This is me....

Selasa, Februari 04, 2014

Pernikahan ½ (Part 4: Resiko Bohong Pada Orangtua)

Sampai dua hari geng mereka senang senang di penginapan itu. Sampai pulang lagi, Minho dan Aiko masih membalas topik yang mereka bicarakan dalam penginapan, tapi beralih ke kost an mereka.
“mau berbohongnya..kapan?,” tanya Aiko polos sekali
Minho malah senyum,”gak sabaran ya?hehe”, dia lalu merangkul pacarnya itu
Aiko malah menggeleng,”bukan begitu, Minho kun.. aku kan perencana.. aku harus merencanakan apa yang ada di otakku”
“lalu..bagaimana?? aku belum telepon ibuku,” balas Minho, dia lalu tiduran di atas lantai yang berkarpet di kost nya.
Aiko mendekat padanya,”Ne.. Minho kun.. yang seperti ini..sebenarnya membahayakan..”
“memangnya kenapa?? Aku kan..bisa aja jadi orang nekat,” balas Minho, enteng
“aku..susah loh.. ngejar kamu.. waktu pertama kali kita ketemu aja.. kamu susah banget di dekati.. sukanya diam saja.. kalau enggak mau bicara.. mana mau bicara,” lanjutnya lagi
gomen ne, Minho kun...sono toki wa watashi wa Minho kun ni tameratte ita (maaf Minho kun..saat itu..aku sempat ragu padamu-red),” balas Aiko
“just forget it.. sore o giron shitakunai (lupakan.. aku gak ingin bahas itu lagi-red),” balas Minho,”kita bahas apa yang mau ke depan nanti... aku pengen nikah.. titik.. gak pakai koma.. kalau aku sudah mau.. ya kamu harusnya suka juga dong, Aiko chan,” tiba tiba dia judes lagi sama Aiko
hai..wakatta (ya, baiklah-red),” balas Aiko
Minho lalu menoleh padanya dan senyum,”maksa ya?? Demo..mou gaman dekinai (tapi..aku gak tahan sama kamu -red)”
“Minho kun..aneh,” balas Aiko lagi
Minho bangun, lalu duduk dan merangkul pacarnya itu,”hahahaha.. gak apa dong.. namanya juga pacar.. eh..besok kan mau ujian nih.. gak usah ketemuan dulu ya?? Bakalan sibuk deh..”
“sama.. aku bisa lebih banyak tugas dari Minho kun,” balas Aiko, lembut
“pacarku lembut amat sih... yasashii.. kawaii,” Minho gregetan dengan pacarnya sendiri. Dia mencubit cubit pipi pacarnya.
“Minho kun.. nakal ah..,” senyum Aiko. Minho tertawa keras keras.
“malam ini.. belajar disini saja ya?? Temani aku belajar..biar semangat, hehe,” goda Minho. Dia tidak tahan genitnya kalau sudah berduaan.
“Minho kun belajar saja ya.. aku juga mau belajar.. besok aku ujian lisan,” balas Aiko, dia mengeluarkan buku tebalnya.
“ya.. baiklah.. chu,” Minho benar benar iseng, dia lalu mengeluarkan buku dan laptopnya, lalu belajar. Mereka belajar bersama malam itu di kostnya Minho.
Waktu terus berlalu..waktu ujian seminggu berlalu juga..
“Eomma..hal ini sangat berat aku katakan.. tapi..,” kata Minho, dia menelepon ibunya
“kenapa?? Ada masalah dengan mu?,” tanya ibunya balik, heran
“ah.. begini Eomma,” Minho mulai berbohong,”aku...menghamili pacarku”, suaranya di rendahkan dan seperti penuh dosa
Ibunya langsung kaget dan pusing kepala,”Apa!!!”
“Eomma.. mian haeyo (maafkan aku-red),” Minho bernar benar nekad berbohong
“Minho.. kenapa kamu benar benar bisa berbuat seperti itu?? Eomma pusing.. harus bagaimana bisa hubungi Appa mu??”, kata ibunya, shocked
“Eomma.. maaf.. eomma jangan kaget.. tapi.. aku memang salah,” Minho sok pura pura polos, dia tahu kalau dia dimanja orangtuanya dan apa apa dituruti.. jadi, dia pikir, keinginannya akan di kabulkan orang tuanya.
“aku.. mau bertanggung jawab, eomma,” balas Minho dengan suara pura pura memelas.
“tanggung jawab bagaimana?? Dia orang mana?? Korea? Jepang?,” tanya ibunya, walau masih shocked
“jepang, eomma,” balas Minho singkat. Dia mencari cara bagaimana supaya ibunya setuju.
“ibu tidak setuju,” balas ibunya dengan nada judes
“Eomma.. tolong ngerti aku.. dia.. sudah hamil...apa.. eomma dan appa enggak malu.. kalau ketahuan seperti ini??,” balas Minho lagi
“kamu tidak pernah membuat eomma susah.. kenapa tiba tiba jadi begini, Minho?? Kamu kenapa tidak mematuhi apa kata kata eomma?? Eomma sudah curiga beberapa waktu lalu kamu bertanya tentang soal perempuan... jadi.. kamu mau eomma mati karena kamu bersama perempuan itu??,” ibunya menyesal dengan perbuatan anaknya yang sebenarnya pura pura itu.
Minho sempat terdiam, lalu dengan suara memelasnya, dia berusaha membujuk ibunya,”eomma tidak ingin kan.. keluarga kita berantakan?? Aku bisa malu.. apalagi aku ini anak beasiswa.. nanti kalau misalnya cewekku cerita cerita ke orang lain.. bagaimana??”
“kamu membuat eomma sakit.. tidak.. eomma tidak akan sudi kamu nikah dengan perempuan itu,” ibunya menutup teleponnya
Minho mengeluh,”uh.. gagal nih.. gimana lagi ya?,” dia sibuk garuk garuk kepalanya, mencari akal yang lain.
Lalu dia saking kesalnya, datang lagi ke kost pacarnya dan mengajak duduk di taman.
“menyebalkan.. ibu ku tidak setuju.. dia malah bilang tidak sudi,” keluh Minho sambil tiduran di pangkuan pacarnya itu
“ya.. lalu bagaimana?? Sudah deh, Minho kun..jangan berbohong.. ya?,” balas Aiko
Minho bangun dari pangkuan pacarnya,”enak banget deh.. ngomongnya gampang.. kamu.. gak cinta aku ya?”, lalu menatap pacarnya itu
Aiko jadi gak enak hati,”aku...enggak begitu, Minho kun..aku minta maaf,”
Minho membelakangi lagi pacarnya,”kalau gak mau.. ya sudah.. gantung ajah,”
Lalu dia berdiri, ngambek berat.. jalan meninggalkan pacarnya
“Minho kun...tunggu dong... jangan ngambek begitu,” Aiko mengejarnya. Minho jalan makin cepat saja meninggalkan pacarnya sendirian
“Minho kun jelek sekali kalau sudah marah,” keluh Aiko.. dia Cuma bisa memandang Minho yang jalan pulang kembali ke kost an nya.
Sampai dirumah.. Aiko bingung.. lalu dia cerita dengan Miyo chan, temannya yang juga sesama kedokteran.
“Aku benar benar sudah bingung, Miyo chan.. aku masak harus berbohong pada ibunya Minho kun?? Dan Minho kun sudah berbohong pada ibunya.. dia nekat,” kata Aiko
“heehhh...ternyata dia cowok nekat juga ya??,” balas Miyo,”kalau begitu.. kalau memang kalian saling cinta..ya..menurutku sih.. kalian nekat aja,”
“bagaimana caranya?,” Aiko bertanya balik pada temannya itu
Miyo mikir,”umm... kalau memang kamu bilang pura pura hamil.. ya.. pura pura aja..”
“kamu..kenapa sama nekatnya dengan Minho kun??,”
Miyo tertawa,”hahahaha... gimana ya?? Aku juga sebenarnya suka tipe tipe Minho kun sih.. jadi..kamu harusnya bisa lama dong... hubungan dengan dia.. “
“aku harus bagaimana?? Bilang pada ibunya kalau memang aku hamil??,” tanya Aiko lagi
Miyo mengangguk,”iya dong hahahaha.. sudah ya?? Sepertinya kamu sudah tahu sendiri jawabannya kok, hehe”
“ya.. baiklah.. aku akan berusaha mendukungnya,” jawab Aiko lagi
“aku kan sudah bilang.. kalau memang aku mau sesuatu..dan menurutku itu baik.. mestinya kamu turutin dong??,” Minho masih ngambek juga ternyata di telepon
“Minho kun.. sudah telepon ibumu lagi?,”
“sudah,” jawab Minho judes..
“ya sudah,” balas Aiko singkat.

“trus..mau apa lagi??,” Minho masih judes
“enggak.. besok..aku mau ujian lisan lagi,” balas Aiko polos..
“ya sudah.. kamu belajar yang rajin ya..,” balas Minho. Ngambeknya sudah berkurang, tapi suaranya masih datar.
“terima kasih, Minho kun.. aku akan dukung keputusan Minho kun yang terbaik,” lanjut Aiko. Minho menutup teleponnya.
“uh.. cari cara baru lagi nih,” gerutu Minho,”apa..mempegaruhi Appa saja ya??”
Baru saja Minho berpikir tentang ayahnya.. tiba tiba ayahnya telepon dia.
“Appa sudah dengar dari eomma mu....dan sungguh kecewa,” kata ayahnya memulai pembicaraan
“aku minta maaf, Appa.. tapi..aku enggak mungkin melepas dia,” Minho pura pura lagi sandiwaranya
“tapi kamu sudah menyusahkan kami... kalian gugurkan saja,” balas ayahnya lagi
“gak mungkin, Appa.. dia calon dokter... bisa dimarahi orangtuanya nanti,” balas Minho lagi. Dia benar benar sok cari cari alasan
“lalu.. kamu mau.. segala keperluan mu kami blokir??,” ancam ayahnya
“tidak Appa...,” lanjut Minho,”tapi...bagaimana aku bisa bertanggung jawab?? Aku tidak ingin jadi pembunuh, Appa... dan... pacarku juga tidak ingin,”
“menyusahkan!,” bentak ayahnya
“lalu..harus bagaimana, Appa?? Ayahnya pacarku benar benar meminta tanggung jawab dan aku bisa dilaporkan pada pihak berwajib,” keluh Minho.
“tidak bisa begitu saja pacarmu dan keluarganya melakukan itu,” bentak ayahnya lagi
“baik, Appa.. aku mengerti,” balas Minho
“tidak perlu banyak dibahas... kalau masih dibahas juga... kami akan membicarakan langsung dengan keluarga pacarmu,” balas ayahnya lagi.
Ayahnya mengakhiri telepon.
Minho duduk,”aduh... harus cari jalan lagi nih... ih..susah banget untuk apa yang ku mau”, dia cemberut terus lanjut belajar lagi.
“Ichi kun... kalau misalnya kamu hamili pacarmu.. kamu mau apa?,” Minho malah sibuk ngobrol sama temannya itu.
Ichirou kaget,”kenapa... Aiko chan.. hamil sama kamu??,”
Minho malah bohong lagi,”iya... gimana dong??”
Ichirou benar benar kaget,”dimana sih kalian lakukannya?? Kalian nekat banget”
“sudah lama.. sebelum golden week,” jawab Minho
“trus.. mau apa? Kasian kan Aiko chan kalau kalian putus,” ichirou benar benar serius banget dengan kebohongan Minho itu.
Minho mengangkat kedua telapak tangannya,”bagaimana dong?? Aku sendiri cinta sama dia... aku bilang sih.. “kamu jangan apa apakah dia ya?? Nanti aku tanggung jawab”, tapi.. orangtua ku sepertinya enggak dukung dan mereka mau ke jepang”
“trus..jawaban orangtua Aiko chan.. bagaimana??,” ichirou makin penasaran
“aku belum tahu..aku bilang dia jangan cerita dulu,” balas Minho
“kok.. santai sekali sih.. Minho kun ini?? Apa.. Aiko chan enggak sedih ya??,” kata Ichirou dalam hati
“kalian nekat sekali sih,” kata Ichirou lagi
“habis.. mau bagaimana lagi dong?? Aku malah takut, kalau Aiko chan menggugurkan kandungannya.. nanti dia bisa celaka,” keluh Minho
“yah... aku juga takut begitu.. tapi.. nanti aku hibur Aiko chan deh.. kamu sih.. enggak hati hati,” balas Ichirou.. dia benar benar polos
“kalau, kamu bantu aku kalau orangtua ku datang ke sini.. mau gak?? Please, Ichi kun,” Minho menepukkan kedua tangannya, memohon pada temannya itu.
“kamu sih.. aneh banget.. ,” keluh Ichirou
“trus.. kamu ngarep apa dari aku ngobrol sama orangtua kamu??,” lanjut Ichirou lagi
“aku pengen nikah sama Aiko chan.. jadi.. kamu dukung ya??,” balas Minho
Ichirou tersedak,”apa?”
“please, Ichi kun.. bantu aku,” Minho benar benar ngarep
“haaahhhh... menyusahkan banget yang kayak begini,” keluh ichirou
Mereka pun diam diaman, lalu,”iya deh.. “, jawab Ichirou
“asik!! Hontou ni arigatou, Ichi kun!,” Minho senang , dia memeluk ichirou
“iya.. iya..,” balas Ichirou
Dirumah Aiko...
“kamu pulang.. aneh sekali..,” kata ibunya, heran.
“bagaimana kuliahmu?,”tanya ayahnya Aiko
“baik, ayah.. ibu,” Aiko menunduk hormat pada kedua orangtuanya
“kamu terburu buru kesini..ada yang perlu dibicarakan??,” tanya ibunya dengan suara lembut.
“aku.. datang bersama Minho kun,” katanya. Di sebelahnya duduk Minho.
Minho menunduk hormat, memperkenalkan dirinya pada kedua orangtuanya.
Ibunya Minho tahu bahwa dia adalah anak pacarnya, jadi dia bersikap biasa saja dengan Minho. Tetapi ayahnya Aiko agak kurang suka walau disembunyikan.
“ada yang mau dibicarakan??,” tanya ayahnya,”kuliahmu.. baik baik kan??,”
“baik, ayah.. aku senang nilai ku bagus bagus,” senyum Aiko
“lalu??,” tanya ayahnya lagi
“Minho kun..ingin bicara,” balas Aiko lagi pada orangtuanya
“oh..silahkan,” senyum ibunya
Minho menunduk hormat,”sebelumnya.. saya minta maaf.. saya ingin mengajukan sesuatu”
“katakan saja,” balas ayah Aiko
“aduh..gimana ini.. Minho kun?,” Aiko gusar dalam hatinya
“aku.. berjanji akan serius dengan Aiko chan dan menikah dengannya dalam waktu segera,” kata Minho datar menunduk hormat
Ibunya Aiko kaget,”ada apa ini?? Kenapa kamu, Aiko chan??,”
Ayahnya juga kaget,”kalian ini apa apaan??!!”
Aiko panik duluan, dia bingung mau bilang apa, Minho langsung mengambil alih pembicaraan,”maafkan saya.. karena sebenarnya.. Aiko sudah hamil dan saya harus tanggung jawab”
Ayahnya Aiko mendengar itu bagai tersambar petir di tengah hari bolong.
Dia langsung berdiri dan menyuruh anaknya berdiri. Aiko pun berdiri dan ayahnnya langsung menggamparnya.
“aku menyuruh kamu kuliah bukan untuk seperti ini.. anak kurang ajar!!”
Minho merasa salah taktik, dia panik dan enggak nyangka ayahnya Aiko bisa sampai setega itu.
“saya mohon.. jangan menyakiti Aiko chan.. saya yang salah,” kata Minho menunduk hormat
“Aiko chan.. kenapa kamu nak?? Kenapa begini??,”ibunya benar benar shocked dan pingsan
“okaasan,” Aiko kaget. Dia berteriak dan berusaha membangunkan ibunya.
Minho jadi merasa bersalah,”aduh.. aku salah taktik.. bagaimana ini??”
“lalu... kamu mau apa lagi disini??,” tanya ayahnya Aiko
Minho menunduk hormat,”maafkan saya, Kohashi san.. saya janji akan bertanggung jawab”
“okaasan.. bangun,” Aiko panik ibunya masih pingsan, dia sibuk menyadarkan ibunya
Minho dan ayahnya masih berdiri saling berhadapan, tapi Minho menunduk hormat.
“apa tanggung jawab mu?? Kalian masih kecil.. hanya membuat malu keluarga ku!,” Kohashi benar benar marah dengan berita itu.
“aku... berjanji akan datang dengan orangtua ku kesini..,” kata Minho
“benar benar kurang ajar..tidak tahu malu,” tukas ayahnya Aiko. Dia lalu mengenggam kerah Minho dan  menonjoknya
Minho mengaduh kena tonjokan itu. Anehnya, dia sama sekali tidak melawan.
“ayah.. sudah ayah!,” Aiko tambah jadi panik ayahnya sampai berani memukul cowoknya.
“Minho kun, kamu tidak apa apa kan??,” dia menghampiri Minho, membantu mengelap bibir cowoknya yang berdarah karena ditonjok ayahnya
“ayah.. maafkan Minho kun.. aku yang salah, jangan dipukul,” Aiko menunduk hormat pada ayahnya, tapi ayahnya malah menggampar puterinya lagi
Minho kaget,”ini sudah keterlaluan.. aku enggak ingin Aiko chan luka,” kata Minho dalam hati.
Minho lalu mencegah ayahnya Aiko menggampar anaknya sendiri.
“maafkan aku, Kohashi san.. tolong jangan memukul Aiko chan lagi,” kata Minho
Kohashi menepis tangan Minho
“aku mohon.. ijinkan orangtuaku membicarakan semuanya,” balas Minho menunduk hormat. Dia benar benar pintar bersandiwara.
Kohashi mendorong Minho dan dia hampir jatuh ke lantai.
“ayah.. aku mohon.. !,” kata Aiko. Dia menghiba pada ayahnya
“semua gila!,” kata Kohashi,”apa kamu tidak pakai otak.. hah??,” katanya lagi membentak anaknya sendiri
“aku minta maaf, ayah,” Aiko akhirnya menangis juga
Minho berdiri, dia berfikir, rasanya dia sudah salah membuat sandiwara ini.
“aku akan bertanggung jawab.. aku akan menikahi Aiko chan,” kata Minho
Kohashi lalu menghampiri Minho,”baiklah..dengan beberapa syarat..jika kamu ingkar.. kami akan seret kamu ke pengadilan”
Minho dan Aiko sangat kaget dengan pernyataan Kohashi
Tapi Minho berusaha menyembunyikan kekagetannya,”apa itu, Kohashi san??”
Kohashi benar benar berdiri di depan Minho dengan tegas dan tegap,”pertama... kamu harus membiayai kuliah anak ku.. aku tidak akan sepeserpun membiayai hidupnya. Kedua: kalian tidak bisa tinggal bersama kami..apapun yang terjadi dengan kehidupan kalian”
Minho cukup ngeper dengan tawaran Kohashi itu.
Tapi kemudian,”akan saya pikirkan,”
“jangan mengelak..atau kami akan menyeret mu ke pengadilan.. karena tidak bertanggung jawab,” balas Kohashi.
Minho asli ngeper dengan apa yang sudah dikatakan ayah pacarnya itu. Dia diam sejenak, lalu,”baiklah.. akan saya bicarakan dengan orangtua saya,”
“ingatlah.. jika kamu ingkar.. maka keluarga kami akan menggugat keluarga mu,” balas Kohashi lagi
Minho menunduk hormat,”baiklah,” dia berusaha tenang, padahal aslinya galau berat.
Dia pulang dengan berfikir. Dia berjalan, Aiko mengejarnya.
“Minho kun.. kalau memang kamu tidak sanggup, kita bubarkan saja sandiwara ini,” kata Aiko berdiri disamping nya.
Minho lalu berdiri berhadapan dengannya,”aku benar benar kaget dengan keinginan ayahmu,”
“kalau kamu tidak bisa menjalani.. sudahlah,” balas Aiko. Dia menengadahkan kepalanya pada pacarnya itu
Minho senyum,”bukan Lee Minho namanya kalau mudah menyerah”
Aiko menatapnya,”tapi..ini benar benar bukan sebuah hal mudah, Minho kun..aku mulai takut”
“sudah terlanjur,” balas Minho datar
“apa.. Minho kun sanggup membiayai kuliahku?? Fakultas kedokteran..sangat mahal,” keluh Aiko
Minho malah senyum senyum lagi,”lihat saja nanti,”
“tapi...aku bertukar syarat dengan mu saja, Aiko chan,”lanjutnya lagi
“balas dendam pada orangtuamu,” senyum Minho
Aiko kaget, dia menutup mulutnya, dia enggak sangka Minho bisa sejahat itu,”apa maksudmu, Minho kun??”
Minho tertawa tawa,”hahahaha.. panik ya!”
Aiko benar benar menyangka Minho tega berbuat jahat padanya dan keluarganya.
“Minho kun...kenapa kamu tega sekali??,” katanya, matanya berkaca kaca.
“tidak tega....aku hanya minta satu hal,” senyum Minho
“apa itu?,” Aiko bingung
“kamu..beneran hamil dalam waktu dekat setelah kita nikah.. jadi.. nanti aku impas, hahahaha,” Minho benar benar tertawa terbahak bahak.
Aiko benar benar bngung dan enggak habis pikir dengan apa yang Minho bayangkan.
“apa..malah tidak memberatkan?,” katanya pada Minho
“memberatkan apanya?? Syarat ayahmu sangat berat.. jadi.. aku harus impas dong.. iya kan??,” Minho senyum licik.
Aiko hanya bisa memandang Minho
“kenapa?? Bingung??,” senyum Minho
Dia mengangguk.
Minho tertawa lagi,”hahahaha...enggak usah bingung.. ini semua sudah terlanjur... aku sudah tidak bisa lagi narik perkataan ku dong.. tapi.. aku bisa tawar menawar,”
“ini bukan mainan, Minho kun,” Aiko jadi gusar dengan apa yang Minho rencanakan
“gimana sih kamu?? Dimana gusarnya?? Aku cinta kamu.. aku hanya ingin.. apa yang akan kita rencanakan terjadi,” balas Minho
“tapi.. kalau ayahmu mengancam.. aku tadi sudah tidak bisa apa apa lagi..,” lanjutnya lagi.
Dia lalu berdiri membalikkan badannya.
“aku tetap akan kerja.. kalau memang ayahmu menginginkan aku menghidupi kuliahmu yang berat,” kata Minho lagi
“aku akan rundingkan dengan ayahku soal ini,” balas Aiko
“gak usah.. aku gak mau orangtuaku jadi berat.. biar..,” balas Minho. Ekspresinya jadi berubah agak dingin
“kita ceritakan saja.. kalau ini hanya canda saja, Minho kun.. orangtuaku pasti akan mengerti,” balas Aiko lagi
“lalu putus,” balas Minho jutek,”aku sudah bosan”
“jadi.. apa kita harus putus??,” tanya Aiko
Minho menoleh,”siapa yang bilang?? Bukan aku kan??”
Aiko diam saja.
“aku akan bilang pada orangtuaku.. sudah terlanjur... tapi..aku juga enggak bisa melepas kamu,” kata Minho
“lagipula... orangtuaku sudah tahu duluan,” lanjutnya.
“lalu.. kalau sudah seperti ini.. rumit tidak rumit..aku yang minta duluan.. kalau ada keributan sampai ke pengadilan...bukannya lebih repot??? Jadi.. nanti kalau misalnya semua akan beres sampai nikah...tolong cepat cepat hamil buatku ya.. supaya aku tidak malu, hehe,” dia melanjutkan perkataannya dengan agak sedikit sinis.
“aku..akan mendiskusikan syarat syarat itu..agar lebih mudah”, balas Aiko
“kamu...yakin bisa melakukannya?? Aku khawatir ketika kamu tadi ditampar ayahmu sendiri,” balas Minho, dia memegang pipi pacarnya,”tidak sakit kan??”
Aiko menggeleng,”enggak...tapi..bukannya Minho kun juga tadi di pukul ayahku??”
Minho tertawa,”sakit sih.. payah sekali kalau aku punya mertua galak seperti itu, hahahaha...untung..kita harus tinggal jauh dari mereka”
“semuanya sudah terlanjur,” kata Aiko
“aku punya rencana lain...dan..sebaiknya.. kali ini.. aku saja yang tahu..maaf ya?,” Minho meledek Aiko
“jangan menyusahkan dirimu sendiri, Minho kun.. kamu suka begitu,” balas Aiko
“terserah aku,” balas Minho singkat.
“aku harus pulang... besok aku harus selesaikan tugas gambarku,” lanjutnya lagi. Dia lalu berjalan meninggalkan Aiko dan naik bus yang ke arah kostnya.. sekitar 160km dari rumahnya Aiko
“jya ne... besok aku tunggu kamu di ruangan biasa,” Minho melambaikan tangannya.. dan dia masuk bus.
Aiko membalas lambaian tangannya Minho,”Ki o tsukete, Minho kun (hati hati-red),”
Minho masuk saja ke dalam bus.
Aiko masih diam berdiri memandang bus itu berlalu sampai tidak terlihat lagi.
“Minho kun sungguh nekat...apa.. dia bisa bekerja kalau semua akan terjadi?? Kuliah kedokteran itu sangat mahal, Minho kun.. kenapa nekat??”, keluh Aiko tentang pacarnya itu.
Minho terus berfikir di dalam bus,”semua sudah terlanjur... ugh.. rencana ini sebenarnya gagal..dilema.. aku enggak mau orangtua ku masuk bui”
Bersambung ke part 5...