This is me....

Minggu, September 28, 2014

Pernikahan ½ (Part 28: Jangan Cemburu Dong Ah..)

“whoaaah.. ini kalian apa apaan sih?? Tidur disini??,” Kumiko kaget menemukan Minho dan Aiko tidur di ruang keluarga. Dia lalu membangunkan mereka.
Minho bangun dengan cengengesan,”gomen Kumiko ane.. kami ketiduran disini”. Dia lalu menarik Aiko dan menggendongnya ke kamar.
”kalian sudah baikan??,” tanya Kumiko dengan setengah teriak. Minho masih di dalam kamar Aiko, membaringkannya.
Hai,” jawab Minho singkat,”hari ini aku dapat kontrak kecil model lagi ditempat yang kemarin, harus segera pergi”
Dia lalu sibuk mencari baju yang pas dan pergi ke kamar mandi.
Ketika kembali ke kamar, dia ternyata temukan Aiko sudah bangun.
”tidur saja..aku buru-buru.. takut terlambat,” senyum Minho padanya.
Tapi Aiko malah berdiri dan menciumnya,”ohayou.. aku ikut ya??”
”gak usah.. nanti repot deh,” jawab Minho sambil dia memeluk pinggang Aiko.
Aiko langsung cemberut kemauannya enggak dituruti Minho.
”yah.. mulai lagi deh dia,”keluh hatinya Minho ketika melihat ekspresi wajah isterinya itu. Tapi dia ingat lagi apa kata Makoto dan Ken kalau memang mungkin sebaiknya dituruti saja.
”cemberut lagi.. cemberut lagi.. kenapa lagi sih??,” tanya Minho padanya
”aku mau ikut dong... ,” jawab Aiko dengan mimik memelas.
”tapi nanti disana jangan merepotkan ya.. kalau mau bawa makanan... bawa sekarang saja,” balas Minho, sambil dia mengambil baju dari tangan Aiko.
Aiko mengangguk senang, dia mencium Minho lalu pergi ke kamar mandi. Minho hanya geleng kepala,”kalau berantem, menyebalkan deh dia.. tapi kalau manja, juga menyebalkan.. tapi.. Aiko chan pemaaf biarpun begitu..gimana nanti kalau kami punya anak ya?? Dia manja gak ya??”
Minho lalu menepiskan pikirannya dan dia ganti baju, menuju ruang makan.


”jadi.. kalian sudah baikan lagi sekarang?,” senyum ibunya Aiko pada Minho dan anaknya.
Aiko mengangguk senang, Minho hanya menjawab,”iya, Ibu.. aku minta maaf”
”kalau kalian dua-duanya pemarah dan tidak saling menundukkan ego kalian masing-masing.. tidak ada yang mengalah, tidak mau dibicarakan walau sedikit pun.. kalian tidak akan pernah bisa akur loh.. pasangan itu kan teman hati kita yang terbaik,” nasehat ibunya Aiko.
”kalau Minho Otto gak nakal... tentu aku gak akan marah,” jawab Aiko, langsung terkesan defensif. Minho hanya meliriknya lalu senyum.
”ingat kata Makoto kun.. ingat kata Ken kun.. dia cuma lagi sensitif,” kata hatinya Minho mencoba sabar. Dia memang tidak suka cepat di judge, apalagi di depan orang-orang.
”oohh.. ya begitulah.. memang kalau jadi perempuan.. sebaiknya kita lebih banyak sabar, Aiko chan,” senyum ibunya. Dia lalu menyerahkan ikan untuk diberikan Aiko pada Minho.
”umm.. dengar tuh.. apa kata okaasan,” timpal Minho menyindir balik.
Aiko jadi cemberut lagi. Ibunya malah tertawa kecil,”sudah.. ini waktu makan.. harus semangat..”
”Aiko chan ingin temani aku bekerja, okaasan,” ujar Minho senyum pada mertuanya.
Ibunya Aiko malah matanya berbinar,”Hontou?? Sebuah kemajuan.. ,” lalu dia menoleh pada anaknya sendiri,”Kamu sudah lebih dewasa sekarang, Aiko chan.. jangan gampang ngambek lagi ya.. Minho kun ini lelaki baik kok”
Padahal dalam hati, Minho agak curiga dengan tadi sebelum mereka mandi, kalau Aiko cemberut ketika enggak diijinkan ikut, tapi dia tidak mengatakan pada ibu mertuanya, lagi lagi takut mereka tersinggung.
Minho berterimakasih dengan ibu mertuanya. Setelah mereka makan, mereka pun pergi sama-sama ke gedung talenta.

Ternyata disana sudah ada Makoto di depan gedung. Dia melambaikan tangan pada Minho dan Aiko.
”wah.. Nyonya Lee kenapa kesini??,” canda Makoto sambil cengengesan
”ingin lihat Minho kun kerja,” senyum Aiko, polos.
Minho jadi malah berbisik pada Makoto,”jangan dipancing-pancing deh.. kita baru baikan tadi malam”
Makoto malah cengengesan aja,”yuk, masuk.. Takeuchi san sudah tunggu.. sama marketer Walnut”

”Hi, Aiko chan.. kita bertemu lagi,” senyum Yuu, sang fotografer cewek.
Aiko senyum dan tertawa kecil pada Yuu,”hai..ohisashiburi desu yo, Yuu san..lama enggak jumpa..apa kabarnya?,”
Yuu mendekat pada Aiko, setengah berbisik padanya,”sudah sampai mana rumahtangga kalian??”
Sementara Minho dan beberapa orang model sedang di make up para perias.
”ah...,” balas Aiko. Dia aslinya bete banget kalau mau cerita yang seperti itu, tapi dia jawab saja,”kami baik-baik..ini sebentar lagi lahir”
”Minho kun itu.. baik-baik saja kan..sama kamu??,” bisik Yuu lagi
Aiko jadi heran juga dengan pertanyaan Yuu barusan.
”memang ada apa lagi dengan Minho kun??,” tanyanya dalam hati.
”baik kok... baik.. memang ada apa ya.. Yuu san??,” akhirnya dia tanya juga apa dia dapat gosip baru tentang Minho dari cewek fotografer itu.
”aku dengar kalian ribut karena Minho kun membantu mantan nya ya??,”
Aiko diam sejenak. Yuu jadi gak enak hati,”ah.. gomen.. gomen.. aku dapat gosip itu juga baru kemarin kok...maaf ya”
”gak apa, Yuu san.. itu memang benar kok..,” jawab Aiko dengan sedikit lemas.
”apa kamu enggak cemburu atau dari awal tahu, Aiko chan? Lelaki memang begitu ya?? Kadang lebih cinta dengan cewek lain daripada pasangannya,” canda Yuu sambil tertawa.
Aiko jadi takut nanti kepercayaannya bisa menghilang lagi pada Minho. Dia tahu mereka sangat bertolak belakang dari segi fisik. Minho tinggi, Aiko pendek. Warna kulit berbeda, cara lihat berbeda, menjadikan banyak pula yang tidak tahu kalau Minho sebenarnya sudah punya pasangan.

”apa..dalam dunia model..semua harus disembunyikan??,” dia malah bertanya itu pada Yuu.
Yuu duduk diatas meja, sambil memeriksa kameranya,”tergantung sih..dia sudah level apa..kalau level bayaran mahal dan talented.. ya..apalagi terjun di dunia entertain.. ya terpaksa kucing-kucingan sama fans dong??”
”memang.. Minho kun sudah banyak fans nya??,” wajah Aiko langsung berubah jadi pencemas.
Yuu malah melihat wajahnya dari dekat,”kamu... cemas ya?? Kalau suatu hari nanti Minho kun mu itu banyak fans dan model cewek dekat dekat dia?? Hehe”
”ah eh.. enggak sih Yuu san..,” jawab Aiko dengan gugup.
Yuu jadi tertawa,”ngaku saja deh.. kelihatan kok hahaha.. kalian ini pasangan masih anak-anak sekali ya??”
Aiko jadi gugup dan mengelak dari kata-kata Yuu.
shinpai shinaide yo, Aiko chan.. aku belum melihat Minho kun mu itu jago selingkuh..”, kata Yuu lagi sambil masih tertawa
”gak boleh ada perselingkuhan.. kore wa warui da,” kata Aiko cemberut. Sama sekali dia tidak berharap Minho akan selingkuh seperti kemarin, yang bisa bikin dia marah dan sama sekali gak mau menyapa Minho lagi.
”jadi..sebenarnya yang lebih cinta diantara kalian..siapa?? kamu atau Minho kun??,”
Aiko menggeleng,”wakaranai.. mungkin Minho kun??”
”Minho kun mu itu.. pasti posesif,” Yuu senyum lebar, sepertinya dia memang ingin memancing dan meledek Aiko.
Aiko mengeluh mengiyakan. Bahkan dia cerita juga kalau Minho gak akan menyuruh dia bertugas jauh nanti kalau sudah jadi dokter.
“ow.. ya begitu deh.. ,” ujar Yuu
“Yuu san.. anata wa kekkon shite iru no??,” Aiko jadi penasaran apa Yuu sudah menikah atau belum. Dia melihat segi penampilan Yuu yang cuek terkesan seperti penyanyi rock, rambut berwarna-warni dan sepatu cowok, menganggap Yuu mungkin masih single.
”anakku sudah sekolah TK,” jawab Yuu dengan senyum
”oh,” balas Aiko,”pasti lucu banget dong ya?? Hehe”
”aku single mom,” balas Yuu dengan senyum
sou desu ka??,” ujar Aiko, dia memang agak sensitif dengan kata ”single”,”pengkhianatan”,”perselingkuhan”. Dia takut Minho melakukan itu seperti yang lalu-lalu.

”kalau tidak keberatan.. kenapa pilih jadi single mom??,” tanya Aiko, dia penasaran, apa karena Yuu rumahtangganya berakhir dengan perselingkuhan??
Ternyata jawaban Yuu karena dia hamil duluan, cowoknya tidak bertanggung jawab dan akhirnya dia besarkan sendiri anaknya ketika dia masih kuliah.
”masih kuliah??,” Aiko kaget mendengar cerita Yuu
Yuu hanya tertawa,”ya.. kenapa?? Heran?? Bukannya kamu juga masih kuliah tingkat satu ya? Baru mau masuk tingkat dua kan?? Hehe”
Aiko mengangguk,”tentu saja.. jadi.. Yuu san ini.. masih baru dong di dunia fotografi ya??”
Yuu tersenyum pada Aiko. Kejadian itu sekitar dia umur 22 tahun, masuk kuliah tingkat akhir dan cowoknya setelah lulus malah tidak tentu lagi rimbanya. Sekarang dia sudah 27 tahun dan menanggung semua biaya dia dan anaknya sendirian.

”apa.. tidak ingin mencari ayah untuk Tate-chan??,” tanya Aiko.
Yuu senyum dan menggeleng,”aku belum tahu lagi.. tapi bagiku Tate-chan sudah segalanya loh.. dan.. kamu untung sekali Minho kun tidak kabur begitu saja.. bayangkan.. jauh sekali antara jepang dan korea”
Aiko menggaruk kepalanya, kaku dengan apa yang barusan dibicarakan Yuu,”ah.. iya.. hehe.. aku harus bersyukur Minho kun tidak nakal”
”tapi..apa orangtua Yuu san.. tidak marah?? Kita ini masih masyarakat tradisional loh,” tanya Aiko lagi, penasaran.
”tentu saja dong, marah besar.. sampai sekarang.. aku tidak tahu apa orangtuaku menerima Tate chan atau tidak,” jawab Yuu santai
”tapi.. Tate chan itu segalanya bagiku.. dia anak cerdas dan aku cinta padanya”
”jahat sekali cowok itu,” gerutu Aiko pada mantan pacarnya Yuu.
Tapi Yuu malah tertawa,”dunia ini tidak sepolos yang kamu bayangkan, Aiko chan.. kamu naive.. dan beruntung kamu temukan Minho kun yang serius”

”kalau Minho kun jahat padaku.. aku bisa marah padanya.. gak akan aku kasih pulang ke rumah.. gak boleh tidur di kamarku.. gak akan aku masak untuknya..,” Aiko cuma bicara seputar ancaman yang akan dia berikan pada Minho kalau cowok itu mengkhianatinya.
Yuu jadi tertawa terbahak-bahak,”kalian pasangan yang lucu deh.. aku gak bisa bayangkan waktu Minho kun di china loh..”
dou shita no.. ??,” Aiko jadi penasaran
”Minho kun mu itu.. khawatir sekali tentang kamu dan anak kalian.. wajahnya gak bisa disembunyikan khawatirnya.. apalagi waktu dia tahu akhirnya dia kontrak foto bersama seorang model yang cantik sekali dengan pose yang menantang.. awalnya dia galau.. takut kamu marah padanya dan kecewa dengan kontrak.. dia pikir kontraknya hanya foto biasa, sendirian,” terang Yuu sambil senyum lebar.
Aiko hanya menghela nafas,”haaaahh.. aku takut Minho kun pacaran dengan yang lain”
”kalian ini lucu.. yang satu khawatir dicemburui.. yang satu cemburuan, hehe,” ujar Yuu.
”apa sampai Minho kun galau sekali waktu itu??,” tanya Aiko lagi
Yuu mengangguk tegas,”ya.. aku saja sampai malas dengarkan keluhannya, haha.. eh. Tapi aku suka.. kecil-kecil dia sudah kebapakan”

Aiko berbinar ketika Yuu memuji Minho,”demo.. hontou?? Aku pikir Minho kun itu.. kenakan-kanakan, Yuu san”, dia langsung cemberut. Dia lalu cerita pada Yuu beberapa kali dia kecewa pada Minho dan pernah sampai dia merasa putus asa dan kabur kembali ke rumahnya dari rumah susun mereka.
Yuu tertawa dengan curhatnya Aiko,”ooh.. Minho kun itu posesif ya? Haha”
”eh tapi kamu harus tahu, Aiko chan.. hampir semua lelaki memang tabiatnya seperti anak-anak loh.. apalagi kalau mereka sedang sakit,” ujar Yuu, dia mengerling dan mengatakan kalau menurut dia, gak masalah kadang dengan yang seperti itu, asal tidak memukul.
”aduh.. dia khawatir sekali waktu di china.. aku belum pernah lihat cowok sekhawatir dia dengan pasangannya.. sampai aku pikir kenapa dengan Minho kun,” senyum Yuu.
”habis.. aku tidak mau Minho kun direbut orang lain.. dia duluan kok.. yang nekat saat itu,” balas Aiko
Yuu memahami benar kondisi perempuan kalau sedang mengandung.

”hey.. tapi kamu beruntung, Aiko chan.. kamu masih bisa ada yang saling percaya.. aku hanya ingat waktu itu aku terpaksa jalani hidup sendirian... rasanya sedih sekali,” Yuu malah jadi mengenang lagi. Matanya jadi agak sedikit berkaca.
Aiko jadi ikutan sedih melihat hal itu, dia jadi malah mendekati Yuu yang sedang duduk diatas meja dan mengelus punggungnya.
”tapi Yuu san hebat.. aku mungkin tidak bisa seperti Yuu san.. kalau aku jadi Yuu san saat itu..,” senyum Aiko, dia mencoba menghiburnya.
”aku sampai harus berbohong.. sampai sekarang kalau Tate chan bertanya dimana ayahnya.. aku jawab, ayahnya sudah meninggal,” kata Yuu, dia menoleh pada Aiko.
Aiko masih senyum padanya,”tapi kan.. Tate chan punya okaasan (ibu-red) yang sangat kuat.. dan pasti Tate chan juga bangga dengan Yuu san..”
Yuu membalas senyuman Aiko dengan kembali terseyum,”eh..aku heran.. aku tidak pernah bercerita pada oranglain sebelumnya tentang diriku.. kok aku baru dua kali bertemu kamu..sudah bisa  curhat sih?? Hehe”
Aiko jadi tertawa kecil dan menutupi mulutnya,”mungkin karena awalnya aku manja kali dengan Yuu san..”
Yuu jadi ikutan tertawa.
”tapi aku senang.. aku juga merasa Yuu san seperti kakak ku,” ujar Aiko lagi.
”jadi.. kalau nanti Minho kun nakal dengan pekerjaannya.. aku minta tolong Yuu san mengawasi,” dia sedikit menunduk hormat pada Yuu..
shinpai shinaide.. kalau perlu aku marahi dia kalau dia macam macam sama kamu,” jawab Yuu sambil tertawa lebar.
Mereka lalu melihat para model kembali ke ruangan.
”pssst... nanti saja ngobrolnya lanjutkan lagi..aku harus kerja,” senyum Yuu pada Aiko. Aiko mengangguk mengiyakan.

Dilihatnya Aiko, ada beberapa model cewek yang juga menghormat pada Yuu. Sebab nanti Yuu yang akan memfoto mereka semua. Peralatan sudah siap semua.
”banyak model ceweknya.. mereka cantik cantik sekali,” gumam hatinya Aiko.
Ada memang cewek model yang cantik sekali: tinggi hampir 175cm, seksi, kurus, kulitnya sangat putih berkilau. Aiko memperhatikan saja cewek itu sedari tadi.
”Mayu chan.. kamu berfoto dengan Minho kun kalau dari setting ini,” Yuu menunjukkan bundel kertas kerja. Aiko memperhatikan dari jauh. Minho menoleh pada Aiko dan senyum.
”sabar ya.. nanti kita cepat pulang... beli es krim,”bisiknya pada Aiko dari kejauhan.
Yuu memukul pundak Minho yang lebih tinggi darinya dengan kertas bundel,”nanti saja ngobrolnya.. ini”
Minho cuma tertawa,”gomen.. nanti dia cemburu.. sebab aku mau foto dengan Mayu kun”
Yuu menyuruhnya membaca bundel, gerakan seperti apa yang harus mereka lakukan.
”yah.. lagi lagi,” Minho tepuk dahinya sendiri. Yuu senyum lebar.
”ganti dong yang ini..aduh.. dilihat nih,” keluh Minho pada fotografernya itu.
”Mana bisa Minho kun.. ini sudah paten,” balas Yuu, cuek.
Minho ingin menggaruk kepalanya tanda kebingungan, tapi ditepis oleh Yuu, takut hasil sisiran rambutnya jadi berantakan.
”hadapi saja dulu.. ,” ujar Yuu, masih tetap senyum lebar.
”cari perkara baru deh nih,” keluh Minho, pelan.
”AYO MULAI!,” teriak Yuu pada Minho dan beberapa model serta crew pendamping foto.
Minho memandang Aiko dari kejauhan, dia agak galau, takut nanti kalau cewek itu melihat gaya foto dia dengan para model cewek, dia akan marah lagi dan ngambek.
”pulang-pulang..dia akan ngomong apa ya?,” Minho malah jadi menebak-nebak sendiri.
”loh...kok kamu bengong sih, Minho kun??,” tanya salahseorang crew lighting.
Minho sadar dia sedang kerja,”eh iya.. gomen”, dia lalu langsung mendekati Mayu.
”ingat loh Minho kun..sesuai setting,” kata Yuu. Minho mengangguk saja.

Minho mengelap dahinya, dia sudah grogi duluan dengan rencana posenya dengan Mayu.
Dia dan Mayu berdiri didepan background layar mode produk. Mayu santai saja, dia tidak melihat Minho bakalan grogi....dan.. pose pun diambil..
Aiko melotot ketika dia tahu dan melihat itu... ternyata pose mereka ciuman!
Dia sangat geram, mengepal-ngepal tangannya berkali kali.
”ARGH!,” teriaknya dalam hati. Dia sangat kesal, marah, cemburu Minho melakukan pose itu dengan Mayu.
”nah gitu, Minho kun.. jangan kaku!,” teriak si pengarah gaya.
”bagus!,” tambahnya lagi.
Aiko ingin sekali keluar dari ruangan itu, dia berusaha menahan tangisnya.
”gak mau..aku gak boleh nangis lihat ini,” keluh Aiko pada dirinya sendiri. Dia diam saja melihat itu, padahal asli pengen nangis.
Minho sudah keluar rasa bersalahnya dengan pose itu. Dia merasa, sebentar lagi bakalan ada perang dunia ketiga.
Ketika semuanya sudah selesai, dia lekas menghampiri Aiko dan senyum padanya.

”pulang yuk,”katanya pada Aiko. Aiko diam saja, dia tidak berkata apa-apa, hanya berlalu dan keluar dari ruangan itu.
Yuu melihat itu dari jauh,”kalau Minho kun mu itu ingin bekerja yang seperti ini.. kamu harus kuat dan tidak boleh cemburu sama sekali, Aiko chan,” katanya dalam hati.
Di dalam mobilpun, dia masih mendiamkan Minho.
”aku salah lagi ya??,” tanya Minho padanya. Dia tidak menjawab juga. Diam saja, sama sekali tanpa suara.
Akhirnya Minho diam juga. Sampai dirumah pun, mereka berdua saling diam-diaman lagi. Terang saja ibunya Aiko bingung lagi dengan sikap mereka yang tadi pagi sudah damai, sore pulang berubah lagi.

”Kamu kan sudah tahu, Minho kun.. kalau cemburu ku besar sekali.. terang saja aku melihat seperti itu marah!,” Aiko mengungkapkan kekesalannya pada Minho di kamarnya. Dia berteriak lalu menangis.
”lalu aku harus gimana lagi?? Kamu bilang harus kerja.. yang tadi itu kerja, Aiko chan!,” Minho gantian mengeluarkan nada suaranya tinggi.
”aku sudah lelah kamu terlalu cemburu.. yang tadi itu walau aku ciuman dengan Mayu kun..sama sekali aku tidak punya rasa suka padanya”
”Bohong! Aku benci lihat yang tadi,” balas Aiko masih sengit.
Minho lalu berdiri di hadapannya, memandangnya dengan tatapan tajam,”lalu..aku harus kerja apa lagi?? Minta pada orangtua kita??”
Aiko agak takut dengan pandangan mata Minho yang mendadak galak.
”seharusnya kamu melihat dulu apa yang akan dilakukan.. tidak main ambil saja pekerjaan itu, Minho kun!”
”AKU ENGGAK MAU YANG SEPERTI TADI LAGI... TITIK!,” teriak Aiko sampai kencang.
Ibunya mendengar teriakan itu dari ruangan lain,”yare yare... apa lagi, Aiko chan?? Rumahtangga kalian bisa bubar kalau begini..”
Dia lalu menuju kamar mereka, tapi belum masuk ruangan, masih menunggu pertengkaran apa yang dibahas.
”kamu keterlaluan, Aiko chan.. aku sudah tahu ketika kamu mendadak diam tadi.. kamu pasti bakalan marah besar padaku.. kamu sama sekali enggak hargai usaha ku, Aiko chan...,” kata Minho dengan nada datar dan ekspresi wajah yang benar-benar datar.
Aiko duduk diatas kursi depan meja belajarnya waktu SMA. Dia akhirnya menangis. Minho diam saja, membuka pintu lalu dia memergoki ibu mertuanya di depan pintu. Dia hanya menunduk hormat pada mertuanya itu lalu pergi entah kemana.

Ibunya Aiko masuk, memergoki anaknya yang sedang menangis.
”ada apa lagi??,” katanya, berdiri disamping anaknya.
”aku ingin cerai saja... rasanya hidupku menderita, Okaasan,” jawab Aiko, masih menangis terisak-isak.
”tidak boleh berkata seperti itu.. kasian anak kalian nanti,” balas ibunya, lalu mengelus kepalanya dengan lembut.
”bukannya hari ini Minho kun itu.. kerja ya?? Kalian marahan disisi apa lagi??,”
Aiko diam sejenak, dia mengusap air matanya.
”hari ini dia memang kerja, Okaasan.. tapi membuat aku cemburu dengan pekerjaannya itu,”
Ibunya mengambil kursi satu lagi dan duduk disampingnya,”lalu??”
Lalu Aiko pun bercerita apa yang terjadi tadi. Dia sangat tersinggung, marah, kesal dengan apa yang tadi dilakukan Minho dengan Mayu. Dia cemburu berat kenapa Minho berani sekali mengambil adegan foto itu. Dia mempertanyakan kenapa Minho tidak melihat dulu apa yang mau dikerjakan dan memilihnya.

Ibunya menghela nafas,”sebenarnya.. apa yang kamu harapkan dari Minho kun sekarang??? Ibu sendiri jadi bingung dengan kalian”
”apa aku salah.. kalau aku cemburu dan sama sekali tidak suka itu, okaasan?? Aku tidak suka Minho kun melakukan itu.. walau hanya sebuah pekerjaan,” balas Aiko dengan suara pelan dan memelas.
”mungkin aku memang anak okaasan yang paling bersalah.. aku memaksa okaasan dan otoosan,” lanjutnya lagi. Dia lalu menutupi wajahnya, menangis lagi.
”aku melihat cemburu mu sangat terlalu.. kamu tidak siap Minho kun bekerja seperti itu.. sementara dia hanya sanggup melakukan itu untuk menghidupi keluarga kalian,” ujar ibunya mengelus kepala anaknya.
”okaasan benar.. ,” jawab Aiko singkat
”mungkin saatnya aku memilih diam.. atau aku mau berpisah saja.. aku bisa kok.. berusaha sendiri hidup,” lanjutnya lagi.
”ibu yakin.. itu hanya keputusanmu sesaat, Aiko chan.. sekarang, kamu tidur dulu saja.. nanti ibu akan berusaha menghubungi Minho kun,”
Aiko memeluk ibunya,”apa aku kejam dengan Minho kun?? Rasanya aku salah langkah, okaasan.. aku terlalu cepat memilihnya”
Ibunya menepuk nepuk punggungnya dengan lembut,”sudahlah, Aiko chan.. jangan terlalu banyak pikiran dulu.. kasian anakmu nanti.. cobalah untuk menerima Minho kun apa adanya sesuai dengan apa yang sudah dia usahakan... jangan terlalu terburu-buru menanggapi sesuatu dengan segera”

”dari awal..aku sudah merasa salah langkah, okaasan.. Minho kun memaksa ku untuk melakukan ini semua,”
Ibunya bergumam,”ummm.. kalau kamu juga setuju dengannya, tandanya sama sekali tidak ada paksaan, Aiko chan.. mungkin kamu hanya ingin diperhatikan lebih, sementara Minho kun juga ingin diperhatikan lebih... ada beberapa lelaki yang sikapnya seperti itu.. dan sebaiknya kamu mengerti dengan tidak langsung berkata kasar padanya.. menasehatinya pelan-pelan dan peka pada keinginannya”
Mereka diam sejenak, lalu ibunya memulai pembicaraan lagi,”kalian berdua sama keras kepalanya. Satu sisi ada kebaikan dalam diri kalian... satu sisi kelemahan itu juga kuat mengganggu hubungan kalian.. Minho kun berusaha menjadi dewasa dengan merasakan tanggung jawabnya, Aiko chan.. dia berfikir kebutuhan mu mesti terpenuhi, sementara dia sedang bingung bagaimana mencari yang lebih lagi”
Aiko diam dengan perkataan ibunya, lalu... ,”apa aku salah, Okaasan??”
Ibunya melepas pelukannya lalu senyum,”iie.. tidak salah.. tetapi belum siap.. kalian mesti bicarakan ini sebelum ayah mu pulang..  dia orang yang paling tidak suka anak-anaknya tidak dewasa dalam bersikap. Karena kamu sudah menikah duluan, otomatis ayah mu akan meminta kedewasaan kalian”
”jangan sampai..kalian sama sekali tidak saling terus terang, tertutup.. tidak ada penyelesaian.. bertengkar itu wajar, Aiko chan.. ibu dan ayah juga dulu diawal sering bertengkar.. tapi tidak lekas langsung ingin pisah dan cerai.. kasihan juga Minho kun..dia jauh juga dari orangtua.. kalau ibu pikir.. anak seperti Minho kun itu pada dasarnya belum siap dewasa.. dia terlalu cepat mengambil keputusan karena emosinya..”

Aiko diam dengan nasehat dan perkataan ibunya. Dalam hatinya, dia merasa bersalah juga sudah berburuk sangka pada Minho, sudah tidak mempercayainya, padahal Minho sedang berusaha. Dia merasa, sudah kedua kalinya dia bersalah karena cemburunya. Dia lalu berusaha mencari Minho dengan menghubunginya berkali-kali, tetapi sama sekali tidak diangkat oleh Minho. Dia sedih, panik, minta maaf pada Minho berkali-kali di depan telepon, tapi ketika diangkat, Minho diam saja, tanpa suara sama sekali.
”maafkan aku, Minho kun.. Otto.. aku bersalah..,” kata Aiko dengan tangisnya. Minho mengangkat telepon darinya, tetap tanpa berkata apa-apa.
”dimana kamu sekarang, Otto? Aku pergi ke sana ya??,” tanya Aiko lagi, tapi tetap saja Minho tidak bersuara.
Lalu, Minho menutup telepon darinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun...
”aku kesal padamu..,” katanya pelan ,”jangan dulu menghubungi ku...atau aku sama sekali akan sulit memaafkanmu”. Dia duduk saja termenung mengingat kejadian hari ini, yang dia enggak sangka, Aiko bisa membentak nya hebat.
”aku mau disini dulu..sampai kamu sadar, bahwa ada yang salah dalam hubungan kita, Aiko chan.. aku tidak mungkin juga kembali ke Appa dan Eomma.. sementara aku sudah salah dengan mereka.. mengambil keputusan ini,”
Aiko menangis ketika tahu telepon darinya ditutup tanpa satu kata pun dari Minho. Malam itu, dia sama sekali tidak mau makan.
Sementara Minho sedang menginap di rumah Makoto, mencari ketenangan sejenak.

Bersambung ke part 29...