Starring: Lee Minho, Park Minseo, Lee Jin Ho, Lee Young Joon, Lee Hana.
Hari-hari berlalu.. 1 minggu.. 1 tahun
berikutnya Minho berhasil masuk ke Universitas negeri dambaan dia. Dia
berteriak kegirangan ketika mengetahui berhasil masuk ke universitas itu
melalui sistem online yang ada di sekolahnya.
“Kyaa.. aku berhasil masuk, Soo Hee!
Keinginanku terwujud!,” teriaknya senang, dia memeluk teman sekolahnya yang
cewek sekaligus pacarnya, Kang Soo Hee.
“iya.. aku juga.. seneng banget deh kalau
gini caranya.. kita masih bisa sama-sama lagi nanti satu universitas, Minho!,”
Soo Hee juga memeluk Minho. Beberapa anak yang lulus juga dari pengumuman
online itu teriak-teriak kegirangan.
Tampaknya Minho sudah bisa melupakan
Minseo karena diakhir sekolahnya, dia bisa berpacaran dengan teman nya lain
kelas itu.
“aku traktir kamu makan ya.. hehe.. aku
harus bilang Appa dan Eomma kalau aku lulus nilai bagus.. mereka pasti seneng
banget aku bisa dapat universitas negeri terkenal.. jurusan yang sesuai minatku
lagi,” kata Minho kegirangan. Ya, Minho berhasil mendapatkan rank pertama di
sekolah itu untuk masuk dalam fakultas ekonomi di sebuah Universitas terkenal
di Seoul.
“haaa.. pokoknya aku senang banget deh.. aku bisa lulus!!,” dia
masih loncat loncat kegirangan.
Guru-guru datang menghampiri dan memberikannya
selamat, begitu juga teman-temannya.
”jadi.. kapan kita mau pesta nih??,” tanya
salah seorang temannya.
”besok deh.. kita buat barbeque di
rumahku.. gimana??,” Minho tanya balik ke temannya itu, dia merangkul temannya
yang cowok itu.
”eh.. sini foto-foto dulu,” kata Soo Hee
diruang kelas Minho
”YEEE!! CHEEESEEEEE!!!,” teriak semua
anak-anak SMA di kelas itu. Mereka lalu saling berfoto-foto bergantian, menikmati
kesenangan hari itu bisa lulus dan bahkan ada yang langsung bisa masuk ke
perguruan tinggi dambaan dan cita-cita mereka.
Minho dan Soo Hee saling berfoto bersama
di kelas itu.
”pas!,” kata Minho setengah teriak
kegirangan. Dia memang sungguh bahagia hari itu.
”pulang yuk??,” lanjutnya lagi. Dia lalu
mengajak Soo Hee bermain ke rumahnya, sekaligus dia mengatakan berita gembira
kelulusannya pada ayah dan ibunya.
”kalau kamu lulus begini, Appa dan Eomma kan senang sekali,
Minho.. kamu memang kesayangan Eomma,” kata ibunya Minho memeluk anak tertuanya
itu di depan Soo Hee.
“Eomma jangan gitu dong.. aku malu sama
pacarku,” kata Minho berbisik sambil melirik pada pacarnya itu.
“eh.. Eomma lupa.... ayo duduk, Nak..”,
kata ibunya Minho ramah pada Soo Hee.
Minho cerita cerita senang pada pacarnya
itu di ruang tamu, sementara ibunya ke dapur sebentar ingin menyajikan kue
untuk pacar anaknya itu.
Dan ketika kembali, ibunya nimbrung dengan
pembicaraan anak dan pacarnya itu.
“jadi..kamu diterima di Universitas juga,
Soo Hee??,” tanya ibunya Minho ramah.
Soo Hee mengangguk,”iya, tante.. aku cuma
tidak sama jurusan dengan Minho,”
“senangnya.. kalian pasti masih bisa
ketemuan nanti,” senyum ibunya Minho.
“begitulah, tante.. aku juga senang bisa
ketemu Minho nanti setiap hari,” ujar Soo Hee lagi.
Minho yang didepan pacarnya jadi ke GR an
dan senyum senyum manis.
“kalau kalian belum makan, bisa makan
disini loh.. tante sudah sediakan makan,”
Soo Hee menunduk hormat pada ibunya
Minho,”waaahh... gambsahabnida, Imo..”
Minho berdiri lalu menarik tangan Soo
Hee,”makan yuk..aku lapar” dan mereka pun pergi makan.
“sepertinya Minho sudah bisa melupakan
pacar lamanya, Minseo itu, Nampyeon,”
kata ibunya Minho pada suaminya.
“ya.. kan aku sudah bilang.. dia masih
muda, pasti dia gak akan lama-lama terlalu sedih dengan semua itu,” balas
suaminya santai.
“aku kan hanya pikir.. takutnya Minho
berjalan terlalu jauh dan kita akan kerepotan sendiri,”
“kenyataannya tidak.. iya kan?,” tanya
suaminya.
“tapi kamu belum tahu kan...kalau dia itu
sempat nekat ingin membelikan Minseo cincin??,”
Suaminya kaget, minumannya
menyembur,”apa?? Aku gak salah dengar??”
Isterinya menggeleng,”enggak..memang
seperti itu...sebelum mereka putus”
“kamu seharusnya tahu anakmu itu sifatnya
sensitif,” lanjut isterinya lagi.
“kalau soal sifat anak-anak...itu
urusanmu, bukan urusanku,” kata suaminya santai lagi menikmati minumannya.
Isterinya diam sejenak dibilang seperti
itu, lalu,”apa kamu gak mikir nanti dia bakal bisa saja bertemu dengan
perempuan yang sejenis Minseo itu lagi??”
“ah.. masih jauh berfikir seperti itu...,”
timpal suaminya singkat,”jangan terlalu khawatir soal masa depan anak”
“karir kamu sekarang bisa menanjak itu
suatu kemajuan,” kata Park, ayahnya Minseo ketika menelepon anaknya. Ya, setelah
Minseo pindah keluar kota dan malah dipercaya untuk mewakili cabang tempat dia
bekerja, dia malah semakin baik kerjanya.
“apa Eomma sudah tahu aku sekarang jadi
manager, Appa??,” tanya Minseo dengan rasa senang,”aku akan pulang sebentar ke
Seoul dan ambil liburan”
“sudah tahu,” jawab ayahnya,”lekas pulang,
kami kangen padamu.. juga adik mu”
“ya, Appa.. aku akan datang segera.. aku
harap semuanya sehat selalu,” jawab Minseo.
“kamu apa masih menghubungi Minho??,”
Minseo jadi teringat lagi masa
lalunya,”ah.. tidak, Appa.. aku tidak mau lagi ketemu dia”
“kasihan.. tapi tidak tahu juga sih..
mungkin dia juga melupakan kamu,”
“ah.. aku sudah enggak mau ingat ingat itu
lagi, Appa... dalam 2 hari ke depan aku akan pulang.. aku minta tolong Eomma
buatkan masakan kesukaanku,” pinta Minseo pada ayahnya.
“ya.. ya.. baiklah.. cepat pulang,” kata
ayahnya.
Selesai menelepon, Minseo malah
termenung.. ternyata dia masih memikirkan Minho.
“sudah satu tahun.. mungkin Minho juga
lupakan aku,” katanya dalam hati.
Dia pun menarik nafas panjang, lalu
memasukkan bajunya ke koper, persiapan agak lebih awal sebab pasti besok dia
akan sibuk.
Ternyata, walau dia jauh dari Minho dan
sudah putus, dia masih menyimpan foto mereka berdua di kamar apartemen sewanya.
“Minho.. pasti kamu sudah lulus.. atau..
kamu sudah punya pacar lagi,” senyumnya pada foto itu.
Minho bangun dari mimpi,”kenapa aku mimpi
Minseo??padahal dia jahat”, keluhnya. Dia lalu bangun dan sibuk sendiri
mengucek-kucek rambutnya. Waktu sudah berlalu satu tahun lebih, tetapi kenapa
tiba-tiba malah jadi teringat kembali.
Dia duduk diam, termenung lagi.
“aku gak mau lagi mikirin Minseo.. dia
jahat,” katanya lalu bangkit, menuju kamar tidurnya lagi, berbaring dan mencoba
tidur kembali.
“ah.. kenapa Minho masuk lagi dalam
mimpiku?,” kata Minseo yang ternyata juga bangun dari mimpi.
Dia lalu duduk dan meletakkan waahnya
diatas lutut,”Minho.. pasti dia sudah lulus dan masuk universitas yang dia impi
impikan”, lalu dia tersenyum
Dia bangun dan kembali melihat foto
mereka,”Minho.. aku kangen banget sama kamu.. “
Minho disana juga ternyata malah bermimpi lagi
bertemu dengan Minseo. Dia mimpi memeluk Minseo lagi dengan erat.
Sepertinya cerita lama terhubung kembali.
“aku pulaaangggg!!,” Minseo masuk rumah
dengan hati senang.
“Eonni pulang, Eomma!!,” teriak adik
perempuannya.
Dia memeluk adik perempuannya,”ah.. kangen
banget sama kamu.. sekolahmu bagus kan??”
Adiknya mengangguk dan meminta oleh-oleh.
Lalu ibunya muncul. Dia memeluk ibunya.
“aku hanya punya waktu sebentar disini,
Eomma.. ah.. cuma tiga hari,” kata Minseo sambil memeluk ibunya.
“kerja mu beres kan?,” tanya ibunya dengan
senyum
“beres, Eomma.. itu sebabnya aku bisa
ambil cuti.. Appa pasti sedang bekerja ya?,” jawab Minseo dengan senyum.
Ayahnya memang masih kerja. Sehingga dia
hanya mengobrol dengan ibu dan adik perempuannya saja.
“Eonni.. sepertinya sudah terlihat agak
berubah deh,” senyum adiknya pada Minseo.
“ah, masak sih.. apa karena aku semakin
sibuk dengan pekerjaanku ya?? Akhir-akhir ini semakin berat saja,” jawab Minseo
membalas senyuman adiknya.
“umm.. by the way, Eonni...sudah punya
namjachingu lagi belum nih..selepas Oppa Minho??,” ternyata adiknya malah mengenang
kembali kisah lama pacarannya dengan cowok itu. Tetapi Minseo tidak marah sama
sekali, dia malah tertawa.
“ah... aku jadi kangen sekali dengan
Minho.. kamu nih ah.. ,” dia mencubit pipi adiknya.
Soon Hee malah jadi tertawa-tawa,”aahh.
Ternyata Eonni masih cinta dengan Oppa Min ya.. ngaku saja deeeh...”
Minseo diam sejenak, lalu,”sepertinya
iya... bagaimanapun.. aku yang sudah kejam banget tega memutuskan hubungan
ini.. tapi aku tidak tahu apa Minho masih ingat padaku atau tidak.. dia tipe
cowok super sensitif dan masih seperti anak-anak buatku.. mungkin kalau aku
bertemu dia lagi..sepertinya dia masih telihat anak-anak.. pastinya dia baru
umur sekitar 19 tahun an.. iya kan??”
Soon Hee mengangguk,”mungkin juga dia
sudah punya pacar... hehe”
Minseo malah tertawa lagi,”sepertinya
iya.. aku tahu memang Minho lama untuk mikir soal hubungan.. tapi bisa juga dia
kalau sudah suka dan click dengan seseorang, dia akan cari cewek itu”
Soon Hee berfikir lagi, dia bergaya
seperti serius sekali dengan masa lalu kakaknya itu,”umm.. Eonni mungkin masih
dia pikirkan.. tapi.. eh. Gak tahu juga deh..aku gak mau buat Eonni kangen lagi
dengan masa lalu”
Minseo merangkul pundak adiknya, dia malah
jadi bercerita kisah seru dan romantisnya bersama Minho. Dan dia bilang
pada adiknya itu kalau dia masih
menyimpan foto dia dengan Minho dengan berbagai ekspresi. Dia lalu memperlihatkannya
lagi dan adiknya itu kaget.
“Mueos??
Eonni masih simpan foto kalian berdua?? Whoa...
great!!,” Soon Hee malah menepuk tangannya sekali dan tercengang.
Minseo senyum ceria dan mengiyakan, dia
memperlihatkannya foto foto itu pada adiknya.
“wah.. jadi memang Eonni cinta sekali
dengan Oppa Min.. apa..sampai sekarang masih cinta??,” mata Soon Hee berbinar
dan penasaran dengan kisah cinta kakaknya itu
Minseo mengangguk mengiyakan,”begitulah..
tapi aku belum tahu isi hati Minho lagi.. pasti dia sudah lulus sekolah nya dan
masuk ke universitas negeri di jurusan yang dia cita-citakan”
Mereka kembali bernostalgia. Minseo
benar-benar curhat abis dengan adiknya sendiri yang masih sekolah kelas 12 itu.
“kalau.. misalnya suatu hari nanti.. apa
Eonni akan melihat Oppa Minho akan kembali kepada mu??,”
Minseo iseng dengan memutar mutar bola
matanya lalu bercanda dengan adiknya lagi,”umm.. mau tidak ya?? Kamu mau tahu
aja atau mau tahu banget??”
“tentunya mau tahu banget.. secara, Eonni
kan sebenarnya bisa memprediksi segala situasi.. kenapa Eonni tidak
mempertahankan hubungan yang kemarin??”
Minseo diam lagi sejenak. Ya, dia
sepertinya lemah tidak mempertahankan hubungan yang kemarin. Tapi dia tahu,
kalau Minho bukan tipe cowok yang suka ditinggal kesana kemari atau dia akan
merasa dirinya dilangkahi, dikuasai ceweknya sendiri. Dia ingin dihormati walau
masih muda, ingin lebih dihargai dengan posisinya sebagai cowok. Seorang tipe
cowok tradisional yang mungkin tidak banyak disangka cewek-cewek yang lain.
Lalu dia juga bilang pada Soon Hee kalau dia ingin sekali Minho jadi dewasa
dahulu. Dia yakin kalau suatu saat, mereka akan bersatu kembali, akan bertemu
lagi dan memulai semuanya dengan hal-hal baru yang indah dan penuh tantangan.
“Oppa Min memang menarik ya, Eonni.. aku
kalau jadi Eonni pasti akan terus pertahankan Oppa,” ujar Soon Hee dengan mimik
centil mengerling.
Minseo tertawa lagi, dia serasa hidup
setelah hampir dua tahun hanya sibuk dengan pekerjaan dan karirnya.
“Jadi..selama dua tahun ini Eonni juga
belum punya cowok lagi?? Seriously??,”
Minseo mengangguk,”rasanya aku belum bisa
move on.. belum bisa lupakan Minho, walau sekarang seperti tadi yang aku
bilang.. tidak tahu apa Minho masih memiliki perasaan padaku atau tidak”
“Eonni tidak menghipnotisnya kan?? Apa Oppa
tahu dengan segala kemampuan mu??”, tanya Soon Hee penasaran. Hanya Ayah mereka
dan Minseo yang memang memiliki kemampuan supernatural dikeluarga kecil itu,
sedangkan ibu dan adiknya tidak. Di keluarga besar Park memang banyak anggota
nya yang memiliki kemampuan supernatural, tetapi kemampuan itu bukan menjadi
sebuah hal yang ternyata disenangi, tetapi di sembunyikan. Park juga pada
awalnya dengan Cho Mi Young-ibunya Minseo- sangat menyembunyikan kemampuannya,
karena Mi Young sangat takut kalau pasangannya memiliki hal yang aneh
dibandingkan kebanyakan orang.
“haaaaaahh... kalau begitu.. bisa jadi
nanti kisah cinta Eonni persis sama dengan Appa dan Eomma,” ujar Soon Hee. Dia
mengetuk jarinya dengan rasa penasaran yang tinggi.
Jarang sekali memang Minseo minta
diceritakan kisah cinta kedua orangtuanya. Sebab yang paling suka dengan
kisah-kisah romantis justru adiknya sendiri. Dia lebih seperti tipe seorang
perempuan yang cenderung sok realistis, penuh sensitif, perasa dan pemikir,
apalagi jika sudah mentok dengan kemampuan supernaturalnya itu.
Soon Hee lalu bercerita panjang tentang
kisah cinta kedua orangtuanya itu. Minseo memperhatikan dengan serius tetapi
santai dan senyum senyum.
“oh... jadi Appa menyembunyikan sampai
bertahun-tahun.. lalu akhirnya ketahuan juga dengan Eomma.. juga ketika mereka
pacaran??,” tanya Minseo dengan senyumnya
Soon Hee mengangguk bersemangat,”Ye! Tapi.. Eomma memang sungguh cewek
yang spesial deh.. all the way she was..
“
“Ya.. Eomma sanggup menerima Appa apa
adanya.. hebat kan? Padahal kita tahu loh.. Appa itu centilnya seperti apa,
jahilnya seperti apa.. sedang Eomma cenderung pendiam deh.. kita semua mewarisi
sifat Appa sepertinya, hahaha,” Soon Hee malah jadi gosipin ayahnya sendiri.
Minseo jadi ikutan tertawa. Dia melihat banyak provisi (semacam ramalan) antara
dia dan Minho suatu saat ketika Soon Hee sibuk menceritakan kisah cinta kedua
orangtuanya itu.
“umm... jadi.. kalau Eonni sendiri lihat..
Eonni akan seperti apa dengan Oppa??”.
“dengan Minho??,”
Soon Hee mengangguk,”iya..dengan siapa
lagi?? Aku masih lihat mata Eonni menunjukkan rasa cinta dengan Oppa,”
Minseo langsung menyembunyikan emosi
cintanya pada Minho di hadapan Soon Hee,”ah.. apa begitu ya? Hehe.. umm.. aku
hampir tidak ingin melihatnya lagi, Soon Hee.. walau aku pikir..kita akan
kembali”
Soon Hee menepuk pundak kakaknya itu,”Hwaiting, Eonni!! Aku tuh yakin banget
kalian akan bersama lagi.. sepertinya Oppa juga punya perasaan mendalam dengan
Eonni”
“bukannya.. kalau tandanya cowok seperti
itu..cowok yang sangat sensitif dan kemungkinan akan marah besar dan
benar-benar lupakan kita ya??”, Minseo malah bertanya balik
“ah.. aku gak percaya tuh.. pacarku dan
juga balik lagi.. pacarku kan juga tipe
cowok sensitif, Eonni.. tapi akhirnya dia kembali lagi deh,hehe,” ujar Soon
Hee.
Minseo malah jadi diam. Dillema, akankah
jika dia bertemu kembali dengan Minho.. cowok itu akan ingat padanya? Atau
bahkan masih sakit hati dan melupakannya? Akankah dia juga harus menggunakan
kemampuan hipnotisnya supaya Minho melupakan hal buruk kenangan mereka itu
semua jika mereka bertemu lagi?? Akankah Minho masih cinta padanya seperti sama
ketika mereka dulu masih bersama?? Soon Hee merasa kegalauan datang lagi pada
kakaknya itu.
“yeah.. Eonni pasti kepikiran deh..tentang
Oppa Minho lagi.. gak usah deh dipikirin..nanti juga pasti jadian lagi, hihi,”
Minseo mencubit hidung
adiknya,”heeeehhh... sudah deh ah.. Eonni gak mau pikirin lagi terus terusan..
sekarang.. kita jalan-jalan! Semua Eonni yang traktir”
Soon Hee teriak kegirangan. Hari itu
mereka langsung sorenya jalan keliling kota dengan mobil pinjaman paman mereka.
“waah.. udah lama banget gak kesini...
apa.. Eonni juga taruh gembok dan kunci nya dibuang disini??,” tanya Soon Hee
ketika mereka ke sebuah jembatan yang penuh dengan gembok tanda cinta.
Minseo sepertinya entah lupa atau memang
berusaha lupa, akhirnya dia ingat kembali,”ah..sudah.. Eonni lupa.. ayo kita
pulang”. Dia dan Minho pernah taruh gembok disana..
“yaaaa... Eonni pasti pura-pura lupa!,”
canda Soon Hee, lalu dia menggandeng tangan kakaknya dan pergi.
Mereka jalan menjauh dari tempat itu..
tapi tak berapa detik dari itu, Minho dan Soo Hee yang pacar barunya justru
malah berjalan ke sana sambil tertawa dan memasang gembok serta membuang kunci
nya ke sungai.
“buang... buang kuncinya.. biar pacaran
kita lama,” senyum manis Minho.
Soo Hee tertawa tawa kecil.
“seperti..aku menangkap sinyal Minho ada
di seputar sini,” kata hatinya Minseo ketika tangannya di rangkul adiknya.
“Eonni bengong lagi.. kenapa??,”tanya Soon
Hee
“aah... i am okay.. gak apa.. yuk kita
jalan lagi,” toleh dan senyum Minseo pada adiknya. Mereka jalan dan makan kue
disebuah cafe.
“ini.. bukan tempat memori Eonni dan Oppa
lagi kan??,” senyum Soon Hee.
Minseo mengangguk, dia berbohong pada
adiknya.
“aku benar-benar merasa Minho hadir di
sana ..tadi,” katanya pada hatinya sendiri. Seperti masih ada koneksi perasaan
yang tersisa.
“Eonni.. habis ini mau kemana??,” tanya
Soon Hee
“umm.. kamu mau pulang sendiri bawa mobil
paman atau denganku jalan?? Aku ingin pergi ke rumah teman kerjaku,” jawab
Minseo. Dia antara berbohong sebenarnya masih ingin mencari Minho walau juga
ingin pergi ke rumah teman kerjanya sebelum pindah ke kota lain.
“umm... aku bisa naik bus sih,” jawab Soon
Hee,”soalnya aku lagi malas ke rumah paman.. pasti nanti ditanya ini itu
terus,” lanjutnya sambil cemberut.
“Eonni..,” kata Soon Hee lagi
“ya?”
“lagi lagi aku penasaran.. kenapa Eonni
belum juga temukan pengganti Oppa,” kata Soon Hee
Minseo senyum,”ah..sudah deh.. cepetan es
krimnya dihabiskan.. “
Soon Hee mengangguk dan setelah itu,
mereka berpisah.
Ternyata Minseo kembali ke tempat itu, dia
berlari sore itu. Diujung jalan beberapa puluh meter dari tempat sewaktu mereka
pacaran menaruh gembok cinta. Dilihatnya, ternyata Minho malah sedang berdiri
sendirian, tidak ada Soo Hee didekatnya.
“Ah, Minho!,” teriak Minseo dari beberapa
meter. Minho pun menoleh dan kaget.
“Min.. Seo??,” katanya dengan suara heran
tapi pelan.
Mereka saling berdiri menatap di kejauhan.
Minho menghampirinya, tapi tidak senyum
sama sekali..
“kenapa masih ingat padaku??,” tiba-tiba
dia berkata itu. Minseo diam sejenak.
“wae??
Bukannya kamu sudah tidak suka lagi denganku??,” tanya Minho lagi dengan
berdiri seperti mematung. Dia memasukkan kedua tangannya ke saku agar dapat
menahan kekesalan dan marahnya.
“aku..minta maaf...sama sekali sebenarnya
tidak ingin meninggalkanmu,” jawab Minseo dengan nada yang sedih. Ternyata
walau dia sudah jauh hampir dua tahun berpisah dari Minho, dia masih mengingat
kenangan- kenangan manis dengan cowok itu.
“sekarang aku sudah pacaran dengan yang
lain,” ujar Minho, dia tunjukkan wajah datar dan emosi sedikit nya. Dia sangat
sedih kala itu kenapa Minseo memutuskannya, padahal dia sangat membutuhkan
cewek itu untuk menyemangati hidupnya.
“aku sadar, kamu pasti akan marah padaku,”
ujar Minseo. Dia mulai menghampiri dan mendekati Minho. Minho tidak bergeming
sama sekali dari tempat dia berdiri dan masih memasukkan keduatangannya ke
saku.
“kamu kan tahu, Minseo.. kalau aku sanggup
mengenang luka lama jadi bagian dalam hidupku.. kenapa kamu datang lagi?,”
katanya agak sinis pada Minseo.
“ya.. aku tahu itu, Minho.. jika memang ke
sini kita bertemu..aku hanya akan mengganggumu... aku hanya ingin minta maaf sekali lagi dan pergi,” jawab
Minseo. Dia berani menatap mata Minho yang sudah mulai tajam padanya.
“mian
habnida.. jeosonghabnida,” lalu Minseo pun lalu berbalik arah dan melangkah
membelakangi Minho.
Minho diam saja melihat Minseo melangkah
membelakangi dan menjauhinya.
“ah,” ujarnya, lalu dia menyusul langkah
nya Minseo, menuju cewek itu dan menangkap tangannya.
“jangan curang dong!,” teriaknya pada
Minseo plus dengan wajah cemberut.
“aku kan sudah minta maaf padamu..berarti
hutangku sudah lunas padamu,” kata Minseo
“apa kamu lelah cinta denganku??,” Minho
malah jadi terkesan dewasa sekali dan membuat Minseo terperangah dengannya.
“Kenapa diam? Gak bisa jawab??,” tanya
Minho lagi,”hampir dua tahun rasanya aku tersiksa dengan perasaan sendiri..
sekarang tiba-tiba kamu ada di depanku dan minta maaf begitu saja... rasanya
curang sekali”
Suasana hening sejenak.
“kenapa belum jawab juga, Minseo?? Apa
kamu gak bisa rasakan sakit juga? Jangan karena kamu merasa aneh.. jadi kamu
tinggalkan aku,”
Minseo akhirnya menunduk, ternyata dia
menangis tapi ditahannya suaranya agar tidak sampai terdengar, hanya air
matanya yang menetes.
Minho tahu dia menangis,”cengeng deh...
aku yang tersiksa.. kamu yang menangis”
Tiba-tiba Minho memeluknya,”aku pikir..
aku yang anak-anak.. kok aneh ya??”
“aku sudah masuk universitas yang kamu
bilang,” katanya lagi
Minseo diam. Dia tahu Minho sudah punya
pacar lagi, jadi dia tidak ingin merebutnya. Tetapi dia biarkan saja Minho
memeluknya dengan hangat.
“kamu jahat banget, Minseo.. foto kita
masih ada di kamar,” katanya lagi, tetap
memeluknya.
Dia melepaskan pelukannya,”kalau kamu
masih gak bisa lupakan aku.. berarti kita mulai lagi yang baru,”
“aku tidak ingin menyakiti pacarmu yang
sekarang.. kamu sendiri yang bilang, kalau kamu sudah punya pacar.. aku kesini
hanya ingin minta maaf..,” jawab Minseo. Minho menghapus air matanya,”jangan
bilang kamu mau curang lagi padaku,”
“Soo Hee.. seperti pelarian saja buatku..
setiap hari, walau sudah dua tahun.. tetap saja aku ingat kamu..,”
Minho menatap mata Minseo, dia pun mencoba
menatap mata Minho.
Minho menggenggam kedua tangan Minseo,
lalu mencium cewek itu dengan lembut.
“pokoknya kamu gak bisa lari dariku.. gak
peduli suatu saat Soo Hee akan tahu,” katanya pada Minseo.
“kalau kamu pergi lagi pun.. ciumanku yang
tadi tidak akan pernah bisa kamu lupakan... tidak akan pernah bisa mengalahkan
kecurangan perasaan kamu padaku”
Minseo terpaku, dia tidak sangka Minho
bisa melakukan itu.
Tapi.. dia lalu malah berbalik arah dan
meninggalkan Minho, berlari menuju tempat parkir mobil pamannya.
Minho tidak mencegahnya, dia diam saja.
“berlari jauh kemanapun.. apa yang kamu
katakan dulu..sama persis dengan apa yang peramal Kang katakan... kamu akan
kembali jadi milikku, Minseo”
“MINHO!,” Soo Hee teriak menghampirinya,
Minho menoleh, lalu senyum pada cewek itu.
“sudah selesai??,” katanya manis pada Soo
Hee.
Soo Hee mengangguk,”lihat nih.. aku
belikan ini buat kita”, dia menujukkan sebuah liontin yang di dalamnya bisa
ditaruh foto.
Minho senyum,”ini buatku?,”
Soo Hee mengangguk,”kamu mau pakai kan??”
Minho mengangguk senyum, Soo Hee
memakaikannya,”eh.. tapi belum ada foto kita,”
“nanti aku masukkan punyaku,” jawab Minho,
dia merangkul Soo Hee.
Soo Hee lalu berdiri di hadapannya. Dia
berjingkat dan mencium Minho.
“kalau nanti kita satu kampus.. kamu mau
kan..kita pergi bareng setiap hari?,” pinta Soo Hee sambil tersenyum pada
Minho.
Minho membalas senyumnya,”pasti.. “
Dia mengenggam tangan Soo Hee dan
mengajaknya pulang, mengantarkan cewek itu sampai depan rumahnya...
Bersambung ke part 11...