This is me....

Senin, September 22, 2014

My 3 Supernatural Beloved Kids (Part 10: Persaan Yang Tersisa)

Starring: Lee Minho, Park Minseo, Lee Jin Ho, Lee Young Joon, Lee Hana.

Hari-hari berlalu.. 1 minggu.. 1 tahun berikutnya Minho berhasil masuk ke Universitas negeri dambaan dia. Dia berteriak kegirangan ketika mengetahui berhasil masuk ke universitas itu melalui sistem online yang ada di sekolahnya.
“Kyaa.. aku berhasil masuk, Soo Hee! Keinginanku terwujud!,” teriaknya senang, dia memeluk teman sekolahnya yang cewek sekaligus pacarnya, Kang Soo Hee.
“iya.. aku juga.. seneng banget deh kalau gini caranya.. kita masih bisa sama-sama lagi nanti satu universitas, Minho!,” Soo Hee juga memeluk Minho. Beberapa anak yang lulus juga dari pengumuman online itu teriak-teriak kegirangan.
Tampaknya Minho sudah bisa melupakan Minseo karena diakhir sekolahnya, dia bisa berpacaran dengan teman nya lain kelas itu.
“aku traktir kamu makan ya.. hehe.. aku harus bilang Appa dan Eomma kalau aku lulus nilai bagus.. mereka pasti seneng banget aku bisa dapat universitas negeri terkenal.. jurusan yang sesuai minatku lagi,” kata Minho kegirangan. Ya, Minho berhasil mendapatkan rank pertama di sekolah itu untuk masuk dalam fakultas ekonomi di sebuah Universitas terkenal di Seoul.
“haaa.. pokoknya aku senang banget deh.. aku bisa lulus!!,” dia masih loncat loncat kegirangan.
Guru-guru datang menghampiri dan memberikannya selamat, begitu juga teman-temannya.


”jadi.. kapan kita mau pesta nih??,” tanya salah seorang temannya.
”besok deh.. kita buat barbeque di rumahku.. gimana??,” Minho tanya balik ke temannya itu, dia merangkul temannya yang cowok itu.
”eh.. sini foto-foto dulu,” kata Soo Hee diruang kelas Minho
”YEEE!! CHEEESEEEEE!!!,” teriak semua anak-anak SMA di kelas itu. Mereka lalu saling berfoto-foto bergantian, menikmati kesenangan hari itu bisa lulus dan bahkan ada yang langsung bisa masuk ke perguruan tinggi dambaan dan cita-cita mereka.
Minho dan Soo Hee saling berfoto bersama di kelas itu.
”pas!,” kata Minho setengah teriak kegirangan. Dia memang sungguh bahagia hari itu.
”pulang yuk??,” lanjutnya lagi. Dia lalu mengajak Soo Hee bermain ke rumahnya, sekaligus dia mengatakan berita gembira kelulusannya pada ayah dan ibunya.

”kalau kamu lulus begini, Appa dan Eomma kan senang sekali, Minho.. kamu memang kesayangan Eomma,” kata ibunya Minho memeluk anak tertuanya itu di depan Soo Hee.
“Eomma jangan gitu dong.. aku malu sama pacarku,” kata Minho berbisik sambil melirik pada pacarnya itu.
“eh.. Eomma lupa.... ayo duduk, Nak..”, kata ibunya Minho ramah pada Soo Hee.
Minho cerita cerita senang pada pacarnya itu di ruang tamu, sementara ibunya ke dapur sebentar ingin menyajikan kue untuk pacar anaknya itu.
Dan ketika kembali, ibunya nimbrung dengan pembicaraan anak dan pacarnya itu.
“jadi..kamu diterima di Universitas juga, Soo Hee??,” tanya ibunya Minho ramah.
Soo Hee mengangguk,”iya, tante.. aku cuma tidak sama jurusan dengan Minho,”
“senangnya.. kalian pasti masih bisa ketemuan nanti,” senyum ibunya Minho.
“begitulah, tante.. aku juga senang bisa ketemu Minho nanti setiap hari,” ujar Soo Hee lagi.
Minho yang didepan pacarnya jadi ke GR an dan senyum senyum manis.
“kalau kalian belum makan, bisa makan disini loh.. tante sudah sediakan makan,”
Soo Hee menunduk hormat pada ibunya Minho,”waaahh... gambsahabnida, Imo..”
Minho berdiri lalu menarik tangan Soo Hee,”makan yuk..aku lapar” dan mereka pun pergi makan.

“sepertinya Minho sudah bisa melupakan pacar lamanya, Minseo itu, Nampyeon,” kata ibunya Minho pada suaminya.
“ya.. kan aku sudah bilang.. dia masih muda, pasti dia gak akan lama-lama terlalu sedih dengan semua itu,” balas suaminya santai.
“aku kan hanya pikir.. takutnya Minho berjalan terlalu jauh dan kita akan kerepotan sendiri,”
“kenyataannya tidak.. iya kan?,” tanya suaminya.
“tapi kamu belum tahu kan...kalau dia itu sempat nekat ingin membelikan Minseo cincin??,”
Suaminya kaget, minumannya menyembur,”apa?? Aku gak salah dengar??”
Isterinya menggeleng,”enggak..memang seperti itu...sebelum mereka putus”
“kamu seharusnya tahu anakmu itu sifatnya sensitif,” lanjut isterinya lagi.
“kalau soal sifat anak-anak...itu urusanmu, bukan urusanku,” kata suaminya santai lagi menikmati minumannya.
Isterinya diam sejenak dibilang seperti itu, lalu,”apa kamu gak mikir nanti dia bakal bisa saja bertemu dengan perempuan yang sejenis Minseo itu lagi??”
“ah.. masih jauh berfikir seperti itu...,” timpal suaminya singkat,”jangan terlalu khawatir soal masa depan anak”

“karir kamu sekarang bisa menanjak itu suatu kemajuan,” kata Park, ayahnya Minseo ketika menelepon anaknya. Ya, setelah Minseo pindah keluar kota dan malah dipercaya untuk mewakili cabang tempat dia bekerja, dia malah semakin baik kerjanya.
“apa Eomma sudah tahu aku sekarang jadi manager, Appa??,” tanya Minseo dengan rasa senang,”aku akan pulang sebentar ke Seoul dan ambil liburan”
“sudah tahu,” jawab ayahnya,”lekas pulang, kami kangen padamu.. juga adik mu”
“ya, Appa.. aku akan datang segera.. aku harap semuanya sehat selalu,” jawab Minseo.
“kamu apa masih menghubungi Minho??,”
Minseo jadi teringat lagi masa lalunya,”ah.. tidak, Appa.. aku tidak mau lagi ketemu dia”
“kasihan.. tapi tidak tahu juga sih.. mungkin dia juga melupakan kamu,”
“ah.. aku sudah enggak mau ingat ingat itu lagi, Appa... dalam 2 hari ke depan aku akan pulang.. aku minta tolong Eomma buatkan masakan kesukaanku,” pinta Minseo pada ayahnya.
“ya.. ya.. baiklah.. cepat pulang,” kata ayahnya.

Selesai menelepon, Minseo malah termenung.. ternyata dia masih memikirkan Minho.
“sudah satu tahun.. mungkin Minho juga lupakan aku,” katanya dalam hati.
Dia pun menarik nafas panjang, lalu memasukkan bajunya ke koper, persiapan agak lebih awal sebab pasti besok dia akan sibuk.
Ternyata, walau dia jauh dari Minho dan sudah putus, dia masih menyimpan foto mereka berdua di kamar apartemen sewanya.
“Minho.. pasti kamu sudah lulus.. atau.. kamu sudah punya pacar lagi,” senyumnya pada foto itu.
Minho bangun dari mimpi,”kenapa aku mimpi Minseo??padahal dia jahat”, keluhnya. Dia lalu bangun dan sibuk sendiri mengucek-kucek rambutnya. Waktu sudah berlalu satu tahun lebih, tetapi kenapa tiba-tiba malah jadi teringat kembali.
Dia duduk diam, termenung lagi.
“aku gak mau lagi mikirin Minseo.. dia jahat,” katanya lalu bangkit, menuju kamar tidurnya lagi, berbaring dan mencoba tidur kembali.
“ah.. kenapa Minho masuk lagi dalam mimpiku?,” kata Minseo yang ternyata juga bangun dari mimpi.
Dia lalu duduk dan meletakkan waahnya diatas lutut,”Minho.. pasti dia sudah lulus dan masuk universitas yang dia impi impikan”, lalu dia tersenyum
Dia bangun dan kembali melihat foto mereka,”Minho.. aku kangen banget sama kamu.. “
Minho disana juga ternyata malah bermimpi lagi bertemu dengan Minseo. Dia mimpi memeluk Minseo lagi dengan erat.
Sepertinya cerita lama terhubung kembali.

“aku pulaaangggg!!,” Minseo masuk rumah dengan hati senang.
“Eonni pulang, Eomma!!,” teriak adik perempuannya.
Dia memeluk adik perempuannya,”ah.. kangen banget sama kamu.. sekolahmu bagus kan??”
Adiknya mengangguk dan meminta oleh-oleh. Lalu ibunya muncul. Dia memeluk ibunya.
“aku hanya punya waktu sebentar disini, Eomma.. ah.. cuma tiga hari,” kata Minseo sambil memeluk ibunya.
“kerja mu beres kan?,” tanya ibunya dengan senyum
“beres, Eomma.. itu sebabnya aku bisa ambil cuti.. Appa pasti sedang bekerja ya?,” jawab Minseo dengan senyum.
Ayahnya memang masih kerja. Sehingga dia hanya mengobrol dengan ibu dan adik perempuannya saja.

“Eonni.. sepertinya sudah terlihat agak berubah deh,” senyum adiknya pada Minseo.
“ah, masak sih.. apa karena aku semakin sibuk dengan pekerjaanku ya?? Akhir-akhir ini semakin berat saja,” jawab Minseo membalas senyuman adiknya.
“umm.. by the way, Eonni...sudah punya namjachingu lagi belum nih..selepas Oppa Minho??,” ternyata adiknya malah mengenang kembali kisah lama pacarannya dengan cowok itu. Tetapi Minseo tidak marah sama sekali, dia malah tertawa.
“ah... aku jadi kangen sekali dengan Minho.. kamu nih ah.. ,” dia mencubit pipi adiknya.
Soon Hee malah jadi tertawa-tawa,”aahh. Ternyata Eonni masih cinta dengan Oppa Min ya.. ngaku saja deeeh...”
Minseo diam sejenak, lalu,”sepertinya iya... bagaimanapun.. aku yang sudah kejam banget tega memutuskan hubungan ini.. tapi aku tidak tahu apa Minho masih ingat padaku atau tidak.. dia tipe cowok super sensitif dan masih seperti anak-anak buatku.. mungkin kalau aku bertemu dia lagi..sepertinya dia masih telihat anak-anak.. pastinya dia baru umur sekitar 19 tahun an.. iya kan??”
Soon Hee mengangguk,”mungkin juga dia sudah punya pacar... hehe”
Minseo malah tertawa lagi,”sepertinya iya.. aku tahu memang Minho lama untuk mikir soal hubungan.. tapi bisa juga dia kalau sudah suka dan click dengan seseorang, dia akan cari cewek itu”
Soon Hee berfikir lagi, dia bergaya seperti serius sekali dengan masa lalu kakaknya itu,”umm.. Eonni mungkin masih dia pikirkan.. tapi.. eh. Gak tahu juga deh..aku gak mau buat Eonni kangen lagi dengan masa lalu”
Minseo merangkul pundak adiknya, dia malah jadi bercerita kisah seru dan romantisnya bersama Minho. Dan dia bilang pada  adiknya itu kalau dia masih menyimpan foto dia dengan Minho dengan berbagai ekspresi. Dia lalu memperlihatkannya lagi dan adiknya itu kaget.

Mueos?? Eonni masih simpan foto kalian berdua?? Whoa... great!!,” Soon Hee malah menepuk tangannya sekali dan tercengang.
Minseo senyum ceria dan mengiyakan, dia memperlihatkannya foto foto itu pada adiknya.
“wah.. jadi memang Eonni cinta sekali dengan Oppa Min.. apa..sampai sekarang masih cinta??,” mata Soon Hee berbinar dan penasaran dengan kisah cinta kakaknya itu
Minseo mengangguk mengiyakan,”begitulah.. tapi aku belum tahu isi hati Minho lagi.. pasti dia sudah lulus sekolah nya dan masuk ke universitas negeri di jurusan yang dia cita-citakan”
Mereka kembali bernostalgia. Minseo benar-benar curhat abis dengan adiknya sendiri yang masih sekolah kelas 12 itu.
“kalau.. misalnya suatu hari nanti.. apa Eonni akan melihat Oppa Minho akan kembali kepada mu??,”
Minseo iseng dengan memutar mutar bola matanya lalu bercanda dengan adiknya lagi,”umm.. mau tidak ya?? Kamu mau tahu aja atau mau tahu banget??”
“tentunya mau tahu banget.. secara, Eonni kan sebenarnya bisa memprediksi segala situasi.. kenapa Eonni tidak mempertahankan hubungan yang kemarin??”
Minseo diam lagi sejenak. Ya, dia sepertinya lemah tidak mempertahankan hubungan yang kemarin. Tapi dia tahu, kalau Minho bukan tipe cowok yang suka ditinggal kesana kemari atau dia akan merasa dirinya dilangkahi, dikuasai ceweknya sendiri. Dia ingin dihormati walau masih muda, ingin lebih dihargai dengan posisinya sebagai cowok. Seorang tipe cowok tradisional yang mungkin tidak banyak disangka cewek-cewek yang lain. Lalu dia juga bilang pada Soon Hee kalau dia ingin sekali Minho jadi dewasa dahulu. Dia yakin kalau suatu saat, mereka akan bersatu kembali, akan bertemu lagi dan memulai semuanya dengan hal-hal baru yang indah dan penuh tantangan.

“Oppa Min memang menarik ya, Eonni.. aku kalau jadi Eonni pasti akan terus pertahankan Oppa,” ujar Soon Hee dengan mimik centil mengerling.
Minseo tertawa lagi, dia serasa hidup setelah hampir dua tahun hanya sibuk dengan pekerjaan dan karirnya.
“Jadi..selama dua tahun ini Eonni juga belum punya cowok lagi?? Seriously??,”
Minseo mengangguk,”rasanya aku belum bisa move on.. belum bisa lupakan Minho, walau sekarang seperti tadi yang aku bilang.. tidak tahu apa Minho masih memiliki perasaan padaku atau tidak”
“Eonni tidak menghipnotisnya kan?? Apa Oppa tahu dengan segala kemampuan mu??”, tanya Soon Hee penasaran. Hanya Ayah mereka dan Minseo yang memang memiliki kemampuan supernatural dikeluarga kecil itu, sedangkan ibu dan adiknya tidak. Di keluarga besar Park memang banyak anggota nya yang memiliki kemampuan supernatural, tetapi kemampuan itu bukan menjadi sebuah hal yang ternyata disenangi, tetapi di sembunyikan. Park juga pada awalnya dengan Cho Mi Young-ibunya Minseo- sangat menyembunyikan kemampuannya, karena Mi Young sangat takut kalau pasangannya memiliki hal yang aneh dibandingkan kebanyakan orang.

“haaaaaahh... kalau begitu.. bisa jadi nanti kisah cinta Eonni persis sama dengan Appa dan Eomma,” ujar Soon Hee. Dia mengetuk jarinya dengan rasa penasaran yang tinggi.
Jarang sekali memang Minseo minta diceritakan kisah cinta kedua orangtuanya. Sebab yang paling suka dengan kisah-kisah romantis justru adiknya sendiri. Dia lebih seperti tipe seorang perempuan yang cenderung sok realistis, penuh sensitif, perasa dan pemikir, apalagi jika sudah mentok dengan kemampuan supernaturalnya itu.
Soon Hee lalu bercerita panjang tentang kisah cinta kedua orangtuanya itu. Minseo memperhatikan dengan serius tetapi santai dan senyum senyum.
“oh... jadi Appa menyembunyikan sampai bertahun-tahun.. lalu akhirnya ketahuan juga dengan Eomma.. juga ketika mereka pacaran??,” tanya Minseo dengan senyumnya
Soon Hee mengangguk bersemangat,”Ye! Tapi.. Eomma memang sungguh cewek yang spesial deh.. all the way she was..
“Ya.. Eomma sanggup menerima Appa apa adanya.. hebat kan? Padahal kita tahu loh.. Appa itu centilnya seperti apa, jahilnya seperti apa.. sedang Eomma cenderung pendiam deh.. kita semua mewarisi sifat Appa sepertinya, hahaha,” Soon Hee malah jadi gosipin ayahnya sendiri. Minseo jadi ikutan tertawa. Dia melihat banyak provisi (semacam ramalan) antara dia dan Minho suatu saat ketika Soon Hee sibuk menceritakan kisah cinta kedua orangtuanya itu.

“umm... jadi.. kalau Eonni sendiri lihat.. Eonni akan seperti apa dengan Oppa??”.
“dengan Minho??,”
Soon Hee mengangguk,”iya..dengan siapa lagi?? Aku masih lihat mata Eonni menunjukkan rasa cinta dengan Oppa,”
Minseo langsung menyembunyikan emosi cintanya pada Minho di hadapan Soon Hee,”ah.. apa begitu ya? Hehe.. umm.. aku hampir tidak ingin melihatnya lagi, Soon Hee.. walau aku pikir..kita akan kembali”
Soon Hee menepuk pundak kakaknya itu,”Hwaiting, Eonni!! Aku tuh yakin banget kalian akan bersama lagi.. sepertinya Oppa juga punya perasaan mendalam dengan Eonni”
“bukannya.. kalau tandanya cowok seperti itu..cowok yang sangat sensitif dan kemungkinan akan marah besar dan benar-benar lupakan kita ya??”, Minseo malah bertanya balik
“ah.. aku gak percaya tuh.. pacarku dan juga balik lagi..  pacarku kan juga tipe cowok sensitif, Eonni.. tapi akhirnya dia kembali lagi deh,hehe,” ujar Soon Hee.
Minseo malah jadi diam. Dillema, akankah jika dia bertemu kembali dengan Minho.. cowok itu akan ingat padanya? Atau bahkan masih sakit hati dan melupakannya? Akankah dia juga harus menggunakan kemampuan hipnotisnya supaya Minho melupakan hal buruk kenangan mereka itu semua jika mereka bertemu lagi?? Akankah Minho masih cinta padanya seperti sama ketika mereka dulu masih bersama?? Soon Hee merasa kegalauan datang lagi pada kakaknya itu.
“yeah.. Eonni pasti kepikiran deh..tentang Oppa Minho lagi.. gak usah deh dipikirin..nanti juga pasti jadian lagi, hihi,”
Minseo mencubit hidung adiknya,”heeeehhh... sudah deh ah.. Eonni gak mau pikirin lagi terus terusan.. sekarang.. kita jalan-jalan! Semua Eonni yang traktir”
Soon Hee teriak kegirangan. Hari itu mereka langsung sorenya jalan keliling kota dengan mobil pinjaman paman mereka.

“waah.. udah lama banget gak kesini... apa.. Eonni juga taruh gembok dan kunci nya dibuang disini??,” tanya Soon Hee ketika mereka ke sebuah jembatan yang penuh dengan gembok tanda cinta.
Minseo sepertinya entah lupa atau memang berusaha lupa, akhirnya dia ingat kembali,”ah..sudah.. Eonni lupa.. ayo kita pulang”. Dia dan Minho pernah taruh gembok disana..
“yaaaa... Eonni pasti pura-pura lupa!,” canda Soon Hee, lalu dia menggandeng tangan kakaknya dan pergi.
Mereka jalan menjauh dari tempat itu.. tapi tak berapa detik dari itu, Minho dan Soo Hee yang pacar barunya justru malah berjalan ke sana sambil tertawa dan memasang gembok serta membuang kunci nya ke sungai.
“buang... buang kuncinya.. biar pacaran kita lama,” senyum manis Minho.
Soo Hee tertawa tawa kecil.

“seperti..aku menangkap sinyal Minho ada di seputar sini,” kata hatinya Minseo ketika tangannya di rangkul adiknya.
“Eonni bengong lagi.. kenapa??,”tanya Soon Hee
“aah... i am okay.. gak apa.. yuk kita jalan lagi,” toleh dan senyum Minseo pada adiknya. Mereka jalan dan makan kue disebuah cafe.
“ini.. bukan tempat memori Eonni dan Oppa lagi kan??,” senyum Soon Hee.
Minseo mengangguk, dia berbohong pada adiknya.
“aku benar-benar merasa Minho hadir di sana ..tadi,” katanya pada hatinya sendiri. Seperti masih ada koneksi perasaan yang tersisa.

“Eonni.. habis ini mau kemana??,” tanya Soon Hee
“umm.. kamu mau pulang sendiri bawa mobil paman atau denganku jalan?? Aku ingin pergi ke rumah teman kerjaku,” jawab Minseo. Dia antara berbohong sebenarnya masih ingin mencari Minho walau juga ingin pergi ke rumah teman kerjanya sebelum pindah ke kota lain.
“umm... aku bisa naik bus sih,” jawab Soon Hee,”soalnya aku lagi malas ke rumah paman.. pasti nanti ditanya ini itu terus,” lanjutnya sambil cemberut.
“Eonni..,” kata Soon Hee lagi
“ya?”
“lagi lagi aku penasaran.. kenapa Eonni belum juga temukan pengganti Oppa,” kata Soon Hee
Minseo senyum,”ah..sudah deh.. cepetan es krimnya dihabiskan.. “
Soon Hee mengangguk dan setelah itu, mereka berpisah.
Ternyata Minseo kembali ke tempat itu, dia berlari sore itu. Diujung jalan beberapa puluh meter dari tempat sewaktu mereka pacaran menaruh gembok cinta. Dilihatnya, ternyata Minho malah sedang berdiri sendirian, tidak ada Soo Hee didekatnya.

“Ah, Minho!,” teriak Minseo dari beberapa meter. Minho pun menoleh dan kaget.
“Min.. Seo??,” katanya dengan suara heran tapi pelan.
Mereka saling berdiri menatap di kejauhan.
Minho menghampirinya, tapi tidak senyum sama sekali..
“kenapa masih ingat padaku??,” tiba-tiba dia berkata itu. Minseo diam sejenak.
wae?? Bukannya kamu sudah tidak suka lagi denganku??,” tanya Minho lagi dengan berdiri seperti mematung. Dia memasukkan kedua tangannya ke saku agar dapat menahan kekesalan dan marahnya.
“aku..minta maaf...sama sekali sebenarnya tidak ingin meninggalkanmu,” jawab Minseo dengan nada yang sedih. Ternyata walau dia sudah jauh hampir dua tahun berpisah dari Minho, dia masih mengingat kenangan- kenangan manis dengan cowok itu.
“sekarang aku sudah pacaran dengan yang lain,” ujar Minho, dia tunjukkan wajah datar dan emosi sedikit nya. Dia sangat sedih kala itu kenapa Minseo memutuskannya, padahal dia sangat membutuhkan cewek itu untuk menyemangati hidupnya.

“aku sadar, kamu pasti akan marah padaku,” ujar Minseo. Dia mulai menghampiri dan mendekati Minho. Minho tidak bergeming sama sekali dari tempat dia berdiri dan masih memasukkan keduatangannya ke saku.
“kamu kan tahu, Minseo.. kalau aku sanggup mengenang luka lama jadi bagian dalam hidupku.. kenapa kamu datang lagi?,” katanya agak sinis pada Minseo.
“ya.. aku tahu itu, Minho.. jika memang ke sini kita bertemu..aku hanya akan mengganggumu... aku hanya ingin  minta maaf sekali lagi dan pergi,” jawab Minseo. Dia berani menatap mata Minho yang sudah mulai tajam padanya.
mian habnida.. jeosonghabnida,” lalu Minseo pun lalu berbalik arah dan melangkah membelakangi Minho.

Minho diam saja melihat Minseo melangkah membelakangi dan menjauhinya.
“ah,” ujarnya, lalu dia menyusul langkah nya Minseo, menuju cewek itu dan menangkap tangannya.
“jangan curang dong!,” teriaknya pada Minseo plus dengan wajah cemberut.
“aku kan sudah minta maaf padamu..berarti hutangku sudah lunas padamu,” kata Minseo
“apa kamu lelah cinta denganku??,” Minho malah jadi terkesan dewasa sekali dan membuat Minseo terperangah dengannya.
“Kenapa diam? Gak bisa jawab??,” tanya Minho lagi,”hampir dua tahun rasanya aku tersiksa dengan perasaan sendiri.. sekarang tiba-tiba kamu ada di depanku dan minta maaf begitu saja... rasanya curang sekali”
Suasana hening sejenak.
“kenapa belum jawab juga, Minseo?? Apa kamu gak bisa rasakan sakit juga? Jangan karena kamu merasa aneh.. jadi kamu tinggalkan aku,”
Minseo akhirnya menunduk, ternyata dia menangis tapi ditahannya suaranya agar tidak sampai terdengar, hanya air matanya yang menetes.

Minho tahu dia menangis,”cengeng deh... aku yang tersiksa.. kamu yang menangis”
Tiba-tiba Minho memeluknya,”aku pikir.. aku yang anak-anak.. kok aneh ya??”
“aku sudah masuk universitas yang kamu bilang,” katanya lagi
Minseo diam. Dia tahu Minho sudah punya pacar lagi, jadi dia tidak ingin merebutnya. Tetapi dia biarkan saja Minho memeluknya dengan hangat.
“kamu jahat banget, Minseo.. foto kita masih ada di kamar,” katanya  lagi, tetap memeluknya.
Dia melepaskan pelukannya,”kalau kamu masih gak bisa lupakan aku.. berarti kita mulai lagi yang baru,”
“aku tidak ingin menyakiti pacarmu yang sekarang.. kamu sendiri yang bilang, kalau kamu sudah punya pacar.. aku kesini hanya ingin minta maaf..,” jawab Minseo. Minho menghapus air matanya,”jangan bilang kamu mau curang lagi padaku,”
“Soo Hee.. seperti pelarian saja buatku.. setiap hari, walau sudah dua tahun.. tetap saja aku ingat kamu..,”

Minho menatap mata Minseo, dia pun mencoba menatap mata Minho.
Minho menggenggam kedua tangan Minseo, lalu mencium cewek itu dengan lembut.
“pokoknya kamu gak bisa lari dariku.. gak peduli suatu saat Soo Hee akan tahu,” katanya pada Minseo.
“kalau kamu pergi lagi pun.. ciumanku yang tadi tidak akan pernah bisa kamu lupakan... tidak akan pernah bisa mengalahkan kecurangan perasaan kamu padaku”
Minseo terpaku, dia tidak sangka Minho bisa melakukan itu.
Tapi.. dia lalu malah berbalik arah dan meninggalkan Minho, berlari menuju tempat parkir mobil pamannya.
Minho tidak mencegahnya, dia diam saja.
“berlari jauh kemanapun.. apa yang kamu katakan dulu..sama persis dengan apa yang peramal Kang katakan... kamu akan kembali jadi milikku, Minseo”

“MINHO!,” Soo Hee teriak menghampirinya, Minho menoleh, lalu senyum pada cewek itu.
“sudah selesai??,” katanya manis pada Soo Hee.
Soo Hee mengangguk,”lihat nih.. aku belikan ini buat kita”, dia menujukkan sebuah liontin yang di dalamnya bisa ditaruh foto.
Minho senyum,”ini buatku?,”
Soo Hee mengangguk,”kamu mau pakai kan??”
Minho mengangguk senyum, Soo Hee memakaikannya,”eh.. tapi belum ada foto kita,”
“nanti aku masukkan punyaku,” jawab Minho, dia merangkul Soo Hee.
Soo Hee lalu berdiri di hadapannya. Dia berjingkat dan mencium Minho.
“kalau nanti kita satu kampus.. kamu mau kan..kita pergi bareng setiap hari?,” pinta Soo Hee sambil tersenyum pada Minho.
Minho membalas senyumnya,”pasti.. “
Dia mengenggam tangan Soo Hee dan mengajaknya pulang, mengantarkan cewek itu sampai depan rumahnya...


Bersambung ke part 11...