This is me....

Sabtu, Maret 15, 2014

Pernikahan ½ (Part 8: Ngobrol dengan Ibu Mertua)

Seperti janji yang lalu, mereka sepakat akan pergi ke rumah Kohashi, ayahnya Aiko.
Disana disambut ramah oleh keluarga Kohashi
otoosan sedang pergi tugas ke kota lain,” kata ibunya Aiko,”kabar kalian...bagaimana??”
“baik, okaasan,” balas Minho menunduk hormat.
Ibunya Aiko tersenyum
“Okaasan.. Minho kun...ingin aku belajar memasak,” bisik Aiko pada ibunya
Ibunya senyum saja,”baiklah.. ayo ikut ke dapur”
Minho benar benar kaku berhadapan dengan ibu mertuanya,”saya minta maaf..tapi saya memang ingin Aiko chan bisa memasak... untuk berhemat,” katanya sambil menunduk hormat pada ibu mertua
Ibunya Aiko maklum saja dengan kelakuan suami anaknya itu, karena sebenarnya tidak terlalu jauh beda dalam budaya
“kami masuk dapur dulu,” balas ibunya Aiko
Minho menunduk hormat, mempersilahkan mertuanya ke dapur bersama isterinya


Dia duduk di belakang rumah sambil membaca salahsatu koleksi buku militer kepunyaan ayahnya Aiko, Kohashi.
“buku militernya banyak sekali..benar kata Ichirou.. ayahnya benar benar konsentrasi dengan kemiliteran...huft,” Minho jadi membayangkan dirinya sendiri kalau dia enggak patuh pada mertuanya, sangsi seperti militer bisa dialaminya
Lama dia duduk di beranda belakang rumah sambil membaca buku..gak terasa, hari sudah semakin siang
Akira muncul dari ruangan lain. Dia cuma duduk saja di depan rumah.
Minho tidak sengaja bertemu dengannya ketika dia keluar dari ruang baca di belakang
“oh.. Ani san,” katanya mencoba ramah dan menunduk hormat
Akira rasanya masih sebal saja dengan adik iparnya itu. Tapi dia berusaha basa basi.
“apa kabar??,” katanya membuka pembicaraan
Minho senyum,”baik.. lagi sibuk??”. Dia juga mencoba beramah tamah
“tidak juga..biasa.. pekerjaan.. kadang harus dikerjakan dirumah juga,” Akira juga seorang desainer bangunan dan advertising
Dia basa basi lagi,”Aiko chan.. kemana??”
Minho menunjuk pada pintu dapur,”belajar memasak.. masakannya masih kurang enak”, katanya jujur
“okaasan tidak pernah menyuruh dia masak..,” jawab Akira
“oo..gitu,” balas Minho singkat
“begitukah.. by the way... dia tidak menyusahkanmu kan??,” tanya Akira
Minho cukup kaget dengan pertanyaan itu.
“tidak,” jawabnya singkat
“syukurlah,” balas Akira, singkat juga
Mereka diam diaman sejenak.. bingung mau bicara apa.. sepertinya memang masih kaku sekali hubungan antar keduanya ini, terlebih, mereka sudah pernah berantem

Akira membuka lagi pembicaraan,”kamu..memang gak berat sama sekali dengan menanggung adikku?”
“aku punya beasiswa untuk diriku sendiri.. aku juga kerja selain kuliah,” balas Minho
“apa tanggapan orangtuamu ke adikku??”
“biasa saja,” balas Minho, singkat
“Ayahku memang keras.. karena kuliah kedokteran kan..tidak bisa sembarangan,”
“ya..aku mengerti, Ani san.. dan lagi.. aku tidak bisa juga tidak bertanggung jawab pada adikmu,”
“apa..ayahku sudah pernah ngobrol lagi??”
Minho menggeleng.
Otoosan sibuk sekali.. akan ada perombakan struktur,”
Minho senyum saja.
“aku masuk dapur dulu,” kata Akira.

“keluarga ini kaku sekali sih,”Gumam Minho
Ibunya Aiko keluar dapur dan pergi ke ruang tengah,”mari makan..sudah siap,”katanya, senyum pada Minho
Minho benar benar kaku...walau dia juga melihat keluarga Kohashi juga sama kaku dengan dirinya
Mereka makan bersama..
“kamu coba..ini masakan isterimu sendiri,” kata ibunya Aiko
Minho menunduk hormat.
Ibunya Aiko mempersilahkan anaknya melayani suaminya
Minho mencoba ikan salmon yang diberi kecap teriyaki,”umm”
“bagaimana??,” senyum Aiko
“umm..lumayan..,” jawab Minho
“masih tidak enak ya?,”tanya ibunya
Minho gugup ditanya seperti itu,”ah..tidak, ibu...sudah jauh lebih baik dari kemarin”
Dia lalu makan sangat cepat sekali sampai habis
“sudah kenyang...terima kasih,” katanya menaruh sumpit diatas mangkuk yang sudah kosong

“menurutmu.. bagaimana anakku??,” lagi, kata ibunya Aiko
“okaasan,” Aiko berusaha ingin menghindari pembicaraan yang mungkin dia pikir bisa membawa ke hal sensitif
“Aiko chan...selama ini baik sekali..dia perempuan yang penurut,” jawab Minho
“apa kamu begitu, Aiko chan?,” tanya ibunya sendiri
“itu semua tergantung kepada Minho kun..yang menilainya,” balas Aiko
Ibunya menoleh pada Minho,”apa seperti itu,Minho kun?? Kalau memang kamu punya pandangan lain..tidak apa..ibu ingin tahu,”
Minho makin kaku saja dengan pertanyaan ibu mertuanya itu
“saya..maksud saya..saya dan Aiko chan..berusaha bersama sama menerima satu sama lain,”
“menyenangkan sekali.. sudah satu bulan ya??,” senyum ibunya Aiko
Aiko menunduk hormat,”iya, okaasan.. sudah satu bulan”
“kamu..mesti jadi isteri yang baik loh.. makanan dan perut itu penting untuk lelaki...supaya dia tidak melirik perempuan lain”, kata ibunya
“iya, okaasan..aku mengerti,” jawab Aiko
“benarkan...Minho kun?? Kalau makan mu tidak terpenuhi..kamu..pasti kesal juga kan??,”
Minho nyengir kuda, mencoba mengerti pembicaraan ibu mertuanya,”ah,iya..hehe”

“jadi... Aiko chan... berusahalah untuk bisa masak enak untuk suamimu sendiri...iya kan..Minho kun??,” senyum ibunya Aiko lagi
“iya..begitulah,” Minho menunduk hormat
“jika memang Aiko chan menurutmu masih sangat tidak dewasa ..jangan ragu untuk mengajarkannya,”
“terima kasih, okaasan,” balas Minho menunduk hormat
Mereka menginap hari itu...

“Minho kun itu..kaku sekali kalau berhadapan denganku,” kata ibunya Aiko, membuka pembicaraan dengan anak-anaknya
“ya...jarang sekali bicara?,” kata Akira
“sepertinya sih...tidak seperti itu juga..terakhir ini..aku banyak menyusahkannya, okaasan,” jawab Aiko
“soal apa? Kuliahmu??,” tanya Ibunya
Aiko mengangguk,”seperti itulah..aku menghabiskan uangnya untuk beberapa praktikum..dan.. Minho kun siang malam kerja keras”
“resiko,” kata Kumiko, kakak tertuanya
“terkadang..aku berfikir..aku takut bercerai, Okaasan.. ani dan ane chan”
“kenapa?? Apa dia memukul kamu??,” tanya Akira
Aiko menggeleng,”aku merasa terlalu menyusahkannya.. kemarin..aku ingin meminta uang pada otoosan supaya sakitnya Minho kun berkurang”
Ibunya kaget,”dia sakit apa??”
“Kalau lelah..dia bisa sangat capek sekali kakinya, okaasan,”
“apa itu berbahaya untuknya??,”
Kumiko malah yang menggeleng,”tidak, okaasan... hanya saja, secara estetika bukan hal yang menyenangkan,”

“kemarin itu..aku dimarahi Minho kun..karena.. aku ingin sekali minta uang pada otoosan untuk membelikannya obat,” jawab Aiko
“kenapa tidak minta?? Bukannya itu juga baik untuk dia??,”
“Minho kun melarang ku,”
“kenapa??,”
“katanya..dia sama sekali tidak mau meminta.. bahkan kami tidur saling memunggungi,”
“wooh.. anak anak sekali..egonya masih saja muncul,” kata Kumiko
“kalian tapi tidak saling meributkan hal hal besar bukan??,” tanya ibunya
Aiko menggeleng,”tidak okaasan.. syukurlah,”
“sepertinya dia memang lelaki yang baik.. tapi.. janji pada ibu.. kalau kamu akan belajar memasak dan tidak mengecewakan dia.. kamu tahu sifat buruknya kan??”
Aiko mengangguk,”iya, okaasan.. dia akan marah, cemberut dan tidak menyapaku sampai cukup lama,”
“oh... hontou ni kiddo,” kata Akira
“kita juga tidak bisa memaksanya...dengan dia membayar semua kebutuhan Aiko chan.. pada dasarnya..Minho kun itu termasuk yang bertanggung jawab,” balas ibunya
“sebenarnya, jika memang kamu kekurangan uang...kami pun masih bisa menyanggupinya,” lanjutnya lagi
“tapi bukannya memang sudah jadi kesepakatan, okaasan...kalau Minho kun memang mesti menanggung semuanya??,”tanya Kumiko
“nanti otoosan akan marah besar,”lanjutnya lagi
“Aiko chan...ini adalah test untuk kehidupan kalian.. walaupun kami bisa membantu.. tetap saja, Otoosan mu bersikeras supaya kalian mandiri,” kata Ibunya
Aiko menunduk hormat,”aku mengerti, ibu”
“Semua terserah ayahmu nanti,” kata Ibunya
Mereka semua menunduk hormat

Aiko membuka pintu kamar nya dan dilihat Minho memang sedari tadi sudah tidur. Jam menunjukkan jam 11 lewat. Dia lalu berbaring pelan pelan di samping Minho.
Dia berfikir Minho tertidur lelap, padahal sebenarnya tidak. Dia bebaring membelakangi Minho.
Ketika matanya ingin coba dipejamkan, Minho malah memeluknya dari belakang
“kalian.. bicara serius tentang pernikahan kita ya??,” tanya dia pada Aiko
Aiko mengangguk.
“apa yang ibu mu katakan tentang aku??,”
Aiko mengangguk lagi, lalu menghadap wajah Minho,”Minho Nampyeon.. baik dimata keluarga ku,” sambil dia senyum
Minho membalas senyumannya,”Arigatou,” dengan dialek yang masih kental daerah asalnya
“Rasanya, satu bulan itu sudah seperti lama sekali ya?,” tanya Minho lagi
“mungkin.. karena kita alami hal hal yang sulit, Nampyeon,” balas Aiko
“ya..setiap hari..aku harus cari uang,”
“Nampyeon... sebenarnya.. ibu ku tidak mempermasalahkan jika kaki mu sembuh..begitu juga Kumiko Ane,”
“tuh.. menyinggung itu lagi.. kan cuma ada kalau aku capek saja,” Minho mulai lagi manyunnya
“bukan begitu.. kalau misalnya terus ada.. kamu bisa kekurangan zat besi dong.. nanti lemas..,”
“ibu mu bilang apa??,”
“kalau misalnya Nampyeon butuh obat.. akan dibantu oleh Kumiko Ane,” balas Aiko
Minho bangun dan duduk. Lalu Aiko ikut ikutan

“membebani gak sih?,” katanya pada Aiko
Aiko malah mengusap usap punggung Minho,”sepertinya enggak.. aku tahu.. Nampyeon mungkin gak enak hati..apalagi.. otoosan ku keras.. iya kan??”
Minho mengangguk,”jujur saja..aku sebenarnya takut menghadapi keluargamu”
“kok...bisa?,”
“gak tahu.. kayaknya keluarga mu keras banget deh,” keluh Minho.. dia mulai lagi tiup tiup poni nya
“otoosan.. iya.. tapi..aku rasa.. okaasan atau yang lain, tidak,”
“kayaknya semua deh,” Minho main pukul rata. Dia tadi gak enak hati soal obrolan nya dengan ibu mertuanya itu
“okaasan memuji nampyeon kok.. aku gak bohong.. kita memang membahas semuanya, terutama keuangan.. “
“ya.. aku faham,” balas Minho,”aku harus kerja lebih keras lagi”
Lalu dia berbaring lagi, Aiko ikutan berbaring dan mereka tidur

Paginya, mereka pamit kembali ke rumah susunnya. Ibunya Aiko bilang kemungkinan ia dan suaminya akan main ke rumah susun mereka sepulang dari tugasnya.
Mereka pun pamit.

“jadi.. mertua mau main ke rumah susun kalian??,” Ken malah tertawa di dalam rumah susun Minho&Aiko
“wah.. lihat deh.. rumah mu.. besar bukan, Aiko chan??,” tanya Ichirou,”ini kan..sempit banget.. dua kamar.. satu ruang tamu sekaligus ruang makan, satu dapur kecil sama kamar mandi.. kebayang deh.. taruh dimana mertua mu, Minho kun??”
“gak boleh begitu, Ichi kun.. yang namanya mertua itu harus dihormati..,” kata Rin
“nah.. tuh.. betul kata Rin chan,” balas Ken
“Ne.. Aiko chan.. beneran ya.. ayah kamu itu keras?? Sorry nih.. pengen tahu,” lanjut Ken lagi
“begitulah.. yang dibilang Ichi kun benar..disiplinnya kuat sekali,” balas Aiko. Sambil menghidangkan makanan kecil dan minuman kaleng di hadapan mereka masing-masing
“wah.. wah.. dibawa ke rumah dong.. ala militernya??,” tanya Ken lagi
Aiko mengangguk
“kamu.. pernah dihukum ala militer??,” tanya Sakura
Aiko menggeleng,”belum, hehe.. yang sudah pernah itu... Akira ani dan kumiko ane”
Minho menoleh dan matanya sedikit terbelalak,”diapain mereka??”
“gantung di kamar mandi,” jawab Aiko polos
Ken, Ichirou, Makoto,Rin dan Sakura ramai ramai tepok jidat
“sadis,” kata Makoto spontan
“kamu berfikir gak.. Minho kun.. kamu bisa saja digantung begitu??,” Ichirou malah iseng
“what??,” jawab Minho spontan, yang lain pada tertawa
“ya...siapa tahu?? Kamu gak kasih makan anaknya.. lalu kamu digantung, hahahaha,” kata Ken
“gantung saja..aku lebih tinggi dari ayahnya,” balas Minho cuek
“kalian..gak suka ribut ribut kan??,” tanya Sakura
“ribut kecil itu biasa,” balas Minho
“asal jangan aku gak ditanya berhari hari saja,”senyum Aiko pada Sakura
“eh?? Siapa yang gitu??,” tanya Minho spontan
Yang lain tertawa,”ooo.. jadi..dia ini suami tukang ngambek ya?? Hahahaha”, Ken tertawa keras
“kalau dia ngambek.. telepon saja ayahmu, Aiko chan.. biar nanti digantung,” canda Makoto
Minho mengeplak kepala Makoto,”gak sopan”, katanya
Makoto malah ketawa ketawa

“eh..kamu tahu gak..ada gosip aneh sama Tachibana san..komikusmu itu,” kata Makoto
“eh..kenapa?? Tachibana san cuma cerita soal pekerjaan sama aku..ini saja..aku masih edit dit komiknya,” balas Minho
“wah.. payah sekali kamu.. kamu gak tahu apa ya?? Dia di gosipin homo,” kata Makoto lagi
Minho kaget,”ah?? Masak sih? Seriously??”
“Minho kun ini kuper semenjak dia menikah, hahahaha,” kata Ken, asal.
“bukan begitu..aku kan enggak mau tahu urusan orang.. malas,” balas Minho
“ini sih katanya hanya beredar di kalangan komikus aja.. belum menyebar kemana mana,” kata Makoto lagi
“ah.. masak iya.. aku masih gak percaya,” balas Minho
“aku.. malah curiga loh.. nanti kamu diapa apakan sama dia.. kamu kan..kemarin di kasih uang duluan, hehehe,” balas Ken
Ichirou diam saja.
“ichi kun kamu kok banyak diam??,” tanya Sakura
nan demo nai.. i am okay,” balas Ichirou, sepertinya dia sedang berfikir
Tapi akhirnya justru yang lain malah membully Minho karena memang dia asisten edit komiknya Tachibana.
“kamu harus hati hati loh, Aiko chan.. Minho kun kan cakep banget buat ukuran cowok muda, hahaha,” canda Ken
“iya.. kalau aku cewek.. pasti sudah kusikat..coba tanya Rin chan dan Sakura chan,” canda Makoto
Rin dan Sakura tertawa.
“iya juga sih.. mungkin kalau gak terlambat kenalnya..aku pasti sudah sikat Minho kun,” timpal Rin
“kalian ini..,” balas Minho, agak sedikit kesal
Ken dan Makoto tetap saja tertawa geli.
“awas loh.. Minho kun.. cowok macam kamu rentan ditaksir homo, hahahaha”, Makoto tertawa terpingkal pingkal
Mereka semua tertawa terpingkal-pingkal
“aku normal, kalian ini,” balas Minho. Yang lain masih tertawa tawa.. tapi Ichirou tampaknya agak serius menanggapi itu

Malam itu, Minho ditelepon Tachibana, katanya memang komik seri yang barunya harus segera beredar
“kamu sudah edit komikku sampai mana, Minho kun??,” tanya Tachibana
“sudah ¾, tachibana san.. kapan Tachibana san dibilang Ueno san untuk selesai semua masuk percetakan??,” tanya Minho
“lusa,” balas Tachibana
“oh..saya bisa selesaikan, Tachibana san.., besok juga saya ke sana sehabis pulang kuliah,”
“wah.. kamu kerja cepat sekali, Minho kun.. rasanya.. kamu sudah seperti teman baik saya,”
“saya banyak hutang budi dengan Tachibana san.. terima kasih,” basa basi Minho
Minho jadi berfikir, apa iya... tachibana ini seorang homo?? Dari suaranya saja gak ada mirip perempuan, apalagi dari wajah dan bentuk tubuh, cara jalan.
“nanti..kalau komikku ini sukses.. aku akan ajak kamu jalan jalan, Minho kun,”
Minho kaget,”apa?? Wah.. gawat”, dalam hatinya, dia membayangkan takut diperkosa homo
Dia langsung jawab,”ah..enggak apa apa, tachibana san.. kalau anda ajak saya jalan jalan... saya harus pergi bersama isteri”, dia menolak secara halus ajakan Tachibana
“tidak boleh begitu, Minho kun.. tidak baik menolak ajakan,” jawab Tachibana
Minho makin membayangkan ngeri diajak homo.
Dia menolak halus halus
“wah.. kamu memang tipe suami super muda yang cinta isteri ya?? Rasanya.. apa kehidupan rumahtanggamu mirip sama cerita dongeng jaman dulu??,” tanya Tachibana
Minho mencoba tetap santai dan bercanda dengan Tachibana,”ah.. kata siapa Tachibana san?? Buktinya.. kemarin aku minta uang bonus di depan, hahahaha”
Mereka lalu ngobrol untuk persiapan edit komik edisi selanjutnya. Aiko hanya memperhatikan obrolan mereka sambil masak untuk makan malam

“aku..tadi deg degan banget loh, Aiko chan.. tachibana san bilang..dia mau ajak aku jalan jalan kalau urusan komik ini sudah selesai sampai akhir edisi,” kata Minho sambil makan
“umm.. jadi ingat yang tadi ya?? Apa benar.. Tachibana san itu homo??,” tanya Aiko
Minho mengangguk sambil mengunyah makanan
“eh.. ini lumayan enak.. masakan mu.. sudah mulai lulus nih,” Minho nyengir kuda
“jadi.. aku sudah mulai bisa masak.. menurut Nampyeon??,” Aiko senang sekali, matanya langsung berubah berbinar
Minho mengangguk,”tambah dong, hehe”, dia memberikan lagi mangkuk makannya
“eh..sini,” balas Aiko.. dia senang orang yang dia cinta suka masakannya
Minho makan lahap malam itu

“besok..ada ujian lagi??,” kata Minho ketika mereka di kamar tidur
Aiko mengangguk,’iya.. anatomi..langsung praktek lagi”
“apa..masih butuh uang lagi??,”
Aiko menggeleng,”enggak.. kan kemarin sudah”
“nampyeon...,”
“ya??”
“aku..kerja saja ya??,”
“gak boleh,” Minho jawab judes.. dia langsung memalingkan badannya
“yah.. mulai deh,” kata hatinya Aiko
“iya deh.. aku gak akan pinta itu lagi,” lanjut Aiko
“jangan gitu lagi.. nanti aku tidur diluar kamar nih,”Minho malah terkesan mengancam
“enggak deh..aku janji,”
Minho baru menoleh dan senyum,”begitu dong... aku suka deh..chu”
Tapi, hati Aiko berkata,”aku harus cari kerja.. sumimasen, Minho Otto..tapi aku harus bantu kamu”

Bersambung ke part 9....