Sampai dua hari geng mereka senang senang di penginapan
itu. Sampai pulang lagi, Minho dan Aiko masih membalas topik yang mereka
bicarakan dalam penginapan, tapi beralih ke kost an mereka.
“mau berbohongnya..kapan?,” tanya Aiko polos sekali
Minho malah senyum,”gak sabaran ya?hehe”, dia lalu
merangkul pacarnya itu
Aiko malah menggeleng,”bukan begitu, Minho kun.. aku kan
perencana.. aku harus merencanakan apa yang ada di otakku”
“lalu..bagaimana?? aku belum telepon ibuku,” balas Minho,
dia lalu tiduran di atas lantai yang berkarpet di kost nya.
Aiko mendekat padanya,”Ne.. Minho kun.. yang seperti
ini..sebenarnya membahayakan..”
“memangnya kenapa?? Aku kan..bisa aja jadi orang nekat,”
balas Minho, enteng
“aku..susah loh.. ngejar kamu.. waktu pertama kali kita
ketemu aja.. kamu susah banget di dekati.. sukanya diam saja.. kalau enggak mau
bicara.. mana mau bicara,” lanjutnya lagi
“gomen ne, Minho
kun...sono toki wa watashi wa Minho kun ni tameratte ita (maaf Minho
kun..saat itu..aku sempat ragu padamu-red),” balas Aiko
“just forget it.. sore
o giron shitakunai (lupakan.. aku gak ingin bahas itu lagi-red),” balas
Minho,”kita bahas apa yang mau ke depan nanti... aku pengen nikah.. titik.. gak
pakai koma.. kalau aku sudah mau.. ya kamu harusnya suka juga dong, Aiko chan,”
tiba tiba dia judes lagi sama Aiko
“hai..wakatta
(ya, baiklah-red),” balas Aiko
Minho lalu menoleh padanya dan senyum,”maksa ya?? Demo..mou gaman dekinai (tapi..aku gak
tahan sama kamu -red)”
“Minho kun..aneh,” balas Aiko lagi
Minho bangun, lalu duduk dan merangkul pacarnya
itu,”hahahaha.. gak apa dong.. namanya juga pacar.. eh..besok kan mau ujian
nih.. gak usah ketemuan dulu ya?? Bakalan sibuk deh..”
“sama.. aku bisa lebih banyak tugas dari Minho kun,”
balas Aiko, lembut
“pacarku lembut amat sih... yasashii.. kawaii,” Minho gregetan dengan pacarnya sendiri. Dia
mencubit cubit pipi pacarnya.
“Minho kun.. nakal ah..,” senyum Aiko. Minho tertawa
keras keras.
“malam ini.. belajar disini saja ya?? Temani aku
belajar..biar semangat, hehe,” goda Minho. Dia tidak tahan genitnya kalau sudah
berduaan.
“Minho kun belajar saja ya.. aku juga mau belajar.. besok
aku ujian lisan,” balas Aiko, dia mengeluarkan buku tebalnya.
“ya.. baiklah.. chu,” Minho benar benar iseng, dia lalu
mengeluarkan buku dan laptopnya, lalu belajar. Mereka belajar bersama malam itu
di kostnya Minho.
Waktu
terus berlalu..waktu ujian seminggu berlalu juga..
“Eomma..hal ini sangat berat aku katakan.. tapi..,” kata
Minho, dia menelepon ibunya
“kenapa?? Ada masalah dengan mu?,” tanya ibunya balik,
heran
“ah.. begini Eomma,” Minho mulai
berbohong,”aku...menghamili pacarku”, suaranya di rendahkan dan seperti penuh
dosa
Ibunya langsung kaget dan pusing kepala,”Apa!!!”
“Eomma.. mian haeyo
(maafkan aku-red),” Minho bernar benar nekad berbohong
“Minho.. kenapa kamu benar benar bisa berbuat seperti
itu?? Eomma pusing.. harus bagaimana bisa hubungi Appa mu??”, kata ibunya,
shocked
“Eomma.. maaf.. eomma jangan kaget.. tapi.. aku memang
salah,” Minho sok pura pura polos, dia tahu kalau dia dimanja orangtuanya dan
apa apa dituruti.. jadi, dia pikir, keinginannya akan di kabulkan orang tuanya.
“aku.. mau bertanggung jawab, eomma,” balas Minho dengan
suara pura pura memelas.
“tanggung jawab bagaimana?? Dia orang mana?? Korea?
Jepang?,” tanya ibunya, walau masih shocked
“jepang, eomma,” balas Minho singkat. Dia mencari cara
bagaimana supaya ibunya setuju.
“ibu tidak setuju,” balas ibunya dengan nada judes
“Eomma.. tolong ngerti aku.. dia.. sudah hamil...apa.. eomma
dan appa enggak malu.. kalau ketahuan seperti ini??,” balas Minho lagi
“kamu tidak pernah membuat eomma susah.. kenapa tiba tiba
jadi begini, Minho?? Kamu kenapa tidak mematuhi apa kata kata eomma?? Eomma
sudah curiga beberapa waktu lalu kamu bertanya tentang soal perempuan... jadi..
kamu mau eomma mati karena kamu bersama perempuan itu??,” ibunya menyesal
dengan perbuatan anaknya yang sebenarnya pura pura itu.
Minho sempat terdiam, lalu dengan suara memelasnya, dia
berusaha membujuk ibunya,”eomma tidak ingin kan.. keluarga kita berantakan??
Aku bisa malu.. apalagi aku ini anak beasiswa.. nanti kalau misalnya cewekku
cerita cerita ke orang lain.. bagaimana??”
“kamu membuat eomma sakit.. tidak.. eomma tidak akan sudi
kamu nikah dengan perempuan itu,” ibunya menutup teleponnya
Minho mengeluh,”uh.. gagal nih.. gimana lagi ya?,” dia
sibuk garuk garuk kepalanya, mencari akal yang lain.
Lalu dia saking kesalnya, datang lagi ke kost pacarnya
dan mengajak duduk di taman.
“menyebalkan.. ibu ku tidak setuju.. dia malah bilang
tidak sudi,” keluh Minho sambil tiduran di pangkuan pacarnya itu
“ya.. lalu bagaimana?? Sudah deh, Minho kun..jangan
berbohong.. ya?,” balas Aiko
Minho bangun dari pangkuan pacarnya,”enak banget deh..
ngomongnya gampang.. kamu.. gak cinta aku ya?”, lalu menatap pacarnya itu
Aiko jadi gak enak hati,”aku...enggak begitu, Minho
kun..aku minta maaf,”
Minho membelakangi lagi pacarnya,”kalau gak mau.. ya
sudah.. gantung ajah,”
Lalu dia berdiri, ngambek berat.. jalan meninggalkan
pacarnya
“Minho kun...tunggu dong... jangan ngambek begitu,” Aiko
mengejarnya. Minho jalan makin cepat saja meninggalkan pacarnya sendirian
“Minho kun jelek sekali kalau sudah marah,” keluh Aiko..
dia Cuma bisa memandang Minho yang jalan pulang kembali ke kost an nya.
Sampai dirumah.. Aiko bingung.. lalu dia cerita dengan
Miyo chan, temannya yang juga sesama kedokteran.
“Aku benar benar sudah bingung, Miyo chan.. aku masak
harus berbohong pada ibunya Minho kun?? Dan Minho kun sudah berbohong pada
ibunya.. dia nekat,” kata Aiko
“heehhh...ternyata dia cowok nekat juga ya??,” balas
Miyo,”kalau begitu.. kalau memang kalian saling cinta..ya..menurutku sih..
kalian nekat aja,”
“bagaimana caranya?,” Aiko bertanya balik pada temannya
itu
Miyo mikir,”umm... kalau memang kamu bilang pura pura
hamil.. ya.. pura pura aja..”
“kamu..kenapa sama nekatnya dengan Minho kun??,”
Miyo tertawa,”hahahaha... gimana ya?? Aku juga sebenarnya
suka tipe tipe Minho kun sih.. jadi..kamu harusnya bisa lama dong... hubungan
dengan dia.. “
“aku harus bagaimana?? Bilang pada ibunya kalau memang
aku hamil??,” tanya Aiko lagi
Miyo mengangguk,”iya dong hahahaha.. sudah ya??
Sepertinya kamu sudah tahu sendiri jawabannya kok, hehe”
“ya.. baiklah.. aku akan berusaha mendukungnya,” jawab Aiko
lagi
“aku kan sudah bilang.. kalau memang aku mau sesuatu..dan
menurutku itu baik.. mestinya kamu turutin dong??,” Minho masih ngambek juga
ternyata di telepon
“Minho kun.. sudah telepon ibumu lagi?,”
“sudah,” jawab Minho judes..
“ya sudah,” balas Aiko singkat.
“trus..mau apa lagi??,” Minho masih judes
“enggak.. besok..aku mau ujian lisan lagi,” balas Aiko
polos..
“ya sudah.. kamu belajar yang rajin ya..,” balas Minho.
Ngambeknya sudah berkurang, tapi suaranya masih datar.
“terima kasih, Minho kun.. aku akan dukung keputusan
Minho kun yang terbaik,” lanjut Aiko. Minho menutup teleponnya.
“uh.. cari cara baru lagi nih,” gerutu
Minho,”apa..mempegaruhi Appa saja ya??”
Baru saja Minho berpikir tentang ayahnya.. tiba tiba
ayahnya telepon dia.
“Appa sudah dengar dari eomma mu....dan sungguh kecewa,”
kata ayahnya memulai pembicaraan
“aku minta maaf, Appa.. tapi..aku enggak mungkin melepas
dia,” Minho pura pura lagi sandiwaranya
“tapi kamu sudah menyusahkan kami... kalian gugurkan
saja,” balas ayahnya lagi
“gak mungkin, Appa.. dia calon dokter... bisa dimarahi
orangtuanya nanti,” balas Minho lagi. Dia benar benar sok cari cari alasan
“lalu.. kamu mau.. segala keperluan mu kami blokir??,”
ancam ayahnya
“tidak Appa...,” lanjut Minho,”tapi...bagaimana aku bisa
bertanggung jawab?? Aku tidak ingin jadi pembunuh, Appa... dan... pacarku juga
tidak ingin,”
“menyusahkan!,” bentak ayahnya
“lalu..harus bagaimana, Appa?? Ayahnya pacarku benar
benar meminta tanggung jawab dan aku bisa dilaporkan pada pihak berwajib,”
keluh Minho.
“tidak bisa begitu saja pacarmu dan keluarganya melakukan
itu,” bentak ayahnya lagi
“baik, Appa.. aku mengerti,” balas Minho
“tidak perlu banyak dibahas... kalau masih dibahas
juga... kami akan membicarakan langsung dengan keluarga pacarmu,” balas ayahnya
lagi.
Ayahnya mengakhiri telepon.
Minho duduk,”aduh... harus cari jalan lagi nih...
ih..susah banget untuk apa yang ku mau”, dia cemberut terus lanjut belajar
lagi.
“Ichi kun... kalau misalnya kamu hamili pacarmu.. kamu
mau apa?,” Minho malah sibuk ngobrol sama temannya itu.
Ichirou kaget,”kenapa... Aiko chan.. hamil sama kamu??,”
Minho malah bohong lagi,”iya... gimana dong??”
Ichirou benar benar kaget,”dimana sih kalian lakukannya??
Kalian nekat banget”
“sudah lama.. sebelum golden week,” jawab Minho
“trus.. mau apa? Kasian kan Aiko chan kalau kalian
putus,” ichirou benar benar serius banget dengan kebohongan Minho itu.
Minho mengangkat kedua telapak tangannya,”bagaimana
dong?? Aku sendiri cinta sama dia... aku bilang sih.. “kamu jangan apa apakah
dia ya?? Nanti aku tanggung jawab”, tapi.. orangtua ku sepertinya enggak dukung
dan mereka mau ke jepang”
“trus..jawaban orangtua Aiko chan.. bagaimana??,” ichirou
makin penasaran
“aku belum tahu..aku bilang dia jangan cerita dulu,”
balas Minho
“kok.. santai sekali sih.. Minho kun ini?? Apa.. Aiko
chan enggak sedih ya??,” kata Ichirou dalam hati
“kalian nekat sekali sih,” kata Ichirou lagi
“habis.. mau bagaimana lagi dong?? Aku malah takut, kalau
Aiko chan menggugurkan kandungannya.. nanti dia bisa celaka,” keluh Minho
“yah... aku juga takut begitu.. tapi.. nanti aku hibur Aiko
chan deh.. kamu sih.. enggak hati hati,” balas Ichirou.. dia benar benar polos
“kalau, kamu bantu aku kalau orangtua ku datang ke sini..
mau gak?? Please, Ichi kun,” Minho menepukkan kedua tangannya, memohon pada temannya
itu.
“kamu sih.. aneh banget.. ,” keluh Ichirou
“trus.. kamu ngarep apa dari aku ngobrol sama orangtua
kamu??,” lanjut Ichirou lagi
“aku pengen nikah sama Aiko chan.. jadi.. kamu dukung
ya??,” balas Minho
Ichirou tersedak,”apa?”
“please, Ichi kun.. bantu aku,” Minho benar benar ngarep
“haaahhhh... menyusahkan banget yang kayak begini,” keluh
ichirou
Mereka pun diam diaman, lalu,”iya deh.. “, jawab Ichirou
“asik!! Hontou ni arigatou, Ichi kun!,” Minho senang ,
dia memeluk ichirou
“iya.. iya..,” balas Ichirou
Dirumah
Aiko...
“kamu pulang.. aneh sekali..,” kata ibunya, heran.
“bagaimana kuliahmu?,”tanya ayahnya Aiko
“baik, ayah.. ibu,” Aiko menunduk hormat pada kedua
orangtuanya
“kamu terburu buru kesini..ada yang perlu dibicarakan??,”
tanya ibunya dengan suara lembut.
“aku.. datang bersama Minho kun,” katanya. Di sebelahnya
duduk Minho.
Minho menunduk hormat, memperkenalkan dirinya pada kedua
orangtuanya.
Ibunya Minho tahu bahwa dia adalah anak pacarnya, jadi
dia bersikap biasa saja dengan Minho. Tetapi ayahnya Aiko agak kurang suka
walau disembunyikan.
“ada yang mau dibicarakan??,” tanya ayahnya,”kuliahmu..
baik baik kan??,”
“baik, ayah.. aku senang nilai ku bagus bagus,” senyum Aiko
“lalu??,” tanya ayahnya lagi
“Minho kun..ingin bicara,” balas Aiko lagi pada
orangtuanya
“oh..silahkan,” senyum ibunya
Minho menunduk hormat,”sebelumnya.. saya minta maaf..
saya ingin mengajukan sesuatu”
“katakan saja,” balas ayah Aiko
“aduh..gimana ini.. Minho kun?,” Aiko gusar dalam hatinya
“aku.. berjanji akan serius dengan Aiko chan dan menikah
dengannya dalam waktu segera,” kata Minho datar menunduk hormat
Ibunya Aiko kaget,”ada apa ini?? Kenapa kamu, Aiko
chan??,”
Ayahnya juga kaget,”kalian ini apa apaan??!!”
Aiko panik duluan, dia bingung mau bilang apa, Minho
langsung mengambil alih pembicaraan,”maafkan saya.. karena sebenarnya.. Aiko
sudah hamil dan saya harus tanggung jawab”
Ayahnya Aiko mendengar itu bagai tersambar petir di
tengah hari bolong.
Dia langsung berdiri dan menyuruh anaknya berdiri. Aiko
pun berdiri dan ayahnnya langsung menggamparnya.
“aku menyuruh kamu kuliah bukan untuk seperti ini.. anak
kurang ajar!!”
Minho merasa salah taktik, dia panik dan enggak nyangka
ayahnya Aiko bisa sampai setega itu.
“saya mohon.. jangan menyakiti Aiko chan.. saya yang salah,”
kata Minho menunduk hormat
“Aiko chan.. kenapa kamu nak?? Kenapa begini??,”ibunya
benar benar shocked dan pingsan
“okaasan,” Aiko kaget. Dia berteriak dan berusaha
membangunkan ibunya.
Minho jadi merasa bersalah,”aduh.. aku salah taktik..
bagaimana ini??”
“lalu... kamu mau apa lagi disini??,” tanya ayahnya Aiko
Minho menunduk hormat,”maafkan saya, Kohashi san.. saya
janji akan bertanggung jawab”
“okaasan.. bangun,” Aiko panik ibunya masih pingsan, dia
sibuk menyadarkan ibunya
Minho dan ayahnya masih berdiri saling berhadapan, tapi
Minho menunduk hormat.
“apa tanggung jawab mu?? Kalian masih kecil.. hanya
membuat malu keluarga ku!,” Kohashi benar benar marah dengan berita itu.
“aku... berjanji akan datang dengan orangtua ku
kesini..,” kata Minho
“benar benar kurang ajar..tidak tahu malu,” tukas ayahnya
Aiko. Dia lalu mengenggam kerah Minho dan menonjoknya
Minho mengaduh kena tonjokan itu. Anehnya, dia sama
sekali tidak melawan.
“ayah.. sudah ayah!,” Aiko tambah jadi panik ayahnya
sampai berani memukul cowoknya.
“Minho kun, kamu tidak apa apa kan??,” dia menghampiri
Minho, membantu mengelap bibir cowoknya yang berdarah karena ditonjok ayahnya
“ayah.. maafkan Minho kun.. aku yang salah, jangan
dipukul,” Aiko menunduk hormat pada ayahnya, tapi ayahnya malah menggampar
puterinya lagi
Minho kaget,”ini sudah keterlaluan.. aku enggak ingin Aiko
chan luka,” kata Minho dalam hati.
Minho lalu mencegah ayahnya Aiko menggampar anaknya
sendiri.
“maafkan aku, Kohashi san.. tolong jangan memukul Aiko
chan lagi,” kata Minho
Kohashi menepis tangan Minho
“aku mohon.. ijinkan orangtuaku membicarakan semuanya,”
balas Minho menunduk hormat. Dia benar benar pintar bersandiwara.
Kohashi mendorong Minho dan dia hampir jatuh ke lantai.
“ayah.. aku mohon.. !,” kata Aiko. Dia menghiba pada
ayahnya
“semua gila!,” kata Kohashi,”apa kamu tidak pakai otak..
hah??,” katanya lagi membentak anaknya sendiri
“aku minta maaf, ayah,” Aiko akhirnya menangis juga
Minho berdiri, dia berfikir, rasanya dia sudah salah
membuat sandiwara ini.
“aku akan bertanggung jawab.. aku akan menikahi Aiko
chan,” kata Minho
Kohashi lalu menghampiri Minho,”baiklah..dengan beberapa
syarat..jika kamu ingkar.. kami akan seret kamu ke pengadilan”
Minho dan Aiko sangat kaget dengan pernyataan Kohashi
Tapi Minho berusaha menyembunyikan kekagetannya,”apa itu,
Kohashi san??”
Kohashi benar benar berdiri di depan Minho dengan tegas
dan tegap,”pertama... kamu harus membiayai kuliah anak ku.. aku tidak akan
sepeserpun membiayai hidupnya. Kedua: kalian tidak bisa tinggal bersama
kami..apapun yang terjadi dengan kehidupan kalian”
Minho cukup ngeper dengan tawaran Kohashi itu.
Tapi kemudian,”akan saya pikirkan,”
“jangan mengelak..atau kami akan menyeret mu ke
pengadilan.. karena tidak bertanggung jawab,” balas Kohashi.
Minho asli ngeper dengan apa yang sudah dikatakan ayah
pacarnya itu. Dia diam sejenak, lalu,”baiklah.. akan saya bicarakan dengan
orangtua saya,”
“ingatlah.. jika kamu ingkar.. maka keluarga kami akan
menggugat keluarga mu,” balas Kohashi lagi
Minho menunduk hormat,”baiklah,” dia berusaha tenang,
padahal aslinya galau berat.
Dia pulang dengan berfikir. Dia berjalan, Aiko
mengejarnya.
“Minho kun.. kalau memang kamu tidak sanggup, kita
bubarkan saja sandiwara ini,” kata Aiko berdiri disamping nya.
Minho lalu berdiri berhadapan dengannya,”aku benar benar
kaget dengan keinginan ayahmu,”
“kalau kamu tidak bisa menjalani.. sudahlah,” balas Aiko.
Dia menengadahkan kepalanya pada pacarnya itu
Minho senyum,”bukan Lee Minho namanya kalau mudah
menyerah”
Aiko menatapnya,”tapi..ini benar benar bukan sebuah hal
mudah, Minho kun..aku mulai takut”
“sudah terlanjur,” balas Minho datar
“apa.. Minho kun sanggup membiayai kuliahku?? Fakultas
kedokteran..sangat mahal,” keluh Aiko
Minho malah senyum senyum lagi,”lihat saja nanti,”
“tapi...aku bertukar syarat dengan mu saja, Aiko
chan,”lanjutnya lagi
“balas dendam pada orangtuamu,” senyum Minho
Aiko kaget, dia menutup mulutnya, dia enggak sangka Minho
bisa sejahat itu,”apa maksudmu, Minho kun??”
Minho tertawa tawa,”hahahaha.. panik ya!”
Aiko benar benar menyangka Minho tega berbuat jahat
padanya dan keluarganya.
“Minho kun...kenapa kamu tega sekali??,” katanya, matanya
berkaca kaca.
“tidak tega....aku hanya minta satu hal,” senyum Minho
“apa itu?,” Aiko bingung
“kamu..beneran hamil dalam waktu dekat setelah kita
nikah.. jadi.. nanti aku impas, hahahaha,” Minho benar benar tertawa terbahak
bahak.
Aiko benar benar bngung dan enggak habis pikir dengan apa
yang Minho bayangkan.
“apa..malah tidak memberatkan?,” katanya pada Minho
“memberatkan apanya?? Syarat ayahmu sangat berat.. jadi..
aku harus impas dong.. iya kan??,” Minho senyum licik.
Aiko hanya bisa memandang Minho
“kenapa?? Bingung??,” senyum Minho
Dia mengangguk.
Minho tertawa lagi,”hahahaha...enggak usah bingung.. ini
semua sudah terlanjur... aku sudah tidak bisa lagi narik perkataan ku dong..
tapi.. aku bisa tawar menawar,”
“ini bukan mainan, Minho kun,” Aiko jadi gusar dengan apa
yang Minho rencanakan
“gimana sih kamu?? Dimana gusarnya?? Aku cinta kamu.. aku
hanya ingin.. apa yang akan kita rencanakan terjadi,” balas Minho
“tapi.. kalau ayahmu mengancam.. aku tadi sudah tidak
bisa apa apa lagi..,” lanjutnya lagi.
Dia lalu berdiri membalikkan badannya.
“aku tetap akan kerja.. kalau memang ayahmu menginginkan
aku menghidupi kuliahmu yang berat,” kata Minho lagi
“aku akan rundingkan dengan ayahku soal ini,” balas Aiko
“gak usah.. aku gak mau orangtuaku jadi berat.. biar..,”
balas Minho. Ekspresinya jadi berubah agak dingin
“kita ceritakan saja.. kalau ini hanya canda saja, Minho
kun.. orangtuaku pasti akan mengerti,” balas Aiko lagi
“lalu putus,” balas Minho jutek,”aku sudah bosan”
“jadi.. apa kita harus putus??,” tanya Aiko
Minho menoleh,”siapa yang bilang?? Bukan aku kan??”
Aiko diam saja.
“aku akan bilang pada orangtuaku.. sudah terlanjur...
tapi..aku juga enggak bisa melepas kamu,” kata Minho
“lagipula... orangtuaku sudah tahu duluan,” lanjutnya.
“lalu.. kalau sudah seperti ini.. rumit tidak rumit..aku
yang minta duluan.. kalau ada keributan sampai ke pengadilan...bukannya lebih
repot??? Jadi.. nanti kalau misalnya semua akan beres sampai nikah...tolong
cepat cepat hamil buatku ya.. supaya aku tidak malu, hehe,” dia melanjutkan
perkataannya dengan agak sedikit sinis.
“aku..akan mendiskusikan syarat syarat itu..agar lebih
mudah”, balas Aiko
“kamu...yakin bisa melakukannya?? Aku khawatir ketika
kamu tadi ditampar ayahmu sendiri,” balas Minho, dia memegang pipi
pacarnya,”tidak sakit kan??”
Aiko menggeleng,”enggak...tapi..bukannya Minho kun juga
tadi di pukul ayahku??”
Minho tertawa,”sakit sih.. payah sekali kalau aku punya
mertua galak seperti itu, hahahaha...untung..kita harus tinggal jauh dari
mereka”
“semuanya sudah terlanjur,” kata Aiko
“aku punya rencana lain...dan..sebaiknya.. kali ini.. aku
saja yang tahu..maaf ya?,” Minho meledek Aiko
“jangan menyusahkan dirimu sendiri, Minho kun.. kamu suka
begitu,” balas Aiko
“terserah aku,” balas Minho singkat.
“aku harus pulang... besok aku harus selesaikan tugas
gambarku,” lanjutnya lagi. Dia lalu berjalan meninggalkan Aiko dan naik bus
yang ke arah kostnya.. sekitar 160km dari rumahnya Aiko
“jya ne... besok aku tunggu kamu di ruangan biasa,” Minho
melambaikan tangannya.. dan dia masuk bus.
Aiko membalas lambaian tangannya Minho,”Ki o tsukete, Minho kun (hati
hati-red),”
Minho masuk saja ke dalam bus.
Aiko masih diam berdiri memandang bus itu berlalu sampai
tidak terlihat lagi.
“Minho kun sungguh nekat...apa.. dia bisa bekerja kalau
semua akan terjadi?? Kuliah kedokteran itu sangat mahal, Minho kun.. kenapa
nekat??”, keluh Aiko tentang pacarnya itu.
Minho terus berfikir di dalam bus,”semua sudah
terlanjur... ugh.. rencana ini sebenarnya gagal..dilema.. aku enggak mau
orangtua ku masuk bui”
Bersambung ke part 5...