This is me....

Minggu, September 28, 2014

Salang Itu Cinta (Part 5: Duniaku.. Ingin Terang..)


Kisah diriku sendiri..

Pulang malam itu, Aisha lebih pilih diam di rumah.. sama sekali dia tidak komunikasi dengan siapapun, termasuk dengan Risa sekalipun, teman akrabnya. Dia langsung ke tempat tidur, menutup wajahnya dengan bantal, menangis lagi.
“pokoknya gue gak mau dia suka... ,”keluh hatinya Aisha, dia masih menangis mengingat yang tadi.
Besoknya, dia matikan semua alat komunikasinya. Sama sekali tidak ingin Shin menghubunginya lagi, tidak ingin Risa tahu masalahnya. Dia cuma diam saja hari itu, juga tidak bicara banyak dengan orangtuanya.
Sampai masuk kembali, akhirnya dia memberanikan diri pagi-pagi menelepon Risa, meminta bicara di toilet wanita.


“Jadi.. beneran cowok itu nembak lu?,” kata Risa kaget, walau dia sudah menebak sebelumnya.
Aisha mengangguk, lalu dia jadi berkaca-kaca, menangis di depan Risa.
“gue enggak mau lagi deh.. suka sama cowok,”
Risa jadi memeluknya,”gak gitu, say.. kita enggak tahu mana yang akan terbaik buat lu”
“gue males.. dia dah punya bini.. kenapa berani bilang gitu sama gue??,” kata Aisha masih menangis dipeluk Risa.
“kayaknya nasib gue banget deh.. cowok udah punya bini suka sama gue,” lanjutnya lagi. Dia sesegukan.
“hush.. udah.. udah.. gak gitu kali..tiap orang punya pilihan sendiri.. mungkin dia lihat lu memang beda,” ujar Risa, mencoba menenangkan sahabatnya itu.
“capek gue,” balas Aisha. Dia mengusap air matanya.
“lu sampai nangis di depan dia gitu.. dia mestinya berfikir dan gak bisa main-main kalau udah gitu,” balas Risa.
“mendingan lu tenangin diri dulu.. gak usah hubungin dia kalau memang lu gak suka sama dia.. nanti juga dia bakalan ninggalin lu,” lanjut Risa lagi.
Risa terus menghiburnya hari itu.

Aisha menghilang sampai 1 minggu. Sama sekali dia tidak menghidupkan smartphonenya, berharap Shin memang tidak akan menghubungi nya lagi. Baru sekitar 1 minggu 1 hari akhirnya dia memberanikan diri membuka lagi, dia berfikir, Shin pasti sudah balik ke negaranya dan dia bebas.
Begitu dia menghidupkan kembali handphonenya, banyak sekali email dan skype dari Shin, menanyakan dimana dia dan cowok itu khawatir kenapa sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari Aisha soal kabarnya yang mendadak menghilang.
Terakhir, pesan skype nya hanya,”do you hate me.. so that you closed your skype??”
Sama sekali Aisha tidak ada perasaan benci dengan cowok itu.. dia bukan benci dengan cowok itu..dia hanya benci kenapa takdir dia berbeda dengan teman-temannya yang lain, yang sangat mudah sekali mendapatkan pasangan yang bersungguh-sungguh dengannya, sementara dia hanya jadi korban permainan mahluk Tuhan yang bernama lelaki.
Dia diam lama.. melihat dan membaca saja pesan-pesan dari Shin setiap 1 jam.. yang akhirnya inbox dan skype nya hanya penuh dengan pesan dari cowok itu.
“apa salah gue sama Tuhan??,” keluhnya dalam hati. Dia ingat semua trauma yang dia alami. Sampai saat itu, sama sekali dia belum bisa lepas dari depresinya yang berkepanjangan.

“apa gue harus balas semua inbox nya??,” dia akhirnya mikir sendiri. Dia cuma membuka satu persatu, membacanya. Dia merasa, Shin memang aslinya cowok baik, hanya saja, tidak mungkin dia bercerita pada cowok itu, panjang lebar apa yang dia alami semuanya soal hubungan.
Dia mencoba tenang, lalu berdoa dan bicara pada Tuhan.
“Ya Tuhan.. aku enggak tahu apa yang Engkau rencanakan untukku.. walau aku hanya berperasaan... bahwa ini semua akan ada akhirnya.. kalau memang Shin suka dengan ku.. lantas aku bisa menikah dengan dia.. ini akan jadi rasa syukurku yang paling bahagia.. jika memang tidak.. aku mohon sekali lagi, Tuhan.. aku tidak ingin punya rasa sakit lagi.. seburuk apapun rencana Mu pada ku dan dia.. ,”
Aisha menangis diatas sajadah.. dia merasa tidak punya kekuatan apapun soal masalah hati. Dia mengakui dirinya sudah menyukai Shin, tetapi ketika pikirannya 1 minggu lalu berhasil menebak kalau cowok itu sudah punya isteri, kegalauannya bertambah: akankah dia akan dipecundangi lagi??

Shin berhasil pada perasaannya di skype. Dia menghubungi Aisha lewat aplikasi itu berkali-kali malam itu, meminta chat bersama.
Aisha diam.. apakah dia akan menjawab atau tidak, lalu dia memakai jilbabnya supaya bisa video call dengan Shin.
why did you disappear??,” kata Shin dengan senyumnya di video call, bertanya kenapa Aisha menghilang darinya dan apakah dia ada masalah dalam hidupnya.
“dengan kamu lembut..kamu malah makin menyiksa gue,” kata Aisha dalam hatinya.
“no.. i am so sorry... i was very busy,” jawab Aisha, dia mencoba senyum, dia percaya cowok itu sedang berusaha menghiburnya
“i worried about you... you disappeared for this week and i searched for you.. i thougt you hated me, Aisha,” kata Shin, dia takut cewek itu membencinya dengan peristiwa terakhir sebelum Aisha menghilang sebentar. Aisha lalu bercerita kalau dia memang sedang ada masalah, lebih baik menghilang dan dia akan kembali jika sudah menemukan jawaban dari masalah itu.

Aisha senyum dengan pernyataan Shin tentang kekhawatirannya. Dia berterima kasih dan menghargai apa yang cowok itu rasakan.
no.. i dont hate you, Shin,” jawab Aisha singkat,”thank you for worrying me..”
you hide something from me, right?? Was it our last met??,” tanya Shin. Ya, apa yang dia rasakan benar... semua tentang pertemuan yang terakhir.
frankly.. i am still thinking for what you did said to me last week..,” jawab Aisha. Dia mempertimbangkan apakah mau menerima perasaan Shin padanya.
Cowok itu menjawab dengan senyumnya, bertanya balik, apa yang sebenarnya Aisha khawatirkan ketika dia benar benar serius padanya.
“I am a doctor, Aisha.. and you have traumatism on relationship,” katanya dengan senyum. Ternyata Shin bisa membaca dirinya yang mengalami trauma dalam hubungan.
“I wont push you.. but to say “i am in love with you” is really true.. you are kind, gentle.. and i guess many guys love it”, lanjutnya lagi.

“cinta.. apa maksudnya cinta? Kenapa gue gagal terus kalau memang benar-benar baik?? Apa cinta itu sejenis perasaan yang wajib untuk permainan??,” kata hatinya Aisha. Dia tidak mau mengatakannya pada Shin. Dia tidak ingin semuanya terbuka pada cowok itu, dia kesal dengan jalan hidupnya yang terseok-seok mencari cinta.
i wanna meet you again.. hey.. saya masih ada di Indonesia...begitulah,” senyum Shin, lalu dia tertawa kecil. Suara tawanya itu sangat khas bagi Aisha, antara seperti perempuan tapi juga bukan.
“tidak mengapa kan..??,” pintanya lagi.
Aisha mengangguk mengiyakan. Shin bilang dia mau juga mengajak menonton film yang bagus tentang drama keluarga.

family movie?? Oh No.. this is a horror movie, Shin, hehe,” Aisha kembali ceria dengan penjelasannya, tapi Shin salah tangkap. Ketika dia membaca resensinya, ternyata menurut Aisha, itu film horor bukan film keluarga.
Shin tertawa, dia mengaku takut dengan film horor, tapi kebalikan dengan Aisha yang dia mengaku sama sekali tidak takut dengan film horor.
Shin bertanya padanya, kenapa dia suka sekali dengan film horor.
“it’s challanging, Shin.. and i love horror movies. I can watch it alone in my room,” kata Aisha dengan senyumnya
“aigooo.. that’s dangerous.. i hate ghosts.. korea also has some ghosts stories,” tawa Shin. Aisha minta cowok itu menceritakan, salah satunya hantu di lift. Aisha malah tertawa-tawa waktu melihat wajah Shin yang sedikit ketakutan ketika cerita hantu di lift yang bisa membunuh.
“then.. you are unique and brave girl.. arent girl afraid of horror things like ghosts etc??,”
Aisha mengangguk. Ya, memang banyak cewek tidak suka nonton film atau yang berbau-bau horror dan dia pun cerita tentang jenis-jenis hantu indonesia yang membuat Shin bergidik ngeri.
“i am afraid of ghost.. dont tease me,” kata Shin dengan cemberut. Aisha malah jadi akrab dan asik godain dia yang sendirian di apartment sewa nya di daerah jakarta selatan itu.

“aku dapat melihat hantu, Shin... i can see ghosts.. since i was a child,” kata Aisha padanya.
an indigo.. supernatural girl??,” tanya Shin. Aisha mengangguk.
“i can see ghost around you, hehe,” Aisha sengaja menakut-nakuti cowok itu yang memang sendirian di sana.
aigooo... dont do it.. otherwise i cant sleep,” Shin cemberut lagi.
Tapi Aisha malah sengaja menggodanya. Dia lalu cerita, di dekat tempat tidurnya sebelah kanan dekat dengan lemari disitu ada seorang perempuan berambut sangat panjang dan sedang memperhatikan dirinya saat itu. Shin meloncat dari kursi di ruangannya langsung lari ke tempat tidur. Aisha malah tertawa.
dead me, Aisha.. you are playful,” kata Shin dengan ketakutan, ternyata dia baru tahu kalau Aisha punya sifat iseng.
Aisha hanya mentertawakan Shin yang ketakutan,”sorry.. lie.. lie.. i was just kidding”, dia kasihan lihat Shin ketakutan dan dia katakan yang tadi hanya bercanda, walau aslinya sebenarnya memang ada hantu wanita.
Shin lalu tenang dan dia ingin Aisha cerita, kenapa dia bisa melihat hantu atau mahluk supernatural lain. Shin mendengar semua cerita Aisha ketika kecil dan beberapa peristiwa.
wow.. then actually you are a great girl, unique.. Aisha.. salanghae,” senyum Shin. Dia membuat ekspresi cinta dengan tangan.
“sa..lang.. hae?? Apa itu??,” tanya Aisha. Dia memang tidak bisa bahasa korea sama sekali.
Shin tertawa kecil, cekikikan,”i meant... i love you”, lalu dia senyum manis.
“ah.. mulai deh,”keluh Aisha. Dia lalu mengalihkan pembicaraan soal cinta. Dia hanya mau jadi teman saja.

Lalu mereka janjian besok akan pergi makan dan nonton. Shin bilang, dia minta juga ditemani jalan untuk beli kosmetik. Aisha bingung dan garuk kepalanya, sebab sama sekali dia tidak suka dengan belanja kosmetik dan sejenisnya, dia hanya pakai bedak tipis dan murah pula harganya. Dia tidak tahu apa bisa temani Shin pilih-pilih yang mana yang cocok untuknya.
“really simple girl.. i wonder if you live in seoul.. mostly girls like to make her up.. but you dont,” kata Shin. Dia cerita kalau cewek korea hobi banget dandan berlama-lama dan apa jadinya kalau Aisha kesana dengan dandanan yang sangat sederhana atau tanpa make up sama sekali. Tapi Aisha menjawab, dia memang suka dirinya yang tanpa make up dan biasa saja dalam dandan.
Ketika Shin bertanya, berapa umur asli Aisha, dia tercengang. Dia pikir dia lebih tua dari Aisha, ternyata malah lebih muda 5 tahun.
Aisha hanya tersenyum,”I am an old woman, you know
Tapi Shin malah menghiburnya, kalau dia malah menemukan dirinya seperti yang sudah sama-sama tua.
but you seem not older than me.. at least you are lookalike 25-26 years old..,” senyumnya pada Aisha.
“natural and inner beauty is needed,” katanya lagi.
Aisha hanya bisa berterima kasih Shin berusaha menghiburnya dengan mengatakan dia tidak terlalu tua. Pada dasarnya dia merasa, Shin memang sedang berusaha menghilangkan kepesimisannya terhadap hubungan. Mereka pun berjanji bertemu besok disebuah mall besar di selatan jakarta.

Mereka pun bertemu. Shin bilang kalau dia habis pulang kerja, jadi dia masih memakai jas. Dia tersenyum lihat Aisha dari kejauhan menghampirinya.
so.. our 1st agenda is watching movie.. but...,” kata Shin dengan senyum
ya i know.. no horror movie, hehe,” balas Aisha. Dia sudah mulai bisa menerima perasaan Shin padanya, dia janji tidak akan memilih film horor.
but.. this is 6.30 p.m.. i must pray first, Shin.. would you please wait for me here?,” waktunya sholat magrib tiba dan dia ingin sholat dahulu. Dia meminta Shin menunggu di tempat duduk ditengah mall itu. Tapi Shin bilang, dia lebih baik ikut melihat.
seeing me praying??,” Aisha jelas saja heran. Shin mengangguk. Tapi dia bilang kalau ruang antara cowok dan cewek pisah. Tapi Shin tetap ingin ikut. Akhirnya Aisha membiarkannya saja menunggunya di tempat duduk khusus untuk cowok antri sholat di mall itu.
please wait here.. i am not longer at all.. 10 to 15 minutes,” senyum Aisha menyuruh dia menunggu di tempat duduk cowok. Beberapa cowok yang sedang memakai sepatu menatap Shin. Aisha cuek saja dengan mereka, dia tidak ingin Shin punya perasaan aneh dan terasing dengan dia disana beda sendirian, walau hanya menunggu sejenak.
Setelah selesai, mereka lalu jalan ke theater dan memilih film. Yang dipilih ternyata akhirnya film sci-fi. Keluar dari theater, langsung menuju ke sebuah toko kosmetik khusus memang produk kecantikan korea.

Aisha merasa risih juga dengan Shin yang pandai memilih kosmetik yang dia inginkan. Sementara dia lihat para SPG kelihatannya sangat tidak adil melihat dia dan Shin dari cara memadang mereka.
Shin cuek saja bicara dengan mereka, melihat-lihat produk yang dia pilih. Dia menawarkan Aisha untuk mencoba BB cream baru.
Aisha tertawa saja, kalau dia tidak bisa memakai itu, dia kurang suka terlihat berdandan.
serious, Aisha.. this is for you.. take it.. i also take one,” ujar Shin, meminta Aisha mengambil BB cream yang ada ditangannya
“thank you, Shin. No need,” senyum Aisha, dia menolak. SPG ikutan merayu.
“aku enggak biasa dandan, mbak.. apalagi pakai begini.. ,” jawab Aisha pada SPG.
Kedua SPG itu bicara sepertinya dalam bahasa jawa. Aisha mengerti sedikit apa yang dimaksud mereka kalau,”cowoknya suka banget dandan.. tapi kok ceweknya enggak? Beda banget.. ceweknya jelek, cowoknya cakep korea..cewek peliharaan kali”
Aisha tersinggung, tapi dia pura-pura tidak faham dengan obrolan mereka, lalu,”aku sudah punya produk lain..sayang kalau beli yang baru lagi”
“Shin.. i ve already had another product.. so.. it’s really poor if i buy a new one.. so.. please.. i dont want”, ujarnya pada Shin.
Setelah Shin berkata okay, dia pun lalu memborong banyak persediaan kosmetik mulai dari pembersih, penyegar, BB cream, body losion dan sebagainya.

Mereka lalu makan,”what a pity you dont want this.. i really fit with it,” ternyata Shin masih bahas BB cream salah satu merk terkenal korea dan dia bilang kalau dia cocok memakai itu.
Lalu dia bertanya, apa Aisha tidak minder dengan wajahnya yang berbintik itu?? Aisha hanya menggeleng dan bilang,”i am grateful for what God has given to me, shin..and if there is no guy like me.. i am okay
Shin malah senyum padanya,”but i like you.. so let them be”, kalau dia suka Aisha dan biarkan saja cowok lain kalau tidak suka padanya.
Mereka makan ramen sambil tertawa-tawa.
“remember Aisha, dont tell me about ghost story again if i am in my apartment.. i am afraid.. are you not afraid at all seeing them??,”
Aisha tertawa renyah ketika Shin merasa ketakutan dengan hantu dan tidak ingin cewek itu menceritakannya ketika dia di dalam apartmentnya. Aisha malah bercanda padanya, Shin jadi kelihatan enggak suka dan cemberut.
“hiii.. manyun,” canda Aisha padanya.
“ma...nyun??,” Shin bingung dengan perkataan Aisha. Lalu dia terjemahkan kalau manyun artinya: grim.
what is your zodiac?,” tanya Aisha
July.. cancer.. i was born on 16th”, jawab Shin santai dan senyum
Aisha malah tertawa,”oh.. and my father is a cancerian too
Shin malah jadi berbinar,”o yeah?? That’s cool
“yeah.. but i like to tease my father in his silence”, Aisha jujur bilang kalau dia suka bercandain ayahnya sampai gak enak hati. Shin menasehatinya kalau kebanyakan dari mereka memang mahluk sensitif jadi jangan terlalu digodain.
“and taurus girl is full of surprised things, actually,” senyum Shin padanya.
Aisha mengangguk. Dia tebak kalau Shin aslinya cowok pendiam, agak tertutup dan sensitive. Shin tersenyum senyum saja dengan penjabaran sikap dan karakter nya yang ditebak Aisha.
“well then, Shin.. i am sorry about my last attitude to you.. last week,” kata Aisha, dia mendadak jadi kalem.
“i hope you were not angry with me.. you know finally that i am still in trauma,” lanjutnya lagi.
I understand..,” senyum Shin. Dia memainkan sedotan jus jeruknya.
but Shin.. i am confused.. how serious are you?? I am tired of this feeling,” dia meminta kesungguhan cowok itu untuk tidak mempermainkannya.
Shin menghela nafasnya,”I am serious.. “
Tapi Aisha bertanya tentang statusnya yang sudah punya isteri.
I know.. but there is something that i cant tell you right now.. so.. i wont push you either,” jawab Shin, dia tidak mau memaksa Aisha. Jika memang cewek itu tidak suka padanya, cukup hanya sebagai teman saja, dia sudah terima.
so..then i must guard my own feeling to you,” kata Aisha pada Shin. Dia tidak ingin terikat perasaan pada Shin, lebih baik mereka berteman saja.
“is it gonna be okay??,” pinta Aisha lagi. Shin berfikir sejenak.
“it doesnt mean that i refuse you,” kata Aisha lagi. Dia tahu tipe orang seperti Shin tidak bisa ditolak. Tapi mungkin juga Shin bisa dewasa menerima perasaannya, semua akibat tumpukan trauma.
Shin mengangguk, dia menyetujui kalau diantara mereka hanya teman saja, tapi dia sempat bilang kalau dia sebenarnya sedikit kecewa.
“I am sorry,” katanya Aisha, dia menunduk hormat sedikit. Shin jadi tersenyum,”dont do like that.. i am not sensitive.. that’s okay, Aisha”

“hey.. kamu suka dengan ini kan, Shin??,” ketika mereka hendak keluar Mall, Aisha melihat ada pohon seperti sebuah pohon kering hanya dengan tangkai saja, tetapi disana banyak sekali bergantungan origami berbentuk burung.
Mereka lalu menghampiri.
“Ini bagus loh..,” kata Aisha,”if you make it and you hang it up and pray.. it’s believed that our prayer will be fulfilled,”
Shin tanpa banyak berfikir dia mengambil sebuah kertas berwarna merah lalu membuat origami burung itu,”i can make it.. wait”, dan benar saja, dia berhasil membuatnya.
“wow.. i even cant do it,” ujar Aisha. Dia memang lemah dalam membuat origami. Shin lalu menggantungkan origami itu pada sebuah dahan kering, lalu ternyata dia berdoa dengan mengatupkan tangannya dan dipejamkan matanya
“heeeeh.. ternyata dia serius berdoa.. percaya banget sama yang seperti ini,” kata Aisha keheranan.
Tak berapa lama, cowok itu membuka matanya,”I wish..fulfilled
Aisha penasaran, doa apa yang sudah diucapkan Shin dalam hatinya. Cowok itu menjawab, dia berharap Aisha bisa tetap bahagia setiap harinya.
“thank you, Shin.. you are really kind to me,” senyum Aisha padanya.
Dia lalu berdoa kalau semoga Shin juga selalu sehat dan bahagia, bisa bekerja dengan baik dan karirnya bagus.

“now.. you are happy, right?? Dont cry anymore like the last time,” senyum Shin ketika mereka ingin berpisah diluar Mall itu.
Dia ingin sekali mengantar Aisha, tapi Aisha bilang tidak perlu, lebih baik Shin pulang saja, takut kemalaman. Dia akan aman dengan cukup naik busway saja dan tidak perlu khawatir. Justru dia khawatir dengan cowok itu takut dicelakai orang dijalan.
Aisha berterima kasih dan menunduk hormat pada Shin,”thank you for today, Shin.. i am happy”
“take care, Aisha.. ,” senyum Shin. Dia melihat taxi yang sudah dia pesan sudah ada di depan mereka.
Aisha senyum padanya,”take care, be careful on the road, safe until be in your apartment, Shin”
ya.. just wanna say: Aisha salanghae.. see ya around later,” senyum Shin. Dia masuk ke taxi tetapi masih membuka pintunya sampai taxi berjalan dan dia tidak lagi melihat Aisha.
Aisha melambaikan tangannya, lalu pulang dengan busway.

Di rumah, dia hanya berdoa, semoga apa yang dia akan alami tidak akan menyakiti dirinya lagi.. apakah itu nanti akan berjalan mulus atau memang tidak jadi. Dia harus menerima kenyataan kalau semuanya mungkin akan ada hal positif yang akan dia terima.
Dan.. dia senang ketika dia bertanya, apa Shin sudah sampai dengan selamat sampai apartmentnya, cowok itu menjawab,”I am in my apartment now.. thanks.. you can go sleep.. have a nice dream, Aisha”
Aisha berusaha tidur dengan tenang,”aku ingin dunia ku terang.. aku ingin kuat, Tuhan.. aku tahu dia cowok baik..aku yakin.. ini yang terakhir dan jikalau gagal...aku merasa.. aku tidak akan tersakiti ”

Bersambung ke part 6....