan manusia.
“Shin Mabuchi.. lalu siapa lagi?? Minho
senpai belum memberikan datanya padaku.. begitu juga Kamui sensei,” Shiori
tidak percaya sepertinya Minho dan Kamui tidak mengatakan ini, karena mereka
bekerja dalam tim dan mereka tidak sendirian. Masih ada beberapa orang asisten perawat
dan laboran yang akan membantu mereka.
“aku harap, kamu tidak akan merasa resah
untuk kemoterapi jenis baru ini, Mabuchi kun,” senyum Minho
“bagaimana tingkat kesembuhannya?,” tanya
Mabuchi
Minho duduk lagi,”umm.. kami perkirakan
sekitar 80%,”
“Minho senpai.. ini kan belum pasti!,” Shiori
kaget dalam hatinya. Ya, karena memang belum ada percobaan pada manusia tentang
kemoterapi dengan Nano silver dan Nano gold sebagai agen anti dan pembasmi sel
kanker.
“ah.. semoga aku bisa sembuh,” ujar
Mabuchi
Minho senyum,”apa yang akan kamu lakukan
kalau sembuh? Aku berharap.. kamu bisa kumpul dengan keluargamu.. apa akhir
akhir ini mereka datang??”
Mabuchi menggeleng,”aku rasa.. aku sudah
dibuang.. “
Minho tertawa ringan,”ah.. jangan terlalu
sensitif, Mabuchi kun.. kamu tidak berubah juga”
“sudah berapa minggu aku disini? Tapi
satupun tidak ada anggota keluargaku yang datang,” ujar Mabuchi
Shiori diam saja mendengar pembicaraan
mereka.
Lalu Minho menoleh pada Shiori,”menurutmu,
Fujita sensei.. apa perlu kita bawa jalan-jalan Mabuchi kun??”
“hieeh?? Kemana??,” Shiori malah tanya
balik
“dia merasa kesepian.. padahal sesekali
kalau aku tidak sibuk..aku kesini,” balas Minho pada Shiori
“umm.. menurutku.. keluarga tetaplah
berbeda,” balas Shiori.
“Fujita sensei benar,” ujar Mabuchi
Minho senyum pada temannya itu,”anggap
saja kami saudaramu.. well, Mabuchi kun.. aku berharap kamu bisa sembuh..
lagipula.. ini tidak akan terlalu sakit seperti kemoterapi biasa”
“eh?? Kenapa Minho senpai jadi berbohong
sih? Kita kan belum pernah mencoba pada manusia, senpai,” kata hatinya Shiori.
“sehabis sembuh.. aku ingin menjadi teman
dekatmu,” kata Mabuchi
Minho jadi gak enak hati lagi dengan
perkataan temannya itu, yang dimaksud teman dekat adalah pacar. Dia normal dan
bukan penyuka sesama jenis.
Minho tersenyum ringan dan terkesan garing,”kalau sudah mengalami seperti
ini.. tidak boleh lagi melakukan hal yang sama dengan sebelumnya, Mabuchi kun..
dan..aku juga tidak bisa menerima permintaanmu”
“apa.. senpai ini masih cowok normal??,”
tanya hatinya Shiori
“eh.. kenapa aku jadi mau tahu urusan orang?,”
lanjutnya lagi. Lekas dia memblokir pikirannya sendiri yang mulai aneh.
Minho mengobrol cukup lama soal pengobatan
Mabuchi.
“kemoterapi ini berlangsung satu seri yang
pertama.. sekitar 12 minggu.. “, ujar Minho
“dan selama ini.. kamu juga akan makan
makanan dengan tehnik khusus.. tehnik tembak makanan dengan sinar infra merah,”
lanjutnya lagi
“dan sebelum kamu melakukan kemoterapi
ini.. aku akan memberikan surat ijinnya untuk kamu baca dan tandatangani...kalau
kamu siap...tentu saja kita mulai minggu depan”
“aku siap,” jawab Mabuchi singkat
Minho berdiri,”nah.. berarti besok aku
buatkan suratnya....kami pamit dulu,”
Minho menunduk hormat, diikuti Shiori.
Lalu mereka keluar ruangan.
Tanpa basa basi Shiori dilorong langsung
bertanya pada Minho,”kenapa Senpai dan Kamui sensei tidak bilang aku kalau
langsung akan dicobakan ke manusia? Siapa lagi yang harus dirawat dengan
percobaan kita selain Shin san?”
“ini kesepakatan yang memang bukan kamu
yang menentukan, cukup sampai aku saja,” balas Minho dengan suara datar, masih
berjalan, tanpa menoleh pada Shiori.
“curang,” balas Shiori singkat. Minho
menoleh.
“siapa yang curang? Kan yang memimpin
semuanya selain Kamui sensei adalah aku?? Jadi kami berhak tentukan semuanya,”
“memang siapa yang membantu memberikan
dukungan dan lobby buat ini semua??,” tanya balik Shiori
“orangtuamu.. Daisuke Fujita,” balas Minho
santai.
“tapi.. Tapi Kamui sensei bilang..awalnya
kita belum akan memakai percobaan langsung pada manusia bukan?? Nanti akan ada
banyak anak kecil yang dicobakan dalam terapi ini.. seperti semua list yang
sudah Senpai kasih padaku,”
“bukan urusanku dan juga urusan Kamui sensei..
kita semua sudah sepakat dengan Maru chem,” balas Minho masih dengan mimik
datar dan santai
“lalu..untuk apa percobaan pada guinea
pigs??,”
“hanya formalitas,” balas Minho lagi,
masih dengan mimik yang sama
“kureiji,”
gerutu Shiori
“mondai
ga aru deshou? (masalah buat mu?-red),” tanya Minho
“Mondai
ga aru no yo! (masalah buat ku-red),” balas Shiori dengan nada agak sengit.
Dia merasa tidak diberitahu dan lagi, dari 30-40 orang yang akan dicobakan..
sekitar 70% nya adalah anak-anak dan lansia dan dia belum sampai hati bisa tega
menggunakan mereka sebagai objek percobaan. Dia main pergi saja dari hadapan
Minho.
Minho diam saja melihat partner
penelitiannya itu meninggalkannya.
Ketika Shiori sudah masuk ke lorong IGD,
baru dia jalan masuk ke ruangannya,“ah..paling dia akan minta bantuan ayahnya
lagi”
“Kenapa wajahmu kusut, Fujita sensei??,”
Fujiwara menepuk pundak Shiori yang duduk dengan muka cemberut, masih kesal
dengan Minho tadi di lorong
“Minho Senpai itu.. menyebalkan, huh,”
keluhnya dan balasnya pada Fujiwara
Fujiwara lalu duduk disampingnya,”hieeeh??
Doushita?? Kamu pacaran dengan dia
ya? Hehe”. Fujiwara memang dokter yang suka iseng nge gosipin orang.
“suki
atte jya nai.. kedo.. dia itu membuat kesepakatan yang aku sama sekali
tidak tahu..,” keluh Shiori lagi, dia melipat tangannya masih dengan wajah
kesal.
“ah..sudahlah..soal penelitian kalian
ya??,” tanya Fujiwara
Shiori mengangguk,”iya..dia menyebalkan..
sama sekali tidak membuat pemberitahuan dulu kalau objek hewan hanya sebagai
selingan.. aslinya kami akan gunakan langsung manusia”
“ah..tidak usah aneh seperti itu, Fujita
sensei..dalam dunia medis ini biasa.. ,” Fujiwara juga malah bersikap santai.
“aku tidak begitu..aku membayangkan
anak-anak yang terkena kanker paru itu harus kita chemo dengan bahan baru,”
Fujiwara tersenyum,”tapi itulah dunia
kita.. kalau kamu tidak mengikutinya..akan dianggap naive dan polos, Fujita
sensei.. ayahmu tidak menceritakan??”
Shiori menggeleng,”Iya... (tidak-red).. ayahku hanya mengatakan lobby nya berhasil”
“kalau begitu, Lee sensei tidak salah
juga..dia kan hanya pelaksana,” kata Fujiwara
“Senpai itu kaku sekali.. sama sekali aku
bingung bekerja dengannya...pintar tapi kaku,” balas Shiori
Fujiwara cekikikan,”Lee sensei yang aku
kenal memang begitu..sebelumnya, dia juga di IGD..aku begitu kaku berhadapan
dengannya”
“Jadi..dia itu memang Mister Kaku ya??,”
tanya Shiori pada Fujiwara
“yah..gitu deh.. sama aku malah hampir gak
bicara kalau gak ada pasien yang harus ditangani mendadak,”
“dengan Akimoto sensei malah dia bisa
bicara...bahkan..,” kata Shiori.
“bahkan apa??,” tanya Fujiwara
“ah.. nan
demo nai.. gak apa.. mungkin karena mereka sudah saling akrab sebagai
sesama dokter,” Shiori coba menyembunyikan kejadian ditempat karaoke.
“mungkin memang sifatnya seperti itu..
jadi ikuti saja..tetapi menurutku..aslinya dia baik kok..penolong dan ramah
pada pasien.. totalitas dalam merawat”, kata Fujiwara
“ya,” balas Shiori singkat,”tapi aku akan
diskusi dulu dengan Kamui sensei soal ketidaksetujuanku tentang objek”
Hari itu memang Kamui tidak ada di RS
karena harus mengisi seminar tentang bedah kanker di lain kota. Tapi Shiori
membicarakannya via telepon, masih belum puas dengan apa yang dikatakan Minho.
“Itu memang kesepakatan ku dengan Maru
chem, Fujita sensei.. ayahmu memang juga terlibat.. apa beliau tidak
mengatakan? Sementara Lee sensei hanya tahu tandatangan,” kata Kamui melalui
percakapan dari jauh.
“ayahku juga berperan?? Shinjirarenai.. (gak percaya-red),”
jawab Shiori.
“apa tidak bisa sesuai dengan kesepakatan
awal.. bahwa kita akan menggunakan pasien sebagai jalan kedua?”, lanjutnya
lagi.
“ah.. sebenarnya hal ini mestinya tidak
jadi bahan pembicaraan berlarut-larut, Fujita sensei.. mengingat aku sudah juga
memblokir apa maunya Akimoto Takeo terhadap Lee sensei,”
“hai..
wakarimashita, Kamui sensei,”
“biaya kita murni ditanggung pemerintah
dan Maru chem.. jadi, pihak mereka yang akan melanjutkan penelitian menjadi
obat kemo.. kita hanya sebatas peneliti saja,”
“aku belum bisa menerima kalau harus
langsung dicobakan pada manusia,” kata Shiori, dia beneran khawatir
“ah.. shinpai
shinaide kure yo, Fujita sensei.. ini tidak segawat yang kamu bayangkan,”
Kamui tertawa di ujung telepon sana.
“ah.. aku juga kenapa khawatir tentang
ini,” balas Shiori
“dont
worry, Fujita sensei,” kata Kamui
“ah.. tolong katakan pada Lee sensei,
kalau dia harus melobi orangtua atau para pasien untuk kesanggupannya mendapatkan
kemo ini,” katanya lagi,”sebab.. aku ingin mereka sudah tahu dulu dan Lee
sensei menjelaskan tujuan akhir dari kemo baru ini”
“baiklah, Kamui sensei.. akan aku
sampaikan,” jawab Shiori
Shiori berjalan menunduk diantara lorong,
beberapa kali dia bertemu dengan dokter dan perawat lain, ketika disapa, dia
hanya tersenyum, dia masih berfikir tentang apa tega dan bisa dia melakukan hal
itu??
Masuk ruangan sudah harus berganti shift
jaga. Minho siap siap keluar pulang dengan jaketnya.
“tidak mau pulang??,” katanya menyapa Shiori
“aku masih ada urusan,” balas Shiori
“apa karena yang tadi??,”
Shiori menengadahkan kepalanya, melihat
Minho,”iya.. aku masih tidak setuju”
“tidak setuju dimananya? Ayahmu saja
setuju,” balas Minho, enteng. Dia melihat hp nya, apa ada sms atau misscall
dari adik adiknya
“jadi.. ayahku juga mengambil bagian??,” Shiori
berpura pura tidak tahu akan hal itu
“ya,” balas Minho singkat
“ah.. Kamui sensei bilang.. tolong siapkan
segala berkas persetujuan pasien untuk kemo penelitian ini,”
“baik,” jawab Minho singkat lagi,
lalu,”ada yang lain??”
Shiori menggeleng. Lalu Minho menunduk
hormat padanya,”otsukaresama deshita..
shitsurei shimasu”, katanya, pamit.
Minho keluar ruangan, Shiori duduk
memelas.
“ah.. garing sekali.. kenapa sih, harus
bekerjasama dengan orang tipe macam itu?? Gak ada bercandanya, serius, gak bisa
banyak bicara.. tsumaranai..
membosankan,” keluhnya
Minho belum keluar Rumah Sakit itu, dia
mendengar sekilas keluhan Shiori yang agak kencang suaranya dari balik pintu,
tapi dia malah senyum, sama sekali tidak kesal dengan keluhan itu.
“itu kamu tahu, kalau aku kaku pada mu,”
kata Minho pelan, lalu dia jalan keluar, ke parkiran, beberapa dokter dan
perawat menyapanya di lorong dan dia membalas sapaan mereka dengan ramah.
Shiori tinggal dikumpulan flat yang banyak
ditempati oleh para kakek dan nenek tua yang tidak ingin menyusahkan anak-anak
mereka. Dia sengaja memang memilih tipe flat seperti itu karena tidak suka
terlalu banyak urusan dengan orang.
Sementara akhirnya malam itu dia melajukan
mobilnya dengan segera menuju flatnya. Tapi di tengah jalan, justru malah di
sampingnya berhenti sebuah motor.. ternyata Minho.
“ada apa??,” Shiori membuka jendela
mobilnya, melihat Minho menaikkan kaca helmnya
“kita bicara di cafe saja,” balas Minho
“ya, baik.. aku ikut senpai saja,” balas Shiori.
Minho lalu berjalan duluan dengan motornya
Sampai di cafe, mereka duduk bersampingan.
“ada apa?? Masih ada hubungannya dengan
penelitian??,” tanya Shiori
Minho mengangguk,”aku masih heran.. kenapa
aku dibela oleh ayahmu”
Shiori menoleh,”apa?? Ah masak??”
“sumimasen..
ayahmu.. sebelum kamu menelepon siang tadi.. mendapatkan no ku.. dari Kamui
sensei”, jawab Minho
“aa.. sou
deshita ne,” jawab Shiori singkat. Pada dasarnya dia malas bicara soal
penelitian.
“umm.. sou
da yo,” balas Minho,”lalu.. ayahmu bilang.. kalau selama ini memang Takeo
Akimoto juga kerap mengacaukan bisnis kalian”
“eh?? Ah masak??,” tanya Shiori lagi,
heran.
“kamu kenapa sama sekali tidak tahu apa
yang ayahmu lakukan??,” tanya Minho.
“aku memang tidak mau ikut campur,” jawab Shiori
dengan nada agak cuek.
“ya.. aku minta maaf,” kata Minho
“untuk apa?,” tanya Shiori
“kalau aku selama satu bulan lebih ini
terlalu cuek atau bahkan kesannya tidak ramah padamu,” jawab Minho
“gak apa.. aku sudah biasa seperti itu,”
balas Shiori dengan nada cuek.
“tapi memang sedari dulu.. aku begitu
dengan yang lain,” kata Minho
“ya.. aku faham.. aku bisa melihatnya
ketika Senpai bicara dengan yang lain, terutama wanita,”
“aku berterima kasih sekali ayahmu mau membantuku
menyingkirkan rasa takutku kepada Takeo Akimoto,” Minho menunduk hormat pada Shiori
sambil duduk.
“aku gak tahu apa yang ayahku lakukan pada
Senpai.. aku cuma tidak suka diusik orang yang tidak aku kenal,” balas Shiori
“tapi.. bukankah kamu cukup kenal dengan
Akimoto chiaki??,”
Shiori mengangguk,”ya, kenal... tapi aku
tidak tahu kehidupan pribadinya.. hanya sebatas teman biasa”
“kamu..tidak tahu cerita ku dengan Chiaki
Akimoto kan??,” tanya Minho penasaran
“ung.. enggak tahu.. hanya saja, aku heran..
kenapa kalian bisa berciuman padahal Akimoto sensei sudah berkeluarga”, balas Shiori,
santai sambil makan kue kecil.
“taruh dulu kue mu,” pinta Minho. Dia
mengambil piring kecil yang ditangan Shiori.
“ya.. baiklah.. lalu??,” Shiori menoleh
pada Minho
“semua sudah berlalu.. itu kisah lama.. ,”
kata Minho
“oo..,” ujar Shiori, ringan.
“dengar dulu,” kata Minho lagi
“ya.. aku dengar,” balas Shiori. Dia
mengambil kue dari piring yang ada di tangan Minho.
“aku lapar,” katanya lagi. Minho akhirnya
menyerahkan piring kue itu lagi.
“tolong jangan ceritakan pada siapapun
soal di tempat karaoke itu...,” pinta Minho. Wajahnya serius mengatakan itu.
“ung.. daijyoubu..
aku enggak suka gosip.. nanti aku bisa digosipin..,” balas Shiori sambil makan
kue
“arigatou,”
kata Minho
Shiori terus makan kue tradisional yang
ada di piring itu, Minho melihatnya terus.
“kenapa?? Senpai mau?? Ini mochi yang
enak,” tawar Shiori
“ah enggak.. aku sudah kenyang,” balas
Minho
“nih..enggak apa,” Shiori menawarkan
beberapa mochi nya di piring kecil itu pada Minho
Minho menggeleng, menolak,”hoshikunai,”
“uso
jya ne.. senpai ga akogarete,” Shiori menawarkan, dia tahu sepertinya Minho
lapar.
Minho masih menggeleng.
“aiyyoo..
ayo makan,” Shiori malah mengambil mochi itu dengan sumpit lalu memasukkan ke
dalam mulut Minho.
Dia lalu tertawa ketika ternyata Minho
makan dan langsung bilang,”Oishii”
alias enak
“hahahaha.. tuh kan.. katanya enggak
mau??,” tawanya pada Minho
“enak juga,” Minho senyum padanya
Shiori mengangguk,”iya.. enak banget...
seorang teman bilang mochi rasa yang ini memang enak.. itu makannya aku suka..
makan lagi,”
“enggak ah,” balas Minho
“aku sudah kenyang.. ayo habiskan dong,
Senpai harus bantu aku.. masih ada lima lagi nih,”
“wah.. banyak banget.. nanti aku gemuk
lagi,” keluh Minho
“enggak deh.. ini kan dalamnya ada ikan
salmon mentah,” jawab Shiori
“umm.. ok deh,” kata Minho. Dia mengambil
sumpit dari tangan Shiori dan memakan sisa lima mochi kecil itu
“Oishii,
ne.. senpai??,” senyum Shiori
“hai..
umm.. hontou,” jawab Minho dengan mulut agak penuh mochi.
“sini..aku dua deh,” kata Shiori. Dia
mengambil sumpit dari tangan Minho dan langsung menyumpit sisa dua mochi ke
mulutnya
“nah.. habis.. oguchisousama deshita,” katanya berdoa berterima kasih atas makanan
malam itu.
“makan mochi mu banyak juga ya?,” senyum
Minho. Sepertinya mereka tanpa sadar sudah makan satu sumpit sama sama.
Shiori mengangguk,”iya.. hehehe.. Okaasan suka membuatkannya untuk ku ..
kalau aku ujian.. aku suka minta dibuatkan.. dan jadi semangat.. jadi enggak ngantuk
belajar”
“sepertinya ayah dan ibu mu sempurna,”
ujar Minho. Dia melipat kedua telapak tangannya saling mendekap.
“enggak juga.. kadang otoosan galak
padaku.. begitu juga okaasan,” senyum Shiori padanya.
“senpai sendiri.. apa orangtua mu
galak?hehehe,”
“ah.. enggak.. ,” kilah Minho. Dia tidak
ingin keluarganya diketahui juniornya.
“aku mau pulang saja,” kata Shiori.
“jadi.. yang tadi.. rahasia kita saja
ya??,” pinta Minho
“tentang tempat karaoke?? Ya.. aku janji,”
balas Shiori
“terima kasih sekali lagi,” kata Minho
Mereka berdiri meninggalkan cafe itu.
“Jya
ne.. sampai jumpa besok ya.. jangan lupa.. senpai harus buatkan surat
kesediaan untuk para pasien itu,” kata Shiori dari dalam mobilnya
Minho mengangguk dan senyum di balik helm
nya,”pasti.. Jya ne!”
Mereka meluncur ke tempat masing-masing...
Bersambung...