“whoaaah.. ini kalian apa apaan sih?? Tidur
disini??,” Kumiko kaget menemukan Minho dan Aiko tidur di ruang keluarga. Dia lalu membangunkan mereka.
Minho bangun dengan cengengesan,”gomen Kumiko ane.. kami ketiduran disini”. Dia lalu menarik Aiko dan
menggendongnya ke kamar.
”kalian sudah baikan??,” tanya Kumiko
dengan setengah teriak. Minho masih di dalam kamar Aiko, membaringkannya.
”Hai,”
jawab Minho singkat,”hari ini aku dapat kontrak kecil model lagi ditempat yang
kemarin, harus segera pergi”
Dia lalu sibuk mencari baju yang pas dan
pergi ke kamar mandi.
Ketika kembali ke kamar, dia ternyata
temukan Aiko sudah bangun.
”tidur saja..aku buru-buru.. takut
terlambat,” senyum Minho padanya.
Tapi Aiko malah berdiri dan menciumnya,”ohayou.. aku ikut ya??”
”gak usah.. nanti repot deh,” jawab Minho
sambil dia memeluk pinggang Aiko.
Aiko langsung cemberut kemauannya enggak
dituruti Minho.
”yah.. mulai lagi deh dia,”keluh hatinya
Minho ketika melihat ekspresi wajah isterinya itu. Tapi dia ingat lagi apa kata
Makoto dan Ken kalau memang mungkin sebaiknya dituruti saja.
”aku mau ikut dong... ,” jawab Aiko dengan
mimik memelas.
”tapi nanti disana jangan merepotkan ya.. kalau
mau bawa makanan... bawa sekarang saja,” balas Minho, sambil dia mengambil baju
dari tangan Aiko.
Aiko mengangguk senang, dia mencium Minho
lalu pergi ke kamar mandi. Minho hanya geleng kepala,”kalau berantem,
menyebalkan deh dia.. tapi kalau manja, juga menyebalkan.. tapi.. Aiko chan
pemaaf biarpun begitu..gimana nanti kalau kami punya anak ya?? Dia manja gak
ya??”
Minho lalu menepiskan pikirannya dan dia
ganti baju, menuju ruang makan.
”jadi.. kalian sudah baikan lagi
sekarang?,” senyum ibunya Aiko pada Minho dan anaknya.
Aiko mengangguk senang, Minho hanya
menjawab,”iya, Ibu.. aku
minta maaf”
”kalau kalian dua-duanya pemarah dan tidak
saling menundukkan ego kalian masing-masing.. tidak ada yang mengalah, tidak
mau dibicarakan walau sedikit pun.. kalian tidak akan pernah bisa akur loh..
pasangan itu kan teman hati kita yang terbaik,” nasehat ibunya Aiko.
”kalau Minho Otto gak nakal... tentu aku
gak akan marah,” jawab Aiko, langsung terkesan defensif. Minho hanya meliriknya lalu senyum.
”ingat kata Makoto kun.. ingat kata Ken
kun.. dia cuma lagi sensitif,” kata hatinya Minho mencoba sabar. Dia memang
tidak suka cepat di judge, apalagi di
depan orang-orang.
”oohh.. ya begitulah.. memang kalau jadi
perempuan.. sebaiknya kita lebih banyak sabar, Aiko chan,” senyum ibunya. Dia
lalu menyerahkan ikan untuk diberikan Aiko pada Minho.
”umm.. dengar tuh.. apa kata okaasan,”
timpal Minho menyindir balik.
Aiko jadi cemberut lagi. Ibunya malah
tertawa kecil,”sudah.. ini
waktu makan.. harus semangat..”
”Aiko chan ingin temani aku bekerja,
okaasan,” ujar Minho senyum pada mertuanya.
Ibunya Aiko malah matanya berbinar,”Hontou?? Sebuah kemajuan.. ,” lalu dia
menoleh pada anaknya sendiri,”Kamu sudah lebih dewasa sekarang, Aiko chan..
jangan gampang ngambek lagi ya.. Minho kun ini lelaki baik kok”
Padahal dalam hati, Minho agak curiga
dengan tadi sebelum mereka mandi, kalau Aiko cemberut ketika enggak diijinkan
ikut, tapi dia tidak mengatakan pada ibu mertuanya, lagi lagi takut mereka
tersinggung.
Minho berterimakasih dengan ibu mertuanya.
Setelah mereka makan, mereka
pun pergi sama-sama ke gedung talenta.
Ternyata disana sudah ada Makoto di depan
gedung. Dia melambaikan
tangan pada Minho dan Aiko.
”wah.. Nyonya Lee kenapa kesini??,” canda
Makoto sambil cengengesan
”ingin lihat Minho kun kerja,” senyum
Aiko, polos.
Minho jadi malah berbisik pada
Makoto,”jangan dipancing-pancing deh.. kita baru baikan tadi malam”
Makoto malah cengengesan aja,”yuk, masuk..
Takeuchi san sudah tunggu.. sama marketer Walnut”
”Hi, Aiko chan.. kita bertemu lagi,”
senyum Yuu, sang fotografer cewek.
Aiko senyum dan tertawa kecil pada Yuu,”hai..ohisashiburi desu yo, Yuu san..lama
enggak jumpa..apa kabarnya?,”
Yuu mendekat pada Aiko, setengah berbisik
padanya,”sudah sampai mana rumahtangga kalian??”
Sementara Minho dan beberapa orang model sedang
di make up para perias.
”ah...,” balas Aiko. Dia aslinya bete
banget kalau mau cerita yang seperti itu, tapi dia jawab saja,”kami
baik-baik..ini sebentar lagi lahir”
”Minho kun itu.. baik-baik saja kan..sama
kamu??,” bisik Yuu lagi
Aiko jadi heran juga dengan pertanyaan Yuu
barusan.
”memang ada apa lagi dengan Minho kun??,”
tanyanya dalam hati.
”baik kok... baik.. memang ada apa ya.. Yuu
san??,” akhirnya dia tanya juga apa dia dapat gosip baru tentang Minho dari
cewek fotografer itu.
”aku dengar kalian ribut karena Minho kun
membantu mantan nya ya??,”
Aiko diam sejenak. Yuu jadi gak enak
hati,”ah.. gomen.. gomen.. aku dapat
gosip itu juga baru kemarin kok...maaf ya”
”gak apa, Yuu san.. itu memang benar
kok..,” jawab Aiko dengan sedikit lemas.
”apa kamu enggak cemburu atau dari awal
tahu, Aiko chan? Lelaki memang begitu ya?? Kadang lebih cinta dengan cewek lain
daripada pasangannya,” canda Yuu sambil tertawa.
Aiko jadi takut nanti kepercayaannya bisa
menghilang lagi pada Minho. Dia tahu mereka sangat bertolak belakang dari segi
fisik. Minho tinggi, Aiko pendek. Warna kulit berbeda, cara lihat berbeda,
menjadikan banyak pula yang tidak tahu kalau Minho sebenarnya sudah punya
pasangan.
”apa..dalam dunia model..semua harus
disembunyikan??,” dia malah bertanya itu pada Yuu.
Yuu duduk diatas meja, sambil memeriksa
kameranya,”tergantung sih..dia sudah level apa..kalau level bayaran mahal dan
talented.. ya..apalagi terjun di dunia entertain.. ya terpaksa kucing-kucingan
sama fans dong??”
”memang.. Minho kun sudah banyak fans
nya??,” wajah Aiko langsung berubah jadi pencemas.
Yuu malah melihat wajahnya dari
dekat,”kamu... cemas ya?? Kalau suatu hari nanti Minho kun mu itu banyak fans
dan model cewek dekat dekat dia?? Hehe”
”ah
eh.. enggak sih Yuu san..,” jawab Aiko dengan gugup.
Yuu jadi tertawa,”ngaku saja deh..
kelihatan kok hahaha.. kalian ini pasangan masih anak-anak sekali ya??”
Aiko jadi gugup dan mengelak dari
kata-kata Yuu.
”shinpai shinaide yo, Aiko chan.. aku belum melihat Minho
kun mu itu jago selingkuh..”, kata Yuu lagi sambil masih tertawa
”gak boleh ada perselingkuhan.. kore wa warui da,” kata Aiko cemberut. Sama
sekali dia tidak berharap Minho akan selingkuh seperti kemarin, yang bisa bikin
dia marah dan sama sekali gak mau menyapa Minho lagi.
”jadi..sebenarnya yang lebih cinta
diantara kalian..siapa?? kamu
atau Minho kun??,”
Aiko menggeleng,”wakaranai.. mungkin Minho kun??”
”Minho kun mu itu.. pasti posesif,”
Yuu senyum lebar, sepertinya dia memang ingin memancing dan meledek Aiko.
Aiko
mengeluh mengiyakan. Bahkan dia cerita juga kalau Minho
gak akan menyuruh dia bertugas jauh nanti kalau sudah jadi dokter.
“ow..
ya begitu deh.. ,” ujar Yuu
“Yuu san.. anata wa kekkon shite iru no??,” Aiko jadi penasaran apa Yuu sudah
menikah atau belum. Dia melihat segi penampilan Yuu yang cuek terkesan seperti
penyanyi rock, rambut berwarna-warni dan sepatu cowok, menganggap Yuu mungkin
masih single.
”anakku sudah sekolah TK,” jawab Yuu
dengan senyum
”oh,” balas Aiko,”pasti lucu banget dong
ya?? Hehe”
”aku single
mom,” balas Yuu dengan senyum
”sou
desu ka??,” ujar Aiko, dia memang agak sensitif dengan kata
”single”,”pengkhianatan”,”perselingkuhan”. Dia takut Minho melakukan itu
seperti yang lalu-lalu.
”kalau tidak keberatan.. kenapa pilih jadi
single mom??,” tanya Aiko, dia
penasaran, apa karena Yuu rumahtangganya berakhir dengan perselingkuhan??
Ternyata jawaban Yuu karena dia hamil
duluan, cowoknya tidak bertanggung jawab dan akhirnya dia besarkan sendiri
anaknya ketika dia masih kuliah.
”masih kuliah??,” Aiko kaget mendengar
cerita Yuu
Yuu hanya tertawa,”ya.. kenapa?? Heran??
Bukannya kamu juga masih kuliah tingkat satu ya? Baru mau masuk tingkat dua
kan?? Hehe”
Aiko mengangguk,”tentu saja.. jadi.. Yuu
san ini.. masih baru dong di
dunia fotografi ya??”
Yuu tersenyum pada Aiko. Kejadian itu
sekitar dia umur 22 tahun, masuk kuliah tingkat akhir dan cowoknya setelah
lulus malah tidak tentu lagi rimbanya. Sekarang dia sudah 27 tahun dan
menanggung semua biaya dia dan anaknya sendirian.
”apa.. tidak ingin mencari ayah untuk
Tate-chan??,” tanya Aiko.
Yuu senyum dan menggeleng,”aku belum tahu
lagi.. tapi bagiku Tate-chan sudah segalanya loh.. dan.. kamu untung sekali Minho kun tidak kabur
begitu saja.. bayangkan.. jauh sekali antara jepang dan korea”
Aiko menggaruk kepalanya, kaku dengan apa
yang barusan dibicarakan Yuu,”ah.. iya.. hehe.. aku harus bersyukur Minho kun
tidak nakal”
”tapi..apa orangtua Yuu san.. tidak
marah?? Kita ini masih masyarakat tradisional loh,” tanya Aiko lagi, penasaran.
”tentu saja dong, marah besar.. sampai
sekarang.. aku tidak tahu apa orangtuaku menerima Tate chan atau tidak,” jawab
Yuu santai
”tapi.. Tate chan itu segalanya bagiku..
dia anak cerdas dan aku cinta padanya”
”jahat sekali cowok itu,” gerutu Aiko pada
mantan pacarnya Yuu.
Tapi Yuu malah tertawa,”dunia ini tidak
sepolos yang kamu bayangkan, Aiko chan.. kamu naive.. dan beruntung kamu
temukan Minho kun yang serius”
”kalau Minho kun jahat padaku.. aku bisa marah padanya.. gak akan aku
kasih pulang ke rumah.. gak boleh tidur di kamarku.. gak akan aku masak
untuknya..,” Aiko cuma bicara seputar ancaman yang akan dia berikan pada Minho
kalau cowok itu mengkhianatinya.
Yuu jadi tertawa terbahak-bahak,”kalian
pasangan yang lucu deh.. aku gak bisa bayangkan waktu Minho kun di china loh..”
”dou
shita no.. ??,” Aiko jadi penasaran
”Minho kun mu itu.. khawatir sekali
tentang kamu dan anak kalian.. wajahnya gak bisa disembunyikan khawatirnya..
apalagi waktu dia tahu akhirnya dia kontrak foto bersama seorang model yang
cantik sekali dengan pose yang menantang.. awalnya dia galau.. takut kamu marah
padanya dan kecewa dengan kontrak.. dia pikir kontraknya hanya foto biasa, sendirian,” terang Yuu sambil senyum
lebar.
Aiko hanya menghela nafas,”haaaahh.. aku
takut Minho kun pacaran dengan yang lain”
”kalian ini lucu.. yang satu khawatir
dicemburui.. yang satu cemburuan, hehe,” ujar Yuu.
”apa sampai Minho kun galau sekali waktu
itu??,” tanya Aiko lagi
Yuu mengangguk tegas,”ya.. aku saja sampai
malas dengarkan keluhannya, haha.. eh. Tapi aku suka.. kecil-kecil dia sudah
kebapakan”
Aiko berbinar ketika Yuu memuji Minho,”demo.. hontou?? Aku pikir Minho kun
itu.. kenakan-kanakan, Yuu san”, dia langsung cemberut. Dia lalu cerita pada
Yuu beberapa kali dia kecewa pada Minho dan pernah sampai dia merasa putus asa
dan kabur kembali ke rumahnya dari rumah susun mereka.
Yuu tertawa dengan curhatnya Aiko,”ooh..
Minho kun itu posesif ya? Haha”
”eh tapi kamu harus tahu, Aiko chan..
hampir semua lelaki memang tabiatnya seperti anak-anak loh.. apalagi kalau
mereka sedang sakit,” ujar Yuu, dia mengerling dan mengatakan kalau menurut
dia, gak masalah kadang dengan yang seperti itu, asal tidak memukul.
”aduh..
dia khawatir sekali waktu di china.. aku belum pernah lihat cowok sekhawatir dia dengan pasangannya.. sampai aku pikir kenapa dengan Minho kun,”
senyum Yuu.
”habis.. aku tidak mau Minho kun direbut orang lain.. dia duluan kok.. yang nekat saat itu,”
balas Aiko
Yuu memahami benar kondisi perempuan kalau
sedang mengandung.
”hey.. tapi kamu beruntung, Aiko chan..
kamu masih bisa ada yang saling percaya.. aku hanya ingat waktu itu aku
terpaksa jalani hidup sendirian... rasanya sedih sekali,” Yuu malah jadi
mengenang lagi. Matanya jadi agak sedikit berkaca.
Aiko jadi ikutan sedih melihat hal itu,
dia jadi malah mendekati Yuu yang sedang duduk diatas meja dan mengelus
punggungnya.
”tapi Yuu san hebat.. aku mungkin tidak
bisa seperti Yuu san.. kalau aku jadi Yuu san saat itu..,” senyum Aiko, dia
mencoba menghiburnya.
”aku sampai harus berbohong.. sampai
sekarang kalau Tate chan bertanya dimana ayahnya.. aku jawab, ayahnya sudah
meninggal,” kata Yuu, dia menoleh pada Aiko.
Aiko masih senyum padanya,”tapi kan.. Tate
chan punya okaasan (ibu-red) yang
sangat kuat.. dan pasti Tate chan juga bangga dengan Yuu san..”
Yuu membalas senyuman Aiko dengan kembali
terseyum,”eh..aku heran.. aku tidak pernah bercerita pada oranglain sebelumnya
tentang diriku.. kok aku baru dua kali bertemu kamu..sudah bisa curhat sih?? Hehe”
Aiko jadi tertawa kecil dan menutupi
mulutnya,”mungkin karena awalnya aku manja kali dengan Yuu san..”
Yuu jadi ikutan tertawa.
”tapi aku senang.. aku juga merasa Yuu san
seperti kakak ku,” ujar Aiko lagi.
”jadi.. kalau nanti Minho kun nakal dengan
pekerjaannya.. aku minta tolong Yuu san mengawasi,” dia sedikit menunduk hormat
pada Yuu..
”shinpai
shinaide.. kalau perlu aku marahi dia kalau dia macam macam sama kamu,”
jawab Yuu sambil tertawa lebar.
Mereka lalu melihat para model kembali ke
ruangan.
”pssst... nanti saja ngobrolnya lanjutkan
lagi..aku harus kerja,” senyum Yuu pada Aiko. Aiko mengangguk mengiyakan.
Dilihatnya Aiko, ada beberapa model cewek
yang juga menghormat pada Yuu. Sebab nanti Yuu yang akan memfoto mereka semua.
Peralatan sudah siap semua.
”banyak model ceweknya.. mereka cantik
cantik sekali,” gumam hatinya Aiko.
Ada memang cewek model yang cantik sekali:
tinggi hampir 175cm, seksi, kurus, kulitnya sangat putih berkilau. Aiko
memperhatikan saja cewek itu sedari tadi.
”Mayu chan.. kamu berfoto dengan Minho kun
kalau dari setting ini,” Yuu menunjukkan bundel kertas kerja. Aiko
memperhatikan dari jauh. Minho menoleh pada Aiko dan senyum.
”sabar ya.. nanti kita cepat pulang...
beli es krim,”bisiknya pada Aiko dari kejauhan.
Yuu memukul pundak Minho yang lebih tinggi
darinya dengan kertas bundel,”nanti saja ngobrolnya.. ini”
Minho cuma tertawa,”gomen.. nanti dia cemburu.. sebab aku mau foto dengan Mayu kun”
Yuu menyuruhnya membaca bundel, gerakan
seperti apa yang harus mereka lakukan.
”yah.. lagi lagi,” Minho tepuk dahinya
sendiri. Yuu senyum lebar.
”ganti dong yang ini..aduh.. dilihat nih,”
keluh Minho pada fotografernya itu.
”Mana bisa Minho kun.. ini sudah paten,”
balas Yuu, cuek.
Minho ingin menggaruk kepalanya tanda
kebingungan, tapi ditepis oleh Yuu, takut hasil sisiran rambutnya jadi
berantakan.
”hadapi saja dulu.. ,” ujar Yuu, masih
tetap senyum lebar.
”cari perkara baru deh nih,” keluh Minho,
pelan.
”AYO MULAI!,” teriak Yuu pada Minho dan
beberapa model serta crew pendamping foto.
Minho memandang Aiko dari kejauhan, dia
agak galau, takut nanti kalau cewek itu melihat gaya foto dia dengan para model
cewek, dia akan marah lagi dan ngambek.
”pulang-pulang..dia akan ngomong apa ya?,”
Minho malah jadi menebak-nebak sendiri.
”loh...kok kamu bengong sih, Minho kun??,”
tanya salahseorang crew lighting.
Minho sadar dia sedang kerja,”eh iya.. gomen”, dia lalu langsung mendekati
Mayu.
”ingat loh Minho kun..sesuai setting,”
kata Yuu. Minho mengangguk saja.
Minho mengelap dahinya, dia sudah grogi
duluan dengan rencana posenya dengan Mayu.
Dia dan Mayu berdiri didepan background
layar mode produk. Mayu
santai saja, dia tidak melihat Minho bakalan grogi....dan.. pose pun diambil..
Aiko melotot ketika dia tahu dan melihat
itu... ternyata pose mereka ciuman!
Dia sangat geram, mengepal-ngepal
tangannya berkali kali.
”ARGH!,” teriaknya dalam hati. Dia sangat
kesal, marah, cemburu Minho melakukan pose itu dengan Mayu.
”nah gitu, Minho kun.. jangan kaku!,” teriak si pengarah gaya.
”bagus!,” tambahnya lagi.
Aiko ingin sekali keluar dari ruangan itu,
dia berusaha menahan tangisnya.
”gak mau..aku gak boleh nangis lihat ini,”
keluh Aiko pada dirinya sendiri. Dia diam saja melihat itu, padahal asli pengen
nangis.
Minho sudah keluar rasa bersalahnya dengan
pose itu. Dia merasa, sebentar lagi bakalan ada perang dunia ketiga.
Ketika semuanya sudah selesai, dia lekas
menghampiri Aiko dan senyum padanya.
”pulang yuk,”katanya pada Aiko. Aiko diam
saja, dia tidak berkata apa-apa, hanya berlalu dan keluar dari ruangan itu.
Yuu melihat itu dari jauh,”kalau Minho kun
mu itu ingin bekerja yang seperti ini.. kamu harus kuat dan tidak boleh cemburu
sama sekali, Aiko chan,” katanya dalam hati.
Di dalam mobilpun, dia masih mendiamkan
Minho.
”aku salah lagi ya??,” tanya Minho
padanya. Dia tidak menjawab
juga. Diam saja, sama sekali tanpa suara.
Akhirnya Minho diam juga. Sampai dirumah
pun, mereka berdua saling diam-diaman lagi. Terang saja ibunya Aiko bingung
lagi dengan sikap mereka yang tadi pagi sudah damai, sore pulang berubah lagi.
”Kamu kan sudah tahu, Minho kun.. kalau cemburu ku besar sekali.. terang saja aku melihat seperti itu
marah!,” Aiko mengungkapkan kekesalannya pada Minho di kamarnya. Dia berteriak lalu menangis.
”lalu aku harus gimana lagi?? Kamu bilang
harus kerja.. yang tadi itu kerja, Aiko chan!,” Minho gantian mengeluarkan nada
suaranya tinggi.
”aku sudah lelah kamu terlalu cemburu.. yang
tadi itu walau aku ciuman dengan Mayu kun..sama sekali aku tidak punya rasa
suka padanya”
”Bohong! Aku benci lihat yang tadi,” balas
Aiko masih sengit.
Minho lalu berdiri di hadapannya,
memandangnya dengan tatapan tajam,”lalu..aku harus kerja apa lagi?? Minta pada
orangtua kita??”
Aiko agak takut dengan pandangan mata
Minho yang mendadak galak.
”seharusnya kamu melihat dulu apa yang akan
dilakukan.. tidak main ambil saja pekerjaan itu, Minho kun!”
”AKU ENGGAK MAU YANG SEPERTI TADI LAGI... TITIK!,” teriak Aiko sampai kencang.
Ibunya mendengar teriakan itu dari ruangan
lain,”yare yare... apa lagi, Aiko
chan?? Rumahtangga kalian bisa bubar kalau begini..”
Dia lalu menuju kamar mereka, tapi belum
masuk ruangan, masih menunggu pertengkaran apa yang dibahas.
”kamu keterlaluan, Aiko chan.. aku sudah
tahu ketika kamu mendadak diam tadi.. kamu pasti bakalan marah besar padaku..
kamu sama sekali enggak hargai usaha ku, Aiko chan...,” kata Minho dengan nada
datar dan ekspresi wajah yang benar-benar datar.
Aiko duduk diatas kursi depan meja
belajarnya waktu SMA. Dia akhirnya menangis. Minho diam saja, membuka pintu
lalu dia memergoki ibu mertuanya di depan pintu. Dia hanya menunduk hormat pada mertuanya itu lalu
pergi entah kemana.
Ibunya Aiko masuk, memergoki anaknya yang
sedang menangis.
”ada apa lagi??,” katanya, berdiri
disamping anaknya.
”aku ingin cerai saja... rasanya hidupku
menderita, Okaasan,” jawab Aiko, masih menangis terisak-isak.
”tidak boleh berkata seperti itu.. kasian
anak kalian nanti,” balas ibunya, lalu mengelus kepalanya dengan lembut.
”bukannya hari ini Minho kun itu.. kerja
ya?? Kalian marahan disisi
apa lagi??,”
Aiko diam sejenak, dia mengusap air
matanya.
”hari ini dia memang kerja, Okaasan.. tapi membuat aku cemburu dengan
pekerjaannya itu,”
Ibunya mengambil kursi satu lagi dan duduk
disampingnya,”lalu??”
Lalu Aiko pun bercerita apa yang terjadi
tadi. Dia sangat tersinggung,
marah, kesal dengan apa yang tadi dilakukan Minho dengan Mayu. Dia cemburu
berat kenapa Minho berani sekali mengambil adegan foto itu. Dia mempertanyakan
kenapa Minho tidak melihat dulu apa yang mau dikerjakan dan memilihnya.
Ibunya menghela nafas,”sebenarnya.. apa
yang kamu harapkan dari Minho kun sekarang??? Ibu sendiri jadi bingung dengan
kalian”
”apa aku salah.. kalau aku cemburu dan sama sekali tidak suka itu,
okaasan?? Aku tidak suka Minho kun melakukan itu.. walau hanya sebuah
pekerjaan,” balas Aiko dengan suara pelan dan memelas.
”mungkin aku memang anak okaasan yang
paling bersalah.. aku memaksa okaasan dan otoosan,” lanjutnya lagi. Dia lalu
menutupi wajahnya, menangis lagi.
”aku melihat cemburu mu sangat terlalu.. kamu
tidak siap Minho kun bekerja seperti itu.. sementara dia hanya sanggup
melakukan itu untuk menghidupi keluarga kalian,” ujar ibunya mengelus kepala
anaknya.
”okaasan benar.. ,” jawab Aiko singkat
”mungkin saatnya aku memilih diam.. atau
aku mau berpisah saja.. aku bisa kok.. berusaha sendiri hidup,” lanjutnya lagi.
”ibu yakin.. itu hanya keputusanmu sesaat,
Aiko chan.. sekarang, kamu
tidur dulu saja.. nanti ibu akan berusaha menghubungi Minho kun,”
Aiko memeluk ibunya,”apa aku kejam dengan
Minho kun?? Rasanya aku salah langkah, okaasan.. aku terlalu cepat memilihnya”
Ibunya menepuk nepuk punggungnya dengan
lembut,”sudahlah, Aiko chan.. jangan terlalu banyak pikiran dulu.. kasian
anakmu nanti.. cobalah untuk menerima Minho kun apa adanya sesuai dengan apa
yang sudah dia usahakan... jangan terlalu terburu-buru menanggapi sesuatu
dengan segera”
”dari awal..aku sudah merasa salah
langkah, okaasan.. Minho kun memaksa ku untuk melakukan ini semua,”
Ibunya bergumam,”ummm.. kalau kamu juga
setuju dengannya, tandanya sama sekali tidak ada paksaan, Aiko chan.. mungkin
kamu hanya ingin diperhatikan lebih, sementara Minho kun juga ingin
diperhatikan lebih... ada beberapa lelaki yang sikapnya seperti itu.. dan sebaiknya kamu mengerti dengan tidak
langsung berkata kasar padanya.. menasehatinya pelan-pelan dan peka pada
keinginannya”
Mereka diam sejenak, lalu ibunya memulai
pembicaraan lagi,”kalian berdua sama keras kepalanya. Satu sisi ada kebaikan dalam diri kalian... satu
sisi kelemahan itu juga kuat mengganggu hubungan kalian.. Minho kun berusaha
menjadi dewasa dengan merasakan tanggung jawabnya, Aiko chan.. dia berfikir
kebutuhan mu mesti terpenuhi, sementara dia sedang bingung bagaimana mencari
yang lebih lagi”
Aiko diam dengan perkataan ibunya, lalu...
,”apa aku salah, Okaasan??”
Ibunya melepas pelukannya lalu senyum,”iie.. tidak salah.. tetapi belum siap.. kalian mesti
bicarakan ini sebelum ayah mu pulang..
dia orang yang paling tidak suka anak-anaknya tidak dewasa dalam
bersikap. Karena kamu sudah
menikah duluan, otomatis ayah mu akan meminta kedewasaan kalian”
”jangan sampai..kalian sama sekali tidak
saling terus terang, tertutup.. tidak ada penyelesaian.. bertengkar itu wajar,
Aiko chan.. ibu dan ayah juga dulu diawal sering bertengkar.. tapi tidak lekas
langsung ingin pisah dan cerai.. kasihan juga Minho kun..dia jauh juga dari
orangtua.. kalau ibu pikir.. anak seperti Minho kun itu pada dasarnya belum
siap dewasa.. dia terlalu cepat mengambil keputusan karena emosinya..”
Aiko diam dengan nasehat dan perkataan
ibunya. Dalam hatinya, dia merasa bersalah juga sudah berburuk sangka pada
Minho, sudah tidak mempercayainya, padahal Minho sedang berusaha. Dia merasa,
sudah kedua kalinya dia bersalah karena cemburunya. Dia lalu berusaha mencari
Minho dengan menghubunginya berkali-kali, tetapi sama sekali tidak diangkat
oleh Minho. Dia sedih, panik,
minta maaf pada Minho berkali-kali di depan telepon, tapi ketika diangkat,
Minho diam saja, tanpa suara sama sekali.
”maafkan aku, Minho kun.. Otto.. aku bersalah..,” kata Aiko dengan
tangisnya. Minho mengangkat telepon darinya, tetap tanpa berkata apa-apa.
”dimana kamu sekarang, Otto? Aku pergi ke sana ya??,” tanya
Aiko lagi, tapi tetap saja Minho tidak bersuara.
Lalu, Minho menutup telepon darinya tanpa
mengucapkan sepatah kata pun...
”aku kesal padamu..,” katanya pelan
,”jangan dulu menghubungi ku...atau aku sama sekali akan sulit memaafkanmu”.
Dia duduk saja termenung mengingat kejadian hari ini, yang dia enggak sangka,
Aiko bisa membentak nya hebat.
”aku mau disini dulu..sampai kamu sadar,
bahwa ada yang salah dalam hubungan kita, Aiko chan.. aku tidak mungkin juga
kembali ke Appa dan Eomma.. sementara aku sudah salah dengan mereka.. mengambil
keputusan ini,”
Aiko menangis ketika tahu telepon darinya
ditutup tanpa satu kata pun dari Minho. Malam itu, dia sama sekali tidak mau
makan.
Sementara Minho sedang menginap di rumah
Makoto, mencari ketenangan sejenak.
Bersambung ke part 29...