Cerita ini hanya fiksi imajinasi belaka. Gak usah dipikirin kenapa begini,
kenapa begitu.. Cuma keisengan diri saja yang ingin mengimajinasikan bebeb Lee Minho.
Adapun jika ada nama dan tempat yang
kebetulan sama, itu gak sengaja, hehehe.
Minho akhirnya kepusingan sendiri dengan
taktiknya. Dia jadi terikat dengan apa yang sudah ayahnya Aiko-Kohashi-
katakan. Dia termenung saja ketika beberapa kali jam jam kuliah. Itu bikin
Ichirou bingung.
“kamu kenapa lagi.. masalah sama ibu
mu??,” tanya Ichirou
Minho mengangguk,”bukan Cuma sama
orangtuaku.. tapi sama orangtua Aiko chan,” balas Minho, datar. Dia malah iseng
corat coret buku.
“kenapa..enggak coba di aborsi aja sih??,”
Ichirou malah menyampaikan ide gila
Minho langsung menoleh padanya dan matanya
sedikit terbelalak,”what?? Gila”
Ichirou malah santai,”ah...biasa aja
dong... seperti itu sudah biasa,”
“gila namanya... bisa celaka Aiko chan
kalau begitu,” jawab Minho. Walau memang berpura pura, dia enggak nyangka kalau
temannya ternyata punya ide gila. Mungkin karena dianggapnya serius.
Ichirou garuk dahinya,”trus.. maunya
bagaimana??”
Ichrou malah justru mentertawakan Minho,”hahahaha..
ih.. ini aku hidup di jaman apa ya?? Sudah abad ke 21 kan??? Lihat lihat
kalender dulu,” dia lalu melihat jam tangannya dengan tanggalan.
Minho menepis tangannya Ichirou yang
melihat jam nya sendiri,”sudah perjanjian dengan orangtuanya Aiko chan,”
Ichirou kaget,”hah?? Sampai gimana sih..
kok bisa kamu stress banget??,”
“kalau belum tahu.. makanya tanya,” balas Minho
judes,”aku ini diancam ayahnya.. jadi.. bagaimanapun.. enggak bisa yang namanya
main aborsi”
Ichirou kaget lagi,”ah.. sampai
segitunya??”
Minho mengangguk.
“wah... bingung banget deh jadinya,”
tambah Ichirou.
“harus bagaimana dong?,” tanya Minho.
Barangkali dia mendapatkan jawaban bantuan dari Ichirou
“wah... yah..gak ada jalan lain deh,”
balas Ichirou
Minho malah jadi mikir dalam
hatinya,”wah.. aku beneran salah langkah... si Ichi kun juga begini sarannya..”
“tapi.. mau gimana lagi ya?,”keluhnya lagi
dalam hati
“jadi.. kamu harus melakukan apa yang
ayahnya Aiko chan bilang loh, Minho kun..aku gak bisa apa apa,” kata Ichirou
“iya deh.. orangtuaku sebentar lagi mau
datang nih.. kamu.. ikutan ya?,” kata Minho
Ichirou bingung,”apa.. gak terkesan ikut
campur tuh??”
Minho menggeleng,”gak... aku bilang kamu
best friend ku”
“ibu dan ayah kecewa sekali dengan apa
yang kamu lakukan.. dan.. kamu belum kenal Minho kun itu kan??,” kata Kohashi
Aiko disidang hari itu. Semua keluarga
inti kumpul.
“kamu nekat sekali, Aiko chan.. kamu
sekolah kedokteran.. tapi kamu malah enggak tahu sama sekali efeknya,” kata
kakaknya, Akira. Dua kakaknya sangat marah dengan apa yang terjadi pada Aiko
dan Minho.
“aku..minta maaf pada semuanya,” balas Aiko
“kamu sudah tahu
kan.........konsenkuensinya apa akibat ini semua??,” tanya ayahnya lagi
Aiko menunduk hormat pada ayahnya,” iya,
ayah.... aku akan siap menerima itu,”
“tandanya.. kamu sudah tidak akan lagi
mendapatkan uang dari kami.. kamu harus bekerja untuk mencukupi segala
kebutuhan,” kata ibunya
“kenapa kamu sampai senekat ini sih?? Hontou ni baka (bodoh sekali-red),”
tanya kakaknya yang paling besar, seorang dokter juga, Kumiko.
Aiko malah menunduk saja...rasanya, dia
sungguh menyesal berbohong, tapi dia juga enggak mau kehilangan Minho.
“kamu juga belum bertemu dengan orangtua
cowok itu kan?? Bagaimana kalau dia kabur, huh?,” kata Kumiko lagi, kesal
sekali.
“enggak, kak Kumiko.. Minho kun enggak
begitu,” balas Aiko pelan
“yakin sekali deh kamu... enggak belajar
dari sekeliling,” balas Kumiko lagi,”kalau perlu..aku ketemu dengan dia”
“aneh sekali anak ayah... padahal daridulu
tidak pernah yang namanya membantah..,” kata Kohashi.
“besok aku akan ke kost mu.. kita bertemu
cowok itu,” kata Kumiko, dia berdiri, lalu meninggalkan ruangan.
“Aiko chan.. apa..kamu benar benar
dimarahi orang tuamu?,” Minho telepon pelan pelan suaranya.
“ya..aku dimarahi, Minho kun..mereka minta
kamu datang lagi,” bisik Aiko juga. Dia masih berada di rumah orangtuanya.
“ah..sepertinya aku salah taktik,” balas Minho
lagi
“orangtua mu... bagaimana??,” tanya Aiko
“mereka mau datang kesini.. mereka juga
memarahi aku..dan ingin ngobrol sama kedua orangtuamu,” suara Minho jadi
sedikit jutek
“sudahlah, Minho kun..kita akhiri saja
deh.. aku capek,” keluh Aiko
“kuliahku nanti bisa turun
nilainya,”lanjutnya lagi
Minho memang dasar keras kepala, dia tetap
mau melanjutkan sandiwara ini.
“kamu..mau aku bunuh diri ya??,” tanya Minho,
lagi lagi judes.
Aiko kaget dengan pertanyaan pacarnya
itu,”jangan, Minho kun.. kamu jangan nekat”
“ya...kalau gak mau dilanjutkan..besok aku
ada di koran,” balas Minho judes
“Minho kun...jangan nekat.. jangan seperti
itu,” Aiko panik lagi dengan kelakuan pacarnya yang seperti anak anak itu
Minho langsung menutup telepon nya tanpa
ba bi bu.
Dia ngedumel lalu menendang meja
belajarnya.
“uh...,”dia kesal. “kalau begini terus..
aku beneran akan ancam eomma dan appa,”
Tiba tiba, sms dari Aiko datang padanya,”Minho
kun...kamu baik baik saja kan?”
Minho diam saja.. dia hanya melihat sms
itu dan lanjut mengerjakan tugasnya..
Sampai dua jam berikutnya, Aiko mencoba
meneleponnya, tapi Minho sama sekali tidak mengangkat. Aiko makin gusar, takut Minho
benar benar nekat bunuh diri.
Aiko bolak balik di dalam kamarnya.
Kumiko mendadak masuk.
“dou
shite?,” tanya Kumiko
“Minho kun... tadi..dia mengancam ingin
bunuh diri, Nee chan,” wajah Aiko panik.
“Nani??
Dia senekat itu??,” Kumiko kaget sendiri dengan berita dari adiknya tentang
pacarnya itu
Aiko mengangguk,”Minho kun itu.. sama
sekali tidak polos, Nee chan.. dia pintar,”
“anak anak sekali... biar dia bunuh diri,”
balas Kumiko judes
“Nee chan..aku malah jadi takut,” kata Aiko,
dia menatap wajah kakaknya
Disana.... Minho masih diam saja..aslinya
dia galau...tapi dia berusaha tetap mengerjakan tugasnya di kamar kost nya.
“kalau dia lelaki dewasa..dia akan balas
sms mu,” kata Kumiko
Aiko hanya menunduk, dia
lesu,”ya..baiklah”
“kamu itu terlalu penurut dengan
pacarmu..apa hebatnya dia sih??,” Kumiko judes pada adiknya sendiri.
“dia baik, Nee chan,” balas Aiko
“ah.. baik.. semua juga bisa baik..tidak
cukup hanya dengan bilang baik,” balas Kumiko lagi
“sudahlah...bilang sama Minho mu
itu..besok aku temui dia,” Kumiko lalu pergi dari kamar adiknya
Minho masih diam saja, dia cuma lihat sms
dari Aiko.
“malas ah,” trus dia lanjut lagi tugas
kuliahnya
Aiko akhirnya terus misscall dia.
“ih... nyebelin banget sih.. enggak tahu
apa kalau lagi banyak tugas??,” gerutu Minho
Akhirnya dia angkat juga,”apaan sih?”,
jawabnya mendadak judes
“aku pikir..tadi kamu nekat bunuh diri,” kata
Aiko dengan suara lembut
“gak,” balas Minho singkat
Lalu, “orangtua ku mau datang kesini..
besok,”
“ya..kita memang enggak bisa begini terus,
Minho kun,” balas Aiko
“ya.. aku tahu,” balas Minho lagi, singkat
Mereka diam sejenak...
“besok.. aku dan orangtuaku akan ke rumah
mu,” kata Minho lagi
“aku akan katakan pada orangtua ku kalau
begitu,” jawab Aiko
“ya sudah,” balas Minho. Dia menutup lagi
teleponnya.
“jadi??,” tanya Kumiko. Ternyata dia balik
lagi
Aiko menoleh pada kakaknya itu,”besok..
orangtua nya mau datang ke sini, Nee chan”
“oh.. bagus sekali.. besok kami tunggu,”
dan.. dia keluar lagi dari kamar adiknya.
“apa yang kamu pikirkan.. ingin bunuh
diri! Kamu sudah gila ya, Minho?? Jangan buat ibu sedih, Nak..,” ibunya
menangis di telepon
“kalian tidak setuju aku bersama pacarku..
ya.. aku mau bunuh diri saja,” balas Minho
“bukankah.. besok ibu dan ayah mu mau ke
sana, Nak? Tolong jangan buat susah ibu dan ayahmu,” balas ibunya lagi
“aku tunggu ibu dan ayah kesini,” balas Minho
datar
Minho memang anak yang dimanja banget.
Adik adiknya cewek dan dia satu satunya cowok. Jadi, apa apa yang berhubungan
dengan sekolah/kuliahnya, atau hal hal lain, Minho bakal ditururi
permintaannya.
“kalau eomma gak suka... gak usah kesini..
aku selesaikan sendiri masalah ku,” balas Minho lagi
“tidak.. eomma dan appa mu akan kesana
esok.. kami sudah pesan tiket,” balas ibunya, masih dalam keadaan sedih
“ya, baiklah.. aku tunggu..,” balas Minho.
Percakapan berakhir
“akhirnya!,” Minho senang.. dia meletakkan
kedua tangannya di kepalanya.. santai sejenak.
Di rumah keluarga Aiko..
“ini semua.. kesalahan anak saya, Tuan
Kohashi.. kami minta maaf,” kata Lee, ayahnya Minho.
Minho pura pura berdiri menunduk.. padahal
matanya melirik genit sama Aiko.
“hihihihi... mudah mudahan berhasil,”
katanya dalam hati, kecentilan sendiri.
“semuanya bersalah.. baik anak mu atau
anak saya,” balas Kohashi. Suaranya benar benar tegas.
“mudah mudahan Ayah tidak mengusir
keluarga Minho kun,” kata hatinya Aiko, dia malah panik, takut ayahnya ngamuk
lagi.
Ternyata tidak. Walau terlihat tegas,
ayahnya berusaha bersikap ramah menyambut tamu.
“kita harus punya kesepakatan. Saya
pribadi kecewa dengan anak saya.. tapi, dia tetap harus meneruskan kuliah. Apa
.. anak anda sudah memberikan informasi sebelumnya..kalau keluarga saya
mengajukan persyaratan??,” kata Kohashi
Lee menghormat,”ya.. kami minta maaf
dengan kelakuan anak kami”
“lalu??,” tanya Kohashi lagi
“Kami menyanggupi,” jawab Lee.
“Menyanggupi untuk bisa membiayai kuliah
anak saya.. dan juga kebutuhan rumah mereka??,” tanya Kohashi
Lee menunduk hormat,”ya,”
“yes.. yes.. yes!,” Minho kesenengan dalam
hatinya.
“baiklah.. tanda tangan disini,” ternyata
Kohashi mengeluarkan semacam surat kontrak
“Otoosan.. kenapa pakai surat kontrak
segala??,” Aiko bingung dengan langkah yang diambil ayahnya.
“ini demi jaminan hidupmu juga,” balas
ibunya Aiko
“okaasan.. ini keterlaluan,” balas Aiko
“jangan melawan.. kamu sudah menyusahkan
kedua orangtuamu,” kata ayahnya, Kohashi
Aiko akhirnya cuma bisa pasrah. Sebenarnya
dia takut pacarnya, Minho, dapat ancaman dari keluarganya.
Sikap Minho berlawanan sekali dengan
keinginan kedua orangtuanya. Orangtuanya ingin dia kuliah, pintar, dan selesai.
Eh.. dia malah mengambil jalan yang lain. Dan mereka sangat takut kehilangan
anak laki satu satunya itu.
“kami akan membicarakan semuanya disini..
kalian ..silahkan keluar,” kata Kohashi.
Kumiko, Akira, Aiko menunduk hormat pada
orangtua mereka, dan keluar ruangan. Lalu, Minho mengikuti juga. Ayah Aiko
seorang tentara, jadi, bisa dibayangkan kerasnya seperti apa.
“Kami memang sengaja membuat hitam diatas
putih..ini demi kepentingan bersama,” Kohashi menegaskan kembali.
“Kami menerima semua persyaratannya,” Lee
menunduk hormat, lalu diikuti isterinya.
“Jadi.. setelah ini.. kami menyerahkan
semua urusan finansial berupa kuliahnya kepada pihak keluarga Lee.. dan..
seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, anak Anda, Minho menyetujuinya..
Kami mesti berlaku tegas.. karena anak Anda sendiri menyanggupinya,”
Lee dan isteri benar benar diam dihadapan
Kohashi. Disana memang tertulis “Jika semua tidak berjalan lancar, proses akan
dilanjutkan ke pengadilan”, hal yang menyeramkan.
Kumiko dan Akira duduk di depan Minho.
“Jadi..kalian baru kurang dari 3 bulan
pacaran.. berani seperti itu??,” tanya Kumiko, judes pada Minho
“aku cinta adik mu, kok.. memangnya
salah?,” balas Minho, judes lagi. Dia berani menatap mata kedua kakaknya Aiko
Aiko benar benar bingung, dia cuma diam
saja lihat kedua kakaknya dan pacarnya saling memandang curiga.
“apa..keluargamu sanggup dengan urusan
ini?,” tanya Kumiko lagi
“merendahkan kemampuan keluarga ku??
Keluarga mu.. kami beli juga bisa,” balas Minho sinis.
“sudah lah, Kumiko Nee chan.. Akira Ni
chan.. Minho kun.. ,” kata Aiko
“Aiko chan.. kamu tidak tahu.. kalau kamu
akan menikah dengan anak orang kaya di korea selatan,” balas Minho lagi
“aku sama sekali tidak memandang hartamu, Minho
kun,” balas Aiko
“memang tidak.. tapi keluarga mu
merendahkan ku.. padahal.. disitu ada anakku juga,” balas Minho lagi, dia jadi
sengit
Akira berdiri dan marah, dia mengancam Minho
dengan mengangkat kerah pacar adiknya itu,”Dengan kamu mengatakan kamu bisa
membeli keluarga kami.. itu sudah penghinaan berat!!,” dia mendorong Minho dan Minho
terjatuh.. lalu ingin menghampiri dan ingin menendangnya.
Tapi ketika Akira memukul, Aiko secepat
itu memeluk Minho dan akhirnya.. malah badan Aiko yang tertendang kakaknya
sendiri.
Dia mengaduh. Minho malah panik dan marah.
Minho marah, dia ngamuk menonjok Akira,”Aiko
chan pacarku.. adik kamu juga!”
Wajah Akira sembab di tonjok Minho. Kumiko
berteriak.
Kohashi, isterinya, Lee dan isterinya
keluar dari ruangan, melihat Minho yang masih menonjok Akira.
Lee berteriak memisahkan anaknya dengan Akira,
lalu Minho ditampar ayahnya sendiri.
“Plak!,” suara tamparan
“sadar kamu... Minho! Kita sedang di rumah
orang.. tidak sopan!,” ayahnya ternyata bisa marah juga.
“aku minta maaf,” Lee menunduk hormat pada
Akira.
“dia sudah menendang pacarku..adiknya
sendiri,” balas Minho, dia sibuk membereskan bajunya.
“Kami sudah membicarakan semuanya.. jangan
sampai semua gagal karena kalian semua tidak bisa menahan marah!,” Kohashi
membentak anaknya juga, Akira
“gomen,
otoosan (maaf ayah-red),” balas Akira. Wajahnya masih memendam tidak suka
pada Minho.
Aiko berusaha bangun.. dia meringis
kesakitan memegang perutnya.
“sakit sekali,” keluhnya
Minho mencoba membangunkannya.
“eh?? Apa ini??,” kata Minho. Dia ternyata
melihat rok pacarnya berdarah.
Aiko akhirnya pingsan sendiri. Jatuh di
depan Minho.
Kumiko kaget, dia menyuruh Minho membopong
adiknya ke kamar.
“biar aku periksa sendiri,” kata Kumiko
Minho bingung sendiri.. di luar kamar..dia
malah bolak balik seperti setrikaan.
“apa..memang dia hamil.. karena waktu
itu..??,” katanya dalam hati. Dia ingat kejadian di ruangan tempat mereka
kumpul.
Semua anggota keluarga menunggu diluar
kamar
Kumiko keluar dengan wajah agak
pucat,”aborsi spontan, otoosan,”
Kohashi kaget.
“apa?? Jadi Aiko beneran hamil??,” Minho
kaget dalam hatinya. Sandiwara mereka ternyata jadi kenyataan!
Dia lalu malah menghampiri Akira dan
menonjoknya lagi
“Minho.. berhenti kataku!!,” ayahnya, Lee,
teriak
“SUDAH!,” Kohashi teriak. Semuanya diam.
Termasuk Minho, tidak lagi menonjok Akira.
“tidak apa apa..tapi aku harus membawa dia
ke rumah sakit.. alat kita kurang, ayah,” kata Kumiko
Minho lalu masuk dan buru buru membopong
pacarnya itu.
“mana mobilnya??,” katanya gusar
Kumiko melihat Minho yang sigap jadi bersimpati
sedikit, kalau dia teringat apa kata Aiko, aslinya Minho baik.
“jalan sini,” kata Kumiko. Akhirnya yang
paling repot hanya Minho dan Kumiko
“kalian semua disini saja... biar aku dan Minho
kun yang tangani,” kata Kumiko kepada semuanya, sementara Minho membopong
pacarnya itu ke dalam mobil, berbaring di belakang.
“Ibu ikut, “ kata ibunya Kumiko
“tidak usah, okaasan.. kalian disini
saja.. maaf,” lanjut Kumiko lagi. Dia pun melarikan mobilnya ke RS tempat dia
bertugas
“Demi Tuhan.. aku benar benar enggak tahu
kalau ini semua beneran terjadi,” kata hatinya Minho. Dia gusar, takut pacarnya
meninggal karena aborsi spontan.
“apa..Aiko chan bisa selamat?,” kata Minho
pada Kumiko
“aku usahakan yang terbaik,” balas Kumiko.
Dia buru buru melarikan ke RS, dan mereka sampai.
Kumiko segera membawa adiknya ke ruangan
khusus.
“tunggu disini saja,” katanya pada Minho
Minho menurut, dia duduk di kursi
tunggu,”aku sungguh enggak tahu”, keluhnya dalam hati.
Tak berapa lama, Kumiko kembali dengan
melipat baju dokternya
“Aiko selamat,” katanya pada Minho
“terima kasih, Nee san,” kata Minho
menunduk hormat
Kumiko malah senyum pada Minho, padahal
sebelumnya mereka berantem mulut.
“kamu boleh masuk ke ruangannya, Minho
kun,” balas Kumiko
“Minho kun,” kata Aiko, suaranya pelan
“aku enggak nyangka.. kalau sandiwara kita
ternyata beneran terjadi,” kata Minho, suaranya juga pelan, dia jadi menyesal
juga.
“tapi.. kamu tidak apa apa kan??,”
lanjutnya lagi. Dia menggenggam tangan pacarnya itu
Aiko menggeleng,”kata Kumiko Nee chan..aku
bisa pulang besok”
“ya.. tapi... jangan capek capek dulu..
aku menyesal..maafkan aku,” kata Minho.
Aiko malah senyum pada pacarnya itu.
“gak apa, Minho kun..aku juga salah.. aku
enggak tahu kalau begini juga jadinya”
Minho mengelus elus tangan pacarnya.
Lalu keluarga Minho dan Aiko pun datang.
“percepat saja semuanya,” kata Kohashi.
“kamu.. baik baik aja kan..sayang??,”
ibunya panik
“aku baik. Okaasan.. aku minta maaf,”
balas Aiko, suaranya masih pelan
“dia boleh pulang besok,” kata Kumiko.
“terima kasih, Nee chan..sudah
menyelamatkanku,” kata Aiko, senyum.
“bagaimana kalian bisa tidak tahu yang
seperti ini?? Terutama kamu, Aiko chan,” balas Kumiko lagi
“Sudah,” kata Kohashi, singkat pada Kumiko.
Kumiko diam.
“Besok.. kita harus selesaikan semuanya,”
kata Kohashi lagi pada Lee dan isterinya
“baiklah,” balas Lee.
“aku disini saja,” kata Minho.
“tidak.. pulang saja dengan orangtua mu,”
balas Kumiko.
Minho dan kedua orangtuanya pulang,
tinggal di kost nya Minho.
“kamu ini.. kami menyekolahkan mu untuk
pintar.. bukan untuk menikah!,” Minho dimarahi ayahnya
Dia agak takut dengan ayahnya, walau
sebenarnya, ayahnya sendiri juga memanjakannya.
“Tapi..ini benar benar penting, Appa..
dan.. bagaimana sekarang?? Kalaupun memang sudah terjadi.. diputuskan juga.
Tidak baik kan??,” Minho membela dirinya
“Alasan,” balas ayahnya,”dan sekarang..
kamu tetap harus bertanggung jawab.”
“kami tidak akan 100% membiayai kamu dan
calon isterimu itu.. silahkan kamu bekerja,” lanjut ayahnya lagi
Minho tidak setuju. Ayahnya tetap bersikeras
“kalau kamu tidak mau bekerja.. ayah akan
usir kamu dan tidak akan menganggap sebagai anak”
Ternyata ayahnya bisa galak juga! Minho
pun ngeper diancam bakalan diusir dan tidak diakui sebagai anak lagi.
“bagaimana...setuju bekerja...atau tidak
menjadi anakku??,” tawar ayahnya.
“Suamiku....kamu jangan jahat padanya,”
ibunya membelanya
“dia harus diajari supaya mandiri.. kamu
memang pintar dan tidak pernah mengecewakan kami, orangtuamu, Minho...walaupun
kamu manja terhadap kami.. tapi kali ini.. kamu menyusahkan kami...,” keluh
ayahnya.
Minho diam saja.. lalu pada
akhirnya,”baik.. aku akan mencari kerja,”
“Bagus.. sisanya, tetap akan aku bantu,”
balas ayahnya lagi
“itu baik untuk mu juga.. seharusnya, kami
sama sekali sudah tidaklagi membiayai mu,” lanjut ayahnya lagi.
Setelah itu, ayahnya masuk kamarnya,
bersama ibunya. Minho tidur di depan.
“salah taktik dan akhirnya menyebalkan..
benar benar aku tidak tahu... kejadian itu ternyata bikin dia beneran hamil,”
keluh Minho, dia berbaring, wajahnya menghadap lurus langit langit.
“terpaksa cari kerja.. ternyata Appa keras
juga... tapi.. gimana lagi?? Kalau sudah begini.. ya.. aku tidak bisa lari,”
Dia akhirnya duduk lagi dan membuka
laptopnya,”harus mencari proyek animasi”
Dia mencari cari lowongan kerja di
kampusnya dan kebetulan ada. Lalu dia pun melamar via online.
“gak kebayang... gimana rasanya kerja
sambil kuliah, huh,” gerutunya di depan laptopnya.
“aku benar benar kaget.. ternyata ini
semua kenyataan,” kata Aiko dalam hatinya
“apa.. Minho kun tetap akan bertahan pada
prinsipnya... dan tidak melempar aku??,” lanjutnya lagi. Dia gusar.. bisa saja Minho
membatalkan semuanya dan pergi meninggalkannya.
“kamu sama sekali tidak tahu.. kalau kamu
ini hamil??,” tanya Kumiko, duduk disampingnya
Aiko menggeleng.
“memang baru 1 bulan umurnya,” balas Kumiko
lagi
“aku sungguh tidak tahu, Nee chan.. aku
pikir..semua ini tidak terjadi”, kata Aiko
“kalian berani sekali.. masih muda.. ,”
balas Kumiko lagi
“apa.. nanti aku akan ditinggalkan Minho
kun??,” tanya dia pada kakaknya
“coba saja kalau berani,” balas Kumiko,
senyum pada adiknya
“sekarang.. kamu tidur.. besok harus
pulang dan aku juga harus jaga sekarang,” lanjutnya lagi
“baiklah Nee chan.. terima kasih,” balas Aiko
ramah
Minho dan Aiko ditempat yang berbeda sama
sama gusar.. galau abis..Aiko bingung memikirkan Minho.. Minho bingung, kenapa
gurauan dia ternyata menjadi kenyataan. Dia pun terpaksa menjadi pekerja muda,
demi tambahan uang.
Bersambung ke Part 6....