“Ayahku menelepon tadi..tanya..apa
kabarnya kamu,” kata Minho.
Mereka masih liburan di hakone. Mereka
sedang berjalan menyusuri kebun bunga yang indah.
“aku..terkesan capek akhir minggu ini,”
balas Aiko
“kamu..banyak pikiran dengan kita
nikah..iya kan??,” balas Minho. Dia sama sekali tidak menatap isterinya, mereka
jalan terus lurus, sambil lihat bunga di kanan kiri mereka.
Minho lalu duduk di sebuah kursi batu.
Aiko pun menghentikan langkahnya dan berdiri di depan Minho
“puk..puk,” Minho menepuk batu sebelahnya,
mempersilahkan Aiko duduk disampingnya.
Lalu ternyata..dia malah merangkul Aiko.
“kamu...senang enggak sih.. aku jadi suami
mu??,” katanya pada Aiko
Aiko senyum dan mengangguk.
Minho malah memeluk dia,”aku..cinta kamu
banget loh..”
Aiko membalas pelukan Minho,”aku..selalu
terfikir..aku terkesan membebani mu”
“ah.. resiko bersama.. itu sebabnya.. Aiko
chan harus membantuku..mengurangi bebanku..,” kata Minho, dia masih memeluk
isterinya itu.
“kuliahku sangat mahal.. aku khawatir
juga...aku akan berhenti ditengah jalan..kalau Anata tidak sanggup,”
Minho berfikir sejenak,”tidak sesulit itu
kok..aku masih diberikan uang beasiswa oleh negara dan.. juga orang tua. Aku
memang terbebani karena harus membiayai kuliahmu.. tapi.. sekarang kan..aku
sambil kerja”
“terima kasih..,” jawab Aiko dalam pelukan Minho
”semuanya seperti sebuah permainan,” kata
Minho. Entah, dia mendadak jadi dewasa dalam satu minggu ini setelah merasakan
kehidupan pernikahan, walau dibilang, masih honeymoon..
”besok kita pulang dari sini,” katanya
lagi,”mulai lagi dengan yang baru”
”aku...gak minta
banyak dari kamu kan??”
Aiko menggeleng.
Kehidupan bersama yang sebenarnya pun
dimulai. Mereka esoknya langsung bersama dalam satu rumah.
”aku pagi pagi sekali harus sudah ada di
kampus.. ujian!,”teriak Minho
dari dalam kamar mandi.
”hari ini ujian apa??,” Aiko basa basi sambil
dia menuang nasi dalam box makan siang Minho
”animasi proyek..blurrpptt,” jawab Minho
sambil gosok gigi
”semangat ya...itu mata kuliahnya
kesayangan mu bukan??,”
”iya,” balas Minho singkat. Tak berapa
lama, dia keluar dari kamar mandi.
”masak apa?,” katanya
”ini,” Aiko menunjukkannya.
Ternyata Minho agak sedikit kecewa.. tapi dia simpan saja kekecewaannya itu
”rasanya kok aku seperti anak anak
ya...bento pakai di hias sana sini, hehehe,” dia malah ketawa.
Dilihatnya dikotak makannya ada nasi, biji
wijen bakar, rumput laut, irisan ayam, tahu dan sayur bok coi, semacam lobak.
”uang kita..cukup kan..sampai akhir bulan
dari orangtuaku?? Aku malas
pegang uang,” katanya lagi
Aiko mengangguk,”masih banyak”
Sesuai dengan perjanjian sebelumnya, maka
Aiko sudah tidak lagi mendapatkan uang dari keluarganya, sehingga keluarga
Minho yang bertanggungjawab atasnya.
”kamu..ada perlu apa lagi nanti buat
kuliah??,” tanya Minho lagi
”belum ada,” balas Aiko. Dia seperti tidak
mau membebani suami dan keluarga suaminya.
”ya sudah.. lekas mandi.. nanti aku takut terlambat,” kata Minho.
Dia masuk kamar, pakai baju.
Mereka pun berangkat kuliah.
”Kamu.belum bisa menjadi asisten.. karena
baru tingkat satu.. menjadi asisten baru bisa ketika tingkat tiga, Kohashi
san,” kata Suzuki, petugas administrasi
”oh..ya..baiklah kalau begitu, Suzuki
san..terima kasih,” Aiko menunduk hormat padanya, lalu keluar ruangan.
Dia jalan di koridor fakultas,”jadi..gak
bisa ya?,” gumamnya dalam hati.
Ternyata dia ingin bekerja part time di kampus supaya tidak
menyusahkan Minho
Pulang pulang agak malam.. dia berfikir
keras, bagaimana dia bisa membantu keuangan keluarga Minho.
Di dalam kamar, dia melamun saja,
sementara Minho kerja di kamar sebelah.
”Aiko chan.. aku haus!,” teriak Minho dari
dalam kamar kerjanya
Aiko pun keluar dari kamar lantas ke kamar
Minho dengan membawa gelas dan sebotol air mineral.
”sedang apa?,” dia melihat Minho
menggambar lewat komputer
”ini.. edit komik Tachibana san,” balas
Minho, serius.
Aiko menyodorkan gelas yang sudah diisi
air mineral padanya.
Minho senyum dan minum.
”tampaknya.. kamu lelah sekali,” kata
Aiko. Dia malah bersandar
disamping kursi yang Minho duduki.
”ya.. tapi..bonus ini lumayan.. Tachibana san suka dengan kerjaku,” balas
Minho. Dia merangkul pinggang Aiko sambil duduk.
”Minho kun..terlalu bekerja keras untuk
ku.. terima kasih ya?,”
senyum Aiko padanya
”eh?,” Minho melihat dengan aneh.
”ah..aku minta maaf,” Aiko merasa salah
lagi karena salah panggil.
Minho bukan marah, tapi malah berdiri dan
menciumnya.
”tidur yuk..kerja ku sudah selesai,” dia
malah mendorong dorong Aiko ke kamar sebelah.
”eh,
hehe..,” Aiko cuma cengegesan.
Minho heran,”kenapa??”
“uangnya..,” balas Aiko
”kenapa uangnya? Habis?,” tanya Minho
”gomen
ne (maaf ya-red), bokutachi wa mada
okane ga nai (kita sudah gak punya uang lagi-red),” kata Aiko, suaranya
dipelankan
”nani??
Tadi pagi katanya masih ada?,” Minho kaget
”ah...,” Aiko garuk kepalanya, dia bingung
mau cerita apa.
”kenapa?? Duduk,” Minho duduk disamping
tempat tidur, menyuruhnya duduk juga.
”tadi..aku harus praktikum, Minho
kun..eh..anata,” katanya menutup mulutnya sendiri, masih cengar cengir
”lalu...aku gunakan uangnya untuk membayar
praktikum anatomi biologi.. karena kelompok ku kekurangan bahan...,”
Minho garuk kepala,”besok.. kita makan apa
Aiko chaaaannnnn???”
Dia jadi bingung, sebab dia belum minta
lagi ke orang tuanya
”aku..minta maaf,” Aiko menunduk hormat
”gak usah minta maaf..,” balas Minho. Dia
manyun dan meniup niup poninya yang sudah panjang.
Lalu dia goyang goyang kakinya,
berfikir,”bagaimana nih?? Aku
belum dikasih uang bonus sama Tachibana san..huft”.
Dia sibuk tiup tiup poni nya..manyun terus
sambil melipat tangannya, berfikir keras.
”kalau begitu.. boleh kan... aku kerja??,” pinta Aiko. Dia menggeser duduknya disamping Minho
lebih dekat lagi
Minho menoleh dan melotot padanya,”apa
apaan?? Nanti mertua ku marah..aku
bisa dibilang tidak menjaga mu dengan baik”
”tidak apa.. orangtuaku enggak perlu
tahu,” balas Aiko. Dia bergayut di badan Minho
”gak.. enak saja.. nanti ribut lagi.
Kakakmu, Akira kun begitu,” Minho masih ingat dia main ditonjok saja oleh
kakaknya Aiko yang cowok
”tapi..uang kuliahku mahal, Minho kun,”
balas Aiko lagi
”aku
coba telepon Tachibana san.. Minta
bonus di depan,” Minho lalu berdiri dan keluar kamar
”ya..aku minta maaf, Tachibana san.. tapi..ini
penting sekali,” Minho menunduk nunduk hormat pada Tachibana, padahal dia lagi
menelepon, serasa Tachibana ada di depannya.
”woh..kamu sih... kecil kecil sudah
nikah.. harusnya, uang bonus itu bisa kamu buat hang out di club,” balas
Tachibana
”ah... maafkan saya, tachibana san.. tapi...saya benar benar butuh uang itu,”
balas Minho, dia ngarep banget.
”baiklah..akan aku transfer malam ini
juga..kamu bisa lihat 10 menit lagi,” balas Tachibana
Minho berterima kasih pada komikus itu dan
menutup teleponnya.
”haaaahhh...untung saja bisa!,” dia masuk
kamar lagi
”aku..minta maaf ya??,” kata Aiko lagi. Dia benar benar minta maaf.
Minho senyum tapi seperti dipaksa,”gak
apa..aku mau tidur ah..capek”
”restless
syndrome nya.. masih ada??,”tanya Aiko
Minho berbaring dan mengangguk, tapi
matanya lurus menatap langit langit rumah susun,”ya..kalau terlalu capek..aku
bisa menendangmu di tempat tidur kan? Hehe”
”kalau begitu..besok minum pil vitamin
ya??aku belikan,” senyum Aiko. Dia malah setengah duduk dan menghadapkan
wajahnya tepat di depan wajah Minho
“kalau
perkiraan uangnya tidak cukup sambil untuk makan 2 minggu ini..aku akan minta
ayahku..bilang saja..aku sakit, butuh obat,” balas Aiko
“enggak
deh..,” senyum Aiko
“gak
mau,” Minho tiduran lagi dan malah berbalik
arah, membelakangi Aiko
“gak
boleh gitu, Anata..kamu kan ..sudah
kerja terlalu keras untuk sekolahku dan biaya kita..,” balas Aiko
“gak
usah,” kata Minho , judes dan sensi. Dia merasa
seperti gak berguna kalau isterinya itu minta uang dari mertuanya.
“uh.. Minho kun kumat lagi,” kata hatinya
Aiko.
Minho memang kebiasaan, kalau ngambek suka
membelakangi orang.
Akhirnya, mereka tidur punggung
punggungan.
Minho sebenarnya tidak tidur, dia berfikir
keras
”kalau begini caranya..ada biaya yang
enggak terduga.. bagaimana lagi aku harus cari uang ya??,” katanya dalam hati
Lalu dia berbalik arah, dilihatnya, Aiko
sudah tidur
”Bagaimanapun..aku cinta sama kamu..
tapi..ternyata.. nikah itu enggak mudah ya, Aiko chan?? Aku pikir.. santai
santai saja..,” katanya ngobrol pada Aiko yang sudah tidur
Dia meletakkan kepalanya bersiku di
tangannya
”besok kita belanja bulanan.. tapi.. kalau
kamu keluar biaya lagi untuk praktikum mendadak begini..kita bakalan bingung
loh,” lanjutnya lagi
Dia terus menatap isterinya yang sudah
tidur. Lama sekali dia lakukan
Tiba tiba Aiko menggerakkan tangannya dan
tepat kena wajah Minho yang lagi memandangnya.
Minho kaget,”aduh!”
”Minho kun.. eh.. anata.. belum tidur
juga??,” katanya sambil mengucek mata, lalu duduk.
Minho jadi ikutan duduk
disampingnya,”belum..mendadak enggak bisa tidur deh”
”besok..kuliah pagi??,” tanya Aiko
Minho mengangguk.
”kalau begitu.. kita tidur
lagi..memang..tadi bangun kenapa?? Mimpi ya??,” tanya Aiko lagi
Minho menggeleng, dia tidak enak hati mau
cerita percakapannya sendirian tadi.
Lalu Minho menoleh,”kalau begitu.. jangan
punya anak dulu ya?”
Senyumnya dipaksa.
Aiko senyum padanya,”kenapa..tiba tiba
Minho kun..eh..anata..bilang seperti itu??,”
”ah, enggak,” balas Minho, lalu,”eh..aku
ini kan orang korea.. kamu ikut budaya aku dong.. panggil aku: Nampyeon.. gimana??”
”Namu..pyo..on..,” eja Aiko
”sekali lagi.. Nam.. pyeon..bukan
Namupyoon..,” bantu Minho
”susah sekali, hehe,” Aiko malah
cengengesan
”sekali lagi deh..nanti aku beri hadiah,”
goda Minho, kali ini senyumnya tidak dipaksa
”Nam..pyeon??,” coba Aiko lagi.
Minho tertawa, lalu merangkulnya,”itu
bisa.. bagus”
”ewww..,” kata dia lagi
”ada apa??,” tanya Aiko
”main yuk..tapi habis ini..harus tidur,hehehe..besok
aku test kecil mingguan,” balas Minho
Pagi...
”whoaaahhhhhhhhhh......................
terlambaaaatttttttttttttttt!!!!!!!!!!!,” Minho bangun teriak teriak.. mereka
terlambat kalau gak cepat cepat... waktu sudah jam 6!
Buru buru dia ambil handuk, gak perduli
dia cuma pakai dalam an.
Aiko ikut bangun,”what?? Jam 6!”. dia juga
harus kuliah pagi.
”aduh..,” keluhnya, dia juga menarik
selimut ke kamar mandi
”Minho.. Nampyeon.. cepat!!,” dia gedor gedor kamar mandi
”blurppt.. nanti!,” teriak Minho dari
dalam
”aduh..aku bisa terlambat masuk nih... jam
7 ada kuliah juga,” teriak Aiko dari luar
Aiko terus memaksa Minho cepat cepat
mandinya. Dia bukan cowok yang mandinnya cepat, jadi...
”krek,” pintu kamar mandi dibuka, Aiko
malah teriak
”kenapa??,” kata Minho heran.. dia masih
mandi sabun
”enggak.. aku..tunggu kamu aja,” tiba tiba
malah Aiko memalingkan badannya
”eeeh.. ayo cepat..gak ada waktu!,” Minho malah menariknya
ke dalam kamar mandi
Selesai..mereka buru buru masuk kamar,
ganti baju, keluar rumah lari lari mengejar bus untuk ke stasiun.
Sampai di masing masing kelas, keduanya
ngos ngosan.. menghadapi kuliah dan test kecil mingguan dengan deg degan.
Di ruang tempat mereka biasa berkumpul...
”Gimana kehidupan kalian...asik??,” tanya
Ken pada Minho
”asik gak asik.. soal uang..biasa,” balas
Minho
”itu memang jaman sekarang penting
banget,” balas Ken lagi
Minho menopang dagu,”yah...gitu deh..tadi
malam kita kurang uang, untungnya Tachibana san mau menalangkan aku uang.. jadi
hasil kerjaku dibayar di depan..huff,”
”untung kamu punya editor baik..coba kalau
gak?,” Makoto menepuk pundak Minho
”mana isterimu??,” lanjutnya lagi
”masih kuliah..katanya nanti jam 7 malam
baru pulang,” balas Minho
”kalian bener bener pasangan muda yang
super sibuk deh.. coba lihat
sekarang.. kesini cuma sekali seminggu.. ngapain aja sih..dirumah susun??
Begituan terus yaaa?,” goda Ichirou
Minho memukul kepala Ichirou,”ada ada
saja.. aku kerja,” lalu dia manyun
Makoto dan Ken tertawa.
”Resiko nikah muda.. hura hura gak ada,
hahahaha!,” sindir Ken
”kamu terlalu cepat ambil keputusan sih,
Minho kun,” kata Makoto
Minho garuk garuk kepalanya,”aku awalnya
berfikir semua baik baik saja kok,”
”ya..ya..ya..,” kata Ichirou santai. Semua
mengangguk saja.
”Tapi..kalau begini terus..apa kamu gak
mau berubah??,” lanjut ichirou lagi
”berubah gimana??,” Minho menoleh padanya
”katamu..kalian nikah dengan
perjanjian??,” balas Ichirou
Minho buru buru mengangguk
”lalu..kenapa gak diubah perjanjiannya??
Masih ada hubungan dengan pengadilan??,” lanjut Ichirou lagi
Minho mengangguk lagi
Makoto, Ken dan Ichirou melipat kedua
tangannya,”haaaahhhhhhh...”, mereka kompak berkata itu
”kamu gak lihat orangtuanya sih.. dari
militer begitu,” kata Ichirou lagi,”aku kan sudah kenal Aiko chan dari SMP”
”cinta itu kan buta,” kata Ken, masih
sambil melipat kedua tangannya. Makoto mengangguk.
”bisa bisa kamu gak ada waktu buat kita
lagi loh, Minho kun,” kata Makoto.
”yah... paling tidak..aku masih suka ke
sini deh,” balas Minho sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, aslinya dia
pusing
”sudah mulai kepusingan nih??,” tanya
Ichirou
”orang tuamu bilang apa??,” lanjutnya lagi
”belum ditelepon lagi...kemarin saja..
uang kurang begini.. nanti
aku kalau minta lagi ke mereka..mereka takut marah,” balas Minho
”Jadi...kamu bisa dimarahi mereka juga??
Bukannya kamu anak kesayangan mereka??,” tanya Makoto, heran.
Ya, mereka memang tahu kalau Minho anak
manja kesayangan kedua orangtuanya..
”cuma prediksiku saja...orangtua ku
mungkin marah,” balas Minho
”ya.... resiko lagi,” Ken mengangkat kedua
tangannya..ekspresi bingung
”kami tidak sekaya keluarga mu
sih...jadi..gak bisa bantu,” kata Makoto
”gak apa deh..aku masih bisa cari uang
sendiri kok.. untuk bulan ini...semua cukup,” jawab Minho
Ichirou malah mensikut pinggang Minho,”eh..cerita
cerita.. Aiko chan seperti apa di....”
Belum selesai ngomong, Ken dan Makoto
tertawa
”ah..dasar.... pasti kamu pengen juga kan??,” Ken memukul kepala
Ichi
”tahu nih,” kata Makoto, ikutan memukul
Ichirou mengaduh.
”Rahasia dong ah.. dasar hentai deh,”
balas Minho
”tapi..enak dong..tiap hari? Hahaha,” Ken
malah menggoda
”oi...aku kan sibuk cari uang,” gerutu
Minho pada mereka
”ish.. kasiannya suami muda, ckckckckck,”
tambah Ken lagi
”eh.. kamu mau Aiko chan cepat hamil atau
lama??,” tanya Ichirou lagi
”aneh banget ni si Ichirou..jangan
jangan..dia juga suka sama Aiko chan,”pikir Makoto dalam hatinya, dia juga
pernah suka dengan cewek itu.
”aku bilang tadi malam...jangan dulu deh,”
Minho manyun lagi
”ya..berat loh..kalian kan masih perlu
untuk biaya kuliah.. Jepang memang sedang mengalami degradasi jumlah
penduduk..tapi untuk punya anak?? Biayanya berat banget,” kata Ken
Yang lain mengangguk.
”aku kan haafu kalau ada anak sama dia.. lebih berat lagi,” balas Minho
Yang lain mengangguk lagi
”harus punya banyak uang kalau mau punya
anak di negeri ini...aku sendiri.. malas deh.. mendingan aku balik ke negaraku,
Taiwan..masih murah disana, hehe,” kata Ken cengengesan
”ah.. sama aja sekarang dimana mana...
uang sekolah anak mahal,”gerutu Minho
”sudah tahu begitu mestinya gak main nikah
dulu dong.. kamu ini,” kata Ichirou
Tapi Minho malah balas asal,”nanti direbut
kamu, kalau aku gak cepat”
Ken dan Makoto tertawa,”sepertinya begitu
deh.. kalau beneran...
lagipula.. Aiko chan itu aset loh.. dia cewek pintar...lumayan kalau Minho kun
dapat isteri dokter, hahahaha,” kata Makoto
Minho, Ken, Ichirou langsung menoleh
padanya, Makoto malah cengengesan
”jangan jangan... Makoto kun suka juga
dengan Aiko chan,” kata hati Ichirou
Mereka terus mengobrol sampai mereka bubar
sendiri...akhirnya Aiko datang..
Dirumah susun...
”kamu tahu gak..apa yang kita bicarakan
tadi di tempat biasa kumpul??,” tanya Minho
Aiko menggeleng, dia diajak ngobrol Minho
sambil mengerjakan tugasnya di ruang depan.
”tentang kita...dan biaya anak sekolah,”
balas Minho
Dia duduk saja di depan Aiko sambil
meminum tehnya
Aiko menghentikan tugasnya,”lalu??”
Minho menaruh gelas tehnya,”laluuu.....aku
curiga... Ichirou masih suka sama kamu”
”eh?,” jawab Aiko
Minho duduk disampingnya,”aku juga
curiga.... Makoto kun suka sama kamu,”
”ah..enggak begitu deh, Nampyeon,” balas
Aiko, akhirnya dia menghentikan tugasnya
”gak percaya deh.. sama aku.....suamimu
sendiri,” keluh Minho
”enggak begitu sih..tapi kan.. soal
Ichirou kun..kan sudah selesai....aku pikir begitu,” balas Aiko
Minho menciumnya habis habisan.. Aiko diam
saja..dia menurut saja apa yang dilakukan Minho
”umm....kalau mereka niat merebut kamu
lagi....aku akan lakukan yang tadi di depan mereka.....biar mereka iri,” Minho
malah manyun
”Nampyeon ini.....ternyata ... suka manyun
ya?,” goda Aiko
Minho balik ke tempat duduknya.. di depan
Aiko
”gak gitu deh...ini supaya aku gak banyak
di bully orang orang,” balas Minho
Aiko malah tertawa kecil,”ya..tapi kalau
begitu.. Nampyeon terlihat seperti anak anak”
”aku memang masih anak anak kok....masih
18,” gerutu Minho.
Aiko malah menopang dagu di depan suaminya
itu,”iya juga....aku......Nampyeon....masih 18”
”kan....terus??,” kata Minho
Aiko malah senyum,”Minho..Nampyeon...
lapar??”
Dilihatnya, jam sudah menunjukkan pukul 10
malam.
”masakan mu masih gak enak,” Minho
mengeluh lagi
”aku minta maaf,” balas Aiko
”sepertinya...kamu harus pulang buat
belajar masak,”
”kalau memang Nampyeon maunya
begitu...berarti..hari minggu...aku mesti pulang,”
”nanti aku temani..sebelumnya, kamu harus
telepon ibu,”
Aiko mengangguk
”Minggu kita ke rumahmu,” balas Minho lagi
”apa..kalian baik baik saja??,” tanya
ibunya Minho
”kami baik, eomma...,” balasnya
”uangnya??,” tanya ibunya lagi
”ah...,” Minho ragu
menjawab,”sebenarnya..memang kurang, eomma..beberapa hari yang lalu.. Aiko chan
menghabiskan untuk praktikum tambahan”
”yah..biaya kedokteran memang mahal, Minho
sayang,” kata ibunya. Ibunya memang termasuk sabar, walau kadang ada kesalnya
juga dengan anak lelaki satu satunya itu
”nanti akan eomma bicarakan dengan Appa
mu,” lanjut ibunya lagi
”jangan deh... aku malas, eomma,” balas
Minho,”nanti Appa marah lagi deh”, keluhnya. Dia memang lebih akrab dengan
ibunya daripada ayahnya
”tetap eomma harus bicarakan.. karena, ini
kan menyangkut kehidupanmu juga,” kata ibunya,”apa.. besan Kohashi san..tidak
membicarakan ini??”
”aku baru besok minggu mau pergi,”
”kadang..eomma berfikir..kamu salah
langkah besar, Minho.. kamu terlalu terburu buru,”
Minho memang merasa begitu, tapi dia
sembunyikan, ego nya masih muncul sebagai dewasa muda.
”Kalau enggak begitu.. Appa dan eomma gak
mikir,” katanya agak jutek
Ibunya mengerti memang sifat anaknya
sendiri. ”tapi..apa kamu tidak tahu.. Appa mu merasa terbebani sekarang??”
”kalau misalnya yang kemarin itu.. Aiko
chan tidak abortus.. tetap
saja kan..aku harus sama dia??,” balas Minho lagi, masih maksa
”kalau eomma tidak sanggup..aku sudah
punya kerjaan yang bisa dilakukan selang waktu kuliah.. gak apa.. beasiswa ku
juga belum dicabut..”, lanjutnya lagi
Ibunya cuma geleng kepala, Minho memang
keras kepala.
”nanti akan eomma bicarakan dengan Appa,”
balas ibunya
”Minho Nampyeon..jangan begitu dengan ibu
sendiri,” ternyata Aiko mendengar percakapan mereka, walau tidak faham bahasa
korea, tetapi bisa terlihat dari raut muka Minho yang mendadak jutek
”Like i care (sebodo amat-red),” balas Minho . Dia
masuk ke ruangan kerjanya lagi
“aku gak mau diganggu.. banyak tugas,
banyak kerjaan,” katanya sambil membanting pintu
”ya..aku janji..gak akan ganggu,” balas
Aiko. Dia pun duduk lagi dimeja depan, mengerjakan tugasnya.
”hufff.. ternyata Minho kun begitu ya?? Tukang
ngambek dan manyun kalau tidak dituruti,” keluhnya dalam hati. Dia cuma pegang pegang pulpennya sambil
sesekali menengok ke kamar kerja Minho.
Minho tidak keluar keluar kamar kerjanya
malam itu..
”aku...tidur duluan ya, Minho.. nampyeon,”
kata Aiko dari dalam
”iya,”balas Minho dari dalam ruang
kerjanya, singkat
Aiko berbaring dikamar tidur,”Okaasan (ibu-red).. Minho ternyata
begitu.. dikit dikit ngambek..dikit dikit manyun.. Otoosan (ayah-red)..dulu begitu tidak??”, keluhnya bergumam sendiri
Bersambung ke part 8....