Lee Minho sebagai Minho Gackt sebagai Takuya Nakamura
“Minho kun sudah pergi.. otoosan juga akan pergi kan?,” kata Aiko pelan. Dia benar benar sedih ditinggalkan orang orang yang dia sayang
”kamu bisa tegar..semuanya akan segera berlalu,” kata Takuya, memeluk anaknya dengan lembut.
”rasanya..aku ingin kembali pulang.. pergi lagi berkumpul dengan okaasan,” katanya dalam pelukan ayahnya
Takuya mengelus elus rambut anaknya,”semua masalah..akan menjadikan kamu dewasa.. aku sudah tahu apa yang terjadi..tidak ada yang bisa disalahkan”
Aiko tidak mengerti apa maksud ayahnya. Dia tidak tahu kalau ayahnya mengawasi mereka malam itu.
”kalau besok aku pulang..jaga dirimu baik baik ya? Lupakan semuanya yang telah terjadi.. lupakan dia,”
Aiko mengangguk saja. Dia benar benar sedih.
”Eomma dan tante Jang sudah rencanakan semuanya.. kalian akan bertunangan bulan depan.. awal bulan,” kata ibunya Minho, duduk di depannya.
Minho diam saja, dia berfikir caranya memberontak.
”kenapa?? Tidak ada perlawanan atau perdebatan??,” tanya ibunya lagi
Minho menggeleng.
”baiklah kalau begitu..besok kamu dan Hea jung pergi membeli cincin,” kata ibunya
”mati deh,” kata hatinya Joy,”memang Minho gak mikir mau berontak?”
”apa..enggak terlalu cepat, eomma?? Mereka masih sekolah loh,” Joy mengangkat tangannya dengan ekspresi seperti anak anak bertanya malu malu, padahal dia sudah menikah dan punya anak satu.
”berisik,” kata Minho dalam hatinya, dia sedang berfikir.
”tidak..menikah kan..bisa kapan saja..yang penting tunangan dahulu,” kata Ayahnya
”Hananim.. mati deh!,” malah Joy yang pusing sendiri sama nasib adiknya. Dia menggerutu di hatinya.
”ya, Appa.. aku bantu saja,” kata Joy, kalem.
”kamu serius..tidak ingin melanjutkan hubunganmu dengan Aiko?,” tanya Joy, dikamar Minho
”kata siapa??,” jawab Minho enteng
”tadi..kamu terima bulat bulat perkataan eomma dan appa?,”
”gak..siasat,” balas Minho enteng lagi
”siasat bagaimana?,” Joy heran
”aku ingin Aiko membantuku mengacak acak pertunanganku..dan aku pergi bersama nya saat aku dan Hea jung bertunangan,” Minho malah nyengir kuda
”apa?,” mata Joy melotot
Minho masih nyengir kuda,”kenapa?? Gak boleh?”
”heh..bodoh sekali,” balas Joy
”kamu kan..yang pikirnya bodoh..tapi aku tidak.. ,” jawab Minho
”aku masih punya waktu menjadi licik dalam 29 hari dari sekarang.. aku akan bujuk Aiko,” lanjutnya lagi
”aduh..love is blind..love is crazy!,” Joy berdiri dan garuk kepalanya, bolak balik
“seperti setrikaan,” Minho santai melihat kelakuan kakaknya
Joy memukul kepalanya,”dibantu kok malah santai sekali”
”i saekki ya! Sakit,tau!,” Minho manyun.
”ini serius..kamu malah anggap ini permainan,” kata Joy lagi
”kan aku sudah bilang...aku mau bermain licik,” senyum Minho lagi
”mau ikutan gak?,” lanjutnya
Joy duduk dan mikir...
”umm...iya deh,” balasnya
”jadi?,” tanya Minho
”ya..aku hubungi dan bujuk Aiko,” balas Joy
”gomaseubnida.. kamu memang Oppa yang super!,” Minho malah menepuk nepuk pundak kakaknya
Joy membalas dengan memukul kepalanya Minho,”ini..supaya kamu bahagia.. kamu harus tau itu..uh!”
”daghcyeo.. sakit, tau,” Minho manyun lagi.
Ayahnya Aiko, Takuya, berkumpul lagi dengan keluarganya. Dia sendirian menjalani hari di kota itu.
Tetapi, dia belajar untuk ceria dengan kondisi apa adanya.
”Aiko chan.. kamu sudah kuat kan??,” tanya Mari, teman akrabnya
Aiko mengangguk, senyum ceria,”iya.. semua..aku sudah coba lupakan”
”ne.. Aiko chan.. bagaimana.. kalau misalnya.. ternyata.. Minho kun.. menghubungi mu lagi?? Apa.. kamu akan menerima dia??,” mendadak Mari berkata seperti itu
Aiko diam sejenak.
”ah.. aku minta maaf deh.. maaf ya.. kalau mengungkit lagi,” Mari jadi merasa bersalah
”Minho kun dan aku.. sudah 1 minggu ini tidak saling komunikasi,” senyum Aiko seperti dipaksakan pada Mari
Mari kaget,”ah.. masak?? Semudah itu Minho kun melupakanmu??,”
”aku tidak tahu..mungkin saja,” balas Aiko, suaranya pelan
”yah.. Aiko chan..sabar ya??,” kata Mari, menyemangati
Aiko cuma mengangguk.
Minho sekolah dengan mengutak atik ipad nya. Dia berusaha berfikir dan juga ingin sekali menghubungi Aiko tetapi dia masih sibuk mencari cara yang bagus.
Pulang sekolah, dia pun jalan dan meng sms cewek itu.
”Aiko chan.. long time no see.. how are you??,” katanya dalam sms
Aiko yang melihat sms itu diam.
Lama dia tidak menjawab.. akhirnya Minho gak sabaran juga.
Dia pun menelepon.
Aiko meletakkan saja hp nya, terus berbunyi.
Minho kesal sekali. Dia menggerutu karena telepon tidak diangkat,sms tidak dibalas.
”angkat...angkat..”, katanya kesal
Sampai puluhan kali dia mencoba telepon.
”Minho kun,” akhirnya diangkat juga
”lama sekali..bodoh..aku ini kangen kamu,” Minho langsung marah ditelepon
”bagaimana kabarmu??,” lanjutnya lagi
”aku baik...Minho kun?,” jawab Aiko
”sama...baik juga..aku kangen sama kamu,” balas Minho,”ada juga yang aku harus bicarakan”
”aku pikir...Minho kun melupakanku,” jawab Aiko. Dia pun masuk ke kamarnya dan duduk.
”ah..gak akan...tapi..aku minta tolong,” jawab Minho
”apa itu??,”
”pesankan tiket untukku bulan depan tanggal 2 ke Tokyo, pesawat jam 2 siang,” kata Minho, suaranya serius
”dan...kamu datang ke seoul tanggal itu pagi sekali,” lanjutnya lagi
”untuk apa?,” Aiko bingung
”lari dengan mu,” balas Minho lagi
Aiko kaget,”apa? Jangan nekat, Minho kun”. Dia tutup mulutnya karena kaget.
”Sepertinya..apa..kita sudah gak saling cinta??,” tanya Minho.
Aiko gugup ditanya seperti itu. Dia sama sekali tidak bermaksud menyakiti hati Minho.
”tidak begitu Minho kun..,” jawab Aiko,”tapi... nanti kamu dimarahi dan diusir orangtuamu,”
”bukan urusan mereka,” balas Minho, judes
”kalau kamu tidak punya uangnya..aku akan transfer segera untuk membeli tiket itu,” lanjutnya
”dia benar benar nekat,” kata hatinya Aiko
”oi..Aiko chan.. setuju kan??,” tanya Minho
Aiko mengangguk,”un..iya..baik”
Minho senyum di depan Hp nya,”kita..kabur bersama ya..aku sudah malas begini terus”
”tapi..kalau Oppa joy tahu??,”
Minho tertawa dengan pertanyaan pacarnya itu,”Oppa sudah tahu kok! Dia akan menolong kita, hehehe”
Aiko menarik nafas. Suara nafasnya sampai terdengar Minho.
”kamu...takut..aku melupakan mu??,” tanya Minho
”ya,” balas Aiko singkat,”itu..karena Minho kun akan bertunangan”
”yeah...yeah...tapi...seperti ini menyesakkan.. sucks,” balas Minho lagi
”kalau kamu kabur... berbahaya.. bagaimana dengan reaksi orang orang?? Akan banyak media bukan??,” tanya Aiko
”like i care (emang gue pikirin-red),” balas Minho
Minho pulang sekolah, masuk ke rumahnya dengan wajah ceria. Dia senandung senandung.
”whoah.. Minho sedang ceria..sst..ada apa?,” bisik Joy
”Aku sudah telepon Aiko dan dia akan membantu membelikanku tiket,”Minho balas membisiki kakaknya
”heh?? Kalian gila.. jadi.. Aiko chan akan kesini bertepatan dengan hari tunanganmu?,”
Minho mengangguk dan senyum
”wah..gila.. aku gak tahu apa reaksi eomma, appa, om dan tante Jang,” kata Joy
”gak perlu di bayangkan...yang pasti akan seru,” balas Minho. Dia duduk dan melepas kaus kakinya
’Minho..kamu sudah pulang?,” tiba tiba ibunya keluar dari ruang tengah, ke ruang tamu, tempat Joy dan Minho ngobrol
Minho menghampiri ibunya dan mencium pipinya,”baru saja, eomma”, katanya ramah yang manipulatif (palsu).
”sore ini.. eomma bilang pada Hea jung.. kalian harus beli cincin,” kata ibunya
Minho kaget, tapi dia sembunyikan kekagetannya.
”ya.. baik, eomma.. aku tidak ada acara hari ini,” balas Minho
”hubunganmu dengan hea jung..tidak ada masalah kan?”
Minho menggeleng.
Setelah ibunya menasehati panjang lebar soal hubungan anaknya dengan anak teman usahanya itu, dia pun meninggalkan Joy dan Minho
”wah... kacau.. secepat ini,” keluh Minho
”kamu yakin..bisa kabur dengan Aiko??,” tanya Joy
”yakin saja,” balas Minho singkat
”well..kalau gitu..aku sering sering kontak Aiko deh,” kata Joy. Dia pun berlalu meninggalkan Minho
”wah..senang banget ya, Oppa.. akhirnya.. aku bisa beli cincin juga sama Oppa,” Hea jung merasa menang. Dia yang waktu di Kyouto sangat kesal dengan Minho, apalagi Minho sempat menghina nya, akhirnya menang juga dan akan bertunangan dengannya.
”ya, ” balas Minho singkat. Walau Hea jung senang, sikap dia biasa saja dan cenderung kaku. Dia tunjukkan sikap tidak sukanya sore itu jalan dengan calon tunangannya itu.
Beberapa orang di jajaran counter/toko perhiasan itu saling berbisik, terutama para cewek.
”eh.. itu bukannya Minho Lee ya??,” bisik seorang cewek yang sedang berbelanja.
”wah.. patah hati deh aku..dia pacaran dengan perempuan itu ya??,” bisik cewek yang satu lagi.
”sepertinya iya.. cantik banget ceweknya,”
”gak deh.. norak banget.. cantik sih.. tapi norak..lihat deh kelakuannya, hihihi,”
”iya bener.. norak banget.. terlalu heboh,”
Mereka menggosip soal Minho dan hea jung tak jauh di seberang mereka yang sama sama memilih perhiasan.
Minho melihat lihat sekeliling.
”kalau yang ini.. aku cocok kan, Oppa??,” Hea jung melihat Minho
Tapi Minho jawab asal, sebab dia lebih pilih lihat perhiasan yang lain
”iya,” jawabnya, tanpa melihat model perhiasan yang sedang dilihat Hea jung. Dia malah melihat lihat sekeliling dan melambaikan tangan pada beberapa orang yang menyapanya. Dia benar benar cuek, tidak peduli dengan Hea jung
”kita...ambil ini saja ya, Oppa??,” kata hea jung lagi
Tanpa menoleh, Minho hanya mengatakan,”ambil saja..nanti aku yang bayar”
”hari ini menyebalkan,” sms Minho ke Aiko,dia menggerutu banget.
Aiko tanya kenapa dan dia jawab kalau dia baru saja disuruh membeli cincin untuk hea jung oleh ibunya
Aiko sejenak diam saja. Minho lalu bertanya lagi apa dia sudah coba memesan tiket untuk mereka berdua
”sudah.. sesuai dengan yang kamu inginkan,” jawab sms Aiko
”very well done,” balas Minho ,”aku..ingin mengacak acak rencana mereka”
Aiko ragu lagi,”apa..tidak beresiko, Minho kun?”
”perduli amat,” balas Minho singkat.
Dia tidak melanjutkan sms nya lagi....
Hari berlalu, Minho sekolah sambil bekerja seperti biasa. Paling paling kalau sedang sibuk sekolah, sibuk saja pemotretan di malam hari
”hey.. eomma dan tante Jang nafsu banget deh,” bisik Joy waktu menunggu fotografer siapkan alat nya
”ah..aku sudah membuat rencana..lihat saja nanti..nekat itu penting,” balas Minho, berbisik juga
”beneran..sudah pesan tiket?,”tanya Joy serius
Minho mengangguk, lalu dia melangkah ke fotografer
Joy duduk saja, agak sedikit mematung,”wah...dia nekat..apa jadinya dengan eomma dan appa kalau tahu??”
”haahh..semakin dekat...undangan sudah dibagikan,” Minho berbaring dikamarnya.
Ternyata, dia cukup gelisah juga dengan penyebaran undangan.
”pasti si hea jung bahagia banget deh,” gumamnya lagi
Dia bolak balik badan diatas tempat tidurnya.
”telepon...enggak..telepon..enggak,”dia bingung sendiri.
Trus masih memandang langit langit rumahnya.
Tiba tiba, pintu kamarnya diketuk, dari ibunya
Minho bangun dan pura pura membaca buku sekolah
Ibunya masuk setelah dia ijinkan masuk.
”anak eomma..rajin sekali,” kata ibunya membuka pembicaraan. Minho senyum saja.
”kita sudah sebar undangan.. Minggu depan.. tidak ada kegiatan kan??,” lanjut ibunya lagi
”tidak, eomma,” balas Minho. Padahal dia galau.
”eomma berharap..kamu bisa bahagia dengan hea jung... dan tinggalkan cewek itu”
Minho diam saja.. lalu,”iya, eomma”
Ibunya cerita sebentar lalu keluar kamar lagi
Minho berbaring lagi, dia benar benar galau total.
Dia berusaha memanggil manggil Aiko tanpa meng sms nya.
Tak lama berselang, sebuah sms masuk,”Minho kun... ada apa??”
Ternyata dari Aiko!
Minho kaget juga.. suara hatinya bisa terbaca dari jauh
”aku..gelisah sekali,” balas Minho di sms
”ya..aku faham, Minho kun,” balas Aiko
”tapi...aku gak mau kita berpisah,” lanjut Minho lagi
”minggu depan.. aku harap, Tuhan menolong kita,” lanjutnya lagi.
”aku akan berusaha, Minho kun,” balas Aiko
”sepertinya.. media tidak ada...jadi..kita aman,” balas Minho
”syukurlah..semoga begitu,’ balas Aiko lagi
Hari ke 21,22,23,24,25,26,27...
Dan 28 malam...
Minho begitu gelisah diantara kumpulan anggota keluarga besarnya dan keluarga Hea jung yang sedang makan malam bersama.
Mereka semua tertawa ceria.
”wah..akhirnya..kita akan berbesan juga ya.. tuan Lee,” kata Nam, ayahnya hea jung
”iya..ini cita cita sedari mereka kecil,” balas Lee, ayah Minho
Minho diam saja, dia asik makan.
”hea jung beruntung dapat Minho,” kata Nyonya Jang, ibu hea jung
”kalian ini...bisa saja memuji anak kami, Minho..dia memang masih belum dewasa..tapi mudah mudahan bisa membahagiakan anak anda, hea jung,” balas Nyonya Lee
Minho sedikit manyun, dia teruskan makannya pelan pelan.
”apanya yang bahagia?? Lihat saja besok, hea jung,” gerutu Minho dalam hatinya
Di Kyouto... Aiko memilih malam itu pergi ke tokyo dan langsung menginap di bandara.
Hea jung mengajak Minho jalan jalan malam itu.
”kalau..aku jadi isterinya Oppa.. kita mau tinggal dimana ya??,” kata Hea jung, manja pada Minho
”dimana saja bisa.. bawah jembatan juga bisa,” Minho langsung menjawab dengan sinis
”Oppa gitu deh! Sebentar lagi kita mau tunangan kok masih aja judes sama aku??!,” hea jung langsung sensi dan ngambek
Dia lempar lempar tas nya. Orang orang di jalan pada lihat dia
”eh! Kamu apa apaan sih.. kayak anak kecil??,” Minho kesal banget ngadepin pacarnya yang tingkahnya seperti masih anak anak
”tidak lucu, hea jung!,” bentak Minho. Dia menggenggam pergelangan tangan calon tunangannya itu supaya gak melempar tas atau apapun di dekatnya
Sementara orang orang melihat mereka
”lihat! Kelakuan buruk mu bikin aku malu!,” Minho melepas genggamannya dengan kasar lalu jalan meninggalkannya
”menyebalkan! Sucks!,” dia menggerutu dan berjalan cepat meninggalkan hea jung
”OPPA... TUNGGU!,” hea jung teriak teriak minta Minho menunggu nya
Minho terus aja jalan meninggalkannya,”merepotkan! Kenapa sih.. eomma minta aku dijodohkan sama cewek gak tahu diri begitu??”, dia terus ngedumel sepanjang jalan kaki menuju tempat parkir mobilnya
Hari sudah malam.. tapi Minho malah tidak bisa tidur..
”besok pagi,” keluhnya
Iya, besok tepat tanggal 2.. dimana dia dan hea jung akan bertunangan
”ah.. menyebalkan!,” lagi lagi dia menggerutu
Joy masuk kamarnya, lalu langsung duduk di kursi samping tempat tidur Minho
”sudah siap kabur belum besok??,” tanya dia
”ya,” balas Minho singkat
”apa yang kamu mau bawa?,” tanya Joy,”aku bantu siapkan malam ini”
”gak usah..aku cuma bawa diriku, dompet dan handphone,” balas Minho lagi
”yah..sudahlah.. semoga eomma gak pingsan dengan tingkahmu besok,” balas Joy
Dia lalu bangun dan keluar ruangan lagi
Minho termenung lagi,”mian haeyo... appa.. eomma.. tapi..aku gak cinta hea jung”
”Minho kun,” Aiko bermimpi ketika dia tertidur duduk di bandara
Minho dari jauh langsung bangun dari tidurnya juga.
”whoah! Seperti .. Aiko chan memanggilku,” katanya, dia kaget
Minho langsung meneleponnya, tapi tidak diangkat angkat
”otoo tahu rencana kalian,” tiba tiba Takuya masuk ke dalam mimpi Aiko
”sumimasen, otoosan..demo.. atashi wa hontou ni Minho kun ga daisuki (maaf banget, ayah...tapi aku suka Mino banget-red),” balas anaknya itu di matrix mimpi
Takuya senyum tipis,”it’s risky, dear musume,”
“aku tahu, otoosan.. tapi..,” jawab Aiko
Takuya langsung memotong lagi,”kalian benar benar nekat.. sama sekali ayahmu ini tidak diberi tahu.. bagaimana langsung bisa aku kesana??”
”otoosan.. aku mohon..aku bisa menyelesaikan masalah ini sendiri,” harap Aiko dalam mimpinya
”shikata ga nai.. kamu sudah di airport.. mau apa lagi?? Hati hati!,” balas Takuya
Aiko bangun,”otoosan..aku minta maaf”
Dia pikir..ayahnya akan marah sekali.. ternyata tidak.
Sementara, Takuya juga bangun dan bilang,”anak ku sudah tambah besar.. aku tidak bisa lagi melarangnya”
Dini hari itu.. Aiko benar benar tidak bisa tidur.. dia memikirkan.. apakah dia dan Minho akan benar benar bisa kabur dari kota itu.. lalu kembali ke Kyouto..
Detik demi detik.. dia melihat jam tangannya.. suasana bandara dini hari itu sudah mulai ramai oleh penerbangan yang paling pagi.
”Minho kun.. doakan aku berani menghadapi semuanya.. ketika dulu kita berusaha untuk menyatu lagi..,” gumam Aiko sambil memeluk tas ransel kecilnya
Sementara nun jauh disana, Minho juga tidak tidur walau sudah dini hari.
”Tepatilah janji mu supaya datang ke sini, Aiko chan.. aku menunggu.. kita bersama pergi dan jangan lagi berpisah,” gumam Minho. Dia melamun sambil memandang langit langit kamarnya.
Bersambung ke part 13...