This is me....

Minggu, Februari 23, 2014

Aku Bukan Bang Thoyib (Part 24: Aye Pulang, Beh...)

Rima berjalan jalan sore ditaman di kompleks perumahan itu. Dia ditemani Suminah yang sudah selesai pekerjaan sore nya.
”Bu Sum.. sampai kapan..aku disini terus??,”katanya sambil jalan jalan
”enggak tahu, Mbak..tergantung Mr Lee nanti.. mbak masih sakit loh..masih muntah muntah terus,” balas Sum
”aku..kangen ayahku, Bu Sum.. ayahku..pasti cari cari,” katanya lagi. Dia malah menerawang sambil jalan. Suminah lalu menggandeng tangan Rima.
”nanti..pasti pulang, Mbak.. Mr Lee baik kok...waktu mbak gak sadar sadar.. Mr Lee yang antar mbak ke dokter..yang suapi mbak..yang ngobrol sama mbak..,”
”Tapi..aku takut lagi pulang ke rumah, Bu Sum.. takut ayahku marah..,” Rima malah melihat perutnya sendiri. Dia pikir, dia hamil. Dia takut nanti ketika pulang, dia dipukuli lagi sama beh Hamid pas tahu dia hamil.
”Mbak jangan capek capek..sudah dulu jalan jalannya,” Sum mengalihkan perhatian.
Minho ternyata lewat taman itu. Sur berhenti dan Minho pun turun, berjalan menghampiri Rima dan Sum.
”you are getting healthier and healthier,” senyum Minho pada Rima
“I wanna go home, Minho,” balas Rima.
“I will go 1st to your father home.. after the condition will be calm down..then I will take you home,” balas Minho
“Thank you, Minho,” senyum Rima, datar
Sur memberikan kode kalau Sum sebaiknya menjauh dari mereka.
“Pamit, Mister,” senyum Sum
Minho mengangguk, mempersilahkan Suminah pergi dengan Sur.

Dia lalu mendudukkan Rima di kursi di taman itu.
”you must be tired walking around this park,” katanya pada Rima.
Rima senyum. Minho berani memegang pipinya.
“Kamu cantik and natural,” kata Minho.
”besok..we will go shopping.. i really wanna buy you some new clothes..,” lanjutnya lagi
Rima masih senyum.
“don’t be sad.. you are gonna be healthy,” kata Minho lagi.
Sore itu..ternyata banyak anak anak main dengan para pembantu mereka di taman itu.

”look..they are so cute.. and i am not patient to wait for our cute baby too,” kata Minho, berbohong, tapi menghibur Rima
“I am afraid.. father will hit me again..if he knows it,” balas Rima. Dia takut kalau misalkan beh Hamid tahu dia hamil, akan dipukuli lagi.
“no way.. I’ll protect you.. ,” kata Minho, senyum manis padanya

Minho ternyata menghampiri anak kecil yang sedang disuapi pembantu nya dan naik sepeda balita.
“hi.. ,” katanya pada anak kecil itu, ramah
“do you wanna be my wife’s friend??,” lanjutnya lagi pada balita itu
Pembantu pengasuh balita itu senyum,”Isteri tuan.. kenapa??,”
”ah..dia sedang hamil..jadi..dia suka melihat anak anak,” balas Minho terbata bata
”oh..,” balas pembantu itu, lalu dia jongkok,”cheryll.. kita ke tante yang itu yuk,”
Balita perempuan itu pun lalu mengayuh sepeda anak anaknya sambil di dorong oleh pembantunya yang tangan satunya lagi memegang piring.
Pembantu itu senyum pada Rima,”hallo, bu..saya Ratna”
”oh.. mbak ratna.. lucu sekali.. namanya siapa adek??,” Rima berjongkok tepat di depan Cheryll
”Cheryll, tante,” balas anak itu, ramah
”she can be your friend,” kata Minho, senyum pada Rima
“isteriku..she needs friends,” kata Minho pada pembantu itu
Rima lalu malah bercanda dengan balita yang bernama cheryll itu. Cheryll senang dengar cerita anak anak yang disampaikan Rima. Ratna yang mengasuh cheryll juga senang anak tuannya makan dengan lahap.
Rima juga mendorong dorong sepeda yang dinaiki cheryll.
”dont be too hard playing with her, sayang.. you can be tired,” teriak Minho pada Rima yang sedang mendorong dorong cheryll jalan jalan keliling paving blok taman besar itu.
“that’s okay, Minho.. I like her,” balas Rima.
“dia..baru sakit,” kata Minho pada pembantu cheryll
”iya..isteri Tuan..pucat,” balas pembantu itu
”if.. your master’s daughter will walk again.. my home is in there,” Minho menunjuk rumah sewanya pada pembantu itu. Berharap, cheryll bisa jadi teman mainnya Rima, mengusir kesepiannya kalau ditinggal Minho kerja.

“tante besok main lagi sama cheryll ya??,” kata anak itu
Rima senyum. Dia ingin menggendong cheryll, tapi Minho melarang.
Dia takut pacarnya kecapean, pusing, lalu muntah muntah lagi.
Dan benar saja.. Rima mendadak sempoyongan. Minho buru buru menangkap badannya yang jatuh.
”tante nya lagi sakit, cheryll,” kata pembantu itu
”sit down,” kata Minho.
”so tired..dizzy again,” keluh Rima
“nah..i told you just now,” katanya, berusaha menasehati Rima supaya jangan capek capek.
Cheryll dan ratna pun pamit. Minho berterima kasih karena mereka mau menemani Rima bermain.

“aku pusing, Minho.. I cant stand with the medicine,” keluh Rima lagi dalam rumah Minho. Dia tidak tahan dengan efek samping obat.
Minho menghiburnya kalau dia sudah sangat ada banyak perubahan.
Sur dan Sum meninggalkan mereka di ruang tengah.
”kamu..akan sehat..soon,” kata Minho senyum.
Rima mengangguk pelan.
Minho memegang pipinya dengan lembut.. Rima sudah mulai bisa merasakan perasaan Minho yang sebelumnya dia tidak bisa merasakannya karena depresinya itu.
”eventho bapak babeh is your father.. but I will never allow him to hurt you,” kata Minho
Rima memegang pergelangan tangan Minho..
”Minho.. I...,” katanya
Minho masih mencoba mendekatinya.. lalu..
”No.. you cant,” balas Rima tiba tiba. Dia menolehkan wajahnya ke sisi yang lain
”ah.. maaf.. i really cant stand to do it.. maaf,” Minho mendadak memalingkan wajahnya juga.
”sorry.. I am sorry,” kata Minho lagi
“gosh.. I really cant stand,” kata hatinya Minho
 Il Sung, paman Minho mendadak masuk tanpa permisi lagi.
”ah..rupanya saya mengganggu yang sedang bermesraan,” katanya tiba tiba

Minho berdiri,” oh, uncle…”
Dia lalu mempersilahkan Il Sung duduk dan meminta Suminah membuatkan minuman untuk mereka.
”i’ll go inside,” kata Rima, pelan lalu dia berdiri ingin pergi kembali ke kamarnya.
“tidak apa..kamu..disini saja.. kebetulan..aku dan Minho hanya akan membicarakan soal pekerjaan,” kata Il Sung, ramah
Rima lalu duduk lagi.
Il Sung malah berbisik pada Minho,”kamu apakan dia... kok sepertinya wajahnya sedikit merah??,” dia bicara dalam bahasa mereka.
Minho malu malu menjawab,”aku hampir saja menciumnya...aku tidak tahan, paman”
Il Sung malah cengar cengir dan berbisik lagi pada Minho,”iya juga..dia manis..aku kalau jadi kamu...pasti tidak tahan juga”

Lalu Il Sung senyum ramah pada Rima
”aku sudah dengar kalau kamu ini sekretarisnya Minho yang sangat pintar.. jadi.. aku ingin belajar dari kamu, Nona,”
Rima balas senyumnya Il Sung,”saya tidak seberapa pintar”
”nah..again...you are low profile,” Minho malah pengen menggoda pacarnya itu.
“sst,” kata Il Sung
“Nona Rima.. bisa kan.. memberikan saya pemikiran tentang baby product?? Kami sudah membahas program Nona Rima untuk mendatangkan dokter dari Korea sana.. ingat tidak??,” lanjut Il Sung lagi.
Rima diam sejenak, sepertinya dia mencoba mengingat ingat.
Lalu,”ah..iya...saya ingat,” senyumnya.
”Nah...kalau memang begitu..masih bisa dong..bantu kami?? Sesuai dengan yang ayah Minho katakan sebelumnya.. pengembangan ini sebenarnya ide Nona juga loh,” Il Sung tanya balik
Minho kaget, dia tidak mau memaksa pacarnya berfikir serius lagi tentang pekerjaan.. takutnya kepalanya makin sakit.
Il Sung malah bilang tidak apa apa. Rima pun berfikir baik baik saja.
Minho geleng kepala dengan kelakuan pamannya itu.
“aku bisa membantu berfikir,” balas Rima

Rima pun meminta Il Sung memberikannya data dan dia pun memberikan banyak masukan pada mereka berdua.
”Kalau nanti seminarnya sudah berhasil dilakukan  di beberapa kota besar, misalnya Jakarta, Bandung, Surabaya dan Manado.. maka, sebenarnya, kita bisa ekspansi untuk produk yang sejenis dengan beberapa promo ke daerah sekelilingnya yang bukan kota besar”, kata Rima menutup pembicaraan tentang ide nya
”pacarmu pintar sekali,” bisik Il Sung pada Minho
“lalu…sebelumnya..kita presentasi dahulu melalui dokter local kepada insititusi lalu kepada swalayan swalayan besar sehingga kita bisa mendapatkan rekomendasi dari institusi.. kita juga harus bisa menghitung subsidi untuk masuk ke dalam instansi agar bisa pegang kendali monopoli pasar,” kata Rima lagi
Minho bengong,”Rima.. you are still sick, sayang..dont think too hard,”
“dia itu memang pintar… kamu saja yang memanjakan dia,” Il Sung memukul kepala Minho
Minho mengaduh, Rima malah tertawa kecil.
“Nona pintar sekali..saya sebagai pamannya lelaki bodoh ini..sangat terbantu,” rayu Il Sung pada Rima
“Tuan Sung pandai sekali bicara bahasa,” kata Rima, dia mulai ramah pada pamannya Minho.
”hanya anak ini yang pemalas belajar bahasa,” Il sung menunjuk Minho
Rima tertawa kecil lagi.
Il Sung berbisik pada Minho dalam bahasa mereka,”dia pakai baju itu manis sekali.. kalau bukan pacar mu...sudah aku rebut,”
Minho menyikut pamannya.
”Nona...kuliah dimana..kenapa pintar??,” puji Il Sung
Rima lalu menjawab kalau dia kuliah biasa.. dan hanya lulusan universitas biasa..bukan yang terkenal.
”tapi.. kamu pintar sekali...saya kagum,” puji Il Sung lagi,”pantas saja.. Minho cinta kamu”
Rima senyum dipuji oleh Il Sung.
Tapi... ”Bruk!”, mendadak dia pingsan.
Minho kaget dan segera membawanya ke kamar.
Dia kesal pada pamannya karena memaksanya berfikir keras.

Minho lalu memanggil dokter yang biasa dia konsultasi.
”she’s just too exhausted.. lelah,” kata dokter itu
“yes..she just thought too hard, doc,” balas Minho
Dokter bertanya apa Rima menyinggung masa lalu dia sendiri yang tidak enak dan menyesakkan? Minho hanya menjawab kalau pacarnya itu ingin sekali pulang.
“if you don’t mind.. she might go home,” balas Dokter
“she can??,” Tanya Minho ragu.
“I am sure her family really miss her a lot, Mr Lee,” senyum dokter, ramah.
Minho berfikir ulang..apakah mau memulangkannya atau tidak.
Dokter tidak memberikan apa apa kecuali vitamin.
”she is free from any prescription now, Mr Lee.. she’s healthy,” kata dokter lagi. Dia tidak memberikan obat lagi karena sudah menganggap Rima sembuh.
Minho senang sekali..tapi satu sisi dia gusar juga.. karena dia harus membawa pacarnya itu pulang.

Esoknya….dia bersikap seperti biasa pada Rima.
”who handle my work now, Minho??,” Tanya Rima ketika sedang makan pagi
“Tina..,” senyum Minho
“who’s she??,” Rima malah bertanya, dia memang tidak ingat siapa Tina
”ah.. you don’t remember her??,” Minho bingung
Rima menggeleng.
“ah.. ternyata dia lupa seseorang..apa..dia akan lupa dengan ayahnya??,” kata hatinya Minho
Lalu,” Tina.. helped you sometimes for doing some reports,” senyum Minho lagi padanya
Rima senyum,”then..send my regard to her”
“loh.. bukannya dahulu mereka musuhan??,” dalam hatinya, Minho bingung sendiri. Rima benar benar amnesia total soal Tina, padahal, Minho sempat gusar waktu Rima serasa diancam Tina.
Dia pun pamit kerja.

Ditempat kerja, Il Sung nyanyi nyanyi senang sendiri karena ketika dia sedang berfikir keras untuk metode pengembangan usaha sesuai dengan kondisi alur keuangan, Rima malah kemarin memberinya ide, sehingga dia jadi dengan mudah menghitung segala keperluan operasional pengembangan produk.
Dia senang duduk duduk di depan Minho.
”pacarmu itu hebat.. aku tidak sangka,” katanya, dalam bahasa mereka.
”ye.. dia memang hebat.. aku tidak tahu bagaimana harus melepas dia,” balas Minho
”melepas katamu?? Maksudnya?,” Il Sung heran
”again.. dia harus kembali ke rumah orangtuanya,” balas Minho lagi
”ah.. relax.. keluarganya pasti mencari lagi kesini,” balas Il Sung, dia sambil menghitung hitung harga produksi dan penjualan.
Minho jadi mikir juga.

Dan.. siangnya..dia benar benar dikejutkan dengan kedatangan Hasan dan Taufiq yang setelah satu bulan lebih akhirnya kembali lagi.
”we still cant find out where our sister is,” kata Hasan membuka percakapan dengan Minho. Mereka masih mencari adik mereka, yang menurutnya, mungkin Minho mengetahuinya
“ah..i am sorry..but I don’t know,” balas Minho. Dia berbohong pada mereka.
“kami sangat takut kehilangan dia, Minho… jika memang dia sudah tidak ada..kami sama sekali tidak temukan mayatnya dimana,” kata Taufiq dalam bahasa inggris. Mereka semua bicara dalam bahasa inggris.
“kami harap..kamu masih berfikir tentangnya dan masih berusaha mencarinya,” lanjut Taufiq lagi
Minho bersandiwara, dia menghela nafas,”saya juga sudah berusaha mencarinya.. tetapi saya tidak menemukan dirinya,” katanya, ngeles
”apa....kamu sama sekali melupakannya?,” tanya Hasan
Minho menggeleng,”tidak bisa.. tetapi..semua sudah berlalu”
Dia benar benar bersandiwara. Dia tidak ingin Rima pulang secepatnya tanpa benar benar sehat.
”tolong bantu kami jika memang ada jawaban dimana keberadaan adik kami,”
Minho senyum,”baiklah..aku pun berusaha mencarinya”
”dan..bagaimana kabarnya bapak babeh?,”
”beliau semakin sedih,” jawab Hasan,”sebab... Rima memang anak kesayangan dan satu satunya perempuan,”
”aku..turut sedih atas kejadian ini.. semua bukan salah Rima..semua adalah salahku,” kata Minho
Taufiq jadi ingat bagaimana dia susah mencari adiknya sampai kemana mana, lalu dia berdiri dan malah emosi, dia mengangkat kerah baju Minho
”gara gara elu nidurin dia kan..makanya babeh gue langsung ngamuk?? Sialan lu!,” Taufiq marah dengan logat betawinya
”Pik..udeh, Pik.. ntar kite berabe disini,” Hasan berusaha melerai
Minho tenang sekali, dia sama sekali tidak marah. Dia mengerti bagaimana jadinya kalau dia sendiri adalah Taufiq yang kehilangan adik kesayangannya.
”aku..berusaha mencarinya,” kata Minho dengan bahasa indonesia yang terbata bata
”gara gara lu.. sialan! Adek gue kagak tau sekarang.. ape jadi mayat atawa selamet..!,” Taufiq masih marah.
”udah, Pik..kagak ade gune kite marah marah dimari..yok pulang,” kata Hasan
”thank you, Minho.. tapi.. kami masih menuntut kamu mencari Rima,” lanjut Hasan lagi pada Minho
Minho menunduk hormat, mereka pun pergi.

Il Sung masuk dan bertanya, siapa mereka
”kedua kakak lelaki Rima,” jawab Minho dalam bahasa mereka
”kenapa kamu tidak kasih tahu mereka?? Mereka bisa membunuhmu,” balas Il Sung. Dia takut ketika tadi mengintip Minho sedang diancam Taufiq
”biar saja..mereka harus merasa kehilangan,” Minho malah membalas aneh
Il Sung geleng kepala. Dia cuma gak mau keponakannya dapat masalah.
”Nanti saja kita bahas,” kata Minho,”hari ini...agenda kita banyak”
Mereka pun lanjut bekerja..

Hari demi hari, Rima masih berada di rumah Minho..
”aku benar benar kangen dengan keluarga ku, Minho.. aku ingin pulang,” kata Rima dalam bahasa Inggris
Minho mendekati Rima.
”Besok..kita pulang,” katanya dengan lembut
Rima menoleh,”sungguh??,” dia sangat senang sekali.
Minho mengangguk,”iya..besok..aku akan mengantarkanmu ke rumah bapak babeh”
”terima kasih, Minho.. kamu sungguh baik,” Rima senang.
”tapi...,” kata Minho. Dia seperti berharap sesuatu.
Rima heran,”tapi apa,Minho??”
”Kita berjanji kan..akan selalu bersama?,” tanya Minho padanya.
Rima senyum,”aku..sangat berterima kasih padamu, Minho..kamu begitu baik pada ku”
Minho tiba tiba memegang lembut tangan Rima. Rima kaget dan malu.
”Minho.. jangan,” dia mulai panik.
Minho tetap memegang tangannya, Rima makin panik.
Lalu, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil..ternyata..sebuah cincin.
”I propose you, Rima.. would you marry me??,” Minho berkata tanpa ragu pada Rima.
Lagi lagi, ternyata Sur dan Sum mengintip dari balik pintu dapur
“dilamar, hehe,” kata Sur, pelan pada Sum.
”waduh.. mbak Rima..untung banget dapet mister ya, pak e,” kata Sum berbisik

Rima diam. Dia sangat malu dengan permintaan Minho.
”would you?,” senyum Minho. Dia membuka kotak cincin itu.
Rima masih tidak bisa menjawab.
Enggak pakai lama, Minho menyematkan cincin itu dijari manis Rima.
”udah, Mbak Rima..terima saja Mr Lee,” tiba tiba Sur keluar dari balik pintu dapur dan ke ruang tengah
Rima dan Minho menoleh
”hehehe..maaf ya, Mister..kami nguping,” Sum cengengesan
Minho tidak marah, malah senyum pada para pembantunya
Rima malah jadi tambah malu.
”aduh..udah mbak Rima enggak usah malu.. Mister Lee kan..sayang karo mbak Rima,” goda Sum
”ya.. i love and care about you, Rima,” kata Minho
“Rima..harus pulang, Sur.. Sum,” kata Minho dalam bahasa Indonesia.
“kalau gitu.. Mister harus kasih bapak babeh hadiah,” kata Sur dalam logat jawa yang kental
”hadiah??,” Minho bingung
”iya..kan mister ngelamar mbak Rima,” jawab Sur
Minho bingung.
”itu loh.. Mister kasih hadiah gitu..buat mbak rima dan keluarga,” balas Sum
Rima menjelaskan kalau hal itu hanya sebuah syarat saja..kalau tidak bisa, tidak apa apa.
”No ..no.. i will buy them all,” balas Minho.
Sur..to night we must go shopping and pack them all,” lanjutnya lagi
“cie cie..mbak Rima..,”  Sum malah godain Rima
Rima mencubit Suminah.
”kita semua..shopping,” kata Minho

”kampret bener, Raf.. ternyata.. itu cewek muna masih ada..malah terakhir dia telepon si Minho,” gerutu Tina pada Rafi
”trus...lu mau gimana lagi sama tu cewek?? Mau lu matiin sekalian??,” tanya Rafi balik
”gue heran..tapi..kenapa dia jadi gak kenal gue ya??,”
Rafi heran,”ah.. masak sih??”
”iya.. gue juga bingung.. apa itu gara gara pengaruh obat tidur yang waktu itu dikasih ke mereka??,”
Rafi mikir,”kayaknya enggak..buktinya si Minho biasa aja kan..sama lu??,”
”ah..pokoknya kalau dia nongol lagi di depan gue.. bakalan gue kagak kasih kesempatan..,” kata Tina. Dia sudah benar benar benci pada Rima sampai ke ubun ubun.
”segitunya lu, Tin..gue jadi ngebayangin..kalau misalnya gue jadi Rima..”, kata Rafi
Tina malah ketawa,”gue pengen dapetin si Minho, hehehe”
Rafi jadi heran,”maksud lu??”
Tina buru buru ngeles, dia keceplosan,”ah.. sori.. gua cuma becanda”

”jadi.. lu sama sekali kagak dapet petunjuk apapun.. kalu Rima ada di rumahnya Minho??,” tanya beh Hamid pada Hasan dan Taufiq.. mereka duduk di depan rumah di pagi agak siang yang cukup cerah itu
”kagak, beh.. kite minta maaf.. mungkin..memang udah takdir Rima kali.. kite kagak tau dimane die..,” balas Hasan
”gue dah sedih pisan.. badan gue turun eni,” beh Hamid nangis.
”rasanya.. nyesel gue kagak abis abis ame ntu anak,” lanjutnya lagi
”sabar, beh.. kite bedoa aje.. moga moga selamet...kalu pun misal...Rima udah kagak ade..yah..kite kirim doa aje, beh,” kata Hasan lagi
”nyesel kan lu.. dah bikin anak lu ilang??,” Salma menyalahkan suaminya sendiri
Beh Hamid beneran nangis. Dia benar benar menyesal..

Tak berapa lama.. ternyata ada mobil datang menghampiri ke rumah itu..
”mobil Minho??,” kata Hasan, heran
Mereka semua heran. Benar saja, Minho keluar dari dalam mobil.
Dia menghampiri semuanya yang ada disitu.
”siang, bapak babeh.. ibu...semuanya,” katanya ramah, menunduk hormat pada semua.
Suryanto juga keluar.
”Minho..beneran lu.. ngapain lu kesini??,” beh Hamid heran.
”ada sesuatu yang harus saya sampaikan,” kata Minho dalam bahasa Inggris
Hasan lalu menterjemahkan untuk ayahnya.
”lu mau ngomongin ape?? Soal si Rime lagi?? Die dah kagak ade, Minhoooo…dah meninggal.. lu kagak useh cari cari die lagi… dah.. kubur aje semuanye,” keluh beh Hamid
Hasan lagi lagi menterjemahkan perkataan ayahnya untuk Minho
“saya..datang kesini..untuk berita baik,” senyum Minho dan dia menunduk hormat
Salma dan beh Hamid heran.
”berita baik ape nye??lu kagak tau ape..si Rima udah kagak ade?? Lu kemane aje, Minhoooo?? Lu pacaran ame anak gue...sama sekali lu kagak ade tanggung jawabnye..! sekarang anak gue ilang.. gue nyesel nyuruh anak kendiri gawe di tempat lu...dasar muka kotak!,” beh Hamid antara marah dan sedih
”sudah, beh.. kagak ade gunanye juga marahin die.. semuanye dah lacur deh..kagak ade Rima lagi..jangan pade salah salahan,” kata Hasan
Taufiq masih mangkel dengan wajah Minho.
”jangan dateng lagi lu kemari.. muka kotak! Lu cuma bikin orangtua gue sengsara!,” katanya marah pada Minho
”saya minta maaf..tetapi..saya memang membawa berita baik,” kata Minho dengan bahasa yang terbata bata
”iya, bapak babeh.. mister enggak jahat,” kata Sur menambahkan
”pegi lu bedue..gue kagak ada hubungannya lagi ame lu, Muka kotak,” kata beh Hamid, datar

Hasan menterjemahkan maksud perkataan ayahnya.
”mohon..semua ini..salah faham,” kata Minho, masih terbata bata.
”Mister..ingin menyampaikan berita bahagia, bapak babeh.. ibu,” kata Sur lagi
”eh..diem lu! Gawe lu cuma ngebela tuan lu aje,” bentak Taufiq
”udah ah...udah.. ,” kata Hasan, anak tertua
”actually..what do you want for coming here??,” kata Hasan pada Minho, bertanya apa maksud dan tujuannya datang ke rumah ayahnya
“I bring someone.. for you all,” kata Minho dengan senyum
“what do you mean?,”Tanya Hasan lagi

Minho lalu berjalan menuju mobilnya lagi. Dia membuka pintu mobil, mempersilahkan Rima keluar.
Dari dalam mobil,keluarlah Rima.
Beh Hamid bengong...dia gak nyangka anaknya masih hidup. Begitu juga Salma dan kedua kakaknya.
”Rime...lu masih idup!!,” Salma berlari ke luar teras, menuju mobil.
”nyak!,” Rima berlari menghampiri ibunya
Salma langsung dipeluk Rima. Salma menangis lihat anaknya sehat.
”Ya Alloh,Rime...lu masih idup...doa gue dikabulin Alloh,” Salma menangis terharu lihat anak perempuan satu satunya itu sehat
”iye, Nyak...aye sehat... Alhamdulilleh”, balas Rima
Kwon, Il Sung dan Suminah pun keluar dari mobil.
Beh Hamid nangis sambil senyum, apalagi..dia gak nyangka ternyata Minho menyelamatkan anaknya.
Dia peluk Rima kencang kencang,”maafin gue yak..gue babeh nyang gak bener.. main siksa elu..maafin gue”
Rima gantian memeluk ayahnya, dia menangis,”gak ape ape, beh.. aye dah maafin babeh....aye dirumah Minho.. Minho, bu Sum sama pak Sur ngerawat aye,”
Kwon senyum dengan kejadian itu,”hai semua.. bapak babeh, ibu..”

Hasan dan Taufiq senang adiknya sudah pulang lagi.
”jadi..lu boong same kite ya, Minho?? Bangke lu! Hehe,” Hasan menepuk pundak Minho, bukan marah, tapi tertawa
Minho enggak ngerti apa maksud bahasa Hasan.
Kwon menghampiri Hasan dan Taufiq.
”maafkan sepupu aku ya?? Dia memang egois,” kata Kwon,”aku Lee Kwon Yun, sepupu Lee Minho”, dia memperkenalkan diri ramah pada mereka berdua.
”saya Lee Il Sung.. paman lelaki bodoh ini,hehe,” Il Sung memperkenalkan diri dalam bahasa Indonesia.
Hasan dan Taufiq bahagia adiknya kembali. Mereka menyalami Kwon dan Il Sung.
”wah..due eni bise basa Indonesa...cuma si Minho aje nyang suseh nye minta ampun,” kata Taufiq
”kalian berdua bisa bahasa Indonesia..Minho tidak bisa,” kata Hasan
”saya sudah pernah sering ke Indonesia..saya dulu pegang pabrik ayahnya Minho,” balas Il Sung
”pantesan aje.. masuk nyok..ayo masuk,” kata Hasan.

Taufiq menghampiri Rima, dia peluk adiknya itu
”gue tige kali datengin Minho.. tu cowok boong sama gue..katanye lu kagak ade di rumahnye.. bangke die.. tapi gue suka..die romannye cowok baek,” kata Taufiq
”Bang..maafin Minho ye..kalau die boong same bang Taufiq dan bang Hasan,” kata Rima
Taufiq senyum,”kagak ape ape..cuma..sialan juga tu cowok..bikin kite semua nye dah pasrah bae.. kite kagak nyangke sandiwaranye bagus... kite pikir..lu udah kagak ade..”
Beh Hamid mengusap air matanya.
”gue pikir..lu udah mati...gue nangis tiap malem... kalupun lu kagak ade.. kemanaaa... mayat lu.. tapi kagak ade berite juge.. dasar tu si Minho bangor muke kotak.. jailnya kagak ketulungan,” ujar beh Hamid, masih terharu.
Minho kagak jahat, beh... die baek ame aye.. aye..cinta Minho, beh..,” senyum Rima
”iye deh.. lu bedua boleh dedemenan..iye kan, Mister??,” Salma menoleh pada Minho.
Minho bingung karena dia gak ngerti bahasa betawi.

Hasan dan Taufiq malah peluk Minho
”we are sorry... we thought you were evil with our sister, Minho.. we say apologize to you,” kata Hasan, minta maaf sebagai anak tertua
Minho senyum,”ah...tidak mengapa,” jawabnya masih dengan memberanikan diri berbahasa Indonesia yang terbata bata
Beh Hamid teriak teriak ke tetangga.
”woi... anak gue pulangggg!!!,” dia buru buru keliling ke para tetangganya.

”anak gue dah pulang...die selamet.. di selametin si Minho muke kotak ntu!,” katanya pada ibunya ipul
”alhamdulilleeehhh... kemane die sekarang??,” tanya ibunya ipul
”ade di rume.. lu ke rume gue sekarang.. yak,” kata beh Hamid senang, berdiri di depan pintu rumah ibunya ipul
”gue tunggu.. gue mau ke rumah nyang laen dulu, salamualaekum,” beh Hamid langsung jalan lagi ke rumah tetangga yang juga saudara saudaranya yang lain
Ibunya ipul langsung ke rumah mereka dengan terlebih dulu memakai bergok (jilbab kaos langsung-red).

Beh Hamid terus memberitakan anaknya pulang dari satu pintu ke pintu yang lain.
Rumah mereka sore itu jadi ramai sekali kedatangan para tetangga, saudara saudara mereka juga.
”beh.. sebenernye... Minho ntu..,” kata Rima, dia antara malu dan senang ingin mengatakan kalau Minho sudah melamarnya
”apaan??,” tanya beh Hamid balik.
”ah... begini..maafkan saya..memotong pembicaraan ini,” kata Il Sung di tengah keramaian itu
”eh...die mah..bise tu ngomong basa Indonesa?,” Tanya bang Ayub
Il Sung senyum pada Ayub.
”ijinkan saya mengatakan sesuatu..menyampaikan berita baik,” kata Il Sung lagi
”apaan??,” tanya beh Hamid, penasaran.
”Kami kesini..mengantarkan banyak sekali barang...,” kata Il Sung
”maksud lu??,” beh Hamid heran tapi langsung memotong perkataan pamannya Minho itu.
”aye... dilamar Minho, beh..,” kata Rima, malu malu
”wah... beneran lu???,” tanya Hasan.
”iye, bang...beh.. nyak...,” kata Rima
”tanya saja pada Minho,”lanjutnya lagi
”ah.. bapak babeh.. ibu.. i wanna marry her,” jawab Minho
“kumat lagi die pake basa inggeris.. gue kagak paham,” keluh beh Hamid

”makan sawi kecut bakalan lu, Mid, hahahha,” canda bang Ayub
Ternyata Kwon faham apa maksud Ayub,”hahahaha...tidak, pak... itu sawi sehat... namanya Kimchi.. kami suka makannya”
”loh... Mr Kwon bisa berbahasa betawi??,” Rima mendadak heran
”aku..pacaran dengan susi.. masih ingat??hehehe...sehabis ini...aku ingin ke rumahnya,” Kwon cengengesan.
”kerja dia pacaran saja,” Il Sung memukul kepala Kwon
”hehe...tapi Mr Kwon baik... saya senang berkawan dengan nya,” kata Rima.
”padahal...aslinya... aku cinta kamu,” keluh hati Kwon.
”jadi...begini pak Hamid.. kami memang menginginkan anak pak Hamid, Rima...untuk menikah dengan Minho,” lanjut Il Sung,”saya sebagai pamannya..menjadi perwakilan keluarga Lee”
”wah...kite mah...terime aje deh..iya kan, Sal??,” jawab beh Hamid pada isterinya
Salma mengangguk,”iye, Mister.. lagian..die baek,” maksudnya pada Minho
Para tetangga yang masih pada saudara juga ikutan senang.

”akhirnye..lu bebesanan juge buat anak perempuan lu,Mid... selamat ye,” kata bang Soleh
”eh.. lu inget kagak, Minho?? Gue ngecengin lu..ame si ayub di kondangannye Juleha??,” Tanya Soleh pada Minho
Minho bingung lagi. Yang lain pada tertawa
”lu begimane sih, Cang.. die kagak bise basa betawi..lu ajak betawian… bingung dah tuh.. hahahaha,” Hasan tertawa senang.
”si bodoh ini memang begitu..maafkan keponakan saya, hahahaha,” kata Il Sung
”deh..udeh… cepetin aje.. kapan lagi lu bakalan mantuin anak lu..si Rime??,” kata bang Rohmat
”euh..cang Rohmat pan...nyang getol pisan godain aye waktu ntu?,” kata Rima
Rohmat cengengesan,”maapin gue deh...tapi pan...akhirnye lu jadian juge ame ni muke kinclong,hehe”
”kasih aje ni laki cakep sayur asem ame jengkol makannye, hahahaha,” kata Ayub lagi.
Minho benar benar jadi bulan bulanan candaan keluarga besar beh Hamid.
”eh iye....... gue terime lamaran lu, muke kotak..,” beh Hamid nyengir
”my father accepts your proposal to my sister,” kata Hasan
“untung lu,Mid… punya anak pinter base inggeris,” kata Rohmat
”Thank you, Ha..san,” balas Minho, dia senyum manis pada Rima
Rima jadi malu Minho senyum manis banget padanya
”aduh....eni laki emang emang ye.......ganteng banget dah...gue kalu jadi perempuan bakalan naksir ame ni laki,” celoteh bang Ayub
Hasan tertawa,”jangan, cang…..buat adek aye, hehehe”

“Kami…juga membawa berbagai hadiah,” kata Il Sung
”jadi ngerepotin deh nih,” kata beh Hamid basa basi
Il Sung lalu bicara pada Minho dalam bahasa mereka...bertanya, dimana menaruh cincin.
Minho lalu mengeluarkan sebuah kotak
”ini..... kami serahkan,” kata Il Sung lagi
”kagak begitu lah romannye...si Minho kudu pasang ntu cincin di jari anak gue,” balas beh Hamid
Hasan menterjemahkan dalam bahasa Inggris
Minho lalu melakukannya di hadapan mereka. Dia senyum manis pada Rima.
”I love you, Rima..,” katanya, manis.
Rima agak malu menjawab,”ya... I love Minho too,”
Il Sung dan Kwon senang.
“alhamdulilleeehhh,” kata para saudara bersamaan mengucap.
”cie cie........,” para pamannya Rima makin demen godain keponakannya itu
”hadeh, deh.........aye kalu para encang dah ngumpul..........kagak bakalan selamet aje,” keluh Rima
Mereka semua pada tertawa.
”tapi...begimane eni??gue belom bikin makanan.. wajik kek gitu..kagak bikin juge,” beh Hamid jadi repot sendiri
”bapak babeh..di dalam ada banyak kue,” kata Sur
”bawa deh sini.. kite potongin.. pasti.. kue dari lu ye??,” tanya beh Hamid pada Kwon
”iya,” balas Kwon ramah
Beh Hamid teriak senang pada para saudaranye,”nyang eni kue nye dijamin bakalan modern pisan.. soalnye si Kwon nyang bikin...lu bakalan makan kue buatan korea sono...keren pan??,”
Kwon senyum senyum aja.

Ramai sekali keluarga besar itu kalau kumpul. Mereka semua ngobrol di sore itu.
Mereka ramah pada Minho, Kwon dan Il Sung.
”Kalian keluarga yang baik dan ramah...saya senang sekali,” puji Sung pada beh Hamid
Beh Hamid jawab dengan bahasa betawinya,”iye..nyang namenye sodare ya kudu akur begini.. kalu kagak?? Kemane lagi kite saling tulung??,”
Lagi lagi Hasan menterjemahkan dalam bahasa indonesia.
”babeh ngomong pake basa indonesa aja ngape, beh?? Aye ribet eni..,” keluh Hasan.

Di pojokan sana..justru Minho habis di ceng-in sama Kwon dan saudara saudara nya Rima yang lain.
”om Minho kalu ntar kawinan ame cing Rima.. om Minho kagak balik balik ke sono dong?? Trus..emang mau jadi bang thoyib??,”tanya ipul
”hari gini, pul... otak lu demen amat ame lagu ntu ye??,” sindir Rima
”lagu lagi ngetrend, mpok.. wali band.. aye suka..,” balas Ipul.
Yang lain juga ikutan ketawa dengan pertanyaan ipul
”iye juge ye. Pul... bakalan jadi bang thoyib die, hahaha,” kata pamannya Rima yang lain
”ntuuu..pade kumat godain die aje,” balas Rima agak sengit
”what are you all talking about??,”Tanya Minho
“they said that.. you are bang thoyib, uncle Minho,” kata Rafiq, yang pernah bertemu Minho
Yang lain pada ketawa berhasil ngecengin Minho.
”awas lu ntar dia sensitif,” ancam Rima
“gitu ye,cing?? Masak sih??,” tanya Rafiq lagi
”lu, Fiq..beda lah.. laku kite ame die..beda budaye..salah salah.. lu dianggap kagak sopan pisan,” balas Rima lagi
Tapi Minho malah tanya lagi,”who’s bang Thoyib??”
”um..bang thoyib is someone who not come back to his family for more than 3 times in great holiday,” kata Rima menjelaskan..siapa itu bang thoyib
Rafiq ketawa cekikikan.
“demen pisan lu, fiq…godain orang,” keluh Rima
Minho malah tertawa.
“lah encing..die malah ketawa gitu?,”balas Rafiq
Minho bilang kalau dia belum pulang hanya satu kali perayaan musim semi saja..belum 3 kali. Dia bilang disana hari kumpul keluarga di musim semi.
“sekali kali aye diajak ke sono, mpok.. kali kali aje..bisa dapet cewek sono,” canda Rafiq
”pegi aje lu kesono.. jelek model elu kagak bakalan laku, hehe,”Rima malah nyindir rafiq

Mereka ngobrol ngobrol sampai sore menjelang magrib.
Sampai akhirnya satu persatu pulang ke rumahnya masing masing
Tinggal keluarga beh Hamid, Minho, Kwon dan Il Sung.
”kite..terima kasih banget ame lu, Minho...lu romannye sayang banget ame anak gue... gue ngerasa dosa besar kemarin kemarin ntu,” kata beh Hamid.
Rima jadi penterjemah buat Minho
Minho balas rasa terima kasih beh Hamid dengan senyuman.
Il Sung sebagai perwakilan berjanji akan membahas perkembangan selanjutnya, tetapi Minho meminta Rima pergi ke Korea bersamanya, untuk berkenalan dengan anggota keluarga yang lain.
”eh..pegimane die pegi nye.. kendirian aje??,” tanya beh Hamid lagi
Setelah diterjemahkan, Minho mengatakan tidak, tapi pergi bersamanya.
”aih.. ntar anak gue ngapain disono??,”Tanya beh Hamid lagi
“tenang beh, ah.. aye percaya Minho bakal jaga aye,” jawab Rima
”semua harus dibicarakan disana, pak Hamid,” kata Kwon
”terkesan tidak mudah..tetapi sebenarnya mudah,” kata Il Sung,”saya sudah banyak membicarakan dengan keluarga, Lee senior..”
”kalau begitu..kita harus diskusi dulu disini,” balas Hasan,”sebab.. kami sebenarnya tidak ingin banyak macam macam”
”bang Hasan gak usah takut..nanti aye yang obrolin semuanye,” balas Rima
”iye...gue percaye elu...tapi semuanye tetep kudu diobrolin,” lanjut Hasan
”saya akan bicarakan dengan kakak saya,” kata Il Sung
Minho lalu bicara dengan Il Sung kalau dia kemungkinan akan meminta ayahnya yang datang kesini sekalian untuk melihat perkembangan usaha.
”ya dah...kemari aje kalo pengen mampir mah,” ujar beh Hamid lagi
Ngobrol banyak ngobrol, mereka terus bicara.. malam semakin datang..

”besok.. saya harus kembali bekerja,” kata Minho di depan Rima dalam bahasa Indonesia.
”selamat bekerja ya,” senyum Rima
”kamu..baik baik.. ya?,” kata Minho
Rima mengangguk senyum.
”I’ll talk to Appa about it...dont worry..,” kata Minho
“I love you,” dia malah berbisik pada Rima
Rima senyum pada Minho. Minho menundukkan wajahnya
Beh Hamid langsung sadar, kalau Minho coba untuk cium anaknya. Rima langsung menjauhkan wajahnya dari Minho.
“eh…pacaran lagi lu,” beh Hamid langsung menghampiri dan memegang wajah Minho dengan telapak tangannya.
”kagak boleh lu..sembarangan aje,” ujar beh Hamid lagi.
”serve you right,” kata Kwon Yun,”rasakan”
Beh Hamid tertawa pada Kwon,”lu emang emang..demen banget godain sodara lu kendiri”
”Kami undur diri,” mereka bertiga menunduk hormat, pamit pulang.

”kite kudu selametan,’ kata beh Hamid di ruang tamu, dalam rumah
”beh...babeh gak akan nyesel kan..sama semua eni?,” tanya Rima
”nyesel ape??gue nyang nyesel..gue dah nelantarin elu.. untungnye lu masih ketemu orang baek macem si muke kotak ntu,” balas beh Hamid
”enyak dah pasrah..enyak pikir..lu dah kagak ade.. eh ternyata si mister malah nulung elu,” kata Salma
”aye seneng punya pacar baek, Nyak...kata bu Sum.. Minho jaga aye selama aye 2 bulan kagak bisa ape ape,”
Salma penasaran,”kenape..lu kagak bisa ape ape??”
”kata Minho...aye gak bise bangun bangun...aye cuma tidur..kagak sadar..Minho nyang urus aye,”
”baek bener ntu bocah korea..kite dah salah sangka aje selama eni..,” kata beh Hamid
”lu tuh..nyang bawaannye emosi trus ame die..,” kata Salma
”ye.. kagak.. gue cuma kagak pengen anak cewek gue dimaenin die, pegimane si lu?,” balas beh Hamid
”aye gak bisa cerita.. kalu aye hamil..nanti..Enyak ame babeh takut setress lagi,” kata Rima dalam hatinya
”trus.. lu mau ngapain sekarang?? Lu kagak gawe,” kata beh Hamid
”Minho..pengen aye gawe lagi, beh.. tapi kan.. kerjaan aye dah dipegang Tina katanye,” balas Rima. Dia mengupas mangga buat ayahnya
”lu cari gawean laen aje.. ntar si Minho genit lagi ame lu kayak tadi.. gue rada sebel juga ame tu bocah...bangor nye lom berubah juga,”
”aye bisa jaga diri, beh..,” balas Rima
”babeh.. maafin aye kan ya??,” tanya Rima lagi
”gue dah maafin dari gue marah ama lu..dan lu ngilang.. gue nyesel,” balas beh Hamid
Rima senyum pada ayahnya sendiri,”makasih, beh.. aye mau cari gawean baru lagi..tapi...aye kudu omongin dulu ama Minho..takut die ade rencana nyang laen”

Rima masuk kamar, dia berbaring..sambil komunikasi dengan Minho pakai messager.
”i really wanna work, Minho..,” katanya di messager pada Minho
“you can..but after we will get married.. I prefer you don’t work,” balas Minho
“wah.. gawat ni Minho..die gak mau aye kerja,” kata Rima dalam hatinya
“but.. if you tomorrow want to visit my office.. it’s welcome,” kata Minho. Dia mengijinkan pacarnya itu berkunjung lagi ke kantornya.
“anyway.. I am tired.. besok..aku harus bekerja.. take care of our baby ya,” senyum Minho dalam icon messager nya
Rima termenung lagi,”gimane..caranye bilang ame enyak dan babeh?? Aduh”
Dia pun mencoba tidur nyenyak malam itu di rumahnya sendiri.. padahal..dia berfikir.. takut pada orangtuanya kalau mereka tahu hal itu.
Sementara itu, Minho di rumahnya malah duduk malam itu di ruang tengah, sampai ketiduran sendiri..

Bersambung ke part 25....