Lee Minho sebagai dokter Minho Kazuki Kitamura sebagai dokter Choi Hyeon
Jun Gackt sebagai dokter Roh Seung Won
Pagi berlalu, Orangtua angkat Shin Young
kaget ketika mereka menemukan kamar anaknya sama sekali tidak ada Shin Young di
dalamnya. Sama sekali mereka tidak sadar malam sebelumnya kalau Shin Young
sudah meninggalkan mereka.
“Hananim..
kemana dia, Nampyeon?? Aku khawatir,”
ibu tirinya sangat panik.
Min Ji Woo berusaha menenangkan
isterinya,”sabar..aku akan hubungi orang di panti..siapa tahu dia menginap
disana”
Ibu tiri Shin Young memang sangat sayang
padanya, karena memang sedari kecil Shin Young paling tidak banyak minta dan
menyusahkan mereka.
Min berusaha menelepon orang dipanti, tapi
ternyata Shin Young sama sekali tidak ada. Isterinya langsung panik dan
histeris.
“kemana Shin Young, Nampyeon?? Dia harus lekas dicari! Aku gak ingin kehilangan dia..
tolong dicari,” ujar ibu tirinya itu.
“sabar, aku akan hubungin beberapa temanku
untuk mencarinya, mungkin pihak keluarga Lee juga tahu,” jawab suaminya.
Min menelepon keluarga Lee, tapi jawaban
dari mereka sama sekali tidak ada Shin Young main ke rumah mereka. Lalu, Min
pun menelepon Minho. Setelah tak berapa lama..
“dia tidak ada juga dengan Minho..sekarang
Minho bersama Hye Rim,” katanya, pada isterinya.
Nyonya Min terpaku, dia langsung
membayangkan anaknya memang pergi jauh.
“Ya Tuhan...kemana Shin Young?? Kenapa dia
nekat??,” lalu sedih dan menangis.
Ketika mereka masuk kamar anak angkatnya
itu, ditemukan sepucuk surat permintaan maaf dari Shin Young untuk mereka.
“Appa, Eomma..mungkin ketika kalian
menemukan surat ini, aku sudah pergi jauh. Aku minta maaf mengambil keputusan
ini dan menyusahkan kalian. Aku tidak ingin menjadi beban bagi Eonni Hye Rim
yang mencintai Chigwauisa Lee..aku
ingin mereka bahagia, itu sebabnya aku pergi. Terima kasih atas perhatian dan
kasih sayang kalian selama ini..”
Ibu tirinya menangis membaca surat
itu,”kita harus temukan dia, Nampyeon...aku enggak habis pikir kenapa dia kabur
dari rumah ini”
Min memeluk isterinya itu,”dia merasa
tidak enak dengan Hye Rim anak kita..kamu tidak menceritakan padaku”
“Shin Young...mengaku sudah tidur dengan
Minho..dan dia tidak ingin menjadi beban untuk Hye Rim atau Minho,” balas isterinya
Min kaget dengan perkataan isterinya
barusan tadi. Dia memang tidak tahu sejauh mana hubungan anak tirinya dengan
Minho itu.
“kita haus tetap mencari dia..tapi
sekarang samasekali tidak bisa dihubungi..,” Min jadi berfikir keras
“aku sungguh tidak ingin kehilangan dia, Nampyeon..,” ujar isterinya
“kita tetap akan mencarinya,” jawab Min,”tetapi
pernikahan Hye Rim dengan Minho akan tetap berlangsung”
“aku tidak perduli dia akan pergi kemana
saja, Appa..dia sudah merusak hubunganku dengan Minho. Apa Appa akan setuju
kalau ternyata dia sudah membujuk Minho untuk tidur dengannya?? Kalian sudah
tertipu,” jawab Hye Rim dipagi itu ketika ayahnya meneleponnya. Dia memang
sangat emosional kalau mengingat kembali peristiwa itu.
“Appa minta maaf padamu, Hye Rim.. tapi
aku memang tidak tahu kalau hubungan Minho dan Shin Young sejauh itu,” balas
ayahnya.
“itu karena Appa terlalu sibuk... tetapi
Eomma tahu betapa jahatnya Shin Young padaku..keinginannya dengan Minho buat
Minho jadi tergila gila padanya.. Appa tidak pernah tahu dan tidak pikirkan
itu,”
“aku minta maaf, Hye Rim,” kata ayahnya
lagi.
“aku tidak ingin kalian
mencarinya...anggap saja Shin Young tidak pernah ada,” Hye Rim sungguh dendam
pada adik tirinya sendiri,”aku tidak ingin dia dicari lagi dan cari masalah antara
hubungannku dengan Minho... aku ingin bahagia dan gak ada yang ganggu aku
dengan dia, termasuk Shin Young”
“ah... Appa mengerti, sayang...,” jawab
ayahnya, ringan.
Sampai Minho bangun pagi itu, wajah Hye
Rim masih sangat jutek.
“Buat apa anak seperti itu diakui lagi..
memalukan keluarga,”gerutunya sambil duduk di kursi ruangan makan.
Minho bangun dan langsung ke kamar mandi.
Dia sama sekali tidak melirik sedikitpun pada Hye Rim yang wajahnya sedang jutek
Setelah keluar dari kamar mandi dengan
badan yang segar, Minho juga masih tidak melihatnya, hanya langsung masuk ke
kamarnya. Hye Rim menghampirinya.
“mau apa??,” tanya Minho, jutek duluan.
“judes sekali.. mungkin kalau aku Shin
Young, kamu sudah sangat mesra,” balas Hye Rim sambil genit memainkan rambutnya
“aku mau kerja.. gak ada waktu lagi,”
balas Minho, dia membuka lemari dan memilih dan mengambil baju, lalu menoleh
pada Hye Rim
“keluar... aku mau ganti baju,” katanya
lagi
Hye Rim langsung emosi dan membentak
Minho,”kamu sama sekali tidak punya hati sekali, Minho! Kamu jahat!”
“memang aku jahat dan gak punya hati
padamu.. kenapa kamu mau tinggal denganku?? Sudah sana keluar, aku mau ganti
baju, nanti terlambat kerja,” Minho cuek tanpa ekspresi berdiri di depan Hye
Rim.
“shit!,” gerutu Hye Rim, dia lalu keluar
kamar Minho dengan membanting pintu.
“Blam!,” suara keras bantingan pintu, tapi
Minho malah senyum.
“salah kalau aku bisa suka padamu, Hye
Rim.. sekali aku tidak suka, selamanya aku akan tidak suka,”kata Minho dengan
senyum dinginnya, lalu dia pun berganti baju.
Ketika keluar kamar, Minho hanya bilang
“masak saja sendiri, semua persediaan sudah ada di kulkas,” dan Hye Rim masih
sangat marah wajahnya. Dia cemberut dan sama sekali tidak menyapa Minho ketika
Minho bilang “aku pergi” untuk praktek hari minggu itu.
Minho melihat itu malah semakin senang,
dalam pikirannya, semoga Hye Rim terus membencinya sehingga sama sekali dia
tidak akan lagi nguber nguber dirinya.
Rumah sakit...
Minho praktek seperti biasa. Ada hal yang
dia senang siang itu, ternyata rank nya naik satu tingkat, sehingga otomatis
gaji nya juga naik. Walau begitu, ketika dia berkumpul dengan sesama dokter,
dia sempat diledek juga karena profesi tambahannya itu sebagai model.
“Jadi Seung Won.. kamu juga naik rank??,”
tanya Hyeon Jun. Hari itu siang menjelang sore memang ada acara semacam
pengangkatan rank bagi yang ditunjuk. Mereka jadi makan siang bersama-sama.
Seung Won mengangguk santai.
“ya..syukurlah.. kalau sudah begitu.. aku
jadi sedikit lega dengan Ae Cha,” ujar Hyeon Jun.
Seung Won menoleh,”memang dia bicara apa
lagi padamu??,”
Minho diam saja menikmati teh dinginnya
dengan makanan siang. Mereka sengaja duduk bertiga supaya bisa saling curhat.
“dia tetap mengeluh kamu sepertinya
menghindar dari apa yang kalian sepakati,” balas Hyeon Jun.
Seung Won santai menjawab,”oh..
ah...enggak juga..tapi masih menunggu waktu”
“waktu mu itu sudah tepat sebenarnya, Hyeongje,” kata Minho tiba-tiba mengambil pembicaraan,”gak usah takut lagi kalau
sudah naik rank..”
“Nah.. dia saja berfikiran yang sama
denganku,” ujar Hyeon Jun.
“itu karena dia cowok bertipe komitmen..
aku susah kalau persoalan yang aku hadapi belum selesai juga,” balas Seung Won
Lalu dia menoleh pada Minho,”hai.. nasib
cintamu sendiri bagaimana??”
Minho malah jadi curhat mengeluh
lagi,”gamang... gak jelas.. terancam kiamat”
Seung Won jadi
tertawa,”hahahahaha...kamu..berusaha menasehatiku tapi kamu sendiri tidak
berhasil mendapatkan Shin Young itu!”
“dia kabur dari rumahnya,” kata Minho,
ekspresi mukanya membingungkan, antara sedih dan tanpa ekspresi.
“Moues??,”
tanya Hyeon Jun dan Seung Won bersamaan.
Minho mengangguk saja.
“kabur kemana?? Ah.. apa karena dia
takut.. yang kamu bilang..dengan kakaknya itu yang judes.. yang teman satu
profesi model itu??,” tanya Hyeon Jun dengan penasaran. Dia meletakkan cangkir
teh nya sendiri.
Minho mengangguk,”Ye..dengan siapa lagi?? Di pikiran Shin Young, dia terlalu
membebani keluarganya dan tidak ingin dia merebutku dari Hye Rim itu”
“Aigooo...menyedihkan
sekali kisah cintamu,” Seung Won malah jadi terkesan meledek Minho lalu menepuk
nepuk pundak cowok itu. Minho menepisnya.
“kamu juga, Seung Won.. aku harap kamu gak
terlalu ketat dengan prinsipmu itu yang masih belum mau berkomitmen.. Ae Cha
terus mempertahankan kehamilannya,” kata Hyeon Jun.
Minho malah cemberut habis, wajah nya yang
berekspresi tidak suka, tidak bisa lagi disembunyikannya.
“aku sudah berikan pilihan padanya.. aku
malas mengulang-ulang cerita.. ,” jawab Seung Won.
“ah...,” timpal Hyeon Jun. Dia memang
tidak suka mantan pacarnya itu terkesan dipermainkan oleh Seung Won, yang juga
masih temannya.
“jadi..kita bicarakan aja dulu masalah chigwauisa yang satu ini,” Seung Won
malah menunjuk pada Minho.
“Semua sudah disepakati...aku tunangan
minggu depan,” kata Minho dengan nada masih tidak puas, sangat bete berat.
“What??”, kata Hyeon Jun kaget.
“kenapa?? Memang itu kesepakatan mereka,”
kata Minho lagi.
“adduuuhhhh.... semua.. kenapa sih masalah
cinta kalian ini pelik??,” Hyeon Jun jadi berfikir.
“lalu..apa kamu akan tinggal bersama dia
kalau sehabis tunangan?,” tanya dia lagi pada Minho.
Minho mengangguk lemas saja.
“alaaahhh.... nanti juga kalian bisa
akrab,” kata Seung Won santai menghadapi masalah cintanya Minho.
“aku tidak semudah itu, Oppa Seung,” jawab
Minho dengan jutek.
“ada pepatah : cinta akan tumbuh seiring
waktu.. jadi.. terima saja Hye Rim itu,” kata Seung Won santai.
Minho menyandarkan badannya di sandaran
kursi,”gampang sekali....tapi aku bukan cowok yang gampang tertipu cewek”
Tapi, justru Hyeon Jun berpikiran lain
tentang Seung Won. Dia mendesak cowok itu supaya tidak menyakiti hati Ae Cha.
“aku tahu.. dia itu dulu mantan mu...
tapi..dia juga sudah tahu aku, karena aku bilang kalau aku agak susah
berkomintmen, kalau semuanya belum mapan,” jawab Seung Won lagi dengan mimik
santai.
Hyeon Jun tidak banyak bicara, dalam
pikirannya justru yang berkembang adalah: Cinta Lama Bersemi Kembali.
Minho makin bete saja ketika Seung Won berkali-kali bilang padanya kalau
persoalan perasaan suatu saat akan bisa berubah seiring waktu Minho dan Hye Rim
tinggal bersama.
Minho lalu berdiri,”acara sudah selesai
bukan?? Aku pamit saja deh.. ada pemotretan lagi sore ini”
Seung Won tertawa melihat Minho yang jutek dan bete dengannya, sementara Hyeon Jun malah jadi pemikir hubungan
antara Seung Won dengan Ae Cha, mantannya.
Studio foto..
Di tengah perjalanan, Minho terus
menelepon Shin Young dengan no yang dia tahu, tapi tidak ada jawaban sama
sekali dan bahkan telepon seperti dicabut no dari handphone nya.
“Kemana dia?? Apa benar dia nekat kabur ke
kota yang aku tidak tahu??,” keluh Minho dalam hatinya.
“cincin ku masih bersama nya.. semoga
tidak dibuang,” lanjutnya lagi.
Dia terus berkendara sampai ke studio
agensi model.
Di sana, lagi lagi dia berjumpa dengan Hye
Rim, tapi wajah cewek itu sangat ceria, ternyata bergosip tentang persiapan
tunangan mereka. Minho makin bete saja
jadinya dengan cewek itu.
“dead
me.. semua ini gara gara kamu, Hye Rim.. menyebalkan,” gerutu Minho ketika
bertemu muka dengan Hye Rim di ruangan foto dan cewek itu senyum lalu
menghampirinya dengan wajah manis sekali.
Dia lalu mencium Minho di depan
teman-teman lainnya sesama model.
“dari praktek, honey??,” katanya manja
pada Minho.
“waaahh... Hye Rim akhirnya tunangan juga
dengan Minho... ,” kata fotografer, Nam Woo.
“woi, Minho... chughaeyo!,” teriak Nam Woo dari beberapa meter, dia lalu
melambaikan undangan pertunangan itu,”ini..aku pasti datang!,” ternyata Hye Rim
yang memberikan.
“shit...
menyebalkan,” gerutu Minho, dia lalu melepaskan tangan Hye Rim yang bergayut
padanya.
“aku harus make up,” dia menepis tangan
Hye Rim dengan sangat kentara sekali, sehingga beberapa model yang memang
rencana hari itu mau foto bersama, jadi melihat kejanggalan itu. Dia santai
saja lalu menuju ruang make up.
“kok sepertinya Oppa Minho tidak suka sama
sekali dengan undangan itu??,” tanya seorang model, Hwang Im pada Hye Rim
“ah.. aku juga enggak tahu kenapa..Minho
itu suka pemalu kalau aku mau romantis di depan orang-orang... menyebalkan
sekali.. aku jadi susah,” keluh Hye Rim.
“ya.. ada juga sih.. cowok tipe macam Oppa
itu,” kata Yu Min Ah.
“ah.. mungkin Min Ah.. tapi..aku sudah
kenal Minho sejak empat tahun lalu.. Minho memang begitu.. dia malu kalau
romantis,” kilah Hye Rim, padahal dalam hatinya, Hye Rim marah pada Minho.
Min Ah mendekat pada Hye Rim,”coba Eonni
bikin romantis dia di tempat sepi, hehehe”
Hye Rim tertawa, padahal aslinya dia
kecewa dengan ulah Minho yang terang-terangan tidak suka itu.
Dia lalu berekspresi seperti cewek yang
memang minta dikasihani cowok,”iya.. aku berharap Minho suatu hari mengajak aku
candle light dinner lalu aku diberi
bunga yang indah dan dia bilang “Hye Rim salanghae”.. tapi.. itu belum pernah
terjadi, huhuhuhu”, dia benaran nangis di bahu Min Ah.
“aaaahhh... Eonni jangan nangis begitu..
nanti aku bilang pada Oppa Minho.. kalau Eonni pengen sekali yang seperti itu,”
balas Min Ah, dia jadi mengelus elus kepala Hye Rim yang menangis.
Minho kembali dari merias. Dia lalu
melihat Song Yu, model yang sudah dia anggap kakak dan malah menghampirinya,
bukan menghampiri Hye Rim dan yang lainnya. Dia ngobrol ngobrol dengan Song Yu.
“howdy, Noona??,” katanya ramah pada Song Yu.
Song Yu pun menjawab dengan ramah kalau
dia dan anaknya sehat,”aku dapat undangan dari Hye Rim.. “, dia juga
menunjukkan undangan itu.
“kiamat buat hidupku,” jawab Minho
singkat. Perubahan wajahnya cepat dibaca Song Yu.
“aku mengerti,” kata Song Yu mencoba
menghiburnya,”bagaimana perjuanganmu dengan Shin Young itu?? Apa sudah lelah?”
“aku tidak pernah lelah.. tapi dia pergi
entah kemana,” ternyata Minho menangis dihadapan Song Yu.
“ah.. sudahlah, Minho.. kamu jalani saja
hidupmu yang sekarang ini.. ,” kata Song Yu tersenyum tipis.
“aku berharap dia akan kembali lagi.. aku
gak akan pernah melepaskannya jika aku akan bertemu lagi,” kata Minho, dia
menangis pelan, hampir tanpa suara.
“itu sifat baikmu, Minho.. aku hanya bisa
membantu menghiburmu saja.. dan kalau memang dia akan kembali.. jangan pernah
kehilangan lagi,” senyum Song Yu.
Minho menarik nafas, dia tidak mau make up
nya terlihat luntur karena dia menangis walau tanpa suara.
Song Yu menepuk pundaknya,”ah..sudah.. ayo
kerja”, katanya dengan senyum menyemangati Minho,juniornya di model itu.
Mereka tetap berfoto-foto seperti
biasanya. Setelah selesai, Hye Rim kembali menghampiri Minho. Sebelumnya, dia
sesumbar dengan model- model yang lain kalau dia sudah tinggal satu atap dengan
Minho.
“huaaa... rasanya.. Eonni Hye Rim ini
benar benar beruntung banget deh dapet Oppa Minho..,” salah satu model sangat
iri.
Hye Rim dipuji seperti itu makin
menjadi,”aaahh.. iya dong... aku lucky banget...”
“katanya Oppa sempat suka dengan adik nya
Eonni ya??,” tanya salahsatu model.
Hye Rim langsung cemberut ketika dia
mengingat Shin Young,”ah.. dia tidak berani lagi macam macam sama aku.. lihat
saja.. lagipula, dia sudah pergi”
“ya.. siapa juga yang mau melepas Oppa
Minho ya?? Dia cowok perfect kalau buatku,” kata Min Ah.
“kamu juga.. jangan rebut Minho ku loh,”
canda Hye Rim pada Min Ah
“ah..Eonni.. mana bisa?? Hehe,” balas Min
Ah.
Hye Rim pamit dia lalu langsung berlari
menuju Minho yang sudah menunggunya di parking lot.
“kamu tidak perlu menunjukkan rasa
romantismu itu didepan teman-teman,” gerutu Minho di dalam mobilnya pada Hye
Rim.
Hye Rim langsung naik darah,”kenapa sih..
sama sekali kamu tidak suka kalau aku tunjukkan aku cinta kamu?? Apa apa dalam
matamu.. aku ini salah???!!!!”
Minho diam, dia santai saja Hye Rim
memaki- maki dirinya di dalam mobil dalam perjalanan pulang.
Mereka lalu masuk apartment Minho. Minho
sama sekali tidak mengajaknya bicara, dia pun masak seadanya saja untuk makan
malam. Dihidangkannya makanan itu diatas meja, tanpa dia bicara dengan Hye Rim
satu kata pun.
Minho makan malam sendirian. Lalu dia
duduk saja di depan televisi setelah mengganti pakaiannya.
Sementara Hye Rim dikamar Minho.
Tak berapa lama.. Minho melhat Hye Rim
kembali membawa koper.
“mau kemana??,” tanya Minho singkat
“ya pulang ke rumahku, bodoh,” teriak Hye
Rim
Minho berdiri, lalu dia malah membuka
pintu untuk Hye Rim,”silahkan pulang..aku juga mau lekas tidur”
“Brengsek.. i saekki ya!,” Hye Rim memaki Minho.
Tapi Minho malah santai saja, tanpa
ekspresi,”katanya mau pulang?? Pintu apartment ku terbuka untukmu kalau mau
pulang”
Hye Rim lalu keluar dari apartment Minho.
Minho duduk santai lagi sambil menonton
tv. Dia lalu menelepon Hyeon Jun.
“aku sudah usir Hye Rim dari apartmentku,”
katanya membuka pembicaraan dengan Hyeon Jun.
“what?? Kamu nekat sekali Minho.. bukannya
seminggu lagi kalian tunangan??,” tanya Hyeon Jun. Dia memang tahu, kadang
juniornya itu bisa saja menyakiti hati orang kalau sudah tidak tahan dan
sekarang terbukti lagi.
“perduli amat..aku sudah tidak mau
pusing..dia hanya akan jadi robot perempuan di rumahku nanti,” kata Minho
datar.
“aku gak bisa bayangkan.. ,” kata Hyeon
Jun,”tapi itu semua terserah kamu..kalau memang kamu suka”
“lalu..apa kamu sudah berhasil menemukan
jejak Shin Young??,”
Minho menggeleng,”belum..aku akan caritahu
ke sekolah TK nya, barangkali aku tahu ada temannya yang bisa dia percaya dan
tempat cerita”
“semoga dia bisa bersama kamu,” kata Hyeon
Jun.
Busan..
Shin Young berdiri di depan sebuah toko
bunga yang mungil dan indah. Jang Min Suh temannya yang ketika itu sedang ada
di depan toko, kaget bercampur senang, Shin Young bisa datang dengan sehat.
Min Suh memeluk Shin Young dengan
erat,”aku turut prihatin dengan kisahmu, Shin Young”
Shin Young senyum tapi pahit,”sudah
nasibku mungkin, Min Suh.. jadi..aku mohon bantuanmu”
Min Suh melepas pelukannya pada Shin
Young,”jangan khawatir.. aku temanmu”
“aku minta maaf memberatkanmu,” kata Shin
Young lagi.
“tapi mungkin kehidupan disini tidak
seenak kehidupanmu di Seoul.. aku bukan datang dari orang kaya,” senyum Min Suh
“aku berterima kasih kamu mau membantuku,
Min Suh.. ini saja sudah sangat berharga bagiku,” balas Shin Young.
“ah.. sudahlah, jangan begitu.. kamu sudah
aku anggap saudara,” kata Min Suh, lalu mereka masuk.
“kamu bisa kan.. hari ini sudah langsung
kerja?? Sore ini aku ada banyak order bunga.. kamu bisa bantu aku pilihkan mana
yang bagus dan tidak, untuk pertama kali,” kata Min Suh sambil dia menata bunga
di pot-pot besar di dekat pintu masuk.
“ah iya, bisa,” jawab Shin Young. Dia
sudah mulai ceria hari itu, padahal tadi malam dia menangis membayangkan akan
jauh dari orangtuanya dan juga Minho.
“jadi.. kamu tinggalkan mendadak posisimu
sebagai guru?? Sayang sekali ya??,” kata Min Suh, mereka ngobrol sambil bekerja
menata bunga.
“ah.. begitulah.. aku tidak ingin
menganggu kebahagiaan Eonni Hye Rim,” jawab Shin Young, dia juga menata bunga
aster yang ada di pot sedang.
Min Suh menoleh padanya,”pasti.. kamu
cinta dengan Minho.. ah.. kadang memang kita mesti berani melepaskan orang yang
pada dasarnya sangat kita cintai”
“ya.. mungkin begitu, Min Suh.. dan aku
pikir.. aku juga bisa mandiri disini.. aku tidak enak selalu bergantung pada
kedua orangtua tiriku.. mereka memanjakan aku.. padahal mereka sudah baik
padaku sejak kecil,”
“ya... memang, kadang hidup ada yang
dikorbankan.. kuharap, kamu betah disini..,” kata Min Suh dengan senyumnya.
Shin Young membalas senyumnya,”gomaseubnida.. kamu temanku yang baik”
“ah.. gwaenchanh
ayo.. aku hanya berfikir.. bagaimana sempitnya hatiku kalau jadi kamu,”
balas Min suh.
Minho pulang ke rumahnya malam itu..
“Eomma dengar, Shin Young pergi entah
kemana,” kata ibunya ketika menemukan Minho masuk ke ruang tamu, ingin ke
kamarnya.
“Malam, Eomma..,” Minho menunduk hormat
pada ibunya, lalu memeluknya.
Ibunya membalas pelukan dan sapaannya.
“aku berusaha mencarinya.. besok aku akan
pergi ke sekolah dia bekerja,” kata Minho.
“kamu.. sungguh cinta padanya?? Apa kamu
tidak cinta dengan Hye Rim??,” tanya ibunya.
Minho melihat tatapan mata ibunya lalu dia
menggeleng,”sama sekali tidak, Eomma.. aku tidak cinta Hye Rim. Dari awal, aku
sudah bilang pada Appa dan Eomma, kalau aku suka dan cinta bahkan sayang dengan
Shin Young.. “
“cinta yang beresiko, Minho.. Eomma tidak
bisa bayangkan kalau kamu nekat.. kita tidak enak dengan keluarga Min,” jawab
ibunya
“aku mengerti,” balas Minho singkat.
Lalu,”tetapi.. aku sungguh tidak bisa bohong tentang perasaanku terhadap Hye
Rim, bahkan aku jadi membencinya”
“Eomma tidak tahu harus berkata apa..
tetapi pertunangan tetap berjalan...sesuai kesepakatan,”
Minho menghela nafas,”aku terima.. tapi
mungkin hatiku tidak.. aku minta maaf, Eomma”
Ibunya diam, Minho memeluknya,”aku tetap
harus patuh pada Appa dan Eomma kan??”
Ibunya mengelus kepala anaknya,”terima
kasih, Minho”
Minho senyum getir, lalu melepas
pelukannya,”aku istirahat dulu, Eomma.. selamat malam”
Ibunya senyum, lalu Minho melangkah menuju
kamarnya.
Di dalam kamar, Minho melihat kotak cincin
yang sudah kosong,”Shin Young.. kamu dimana??aku harus bisa temukan kamu..
apapun itu..”
Sementara di Busan, Shin Young tertawa
dengan Min Suh, bernostalgia lama tentang sekolah mereka dulu..
Bersambung ke part 12...