Cerita ini cuma iseng aja kok.. jangan dimasukin ke hati banget..
Esok paginya, Suparno siap-siap berangkat
pagi sekali jam 4 subuh untuk pergi bawa gerobak jengkolnya ke rumah juragan
jengkol-Paijo- mengambil berkarung-karung jengkol yang sudah dikubur supaya
tidak bau dan siap dijual. Tapi dia pesan pada isterinya, Juminah supaya
hati-hati menjaga Minho, yang mereka belum tahu siapa nama aslinya.
“iki
ono gelang nang tangannya, Pak’e.. opo
iki jeneng ya??,” tanya Juminah keheranan.
Dilihat mereka ada dua jenis tulisan, satu
huruf keriting yang gak mereka tahu artinya dan satu lagi huruf alfabet.
Suparno membacanya: “Minho Lee,Seoul,South Korea”. Dia membaca dengan bahasa
jawanya yang kental.
“Seoul iku
nang ndi, Bu’e??,” tanya Suparno keheranan, ketika dia diberikan gelang itu
oleh isterinya dan dibacanya, gelang yang berasal dari plastik dan disegel
plastik untuk nama Minho. Seperti gelang untuk anak kecil yang ada di rumah
sakit. Sebenarnya itu gelang pertanda supaya ketika anak kecil hilang, bisa
tahu namanya siapa dan apa nasionaliti nya.