Lee Minho sebagai dokter Minho Kazuki Kitamura sebagai dokter Choi Hyeon
Jun Gackt sebagai dokter Roh Seung Won
Minho menunggu di depan rumah jompo. Dia
melihat lihat dan mengintip intip gerbang rumah jompo itu. Apakah masih ada
Shin Young di dalamnya atau tidak.
”Chigwauisa
Lee?,” tanya seorang pengurus rumah jompo itu
“Ah.. Myung agassi.. mian haeyo.. aku
mencari Shin Young..apa.. dia disini sekarang??,” tanya Minho basa basi
“iya.. dia sedang didalam.. sedang bergurau
dengan para halmeoni dan halabeoji,” jawab Myung
“apa.. ingin masuk?? Kenapa disini, dokter
Lee?,”
“ah..enggak apa.. lebih baik aku tunggu
saja disini.. mungkin sebentar lagi dia pulang??,” balas Minho
“sepertinya tidak.. kemungkinan hari ini,
Nona Park akan menginap.. biasanya memang hari senin suka menginap atau minggu
malam, supaya para orangtua itu enggak kesepian,” senyum Myung
“apa.. dokter Lee masih mau menunggu
disini?,” kata Myung
“ah..,” Minho menggaruk kepalanya. Dia
ingin sekali masuk ke dalam panti itu.
“ya, baik.. aku masuk,” katanya lagi
Myung tersenyum dan Minho mengikutinya.
Dilihatnya, di ruang tamu rumah jompo yang
besar itu, Shin Young sedang bersama dengan para jompo. Minho menyapa para
orangtua itu dengan ramah..
“annyeong
haseyo.. halmeoni.. halabeoji... jaljinas
eoyo??,”
“aigoo..
chigwauisa Lee,” kata mereka hampir
serempak
“Minho.. kenapa dia kesini lagi??,”
pandang Shin Young dari dalam hatinya
Minho senyum pada Shin Young dengan manis
sekali,”aku ingin kesini.. kangen dengan para kakek dan nenek ini”
“chigwa
uisa Lee.. ingin menjemput Shin Young ya?,” kata seorang nenek dengan agak
genit
Minho pasang wajah malu malu
menjawab,”ah.. iya halmeoni.. tahu
aja,”
“aduh... Shin Young benar benar untung
punya pacar chigwauisa Lee,” kata salah seorang nenek, mengelus punggung Minho
Minho senyum pada nenek itu, malah sengaja
mengajak guyon orangtua tersebut,”tapi Shin Young tertutup padaku... apa.. aku
pacaran dengan nenek saja? Hehehe”
Sang nenek terkekeh, begitu juga dengan
para kakek.
“hari ini.. aku ingin mengajak Shin Young
jalan-jalan.. aku minta ijin pada nenek dan kakek semuanya,” kata Minho lagi
“pergi lah.. Shin Young memang butuh hiburan..
kami suka kasihan melihat dia terlalu serius mengurusi kami.. ,” kata salah
seorang nenek
Shin Young masih diam saja, dalam hatinya
dia bilang kalau Minho benar benar ingin mengambil hati pada kakek dan nenek
supaya mereka bisa mengijinkan Minho jalan dengannya.
“Shin Young... mestinya kamu ini bersyukur
punya Namjachingu seperti chigwauisa Lee.. mengingatkan aku pada
mendiang suamiku,” kata nenek Myung
dengan ekspresi bernostalgia dan agak genit
Minho tertawa. Shin Young senyum saja.
“iya.. nanti..aku jalan-jalan dengan nenek
Myung.. tapi.. bukannya aku sudah janji sama nenek, kalau mau ajak kontrol ke
dokter?,” balas Shin Young
“kenapa dengan nenek Myung??,” tanya Minho
“kakinya sakit.. sulit berjalan,” jawab
Shin Young
“aku saja yang antarkan... mungkin bisa
segera ditangani karena sesama rekan,” balas Minho lagi.
“nah..nenek suka itu,” jawab nenek Myung
Minho senyum dengan sang nenek,”lalu..
nenek restui aku pacaran dengan Shin Young ya??”, candanya
Nenek Myung mengangguk,”pasti itu, chigwauisa Lee.. hehehe”
“aku benar-benar tidak tahan dengan Minho.
Dia itu menjadi tunanganku tetapi malah suka dengan adik tiriku sendiri,” Hye
Rim curhat dengan Ha Eun disebuah
clubbing.
“mungkin Minho cinta sama adik tirimu itu
karena kasihan.. kamu sih, terlalu galak dengan dia.. cowok mana suka dengan
cewek galak?,” balas Ha Eun, menenggak bir nya
“aku tidak ingin Minho direbutnya.. semua
orang membela Shin Young untuk keinginannya,” balas Hye Rim
“masak sih?? Sepertinya dia diam sekali,”
Ha Eun seakan tidak percaya dengan perkataan Hye Rim. Selama ini, dia memang
melihat Shin Young tipikal cewek penurut dan tidak banyak meminta
“aku sudah sakit hati.. dia sudah tidur
dengan Minho, aku ingin orangtuaku mengusirnya,”
Ha Eun kaget dengan perkataan Hye Rim
barusan,”ah... seriously?? Apa sampai
Minho seperti itu??”
“aku sungguh gak percaya... aku benar
benar tersiksa dengan kelakuan mereka berdua.. aku malu sama orangtuaku.. ,”
balas Hye Rim
“eh.. kamu jangan banyak minum.. nanti
mabuk, aku pusing bawa kamu,” kata Ha Eun, mencegah Hye Rim minum banyak sekali
“biar.. rasanya aku ingin bunuh adik
tiriku sendiri.. Minho sekarang makin dekat dengan dia,” balas Hye Rim,
kepalanya sudah pusing
“kapan orangtuamu mau bertemu lagi dengan
orangtua Minho?,”
“minggu ini.. ayahnya sudah ada waktu
luang dari bisnisnya,”
“umm,” Ha Eun bergumam,”kamu tahu kan..
sepertinya memang Minho itu dingin sama kamu?”
“aku tahu,” jawab Hye Rim..dia sudah mulai
teler
“sudah.. stop minumnya.. aku bingung kalau
mau bawa kamu,” cegah Ha Eun, dia mengambil gelas dari tangan Hye Rim
“eh.. biar!,” Hye Rim mengelak, merebut
lagi gelas yang sudah ditangan Ha Eun lalu menenggaknya bir lagi
“huh.. keras kepala.. apa kamu gak mikir..
diluar sana mungkin masih banyak cowok yang suka kamu??,”
Hye Rim terus saja tenggak minumannya
berbotol botol. Ha Eun mendiamkannya, dia merokok saja melihat orang-orang asik
joget.
“kalau Minho memang tidak suka kamu.. ya
sudah.. tipe dia memang bukan cewek kayak kamu,” kata Ha Eun lagi setelah
beberapa lama mereka diam saja.
Hye Rim sudah teler,”aku enggak peduli..
Minho harus jadi milikku,” katanya dengan suara berat
“apa kamu masih tetap ingin menjauh
dariku??,” tanya Minho pada Shin Young sehabis mengantarkan nenek Myung
periksa. Mereka jalan disebuah tempat yang banyak sekali pohon rindang. Bunga
bunga sudah mulai bermekaran, musim semi datang.
“aku tidak ingin Chigwauisa Lee memaksaku,” jawab Shin Young, dia kembali ke sifat
formalnya lagi terhadap Minho.
“haaahh... mau bahagia rasanya susah
sekali,” Minho menggaruk kepalanya, aslinya dia kesal dengan Shin Young tapi
mencoba bersabar dan masih ingin mendapatkan perempuan itu.
Shin Young berdiri membelakanginya.
“aku sudah bilang, Chigwauisa Lee.. kalau
aku tidak ingin melukai eonni Hye Rim..,” kata Shin Young lagi
“Hye Rim sendiri yang meminta dirinya
dilukai emosinya... sedang aku ingin sekali kamu bersama ku karena keyakinanku
terhadapmu.. ,” balas Minho, mereka masih saling membelakangi.
Shin Young berbalik badan berhadapan
dengan Minho.
“berarti.. aku harus pergi, Dokter Lee,”
katanya dengan senyum.
“sedari kecil, kedua orangtua Eonni Hye
Rim sudah sangat berjasa pada hidupku.. kalau aku tidak diadopsi mereka... aku
mungkin tidak tahu akan jadi apa,” lanjutnya lagi
“jadi.. kalau kamu pergi dariku.. hutang
balas budi mu terhadap keluarga mereka akan terbayar?,” tanya Minho dengan
wajah serius, sedikit menundukkan pandangannya supaya dia bisa melihat wajah
Shin Young yang lebih pendek darinya.
“begitu pikiranmu semenjak aku mengatakan
aku sayang dan cinta kamu.. iya kan, Shin Young??,” tanya Minho lagi, masih
dengan wajah yang serius.
Shin Young diam sejenak, lalu,”begitulah”
“kamu tidak mempertimbangkan perasaanku
sama sekali terhadapmu selama ini, Shin Young?? Padahal aku sangat serius
padamu,”
Minho berdiri di hadapannya tanpa bergerak
sekalipun. Dia memandang Shin Young dalam dalam.
“kalau kamu begini terus padaku.. suatu
saat mungkin kamu akan rasakan sakit yang sama denganku saat ini,” kata Minho
lagi.
Shin Young tidak bisa menjawabnya. Dia
sebenarnya memang suka dengan Minho yang menurutnya baik, rendah hati, tapi
sekali lagi, dia tidak ingin melukai perasaan kedua orangtuanya dan juga kakak
tirinya.
“tolong antarkan aku ke rumah,” senyum
Shin Young, dia tidak menjawab pernyataan Minho sebelumnya.
Minho hanya bisa senyum tipis, lalu mereka
kembali ke tempat dimana mobil Minho diparkirkan.
“apa Ae Cha curhat lagi kepadamu, Hyeon
Jun??,” Seong Won menelepon Hyeon Jun.
“sayangnya begitu.. dia memang sepertinya
semakin putus asa dengan keputusanmu yang tetap hanya ingin hidup bersama,” jawab
Hyeon Jun
“ini masih tetap keputusan terbaikku,”
jawab Seong Won lagi
“apa dari awal kalian sudah berkomitmen
begitu??,”
“ya.. ,” balas Seong won singkat
“umm,” Hyeon Jun malah bergumam,”setahu
aku... Ae Cha itu tipe perempuan yang tidak bisa dikhianati,”
“dia sudah berubah, Hyeon Jun.. semenjak
kamu putus dengannya,” balas seong Won. Ae Cha memang mantan pacar Hyeon Jun
sekaligus teman sewaktu kuliah.
“kamu sebaiknya bujuk dia supaya lebih
sabar jika memang akhirnya kamu ingin menikah juga dengan dia,” kata Hyeon Jun
“aku sudah bilang padanya kalau hubungan
ini akan panjang jalan ceritanya, karena aku menginginkan dulu karir, bukan
membentuk keluarga,” jawab Seung Won
“memang.. kapan kamu mau diangkat jadi
koordinator rumah sakit?? Rasanya sudah setahun belum berhasil juga,” sindir
Hyeon Jun
“disertasiku saja belum lulus, bagaimana
aku mau diangkat? Untuk itu aku sekarang sibuk dengan urusan ini, bukan yang
lain, apalagi membentuk keluarga. Hal ini kan tidak gampang. Anakmu sendiri
bagaimana??,”
Hyeon Jun sedikit menghela nafas,”haaah..
gak aku bayangkan kalau kalian pisah. Yang sekarang dikandung Ae Cha kan
anakmu”
“aku memberinya keputusan.. apa dia mau hidup
bersama saja tapi tidak menikah atau ya.. begini saja.. tidak memiliki anak. Aku
masih belum bisa berfikir jernih, Hyeon Jun”, Seung Won mengepul-kepulkan asap
rokoknya
“ya.. ya.. aku mengerti.. setidaknya kamu
sebaiknya berikan keputusan yang jelas dan tidak membuatnya merana seperti
digantung,” balas Hyeon Jun
“tidak.. aku hanya ingin menawarkannya
hidup bersama.. itu yang bisa kulakukan.. untuk komitmen kuat..aku masih ragu,”
“uh.. Seung Won.. rasanya..aku jadi ingin
kembali lagi bersama Ae Cha,” kata Hyeon Jun dalam hatinya.
Hari hari berlalu, Shin Young tetap
beraktivitas mengajar dan juga membantu para petugas di panti asuhan jompo
milik orangtuanya. Minho tetap praktek dan sambilan sebagai model. Hye Rim
tetap pusing dengan urusan hatinya.
“Kenapa kamu setiap hari selalu datang
dalam keadaan mabuk, Hye Rim?,” ibunya sangat cemas dengan kondisi anaknya yang
minggu ini sering sekali masuk rumah dengan sempoyongan
“apa lagi kalau bukan karena Minho,
Eomma?? Kenapa kalian memperlambat proses ini?,” Hye Rim jadi bertanya balik.
“kami tidak memperlambat.. tetapi memang
orangtua Minho belum bisa bicara lagi tentang ini.. jadi.. sabar ya sayang??,”
ibunya mengelus rambut anaknya,”kelihatannya kamu memang cinta mati padanya”
Hye Rim menepis tangan ibunya,”ah..
Eomma.. jujur saja, aku kesal dengan hal ini.. dengan apa yang sudah terjadi antara
Minho dan Shin Young dan makin lamanya perbicaraan ini.. aku pikir, membuat
Minho semakin jauh dariku”
“Minggu ini..akan ada pembicaraan lagi,”
senyum Ibunya
Hye Rim kaget bercampur senang,”really,
eomma??apa..memang sudah setuju untuk bertunangan??”
Ibunya mengangguk senyum. Hye Rim senang
dan memeluk ibunya erat-erat.
Shin Young yang awalnya ingin masuk ke
dalam ruang keluarga, ketika mendengar itu, dia kembali lagi ke ruangan lain.
Dia duduk di taman ditengah rumah,
sendirian.
“Minho akan tetap jadi milik Eonni Hye
Rim,” keluhnya pelan, menatap rumput yang ada di bawah kakinya.
Dia menikmati saja malam itu ditaman
tengah rumah. Dia membayangkan kejadian lalu ketika dia dan Minho di dalam
apartment Minho, berdua saja.
Lalu dia masuk ke kamar dan menangis
disana, diatas tempat tidur,”Minho akan menjadi milik Eonni Hye Rim.. mungkin
saatnya aku pergi.. tapi kemana??”
“apa aku bilang, Minho.. aku juga kan yang
menang??,” Hye Rim menelepon Minho. Dengan kabar orangtua mereka akan bertemu
lagi dalam minggu ini.
“aku tidak akan bisa dipaksa, bahkan oleh
kedua orangtuaku sendiri,” balas Minho, dengan suara tegas.
“silahkan saja.. jarang sekali biasanya
kalau bertunangan akan gagal,” balas Hye Rim
“aku sama sekali tidak cinta kamu
setitikpun... bahkan kalau orangtuaku marah dan memang terpaksa menikahkan aku
denganmu.. sampai kapanpun aku tidak punya perasaan padamu,” Minho lebih sinis lagi
“menyebalkan kamu, Lee Minho.. kamu
terlalu obsesif terhadap Shin Young,”
Minho senyum sinis,”adik tirimu itu jauh
lebih baik darimu walau tidak punya orangtua dan aku sayang sekali
dengannya..mana bisa aku lepaskan??,”
“kamu akan tahu bagaimana karakter dia
sebenarnya, Minho.. jangan terlalu mengaguminya,” balas Hye Rim.
Minho tidak berkata apa, hanya menutup
teleponnya, tidak ingin ribut dengan perempuan dan tidak ingin lanjut,”perempuan
ini.. makin tidak karuan”
“jadi..minggu kita akan datang lagi,
Appa??,” tanya Minho. Warna wajahnya sudah tidak suka dengan keputusan ayahnya.
“Appa dan ayahnya Hye Rim sudah memutuskan..
kamu akan bertunangan dengan Hye Rim, bukan dengan adik tirinya,” kata ayahnya
“Appa.. aku mohon.. mengertilah
perasaanku,” iba Minho. Wajahnya sudah mulai berharap ayahnya akan
mempertimbangkan perasaannya.
“jangan melawan keputusanku,” balas
ayahnya dengan suara dingin.
Minho diam sejenak, dia sadar, kalau dia
tidak bisa melawan keputusan orangtuanya.
“Shin Young...,” katanya dalam hati
“sudahlah Minho.. Appa dan Eomma tidak
hanya memikirkan posisi kami saja.. kami juga memikirkan posisi mu nanti..,”
kata ibunya
“posisi??,” Minho bingung,”posisi apa,
Eomma?? Apa ada perjanjian bisnis antar Appa dan ayahnya Hye Rim??”
“sayangnya begitu, Minho,” jawab ayahnya
Minho kaget, sebab dia sama sekali tidak
menyangka kalau ada. Padahal, dia sudah tidur dengan Shin Young dan dia
berjanji akan lebih dekat dengannya dan memilih Shin Young dibandingkan Hye
Rim.
“Appa... Eomma.. aku hanya cinta Shin
Young, bukan Hye Rim,” kata Minho, dia memohon
“tidak, Minho.. jangan buat kami kecewa,”
ayahnya hanya berkata itu dan keluar ruangan keluarga. Ibunya menyusul ayahnya
keluar dari ruangan itu.
“kenapa?? Aku tidak ingin Hye Rim.. aku
inginkan Park Shin Young”, kata Minho berdiri mematung sendirian di ruang
keluarga itu.
Hari minggu tiba juga. Keluarga Minho
datang: kedua orangtuanya, kakaknya berserta keluarga.
“ah, hahahaha.. Tuan dan Nyonya Lee
bahagia sekali hari ini,” basa basi Min, ayah Hye Rim
Minho menghormat pada kedua orangtua Hye
Rim, dia melihat Shin Young cantik sekali dengan hanbok warna lembut.
“dia cantik sekali.. tak pernah berubah
dibalik kelembutan dan senyumnya,” kata hatinya Minho.
“selamat datang kembali, Tuan dan Nyonya
Lee.. serta keluarga,” kata Shin Young, ramah menyapa.
Hye Rim jadi mendadak manis di depan
keluarga Minho,”selamat datang Tuan dan Nyonya Lee..”
Minho diam saja. Dia lalu duduk ketika
Tuan Min mempersilahkan semua keluarga untuk duduk.
“kami senang sekali begitu mendengar kabar
ini.. kalau keluarga Lee setuju untuk mengikat Hye Rim dengan Minho”, kata Min
Ji Woo lagi
“pasti Minho juga sudah tidak sabar untuk
bisa punya isteri Hye Rim.. iya kan, Minho??,” tanya ibunya Minho
Minho cuma senyum tipis aja pada ibunya,
aslinya dia super bete dan ingin sekali kabur dari situ.
Shin Young basa basi kepada keluarga
Lee,”pastinya Dokter Lee dan Eonni Hye Rim akan bahagia.. aku juga senang
mendengarnya, Tuan dan Nyonya Lee”
Kakaknya Minho juga ikutan senang,”kalau
begitu, dipercepat saja, Eomma, Appa.. tunggu apa lagi??”
“aduh.. gimana sih, kakak ini??,” gerutu
Minho. Dia memang biasanya akrab dengan kakaknya, curhat ini itu, tapi masalah
yang terakhir memang dia malas sekali cerita pada keluarganya, lebih kepada
Hyeon Jun atau Seung Won.
Minho senyum palsu lagi, aslinya bete.
“kalau begitu, Tuan Min.. kapan mau segera
dilaksanakan?? Kita harus merencanakan..siapa saja yang diundang,” senyum Lee
“ya ampun.. rasanya aku mau mati bunuh
diri saja,”keluh hatinya Minho, dia sungguh tidak bisa berbuat apapun.
Sementara, dia hanya melihat Shin Young yang tepat duduk berhadapannya sangat
manis dan lembut bicara dengan kakaknya.
“jadi kamu mengurusi para orangtua jompo
itu, Shin Young?? Wah.. kamu sungguh mulia,” kata Hye Gyo, kakaknya Minho
Minho malah asik memperhatikan mereka
bicara di pojok kursi yang saling berhadapan.
“ah..tidak.. itu biasa, Eonni Hye Gyo..
aku memang sedari kecil diajak orangtua ku untuk bisa bersama mereka..
lagipula.. sedih juga kalau ternyata mereka yang sudah lama dengan kita,
ternyata akhirnya sakit dan meninggal juga”, balas Shin Young dengan suara
kalem
“tapi.. bagiku, pekerjaan ini sungguh
mulia.. kamu benar benar baik, Shin Young.. orangtuamu pasti bangga ya?,” kata
Hye Gyo, dia memang tidak tahu kalau Shin Young anak tiri keluarga Min.
“Hye Rim pasti sudah tidak sabar ya??
Kalian juga sudah saling kenal empat tahun.. kenapa tidak pacaran saja??,” basa
basi Lee.
“ah.. aku ini menunggu Minho, Tuan Lee..
kalau Minho nanti tidak suka aku.. bagaimana?? Masak perempuan duluan yang
mulai??,” kata Hye Rim dengan nada sedikit manja.
Minho benar benar tidak memperhatikan
mereka, dia hanya melihat Shin Young saja. Shin Young yang tahu diperhatikan
Minho lebih banyak mengalihkan perhatiannya.
“oh.. maaf.. aku lupa menghidangkan kue
ketan manis,” kata Shin Young lalu berdiri dan menunduk hormat pada keluarga
Lee.
“kue buatanmu??,” Minho langsung bertanya
padanya, yang lain langsung menoleh padanya.
“Ah.. Minho suka sekali dengan kue ketan
manis,” kata ibunya Minho ketika semuanya melihat anaknya.
“wah.. kalau begitu, Hye Rim harus belajar
membuat.. dirumah ini, kue ketan manis buatan Shin Young memang lezat, Nyonya
Lee.. Shin Young suka membuat untuk para tamu,” basa basi isterinya Min.
“makin menderita aku,” gerutu hatinya
Minho,”seharusnya aku minta dukungan kakak”
“ah iya.. aku suka sekali dengan kue itu,
Nyonya Min.. mungkin.. aku ingin makan langsung di dapur.. tapi rasanya tidak
sopan,” ujar Minho, mencari kesempatan supaya bisa berdua dengan Shin Young.
“Shin Young bisa antarkan.. tapi dapur
kami kotor sekali,” basa basi Nyonya Min
Minho senang sekali, dia merasa
kesempatannya bersama Shin Young akan ada,”ah.. terima kasih sekali..
kebetulan.. sebenarnya aku suka juga membuat kue ini.. tapi sayangnya, tidak
pernah enak, hehe”
Hye Gyo tertawa,”tentu saja.. kamu kan
lelaki.. biar Hye Rim saja nanti yang membuatnya untuk kamu.. payah kamu, Minho”
Yang lain tertawa, Hye Rim pura-pura malu.
“ah.. Eonni.. tapi kalau sudah ketemu
dengan pembuat yang enak..bisa langsung belajar kan??,” kilah Minho, dia
sungguh mencari kesempatan.
Shin Young yang sedaritadi berdiri di
hadapan semuanya minta ijin pada ibu tirinya dan yang lain,”saya ke dapur
dulu,”
Ibu tirinya mempersilahkan dia pergi.
“boleh..aku ikut, Nyonya?,” Minho malah
jadi tambah semangat.
“Minho.. tidak baik masuk dapur rumah
orang lain,” ujar ibunya sendiri
“ah..tidak apa, Nyonya Lee..silahkan saja,
Dokter Lee..,” Ibunya Hye Rim berdiri dan mempersilahkan.
“aku serahkan saja semua keputusan kepada
Appa dan Eomma.. ,” Minho berdiri lalu menunduk hormat pada ibunya, sementara
Lee dan Min sedang asik ngobrol nostalgia.
“jadi..apa kamu benar benar siap jadi
calon suami Hye Rim, Minho??,” tanya ayahnya
Minho menunduk hormat,”aku serahkan
semuanya pada Appa dan Eomma..aku ingin belajar dulu dengan Shin Young”
Lalu dia pergi menyusul Shin Young.
“sepertinya Minho tidak suka dengan acara
ini,” tanya hatinya Hye Gyo, dia memperhatikan Minho yang keluar dan lalu
bertanya pada pembantu rumah itu, dimana letak dapur.
Kedua orangtua berbicara menentukan waktu
tepatnya. Mereka tertawa basa basi bagaimana bahagianya kalau kedua keluarga
itu bisa saling terikat. Hye Rim senang sekali dan tampaknya dia menang dan
akan bisa mendapatkan Minho dengan segera.
“ah.. aku minta maaf.. aku ingin ke
belakang,” kata Hye Gyo, dia penasaran dengan apa yang akan dilakukan Minho di
dapur, lalu permisi kepada yang lain.
Salahseorang pembantu membantu menunjukkan
jalannya kemana ke arah kamar mandi. Hye Gyo lalu memang ke kamar mandi, tapi
kemudian dia penasaran mencari dapur.
“Minho sepertinya menyembunyikan sesuatu
dariku, biasanya dia selalu cerita masalahnya,” kata hatinya Hye Gyo
Rumah itu sangat besar dan sepi.. Hye Gyo
tetap mencari dapur.. dan dia menemukan Minho dan Shin Young berdua saja
disana. Dia mengintip dari balik pintu dapur, mengendap endap dengan hati hati.
Dilihatnya, Minho sedang memeluk Shin
Young dari belakang.
“aku ingin tetap denganmu.. aku tidak
peduli soal pertunangan ini.. kalau perlu.. kita pergi saja dari orangtua kita
masing masing..,” kata Minho
Hye Gyo kaget mendengar perkataan adiknya
itu, dia tutup mulutnya,”hooohh.. jadi ternyata Minho malah suka adiknya Hye
Rim”, katanya dalam hati
“tidakbisa, Minho.. aku tidak ingin
mengkhianati keluarga ku,” jawab Shin Young
“kenapa kamu selalu begitu setiap kali aku
menginginkanmu, Shin Young?? Cobalah mengerti aku yang memang sungguh sayang
denganmu,” balas Minho, masih memeluknya, malah lebih erat
“nanti para pembantu lihat,” balas Shin
Young datar
“Minho ini... kenapa sih.. kamu tidak
cerita padaku, huh??,” kata Hye Gyo masih mengintip,”biasanya kamu percaya
kakakmu sendiri”
Minho malah mencium lehernya Shin Young,”nan dangsin-i nae anaegadoego sip eoyo...
jadilah isteriku, Shin Young..aku hanya ingin kamu”
“aku tidak bisa, Dokter Lee,” balas Shin
Young, dia tidak melawan dicium Minho
“keterlaluan Minho.. kalau begini kan..
bisa kita cari jawaban masalahmu,” keluh hatinya Hye Gyo, masih mengintip.
“sudahlah, Minho.. aku tidak ingin menjadi
beban semuanya dikeluargaku,” kata Shin Young lagi
“kenapa kamu tidak ingin hidup denganku?
Setiap hari aku selalu berkhayal tentang kamu, Shin Young... rasanya aku
mungkin mati bunuh diri saja.. sama sekali aku tidak menginginkan Hye Rim dalam
hidupku,” Minho masih menciumnya
“Minho.. sudah.. lepaskan aku,” balas Shin
Young, masih dengan suara datar, dia tidak ingin Minho memeluknya erat sekali.
Minho melepaskan pelukannya, berhadapan
dengannya,”aku harus mendapatkanmu”
“aaaah... shit... Minho ini,” keluh Hye Gyo, masih juga mengintip
“aku tetap akan pergi darimu, Dokter
Lee...bagaimanapun...aku ingin tidak membebani perasaan siapapun..terlebih lagi
kedua orangtua tiriku yang sudah sangat baik padaku”, jawab Shin Young
Minho malah menciumnya, Shin Young
menolak.
“Minho.. sudah.. kita harus akhiri
semuanya.. kejadian kemarin..lupakan saja,” kata Shin Young mengelak.
“tidak bisa..aku gak akan pernah mau lupa
dan lepaskan kamu,” balas Minho. Dia nekat mencium Shin Young.
“Minho.. cukup..,” kata Shin Young.
Minho masih menciumnya dengan lembut, Shin
Young jadi serba salah. Dia bersandar pada dinding dapur dan Minho terus
menciumnya dengan penuh perasaan.
“kacau sekali Minho,” kata Hye Gyo,”kalau
begini, Appa dan Eomma bisa maki maki dia”
Walau dirumahnya sendiri, Shin Young
sangat malu diperlakukan seperti itu oleh Minho.
“kenapa?? Apa kesungguhanku masih belum
terlihat juga oleh mu??,” tanya Minho, memegang wajah Shin Young.
“aku tidak tahu,” Shin Young berbalik
arah, membelakangi Minho, lalu dia membuka lemari atas tempat kue dan berusaha
mengambil kue ketan yang dia sudah buat.
Minho membantunya,”biar aku yang ambil”
Shin Young diam saja ketika Minho
melakukan untuknya.
Hye Gyo pura pura datang,”ah.. kalian lama
sekali.. aku disuruh Eomma menyusul kesini”
Minho menoleh,”loh.. kenapa kakak kesini??
Ini.. tadi aku minta diajarkan dulu”. Minho bohong pada kakaknya sendiri.
Hye Gyo lalu melihat lihat piring,”mana
hasil buatanmu??,” katanya pada Minho
Minho mengelak,”ah.. gak enak.. iya kan
Shin Young?? Nanti kamu enggak bisa makannya, Eonni.. kacau deh”
“Minho berkilah,” kata hatinya Hye Gyo.
“ya.. sudahlah..mana yang harus dipotong?
Mari aku bantu,” tawar Hye Gyo pada Shin Young
Shin Young dengan ramah menunjukkan pisau
dan mereka memotong kue. Minho hanya melihat saja, tetapi cara melihatnya
ditangkap aneh oleh kakaknya sendiri.
“kamu semangat sekali melihat Shin Young
memotong ketan manis ini, Minho,” tegur Hye Gyo
Minho ngeles
lagi,”ah.. really? Aniyo.. biasa saja.. mungkin karena aku
suka banget sama kue ini.. jadi pasti dimakan banyak. Tadi aku cicip sedikit
dan enak sekali.. iya kan Shin Young??,”
Shin Young hanya mengangguk pelan.
“uh.. dasar kamu, Minho.. pandai
manipulasi,” gerutu hatinya Hye Gyo.
“Mian
habnida.. kami agak lama,” senyum Shin Young pada keluarga Min dan Lee.
“jangan jangan mereka pacaran,” hati Hye
Rim langsung curiga.
“ah.. lama sekali.. memang Minho sekalian
belajar??,” Hye Rim mencoba pura-pura ramah.
“ya.. aku minta Shin Young ajarkan aku..
dan.. kue nya enak sekali,” jawab Minho dengan biasa saja, tapi dia senyum
manis pada Shin Young.
Hye Rim langsung cemburu,”dasar adik gak
tahu diri,” gerutunya dalam hati.
“mari kita makan kue dulu,” ujar Nyonya
Min.
Shin Young menghidangkan kue itu untuk
mereka satu persatu, ketika dia ingin menyerahkan piring yang sudah ada kuenya
itu pada Minho, Hye Rim langsung merebut piring itu dari tangan Shin Young.
“biar aku saja,” katanya pada Shin Young.
“ah.. mian
haeyo, Eonni.. silahkan,” jawab Shin Young. Dia menyerahkan piring kecil
itu pada Hye Rim untuk Minho
Minho memperhatikan saja tingkah Hye Rim.
“ayo dong, heoni (sayang-red).. dimakan kuenya,” bujuk Hye Rim,”atau.. mau aku
suapi??”
Minho hanya menggeleng,’aku bisa makan
sendiri”
Nyonya Lee, ibu Minho tertawa kecil,”wah..
romantis juga Hye Rim ini.. Minho jadi malu-malu”
Tuan dan Nyonya Min tertawa, begitu juga
ayah Minho.
“kalian bisa jadi pasangan yang romantis..
makanya, Tuan Min.. kita percepat saja,” kata ayahnya Minho, Lee Kim Moon
“Hananim..
dead me,” gerutu hatinya Minho
Hye Gyo melihat wajah adiknya, dia bisa
membacanya lebih cepat dibanding yang lain, kalau adiknya itu galau berat.
“Jadi.. kami akan membuat masing masing
daftar siapa saja yang diundang, kalau bisa dalam minggu ini, Tuan Lee,” kata
Min Ji Woo, ayah Hye Rim
Shin Young yang mendengarkan itu diam
saja.
“akhirnya.. Minho memang lebih pantas
untuk Eonni Hye Rim,” katanya dalam hati
“sialan.. aku sama sekali tidak suka
dengan cewek genit ini..aku harus bagaimana??,” gerutu hatinya Minho pada Hye
Rim.
Hye Rim senyum ketika Minho melihatnya
sekilas.
“aku pasti akan berusaha jadi isteri yang
baik untuk Minho, Appa,” kata Hye Rim dengan suara manja.
“ya.. kami yakin kamu bisa membahagiakan
Minho,” jawab ayahnya sendiri.
“kami akan mengumpulkan daftar nama nama
undangan.. minggu ini juga,” balas Lee
“ah.. akhirnya.. ada kesepakatan juga ya??
Minho sudah mau usia 30.. jadi wajar saja kalau sebaiknya dicarikan.. kakaknya
saja menikah usia 27 tahun,” kata ibunya Minho
Hye Gyo menunduk hormat sambil duduk pada
keluarga Min,”iya.. sebaiknya Minho juga tidak terlalu lama”
Minho melihat wajah kakaknya,”apa apaan
sih ini?? Kenapa kakak tidak bisa menangkap ekspresi wajahku??”, katanya dalam
hati. Dia makin stress. Karena biasanya memang dia suka bergantung pada kakak
perempuan dan saudara kandung satu satunya itu.
Hye Gyo melihat perubahan wajah Minho,
tapi dia diam saja dan terkesan mendukung.
Pertemuan dua keluarga selesai. Mereka pun
pamit.
Di depan rumah yang besar itu, semua
anggota keluarga saling menunduk hormat.
“terima kasih atas kunjungannya ke rumah
kami yang sederhana ini, Tuan Lee,” kata Min, basa basi lagi.
“ah.. tidak apa, Tuan Min.. yang jelas,
kita sudah atur kesepakatan dan itu semua tinggal kita jalankan mulai hari
ini.. tetap saling berkomunikasi untuk kelancaran pertunangan ini,” senyum Lee.
Minho makin bete.
Lee dan keluarga menunduk hormat,”kami
permisi. Selamat malam”
Min dan keluarga membalas juga dengan
menunduk hormat.
“tata, Minho,” kata Hye Rim melambaikan
tangannya dengan manis untuk Minho.
“menyebalkan.. shit,” keluh hatinya Minho. Dia lalu membuka pintu mobil untuk
kedua orangtuanya.
Dia malah memperhatikan Shin Young
sekilas. Shin Young hanya menunduk hormat pada Minho lalu senyum.
Minho begitu kesal hari itu. Sepanjang
jalan pulang dia hanya diam saja.
“aku tahu kamu kesal dengan kejadian
tadi,” kata kakaknya Minho. Mereka duduk di depan rumah.
“kalau tahu.. kenapa tidak membelaku??,”
gerutu Minho, dia cemberut tidak menoleh pada kakaknya.
“hei Minho.. bukan begitu caranya kalau
mau melawan,” kaya Hye Gyo
“aku melihat apa yang kamu lakukan dan
katakan pada Shin Young itu di dapur,”
Minho kaget dan menoleh,”Apa? Beneran??”
Hye Gyo mengangguk,”kamu gila ya?? Kalau
ketahuan dengan orangtua tirinya bagaimana?? Bisa bisa dia diusir,”
“what
should i do then? I dislike even hate
Hye Rim,”keluhnya pada Hye Gyo
“i
know.. tapi semua tidak semudah itu... Appa bukan orang yang mudah
membatalkan segalanya..,” jawab Hye Gyo, dia juga berfikir
“tadi itu sebenarnya aku ingin mengajak
Shin Young kabur dari rumahnya,” ujar Minho
“heeeehh?? Kegilaan apa lagi, Minho??,”
tanya Hye Gyo
“aku memang sudah gila padanya,” jawab
Minho, dia menghembuskan nafasnya agak kencang.
“sampai sejauh mana hubunganmu dengan cewek
itu??,” wajah Hye Gyo jadi penasaran
“aku sudah bersama dengannya,” balas
Minho,”Eonni pasti tahu maksudku”
“okay.. aku faham,” balas Hye Gyo,”itu
sebabnya kamu tidak sanggup melepaskannya”
“dan..aku berfikir.. Shin Young akan tetap
menjauh dan semakin menjauh dariku jika aku bertunangan dengan Hye Rim,”
“umm,” gumam Hye Gyo,”ah.. kalau begitu..
terus dekati dia se dekat dekatnya”
Minho menoleh pada kakaknya,”ah?? Jadi
Eonni setuju??”
Hye Gyo mengangguk,”sepertinya memang Shin
Young itu cewek baik.. tapi..kamu harus licin juga..”
“ya.. aku faham.. aku juga mencari cara.
Waktunya semakin dekat..aku beneran galau dan gak tentu perasaan,” ujar Minho
Hye Gyo menepuk pundak Minho,”masih ada
waktu.. aku ingin mendekati Appa dan Eomma jika bisa.. aku berusaha bantu”
“aku sudah katakan sebelumnya pada Eomma..
seperti apa Hye Rim.. tapi sepertinya Eomma kurang bisa melobi Appa,”
“umm,” gumam Hye Gyo lagi. Dia berfikir
lagi.
“ah.. dekati saja dulu Shin Young
baik-baik.. jangan dipaksa..kamu memaksanya sekali ya??,”
Minho mengangguk,”aku sudah gak tahan..
aku ingin dia”
Hye Gyo berdiri,”ah sudahlah.. anakku
nanti bangun,” dia lalu berjalan ke kamarnya.
Minho juga lalu masuk ke kamarnya.
Dia lalu mengirimkan short messanger dengan suara kepada Shin Young.
“I
love you, shin young,” ketika Shin Young mendengarkan short messanger voice itu.
Shin Young diam. Dia menangis.
“aku tetap tidak akan pernah bisa untukmu,
Minho.. kamu akan jadi milik Eonni Hye Rim.. cukup sudah, Minho.. “
Dari kamarnya, Minho juga galau. Dia menunggu
jawaban sms dari Shin Young.
“kenapa, Shin Young?? Aku benar benar
berharap lebih padamu.. kenapa kamu tidak juga mengerti aku?? Aku harus
bagaimana lagi untuk mu??”
“sebaiknya aku pergi saja,” kata hatinya
Shin Young, ternyata dia bertekad ingin kabur dari rumah itu.
Bersambung ke part 10...