This is me....

Sabtu, September 13, 2014

Salang Itu Cinta (Part 1: Cuma Menolong Kok)

Hari senin itu memang Jakarta terlihat sibuk, padahal habis lebaran dan aktivitas banyak orang dari berbagai daerah sudah mulai ramai. Begitu juga di salah satu halte di daerah jakarta. Aisha setiap hari menunggu bis yang lewat tempat dia bekerja. Hari itu dia agak gusar melihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 7 pagi.
“aduh.. kacau nih.. kebiasaan deh 89 suka lama banget,” keluhnya dalam hati. Dia melihat jalan besar dari kejauhan, berharap ada bus yang dia tunggu D89 segera.
Dia gusar takut terlambat. Terus dia memperhatikan banyak kendaraan yang lalu lalang.
“ah.. parah nih.. sudah 30 menit begini,”keluhnya lagi, jam memang sudah menunjukkan 7.30 pagi. Dia pun mengeluarkan smartphone nya
“say.. sorry nih, aku bisa terlambat sepertinya sih.. tolong bantu aku kerjain laporan kemarin ya,” pesannya di smartphone itu pada temannya, Risa.
Seorang cowok muda dari jarak beberapa meter menghampiri kerumunan orang yang sedang juga menunggu bus.
sorry, pardon me.. can you speak english?? Understand english??,” tanya cowok itu pada seorang lelaki yang berdiri di halte itu.
Lelaki yang ditanya kebingungan, di tidak faham bahasa inggris,”gak ngerti gue,” katanya menggerakkan tangannya, bingung mau bilang apa pada cowok yang mengajaknya bicara bahasa inggris itu.
Cowok tinggi putih dengan backpaker dan kamera canggih yang berbicara bahasa inggris itu kebingungan dengan lelaki yang dia tanya. Dia lalu beralih bertanya pada seorang ibu yang berada di sebelah lelaki yang ditanya.
can you speak english, madam??,” tanya cowok itu.
Si Ibu yang ditanya langsung bingung,”aduh.. gak bisa aku bahasa inggris..gak ngerti ah..”, dia langsung menjauh dari cowok itu.
Cowok itu lalu berkeliling bertanya pada orang-orang yang ada di halte itu.


Mereka semua jadi aneh dan menyingkir satu persatu. Aisha yang berdiri agak jauh memperhatikan kejadian itu.
“kenapa sih tuh cowok?? Kok pada ngejauhin dia???,” katanya keheranan dalam hati.
Dia memperhatikan saja. Tak beruntung, bis D 89 nya belum terlihat juga.
Dia melihat jam,”gawat deh gue.. terlambat jelas ini sih”. Dan dia lalu mengirim pesan lagi lewat messenjer pada temannya, Risa.
“Ris.. gue beneran telat nih.. belum dapat bis juga”, ketiknya.
“dapet cowok kali lu, mbak??,” canda Risa dengan icon tertawa di messenjer itu.
Aisha tak menyangka kalau cowok itu ternyata menghampirinya.
pardon me..can you help me??,” tanya cowok itu tiba-tiba
Aisha hanya menjawab dengan nada agak ragu,”yes??”
can you speak english, Miss??,” tanya cowok putih tinggi itu, wajahnya oriental.
“orang mana nih??,”tanya hatinya Aisha.
“yes i can.. a bit,” jawab Aisha dengan sedikit ragu.
Dia melihat ditangan cowok itu ada semacam peta, passport-visa dan seperti tiket pesawat.
Dia lalu menunjukkan peta pada Aisha.
“i wanna go to Airport, my friend told me that i must get on bus.. umm... D82.. do you know it??,” tanya cowok itu. Dia melebarkan petanya, menunjuk pada Airport.
do you know how to get there??,” tanya cowok itu lagi
Aisha tanpa ragu menjawab,”yes i know.. but i dont recommend you to not to get on that bus.. dangerous
Cowok itu bingung kenapa Aisha jawab kalau naik D82 berbahaya dan dia pun minta alasan, sebab dia mengaku teman-temannya mengatakan kalau naik D82 tidak mengapa.
oh.. sorry.. you bring sophisticated camera, and also passport and visa.. there are many pickpockets there.. you will not be safe,” jawab Aisha, dia menjelaskan kalau cowok itu bisa saja di copet atau dirampok barang-barang berharganya kalau naik bis itu.
well okay.. so, how can i get there??,” dia bertanya lagi bagaimana caranya sampai. Wajahnya mulai serius dan terlihat sedikit panik. Sepertinya dia memang sedang mengejar waktu.
Aisha lalu menyarankan dia naik taxi saja. Kelihatannya cowok itu masih ragu. Ternyata dia naik dari wilayah lain Jakarta direkomendasikan oleh temannya dengan bis!
“gila kali temennya nih.. cowok gak bisa bahasa indonesia gini disuruh naik bis,” dalam hatinya Aisha keheranan.
i must get on noon’s aircraft.. i am in a hurry,” kata cowok itu lagi. Dia menunjukkan boarding pass nya yang menunjukkan jam 10.
“wah.. kesian nih.. dua jam kurang lagi,” kata hatinya Aisha.
by taxi.. i will help you to stop,” jawab Aisha dengan segera. Dia jadi lupa kalau dia sudah benar-benar terlambat bekerja malah membantu cowok itu.
Aisha lalu melihat beberapa taxi yang lewat dan dia berusaha menyetop taxi yang dia pikir dapat dipercaya.
Si cowok itu terlihat wajah bingungnya dan terus melihat jam tangan sport yang dipakainya.

“pak.. ini ada cowok minta dianterin ke bandara,” kata Aisha membuka pintu taxi.
“terminal berapa, mbak??,” tanya supir taxi itu
Aisha tanpa basa basi lagi bertanya pada cowok itu, supaya supir tahu bisa diantarkan sampai terminal biasa.
Tapi kemudian, cowok itu malah aneh,”miss.. would you help me?? I really dont know and in rush,”
Ternyata cowok itu minta tolong diantarkan.
i am afraid i will wrong direction again,” katanya lagi
Aisha entah mengapa juga seperti ingin membantu cowok itu, dia langsung masuk dan kemudian mereka langsung masuk taxi.
“tahu terminal F kan ya, pak?? Nanti kami tolong diberhentikan disana ya??,” pinta Aisha di dalam taxi itu
“i say thank yo.. thank you very much,” kata cowok itu senyum, tetapi wajahnya masih serius melihat pada Aisha
Aisha hanya senyum tipis.
“eh gila.. gue kan kerja.. aduh. Terlambat ½ jam deh.. payah.. kenapa gue jadi konsen sama cowok ini??,” katanya dalam hati, antara menyesal dan tidak menolong cowok itu, dia lalu melihat jamnya.
Dia kirim messenjer lagi pada Risa,”Ris.. beneran gue terlambat, gue harus bantuin orang lain dulu”, dalam ketikannya itu dan Risa hanya menjawab OK.
Di dalam taxi, Aisha lebih banyak diam. Dia gak habis pikir kok mau saja membantu cowok itu sampai ke bandara segala?

sorry, Miss.. what is your name??,” tanya cowok itu
“Aisha..,” jawab Aisha singkat. Jadi dia yang malah galau takut kerjaannya berantakan.
I am Shin.. Shin Hyu,” kata cowok itu, memperkenalkan dirinya dan sepertinya dia sudah mulai tenang.
Lalu tak berapa lama ada telepon untuk cowok itu dan dia bicara dengan bahasa yang tidak dimengerti Aisha.
“oo.. ini cowok korea ternyata,” dalam pikiran Aisha, ternyata Shin Hyu itu cowok korea.
Sepanjang perjalanan, Aisha hanya melihat jendela pintu luar, dia galau sendiri tentang pekerjaannya.
“aduh.. bego banget deh gue.. beneran terlambat parah!,” keluhnya dalam hati

Miss,” kata Shin Hyu menyapa dia lagi
Aisha menoleh, ternyata supir taxi minta bayar tol dan Aisha meminta Shin mengeluarkan uang rupiahnya untuk membayar taxi. Tol tetap berlalu.
“mati gueeee... terlambaaattt,”keluhnya dalam hati
Miss Aisha.. do you have any email??,” tanya Shin
Aisha agak ragu untuk memberikan emailnya pada orang lain. Akhirnya dia kasih saja email yang tidak penting, email dia terbiasa langganan mailing list.
Shin mencatat dalam smartphone nya.
Thank you.. i wanna go to Shanghai.. this noon, before i go back to Seoul,” senyum cowok itu
oh.. i see,” balas Aisha singkat, membalas senyum Shin tapi agak kaku.
Shin mencoba menulis nama Aisha,”is this your name, right??,” ternyata dia salah, kurang huruf H.
no.. incorrect, Sir..mine is A-I-S-H-A.. Aisha”, jawab nya.
Shin tertawa,”oh..sorry.. haha.. because i am not a moslem
Aisha hanya bisa menjawab dengan,”that is okay, Sir”, sambil galau lagi kalau dia sudah sangat sangat terlambat bekerja.

Akhirnya, mereka sampai juga diterminal F. Shin dan Aisha keluar setelah Shin membayar taxi yang mereka tumpangi.
“thanks, Miss.. i still have 1 hour more from now.. i am really glad you help me, Miss.. Aisha,” katanya dengan ramah.
dont mention it, Mr Shin,” jawabnya dengan mimik biasa. Dia berfikir bagaimana pulangnya.
Mereka sudah ada diterminal keberangkatan.
“I must go.. but let me stop taxi for you and tell them that you will go back to the last place,” kata Shin lagi. Dia ingin Aisha kembali ke halte yang tadi sebelum mengantarkannya.
“no.. no..no... that’s okay.. you are gonna be late if you find me one,” balas Aisha.
no.. wait,” kata Shin Hyu. Dengan tas backpaker dan peralatan kamera canggihnya, dia malah menghampiri seorang supir taxi. Aisha jadi berjalan dibelakangnya
“cowok ini pede amat.. dia gak bisa bahasa indonesia kan??,” tanya hatinya Aisha.
Benar saja, cowok itu bicara bahasa inggris pada cewek yang tukang sewakan taxi.

Tak berapa lama...
thank you, Miss Aisha.. i must go. Thank you for your help,” Shin menunduk hormat pada Aisha.
“jadi..aku naik taxi ini nih??,” kata Aisha pada cewek penawar taxi
Cewek itu mengangguk,”iya mbak,”
ya.. dont mention it.. have a safe trip,” balas Aisha ramah.
Shin berlalu, dia melambaikan tangannya lalu masuk ruang kedatangan. Aisha pun pulang naik taxi yang ternyata sudah diberi uang oleh Shin.

Sampai di kantor...
Aisha lekas masuk ruangan, dia tidak ingin ada omongan macam-macam, dia juga sudah ijin dengan managernya kalau terlambat, mengatakan ada urusan penting.
“jadi lu nolong cowok itu?? Gilaaaa,” kata Risa takjub dengan apa yang Aisha lakukan beberapa jam lalu, mereka saling ngobrol di pantry lantai dua.
“iya.. gua juga gak tahu.. kenapa kok gua mendadak mau aja lagi nolong tu orang ya?? Aneh deh gue,” Aisha juga tetap kebingungan dengan dirinya.
“cakeb gak??,” tanya Risa iseng,”beneran cowok korea??”
“cakeb, boooo.. tapi gua gak ngerti bahasanya.. entah dia keknya ngobrol sama sapa.. bahasanya memang korea gitu..di tas backpack nya juga ada bendera korea gitu”, balas Aisha sambil minum jus strawberry nya
“beuh.. males banget gue sih sama cowok korea.. katanya mereka gak suka banget sama cewek berjilbab,” kata Risa sambil mulutnya di monyong-monyongin.
“ya.. gue cuma nolong kok.. gue aja gak tahu kontak dia dan lain-lainnya.. dia malah yang minta email gua,” balas Aisha santai
Risa kaget,”ah masak??”
Aisha mengangguk aja,”tapi dont worry deh..gua kasih email kacangan gua, hahaha”
“backpacker kali tuh, cin,” kata Risa
Aisha hanya mengangguk,”mungkin.. gua kagak banyak ngobrol sama dia.. kalau dilihat..dibilang backpacker sejati juga aneh sih..tu cowok tinggi bening.. cowok cantik kali ah, hahaha”
“putih dunks??,” tanya Risa lagi. Aisha mengangguk.
“oloohhhh... cowok korea kan emang doyan dandan.. males gue sih hahaha,” canda Risa.
“yoi ma men... males banget.. makanya gua kasih email kacang, palingan habis dia balik sono lupa sama gua, haha,” Aisha membalas tertawa Risa dengan tertawaan lagi.

Hari berlalu, satu hari.. dua hari..
Biasanya kalau pagi memang Aisha suka mengecek email kantor dan pribadi. Kalau ada email kantor yang penting, dia akan berusaha menjawab supaya tidak ada complain dari orang/pihak lain.
“email dari siapa ini ya??,” dia mengecek email khusus untuk mailing list nya, mencoba mengingat sebuah nama.
hi, Aisha. How are you? I hope you still remember me, Shin Hyu, someone who helped by you. Now i am in Seoul again after from Shanghai. Thank you for your help at that time. Perhaps you will come to Seoul someday. Regards, Shin Hyu
Dia membaca itu dan ternyata dari cowok yang beberapa hari lalu dia tolong.
“oh.. ini cowok toh,” katanya dalam hati, lalu dia membalas email tersebut dengan kata yang singkat.
Hi, Shin Hyu, I am fine. Glad that you had a safe flight. Thanks”
Keinginannya waktu itu hanya menolongnya, gak terbayang olehnya bagaimana misalnya keika dia dinegeri orang lalu tidak di tolong ketika kesusahan. Jadi, dia bantu sebisa mungkin.
Tak berapa lama, ada jawaban lagi dari cowok itu,”hi.. do you have any messanger? Perhaps we can have a chit chat someday? Skype?”
Aisha tidak membalasnya, dia sengaja menunda dan malas. Apalagi dia punya pikiran biasanya cowok-cowok luar paling hany sekedar doyan godain tanpa arah yang dipikir buang-buang waktu saja dan gak ada gunanya. Dia pun akhirnya melayani email lain masuk.

Beberapa hari lagi juga berlalu.. 1 minggu.. 2 minggu.. 1 bulan.. 2 bulan.. ternyata Shin kirim email lagi.
Hi, Aisha.. still remember me? I am going to Jakarta next week.. i hope we can meet again in there. Regards, Shin Hyu
Aisha jadi malas melayani,”weh.. cowok ini.. padahal udah lama banget gak gue bales emailnya.. masih inget aja dah.. “, keluhnya dalam hati.
Tapi dia coba saja menjawab email cowok itu,”Hi, Shin Hyu.. long time not replying your email.. sorry.. i was very busy going around some cities to work. It’s glad that you will come here.. for travelling again??”
Shin ternyata cepat juga membalas email,” no.. for working.. at that time we met, it was also for working.. i am a backpacker and like to act as a backpack, haha.. would you mind giving me your skype??”, ternyata dia masih ingat minta skype.
Aisha jadi garuk-garuk kepala. Skype nya hanya untuk kerja saja kalau berhadapan dengan staff lain daerah.
“gua gantung dulu ah.. males banget deh,” pikirnya lagi.
Sampai beberapa hari dia tidak menjawab juga balasan Shin. Sampai kemudian Shin mengirim email kembali.
“3 days going to Jakarta. I hope i will meet you.. such a nice lady. Regards, Shin Hyu”
Aisha sungguh malas,”cape deeeehhhhhh..,palingan lu mau rayu gua.. bokis amaaat,” dalam hatinya cuma mengeluh. Dia sudah merasa tahu dan malas berinteraksi.
Dipendamnya saja hal itu dari Risa, tidak diceritakannya.

Esoknya, Shin mengirim email lagi,”Hi, Aisha.. i really wanna meet.. would you please give me your skype??”
Aisha jadi rada bete tapi kasihan juga, dia lalu sedikit menghilangkan kecurigaannya pada cowok itu.
“yeaaa.. okeh dehh,” katanya dalam hati. Lalu dia membalas email Shin dari smartphonenya dengan menulis ID skypenya.
Di tengah jalan dalam bus, ternyata ada panggilan skype dari Shin!
“aduh.. bete banget lagi dijalan,” keluh Aisha lagi.
Lama tidak ditanggapi, akhirnya dia tidak enak juga dan berbicara dengan skype.
“hi, Aisha, it’s me, Shin Hyu..,” kata cowok itu.
Aisha mencoba untuk ramah, padahal aslinya bete.
Shin bilang kalau dia akan ada di Jakarta sekitar 5-6 hari karena ada urusan lagi dan ingin sekali ketemu lagi dengan Aisha. Dia bilang dia membawa sesuatu. Aisha menolak dengan cara halus. Asli dia malas berhadapan dengan cowok, murni waktu itu hanya membantunya dan gak mau ada pamrih apa-apa setelahnya.
Tapi sepertinya Shin memaksa dan memang dalam dunia asia, gak enak rasanya menolak permintaan orang kalau itu masih baik-baik saja.
“i wanna learn bahasa indonesia.. ,” kata Shin ramah di skype.
Aisha masih berusaha ramah, walau menipu diri,”o yeah? Wow.. are you really working for Indonesia or?,”
Lalu Shin bercerita kalau dia mengurusi salahsatu produk yang harus dia gol kan disini dan karena sudah beberapa kali ke Indonesia jadi tidak ada salahnya kalau dia belajar bahasa indonesia supaya dia tidak tertipu atau mudah berkomunikasi dengan orang Indonesia.
can we meet again at same place??,” pinta Shin Hyu untuk bertemu lagi pada tempat yang sama.
“what?? At shelter??,” tentu saja Aisha kaget, sebab waktu pertama kali mereka ketemu di halte.
Tapi Shin malah bilang dia tidak masalah kalau bertemu ditempat seperti itu, sambil dia tertawa dan katanya mencoba mengingat kepanikan waktu dia tersasar.
Akhirnya Aisha bisa tertawa juga, tapi dia agak ragu kalau mau bertemu cowok hanya berduaan saja. Baginya sudah malas. Dan jika memang Shin ingin meminta bertemu ditempat itu, ya.. hanya ditempat itu saja, tidak ditempat lain.

“will you??,” pinta Shin lagi,”I’ll bring you something”, ternyata dia membawa oleh-oleh buat Aisha.
Aisha merasa gak enak dan dia menolak oleh-oleh itu secara halus. Dia menjelaskan pada Shin kalau waktu itu hanya murni ingin menolongnya saja, tidak lebih.
dont worry, Aisha.. this is not a date, hehe,” canda Shin. Dibilang seperti itu, Aisha merasa tersindir, tapi dia sembunyikan saja.
Aisha jadi malah gugup jawabnya,”aah.. ya.. i know.. it’s not gonna be a date.. sorry”
ya.. okay.. we will meet again,” lanjutnya lagi.
Pembicaraan selesai. Aisha hanya menarik nafas di dalam bis.
“addduhhh.. payah dah gue.. gue dah males lagi kenal cowok..apalagi ketemu-ketemuan gini.. udah deh ah,” keluhnya dalam hati.
Dan dia pun pulang dengan muka bete sampai bangun tidur lagi esok esoknya.

Hari berikutnya.. saat Shin tiba lagi di Jakarta..
Hi, Aisha.. i am now in Jakarta, but 1st of all.. i must work, perhaps today night we can meet.. at the shelter we met last time,” katanya pada Aisha di skype.
Aisha sudah malas banget bawaannya, dia dah melas dan malas aja.. Tapi dia coba jawab dengan senang hati.
“ah yes.. anyway now i am still working and going home at 5 p.m”, jawab Aisha.
that’s okay. I am going to get taxi on, at 5 p.m in there..,” jawab Shin,”I’ll wait you there..see ya”
“yah.. mati dah guaaaaaaaaaaaaaaaa....................,”keluh Aisha hari itu, bete lagi.
Risa melihat dia bete tingkat langit.
“bete melulu.. manyun melulu,” katanya bercanda pada Aisha.
“lu masih inget kan.. cowok yang gua tolong?? Masak dia mau datang lagi kesini eh terus mau ketemuan,” mulut Aisha masih cemberut ketika bicara itu.
Risa malah menggoda,”cie cieee.. nge-date tuh, cyn.. terima aja”
“nih.. malu sama ini,” Aisha menaikkan jilbabnya,”udah tua gini masih nge-date nge-date an segala.. cowok cantik dah gua gak pede ntar,” jawab Aisha.
“dia kan udah berterima kasih banget sama lu, mbak Aisha.. lu ya terima aja.. cuma ketemuan ini lah,” ujar Risa cuek.
“males gua.. mudah-mudahan dia gak jadi,” keluh Aisha.
Lalu dia berfikir mencari cara, kalau nanti memang Jakarta macet, maka kalau misalnya Shin tidak datang juga atau terlambat sekitar 15 menit, lebih baik gak usah ketemuan saja. Dia cari akal, mungkin karena orang sana disiplin, jadi pasti kalau terlambat akan batal juga.

Jam 4 sore..
“I am finished for meeting.. now I am otw to that shelter,” kata Shin dalam ketikan skype nya.
“mati dah!,” Aisha tidak menjawab langsung, hanya tepuk dahinya saja.
Lalu,”ya.. okay.. i am still working.. see ya there
Mendadak lalu ada YM dari Risa masuk,”cie cie.. kayaknya ada yang bakalan nge-date nih sama cowok korea.. cowok boyband euyy.. “, lalu pasang icon tertawa keras keras.
“eits dah.. anjirrr... ogah banget.. lu aja gih yang gantiin gw, say,” jawab ketikan Aisha dengan icon “cape deh”
Risa malah tertawa-tawa lalu dia menelepon Aisha dan juga tertawa-tawa, ngecegin cewek itu.
“awas loe, Ris.. kalau lu juga ntar begini.. gantian.. lu yang gw bully,” ancam Aisha. Dia super bete.

“aduh malesnya ya Alloooohhh.... malessss,” dia berjalan gontai pulang, cari cari alasan. Tapi dia juga gak mau dosa kalau ingkar janji.
Dia akhirnya menunggu saja Shin Hyu dihalte itu. Ternyata Shin Hyu sudah ada disana.. ketika Aisha berjalan menuju halte itu, cowok itu sudah senyum di ujung halte.
“et dah.. kok gue deg-degan sih ketemu dia?? Aduh,” kata hatinya Aisha. Tapi dia tetap coba jalan menghampiri.
“hi.. good evening,” kata Shin Hyu ramah
Aisha agak gugup menjawab,”eh iya.. good evening, Shin Hyu”, sambil dia menggaruk kepalanya yang tertutupi jilbab.
we meet again.. but this is evening so i must ready for having dinner,” kata Shin
“eh??,” tanya Aisha.
ya.. i havent had my lunch nor dinner.. so i must eat,” kata Shin Hyu. Ternyata dia belum makan siang dan malam.
“euhh... traktir makan deh nih gue.. ada duit gak ya??,” keluh hatinya Aisha lagi.
“aah.. korean food ya?? Aduh.. dimana ya?? Gua gak tahu daerah sini kayaknya gak ada restoran korea,” jawab Aisha cuek, dia lupa, jadi bicara bahasa indonesia pada cowok itu.
pardon me??,” tanya Shin Hyu bingung.
“I meant.. you must eat korean foods, right?? I dont know around here,” jawab Aisha. Dia bingung mau ajak kemana buat makan masakan Korea.
“oh.. i have reserved..,” jawab Shin Hyu enteng.
Aisha bertanya apa jauh dari halte itu atau tidak, ternyata jauh dan mereka harus naik taxi lagi.
“come with me.. we will eat together,” kata Shin.
“aduh.. males banget gua.. mendingan makan di rumah aja deh..makan bareng duaan gini gua dah males aja bawaannya,” keluh hatinya Aisha.
“i can eat at my home,” jawab Aisha.
Shin Hyu malah tertawa,”it’s not a date.. dont worry.. i have to thank you”, dia hanya ingin traktir.
“aduh.. males banget traktir traktiran,” keluh hatinya Aisha lagi. Dia garuk garuk kepala belakangnya.
Shin Hyu tanpa basa-basi langsung menyetop taxi yang lewat di halte itu. Dia masuk.
cmmon.. let’s go,”katanya pada Aisha yang masih berdiri di depan halte.
“ewww,” keluh Aisha, ragu.
cmmon.. i have reserved and we cant be late,” kata Shin lagi, dia gak mau nanti mereka bisa terlambat datang.
Akhirnya dia masuk juga ke dalam taxi, ke sebuah restaurant yang katanya Shin Hyu, dia tahu.

Bersambung ke part 2...