This is me....

Jumat, Maret 07, 2014

Pernikahan ½ (Part 7: Kok Jadi Suami Ngambek Terus Sih, Minho kun??)

“Ayahku menelepon tadi..tanya..apa kabarnya kamu,” kata Minho.
Mereka masih liburan di hakone. Mereka sedang berjalan menyusuri kebun bunga yang indah.
“aku..terkesan capek akhir minggu ini,” balas Aiko
“kamu..banyak pikiran dengan kita nikah..iya kan??,” balas Minho. Dia sama sekali tidak menatap isterinya, mereka jalan terus lurus, sambil lihat bunga di kanan kiri mereka.
Minho lalu duduk di sebuah kursi batu. Aiko pun menghentikan langkahnya dan berdiri di depan Minho
“puk..puk,” Minho menepuk batu sebelahnya, mempersilahkan Aiko duduk disampingnya.
Lalu ternyata..dia malah merangkul Aiko.
“kamu...senang enggak sih.. aku jadi suami mu??,” katanya pada Aiko
Aiko senyum dan mengangguk.
Minho malah memeluk dia,”aku..cinta kamu banget loh..”
Aiko membalas pelukan Minho,”aku..selalu terfikir..aku terkesan membebani mu”
“ah.. resiko bersama.. itu sebabnya.. Aiko chan harus membantuku..mengurangi bebanku..,” kata Minho, dia masih memeluk isterinya itu.
“kuliahku sangat mahal.. aku khawatir juga...aku akan berhenti ditengah jalan..kalau Anata tidak sanggup,”
Minho berfikir sejenak,”tidak sesulit itu kok..aku masih diberikan uang beasiswa oleh negara dan.. juga orang tua. Aku memang terbebani karena harus membiayai kuliahmu.. tapi.. sekarang kan..aku sambil kerja”
“terima kasih..,” jawab Aiko dalam pelukan Minho
”semuanya seperti sebuah permainan,” kata Minho. Entah, dia mendadak jadi dewasa dalam satu minggu ini setelah merasakan kehidupan pernikahan, walau dibilang, masih honeymoon..
”besok kita pulang dari sini,” katanya lagi,”mulai lagi dengan yang baru”
”aku...gak minta banyak dari kamu kan??”
Aiko menggeleng.

Kehidupan bersama yang sebenarnya pun dimulai. Mereka esoknya langsung bersama dalam satu rumah.
”aku pagi pagi sekali harus sudah ada di kampus.. ujian!,”teriak Minho dari dalam kamar mandi.
”hari ini ujian apa??,” Aiko basa basi sambil dia menuang nasi dalam  box makan siang Minho
”animasi proyek..blurrpptt,” jawab Minho sambil gosok gigi
”semangat ya...itu mata kuliahnya kesayangan mu bukan??,”
”iya,” balas Minho singkat. Tak berapa lama, dia keluar dari kamar mandi.
”masak apa?,” katanya
”ini,” Aiko menunjukkannya.
Ternyata Minho agak sedikit kecewa.. tapi dia simpan saja kekecewaannya itu
”rasanya kok aku seperti anak anak ya...bento pakai di hias sana sini, hehehe,” dia malah ketawa.
Dilihatnya dikotak makannya ada nasi, biji wijen bakar, rumput laut, irisan ayam, tahu dan sayur bok coi, semacam lobak.
”uang kita..cukup kan..sampai akhir bulan dari orangtuaku?? Aku malas pegang uang,” katanya lagi
Aiko mengangguk,”masih banyak”
Sesuai dengan perjanjian sebelumnya, maka Aiko sudah tidak lagi mendapatkan uang dari keluarganya, sehingga keluarga Minho yang bertanggungjawab atasnya.
”kamu..ada perlu apa lagi nanti buat kuliah??,” tanya Minho lagi
”belum ada,” balas Aiko. Dia seperti tidak mau membebani suami dan keluarga suaminya.
”ya sudah.. lekas mandi.. nanti aku takut terlambat,” kata Minho. Dia masuk kamar, pakai baju.
Mereka pun berangkat kuliah.

”Kamu.belum bisa menjadi asisten.. karena baru tingkat satu.. menjadi asisten baru bisa ketika tingkat tiga, Kohashi san,” kata Suzuki, petugas administrasi
”oh..ya..baiklah kalau begitu, Suzuki san..terima kasih,” Aiko menunduk hormat padanya, lalu keluar ruangan.
Dia jalan di koridor fakultas,”jadi..gak bisa ya?,” gumamnya dalam hati.
Ternyata dia ingin bekerja part time di kampus supaya tidak menyusahkan Minho

Pulang pulang agak malam.. dia berfikir keras, bagaimana dia bisa membantu keuangan keluarga Minho.
Di dalam kamar, dia melamun saja, sementara Minho kerja di kamar sebelah.
”Aiko chan.. aku haus!,” teriak Minho dari dalam kamar kerjanya
Aiko pun keluar dari kamar lantas ke kamar Minho dengan membawa gelas dan sebotol air mineral.

”sedang apa?,” dia melihat Minho menggambar lewat komputer
”ini.. edit komik Tachibana san,” balas Minho, serius.
Aiko menyodorkan gelas yang sudah diisi air mineral padanya.
Minho senyum dan minum.
”tampaknya.. kamu lelah sekali,” kata Aiko. Dia malah bersandar disamping kursi yang Minho duduki.
”ya.. tapi..bonus ini lumayan.. Tachibana san suka dengan kerjaku,” balas Minho. Dia merangkul pinggang Aiko sambil duduk.
”Minho kun..terlalu bekerja keras untuk ku.. terima kasih ya?,” senyum Aiko padanya
”eh?,” Minho melihat dengan aneh.
”ah..aku minta maaf,” Aiko merasa salah lagi karena salah panggil.
Minho bukan marah, tapi malah berdiri dan menciumnya.
”tidur yuk..kerja ku sudah selesai,” dia malah mendorong dorong Aiko ke kamar sebelah.

”eh, hehe..,” Aiko cuma cengegesan.
Minho heran,”kenapa??”
“uangnya..,” balas Aiko
”kenapa uangnya? Habis?,” tanya Minho
gomen ne (maaf ya-red), bokutachi wa mada okane ga nai (kita sudah gak punya uang lagi-red),” kata Aiko, suaranya dipelankan
nani?? Tadi pagi katanya masih ada?,” Minho kaget
”ah...,” Aiko garuk kepalanya, dia bingung mau cerita apa.
”kenapa?? Duduk,” Minho duduk disamping tempat tidur, menyuruhnya duduk juga.
”tadi..aku harus praktikum, Minho kun..eh..anata,” katanya menutup mulutnya sendiri, masih cengar cengir
”lalu...aku gunakan uangnya untuk membayar praktikum anatomi biologi.. karena kelompok ku kekurangan bahan...,”
Minho garuk kepala,”besok.. kita makan apa Aiko chaaaannnnn???”
Dia jadi bingung, sebab dia belum minta lagi ke orang tuanya
”aku..minta maaf,” Aiko menunduk hormat
”gak usah minta maaf..,” balas Minho. Dia manyun dan meniup niup poninya yang sudah panjang.
Lalu dia goyang goyang kakinya, berfikir,”bagaimana nih?? Aku belum dikasih uang bonus sama Tachibana san..huft”.
Dia sibuk tiup tiup poni nya..manyun terus sambil melipat tangannya, berfikir keras.

”kalau begitu.. boleh kan... aku kerja??,” pinta Aiko. Dia menggeser duduknya disamping Minho lebih dekat lagi
Minho menoleh dan melotot padanya,”apa apaan?? Nanti mertua ku marah..aku bisa dibilang tidak menjaga mu dengan baik”
”tidak apa.. orangtuaku enggak perlu tahu,” balas Aiko. Dia bergayut di badan Minho
”gak.. enak saja.. nanti ribut lagi. Kakakmu, Akira kun begitu,” Minho masih ingat dia main ditonjok saja oleh kakaknya Aiko yang cowok
”tapi..uang kuliahku mahal, Minho kun,” balas Aiko lagi
”aku coba telepon Tachibana san.. Minta bonus di depan,” Minho lalu berdiri dan keluar kamar

”ya..aku minta maaf, Tachibana san.. tapi..ini penting sekali,” Minho menunduk nunduk hormat pada Tachibana, padahal dia lagi menelepon, serasa Tachibana ada di depannya.
”woh..kamu sih... kecil kecil sudah nikah.. harusnya, uang bonus itu bisa kamu buat hang out di club,” balas Tachibana
”ah... maafkan saya, tachibana san.. tapi...saya benar benar butuh uang itu,” balas Minho, dia ngarep banget.
”baiklah..akan aku transfer malam ini juga..kamu bisa lihat 10 menit lagi,” balas Tachibana
Minho berterima kasih pada komikus itu dan menutup teleponnya.
”haaaahhh...untung saja bisa!,” dia masuk kamar lagi

”aku..minta maaf ya??,” kata Aiko lagi. Dia benar benar minta maaf.
Minho senyum tapi seperti dipaksa,”gak apa..aku mau tidur ah..capek”
restless syndrome nya.. masih ada??,”tanya Aiko
Minho berbaring dan mengangguk, tapi matanya lurus menatap langit langit rumah susun,”ya..kalau terlalu capek..aku bisa menendangmu di tempat tidur kan? Hehe”
”kalau begitu..besok minum pil vitamin ya??aku belikan,” senyum Aiko. Dia malah setengah duduk dan menghadapkan wajahnya tepat di depan wajah Minho
Minho senyum agak kecut,”mahal gak tuh?? Harus hemat”
“kalau perkiraan uangnya tidak cukup sambil untuk makan 2 minggu ini..aku akan minta ayahku..bilang saja..aku sakit, butuh obat,” balas Aiko
Minho duduk,”eh..jangan..enak saja..nanti aku dimarahi ayahmu lagi”
“enggak deh..,” senyum Aiko
“gak mau,” Minho tiduran lagi dan malah berbalik arah, membelakangi Aiko
“gak boleh gitu, Anata..kamu kan..sudah kerja terlalu keras untuk sekolahku dan biaya kita..,” balas Aiko
“gak usah,” kata Minho, judes dan sensi. Dia merasa seperti gak berguna kalau isterinya itu minta uang dari mertuanya.
“uh.. Minho kun kumat lagi,” kata hatinya Aiko.
Minho memang kebiasaan, kalau ngambek suka membelakangi orang.
Akhirnya, mereka tidur punggung punggungan.

Minho sebenarnya tidak tidur, dia berfikir keras
”kalau begini caranya..ada biaya yang enggak terduga.. bagaimana lagi aku harus cari uang ya??,” katanya dalam hati
Lalu dia berbalik arah, dilihatnya, Aiko sudah tidur
”Bagaimanapun..aku cinta sama kamu.. tapi..ternyata.. nikah itu enggak mudah ya, Aiko chan?? Aku pikir.. santai santai saja..,” katanya ngobrol pada Aiko yang sudah tidur
Dia meletakkan kepalanya bersiku di tangannya
”besok kita belanja bulanan.. tapi.. kalau kamu keluar biaya lagi untuk praktikum mendadak begini..kita bakalan bingung loh,” lanjutnya lagi
Dia terus menatap isterinya yang sudah tidur. Lama sekali dia lakukan
Tiba tiba Aiko menggerakkan tangannya dan tepat kena wajah Minho yang lagi memandangnya.
Minho kaget,”aduh!”
”Minho kun.. eh.. anata.. belum tidur juga??,” katanya sambil mengucek mata, lalu duduk.
Minho jadi ikutan duduk disampingnya,”belum..mendadak enggak bisa tidur deh”
”besok..kuliah pagi??,” tanya Aiko
Minho mengangguk.
”kalau begitu.. kita tidur lagi..memang..tadi bangun kenapa?? Mimpi ya??,” tanya Aiko lagi
Minho menggeleng, dia tidak enak hati mau cerita percakapannya sendirian tadi.

Lalu Minho menoleh,”kalau begitu.. jangan punya anak dulu ya?”
Senyumnya dipaksa.
Aiko senyum padanya,”kenapa..tiba tiba Minho kun..eh..anata..bilang seperti itu??,”
”ah, enggak,” balas Minho, lalu,”eh..aku ini kan orang korea.. kamu ikut budaya aku dong.. panggil aku: Nampyeon.. gimana??”
”Namu..pyo..on..,” eja Aiko
”sekali lagi.. Nam.. pyeon..bukan Namupyoon..,” bantu Minho
”susah sekali, hehe,” Aiko malah cengengesan
”sekali lagi deh..nanti aku beri hadiah,” goda Minho, kali ini senyumnya tidak dipaksa
”Nam..pyeon??,” coba Aiko lagi.
Minho tertawa, lalu merangkulnya,”itu bisa.. bagus”
”ewww..,” kata dia lagi
”ada apa??,” tanya Aiko
”main yuk..tapi habis ini..harus tidur,hehehe..besok aku test kecil mingguan,” balas Minho

Pagi...
”whoaaahhhhhhhhhh...................... terlambaaaatttttttttttttttt!!!!!!!!!!!,” Minho bangun teriak teriak.. mereka terlambat kalau gak cepat cepat... waktu sudah jam 6!
Buru buru dia ambil handuk, gak perduli dia cuma pakai dalam an.
Aiko ikut bangun,”what?? Jam 6!”. dia juga harus kuliah pagi.
”aduh..,” keluhnya, dia juga menarik selimut ke kamar mandi
”Minho.. Nampyeon.. cepat!!,” dia gedor gedor kamar mandi
”blurppt.. nanti!,” teriak Minho dari dalam
”aduh..aku bisa terlambat masuk nih... jam 7 ada kuliah juga,” teriak Aiko dari luar
Aiko terus memaksa Minho cepat cepat mandinya. Dia bukan cowok yang mandinnya cepat, jadi...
”krek,” pintu kamar mandi dibuka, Aiko malah teriak
”kenapa??,” kata Minho heran.. dia masih mandi sabun
”enggak.. aku..tunggu kamu aja,” tiba tiba malah Aiko memalingkan badannya
”eeeh.. ayo cepat..gak ada waktu!,” Minho malah menariknya ke dalam kamar mandi

Selesai..mereka buru buru masuk kamar, ganti baju, keluar rumah lari lari mengejar bus untuk ke stasiun.
Sampai di masing masing kelas, keduanya ngos ngosan.. menghadapi kuliah dan test kecil mingguan dengan deg degan.

Di ruang tempat mereka biasa berkumpul...
”Gimana kehidupan kalian...asik??,” tanya Ken pada Minho
”asik gak asik.. soal uang..biasa,” balas Minho
”itu memang jaman sekarang penting banget,” balas Ken lagi
Minho menopang dagu,”yah...gitu deh..tadi malam kita kurang uang, untungnya Tachibana san mau menalangkan aku uang.. jadi hasil kerjaku dibayar di depan..huff,”
”untung kamu punya editor baik..coba kalau gak?,” Makoto menepuk pundak Minho
”mana isterimu??,” lanjutnya lagi
”masih kuliah..katanya nanti jam 7 malam baru pulang,” balas Minho
”kalian bener bener pasangan muda yang super sibuk deh.. coba lihat sekarang.. kesini cuma sekali seminggu.. ngapain aja sih..dirumah susun?? Begituan terus yaaa?,” goda Ichirou
Minho memukul kepala Ichirou,”ada ada saja.. aku kerja,” lalu dia manyun
Makoto dan Ken tertawa.
”Resiko nikah muda.. hura hura gak ada, hahahaha!,” sindir Ken
”kamu terlalu cepat ambil keputusan sih, Minho kun,” kata Makoto
Minho garuk garuk kepalanya,”aku awalnya berfikir semua baik baik saja kok,”
”ya..ya..ya..,” kata Ichirou santai. Semua mengangguk saja.

”Tapi..kalau begini terus..apa kamu gak mau berubah??,” lanjut ichirou lagi
”berubah gimana??,” Minho menoleh padanya
”katamu..kalian nikah dengan perjanjian??,” balas Ichirou
Minho buru buru mengangguk
”lalu..kenapa gak diubah perjanjiannya?? Masih ada hubungan dengan pengadilan??,” lanjut Ichirou lagi
Minho mengangguk lagi
Makoto, Ken dan Ichirou melipat kedua tangannya,”haaaahhhhhhh...”, mereka kompak berkata itu
”kamu gak lihat orangtuanya sih.. dari militer begitu,” kata Ichirou lagi,”aku kan sudah kenal Aiko chan dari SMP”
”cinta itu kan buta,” kata Ken, masih sambil melipat kedua tangannya. Makoto mengangguk.
”bisa bisa kamu gak ada waktu buat kita lagi loh, Minho kun,” kata Makoto.
”yah... paling tidak..aku masih suka ke sini deh,” balas Minho sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, aslinya dia pusing

”sudah mulai kepusingan nih??,” tanya Ichirou
”orang tuamu bilang apa??,” lanjutnya lagi
”belum ditelepon lagi...kemarin saja.. uang kurang begini.. nanti aku kalau minta lagi ke mereka..mereka takut marah,” balas Minho
”Jadi...kamu bisa dimarahi mereka juga?? Bukannya kamu anak kesayangan mereka??,” tanya Makoto, heran.
Ya, mereka memang tahu kalau Minho anak manja kesayangan kedua orangtuanya..
”cuma prediksiku saja...orangtua ku mungkin marah,” balas Minho
”ya.... resiko lagi,” Ken mengangkat kedua tangannya..ekspresi bingung
”kami tidak sekaya keluarga mu sih...jadi..gak bisa bantu,” kata Makoto
”gak apa deh..aku masih bisa cari uang sendiri kok.. untuk bulan ini...semua cukup,” jawab Minho

Ichirou malah mensikut pinggang Minho,”eh..cerita cerita.. Aiko chan seperti apa di....”
Belum selesai ngomong, Ken dan Makoto tertawa
”ah..dasar.... pasti kamu pengen juga kan??,” Ken memukul kepala Ichi
”tahu nih,” kata Makoto, ikutan memukul
Ichirou mengaduh.
”Rahasia dong ah.. dasar hentai deh,” balas Minho
”tapi..enak dong..tiap hari? Hahaha,” Ken malah menggoda
”oi...aku kan sibuk cari uang,” gerutu Minho pada mereka
”ish.. kasiannya suami muda, ckckckckck,” tambah Ken lagi
”eh.. kamu mau Aiko chan cepat hamil atau lama??,” tanya Ichirou lagi
”aneh banget ni si Ichirou..jangan jangan..dia juga suka sama Aiko chan,”pikir Makoto dalam hatinya, dia juga pernah suka dengan cewek itu.
”aku bilang tadi malam...jangan dulu deh,” Minho manyun lagi
”ya..berat loh..kalian kan masih perlu untuk biaya kuliah.. Jepang memang sedang mengalami degradasi jumlah penduduk..tapi untuk punya anak?? Biayanya berat banget,” kata Ken
Yang lain mengangguk.

”aku kan haafu kalau ada anak sama dia.. lebih berat lagi,” balas Minho
Yang lain mengangguk lagi
”harus punya banyak uang kalau mau punya anak di negeri ini...aku sendiri.. malas deh.. mendingan aku balik ke negaraku, Taiwan..masih murah disana, hehe,” kata Ken cengengesan
”ah.. sama aja sekarang dimana mana... uang sekolah anak mahal,”gerutu Minho
”sudah tahu begitu mestinya gak main nikah dulu dong.. kamu ini,” kata Ichirou
Tapi Minho malah balas asal,”nanti direbut kamu, kalau aku gak cepat”
Ken dan Makoto tertawa,”sepertinya begitu deh.. kalau beneran... lagipula.. Aiko chan itu aset loh.. dia cewek pintar...lumayan kalau Minho kun dapat isteri dokter, hahahaha,” kata Makoto
Minho, Ken, Ichirou langsung menoleh padanya, Makoto malah cengengesan
”jangan jangan... Makoto kun suka juga dengan Aiko chan,” kata hati Ichirou
Mereka terus mengobrol sampai mereka bubar sendiri...akhirnya Aiko datang..

Dirumah susun...
”kamu tahu gak..apa yang kita bicarakan tadi di tempat biasa kumpul??,” tanya Minho
Aiko menggeleng, dia diajak ngobrol Minho sambil mengerjakan tugasnya di ruang depan.
”tentang kita...dan biaya anak sekolah,” balas Minho
Dia duduk saja di depan Aiko sambil meminum tehnya
Aiko menghentikan tugasnya,”lalu??”
Minho menaruh gelas tehnya,”laluuu.....aku curiga... Ichirou masih suka sama kamu”
”eh?,” jawab Aiko
Minho duduk disampingnya,”aku juga curiga.... Makoto kun suka sama kamu,”
”ah..enggak begitu deh, Nampyeon,” balas Aiko, akhirnya dia menghentikan tugasnya
”gak percaya deh.. sama aku.....suamimu sendiri,” keluh Minho
”enggak begitu sih..tapi kan.. soal Ichirou kun..kan sudah selesai....aku pikir begitu,” balas Aiko
Minho menciumnya habis habisan.. Aiko diam saja..dia menurut saja apa yang dilakukan Minho

”umm....kalau mereka niat merebut kamu lagi....aku akan lakukan yang tadi di depan mereka.....biar mereka iri,” Minho malah manyun
”Nampyeon ini.....ternyata ... suka manyun ya?,” goda Aiko
Minho balik ke tempat duduknya.. di depan Aiko
”gak gitu deh...ini supaya aku gak banyak di bully orang orang,” balas Minho
Aiko malah tertawa kecil,”ya..tapi kalau begitu.. Nampyeon terlihat seperti anak anak”
”aku memang masih anak anak kok....masih 18,” gerutu Minho.
Aiko malah menopang dagu di depan suaminya itu,”iya juga....aku......Nampyeon....masih 18”
”kan....terus??,” kata Minho
Aiko malah senyum,”Minho..Nampyeon... lapar??”
Dilihatnya, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.
”masakan mu masih gak enak,” Minho mengeluh lagi
”aku minta maaf,” balas Aiko
”sepertinya...kamu harus pulang buat belajar masak,”
”kalau memang Nampyeon maunya begitu...berarti..hari minggu...aku mesti pulang,”
”nanti aku temani..sebelumnya, kamu harus telepon ibu,”
Aiko mengangguk
”Minggu kita ke rumahmu,” balas Minho lagi

”apa..kalian baik baik saja??,” tanya ibunya Minho
”kami baik, eomma...,” balasnya
”uangnya??,” tanya ibunya lagi
”ah...,” Minho ragu menjawab,”sebenarnya..memang kurang, eomma..beberapa hari yang lalu.. Aiko chan menghabiskan untuk praktikum tambahan”
”yah..biaya kedokteran memang mahal, Minho sayang,” kata ibunya. Ibunya memang termasuk sabar, walau kadang ada kesalnya juga dengan anak lelaki satu satunya itu
”nanti akan eomma bicarakan dengan Appa mu,” lanjut ibunya lagi
”jangan deh... aku malas, eomma,” balas Minho,”nanti Appa marah lagi deh”, keluhnya. Dia memang lebih akrab dengan ibunya daripada ayahnya
”tetap eomma harus bicarakan.. karena, ini kan menyangkut kehidupanmu juga,” kata ibunya,”apa.. besan Kohashi san..tidak membicarakan ini??”
”aku baru besok minggu mau pergi,”
”kadang..eomma berfikir..kamu salah langkah besar, Minho.. kamu terlalu terburu buru,”
Minho memang merasa begitu, tapi dia sembunyikan, ego nya masih muncul sebagai dewasa muda.
”Kalau enggak begitu.. Appa dan eomma gak mikir,” katanya agak jutek
Ibunya mengerti memang sifat anaknya sendiri. ”tapi..apa kamu tidak tahu.. Appa mu merasa terbebani sekarang??”
”kalau misalnya yang kemarin itu.. Aiko chan tidak abortus.. tetap saja kan..aku harus sama dia??,” balas Minho lagi, masih maksa
”kalau eomma tidak sanggup..aku sudah punya kerjaan yang bisa dilakukan selang waktu kuliah.. gak apa.. beasiswa ku juga belum dicabut..”, lanjutnya lagi
Ibunya cuma geleng kepala, Minho memang keras kepala.
”nanti akan eomma bicarakan dengan Appa,” balas ibunya

”Minho Nampyeon..jangan begitu dengan ibu sendiri,” ternyata Aiko mendengar percakapan mereka, walau tidak faham bahasa korea, tetapi bisa terlihat dari raut muka Minho yang mendadak jutek
Like i care (sebodo amat-red),” balas Minho. Dia masuk ke ruangan kerjanya lagi
“aku gak mau diganggu.. banyak tugas, banyak kerjaan,” katanya sambil membanting pintu
”ya..aku janji..gak akan ganggu,” balas Aiko. Dia pun duduk lagi dimeja depan, mengerjakan tugasnya.
”hufff.. ternyata Minho kun begitu ya?? Tukang ngambek dan manyun kalau tidak dituruti,” keluhnya dalam hati. Dia cuma pegang pegang pulpennya sambil sesekali menengok ke kamar kerja Minho.
Minho tidak keluar keluar kamar kerjanya malam itu..
”aku...tidur duluan ya, Minho.. nampyeon,” kata Aiko dari dalam
”iya,”balas Minho dari dalam ruang kerjanya, singkat
Aiko berbaring dikamar tidur,”Okaasan (ibu-red).. Minho ternyata begitu.. dikit dikit ngambek..dikit dikit manyun.. Otoosan (ayah-red)..dulu begitu tidak??”, keluhnya bergumam sendiri


Bersambung ke part 8....