Minho esoknya sudah mulai bekerja dari jam
4 sore sampai jam 11 malam. Awalnya Kyung Soon sangat tidak suka karena dia
tidak bisa dibacakan dongeng oleh Oppa (kakak
lelaki-red) nya sendiri... tapi kemudian Minho memberikan pengertian padanya
kalau dia memang butuh bekerja agar kakaknya itu bisa membelikan Kyung Soon
makanan dan susu untuk kesehariannya.
Hari pertama
Minho bekerja, ketika dia pulang, dia masuk kamar adiknya dan memandang dengan
tatapan mata yang lembut. Dia benar-benar sayang dengan adiknya tersebut,
mengelus kepalanya saat Kyung Soon tertidur.
”aku ingin kamu
menjadi adik yang baik, walau orangtua kita tidak lagi bersama kita disini... tetapi
aku yakin, kamu pasti jadi adik yang baik, Kyung Soon.. aku percaya itu,” kata
Minho ketika dia tersenyum lalu membenarkan letak selimut yang berada ditubuh
adiknya.
Minho lagi lagi
bicara sendiri,”aku membayangkan kamu menjadi adik yang manis, sedikit pemalu,
menurut padaku dan tidak memberatkanku”
”kamu harus
membuat Appa dan Eomma bangga terhadapmu.. aku tahu.. mereka sangat sayang padamu”
Ketika Minho
masih saja asik memandang wajah adiknya itu, Chin Ho mengetuk pintu.
Minho membukanya,”ada
apa?? Ada yang harus dibicarakan??”
Chin Ho
mengangguk, Minho lalu keluar kamar adiknya yang paling kecil itu, menuju ruang
tamu
”apa.. Oppa
tidak merasa capek.. bekerja sampai malam begini??”, tiba tiba Chin Ho bertanya
hal yang membuatnya merasa bersalah
Minho
menggeleng,”Ani... aku senang..
kenapa??”
”aku merasa
menyusahkan Oppa..,” jawab Chin Ho
”tidak masalah buatku..
biasa saja,” ujar Minho,”aku anak tertua di keluarga ini... jadi aku harus
bertanggung jawab... lagipula.. kita harus tetap bertahan supaya tiap hari kita
tidak menyusahkan bibi Hwang,”
”Oppa...,” kata
Chin Ho. Dia ingin mengatakan sesuatu tetapi ragu
” Ya??,”
”rasanya aku
ingin berhenti sekolah saja...dan kita besarkan sama-sama Kyung Soon,”
Minho bukannya
marah dengan perkataan adiknya itu, tapi malah tertawa.
”kenapa kamu
mikirnya seperti itu?? Kamu
sedang tidak di bully teman-temanmu
kan??”
Chin Ho
menggeleng.
”tidak... cuma..
aku merasa.. Oppa terlalu baik padaku dan mau berkorban apa saja selama Appa
dan Eomma tidak ada lagi,”
Minho malah senyum,”kan
sudah tanggung jawabku... itu memang tugasnya anak tertua.. kamu gak perlu
merasa bersalah begitu”
”dan.. tugasmu yang
paling penting belajar.. bukan
cari kerja atau malah nakal.. kita usahakan yang terbaik dalam hidup.. kita harus buat Appa dan Eomma bangga.”
Minho mengelus
kepala adiknya itu.
”belajar saja yang
rajin.. tidak perlu memikirkan banyak hal,” senyum Minho lagi.
Chin Ho mengangguk,
mendengarkan kata nasehat Minho untuknya. Chin Ho bangga mempunyai kakak yang
menurutnya hebat
Di dalam kamarnya,
Minho duduk dan mengerjakan PR nya, tapi dia malah termenung sejenak
”aku harus
dapatkan beasiswa itu... supaya biaya pendidikan lebih murah lagi”
Dia membayangkan kalau dia bisa menerima
beasiswa itu, dia akan bisa memberikan makanan sehat untuk kedua adiknya. Yang
ada di benak Minho malam itu selain PR hanya bagaimana dia bisa membuat mereka
menjadi anak yang pintar dan mereka bisa terus bersekolah. Otak Minho hanya
berfikir kepentingan kedua adiknya itu, tidak lebih.
Seminggu sudah
Minho bekerja. Dia dinilai rajin dan bekerja dengan baik. Minho masih belum
tahu kalau sebenarnya Jae San Retail milik ayahnya Yu Ri. Setiap pagi, dia akan
bertemu Yu Ri di jalan ketika berangkat sekolah.
”hi, Minho..aku
dengar kamu sudah bekerja ya??” Yu Ri pura-pura tidak tahu
Minho yang
sedang mengayuh sepedanya menjawab ya
”bu Kang
memberikan kelas mu PR tidak??,” tanya Yu Ri lagi dalam mobil ayahnya
”ada..tapi aku
sudah kerjakan.. soal berat
molekul,” balas Minho
”aku belum bisa nih.. bantu aku dong..
sebentar lagi,”
Minho senyum pada temannya itu,”iya.. tapi
tunggu saja di perpustakaan ya.. aku gak enak sama teman-teman”
Minho memang tipikal cowok pelajar yang
agak pemalu sama teman-temannya kalau dia sedang mengajarkan Yu Ri, walau dia
juga suka diminta tolong sama temannya yang lain buat belajar.
”aku tunggu diperpus ya.. aku duluan,” Yu
Ri melambaikan tangannya ketika lampu merah sudah berganti hijau
Minho terus mengayuh sepedanya sampai ke
sekolah..
”Minho.. kamu dipanggil ibu Kang lagi,”
kata Ji Won, teman sebelahnya
Minho lalu kembali ke ruangan ibu wali
kelasnya itu
”Kamu sudah mengisi formulir kan??,” tanya
ibu Kang
Minho menunduk hormat lalu
menyerahkannya,”apa boleh dengan tanda tangan tetangga saya, bu Kang?? Saya
hanya punya bibi Hwang sekarang,”
”kepala sekolah sudah tahu apa yang terjadi
denganmu, Minho.. jadi ibu rasa tidak masalah”, balas wali kelasnya itu
”Jika kamu ada kesulitan dalam sekolah,
jangan ragu untuk cerita pada ibu.. anggap saja ibu ini temanmu,” lanjutnya
lagi
Minho senyum dan berterima kasih pada
gurunya yang masih muda dan baik itu.
”eh, Ji Won.. doakan aku ya.. aku sedang
mengajukan beasiswa.. ,” kata Minho pada teman sekelasnya itu
”wah.. asik.. tapi Minho.. kamu sekarang
jarang banget main sama sama lagi.. semenjak orangtuamu meninggal,” balas Ji
Won
”aku minta maaf deh.... sekarang, aku
kerja part time.. aku harus punya uang untuk adik adikku makan,”
’aku turut sedih, Minho.. mudah mudahan
kamu kuat,”
Minho senyum pada Ji Won, lalu mereka
mengobrol soal komik Ji Won yang sudah dia belajar mau dimasukkan ke sebuah penerbitan.
Yu Ri datang, seperti biasa..dia minta
diajarkan PR nya, mereka bertiga lalu ngobrolin PR yang diberikan ibu Kang
”syukur kita punya ibu guru yang baik
sekali dan ingat sama kamu, Minho..,” kata Yu Ri ketika PR sudah selesai
Minho senyum pada Yu Ri dan Ji
Won,”iya..aku juga senang punya teman seperti kalian.. gak tinggalkan aku saat aku susah”
”kalau kamu ada masalah apa.. cerita saja
pada kita, ya kan.. Yu Ri??,” tanya Ji Won
Yu Ri mengangguk,”Ji Won juga baik sama
kamu.. kami merasa.. kamu memang teman yang baik, Minho... kamu gak nakal dan
suka membantu”
”kalau kamu nanti dapat beasiswa.. kamu
bisa bakalan gak ingat kita lagi nih.. makin sibuk kerja part time dan
belajar,” ujar Ji Won
”mau bagaimana lagi, Ji Won.. Yu Ri.. aku harus kerja untuk kedua
adikku.. aku gak mau mereka
diambil negara,” balas Minho
Yu Ri kaget,”apa?? Beneran bisa diambil
negara??”
Minho mengangguk,”supaya aku gak dicap
tidak bisa mengurus adikku.. jadi aku harus bekerja”
Ji Won iba dengan Minho,”kasian sekali
kamu, Minho.. aku turut sedih dengarnya”
”iya, terima kasih, Ji Won.. Yu Ri..aku
sedang berusaha mencari saudara orangtuaku..mungkin Kyung Soon atau Chin Ho
bisa dibantu sekolahnya..,” balas Minho.
”untungnya adik adikmu manis ya?? Gak
nakal,” senyum Yu Ri
Minho senyum. Mereka ngobrol sambil
tertawa-tawa
”eh.. gimana kalau hari minggu kita
jalan-jalan.. naik mobil
ku??,” tawar Yu Ri
Mata Ji Won malah yang berbinar,”beneran??
Aku sih.. mau aja.. kalau
kamu.. gimana??”, tertuju pada Minho
Yu Ri senang,”nah..asik kan?? Kita pergi ke kebun binatang ya? Adik mu
Kyung Soon pasti belum pernah pergi.. naik mobil ku saja.. kamu minggu enggak
kerja kan??”
”kerja.. tapi jam 4 sore,” jawab Minho
”ah.. enggak masalah.. kita pergi nya pagi
sekali.. nanti aku minta tolong Eomma ku buatkan masakan untuk kita semua.. gimana??”
”ok deh.. sip,” kata Ji Won, senang
Minho mengangguk saja.
Di tempat kerja..
”wah.. lagi ramai nih..,” kata hatinya
Minho. Hari itu akhir pekan memang biasanya orang suka keluar berbelanja di
malam hari sehabis pulang kerja.
Dia melayani deretan orang-orang yang
sedang belanja
”gomaseubnida..
terima kasih sudah berbelanja disini”, katanya setelah satu orang selesai
”berikutnya.. anda punya kartu diskon??,”
katanya ramah pada pembeli, sambil dia menghitung dengan barcode barang barang
belanjaan pembeli di depannya
”Minho.. habis ini kamu bantu Seong Ik
ya.. dia keteteran,” kata Supervisor nya
”ah.. disini antrinya, ibu,” lanjut
supervisor Bo lagi
”iya, ” Minho setengah teriak
”silahkan, Ibu.. habis bapak ini ya,” senyum
Minho ramah pada ibu yang antri berdiri di belakang seorang bapak
Suasana retail malam itu memang ramai
sekali
”bagaimana.. apa teman anakku bekerjanya
giat sekali?,” tanya ayahnya Yu Ri pada supervisor wilayah retail itu
”iya, Tuan.. anaknya rajin dan cepat
belajar,” balas Supervisor Bo
”tolong bantu dia kalau ada masalah dengan
pekerjaannya ya,” ketik Tuan Hwang lagi
”ini permintaan anakku,” lanjutnya lagi
Supervisor Bo mengiyakan dalam text
messenger nya
Hari sudah mulai jam 11 malam.. saat
waktunya tutup. Minho kebagian menutup terakhir toko setelah yang lainnya satu
persatu sudah pulang duluan.
Tiba-tiba ada seorang cewek masuk..
”silahkan masuk,” kata Minho ramah,
berdiri di depan mesin kasir
Dia kaget, ternyata itu Yu Ri
”Yu Ri...?? malam begini berbelanja
disini??,” kata Minho padanya
Yu Ri senyum agak sedikit dipaksa, seperti
orang tengsin,”ah.. iya.. kebetulan aku mau beli coklat...dan adanya cuma
disini”
” o gitu.. ya sudah..silahkan pilih,”
senyumnya pada Yu Ri
Yu Ri lalu mencari coklat yang dia suka,
Minho asik menghitung-hitung sisa stok barang buat penutupan toko malam itu,
toko tutup jam 12 malam, tapi kalau jam 11 lewat sedikit masih ada yang mau
beli, silahkan saja.
Yu Ri lalu datang ke kasir, tempat Minho
berdiri
”sudah??,” Minho senyum lagi padanya,”jadi
300won..ini murah sekali.. lagi ada potongan.. kalau kamu beli 2, nanti bisa
dapat kupon hadiah ini.. sebentar lagi kan.. valentine.. saranku sih.. beli dua
saja,”
Supervisor Bo mendadak keluar
ruangan,”Minho..coba kamu tolong hitung ini lagi untukku”
Tapi mendadak dia kaget, karena anak Boss
pemilik retail tempat dia bekerja sedang berbelanja, tepat di depan Minho
”ah.. iya, pak.. tolong tunggu sebentar..
aku sedang layani pelanggan,” jawab Minho
Supervisor Bo mendadak seperti tengsin,”ah..gak
apa.. kamu layanin dulu, nanti selesai, baru ke ruanganku”, lalu masuk lagi
buru-buru ke ruangan itu.
”iya sudah..aku beli dua saja,” jawab Yu
Ri
”sebentar ya.. aku ambilkan sekalian
kuponnya,” balas Minho. Dia berlari ke tempat coklat yang tadi dan langsung
menyerahkannya pada Yu Ri
”kerjamu giat sekali, Minho.. semoga atasanmu senang ya??,” senyum Yu Ri
”ah.. kalau gak rajin dan gak patuh pada
atasan.. aku nanti makan
apa?? Aku harus kerja, Yu Ri,”senyum Minho, membalas senyuman Yu Ri
”aku iri loh, sama kamu, Minho.. kamu ini pintar, bertanggung jawab, baik..
kayaknya kamu suka sekali kerja keras dan gak cepat menyerah”
”semua kan demi kedua adikku, Yu Ri.. nanti mereka mau bagaimana kalau aku
malas??,”
”ini, sudah.. jadi 300 Won.. ada lagi?,”
lanjutnya
Yu Ri menggeleng
”ini kuponnya.. kamu catat.. atau sekarang
juga bisa.. nanti dimasukkan
di kotak ini.. pakai kartu pelajar juga bisa,” lanjut Minho lagi, dia
menyodorkan pulpen pada Yu Ri
Yu Ri lalu mengisi kupon itu.
Supervisor Bo mengintip dari balik pintu
ruangannya yang dia buka sedikit,”tampaknya Minho gak tahu... kalau Nona Yu Ri
anaknya Tuan Hwang”
Yu Ri memasukkan kupon ke dalam kotak
”mudah-mudahan kamu yang dapat liburan ke
Jeju loh...eh.. tapi mungkin kamu sudah sering kesana ya??,” kata Minho, lagi
lagi senyum
”iya sih.. beberapa kali.. tapi.. kalau
aku dapat liburan ini.. aku kasih aja sama Minho.. atau.. kita pergi bareng
aja.. gimana??,” tawar Yu Ri
Wajah Minho malah jadi merah malu ketika
Yu Ri bilang begitu,”ah.. apa-apaan.. aku kan kerja disini.. jadi. Gak boleh
dong.. aku pergi sama kamu kalau kamu yang dapat?? Hehehe”, dia cengengesan
agak malu.
”gak apa.. kamu belum pernah ke Jeju kan??,” tanya Yu Ri lagi
Minho mengangguk,”eh iya.. ini
kembaliannya..”
”ambil saja deh.. buat kamu,” jawab Yu Ri
”enggak bisa.. nanti kalau ketahuan
Supervisor Bo..aku bisa dipecat..,” balas Minho
”memang begitu aturannya ya??,” tanya Yu
Ri, dia pura-pura tidak tahu soal itu.
Minho mengangguk,”iya..aku gak boleh dan
gak bisa dapat tips dari pelanggan.. kalau ada pelanggan minta antar barang
yang dibeli..juga gak boleh dapat tips”
”tapi kan.. Supervisor Bo gak ada di depan
kita??,” Yu Ri sengaja memancing.
”enggak boleh begitu, Yu Ri.. tetap saja,
aku harus jujur pada Supervisor Bo,” balas Minho lagi.
”tapi.. kalau misalnya aku kasih kamu
coklat hadiah gratis ini.. kamu mau kan?? Kan kamu tidak mencuri atau juga
tidak minta dari aku,”
Minho diam sejenak.
Supervisor Bo masih mengintip
mereka,”Minho ini.. ternyata dia anak yang jujur, walau aku tidak melihatnya
sekalipun..dia bakalan gak akan bohong dan taat aturan.. kasian sekali anak
ini”
”kenapa??,” tanya Yu Ri
”ah..gak usah.. itu kan coklat hadiah
tadi.. kamu kan suka banget sama coklat itu,” balas Minho
Yu Ri menyodorkannya,”enggak apa.. ambil
saja.. ayo”
Minho diam sejenak, lalu,”ya sudah deh.. ini aku kasih buat Kyung Soon ya.. terima
kasih”
”kamu..tidak kemalaman pulang?? Ini sudah
jam 11 lewat”, lanjutnya lagi
”aku sama supir .. tadi habis nonton
dengan teman-teman,” balas Yu Ri
”o begitu,” balas Minho singkat
”aku..pulang dulu ya.. ,” kata Yu Ri lagi
”hati-hati ya... terima kasih coklatnya.. nanti
aku berikan pada Kyung soon,” balas Minho, dia membuka pintu untuk Yu Ri
Yu Ri keluar dari swalayan besar
itu,”jangan lupa ya.. besok minggu.. ajak adikmu, Chin Ho dan Kyung Soon”
Minho menunduk hormat,”baik.. annyeong”
”annyeong,”
balas Yu Ri..dia langsung masuk mobil ayahnya
Sampai di mobil, dia memberikan pesan
untuk ayahnya,”Appa...sepertinya Minho sangat jujur bekerja ditempat Appa.. aku
senang”
”kamu suka dia ya??,” goda ayahnya di
messenger
Yu Ri tidak menjawab, dia langsung
menyuruh supir ayahnya mengendarai mobil kembali ke rumah
”saya pulang dulu, pak Bo...terima kasih
untuk kerja hari ini,” kata Minho menunduk hormat, dia memberikan laporan hasil
penjualan akhir pekan untuk bagian kasir dia sendiri pada Supervisor Bo.
”pekerjaanmu bagus... tadi itu... cewek
yang terakhir beli..dia temanmu ya??,” tanya Bo berbasa-basi.
”eh.. iya, hehehe.. dia teman sekolahku,”
jawab Minho, cengengesan
”tapi..kok kamu gak mau dikasih coklat
itu??,”
”kan aturannya begitu yang Supervisor Bo
ajarkan ke aku,”
”bagus begitu kerjamu, Minho... aku suka,”
senyum Bo
”terima kasih, Pak,” Minho menunduk hormat
Supervisor Bo mempersilahkannya pulang
sebelum mereka menutup toko
Minho pulang dengan mengayuh sepeda dan
membawa pulang sebatang coklat dari Yu Ri untuk dia berikan ke Kyung Soon..
”besok Sabtu..aku kerja sampai malam
sekali.. jadi.. malam ini aku harus langsung tidur dan mengerjakan PR ku pagi
pagi sekali,” sambil mengayuh, dia melihat jam sudah hampir pukul 12 lewat
tengah malam.
Sampai dirumah, dia menemukan kedua
adiknya sudah tertidur..dan dia pun menyusul tidur..
Paginya, seperti biasa, Minho membuatkan
sarapan untuk kedua adiknya..
”aku makan apa hari ini??,” tanya Kyung
Soon sambil mengucek matanya
”ini...ada coklat dari temanku.. Eonni Yu Ri,” jawab Minho. Dia
berjongkok di depan adiknya lalu menunjukkan coklat
Kyung Soon yang baru bangun langsung
merebut coklat dari tangan Minho
”kamu harus bilang apa ke Eonni??,”tanya
Minho
”Gambsahabnida,
Eonni Yu Ri,” balas Kyung Soon sambil masih ngantuk ngantuk
Minho senyum,”nanti aku sampaikan pada
Eonni.. ”, Minho mengangkat badan adiknya dan di dudukkan di kursi makan
”hari ini kita makan pagi dengan mie
hijau... Oppa belajar buat tadi pagi sekali,” senyum Minho pada kedua adiknya
Tapi
Chin Ho malah melihat wajah Minho dalam dalam
“kenapa??,” Tanya Minho heran
“wajah Oppa.. berkantung,” jawab Chin Ho, kalem
”oh, hehehe.. ini namanya kantung mata..
bukannya kalau mau ujian..aku memang punya ya??,” dia ngeles pada adiknya
”tapi.. Rasanya lebih besar setelah Appa
dan Eomma tidak ada,” balas Chin Ho lagi
”ah enggak.. biasa saja.. kalau aku cukup
tidur juga.. pasti kempes
sendiri,” balas Minho
”sudah..ayo kita makan”
Mereka lalu berdoa dan mencoba mie hijau
buatan Minho
”gimana.. enak??,” senyum Minho pada
mereka
”enak,” Kyung Soon tertawa
”Gom makan mie hijau juga tidak, Oppa??,”
lanjutnya lagi
Minho tertawa,”Gom tidak bisa makan, Kyung
soon... Gom cuma bisa bermain sama kamu”
”kamu..sudah siap ujian kan?? Gimana kemarin kemarin waktu Bibi Hwang ke
sekolahmu??,”
”kata bu guru.. aku sudah melunasi semua
administrasi dan aku bisa ujian..,” jawab Chin Ho
”apa wali kelasmu tidak mempermasalahkan
perwalian sekolah jatuh ke bibi Hwang??”
Chin Ho menggeleng,”tidak, Oppa.. bu guru
baik baik saja”
”syukurlah.. aku bingung mau memberikan
perwalian kepada siapa. Tetangga kita yang baik hanya bibi Hwang... jadi.. kamu
harus baik sama beliau dan paman Hwang”, ujar Minho
Chin Ho mengangguk.
Tak berapa lama.. mereka tetap pergi
sekolah, sedang Kyung Soon dititipkan pada bibi Hwang.
Minho mengayuh sepedanya ke sekolah..
beberapa ratus meter dari gerbang sekolah.. dia memberhentikan sepedanya tiba
–tiba...
Segerombol cowok datang menghampirinya..dia
bingung..
”kalian..siapa??,” tanya Minho heran
”gak usah tanya tanya deh..siapa kita..,”
balas salahsatu dari mereka
Cowok
itu langsung menonjok Minho ,”BUG!!”
Minho terjatuh.. sepedanya juga jatuh..
Dia langsung digebukin dan dikeroyok
beberapa anak sekolah yang masih berseragam sama.. berarti satu sekolah..
Dia mengaduh tidak membela diri...
Tiba-tiba.. ada seorang guru yang
melihat..
”hai...sedang apa kalian, hah!!!!,” teriak
bu Guru itu..
”kabur.. itu bu Kang..wali kelasnya!,”
seorang pelajar langsung berteriak dan mereka kabur ramai ramai
Bu Kang menghampiri dan dia melihat siapa
yang dikeroyok
”Minho! Kamu kenapa??,” dia buru buru
membangunkan Minho.
”tidak tahu, bu ... saya tiba-tiba
dikeroyok,” ujar Minho. Pipi, bibir nya sudah babak belur
”saya tidak tahu apa-apa, bu.. saya gak
melawan.. saya bukan anak nakal,” dia jadi ingat, kalau dia nakal.. pasti
pengajuan beasiswanya bisa gagal total
Bu Kang membantu membereskan buku dari
tasnya Minho yang jatuh berantakan, juga sepedanya
”ibu tahu.. kamu anak baik.. ibu percaya,”
kata nya
Minho melihat sepedanya.. dia hampir
menangis.. ternyata, sepedanya rusak..
”sepedaku...,” katanya lirih. Itu satu
satunya kendaraan kebanggaannya untuk kemanapun. Dia melihat stang sepedanya bengkok, begitu juga
dengan batang bawahnya..
”sudahlah.. kamu harus ke ruang dokter
dulu.. luka mu harus dikompres, Minho..ibu akan cari siapa tadi mereka itu..,”
”tapi..saya tidak nakal, bu Guru... saya
tidak tahu kenapa tiba-tiba saya dipukul dan dikeroyok,” balas Minho
Bu Kang tersenyum,”saya tahu kok...”, dia
lalu berjalan bersama Minho menuju ruang UKS.
Ketika Minho kembali ke ruang kelas, Ji
Won kaget lihat keadaan mukanya yang babak belur.
”kamu kenapa??,” tanya Ji won
”aku dikeroyok...sepertinya masih anak
sekolah ini..tapi aku tidak tahu siapa??”
”parah sekali.. bu Kang sudah tahu??”
Minho mengangguk,”Bu Kang yang termukan
aku dan mereka pergi setelah melihat beliau”
”ah..ya sudah lah,” ujar Ji Won
”tapi..sepedaku rusak, Ji won..aku
bingung, jalan mau naik apa”
”bisa naik sepedaku,” balas Ji Won,”nanti
aku bonceng”
”terima kasih,” balas Minho
Mereka melewati jam-jam sekolah seperti
biasa.
Pulangnya,
Minho meminjam sepeda Ji Won dan membonceng Ji
Won.
Mereka
lalu di jalan melihat Yu Ri bicara dengan seseorang cowok.
Minho berhenti
“ada apa??,” Tanya Ji Won
Minho langsung sadar dengan apa yang dia
lihat,”ah..enggak apa, sorry..”
Dia mengayuh sepeda Ji won lagi..sementara
Ji Won yang diboncengnya memegang sepeda Minho yang rusak
Di tengah jalan, Minho berfikir.. apa
hubungan antara Yu Ri dengan salahsatu cowok yang mengeroyok dia itu??
Bersambung ke part 4...