Minho
masih berdiri di depan Hea Jung yang luka parah, justru karena dia salah
menyerang seorang healer
(penyembuh-red) macam Minho . Healer memang mungkin
tidak bisa menyerang, tetapi bisa membuat pertahanan dirinya lebih dari seorang
penyerang, sehingga malah bisa melukai sang penyerang.
“Hea
jung…bangun!,” Aiko mengguncang tubuhnya. Cewek itu pingsan.
“Minho kun..aku mohon…tolong dia,” Aiko menegakkan
kepalanya pada Minho yang berdiri di depan dia
dan Hea jung.
“gak
pantas diampuni..dia sudah mencelakaimu sampai hampir kamu meninggal,” katanya
enteng.
“jangan
begitu, Minho kun..dia dipengaruhi
Soujiro…tolong dia..sebelum polisi datang,” Aiko memelas pada Minho, dia malah
memegang kaki Minho , berharap cowok itu tidak
dendam pada tunangannya sendiri.
“dia tunanganmu, Minho kun..,” kata Aiko
lagi
”biar,” balas Minho singkat.
Minho diam saja. Aiko memelas meminta agar
Minho mau menyembuhkan tunangannya sendiri.
Minho masih diam saja. Mematung.
Aiko akhirnya berdiri.
”kalau aku...yang
menyerangmu...apa..kamu..akan membuat..aku seperti Hea jung.. Minho kun??,”
Aiko bertanya hal yang membuat Minho kaget.
”apa maksudmu, Aiko chan??,” tanya Minho.
Dia terperanjat pacarnya tanya seperti itu.
”Jawab saja, Minho kun,” kata Aiko datar
”aku..gak mungkin melukai mu.. gak bisa,”
balas Minho
Aiko berani menatap Minho,”jadi.. aku mohon.. demi aku... bantulah Hea
jung.. atau...aku akan mencelakai diriku sendiri dengan menyerangmu”
”Jangan nekat, Aiko chan..aku tidak ingin
kamu..atau aku.. terluka,” balas Minho
”tolong..bantulah Hea jung..dia memang
pernah jahat padaku.. tapi.. dia juga tunangan mu,”
Minho bersuara tegas,”dia bukan
tunanganku...sekali lagi...dia bukan tunanganku”
”Kenapa.. kamu jadi sangat sensitif
sekali, Minho kun?? Aku hanya
ingin kamu menolongnya”
”aku tidak suka perempuan manja, belagu
dan mencelakai orang yang aku sayang,” balas Minho, masih berdiri dengan
tatapan dan bicara yang tegas.
Aiko akhirnya malah senyum,”aku..berterima
kasih padamu,” lalu memeluk Minho.
”tetapi..bukankah Minho kun tahu...sedari
dulu kita bertemu..aku tidak bisa melihat orang tersakiti?? Lebih baik.. aku
yang disakiti.”
”tidak bisa begitu lagi..,” balas Minho. Dia mengelus rambut Aiko yang panjang dan
agak ikal.
”Aku mohon..sekali ini saja.. bantu Hea jung,” dia benar benar membujuk
Minho
”hal itu..akan makin membuat aku sayang
Minho kun,” lanjutnya lagi
Minho masih memeluk dan mengelus elus
rambut pacarnya.
Sementara Hea Jung masih tergeletak
pingsan di taman yang sepi itu.
”baiklah.. kamu memang cewek baik..tetapi..jangan
pernah berharap..aku akan baik baik dengannya suatu hari nanti,” balas Minho
Akhirnya, Minho pun berjongkok.. dia lalu
memulai membantu memberikan energi healing agar Hea Jung bisa segera sadar.
Warna hijau muda yang terpancar dari
telapak tangannya berubah menjadi warna hijau tua, wajah Minho pun berkeringat
banyak, karena dia mengeluarkan energinya habis habisan.
Badan Hea Jung yang sempat biru akibat
serangan otomatis Minho berubah menjadi sedikit lebih segar.
Aiko lega.. Minho mau membantu menolong
tunangannya sendiri.
Hea Jung yang masih pingsan sudah mulai
lebih baik.
”ah..yokatta
na.. (syukurlah-red),” kata Aiko, dia senyum pada Minho
”jiwanya masih bisa selamat... energi mu
besar sekali, Minho kun,” lanjutnya pada Minho.
”hanya sekali ini saja.. besok..aku akan
menyuruhnya pulang,” balas Minho
”iya..aku faham,” senyum Aiko lagi,
padanya.
Minho menegakkan kepalanya, lalu senyum
padanya,”tidak ada.. purezento untukku??”
Aiko memukul pundaknya dengan
ringan,”ih..hentai”
Minho malah tertawa,”chu.. kamu selalu
baik..tidak berubah..sedari dulu”
”kita..harus lihat ayahmu.. berbahaya..dia
melawan orang gila,” lanjut Minho lagi
”lalu.. Hea Jung??,” tanya Aiko
Minho menelepon kakaknya, meminta Joy
datang dan membawa Hea Jung ke rumah sakit.
Joy kaget dengan apa yang dia lihat,”Gila!
Kamu apakan dia, Minho?? Aku bisa susah dengan Eomma!”, bentaknya pada Minho
Minho datar menjawab,”tanya pacarku”,
enteng, tapi tidak melihat wajah kakaknya itu.
”Hea jung.. menyerang Minho kun dan aku.
Minho kun berusaha melindungi ku..dan hasilnya..dia sendiri yang terluka..
Minho kun..sama sekali tidak melakukan perlawanan.. hanya membela diri, Oppa
joy,” jawab Aiko
”aku percaya padamu.. tetapi.. ini
gawat..dia bisa mati,” Joy memegang pergelangan tangan Hea jung.
Aiko menggeleng,”tidak..dia selamat.. Minho
kun baik..walau kami diserang..dia telah menolongnya.. sekarang..kita harus
cepat cepat bawa ke rumah sakit,”
Joy pun melarikan Hea jung ke Rumah sakit.
”Kita harus cepat menolong ayahmu!,” ujar
Minho, dia menarik tangan Aiko.
Mereka mencari Takuya dan Soujiro.
Sampai pada sebuah ujung taman yang luas
itu, mereka menemukan Takuya dan Soujiro yang tampak sama sama sedang duduk
bersila.
”Insider
soul,” ujar Minho, pelan.
”apa itu??,” tanya Aiko
Minho tidak menoleh pada pacarnya, tapi
dia menjelaskan,”mereka berperang dengan jiwa mereka..bukan fisik.. lihat
saja..mereka diam...tetapi..bisa ada yang mati kalau salah satunya ada yang
kalah,”
”Otoosan..
aku khawatir,Minho kun,” balas Aiko. Dia jadi cemas dan panik.
Minho memegang tangan pacarnya itu,”dont
worry.. he’s gonna be fine”
“apa..yang akan kamu lakukan??,” tanya
Aiko
”membantu ayahmu dari luar,” jawab Minho.
Matanya terpejam.
Aiko membiarkannya berkonsentrasi. Dia
malah melepas cardigan yang dipakainya dan memakaikannya untuk Minho.
”Minho kun..sudah banyak mengeluarkan
energi..aku takut.. Minho kun..sakit,”
Minho diam saja dalam duduk silanya,
matanya masih terpejam.
Sementara itu..di dunia matrix lima
dimensi..
Takuya dan Soujiro saling beradu pedang...
dentingan suara pedang saling bergesekan.. mereka saling mengeluarkan jurus
jurus hebatnya..
”sreeetttt,” pedang Soujiro melukai
pinggiran tangan Takuya
Soujiro lalu senyum dingin..
”ternyata.. tenagamu sudah mulai
berkurang,” ujarnya
”jaman sudah berlalu lama sekali..
dan..kita masih saja disini..,” jawab Takuya
”menyebalkan sekali..jika ada dendam yang
belum terselesaikan, bukan??,” tanya Soujiro
”Minho kun.. lengan otoosan ku... terluka!,”
Aiko panik, dia berteriak pada Minho.
Aiko melihat lengan ayahnya tergores,
seperti tergores pedang, darah mengucur.
Ya, dalam Insider soul.. meskipun hanya
jiwa yang berperang.. fisik
bisa terluka.
Minho tidak panik. Dia diam saja, masih
tetap dengan posisi yang sama.
”ternyata..anak kecil itu membantu mu
mengalirkan energi nya ya??,” ujar Soujiro lagi.
”dia calon menantuku yang baik, hehe..,”
Takuya malah menjawab dengan cengengesan. Walau dia terluka dan merasa
kalah..dia mencoba untuk tenang dan tetap konsentrasi.
Dia memang merasakan Minho mengirimkan
energi nya untuk membantunya.
”padahal..anak ini sudah mengeluarkan
banyak energi..ternyata..dia termasuk X DNA healer yang kuat,” ujar hati
Takuya.
”jangan berhenti melawan dia, Nakamura
san.. dia telah mempengaruhi Hea jung.. aku akan membantumu sebisa ku,
Nakamura-san,” kata hati Minho.
Takuya bisa membacanya.
Soujiro pun menyerangnya lagi.
Pertempuran memang sangat alot. Karena
sebenarnya, pada masa dulu, mereka merupakan panglima panglima perang. Karena
perbedaan prinsip dalam membela pemerintahan, mereka pun terpisah dan terpaksa
menjadi musuh satu sama lain.
Aiko duduk disamping Minho. Dia cemas
memikirkan ayahnya dan juga Minho yang membantu ayahnya.
”selamatkan ayahku dan Minho kun.. Tuhan,”
katanya dalam hati, berdoa.
Suara pedang masih saling beradu.
Takuya mengeluarkan tenaganya yang paling
kuat.
”trang!!,” pedang Soujiro pun jatuh...
dan.. ternyata.. bukan cuma pedang yang jatuh... tangan Soujiro terpotong!
Aiko kaget dengan pemadangan di depannya..
yang dia melihat.. tangan
Soujiro, musuh ayahnya itu, putus.
Dia berteriak ketakutan melihat
pemandangan itu.
Minho tetap fokus, tetap memejamkan
matanya.
”Soujiro akan mati,” kata Minho, tenang
sekali dia menjawab ketakutan Aiko.
”Minho kun.. ini gila..aku gak bisa
begini,” dia masih panik dengan pemandangan itu.
Sementara, di dalam dunia matrix.. Soujiro
mengerang kesakitan..tangannya putus.
”sudahlah.. Soujiro..tidak ada gunanya
lagi kita bertarung.. aku sendiri sudah capek dengan segala keseharian gila di
dunia ini,” kata Takuya.
Soujiro malah tertawa keras. Dia memegang
tangannya yang penuh darah...
Takuya sama sekali tidak menyerangnya.
Minho lalu membuka matanya,”rasanya..
pertarungan akan segera selesai,”
”aku takut, Minho kun,” balas Aiko
Minho melepas kardigan yang dipakaikan
Aiko padanya, dia senyum,”kamu pakai saja.. malam ini..dingin sekali”, lalu
merangkulnya.
Soujiro dan Takuya terbangun dari
pertarungannya.
Takuya santai berdiri. Soujiro berdiri.. memegang tangannya yang sudah putus..
”sudahlah, Soujiro..aku sama sekali tidak
dendam padamu,” ujar Takuya.
Darah mengucur deras dari tangan Soujiro
yang terluka parah.
Dia malah tertawa terbahak bahak pada
Takuya.
”Hahahahahaha! Aku tidak akan pernah
menyerah kalah!,”
”sudahlah, Soujiro.. kita bukan lagi hidup dijaman harus bertarung
seperti ini.. aku sudah melupakan semuanya,” balas Takuya lagi. Dia melihat
tangannya yang terbaret pedang.. darah sedikit mengalir menetes..
Takuya lalu melihat Minho dan Aiko yang
berdiri di kejauhan.
”Otoosan!,” Aiko berteriak, ingin
menghampiri ayahnya, tapi Minho mencegahnya
”tunggu sebentar lagi, Aiko chan.. berbahaya”,
Minho menarik tangannya
”aku takut ayahku celaka, Minho kun,” ujar
Aiko, wajahnya panik
”tenang saja..ayahmu akan baik baik saja,”
balas Minho.
”sudahlah, Soujiro.. hentikan kegilaan
ini! Aku sudah bosan dan muak
dengan semua hal yang berbau pertarungan!,” teriak Takuya.
”aku.. belum akan puas jika belum
membunuhmu.. Takuya!,” teriak Soujiro.
”aku tidak akan pernah mau membunuh lagi..
ingat itu,” balas Takuya
”semuanya sudah terlambat!!,” Soujiro
berteriak. Dia pun lalu menyerang
lagi Takuya.
Hanya dengan sekali tendangan.. Takuya pun
merobohkan Soujiro.
”bug!!,” suara tendangan melayang
Soujiro roboh.. tapi dia masih bisa
berdiri..
”sudahlah, Soujiro.. aku tidak akan lagi
melayani mu!,” teriak Takuya.
”sudah, paman Soujiro! Ayahku tidak
bersalah!,” Aiko berteriak dari kejauhan
”hentikan semuanya.. kami tidak dendam
padamu!,” lanjutnya lagi.
Soujiro
bangun... dia berdiri sempoyongan...
Darah mengalir deras dari tangannya yang
putus..
Dia berteriak teriak.. tertawa tawa tidak jelas...
Takuya menghampiri Minho dan Aiko..
”kita pergi saja.. kalian..tidak apa apa
kan???,” tanya Takuya pada mereka
Minho senyum,”tidak apa, Nakamura san,”
Takuya memeluk anaknya,”syukurlah kalian
selamat”
”ayo kita pulang, Otoosan.. aku lelah...,”
balas Aiko.
Tanpa Takuya dan Aiko sadari.. Soujiro
melemparkan sebuah pisau kecil ke belakang tubuh Takuya.
Minho tiba tiba bergerak cepat..menggeser tubuh Takuya yang
sedang memeluk Aiko..
Dan,”cresss,” lemparan pisau dari Soujiro
ke Takuya beralih melukai Minho
Takuya hampir jatuh.. dia melihat Minho
memegang lengannya sendiri.. lalu ada darah mengalir.
Takuya lantas menghampiri Soujiro dan..
Soujiro pun lalu jatuh tersungkur.
”Minho kun!!,” Aiko berusaha menangkap
tubuh Minho yang jauh lebih tinggi darinya.
Takuya segera menghampiri mereka.
”gawat.. ini pisau racun,” katanya
”Otoosan.. apa yang harus kita lakukan??,”
tanya Aiko.
Minho muntah darah.
”dia harus segera dikeluarkan racunnya.. berbahaya sekali,” ujar Takuya
”muntahkan semuanya, Minho kun... ,” kata
Takuya
”lalu.. keluarkan semua energi
penyembuhanmu,”
”racunnya berbahaya sekali,” kata
Minho..dia mulai terengah engah.
Matanya sudah mulai bergerak tidak
teratur.
”wah.. gawat.. dia mulai keracunan,” kata
Takuya dalam hatinya.
”aku harus mencari penawarnya,” ujar
Takuya lagi
Aiko benar benar panik. Dia menangis
melihat Minho sudah mulai bola matanya berubah.. pertanda racunnya beraksi
hebat.
”semoga daun itu ada di sekitar sini,”
kata Takuya lagi.
”aku akan pergi mencari daun penawar racun
itu..jaga dia disini,” kata Takuya pada anaknya
”cepat,Otoosan..aku takut Minho kun
celaka,”keluh Aiko. Dia
menangis.
Takuya lekas pergi mencari dedaunan yang
dia tahu bisa menawarkan racun dari pisau itu.
”bertahanlah, Minho kun.. ayahku sedang mencari penawarnya untuk mu” ,
Aiko gelisah sekali. Dia mengelus elus rambut Minho, menenangkannya.
Sementara walau Minho mengeluarkan energi
penyembuhannya..dia sudah terlalu lelah.
”aku lelah sekali,”keluhnya
”bertahanlah, Minho kun..kamu akan segera
sembuh,” jawab Aiko.
”badannya sudah mulai dingin,” ujar Aiko
lagi dalam hatinya,”bagaimana ini, Tuhan??aku tidak ingin Minho kun mati”
Minho sudah gemetaran..energi nya sudah
habis..
Aiko memeluknya,”tunggu sebentar lagi...
ayahku akan datang”
”dingin sekali..aku tidak tahan,” keluh
Minho
Aiko makin erat memeluknya,”aku
janji..ayahku akan datang membawa penawarnya..aku janji”
Agak lama mereka menunggu..sampai akhirnya
Aiko melihat ayahnya berlari menuju mereka.
”ini..dapat...,” kata Takuya
”apa..dia bisa mengunyah??,” lanjutnya
lagi
Minho ternyata pingsan.
”dia pingsan, Otoosan..bagaimana ini???,”
Aiko makin panik
Takuya memeriksa nadinya,”lemah
sekali..kalau sudah begini..dia tidak bisa mengunyah atau meminum air perasan
daun ini”
Aiko yang masih memeluknya dan Minho ada
di pangkuannya lalu berfikir.
”otoosan..tolong carikan aku air,” katanya
Takuya langsung berlari mencari
air..biasanya di taman suka ada air kran yang dapat diminum.
Aiko menggenggam beberapa helai daun itu.
Takuya kembali dengan air yang dia taruh
disebuah tempat seperti botol minum..entah dia dapat dari mana.
”semoga botol ini bersih,” katanya
Aiko langsung merebut air di botol itu,
lalu dia mengunyah daunnya
”mau apa kamu... Aiko chan??,” Takuya
heran
Selesai mengunyah, lalu dia meminum air
itu.
”bufff,” Aiko nekat membuku mulut Minho
dan memaksa Minho minum kunyahan daun penawar itu dari mulutnya.
Air ramuan daun yang berpindah dari
mulutnya ke mulut Minho.
Takuya hanya menatap kejadian itu.
”gomen Minho kun,” kata Aiko.
Minho masih pingsan. Aiko tetap memaksanya
minum air ramuan daun itu dari mulutnya. Dia jadi batuk batuk
Takuya langsung mengelus punggung anaknya,”daijobu
desu ka??”
Aiko mengangguk.
Mereka melihat Minho yang masih pingsan.
Tak berapa lama..
”otoosan.. badannya sudah mulai hangat,”
Aiko sudah mulai berkurang paniknya
”apa..kita perlu membawanya ke rumah
sakit??,” tanya Aiko lagi
Takuya menggeleng,”dia akan
sembuh..sebentar lagi”
Dan.. apa kata Takuya pun benar.. Minho
siuman.. dia membuka matanya pelan pelan.
Ramuan daun penawar racun bekerja dengan
baik.
Mata Aiko jadi berbinar cerah lagi,”Minho
kun.. yokatta ne.. kamu sudah sadar lagi”
”apa..aku pingsan lama??,” kata Minho. Dia
lalu duduk.
”kita harus segera pulang.. besok..kamu
tetap bekerja, Minho kun,” Takuya menepuk pundak Minho
Minho mencoba berdiri. Aiko membantunya.
”kamu yakin kan...sudah kuat, Minho
kun??,”
Minho mengangguk,”aku harus pulang.. besok
aku kerja”
Minho masih berjalan agak sempoyongan.
Takuya membantunya.
”Hea jung..dibawa ke Rumah sakit,”tiba
tiba Minho berkata itu pada Takuya
”aku tahu...ini semua karena Soujiro,”
kata Takuya
Mereka
benar lupa pada Soujiro.
Takuya menoleh..dan... Soijiro menghilang!
Takuya menghela nafas,”lagi lagi...ah..”
Takuya jadi khawatir sendiri..kalau nanti
Soujiro masih tetap hidup..dia akan memburunya lagi.
”bagaimana Otoosan??,” tanya Aiko
Takuya hanya diam saja.
”semoga..dia sudah mati,” katanya dalam
hati
Joy datang lagi, menghampiri mereka semua.
”ini gila..membingungkan aku,” keluhnya
”aku minta maaf,” Takuya malah menunduk
hormat, minta maaf.
”tidak usah begitu, Nakamura san...aku
mencoba faham...hanya saja.. ibu ku sangat khawatir atas kejadian
ini...esok..beliau akan datang ke sini,” balas Joy lagi
Mereka menuju penginapan dimana joy dan
Minho tinggal.
Minho hanya tidur saja dalam mobil yang
disewa Joy.
”hea jung?,”tanya Aiko pada Joy
”dia tetap dirawat sampai beberapa hari ke
depan,” balas Hea Jung lagi
”ah...tolong awasi dia,” kata Takuya
Joy mengangguk.
”kami..berpisah sampai disini saja dulu,”
kata Takuya
”aku berterima kasih..walau tidak habis
pikir..kenapa bisa Minho terlibat dalam kasus begini,” balas Joy.
”karena... setiap hubungan manusia saling
terkait,” balas Takuya, senyum.
”yakin saja...hal ini akan membawa
perubahan bagi semua,”lanjutnya lagi
Joy menunduk hormat,”semoga”
Tanpa banyak basa basi... Takuya dan Aiko pulang.
”genki
de ne, Minho kun (jaga diri-red),” dalam hati Aiko pada Minho.
Diperjalanan menuju tempat mess pelajar
Aiko tinggal.. dia hanya diam saja.
”Aiko chan,” kata Takuya, memulai
pembicaraan..
”hai?,” jawab Aiko, dia menoleh pada
ayahnya
”sepertinya.. kamu harus putuskan hubungan
dengan Minho kun,” senyum Takuya tipis pada anaknya.
Aiko diam, berdiri mematung.. lalu,”begitukah, otoosan??”
”aku minta maaf,” balas Takuya
Tapi Aiko malah senyum,”tidak apa,
otoosan..aku berusaha menerima”
”aku akan berusaha menghapus memori nya
tentang kamu di mimpi,” kata Takuya
”jika memang itu yang terbaik... aku
berusaha merelakannya,” balas Aiko.
”janji padaku...kamu tidak akan
bersedih,jika Minho kun tidak lagi ingat padamu,”
Aiko mengangguk,”aku berjanji, otoosan”
”Maaf..jika aku harus memutuskan ikatan
gelombang kalian,”
Aiko senyum pada ayahnya,”tidak apa”.
Dalam hatinya dia begitu sedih...sebab semua akan terulang kembali kisah dari
masa lalu mereka: terputus kembali..
Bersambung ke part 11....