This is me....

Jumat, Juli 29, 2016

Part VI, 100 Years of Love (Bisakah Dia Menembus Waktu??)

Cerita ini hanya imajinasi saja…jangan dimasukkan ke hati…

Minho masih berada di jaman 1911. Dia masih ingin berada di jaman itu karena terikat hati dengan Park Sungmi, seorang guru yang lembut dan baik. Dia seperti melupakan jaman 2013, dan tidak memikirkan kedua orangtuanya yang begitu khawatir mencarinya. Dia tidak dapat pulang sebelum waktunya tepat berdasarkan yang dia hitung.
Jepang melalui seorang perwakilan kementrian pendidikan bagi negara yang berada di bawah kontrol mereka, mengumumkan kurikulum sekolah atau universitas yang ada di seluruh Korea menjadi kurikulum yang ditetapkan berdasarkan standar Jepang. Jepang juga sudah mulai menerapkan pajak yang tinggi dan mulai membagi-bagi hasil bumi dan juta tanah. Kerajaan yang dahulunya masih dikuasai Joseon seperti tidak bisa berkutik selepas terbunuhnya seorang Maharani terakhir. Korea benar-benar dijajah Jepang.

” Tapi.. apakah sekolah ini akan dipimpin oleh seorang jepang.. dan Bapa tidak bisa apa-apa??,” tanya Minho kepada father McWright kala mereka makan pagi bersama.
”Aku masih tidak tahu, Minho... aku masih belum mendapatkan jawaban dari Inggris terkait hal ini. Jepang tidak bisa memaksa sekolah kita mengikuti aturan mereka,” balas McWright.
McWright justru ketakutan, karena di dalam sejarah, Jepang dimasa shogun Tokugawa sangat membenci penyebaran agama kristen di masa itu. Banyak para misionaris misalnya dari belanda, portugis, italia, jerman dan para pengikut mereka dibunuh atau melarikan diri ke negara lain. Yang paling terkenal adalah peristiwa tragedi Shimabara, Nagasaki, dimana para pengikut aliran kristen diburu dan dibunuh. McWright tidak ingin hal itu terjadi. Ia hanya seorang misionaris, bukan penjajah.
” Jepang akan menguasai Asia.. Tapi akan hancur.. percayalah,” kata Minho pada McWright, Sungmi dan beberapa guru.
Mereka percaya akan apa yang dikatakan Minho, ternyata Minho membawa buku sejarah dari jamannya. Mereka kaget, karena ternyata di tahun 1945, bangsa Korea dan beberapa bangsa lainnya yang dijajah Jepang memang akan merdeka. Jepang akan kalah telak oleh sekutu, mengalami kehancuran karena bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, juga kekalahan dan kebangkitan negara-negara yang dijajah mereka, dimana-mana.

”Ternyata.. kita akan menjadi bangsa yang maju...,” kata salah seorang guru, bangga kepada guru-guru yang lain.
”Sayangnya.. Korea akan terbagi dua, utara dan selatan...dan.. Seoul ini akan menjadi Korea selatan,” kata Minho.
” Kita akan mengalami perang saudara... utara dan selatan,” lanjut Minho lagi.
Dia lalu menceritakan sejarah perang saudara berdasarkan yang diketahuinya. Mereka begitu semangatnya diceritakan soal perkembangan Korea selatan, karena memang mereka tinggal yang sekarang di wilayah Korsel.
”Apa kita akan melihat Korea nanti maju??,” kata guru Nam Soo.
”Aku tidak bisa mengatakan apakah kalian akan sampai melihat Korea maju atau tidak, para bapak guru.. aku tidak tahu.. Korea akan mengalami masa pahit di perang saudara,” Minho menekankan lagi, walau mereka begitu gembiranya dan bersemangat mendengar cerita Minho.
”Akan tetapi... aku mohon kepada bapak guru semua disini...agar tidak menceritakan kepada siapapun, siapa aku sebenarnya,” Minho berdiri dan menunduk hormat kepada mereka.
Mereka sangat percaya kepada Minho, bahwa anak lelaki ini pada dasarnya baik dan tidak akan menghianati mereka. Mereka sebenarnya tidak percaya kalau Minho adalah lelaki yang terlempar dari dunia 2013 ke 1911, hal itu sangat mustahil bagi pikiran mereka, tidak mampu menjangkaunya, bagaimana seseorang bisa melompati waktu yang 100 tahun lebih. Namun, yang mereka terima adalah Minho anak lelaki yang baik, berpikiran maju, tahu masa depan.
”Kami jujur saja..tidak tahu siapa kamu.. namun..kami pikir.. kamu orang baik pilihan Tuhan,” kata Guru Song.
Minho senyam senyum saja dengan kepolosan mereka. Di jaman 2013 mungkin orang seperti mereka akan mudah ditipu orang lain. Namun dijaman 1911 dia malah banyak menemukan orang seperti mereka.
”Kita tidak akan membiarkan Korea dijajah Jepang.. kita harus melawan,” kata McWright.
Mereka kompak mengiyakan. Kebijakan Jepang atas Korea dinilai sangat menyiksa mereka dan melawan adalah sebuah keharusan. Dengan trik yang Minho pelajari dari sejarah berbagai dunia, rencanya mereka akan membuat semacam perlawanan halus melalui tulisan.
”Pena bisa lebih tajam dari pedang,” katanya, mantap.
Maka, dia pun memikirkan nama pena untuk dirinya, agar terhindar dari pengejaran tentara Jepang.
                                                --------------------------
Langit Korea Selatan 2013..

Berita tentang menghilangnya Minho sudah masuk dalam berbagai media di korea selatan, baik cetak maupun online. Ya.. Minho dianggap hilang oleh kedua orangtuanya karena sudah 1 minggu lebih dia tidak ada kabarnya. Sebenarnya, Shinshi tahu, kapan Minho akan pulang dan dimana dia berada. Dan dia yakin, pasti cowok itu akan pulang.
”Oppa Minho tertarik dengan cewek yang bernama Park Sungmi  itu...mungkin... dia memang cewek cantik yang baik hati dan lembut.. ,” kata Shinshi, termenung.
Shinshi menyebut lagi nama perempuan itu dan rasanya memang dia pernah mendengarnya, jauh sebelum Minho menyebut nama itu. Dia memikirkan sedang apa yang dilakukan Minho.
”Jaman itu kan jaman penjajahan... apa Oppa Minho sama sekali tidak takut dengan senjata??? Kalau dia enggak kembali.. bagaimana orangtuanya nanti??,”
”Oppa Minho bodoh sekali...,” gerutunya dalam hati.
Mendadak salah seorang temannya datang menyapa.
Annyeong, Jeong Sal... sorry ya.. aku lupa bener menghubungimu,” katanya pada anak cowok itu, ramah.
“Ngayalin aku ya? Hehe,” sapa Jeong Sal, ramah.
Shinshi langsung memukul pundaknya,” Enak aja!”.
Jeong Sal langsung menebak, apa yang sedang dipikirkan Shinshi dan ternyata tepat.
”Aku juga enggak menyangka, mendadak cowok itu hilang... memang kamu pernah lihat dia segila itu karena cinta ya??,” tanya Jeong Sal, tentu saja ditujukan untuk Minho.
Shinshi memang menjaga rahasia apa yang terjadi pada Minho. Walau teman-teman mereka bertanya kepadanya, dia hanya mampu menjawab kalau dia tidak tahu.  Dengan Jeong Sal, dia hanya bercerita kalau Minho menyukai seseorang cewek, lalu pergi mencari cewek itu. Sama sekali dia tidak menceritakan soal Minho yang bisa melompat waktu.
”Itu kan karena kamu enggak pernah berkorban banget soal cewek, Jeong Sal... dasar,” gerutu Shinshi.
Jeong Sal tertawa keras. Dia membayangkan kalau sebenarnya pasti Shinshi cemburu dengan tingkah Minho yang berani sekali mencari perempuan sampai melupakan kedua orangtuanya. Jeong malah membayangkan bagaimana dirinya kalau seperti Minho dan rasanya dia tidak bisa seperti itu.

”Jujur aja...kamu cemburu kan... Minho itu enggak ngejar-ngejar kamu.. ???,”
Shinshi jelas saja mengelak, walau jelas pula sebenarnya dia cemburu dan iri dengan Sungmi. Dia masih penasaran, secantik apa Sungmi sehingga Minho bisa sampai seperti itu.
”Tapi..memang cowok kalau sudah suka banget sama cewek pasti bisa melakukan apa saja... enggak heran banget sih,” kata Jeong lagi.
Tapi lalu dia malah menaruh telapak tangannya di wajah Shinshi.
”Kamu enggak boleh cemburu begitu... suka-suka Oppa Minho dengan cewek manapun, haha... wajahmu ketahuan banget, Shinshi.. kamu lagi cemburu!”.
Shinshi tidak bisa mengelak. Dia memang khawatir dengan Minho. Rasa suka yang dia pendam hanya bisa diungkapkan dengan cara peduli pada Minho. Walau Minho sama sekali tidak merasakan itu dan hanya menganggapnya adik kelas yang sok akrab dengannya, dia yakin suatu saat Minho akan suka padanya.
Jeong Sal malah tertawa terbahak-bahak, dia menang melawan perasaan Shinshi yang mudah ditebaknya. Dia bilang kalau cewek itu terlalu naive dalam memendam perasaan terhadap kakak kelas mereka itu.
”Kalau dia sampai tidak tahu juga kalau kamu suka dia, saat dia kembali.. kamu bakalan rugi banget deh, Shinshi... sudah banyak berkorban buat dia...,”
Shinshi menggerutu dan cemberut, Jeong Sal berhasil menggodanya. Cowok itu tertawa terbahak-bahak.

”Eh.. gimana kalau kita pacaran saja?? Pura-pura dong.. supaya Oppa mu itu cemburu,” kata Jeong Sal, nyengir kuda dan menyikut sedikit tubuh Shinshi.
Shinshi menganggap itu ide aneh, karena memang Minho cenderung cuek sikapnya dengan sekeliling. Kalau ada orang pacaran dan bahagia, ya dia membawa santai saja. Asalkan tidak mengganggu hidupnya.
“Kamu enggak berani kan... takut Oppa mu itu mendadak menjauhi mu??,” jebakan perasaan Jeong Sal kepada Shinshi memang sukses.
”Itu buat memancing dia kok...supaya dia sadar.. kalau kamu suka dia..dan dia enggak akan melirik yang lain... ,”
”Buat dia cemburu,” kata Jeong lagi, dengan senyum manisnya.
Shinshi awalnya hanya terkesan tercengang dengan kata temannya itu, namun akhirnya dia malah balik tertawa.
”Kamu sadar enggak sih... yang seperti itu tuh enggak ngaruh banget buat Oppa Minho, hahaha!.”
Jeong Sal bergumam. Dalam pikirannya tidak seperti itu. Dia hanya ingin membantu temannya itu menyampaikan rasa hatinya kepada Minho.
Lalu dia berdiri dan membawa bukunya,” ya sudah... tapi kalau dia pulang dan aku lihat dia lagi.. aku bilang saja.. kita pacaran.. biar dia cemburu beneran sama kamu, Shinshi”.
Shinshi ikut berdiri,” Jahat banget!,” dia lalu memukul pundak cowok itu.
Jeong Sal tertawa, lalu berjalan dan masuk ke ruangan jurusannya.
Sementara Shinshi memandangnya.
”Kamu benar, Jeong Sal.. aku memang suka dengan Oppa Minho.. berharap..dia selamat dan akan balik lagi ke tahun 2013 ini... tanpa Sungmi itu...”.
Matanya jadi sedikit berkaca-kaca. Lalu dia berjalan menjauhi air mancur itu.. menuju kelas jurusannya.
                                                -------------------------
Orangtua Minho masih mencari dimana anaknya. Ibunya sangat sedih. Mereka mencari ke segala penjuru Korea mereka mencari anak kesayangannya itu, namun tidak ditemukan.
”Yang pasti tahu semuanya..seperti kemarin.. pastilah hanya Shinshi, Eomma (ibu),” kata kakak perempuannya Minho.
Shinshi memang akrab sekali dengan Minho. Bahkan Ibunya Minho saja lebih suka anaknya pacaran dengan perempuan itu dibandingkan yang lain. Namun, jiwa Minho memang masih suka-suka saja dengan siapa saja dia mau berteman.
”Shinshi kemungkinan tahu dimana Minho berada,” kata kakaknya Minho.
Ayah Minho yang juga sudah khawatir anaknya tidak tentu rimbanya sempat memanggil perempuan itu ke rumah mereka.

”Aku sama sekali tidak tahu soal ini, Samchon,” balas Shinshi pada ayahnya Minho. Dia sengaja menyembunyikan apa yang terjadi pada cowok itu. Dasarnya, dia sangat khawatir dan dia takut, kalau dia menceritakan apa yang terjadi sebenarnya pada Minho, justru keluarga itu tidak akan percaya.
”Kami sudah dua kali kehilangan dia.. kamu tahu..siapa nama perempuan yang buat dia tergila-gila?? Atau mungkin kamu tahu fotonya??,” tanya ibunya Minho dengan harap cemas.
Shinshi menggeleng, dia hanya menyebut nama Park Sungmi. Dia memang tidak tahu bagaimana bentuk wajah Sungmi itu.
Ibunya Minho makin sedih.... bagaimana bisa anaknya tergila-gila sampai melupakan mereka sebagai keluarganya???
Shinshi tidak bisa mengatakan apapun...dia hanya yakin, bahwa jika sudah tepat waktunya, Minho akan kembali kepada mereka lagi... dengan atau tanpa Park Sungmi itu.
                                    --------------------------------------------------------
Minho duduk di dalam kamarnya, termenung ditahun 1911. Dia ternyata mengutak atik rumus kapan dia bisa kembali lagi ke dunianya.
”Dua bulan... kenapa lama sekali???,” keluhnya.
Ternyata, dia ingat sekali ibunya. Lantas, dia beranjak keluar ruangan, pergi ke tempat air mancur, tempat biasa dia pergi dan menuju alam 2013 dan 1911.
Dia berdiri tepat di depan air mancur, lalu meraba kondisi udara disekitarnya.
”Sama sekali tidak terasa apapun.. tidak ada seperti partikel air yang bisa membuat ku keluar masuk jaman ini dan disana...,” katanya dalam hati.
Berarti, dia belum bisa pulang. Dia harus tetap bertahan disini.
”Apa...kamu memikirkan ingin pulang???,” kata suara orang berdiri dibelakangnya.
Minho menoleh, ternyata dia adalah Bapa McWright.
Minho tersenyum padanya, lalu lelaki separuh baya itu mengajaknya duduk.
Sore itu memang hari sudah mulai gelap, masuk ke musim dingin. Angin memang belum terasa menusuk menerpa tubuh mereka.

”Kita sama-sama manusia yang terlempar oleh waktu,” kata Bapa McWright.
Minho mengangguk. Dia memang tidak pernah menyangka bisa bertemu orang seperti McWright, bahkan jiwanya lebih tua.
Minho menoleh padanya, lalu cengengesan,” Apa.. Bapa bisa pergi ke duniaku??”.
McWright tersenyum lalu menggeleng,” Sepertinya tidak... manusia tetap manusia yang memiliki banyak keterbatasan..”.
”Kamu ingin kembali kesini lagi.. demi Sungmi bukan??.”
Minho diam sejenak, lalu dia mengangguk.
”Ya... begitu deh...,” jawabnya, santai.
”Sebenarnya sih... aku ingin membuktikan juga pada Park Shinshi temanku itu..kalau aku bisa bawa Sungmi ke dunia 2013,” lanjutnya lagi.
”Lalu.. apa yang akan kamu lakukan??,” tanya McWright.
Minho bercerita kalau dia sudah menghitung kapan dia bisa kembali dengan ilmu fisika ruang dan waktu dan jawabannya adalah dua bulan lagi. Dia yakin dalam waktu dua bulan, dia bisa kembali dan membawa Sungmi.

”Sebenarnya kamu pasti sudah tahu...tidak semua orang bisa menembus waktu.. tidak juga mungkin dengan Sungmi.. sama dengan mendiang isteri dan anakku,” kata McWright.
Minho memang pernah mengintip buku harian orangtua itu. Jenis dan tipe karakter atom setiap manusia memang berbeda, itu sebabnya, hanya Bapa McWright yang bisa menembus ruang dan waktu.
”Apa.. Bapa menyesal.. karena meninggalkan mereka??? Tentunya.. Bapa cinta mereka bukan???,” tanya Minho, penasaran.
Dia katakan dia tidak ingin melihat Park Sungmi celaka suatu hari nanti. Dia membaca sejarah bahwa banyak wanita korea dan beberapa negara lainnya yang menjadi jajahan jepang, mereka kemudian dijadikan wanita pemuas nafsu bejat para penjajah itu. Minho memikirkan itu dan tidak ingin Park Sungmi menjadi bagian dalam sejarah kelam itu.
”Kita hanya bisa berpindah ruang dan waktu...tidak bisa mengubah takdir orang lain..atau bahkan takdir kita sendiri,” kata McWright.
Minho jadi berpikir.. apa yang akan terjadi kalau perempuan yang dia sukai, akan menjadi bagian kesengsaraan, penderitaan sebagai bangsa yang dijajah?? Dia tidak bisa membayangkan itu. Dia hanya tahu Park Sungmi adalah perempuan baik dan lebih baik dia selamatkan sebelum terlambat.
”Di jamanku 2013.. Korea selatan lebih nyaman... bahkan dia bisa bekerja apa saja..,” kata Minho, yang dituju adalah Sungmi.
McWright tersenyum,” Park Sungmi, walau dia anak angkatku.. aku anggap dia seperti anakku sendiri.”
“Jadi..tidak akan ada yang bisa seorang jepang pun mencelakai dia,” lanjutnya.
Minho mengerti itu… tetap saja kekhawatirannya muncul... bagaimana bisa keadaan menjamin perempuan itu akan selamat sampai Korea merdeka ditahun 1945??
                                    -------------------------------------
Minho menemani Sungmi berbelanja di pasar tradisional di jaman 1911. Minho memintanya untuk sedikit menggelapkan warna kulit wajahnya agar jika terlihat oleh tentara jepang di jalan, tidak menimbulkan masalah.
Jepang sudah mulai mengetatkan aturan, terutama soal bahan pangan. Hasil pertanian sudah diberitakan dibagi-bagi untuk kepentingan mereka dan juga termasuk pada pembagian dan penguasaan lahan.
”Perang pena kita akan segera dimulai,”kata McWright.
”Mahasiswa memang yang akan berperan dalam hal ini, Bapa.. seperti yang ada di beberapa negara asia karena kesadaran pendidikan mereka,” balas Minho.
Minho lalu menceritakan peristiwa dunia mulai dari asia apa saja yang dia ketahui soal pergerakan mahasiswa ini, selama dia belajar sejarah di sekolah.
” Tidak ada yang akan bisa kita lawan..kecuali dengan pena.. Joseon sudah hancur.. apa yang rakyat harapkan???,” tanya Minho.
Peristiwa aneksasi Jepang ke Korea memang sebuah kenyataan pahit. Sejak jaman dulu, Korea memang menjadi sasaran dua wilayah, misalnya Mongol dan Jepang, sampai saat itu. Sudah banyak konflik dan di masa kerajaan Joseon, mereka dianggap cukup makmur dan sejahtera. Sehingga akhir kependudukan Joseon merupakan siksaan bagi mereka... karena Jepang menjajah mereka.. entah sampai kapan, rakyat Korea bisa lepas dari konflik kekuasaan???
Akhirnya, Sungmi meminta ijin pada McWright untuk pergi berbelanja. Minho menemani juga.

Ditengah jalan pasar yang mulai ramai itu, ada beberapa jepang yang lewat seperti membawa beberapa wanita. Sungmi terlihat panik.
Comfort woman (wanita penghibur).. apa sudah dimulai masanya??,” Tanya hatinya Minho.
Salah seorang Jepang menoleh pada Sungmi. Perempuan itu kaget, takut dia menjadi sasaran pelecehan. Minho juga kaget, sebab dia melihat tentara itu memenang senjata.
Lalu, ada seorang lelaki yang menghampiri Sungmi, entah apakah dia lelaki korea atau jepang.
Minho ingin sekali memukul mereka kalau memang Sungmi akan dibawa. Namun, akhirnya lelaki itu pergi.
”Aku katakan kalau aku dari biara dibawah lindungan Bapa McWright.. sepertinya mereka masih menghargai,” kata Sungmi, dengan sedikit pucat.
Apa maksudnya dengan perkataan Sungmi yang seperti itu? Apakah dia ditawarkan untuk menjadi perempuan penghibur???
Minho lekas menyuruhnya berbelanja. Sungmi menuruti saja perkataannya dan Minho membantunya membawa karung-karung bahan makanan.
                                                ------------------------------
” Jepang akan menerapkan kurikulum mereka mulai esok minggu,” kata Guru Choe.
Mereka yang sedang makan kaget, bagaimana bisa sekolah keagamaan harus ikut pula kurikulum mereka?? Bukankah mestinya lembaga keagamaan bebas??
”Apa inggeris tidak bisa menjamin hak dan kemerdekaan kalian untuk menentukan pembelajaran sendiri??,” tanya Minho pada mereka yang sedang makan malam itu.
Mereka menggeleng saja dan Bapa McWright memang belum bisa memastikan itu.
”Budaya Korea akan banyak hilang kalau seperti ini... tepat seperti apa yang tertera dalam sejarah,” gumam Minho.
Mereka kompak bertanya, apa yang harus mereka lakukan agar penjajahan semakin tidak menusuk?
”Mungkin...aku juga akan seperti kalian.. menjadi guru sementara disini,” kata Minho, matanya malah bersemangat.
”Apa..kamu tidak takut.. kalau suatu hari nanti.. kamu bisa ditangkap, anakku??,” kata Guru Nam.
Mereka pada akhirnya tahu, siapa Minho, lelaki muda yang terlempar ruang dan waktu dari 2013 ke 1911.
”Dengan aku menjadi guru dan juga mengatakan bagian dari gereja ini..mungkin aku akan terlindungi.. posisi ku bukan lagi mahasiswa...,” kata Minho.
”Kita akan mulai menulis esok..sehubungan hari pertama gagasan Jepang membuang beberepa budaya kita dan mengubah kurikulum pendidikan,” lanjutnya lagi.
Sungmi melihat wajah Minho yang begitu bersemangat menceritakan langkah-langkah yang sebaiknya akan mereka ambil. Termasuk dia juga bercerita sejarah bahwa memang para mahasiswa di Korea akan bergabung untuk berdemo namun akhirnya akan ada yang masuk bui atau menghilang tanpa jejak.
”Aku tidak yakin Ilbon (jepang)  akan berani masuk kesini,” kata Minho, percaya diri.
Semua tidak bisa dipastikan, hanya berharap saja.
                                                --------------------------
Malam berganti lagi di 1911...
Minho mengajak Sungmi kembali duduk bersamping-sampingan di lingkaran air mancur itu. Jujur dia mengatakan bahwa hari itu sangat khawatir dengan adanya issue akan ada banyak perempuan yang akan dijadikan penghibur bagi tentara jepang di semenanjung korea atau dikirim ke daerah lain.
”Itu ada benar, Sungmi.. aku membaca sejarah.. jepang akan buat banyak perempuan korea jadi penghibur mereka..,” kata Minho dengan cemas.
Penjajahan memang tidak bisa mereka hindarkan. Sungmi hanya menjawab kalau dia yakin akan baik-baik saja karena berada di lingkungan gereja.
”Kamu harus ikut aku ke 2013,” kata Minho.
Dia memegang tangan perempuan itu.
”Aku enggak mau kamu jadi korban penjajahan.. ,” katanya lagi.
Sungmi tersenyum. Dia pikir, mana bisa orang beda jaman akan pergi bebas begitu saja??
Minho lalu menyuruhnya berdiri, meraba udara tempat dia dua kali bisa keluar masuk beda ruang dan waktu.
”Rasakan... aku bisa masuk ke 2013 sekitar dua bulan lagi...,” katanya, memegang telapak tangan Sungmi dan memintanya meraba udara dengan telapak tangan.
”Seperti ada sesuatu aliran udara.. hangat,” senyumnya.
Minho mengangguk mantap,” Aku yakin..saat nanti waktunya dua bulan ke depan.. kamu bisa ikut aku ke 2013.”
”Apa aku bisa??,” tanya Sungmi lagi.
Minho meyakinkannya, dia lalu memeluk perempuan itu.
”Kalau aku membaca sejarah.. penjajahan ini akan jadi hal yang sangat menyeramkan... aku enggak mau kamu celaka..”.
”Kamu bisa bayangkan ...semua akan jadi penderitaan, Sungmi... aku khawatir sekarang,” lanjutnya lagi.
Sungmi diam. Dia juga khawatir juga dengan nasibnya.
”Kalau aku pergi denganmu.. apa aku bisa juga hidup bahagia??,” tanya dia kepada Minho.
Minho mengangguk. Dia sungguh tidak ingin perempuan yang disukainya itu mengalami kemalangan akibat penjajahan dan perang dunia kedua.
”Aku yakin.. kamu bisa bahagia di jamanku..,” katanya pada Sungmi.
Sungmi jadi berpikir untuk lari bersama Minho, ke jaman 2013...

Bersambung ke bagian VII...