This is me....

Minggu, Juli 20, 2014

Cinta Dokter Cute (Part 11: Mungkin Semua Akan Berlalu)

Lee Minho sebagai dokter Minho    Kazuki Kitamura sebagai dokter Choi Hyeon Jun Gackt sebagai dokter Roh Seung Won

Pagi berlalu, Orangtua angkat Shin Young kaget ketika mereka menemukan kamar anaknya sama sekali tidak ada Shin Young di dalamnya. Sama sekali mereka tidak sadar malam sebelumnya kalau Shin Young sudah meninggalkan mereka.
Hananim.. kemana dia, Nampyeon?? Aku khawatir,” ibu tirinya sangat panik.
Min Ji Woo berusaha menenangkan isterinya,”sabar..aku akan hubungi orang di panti..siapa tahu dia menginap disana”
Ibu tiri Shin Young memang sangat sayang padanya, karena memang sedari kecil Shin Young paling tidak banyak minta dan menyusahkan mereka.
Min berusaha menelepon orang dipanti, tapi ternyata Shin Young sama sekali tidak ada. Isterinya langsung panik dan histeris.
“kemana Shin Young, Nampyeon?? Dia harus lekas dicari! Aku gak ingin kehilangan dia.. tolong dicari,” ujar ibu tirinya itu.
“sabar, aku akan hubungin beberapa temanku untuk mencarinya, mungkin pihak keluarga Lee juga tahu,” jawab suaminya.


Min menelepon keluarga Lee, tapi jawaban dari mereka sama sekali tidak ada Shin Young main ke rumah mereka. Lalu, Min pun menelepon Minho. Setelah tak berapa lama..
“dia tidak ada juga dengan Minho..sekarang Minho bersama Hye Rim,” katanya, pada isterinya.
Nyonya Min terpaku, dia langsung membayangkan anaknya memang pergi jauh.
“Ya Tuhan...kemana Shin Young?? Kenapa dia nekat??,” lalu sedih dan menangis.
Ketika mereka masuk kamar anak angkatnya itu, ditemukan sepucuk surat permintaan maaf dari Shin Young untuk mereka.
“Appa, Eomma..mungkin ketika kalian menemukan surat ini, aku sudah pergi jauh. Aku minta maaf mengambil keputusan ini dan menyusahkan kalian. Aku tidak ingin menjadi beban bagi Eonni Hye Rim yang mencintai Chigwauisa Lee..aku ingin mereka bahagia, itu sebabnya aku pergi. Terima kasih atas perhatian dan kasih sayang kalian selama ini..”
Ibu tirinya menangis membaca surat itu,”kita harus temukan dia, Nampyeon...aku enggak habis pikir kenapa dia kabur dari rumah ini”
Min memeluk isterinya itu,”dia merasa tidak enak dengan Hye Rim anak kita..kamu tidak menceritakan padaku”
“Shin Young...mengaku sudah tidur dengan Minho..dan dia tidak ingin menjadi beban untuk Hye Rim atau Minho,” balas isterinya
Min kaget dengan perkataan isterinya barusan tadi. Dia memang tidak tahu sejauh mana hubungan anak tirinya dengan Minho itu.
“kita haus tetap mencari dia..tapi sekarang samasekali tidak bisa dihubungi..,” Min jadi berfikir keras
“aku sungguh tidak ingin kehilangan dia, Nampyeon..,” ujar isterinya
“kita tetap akan mencarinya,” jawab Min,”tetapi pernikahan Hye Rim dengan Minho akan tetap berlangsung”

“aku tidak perduli dia akan pergi kemana saja, Appa..dia sudah merusak hubunganku dengan Minho. Apa Appa akan setuju kalau ternyata dia sudah membujuk Minho untuk tidur dengannya?? Kalian sudah tertipu,” jawab Hye Rim dipagi itu ketika ayahnya meneleponnya. Dia memang sangat emosional kalau mengingat kembali peristiwa itu.
“Appa minta maaf padamu, Hye Rim.. tapi aku memang tidak tahu kalau hubungan Minho dan Shin Young sejauh itu,” balas ayahnya.
“itu karena Appa terlalu sibuk... tetapi Eomma tahu betapa jahatnya Shin Young padaku..keinginannya dengan Minho buat Minho jadi tergila gila padanya.. Appa tidak pernah tahu dan tidak pikirkan itu,”
“aku minta maaf, Hye Rim,” kata ayahnya lagi.
“aku tidak ingin kalian mencarinya...anggap saja Shin Young tidak pernah ada,” Hye Rim sungguh dendam pada adik tirinya sendiri,”aku tidak ingin dia dicari lagi dan cari masalah antara hubungannku dengan Minho... aku ingin bahagia dan gak ada yang ganggu aku dengan dia, termasuk Shin Young”
“ah... Appa mengerti, sayang...,” jawab ayahnya, ringan.

Sampai Minho bangun pagi itu, wajah Hye Rim masih sangat jutek.
“Buat apa anak seperti itu diakui lagi.. memalukan keluarga,”gerutunya sambil duduk di kursi ruangan makan.
Minho bangun dan langsung ke kamar mandi. Dia sama sekali tidak melirik sedikitpun pada Hye Rim yang wajahnya sedang jutek
Setelah keluar dari kamar mandi dengan badan yang segar, Minho juga masih tidak melihatnya, hanya langsung masuk ke kamarnya. Hye Rim menghampirinya.
“mau apa??,” tanya Minho, jutek duluan.
“judes sekali.. mungkin kalau aku Shin Young, kamu sudah sangat mesra,” balas Hye Rim sambil genit memainkan rambutnya
“aku mau kerja.. gak ada waktu lagi,” balas Minho, dia membuka lemari dan memilih dan mengambil baju, lalu menoleh pada Hye Rim
“keluar... aku mau ganti baju,” katanya lagi
Hye Rim langsung emosi dan membentak Minho,”kamu sama sekali tidak punya hati sekali, Minho! Kamu jahat!”
“memang aku jahat dan gak punya hati padamu.. kenapa kamu mau tinggal denganku?? Sudah sana keluar, aku mau ganti baju, nanti terlambat kerja,” Minho cuek tanpa ekspresi berdiri di depan Hye Rim.
“shit!,” gerutu Hye Rim, dia lalu keluar kamar Minho dengan membanting pintu.
“Blam!,” suara keras bantingan pintu, tapi Minho malah senyum.
“salah kalau aku bisa suka padamu, Hye Rim.. sekali aku tidak suka, selamanya aku akan tidak suka,”kata Minho dengan senyum dinginnya, lalu dia pun berganti baju.

Ketika keluar kamar, Minho hanya bilang “masak saja sendiri, semua persediaan sudah ada di kulkas,” dan Hye Rim masih sangat marah wajahnya. Dia cemberut dan sama sekali tidak menyapa Minho ketika Minho bilang “aku pergi” untuk praktek hari minggu itu.
Minho melihat itu malah semakin senang, dalam pikirannya, semoga Hye Rim terus membencinya sehingga sama sekali dia tidak akan lagi nguber nguber dirinya.

Rumah sakit...
Minho praktek seperti biasa. Ada hal yang dia senang siang itu, ternyata rank nya naik satu tingkat, sehingga otomatis gaji nya juga naik. Walau begitu, ketika dia berkumpul dengan sesama dokter, dia sempat diledek juga karena profesi tambahannya itu sebagai model.
“Jadi Seung Won.. kamu juga naik rank??,” tanya Hyeon Jun. Hari itu siang menjelang sore memang ada acara semacam pengangkatan rank bagi yang ditunjuk. Mereka jadi makan siang bersama-sama.
Seung Won mengangguk santai.
“ya..syukurlah.. kalau sudah begitu.. aku jadi sedikit lega dengan Ae Cha,” ujar Hyeon Jun.
Seung Won menoleh,”memang dia bicara apa lagi padamu??,”
Minho diam saja menikmati teh dinginnya dengan makanan siang. Mereka sengaja duduk bertiga supaya bisa saling curhat.
“dia tetap mengeluh kamu sepertinya menghindar dari apa yang kalian sepakati,” balas Hyeon Jun.
Seung Won santai menjawab,”oh.. ah...enggak juga..tapi masih menunggu waktu”
“waktu mu itu sudah tepat sebenarnya, Hyeongje,” kata Minho tiba-tiba mengambil pembicaraan,”gak usah takut lagi kalau sudah naik rank..”
“Nah.. dia saja berfikiran yang sama denganku,” ujar Hyeon Jun.
“itu karena dia cowok bertipe komitmen.. aku susah kalau persoalan yang aku hadapi belum selesai juga,” balas Seung Won
Lalu dia menoleh pada Minho,”hai.. nasib cintamu sendiri bagaimana??”
Minho malah jadi curhat mengeluh lagi,”gamang... gak jelas.. terancam kiamat”
Seung Won jadi tertawa,”hahahahaha...kamu..berusaha menasehatiku tapi kamu sendiri tidak berhasil mendapatkan Shin Young itu!”
“dia kabur dari rumahnya,” kata Minho, ekspresi mukanya membingungkan, antara sedih dan tanpa ekspresi.
Moues??,” tanya Hyeon Jun dan Seung Won bersamaan.
Minho mengangguk saja.
“kabur kemana?? Ah.. apa karena dia takut.. yang kamu bilang..dengan kakaknya itu yang judes.. yang teman satu profesi model itu??,” tanya Hyeon Jun dengan penasaran. Dia meletakkan cangkir teh nya sendiri.

Minho mengangguk,”Ye..dengan siapa lagi?? Di pikiran Shin Young, dia terlalu membebani keluarganya dan tidak ingin dia merebutku dari Hye Rim itu”
Aigooo...menyedihkan sekali kisah cintamu,” Seung Won malah jadi terkesan meledek Minho lalu menepuk nepuk pundak cowok itu. Minho menepisnya.
“kamu juga, Seung Won.. aku harap kamu gak terlalu ketat dengan prinsipmu itu yang masih belum mau berkomitmen.. Ae Cha terus mempertahankan kehamilannya,” kata Hyeon Jun.
Minho malah cemberut habis, wajah nya yang berekspresi tidak suka, tidak bisa lagi disembunyikannya.
“aku sudah berikan pilihan padanya.. aku malas mengulang-ulang cerita.. ,” jawab Seung Won.
“ah...,” timpal Hyeon Jun. Dia memang tidak suka mantan pacarnya itu terkesan dipermainkan oleh Seung Won, yang juga masih temannya.
“jadi..kita bicarakan aja dulu masalah chigwauisa yang satu ini,” Seung Won malah menunjuk pada Minho.

“Semua sudah disepakati...aku tunangan minggu depan,” kata Minho dengan nada masih tidak puas, sangat bete berat.
“What??”, kata Hyeon Jun kaget.
“kenapa?? Memang itu kesepakatan mereka,” kata Minho lagi.
“adduuuhhhh.... semua.. kenapa sih masalah cinta kalian ini pelik??,” Hyeon Jun jadi berfikir.
“lalu..apa kamu akan tinggal bersama dia kalau sehabis tunangan?,” tanya dia lagi pada Minho.
Minho mengangguk lemas saja.
“alaaahhh.... nanti juga kalian bisa akrab,” kata Seung Won santai menghadapi masalah cintanya Minho.
“aku tidak semudah itu, Oppa Seung,” jawab Minho dengan jutek.
“ada pepatah : cinta akan tumbuh seiring waktu.. jadi.. terima saja Hye Rim itu,” kata Seung Won santai.
Minho menyandarkan badannya di sandaran kursi,”gampang sekali....tapi aku bukan cowok yang gampang tertipu cewek”
Tapi, justru Hyeon Jun berpikiran lain tentang Seung Won. Dia mendesak cowok itu supaya tidak menyakiti hati Ae Cha.
“aku tahu.. dia itu dulu mantan mu... tapi..dia juga sudah tahu aku, karena aku bilang kalau aku agak susah berkomintmen, kalau semuanya belum mapan,” jawab Seung Won lagi dengan mimik santai.
Hyeon Jun tidak banyak bicara, dalam pikirannya justru yang berkembang adalah: Cinta Lama Bersemi Kembali.
Minho makin bete saja ketika Seung Won berkali-kali bilang padanya kalau persoalan perasaan suatu saat akan bisa berubah seiring waktu Minho dan Hye Rim tinggal bersama.
Minho lalu berdiri,”acara sudah selesai bukan?? Aku pamit saja deh.. ada pemotretan lagi sore ini”
Seung Won tertawa melihat Minho yang jutek dan bete dengannya, sementara Hyeon Jun malah jadi pemikir hubungan antara Seung Won dengan Ae Cha, mantannya.

Studio foto..
Di tengah perjalanan, Minho terus menelepon Shin Young dengan no yang dia tahu, tapi tidak ada jawaban sama sekali dan bahkan telepon seperti dicabut no dari handphone nya.
“Kemana dia?? Apa benar dia nekat kabur ke kota yang aku tidak tahu??,” keluh Minho dalam hatinya.
“cincin ku masih bersama nya.. semoga tidak dibuang,” lanjutnya lagi.
Dia terus berkendara sampai ke studio agensi model.
Di sana, lagi lagi dia berjumpa dengan Hye Rim, tapi wajah cewek itu sangat ceria, ternyata bergosip tentang persiapan tunangan mereka. Minho makin bete saja jadinya dengan cewek itu.
dead me.. semua ini gara gara kamu, Hye Rim.. menyebalkan,” gerutu Minho ketika bertemu muka dengan Hye Rim di ruangan foto dan cewek itu senyum lalu menghampirinya dengan wajah manis sekali.
Dia lalu mencium Minho di depan teman-teman lainnya sesama model.
“dari praktek, honey??,” katanya manja pada Minho.
“waaahh... Hye Rim akhirnya tunangan juga dengan Minho... ,” kata fotografer, Nam Woo.
“woi, Minho... chughaeyo!,” teriak Nam Woo dari beberapa meter, dia lalu melambaikan undangan pertunangan itu,”ini..aku pasti datang!,” ternyata Hye Rim yang memberikan.
shit... menyebalkan,” gerutu Minho, dia lalu melepaskan tangan Hye Rim yang bergayut padanya.
“aku harus make up,” dia menepis tangan Hye Rim dengan sangat kentara sekali, sehingga beberapa model yang memang rencana hari itu mau foto bersama, jadi melihat kejanggalan itu. Dia santai saja lalu menuju ruang make up.

“kok sepertinya Oppa Minho tidak suka sama sekali dengan undangan itu??,” tanya seorang model, Hwang Im pada Hye Rim
“ah.. aku juga enggak tahu kenapa..Minho itu suka pemalu kalau aku mau romantis di depan orang-orang... menyebalkan sekali.. aku jadi susah,” keluh Hye Rim.
“ya.. ada juga sih.. cowok tipe macam Oppa itu,” kata Yu Min Ah.
“ah.. mungkin Min Ah.. tapi..aku sudah kenal Minho sejak empat tahun lalu.. Minho memang begitu.. dia malu kalau romantis,” kilah Hye Rim, padahal dalam hatinya, Hye Rim marah pada Minho.
Min Ah mendekat pada Hye Rim,”coba Eonni bikin romantis dia di tempat sepi, hehehe”
Hye Rim tertawa, padahal aslinya dia kecewa dengan ulah Minho yang terang-terangan tidak suka itu.
Dia lalu berekspresi seperti cewek yang memang minta dikasihani cowok,”iya.. aku berharap Minho suatu hari mengajak aku candle light dinner lalu aku diberi bunga yang indah dan dia bilang “Hye Rim salanghae”.. tapi.. itu belum pernah terjadi, huhuhuhu”, dia benaran nangis di bahu Min Ah.
“aaaahhh... Eonni jangan nangis begitu.. nanti aku bilang pada Oppa Minho.. kalau Eonni pengen sekali yang seperti itu,” balas Min Ah, dia jadi mengelus elus kepala Hye Rim yang menangis.

Minho kembali dari merias. Dia lalu melihat Song Yu, model yang sudah dia anggap kakak dan malah menghampirinya, bukan menghampiri Hye Rim dan yang lainnya. Dia ngobrol ngobrol dengan Song Yu.
howdy, Noona??,” katanya ramah pada Song Yu.
Song Yu pun menjawab dengan ramah kalau dia dan anaknya sehat,”aku dapat undangan dari Hye Rim.. “, dia juga menunjukkan undangan itu.
“kiamat buat hidupku,” jawab Minho singkat. Perubahan wajahnya cepat dibaca Song Yu.
“aku mengerti,” kata Song Yu mencoba menghiburnya,”bagaimana perjuanganmu dengan Shin Young itu?? Apa sudah lelah?”
“aku tidak pernah lelah.. tapi dia pergi entah kemana,” ternyata Minho menangis dihadapan Song Yu.
“ah.. sudahlah, Minho.. kamu jalani saja hidupmu yang sekarang ini.. ,” kata Song Yu tersenyum tipis.
“aku berharap dia akan kembali lagi.. aku gak akan pernah melepaskannya jika aku akan bertemu lagi,” kata Minho, dia menangis pelan, hampir tanpa suara.
“itu sifat baikmu, Minho.. aku hanya bisa membantu menghiburmu saja.. dan kalau memang dia akan kembali.. jangan pernah kehilangan lagi,” senyum Song Yu.
Minho menarik nafas, dia tidak mau make up nya terlihat luntur karena dia menangis walau tanpa suara.
Song Yu menepuk pundaknya,”ah..sudah.. ayo kerja”, katanya dengan senyum menyemangati Minho,juniornya di model itu.
Mereka tetap berfoto-foto seperti biasanya. Setelah selesai, Hye Rim kembali menghampiri Minho. Sebelumnya, dia sesumbar dengan model- model yang lain kalau dia sudah tinggal satu atap dengan Minho.

“huaaa... rasanya.. Eonni Hye Rim ini benar benar beruntung banget deh dapet Oppa Minho..,” salah satu model sangat iri.
Hye Rim dipuji seperti itu makin menjadi,”aaahh.. iya dong... aku lucky banget...”
“katanya Oppa sempat suka dengan adik nya Eonni ya??,” tanya salahsatu model.
Hye Rim langsung cemberut ketika dia mengingat Shin Young,”ah.. dia tidak berani lagi macam macam sama aku.. lihat saja.. lagipula, dia sudah pergi”
“ya.. siapa juga yang mau melepas Oppa Minho ya?? Dia cowok perfect kalau buatku,” kata Min Ah.
“kamu juga.. jangan rebut Minho ku loh,” canda Hye Rim pada Min Ah
“ah..Eonni.. mana bisa?? Hehe,” balas Min Ah.
Hye Rim pamit dia lalu langsung berlari menuju Minho yang sudah menunggunya di parking lot.

“kamu tidak perlu menunjukkan rasa romantismu itu didepan teman-teman,” gerutu Minho di dalam mobilnya pada Hye Rim.
Hye Rim langsung naik darah,”kenapa sih.. sama sekali kamu tidak suka kalau aku tunjukkan aku cinta kamu?? Apa apa dalam matamu.. aku ini salah???!!!!”
Minho diam, dia santai saja Hye Rim memaki- maki dirinya di dalam mobil dalam perjalanan pulang.
Mereka lalu masuk apartment Minho. Minho sama sekali tidak mengajaknya bicara, dia pun masak seadanya saja untuk makan malam. Dihidangkannya makanan itu diatas meja, tanpa dia bicara dengan Hye Rim satu kata pun.
Minho makan malam sendirian. Lalu dia duduk saja di depan televisi setelah mengganti pakaiannya.
Sementara Hye Rim dikamar Minho.
Tak berapa lama.. Minho melhat Hye Rim kembali membawa koper.
“mau kemana??,” tanya Minho singkat
“ya pulang ke rumahku, bodoh,” teriak Hye Rim
Minho berdiri, lalu dia malah membuka pintu untuk Hye Rim,”silahkan pulang..aku juga mau lekas tidur”
“Brengsek.. i saekki ya!,” Hye Rim memaki Minho.
Tapi Minho malah santai saja, tanpa ekspresi,”katanya mau pulang?? Pintu apartment ku terbuka untukmu kalau mau pulang”
Hye Rim lalu keluar dari apartment Minho.

Minho duduk santai lagi sambil menonton tv. Dia lalu menelepon Hyeon Jun.
“aku sudah usir Hye Rim dari apartmentku,” katanya membuka pembicaraan dengan Hyeon Jun.
“what?? Kamu nekat sekali Minho.. bukannya seminggu lagi kalian tunangan??,” tanya Hyeon Jun. Dia memang tahu, kadang juniornya itu bisa saja menyakiti hati orang kalau sudah tidak tahan dan sekarang terbukti lagi.
“perduli amat..aku sudah tidak mau pusing..dia hanya akan jadi robot perempuan di rumahku nanti,” kata Minho datar.
“aku gak bisa bayangkan.. ,” kata Hyeon Jun,”tapi itu semua terserah kamu..kalau memang kamu suka”
“lalu..apa kamu sudah berhasil menemukan jejak Shin Young??,”
Minho menggeleng,”belum..aku akan caritahu ke sekolah TK nya, barangkali aku tahu ada temannya yang bisa dia percaya dan tempat cerita”
“semoga dia bisa bersama kamu,” kata Hyeon Jun.

Busan..
Shin Young berdiri di depan sebuah toko bunga yang mungil dan indah. Jang Min Suh temannya yang ketika itu sedang ada di depan toko, kaget bercampur senang, Shin Young bisa datang dengan sehat.
Min Suh memeluk Shin Young dengan erat,”aku turut prihatin dengan kisahmu, Shin Young”
Shin Young senyum tapi pahit,”sudah nasibku mungkin, Min Suh.. jadi..aku mohon bantuanmu”
Min Suh melepas pelukannya pada Shin Young,”jangan khawatir.. aku temanmu”
“aku minta maaf memberatkanmu,” kata Shin Young lagi.
“tapi mungkin kehidupan disini tidak seenak kehidupanmu di Seoul.. aku bukan datang dari orang kaya,” senyum Min Suh
“aku berterima kasih kamu mau membantuku, Min Suh.. ini saja sudah sangat berharga bagiku,” balas Shin Young.
“ah.. sudahlah, jangan begitu.. kamu sudah aku anggap saudara,” kata Min Suh, lalu mereka masuk.

“kamu bisa kan.. hari ini sudah langsung kerja?? Sore ini aku ada banyak order bunga.. kamu bisa bantu aku pilihkan mana yang bagus dan tidak, untuk pertama kali,” kata Min Suh sambil dia menata bunga di pot-pot besar di dekat pintu masuk.
“ah iya, bisa,” jawab Shin Young. Dia sudah mulai ceria hari itu, padahal tadi malam dia menangis membayangkan akan jauh dari orangtuanya dan juga Minho.
“jadi.. kamu tinggalkan mendadak posisimu sebagai guru?? Sayang sekali ya??,” kata Min Suh, mereka ngobrol sambil bekerja menata bunga.
“ah.. begitulah.. aku tidak ingin menganggu kebahagiaan Eonni Hye Rim,” jawab Shin Young, dia juga menata bunga aster yang ada di pot sedang.
Min Suh menoleh padanya,”pasti.. kamu cinta dengan Minho.. ah.. kadang memang kita mesti berani melepaskan orang yang pada dasarnya sangat kita cintai”
“ya.. mungkin begitu, Min Suh.. dan aku pikir.. aku juga bisa mandiri disini.. aku tidak enak selalu bergantung pada kedua orangtua tiriku.. mereka memanjakan aku.. padahal mereka sudah baik padaku sejak kecil,”
“ya... memang, kadang hidup ada yang dikorbankan.. kuharap, kamu betah disini..,” kata Min Suh dengan senyumnya.
Shin Young membalas senyumnya,”gomaseubnida.. kamu temanku yang baik”
“ah.. gwaenchanh ayo.. aku hanya berfikir.. bagaimana sempitnya hatiku kalau jadi kamu,” balas Min suh.

Minho pulang ke rumahnya malam itu..
“Eomma dengar, Shin Young pergi entah kemana,” kata ibunya ketika menemukan Minho masuk ke ruang tamu, ingin ke kamarnya.
“Malam, Eomma..,” Minho menunduk hormat pada ibunya, lalu memeluknya.
Ibunya membalas pelukan dan sapaannya.
“aku berusaha mencarinya.. besok aku akan pergi ke sekolah dia bekerja,” kata Minho.
“kamu.. sungguh cinta padanya?? Apa kamu tidak cinta dengan Hye Rim??,” tanya ibunya.
Minho melihat tatapan mata ibunya lalu dia menggeleng,”sama sekali tidak, Eomma.. aku tidak cinta Hye Rim. Dari awal, aku sudah bilang pada Appa dan Eomma, kalau aku suka dan cinta bahkan sayang dengan Shin Young.. “
“cinta yang beresiko, Minho.. Eomma tidak bisa bayangkan kalau kamu nekat.. kita tidak enak dengan keluarga Min,” jawab ibunya
“aku mengerti,” balas Minho singkat. Lalu,”tetapi.. aku sungguh tidak bisa bohong tentang perasaanku terhadap Hye Rim, bahkan aku jadi membencinya”
“Eomma tidak tahu harus berkata apa.. tetapi pertunangan tetap berjalan...sesuai kesepakatan,”
Minho menghela nafas,”aku terima.. tapi mungkin hatiku tidak.. aku minta maaf, Eomma”
Ibunya diam, Minho memeluknya,”aku tetap harus patuh pada Appa dan Eomma kan??”
Ibunya mengelus kepala anaknya,”terima kasih, Minho”
Minho senyum getir, lalu melepas pelukannya,”aku istirahat dulu, Eomma.. selamat malam”
Ibunya senyum, lalu Minho melangkah menuju kamarnya.
Di dalam kamar, Minho melihat kotak cincin yang sudah kosong,”Shin Young.. kamu dimana??aku harus bisa temukan kamu.. apapun itu..”
Sementara di Busan, Shin Young tertawa dengan Min Suh, bernostalgia lama tentang sekolah mereka dulu..

Bersambung ke part 12...