This is me....

Senin, Februari 10, 2014

Pernikahan ½ (Part 5: Salah Sendiri )

Cerita ini hanya fiksi imajinasi belaka. Gak usah dipikirin kenapa begini, kenapa begitu.. Cuma keisengan diri saja yang ingin mengimajinasikan bebeb Lee Minho.  Adapun jika ada nama dan tempat yang kebetulan sama, itu gak sengaja, hehehe.

Minho akhirnya kepusingan sendiri dengan taktiknya. Dia jadi terikat dengan apa yang sudah ayahnya Aiko-Kohashi- katakan. Dia termenung saja ketika beberapa kali jam jam kuliah. Itu bikin Ichirou bingung.

“kamu kenapa lagi.. masalah sama ibu mu??,” tanya Ichirou
Minho mengangguk,”bukan Cuma sama orangtuaku.. tapi sama orangtua Aiko chan,” balas Minho, datar. Dia malah iseng corat coret buku.
“kenapa..enggak coba di aborsi aja sih??,” Ichirou malah menyampaikan ide gila
Minho langsung menoleh padanya dan matanya sedikit terbelalak,”what?? Gila”
Ichirou malah santai,”ah...biasa aja dong... seperti itu sudah biasa,”
“gila namanya... bisa celaka Aiko chan kalau begitu,” jawab Minho. Walau memang berpura pura, dia enggak nyangka kalau temannya ternyata punya ide gila. Mungkin karena dianggapnya serius.
Ichirou garuk dahinya,”trus.. maunya bagaimana??”
Minho jadi galau sendiri,”kekkon shitai.. hoka ni nani?? (nikah lah..apa lagi?-red),”
Ichrou malah justru mentertawakan Minho,”hahahaha.. ih.. ini aku hidup di jaman apa ya?? Sudah abad ke 21 kan??? Lihat lihat kalender dulu,” dia lalu melihat jam tangannya dengan tanggalan.
Minho menepis tangannya Ichirou yang melihat jam nya sendiri,”sudah perjanjian dengan orangtuanya Aiko chan,”
Ichirou kaget,”hah?? Sampai gimana sih.. kok bisa kamu stress banget??,”
“kalau belum tahu.. makanya tanya,” balas Minho judes,”aku ini diancam ayahnya.. jadi.. bagaimanapun.. enggak bisa yang namanya main aborsi”
Ichirou kaget lagi,”ah.. sampai segitunya??”
Minho mengangguk.
“wah... bingung banget deh jadinya,” tambah Ichirou.
“harus bagaimana dong?,” tanya Minho. Barangkali dia mendapatkan jawaban bantuan dari Ichirou
“wah... yah..gak ada jalan lain deh,” balas Ichirou
Minho malah jadi mikir dalam hatinya,”wah.. aku beneran salah langkah... si Ichi kun juga begini sarannya..”
“tapi.. mau gimana lagi ya?,”keluhnya lagi dalam hati
“jadi.. kamu harus melakukan apa yang ayahnya Aiko chan bilang loh, Minho kun..aku gak bisa apa apa,” kata Ichirou
“iya deh.. orangtuaku sebentar lagi mau datang nih.. kamu.. ikutan ya?,” kata Minho
Ichirou bingung,”apa.. gak terkesan ikut campur tuh??”
Minho menggeleng,”gak... aku bilang kamu best friend ku”

“ibu dan ayah kecewa sekali dengan apa yang kamu lakukan.. dan.. kamu belum kenal Minho kun itu kan??,” kata Kohashi
Aiko disidang hari itu. Semua keluarga inti kumpul.
“kamu nekat sekali, Aiko chan.. kamu sekolah kedokteran.. tapi kamu malah enggak tahu sama sekali efeknya,” kata kakaknya, Akira. Dua kakaknya sangat marah dengan apa yang terjadi pada Aiko dan Minho.
“aku..minta maaf pada semuanya,” balas Aiko

“kamu sudah tahu kan.........konsenkuensinya apa akibat ini semua??,” tanya ayahnya lagi
Aiko menunduk hormat pada ayahnya,” iya, ayah.... aku akan siap menerima itu,”
“tandanya.. kamu sudah tidak akan lagi mendapatkan uang dari kami.. kamu harus bekerja untuk mencukupi segala kebutuhan,” kata ibunya
“kenapa kamu sampai senekat ini sih?? Hontou ni baka (bodoh sekali-red),” tanya kakaknya yang paling besar, seorang dokter juga, Kumiko.
Aiko malah menunduk saja...rasanya, dia sungguh menyesal berbohong, tapi dia juga enggak mau kehilangan Minho.
“kamu juga belum bertemu dengan orangtua cowok itu kan?? Bagaimana kalau dia kabur, huh?,” kata Kumiko lagi, kesal sekali.
“enggak, kak Kumiko.. Minho kun enggak begitu,” balas Aiko pelan
“yakin sekali deh kamu... enggak belajar dari sekeliling,” balas Kumiko lagi,”kalau perlu..aku ketemu dengan dia”
“aneh sekali anak ayah... padahal daridulu tidak pernah yang namanya membantah..,” kata Kohashi.
“besok aku akan ke kost mu.. kita bertemu cowok itu,” kata Kumiko, dia berdiri, lalu meninggalkan ruangan.

“Aiko chan.. apa..kamu benar benar dimarahi orang tuamu?,” Minho telepon pelan pelan suaranya.
“ya..aku dimarahi, Minho kun..mereka minta kamu datang lagi,” bisik Aiko juga. Dia masih berada di rumah orangtuanya.
“ah..sepertinya aku salah taktik,” balas Minho lagi
“orangtua mu... bagaimana??,” tanya Aiko
“mereka mau datang kesini.. mereka juga memarahi aku..dan ingin ngobrol sama kedua orangtuamu,” suara Minho jadi sedikit jutek
“sudahlah, Minho kun..kita akhiri saja deh.. aku capek,” keluh Aiko
“kuliahku nanti bisa turun nilainya,”lanjutnya lagi
Minho memang dasar keras kepala, dia tetap mau melanjutkan sandiwara ini.
“kamu..mau aku bunuh diri ya??,” tanya Minho, lagi lagi judes.
Aiko kaget dengan pertanyaan pacarnya itu,”jangan, Minho kun.. kamu jangan nekat”
“ya...kalau gak mau dilanjutkan..besok aku ada di koran,” balas Minho judes
“Minho kun...jangan nekat.. jangan seperti itu,” Aiko panik lagi dengan kelakuan pacarnya yang seperti anak anak itu
Minho langsung menutup telepon nya tanpa ba bi bu.
Dia ngedumel lalu menendang meja belajarnya.
“uh...,”dia kesal. “kalau begini terus.. aku beneran akan ancam eomma dan appa,”

Tiba tiba, sms dari Aiko datang padanya,”Minho kun...kamu baik baik saja kan?”
Minho diam saja.. dia hanya melihat sms itu dan lanjut mengerjakan tugasnya..
Sampai dua jam berikutnya, Aiko mencoba meneleponnya, tapi Minho sama sekali tidak mengangkat. Aiko makin gusar, takut Minho benar benar nekat bunuh diri.
Aiko bolak balik di dalam kamarnya.
Kumiko mendadak masuk.
dou shite?,” tanya Kumiko
“Minho kun... tadi..dia mengancam ingin bunuh diri, Nee chan,” wajah Aiko panik.
Nani?? Dia senekat itu??,” Kumiko kaget sendiri dengan berita dari adiknya tentang pacarnya itu
Aiko mengangguk,”Minho kun itu.. sama sekali tidak polos, Nee chan.. dia pintar,”
“anak anak sekali... biar dia bunuh diri,” balas Kumiko judes
“Nee chan..aku malah jadi takut,” kata Aiko, dia menatap wajah kakaknya
Disana.... Minho masih diam saja..aslinya dia galau...tapi dia berusaha tetap mengerjakan tugasnya di kamar kost nya.
“kalau dia lelaki dewasa..dia akan balas sms mu,” kata Kumiko
Aiko hanya menunduk, dia lesu,”ya..baiklah”
“kamu itu terlalu penurut dengan pacarmu..apa hebatnya dia sih??,” Kumiko judes pada adiknya sendiri.
“dia baik, Nee chan,” balas Aiko
“ah.. baik.. semua juga bisa baik..tidak cukup hanya dengan bilang baik,” balas Kumiko lagi
“sudahlah...bilang sama Minho mu itu..besok aku temui dia,” Kumiko lalu pergi dari kamar adiknya

Minho masih diam saja, dia cuma lihat sms dari Aiko.
“malas ah,” trus dia lanjut lagi tugas kuliahnya
Aiko akhirnya terus misscall dia.
“ih... nyebelin banget sih.. enggak tahu apa kalau lagi banyak tugas??,” gerutu Minho
Akhirnya dia angkat juga,”apaan sih?”, jawabnya mendadak judes
“aku pikir..tadi kamu nekat bunuh diri,” kata Aiko dengan suara lembut
“gak,” balas Minho singkat
Lalu, “orangtua ku mau datang kesini.. besok,”
“ya..kita memang enggak bisa begini terus, Minho kun,” balas Aiko
“ya.. aku tahu,” balas Minho lagi, singkat
Mereka diam sejenak...
“besok.. aku dan orangtuaku akan ke rumah mu,” kata Minho lagi
“aku akan katakan pada orangtua ku kalau begitu,” jawab Aiko
“ya sudah,” balas Minho. Dia menutup lagi teleponnya.
“jadi??,” tanya Kumiko. Ternyata dia balik lagi
Aiko menoleh pada kakaknya itu,”besok.. orangtua nya mau datang ke sini, Nee chan”
“oh.. bagus sekali.. besok kami tunggu,” dan.. dia keluar lagi dari kamar adiknya.

“apa yang kamu pikirkan.. ingin bunuh diri! Kamu sudah gila ya, Minho?? Jangan buat ibu sedih, Nak..,” ibunya menangis di telepon
“kalian tidak setuju aku bersama pacarku.. ya.. aku mau bunuh diri saja,” balas Minho
“bukankah.. besok ibu dan ayah mu mau ke sana, Nak? Tolong jangan buat susah ibu dan ayahmu,” balas ibunya lagi
“aku tunggu ibu dan ayah kesini,” balas Minho datar
Minho memang anak yang dimanja banget. Adik adiknya cewek dan dia satu satunya cowok. Jadi, apa apa yang berhubungan dengan sekolah/kuliahnya, atau hal hal lain, Minho bakal ditururi permintaannya.
“kalau eomma gak suka... gak usah kesini.. aku selesaikan sendiri masalah ku,” balas Minho lagi

“tidak.. eomma dan appa mu akan kesana esok.. kami sudah pesan tiket,” balas ibunya, masih dalam keadaan sedih
“ya, baiklah.. aku tunggu..,” balas Minho. Percakapan berakhir
“akhirnya!,” Minho senang.. dia meletakkan kedua tangannya di kepalanya.. santai sejenak.

Di rumah keluarga Aiko..
“ini semua.. kesalahan anak saya, Tuan Kohashi.. kami minta maaf,” kata Lee, ayahnya Minho.
Minho pura pura berdiri menunduk.. padahal matanya melirik genit sama Aiko.
“hihihihi... mudah mudahan berhasil,” katanya dalam hati, kecentilan sendiri.
“semuanya bersalah.. baik anak mu atau anak saya,” balas Kohashi. Suaranya benar benar tegas.
“mudah mudahan Ayah tidak mengusir keluarga Minho kun,” kata hatinya Aiko, dia malah panik, takut ayahnya ngamuk lagi.
Ternyata tidak. Walau terlihat tegas, ayahnya berusaha bersikap ramah menyambut tamu.
“kita harus punya kesepakatan. Saya pribadi kecewa dengan anak saya.. tapi, dia tetap harus meneruskan kuliah. Apa .. anak anda sudah memberikan informasi sebelumnya..kalau keluarga saya mengajukan persyaratan??,” kata Kohashi
Lee menghormat,”ya.. kami minta maaf dengan kelakuan anak kami”
“lalu??,” tanya Kohashi lagi
“Kami menyanggupi,” jawab Lee.
“Menyanggupi untuk bisa membiayai kuliah anak saya.. dan juga kebutuhan rumah mereka??,” tanya Kohashi
Lee menunduk hormat,”ya,”
“yes.. yes.. yes!,” Minho kesenengan dalam hatinya.
“baiklah.. tanda tangan disini,” ternyata Kohashi mengeluarkan semacam surat kontrak
“Otoosan.. kenapa pakai surat kontrak segala??,” Aiko bingung dengan langkah yang diambil ayahnya.
“ini demi jaminan hidupmu juga,” balas ibunya Aiko
“okaasan.. ini keterlaluan,” balas Aiko
“jangan melawan.. kamu sudah menyusahkan kedua orangtuamu,” kata ayahnya, Kohashi
Aiko akhirnya cuma bisa pasrah. Sebenarnya dia takut pacarnya, Minho, dapat ancaman dari keluarganya.
Sikap Minho berlawanan sekali dengan keinginan kedua orangtuanya. Orangtuanya ingin dia kuliah, pintar, dan selesai. Eh.. dia malah mengambil jalan yang lain. Dan mereka sangat takut kehilangan anak laki satu satunya itu.
“kami akan membicarakan semuanya disini.. kalian ..silahkan keluar,” kata Kohashi.
Kumiko, Akira, Aiko menunduk hormat pada orangtua mereka, dan keluar ruangan. Lalu, Minho mengikuti juga. Ayah Aiko seorang tentara, jadi, bisa dibayangkan kerasnya seperti apa.

“Kami memang sengaja membuat hitam diatas putih..ini demi kepentingan bersama,” Kohashi menegaskan kembali.
“Kami menerima semua persyaratannya,” Lee menunduk hormat, lalu diikuti isterinya.
“Jadi.. setelah ini.. kami menyerahkan semua urusan finansial berupa kuliahnya kepada pihak keluarga Lee.. dan.. seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, anak Anda, Minho menyetujuinya.. Kami mesti berlaku tegas.. karena anak Anda sendiri menyanggupinya,”
Lee dan isteri benar benar diam dihadapan Kohashi. Disana memang tertulis “Jika semua tidak berjalan lancar, proses akan dilanjutkan ke pengadilan”, hal yang menyeramkan.

Kumiko dan Akira duduk di depan Minho.
“Jadi..kalian baru kurang dari 3 bulan pacaran.. berani seperti itu??,” tanya Kumiko, judes pada Minho
“aku cinta adik mu, kok.. memangnya salah?,” balas Minho, judes lagi. Dia berani menatap mata kedua kakaknya Aiko
Aiko benar benar bingung, dia cuma diam saja lihat kedua kakaknya dan pacarnya saling memandang curiga.
“apa..keluargamu sanggup dengan urusan ini?,” tanya Kumiko lagi
“merendahkan kemampuan keluarga ku?? Keluarga mu.. kami beli juga bisa,” balas Minho sinis.
“sudah lah, Kumiko Nee chan.. Akira Ni chan.. Minho kun.. ,” kata Aiko
“Aiko chan.. kamu tidak tahu.. kalau kamu akan menikah dengan anak orang kaya di korea selatan,” balas Minho lagi
“aku sama sekali tidak memandang hartamu, Minho kun,” balas Aiko
“memang tidak.. tapi keluarga mu merendahkan ku.. padahal.. disitu ada anakku juga,” balas Minho lagi, dia jadi sengit
Akira berdiri dan marah, dia mengancam Minho dengan mengangkat kerah pacar adiknya itu,”Dengan kamu mengatakan kamu bisa membeli keluarga kami.. itu sudah penghinaan berat!!,” dia mendorong Minho dan Minho terjatuh.. lalu ingin menghampiri dan ingin menendangnya.
Tapi ketika Akira memukul, Aiko secepat itu memeluk Minho dan akhirnya.. malah badan Aiko yang tertendang kakaknya sendiri.

Dia mengaduh. Minho malah panik dan marah.
Minho marah, dia ngamuk menonjok Akira,”Aiko chan pacarku.. adik kamu juga!”
Wajah Akira sembab di tonjok Minho. Kumiko berteriak.
Kohashi, isterinya, Lee dan isterinya keluar dari ruangan, melihat Minho yang masih menonjok Akira.
Lee berteriak memisahkan anaknya dengan Akira, lalu Minho ditampar ayahnya sendiri.
“Plak!,” suara tamparan
“sadar kamu... Minho! Kita sedang di rumah orang.. tidak sopan!,” ayahnya ternyata bisa marah juga.
“aku minta maaf,” Lee menunduk hormat pada Akira.
“dia sudah menendang pacarku..adiknya sendiri,” balas Minho, dia sibuk membereskan bajunya.
“Kami sudah membicarakan semuanya.. jangan sampai semua gagal karena kalian semua tidak bisa menahan marah!,” Kohashi membentak anaknya juga, Akira
gomen, otoosan (maaf ayah-red),” balas Akira. Wajahnya masih memendam tidak suka pada Minho.
Aiko berusaha bangun.. dia meringis kesakitan memegang perutnya.
“sakit sekali,” keluhnya
Minho mencoba membangunkannya.
“eh?? Apa ini??,” kata Minho. Dia ternyata melihat rok pacarnya berdarah.
Aiko akhirnya pingsan sendiri. Jatuh di depan Minho.

Kumiko kaget, dia menyuruh Minho membopong adiknya ke kamar.
“biar aku periksa sendiri,” kata Kumiko
Minho bingung sendiri.. di luar kamar..dia malah bolak balik seperti setrikaan.
“apa..memang dia hamil.. karena waktu itu..??,” katanya dalam hati. Dia ingat kejadian di ruangan tempat mereka kumpul.
Semua anggota keluarga menunggu diluar kamar
Kumiko keluar dengan wajah agak pucat,”aborsi spontan, otoosan,”
Kohashi kaget.
“apa?? Jadi Aiko beneran hamil??,” Minho kaget dalam hatinya. Sandiwara mereka ternyata jadi kenyataan!
Dia lalu malah menghampiri Akira dan menonjoknya lagi
“Minho.. berhenti kataku!!,” ayahnya, Lee, teriak
“SUDAH!,” Kohashi teriak. Semuanya diam. Termasuk Minho, tidak lagi menonjok Akira.
“tidak apa apa..tapi aku harus membawa dia ke rumah sakit.. alat kita kurang, ayah,” kata Kumiko
Minho lalu masuk dan buru buru membopong pacarnya itu.
“mana mobilnya??,” katanya gusar
Kumiko melihat Minho yang sigap jadi bersimpati sedikit, kalau dia teringat apa kata Aiko, aslinya Minho baik.
“jalan sini,” kata Kumiko. Akhirnya yang paling repot hanya Minho dan Kumiko
“kalian semua disini saja... biar aku dan Minho kun yang tangani,” kata Kumiko kepada semuanya, sementara Minho membopong pacarnya itu ke dalam mobil, berbaring di belakang.
“Ibu ikut, “ kata ibunya Kumiko
“tidak usah, okaasan.. kalian disini saja.. maaf,” lanjut Kumiko lagi. Dia pun melarikan mobilnya ke RS tempat dia bertugas

“Demi Tuhan.. aku benar benar enggak tahu kalau ini semua beneran terjadi,” kata hatinya Minho. Dia gusar, takut pacarnya meninggal karena aborsi spontan.
“apa..Aiko chan bisa selamat?,” kata Minho pada Kumiko
“aku usahakan yang terbaik,” balas Kumiko. Dia buru buru melarikan ke RS, dan mereka sampai.
Kumiko segera membawa adiknya ke ruangan khusus.
“tunggu disini saja,” katanya pada Minho
Minho menurut, dia duduk di kursi tunggu,”aku sungguh enggak tahu”, keluhnya dalam hati.
Tak berapa lama, Kumiko kembali dengan melipat baju dokternya
“Aiko selamat,” katanya pada Minho
“terima kasih, Nee san,” kata Minho menunduk hormat
Kumiko malah senyum pada Minho, padahal sebelumnya mereka berantem mulut.
“kamu boleh masuk ke ruangannya, Minho kun,” balas Kumiko

“Minho kun,” kata Aiko, suaranya pelan
“aku enggak nyangka.. kalau sandiwara kita ternyata beneran terjadi,” kata Minho, suaranya juga pelan, dia jadi menyesal juga.
“tapi.. kamu tidak apa apa kan??,” lanjutnya lagi. Dia menggenggam tangan pacarnya itu
Aiko menggeleng,”kata Kumiko Nee chan..aku bisa pulang besok”
“ya.. tapi... jangan capek capek dulu.. aku menyesal..maafkan aku,” kata Minho.
Aiko malah senyum pada pacarnya itu.
“gak apa, Minho kun..aku juga salah.. aku enggak tahu kalau begini juga jadinya”
Minho mengelus elus tangan pacarnya.
Lalu keluarga Minho dan Aiko pun datang.
“percepat saja semuanya,” kata Kohashi.
“kamu.. baik baik aja kan..sayang??,” ibunya panik
“aku baik. Okaasan.. aku minta maaf,” balas Aiko, suaranya masih pelan
“dia boleh pulang besok,” kata Kumiko.
“terima kasih, Nee chan..sudah menyelamatkanku,” kata Aiko, senyum.
“bagaimana kalian bisa tidak tahu yang seperti ini?? Terutama kamu, Aiko chan,” balas Kumiko lagi
“Sudah,” kata Kohashi, singkat pada Kumiko. Kumiko diam.
“Besok.. kita harus selesaikan semuanya,” kata Kohashi lagi pada Lee dan isterinya
“baiklah,” balas Lee.
“aku disini saja,” kata Minho.
“tidak.. pulang saja dengan orangtua mu,” balas Kumiko.

Minho dan kedua orangtuanya pulang, tinggal di kost nya Minho.
“kamu ini.. kami menyekolahkan mu untuk pintar.. bukan untuk menikah!,” Minho dimarahi ayahnya
Dia agak takut dengan ayahnya, walau sebenarnya, ayahnya sendiri juga memanjakannya.
“Tapi..ini benar benar penting, Appa.. dan.. bagaimana sekarang?? Kalaupun memang sudah terjadi.. diputuskan juga. Tidak baik kan??,” Minho membela dirinya
“Alasan,” balas ayahnya,”dan sekarang.. kamu tetap harus bertanggung jawab.”
“kami tidak akan 100% membiayai kamu dan calon isterimu itu.. silahkan kamu bekerja,” lanjut ayahnya lagi
Minho tidak setuju. Ayahnya tetap bersikeras
“kalau kamu tidak mau bekerja.. ayah akan usir kamu dan tidak akan menganggap sebagai anak”
Ternyata ayahnya bisa galak juga! Minho pun ngeper diancam bakalan diusir dan tidak diakui sebagai anak lagi.
“bagaimana...setuju bekerja...atau tidak menjadi anakku??,” tawar ayahnya.
“Suamiku....kamu jangan jahat padanya,” ibunya membelanya
“dia harus diajari supaya mandiri.. kamu memang pintar dan tidak pernah mengecewakan kami, orangtuamu, Minho...walaupun kamu manja terhadap kami.. tapi kali ini.. kamu menyusahkan kami...,” keluh ayahnya.
Minho diam saja.. lalu pada akhirnya,”baik.. aku akan mencari kerja,”
“Bagus.. sisanya, tetap akan aku bantu,” balas ayahnya lagi
“itu baik untuk mu juga.. seharusnya, kami sama sekali sudah tidaklagi membiayai mu,” lanjut ayahnya lagi.
Setelah itu, ayahnya masuk kamarnya, bersama ibunya. Minho tidur di depan.

“salah taktik dan akhirnya menyebalkan.. benar benar aku tidak tahu... kejadian itu ternyata bikin dia beneran hamil,” keluh Minho, dia berbaring, wajahnya menghadap lurus langit langit.
“terpaksa cari kerja.. ternyata Appa keras juga... tapi.. gimana lagi?? Kalau sudah begini.. ya.. aku tidak bisa lari,”
Dia akhirnya duduk lagi dan membuka laptopnya,”harus mencari proyek animasi”
Dia mencari cari lowongan kerja di kampusnya dan kebetulan ada. Lalu dia pun melamar via online.
“gak kebayang... gimana rasanya kerja sambil kuliah, huh,” gerutunya di depan laptopnya.

“aku benar benar kaget.. ternyata ini semua kenyataan,” kata Aiko dalam hatinya
“apa.. Minho kun tetap akan bertahan pada prinsipnya... dan tidak melempar aku??,” lanjutnya lagi. Dia gusar.. bisa saja Minho membatalkan semuanya dan pergi meninggalkannya.
“kamu sama sekali tidak tahu.. kalau kamu ini hamil??,” tanya Kumiko, duduk disampingnya
Aiko menggeleng.
“memang baru 1 bulan umurnya,” balas Kumiko lagi
“aku sungguh tidak tahu, Nee chan.. aku pikir..semua ini tidak terjadi”, kata Aiko
“kalian berani sekali.. masih muda.. ,” balas Kumiko lagi
“apa.. nanti aku akan ditinggalkan Minho kun??,” tanya dia pada kakaknya
“coba saja kalau berani,” balas Kumiko, senyum pada adiknya
“sekarang.. kamu tidur.. besok harus pulang dan aku juga harus jaga sekarang,” lanjutnya lagi
“baiklah Nee chan.. terima kasih,” balas Aiko ramah
Minho dan Aiko ditempat yang berbeda sama sama gusar.. galau abis..Aiko bingung memikirkan Minho.. Minho bingung, kenapa gurauan dia ternyata menjadi kenyataan. Dia pun terpaksa menjadi pekerja muda, demi tambahan uang.


Bersambung ke Part 6....