This is me....

Minggu, Februari 23, 2014

Our Resonances (part 11: Perpisahan..)

Lee Minho sebagai Minho    Gackt sebagai Takuya Nakamura

Aiko merenung di kelasnya, tentang perkataan ayahnya kemarin malam..yang dia harus segera menghapus memory masa lalunya dengan Minho.
“ada apa, Aiko chan?,” Tanya temannya, Mari, memegang pundaknya tiba tiba
Aiko menengadahkan kepalanya,”ah..tidak apa, Mari chan..hanya pusing sedikit,” lalu dia senyum pada temannya itu.
”eh..jangan bohong deh.. wajahmu berubah begitu..daritadi pelajaran aku lihat..melamun terus,” balas Mari, dia duduk disebelah Aiko.
Aiko diam sejenak.
Lalu,”aku..akan berpisah dengan temanku,” senyumnya pada Mari.
Ano Minho kun? Naze ka?? Kamu..dikhianati dia??,” Mari kaget
Aiko menggeleng,”uung.. enggak..memang sudah saatnya berpisah”
”karena..syutingnya mau selesai??,” tanya Mari lagi
Aiko mengangguk. Padahal, sebenarnya, Minho masih lama syuting di negeri ini.
zannen da ne (sayang sekali-red)... padahal..aku lihat..kalian saling cinta.. aku saja iri sekali,” Mari agak cemberut
”mau bagaimana lagi??,” tanya Aiko.
”sebenarnya...masih bisa dipertahankan ..iya kan??,” tanya Mari
Mereka diam sejenak. Lalu, Aiko malah jalan keluar kelas, pulang.


”Aiko chan! Jangan begitu.. kalau ada apa apa...cerita padaku!,” teriak Mari. Dia mengejar Aiko.
Lalu dia berjalan disamping Aiko.
”benar gak sih...kalian harus putus?,” kata Mari lagi
Aiko mengangguk,”hai”
”Ne.. Aiko chan...aku rasa..kalian masih bisa bertahan,” lanjut Mari
Aiko lalu menoleh pada Mari. Mari pun menghentikan langkahnya
nan desu ka?,” tanya Mari
”aku..ingin menceritakan sesuatu,” kata Aiko
Mari senyum dan akhirnya mereka bicara di sebuah kafe

”aku percaya Mari chan,” kata Aiko
Mereka duduk berhadapan
”cerita deh..kalau ada yang memang harus diceritakan,” senyum Mari
”aku..ingin menceritakan sesuatu padamu,” kata Aiko lagi
”go on...cerita saja,” Mari senyum lebar.
”Kamu..tahu .. X DNA??,” tanya Aiko
Mari terkejut,”apa?? Kamu.. X??”
Belum selesai Mari agak berteriak.. Aiko langsung menutup mulutnya.
”ssst..,” katanya
Mari mengangguk angguk, baru Aiko melepaskan tangannya dari mulut Mari
”ya..aku janji..gak akan teriak,” bisiknya pada Aiko
”ya..aku X DNA,” balas Aiko pelan
”apa kemampuanmu, Aiko chan??,” bisik Mari lagi. Mereka jadi seperti berbisik bisik walau berhadap hadapan duduk.
”telekinetik,” balas Aiko, singkat
”lalu.. Minho kun itu??,” tanya Mari lagi
”healer.. penyembuh,” balas Aiko
kakkoii daa (keren-red).. that boy!,” Mari memuji Minho
”tapi...ini rahasia,” bisik Aiko lagi
Mari mengangguk,”lalu??”
”yah.. kami terpaksa putus,” kata Aiko, dia memelas.
”kenapa?? Kalian..cocok kan??,” tanya Mari. Dia penasaran.
”aku akan membahayakan Minho kun,” kata Aiko
”ah..kamu ini.. terlalu deh.. memangnya..bahaya seperti apa sih??,” tanya Mari.

”seminggu yang lalu..aku masuk rumah sakit kan??,”
Mari mengangguk,”ya..lalu??”
”kalau saja.. Minho kun tidak segera menemukanku..aku sudah mati, Mari chan”
Mari kaget,”kenapa?? Siapa yang mencelakai kamu??”
”sesama X DNA,” balas Aiko.
”whoah.. ini gila! Lalu?? Kenapa tidak lapor polisi??,”
”tidak semudah itu, Mari chan.. karena.. ini dendam lama,” balas Aiko
Mari bingung,”maksudmu?? Siapa dendam dengan siapa??”
”ayahku.. ayahku juga seorang X DNA..dari masa lalu..,” balas Aiko
”ah..aku enggak ngerti apa maksud mu..masak iya..ada orang hidupnya bisa lama ratusan tahun?? Hehehe,” canda Mari,”seperti di cerita anime aja deh”
”ayahku..begitu,” balas Aiko
”wah.. seru sekali! Lalu??,” Mari makin penasaran
”Minho kun tidak ada hubungannya dengan dendam seseorang yang membenci ayahku..tetapi.. Minho kun jadi terseret juga,”

Mari menimang nimang sebuah strawberry kecil,”wah.. kasihan Minho kun kalau begitu”
”yah.. memang..dan Minho kun sudah berkorban banyak untukku,” balas Aiko
Mari mendekatkan wajahnya pada Aiko,”Ne.. Aiko chan? Aku berharap kalian tidak putus,”
Aiko malah kaget,”kenapa?? Aku takut menyusahkan Minho kun.. malah..ayahku memaksa.. akan menghilangkan memori kami”
bukimi da yo! (menyeramkan-red).. memangnya.. ada apa kalau tidak dihilangkan??,”
”berbahaya.. aku akan terus terhubung dengannya,” balas Aiko
”ah.. kamu ini Aiko chan.. terlalu khawatir! Bukannya..kalau memang cinta sejati..selalu bisa terhubung ya??,”
Aiko mengangguk,”seharusnya seperti itu, Mari chan.. tapi..”
”tapi apa lagi??”
”aku..sudah capek, Mari chan,”
Mari malah menghela nafas,”haaahhh.. payah deh! Kalian kan baru bertemu bukan??”
Aiko menggeleng,”tidak... jiwa kami sudah lama terhubung dan baru masing masing sadar ketika kami berusia 4 tahun”
”menyeramkan! Bagaimana bisa masih kecil..kalian sudah bisa terhubung??,”
”aku.. seperti ada disebuah ruangan besar.. yang gelombangku bisa menangkap gelombangnya,” jawab Aiko.
”umm.. omoshiroi ka na (menarik banget-red),” balas Mari
”kalau aku jadi kamu, Aiko chan..aku akan berkeras hati..tetap mempertahankan Minho kun.. dia keren!,” bisik Mari lagi
”aku pun..ingin seperti itu..tapi.. ayahku melarang,” balas Aiko
”ah.. gak peduli.. lagipula.. ini sudah dunia modern..dan kita kan.. bisa suka dengan siapa aja,” kata Mari.
Aiko diam. Dia berfikir, dia mungkin akan sangat sedih jika dipaksa harus berpisah lagi dengan Minho di jaman ini.

”aduh..jangan putus dong…aku kasihan padamu, Aiko chan...,” keluh Mari
”aku tidak bisa apa apa lagi, Mari chan...,” balas Aiko, dia menunduk lesu.
”lalu...ayahmu..kapan dia akan menghapus memori itu??,”
Aiko menggeleng,”tidak tahu…aku berharap..tidak akan pernah…ini penantianku yang sangat panjang dari masa lalu”
”apa..perlu aku katakan pada ayahmu??,” tawar Mari. Dia memang teman yang baik
Aiko menggeleng,”tidak usah, Mari chan.. aku akan baik baik saja”
”baik baik saja kok mendadak pucat dan tidak selera hidup,” balas Mari
”ya...aku berusaha baik,” keluh Aiko lagi
Mereka keluar kafe. Sepanjang pulang, Aiko cuma jalan menunduk lesu.

”sepertinya...pacarku tidak ceria hari ini,”
Aiko yang masih berjalan menunduk lesu menengadahkan kepalanya
“Minho kun!,” dia mendadak ceria
Minho memeluknya,”inakute sabishii da yo (I miss you-red)”
“kenapa lesu??,” tanya Minho masih memeluknya
”aku..enggak enak disini..takut ada orang, Minho kun,” balas Aiko. Dia lalu melepaskan pelukan Minho

Mereka duduk di ayunan, di taman khusus untuk anak anak sambil minum bubble juice
“kenapa, Aiko chan??,” Minho minum sambil mengayun ayun kursi nya
“ayahku..ingin kita berpisah,” Aiko menghentikan ayunannya dan menoleh ke Minho
Minho kaget, dia berhenti juga main ayunan. Lalu berdiri di depan ayunan duduk Aiko
”Kenapa?,” tanya dia
”rasanya..kita sudah sampai pada titik akhir, Minho kun,” Aiko akhirnya berdiri juga
”kenapa?? Kenapa terus dari waktu ke waktu...berpisah lagi?,” tanya Minho lagi
”aku tidak tahu, Minho kun...aku tidak tahu,” Aiko nangis, Minho memeluknya.
”apa..harus dibicarakan dengan Joy?,” kata Minho, tertuju pada kakaknya
”sampaikan maafku untuk Oppa joy,” balas Aiko, masih di pelukan Minho
”cukup  kita berpisah dimasa lalu.. sekarang tidak lagi..jangan lagi,” kata Minho
”Minho kun akan terus celaka jika bersama dengan ku...dimasa lalu pun begitu bukan??,”
”aku tidak merasa kamu mencelakakan ku...walau mungkin dulu kita seperti itu,”
Minho melepas pelukannya.
”Aiko chan...aku capek,”
”dan...aku sudah katakan pada Hea Jung dan orangtuanya.. kalau aku membatalkan pertunangan ini...aku suka kamu..,”
”aku juga suka Minho kun apa adanya,” balas Aiko
”gelombang kita yang saling mencari..cinta yang mempertemukan kita,” kata Minho
Mereka saling lama berpelukan.

Takuya duduk di dalam penginapannya, dia gelisah.
”Kasihan juga kalau Aiko chan harus dipisahkan..tetapi memang harus..aku tidak ingin membawa orang lain dalam pertarungan antar keluarga”
Dia lalu membayangkan bagaimana jaman dahulunya, isterinya dibunuh oleh pasukan yang dipimpin Soujiro. Dalam bayangan itu, dia melihat isterinya ditusuk dan ditebas lehernya oleh pasukan Soujiro, lalu anak anaknya juga mati satu persatu. Rasanya, saat itu dunianya runtuh dan dia sangat menderita.
Soujiro yang dulu pada masa Tokugawa satu pemikiran dengannya, ketika Meiji bangkit, justru menjadi musuhnya.. dan saat ini bertemu kembali..
Takuya belum tahu benar apa Soujiro sudah mati atau belum, tetapi pertarungan kemarin membawa luka parah bagi Soujiro.
”malam ini.. harus menghapus memori Minho,” katanya dalam hati
Dia pun lalu tidur, tapi dalam keadaan tidur.
”pasti.. Minho juga sudah tidur,” katanya dalam dunia mimpi.
Lalu dia menarik Minho.. tetapi..tak berapa lama.. malah dia urungkan niatnya.
Takuya bangun,”Minho.. baka (bodoh-red),”

”kamu yakin.. kita akan secepat ini berpisah??,” tanya Minho lagi di pagi itu
”aku..harus sekolah,” Aiko malah mengalihkan pembicaraan dan lalu..dia pergi meninggalkan Minho
Aiko berlari keluar ruangan itu.. dia berlari kencang supaya tidak terlambat sekolah. Dia masih memakai pakaian sekolah yang kemarin.
Minho berusaha mengejarnya.. tapi terlambat, Aiko langsung naik bus yang ada di depannya.
”sampai disini saja, Minho kun... sayounara.. anta ni aetta.. yokatta, Minho kun (goodbye, senang bisa bertemu denganmu-red),” kata Aiko di dalam bus. Dia menahan tangisnya.
Minho hanya berdiri melihat bus yang melaju. Air matanya jatuh.
”pergi lagi.. berpisah lagi.. kenapa??,” katanya.
Dia lalu berjalan menunduk lesu..kembali ke penginapannya sendiri..

”hai.. hari ini.. Hea Jung keluar dari Rumah sakit..dan.. Eomma akan datang,” kata Joy, menepuk pundak Minho waktu istirahat shooting
”ya.. baiklah,” jawab Minho singkat
”oi semua.. makan siang!,” teriak seorang crew
Minho menghampiri kerumunan para crew dan artist yang lain.. lalu dia makan bersama mereka.
”Minho.. kenapa?? Tadi malam..dia gak ada cerita apa apa,” kata Joy dalam hatinya.
Dia lalu mengeluarkan Hp nya, berniat ingin menelepon Aiko, tapi,”ah iya..ini masih jam sekolah,” katanya lagi.
Dia pun bergabung dengan kerumunan pemain dan crew, ikut makan.
Minho ditanya sutradara, apa dia baik baik saja, dia pun memanipulasi dirinya dan bilang kalau dia tidak ada apa apa dan siap bermain sampai selesai syuting hari ini.

Sore, syuting masih berlanjut. Joy menelepon Aiko.. tapi sama sekali tidak diangkat angkat.
”bippp....biippp,” suara Hp terus saja bergetar.
Aiko hanya diam saja, dia duduk di depan meja belajarnya di mess. Hari itu, dia tidak ingin kemana mana.
”tanpa Otoosan paksa aku untuk berpisah dengan kekuatan otoosan.. aku akhirnya berpisah juga dengan Minho kun,” katanya menunduk sendu. Air matanya butir per butir bergulir jatuh di atas meja belajar.
Dia terus mendiamkan ..tidak mengangkat telepon dari Joy.
”Gomen, Oppa Joy..aku..tidak bisa bicara lagi dengan Oppa,” keluhnya, hanya bisa memandang Hp yang terus bergetar
”eh.. kenapa ini Aiko??,” Joy bingung
”apa..dia berantem dengan Minho??,”lanjutnya lagi
Sementara, dia sedang lihat Minho take peran, jadi dia tidak berani mengganggu adiknya bekerja.

”Eomma sangat kecewa mendengar Hea Jung masuk rumah sakit.. ”
Minho menunduk saja, mereka duduk semua: Ibunya, Ayahnya, Minho, Joy dan Hea Jung
”kamu memang berbeda dengan yang lain.. tapi bukan berarti kamu jadi mencelakai tunanganmu sendiri, Minho,” kata Ayahnya
”aku minta maaf.. tapi..aku tidak bermaksud seperti itu, Appa.. Eomma,” Minho masih menunduk hormat
”pertunangan tidak akan bisa dibatalkan.. sehabis kamu selesai syuting disini.. kami sudah menyiapkan pesta pertunangan,” kata Ibunya
”aduh.. mampus deh adek ku.. gimana nih??,” kata hatinya Joy, daritadi siang dia berusaha menghubungi Aiko tapi tidak diangkat angkat olehnya.
”kami sudah membicarakan dengan orangtua Hea Jung.. kalau kalian akan resmi ditunangkan, lagipula.. apa kekurangan Hea Jung??,” tanya ayahnya
Minho tidak bisa melawan. Padahal, dia sangat sedih harus pisah dengan pacarnya dan tidak cinta dengan hea jung
Hea Jung bersikap manis didepan kedua orangtuanya Minho.
”maafkan aku, tante.. mungkin aku yang salah.. karena..aku begitu cinta pada Minho.. aku..tidak ingin berpisah darinya, tante,” kata Hea Jung, manis sekali
Joy dalam hatinya nyinyir terhadap cewek itu,”ih..sok manis sekali.. padahal... jahat..”
”Kamu beruntung tidak sampai parah dilukai Minho... tante minta maaf, Hea Jung.. kami dan orangtua mu sudah bicara soal pertunangan ini.. kamu yang sabar ya.. kurang dari 1 minggu lagi.. Minho akan selesai jadwal syutingnya disini,” senyum ibunya Minho
Hea Jung senyum,”tidak apa, tante..om.. aku baik baik saja..”
Minho sambil menunduk sangat kesal dengan dirinya sendiri yang tidak berani melawan keinginan kedua orangtuanya.
”Aiko chan.. aku minta maaf..,” katanya dalam hati, lirih.
”aku..ingin sekali bertemu denganmu..sebelum kembali lagi ke Korea,” lanjutnya lagi

Takuya diam saja melihat perubahan sikap yang semakin pendiam pada anaknya.
Dia mencoba mengerti.. tanpa dia menggunakan kekuatannya, pada dasarnya, mereka sudah memisahkan dirinya.
”sebaiknya..aku bicara dengan anakku baik baik,” katanya.

Hari hari berlalu...
”hari ini syuting part terakhir.. ayo bersemangat!,” kata sutradara
”hosssshhhhhhhhh... semangaaaatt!!,” semua crew dan pemain saling menyemangati.
Minho sama sekali tidak bersemangat, karena jika syuting berakhir..berarti, dia akan meninggalkan negara itu, kembali ke negaranya dan berpisah dengan Aiko. Walau..sudah satu minggu lebih sedikit, dia tidak berjumpa dengan Aiko.
Teleponnya tidak dibalas, begitu juga dengan sms nya yang bertubi tubi ingin bertemu dengan pacarnya itu.

Saat istirahat, Hea jung mendekatinya, Minho cuek.
”Oppa..kenapa sih?? Masih ingat saja dengan cewek itu ya??,” hea jung mulai lagi manjanya pada Minho.
Minho diam saja..dia malah asik baca skrip skenario
”Minho kun..sudah siap??,” kata co sutradara
Minho berdiri dan mengangguk, ”ya.. aku siap”
Dia benar benar cuekin Hea Jung.
”huh..sama sekali tidak punya perasaan.. tapi.. kamu kan akan jadi tunanganku juga, Oppa.. lihat saja.. cewek itu tidak akan pernah bisa memiliki mu,”

Joy mencoba menelepon Aiko lagi,”Tolong, Aiko..angkat telepon ku”
Joy jadi kesal juga, dia lalu mengirimkan sms,”kamu kenapa?? Apa..adik ku mencelakaimu?”
Sama sekali tidak dijawab oleh Aiko. Lama dia termenung melihat sms yang berkali kali dikirim Joy.
Akhirnya, Joy mengirimkan lagi sms,”tolong...terima teleponku..ini penting”
Joy pun mencoba meneleponnya lagi...Akhirnya, Aiko menyerah juga.
”Minho sama sekali tidak bersemangat satu minggu ini..,” kata Joy membuka pembicaraan
”apa..kalian putus?,” lanjutnya lagi
Aiko diam sejenak.
”jawab dong,” kata Joy lagi,”aku bertanggung jawab atas emosi adikku”
”ya.. kami..putus,” balas Aiko
”mengagumkan deh.. pikiran kalian pendek sekali,” balas Joy
”bulan depan.. Minho akan bertunangan..itu berita sedih,” lanjut Joy
”mungkin..sudah saatnya semua nya diputuskan...hubungan yang lalu..anggap saja tidak ada,” balas Aiko
”gak penting masa lalu..tapi..jangan meremehkan masa lalu dan sekarang,” balas Joy agak ketus
”datanglah sore ini.. karena besok kita mau persiapan pulang..dan malamnya kembali pulang,” lanjut Joy lagi
Aiko diam.
”ah..sudahlah..atau..kamu akan kehilangan Minho selamanya,” Joy menutup percakapan teleponnya.
Aiko menutup wajahnya diatas meja,”Minho kun...huhuhu,” dia menangis, bingung.

”besok..kita pulang dong??,” hea jung menggayut tangan Minho
”ya,” jawab Minho singkat. Mereka jalan santai pergi ke suatu tempat
Ketika sampai disebuah jalan, mereka bertemu dengan Aiko, yang memang ingin bertemu Minho untuk yang terakhir kalinya.
”Aiko chan,” Minho menatapnya..mereka saling bersebrangan jalan
”ah..cewek itu lagi!,” tangan Hea jung yang menggayut Minho tiba tiba dia lepaskan sendiri karena kesal melihat Aiko
”Minho kun,” Aiko juga menatap Minho dari seberang
Hea jung tidak kehilangan akal. Dia malah membalikkan tubuh Minho dan..
”Minho..,” kata Hea jung
Minho heran. Hea jung lalu merangkul lehernya Minho...dan..
Mencium Minho dengan lembut! Beberapa orang yang lewat terbelalak melihat Hea jung berani mencium cowok di depan banyak orang.
”hoaaaaaaahhhh!,” seorang cowok tercengang sambil lewat.
”gila..cewek itu gila,” lihat seorang cewek yang sambil lewat.

Aiko melihat kejadian itu dengan sedih..
Matanya lalu terpejam. Air matanya mengalir pelan..
Dan.. lingkungan sekeliling tiba tiba berangin kencang...
”syuuuuuuuuuu.............,” suara angin bertiup, menjadi angin yang dingin menusuk kulit.
Beberapa orang lewat langsung merasa kedinginan.
”Rasanya tadi cuaca kering.. kenapa tiba tiba berangin??,” keluh seorang cewek yang lewat di jalan itu pada teman disebelahnya
wakaranai (gak tahu-red),” jawab cewek disebelahnya. Dia menggesek kedua telapak tangannya, mendadak kedinginan.
Benda benda kecil berterbangan. Pohon pohon tertiup angin, daun daunnya melambai keras.
Lampu jalan tiangnya bergoyang goyang
Beberapa orang yang lewat menjadi kaget..ada apa sebenarnya? Kenapa tiba tiba semua seperti bergerak sendiri dan angin sangat kenacang?

Minho kaget, dia segera sadar.
”Aiko chan...stop it!,” teriaknya dari balik seberang jalan
Mata Aiko masih terpejam, dia kecewa,”Minho kun,” katanya lirih, air matanya masih menetes keluar.
Minho berusaha menyebrang.
Aiko membuka matanya, lalu berlari. Angin masih bertiup sangat kencang, efek kekecewaan Aiko terhadap Minho, dia mengeluarkan energi telekinetiknya
Dia tidak ingin Minho mengejarnya, maka dia pun berlari sangat kencang.
Minho tetap mengejarnya. Hea jung berteriak, menyusul Minho.

”Aiko chan.. .. jamkkanman-yo! Wait!,” teriak Minho
Aiko terus berlari tanpa henti. Dia kecewa dengan semua kejadian yang dia telah alami.
Air matanya terus mengalir ketika berlari, ingin kembali ke tempat dia tinggal dari sekolahnya.
Sementara angin masih terus bertiup kencang. Aiko tidak peduli dia telah menghabiskan energy nya untuk menggerakkan angin. Hanya ada kekecewaan di hatinya.
Aiko terus berlari...sampai pita kepangnya jatuh, rambutnya terurai menutupi wajahnya yang menangis
”kita harus berpisah... sayounara, Minho kun,” katanya lirih, terus berlari.
Minho lelah juga, dia berhenti dan memungut pita warna merah yang terjatuh itu.

Tiba tiba, dia seperti de ja voo dengan kejadian itu..seperti dulu dia pernah mengalami nya.
”Aiko chan...kita akan bertemu lagi,” kata Minho pelan.
Aiko sudah tidak terlihat lagi.
Hea jung yang berhasil mengejar Minho berdiri di belakangnya.
”Minho..sudah.. sebentar lagi kita tunangan.. kenapa kamu masih kejar kejar dia??,”
Minho kesal, dia menoleh ke belakang.
”dia lebih berharga dari mu buat ku, hea jung”
Lalu Minho pergi meninggalkannya.
Hea jung sakit hati dengan perkataan Minho. Dia marah marah.

Sampai di asrama, Aiko lagi lagi menangis di atas tempat tidur.
”semuanya sudah berubah... selamat tinggal, Minho kun”
Dia terus menangis.
Sementara, Takuya merasa anaknya memang sedang bersedih. Lalu mendatanginya.
”aku tahu..kamu pasti sangat kecewa,” kata Takuya, duduk bersama anaknya disebuah taman dekat asrama
”maafkan aku, otoosan,” jawab Aiko pelan
”aku harus kembali lagi..tinggal kamu disini..sekolahmu masih lama disini,” kata Takuya lagi. Lalu dia menoleh pada anaknya.
”aku ..bisa ditinggal sendirian,” jawab Aiko
”kamu yakin??,” tanya Takuya. Masih berdiri di depan anaknya
Aiko mencoba tersenyum,”yakin, otoosan”

Hari berganti malam, sebuah sms masuk,”aku..akan kembali besok ke korea. Tunggu aku sekarang di gerbang asrama”
Ternyata dari Minho.
”Minho kun,” kata Aiko, dia pelan sekali suaranya. Dia ingin sekali bertemu, tapi serasa sangat menyakitkan hati kalau bertemu lagi
Lantas, sms masuk lagi, masih dari Minho,”temui aku sekarang”
Aiko akhirnya keluar juga. Dia melihat Minho berdiri mematung di depan gerbang asrama.

Minho menatapnya dari jauh, lalu tersenyum.
Aiko beranikan dirinya mendatangi Minho.
konbanwa (malam-red).. anyyeong haseyo,” senyum Minho
 konbanwa, Minho kun,” balas Aiko, pelan.
Tanpa ba bi bu, Minho langsung memeluk Aiko,”aku..tidak ingin pisah darimu...cukup masa lalu yang sudah memisahkan kita,”
Tangannya memegang pita rambut Aiko yang tadi jatuh ketika dia berlari menjauh dari Minho.
Minho melepas pelukannya, lalu dia mencium pacarnya itu dengan lembut dan mengaitkan pita itu ke rambut pacarnya.
”jangan ada lagi say goodbye,” katanya pada Aiko,”aku benci perpisahan”
Aiko menitikkan airmatanya.
”aku..minta maaf... tapi.. kamu bisa saja celaka..seperti dulu lagi,” jawab Aiko
”peduli amat dengan masa lalu,” senyum Minho,”aku cinta kamu dari dulu sampai sekarang”
Minho merangkulnya, mereka menuju sebuah tempat.
Takuya mencoba masuk lagi ke dalam mimpi Minho malam itu,tetapi..dia lagi lagi tidak bisa.
”mereka..sudah sangat cinta,” kata Takuya.

”malam besok...aku harus pulang,” kata Minho
”bagaimana dengan ku?,” Aiko menangis lagi
Minho membelai rambutnya yang panjang,”aku akan kembali lagi kesini”
Minho menggegam tangan kekasihnya itu dan membiarkan ia tidur disampingnya.
”malam ini..biar kita habiskan waktu bersama.. aku ingin waktu berhenti untuk kita,” kata Minho lagi
Aiko bersandar pada dada Minho dan Minhopun membiarkan dirinya tertidur disamping kekasihnya itu.
Malam berlalu.. Takuya sama sekali tidak tidur sedetik pun.

”Minho kun...bangun,”
”umm..apa..sudah pagi??,” tanya Minho
Aiko mengangguk,”iya..aku harus pergi,”
Dia lalu bangun dan memakai kaus kakinya.
Minho mencegah,”eh.. jangan pergi dulu”
”bad breath, Minho kun..uh,” Aiko sedikit kesal padanya
Minho malah tertawa, lalu dia bangun dan pergi gosok gigi.

”aigoo...aigoo.. kalian ini,” Joy muncul ketika mereka sedang ada pagi itu di taman
Minho santai saja, lalu dia menggeser dan berbisik pada Joy
”aku benci Hea jung..tapi..hari ini.. kita akan pulang,”
”bagaimana dengan dia?,” bisik Joy
”aku berjanji...aku akan kembali kesini,” kata Minho
”aku...harus pergi..Minho kun..akan siap siap juga bukan??,” kata Aiko, menghampiri mereka berdua
Minho berdiri di depannya, lalu dia mengedepankan rambut Aiko, dan mengepangnya.
”i am gonna miss you,” kata Minho
”but... i promise my self that i will come back here,” lanjutnya lagi, senyum pada kekasihnya itu
“bukankah.. Minho kun akan bertunangan bulan depan??,” tanya Aiko. Dia sedih, wajahnya ditundukkan.
”lihat sini... biar Oppa Joy tahu,” kata Minho, menegakkan dagu kekasihnya
Joy bingung.
Minho mencium kekasihnya itu pelan sekali di depan Joy yang berdiri diantara mereka.
”wah... adikku,” Joy setengah terbelalak.
”aku tunjukkan pada mu, Oppa..kalau aku serius dengan dia,” Minho menoleh pada kakaknya, Joy
”yah..sudahlah..gak perlu begitu juga..aku sudah tahu,” balas Joy
Minho lalu merangkul Aiko.
”jangan sedih...aku masih punya waktu 29 hari untuk menjadi licik,”
Dagunya diletakkan di puncak kepala Aiko. Lalu dia memeluk Aiko, sampai cukup lama.
Dia bilang pada kekasihnya itu, dia tidak menangis. Aiko diam saja. Tapi tanpa diketahuinya, Minho menitikkan airmata.
Joy melihatnya, tapi mendiamkan saja.
Dengan tangan yang satunya lagi, Minho berusaha menghapus air matanya, lalu dia melepaskan pelukannya pada Aiko yang sebenarnya sudah sembab.
”aku tidak nangis loh..kamu jangan cengeng dong,” goda Minho, dia bohong dan senyum
”ayo aku antar...aku harus pamit juga pada ayahmu, Nakamura san,” lanjutnya lagi.
Mereka pamit pada Joy dan berjalan sambil bergandengan tangan.

Airport....
”kamu..pergi saja sendiri..check in sendiri,” kata Minho, judes pada Hea jung
”Oppa..ingin bertemu dengan pacarmu itu kan?? Aku ini kan calon tunanganmu!,” hea jung kesal
Minho cuek, dia melihat jam tangannya, tinggal 1 jam lagi mereka harus naik pesawat.
Dia menunggu Aiko datang. Minho meminta tolong pada Joy agar tas kamera nya dipegang. Sepanjang perjalanan, Minho memang hobi memfoto apapun yang dia anggap menarik.
Dia hanya menyelempangkan tas jalannya. Dia lalu malah keluar dari ruang tunggu dan berlari melalui ruang check in.
”sebentar..aku mohon..aku ingin bertemu kekasihku,” kata petugas pintu check in
Dia minta tolong keluar lagi sebentar.
Lalu..dilihatnya, Aiko sedang diluar..
”Aiko chan.. !,” Minho main keluar saja.
Dia berlari dan langsung memeluk Aiko di pintu masuk keberangkatan.
”rasanya sakit..aku gak mau berpisah,” kata Minho, tetap memeluk Aiko
”bukankah..Minho kun akan kembali?? Jadi..aku yakin..ini bukan perpisahan,” Aiko berusaha tersenyum
”aku..akan kuat, Minho kun,” lanjutnya lagi
Minho melepas pelukannya dan senyum.
”kita.. foto yuk?? Jadi..kalau aku kangen dan sibuk..aku bisa terus lihat wajah mu yang cengeng,” Minho mencubit pipi kekasihnya
Mereka saling mendekatkan pipi
”cheese..senyum!,” ujar Minho
Mereka lalu melihat hasilnya,”ini harus segera di bluetooth.. cepat” , lanjut Minho
Dia men share foto itu ke Aiko
”Aiko chan.. manis sekali..,” senyum Minho
”nah.. sampai jumpa lagi!,” dia lalu berdiri tegak di depan Aiko..dan berjalan.

”jangan menoleh, Minho kun.. aku tidak ingin menangis melihatmu pergi!,” kata Aiko setengah teriak.
Minho terus berjalan.. kembali melewati ruang check in.
Aiko masih memandangnya.. lalu, dia pun berbalik arah.
Minho menoleh juga.. gantian, dia yang memandang Aiko yang berjalan keluar ..membelakanginya..
Minho mencoba senyum, tapi.. air matanya keluar..
Dia memandang Aiko yang berjalan keluar..sampai menghilang dibalik kerumunan banyak orang.. Lalu..dia kembali berjalan ke ruang tunggu..
Sementara petugas bandara mengumumkan bahwa pesawat ke Incheon tiba 30 menit lagi..
Minho pun berlari lari ke ruang tunggu.. tetapi.. dia masih tetap menitikkan air mata..
Di bus.. Aiko menunduk sedih..dia menangis pelan..


Bersambung ke part 12......