“Jadi.. kamu
beneran sudah melamar pekerjaan yang aku bilang itu?,” kata Sakura di fakultas
kedokteran.
Aiko
mengangguk,”tapi.. aku mohon kamu jangan bilang pada Minho kun ya.. pasti aku
dimarahi,”
Sakura senyum,”ok
deh.. gak akan.. eh, tapi..memang kalau dia marah.. gimana sih??”
Aiko malah
cengengesan,”eh, hehe... parah.. aku bisa berhari-hari gak ditegur, cuma didiamkan.. keluar masuk kamar..
makan juga diam.. ”
Sakura
kaget,”ah.. masak sih?? Kamu gak kaget atau pusing??”
Aiko malah jadi
sedikit termenung,”pusing sih.. sebenarnya... aku pernah ingin curhat dengan
ibuku.. tapi..aku gak enak”
Sakura
senyum,”kamu kan bisa curhat ke aku..aku kan temanmu juga”
”eh.. tapi aku
gak sangka.. Minho kun seperti itu.. kelihatannya dia manis banget loh.. maaf
saja ya.. waktu orientasi.. aku sempat suka sama dia..cakep, tinggi, perfect deh, hehe”, Sakura malah jadi
agak sedikit malu
Aiko tidak marah,
malah balas dengan senyum,”ya.. aku bisa rasa kok.. pasti Minho kun banyak yang
suka.. makanya aku gak pernah punya pikiran seperti ini.. Minho kun itu..sulit
ditolak loh.. waktu dia nembak aku... dia bilang sendiri kalau dia gak suka
ditolak”
“ah..enggak kok.. biasa aja,” balas Aiko
”pernah ribut??,” tanya Sakura lagi
”pernah.. hanya saja.. ibu ku pernah
menasehati aku.. kalau
ribut.. apa bisa diselesaikan tanpa ribut... harus ada yang mengalah,”
Sakura langsung menembak,”kamu yang mengalah
pastinya ya??”
Aiko mengangguk.
”wah..gak sangka deh.. ternyata,” balas
Sakura
”seperti itu, hehehe,” balas Aiko
Sakura lalu menopang dagunya,”eh tapi..
sebenarnya, kalau begitu terus.. menghadapi cowok ngambekan.. apa aku bisa
tahan ya?”
”aku suka diam dan menurut saja sih.,”
balas Aiko
”kalau aku gak bisa.. pasti aku pusing dan
melawan..mungkin kalau aku jadi kamu..bisa bisa aku jadi tambah ngajak ribut,
hahahaha,” Sakura malah tertawa terbahak bahak
”Minho kun menuntut apa dari kamu??,”
tanya dia lagi
”bisa memasak, bisa mengurus rumah dan
percaya dia bisa cari uang...dan..,”
”dan apa??”
”dan..aku gak boleh terlalu cemburuan sama
dia,”
Sakura kaget dan tertawa
lagi,”hahahahaha...aduh.. untung
dia bukan pacarku ya! Aku bisa gak tahan dengan yang seperti itu!”
”aku gak bisa masak... masakanku dinilai
enggak enak.. baru beberapa minggu ini saja dia menilainya enak,”
”wah wah.. jadi begitu ternyata ya??
Rumahan banget ya??,” tanya Sakura
Aiko mengangguk,”eh iya hehehe... masih
suka??”
”umm,” Sakura bergumam,”bagaimana ya?? Hehehe..
lewat deh”
Aiko tertawa kecil,”rasanya.. berarti aku
rugi dong ya??”
”enggak begitu juga sih, Aiko chan.. itu
kan personal preferensi.. suka-suka
kita mau suka dengan orang tipe apa,” balas Sakura,”tapi kalau aku..mungkin
terbilang enggak tahan dengan tipe itu..aku kan.. gak sabaran, hehehe”
”iya..kamu cepat banget putus nyambung ya?
Hehehe,” ujar Aiko
Sakura malah tertawa,”jadi asik juga sih..
jadi punya banyak pengalaman,
hahahaha”
Minho mendadak masuk ruangan tempat mereka
kumpul
”Yo, Sakura chan,” katanya pada Sakura
Sakura mengangkat tangannya,”hai, Minho
kun”
Aiko langsung diam dan senyum pada Minho.
Minho menarik kursi dan duduk di depan
Sakura,”aku kemarin sudah bicara pada Ichi kun..dia biasa saja kok.. dia anggap
kamu malah lagi sensi”
”memang kalian ngobrol apa??,” tanya
Sakura
”yah..soal kenapa Ichi kun banyak diamnya
dan kamu komplen.. lalu, Ken kun datang dan kita bahas ke homo-an Tachibana
san,” Minho mengangkat kedua tangannya sebahu.
”ah.. masak sih?? Memang masih
berlanjut??,” tanya Sakura, heran
”iya, hahahahaha!,” balas Minho singkat
dan tertawa terbahak-bahak
”mana nanti malam aku harus bertemu
Tachibana san lagi.. huff,” dia mendadak mengeluh pada isteri dan temannya
”heee...terus.. kamu takut gitu, Minho kun?,”
tantang Sakura
Aiko cuma senyum.
”takut banget... ,” balas Minho. Dia
menyandarkan badannya ke kursi.
”tapi kan.. kamu asisten dan editor
kesayangannya loh, hehehe,” goda Sakura
”aku cari komikus lain saja,” Minho sudah
mulai kelihatan jutek dan membayangkan
ketakutannya ditaksir Tachibana.
”lalu..soal Ichi kun..beneran dia gak
cerita apa-apa lagi selain bilang kalau aku sedang sensi??,”
Minho mengangguk,”eh.. tapi gak juga sih..
Ichi kun sendiri tanya padaku: gimana kalau misalnya dikelompok ini ada yang
homo dan suka sama aku?”
Sakura malah iseng, pengen tahu jawaban
Minho,”lalu..menurutmu..gimana??”
Minho langsung melihatnya dengan tatapan
aneh,”kok..semua malah terkesan tanya aku seperti itu sih??buat apa aku punya
isteri??”
Malah jadi dia yang sensitif.
Sakura jadi cengengesan, minta maaf, takut
Minho tersinggung,”maaf deh..aku kan cuma iseng”
”heran deh,” gerutu Minho.
Aiko mengusap usap punggung Minho supaya
tenang.
”malam ini aku mau disini agak lama dengan
Aiko chan..soalnya aku mau antarkan ini,” katanya lagi pada Sakura dan Aiko.
Dia memperlihatkan hasil editan komiknya.
”Tachibana san memang memberikan kita uang
cukup banyak,” kata Aiko
”curiga tidak?? Kalau Minho kun..
kemungkinan bisa disukai Tachibana san??,” tanya sakura
Minho langsung memandang Sakura lagi
dengan aneh.
”eeehhh...aku kan cuma tanya begitu aja
sama Aiko chan.. kamu jangan sensitif dong, Minho kun,” kata Sakura lagi
”eh.. sifat Minho kun jelek banget, cepet
sensi,”gerutu Sakura dalam hatinya
”gak banget deh.. aku dari kemarin selalu
ditanya itu,” Minho menggerutu lagi.
”sudah
deh, Otto (suami-red)... Sakura chan kan..cuma tanya,” ujar Aiko
”gak enak banget.. yang lain dong..ditanya
seperti itu juga..dari kemarin aku terus, huff,” Minho cemberut
”ih.. jelek banget sih, sifatnya?? Begitu
aja sensi,” kata hatinya Sakura,”gak banget deh.. kuat banget Aiko chan tahan sama sifat cowok
seperti ini..”
Sakura basa basi sedikit lalu pamit.
Sepulangnya Sakura, Minho masih
menggerutu,”gak banget deh.. nyebelin banget dari kemarin diledekin disukai terus sama homo, huff”
Aiko masih berusaha menenangkannya,”sudah
dong.. kan mereka cuma
bercanda”
Minho masih manyun terus..
Aiko lalu berjalan ke piano klasik milik
kampus itu dan dia main instrumental love song..
”ini untuk Nampyeon,” katanya dengan senyum
Lalu dia mainkan sebuah instrumental love
song dari Utada Hikaru sampai selesai..
”gimana.. sudah gak kesal lagi
kan??,”senyumnya pada Minho
”sudah jam 7.. aku janji jam 8 malam..
yuk,” Minho berdiri dan menjemput tangan Aiko.
Mereka pergi ke Apartmentnya Tachibana.
Dilihat, ternyata di sana ada Ichirou
”Ichi kun??,” Minho agak sedikit heran
”eh iya..tadi aku ada urusan dengan
Tachibana san.. jadi aku
kesini,” Ichirou terlihat tengsin kegep
sama Minho dan Aiko
”hei...kenapa kalian?? Ayo sini masuk,
duduk,”Tachibana menyambut mereka di depan pintu apartment
Minho menunduk hormat, diikuti Aiko lalu
mereka masuk.
”gak usah sungkan sama aku...,” kata
Tachibana, ramah
Minho masih menunduk hormat, padahal
aslinya dia agak ngeper juga.
Tapi, dia bingung dengan Ichirou yang ada
disitu, dia berfikir, Ichirou kan enggak ada hubungannya dengan komik atau
kerja apapun dengan Tachibana??
”aku sudah selesaikan ini,” Minho menunduk
hormat dan menyerahkan komik hasil editannya
Tachibana menerima dengan senang hati,”aku
suka kerja mu, Minho kun.. itu makanya aku mau ajak kamu jalan-jalan,” balas
Tachibana
Minho langsung kaget lagi, dia beneran
takut ditaksir Tachibana.
Ichirou santai sekali,”kenapa kok kamu
mukanya berubah, Minho kun??”, ternyata dia membaca wajah Minho yang mendadak
berubah
Minho langsung menggerakkan kedua telapak
tangannya,”ah..enggak.. aku gak mau aja.. Aiko chan..akhir akhir ini mendadak
dia suka pusing....jadi, aku harus jaga dia, Tachibana san... takut kalau aku
tinggal, tiba-tiba dia sakit..gomen,”
Minho berbohong pada Tachibana dan
Ichirou. Aiko diam saja walau dia tahu pasangannya itu berbohong, dalam
hatinya, dia juga takut kalau Minho ditaksir homo, walau dalam prasangkanya,
itu tidak mungkin terjadi.
”wah.. aku heran banget... hari gini masih
ada yang mau nikah muda, terus perhatian banget sama isterinya... kamu ini..
jangan-jangan aslinya reinkarnasi orang jaman dulu ya, Minho kun??,” Tachibana
menepuk nepuk pundak Minho dan tertawa
Minho cengengesan, dia sudah mulai gak
enak hati: keder, bingung, takut sendiri, tapi berusaha disembunyikannya,”ah..
enggak begitu, Tachibana chan.. aku ini harus jaga isteriku sendiri kan?? Belum
test pack sih,”. Dia alasan lagi.
”ya sudah.. aku ngerti kok..aku yang akan
pergi berdua dengan Ichi kun,” balas Tachibana
Minho malah makin curiga
jadinya,”apa??jadi Ichi kun pacaran dengan Tachibana san?? OMG.. pantesan aja dia kemarin cerita
begitu”
”kenapa kamu, Minho kun.. kok jadi
bengong??,” tanya Tachibana
Minho sadar,”ah..enggak, Tachibana san.. coba tolong diperiksa lagi.. ini CD nya.. aku
dan Aiko chan enggak bisa lama-lama.. Aiko chan capek,” Minho cari-cari alasan
lagi. Dia sungguh gak habis pikir dengan apa yang dia alami dari kemarin.
Tachibana senyum, lalu dia menuju komputer
kerjanya. Dia lihat hasil karya editan Minho dan dia cocokkan dengan hasil
printnya
”bagus,” katanya singkat, memuji hasil
kerja Minho
”kamu tahu tidak, Minho kun?? Aku, Ichirou
dan beberapa yang lain akan pergi ke Hakone.. sayang sekali kamu tidak mau,”
lanjutnya lagi
”aduh..,” Minho lagi-lagi deg-degan dan
takut dalam hatinya
”tidak bisa, tachibana san.. apa..disana
ada pertemuan??,” tanya Minho
”tidak ada.. kami hanya mau kumpul-kumpul
saja..,” balas Tachibana
”kamu sendiri, Ichi kun..ada perlu apa
kesana.. kalau aku boleh tahu??,” tanya Minho
”aku..ikut
Tachibana san,” senyum Ichirou
“semuanya
lelaki atau?? Berpasangan??,” Tanya Minho,”apa..aku boleh bawa Aiko chan??”
Tachibana
malah tertawa,”lelaki semua, dong.. tidak boleh ada perempuan disana”
“memang kenapa?? Kamu..sama sekali tidak
bisa ditinggalkan, Aiko chan??,” Tachibana menoleh pada Aiko
”Akhir-akhir ini.. memang sangat
melelahkan, Tachibana san.. aku
takut juga sakit kalau ditinggal Minho kun,” balas Aiko, dia menunduk hormat
”ah.. manis sekali kalian ini,” jawab
Tachibana sambil meng shut down komputernya lagi.
”jadi kalau begitu...aku dan Ichi kun saja
yang kesana,” lanjutnya lagi
Minho makin curiga dengan Ichirou dan
Tachibana, meyakinkan dirinya, kalau mereka berdua memang homo
”wah.. kalau begini.. bagaimana nanti aku
bisa mendekati Ichi kun??supaya dia kalau bisa memang tidak seperti ini..,”
kata Minho dalam hatinya
”ya...kalau begitu.. selamat menikmati
liburan, Tachibana san.. Ichi kun,” balas Minho
”haaahhh.. sayang sekali sih.. kamu ini
gimana sih, Minho kun.. enggak ada masalah kalau lelaki semua kan??,” tantang
Ichirou lagi
Ichirou malah terlihat Minho menatap
Tachibana dengan agak sedikit aneh.
Minho garuk-garuk kepalanya,”iya.. maaf
deh, Ichi kun... aku lebih khawatir soal kesehatan Aiko chan daripada menginap
sama-sama”
Dia benar-benar cari alasan.
”ternyata Ichi kun..aku gak nyangka,” kata
hatinya Minho, tapi dia pasrah jika memang temannya seperti itu, asalkan gak
berdampak pada dirinya
”oh iya.. ini tambahannya.. ,” Tachibana
menyerahkan lagi amplop
”wah..apa enggak terlalu banyak, Tachibana
san??,” Minho agak sungkan menerimanya
Tachibana menyuruhnya mengambil. Akhirnya
dia terima juga. Minho menunduk hormat dan mengucap terima kasih.
”eh..ini tanggal berapa sih??,” tanya
Ichirou
”22 juni,” balas Tachibana santai
Mino gak perhatian kalau hari itu hari
lahirnya. Begitu juga dengan Aiko. Saking mereka sibuknya dengan urusan kerja,
kuliah dan uang, sama sekali enggak kepikiran hari ulang tahun sama sekali.
”kamu kenapa, Ichi kun..ada target??,”
tanya Tachibana
”oh iya... aku lupa.. aku mau kencan,”
jawab Ichirou
”dengan siapa??,” tanya Tachibana lagi
”Kei,” jawab Ichirou singkat
”Kei? Cowok editor komik yang gedungnya di seberang
gedung aku kerja??,” tanya Tachibana
”hah??,” Minho akhirnya kaget juga
”apa apaan sih kamu, Ichi kun.. jadi benar
ya.. kamu ini homo??,” tanya
Minho lagi
”Ichi kun... aku gak nyangka,” Aiko
menutup mulutnya, dia juga kaget. Selama ini, dia kenal baik Ichirou.
Wajah
Ichirou jadi agak dingin,”ya.. kenapa??
Tachibana san pacarku sebelum akhirnya kita putus”
Tachibana senyum. Minho syok berat, begitu
juga Aiko.
”kenapa, Ichi kun?? ,” tanya Aiko
”kenapa?? Kok tanya aku.. ?? aku memang tidak suka perempuan,
Aiko chan,” balas Ichirou, dengan mimik muka serius
”kalau misalnya...aku suka suami mu, Aiko
chan.. gimana?? Minho kun cakep loh..aku suka sejak pertama kali bertemu
dia...itu sebabnya...aku putus dengan Tachibana san..,”
”sembarangan kamu, Ichi kun.. gak bisa!,”
Minho langsung marah
”tapi..aku benar benar suka banget sama
kamu, Minho kun.. itu sebabnya kamu bisa cepat jadi temanku,” kata Ichirou
Minho syok,”kamu gila sekali, Ichi kun.. kamu
gak lihat...ada isteriku??”
”bagi kita.. hal yang seperti ini biasa,
Minho kun,” kata Tachibana
Minho kaget, dia merasa dikeroyok.
”Minho ku tidak seperti itu, Ichi kun,”
kata Aiko.
Ichirou tiba-tiba peluk Minho, Minho makin
kaget
”tapi..aku harus bagaimana lagi, Minho
kun?? Aku sudah mencoba suka
dengan Tachibana san.. tapi
tidak bisa.. ke Kei kun pun tidak bisa.. aslinya..aku hanya cinta kamu, Minho
kun”
Minho gelagapan dipeluk Ichirou yang
sesama lelaki. Aiko mencoba melepaskan pelukan Ichirou ke suaminya itu.
”Ichi kun..aku mohon lepaskan Minho Otto..dia hanya temanmu..tidak lebih,
Ichi kun,”
Aiko pegang tangan Ichirou, minta
dilepaskan pelukan Ichirou ke Minho
Tachibana santai saja, dia cuek dengan
pemandangan itu
”jangan, Ichi kun.. Minho Otto milikku,”
kata Aiko memelas
”Ichi kun..tolong lepaskan aku...aku gak
akan marah sama kamu.. tapi aku gak suka pada mu,” kata Minho, berusaha minta
dilepaskan
”aku gak bisa melepaskanmu kalau kamu
tidak cinta aku, Minho kun...selamanya aku cinta kamu,” kata Ichirou
”sudah lah, Minho kun..tidak ada salahnya
juga kamu terima,”
”jangan gila, Tachibana san.. aku cinta
Aiko chan,” balas Minho
Akhirnya Minho melempar Ichirou dan dia
terduduk.
Minho lalu menarik tangan Aiko dan menuju
pintu luar, dia ingin segera pergi dari situ.
Tapi ketika membuka pintu, dilihatnya ada
Makoto dan Ken.
”Makoto kun?? Ken kun??,” kata Aiko dan
Minho kompak
”kamu kenapa, Minho kun??,” tanya Makoto,
santai
”kami harus pulang,” Minho jadi terkesan
buru-buru, lalu dia pakai sepatunya
Tapi Ichirou berjalan mengejarnya dan
memeluknya lagi
”whoah.. Minho kun??jadi kamu???,” Makoto
kaget
Minho malah jadi tambah panik,”gak, Makoto
kun.. kamu jangan salah sangka dulu”
Aiko juga mengangguk, ”benar, Makoto kun..
ini semua salah faham”
Ken malah sinis,”wah.. kamu benar-benar
deh, Minho kun.. sebenarnya kamu menipu dirimu sendiri..”
”ada apa ini sebenarnya??,” Makoto juga
bingung
”Ichi kun.. tolong jangan bikin aku marah
besar,” Minho mulai marah lagi, tapi Ichirou tidak peduli, dia malah memeluk
Minho dari belakang
Lagi-lagi Aiko berusaha memisahkan,”tolong
jangan ganggu Minho Otto, Ichi kun.. aku mohon”
”Kamu ini, Minho kun.. kamu benar-benar
enggak bisa terima kami apa adanya,” kata Ken, dia tiba-tiba berkata seperti
itu
”apa maksudmu, Ken kun??,” Minho makin
tambah bingung
”kalau memang Ichi kun suka kamu..kenapa
enggak kamu terima?? Apa mau kelompok kita nanti bubar??,”
Minho marah, lalu dia berusaha melepaskan
pelukan Ichirou dengan kasar,”kalian semua gila! Aku pikir aku sama dengan
kamu, Ichi kun.. aku beda! Aku bukan homo!!”
Minho lalu mendorong Ichirou. Ken marah,
begitu juga Makoto.
”oh.. jadi begini ya.. sifat ketua geng
kita... huh.. kalau saja kita tahu.. harusnya sudah kita jauhi Minho kun!,”
kata Makoto, ikutan marah.
”kalian.. kenapa berantem seperti ini
sih?? Sudah... tolong hentikan.. Minho Otto memang beda dengan Ichi kun..,”
kata Aiko. Dia memegang tangan Minho.
”dan lagi, Ken kun... bukan berarti Minho
Otto benci kalian dengan ketidaksukaannya ini,” lanjutnya lagi
”kamu yakin, Aiko chan?? Rasanya tidak,”
balas Ken
”aku yakin.. jadi.. tolong percaya
padaku,” balas Aiko
”kalau..kita semua ini..cowok-cowok...
homo.. bagaimana???,” Makoto senyum dingin
Aiko dan Minho kaget.
”Argh!!! Kenapa sih kalian ini??? Apa
kalian sudah gila???,” Minho teriak ke mereka
”kita pergi saja, Minho Otto.. kalau memang
kelompok ini bubar.. ya sudah,” Aiko menuntun Minho dan mereka memaksakan diri
ke pintu, tapi Makoto dan Ken menghalangi
”eh.. kalian tidak boleh begitu,” balas
Ken
Minho menarik kerah leher Ken dan lalu
berusaha menjatuhkannya
Ken menarik juga kerah leher Minho mereka
sama –sama jatuh dan ingin berantem. Sepertinya Ken jadi panas juga dengan Minho yang ternyata bisa kasar juga.
”hentikan, Ken kun!!,” Aiko teriak teriak,
dia akhirnya nangis juga.
Makoto tertawa terpingkal pingkal.
”ah.. kalian ini.. Minho kun... Aiko chan..benar-benar gak menghargai
pertemanan.. huh!!”
Minho menoleh pada Makoto, lalu dia pun menghampir
temannya itu lalu ingin menonjoknya. Aiko buru-buru menarik baju Minho
”Minho.. Otto.. sudah! Ayo kita pulang
saja.. ,” dia nangis juga akhirnya lihat kejadian suaminya diledek yang lain
Makoto, Ken, Tachibana dan Ichirou
tertawa-tawa ke mereka
”kenapa kalian jahat sekali pada Minho
Otto??,” Aiko nangis di depan mereka
”ah..gitu deh... cewek memang bisanya cuma
nangis aja.. jadi cewek memang menyusahkan.. itu makanya aku suka cowok,” balas
Ichirou
”walaupun kamu memang suka dengan cowok.. tapi jangan ganggu Minho Otto!,” teriak
Aiko.
Ichirou menghampiri Aiko lalu dia
bilang,”siapa suruh kamu tidak suka aku?? Jadi aku begini deh.. semua juga begitu..
kalian ini cewek... kalian terlalu menyusahkan dalam hidup”
Minho marah,”sudah.. Ichi kun.. Makoto
kun.. Ken kun.. kita bubar aja persahabatan kita! Cukup.. aku malas bicara lagi dengan kalian!!!,”
Tachibana malah berjalan cepat dan
mengunci pintu.
”kalian tidak bisa pulang... terutama
kamu, Minho kun.. kami ingin bermain main dulu dengan kamu, hehehe,”
Minho dan Aiko makin panik saja.. mereka gak nyangka kalau mereka masuk
dalam sarang singa
Minho tetap berusaha untuk membuka pintu
dan menggedor gedor. Yang lain tertawa-tawa.
”kalian memang kejam! Aku benci kalian!,”
teriak Aiko
”lepaskan aku dan Minho Otto!,” teriaknya
lagi
”sembarangan.. sudah dikasih uang banyak,
minta dilepaskan,” jawab Tachibana, santai
”akan aku kembalikan uangmu!,” teriak Minho
Tiba-tiba lampu dimatikan Ken.
Minho dan Aiko makin panik.
”sepertinya.. pesta kita akan segera
dimulai, Ken kun.. Makoto kun.. Ichi kun,” kata Tachibana, kalem tapi dingin
Aiko dan Minho sudah membayangkan
kengerian. Minho membayangkan dia akan dikerjain habis sama 3 lelaki yang dia
kenal, sedang Aiko membayangkan dia bisa dibunuh mereka, habislah sudah.
”Tachibana san.. aku mohon.. lepaskan aku
dan Minho Otto,” Aiko memohon
Tachibana tertawa tawa, lalu diikuti yang
lainnya..
Ken menyalakan korek api di depan Minho
”syut,” suara nyala korek api,”habis kita
bersenang-senang.. kita mati bersama saja, Minho kun”
Minho sudah pucat, dia pasrah kalau
mungkin dia akan mati di apartment Tachibana, orang yang selama ini menolong
dia dari segi keuangan kalau mereka sedang kehabisan uang.
Ken tertawa dalam gelap yang hanya
disinari satu cahaya kecil korek api, mentertawai Minho.
Minho makin pucat..dia merasa berhadapan
dengan srigala
”mungkin hidupku cuma sampai sini saja,”
keluhnya dalam hati,”tapi..aku cinta Aiko chan.. aku harus bisa melindungi dan
menyelamatkan dia”
”ayo mulai, Ken kun..Makoto kun... Ichi
kun.. buat apa menunggu??,” kata Tachibana lagi, dengan suara dingin seperti
pembunuh berdarah dingin
Minho lalu mendorong Tachi bana dan dia
berusaha merebut kunci yang ditaruh di saku Tachibana. Aiko berada disampingnya.
Terjadi rebutan kunci antara Minho dan
Tachibana. Minho benar-benar keras sampai dia bergulingan dengan Tachibana.
Ken menyalakan lampu.
”klik,” suara saklar lampu
’HAPPY BIRTHDAY MINHO KUUUNNN!!!,” teriak
Makoto, Ichirou dan Ken.
Minho bengong, dia masih dilantai karena
bergulingan dengan Tachibana
Tachibana tertawa keras. Dia lalu bangun.
”hahahahahahahaha... ternyata Minho kun
gawat juga kalau panik ya!,”
”happy birthday, Minho kun!,” kata
Tachibana lagi
Minho masih bengong. Begitu juga Aiko.
Ichirou menghampiri,”loh.. kalian kenapa..
kok bengong.. hari ini.. Minho kun ulang tahun bukan??”
”jadi sebenarnya??,” tanya Minho
”sebenarnya apa??,” Ken tanya balik
”selamat ulang tahun, bodoh!,” teriak
mereka berempat lalu tertawa-tawa.
Ichirou, Ken, Makoto, Tachibana
menghampiri Minho dan Aiko
”ayo.. ditiup lilinnya,” kata Ichirou
”sebentar... sebenarnya ini ada apa?? Aku
heran.. kenapa aku berada di sekeliling kalian yang homo??,” Minho masih gak
habis pikir
Makoto mengeplak kepala Minho,”kami bukan
homo.. semua tadi itu cuma sandiriwa, ah”
”iya,” lalu Ken menyusul mengeplak kepala
Minho
Minho mengaduh.
”saya juga bukan homo.. tapi..saya memang
berniat ingin membuat komik tentang homo dan.. kamu akan jadi editornya, Minho
kun..saya sudah bilang pada penerbit,” Tachibana senyum.
Ichirou tertawa terbahak-bahak,” Sandiwara
ku ternyata hebat juga, hahahahaha!!”
Minho memukul kepala Ichirou,”Sakura
chan.. panik terhadapmu,
tau.. dasar si bodoh!!”
Ken, Makoto dan Tachibana tertawa.
”eh..sudah sudah.. tiup dulu lilinnya.. ,” ujar Tachibana lagi.
Aiko jadi senyum, paniknya sudah
selesai..tapi masih ada air mata di ujung matanya..
”sudah, Aiko chan.. paniknya sudah
selesai,” kata Ichirou, senyum padanya
”1...2...3!,” teriak mereka.. Minho meniup
lilin diatas kue ultah..
Lalu setelah itu, mereka tepuk tangan dan
tertawa keras keras
”hahahaha! Seminggu ini sukses ngerjain leader kita!,” tawa
Ken.
”eh.. ayo potong kue nya,” ujar Tachibana
Minho lalu potong.. tapi tanpa dia sadari,
yang pertama dia kasih kue bukan Tachibana, tapi Aiko.
”ah..curang sekali.. itu kue dariku.. tapi yang dikasih siapa duluan,”sindir
Tachibana
”eh..maaf aku lupa,” Minho jadi tengsin
sendiri
Yang lain tertawa,”memang cowok muda cinta
isteri, hahahahaha!”
Mereka semua lalu makan kue dan minum
sake..
”eh.. maafin kita ya, Minho kun, hehehe,”
kata Makoto, santai
”tapi..kalian benar benar bukan homo
kan??,” Minho garuk kepalanya memastikan teman dan komikusnya biasa saja
”bukan.. percaya deh.. ini memang sudah
niat kita mau ngerjain kamu,” balas Ken, dia nyengir kuda
”brengsek,” gerutu Minho, ringan. Ken
tertawa lagi
”aku pikir tadi aku bakalan mati disini,”
lajut Minho lagi
”kamu ini.. terlalu serius.. mentang
mentang sudah jadi suami muda,” Tachibana menepuk pundak Minho
”eh..ada yang kurang,” kata Ichirou
”apa??,” tanya Minho
”kalau ultah biasanya ada kiss dari orang
yang disayang atau ke orang yang disayang.. ini kok.. gak ada?? Kalian ini.. sama sekali kaku
deh,”
”ewww,” Minho malah gak enak
Ken, Makoto nyengir kuda,”ayo dong...
kayak di film film gitu loh, Minho kun”
”ayo..ayo.. ayo,” ujar Tachibana, ternyata
dia iseng juga
Akhirnya Minho mencium isterinya itu
didepan yang lainnya, lalu dia memeluk Aiko
”otanjoubi
omedettou, Minho kun...happy birthday,” bisik Aiko
”arigatou,
” senyum Minho
”yeeeee...
wah... Minho kun memang dewa kissing
ya!,” tawa Ken
Tachibana nyengir kuda,”kayaknya iya.. ”
Minho malah tertawa,”memang spesialisasi
ku sih!”
”wah.. Minho kun mesra banget...sayang
pada Aiko chan,” ujar Ichirou dalam hatinya, dia ternyata masih membayangkan
kalau dia jadi Minho.
Mereka menghabiskan malam sambil makan,
minum sake dan tertawa-tawa.
”jadi.. maksudnya rencana ke hakone itu
memang beneran??,” tanya Minho
”iya.. tapi kan kami bukan homo.. kami mau
pergi sama pacar masing-masing.. kamu ketakutan sekali tadi, wajahmu pucat,” balas Ken
”eh.. iya lah.. aku bingung dan panik,” balas Minho
”lalu..mau ikutan gak?? Kamu kan jadi bisa
senang senang dengan Aiko chan tuh,” ujar Tachibana
”umm...aku pikir dulu.. ,” balas Minho
”kenapa?? Uang lagi ya??,” tanya Makoto
Minho nyengir kuda, alasannya tertebak
temannya itu.
Sampai dirumah susun, Minho dan Aiko
melepas lelah.
”ih.. teman-teman dan komikus
ku..benar-benar keterlaluan.. bikin stress,” gerutu Minho, duduk di tempat
tidur
Aiko tertawa kecil,”aku juga sudah panik
dan menangis.. ternyata mereka jahilnya minta ampun ya??”
Minho senyum lalu mencium Aiko
”ada..hadiah ultah buatku tidak??,”
senyumnya pada Aiko
Aiko polos menggeleng,”maaf, Minho
Otto..aku tidak punya uang”, katanya sedih
Minho senyum,”aku juga gak butuh uang
kok.. tapi yang lain”
”apa??,” Aiko berani mengangkat wajahnya
di depan Minho. Dia tahu kalau hari itu orang yang dia sayang ulang tahun, tapi
dia gak bisa kasih apa apa.
”aku minta maaf.. aku tidak bisa berikan
apapun untuk Minho Otto.. aku tidak berani minta sama ayah atau ibu ku,” kata
Aiko lagi
”jangan merusak mood ah.. aku gak
minta hadiah lain,” Minho memeluknya
”jadi.. minta apa??,” tanya Aiko, polos
lagi.
”minta yang biasa.. tapi beda caranya,”
senyum Minho jadi licik.
”Minho Otto.. jangan iseng deh,” Aiko
malah jadi antara malu dan senang.
Minho senyum padanya...
”tahu tidak.. Aiko chan?? Sedikit banyak..aku jadi belajar berjuang
hidup nih.. dengan begini,” kata Minho
”aku belajar untuk bisa jadi cewek yang
baik,” senyum Aiko
”kamu sudah baik kok... tapi..ya gitu
deh.. masak nya loh..yang enak,” Minho manyun, kumat lagi dia sambil tiup tiup
poninya.
”maafkan aku deh, Nampyeon..aku akan berusaha yang lebih baik lagi,” balas Aiko
”nah.. gitu dong..aku makin sayang sama
kamu deh.. sebenarnya.. aku ini simple kok.. aku suka dirumah, keluar kalau
lagi perlu saja, suka makanan rumah, irit, hemat kan??,” balas Minho
Aiko mengangguk senyum..
”Aishiteru,
Minho Nampyeon,” kata Aiko, dia berani memeluk orang yang disayangnya itu
”salanghae... i love you, Aiko chan”,
balas Minho .
Tak
berapa lama…
”eh.. lama kelamaan.. aku jadi ingin punya
anak juga..sudah tiga bulan nih...takut gak bisa bikin..huff ,” kata Minho,
padahal Aiko masih tidur disampingnya, masih memeluknya. Dia sibuk pandangin
wajah Aiko, sambil mikir-mikir keinginannya ingin punya anak.
”bikin aja deh.. siapa tahu Appa dan Eomma malah suka banget sama Aiko chan dan keluarganya kalau aku
punya anak.. apalagi kalau anak lelaki,” lanjutnya lagi, dia mengusap lembut
rambut Aiko yang masih tidur
Bersambung ke Part 11...