This is me....

Sabtu, Juni 21, 2014

Cinta Dokter Cute (Part 9: I Love You)

Lee Minho sebagai dokter Minho    Kazuki Kitamura sebagai dokter Choi Hyeon Jun Gackt sebagai dokter Roh Seung Won

Minho menunggu di depan rumah jompo. Dia melihat lihat dan mengintip intip gerbang rumah jompo itu. Apakah masih ada Shin Young di dalamnya atau tidak.
Chigwauisa Lee?,” tanya seorang pengurus rumah jompo itu
“Ah.. Myung agassi.. mian haeyo.. aku mencari Shin Young..apa.. dia disini sekarang??,” tanya Minho basa basi
“iya.. dia sedang didalam.. sedang bergurau dengan para halmeoni dan halabeoji,” jawab Myung
“apa.. ingin masuk?? Kenapa disini, dokter Lee?,”
“ah..enggak apa.. lebih baik aku tunggu saja disini.. mungkin sebentar lagi dia pulang??,” balas Minho
“sepertinya tidak.. kemungkinan hari ini, Nona Park akan menginap.. biasanya memang hari senin suka menginap atau minggu malam, supaya para orangtua itu enggak kesepian,” senyum Myung
“Shin Young, kamu ini cewek baik..aku malah jadi semakin menginginkanmu,” kata hatinya Minho.
“apa.. dokter Lee masih mau menunggu disini?,” kata Myung
“ah..,” Minho menggaruk kepalanya. Dia ingin sekali masuk ke dalam panti itu.
“ya, baik.. aku masuk,” katanya lagi
Myung tersenyum dan Minho mengikutinya.
Dilihatnya, di ruang tamu rumah jompo yang besar itu, Shin Young sedang bersama dengan para jompo. Minho menyapa para orangtua itu dengan ramah..
annyeong haseyo.. halmeoni.. halabeoji... jaljinas eoyo??,”
aigoo.. chigwauisa Lee,”  kata mereka hampir serempak
“Minho.. kenapa dia kesini lagi??,” pandang Shin Young dari dalam hatinya
Minho senyum pada Shin Young dengan manis sekali,”aku ingin kesini.. kangen dengan para kakek dan nenek ini”
chigwa uisa Lee.. ingin menjemput Shin Young ya?,” kata seorang nenek dengan agak genit
Minho pasang wajah malu malu menjawab,”ah.. iya halmeoni.. tahu aja,”
“aduh... Shin Young benar benar untung punya pacar chigwauisa Lee,” kata salah seorang nenek, mengelus punggung Minho


Minho senyum pada nenek itu, malah sengaja mengajak guyon orangtua tersebut,”tapi Shin Young tertutup padaku... apa.. aku pacaran dengan nenek saja? Hehehe”
Sang nenek terkekeh, begitu juga dengan para kakek.
“hari ini.. aku ingin mengajak Shin Young jalan-jalan.. aku minta ijin pada nenek dan kakek semuanya,” kata Minho lagi
“pergi lah.. Shin Young memang butuh hiburan.. kami suka kasihan melihat dia terlalu serius mengurusi kami.. ,” kata salah seorang nenek
Shin Young masih diam saja, dalam hatinya dia bilang kalau Minho benar benar ingin mengambil hati pada kakek dan nenek supaya mereka bisa mengijinkan Minho jalan dengannya.
“Shin Young... mestinya kamu ini bersyukur punya Namjachingu seperti chigwauisa Lee.. mengingatkan aku pada mendiang suamiku,”  kata nenek Myung dengan ekspresi bernostalgia dan agak genit
Minho tertawa. Shin Young senyum saja.
“iya.. nanti..aku jalan-jalan dengan nenek Myung.. tapi.. bukannya aku sudah janji sama nenek, kalau mau ajak kontrol ke dokter?,” balas Shin Young
“kenapa dengan nenek Myung??,” tanya Minho
“kakinya sakit.. sulit berjalan,” jawab Shin Young
“aku saja yang antarkan... mungkin bisa segera ditangani karena sesama rekan,” balas Minho lagi.
“nah..nenek suka itu,” jawab nenek Myung
Minho senyum dengan sang nenek,”lalu.. nenek restui aku pacaran dengan Shin Young ya??”, candanya
Nenek Myung mengangguk,”pasti itu, chigwauisa Lee.. hehehe”

“aku benar-benar tidak tahan dengan Minho. Dia itu menjadi tunanganku tetapi malah suka dengan adik tiriku sendiri,” Hye Rim curhat dengan  Ha Eun disebuah clubbing.
“mungkin Minho cinta sama adik tirimu itu karena kasihan.. kamu sih, terlalu galak dengan dia.. cowok mana suka dengan cewek galak?,” balas Ha Eun, menenggak bir nya
“aku tidak ingin Minho direbutnya.. semua orang membela Shin Young untuk keinginannya,” balas Hye Rim
“masak sih?? Sepertinya dia diam sekali,” Ha Eun seakan tidak percaya dengan perkataan Hye Rim. Selama ini, dia memang melihat Shin Young tipikal cewek penurut dan tidak banyak meminta
“aku sudah sakit hati.. dia sudah tidur dengan Minho, aku ingin orangtuaku mengusirnya,”
Ha Eun kaget dengan perkataan Hye Rim barusan,”ah... seriously?? Apa sampai Minho seperti itu??”
“aku sungguh gak percaya... aku benar benar tersiksa dengan kelakuan mereka berdua.. aku malu sama orangtuaku.. ,” balas Hye Rim
“eh.. kamu jangan banyak minum.. nanti mabuk, aku pusing bawa kamu,” kata Ha Eun, mencegah Hye Rim minum banyak sekali
“biar.. rasanya aku ingin bunuh adik tiriku sendiri.. Minho sekarang makin dekat dengan dia,” balas Hye Rim, kepalanya sudah pusing
“kapan orangtuamu mau bertemu lagi dengan orangtua Minho?,”
“minggu ini.. ayahnya sudah ada waktu luang dari bisnisnya,”
“umm,” Ha Eun bergumam,”kamu tahu kan.. sepertinya memang Minho itu dingin sama kamu?”
“aku tahu,” jawab Hye Rim..dia sudah mulai teler
“sudah.. stop minumnya.. aku bingung kalau mau bawa kamu,” cegah Ha Eun, dia mengambil gelas dari tangan Hye Rim
“eh.. biar!,” Hye Rim mengelak, merebut lagi gelas yang sudah ditangan Ha Eun lalu menenggaknya bir lagi
“huh.. keras kepala.. apa kamu gak mikir.. diluar sana mungkin masih banyak cowok yang suka kamu??,”
Hye Rim terus saja tenggak minumannya berbotol botol. Ha Eun mendiamkannya, dia merokok saja melihat orang-orang asik joget.
“kalau Minho memang tidak suka kamu.. ya sudah.. tipe dia memang bukan cewek kayak kamu,” kata Ha Eun lagi setelah beberapa lama mereka diam saja.
Hye Rim sudah teler,”aku enggak peduli.. Minho harus jadi milikku,” katanya dengan suara berat

“apa kamu masih tetap ingin menjauh dariku??,” tanya Minho pada Shin Young sehabis mengantarkan nenek Myung periksa. Mereka jalan disebuah tempat yang banyak sekali pohon rindang. Bunga bunga sudah mulai bermekaran, musim semi datang.
“aku tidak ingin Chigwauisa Lee memaksaku,” jawab Shin Young, dia kembali ke sifat formalnya lagi terhadap Minho.
“haaahh... mau bahagia rasanya susah sekali,” Minho menggaruk kepalanya, aslinya dia kesal dengan Shin Young tapi mencoba bersabar dan masih ingin mendapatkan perempuan itu.
Shin Young berdiri membelakanginya.
“aku sudah bilang, Chigwauisa Lee.. kalau aku tidak ingin melukai eonni Hye Rim..,” kata Shin Young lagi
“Hye Rim sendiri yang meminta dirinya dilukai emosinya... sedang aku ingin sekali kamu bersama ku karena keyakinanku terhadapmu.. ,” balas Minho, mereka masih saling membelakangi.

Shin Young berbalik badan berhadapan dengan Minho.
“berarti.. aku harus pergi, Dokter Lee,” katanya dengan senyum.
“sedari kecil, kedua orangtua Eonni Hye Rim sudah sangat berjasa pada hidupku.. kalau aku tidak diadopsi mereka... aku mungkin tidak tahu akan jadi apa,” lanjutnya lagi
“jadi.. kalau kamu pergi dariku.. hutang balas budi mu terhadap keluarga mereka akan terbayar?,” tanya Minho dengan wajah serius, sedikit menundukkan pandangannya supaya dia bisa melihat wajah Shin Young yang lebih pendek darinya.
“begitu pikiranmu semenjak aku mengatakan aku sayang dan cinta kamu.. iya kan, Shin Young??,” tanya Minho lagi, masih dengan wajah yang serius.
Shin Young diam sejenak, lalu,”begitulah”
“kamu tidak mempertimbangkan perasaanku sama sekali terhadapmu selama ini, Shin Young?? Padahal aku sangat serius padamu,”
Minho berdiri di hadapannya tanpa bergerak sekalipun. Dia memandang Shin Young dalam dalam.
“kalau kamu begini terus padaku.. suatu saat mungkin kamu akan rasakan sakit yang sama denganku saat ini,” kata Minho lagi.
Shin Young tidak bisa menjawabnya. Dia sebenarnya memang suka dengan Minho yang menurutnya baik, rendah hati, tapi sekali lagi, dia tidak ingin melukai perasaan kedua orangtuanya dan juga kakak tirinya.
“tolong antarkan aku ke rumah,” senyum Shin Young, dia tidak menjawab pernyataan Minho sebelumnya.
Minho hanya bisa senyum tipis, lalu mereka kembali ke tempat dimana mobil Minho diparkirkan.

“apa Ae Cha curhat lagi kepadamu, Hyeon Jun??,” Seong Won menelepon Hyeon Jun.
“sayangnya begitu.. dia memang sepertinya semakin putus asa dengan keputusanmu yang tetap hanya ingin hidup bersama,” jawab Hyeon Jun
“ini masih tetap keputusan terbaikku,” jawab Seong Won lagi
“apa dari awal kalian sudah berkomitmen begitu??,”
“ya.. ,” balas Seong won singkat
“umm,” Hyeon Jun malah bergumam,”setahu aku... Ae Cha itu tipe perempuan yang tidak bisa dikhianati,”
“dia sudah berubah, Hyeon Jun.. semenjak kamu putus dengannya,” balas seong Won. Ae Cha memang mantan pacar Hyeon Jun sekaligus teman sewaktu kuliah.
“kamu sebaiknya bujuk dia supaya lebih sabar jika memang akhirnya kamu ingin menikah juga dengan dia,” kata Hyeon Jun
“aku sudah bilang padanya kalau hubungan ini akan panjang jalan ceritanya, karena aku menginginkan dulu karir, bukan membentuk keluarga,” jawab Seung Won
“memang.. kapan kamu mau diangkat jadi koordinator rumah sakit?? Rasanya sudah setahun belum berhasil juga,” sindir Hyeon Jun
“disertasiku saja belum lulus, bagaimana aku mau diangkat? Untuk itu aku sekarang sibuk dengan urusan ini, bukan yang lain, apalagi membentuk keluarga. Hal ini kan tidak gampang. Anakmu sendiri bagaimana??,”
Hyeon Jun sedikit menghela nafas,”haaah.. gak aku bayangkan kalau kalian pisah. Yang sekarang dikandung Ae Cha kan anakmu”
“aku memberinya keputusan.. apa dia mau hidup bersama saja tapi tidak menikah atau ya.. begini saja.. tidak memiliki anak. Aku masih belum bisa berfikir jernih, Hyeon Jun”, Seung Won mengepul-kepulkan asap rokoknya
“ya.. ya.. aku mengerti.. setidaknya kamu sebaiknya berikan keputusan yang jelas dan tidak membuatnya merana seperti digantung,” balas Hyeon Jun
“tidak.. aku hanya ingin menawarkannya hidup bersama.. itu yang bisa kulakukan.. untuk komitmen kuat..aku masih ragu,”
“uh.. Seung Won.. rasanya..aku jadi ingin kembali lagi bersama Ae Cha,” kata Hyeon Jun dalam hatinya.

Hari hari berlalu, Shin Young tetap beraktivitas mengajar dan juga membantu para petugas di panti asuhan jompo milik orangtuanya. Minho tetap praktek dan sambilan sebagai model. Hye Rim tetap pusing dengan urusan hatinya.
“Kenapa kamu setiap hari selalu datang dalam keadaan mabuk, Hye Rim?,” ibunya sangat cemas dengan kondisi anaknya yang minggu ini sering sekali masuk rumah dengan sempoyongan
“apa lagi kalau bukan karena Minho, Eomma?? Kenapa kalian memperlambat proses ini?,” Hye Rim jadi bertanya balik.
“kami tidak memperlambat.. tetapi memang orangtua Minho belum bisa bicara lagi tentang ini.. jadi.. sabar ya sayang??,” ibunya mengelus rambut anaknya,”kelihatannya kamu memang cinta mati padanya”
Hye Rim menepis tangan ibunya,”ah.. Eomma.. jujur saja, aku kesal dengan hal ini.. dengan apa yang sudah terjadi antara Minho dan Shin Young dan makin lamanya perbicaraan ini.. aku pikir, membuat Minho semakin jauh dariku”
“Minggu ini..akan ada pembicaraan lagi,” senyum Ibunya
Hye Rim kaget bercampur senang,”really, eomma??apa..memang sudah setuju untuk bertunangan??”
Ibunya mengangguk senyum. Hye Rim senang dan memeluk ibunya erat-erat.
Shin Young yang awalnya ingin masuk ke dalam ruang keluarga, ketika mendengar itu, dia kembali lagi ke ruangan lain.

Dia duduk di taman ditengah rumah, sendirian.
“Minho akan tetap jadi milik Eonni Hye Rim,” keluhnya pelan, menatap rumput yang ada di bawah kakinya.
Dia menikmati saja malam itu ditaman tengah rumah. Dia membayangkan kejadian lalu ketika dia dan Minho di dalam apartment Minho, berdua saja.
Lalu dia masuk ke kamar dan menangis disana, diatas tempat tidur,”Minho akan menjadi milik Eonni Hye Rim.. mungkin saatnya aku pergi.. tapi kemana??”

“apa aku bilang, Minho.. aku juga kan yang menang??,” Hye Rim menelepon Minho. Dengan kabar orangtua mereka akan bertemu lagi dalam minggu ini.
“aku tidak akan bisa dipaksa, bahkan oleh kedua orangtuaku sendiri,” balas Minho, dengan suara tegas.
“silahkan saja.. jarang sekali biasanya kalau bertunangan akan gagal,” balas Hye Rim
“aku sama sekali tidak cinta kamu setitikpun... bahkan kalau orangtuaku marah dan memang terpaksa menikahkan aku denganmu.. sampai kapanpun aku tidak punya perasaan  padamu,” Minho lebih sinis lagi
“menyebalkan kamu, Lee Minho.. kamu terlalu obsesif terhadap Shin Young,”
Minho senyum sinis,”adik tirimu itu jauh lebih baik darimu walau tidak punya orangtua dan aku sayang sekali dengannya..mana bisa aku lepaskan??,”
“kamu akan tahu bagaimana karakter dia sebenarnya, Minho.. jangan terlalu mengaguminya,” balas Hye Rim.
Minho tidak berkata apa, hanya menutup teleponnya, tidak ingin ribut dengan perempuan dan tidak ingin lanjut,”perempuan ini.. makin tidak karuan”

“jadi..minggu kita akan datang lagi, Appa??,” tanya Minho. Warna wajahnya sudah tidak suka dengan keputusan ayahnya.
“Appa dan ayahnya Hye Rim sudah memutuskan.. kamu akan bertunangan dengan Hye Rim, bukan dengan adik tirinya,” kata ayahnya
“Appa.. aku mohon.. mengertilah perasaanku,” iba Minho. Wajahnya sudah mulai berharap ayahnya akan mempertimbangkan perasaannya.
“jangan melawan keputusanku,” balas ayahnya dengan suara dingin.
Minho diam sejenak, dia sadar, kalau dia tidak bisa melawan keputusan orangtuanya.
“Shin Young...,” katanya dalam hati
“sudahlah Minho.. Appa dan Eomma tidak hanya memikirkan posisi kami saja.. kami juga memikirkan posisi mu nanti..,” kata ibunya
“posisi??,” Minho bingung,”posisi apa, Eomma?? Apa ada perjanjian bisnis antar Appa dan ayahnya Hye Rim??”
“sayangnya begitu, Minho,” jawab ayahnya
Minho kaget, sebab dia sama sekali tidak menyangka kalau ada. Padahal, dia sudah tidur dengan Shin Young dan dia berjanji akan lebih dekat dengannya dan memilih Shin Young dibandingkan Hye Rim.
“Appa... Eomma.. aku hanya cinta Shin Young, bukan Hye Rim,” kata Minho, dia memohon
“tidak, Minho.. jangan buat kami kecewa,” ayahnya hanya berkata itu dan keluar ruangan keluarga. Ibunya menyusul ayahnya keluar dari ruangan itu.
“kenapa?? Aku tidak ingin Hye Rim.. aku inginkan Park Shin Young”, kata Minho berdiri mematung sendirian di ruang keluarga itu.

Hari minggu tiba juga. Keluarga Minho datang: kedua orangtuanya, kakaknya berserta keluarga.
“ah, hahahaha.. Tuan dan Nyonya Lee bahagia sekali hari ini,” basa basi Min, ayah Hye Rim
Minho menghormat pada kedua orangtua Hye Rim, dia melihat Shin Young cantik sekali dengan hanbok warna lembut.
“dia cantik sekali.. tak pernah berubah dibalik kelembutan dan senyumnya,” kata hatinya Minho.
“selamat datang kembali, Tuan dan Nyonya Lee.. serta keluarga,” kata Shin Young, ramah menyapa.
Hye Rim jadi mendadak manis di depan keluarga Minho,”selamat datang Tuan dan Nyonya Lee..”
Minho diam saja. Dia lalu duduk ketika Tuan Min mempersilahkan semua keluarga untuk duduk.
“kami senang sekali begitu mendengar kabar ini.. kalau keluarga Lee setuju untuk mengikat Hye Rim dengan Minho”, kata Min Ji Woo lagi
“pasti Minho juga sudah tidak sabar untuk bisa punya isteri Hye Rim.. iya kan, Minho??,” tanya ibunya Minho
Minho cuma senyum tipis aja pada ibunya, aslinya dia super bete dan ingin sekali kabur dari situ.
Shin Young basa basi kepada keluarga Lee,”pastinya Dokter Lee dan Eonni Hye Rim akan bahagia.. aku juga senang mendengarnya, Tuan dan Nyonya Lee”
Kakaknya Minho juga ikutan senang,”kalau begitu, dipercepat saja, Eomma, Appa.. tunggu apa lagi??”
“aduh.. gimana sih, kakak ini??,” gerutu Minho. Dia memang biasanya akrab dengan kakaknya, curhat ini itu, tapi masalah yang terakhir memang dia malas sekali cerita pada keluarganya, lebih kepada Hyeon Jun atau Seung Won.
Minho senyum palsu lagi, aslinya bete.
“kalau begitu, Tuan Min.. kapan mau segera dilaksanakan?? Kita harus merencanakan..siapa saja yang diundang,” senyum Lee
“ya ampun.. rasanya aku mau mati bunuh diri saja,”keluh hatinya Minho, dia sungguh tidak bisa berbuat apapun. Sementara, dia hanya melihat Shin Young yang tepat duduk berhadapannya sangat manis dan lembut bicara dengan kakaknya.

“jadi kamu mengurusi para orangtua jompo itu, Shin Young?? Wah.. kamu sungguh mulia,” kata Hye Gyo, kakaknya Minho
Minho malah asik memperhatikan mereka bicara di pojok kursi yang saling berhadapan.
“ah..tidak.. itu biasa, Eonni Hye Gyo.. aku memang sedari kecil diajak orangtua ku untuk bisa bersama mereka.. lagipula.. sedih juga kalau ternyata mereka yang sudah lama dengan kita, ternyata akhirnya sakit dan meninggal juga”, balas Shin Young dengan suara kalem
“tapi.. bagiku, pekerjaan ini sungguh mulia.. kamu benar benar baik, Shin Young.. orangtuamu pasti bangga ya?,” kata Hye Gyo, dia memang tidak tahu kalau Shin Young anak tiri keluarga Min.
“Hye Rim pasti sudah tidak sabar ya?? Kalian juga sudah saling kenal empat tahun.. kenapa tidak pacaran saja??,” basa basi Lee.
“ah.. aku ini menunggu Minho, Tuan Lee.. kalau Minho nanti tidak suka aku.. bagaimana?? Masak perempuan duluan yang mulai??,” kata Hye Rim dengan nada sedikit manja.
Minho benar benar tidak memperhatikan mereka, dia hanya melihat Shin Young saja. Shin Young yang tahu diperhatikan Minho lebih banyak mengalihkan perhatiannya.
“oh.. maaf.. aku lupa menghidangkan kue ketan manis,” kata Shin Young lalu berdiri dan menunduk hormat pada keluarga Lee.
“kue buatanmu??,” Minho langsung bertanya padanya, yang lain langsung menoleh padanya.
“Ah.. Minho suka sekali dengan kue ketan manis,” kata ibunya Minho ketika semuanya melihat anaknya.
“wah.. kalau begitu, Hye Rim harus belajar membuat.. dirumah ini, kue ketan manis buatan Shin Young memang lezat, Nyonya Lee.. Shin Young suka membuat untuk para tamu,” basa basi isterinya Min.
“makin menderita aku,” gerutu hatinya Minho,”seharusnya aku minta dukungan kakak”

“ah iya.. aku suka sekali dengan kue itu, Nyonya Min.. mungkin.. aku ingin makan langsung di dapur.. tapi rasanya tidak sopan,” ujar Minho, mencari kesempatan supaya bisa berdua dengan Shin Young.
“Shin Young bisa antarkan.. tapi dapur kami kotor sekali,” basa basi Nyonya Min
Minho senang sekali, dia merasa kesempatannya bersama Shin Young akan ada,”ah.. terima kasih sekali.. kebetulan.. sebenarnya aku suka juga membuat kue ini.. tapi sayangnya, tidak pernah enak, hehe”
Hye Gyo tertawa,”tentu saja.. kamu kan lelaki.. biar Hye Rim saja nanti yang membuatnya untuk kamu.. payah kamu, Minho”
Yang lain tertawa, Hye Rim pura-pura malu.
“ah.. Eonni.. tapi kalau sudah ketemu dengan pembuat yang enak..bisa langsung belajar kan??,” kilah Minho, dia sungguh mencari kesempatan.
Shin Young yang sedaritadi berdiri di hadapan semuanya minta ijin pada ibu tirinya dan yang lain,”saya ke dapur dulu,”
Ibu tirinya mempersilahkan dia pergi.
“boleh..aku ikut, Nyonya?,” Minho malah jadi tambah semangat.
“Minho.. tidak baik masuk dapur rumah orang lain,” ujar ibunya sendiri
“ah..tidak apa, Nyonya Lee..silahkan saja, Dokter Lee..,” Ibunya Hye Rim berdiri dan mempersilahkan.
“aku serahkan saja semua keputusan kepada Appa dan Eomma.. ,” Minho berdiri lalu menunduk hormat pada ibunya, sementara Lee dan Min sedang asik ngobrol nostalgia.
“jadi..apa kamu benar benar siap jadi calon suami Hye Rim, Minho??,” tanya ayahnya
Minho menunduk hormat,”aku serahkan semuanya pada Appa dan Eomma..aku ingin belajar dulu dengan Shin Young”
Lalu dia pergi menyusul Shin Young.
“sepertinya Minho tidak suka dengan acara ini,” tanya hatinya Hye Gyo, dia memperhatikan Minho yang keluar dan lalu bertanya pada pembantu rumah itu, dimana letak dapur.
Kedua orangtua berbicara menentukan waktu tepatnya. Mereka tertawa basa basi bagaimana bahagianya kalau kedua keluarga itu bisa saling terikat. Hye Rim senang sekali dan tampaknya dia menang dan akan bisa mendapatkan Minho dengan segera.

“ah.. aku minta maaf.. aku ingin ke belakang,” kata Hye Gyo, dia penasaran dengan apa yang akan dilakukan Minho di dapur, lalu permisi kepada yang lain.
Salahseorang pembantu membantu menunjukkan jalannya kemana ke arah kamar mandi. Hye Gyo lalu memang ke kamar mandi, tapi kemudian dia penasaran mencari dapur.
“Minho sepertinya menyembunyikan sesuatu dariku, biasanya dia selalu cerita masalahnya,” kata hatinya Hye Gyo
Rumah itu sangat besar dan sepi.. Hye Gyo tetap mencari dapur.. dan dia menemukan Minho dan Shin Young berdua saja disana. Dia mengintip dari balik pintu dapur, mengendap endap dengan hati hati.
Dilihatnya, Minho sedang memeluk Shin Young dari belakang.
“aku ingin tetap denganmu.. aku tidak peduli soal pertunangan ini.. kalau perlu.. kita pergi saja dari orangtua kita masing masing..,” kata Minho
Hye Gyo kaget mendengar perkataan adiknya itu, dia tutup mulutnya,”hooohh.. jadi ternyata Minho malah suka adiknya Hye Rim”, katanya dalam hati
“tidakbisa, Minho.. aku tidak ingin mengkhianati keluarga ku,” jawab Shin Young
“kenapa kamu selalu begitu setiap kali aku menginginkanmu, Shin Young?? Cobalah mengerti aku yang memang sungguh sayang denganmu,” balas Minho, masih memeluknya, malah lebih erat
“nanti para pembantu lihat,” balas Shin Young datar
“Minho ini... kenapa sih.. kamu tidak cerita padaku, huh??,” kata Hye Gyo masih mengintip,”biasanya kamu percaya kakakmu sendiri”
Minho malah mencium lehernya Shin Young,”nan dangsin-i nae anaegadoego sip eoyo... jadilah isteriku, Shin Young..aku hanya ingin kamu”
“aku tidak bisa, Dokter Lee,” balas Shin Young, dia tidak melawan dicium Minho
“keterlaluan Minho.. kalau begini kan.. bisa kita cari jawaban masalahmu,” keluh hatinya Hye Gyo, masih mengintip.
“sudahlah, Minho.. aku tidak ingin menjadi beban semuanya dikeluargaku,” kata Shin Young lagi
“kenapa kamu tidak ingin hidup denganku? Setiap hari aku selalu berkhayal tentang kamu, Shin Young... rasanya aku mungkin mati bunuh diri saja.. sama sekali aku tidak menginginkan Hye Rim dalam hidupku,” Minho masih menciumnya
“Minho.. sudah.. lepaskan aku,” balas Shin Young, masih dengan suara datar, dia tidak ingin Minho memeluknya erat sekali.
Minho melepaskan pelukannya, berhadapan dengannya,”aku harus mendapatkanmu”
“aaaah... shit... Minho ini,” keluh Hye Gyo, masih juga mengintip
“aku tetap akan pergi darimu, Dokter Lee...bagaimanapun...aku ingin tidak membebani perasaan siapapun..terlebih lagi kedua orangtua tiriku yang sudah sangat baik padaku”, jawab Shin Young
Minho malah menciumnya, Shin Young menolak.
“Minho.. sudah.. kita harus akhiri semuanya.. kejadian kemarin..lupakan saja,” kata Shin Young mengelak.
“tidak bisa..aku gak akan pernah mau lupa dan lepaskan kamu,” balas Minho. Dia nekat mencium Shin Young.
“Minho.. cukup..,” kata Shin Young.
Minho masih menciumnya dengan lembut, Shin Young jadi serba salah. Dia bersandar pada dinding dapur dan Minho terus menciumnya dengan penuh perasaan.
“kacau sekali Minho,” kata Hye Gyo,”kalau begini, Appa dan Eomma bisa maki maki dia”

Walau dirumahnya sendiri, Shin Young sangat malu diperlakukan seperti itu oleh Minho.
“kenapa?? Apa kesungguhanku masih belum terlihat juga oleh mu??,” tanya Minho, memegang wajah Shin Young.
“aku tidak tahu,” Shin Young berbalik arah, membelakangi Minho, lalu dia membuka lemari atas tempat kue dan berusaha mengambil kue ketan yang dia sudah buat.
Minho membantunya,”biar aku yang ambil”
Shin Young diam saja ketika Minho melakukan untuknya.
Hye Gyo pura pura datang,”ah.. kalian lama sekali.. aku disuruh Eomma menyusul kesini”
Minho menoleh,”loh.. kenapa kakak kesini?? Ini.. tadi aku minta diajarkan dulu”. Minho bohong pada kakaknya sendiri.
Hye Gyo lalu melihat lihat piring,”mana hasil buatanmu??,” katanya pada Minho
Minho mengelak,”ah.. gak enak.. iya kan Shin Young?? Nanti kamu enggak bisa makannya, Eonni.. kacau deh”
“Minho berkilah,” kata hatinya Hye Gyo.
“ya.. sudahlah..mana yang harus dipotong? Mari aku bantu,” tawar Hye Gyo pada Shin Young
Shin Young dengan ramah menunjukkan pisau dan mereka memotong kue. Minho hanya melihat saja, tetapi cara melihatnya ditangkap aneh oleh kakaknya sendiri.
“kamu semangat sekali melihat Shin Young memotong ketan manis ini, Minho,” tegur Hye Gyo
Minho ngeles lagi,”ah.. really? Aniyo.. biasa saja.. mungkin karena aku suka banget sama kue ini.. jadi pasti dimakan banyak. Tadi aku cicip sedikit dan enak sekali.. iya kan Shin Young??,”
Shin Young hanya mengangguk pelan.
“uh.. dasar kamu, Minho.. pandai manipulasi,” gerutu hatinya Hye Gyo.

Mian habnida.. kami agak lama,” senyum Shin Young pada keluarga Min dan Lee.
“jangan jangan mereka pacaran,” hati Hye Rim langsung curiga.
“ah.. lama sekali.. memang Minho sekalian belajar??,” Hye Rim mencoba pura-pura ramah.
“ya.. aku minta Shin Young ajarkan aku.. dan.. kue nya enak sekali,” jawab Minho dengan biasa saja, tapi dia senyum manis pada Shin Young.
Hye Rim langsung cemburu,”dasar adik gak tahu diri,” gerutunya dalam hati.
“mari kita makan kue dulu,” ujar Nyonya Min.
Shin Young menghidangkan kue itu untuk mereka satu persatu, ketika dia ingin menyerahkan piring yang sudah ada kuenya itu pada Minho, Hye Rim langsung merebut piring itu dari tangan Shin Young.
“biar aku saja,” katanya pada Shin Young.
“ah.. mian haeyo, Eonni.. silahkan,” jawab Shin Young. Dia menyerahkan piring kecil itu pada Hye Rim untuk Minho
Minho memperhatikan saja tingkah Hye Rim.
“ayo dong, heoni (sayang-red).. dimakan kuenya,” bujuk Hye Rim,”atau.. mau aku suapi??”
Minho hanya menggeleng,’aku bisa makan sendiri”
Nyonya Lee, ibu Minho tertawa kecil,”wah.. romantis juga Hye Rim ini.. Minho jadi malu-malu”
Tuan dan Nyonya Min tertawa, begitu juga ayah Minho.
“kalian bisa jadi pasangan yang romantis.. makanya, Tuan Min.. kita percepat saja,” kata ayahnya Minho, Lee Kim Moon
Hananim.. dead me,” gerutu hatinya Minho
Hye Gyo melihat wajah adiknya, dia bisa membacanya lebih cepat dibanding yang lain, kalau adiknya itu galau berat.

“Jadi.. kami akan membuat masing masing daftar siapa saja yang diundang, kalau bisa dalam minggu ini, Tuan Lee,” kata Min Ji Woo, ayah Hye Rim
Shin Young yang mendengarkan itu diam saja.
“akhirnya.. Minho memang lebih pantas untuk Eonni Hye Rim,” katanya dalam hati
“sialan.. aku sama sekali tidak suka dengan cewek genit ini..aku harus bagaimana??,” gerutu hatinya Minho pada Hye Rim.
Hye Rim senyum ketika Minho melihatnya sekilas.
“aku pasti akan berusaha jadi isteri yang baik untuk Minho, Appa,” kata Hye Rim dengan suara manja.
“ya.. kami yakin kamu bisa membahagiakan Minho,” jawab ayahnya sendiri.
“kami akan mengumpulkan daftar nama nama undangan.. minggu ini juga,” balas Lee
“ah.. akhirnya.. ada kesepakatan juga ya?? Minho sudah mau usia 30.. jadi wajar saja kalau sebaiknya dicarikan.. kakaknya saja menikah usia 27 tahun,” kata ibunya Minho
Hye Gyo menunduk hormat sambil duduk pada keluarga Min,”iya.. sebaiknya Minho juga tidak terlalu lama”
Minho melihat wajah kakaknya,”apa apaan sih ini?? Kenapa kakak tidak bisa menangkap ekspresi wajahku??”, katanya dalam hati. Dia makin stress. Karena biasanya memang dia suka bergantung pada kakak perempuan dan saudara kandung satu satunya itu.
Hye Gyo melihat perubahan wajah Minho, tapi dia diam saja dan terkesan mendukung.

Pertemuan dua keluarga selesai. Mereka pun pamit.
Di depan rumah yang besar itu, semua anggota keluarga saling menunduk hormat.
“terima kasih atas kunjungannya ke rumah kami yang sederhana ini, Tuan Lee,” kata Min, basa basi lagi.
“ah.. tidak apa, Tuan Min.. yang jelas, kita sudah atur kesepakatan dan itu semua tinggal kita jalankan mulai hari ini.. tetap saling berkomunikasi untuk kelancaran pertunangan ini,” senyum Lee.
Minho makin bete.
Lee dan keluarga menunduk hormat,”kami permisi. Selamat malam”
Min dan keluarga membalas juga dengan menunduk hormat.
“tata, Minho,” kata Hye Rim melambaikan tangannya dengan manis untuk Minho.
“menyebalkan.. shit,” keluh hatinya Minho. Dia lalu membuka pintu mobil untuk kedua orangtuanya.
Dia malah memperhatikan Shin Young sekilas. Shin Young hanya menunduk hormat pada Minho lalu senyum.
Minho begitu kesal hari itu. Sepanjang jalan pulang dia hanya diam saja.

“aku tahu kamu kesal dengan kejadian tadi,” kata kakaknya Minho. Mereka duduk di depan rumah.
“kalau tahu.. kenapa tidak membelaku??,” gerutu Minho, dia cemberut tidak menoleh pada kakaknya.
“hei Minho.. bukan begitu caranya kalau mau melawan,” kaya Hye Gyo
“aku melihat apa yang kamu lakukan dan katakan pada Shin Young itu di dapur,”
Minho kaget dan menoleh,”Apa? Beneran??”
Hye Gyo mengangguk,”kamu gila ya?? Kalau ketahuan dengan orangtua tirinya bagaimana?? Bisa bisa dia diusir,”
what should i do then? I dislike even hate Hye Rim,”keluhnya pada Hye Gyo
i know.. tapi semua tidak semudah itu... Appa bukan orang yang mudah membatalkan segalanya..,” jawab Hye Gyo, dia juga berfikir
“tadi itu sebenarnya aku ingin mengajak Shin Young kabur dari rumahnya,” ujar Minho
“heeeehh?? Kegilaan apa lagi, Minho??,” tanya Hye Gyo
“aku memang sudah gila padanya,” jawab Minho, dia menghembuskan nafasnya agak kencang.
“sampai sejauh mana hubunganmu dengan cewek itu??,” wajah Hye Gyo jadi penasaran
“aku sudah bersama dengannya,” balas Minho,”Eonni pasti tahu maksudku”
“okay.. aku faham,” balas Hye Gyo,”itu sebabnya kamu tidak sanggup melepaskannya”
“dan..aku berfikir.. Shin Young akan tetap menjauh dan semakin menjauh dariku jika aku bertunangan dengan Hye Rim,”
“umm,” gumam Hye Gyo,”ah.. kalau begitu.. terus dekati dia se dekat dekatnya”
Minho menoleh pada kakaknya,”ah?? Jadi Eonni setuju??”
Hye Gyo mengangguk,”sepertinya memang Shin Young itu cewek baik.. tapi..kamu harus licin juga..”
“ya.. aku faham.. aku juga mencari cara. Waktunya semakin dekat..aku beneran galau dan gak tentu perasaan,” ujar Minho
Hye Gyo menepuk pundak Minho,”masih ada waktu.. aku ingin mendekati Appa dan Eomma jika bisa.. aku berusaha bantu”
“aku sudah katakan sebelumnya pada Eomma.. seperti apa Hye Rim.. tapi sepertinya Eomma kurang bisa melobi Appa,”
“umm,” gumam Hye Gyo lagi. Dia berfikir lagi.
“ah.. dekati saja dulu Shin Young baik-baik.. jangan dipaksa..kamu memaksanya sekali ya??,”
Minho mengangguk,”aku sudah gak tahan.. aku ingin dia”
Hye Gyo berdiri,”ah sudahlah.. anakku nanti bangun,” dia lalu berjalan ke kamarnya.

Minho juga lalu masuk ke kamarnya.
Dia lalu mengirimkan short messanger dengan suara kepada Shin Young.
I love you, shin young,” ketika Shin Young mendengarkan short messanger voice itu.
Shin Young diam. Dia menangis.
“aku tetap tidak akan pernah bisa untukmu, Minho.. kamu akan jadi milik Eonni Hye Rim.. cukup sudah, Minho.. “
Dari kamarnya, Minho juga galau. Dia menunggu jawaban sms dari Shin Young.
“kenapa, Shin Young?? Aku benar benar berharap lebih padamu.. kenapa kamu tidak juga mengerti aku?? Aku harus bagaimana lagi untuk mu??”
“sebaiknya aku pergi saja,” kata hatinya Shin Young, ternyata dia bertekad ingin kabur dari rumah itu.

Bersambung ke part 10...