Lee Minho sebagai Minho Gackt sebagai Takuya Nakamura
Aiko
merenung di kelasnya, tentang perkataan ayahnya kemarin malam..yang dia harus
segera menghapus memory masa lalunya dengan Minho .
“ada apa, Aiko chan?,” Tanya temannya, Mari,
memegang pundaknya tiba tiba
Aiko menengadahkan kepalanya,”ah..tidak
apa, Mari chan..hanya pusing sedikit,” lalu dia senyum pada temannya itu.
”eh..jangan bohong deh.. wajahmu berubah
begitu..daritadi pelajaran aku lihat..melamun terus,” balas Mari, dia duduk
disebelah Aiko.
Aiko diam sejenak.
Lalu,”aku..akan berpisah dengan temanku,”
senyumnya pada Mari.
”Ano
Minho kun? Naze ka?? Kamu..dikhianati dia??,” Mari kaget
Aiko menggeleng,”uung.. enggak..memang sudah saatnya berpisah”
”karena..syutingnya mau selesai??,” tanya
Mari lagi
Aiko mengangguk. Padahal, sebenarnya,
Minho masih lama syuting di negeri ini.
”zannen
da ne (sayang sekali-red)... padahal..aku lihat..kalian saling cinta.. aku
saja iri sekali,” Mari agak cemberut
”mau bagaimana lagi??,” tanya Aiko.
”sebenarnya...masih bisa dipertahankan
..iya kan??,” tanya Mari
Mereka diam sejenak. Lalu, Aiko malah
jalan keluar kelas, pulang.
”Aiko chan! Jangan begitu.. kalau ada apa
apa...cerita padaku!,” teriak Mari. Dia mengejar Aiko.
Lalu dia berjalan disamping Aiko.
”benar gak sih...kalian harus putus?,”
kata Mari lagi
Aiko mengangguk,”hai”
”Ne.. Aiko chan...aku rasa..kalian masih
bisa bertahan,” lanjut Mari
Aiko lalu menoleh pada Mari. Mari pun
menghentikan langkahnya
”nan
desu ka?,” tanya Mari
”aku..ingin menceritakan sesuatu,” kata
Aiko
Mari senyum dan akhirnya mereka bicara di
sebuah kafe
”aku percaya Mari chan,” kata Aiko
Mereka duduk berhadapan
”cerita deh..kalau ada yang memang harus
diceritakan,” senyum Mari
”aku..ingin menceritakan sesuatu padamu,”
kata Aiko lagi
”go on...cerita saja,” Mari senyum lebar.
”Kamu..tahu .. X DNA??,” tanya Aiko
Mari terkejut,”apa?? Kamu.. X??”
Belum selesai Mari agak berteriak.. Aiko
langsung menutup mulutnya.
”ssst..,” katanya
Mari mengangguk angguk, baru Aiko
melepaskan tangannya dari mulut Mari
”ya..aku janji..gak akan teriak,” bisiknya
pada Aiko
”ya..aku X DNA,” balas Aiko pelan
”apa kemampuanmu, Aiko chan??,” bisik Mari
lagi. Mereka jadi seperti berbisik bisik walau berhadap hadapan duduk.
”telekinetik,” balas Aiko, singkat
”lalu.. Minho kun itu??,” tanya Mari lagi
”healer.. penyembuh,” balas Aiko
”kakkoii
daa (keren-red).. that boy!,” Mari memuji Minho
”tapi...ini rahasia,” bisik Aiko lagi
Mari mengangguk,”lalu??”
”yah.. kami terpaksa putus,” kata Aiko,
dia memelas.
”kenapa?? Kalian..cocok kan??,” tanya
Mari. Dia penasaran.
”aku akan membahayakan Minho kun,” kata
Aiko
”ah..kamu ini.. terlalu deh..
memangnya..bahaya seperti apa sih??,” tanya Mari.
”seminggu yang lalu..aku masuk rumah sakit
kan??,”
Mari mengangguk,”ya..lalu??”
”kalau saja.. Minho kun tidak segera
menemukanku..aku sudah mati, Mari chan”
Mari kaget,”kenapa?? Siapa yang mencelakai
kamu??”
”sesama X DNA,” balas Aiko.
”whoah.. ini gila! Lalu?? Kenapa tidak
lapor polisi??,”
”tidak semudah itu, Mari chan.. karena..
ini dendam lama,” balas Aiko
Mari bingung,”maksudmu?? Siapa dendam
dengan siapa??”
”ayahku.. ayahku juga seorang X DNA..dari
masa lalu..,” balas Aiko
”ah..aku enggak ngerti apa maksud
mu..masak iya..ada orang hidupnya bisa lama ratusan tahun?? Hehehe,” canda
Mari,”seperti di cerita anime aja deh”
”ayahku..begitu,” balas Aiko
”wah.. seru sekali! Lalu??,” Mari makin
penasaran
”Minho kun tidak ada hubungannya dengan
dendam seseorang yang membenci ayahku..tetapi.. Minho kun jadi terseret juga,”
Mari menimang nimang sebuah strawberry
kecil,”wah.. kasihan Minho
kun kalau begitu”
”yah.. memang..dan Minho kun sudah
berkorban banyak untukku,” balas Aiko
Mari mendekatkan wajahnya pada Aiko,”Ne.. Aiko chan? Aku berharap kalian tidak
putus,”
Aiko malah kaget,”kenapa?? Aku takut
menyusahkan Minho kun.. malah..ayahku memaksa.. akan menghilangkan memori kami”
”bukimi
da yo! (menyeramkan-red).. memangnya.. ada apa kalau tidak dihilangkan??,”
”berbahaya.. aku akan terus terhubung
dengannya,” balas Aiko
”ah.. kamu ini Aiko chan.. terlalu
khawatir! Bukannya..kalau memang cinta sejati..selalu bisa terhubung ya??,”
Aiko mengangguk,”seharusnya seperti itu,
Mari chan.. tapi..”
”tapi apa lagi??”
”aku..sudah capek, Mari chan,”
Mari malah menghela nafas,”haaahhh.. payah
deh! Kalian kan baru bertemu bukan??”
Aiko menggeleng,”tidak... jiwa kami sudah
lama terhubung dan baru masing masing sadar ketika kami berusia 4 tahun”
”menyeramkan! Bagaimana bisa masih
kecil..kalian sudah bisa terhubung??,”
”aku.. seperti ada disebuah ruangan
besar.. yang gelombangku bisa menangkap gelombangnya,” jawab Aiko.
”umm..
omoshiroi ka na (menarik banget-red),” balas Mari
”kalau aku jadi kamu, Aiko chan..aku akan
berkeras hati..tetap mempertahankan Minho kun.. dia keren!,” bisik Mari lagi
”aku pun..ingin seperti itu..tapi.. ayahku melarang,” balas Aiko
”ah.. gak peduli.. lagipula.. ini sudah dunia modern..dan kita kan.. bisa
suka dengan siapa aja,” kata Mari.
Aiko diam. Dia berfikir, dia mungkin akan
sangat sedih jika dipaksa harus berpisah lagi dengan Minho di jaman ini.
”aduh..jangan putus dong…aku kasihan
padamu, Aiko chan...,” keluh Mari
”aku tidak bisa apa apa lagi, Mari
chan...,” balas Aiko, dia menunduk lesu.
”lalu...ayahmu..kapan dia akan menghapus
memori itu??,”
Aiko menggeleng,”tidak tahu…aku
berharap..tidak akan pernah…ini penantianku yang sangat panjang dari masa lalu”
”apa..perlu aku katakan pada ayahmu??,”
tawar Mari. Dia memang teman
yang baik
Aiko menggeleng,”tidak usah, Mari chan.. aku
akan baik baik saja”
”baik baik saja kok mendadak pucat dan
tidak selera hidup,” balas Mari
”ya...aku berusaha baik,” keluh Aiko lagi
Mereka keluar kafe. Sepanjang pulang, Aiko
cuma jalan menunduk lesu.
”sepertinya...pacarku tidak ceria hari
ini,”
Aiko yang masih berjalan menunduk lesu
menengadahkan kepalanya
“Minho kun!,” dia mendadak ceria
“kenapa lesu??,” tanya Minho masih
memeluknya
”aku..enggak enak disini..takut ada orang,
Minho kun,” balas Aiko. Dia lalu melepaskan pelukan Minho
Mereka
duduk di ayunan, di taman khusus untuk anak anak sambil minum bubble juice
“kenapa,
Aiko chan??,” Minho minum sambil mengayun ayun
kursi nya
“ayahku..ingin kita berpisah,” Aiko
menghentikan ayunannya dan menoleh ke Minho
Minho kaget, dia berhenti juga main
ayunan. Lalu berdiri di depan ayunan duduk Aiko
”Kenapa?,” tanya dia
”rasanya..kita sudah sampai pada titik
akhir, Minho kun,” Aiko akhirnya berdiri juga
”kenapa?? Kenapa terus dari waktu ke
waktu...berpisah lagi?,” tanya Minho lagi
”aku tidak tahu, Minho kun...aku tidak
tahu,” Aiko nangis, Minho memeluknya.
”apa..harus dibicarakan dengan Joy?,” kata
Minho, tertuju pada kakaknya
”sampaikan maafku untuk Oppa joy,” balas
Aiko, masih di pelukan Minho
”cukup
kita berpisah dimasa lalu.. sekarang tidak lagi..jangan lagi,” kata Minho
”Minho kun akan terus celaka jika bersama
dengan ku...dimasa lalu pun begitu bukan??,”
”aku tidak merasa kamu mencelakakan
ku...walau mungkin dulu kita seperti itu,”
Minho melepas pelukannya.
”Aiko chan...aku capek,”
”dan...aku sudah katakan pada Hea Jung dan
orangtuanya.. kalau aku membatalkan pertunangan ini...aku suka kamu..,”
”aku juga suka Minho kun apa adanya,”
balas Aiko
”gelombang kita yang saling mencari..cinta
yang mempertemukan kita,” kata Minho
Mereka saling lama berpelukan.
Takuya duduk di dalam penginapannya, dia
gelisah.
”Kasihan juga kalau Aiko chan harus dipisahkan..tetapi
memang harus..aku tidak ingin membawa orang lain dalam pertarungan antar
keluarga”
Dia lalu membayangkan bagaimana jaman dahulunya,
isterinya dibunuh oleh pasukan yang dipimpin Soujiro. Dalam bayangan itu, dia
melihat isterinya ditusuk dan ditebas lehernya oleh pasukan Soujiro, lalu anak
anaknya juga mati satu persatu. Rasanya, saat itu dunianya runtuh dan dia
sangat menderita.
Soujiro yang dulu pada masa Tokugawa satu
pemikiran dengannya, ketika Meiji bangkit, justru menjadi musuhnya.. dan saat
ini bertemu kembali..
Takuya belum tahu benar apa Soujiro sudah
mati atau belum, tetapi pertarungan kemarin membawa luka parah bagi Soujiro.
”malam ini.. harus menghapus memori
Minho,” katanya dalam hati
Dia pun lalu tidur, tapi dalam keadaan
tidur.
”pasti.. Minho juga sudah tidur,” katanya
dalam dunia mimpi.
Lalu dia menarik Minho.. tetapi..tak
berapa lama.. malah dia
urungkan niatnya.
Takuya bangun,”Minho.. baka (bodoh-red),”
”kamu yakin.. kita akan secepat ini
berpisah??,” tanya Minho lagi di pagi itu
”aku..harus sekolah,” Aiko malah
mengalihkan pembicaraan dan lalu..dia pergi meninggalkan Minho
Aiko berlari keluar ruangan itu.. dia
berlari kencang supaya tidak terlambat sekolah. Dia masih memakai pakaian
sekolah yang kemarin.
Minho berusaha mengejarnya.. tapi
terlambat, Aiko langsung naik bus yang ada di depannya.
”sampai disini saja, Minho kun... sayounara.. anta ni aetta.. yokatta, Minho kun (goodbye, senang bisa bertemu
denganmu-red),” kata Aiko di dalam bus. Dia menahan tangisnya.
Minho hanya berdiri melihat bus yang
melaju. Air matanya jatuh.
”pergi lagi.. berpisah lagi.. kenapa??,”
katanya.
Dia lalu berjalan menunduk lesu..kembali
ke penginapannya sendiri..
”hai.. hari ini.. Hea Jung keluar dari
Rumah sakit..dan.. Eomma akan datang,” kata Joy, menepuk pundak Minho waktu
istirahat shooting
”ya.. baiklah,” jawab Minho singkat
”oi semua.. makan siang!,” teriak seorang
crew
Minho menghampiri kerumunan para crew dan
artist yang lain.. lalu dia makan bersama mereka.
”Minho.. kenapa?? Tadi malam..dia gak ada
cerita apa apa,” kata Joy dalam hatinya.
Dia lalu mengeluarkan Hp nya, berniat
ingin menelepon Aiko, tapi,”ah iya..ini masih jam sekolah,” katanya lagi.
Dia pun bergabung dengan kerumunan pemain
dan crew, ikut makan.
Minho ditanya sutradara, apa dia baik baik
saja, dia pun memanipulasi dirinya dan bilang kalau dia tidak ada apa apa dan
siap bermain sampai selesai syuting hari ini.
Sore, syuting masih berlanjut. Joy
menelepon Aiko.. tapi sama sekali tidak diangkat angkat.
”bippp....biippp,” suara Hp terus saja
bergetar.
Aiko hanya diam saja, dia duduk di depan
meja belajarnya di mess. Hari itu, dia tidak ingin kemana mana.
”tanpa Otoosan paksa aku untuk berpisah
dengan kekuatan otoosan.. aku
akhirnya berpisah juga dengan Minho kun,” katanya menunduk sendu. Air matanya
butir per butir bergulir jatuh di atas meja belajar.
Dia terus mendiamkan ..tidak mengangkat
telepon dari Joy.
”Gomen, Oppa Joy..aku..tidak bisa bicara
lagi dengan Oppa,” keluhnya, hanya bisa memandang Hp yang terus bergetar
”eh.. kenapa ini Aiko??,” Joy bingung
”apa..dia berantem dengan Minho??,”lanjutnya
lagi
Sementara, dia sedang lihat Minho take
peran, jadi dia tidak berani mengganggu adiknya bekerja.
”Eomma sangat kecewa mendengar Hea Jung
masuk rumah sakit.. ”
Minho menunduk saja, mereka duduk semua:
Ibunya, Ayahnya, Minho, Joy dan Hea Jung
”kamu memang berbeda dengan yang lain.. tapi bukan berarti kamu jadi mencelakai
tunanganmu sendiri, Minho,” kata Ayahnya
”aku minta maaf.. tapi..aku tidak
bermaksud seperti itu, Appa.. Eomma,” Minho masih menunduk hormat
”pertunangan tidak akan bisa dibatalkan.. sehabis kamu selesai syuting disini.. kami
sudah menyiapkan pesta pertunangan,” kata Ibunya
”aduh.. mampus deh adek ku.. gimana
nih??,” kata hatinya Joy, daritadi siang dia berusaha menghubungi Aiko tapi
tidak diangkat angkat olehnya.
”kami sudah membicarakan dengan orangtua
Hea Jung.. kalau kalian akan resmi ditunangkan, lagipula.. apa kekurangan Hea
Jung??,” tanya ayahnya
Minho tidak bisa melawan. Padahal, dia
sangat sedih harus pisah dengan pacarnya dan tidak cinta dengan hea jung
Hea Jung bersikap manis didepan kedua
orangtuanya Minho.
”maafkan aku, tante.. mungkin aku yang
salah.. karena..aku begitu cinta pada Minho.. aku..tidak ingin berpisah
darinya, tante,” kata Hea Jung, manis sekali
Joy dalam hatinya nyinyir terhadap cewek
itu,”ih..sok manis sekali.. padahal... jahat..”
”Kamu beruntung tidak sampai parah dilukai
Minho... tante minta maaf, Hea Jung.. kami dan orangtua mu sudah bicara soal
pertunangan ini.. kamu yang sabar ya.. kurang dari 1 minggu lagi.. Minho akan
selesai jadwal syutingnya disini,” senyum ibunya Minho
Hea Jung senyum,”tidak apa, tante..om..
aku baik baik saja..”
Minho sambil menunduk sangat kesal dengan
dirinya sendiri yang tidak berani melawan keinginan kedua orangtuanya.
”Aiko chan.. aku minta maaf..,” katanya
dalam hati, lirih.
”aku..ingin sekali bertemu
denganmu..sebelum kembali lagi ke Korea,” lanjutnya lagi
Takuya diam saja melihat perubahan sikap
yang semakin pendiam pada anaknya.
Dia mencoba mengerti.. tanpa dia
menggunakan kekuatannya, pada dasarnya, mereka sudah memisahkan dirinya.
”sebaiknya..aku bicara dengan anakku baik
baik,” katanya.
Hari hari berlalu...
”hari ini syuting part terakhir.. ayo
bersemangat!,” kata sutradara
”hosssshhhhhhhhh... semangaaaatt!!,” semua
crew dan pemain saling menyemangati.
Minho sama sekali tidak bersemangat,
karena jika syuting berakhir..berarti, dia akan meninggalkan negara itu,
kembali ke negaranya dan berpisah dengan Aiko. Walau..sudah satu minggu lebih
sedikit, dia tidak berjumpa dengan Aiko.
Teleponnya tidak dibalas, begitu juga
dengan sms nya yang bertubi tubi ingin bertemu dengan pacarnya itu.
Saat istirahat, Hea jung mendekatinya,
Minho cuek.
”Oppa..kenapa sih?? Masih ingat saja
dengan cewek itu ya??,” hea jung mulai lagi manjanya pada Minho.
Minho diam saja..dia malah asik baca skrip
skenario
”Minho kun..sudah siap??,” kata co
sutradara
Minho berdiri dan mengangguk, ”ya.. aku
siap”
Dia benar benar cuekin Hea Jung.
”huh..sama sekali tidak punya perasaan..
tapi.. kamu kan akan jadi
tunanganku juga, Oppa.. lihat
saja.. cewek itu tidak akan pernah bisa memiliki mu,”
Joy mencoba menelepon Aiko lagi,”Tolong,
Aiko..angkat telepon ku”
Joy jadi kesal juga, dia lalu mengirimkan
sms,”kamu kenapa?? Apa..adik ku mencelakaimu?”
Sama sekali tidak dijawab oleh Aiko. Lama
dia termenung melihat sms yang berkali kali dikirim Joy.
Akhirnya, Joy mengirimkan lagi sms,”tolong...terima
teleponku..ini penting”
Joy pun mencoba meneleponnya
lagi...Akhirnya, Aiko menyerah juga.
”Minho sama sekali tidak bersemangat satu
minggu ini..,” kata Joy membuka pembicaraan
”apa..kalian putus?,” lanjutnya lagi
Aiko diam sejenak.
”jawab dong,” kata Joy lagi,”aku
bertanggung jawab atas emosi adikku”
”ya.. kami..putus,” balas Aiko
”mengagumkan deh.. pikiran kalian pendek
sekali,” balas Joy
”bulan depan.. Minho akan bertunangan..itu
berita sedih,” lanjut Joy
”mungkin..sudah saatnya semua nya diputuskan...hubungan
yang lalu..anggap saja tidak ada,” balas Aiko
”gak penting masa lalu..tapi..jangan
meremehkan masa lalu dan sekarang,” balas Joy agak ketus
”datanglah sore ini.. karena besok kita
mau persiapan pulang..dan malamnya kembali pulang,” lanjut Joy lagi
Aiko diam.
”ah..sudahlah..atau..kamu akan kehilangan
Minho selamanya,” Joy menutup percakapan teleponnya.
Aiko menutup wajahnya diatas meja,”Minho
kun...huhuhu,” dia menangis, bingung.
”besok..kita pulang dong??,” hea jung
menggayut tangan Minho
”ya,” jawab Minho singkat. Mereka jalan
santai pergi ke suatu tempat
Ketika sampai disebuah jalan, mereka
bertemu dengan Aiko, yang memang ingin bertemu Minho untuk yang terakhir
kalinya.
”Aiko chan,” Minho menatapnya..mereka
saling bersebrangan jalan
”ah..cewek itu lagi!,” tangan Hea jung
yang menggayut Minho tiba tiba dia lepaskan sendiri karena kesal melihat Aiko
”Minho kun,” Aiko juga menatap Minho dari
seberang
Hea jung tidak kehilangan akal. Dia malah membalikkan tubuh Minho dan..
”Minho..,” kata Hea jung
Minho heran. Hea jung lalu merangkul lehernya Minho...dan..
Mencium Minho dengan lembut! Beberapa
orang yang lewat terbelalak melihat Hea jung berani mencium cowok di depan
banyak orang.
”hoaaaaaaahhhh!,” seorang cowok tercengang
sambil lewat.
”gila..cewek itu gila,” lihat seorang
cewek yang sambil lewat.
Aiko melihat kejadian itu dengan sedih..
Matanya lalu terpejam. Air matanya
mengalir pelan..
Dan.. lingkungan sekeliling tiba tiba
berangin kencang...
”syuuuuuuuuuu.............,” suara angin
bertiup, menjadi angin yang dingin menusuk kulit.
Beberapa orang lewat langsung merasa
kedinginan.
”Rasanya tadi cuaca kering.. kenapa tiba
tiba berangin??,” keluh seorang cewek yang lewat di jalan itu pada teman
disebelahnya
”wakaranai
(gak tahu-red),” jawab cewek disebelahnya. Dia menggesek kedua telapak
tangannya, mendadak kedinginan.
Benda benda kecil berterbangan. Pohon
pohon tertiup angin, daun daunnya melambai keras.
Lampu jalan tiangnya bergoyang goyang
Beberapa orang yang lewat menjadi
kaget..ada apa sebenarnya? Kenapa tiba tiba semua seperti bergerak sendiri dan
angin sangat kenacang?
Minho kaget, dia segera sadar.
”Aiko chan...stop it!,” teriaknya dari
balik seberang jalan
Mata Aiko masih terpejam, dia
kecewa,”Minho kun,” katanya lirih, air matanya masih menetes keluar.
Minho berusaha menyebrang.
Aiko membuka matanya, lalu berlari. Angin
masih bertiup sangat kencang, efek kekecewaan Aiko terhadap Minho, dia
mengeluarkan energi telekinetiknya
Dia tidak ingin Minho mengejarnya, maka
dia pun berlari sangat kencang.
Minho tetap mengejarnya. Hea jung
berteriak, menyusul Minho.
”Aiko chan.. ..
jamkkanman-yo! Wait!,”
teriak Minho
Aiko terus berlari tanpa henti. Dia kecewa
dengan semua kejadian yang dia telah alami.
Air matanya terus mengalir ketika berlari,
ingin kembali ke tempat dia tinggal dari sekolahnya.
Sementara angin masih terus bertiup
kencang. Aiko tidak peduli dia telah menghabiskan energy nya untuk menggerakkan
angin. Hanya ada kekecewaan di hatinya.
Aiko terus berlari...sampai pita kepangnya
jatuh, rambutnya terurai menutupi wajahnya yang menangis
”kita harus berpisah... sayounara, Minho
kun,” katanya lirih, terus berlari.
Minho lelah juga, dia berhenti dan
memungut pita warna merah yang terjatuh itu.
Tiba tiba, dia seperti de ja voo dengan
kejadian itu..seperti dulu dia pernah mengalami nya.
”Aiko chan...kita akan bertemu lagi,” kata
Minho pelan.
Aiko sudah tidak terlihat lagi.
Hea jung yang berhasil mengejar Minho
berdiri di belakangnya.
”Minho..sudah.. sebentar lagi kita
tunangan.. kenapa kamu masih kejar kejar dia??,”
Minho kesal, dia menoleh ke belakang.
”dia lebih berharga dari mu buat ku, hea
jung”
Lalu Minho pergi meninggalkannya.
Hea jung sakit hati dengan perkataan
Minho. Dia marah marah.
Sampai di asrama, Aiko lagi lagi menangis
di atas tempat tidur.
”semuanya sudah berubah... selamat
tinggal, Minho kun”
Dia terus menangis.
Sementara, Takuya merasa anaknya memang
sedang bersedih. Lalu mendatanginya.
”aku tahu..kamu pasti sangat kecewa,” kata
Takuya, duduk bersama anaknya disebuah taman dekat asrama
”maafkan aku, otoosan,” jawab Aiko pelan
”aku harus kembali lagi..tinggal kamu
disini..sekolahmu masih lama disini,” kata Takuya lagi. Lalu dia menoleh pada
anaknya.
”aku ..bisa ditinggal sendirian,” jawab
Aiko
”kamu yakin??,” tanya Takuya. Masih
berdiri di depan anaknya
Aiko mencoba tersenyum,”yakin, otoosan”
Hari berganti malam, sebuah sms
masuk,”aku..akan kembali besok ke korea. Tunggu aku sekarang di gerbang asrama”
Ternyata dari Minho.
”Minho kun,” kata Aiko, dia pelan sekali
suaranya. Dia ingin sekali bertemu, tapi serasa sangat menyakitkan hati kalau
bertemu lagi
Lantas, sms masuk lagi, masih dari
Minho,”temui aku sekarang”
Aiko akhirnya keluar juga. Dia melihat
Minho berdiri mematung di depan gerbang asrama.
Minho menatapnya dari jauh, lalu
tersenyum.
Aiko beranikan dirinya mendatangi Minho.
”konbanwa (malam-red).. anyyeong haseyo,” senyum Minho
“konbanwa, Minho kun,” balas
Aiko, pelan.
Tanpa ba bi bu, Minho langsung memeluk
Aiko,”aku..tidak ingin pisah darimu...cukup masa lalu yang sudah memisahkan
kita,”
Tangannya memegang pita rambut Aiko yang
tadi jatuh ketika dia berlari menjauh dari Minho.
Minho melepas pelukannya, lalu dia mencium
pacarnya itu dengan lembut dan mengaitkan pita itu ke rambut pacarnya.
”jangan ada lagi say goodbye,” katanya
pada Aiko,”aku benci perpisahan”
Aiko menitikkan airmatanya.
”aku..minta maaf... tapi.. kamu bisa saja
celaka..seperti dulu lagi,” jawab Aiko
”peduli amat dengan masa lalu,” senyum
Minho,”aku cinta kamu dari dulu sampai sekarang”
Minho merangkulnya, mereka menuju sebuah
tempat.
Takuya mencoba masuk lagi ke dalam mimpi
Minho malam itu,tetapi..dia lagi lagi tidak bisa.
”mereka..sudah sangat cinta,” kata Takuya.
”malam besok...aku harus pulang,” kata
Minho
”bagaimana dengan ku?,” Aiko menangis lagi
Minho membelai rambutnya yang panjang,”aku
akan kembali lagi kesini”
Minho menggegam tangan kekasihnya itu dan
membiarkan ia tidur disampingnya.
”malam ini..biar kita habiskan waktu
bersama.. aku ingin waktu
berhenti untuk kita,” kata Minho lagi
Aiko bersandar pada dada Minho dan
Minhopun membiarkan dirinya tertidur disamping kekasihnya itu.
Malam berlalu.. Takuya sama sekali tidak
tidur sedetik pun.
”Minho kun...bangun,”
”umm..apa..sudah pagi??,” tanya Minho
Aiko mengangguk,”iya..aku harus pergi,”
Dia lalu bangun dan memakai kaus kakinya.
Minho mencegah,”eh.. jangan pergi dulu”
”bad breath, Minho kun..uh,” Aiko sedikit
kesal padanya
Minho malah tertawa, lalu dia bangun dan
pergi gosok gigi.
”aigoo...aigoo.. kalian ini,” Joy muncul
ketika mereka sedang ada pagi itu di taman
Minho santai saja, lalu dia menggeser dan
berbisik pada Joy
”aku benci Hea jung..tapi..hari ini.. kita
akan pulang,”
”bagaimana dengan dia?,” bisik Joy
”aku berjanji...aku akan kembali kesini,”
kata Minho
”aku...harus pergi..Minho kun..akan siap
siap juga bukan??,” kata Aiko, menghampiri mereka berdua
Minho berdiri di depannya, lalu dia
mengedepankan rambut Aiko, dan mengepangnya.
”i am gonna miss you,” kata Minho
”but...
i promise my self that i will come back here,” lanjutnya lagi, senyum pada
kekasihnya itu
“bukankah.. Minho kun akan bertunangan bulan depan??,” tanya
Aiko. Dia sedih, wajahnya ditundukkan.
”lihat sini... biar Oppa Joy tahu,” kata
Minho, menegakkan dagu kekasihnya
Joy bingung.
Minho mencium kekasihnya itu pelan sekali
di depan Joy yang berdiri diantara mereka.
”wah... adikku,” Joy setengah terbelalak.
”aku tunjukkan pada mu, Oppa..kalau aku
serius dengan dia,” Minho menoleh pada kakaknya, Joy
”yah..sudahlah..gak perlu begitu juga..aku
sudah tahu,” balas Joy
Minho lalu merangkul Aiko.
”jangan sedih...aku masih punya waktu 29
hari untuk menjadi licik,”
Dagunya diletakkan di puncak kepala Aiko.
Lalu dia memeluk Aiko, sampai cukup lama.
Dia bilang pada kekasihnya itu, dia tidak
menangis. Aiko diam saja.
Tapi tanpa diketahuinya, Minho menitikkan airmata.
Joy melihatnya, tapi mendiamkan saja.
Dengan tangan yang satunya lagi, Minho
berusaha menghapus air matanya, lalu dia melepaskan pelukannya pada Aiko yang
sebenarnya sudah sembab.
”aku tidak nangis loh..kamu jangan cengeng
dong,” goda Minho, dia bohong dan senyum
”ayo aku antar...aku harus pamit juga pada
ayahmu, Nakamura san,” lanjutnya lagi.
Mereka pamit pada Joy dan berjalan sambil
bergandengan tangan.
Airport....
”kamu..pergi saja sendiri..check in
sendiri,” kata Minho, judes pada Hea jung
”Oppa..ingin bertemu dengan pacarmu itu
kan?? Aku ini kan calon tunanganmu!,” hea jung kesal
Minho cuek, dia melihat jam tangannya,
tinggal 1 jam lagi mereka harus naik pesawat.
Dia menunggu Aiko datang. Minho meminta
tolong pada Joy agar tas kamera nya dipegang. Sepanjang perjalanan, Minho
memang hobi memfoto apapun yang dia anggap menarik.
Dia hanya menyelempangkan tas jalannya.
Dia lalu malah keluar dari ruang tunggu dan berlari melalui ruang check in.
”sebentar..aku mohon..aku ingin bertemu
kekasihku,” kata petugas pintu check in
Dia minta tolong keluar lagi sebentar.
Lalu..dilihatnya, Aiko sedang diluar..
”Aiko chan.. !,” Minho main keluar saja.
Dia berlari dan langsung memeluk Aiko di
pintu masuk keberangkatan.
”rasanya sakit..aku gak mau berpisah,”
kata Minho, tetap memeluk Aiko
”bukankah..Minho kun akan kembali??
Jadi..aku yakin..ini bukan perpisahan,” Aiko berusaha tersenyum
”aku..akan kuat, Minho kun,” lanjutnya
lagi
Minho melepas pelukannya dan senyum.
”kita.. foto yuk?? Jadi..kalau aku kangen
dan sibuk..aku bisa terus lihat wajah mu yang cengeng,” Minho mencubit pipi
kekasihnya
Mereka saling mendekatkan pipi
”cheese..senyum!,” ujar Minho
Mereka lalu melihat hasilnya,”ini harus
segera di bluetooth.. cepat” , lanjut Minho
Dia
men share foto itu ke Aiko
”Aiko chan.. manis sekali..,” senyum Minho
”nah.. sampai jumpa lagi!,” dia lalu
berdiri tegak di depan Aiko..dan berjalan.
”jangan menoleh, Minho kun.. aku tidak
ingin menangis melihatmu pergi!,” kata Aiko setengah teriak.
Aiko masih memandangnya.. lalu, dia pun
berbalik arah.
Minho menoleh juga.. gantian, dia yang
memandang Aiko yang berjalan keluar ..membelakanginya..
Minho mencoba senyum, tapi.. air matanya
keluar..
Dia memandang Aiko yang berjalan
keluar..sampai menghilang dibalik kerumunan banyak orang.. Lalu..dia kembali
berjalan ke ruang tunggu..
Sementara petugas bandara mengumumkan
bahwa pesawat ke Incheon tiba 30 menit lagi..
Minho pun berlari lari ke ruang tunggu..
tetapi.. dia masih tetap menitikkan air mata..
Di bus.. Aiko menunduk sedih..dia menangis
pelan..
Bersambung ke part 12......