This is me....

Minggu, Maret 30, 2014

Pernikahan ½ (Part 10: Jadi...Sebenarnya?? Menyebalkan!!)

“Jadi.. kamu beneran sudah melamar pekerjaan yang aku bilang itu?,” kata Sakura di fakultas kedokteran.
Aiko mengangguk,”tapi.. aku mohon kamu jangan bilang pada Minho kun ya.. pasti aku dimarahi,”
Sakura senyum,”ok deh.. gak akan.. eh, tapi..memang kalau dia marah.. gimana sih??”
Aiko malah cengengesan,”eh, hehe... parah.. aku bisa berhari-hari gak ditegur, cuma didiamkan.. keluar masuk kamar.. makan juga diam.. ”
Sakura kaget,”ah.. masak sih?? Kamu gak kaget atau pusing??”
Aiko malah jadi sedikit termenung,”pusing sih.. sebenarnya... aku pernah ingin curhat dengan ibuku.. tapi..aku gak enak”
Sakura senyum,”kamu kan bisa curhat ke aku..aku kan temanmu juga”
”eh.. tapi aku gak sangka.. Minho kun seperti itu.. kelihatannya dia manis banget loh.. maaf saja ya.. waktu orientasi.. aku sempat suka sama dia..cakep, tinggi, perfect deh, hehe”, Sakura malah jadi agak sedikit malu
Aiko tidak marah, malah balas dengan senyum,”ya.. aku bisa rasa kok.. pasti Minho kun banyak yang suka.. makanya aku gak pernah punya pikiran seperti ini.. Minho kun itu..sulit ditolak loh.. waktu dia nembak aku... dia bilang sendiri kalau dia gak suka ditolak”
”wah wah.. aneh banget deh... ,” balas Sakura,”umm.. aku pikir cowok perfect asli”
“ah..enggak kok.. biasa aja,” balas Aiko
”pernah ribut??,” tanya Sakura lagi
”pernah.. hanya saja.. ibu ku pernah menasehati aku.. kalau ribut.. apa bisa diselesaikan tanpa ribut... harus ada yang mengalah,”
Sakura langsung menembak,”kamu yang mengalah pastinya ya??”
Aiko mengangguk.
”wah..gak sangka deh.. ternyata,” balas Sakura
”seperti itu, hehehe,” balas Aiko

Sakura lalu menopang dagunya,”eh tapi.. sebenarnya, kalau begitu terus.. menghadapi cowok ngambekan.. apa aku bisa tahan ya?”
”aku suka diam dan menurut saja sih.,” balas Aiko
”kalau aku gak bisa.. pasti aku pusing dan melawan..mungkin kalau aku jadi kamu..bisa bisa aku jadi tambah ngajak ribut, hahahaha,” Sakura malah tertawa terbahak bahak
”Minho kun menuntut apa dari kamu??,” tanya dia lagi
”bisa memasak, bisa mengurus rumah dan percaya dia bisa cari uang...dan..,”
”dan apa??”
”dan..aku gak boleh terlalu cemburuan sama dia,”
Sakura kaget dan tertawa lagi,”hahahahaha...aduh.. untung dia bukan pacarku ya! Aku bisa gak tahan dengan yang seperti itu!”
”aku gak bisa masak... masakanku dinilai enggak enak.. baru beberapa minggu ini saja dia menilainya enak,”
”wah wah.. jadi begitu ternyata ya?? Rumahan banget ya??,” tanya Sakura
Aiko mengangguk,”eh iya hehehe... masih suka??”
”umm,” Sakura bergumam,”bagaimana ya?? Hehehe.. lewat deh”
Aiko tertawa kecil,”rasanya.. berarti aku rugi dong ya??”
”enggak begitu juga sih, Aiko chan.. itu kan personal preferensi.. suka-suka kita mau suka dengan orang tipe apa,” balas Sakura,”tapi kalau aku..mungkin terbilang enggak tahan dengan tipe itu..aku kan.. gak sabaran, hehehe”
”iya..kamu cepat banget putus nyambung ya? Hehehe,” ujar Aiko
Sakura malah tertawa,”jadi asik juga sih.. jadi punya banyak pengalaman, hahahaha”

Minho mendadak masuk ruangan tempat mereka kumpul
”Yo, Sakura chan,” katanya pada Sakura
Sakura mengangkat tangannya,”hai, Minho kun”
Aiko langsung diam dan senyum pada Minho.
Minho menarik kursi dan duduk di depan Sakura,”aku kemarin sudah bicara pada Ichi kun..dia biasa saja kok.. dia anggap kamu malah lagi sensi”
”memang kalian ngobrol apa??,” tanya Sakura
”yah..soal kenapa Ichi kun banyak diamnya dan kamu komplen.. lalu, Ken kun datang dan kita bahas ke homo-an Tachibana san,” Minho mengangkat kedua tangannya sebahu.
”ah.. masak sih?? Memang masih berlanjut??,” tanya Sakura, heran
”iya, hahahahaha!,” balas Minho singkat dan tertawa terbahak-bahak
”mana nanti malam aku harus bertemu Tachibana san lagi.. huff,” dia mendadak mengeluh pada isteri dan temannya
”heee...terus.. kamu takut gitu, Minho kun?,” tantang Sakura
Aiko cuma senyum.
”takut banget... ,” balas Minho. Dia menyandarkan badannya ke kursi.
”tapi kan.. kamu asisten dan editor kesayangannya loh, hehehe,” goda Sakura
”aku cari komikus lain saja,” Minho sudah mulai kelihatan jutek dan membayangkan ketakutannya ditaksir Tachibana.
”lalu..soal Ichi kun..beneran dia gak cerita apa-apa lagi selain bilang kalau aku sedang sensi??,”
Minho mengangguk,”eh.. tapi gak juga sih.. Ichi kun sendiri tanya padaku: gimana kalau misalnya dikelompok ini ada yang homo dan suka sama aku?”
Sakura malah iseng, pengen tahu jawaban Minho,”lalu..menurutmu..gimana??”
Minho langsung melihatnya dengan tatapan aneh,”kok..semua malah terkesan tanya aku seperti itu sih??buat apa aku punya isteri??”
Malah jadi dia yang sensitif.
Sakura jadi cengengesan, minta maaf, takut Minho tersinggung,”maaf deh..aku kan cuma iseng”
”heran deh,” gerutu Minho.
Aiko mengusap usap punggung Minho supaya tenang.

”malam ini aku mau disini agak lama dengan Aiko chan..soalnya aku mau antarkan ini,” katanya lagi pada Sakura dan Aiko. Dia memperlihatkan hasil editan komiknya.
”Tachibana san memang memberikan kita uang cukup banyak,” kata Aiko
”curiga tidak?? Kalau Minho kun.. kemungkinan bisa disukai Tachibana san??,” tanya sakura
Minho langsung memandang Sakura lagi dengan aneh.
”eeehhh...aku kan cuma tanya begitu aja sama Aiko chan.. kamu jangan sensitif dong, Minho kun,” kata Sakura lagi
”eh.. sifat Minho kun jelek banget, cepet sensi,”gerutu Sakura dalam hatinya
”gak banget deh.. aku dari kemarin selalu ditanya itu,” Minho menggerutu lagi.
”sudah deh, Otto (suami-red)... Sakura chan kan..cuma tanya,” ujar Aiko
”gak enak banget.. yang lain dong..ditanya seperti itu juga..dari kemarin aku terus, huff,” Minho cemberut
”ih.. jelek banget sih, sifatnya?? Begitu aja sensi,” kata hatinya Sakura,”gak banget deh.. kuat banget Aiko chan tahan sama sifat cowok seperti ini..”
Sakura basa basi sedikit lalu pamit.
Sepulangnya Sakura, Minho masih menggerutu,”gak banget deh.. nyebelin banget dari kemarin diledekin disukai terus sama homo, huff”
Aiko masih berusaha menenangkannya,”sudah dong.. kan mereka cuma bercanda”
Minho masih manyun terus..
Aiko lalu berjalan ke piano klasik milik kampus itu dan dia main instrumental love song..
”ini untuk Nampyeon,” katanya dengan senyum
Lalu dia mainkan sebuah instrumental love song dari Utada Hikaru sampai selesai..
”gimana.. sudah gak kesal lagi kan??,”senyumnya pada Minho
”sudah jam 7.. aku janji jam 8 malam.. yuk,” Minho berdiri dan menjemput tangan Aiko.
Mereka pergi ke Apartmentnya Tachibana.

Dilihat, ternyata di sana ada Ichirou
”Ichi kun??,” Minho agak sedikit heran
”eh iya..tadi aku ada urusan dengan Tachibana san.. jadi aku kesini,” Ichirou terlihat tengsin kegep sama Minho dan Aiko
”hei...kenapa kalian?? Ayo sini masuk, duduk,”Tachibana menyambut mereka di depan pintu apartment
Minho menunduk hormat, diikuti Aiko lalu mereka masuk.
”gak usah sungkan sama aku...,” kata Tachibana, ramah
Minho masih menunduk hormat, padahal aslinya dia agak ngeper juga.
Tapi, dia bingung dengan Ichirou yang ada disitu, dia berfikir, Ichirou kan enggak ada hubungannya dengan komik atau kerja apapun dengan Tachibana??

”aku sudah selesaikan ini,” Minho menunduk hormat dan menyerahkan komik hasil editannya
Tachibana menerima dengan senang hati,”aku suka kerja mu, Minho kun.. itu makanya aku mau ajak kamu jalan-jalan,” balas Tachibana
Minho langsung kaget lagi, dia beneran takut ditaksir Tachibana.
Ichirou santai sekali,”kenapa kok kamu mukanya berubah, Minho kun??”, ternyata dia membaca wajah Minho yang mendadak berubah
Minho langsung menggerakkan kedua telapak tangannya,”ah..enggak.. aku gak mau aja.. Aiko chan..akhir akhir ini mendadak dia suka pusing....jadi, aku harus jaga dia, Tachibana san... takut kalau aku tinggal, tiba-tiba dia sakit..gomen,”
Minho berbohong pada Tachibana dan Ichirou. Aiko diam saja walau dia tahu pasangannya itu berbohong, dalam hatinya, dia juga takut kalau Minho ditaksir homo, walau dalam prasangkanya, itu tidak mungkin terjadi.
”wah.. aku heran banget... hari gini masih ada yang mau nikah muda, terus perhatian banget sama isterinya... kamu ini.. jangan-jangan aslinya reinkarnasi orang jaman dulu ya, Minho kun??,” Tachibana menepuk nepuk pundak Minho dan tertawa
Minho cengengesan, dia sudah mulai gak enak hati: keder, bingung, takut sendiri, tapi berusaha disembunyikannya,”ah.. enggak begitu, Tachibana chan.. aku ini harus jaga isteriku sendiri kan?? Belum test pack sih,”. Dia alasan lagi.
”ya sudah.. aku ngerti kok..aku yang akan pergi berdua dengan Ichi kun,” balas Tachibana
Minho malah makin curiga jadinya,”apa??jadi Ichi kun pacaran dengan Tachibana san?? OMG.. pantesan aja dia kemarin cerita begitu”
”kenapa kamu, Minho kun.. kok jadi bengong??,” tanya Tachibana
Minho sadar,”ah..enggak, Tachibana san.. coba tolong diperiksa lagi.. ini CD nya.. aku dan Aiko chan enggak bisa lama-lama.. Aiko chan capek,” Minho cari-cari alasan lagi. Dia sungguh gak habis pikir dengan apa yang dia alami dari kemarin.

Tachibana senyum, lalu dia menuju komputer kerjanya. Dia lihat hasil karya editan Minho dan dia cocokkan dengan hasil printnya
”bagus,” katanya singkat, memuji hasil kerja Minho
”kamu tahu tidak, Minho kun?? Aku, Ichirou dan beberapa yang lain akan pergi ke Hakone.. sayang sekali kamu tidak mau,” lanjutnya lagi
”aduh..,” Minho lagi-lagi deg-degan dan takut dalam hatinya
”tidak bisa, tachibana san.. apa..disana ada pertemuan??,” tanya Minho
”tidak ada.. kami hanya mau kumpul-kumpul saja..,” balas Tachibana
”kamu sendiri, Ichi kun..ada perlu apa kesana.. kalau aku boleh tahu??,” tanya Minho
”aku..ikut Tachibana san,” senyum Ichirou
“semuanya lelaki atau?? Berpasangan??,” Tanya Minho,”apa..aku boleh bawa Aiko chan??”
Tachibana malah tertawa,”lelaki semua, dong.. tidak boleh ada perempuan disana”
Minho makin kalut,”wah.. kalau begitu..enggak bisa,” wajahnya agak sedikit pucat
“memang kenapa?? Kamu..sama sekali tidak bisa ditinggalkan, Aiko chan??,” Tachibana menoleh pada Aiko
”Akhir-akhir ini.. memang sangat melelahkan, Tachibana san.. aku takut juga sakit kalau ditinggal Minho kun,” balas Aiko, dia menunduk hormat
”ah.. manis sekali kalian ini,” jawab Tachibana sambil meng shut down komputernya lagi.
”jadi kalau begitu...aku dan Ichi kun saja yang kesana,” lanjutnya lagi
Minho makin curiga dengan Ichirou dan Tachibana, meyakinkan dirinya, kalau mereka berdua memang homo
”wah.. kalau begini.. bagaimana nanti aku bisa mendekati Ichi kun??supaya dia kalau bisa memang tidak seperti ini..,” kata Minho dalam hatinya

”ya...kalau begitu.. selamat menikmati liburan, Tachibana san.. Ichi kun,” balas Minho
”haaahhh.. sayang sekali sih.. kamu ini gimana sih, Minho kun.. enggak ada masalah kalau lelaki semua kan??,” tantang Ichirou lagi
Ichirou malah terlihat Minho menatap Tachibana dengan agak sedikit aneh.
Minho garuk-garuk kepalanya,”iya.. maaf deh, Ichi kun... aku lebih khawatir soal kesehatan Aiko chan daripada menginap sama-sama”
Dia benar-benar cari alasan.
”ternyata Ichi kun..aku gak nyangka,” kata hatinya Minho, tapi dia pasrah jika memang temannya seperti itu, asalkan gak berdampak pada dirinya
”oh iya.. ini tambahannya.. ,” Tachibana menyerahkan lagi amplop
”wah..apa enggak terlalu banyak, Tachibana san??,” Minho agak sungkan menerimanya
Tachibana menyuruhnya mengambil. Akhirnya dia terima juga. Minho menunduk hormat dan mengucap terima kasih.
”eh..ini tanggal berapa sih??,” tanya Ichirou
”22 juni,” balas Tachibana santai
Mino gak perhatian kalau hari itu hari lahirnya. Begitu juga dengan Aiko. Saking mereka sibuknya dengan urusan kerja, kuliah dan uang, sama sekali enggak kepikiran hari ulang tahun sama sekali.

”kamu kenapa, Ichi kun..ada target??,” tanya Tachibana
”oh iya... aku lupa.. aku mau kencan,” jawab Ichirou
”dengan siapa??,” tanya Tachibana lagi
”Kei,” jawab Ichirou singkat
”Kei? Cowok editor komik yang gedungnya di seberang gedung aku kerja??,” tanya Tachibana
”hah??,” Minho akhirnya kaget juga
”apa apaan sih kamu, Ichi kun.. jadi benar ya.. kamu ini homo??,” tanya Minho lagi
”Ichi kun... aku gak nyangka,” Aiko menutup mulutnya, dia juga kaget. Selama ini, dia kenal baik Ichirou.
Wajah Ichirou jadi agak dingin,”ya.. kenapa?? Tachibana san pacarku sebelum akhirnya kita putus”
Tachibana senyum. Minho syok berat, begitu juga Aiko.
”kenapa, Ichi kun?? ,” tanya Aiko
”kenapa?? Kok tanya aku.. ?? aku memang tidak suka perempuan, Aiko chan,” balas Ichirou, dengan mimik muka serius
”kalau misalnya...aku suka suami mu, Aiko chan.. gimana?? Minho kun cakep loh..aku suka sejak pertama kali bertemu dia...itu sebabnya...aku putus dengan Tachibana san..,”
”sembarangan kamu, Ichi kun.. gak bisa!,” Minho langsung marah
”tapi..aku benar benar suka banget sama kamu, Minho kun.. itu sebabnya kamu bisa cepat jadi temanku,” kata Ichirou

Minho syok,”kamu gila sekali, Ichi kun.. kamu gak lihat...ada isteriku??”
”bagi kita.. hal yang seperti ini biasa, Minho kun,” kata Tachibana
Minho kaget, dia merasa dikeroyok.
”Minho ku tidak seperti itu, Ichi kun,” kata Aiko.
Ichirou tiba-tiba peluk Minho, Minho makin kaget
”tapi..aku harus bagaimana lagi, Minho kun?? Aku sudah mencoba suka dengan Tachibana san.. tapi tidak bisa.. ke Kei kun pun tidak bisa.. aslinya..aku hanya cinta kamu, Minho kun”
Minho gelagapan dipeluk Ichirou yang sesama lelaki. Aiko mencoba melepaskan pelukan Ichirou ke suaminya itu.
”Ichi kun..aku mohon lepaskan Minho Otto..dia hanya temanmu..tidak lebih, Ichi kun,”
Aiko pegang tangan Ichirou, minta dilepaskan pelukan Ichirou ke Minho
Tachibana santai saja, dia cuek dengan pemandangan itu
”jangan, Ichi kun.. Minho Otto milikku,” kata Aiko memelas
”Ichi kun..tolong lepaskan aku...aku gak akan marah sama kamu.. tapi aku gak suka pada mu,” kata Minho, berusaha minta dilepaskan
”aku gak bisa melepaskanmu kalau kamu tidak cinta aku, Minho kun...selamanya aku cinta kamu,” kata Ichirou
”sudah lah, Minho kun..tidak ada salahnya juga kamu terima,”
”jangan gila, Tachibana san.. aku cinta Aiko chan,” balas Minho
Akhirnya Minho melempar Ichirou dan dia terduduk.
Minho lalu menarik tangan Aiko dan menuju pintu luar, dia ingin segera pergi dari situ.
Tapi ketika membuka pintu, dilihatnya ada Makoto dan Ken.

”Makoto kun?? Ken kun??,” kata Aiko dan Minho kompak
”kamu kenapa, Minho kun??,” tanya Makoto, santai
”kami harus pulang,” Minho jadi terkesan buru-buru, lalu dia pakai sepatunya
Tapi Ichirou berjalan mengejarnya dan memeluknya lagi
”whoah.. Minho kun??jadi kamu???,” Makoto kaget
Minho malah jadi tambah panik,”gak, Makoto kun.. kamu jangan salah sangka dulu”
Aiko juga mengangguk, ”benar, Makoto kun.. ini semua salah faham”
Ken malah sinis,”wah.. kamu benar-benar deh, Minho kun.. sebenarnya kamu menipu dirimu sendiri..”
”ada apa ini sebenarnya??,” Makoto juga bingung
”Ichi kun.. tolong jangan bikin aku marah besar,” Minho mulai marah lagi, tapi Ichirou tidak peduli, dia malah memeluk Minho dari belakang
Lagi-lagi Aiko berusaha memisahkan,”tolong jangan ganggu Minho Otto, Ichi kun.. aku mohon”
”Kamu ini, Minho kun.. kamu benar-benar enggak bisa terima kami apa adanya,” kata Ken, dia tiba-tiba berkata seperti itu
”apa maksudmu, Ken kun??,” Minho makin tambah bingung
”kalau memang Ichi kun suka kamu..kenapa enggak kamu terima?? Apa mau kelompok kita nanti bubar??,”
Minho marah, lalu dia berusaha melepaskan pelukan Ichirou dengan kasar,”kalian semua gila! Aku pikir aku sama dengan kamu, Ichi kun.. aku beda! Aku bukan homo!!”
Minho lalu mendorong Ichirou. Ken marah, begitu juga Makoto.

”oh.. jadi begini ya.. sifat ketua geng kita... huh.. kalau saja kita tahu.. harusnya sudah kita jauhi Minho kun!,” kata Makoto, ikutan marah.
”kalian.. kenapa berantem seperti ini sih?? Sudah... tolong hentikan.. Minho Otto memang beda dengan Ichi kun..,” kata Aiko. Dia memegang tangan Minho.
”dan lagi, Ken kun... bukan berarti Minho Otto benci kalian dengan ketidaksukaannya ini,” lanjutnya lagi
”kamu yakin, Aiko chan?? Rasanya tidak,” balas Ken
”aku yakin.. jadi.. tolong percaya padaku,” balas Aiko
”kalau..kita semua ini..cowok-cowok... homo.. bagaimana???,” Makoto senyum dingin
Aiko dan Minho kaget.
”Argh!!! Kenapa sih kalian ini??? Apa kalian sudah gila???,” Minho teriak ke mereka
”kita pergi saja, Minho Otto.. kalau memang kelompok ini bubar.. ya sudah,” Aiko menuntun Minho dan mereka memaksakan diri ke pintu, tapi Makoto dan Ken menghalangi
”eh.. kalian tidak boleh begitu,” balas Ken
Minho menarik kerah leher Ken dan lalu berusaha menjatuhkannya
Ken menarik juga kerah leher Minho mereka sama –sama jatuh dan ingin berantem. Sepertinya Ken jadi panas juga dengan Minho yang ternyata bisa kasar juga.
”hentikan, Ken kun!!,” Aiko teriak teriak, dia akhirnya nangis juga.
Makoto tertawa terpingkal pingkal.
”ah.. kalian ini.. Minho kun... Aiko chan..benar-benar gak menghargai pertemanan.. huh!!”
Minho menoleh pada Makoto, lalu dia pun menghampir temannya itu lalu ingin menonjoknya. Aiko buru-buru menarik baju Minho
”Minho.. Otto.. sudah! Ayo kita pulang saja.. ,” dia nangis juga akhirnya lihat kejadian suaminya diledek yang lain
Makoto, Ken, Tachibana dan Ichirou tertawa-tawa ke mereka

”kenapa kalian jahat sekali pada Minho Otto??,” Aiko nangis di depan mereka
”ah..gitu deh... cewek memang bisanya cuma nangis aja.. jadi cewek memang menyusahkan.. itu makanya aku suka cowok,” balas Ichirou
”walaupun kamu memang suka dengan cowok.. tapi jangan ganggu Minho Otto!,” teriak Aiko.
Ichirou menghampiri Aiko lalu dia bilang,”siapa suruh kamu tidak suka aku?? Jadi aku begini deh.. semua juga begitu.. kalian ini cewek... kalian terlalu menyusahkan dalam hidup”
Minho marah,”sudah.. Ichi kun.. Makoto kun.. Ken kun.. kita bubar aja persahabatan kita! Cukup.. aku malas bicara lagi dengan kalian!!!,”
Tachibana malah berjalan cepat dan mengunci pintu.
”kalian tidak bisa pulang... terutama kamu, Minho kun.. kami ingin bermain main dulu dengan kamu, hehehe,”
Minho dan Aiko makin panik saja.. mereka gak nyangka kalau mereka masuk dalam sarang singa
Minho tetap berusaha untuk membuka pintu dan menggedor gedor. Yang lain tertawa-tawa.
”kalian memang kejam! Aku benci kalian!,” teriak Aiko
”lepaskan aku dan Minho Otto!,” teriaknya lagi
”sembarangan.. sudah dikasih uang banyak, minta dilepaskan,” jawab Tachibana, santai
”akan aku kembalikan uangmu!,” teriak Minho

Tiba-tiba lampu dimatikan Ken.
Minho dan Aiko makin panik.
”sepertinya.. pesta kita akan segera dimulai, Ken kun.. Makoto kun.. Ichi kun,” kata Tachibana, kalem tapi dingin
Aiko dan Minho sudah membayangkan kengerian. Minho membayangkan dia akan dikerjain habis sama 3 lelaki yang dia kenal, sedang Aiko membayangkan dia bisa dibunuh mereka, habislah sudah.
”Tachibana san.. aku mohon.. lepaskan aku dan Minho Otto,” Aiko memohon
Tachibana tertawa tawa, lalu diikuti yang lainnya..
Ken menyalakan korek api di depan Minho
”syut,” suara nyala korek api,”habis kita bersenang-senang.. kita mati bersama saja, Minho kun”
Minho sudah pucat, dia pasrah kalau mungkin dia akan mati di apartment Tachibana, orang yang selama ini menolong dia dari segi keuangan kalau mereka sedang kehabisan uang.
Ken tertawa dalam gelap yang hanya disinari satu cahaya kecil korek api, mentertawai Minho.
Minho makin pucat..dia merasa berhadapan dengan srigala
”mungkin hidupku cuma sampai sini saja,” keluhnya dalam hati,”tapi..aku cinta Aiko chan.. aku harus bisa melindungi dan menyelamatkan dia”
”ayo mulai, Ken kun..Makoto kun... Ichi kun.. buat apa menunggu??,” kata Tachibana lagi, dengan suara dingin seperti pembunuh berdarah dingin
Minho lalu mendorong Tachi bana dan dia berusaha merebut kunci yang ditaruh di saku Tachibana. Aiko berada disampingnya.
Terjadi rebutan kunci antara Minho dan Tachibana. Minho benar-benar keras sampai dia bergulingan dengan Tachibana.
Ken menyalakan lampu.
”klik,” suara saklar lampu

’HAPPY BIRTHDAY MINHO KUUUNNN!!!,” teriak Makoto, Ichirou dan Ken.
Minho bengong, dia masih dilantai karena bergulingan dengan Tachibana
Tachibana tertawa keras. Dia lalu bangun.
”hahahahahahahaha... ternyata Minho kun gawat juga kalau panik ya!,”
”happy birthday, Minho kun!,” kata Tachibana lagi
Minho masih bengong. Begitu juga Aiko.
Ichirou menghampiri,”loh.. kalian kenapa.. kok bengong.. hari ini.. Minho kun ulang tahun bukan??”
”jadi sebenarnya??,” tanya Minho
”sebenarnya apa??,” Ken tanya balik
”selamat ulang tahun, bodoh!,” teriak mereka berempat lalu tertawa-tawa.
Ichirou, Ken, Makoto, Tachibana menghampiri Minho dan Aiko
”ayo.. ditiup lilinnya,” kata Ichirou
”sebentar... sebenarnya ini ada apa?? Aku heran.. kenapa aku berada di sekeliling kalian yang homo??,” Minho masih gak habis pikir
Makoto mengeplak kepala Minho,”kami bukan homo.. semua tadi itu cuma sandiriwa, ah”
”iya,” lalu Ken menyusul mengeplak kepala Minho
Minho mengaduh.
”saya juga bukan homo.. tapi..saya memang berniat ingin membuat komik tentang homo dan.. kamu akan jadi editornya, Minho kun..saya sudah bilang pada penerbit,” Tachibana senyum.
Ichirou tertawa terbahak-bahak,” Sandiwara ku ternyata hebat juga, hahahahaha!!”
Minho memukul kepala Ichirou,”Sakura chan.. panik terhadapmu, tau.. dasar si bodoh!!”
Ken, Makoto dan Tachibana tertawa.
”eh..sudah sudah.. tiup dulu lilinnya.. ,” ujar Tachibana lagi.
Aiko jadi senyum, paniknya sudah selesai..tapi masih ada air mata di ujung matanya..
”sudah, Aiko chan.. paniknya sudah selesai,” kata Ichirou, senyum padanya

”1...2...3!,” teriak mereka.. Minho meniup lilin diatas kue ultah..
Lalu setelah itu, mereka tepuk tangan dan tertawa keras keras
”hahahaha! Seminggu ini sukses ngerjain leader kita!,” tawa Ken.
”eh.. ayo potong kue nya,” ujar Tachibana
Minho lalu potong.. tapi tanpa dia sadari, yang pertama dia kasih kue bukan Tachibana, tapi Aiko.
”ah..curang sekali.. itu kue dariku.. tapi yang dikasih siapa duluan,”sindir Tachibana
”eh..maaf aku lupa,” Minho jadi tengsin sendiri
Yang lain tertawa,”memang cowok muda cinta isteri, hahahahaha!”
Mereka semua lalu makan kue dan minum sake..
”eh.. maafin kita ya, Minho kun, hehehe,” kata Makoto, santai
”tapi..kalian benar benar bukan homo kan??,” Minho garuk kepalanya memastikan teman dan komikusnya biasa saja
”bukan.. percaya deh.. ini memang sudah niat kita mau ngerjain kamu,” balas Ken, dia nyengir kuda
”brengsek,” gerutu Minho, ringan. Ken tertawa lagi
”aku pikir tadi aku bakalan mati disini,” lajut Minho lagi
”kamu ini.. terlalu serius.. mentang mentang sudah jadi suami muda,” Tachibana menepuk pundak Minho
”eh..ada yang kurang,” kata Ichirou
”apa??,” tanya Minho
”kalau ultah biasanya ada kiss dari orang yang disayang atau ke orang yang disayang.. ini kok.. gak ada?? Kalian ini.. sama sekali kaku deh,”
”ewww,” Minho malah gak enak
Ken, Makoto nyengir kuda,”ayo dong... kayak di film film gitu loh, Minho kun”
”ayo..ayo.. ayo,” ujar Tachibana, ternyata dia iseng juga
Akhirnya Minho mencium isterinya itu didepan yang lainnya, lalu dia memeluk Aiko
otanjoubi omedettou, Minho kun...happy birthday,” bisik Aiko
”arigatou, ” senyum Minho
”yeeeee... wah... Minho kun memang dewa kissing ya!,” tawa Ken
Tachibana nyengir kuda,”kayaknya iya.. ”
Minho malah tertawa,”memang spesialisasi ku sih!”
”wah.. Minho kun mesra banget...sayang pada Aiko chan,” ujar Ichirou dalam hatinya, dia ternyata masih membayangkan kalau dia jadi Minho.
Mereka menghabiskan malam sambil makan, minum sake dan tertawa-tawa.
”jadi.. maksudnya rencana ke hakone itu memang beneran??,” tanya Minho
”iya.. tapi kan kami bukan homo.. kami mau pergi sama pacar masing-masing.. kamu ketakutan sekali tadi, wajahmu pucat,” balas Ken
”eh.. iya lah.. aku bingung dan panik,” balas Minho
”lalu..mau ikutan gak?? Kamu kan jadi bisa senang senang dengan Aiko chan tuh,” ujar Tachibana
”umm...aku pikir dulu.. ,” balas Minho
”kenapa?? Uang lagi ya??,” tanya Makoto
Minho nyengir kuda, alasannya tertebak temannya itu.

Sampai dirumah susun, Minho dan Aiko melepas lelah.
”ih.. teman-teman dan komikus ku..benar-benar keterlaluan.. bikin stress,” gerutu Minho, duduk di tempat tidur
Aiko tertawa kecil,”aku juga sudah panik dan menangis.. ternyata mereka jahilnya minta ampun ya??”
Minho senyum lalu mencium Aiko
”ada..hadiah ultah buatku tidak??,” senyumnya pada Aiko
Aiko polos menggeleng,”maaf, Minho Otto..aku tidak punya uang”, katanya sedih
Minho senyum,”aku juga gak butuh uang kok.. tapi yang lain”
”apa??,” Aiko berani mengangkat wajahnya di depan Minho. Dia tahu kalau hari itu orang yang dia sayang ulang tahun, tapi dia gak bisa kasih apa apa.
”aku minta maaf.. aku tidak bisa berikan apapun untuk Minho Otto.. aku tidak berani minta sama ayah atau ibu ku,” kata Aiko lagi
”jangan merusak mood ah.. aku gak minta hadiah lain,” Minho memeluknya
”jadi.. minta apa??,” tanya Aiko, polos lagi.
”minta yang biasa.. tapi beda caranya,” senyum Minho jadi licik.
”Minho Otto.. jangan iseng deh,” Aiko malah jadi antara malu dan senang.
Minho senyum padanya...
”tahu tidak.. Aiko chan?? Sedikit banyak..aku jadi belajar berjuang hidup nih.. dengan begini,” kata Minho
”aku belajar untuk bisa jadi cewek yang baik,” senyum Aiko
”kamu sudah baik kok... tapi..ya gitu deh.. masak nya loh..yang enak,” Minho manyun, kumat lagi dia sambil tiup tiup poninya.
”maafkan aku deh, Nampyeon..aku akan berusaha yang lebih baik lagi,” balas Aiko
”nah.. gitu dong..aku makin sayang sama kamu deh.. sebenarnya.. aku ini simple kok.. aku suka dirumah, keluar kalau lagi perlu saja, suka makanan rumah, irit, hemat kan??,” balas Minho
Aiko mengangguk senyum..
Aishiteru, Minho Nampyeon,” kata Aiko, dia berani memeluk orang yang disayangnya itu
salanghae... i love you, Aiko chan”, balas Minho.
Minho memeluk dan menciumnya.
Tak berapa lama…
”eh.. lama kelamaan.. aku jadi ingin punya anak juga..sudah tiga bulan nih...takut gak bisa bikin..huff ,” kata Minho, padahal Aiko masih tidur disampingnya, masih memeluknya. Dia sibuk pandangin wajah Aiko, sambil mikir-mikir keinginannya ingin punya anak.
”bikin aja deh.. siapa tahu Appa dan Eomma malah suka banget sama Aiko chan dan keluarganya kalau aku punya anak.. apalagi kalau anak lelaki,” lanjutnya lagi, dia mengusap lembut rambut Aiko yang masih tidur

Bersambung ke Part 11...