This is me....

Kamis, Desember 04, 2014

My 3 Supernatural Beloved Kids (Part 12: Aku Serius.. Aku Cinta Kamu, Minseo)

Starring: Lee Minho, Park Minseo, Lee Jin Ho, Lee Young Joon, Lee Hana.

Cerita ini cuma iseng aja kok.. jangan dimasukin ke hati banget..

Hati Minho berbunga-bunga lagi setelah beberapa lama sebelumnya dia galau karena putus dari Soo Hee dan malah menemukan Minseo lagi. Dia kembali semangat hidupnya, mood kesehariannya bagus lagi. Setiap hari dia bakalan telepon atau mengirimkan pesan atau chat dengan Minseo, walau cewek itu sedang di Busan.
“besok kan... aku kembali lagi ke Seoul, Minho.. akan tandatangani kontrak kesepakatan pembelian bahan,” kata Minseo di teleponnya.
“Ya, cepat kamu kesini.. aku gak tahan.. kangen banget sama kamu,” suara Minho seperti anak-anak tapi semangat sekali.
Minseo tertawa ringan,” Tapi kan.. besok untuk pekerjaan.. aku bersama dengan senior ku, Manager Ho, hehe”
“ah! Jangan dong.. biar kamu saja yang kesini,” pinta Minho manja
“enggak bisa begitu, Minho.. kita ini buat kerja, bukan buat pacaran,” jawab Minseo. Kadang dia memang harus lebih banyak menasehati Minho, walau cowok itu suka cemberut dinasehati, tapi kemudian tidak berapa lama bisa tertawa dan ceria lagi.
“Kuliahmu.. lancar kan??,” tanya Minseo
Minho mengangguk,”Ya.. tinggal tahun depan loh,”
“senangnya.. kamu pasti lulus nilai bagus... aku percaya itu,” semangat Minseo padanya.
“persiapanmu esok harus yang bagus loh.. nanti ayahmu marah,” lanjutnya
Minho cemberut di ujung telepon sana,”iya.. malam begini aku belum selesai juga.. padahal sudah ngantuk”
Lalu dia menguap. Suaranya terdengar oleh Minseo dan dia tertawa dari kejauhan. Minho juga membalas tawanya dengan keras.
“ah.. Minseo.. pokoknya aku bahagia banget.. ketemu kamu lagi,”
“dan besok kita ketemu lagi.. aku kangen pelukan kamu,”
“huuu.. Minho genit,” canda Minseo. Minho malah tertawa.
“eh.. aku kangen makan mie dipinggir jalan sama kamu.. habis kita meeting.. mau kan??,” pinta Minho.
“umm.. aku sibuk,” Minseo menguji Minho, apa dia masih sama seperti anak kecil yang kalau tidak dituruti akan mendiamkannya sampai lama.


“kamu gak asik.. pikirin pekerjaan terus,” Minho langsung berkeluh kesah
“hai.. ini masih Minho yang dahulu, hehe,” canda Minseo
“tenang.. aku menginap di rumahku kok,”
Minho langsung senang,”eh.. kita jalan-jalan beli Jacket couple ya?? Mau dong?”
Minseo benar-benar tertawa, ternyata dalam sikap manja, Minho masih tidak berubah juga, padahal mestinya dia sudah dewasa.
“tidak perlu ku temani belajar negosiasi kan.. besok??,” canda Minseo lagi
“ewww... kamu begitu deh,” keluh Minho lagi. Tapi Minseo malah tertawa keras, merasa bahagia bisa godain Minho lagi.
“Minho.. aku kehilangan cemberut mu sejak hampir 6 tahun yang lalu,”
Minho malah jadi tertawa kecil,”hihi.. pasti banget-banget kamu kangen sama aku”
“kangen juga sama cerewetmu yang sok tua,” balas Minseo. Minho memang suka sok perhatian pada Minseo: apa sudah makan, sudah pulang kerja, sudah ini, sudah itu dan kalau tidak dijawab, dia mengomel seperti anak-anak. Tapi justru Minseo kangen dengan Minho yang seperti itu. Ada sisi Minho yang menurutnya menyebalkan dan harus dia perbaiki sendiri, tapi ada sisi lain yang membuatnya merasa nyaman disisi cowok itu.

Tentu saja Minho happy dengan keinginan yang dia dapat... kembali bersama Minseo. Jadi malam itu, dia berfikir dengan semangat membuat kontrak perjanjian dengan perusahaan tempat Minseo bekerja.
“janji ya.. besok akan tinggal semalam di Seoul,” katanya lagi di telepon
“Aku sungguh tidak tahu bagaimana lagi kalau aku pisah dari kamu, Minseo.. aku juga ingin cepat lulus supaya usaha Appa bisa aku yang pegang,”
Dia ngoceh saja sendiri pada Minseo tentang bagaimana ketika kadang dia ikut ayahnya, merasa teman bisnis ayahnya ada yang tidak atau kurang jujur dan itu membuat dia kesal.
“Minho..sebenarnya intuisi mu bagus loh.. untuk meraba perasaan seseorang,” puji Minseo ketika dia bercerita panjang lebar tadi tentang partner bisnis ayahnya
Minho merasa tersanjung dengan pujian pacar cinta lamanya itu.
“Tapi.. bukannya itu membuatmu jadi penuh curiga?,”
Minseo menjawab,”Tergantung kamu sendiri kok... kamu bisa mengaturnya.. apa mau menjadi positif.. atau negatif..”
“Ah.. Minseo pintar sekali.. itu sebabnya aku malas pisah sama kamu,” Minho kembali cemberut.
Minseo menebak ekspresinya walau mereka hanya saling menelepon,”Pasti.. sedang cemberut, hehe”
“Eh.. kenapa kamu bisa tahu??,” tanya Minho heran
“ewww.. kamu bukan perempuan yang hebat supernatural begitu kan?? Naega geugeos-eul joh-ahaji anh-a (Aku enggak suka itu) ,”
Minseo bercanda padanya,”Aku kan sudah lama kenal kamu.. jadi.. tahu kebiasaan mu dong??,” dia bicara pada Minho justru dengan menunjukkan kemampuan supernaturalnya.. memasak di Flat nya dengan hanya menggerakkan bola matanya ke kiri dan ke kanan, sementara tangannya justru memegang HP dan dia duduk santai.
Minho jadi tertawa kecil seperti anak-anak yang manja,”Eh.. iya juga.. hihi.. aku kangen banget sama kamu”
“sudah dulu ya.. aku lapar nih.. aku belum makan,” kata Minseo.
“Nanti dulu,” Minho mencegahnya
“Aku harus makan nih.. aku lapar sekali, Minho.. nanti masakanku dingin,” balas Minseo
“Loh.. kapan kamu masak, sayang??,” Minho heran lagi
Minseo lupa,”aduh.. aku lupa”, katanya dalam hati, lalu,”ah.. sudah sebelum kamu telepon aku kok... waktu kamu telepon aku.. masak ku sudah selesai.. yah.. dingin deh”
Minho hanya tertawa dari kejauhan sana,”Iya deh.. aku sayang kamu.. selamat makan, Minseo.. tidur yang nyenyak ya.. sehabis itu.. supaya kamu bisa gemuk sedikit, hehe”
“Minho menyebalkan..,” balas Minseo. Disana Minho malah tertawa manja. Lalu dia menutup sendiri teleponnya untuk Minseo.
“eeehh... hampir saja aku lupa... ah,” Minseo lalu duduk dan makan masakannya yang sebenarnya baru selesai dimasak.
Dia duduk saja makan sampai selesai, pikirannya melayang-layang ke Seoul untuk esok dan seterusnya,”Minho tidak akan pernah dan boleh tahu tentang kemampuan supernaturalku.. aku sudah lelah.. aku juga tidak ingin pindah ke lain hati”, lalu dia melanjutkan makannya sampai selesai dan pergi tidur.

Esoknya, pagi sekali, Minseo dan Manager Ho sudah terbang dari Busan ke Seoul. Mereka janji akan bertemu pihak dari perusahaan Minho sekitar jam 10 pagi, jadi tidak boleh terlambat sama sekali, atau kontrak gagal. Sampai juga mereka diperusahaan Minho. Kali itu, Lee senior tidak mengawasi, dia sedang ada ditempat lain untuk urusan bisnis juga.
Mereka bicara panjang lebar tentang kerjasama untuk jangka waktu 1 tahun ke depan pengadaan jenis kain.
“Deal.. terima kasih, Lee-ssi,” kata Manager Ho, menjabat tangan Minho
Minho senyum pada orang itu,”Ya.. semoga kerjasama kita lancar dan saling baik”
Minseo lalu menunduk hormat pada Minho. Mereka keluar ruangan. Minho janji akan traktir mereka makan siang bersama.

“Jadi.. Lee-ssi ini baru belajar berbisnis?? Hebat sekali..,” kata Ho memuji Minho
Minho jadi agak malu-malu dipuji,”Ah.. tidak Ho-ssi.. sebenarnya sudah lama.. tetapi karena aku sibuk kuliah.. jadi tertunda membantu ayah ku”
“kemarin juga kan.. yang bernegosiasi Lee-ssi ini,” kata Minseo pada Ho
Ho tertawa,”Ya.. ya.. Nona Park yang bilang begitu juga padaku.. tidak menyangka.. masih usia muda sudah bisa berbisnis dengan baik.. semoga aja usaha kita panjang dan perusahaan Anda begitu puas dengan kami,”
“kami harap begitu juga, Ho-ssi.. mari bersulang,” Minho mengangkat gelas nya
Mereka lalu bersulang, banyak bicara, lalu pulang sampai sore.
Ho pulang sendirian, Minho mengantarkannya sampai bandara dengan senang hati.
Mereka saling berjabat tangan, puas untuk kerjasama awal, untuk kemudian 1 minggu ke depan barang sudah akan tersedia.
“Hati-hati, Ho-ssi.. saya pulang besok.. mian habnida,” kata Minseo menunduk hormat pada atasannya itu
Ho tertawa santai,”ya.. ya.. aku mengerti kamu kangen keluargamu, hehe”
Minho senyum saja, dia pikir sepertinya memang Ho tidak tahu kalau dia dan Minseo pacaran. Mereka lalu berpisah dengan Ho.

Minho teriak senang ditempat seperti biasa, tower biasa mereka bertemu.
“Yeeeeeeee!!!!! Akhirnya.. aku bisa sama kamu lagi berduaan!,”
Minseo senyum saja lihat tingkah Minho. Cowok itu lalu merangkulnya.
“Janji loh.. jangan pergi jauh-jauh lagi,”
Minseo mengangguk,”Ye.. yagsog,”  
“Eh.. bintang jatuh!,” Teriak Minho. Dia malah memejamkan matanya
“Ayo.. pejamkan matamu, Minseo!”, sambil memegang tangan Minseo.
Minseo menuruti saja, Minho ternyata berdoa.
Hananim...aku mau terus dengan Minseo.. jangan pisahkan kami”
Minseo senyum dengan mata terpejam mendengar doa yang dipanjatkan Minho. Dia malah membuka matanya dan mencium Minho yang sedang berdoa.
“terima kasih, Minho.. aku baru menyadari, kalau Minho cinta sejatiku,” katanya, lalu tersenyum.
Minho membuka matanya, lalu dia berdiri, malah mencari seperti ranting rumput yang kering.

“Cincin dariku.. masih ada kan??,” katanya pada Minseo.
Minseo mengangguk,”Masih.. mana bisa aku buang? Sebenarnya, walau jauhpun..aku susah jauh darimu”
“kamu jual mahal,” Minho cemberut padanya, Minseo hanya tertawa kecil saja.
“ah... mian haeyo, Minho.. aku ingin mengejar karir.. dan..kamu pasti harus sekolah,”
Minho cemberut tetapi tangannya malah asik merangkai batang kering dengan bunga kering yang ternyata dia jadikan cincin.
“kemarikan tanganmu,”
Minseo memberikan tangan kirinya pada Minho. Pelan-pelan Minho memasukkan cincin dari daun kering yang bermata bunga dandelion kering itu ke jari manis kiri Minseo.
“Nah.. aku melamarmu.. tunggu aku satu tahun lagi ya.. aku pasti lulus!,”
Minseo malah tertawa sampai dia menutup mulutnya sendiri.
“kenapa?? Aku serius kok.. aku barusan melamar kamu..,”
“heeeehhh.. ini masih lama.. aku sendiri.. baru akan diangkat menjadi manager diperusahaan itu,” jawab Minseo santai, dia senyum pada Minho
“Tapi..anggap saja ini lamaran.. berdiri deh,” ujar Minho. Dia menyuruh Minseo berdiri.

“sebentar,” katanya lagi. Dia malah mencari lagi daun-daun kering dan bunga-bunga kering lalu dia rangkaikan jadi seperti mahkota.
Minseo hanya melihat saja tingkah Minho yang seperti anak-anak.
“ternyata.. kamu pandai juga merangkai yang seperti itu ya?? Padahal.. kamu suka juga main balap mobil remote ya?? Hihi,” canda Minseo. Tapi Minho diam saja, dia serius merangkai daun dan bunga kering itu, yang dia ikat-ikat dengan batang rumput kering.
“nah.. sudah jadi,” ujar Minho, lalu dia berdiri di depan Minseo.
“Ini serius.. ,” katanya lagi
Minseo mengangguk,”Ya.. aku juga serius”
“cincin yang tadi lepas dulu,” ujar Minho. Minseo menuruti saja.
Minho lalu menaruh rangkaian bunga dan daun kering yang dibentuk mahkota itu di kepala Minseo. Lalu dia berjongkok di depan Minseo sambil kembali memasukkan cincin yang tadi dia buat di jari kiri cewek itu

“Minseo .. dangsin-eun jeowa gyeolhon hal geos-inga? nan jeongmal dangsin-i eonjenganeun uli aideul-ui eomeonidoego sip-eo... nan dangsingwa hamkke nongdam anya (Maukah kamu menikah denganku, Minseo? Aku sungguh ingin kamu menjadi ibu dari anak-anak kita suatu hari nanti.. aku serius),” Minho mengatakan kalimat itu dengan nada agak bergetar dan tatapannya serius sekali pada Minseo.
Dia pun berdiri lagi.
“kamu..serius??,” tanya Minseo, dia malah jadi heran dengan wajah serius Minho
“serius, bodoh sekali sih ah.. ini serius! Aku cinta kamu daridulu.... kalau aku yakin seorang cewek bisa jadi milikku.. aku akan selalu berusaha dekat dengannya.. yakinku sangat yakin denganmu sedari dulu,” Minho malah memeluk Minseo erat-erat.
Lama dia memeluk cewek itu.. suasana  senyap sekali.. hanya gugusan bintang berkelap-kelip dilangit cerah itu yang menemani mereka berdua.
Lalu,”Bagaimana? Diterima tidak sih?? Kamu ini..”, gerutu Minho padanya
Minseo meminta Minho melepaskan pelukannya,”Ya.. aku terima”
“Yeeeeeeeeeeee!!!!!!!!!!!! Horeeeeeeeee!!! Yes.. yes.. Yes!!!,” Minho malah teriak kegirangan. Minseo malah jadi tertawa cekikikan lihat tingkah Minho yang teriak dan berputar-putar seperti anak manja.
Minho malah mengangkat tubuh Minseo
“Hey.. turunkan aku, Minho! aku takut ketinggian!!,” teriak Minseo
“Aku akan tangkap kamu kalau kamu jatuh.. don’t worry!,” balasnya
“iya.. Tapi turunkan aku dong.. takut jatuh nih!,” teriak Minseo lagi
“Enggak.. nanti saja!,” Minho senang sekali lamarannya diterima, tapi dia terpeleset rumput yang licin dan mereka jatuh.

“aduh... kepalaku!,” teriak Minseo
Ternyata Minho sudah melindungi kepala Minseo terlebih dahulu yang jatuh dibawahnya.
“Hehe.. sudah ku bilang kan?? Aku pasti lindungi kamu kalau jatuh,” candanya, masih di atas tubuhnya Minseo.
Minho menatapnya dengan tajam.. lalu menciumnya dengan lembut.
“aku cinta kamu, Minseo.. aku sungguh serius,” katanya dengan senyum
Wajah Minseo jadi memerah malu..
“Ya.. aku juga cinta kamu, Minho,”
“Jadi.. tolong tunggu aku... satu tahun lagi saja.. sebentar kok,” senyum Minho
Minseo mengangguk ,”Ya..akan aku tunggu.. aku sudah menyadari, kalau Minho memang cowok baik untukku”
Minho senyum lalu menciumnya sekali lagi. Di bawah sinar bintang yang berkilauan, Minho berani mengatakan isi hatinya yang sebenarnya pada Minseo.. yang sejak 6 tahun lalu benar-benar dia incar dan tidak bisa pindah ke lain hati.

Minho mengantarkan Minseo sampai depan rumah. Park kaget ternyata anaknya ada di Seoul tetapi tidak menghubunginya terlebih dahulu.
“Minho??,” tanya Park
Ye.. bertemu kembali, Park-samchon,” senyum Minho, dia menunduk hormat pada orangtua Minseo
mian haeyo, Appa.. aku tidak bilang kalau hari ini aku di Seoul.. perusahaanku baru saja bekerjasama dengan perusahaan ayahnya Minho.. aku hanya punya kesempatan sampai esok pagi disini,” kata Minseo.
Park malah menepuk pundak Minho,”ah.. sudah..sudah.. ayo masuk dulu.. sudah lama kita enggak ngobrol-ngobrol.. iya kan??”
Mereka masuk ruang tamu dan duduk.
“Jadi.. kalian pacaran lagi??,” tanya Park dengan wajah genit dan kepo. Minseo menggaruk kepalanya, dia memang suka agak kesal kalau ayahnya selalu mau tahu urusan pribadi anak-anaknya
Ye, samchon.. aku tidak bisa jauh dari Minseo.. aku serius melamarnya,” kata Minho dengan senyum malu-malu pada Park
Tapi Park malah senang, dia langsung menepuk pundak Minho kencang sampai badan Minho bergeser,”Cowok hebat!! Aku suka kamu banget kalau jadi menantuku! Hahahahaha!”
“Appa...,” kata Minseo
Park menoleh pada Minseo,”Iya.. cowok hebat.. hahahaha.. tapi.. melamar dimana tadi??”
“Di Tower,” balas Minho polos.
“doh,” timpal Minseo.
Park malah tertawa,”Tower ya? Hahahaha.. waktu aku melamar ibunya dia.. di desa dekat kandang sapi, hahahaha!”. Dia meneruskan tawanya sampai terbahak-bahak.
“Appa ini,” kata Minseo, malah jadi malu
Minho melihat tawa Park yang keras, malah akhirnya jadi ikutan tertawa juga.
“uh.. kalian sama saja,” gerutu Minseo.
Park lalu malah bercerita masa pacarannya dengan isterinya.
“Aku perlu waktu bertahun-tahun mendekati ibunya.. aku incar lama, hahahaha!,” kata Park
Minho jadi ikutan tertawa,”sama dong, Samchon..aku juga sampai 6 tahun mengincar Minseo, hahaha!”
“doh.. kalian ini, ih,” Minseo malah jadi kesal.
Ibunya Minseo lalu keluar ruangannya menuju ruang tamu. Ternyata juga ada Soon Hee.
“Oppa Minho! kapan kesini??,” Soon Hee kaget senang melihat Minho ada di ruang tamu.
Minho berdiri menunduk hormat pada ibunya Minseo dan juga Soon Hee.
“Ya.. senang bertemu kembali,” katanya dengan senyum

“Jadi.. bagaimana lamarannya??,” kerling Park
“lamaran??,” tanya isterinya, heran
“Ye.. cowok ini melamar anak kita!,” jawab Park dengan pede.
Soon Hee langsung memeluk Minseo,”Asik.... Eonni dilamar!!”
Minho menggaruk-garuk kepalanya,”Ini.. belum resmi.. aku harus lulus dulu sampai tahun depan..”
Dia lalu menunduk hormat pada kedua orangtua Minseo,”aku minta maaf.. tapi aku serius janji akan segera menikahinya tahun depan.. selepas aku lulus dan bisa bekerja dengan ayahku”
Park malah tertawa,”sudah.. sudah.. enggak perlu khawatir begitu, anak muda! Semua pasti beres.. kalian pasti menikah!”
“Appa mulai lagi deh.. menebak-nebak,” gerutu Minseo, pelan, dan ternyata terdengar oleh Minho
“jadi.. Minseo suka menebak-nebak segala sesuatu.. itu dari Samchon ya??,” tanya Minho
Park tertawa lagi,”Kalau bukan dari aku.. dari siapa lagi?? Apa dari tetangga??”
Nampyeon.. tertawa mu keras sekali,” kata isterinya
“Tidak apa.. cowok ini harus bisa masuk ke keluarga kita.. kalau tidak.. ,” senyum licik Park sambil wajahnya mendekat pada Minho
“Kalau tidak... apa itu samchon?,” tanya Minho agak gugup
“Kalau tidak.. akan ada banyak hantu mengejarmu... hiiiiiiiii,” Park berekspresi dengan wajah menyeramkan membuat Minho takut
“Appa, ah.. suka godain orang,” keluh Minseo.
Park tertawa keras.
Minho mengelus dadanya,”aku enggak akan bohong .. aku serius.. hanya aku harus tunggu lulus.. aku akan kembali dengan membawa kedua orangtuaku”
“Ya.. ya.. kami tunggu,” senyum lebar Park.

Esoknya, Minseo kembali ke Busan lagi. Hari-hari berlalu.. sampai tahun depan.
“Lulusssssssss!!!!!!!! Yeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!,” Minho melempar topi wisudanya ke langit
Dia langsung berlari menuju Minseo dan memeluknya.
“Aku lulus!!,” katanya teriak-teriak
Sementara kedua orangtua Minho melihat anaknya sangat senang dan bahagia juga jadi ikut senyum dan senang.

Satu tahun berikutnya..
“Lee Minho.. now... you may kiss your bride,”
Minho lalu mencium Minseo di depan banyak peserta undangan, mereka menikah..
Tawa dan canda memenuhi peristiwa itu.. mereka bahagia...
“Tepat seperti semuanya apa yang diucapkan oleh peramal Kang,” senyum Minho dimalam pertama mereka.
Minseo sebenarnya tidak suka Minho yang terlalu percaya ramalan, tapi dia coba tersenyum saja...karena memang apa yang dikatakan oleh peramal itu sedang tepat.
“Aku akhirnya dapat kamu juga... aku harap-harap cemas dengan perkataan yang pernah diucapkan peramal Kang beberapa tahun yang lalu,” kata Minho lagi
“Tapi sekarang sudah tidak lagi kan??,” tanya Minseo
Minho mengangguk,”Tapi..aku harus tetap pergi ke beliau setelah ini...”
“Ya ampun, Minho.. untuk apa??,” tanya Minseo heran
“Supaya kita tahu.. habis menikah ini.. kita harus apa..,” senyum Minho.
Dia ingat, 3 hari sebelum menikah, mereka pergi ke peramal Kang dan peramal itu mengatakan,”Kehidupan rumahtangga kalian akan mendapatkan masalah.. terutama dari sisi Nona Park... dan Tuan Lee sebaiknya memasang koin yang digantungkan di depan pintu.. untuk menolak kesialan yang masuk rumah kalian”
Tapi Minseo berkata pada peramal itu,”Sepertinya tidak perlu, Tuan Kang... sebab ini sudah jaman modern..”
Tapi Minho malah menjawab,”Jangan begitu dong, sayang... banyak sekali ramalan Tuan Kang yang benar-benar terjadi pada ku... jadi, Tuan Kang..aku akan lakukan”
Minseo mengingat itu lagi dan berubah air mukanya, dia tidak suka,”Aku tidak suka.. kita kan bisa membangun kehidupan kita tanpa peramal itu”
Minho langsung cemberut, dia melipat kedua tangannya di pinggang, sama sekali tidak menatap mata Minseo, hanya cemberut duduk diatas tempat tidur.
Minseo mendiamkannya, dia fikir, nanti juga akan sembuh sendiri cemberutnya kalau sudah capek.
“Aku tidur dulu,” kata Minseo, dia menarik selimut, setelah beberapa puluh menit mereka saling diam.
Minho yang awalnya cemberut langsung berubah lagi air mukanya,”Aku juga..hehe”
Minseo tertawa, lalu menutup muka Minho dengan telapak tangannya,”Jelek sekali kalau cemberut”
Minho menariknya dan menutup tubuh mereka dengan selimut...
Perseteruan sepertinya akan terjadi antara peramal Kang dengan Minseo...


Bersambung ke part 13...