Seperti janji yang lalu, mereka sepakat
akan pergi ke rumah Kohashi, ayahnya Aiko.
Disana disambut ramah oleh keluarga
Kohashi
“otoosan
sedang pergi tugas ke kota lain,” kata ibunya Aiko,”kabar kalian...bagaimana??”
“baik, okaasan,”
balas Minho menunduk hormat.
Ibunya Aiko tersenyum
“Okaasan.. Minho kun...ingin aku belajar
memasak,” bisik Aiko pada ibunya
Ibunya senyum saja,”baiklah.. ayo ikut ke
dapur”
Minho benar benar kaku berhadapan dengan
ibu mertuanya,”saya minta maaf..tapi saya memang ingin Aiko chan bisa
memasak... untuk berhemat,” katanya sambil menunduk hormat pada ibu mertua
Ibunya Aiko maklum saja dengan kelakuan
suami anaknya itu, karena sebenarnya tidak terlalu jauh beda dalam budaya
“kami masuk dapur dulu,” balas ibunya Aiko
Minho menunduk hormat, mempersilahkan
mertuanya ke dapur bersama isterinya
Dia duduk di belakang rumah sambil membaca
salahsatu koleksi buku militer kepunyaan ayahnya Aiko, Kohashi.
“buku militernya banyak sekali..benar kata
Ichirou.. ayahnya benar benar konsentrasi dengan kemiliteran...huft,” Minho
jadi membayangkan dirinya sendiri kalau dia enggak patuh pada mertuanya, sangsi
seperti militer bisa dialaminya
Lama dia duduk di beranda belakang rumah
sambil membaca buku..gak terasa, hari sudah semakin siang
Akira muncul dari ruangan lain. Dia cuma
duduk saja di depan rumah.
Minho tidak sengaja bertemu dengannya
ketika dia keluar dari ruang baca di belakang
“oh.. Ani san,” katanya mencoba ramah dan
menunduk hormat
Akira rasanya masih sebal saja dengan adik
iparnya itu. Tapi dia berusaha basa basi.
“apa kabar??,” katanya membuka pembicaraan
Minho senyum,”baik.. lagi sibuk??”. Dia
juga mencoba beramah tamah
“tidak juga..biasa.. pekerjaan.. kadang
harus dikerjakan dirumah juga,” Akira juga seorang desainer bangunan dan
advertising
Dia basa basi lagi,”Aiko chan.. kemana??”
Minho menunjuk pada pintu dapur,”belajar
memasak.. masakannya masih kurang enak”, katanya jujur
“okaasan tidak pernah menyuruh dia
masak..,” jawab Akira
“oo..gitu,” balas Minho singkat
“begitukah.. by the way... dia tidak
menyusahkanmu kan??,” tanya Akira
Minho cukup kaget dengan pertanyaan itu.
“tidak,” jawabnya singkat
“syukurlah,” balas Akira, singkat juga
Mereka diam diaman sejenak.. bingung mau
bicara apa.. sepertinya memang masih kaku sekali hubungan antar keduanya ini,
terlebih, mereka sudah pernah berantem
Akira membuka lagi
pembicaraan,”kamu..memang gak berat sama sekali dengan menanggung adikku?”
“aku punya beasiswa untuk diriku sendiri..
aku juga kerja selain kuliah,” balas Minho
“apa tanggapan orangtuamu ke adikku??”
“biasa saja,” balas Minho, singkat
“Ayahku memang keras.. karena kuliah
kedokteran kan..tidak bisa sembarangan,”
“ya..aku mengerti, Ani san.. dan lagi..
aku tidak bisa juga tidak bertanggung jawab pada adikmu,”
“apa..ayahku sudah pernah ngobrol lagi??”
Minho menggeleng.
“Otoosan
sibuk sekali.. akan ada perombakan struktur,”
Minho senyum saja.
“aku masuk dapur dulu,” kata Akira.
“keluarga ini kaku sekali sih,”Gumam Minho
Ibunya Aiko keluar dapur dan pergi ke
ruang tengah,”mari makan..sudah siap,”katanya, senyum pada Minho
Minho benar benar
kaku...walau dia juga melihat keluarga Kohashi juga sama kaku dengan dirinya
Mereka makan
bersama..
“kamu coba..ini
masakan isterimu sendiri,” kata ibunya Aiko
Minho menunduk
hormat.
Ibunya Aiko
mempersilahkan anaknya melayani suaminya
Minho mencoba
ikan salmon yang diberi kecap teriyaki,”umm”
“bagaimana??,”
senyum Aiko
“umm..lumayan..,”
jawab Minho
“masih tidak enak
ya?,”tanya ibunya
Minho gugup
ditanya seperti itu,”ah..tidak, ibu...sudah jauh lebih baik dari kemarin”
Dia lalu makan
sangat cepat sekali sampai habis
“sudah
kenyang...terima kasih,” katanya menaruh sumpit diatas mangkuk yang sudah
kosong
“menurutmu.. bagaimana anakku??,” lagi,
kata ibunya Aiko
“okaasan,” Aiko berusaha ingin menghindari
pembicaraan yang mungkin dia pikir bisa membawa ke hal sensitif
“Aiko chan...selama ini baik sekali..dia
perempuan yang penurut,” jawab Minho
“apa kamu begitu, Aiko chan?,” tanya
ibunya sendiri
“itu semua tergantung kepada Minho
kun..yang menilainya,” balas Aiko
Ibunya menoleh pada Minho,”apa seperti
itu,Minho kun?? Kalau memang kamu punya pandangan lain..tidak apa..ibu ingin
tahu,”
Minho makin kaku saja dengan pertanyaan
ibu mertuanya itu
“saya..maksud saya..saya dan Aiko
chan..berusaha bersama sama menerima satu sama lain,”
“menyenangkan sekali.. sudah satu bulan ya??,” senyum ibunya Aiko
“menyenangkan sekali.. sudah satu bulan ya??,” senyum ibunya Aiko
Aiko menunduk hormat,”iya, okaasan.. sudah
satu bulan”
“kamu..mesti jadi isteri yang baik loh..
makanan dan perut itu penting untuk lelaki...supaya dia tidak melirik perempuan
lain”, kata ibunya
“iya, okaasan..aku mengerti,” jawab Aiko
“benarkan...Minho kun?? Kalau makan mu
tidak terpenuhi..kamu..pasti kesal juga kan??,”
Minho nyengir kuda, mencoba mengerti
pembicaraan ibu mertuanya,”ah,iya..hehe”
“jadi... Aiko chan... berusahalah untuk
bisa masak enak untuk suamimu sendiri...iya kan..Minho kun??,” senyum ibunya
Aiko lagi
“iya..begitulah,” Minho menunduk hormat
“jika memang Aiko chan menurutmu masih
sangat tidak dewasa ..jangan ragu untuk mengajarkannya,”
“terima kasih, okaasan,” balas Minho
menunduk hormat
Mereka menginap hari itu...
“Minho kun itu..kaku sekali kalau
berhadapan denganku,” kata ibunya Aiko, membuka pembicaraan dengan anak-anaknya
“ya...jarang sekali bicara?,” kata Akira
“sepertinya sih...tidak seperti itu
juga..terakhir ini..aku banyak menyusahkannya, okaasan,” jawab Aiko
“soal apa? Kuliahmu??,” tanya Ibunya
Aiko mengangguk,”seperti itulah..aku
menghabiskan uangnya untuk beberapa praktikum..dan.. Minho kun siang malam
kerja keras”
“resiko,” kata Kumiko, kakak tertuanya
“terkadang..aku berfikir..aku takut
bercerai, Okaasan.. ani dan ane chan”
“kenapa?? Apa dia memukul kamu??,” tanya
Akira
Aiko menggeleng,”aku merasa terlalu
menyusahkannya.. kemarin..aku ingin meminta uang pada otoosan supaya sakitnya
Minho kun berkurang”
Ibunya kaget,”dia sakit apa??”
“Kalau lelah..dia bisa sangat capek sekali
kakinya, okaasan,”
“apa itu berbahaya untuknya??,”
Kumiko malah yang menggeleng,”tidak,
okaasan... hanya saja, secara estetika bukan hal yang menyenangkan,”
“kemarin itu..aku dimarahi Minho
kun..karena.. aku ingin sekali minta uang pada otoosan untuk membelikannya
obat,” jawab Aiko
“kenapa tidak minta?? Bukannya itu juga
baik untuk dia??,”
“Minho kun melarang ku,”
“kenapa??,”
“katanya..dia sama sekali tidak mau
meminta.. bahkan kami tidur saling memunggungi,”
“wooh.. anak anak sekali..egonya masih
saja muncul,” kata Kumiko
“kalian tapi tidak saling meributkan hal
hal besar bukan??,” tanya ibunya
Aiko menggeleng,”tidak okaasan..
syukurlah,”
“sepertinya dia memang lelaki yang baik..
tapi.. janji pada ibu.. kalau kamu akan belajar memasak dan tidak mengecewakan
dia.. kamu tahu sifat buruknya kan??”
Aiko mengangguk,”iya, okaasan.. dia akan
marah, cemberut dan tidak menyapaku sampai cukup lama,”
“oh... hontou
ni kiddo,” kata Akira
“kita juga tidak bisa memaksanya...dengan
dia membayar semua kebutuhan Aiko chan.. pada dasarnya..Minho kun itu termasuk
yang bertanggung jawab,” balas ibunya
“sebenarnya, jika memang kamu kekurangan
uang...kami pun masih bisa menyanggupinya,” lanjutnya lagi
“tapi bukannya memang sudah jadi
kesepakatan, okaasan...kalau Minho kun memang mesti menanggung
semuanya??,”tanya Kumiko
“nanti otoosan akan marah besar,”lanjutnya
lagi
“Aiko chan...ini adalah test untuk
kehidupan kalian.. walaupun kami bisa membantu.. tetap saja, Otoosan mu
bersikeras supaya kalian mandiri,” kata Ibunya
Aiko menunduk hormat,”aku mengerti, ibu”
“Semua terserah ayahmu nanti,” kata Ibunya
Mereka semua menunduk hormat
Aiko membuka pintu kamar nya dan dilihat
Minho memang sedari tadi sudah tidur. Jam menunjukkan jam 11 lewat. Dia lalu
berbaring pelan pelan di samping Minho.
Dia berfikir Minho tertidur lelap, padahal
sebenarnya tidak. Dia bebaring membelakangi Minho.
Ketika matanya ingin coba dipejamkan,
Minho malah memeluknya dari belakang
“kalian.. bicara serius tentang pernikahan
kita ya??,” tanya dia pada Aiko
Aiko mengangguk.
“apa yang ibu mu katakan tentang aku??,”
Aiko mengangguk lagi, lalu menghadap wajah
Minho,”Minho Nampyeon.. baik dimata keluarga ku,” sambil dia senyum
Minho membalas senyumannya,”Arigatou,” dengan dialek yang masih
kental daerah asalnya
“Rasanya, satu bulan itu sudah seperti
lama sekali ya?,” tanya Minho lagi
“mungkin.. karena kita alami hal hal yang
sulit, Nampyeon,” balas Aiko
“ya..setiap hari..aku harus cari uang,”
“Nampyeon... sebenarnya.. ibu ku tidak
mempermasalahkan jika kaki mu sembuh..begitu juga Kumiko Ane,”
“tuh.. menyinggung itu lagi.. kan cuma ada
kalau aku capek saja,” Minho mulai lagi manyunnya
“bukan begitu.. kalau misalnya terus ada..
kamu bisa kekurangan zat besi dong.. nanti lemas..,”
“ibu mu bilang apa??,”
“kalau misalnya Nampyeon butuh obat.. akan
dibantu oleh Kumiko Ane,” balas Aiko
Minho bangun dan duduk. Lalu Aiko ikut
ikutan
“membebani gak sih?,” katanya pada Aiko
Aiko malah mengusap usap punggung
Minho,”sepertinya enggak.. aku tahu.. Nampyeon mungkin gak enak hati..apalagi..
otoosan ku keras.. iya kan??”
Minho mengangguk,”jujur saja..aku
sebenarnya takut menghadapi keluargamu”
“kok...bisa?,”
“gak tahu.. kayaknya keluarga mu keras
banget deh,” keluh Minho.. dia mulai lagi tiup tiup poni nya
“otoosan.. iya.. tapi..aku rasa.. okaasan
atau yang lain, tidak,”
“kayaknya semua deh,” Minho main pukul
rata. Dia tadi gak enak hati soal obrolan nya dengan ibu mertuanya itu
“okaasan memuji nampyeon kok.. aku gak
bohong.. kita memang membahas semuanya, terutama keuangan.. “
“ya.. aku faham,” balas Minho,”aku harus
kerja lebih keras lagi”
Lalu dia berbaring lagi, Aiko ikutan
berbaring dan mereka tidur
Paginya, mereka pamit kembali ke rumah
susunnya. Ibunya Aiko bilang kemungkinan ia dan suaminya akan main ke rumah
susun mereka sepulang dari tugasnya.
Mereka pun pamit.
“jadi.. mertua mau main ke rumah susun
kalian??,” Ken malah tertawa di dalam rumah susun Minho&Aiko
“wah.. lihat deh.. rumah mu.. besar bukan,
Aiko chan??,” tanya Ichirou,”ini kan..sempit banget.. dua kamar.. satu ruang
tamu sekaligus ruang makan, satu dapur kecil sama kamar mandi.. kebayang deh..
taruh dimana mertua mu, Minho kun??”
“gak boleh begitu, Ichi kun.. yang namanya
mertua itu harus dihormati..,” kata Rin
“nah.. tuh.. betul kata Rin chan,” balas
Ken
“Ne.. Aiko chan.. beneran ya.. ayah kamu
itu keras?? Sorry nih.. pengen tahu,” lanjut Ken lagi
“begitulah.. yang dibilang Ichi kun
benar..disiplinnya kuat sekali,” balas Aiko. Sambil menghidangkan makanan kecil
dan minuman kaleng di hadapan mereka masing-masing
“wah.. wah.. dibawa ke rumah dong.. ala
militernya??,” tanya Ken lagi
Aiko mengangguk
“kamu.. pernah dihukum ala militer??,”
tanya Sakura
Aiko menggeleng,”belum, hehe.. yang sudah
pernah itu... Akira ani dan kumiko ane”
Minho menoleh dan matanya sedikit
terbelalak,”diapain mereka??”
“gantung di kamar mandi,” jawab Aiko polos
Ken, Ichirou, Makoto,Rin dan Sakura ramai
ramai tepok jidat
“sadis,” kata Makoto spontan
“kamu berfikir gak.. Minho kun.. kamu bisa
saja digantung begitu??,” Ichirou malah iseng
“what??,” jawab Minho spontan, yang lain
pada tertawa
“ya...siapa tahu?? Kamu gak kasih makan
anaknya.. lalu kamu digantung, hahahaha,” kata Ken
“gantung saja..aku lebih tinggi dari
ayahnya,” balas Minho cuek
“kalian..gak suka ribut ribut kan??,”
tanya Sakura
“ribut kecil itu biasa,” balas Minho
“asal jangan aku gak ditanya berhari hari
saja,”senyum Aiko pada Sakura
“eh?? Siapa yang gitu??,” tanya Minho
spontan
Yang lain tertawa,”ooo.. jadi..dia ini
suami tukang ngambek ya?? Hahahaha”, Ken tertawa keras
“kalau dia ngambek.. telepon saja ayahmu,
Aiko chan.. biar nanti digantung,” canda Makoto
Minho mengeplak kepala Makoto,”gak sopan”,
katanya
Makoto malah ketawa ketawa
“eh..kamu tahu gak..ada gosip aneh sama
Tachibana san..komikusmu itu,” kata Makoto
“eh..kenapa?? Tachibana san cuma cerita
soal pekerjaan sama aku..ini saja..aku masih edit dit komiknya,” balas Minho
“wah.. payah sekali kamu.. kamu gak tahu
apa ya?? Dia di gosipin homo,” kata Makoto lagi
Minho kaget,”ah?? Masak sih? Seriously??”
“Minho kun ini kuper semenjak dia menikah,
hahahaha,” kata Ken, asal.
“bukan begitu..aku kan enggak mau tahu
urusan orang.. malas,” balas Minho
“ini sih katanya hanya beredar di kalangan
komikus aja.. belum menyebar kemana mana,” kata Makoto lagi
“ah.. masak iya.. aku masih gak percaya,”
balas Minho
“aku.. malah curiga loh.. nanti kamu diapa
apakan sama dia.. kamu kan..kemarin di kasih uang duluan, hehehe,” balas Ken
Ichirou diam saja.
“ichi kun kamu kok banyak diam??,” tanya
Sakura
“nan
demo nai.. i am okay,” balas Ichirou, sepertinya dia sedang berfikir
Tapi akhirnya justru yang lain malah
membully Minho karena memang dia asisten edit komiknya Tachibana.
“kamu harus hati hati loh, Aiko chan..
Minho kun kan cakep banget buat ukuran cowok muda, hahaha,” canda Ken
“iya.. kalau aku cewek.. pasti sudah
kusikat..coba tanya Rin chan dan Sakura chan,” canda Makoto
Rin dan Sakura tertawa.
“iya juga sih.. mungkin kalau gak
terlambat kenalnya..aku pasti sudah sikat Minho kun,” timpal Rin
“kalian ini..,” balas Minho, agak sedikit
kesal
Ken dan Makoto tetap saja tertawa geli.
“awas loh.. Minho kun.. cowok macam kamu
rentan ditaksir homo, hahahaha”, Makoto tertawa terpingkal pingkal
Mereka semua tertawa terpingkal-pingkal
“aku normal, kalian ini,” balas Minho.
Yang lain masih tertawa tawa.. tapi Ichirou tampaknya agak serius menanggapi
itu
Malam itu, Minho ditelepon Tachibana,
katanya memang komik seri yang barunya harus segera beredar
“kamu sudah edit komikku sampai mana,
Minho kun??,” tanya Tachibana
“sudah ¾, tachibana san.. kapan Tachibana
san dibilang Ueno san untuk selesai semua masuk percetakan??,” tanya Minho
“lusa,” balas Tachibana
“oh..saya bisa selesaikan, Tachibana
san.., besok juga saya ke sana sehabis pulang kuliah,”
“wah.. kamu kerja cepat sekali, Minho
kun.. rasanya.. kamu sudah seperti teman baik saya,”
“saya banyak hutang budi dengan Tachibana
san.. terima kasih,” basa basi Minho
Minho jadi berfikir, apa iya... tachibana
ini seorang homo?? Dari suaranya saja gak ada mirip perempuan, apalagi dari
wajah dan bentuk tubuh, cara jalan.
“nanti..kalau komikku ini sukses.. aku
akan ajak kamu jalan jalan, Minho kun,”
Minho kaget,”apa?? Wah.. gawat”, dalam
hatinya, dia membayangkan takut diperkosa homo
Dia langsung jawab,”ah..enggak apa apa,
tachibana san.. kalau anda ajak saya jalan jalan... saya harus pergi bersama
isteri”, dia menolak secara halus ajakan Tachibana
“tidak boleh begitu, Minho kun.. tidak
baik menolak ajakan,” jawab Tachibana
Minho makin membayangkan ngeri diajak
homo.
Dia menolak halus halus
“wah.. kamu memang tipe suami super muda
yang cinta isteri ya?? Rasanya.. apa kehidupan rumahtanggamu mirip sama cerita
dongeng jaman dulu??,” tanya Tachibana
Minho mencoba tetap santai dan bercanda
dengan Tachibana,”ah.. kata siapa Tachibana san?? Buktinya.. kemarin aku minta
uang bonus di depan, hahahaha”
Mereka lalu ngobrol untuk persiapan edit
komik edisi selanjutnya. Aiko hanya memperhatikan obrolan mereka sambil masak
untuk makan malam
“aku..tadi deg degan banget loh, Aiko
chan.. tachibana san bilang..dia mau ajak aku jalan jalan kalau urusan komik
ini sudah selesai sampai akhir edisi,” kata Minho sambil makan
“umm.. jadi ingat yang tadi ya?? Apa
benar.. Tachibana san itu homo??,” tanya Aiko
Minho mengangguk sambil mengunyah makanan
“eh.. ini lumayan enak.. masakan mu..
sudah mulai lulus nih,” Minho nyengir kuda
“jadi.. aku sudah mulai bisa masak..
menurut Nampyeon??,” Aiko senang sekali, matanya langsung berubah berbinar
Minho mengangguk,”tambah dong, hehe”, dia
memberikan lagi mangkuk makannya
“eh..sini,” balas Aiko.. dia senang orang
yang dia cinta suka masakannya
Minho makan lahap malam itu
“besok..ada ujian lagi??,” kata Minho
ketika mereka di kamar tidur
Aiko mengangguk,’iya.. anatomi..langsung
praktek lagi”
“apa..masih butuh uang lagi??,”
Aiko menggeleng,”enggak.. kan kemarin
sudah”
“nampyeon...,”
“ya??”
“aku..kerja saja ya??,”
“gak boleh,” Minho jawab judes.. dia
langsung memalingkan badannya
“yah.. mulai deh,” kata hatinya Aiko
“iya deh.. aku gak akan pinta itu lagi,”
lanjut Aiko
“jangan gitu lagi.. nanti aku tidur diluar
kamar nih,”Minho malah terkesan mengancam
“enggak deh..aku janji,”
Minho baru menoleh dan senyum,”begitu
dong... aku suka deh..chu”
Tapi, hati Aiko berkata,”aku harus cari
kerja.. sumimasen, Minho Otto..tapi
aku harus bantu kamu”
Bersambung ke part 9....